Anda di halaman 1dari 7

Proses Publikasi

BAB VI
PROSES PUBLIKASI

Setiap mahasiswa diharuskan untuk mempublikasikan artikel


ilmiahnya dalam suatu media cetak formal yang bisa diakses melalui
internet, khususnya jurnal ilmiah. Namun jika hasil karya ilmiah tersebut
dalam bentuk resensi buku dan artikel ilmiah populer maka
dipublikasikan pada media cetak harian, misalnya koran, atau tabloid.
Oleh karena itu, mahasiswa perlu memahami tentang proses publikasi
pada masing-masing media tersebut.

A. Publikasi ke dalam Prosiding


Salah satu cara yang dianggap paling mudah dalam
mempublikasikan suatu karya ilmiah, khususnya artikel ilmiah adalah
melalui kegiatan seminar. Kegiatan seminar dapat digolongkan pada aras
internasional nasional, regional maupun lokal. Penggolongan tersebut
biasanya berdasarkan peserta dan pembicara yang dihadirkan. Pada aras
internasional biasanya mengundang peserta maupun pembicara dari
beberapa negara, dan saat presentasi dengan menggunakan bahasa
Inggris. Aras nasional jika peserta dan pembicaranya dari beberapa
provinsi. Sedangkan aras regional biasanya peserta dan pembicara dari
beberapa kota atau kabupaten dalam suatu provinsi. Aras lokal jika
hanya dilaksanakan oleh dan untuk satu lembaga, misalnya pada suatu
universitas. Pada setiap penyelenggaraan kegiatan seminar biasanya ada
call paper yang dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk mempresentasikan
karya ilmiahnya. Informasi adanya call paper tersebut yang perlu dicari
oleh mahasiswa.

83
Penulisan Artikel Ilmiah: Tuntunan bagi Mahasiswa

1. Pengertian Prosiding
Sebelum membahas bagaimana cara atau prosedur pengiriman
pada kegiatan seminar, sebaiknya mahasiswa perlu memahami tentang
arti prosiding. Prosiding merupakan kumpulan artikel yang sudah
dipresentasikan dalam suatu kegiatan seminar. Prosiding mirip dengan
jurnal ilmiah jika ditinjau dari segi penyajian, adanya penentuan topik,
maupun proses reviewnya.
Hal utama yang membedakan antara prosiding dengan jurnal
ilmiah adalah bahwa artikel yang dipublikasikan dalam prosiding sebagai
hasil dari konferensi atau pertemuan ilmiah. Sedangkan artikel yang
dimuat dalam jurnal ilmiah merupakan khusus untuk publikasi ilmiah,
yang belum atau tidak dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah. Jadi,
makalah-makalah dalam suatu seminar atau konferensi disusun dan
diterbitkan menjadi prosiding. Selain itu, perbedaan keduanya biasanya
ditandai dengan nomor terbitan, yakni pada prosiding dengan ISBN
(Indeks Series Book Numbers), sedangkan jurnal menggunakan ISSN
(indeks Series Standar Number).
Pada lembaga-lembaga ilmiah tertentu, artikel atau makalah
yang disajikan dalam seminar atau pertemuan-pertemuan ilmiah lainnya,
diseleksi secara ketat. Namun masih banyak pula lembaga
penyelenggara seminar yang mengelola prosidingnya tidak seketat pada
jurnal ilmiah. Menurut Toni (2015), bahkan ada pula prosiding yang
bahkan tidak mengalami peer review. Penerbit proceeding umumnya
dapat mengetahui apakah prosiding yang ingin ia submit mengalami
proses peer reviewed atau tidak. Hal ini tentu saja, membuat prosiding
memiliki tingkat level ke-ilmiahan yang lebih rendah dibandingkan Jurnal
Ilmiah.

2. Aspek Penting dalam Prosiding


Seperti yang telah dijelaskan di depan bahwa karya tulis (artikel)
mahasiswa dapat dipublikasikan dalam prosiding. Sebelum
dipublikasikan dan dimuat dalam prosiding, tentu artikel tersebut harus

84
Proses Publikasi

dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah. Berkaitan dengan


keikutsertaannya sebagai pembicara (presenter), mahasiswa perlu
mencari informasi tentang jadwal kegiatan seminar yang akan dilakukan
oleh lembaga-lembaga ilmiah. Informasi yang perlu dicari adalah ada
tidaknya call paper dalam seminar tersebut, kapan seminar tersebut akan
dilakukan, dimana diselenggarakan, topik apa saja yang akan dibahas
dan dipersyaratkan untuk dipresentasikan, serta kapan batas akhir
pengiriman naskah (abstrak maupun naskah lengkapnya).
Selain itu, hal yang penting ditanyakan pula adalah adakah
ketersediaan prosiding yang memuat (mempublikasikan) artikel-artikel
yang telah diseminarkan tersebut, apakah prosiding tersebut memiliki
ISBN (Indeks Series Book Numbers) dan bisa diakses melalui internet. Jika
kegiatan seminar tersebut tidak menerbitkan prosiding maka mahasiswa
dapat disarankan untuk tidak perlu mengikutinya sebagai penyaji
(presenter), karena syarat legalitas keilmuannya terbukti dengan adanya
prosiding. Bahkan, jika prosidingnya tidak mememiliki ISBN dan tidak
dapat terakses melalui internet maka legalitas keilmuan juga belum
dapat diwujudkan.
Jika semua informasi penting di depan sudah dipastikan ada
(tersedia) maka sebaiknya mahasiswa mengkaji format dan sistematika
artikel (karya ilmiah) yang sudah ditentukan oleh pihak panitia. Panitia
seminar yang sudah profesional pada umumnya mensyaratkan adanya
format dan sistematika artikel yang akan dimuat dalam prosiding. Jika
tidak memenuhi persyaratan tersebut biasanya artikel yang sudah
dikirim dikembalikan pada penulis untuk direvisi.

3. Prosedur Pengiriman
Pada umumnya prosedur yang harus diikuti oleh calon pembicara
suatu seminar, sebagai berikut:
● Hubungi terlebih dahulu pihak panitia untuk menanyakan hal-
hal penting seperti yang dijelaskan di depan
● Kirimkan Curricullum Vitae (CV) dan abstrak sebelum batas

85
Penulisan Artikel Ilmiah: Tuntunan bagi Mahasiswa

akhir waktu yang ditentukan


● Jika abstrak tersebut diterima (dibuktikan dengan
pemberitahuan oleh panitia), maka segera lanjutkan
mengirimkan naskah lengkapnya sesuai dengan format dan
sistematika yang ditentukan
● Jika ada balikan dari pihak panitia, maka segera revisi
tersebut sesuai saran atau catatan pihak panitia
● Jika naskah revisi final sudah dikirim maka sebaiknya dicek
pada panitia, apakah naskah tersebut suah terkirim atau
belum.
Pada umumnya dalam kegiatan seminar ada biaya yang harus
ditanggung oleh peserta maupun oleh presenter. Pembayaran bisa
diakukan pada saat hari H seminar tersebut atau dibayarkan sebelumnya
melalui transfer di bank atau melalui rekening ATM. Jika sudah
dipastikan tanpa ada balikan lagi terhadap naskah yang terakhir dikirim,
maka sebaiknya diikuti dengan membuat power point sebagai upaya
persiapan presentasi.

B. Publikasi pada Media Cetak Harian


Media cetak harian seperti koran pada umumnya memberi kolom
khusus tentang tulisan mahasiswa maupun guru. Artinya, jika ada karya
tulis dari guru maupun mahasiswa yang dinilai baik maka mendapat
kesempatan untuk dimuat. Misalnya, media cetak harian KOMPAS yang
sudah memberi kesempatan generasi muda (siswa atau mahasiswa)
untuk mengembangkan kemampuan menulis dengan menyediakan
kolom khusus ‘Kompas Muda’. Tulisan tersebut biasanya berupa artikel
ilmiah populer. Selain itu, pada koran tertentu juga memuat resensi buku
yang diterbitkan pada hari tertentu.
Seperti yang dijelaskan pada bagian di depan bahwa untuk
format maupun sistematika tulisan artikel ilmiah populer maupun resensi
buku tidak ada aturan yang baku. Oleh karena itu, penulis yang ingin

86
Proses Publikasi

tulisannya dimuat di koran sebaiknya seringkali membaca naskah-naskah


yang sudah dimuat di koran yang dimaksud, sehingga dapat menemukan
pola-pola yang digunakan oleh para penulis.
Selain itu, para penulis tentu perlu memperhatikan syarat-syarat
yang telah ditentukan oleh pihak Redaksi. Syarat-syarat tersebut
biasanya juga dijumpai pada kolom khusus yang memuat artikel yang
dimaksud.

Contoh. Syarat Penulisan Artikel (penulisan artikel di KOMPAS)


Syarat untuk artikel yang dimuat di KOMPAS:
● Memiliki tema yang aktual
● Menggunakan referensi yang jelas
● Menggunakan bahasa yang jelas, sederhana, ringkas, dan runtut
● Isi artikel mudah dimengerti
Selain itu, artikel yang dikirim di KOMPAS harus asli, belum pernah
dimuat di media lain, substansi untuk kepentingan umum, artikel disusun
oleh 1 nama, bahasa yang digunakan populer atau luwes, dan panjang
artikel (A=700 kt, B=600 kt, C=500 kt). Artikel dikirim ke
opini@kompas.com atau opini@kompas.co.id
Catatan lain yang perlu diperhatikan oleh penulis adalah tulisan dalam
artikel:
● Komunikatif
● Ada fakta, lugas dan ada gaya tulisan (tergantung jenis tulisan)
● Iinya jelas dan jernih, runtut, nalar, tidak keruh, populer
● Memperhatikan cara penulisan alinea, dan sub judul
● Mudah dicerna (menyajikan unsur 5WH disusun secara runtut)
● Singkat (jangan lebih dari 9 kata)
● Padat (lengkap), ttp sederhana

87
Penulisan Artikel Ilmiah: Tuntunan bagi Mahasiswa

C. Publikasi pada Jurnal Ilmiah


Menurut Sahidi (2015) jurnal ilmiah adalah sebuah kumpulan
artikel dari hasil-hasil penelitian. Bentuknya biasanya kurang lebih mirip
majalah, namun dengan format berisi kumpulan rangkuman karya ilmiah
yang dibuat masing-masing peneliti. Jurnal ilmiah terbit dalam setiap
jangka waktu tertentu (bisa bulanan, bisa dwi bulanan, atau bahkan
tahunan). Jurnal ilmiah diterbitkan oleh lembaga publikasi ilmiah, baik
berupa kampus, perusahaan, ataupun media lainnya.

1. Kualitas Jurnal
Setiap jurnal biasanya memiliki kekhususan mengenai bidang
yang dibahas (digeluti), sebagai contoh jurnal khusus tentang
pendidikan, jurnal bidang di bidang ekonomi. Oleh karena itu, kualitas
jurnal perlu ‘dijaga’ oleh para Redaksi yang sesuai dengan bidangnya.
Kualitas suatu jurnal biasanya data dilihat dari proses seleksi
naskah. Menurut Sahidi (2015) salah satu ciri utama dari jurnal llmiah
adalah adanya peer review dari seseorang atau sekelompok orang ahli.
Peer review itu adalah hasil karya kita akan direview, untuk menilai
seberapa valid dan layak karya tulisan terbit di jurnal tersebut. Dengan
demikian ada kemungkinan suatu naskah akan ditolak karena tidak
memenuhi syarat dalam jurnal tersebut. Proses peer review kurang lebih
akan seperti proses bimbingan skripsi atau thesis dimana penulis diminta
untuk melakukan perbaikan.
Selain itu, suatu jurnal dianggap sudah baik jika sudah
terakreditasi, bukan hanya memiliki ISSN saja. Perlu dipahami bahwa
dalam proses untuk memperoleh akreditasi merupakan perjuangan yang
berat bagi pengelolanya karena membutuhkan pengelolaan yang lancar,
transparan dan memenuhi syarat terakreditasi selama beberapa tahun.
Sebaiknya penulis perlu ‘menjelajah’ (melalui internet) untuk mencari
informasi tentang jurnal terakreditasi yang sesuai kebutuhan.

88
Proses Publikasi

2. Prosedur Publikasi dalam Jurnal Ilmiah


Proses publikasi ilmiah dalam jurnal ilmiah tidak serumit proses
publikasi dalam prosiding. Tentu dalam hal ini, penulis sudah memiliki
naskah (artikel) yang lengkap sesuai persyaratan jurnal, misalnya format,
bidang (topik tulisan), panjang halaman, sistematika, dan cara penulisan
daftar pustaka serta kutipan. Oleh karena itu, penulis perlu membaca
syarat-syarat tersebut pada jurnal tersebut, yang biasanya didapatkan
pada bagian cover dalam bagian belakang jurnal.
Adapun prosedur yang perlu dikuti dalam proses publikasi
sebagai berikut:
● Kirimkan naskah lengkap artikel tersebut pada pihak redaksi
atau pengelola jurnal, dan beritahukan pada pihak redaksi
bahwa anda sudah mengirimkannya
● Segeralah revisi naskah tersebut sesuai catatan redaksi jika
pihak redaksi mengembalikan dengan catatan (revisi). Jarang
sekali suatu naskah langsung diterima dan diterbitkan.
Adanya revisi menunjukkan bahwa naskah tersebut masih
layak untuk dipublikasikan.
● Jika belum memahami isi catatan redaksi mengenai revisi
tersebut, sebaiknya segera pula untuk menanyakan.
● Kirimkan kembali naskah yang sudah revisi tersebut kepada
pihak redaksi. Jika masih ada catatan dari redaksi maka
segera pula untuk direvisi sesuai catatan tersebut. Jika sudah
tidak ada revisi maka ditunggu saja proses penerbitannya.
● Jika membutuhkan proses yang cepat, maka sebaiknya
meminta surat pernyataan bahwa artikel tersebut sudah
diterima (layak) oleh redaksi dan masih dalam proses terbit.

89

Anda mungkin juga menyukai