Anda di halaman 1dari 13

ISSN:2477-4103

JURNAL NUANSA
KENOTARIATAN Vol.l I No.1

Hukum Agraria Atas Keberadaan Bangunan


Pada Ruang Atas Tanah

Musa Anthony Siregar*


Zulkamaein Koto**

*Universitas Jayabaya
"'*Sekolah Tinggi llmu Kepolisian
ARTICLE INFO ABSTRACT
Keywords: This research aim to examined how the legal protection of the existence
BOT system, space land, of structures built in space on the top land from perspective of Agrarian
agrarian law Law. And how the legal consequences of structures built in space on the
top land by build operate transfer system. The discussion and analysis
using the theory of law protection supported by theory of the rule of law
and the principles of land law. The research method is normative legal
research to obtain the necessary data in connection with the period issues
the data secondary data is consisting of primary legal materials.Second-
ary legal materials, tertiary legal materials. Data analysis be done with
juridical analysis of qualitative Research object is Senen Multipurpose
Bridge that was built in space on the top land not on the land where that
right is.That was located between the two buildings and large shopping
centre Pasar Senen and Plaza Atrium. Legal protection for the building
space on the ground has not been found on the Agrarian Law. Legal
consequences of build operate transfer (BOT) system for the parties oc-
cured namely the Provincial Goverment DKI Jakarta and PT Jaya Real
Property Tbk.
Corresponding Author:
zul_ptik®yahoo.co.id Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana perlindungan hu-
kum dari keberadaan struktur hak ruang bangunan di atas tanah dari
perspektif hukum agraria. Dan bagaimana konsekuensi hukum dari
struktur hak ruang bangunan di atas tanah dengan membangun meng-
operasikan sistem transfer. Pembahasan dan anal isis menggunakan teori
perlindungan hukum yang didukung oleh teori aturan hukum dan prin-
sip-prinsip hukum tanah. Metode penelitian adalah penelitian hukum
normatif untuk memperoleh data yang diperlukan sehubungan dengan
isu-isu periode data sekunder data yang terdiri dari bahan hukum pri-
mer. Bahan hukum sekunder, bahan hukum tersier. Analisis data dila-
kukan dengan analisis yuridis objek penelitian kualitatif adalah Senen
Multipurpose Bridge yang dibangun dalam ruang di atas tanah atas
tidak di tanah di mana hak itu. Yang terletak di antara dua bangunan
dan pusat perbelanjaan besar Pasar Senen dan Atrium Plaza. Perlin-
Nuansa Kenotariatan
dungan hukum bagi ruang bangunan di tanah belum ditemukan pada
Volume1Nomor 1 UU Agraria. Konsekuensi hukum dari sistem bangun guna serah untuk
Juli-Desember 2015 pihak terjadi yaitu Provinsi Pemerintah DKI Jakarta dan PT Jaya Real
ISSN.2477-4103 Property Tbk
hh.ll-24 @2015 NK. All rights reserved.

-11-
Nuansa Kenotariatan Volume 1 No.1 Juli 2015

Pendahuluan cessie beginsel) atau asas accessie dan asas pemisahan


Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Per- horisontal (horizontale schelding beginsel).Asas perle-
aturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (selanjutnya katan vertikal yaitu asas yang mendasarkan pemi-
disingkat dengan nama UUPA) telah mengambil likan tanah dan segala benda yang melekat padanya
peranan penting dalam kehidupan hukum perta- sebagai suatu kesatuan yang tertancap menjad.i satu.
nahan di Indonesia dimana telah terjad.i perubahan Sedangkan asas pemisahan horisontal justru memi-
dari sistem hukum pertanahan Indonesia yang lama sahkan tanah dari segala yang melekat pada tanah
mendasarkannya pada hukum barat dan hukum tersebut atau dengan kata lain keberadaan bangun-
adat atau dikenal dengan pluralistik (Kusumaatmad- an yang ada di atas tanah bukan merupakan bagian
ja, 1976) kemudian kini menjad.i sistem hukum yang dari tanah yang bersangkutan, sementara Indonesia
mengacu kepada Undang-Undang Dasar 1945 dan sendiri menga."lut asas pemisahan horisontal yang
Pancasila sebagai grundnorm sistem hukum Indone- mendasarkannya pada asas hukum adat (Kartini dan
sia (Solikhah dan Pranoto, 2015). Dengan demikian Widjaya, 2008).
semangat dan isi dari undang-undang tersebut men-
cerminkan wajah Indonesia di dalam sistem perta- Kebutuhan akan tanah dan hak-haknya yang timbul
nahannya. perlu diantisipasi dengan melihat akan UUPA apa-
kah telah mengakomodir berbagai bentuk pemanfa-
Disamping undang-undang lainnya yang terlebih atan tanah yang terbatas dan bangunan-bangunan
dahulu telah ada untuk itu bilamana terdapat pera- yang ada sehubungan dengan serba keterbatasan ter-
turan-peraturan perundangan yang baru dih:-.rapkan sebut. Hak atas tanah sebagaimana yang d.imaksud
kejelian dari pihak terkait agar tidak terdapat pera- dalam UUPA adalah hak atas permukaan bumi yang
turan yang saling bertentangan dan menghilangkan ditunjang dengan kemajuan teknologi yang menggu-
satu dengan lainnya tetapi diharapkan akan mendu- nakan ruang d.i bawah tanah maupun ruang bangun-
kung dan bahkan dapat memperlancar serta mem- an d.i atas tanah. Hak atas tanah yang merupakan hak
perjelas aturan yang sudah ada. Secara konsep untuk atas permukaan bumi sebenarnya merupakan satuan
arah kebijakan dalam melakukan pembaruan agraria yang terbatas dan satuan berdimensi dua yang terdiri
d.i Indonesia sudah dilakukan makin baik yang digu- dari ukuran panjang dan ukuran lebar yang dikenal
nakan sebagai acuan dalam melakukan perubahan dengan luas tanah d.i dalam masyarakat.
dan perbaikan dalam restrukturisasi penguasaan,
kepemilikan, penggunaan, pengelolaan dan peman- Pada praktek pemanfaatannya tidak mungkin tanah
faatan lahan agar dapat tercermin bagaimana suatu dipergunakan hanya permukaannya saja sehingga
kehidupan yang demokratis dan mempunyai keadil- dalam Pasal4 UUPA tersebut ruang penggunaannya
an walaupun belum sampai dalam tahap yang diha- diperluas meliputi juga sebagian ruang tubuh bumi
rapkan tetapi paling tidak sampai saat ini penerapan d.i bawahnya dan juga sebagian ruang udara d.i ba-
prinsip-prinsip pembaruan agraria dalam berbagai gian atasnya, dimana perluasan itu pun d.ibatasi di
d.i bidang pertanahan di Indonesia telah dilakukan dalam kewenangan penggunaannya yaitu sekedar
sehingga makin hari makin dekat dengan harapan diperlukan untuk hal berkepentingan langsung yang
rakyat Indonesia untuk terciptanya kemakmuran ke- berhubungan dengan penggunaan permukaan bumi
satuan dalam peraturan pertanahan dan tercapainya tersebut.
kepastian hukum (Warman, 2010).
Ruang udara di atas tubuh bumi yang dimanfaatkan
Tanah merupakan kebutuhan bagi setiap orang, se- tersebut terpisah dari pemegang hak atas tanah atau
hingga dalam pengaturan yang dibuat dalam UUPA, permukaan bumi sehingga dalam pengajuan dan
tanah adalah permukaan bumi yang dalam penggu- praktek pelaksanaannya pihak yang menggunakan
naannya meliputi juga sebagian tubuh bumi yang bangunan ruang d.i atas tanah sebaiknya juga sekali-
ada di atasnya dengan pembatasan-pembatasan se- gus menjadi pihak yang memanfaatkan fasilitas yang
suai dalam Pasal4 ayat (2) UUPA dimana diperlukan akan dibangun tersebut dengan demikian dihindari
untuk kepentingan yang langsung berhubungan de- pihak yang mengajukan berbeda dengan pihak yang
ngan penggunaan tanah yang bersangkutan dalam menggunakan bagian dari permukaan bumi. Selain
batas-batas menurut UUPA maupun peraturan-per- itu d.itinjau dari sudut penggunaannya maka permu-
aturan lainnya yang ada. kaan bumi yang berdimensi 2 (dua) d.i dalam praktek
pemanfaatannya menjad.i berdimensi 3 (tiga) karena
Dalam hukum tanah menurut Kamilah (2012) dike- berikut dengan tinggi ataupun kedalaman dari per-
nal dua asas yang satu sama lain bertentangan yang mukaan bumi tersebut.
disebut dengan asas pelekatan vertikal (verticale ac-

-12-
Siregar & Koto/Hukum Agraria atas Keberadaan Bangunan pada Ruang Atas Tanah
l
Untuk bangunan-bangunan yang memerlukan ruang mengatur benda yang melekat padanya herdasarkan
di atas maupun di hawah tuhuh humi yang secara fi- asas pemisahan horisontal.
sik tidak ada kaitannya dengan hangunan yang hera-
da di pemukaannya seperti ruang yang dihangun di Untuk itu perlu pengaturan tentang keheradaan hagi
hawah permukaan humi yaitu hangunan untuk ke- hangunan ruang atas tanah tersebut yang terdapat
giatan usaha pertokoan, restoran, stasiun, terowong- diantara dua buah bangunan yang berbeda pemilik
an dan jalan kereta api di hawah tanah seperti yang maupun hak-haknya sebagai objek perlindungan
sedang dihangun saat ini di Jakarta dari arah selatan hukum atas keheradaaannya seperti pada contoh-
menuju ke arah utara atau dari Lehak Bulus dan Blok contoh hangunan diatas serta khususnya pada Ba-
M menuju ke arah Kota melalui Jalan Sudirman dan ngunan Jembatan Multiguna Senen dimana penga-
Thamrin. maka untuk masuk dan keluar ruang yang turan tersehut sejogjanya tidak bertentangan dengan
hersangkutan diperlukan penggunaan sehagian per- peraturan-peraturan yang ada serta secara hukum
mukaan humi sehagai pintu masuknya oleh karena cukup melindungi akan keberadaan dari hangunan
sehagian dari hagian utama struktur hangunan her- pada ruang atas tanah tersebut Adapun kehutuhan
ada dalam tuhuh bumi, ini merupakan kewenangan pemhangunan hangunan tersehut tidak hisa lepas
yang hersumber pada hak atas tanah sehagaimana dari tuntutan perkembangan maupun pertumhuhan
ditetapkan dalam Pasal4 UUPAyang berisikan ten- perekonomian setempat menuju ke arah kehijakan
tang penggunaan permukaan humi, dimana tidak penataan ruang yang terintegral (Limbong, 2013),
mungkin ditafsirkan dalam cakupannya juga terma- untuk itu daerah potensial proyek senen merupakan
suk keberadaan dan penguasaan hangunan-bangun- pusat dart petemuan stasiun bus senen yang datang
an di hawah tanah yang dimaksudkan. dari berbagai arah, stasiun kereta api senen serta pu-
sat perdagangan senen.
Demikian juga untuk hangunan-hangunan yang her-
ada pada ruang di atas humi, dimana pada hangunan Pemhangunan Jembatan Multiguna Senen dimana
tersehut dibangun di atas tiang-tiang penyangga dan hangunannya dibangun pada ruang atas tanah yang
yang sebagian hesar struktur hangunannya menggu- terletak diatas jalan umum dan bukan langsung tepat
nakan ruang udara di atas tanah yang selain penggu- diatas tanah yang memiliki haknya, serta dibangun
naan tiang penyangga seperti hangunan jalan layang, dengan sistem hangun guna serah yang kemudian
Mass Rapid Transport (MR1), jemhatan penyehe- akan diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKl
rangan yang memisahkan 2 (dua) huah jalan, jem- Jakarta menarik untuk dikaji keberadaan hangunan
hatan yang menyamhungkan dari halte satu dengan tersehut yang terletak pada ruang atas tanah di atas
halte lainnya yang melayani jalur husway dan jem- serta bagaimana pelaksanaannya yang dilakukan de-
hatan yang menggunakan hagian dari 2 (dua) huah ngan sistem bangun guna serah dimana melibatkan
hangunan gedung yang ada untuk menghuhungkan pihak investor/pengelola PT Jaya Property Tbk dan
hangunan ruang atas tanah tersehut. Pemerintah Daerah DKl Jakarta.

Pada Jemhatan Multiguna Senen Jakarta Pusat untuk Dalam penelitian ini digunakan pandangan-pan-
masuk dan keluar ruang yang hersangkutan selain dangan teoritis dengan mengombinasikan peraturan
diperlukan dari kedua hangunan penghuhung juga perundang-undangan dan instnrmen-instrumen hu-
digunakan sehagian permukaan humi sehagai pintu kum pertanahan. Kerangka konseptual yang diguna-
masuknya oleh karena sebagian dari hagian utama kan dalam penelitian ini dengan teori perlindungan
struktur ha.11gunan herada pada permukaan bumi hukum, kepastian hukum dan hukum pertanahan.
tersehut, ini merupakan kewenangan yang hersum-
ber pada hak atas tanah sehagaimana yang ditetap- Teori perlindungan hukum menurut Pound (Rahard-
kan dalam Pasal4 UUPAyang utamanya mengenai jo, 2005) menyebutkan terdapat beberapa kepenting-
penggunaan permukaan humi. an yang mesti mendapat perlindungan oleh hukum
yaitu:
Dalam hal keheradaan dan penguasaan serta peng- 1. Kepentingan terhadap negara sebagai hadan
gunaan hangunan penghuhung maka Pemerintah yuridis;
perlu mempertimhangkan untuk memperhaharui 2. Kepentingan terhadap negara sebagai penjaga
penerapkan kehijakan penguasaan, kepemilikan dan kepentingan sosial;
pemanfaatan tanah dan hangunannya yang meme- 3. Ketiga kepentingan terhadap perseorangan atau
nuhi harapan masyarakatnya. UUPA mengatur per- prihadi.
aturan dasar agraria seperti tentang tanah saja tidak

-13-
Nuansa Kenotariatan Volume 1 No.1 ]uli 2015

Perlindungan hukum sendiri memiliki dua makna an yang sekedar mendapatkan tanah dan bangunan
yaitu: perlindungan yang bersifat preventif dan re- menjadi bagaimana kebutuhan juga mendapatkan
presif, dimana preventif adalah perlindungan untuk akan jaminan perlindungan hukum.
mencegah terjadinya suatu sengketa di kemudian
hari. Perlindungan hukum yang bersifat preventif Rahardjo (2005) berpendapat bahwa perlindungan
ini mendorong Pemerintah untuk berhati-hati dalam hukum adalah "memberikan pengayoman terhadap
mengambil keputusan dan masyarakat dapat meng- hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan
ajukan keberatan atau dimintai pendapatnya menge- perlindungan ini diberikan kepada masyarakat agar
nai rencana akan keputusan yang akan mereka buat. dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh
hukum". Menurut Salim dan Nurbani (2013) bahwa
Pada perlindungan hukum ini pengajuan keberatan perlindungan hukum adalah upaya atau bentuk pe-
(inspraak) atau pendapatnya dilakukan sebelum sua- layanan yang diberikan oleh hukum kepada subjek
tu keputusan Pemerintah mendapatkan bentuk yang hukum serta hal-hal yang yang menjadi objek yang
definitif. Artinya perlindungan hukum yang preven- dilindungi". Selain teori perlindungan hukum, teori
tif bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa. kepastian hukum juga digunakan sebagai pendu-
Sementara itu perlindungan hukum represif me- kung.Asas kepastian hukum yaitu asas dalam nega-
rupakan perlindungan setelah terjadinya sengketa ra hukum yang mengutamakan landasan peraturan
yang bertujuan memulihkan hak-hak dari pihak yang perundang-undangan, kepatutan dan keadilan da-
dirugikan (Hadjon,1987), karena dalam berbagai hal lam setiap kebijakan penyelenggara negara (Ridwan,
warga negara dan badan huk· un perdata tergantung 2006).
pada keputusan-keputusan dan ketetapan-ketetapan Peraturan-peraturan diperlukan dalam kehidupan
Pemerintah. Seperti kebutuhan terhadap ijin yang masyarakat demikian juga dalam hubungannya de-
diperlukan untuk melakukan pembangunan atas ge- ngan negara kepastian hukum harus dijaga demi ke-
dung atau bangunan yang akan dibuatnya. amanan negara, maka hukum positif harus selalu di-
taati, meskipun isinya kurang adil atau juga kurang
Untuk itu perlindungan hukum akibat dikeluarkan- sesuai dengan tujuan hukum (Muliadi, 2013). Untuk
nya ketetapan (beschikking) ditempuh melalui dua menjamin kepastian hukum maka perlu dilakukan
kemungkinan, yaitu peradilan administrasi (admi- suatu penegakan hukum. Kansil (1989) menyatakan
nistratieve rechtspraak) dan banding administrasi (ad- bahwa hukum itu bertujuan untuk menjamin adanya
ministratief beroep). Kansil (1986) menjelaskan bahwa suatu kepastian hukum di dalam masyarakat.
hukum nasional yang bersumber dari Pancasila ber-
fungsi untuk melindungi: Friedman (1993) menyatakan bahwa sistem hukum
1. Segenap bangsa Indonesia; terdiri dari 3 (tiga) unsur yang pertama adalah sub-
2. Seluruh tumpah darah Indonesia; stansi hukum: sebagai suatu sistem substansial yang
3. Cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia; menentukan bisa atau tidaknya hukum itu dilaksa-
4. Masyarakat Indonesia dan individu-individu; nakan, yang kedua adalah struktur hukum/pranata
5. Jiwa, kebebasan individu, kehormatan dan harta hukum: sebagai suatu sistem struktural yang menen-
bendanya; tukan bisa atau tidaknya hukum itu dilaksanakan de-
6. Terhadap pelaksanaan pembangunan dimana ngan baik. Struktur hukum seperti Pemerintah dan
hukum harus berfungsi sebagai sarana penun- lembaga peradilan sebagai bagian dari penegak hu-
jang modemisasi dan pembangunan yang me- kum dan yang ketiga adalah budaya hukum:sebagai
nyeluruh. budaya hukum merupakan sikap manusia terhadap
hukum itu sendiri dan atas sistem hukum-keperca-
Ediwarman (2003) mengemukakan bahwa per-
yaan, nilai, pemikiran, serta harapannya.
lindungan hukum menurut Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indone-
Dalam menjaga kepastian hukum maka peranan
sia Tahun 1945 (UUD 1945) alinea-4 menyebutkan
pemerintah dan pengadilan sangatlah penting dan
''Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah mestinya saling mendukung satu sama lain. Peme-
darah Indonesia". Maka menurut pasal tersebut da-
rintah diharapkan untuk berhati-hati dan tidak me-
pat menjelaskan bahwa perlindungan menjadi suatu
nerbitkan suatu peraturan yang tidak diatur oleh
unsur yang penting bagi masyarakat Indonesia, di-
undang-undang maupun yang bertentangan dengan
mana yang dilindungi adalah semua hal termasuk
undang-undang apabila terjadi demikian maka peng-
perlindungan hukum atas tanah dan bangunan yang
adilan harus berani mengatakan peraturan demikian
terdapat di wilayah Republik Indonesia. Dinamika
batal demi hukum, dengan demikian maka kepastian
yang ada saat ini adalah telah bergesemya kebutuh-
hukum dapat terwujud dengan adanya konsistensi,

-14-
Siregar & Koto/Hukum Agraria atas Keberadaan Bangunan pada Ruang Atas Tanah

ketegasan dan dukungan penegak hukum demi me- asesi vertikal dapat diartikan bahwa pemilikan atas
wujudkan keadilan yang diinginkan oleh seluruh tanah berarti juga memiliki bangunan atau rumah
masyarakat dan eliterapkan eli negara Indonesia. dan segala sesuatu yang melekat pada tanah itu, de-
mikian pula berarti memiliki segala sesuatu yang ada
Teori hukum agraria atau hukum tanah nasional eli- di dalam tanah (asas asesi vertikal atau natrekking).
mana hukum tanah Indonesia yang tunggal tersu-
sun dalam suatu sistem berdasarkan alam pikiran Selain itu pada asas pelekatan vertikal tercermin asas
hukum adat, sehingga sumber utama dalam pemba- sifat mengikuti, dalam hal ini sifat mengikuti tanah.
ngunan hukum agraria adalah hukum adat. Harsono Lebih luas lagi sifat mengikuti kedudukan yuridis ta-
(2008) merumuskan bahwa falsafah/konsepsi hukum nah, maksudnya, segala barang yang melekat pada
agraria adalah komunalistik-religius, yang memung- tanah, mengikuti kedudukan yuridis tanah., atau
kinkan penguasa tanah secara individual, dengan bila tanah sudah mendapatkan kedudukan sebagai
hak-hak atas tanah yang bersifat pribadi, sekaligus barang tidak bergerak, maka segala tanaman dan ba-
mengandung unsur kebersamaan. Yang dimaksud- ngunan yang ada di atasnya menjadi barang yang ti-
kan dengan sifat "komunalistik'' sebagaimana yang dal< bergerak dan pemiliknya bersatu dengan tanah.
dinyatakan dalam Pasal1 ayat (1) UUPA merumus-
kan bahwa semua tanah dalam wilayah negara In- Metodologi Penelitian
donesia adalah tanah bersama dari seluruh rakyat Metode pendekatan yang digunakan dalam peneli-
Indonesia, yang penguasaannya ditugaskan kepada tian ini adalah penelitian yuridis normatif yaitu de-
negara untuk digunakan sebesar-besarnya kemak- ngan melakukan studi kepustakaan. Nama lain dari
muran ra.kyat. penelitian yuridis normatif adalah penelitian hu-
kum doktrinal atau disebut juga sebagai penelitian
Watak "religius" dari hukum pertanahan nasional perpustakaan. Disebut penelitian hukum doktrin-
tampak pada Pasal1 ayat (2) UUPA, yang menya- al karena penelitian ini dilakukan atau ditujukan
takan bahwa seluruh bumi, air, dan ruang angkasa, pada peraturan-peraturan yang tertulis tentang hu-
termasuk kekayaan yang terkandung di dalamnya kum agraria dan yang terkait serta tentang bangun
dalam wilayah negara Republik Indonesia adalah guna serah atau bahan-bahan hukum yang lainnya
merupa.kan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Dengan yang berhubungan tentunya. Sedangkan penyebut-
demikian UUPA menegaskan batasan agraria seba- an sebagai penelitian perpustakaan disebut studi
gai bumi, air dan angkasa termasuk kekayaan alam dokumen oleh karena penelitian ini lebih banyak
yang ada di dalamnya (Limbong, 2012). dilakukan pada bahan hukum yang bersifat sekun-
der yang ada di perpustakaan. Penelitian yuridis
Dalam hukum agraria dikenal2 (dua) asas yaitu asas normatif (Hadi, 2000) merupakan sebuah upaya
pemisahan horisontal dan asas perlekatan vertikal. untuk mencari dan menemukan asas-asas hukum,
Untuk asas pemisahan horisontal mendasarkan ke- aturan-aturan hukum positif yang dapat diterapkan
pemilikan tanah dan benda yang ada di atas tanah untuk menjawab atau menyelesaikan permasalahan
tersebut merupakan dua hal yang terpisah.Sementa- atau isu hukum tertentu. Spesifikasi penelitian yang
ra untuk asas perlekatan vertikal mendasarkan kepe- digunakan bersifat deskriptif analitis yaitu untuk
milikan tanah dan benda yang berada di atas tanah memperoleh suatu gambaran yang menyeluruh dan
tersebut merupa.kan satu kesatuan yang tertancap sistematis tentang bangunan yang didirikan pada
menjadi satu. Dimana pelekatannya secara tegak lu- ruang atas tanah di wilayah perkotaan dan tentang
rus yang melekatkan semua benda yang ada eli atas pembangunan yang dilakukan dengan sistem ba-
maupun di dalam tanah dengan tanah sebagai benda ngun guna serah yang ditinjau dari perspektif Un-
pokoknya. KUH Perdata menganut asas pelekatan dang-Undang Pokok Agraria dan tentang hukum
vertikal, dimana tanah akan merupakan benda po- perjanjian yang dikaitkan dengan berbagai teori dan
kok, sedangkan benda lain dan segala sesuatu yang pendapat hukum dengan metode penafsiran (Soe-
melekat padanya merupakan bagian yang tidak ter- kanto,1986;Sunggono, 2003).
pisahkan dari benda pokok itu. Apabila seseorang
akan membeli sebidang tanah dimana di atas tanah Hasil Penelitian dan Pembahasan
itu sendiri berdiri sebuah bangunan ma.ka penjualan Perlindungan hukum tentu sangat penting bagi
tanah tersebut dengan sendirinya harus mencakup masyarakat sebagai usaha-usaha untuk mencegah
bangunannya pula. Untuk itu hak milik atas sebi- terjadinya sengketa atau sedapat mungkin mengu-
dang tanah mengandung arti di dalamnya kepemi- rangi terjadinya suatu sengketa khususnya bagi
likan segala apa yang ada di atas dan di dalam tanah. bangunan yang didirikan pada ruang atas tanah di
Dengan demikian dalam asas pelekatan vertikal atau wilayah perkotaan, sarana perlindungan hukum

-15-
Nuansa Kenotariatan VolumeI No.1 Juli 2015

baik secara preventi£ maupun represi£ diperlukan berbeda selain itu untuk pembangunan di ruang
untuk itu, walaupun pencegahan (preventif) lebih atas tanah.
diutamakan bagi masyarakat, berikut adalah pasal-
pasal yang akan dianalisa sehubungan dengan per- Menurut pandangan Santoso (2013) atas pemisahan
lindungan hukum yang diberikan mengacu pada tersebut, bahwa berdasarkan asas pemisahan hori-
pasal berikut: sontal sebagaimana dalam ketentuan Pasal35 UUPA
Pasal4 ayat (1) UUPA tentang Hak Guna Bangunan dan Pasal44 ayat (1)
tentang Hak Sewa Untuk Bangunan, seseorang da-
Menyatakan atas dasar hak menguasai dari negara
pat mendirikan bangunan di atas tanah milik orang
sebagai yang dimaksud dalam Pasal 2 ditentukan
lain,sehingga pemilikan atas bangunan berbeda de-
adanya macam-macam hak atas permukaan bumi,
ngan pemilikan atas tanahnya.Pandangan tersebut
yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada
dengan berlandaskan bahwa pembangunan terse-
dan dipunyai oleh orang-orang_ baik sendiri mau-
but dilakukan di atas tanah yang bersangkutan dan
pun bersama-sama dengan orang-orang lain serta
bukan pada tanah yang lain. Menurut hukwn adat
badan-badan hukum.
yang berlaku untuk tanah milik maka dibedakan
Pasal4 ayat (2) UUPA antara tanah dan rumah atau bangunan yang didi-
Menyatakan hak-hak atas tanah yang dimaksud rikan di atasnya (Gautama, 1993). Tanah dan rumah
dalam ayat (1) memberi wewenang untuk memper- batu yang didirikan di atasnya dipandang terpisah
gunakan tanah yang bersangkutan, demikian pula bukan sebagai kesatuan sebagai yang ditentukan
tubuh bumi C:an air serta ruang yang ada diatasnya dalam hukum barat. Hal ini dapat terlihat dari Pasal
seked;u diperlukan untuk kepentingan yang lang- 3 dan PasalS UUPA sebagaimana berikut:
sung berhubungan dengan penggunaan tanah itu Pasal3 UUPA
dalam batas-batas menurut undang-undang ini dan Menyatakan bahwa dengan mengingat ketentuan-
peraturan-peraturan hukum lain yang lebih tinggi.
ketentuan dalam pasal 1 dan 2 pelaksanaan hak
ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari masyara-
Selanjutnya analisa atas PT Jaya Real Property Tbk
kat hukum adat, sepanjang menurut kenyataannya
yang membangun dengan IMB No: 8638/IMB/2011
masih ada harus sedemi.kian rupa sehingga sesuai
tertanggalS Agustus 2011diberikan ijin untuk pem-
kepentingan nasional dan negara yang berdasarkan
bangunan 2 (dua) lantai seluas 2817 meter persegi
atas persatuan bangsa serta tidak boleh bertentang-
atas permohonan sertifikat HGB yang dipunyai oleh
an dengan undang-undang dan peraturan-peratur-
PT Jaya Real Property No 455/HGB/Senen, tertang-
an lain yang lebih tinggi.
gal15September 2005 (sebelumnya telah melakukan
pembangunan pertokoan pasar senen), kini kemba- Pasa15 UUPA
li membangun suatu Jembatan Multiguna Senen di Menyatakan bahwa hukum agraria yang berlaku
atas ruang tanah dari jalan umum/raya milik Pe- atas bumi, air dan ruang angkasa ialah hukum adat,
merintah Provinsi DKI Jakarta, bukan membangun sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan
langsung diatas tanah dari pemilik sertifikat HGB nasional dan negara yang berdasarkan atas persa-
tersebut, serta pembangunan ini mendapat restu tuan bangsa, dengan sosialisme Indonesia serta
dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta namun sangat dengan peraturan-peraturan yang tercantum da-
menarik untuk dikaji atas pembangunan yang dila- lam undang-undang ini dan peraturan perundang-
kukan bukan langsung di atas tanah melainkan di undangan lainnya, segala sesuatu dengan mengin-
atas ruang tanah milik dari pemilik yang berbeda. dahkan unsur-unsur yang bersandar pada hukum
Dengan demikian yang dianalisa adalah keberada- agama.
an bangunan Jembatan Multiguna Senen dengan 2
(dua) permasalahan sebagai berikut: Pembangunan tersebut diperbolehkan dan kepemi-
1. Pembangunan dilakukan pada ruang atas tanah likannya merupakan hal yang terpisah tetapi masih
pihak lain dengan pengajuan sertifikat tanah di dalam tanah yang sama oleh karena yang dimaksud
atas tanah sendiri/yang berbeda. dengan pengertian ruang udara yang ada di ats tu-
buh bumi/tanah yang berbeda yang dipergunakan
2. Pembangunan dilakukan bukan pada atas tanah
itu bukanlah menjadi hak pemegang tanah untuk
melainkan pada ruang di atas tanah.
itu ia tidak berhak untuk menyerahkan pengguna-
Mengacu dari 2 (dua) hal di atas maka yang sedang annya kepada pihak lain apabila tidak berikut peng-
terjadi adalah terjadinya pembangunan dengan di- guasaan permukaan bwni (Harsono, 2008). Peng-
landasi pengajuan sertifikat dari lokasi tanah yang ertian tanah disini bukan mengatur tanah dalam
segala aspek melainkan hanya mengatur salah satu

-16-
Siregar & Koto/Hukum Agraria atas Keberadaan Bangunan pada Ruang Atas Tanah

aspeknya saja yaitu tanah dalam pengertian yuridis hukum kepada subjek hukum serta hal-hal yang
yang disebut hak penguasaan tanah (Santoso, 2013). menjadi objek yang dilindungi" (Salim, 2010).

Sesuai ketentuan pasal 4 UUPA, tanah adalah per- Perlindungan Hukum dapat dilakukan suatu per-
mukaan bumi, maka hak atas tanah hanyalah hak lindungan secara preventif dan perlindungan seca-
atas permukaan bumi tertentu yang terbatas, tidak ra represif (Firmansyah dan Tisnanta, 2015) dimana
meliputi ruang di atasnya dan dalam tubuh bumi. perlindungan secara preventif yang menyatakan su-
Asas perlindungan hukum dicantumkan dalam Pa- atu perlindungan dilakukan untuk pencegahan, da-
sal18 UUPA yaitu meskipun hak atas tanah mempu- lam hal ini bagi pemerintah diminta untuk berhati-
nyai fungsi sosial tidak berarti kepentingan hak atas hati di dalam membuat suatu peraturan sehingga
tanah diabaikan begitu saja. Sehingga dalam rangka sebelum peraturan tersebut dikeluarkan telah me-
memberikan penghormatan dan perlindungan hu- mulai suatu proses pengujian baik oleh masyarakat
kum hak atas tanah tidak dapat begitu saja diambil ataupun internal pemerintah sendiri. Sementara
oleh pihak lain (Santoso, 2013).Suatu perlindungan perlindungan secara represif yang menggambarkan
hukum adalah memberikan pengayoman terhadap penyelesaian sesuatu masalah apabila telah terjadi
hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan sengketa, atau hukum telah dibuat dan di undang-
perlindungan ini diberikan kepada masyarakat agar kan sehingga nantinya sengketa itu diselesaikan
dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan melalui badan peradilan, sehingga perlindungan
oleh hukum (Rahardjo, 2005). hukum bagi masyarakat dan Pemeri..ntah diusaha-
kan mengarah kepada:
Perlunya perlindungan bagi masyarakat bisa indi- 1. Pencegahan terjadinya suatu sengketa sebagai
vidu, institusi maupun konsumen lainnya sehingga altematif yang utama oleh karena tindakan pre-
semua kompor.en dari masyarakat perlu menda- ventif lebih diprioritaskan dibanding tindakan
patkan perlindungan, dalam hal ini PT Jaya Real represif. t)
Property Thk. selaku pembangun dan pengelola
2. Segala tindakan akibat suatu se..."'1gketa hendak-
perlu mendapat perlindungan hukum yang tidak
nya diarahkan kepada penyelesaian secara mu-
cukup hanya melalui IMB saja tetapi juga atas hak
syawarah untuk mencapai mufakat sebagai sa-
guna ruang atas tanahnya. Demikian juga bagi Pem-
lah satu falsafah dari bangsa Indonesia.
prov DKI Jakarta yang tidak mempunyai hak atas
tanah juga hak guna ruang atas tanah perlu mem- 3. Bila harus memasuki peradilan hendaknya hal
punyai suatu payung hukum yang jelas sehingga ti- tersebut merupakan pilihan terakhir yang di-
dak menjadi suatu permasalahan di kemudian hari. ternpuh oleh masing-masing pihak dengan se-
Karena hal yang akan dihadapi oleh Pemprov DKI rnangat tidak ada yang merasa dikalahkan tetapi
dan PT Jaya Real Property Thk adalah bahwa bagi untuk rnencapai suatu kebaikan yang dilakukan
Pemprov DKI nantinya sesudah lewat masa 25 (dua dengan semangat kedamaian.
puluh lima) tahun walaupun bangunan Jembatan
Multiguna Senen akan dimilikinya tetapi Pemprov Saat ini kondisi Jembatan Multiguna Senen yang di-
DKI tidak mempunyai suatu hak baik berupa HGB bangun hanya berlandaskan IMB dari Pemprov DKI
maupun hak guna ruang atas tanah sehingga bisa belum rnempunyai landasan hukum tanah yang ber-
menjadi permasalahan hukum nantinya. Selanjut- asal dari UUPA, oleh karena itu agar perlindungan
nya bagi Pemprov DKI diketahui bahwa sertifikat hukum secara preventif dapat berjalan dengan baik
HGB yang mendasari pengajuan tersebut akan ber- maka pemerintah perlu segera mernberikan suatu
akhir di tahun 2035 sementara perjanjian kerjasama- bentuk perlindungan hukum dengan cara:
nya berakhir di tahun 2037. 1. Memberikan revisi atas pasal-pasal yang berhu-
bungan dengan tanah dan bangunan terutama
Bagi PT Jaya Real Property Thk, perlindungan hu- Pasal 4 UUPA.
kum yang diperlukan adalah periode dimana mere-
2. Mernpertimbangkan suatu perundangan yang
ka melakukan pengoperasian selama 25 tahun yang
dapat mengakomodir atas keberadaan bangun-
sementara ini di dapat dari IMB yang mereka pu-
an pada ruang atas tanah.
nyai yang tentu saja diperlukan suatu perlindungan
dari hak ketanahanya yang tidak cukup dari sertifi-
Untuk itu adalah lebih tepat bila pemerintah kernu-
kat HGB tetapi dari suatu hak guna ruang atas ta-
dian hari berhati-hati dalam membuat suatu peri-
nah yang belum ada. Upaya perlindungan hukum
jinan, peraturan maupun keputusan yang hanya
bagi subjek dan objek hukum adalah suatu hal yang
didasarkan atas perhatian pada perkembangan eko-
penting dilakukan, sebagai bentuk pelayanan dari

-17-
Nuansa Kenotariatan Volume 1 No.1 Juli 2015

nomi yang menuntut kecepatan dalam keputusan. mengatur masalah pertanahan di Indonesia diper-
Perlindungan hukum yang komprehensif menjelas- caya untuk membuat kebijakan-kebijakan mengenai
kan satu kebutuhan yang diperlukan saat ini agar pemanfaatan tanah dengan membentuk subdirekto-
secepatnya dibuat suatu revisi atas UUPA khusus- rat pendaftaran hak guna ruang dan perairan.
nya Pasal 4 ayat (2) dengan memasukan unsur pe-
manfaatan ruang atas tanah atau dengan pilihan Untuk mendirikan suatu bangunan terlebih ba-
lain membuat suatu pengaturan tersendiri melalui ngunan jembatan multiguna senen terlebih dahu-
suatu Undang-Undang mengingat telah begitu ba- lu harus memenuhi persyaratan administrasi serta
nyak bangunan yang didirikan pada ruang atas ta- persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan
nah tersebut guna menjamin adanya suatu kepasti- tersebut, ada beberapa syarat yang harus di penuhi
an hukum melalui perlindungan hukum. yaitu:

Untuk masa yang akan datang terdapat bangunan Status hak atas tanah.
yang dibangun pada ruang atas tanah dan mem- Untuk status hak atas tanah. Setiap bangunan yang
punyai tempat masuk maupun keluamya dengan berada di atas tanah harus mempunyai status kepe-
menggunakan bangunan-bangunan lain yang bu- milikannya yang jelas, baik itu milik sendiri (indivi-
kan milik mereka untuk itu perlu suatu pengaturan du) maupun pihak lain, karena itu perlu ada pen-
komprehensif yang dapat menjamin perlindungan dataan tanah yang jelas dari Pemerintah setempat
hukum bagi bangunan tersebut. Lebih lanjut untuk agar tidak terjadi pemalsuan kepemilikan bangun-
hak memanfaatkan/menggunakan ruang di atas an tersebut. Dalam hal ini juga menyangkut hak atas
permukaan bumi dan hak mempunyai bangunan dalam tanah milik pihak lain, bangunan hanya da-
yang terdapat dalam ruang di atas permukaan bumi pat didirikan dengan izin pemanfaatan tanah dari
diperlukan suatu aturan kebijakan teknis dalam hal pemegang hak atas tanah atau hak atas dalam tanah
pendaftaran hak guna ruang atas tanah untuk hal dalam bentuk perjanjian tertulis antara pemegang
sebagai berikut: hak atas dalam tanah atau pemilik tanah dengan
1. Hak guna ruang atas tanah meliputi hak atas pemilik bangunan tersebut.
permukaan bumi tempat pondasi bangunan
dan hak untuk menguasai ruang udara seluas Status kepemilikan bangunannya
bangunan tersebut serta hak kepemilikan ba- Perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Provin-
ngunan. si kepada pemilik bangunan gedung untuk mem-
2. Hak guna ruang atas tanah tidak terlepas dari bangun baru, mengubah, memperluas dan/atau
hak untuk memiliki atau mempergunakan ta- mengurangi bangunan gedung sesuai dengar. per-
nah, perlu dilandasi dengan sesuatu hak atas syaratan administratif dan teknis yang berlaku. Ke-
tanah, misalnya; hak untuk memiliki tanah atau pemilikan dilakukan dengan:
hak guna bangunan, dan hak pakai untuk meng- 1. Mengajukan Ijin Mendirikan Bangunan (1MB)
gunakan tanah atau memanfaatkan hasil tanah.
2. Mengajukan ljin Penggunaan Bangunan (IPB)
3. Diperlukan hak untuk menggunakan ruang
udara di atas permukaan bumi yang dipunyai
3. Mengajukan Kelayakan Menggunakan Bangun-
an (KMB)
hak kepemilikannya, ataupun di atas hak orang
lain. 4. Mengajukan Sertifikat Laik Fungsi (SLF).
4. Diperlukan hak untuk memiliki bangunan guna
Dari persyaratan teknis di atas, Santoso (2014) men-
kepastian hukum, dari bangunan itu sendiri
jelaskan bahwa dapat diajukan suatu usulan untuk
yang mungkin nilai ekonominya lebih tinggi
dipertimbang (bukan hanya dalam pendaftaran ta-
dari tanah tempat pondasi bangunan.
nah saja sebagai tanda bukti hak) memasukan hal-
hal berikut inisebagai suatu aturan kebijakan teknis
Saat ini peraturan perundang-undangan yang meng-
dalam hal pendaftaran hak guna ruang atas tanah
atur tentang pemanfaatan ruang atas tanah, ruang
untuk beberapa hal sebagai berikut;
bawah tanah dan perairan masih dalam pemba-
hasan. Undang-Undang No.5 Tahun 1960 Tentang 1. Hak guna ruang atas tanah meliputi hak atas
Pokok-Pokok Agraria dan beberapa ketentuan per- permukaan bumi tempat pondasi bangunan
aturan perundangan lainnya mengisyaratkan per- dan hak untuk menguasai ruang udara seluas
lunya pengaturan lebih lanjut mengenai ruang atas bangunan tersebut serta hak kepernilikan ba-
tanah ataupun juga ruang bawah tanah.Sementara, ngunan.
Badan Pertanahan Negara sebagai lembaga yang

-18-
Siregar & Koto!Hukum Agraria atas Keberadaan Bangunan pada Ruang Atas Tanah

2. Hak guna ruang atas tanah tidak terlepas dari UUPA mengisyaratkan perlunya pengaturan le-
hak untuk memiliki atau mempergunakan ta- bih lanjut mengenai pemanfaatan ruang atas tanah
nah, perlu dilandasi dengan sesuatu hak atas ataupun juga ruang bawah tanah. Selain itu BPN
tanah, misalnya; hak untuk memiliki tanah atau juga sebagai lembaga yang mengatur masalah per-
hak guna bangunan, dan hak pakai untuk meng- tanahan di Indonesia dipercaya untuk membuat
gunakan tanah atau memanfaatkan hasil tanah. kebijakan-kebijakan mengenai pemanfaatan tanah
3. Diperlukan hak untuk menggunakan ruang dengan membentuk subdirektorat pendaftaran hak
udara di atas pennukaan bumi, ataupun di atas guna ruang dan perairan. Berikut adalah matriks
hak orang lain. pembangunan yang dilakukan pada ruang atas ta-
nah maupun ruang bawah tanah yang telah dan be-
4. Diperlukan hak untuk memiliki bangunan guna
lurn diatur oleh UUPA.
kepastian hukum, dari bangunan itu sendiri
yang mungkin nilai ekonominya lebih tinggi
dari tanah ternpat pondasi bangunan.

Tabel Matrik Regulasi Atas Bangunan di Indonesia dari Perspektif UUPA

No Keberadaan Ruang Bentuk Bangunan Perspektif UUPA


1 Ruang Atas Tanah Bangunan yang digunakan sebagai tiang penyangga:
Bangunan Jembatan Multiguna Senen Belum di atur
Bangunan Jembatan Pondok Indah Belum di atur
Bangunan Jembatan BSD Bangunan Belum di atur
Jembatan Tanah Abang Bangunan Belum di atur
Jembatan Pertokoan Glodok Bangunan Belum di atur
}embatan Pasar Baru Bangunan Belum di atur
Jembatan Sarinah Belum di atur
Kolom yang digunakan sebagai tiang penyangga:
Bangunan Jembatan Layang Belum di atur
Bangunan Monorel/KA Layang Belum di atur
Bangunan }alan Tol Belum di atur
Bangunan Jembatan Penyeberangan Belum di atur
Bangunan yang didirikan vertikal ke atas:
Bangunan Rumah Susun/Apartemen Telah ada
Bangunan Hotel/Mal Telahada
Bangunan Gedung Bertingkat/Perkantoran Telah ada
Bangunan Menara Listrik/telkom Telah ada
2 Ruang Bawah Tanah Bangunan yang didirikan vertikal ke bawah:
Bangunan Basement Rumah/Gedung Belum diatur
Bangunan Fasilitas Sal.Air/PAM/Listrik Belum diatur
Bangunan Terowongan Belum diatur
Bangunan Subway/MRT Belum diatur

Gambaran di atas menjelaskan akan bangunan- ada maupun suatu pengaturan melalui pengaturan
bangunan yang dibangun pada ruang atas tanah yang baru sehingga dapat lebih menjamin kepastian
(yang langsung pada tanah dan bukan pada tanah hukum bagi para pihak yang terkait (Suwardjono,
pemegang hak atas tanah) dan juga pada ruang ba- 2001).
wah tanah yang belum diatur oleh UUPA. Selan-
jutnya dari matriks tersebut diketahui banyak ba- Pound (Rahadjo, 2005) menyebutkan terdapat be-
ngunan yang telah di bangun pada ruang atas tanah berapa kepentingan yang mesti mendapat perlin-
ataupun ruang bawah tanah yang memerlukan per- dungan oleh hukum yaitu yang pertama kepenting-
lindungan hukum, untuk itulah perlunya dilakukan an terhadap negara sebagai badan yuridis, kedua
penyempumaan peraturan perundang-undangan kepentingan terhadap negara sebagai penjaga ke-
baik dalam bentuk revisi dari UUPA yang sudah

-19-
Nuansa KetWtariatan Volume 1 No.1 fuli 2015

pentingan sosial dan ketiga kepentingan terhadap Jakarta dapat di analisa gambarannya sebagai beri-
perseorangan atau pribadi. kut:
1. Hubungan hukum antara PT Jaya Real Property
Untuk itu agar dapat dijaga perlindungan bagi ke- Tbk/Investor dengan Pemerintah Provinsi DKI
pentingan negara untuk masa kini dan akan datang Jakarta/pemilik yaitu hubungan hukum yang
maka perlu dilakukan penyempumaan akan pera- berisikan penyerahan studi kelayakan, mela-
turan dengan juga memasukan akan aturan kebijak- kukan pembangunan, dan pengoperasian, ke-
an teknis yang berguna untuk menjaga kepentingan mudian pihak investor dalam jangka waktu ter-
negara. Beberapa usulan adalah sebagai berikut: tentu yaitu selama 25 tahun setelah melakukan
1. Dilakukannya proses pendaftaran hak guna ru- pengoperasian bangunan tersebut diserahkan
ang atas tanah oleh pihak yang hendak melaku- kepada pihak pemilik yaitu pemerintah provin-
_kan pembangunan kepada pihak BPN setempat si DKI Jakarta.
sesuai dengan dengan persyaratan yang akan 2. Hubungan hukum antara pihak pengelola ba-
diatur lebih rinci kemudian. ngunan dan pihak asuransi dalam hal ini mere-
ka melakukan perjanjian asuransi.
2. Pemberian hak guna ruang atas tanah dapat di-
3. Akibat terjadinya hubungan hukum maka tim-
lakukan dengan melekatkan pada sertifi.kat in-
bul hak dan kewajiban dari para pihak sebagai
duk yang diajukan oleh pihak pemohon setelah
berikut:
melengkapi semua persyaratan dan disetujui
a. Kewajiban dari PT Jaya Real Property Tbk:
olehBPN.
1) Melaksanakan pembangunan jembatan
3. Pemberian dapat juga dilakukan melalui modi- multiguna senen secara tepat waktu de-
fikasi atas sertifikat yang berasal dari pihak pe- ngan segala kemampuannya.
mohon yang kemudian diajukan kepada pihak 2) Mempersiapkan semua peralatan yang
BPN setempat yang selanjutnya memproses dan diperlukan dalam pembangunan proyek
apabila disetujui dilakukan modifikasi pada ser- yang bersangkutan.
tifikat tersebut. 3) Untuk mengasuransikan semua aset yang
4. Perlu adanya kriteria dan pembatan terhadap dalam proses pembangunannya dengan
pihak pemohon apakah akan digunakan sebagai biaya dari investor.
publik area, bisnis, keperluan Indonesia, swasta, 4) Menjamin bahwa semua barang-barang
atau Pemerintah. yang digunakan berasal secara sah tidak
melanggar hukum.
A.kibat Hu.kum Atas Bangunan Yang Didirikan 5) Melakukan pemeliharaan dengan baik
Pada Ruang Atas Tanah Melalui Sistem Bangun semua aset yang ada sesuai dengan pera-
Guna Serah tiran yang ada dan berlaku.
Hubungan hukum yang terjadi diantara para pihak 6) Melakukan perbaikan seperlunya bila
dalam hal ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan terjadi kerusakan-kerusakan pada semua
peralatan yang ada.
PT Jaya Real Property Tbk pada dasarnya merupa-
7) Mentaati semua peraturan yang berlaku
kan realisasi dari hasil kesepakatan yang merupa-
kan perbuatan hukum yang disebut perjanjian. Se- baik yang ada saat ini maupun yang akan
lanjutnya perjanjian itu dituangkan dalam bentuk berlaku kemudian.
tertulis agar mempunyai kekuatan yang mengikat 8) Menanggung semua kewajiban pajak se-
secara hukum dan mudah dipahami untuk itu di- perti pembayaran Pa jak Bumi Bangunan
buatlah perjanjian bangun guna serah secara tertulis (PBB).
yang mengikat para pihak. Dengan ditandatangani- 9) Tidak membuat suatu perjanjian apa-
nya perjanjian bangun guna serah ini oleh Gubemur pun juga dengan pihak lainnya termasuk
DKI Jaya dan Direktur PT Jaya Real Property Tbk menjadikan bangunan ini sebagai hak
maka timbullah hubungan hukum diantara para pi- tanggungan atau jaminan untuk keperlu-
hak yang selanjutnya meletakkan hak-hak dan ke- an peminjaman sesuatu dana.
wajiban-kewajiban bagi kedua belah pihak secara 10) Menyerahkan semua aset hasil pemba-
timbal balik. ngunan sesudah jangka waktu pengope-
rasiannya berakhir sesuai dengan perjan-
Adanya hubungan hukum diantara pihak investor jian.
PT Jaya Real Property Tbk dalam hal ini selaku pe- b. Hak dari Pengelola:
ngelola dan pihak pemilik/Pemerintah Provinsi DKI 1) Dapat melakukan pembangunan jemba-
tan multiguna senen sesuai dengan ren-

-20-
Siregar & Koto/Hukum Agraria atas Keberadaan Bangunan pada Ruang Alas Tanah

cana yang telah disetujui baik oleh pihak pihak dan apabila ini memang tetap akan di-
pemilik maupun peraturan dari pemerin- lakukan maka akan dianggap tidal< sah dan
tah. pemilik lahan bahkan dapat dituntut atas per-
2) Dapat melakukan sesuatu perubahan buatannya tersebut.
atas sepengetahuan dan seijin dari pemi- c. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sesudah
lik bangunan untuk memperlancar pe- masa pengoperasian selesai dan ingin mem-
laksanaan pembangunannya tersebut. berikan pengelolaannya kepada pihak lain
3) Pihak pengelola berhak untuk pengope- maka PT Jaya Real Property akan mendapat-
rasian dan pengelolaannya selama waktu kan kesempatan dengan prioritas diutamakan
yang telah diperjanjikan. terlebih dahulu.
c. Kewajiban dari Pemerintah Provinsi DKI Ja- d. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berhak atas
karta: royalti sebesar Rp 6,957.000.000 dalam 25 ta-
1) Kewajiban Pemerintah Provinsi DKI Ja- hun yang dibayarkan setiap tahunnya sejak
karta juga menjamin tanah objek kerja dimulainya masa pengoperasiannya.
sama tersebut dari sitaan, perkara peng- e. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berhak
adilan ataupun gugatan dari pihak ma- memberikan tegoran dan denda apabila pihak
napun serta tidal< dalam agunan jamin- investor lalai dalam memenuhi segala kewa-
an hutang pihak pertama. Apabila tanah jibannya sesuai perjanjian bangun guna serah.
yang menjadi objek perjanjian mempu- f. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pemilik hak
nyai masalah, perjanjian tidal< bisa dila- eksklusif sebagai pihak yang memberikan ijin
kukan karena tanah yang bersengketa pembangunan dan pengoperasiaan bangunan
akan menjadi pertimbangan dasar hu- multiguna senen kepada pihak pengelola ya-
kum untuk tidal< dikeluarkan ljir. Mendi- itu PT Jaya Real proprety Tbk menurut akte
rikan Bangunan (IMB)). perjanjian bangun guna serah.
2) Membantu melakukan pengurusan se- g. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memi-
mua ijin yang berhubungan dengan pem- liki hak eksk!usif melalui penjanjian bangun
bangunan. guna serah telah mengikatkan diri untuk
3) Membantu memberikan sosialisasi kepa- membantu pihak pengelola dalam pengurus-
da masyarakat selama masa pelaksanaan an ijin-ijin lainnya yang diperlukan sesuai de-
pembangunan. ngan kebutuhan pembangunan dan pengope-
rasian bangunan tersebut.
d. Hak dari Pemerintah:
h. Apabila terjadi sesuatu dalam hal ini objek ba-
1) Mendapatkan hak royalti setiap tahun
ngunan bangun guna serah beralih ke pihak
dari pihak pengelola sejak pengoperasi-
pengelola lainnya, maka harus mendapatkan
annya.
persetujuan baik dari pihak Pemerintah Pro-
2) Memperoleh kembali bangunan jem-
vinsi DKI Jakarta maupun dan PT Jaya Real
batan multiguna sesudah selesai masa
Property Tbk serta perjanjian bangun guna se-
pengoperasiannya.
rah itu tetap berlaku.
3) Mempunyai hak untuk mengawasi seca-
i. Apabila dalam masa pembangunan atau masa
ra berkala pelaksanaan pembangunan-
pengoperasian bangunan Jembatan Multigu-
nya agar sesuai dengan perencanaannya.
na Senen terjadi sesuatu musibah kebakaran
atau force majeure lainnya maka Pemerintah
Dari hasil penelitian maka diperoleh akibat hukum
Provinsi DKI Jakarta tetap memiliki hak eks-
dari perjanjian bangun guna serah sebagai berikut:
klusif oleh karena semua akibat dari kebakar-
1. Akibat Hukum Bagi Pemerintah Provinsi DKI
an/force majeure tersebut ditanggung oleh
Jakarta
pihak asuransi yang diasuransikan oleh pihak
a. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sesuai per-
investor.
janjian bangun guna serah tidal< dapat mengu-
j. Apabila bangunan Jembatan Multiguna Senen
asai bangunan jembatan multiguna selama
ini telah diselesaikan pembangunannya dan
25 tahun serta tidak dapat menjaminkannya
pengoperasiannya selama 25 tahun maka se-
kepada pihak lain oleh karena dikuasai oleh
gala aset yang terjadi serta segala perubahan
pihak pengelola.
penambahan akan aset akan menjadi hak dan
b. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang me-
dirniliki oleh pihak Pemerintah Provinsi DKI
miliki hak eksklusif selama waktu perjanjian
Jakarta tanpa harus dibebani pembayaran atas
tidak dapat mengakhiri perjanjian secara se-
sesuatu ganti rugi apapun juga.

-21-
Nuansa Kenotariatan Volume 1 No.1 fuli 2015

2. Akibat Hukum Bagi PT Jaya Real Property iv. Sebab/dasar dari perjanjian
a. Apabila terjadi sesuatu resiko selama masa v. Syarat-syarat dan berakhimya perjanjian
perjanjian bangun guna serah sejak dimulai- vi. Penutup.
nya pembangunan sampai saat pengoperasi-
annya di luar dari kesalahan dari Pemerintah b. Masa perjanjian bangun guna serah adalah 25
Provinsi OK!Jakarta maka menjadi tanggung (dua puluh lima) tahun yang berakhir di tahun
jawab dari pihak PT Jaya Real Property Tbk. 2037 sementara sertifikat hak guna bangunan
b. Segala pembiayaan yang diperlukan atau yang dimiliki oleh PT Jaya Real Property Tbk
timbul guna melaksanakan pembangunan berakhir pada tahun 2035. Hal ini perlu kete-
proyek jembatan multiguna senen termasuk litian di kemudian hari oleh pihak Pemerin-
pembayaran pajaknya adalah menjadi tang- tah Provinsi DKI Jakarta dimana seharusnya
gung jawab dari investor. masa berakhimya bangun guna serah sebe-
c. Mempersiapkan segala sarana dan prasara- lum masa berakhimya sertifikat hak guna ba-
na yang diperlukan untuk digunakan dalam ngunan walaupun PT Jaya Real Property Tbk
pembangunan proyek sesuai dengan standar dapat mengajukan perpanjangan kepada BPN
yang telah ditetapkan oleh pemberi ijin dalam kemudian hari.
pelaksanaan konstruksi sesuai dengan hukum c. Sampai saat ini PT Jaya Real Property Tbk,
yang berlaku. masih bertindak selaku pengelola dari jemba-
d.Seluruh aset yang dipergunakan selama masa tan multiguna senen sesuai dengan perjanjian
pembangunan maupun sesudahnya termasuk bangun guna serah yang masih akan berakhir
masa pengoperasiaannya sepenuhnya menja- di tahun 2037.
di tanggung jawab dari pihak investor.
e. Berhak untuk mengambil keuntungan terma- Untuk terwujudnya asas keseimbangan dalam per-
suk pengembalian atas investasi yang telah janjian maka para pihak baik Pemerintah Provinsi
dilakukannya selama masa pengoperasiannya DKI Jakarta maupun PT Jaya Real Property Tbk se-
dengan tidak melanggar hukum yang berlaku. yogyanya memenuhi dan melaksanakan apa yang
f. Sesudah masa pengoperasiannya selesai yaitu menjadi kewajiban dari masing-masing sehingga
25 tahun maka pihak investor menyerahkan terwujud suatu perjanjian bangun guna serah yang
seluruh bangunan serta bagian-bagiannya ter- bermanfaat dan menguntungkan bagi kedua belah
masuk peralatan dan perlengkapan didalam- pihak yang melakukan perjanjian (Salim, 2010).
nya tanpa meminta ganti rugi apapun juga ke-
pada pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Kesimpulan
sesuai dengan perjanjian bangun guna serah. Perlindungan hukum atas keberadaan bangunan
pada ruang atas tanah belum diatur dalam UUPA.
Dalam uraian di atas, pembebanan biaya penyerah- Sehingga tidak ada jaminan perlindungan hukum
an telah ditentukan dalam perjanjian mengenai sia- atas keberadaan bangunan tersebut dari perspektif
pa yang menanggungnya (Santosa, 2008). UUPA. Hal ini ditunjukan sebagaimana pada ba-
ngunan Jembatan Multiguna Senen, dimana IMB
3. Akibat Hukum Dari Perspektif KUHPerdata yang digunakan berasal dari pengajuan sertifikat
a. Para pihak dalam perjanjian menjadi terikat tanah HGB PT Jaya Real Property Tbk yang pemba-
pada isi perjanjian dan juga kepatutan, kebi- ngunannya dilakukan pada ruang atas tanah pihak
asaan da.'"t Undang-Undang Pasal 1338, 1334 lain dengan pengajuan sertifikat tanah di atas tanah
dan 1340 KUHPerdata (Subekti, 2005). sendiri yang berbeda lokasi.Sehingga akibat hukum
b. Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad atas keberadaan bangunan ruang atas tanah yang
baik sesuai Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata dibangun dengan sistem bangun guna serah terjadi
(Subekti, 2005). bagi para pihak yang mempunyai hak dan kewajib-
an. Selain itu, guna adanya jaminan perlindungan
4. Akibat Hukum Dalam Pelaksanaannya hukum perlu dilakukan revisi atas UUPA khusus-
a. Pemasaran kios-kios yang dilakukan oleh pi- nya Pasal 4 ayat (2) dan/atau pengaturan baru da-
hak PT Jaya Real Property Tbk terhadap kon- lam suatu peraturan perundangan yang mengatur
sumen melalui Akta Perjanjian Hak Pemakai- tentang hak guna ruang atas tanah khususnya bagi
an Ternpat Usaha (HPTU) yang memuat; pemanfaat ruang di tempat ruang atas tanah yang
i. Judul berbeda berikut tata cara pendaftaran untuk hak
ii. Kepala guna ruang atas tanah yang dapat dilakukan de-
iii. Komparisi ngan memodifikasi/ melekatkan pada sertifikat pe-

-22-
Siregar & Koto!Hukum Agraria atas Keberadaan Bangunan pada Ruang Atas Tanah

mohon yang memberikan aturan-aturan yang jelas Limbong, Bernhard. (2013) Bank Tanah.Jakarta:Mar-
sebagai suatu alat perlindungan hukum bagi para garetha.
pihak. Pembangunan dengan sistem bangun guna
serah masih relatif baru namun menguntungkan, Muliadi, Ahmad. (2013) Politik Hukum.Jakarta:Aka-
untuk kepastian hukum dan akibatnya perlu ada- demia Permata.
nya suatu peraturan perundang-undangan yang
mengatur lebih komprehensif dimana peraturan Muljadi, Kartini dan Gunawan Widjaya, (2008) Hak-
yang ada saat ini belurn merinci akan perjanjian ba- Hak Atas Tanah.Jakarta:Kencana.
ngun guna serah.
Rahardjo, Satjipto (2005) Ilmu hukum. Bandung: Gt-
Referensi ra Aditya Bakti.
Ediwarman, (2003) Perlindungan Hukum Bagi Kar-
ban Kizsus-Kasus Pertanahan. Medan: Pustaka Ridwan, H.R. (2006) Hukum Adminstrasi Negara.Ja-
Bangsa Press. karta: Raja Grafindo Persada.

Firmansyah, Ade Arif, dan H.S. Tisnanta. (2015) Saidin, 0. K., (2015) Transplantation of Foreign Law
Land Acquisition in Accelerating and Expan- into Indonesian Copyright Law: The Victory
sion of Indonesia's Economic Development of Capitalism Ideology on Pancasila Ideology.
Program:A Review of Law, Moral and Politic Journal of Intellectual Property Rights. Vol. 20,
Relations. South East Asia Journal of Contempo- No. 4, pp 230-249.
rary Business, Economics and Law, Vol. 7, No. 4,
pp.18- 23. Salim, H. S., dan Elies Septiana Nurbani, (2013) Pe-
nerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis Dan
Friedman, Wolfgang. (1993) Teori dan Filsafat hukum: Desertasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Telaah Kritis Aatasi Teori-Teori Hukum, judul asli
Legal Theory, Terj. Mohammad Arifin. Jakar- Salim, H.S, (2010) Hukum Kontrak Teori dan Teknik Pe-
ta: PT Raja Grafindo Persada. nyusunan Kontrak.Jakarta: Sinar Grafika.

Gautama, Sudargo. (1993) Tafsiran Undang-Undang Santoso, Budi. (2008) Aspek hukum pembiayaan proyek
Pokok Agraria.Bandung: PT. Gtra Aditya Bakti. infrastruktur dengan model BOT (Build,Operate,
Transfer).Solo: Genta Press.
Hadi,Sutrisno. (2000) Metodologi Research Jilid I,Yog-
yakarta: Andi Offset. Santoso, Urip. (2013) Hukum Agraria Kajian Komre-
hensif.Jakarta: Prenada Media.
Hadjon, Philipus M. (1987) Perlindungan Hukum Bagi
rakyat Indonesia.Jakarta: PT Bina Ilmu. Soekanto, Soerjono (1986) Pengantar Penelitian Hu-
kum.Jakarta:UI Press.
Harsono, Boedi (2008) Hukum Agraria Indonesia, Se-
jarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agra- Soemarjono, MariaS. W., (2001) Kebijakan Pertanahan
ria, lsi dan Pelaksanannya.Jakarta:Djambatan. Antara Regulasi & Implementasi. Jakarta: Kom-
pas.
Kamilah, Anita (2012) Bangun Guna Serah, Memba-
ngun Tanpa Harus Memiliki Tanah, Hukum Per- Subekti, (2005) Hukum Perjanjian.Jakarta:Intermasa.
janjian dan Hukum Publik. Bandung: Keni Me-
dia. Warman, Kurnia. (2010) Hukum Agraria Dalam Ma-
syarakat Majemuk,Jakarta:KITLU.
Kansil, C.S.T. (1989) Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata
Hukum Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.

Kusumaatmadja, Mochtar. 1976. Pengantar Hukum


Internasional.Bandung: Binacipta.

Limbong, Bernhard. (2012) Hukum Agraria Nasional .


Jakarta: Margaretha.

-23-

Anda mungkin juga menyukai