Anda di halaman 1dari 14

LANGKAH-LANGKAH PENULISAN KARYA TULIS

ILMIAH

Dosen Pengampu: Ayu Anindia Hizraini, M.Pd.

A. Pendahuluan dalam Karya Tulis Ilmiah


a. Latar Belakang
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan
yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang
atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan. Secara umum, proses penulisan karya ilmiah
dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap
perbaikan.

Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah setiap karangan ilmiah mengandung
komponen adanya masalah yang menjadi topik karangan ilmiah itu. Adanya tujuan
penelitian, metode penelitian, teori yang dianut, objek penelitian, instrumen yang
digunakan, dan adanya hasil penelitian yang diperoleh. Setelah kaidah ditemukan dan
dirumuskan, kegiatan penelitian harus diwujudkan dalam bentuk laporan. Hal ini
dimaksudkan karena sasaran akhir penelitian adalah mengkomunikasikan hasil
penelitian pada khalayak terkait. Oleh karena itu. menulis laporan merupakan tahap
akhir yang penting dalam penelitian, karena menulis laporan merupakan proses
komunikasi yang membutuhkan adanya pengertian yang sama antara penulis dan
pembaca.

Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau
simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk
dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya
ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya.

Jadi, dapat disimpulkan belajar menulis karya ilmiah itu sangat penting supaya di setiap
proses dan tahapannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu, pentingnya belajar

1
menulis karya ilmiah juga dapat memperjelas sasaran atau tujuan dilaksanakannya
penelitian sehingga dalam pembahasannya dapat disampaikan secara tepat dan mudah
dipahami oleh pembaca. Sehingga kami membuat makalah penulisan karya ilmiah ini
sebagai bahan pembelajaran

b. Rumusan Masalah

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan


karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi
umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup
mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih
merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap
karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari.
Penyusunan karya ilmiah ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk
mengembangkan kemampuan menyusun karya ilmiah.

c. Tujuan Penulisan
1. Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya
dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
2. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya
menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil
(produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama
setelah penyelesaian studinya.
3. Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi
pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat
membacanya.
4. Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam
menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah
yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
5. Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
d. Manfaat Penulisan

Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:

2
1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif.
2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, Mengenalkan
dengan kegiatan kepustakaan.
3. Meningkatkan pengorganisasian fakta data secara jelas dan sistematis.
4. Memperoleh kepuasan intelektual.
5. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
6. Sebagai bahan acuan penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.
B. Bentuk-Bentuk Karya Ilmiah

Dilihat dari bobot dan kedalaman analisisnya bisa dibedakan adanya beberapa karangan
ilmiah, yaitu karya tulis, makalah, skripsi, tesis, disertasi dan laporan hasil penelitian.
Pada prinsipnya semua karangan ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah Dalam hal
ini yang membedakan hanyalah materi susunan, tujuan serta panjang pendeknya karya
tulis ilmiah tersebut.

1) Karya Tulis

Karya tulis adalah karangan ilmiah yang lazim diberikan kepada siswa sekolah
menengah mengenai salah satu aspek satu mata pelajaran. Di dalamnya terdapat
komponen masalah, tujuan penulisan, pembahasan, dan kesimpulan. Panjangnya kurang
lebih sepuluh halaman ketikan dua spasi pada "kertas ukuran A4".

2) Makalah

Makalah adalah karangan ilmiah yang ditulis untuk disajikan dalam seminar atau
simposium. Tebalnya sekitar 15 halaman diketik satu setengah spasi pada kertas ukuran
A4, termasuk abstrak dan daftar pustaka

Makalah juga harus disusun berdasarkan hasil penelitian, entah penelitian lapangan
maupun penelitian pustaka. Jadi, semua komponen penelitian ada tercakup di dalamnya.
Namun, format susunannya tidak perlu formal seperti pada skripsi, tesis, dan disertasi.
Abstrak yang diletakkan pada awal makalah, biasanya berisi tujuan penulisan, masalah
penulisan, dan hasil atau kesimpulan. Abstrak lazim berisi kata kunci dari abstrak itu.
Kemajuan teknologi dewasa ini tidak menuntut penyaji makalah membacakan
makalahnya melainkan hanya menjelaskan makalah dari power point yang ditayangkan.

3
3) Skripsi

Skripsi adalah karangan ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan


pendapat orang lain yang ditulis untuk menjadi syarat tugas akhir pada pendidikan strata
satu (S). Masalah yang diajukan berkenaan dengan salah satu aspek yang menjadi
substansi bidang keilmuan yang ditekuni. Skripsi memiliki bobot yang lebih tinggi dari
sebuah karya tulis. Semua komponen penelitian yang dikemukakan pada subbab 8.1
harus jelas tampak dalam sebuah skripsi.

Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta-fakta empiris- objektif baik
berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak langsung
(study kepustakaan). Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur
pemikiran ilmiah yaitu logis dan emperis. Jumlah halaman untuk skripsi minimal 60
halaman. Kalau karya tulis tidak diujikan, dan makalah disajikan dalam suatu seminar
atau suatu pertemuan ilmiah, maka skripsi diujikan di muka suatu sidang ujian skripsi.
4) Tesis

Tesis adalah karangan ilmiah sebagai tugas akhir dalam pendidikan strata dua. Isinya
merupakan pendalaman dari salah satu aspek atau segi program studi yang diikuti. Tesis
juga diujikan dalam satu sidang ujian tesis.

Penulisan tesis bertujuan mensintesikan ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi guna
memperluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah
ini terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam
tentang suatu hal yang menjadi tema tesis tersebut. Jumlah halaman untuk Tesis
minimal 80 halaman.

5) Disertasi

Disertasi adalah karangan ilmiah sebagai tugas akhir dalam pendidikan strata tiga.
Isinya merupakan tinjauan filosofis terhadap satu aspek atau segi dari bidang ilmu yang
diteliti. Penekanan pada aspek filosofis ini menjadi ciri pada pendidikan strata tiga.
Mengapa? Karena induk dari segala ilmu adalah filsafat Mereka yang sudah
menyelesaikan pendidikan strata tiga atau yang telah menyelesaikan disertasi dikatakan

4
pengetahuannya telah sampai pada tingkat filsafat. Maka itu, di Inggris atau di negara
lain, mereka yang telah lulus dalam pendidikan strata tiga diberi gelar Ph.D (Philosophy
Degree). Artinya, telah mencapai derajat filosof.

Disertasi merupakan suatu karangan ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis terinci. Dalil
yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan
senat guru besar atau penguji pada sutu perguruan tinggi, desertasi berisi tentang hasil
penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam
terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari desertasi tersebut, penemuan tersebut
bersifat orisinil dari penulis sendiri, penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor.
Jumlah halaman untuk Disertasi minimal 250 halaman.

6) Laporan Hasil Penelitian

Laporan hasil penelitian adalah laporan yang dibuat setelah suatu penelitian dilakukan.
Laporan penelitian juga berisi komponen masalah, metode penelitian, objek penelitian,
instrumen penelitian, hasil yang dicapai. Lalu rekomendasi untuk melakukan sesuatu
yang lain berdasarkan hasil penelitian itu.

C. Langkah-Langkah Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Langkah-langkah penulisan karya ilmiah pada umumnya meliputi empat tahapan, yaitu:

a. Perumusan Masalah

Untuk memulai penulisan artikel, kita harus menepatkan suatu permasalahan. Dari
permasalahan ini kita bisa mengolah suatu tema atau topik yang lebih spesifik yang bisa
dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Kemudian dari topik ini dapat diangkat suatu
judul artikel.

Pada dasarnya ada banyak permasalahan yang mengitari kehidupan kita seperti
permasalahan relevansi pendidikan, kemiskinan, lingkungan hidup. Sosialisasi politik,
suksesi kepemimpinan nasional, ketergantungan di bidang teknologi, dampak negatif
proses industrialisasi, dan masih banyak yang lain lagi. Kita bisa memilih salah satu

5
atau beberapa permasalahan tersebut untuk kita angkat sebagai topik penulisan artikel.
Untuk memilih permasalahan tersebut, kita perlu memperhatikan hal-hal berikut:

1) Permasalahannya yang actual dan up to date (hangat dan “menggigit”), sehingga


menarik perhatian pembaca.
2) Permasalahannya sesuai dengan minat dan disiplin ilmu yang kita tekuni,
sehingga kita lebih mudah untuk mempertanggungjawabkannya secara ilmiah.
3) Permasalahan tersebut memang sangat urgen di dalam masyarakat. Dan perlu
segera mendapatkan pemecahan. Penulis pemula biasanya mengalami kesulitan
untuk mencari masalah. Seolah-olah dunia sekelilingnya berjalan tanpa ada
masalah. Padahal, kalau kita mau merenung, banyak sekali masalah yang cukup
menarik untuk ditulis. Permasalahan bisa kita temukan dari pengalaman maupun
teori- teori. Apabila sulit mencari permasalahan, langkah yang perlu dilakukan
adalah:
a) Bacalah teori dari berbagai buku dan sumber sebanyak mungkin.
b) Bacalah laporan-laporan hasil penelitian, termasuk skripsi dan tesis.
c) Biasakan mengamati dan merenungkan segala fenomena yang terjadi di
sekeliling kita.

Hal ini perlu dilakukan agar kita bisa mengembangkan intuisi yang kita miliki sehingga
akhirnya kita memiliki tingkat kepekaan dan kepedulian yang tinggi terhadap berbagai
fenomena dan regularitas sosial budaya dan alam yang ada di sekeliling kita.

b. Pengembangan Hipotesis

Hipotesis perlu dikembangkan agar kita bisa memberikan jawaban sementara terhadap
masalah yang kita angkat. Ini penting untuk kita lakukan agar kita bisa menyajikan
berbagai alternatif pemecahan masalah yang kita hadapi. Hipotesis untuk kepentingan
karya tulis ilmiah ini tidak harus dirumuskan secara formal seperti pada karya tulis
penelitian. Fungsi utama hipotesis dalam karya tulis ilmiah ialah untuk mengarahkan
imajinasi ilmiah kita agar bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi jika kita berupaya
memecahkan permasalahan yang kita hadapi dengan pendekatanpendekatan tertentu.

c. Pengumpulan dan Analisis Data

6
Langkah ini kita ambil agar apa yang kita hipotesiskan bisa didukung data-data yang
memadai. Data yang kita ambil bisa data kuantitatif maupun kualitatif, sesuai dengan
kebutuhan kita. Juga tidak harus berupa data primer, data sekunder pun bisa kita
gunakan. Dalam langkah ini kita perlu menganggap bahwa pendapat orang, hukum-
hukum yang telah mapan, dan juga teori-teori yang ada bisa kita perlakukan sebagai
data yang bisa mendukung atau membantah hipotesis yang kita ajukan.

Kalau kita mampu menyajikan data yang memadai dengan benar, maka akan terasa
bahwa artikel atau karya tulis yang kita buat akan menjadi lebih utuh. Di samping itu
hasil karya tulis kita pun akan semakin berbobot dan menarik untuk dibaca. Seandainya
karya tulis itu akan digunakan sebagai landasan pengambilan kebijakan, maka
pengambil kebijakan akan mendapatkan landasan yang lebih akurat.

d. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini bermaksud untuk menentukan posisi penulis berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas. Pada tahap ini tercapailah klimak pembahasan, sehingga
dalam tahap ini penulis harus bisa memaparkan dengan jelas apakah hipotesis yang
diajukan ditolak atau diterima. Untuk bisa melakukan pembahasan dengan akurat, kita
sebaiknya banyak membaca teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang terkait dengan
topik karya tulis kita. Dengan berbuat demikian berarti kita telah mengambil dan
menentukan posisi ilmiah bagi diri kita sendiri. Selanjutnya kita perlu menyimpulkan
inti karya tulis kita, memberikan saran atau himbauan, sesuai dengan temuan karya tulis
kita tersebut.

Ke empat langkah di atas itulah yang perlu kita pegang dalam mengembangkan
gagasan dalam penulisan artikel ilmiah. Namun demikian, hal yang perlu juga
diperhatikan ialah bahwa susunan dan sistematikanya tidak harus eksplisit. Bahkan
jangan sekali-kali mengeksplisitkan empat langkah tersebut dalam karya tulis ilmiah
(papaer/makalah/artikel). Karena justru akan mengganggu pembaca dalam memahami
inti karya tulis tersebut.

Masing-masing langkah tidak perlu dirumuskan dan dibuat sebagai sub bahasan.
Susunlah sistematika artikel seluwes mungkin. Namun, dari sistematika itu, yang

7
penting kita harus memiliki dan melakukan empat langkah itu secara implisit entah pada
pokok bahasan mana saja asalkan masih logis dilihat dari kronologisnya.

D. Penulisan Karya Ilmiah

Dalam pembuatan sebuah karya ilmiah dibutuhkan berapa tahapan- tahapan,


diantaranya yaitu: tahap persiapan, tahap penulisan, dan tahap evaluasi.

 Tahap Persiapan
1. Pemilihan Topik dan Tema Karya ilmiah

Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak
disampaikan atau lebih dikenal dengan dengan topik pembicaraan. Topik adalah hal
yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Wahab (1994 4)
menyebutkan bahwa yang dimaksud topik adalah bidang medan atau lapangan masalah
yang akan digarap dalam karya tulis atau penelitian Sementara itu, tema diartikan
sebagai pemyataan sentral atau pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Topik
yang memang masih terlalu luas harus dibatasi menjadi sebuah tema.

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya
ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta
tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah
tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan
topik untuk karya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara:

a. Merumuskan Tujuan

Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan
karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya. Tips yang dapat dilakukan untuk
merumuskan tujuan diantaranya;

1) Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana.


2) Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata tanya terhadap
rumusan yang kita buat.
3) Jika kita dapat menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan,
berarti rumusan tujuan yang kita buat sudah cukup jelas dan tepat.

8
b. Menentukan Topik

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan
ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang akan
kita tulis.

c. Menelusuri Topik

Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam
penulisannya tepat sasaran. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam
memfokuskan topik adalah fokuskan topik agar mudah dikelola dan ajukan pertanyaan.

d. Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah

Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan pembacanya


akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah
dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita harus mengidentifikasi siapa kira-
kira yang akan membaca tulisan kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita
menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran.

e. Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah

Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam
tulisan.

2. Mengumpulkan Bahan

Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, penulis mulai mengumpulkan
bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media cetak maupun elektronika Bahan-
bahan tersebut dikumpulkan terutama yang relevan dengan topik dan tema yang akan
ditulis. Pemilihan bahan yang relevan ini bisa dengan cara membaca atau mempelajari
bahan secara sepintas serta menilai kualitas isi bahan. Bahan yang sudah terkumpul
tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan penulis dan sebagai
landasan teoretis dari karya tulis tersebut.

3. Survey Lapangan

9
Langkah ini adalah melakukan pengamatan atas obyek yang diteliti. Menetapkan
masalah dan tujuan yang akan diteliti dan dijadikan karya ilmiah Langkah ini
merupakan titik acuan Anda dalam proses penulisan atau penelitian.

4. Membangun Bibliografi

Bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman tertulis
atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar
menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan bibliofrafi adalah untuk
mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku pustaka yang pernah
diterbitkan. Unsur-Unsur Bibliografi dan Contoh Penulisannya:

a. Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap.


b. Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
c. Data Publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa, nomor
jilid buku dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama
majalah, atau surat kabar, tanggal dan tahun.
Penyusunan Bibliografi:
a) Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.
b) Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam
urutan abjad.
c) Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi, untuk
refrensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi
diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
e. Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi adalah satu spasi. Namun,
jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.

f. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap
pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan.
5. Menyusun Hipotesis

10
Langkah ini adalah menyusun dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari obyek
penelitian. Hipotesis ini merupakan prediksi yang ditetapkan ketika Anda mengamati
obyek penelitian.

6. Menyusun Rancangan Penelitian

Merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan. Menyusun rancangan


penelitian sebagai langkah ketiga dari langkah-langkah menulis karya ilmiah. Ini
merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan.

7. Melaksanakan Percobaan Berdasarkan Metode Yang Direncanakan

Langkah ini merupakan kegiatan nyata dari proses penelitian dalam bentuk percobaan
terkait penelitian yang dilakukan. Anda lakukan percobaan yang signifikan dengan
obyek penelitian.

8. Melaksanakan Pengamatan

Setelah melakukan percobaan atas obyek penelitian dengan metode yang direncanakan,
maka selanjutnya Anda melakukan pengamatan terhadap obyek percobaan yang
dilakukan tersebut.

9. Menganalisis dan Menginterpretasikan Data

Langkah ini menganalisa dan menginterpretasikan hasil pengamatan yang sudah


dilakukan. Anda coba untuk menginterpretasikan segala kondisi yang terjadi pada saat
pengamatan. Di langkah inilah Anda mencoba untuk meneliti dan memperkirakan apa
yang terjadi dari pengamatan dan pengumpulan data.

10. Merumuskan Kesimpulan dan Teori

Langkah ini merumuskan kesimpulan atau teori mengenai segala hal yang terjadi
selama percobaan, pengamatan, penganalisaan dan penginterpretasian data
Langkah ini mencoba untuk menarik kesimpulan dari semua yang didapatkan dari
proses percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan penginterpretasian terhadap obyek
penelitian.

 Tahap Penulisan

11
Format umum penulisan karya ilmiah:

• Bagiaan Permulaan

a. Halaman Sampul
a) Halaman Judul
b) Terdiri dari judul, jenis laporan (skripsi dan tesis), nama, NIM
mahasiswa, lambang institusi, nama lengkap universitas
c) Halaman Judul (sama dengan judul sampul)
b. Halaman Logo

Penulisan judul jika lebih dari satu baris, maka ditulis seperti piramida terbalik. Judul
ditulis untuk mengetahui garis besar isi laporannya. Judul ditulis dengan huruf kapital,
biasanya di tengah halaman agak ke atas. Tetapi ada juga variasi lain.

c. Halaman Persetujuan
a) Persetujuan Pembimbing
b) Persetujuan untuk para Penguji.

Menguraikan dengan singkat alasan dan tujuan penyusunan laporan: penelitian, dan
ucapan terima kasih kepada pembimbing dan pihak yang telah membantu pelaksanaan
penelitian.

d. Ucapan Terimakasih
e. Abstrak
Berisi masalah pokok pada skripsi atau disertasi. Pada makalah, tidak
memerlukan halaman ini.
f. Daftar Isi
Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi pokok laporan, sehingga harus
mencantumkan dengan jelas urutan bab dan sub-bab, serta seluruh lampiran yang ada
dengan nomor halaman masing-masing.

Penulisan daftar isi akan jauh lebih mudah jika menggunakan pengaturan yang tersedia
di dalam perangkat lunak (seperti Microsoft Word). Peneliti dapat menggunakan
alternatif pilihan dalam table of content dari menu references. Peneliti sebaiknya

12
menggunakan pengaturan heading untuk membuat semua judul bab, subbab, dan anak
subbab, sehingga letaknya dapat terdeteksi secara otomatis oleh program.

g. Daftar Tabel, Gambar, dan Lampiran

Jika menggunakan lampiran tabel, gambar, dan grafik untuk menunjang isi laporan,
maka harus mencantumkan nomor urut dan halaman dengan jelas.

 Bagian Isi

Secara unum, bagian isi terdiri dari :

1. Pendahuluan

Memaparkan: latar belakang dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
hipotesis, penjelasan, dan metode penelitian.

2. Landasan Teori

Berisi: uraian teoritis yang berhubungan dengan masalah penelitian dan konsep yang
mendasari perumusan hipotesis. Landasan teori merupakan acuan/kerangka berpikir
untuk memecahkan masalah. Peneliti harus memaparkan kajian yang mendalam tentang
teori yang terkait dengan penelitian.

3. Hasil Penelitian

Menguraikan: pengolahan dan analisis data, serta penafsiran hasil analisis data.

 Bagian Penutup

Kesimpulan dan Saran


Menguraikan keseluruhan hasil penelitian. Mengulas hasil penafsiran yang dirujukkan
kepada landasan teori yang digunakan kemudian dikemukakan beberapa saran.

Pada umumnya terdiri dari :

a. Daftar Kepustakaan

Daftar ini harus secara lengkap dan sistematis mencantumkan seluruh buku sumber
yang digunakan dalam penulisan laporan. Komponen yang harus ada dalam daftar

13
pustaka adalah nama pengarang tahun terbit judul buku, kota penerbit, dan nama
penerbit.

b. Lampiran

Berisi seluruh materi yang disertai daftar pertanyaan, perhitungan statistik, tabel, dan
lain-lain.

c. Indeks

Berisi daftar kata, istilah, atau nama yang ada dalam laporan dan disusun menurut
abjad.

 Tahap Evaluasi

Tahap terakhir yaitu verifikasi atau evaluasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari
tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus
tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu
ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang
peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa
menghilangkan esensinya.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/349277386/Langkah-langkah-Penulisan-
KaryaIlmiah diakses 12 Oktober 2023 pukul 15.23 WITA.

https://dosen.ikipsiliwangi.ac.id/wp-content/uploads/sites/6/2018/03/MODUL-
PENULISAN-KARYA-TULIS-ILMIAH.pdf diakses 15 Oktober 2023 pukul
15.59 WITA.

https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/LUTH435303-M1.pdf diakses
13 Oktober 2023 pukul 09.37 WITA.

14

Anda mungkin juga menyukai