0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
0 tayangan1 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang hukum perbankan dan ruang lingkupnya. Hukum perbankan mengatur lembaga jasa keuangan perbankan dan non-bank beserta kegiatan usahanya. Ruang lingkupnya mencakup prinsip-prinsip seperti kehati-hatian, kepercayaan, kerahasiaan, transparansi informasi, dan mengenal nasabah.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum perbankan dan ruang lingkupnya. Hukum perbankan mengatur lembaga jasa keuangan perbankan dan non-bank beserta kegiatan usahanya. Ruang lingkupnya mencakup prinsip-prinsip seperti kehati-hatian, kepercayaan, kerahasiaan, transparansi informasi, dan mengenal nasabah.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum perbankan dan ruang lingkupnya. Hukum perbankan mengatur lembaga jasa keuangan perbankan dan non-bank beserta kegiatan usahanya. Ruang lingkupnya mencakup prinsip-prinsip seperti kehati-hatian, kepercayaan, kerahasiaan, transparansi informasi, dan mengenal nasabah.
Hukum Perbankan merupakan salah satu bidang hukum yang mengatur tentang lembaga jasa keuangan perbankan maupun non-bank, dibuat untuk mengatur lembaga-lembaga jasa keuangan, kegiatan usaha dalam hal perbankan, proses administrasi perbankan, dan melindungi kecurangan-kecurangan yang terjadi dalam lingkup kegiatan perbankan serta administrasinya termasuk terhadap nasabah maupun pihak-pihak perbankan. 2. Ruang Lingkup Hukum Perbankan Hukum Perbankan berasaskan Demokrasi Ekonomi yang terdapat pada Pasal 33 UUD 1945 dan tercemin dalam Pasal 21 ayat 1 dan 2 UU Perbankan. Lalu adapun prinsip-prinsip Hukum Perbankan yakni : Prinsip kehati-hatian untuk melakukan kegiatan usaha bank yang tercantum pada Pasal 2 dan Pasal 29 ayat 2 UU Perbankan dan tercermin dalam Pasal 8, Pasal 11 UU Perbankan. Pasal 23, 35, 36, 37 UU Perbankan Syariah. Prinsip Kepercayaan mengatur hubungan Nasabah dengan Bank (dalam perjanjian penyimpanan) dan hubungan Bank dengan Nasabah (dalam perjanjian kredit) atas dasar kepercayaan, tercermin dalam Pasal 1 angka 5, Pasal 29 ayat 3 UU Perbankan. Pasal 1 angka 20, Pasal 36 UU Perbankan Syariah. Prinsip kerahasiaan mengatur tentang Bank diharuskan merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dari Nasabah yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan oleh Bank, tercermin dalam Pasal 1 angka 28, 40, 41A, 42, 42A, 43, 44, 45, 47, 47A UU Perbankan. Pasal 41 s.d 49 UU Perbankan Syariah Prinsip transparansi informasi yakni untuk kepentingan nasabah Bank diwajibkan untuk memberikan informasi tentang kemungkinan timbulnya resiko kerugian sehubungan dengan transaksi Nasabah dengan Bank, seperti transparan informasi produk/jasa bank, keuangan Bank, tercermin dalam Pasal 29 ayat 4 UU Perbankan, Pasal 39 UU Perbankan Syariah, Perat OJK No.6/POJK.07/2022 tentang Perlindungan Konsumen dan Masyarakat Di Sektor Jasa Keuangan. Prinsip Mengenal Nasabah artinya bank wajib mengetahui informasi secarar menyeluruh jati/identitas nasabah, memantau kegiatan transaksi nasabah, termasuk pelaporan transaksi yang mencurigakan. Tujuan untuk mengenal profil karakter nasabah, profil transaksi dan profil usaha nasabah. Tercermin dalam Pasal 2 UU Perbankan, Pasal 35 ayat 1 UU Perbankan Syariah, POJK No.12/POJK.01/2017 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) Di Sektor Jasa Keuangan yg diubah dg POJK No.23/POJK.01/2019
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro