Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN DEFISIT NUTRISI PADA An. E DAN An.

A
DENGAN DIARE DI RUANG SEKARJAGAD RSUD
BENDAN KOTA PEKALONGAN

Srilia Marista(1), Tri Wiji Lestari(2), Yuniske Penyami(3), Suparjo(4)


1
Mahasiswa program studi D III Keperawatan Pekalongan
2
Dosen Program Studi D III Keperawatan Pekalongan
Jl. TirtoAgungPedalanganBanyumanik, Semarang,Jawa Tengah, Indonesia

Corresponding author: Srilia Marista Wahyu Andini

Email: sriliamarista@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Diare adalah penyakit dimana seseorang buang air besar dengan frekuensi
yang tidak normal (meningkat) dan dengan konsistensi tinja yang lembek bahkan cair. Proses
terjadinya diare dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor infeksi, faktor makanan dan
faktor psikologis. Diare bisa menyebabkan faktor resiko, yaitu defisit nutrisi. Defisit nutrisi
adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Kasus defisit nutrisi
pada anak diare apabila tidak segera ditangani secara tepat, komprehensif makan akan
menyebabkan kondisi kurang gizi / gizi kurang pada anak. Maka dari itu sangat perlu melakukan
beberapa tindakan pencegahan agar dapat membaik. Berikut ini merupakan beberapa
penatalaksanaan untuk mengatasi masalah defisit nutrisi pada diare, diantaranya adalah
memberikan informasi tentang pentingnya kebutuhan nutrisi (melakukan pendidikan kesehatan),
menganjurkan makan selagi makanan tersebut masih hangat, menimbang berat badan anak setiap
hari, mengidentifikasi status nutrisi, mengidentifikasi alergi dan intoleran makanan.
Tujuan : Dapat menggambarkan asuhan keperawatan defisit nutrisi pada anak dengan diare di
Ruang Sekarjagad RSUD Bendan Kota Pekalongan.
Metoda : Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.
Hasil : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam pada kedua responden
didapatkan hasil nafsu makan kedua responden berangsur meningkat.
Saran : perawat dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas pelayanan asuhan
keperawatan defisit nutrisi pada anak dengan diare.
Kata Kunci : Diare, Asuhan Keperawatan, Defisit Nutrisi.
THE NURSING CARE OF DEFICIT NUTRITION IN An. E AND An.A WITH
DIARHEA IN THE SEKARJAGAD ROOM AT BENDAN
HOSPITAL PEKALONGAN CITY

Srilia Marista(1), Tri Wiji Lestari(2), Yuniske Penyami(3), Suparjo(4)


1
Student of Pekalongan Nursing D III study program
2
Lecturer of the D III Nursing Study Program in Pekalongan
Email : sriliamarista@gmail.com
ABSTRACT
Background : Diarrhea is a disease in which a person defecates with an abnormal frequency
(increase) and the consistency of the stool is soft and even liquid. The process of diarrhea can be
influenced by several factors, namely infection factors, dietary factors and psychological factors.
Diarrhea can cause a risk factor, namely a nutritional deficit. A nutritional deficit is the intake of
nutrients is not sufficient to meet metabolic needs. Cases of nutritional deficits in children with
diarrhea if not immediately handled properly, comprehensively, will cause malnutrition /
malnutrition in children. Therefore, it is very necessary to take some preventive measures in
order to improve. The following are some treatments to overcome the problem of nutritional
deficits in diarrhea, including providing information about the importance of nutritional needs
(conducting health education), recommending eating while the food is still warm, weighing the
child's weight every day, identifying nutritional status, identifying allergies and intolerances.
food.
Purposed : To describe nursing care for nutritional deficits in children with diarrhea in the
Sekarjagad Room at Bendan Hospital, Pekalongan City.
Method: The research method used is descriptive method.
Results : After nursing care for 3 x 24 hours was carried out on both respondents, the results of
the appetite of both respondents gradually increased.
Suggestion : nurses can contribute in improving the quality of nursing care services for
nutritional deficits in children with diarrhea.

Keywords : Diarrhea, Nursing Care, Nutritional Deficit.


dan perkembangan anak sesuai usianya. Di

PENDAHULUAN samping itu keperluan nutrisi pula bisa


mempermudah pada saat beraktivitas dalam
Diare adalah suatu hal yang
keseharian sebab nutrisi merupakan sumber
menyebabkan sakit serta meninggal di semua
tenaga yang diperlukan oleh jasmani.
daerah di dunia serta semua kelompok umur
Selaku sumber tenaga nutrisi bisa
bisa mengalami diare. Diare merupakan
didapatkan dari karbohidrat, protein serta
sebuah penyebab bagi moredibitas serta
lemak. Dalam rangka memenuhi keperluan
mortalitas di anak negara yang berkembang.
nutrisi anak harus seimbang diantara zat gizi
Pada negara berkembang, anak balita dapat
yang lainnya. Dikarenakan tidak sedikit
merasakan diare kurang lebih 3 hingga 4 kali
masalah yang dapat dijumpai pada saat
dalam 1 tahun tapi di sejumlah tempat
memenuhi keperluan nutrisi yang tidak
melebihi 9 kejadian diare tiap tahunnya kurang
seimbang misalnya kurang nafsu makan dan
lebih 15-20% . (Soebagyo, 20011). Diare ialah
tidak ingin makan sementara makanan yang
pemicu masalah utama malnutrisi pada anak
tidak disukainya kaya akan zat gizi yang
balita. Malnutrisi membuat anak lebih rentan
seimbang, hingga kemudian pada saat
terhadap Diare sehingga sering menjadi
memenuhi kebutuhan nutrisi mesti sejalan dan
penyebab kasus meninggalnya anak (WHO,
cocok serta seimbang sering tidak terlaksana
2017). Dalam penelitian menunjukkan bahwa
dengan benar. Selain itu itu pada anak yang
proposi status gizi pada anak dengan kategori
kurang sehat sering ditemukan persoalan
kurus, hampir seluruh balita (90,2%)
masuknya nutrisi yang minim sementara
mengalami penyakit diare. (Wahyudin &
keperluan jasmani kian mengalami
Andika,2017).
peningkatan hingga kemudian harus
Kebutuhan terhadap nutrisi ialah hal
memerlukan makanan tambahan misalnya
terpenting untuk mendorong proses tumbuh
vitamin serta mineral (Behrman, RE dkk,
kembang anak, dikarenakan manfaat nutrisi
1996). Gizi yang tidak maksimal berhubungan
serta cairan pada tubuh bisa mempermudah
dengan kesehatan yang buruk, dan
tahap tumbuh kembang pada anak dan
peningkatan penyebab resiko terinfeksi serta
mengantisipasi penyakit dikarenakan
penyakit tidak menular misalnya penyakit
kekurangan nutrisi pada tubuh misalnya
kardiovaskuler, diabetes serta kanker yang
kurangnya energi. Terpenuhinya kebutuhan
tidak lain ialah pemicu utama kematian di
nutrisi dapat membantu masa pertumbuhan
Indonesia. Lebih dari sebagian kematian di
Indonesia tidak lain dipicu oleh penyakit tidak dengan pemberian vitamin, mineral serta
menular serta infeksi (Kemenkes RI,2014). karbohidrat yang tidak sulit untuk dicerna.
Jumlah kematian diakibatkan diare METODE PENELITIAN
masih tergolong banyak. Sejumlah survei di Metode penelitian deskriptif berdasarkan
Indonesia memperlihatkan banyaknya pandangan dari Imron (2014) merupakan
penyakit diare bagi seluruh kelompok usia penelitian yang memiliki tujuan guna
ialah kurang lebih 120-360 per 100 orang memperoleh sebuah gambaran yang nyata
(12%-36%) serta bagi kelompok balita serta objektif dari sebuah keadaan tertentu
mengidap 1 ataupun 2 kali peristiwa diare di yang tengah dialami pada sebuah kelompok
tiap tahun, 76% kematian dipicu diare dialami masyarakat, terutama pada pelayanan
oleh bayi serta balita terlebih lagi 2 tahun kesehatan. Dalam hal ini penulis mengambil
pertama usianya. Pada anak yang mengidap metode penelitian deskriptif dengan studi
diare berposisi sebagai peringkat kedua kasus.
sesudah Infeksi Saluran Pernafasan Atas Subjek penelitian pada karya tulis ilmiah
(ISPA) selaku pemicu kematian (Sani & ini adalah pasien anak diare, dengan masalah
Abidin,2014). Prevalensi diare di Indonesia keperawatan defisit nutrisi , dan sebanyak 2
berdasarkan karakteristik didasari oleh orang sebagai jumlah subjek penelitian.
riskesdas 2018, dicatat terdapat 18.225 (9%) Penelitian ini menggunakan Convinience
anak disertai diare kelompok usia <1 tahun, sampling yang tidak lain ialah cara untuk
73.188 (11,5%) anak disertai diare kelompok menetapkan sampel melalui pencarian subjek
usia 1-4 tahun, 182.338 (6,2%) anak disertai dengan didasari oleh berbagai hal yang
diare kelompok usia 5-14 tahun, dan sebanyak menyenangkan peneliti (Nursalam, 2017,
165.644 (6,7%) anak disertai diare kelompok p.175).
usia 15-24 tahun (Kemenkes,2019). Syarat pemilihan sampel ini dengan
Menurut Nursittah, Andiani & Diah berdasar pada kriteria sampel insklusi dan
(2018), pemilihan makanan yang terbaik bagi ekslusi yang meliputi:
penderita penyakit Diare yaitu bersifat tidak 1. Kriteria inklusi, merupakan
sulit untuk dicerna oleh tubuh, berefek karakteristik umum pada subjek
pengentalan terhadap tinja, serta memenuhi penelitian dari populasi yang diteliti.
keperluan cairan. Selama 24 jam jam pertama Kriteria insklusi pada penelitian ini
pada pasien diare sangat penting untuk yaitu :
mengkonsumsi makanan yang bisa
mempermudah untuk memulihkan diare
a. Pasien anak rawat inap dengan Seorang anak berinisial An. E, berusia
diare, dan mempunyai masalah 8 tahun, berjenis kelamin perempuan,
defisit nutrisi. beragama islam, bersuku jawa, beralamat
b. Pasien anak diare dengan defisit Wonokerto, dan terdiagnosa Diare. Dengan
nutrisi dan orang tuanya seorang ibu yaitu Ny. I sebagai penanggung
menyetujui anaknya untuk jawab anak, berusia 36 tahun, beragama islam,
menjadi responden. bersuku jawa, beralamat Wonokerto,
c. Pasien anak diare dengan defisit berpendidikan SMP dan sebagai ibu rumah
nutrisi, dengan kesadaran tangga.
composmentis dan disertai Pasien masuk dengan keluhan utama
keluarganya yang kooperatif. Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak
d. Pasien yang kekurangan berat nafsu makan, BAB cair 5 kali.
badan minimal 10% dibawah Riwayat kesehatan sekarang yaitu ibu
rentang ideal. pasien mengatakan anaknya merasakan mual
1. Kriteria Eklusi, merupakan dan muntah sebanyak 5 kali, BAB cair 5 kali
penghilangan ataupun pengeluaran dan tidak nafsu makan sejak tanggal 18
subyek penelitian yang sesuai dengan Januari 2022 sore, selama dirumah belum
kriteria dari studi kasus yang diteliti diberikan obat. Kemudian pada tanggal 19
dikarenakan sejumlah sebab. Januari 2022 pukul 06.00 WIB pasien dibawa
Kriteria eklusi pada penelitian ini ke IGD RSUD Bendan Kota Pekalongan dan
yaitu : didapatkan hasil pemeriksaan fisik kesadaran
a. Pasien yang pulang sebelum composmentis, keadaan umum sedang, GCS
dirawat 3 hari saat menjadi 15, nadi 145x/menit, pernafasan 24x/menit,
responden. suhu 36,7°C. Pasien dipindahkan ke Ruang
b. Pasien anak diare dengan defisit Sekar Jagad RSUD Bendan Kota Pekalongan
nutrisi, dengan kondisi yang untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
diharuskan untuk dirujuk. Pada pengkajian riwayat kesehatan
c. Pasien anak diare dengan defisit dahulu ibu pasien mengatakan bahwa anaknya
nutrisi, yang meminta untuk tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Ibu
pulang paksa. pasien mengatakan bahwa anaknya belum
HASIL DAN PEMBAHASAN pernah mengalami sakit diare sebelumnya.

Pengkajian Untuk riwayat kesehatan keluarga diperoleh

1) Pasien satu (An.E) data bahwa ibu pasien mengatakan bahwa


tidak ada anggota keluarganya yang memiliki Riwayat kesehatan sekarang yaitu ibu
riwayat penyakit diare dan penyakit menular pasien mengatakan anaknya BAB cair 5 kali
ataupun penyakit keturunan lainnya. dalam sehari disertai muaal dan muntah
Pada pengkajian pola nutrisi dan sebanyak 4 kali dan tidak nafsu makan,
metabolik pasien diperoleh data bahwa ibu selaama dirumah anaknya belum diberikan
pasien mengatakan bahwa sebelum sakit obat apapun. Kemudian pada tanggal 21
anaknya makan 3x sehari dengan porsi makan Januari 2022 pukul 15.00 WIB pasien dibawa
bertekstur lunak yang berisikan nasi, lauk, dan ke IGD RSUD Bendan Kota Pekalongan dan
sayur dan anaknya minum 5 gelas air putih di dapatkan hasil pemeriksaan fisik kesadaran
terkadang di selingi oleh makanan composmentis, keadaan umum sedang, GCS
pendamping seperti roti dan buah-buahan. Saat 15, nadi 175x/menit, repirasi pernafasan
penulis melakukan pengkajian ibu pasien 26x/menit, suhu 38,9°C. Pasien kemudian
mengatakan bahwa anaknya tidak mau makan dipindahkan ke Ruang Sekar Jagad untuk
karena tidak nafsu makan, dan hanya mau mendapatkan penanganan lebih lanjut.
minum air putih 3 gelas sedikit demi sedikit. Pada pengkajian riwayat kesehatan
Berat badan pasien sebelum sakit adalah 24 dahulu ditemukan data bahwa ibu pasien
kg, saat sakit 22 kg. tinggi badan pasien adalah mengatakan bahwa sebelumnya anaknya
120cm. Diit pasien selama sakit adalah TKTP belum pernah mengalami diare. Untuk riwayat
(Tinggi Kalori Tinggi Protein) dengan menu kesehatan keluarga diperoleh data bahwa ibu
nasi bertekstur lunak, lauk, sayur, buah dan 3 x pasien mengatakan tidak ada anggota
susu. keluarganya yang memiliki riwayat penyakit
2) Pasien Dua (An. A) diare dan penyakit menular ataupun penyakit
Seorang anak berinisial An. A berusia keturunan lainnya.
1 tahun, berjenis kelamin laki-laki, beragama Pada pengkajian pola nutrisi dan
islam, bersuku jawa, beralamat tirto, dan metabolik pasien diperoleh data bahwa ibu
terdiagnosa Diare. Dengan seorang ibu yaitu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya
Ny. S sebagai penanggung jawab anak, berusia makan 3x sehari dengan porsi menu makanan
20 tahun, beragama islam, bersuku jawa, bertekstur lunak yang berisikan nasi, lauk, dan
beralamat tirto, berpendidikan SMA/sederajat, sayur dan anaknya minum 3 gelas air putih dan
dan seorang ibu rumah tangga. 4 botol susu dalam sehari. Saat dikaji ibu
Pasien masuk dengan keluhan utama pasien mengatakan anaknya tidak mau makan
ibu pasien mengatakan bahwa anaknya BAB karna tidak nafsu makan, namun hanya mau
cair 5 kali disertai mual dan muntah 4 kali .
minum 3 botol susu sedikit demi sedikit dalam yaitu dengan keluhan Ibu An. E mengatakan
sehari. anaknya tidak nafsu makan, hanya mau makan
Berat badan sebelum sakit 11 kg dan 3 sendok makan dan minum 3 gelas air putih
selama sakit 9 kg. Tinggi badan pasien adalah dengan frekuensi sedikit demi sedikit.
75 cm. Diit pasien selama sakit adalah diit Sedangkan pada pasien dua di dapatkan
TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein) dengan keluhan yaitu An. A dengan Ibu pasien
menu nasi bertekstur lunak, lauk, sayur, dan mengatakan bahwa selama sakit anaknya tidak
buah. mau makan karna tidak nafsu makan, namun
Diagnosa Keperawatan yang muncul hanya mau minum 3 botol susu sedikit demi
pada An. E dan An. A dapat dirumuskan sedikit dalam sehari. Hal tersebut sesuai
masalah keperawatan Defisit Nutrisi dengan dengan teori Mahardini, 2018 yang
Etiologi Ketidakmampuan Mengabsorbsi menyatakan bahwa diare adalah penyakit
Nutrient. infeksi yang melukai atau mengiritasi sel-sel
Intervensi keperawatan yang dilakukan usus yang disebabkan oleh infeksi virus dan
adalah manajemen nutrisi . Adapun intervensi Rotavirus,selain itu juga disebabkan oleh
keperawatan manajemen nutrisi terdiri dari bakteri Salmonella atau parasite Giardia yang
observasi, mengidentifikasi status nutrisi, masuk ke dalam makanan yang dikonsumsinya
mengidentifikasi alergi dan intoleransi yang kemudian menginfeksi sel-sel dan
makanan, mengidentifikasi makanan yang melekat pada usus penderita, sehingga
disukai, memantau berat badan, memantau menyebabkan diare dan tidak nafsu makan.
asupan makanan. Teraupetik, lakukan oral Kemudian tindakan keperawatan yang
hygiene sebelum makan jika perlu, sajikan pertama adalah mengkaji tanda-tanda vital
makanan secara menarik dan suhu yang sesuai, pasien, mengukur berat badan pasien dengan
beri makanan tinggi serat untuk mencegah data pasien yaitu An. E dengan Tekanan Darah
konstipasi, beri makanan tinggi kalori dan 95/65 mmHg, Nadi 88x/menit, Suhu 38,8°C,
tinggi protein. Edukasi, anjurkan posisi duduk, Respiratorik 24x/menit, tinggi badan 120 cm
ajarkan program diet yang diajarkan. Dan dan berat badan saat sebelum sakit 24 kg
kolaborasi pemberian medikasi sebelum menjadi 22 kg saat sakit. Sedangkan untuk
makan jika perlu, dan diet yang dilakukan pasien kedua yaitu An. A dengan Suhu :
adalah tinggi kalori tinggi protein. 38,9°C, Nadi 179x/menit, Respiratorik
Penyelesaian masalah defisit nutrisi 26x/menit, dan berat badan sebelum sakit 11
dengan rencana keperawatan yang telah di kg menjadi 9 kg saat sakit. Tindakan
implementasikan kepada pasien satu An. E keperawatan mengkaji tanda-tanda vital
diperlukan untuk memantau kondisi vital tersebut diperlukan untuk menambah
pasien selama dirawat. pengetahuan orang tua pasien.
Langkah berikutnya melakukan Hasil evaluasi keperawatan pasien satu
tindakan mengidentifikasi status nutrisi, (An. E) dilaksanakan pada tanggal 19 hingga
didapatkan data bahwa nafsu makan dan 21 Januari pukul 11.00 WIB. Adapun hasil
minum pasien menurun. Tindakan evaluasi akhir pada pasien satu yaitu An.E
mengidentifikasi status nutrisi diperlukan pada tanggal 21 Januari 2022 pukul 09.30
untuk mengetahui nafsu makan pasien. WIB dengan respon Subyektif (S) : ibu pasien
Selanjutnya melakukan tindakan mengatakan “ anak saya sudah mau makan ¼
mengidentifikasi adanya alergi dan intoleransi porsi, setengah potong roti, dan separuh buah”
makanan ditemukan data bahwa pasien tidak dan ibu pasien mengatakan “ anaknya sudah
memiliki alergi terhadap makanan dan obat- mulai membaik ”. Respon Objektif (O) :
obatan serta tidak mengalami intoleransi Tampak porsi makan habis ¼ porsi, roti dan
makanan. buah sisa setengah, pasien tampak lebih baik
Langkah berikutnya adalah melakukan dari sebelumnya, berat badan pasien
tindakan keperawatan menimbang berat badan menunjukkan angka 22,3 kg. Tekanan darah :
anak setiap hari. Pada kasus defisit nutrisi, 110/70 mmHg, Nadi : 125x/menit, Respiratory
biasanya terjadi penurunan berat badan <10% : 24x/menit, Suhu : 37°C. Analisa (A) :
dari berat badan ideal hal tersebut terjadi Masalah keperawatan defisit nutrisi teratasi
karena pasien diare mengalami mual dan sebagian. Planning (P) : Pertahankan
muntah serta kehilangan nafsu makan, seperti intervensi kaji tanda-tanda vital, timbang berat
yang didapatkan dari hasil penimbangan berat badan anak setiap hari, dan anjurkan makan
badan pada kedua pasien yaitu An. E dengan selagi hangat dengan porsi sedikit namun
berat badan saat sebelum sakit 24 kg menjadi sering.
22 kg saat sakit dan An. A dengan berat badan Sedangkan hasil evaluasi pada pasien dua
sebelum sakit 11 kg menjadi 9 kg saat sakit. (An. A) dilaksanakan pada 22 hingga 24
Kemudian dilakukan tindakan Januari 2022 pukul 11.00 WIB. Adapun hasil
keperawatan memberikan informasi tentang evaluasi akhir pada pasien dua yaitu An. E
pentingnya kebutuhan nutrisi kepada orang tua pada 24 Januari 2022 pukul 09.30 WIB dengan
pasien satu dan dua dengan hasil orang tua respon subjektif (S) : ibu pasien mengatakan “
menjadi lebih tau mengenai informasi yang anak saya sudah mau makan ¼ porsi, setengah
telah disampaikan kepada perawat. Tindakan roti, dan separuh buah ”. Respon objektif
tampak porsi makan habis ¼ porsi, roti dan
buah sisa setengah. Pasien tampak lebih baik ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient sesuai
dari sebelumnya, berat badan pasien pada buku Tim Pokja SDKI DPP PPNI,2017.
menunjukkan angka 9,3 kg. Nadi : 125x/menit, Perencanaan Keperawatan yang
Respiratory : 24x/menit, suhu : 37°C. Analisa dilakukan selama 3 x 24 jam pada pasien satu
(A) : Masalah defisit nutrisi teratasi sebagian (An.E) dan dua (An.A) diharapkan status
dengan data subjektif ibu pasien mengatakan “ nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil : nafsu
anak saya sudah mau makan ¼ porsi, setengah makan meningkat, porsi makan yang di
potong roti dan separuh buah ” dan data habiskan meningkat, berat badan atau IMT
objektif tampak porsi makan habis ¼ porsi, meningkat, perasaan cepat kenyang menurun.
roti dan buah sisa setengah, pasien tampak Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi
lebih baik dari sebelumnya, berat badan pasien masalah defisit nutrisi adalah identifikasi
9,3 kg. Planning (P) : Pertahankan intervensi status nutrisi, identifikasi alergi dan intoleransi
kaji tanda-tanda vital, timbang berat badan makanan, monitor asupan makanan, monitor
anak setiap hari. berat badan, anjurkan posisi duduk jika
Pada kedua pasien masalah teratasi mampu, kolaborasi dengan ahli gizi untuk
sebagian hal ini disebabkan karena proses menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient.
penyakit masih berlangsung ditandai dengan Implementasi Keperawatan dilakukan
pasien masih merasakan sakit dibagian perut sesuai dengan rencana keperawatan yang telah
kuadran bawah, buang air encer dan demam direncanakan selama 3x24 jam pada pasien
sesuai dengan teori menurut Kusuma,(2016) An. E dan An. A. Pada saat penulis melakukan
SIMPULAN implementasi keperawatan semua rencana
Pengkajian yang telah dilakukan oleh tindakan yang sudah disusun sebelumnya
penulis kepada An. E yang berusia 8 tahun dan dapat penulis lakukan.
An. A yang berusia 1 tahun ditemukan bahwa Evaluasi dari tindakan keperawatan yang
pasien mengalami mual dan muntah. BAB cair telah dilaksanakan selama 3x24 jam pada
lebih dari 3 kali yaitu 5 kali dalam sehari, dan pasien An. E dan An. A dengan masalah
mengalami penurunan nafsu makan juga defisit nutrisi dapat teratasi sebagian
mengalami penurunan berat badan 10% sesuai dikarenakan proses penyakit pada An. E dan
dengan teori pada buku SDKI 2017. An. A masih berlangsung ditunjukkan dengan
Diagnosa Keperawatan yang menjadi pasien masih mengalami mual dan muntah,
fokus dalam karya tulis ilmiah ini adalah demam, dan hanya mau makan sedikit demi
defisit nutrisi berhubungan dengan sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah Fajar, S. (2014). Buku Saku Gizi Murwani, A. (2011). Perawatan Pasien
Catatan Ahli Gizi. Bandung: Azura. Penyakit Dalam. Yogyakarta: Gosyen
Alqur'ana, A. (2020). KTI . Publishing.
http://digilib.poltekkesdepkes- Nari, J. (2019). Asuhan Keperawatan pada
sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY- Anak dengan Gastroenteritis Akut
Studi-2998-BAB2.pdf . dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan
Hera Hijriani, A. A. (2020). Pengetahuan Cairan dan Elektrolit di Ruang Anak
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat RSUD dr. M Haullusy. ISSN, 159-164.
(PHBS) Pada Anak Diare Di Rumah Nuafif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi
Sakit Umum Kelas B Kabupaten Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Subang. Subang: Jurnal Health Sains Diagnosa Medis & NANDA.
Vol.1 No.5. Yogyakarta: Medication.
L. Wong, D. (2012). Pedoman Klinis Nursalam. (2017). Konsep Dan Penerapan
Keperawatan Pediatrik. Jakarta: Metodologi Penilitian Ilmu
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Keperawatan : Pedoman Skripsi Tesis
Lingkungan, D. J. (2011). Panduan Sosialisasi Dan Instrument Keperawatan. Jakarta:
Tatalaksana Diare Balita. Jakarta. Salemba Medika.
Mardalena, I. (2018). Asuhan Keperawatan Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu
pada Pasien dengan Gangguan Sistem Keperawatan. Jakarta: Salemba
Pencernaan. Yogyakarta: Pustaka Baru Medika.
Press.
Mubin, H., & Halim, R. (2014). Panduan
Praktis Ilmu Penyakit Dalam
Diagnosis dan Terapi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Muhammad, I., Isro'in, L., & Verawati, M.
(2020). Upaya Pemenuhan Volume
Cairan Pada Pasien Dewasa Penderita
Gastroenteritis di RSU
Muhammadiyah Ponorogo Ruang Mas
Mansyur. Health Sciences Journal, 15-
30.

Anda mungkin juga menyukai