1
DAFTAR ISI
2
Halaman cover .........................................................................................................
1
Daftar Isi....................................................................................................................
2
SK Direktur................................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
4
BAB X PELAPORAN..........................................................................................
37
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah salah satu organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan jasa kesehatan, mengutamakan atau mementingkan upaya
penyembuhan dan pemulihan yang telah dilaksanakan secara serasi dan terpadu
oleh rumah sakit dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta
upaya perbaikan (Undang – undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009).
Rumah sakit tidak hanya sekedar menampung orang sakit saja melainkan harus
lebih memperhatikan aspek peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
Pengelolaan rumah sakit pada masa lalu dipandang sebagai usaha
sosial, tetapi dimasa sekarang pengelolaan rumah sakit harus lebih dari itu.
Adanya penataan manajemen yang baik, sinergi antara manajemen rumah sakit,
pengelolaan SDM dengan pasien atau keluarganya, hubungan dengan
organisasi rumah sakit lainnya, hubungan dengan lingkungan sekitar, juga
bagaimana output produksi kita barupa limbah buang (medis dan non medis)
terhadap dampak lingkungan yang ada, ini semua perlu adanya penataan yang
baik.
Rumah Sakit Mitra sehat medika merupakan salah satu rumah sakit
swasta di Kabupaten Pasuruan yang berusaha memberikan pelayanan
kesehatan secara profesional, berkualitas, terjangkau serta mengutamakan
mutu dan keselamatan pasien. Oleh karena itu Rumah Sakit Mitra sehat medika
5
selalu memperbaiki kinerjanya agar dapat memberikan kepercayaan kepada
masayarakat atas mutu pelayanan. Kepercayaan masyarakat kita anggap
penting karena hal ini mencerminkan adanya output organisasi yang baik,
menunjukan bahwa ada keberhasilan pengelolaan manajemen rumah sakit yang
dilaksanakan dengan baik.
Pedoman pengorganisasian Rumah Sakit Mitra sehat medika
diharapkan dapat dijadikan dasar untuk instalasi maupun unit-unit terkait yang
ada di Rumah Sakit Mitra sehat medika guna mengimplentasikan semua
program kerja sebagaimana tertuang dalam rencana strategi rumah sakit
dengan tetap berlandaskan pada visi-misi rumah sakit.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
6
Penetapan sebagai RSU memberikan semangat baru bagi segenap
pengelola institusi. Namun disisi lain memberikan tantangan tersendiri
karena dengan ditetapkannya sebagai RSU pengelolaan institusi menjadi
semakin komplek dan memerlukan penataan baik dari sisi structural maupun
fungsional. Oleh karena itu segenap jajaran pengelola bermaksud untuk
mengajukan akreditasi RS guna untuk memperbaiki berbagai system
pengelolaan RS yang masih belum standard dan perlu disempurnakan.
Dengan berbekal tekad yang kuat berbagai persiapan seperti study banding
ke beberapa RS yang sudah terakreditasi akhirnya pada tahun 2012
mengajukan ke KARS untuk mengikuti program akreditasi. RSU Mitra Sehat
Medika berhasil menjalani dan terakreditasi 5 pelayanan dasar untuk
Pelayanan Administrasi, Pelayanan Rekam Medik, Pelayanan Unit Gawat
Darurat, Pelayanan Medik dan Pelayanan Keperawatan. Pada tahun 2017,
RS Mitra Sehat Medika juga telah terakreditasi perdana versi 2012 oleh
KARS.
Penyelenggaraan akreditasi RS MITRA SEHAT MEDIKA memberikan
dampak yang sangat besar terhadap pengelolaan intitusi. Terutama dalam
bidang pengorgasian RS, tata kelola dokumen dan pengembangan jenis
pelayanan medis seperti poli umum, poli gigi dan mulut, dan poli spesialis,
Unit Gawat Darurat, serta rawat inap yang terdiri dari kelas I, II, III, dan VIP
yang dilengkapi pelayanan laboratorium, radiologi, farmasi, fisioterapi.
Kebijakan umum rumah sakit adalah setiap pasien yang datang
dilayani kebutuhannya secara tuntas dengan menyediakan keperluan
perawatan dan pengobatan pasien, baik obat maupun alat yang diperlukan,
tanpa memberi resep yang harus dibeli oleh pasien, tanpa uang muka.
Semua baru dibayar oleh pasien setelah pasien siap pulang. Kebijakan ini
merupakan kebijakan yang diterapkan sejak awal berdiri sebagai RSB.
7
8
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT MITRA SEHAT MEDIKA
2022
DIREKTUR
Kesehatan
Unit Unit Perina Lingkungan
Gizi
Keterangan
Unit UPS RS
SPI : Satuan Pengawas Internal Unit Kamar Bersalin
MOD : Manager On Duty Rekam Medis
MPP : Manajer Pelayanan Pasien Security
PPI : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Unit
K3RS : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit Fisioterapi
PPI : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Logistik
PPRA : Program Pengendalian Resistensi Antimikroba
Diklat : Pendidikan dan Pelatihan
Direktur
PKRS : Promosi Kesehatan Rumah Sakit PT. Mitra Sehat Medika Inventory
UPS RS : Unit Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
Laundry
i
Drs. Franky Tandayu, Apt.
Pandaan, 5 November 2015 5
Direktur RS Mitra Sehat Medika Komisaris RS Mitra Sehat Medika
DIREKTUR
KETUA
KOMITE ETIK
WAKIL KETUA
SEKRETARIS
ANGGOTA
6
BAB V
URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG
B. KETUA
1. Menyusun dan mengajukan program kerja dan RAPB dengan
anggotanya.
2. Melaksanakan pengaturan dan pengendalian kegiatan yang tertuang
dalam program kerja.
3. Mengadakan rapat dan koordinasi dengan anggotanya.
4. Mempelajari, membahas, serta memproses data-data yang masuk
bersama-sama dengan anggotanya.
5. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap masalah-masalah yang ada.
6. Melaporkan kegiatan komite kepada Direktur.
C. SEKRETARIS
1. Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan.
2. Melakukan koordinasi dengan unit atau pihak terkait sehubungan dengan
kelengkapan data-data pendukung.
3. Mengolah serta menampilkan data.
4. Menyiapkan kebutuhan sarana dan prasarana.
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua komite.
D. ANGGOTA
7
1. Mengikuti kegiatan komite dalam hal mempelajari, membahas, serta
memproses data-data.
2. Menghadiri setiap rapat yang diadakan oleh Ketua komite.
3. Memberikan masukan serta referensi kepada Ketua komite sehubungan
dengan data-data yang masuk.
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua komite.
8
BAB VI
TATA HUBUNGAN KERJA
9
kembali pada tujuan pokok dari tugas hukum dalam kehidupan bersama
yaitu menciptakan tatanan masyarakat yang tertip dalam
keseimbangan. Salah satu kaidah yang diperlukan manusia adalah
kaidah hukum yang mengatur antar manusia melalui keserasian antara
ketertiban dan ketentraman. Norma hukum biasanya dirumuskan dalam
bentuk perilaku yang dilarang dengan sanksinya apabila dilanggar.
Norma hukum yanga tertulis dan yang tidak tertulis, hukum tertulis
disamakan dengan perturan perundang-undangan , "peraturan"
menunjuk pada norma hukum tertulis. Hukum tidak tertulis bersumber
pada kebiasaan, yang mempunyai akibat–akibat hukum. Hukum tak
tertulis berlaku sepanjang hal itu tidak diakui oleh peraturan perndang-
udangan.
Hukum kesehatan mencakup segala peraturan dan aturan
secara langsung berkaitasn dengan pemeliharan dan perawatan
kesehatan yang terancam atau kesehatan yang rusak. Juga mencakup
penerapan hukum perdata umum dan pidana umum yang berkaitan
dengan hubungan hukum dalam pelayanan kesehatan.
Etik profesi medis di Indonesia tertuang dalam KODERSI
sebagai lampiran 1 SK PERSI VI tentang pengesahan berlakunya kode
etik Rumah Sakit Indonesia, 1993.
Dalam kaitannya dengan tugas tenaga kesehatan (dokter,
perawat) sebagai tenaga professional, sebagai manusia biasa tidak
luput dari ketentuan hukum yang berlaku bagi setiap orang. Dilain pihak
pasien semakin sadar akan hak – haknya dan perlindungan hukum atas
dirinya , sehingga permasalahan hubungan tenaga kesehatan dengan
pasien menjadi semakin kompleks. Keistimewaan kelompok profesi
dokter ialah bahwa tumpuan utamanya, justru terletak dalam integritas
etis yang tercermin melalui dedikasinya, terhadap standar perilaku etis,
dalam hal ini menghargai hak orang lain (pasien) serta atas keadilan
dan kebajikan.
Landasan etis inilah yang merupakan dasar bagi kepercayaan
masyarakat, khususnya pasien, dan yang memberikan dimensi moral
sehingga mendapat status terhormat dan terpercaya dalam masyarakat.
Dalam kenyataannya etis tidak mampu menyelesaikan permasalahan
10
yang timbul antara dokter dan pasien dan yang menjadikan yuridiksi
peradilan menjadi luas.
Hubungan dokter dengan pasien dalam melaksanakan
tugasnya dilandasi oleh dasar-dasar etik sebagai seorang dokter yang
dibekali dengan sumpah jabatan dan kode etik profesi. Sedangkan
keterkaitan dengan pasien dilandasi dengan dasar – dasar hukum yang
mengatur hubungan hukum antar dua pihak . Masing-masing dibebani
hak dan kewajiban yang sifatnya mengikat untuk dipatuhi.
Dalam struktur organisasi Rumah Sakit terdapat komite medik
yang tata kerjanya terkait erat dengan audit medik yang berfungsi
mencegah kemungkinan terjadiinya kesalahan / kelalaian dalam
tindakan medis tertentu, disamping upaya penyelesaian kesalahan/
kelalaian terlanjur terjadi. Apa yang dilakukan oleh komite medik melalui
audit medik tersebut tidak lain bertujuan agar kepada pasien diberikan
pelayanan perawatan medis yang sebailk-baiknya dengan
menggunakan teknik dan tata cara (prosedur) berdasar ilmu
pengetahuan kedokteran dan etik dalam rangka tanggung jawab Rumah
Sakit sebagai salah satu macam jenis sarana kesehatan menurut
ketentuan UU RI no.23 tahun 1992 tentang kesehatan.
1. Hubungan Etik Pasien – Rumah Sakit.
Tim Medis suatu kesatuan tidak bisa dinyatakan dalam
tanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian karena tenaga
kesehatan anggota dari tim tersebut selalu hanya bertanggung
jawab sendiri atas pekerjaan yang dilakukan sesuai keahliannya.
Dengan demikian kegiatan di Rumah Sakit tidak terlalu simple ,
tidak sesederhana demikian. Tidak mudah untuk menentukan
kegiatan yang mana termasuk kegiatan perawatan. Apabila dilihat
dari hubungan hukum yang timbul antara pasien dan Rumah Sakit,
dapat dibedakan dua (2) macam perjanjian :
2.1. Perjanjian perawatan dimana terdapat kesempatan antara
Rumah Sakit dan pasien bahwa pihak Rumah Sakit
menyediakan kamar perawatan dan dimana tenaga perawat
melakukan tindakan perawatan.
11
2.2. Perjanjian pelayanan medis dimana tersapat kesepakatan
antara Rumah Sakit dan pasien bahwa tenaga medis rumah
sakit akan berupaya secara maksimal untuk menyembuhkan
pasien melalui tindakan medis (" inspanning verbintenis").
2. Hubungan Etik Pasien – Tenaga Kesehatan.
Bertitik tolak dari hal tersebut , maka hubungaan hukum pasien dan
tenaga kesehatan di rumah sakit dapat berupa :
2.1. Hubungan pasien dengan dokter.
Hubungan hukum pasien dengan dokter dimana pihak dokter
berupa secara maksimal menyembuhkan pasien.
2.2. Hubungan hukum pasien dengan tenaga kesehatan lain.
12
atau limpahan wewenangnya, namun pemberian itu harus
memenuhi beberapa persyaratan tertentu.
Syarat yang harus dipenuhi adalah :
1. Penegakan diagnosis, pemberian atau penentuan terapi serta
penentuan indikasi harus diputuskan oleh dokter tidak dapat
didelegasikan.
2. Delegasi tindakan medik hanya dibolehkan jika dokter tersebut
sudah sangat yakin bahwa perawat yang menerima delegasi itu
sudah mampu untuk melaksanakan dengan baik.
3. Pendelegasian harus dilakuakn secara tertulis termasuk
instruksi yang jelas mengenai pelaksanaannya, bagaimana
harus bertindak jika timbul komplikasi dan sebagainya.
4. Harus ada pertimbangan atau pengawasan medik pada
pelaksanaannya. Pengawasan tersebut tergantung kepada
tindakan yang dilakukan.
5. Orang yang didelegasikan itu berhak menolak apabila ia tidak
mampu untuk melakukannya.
13
TATA HUBUNGAN KERJA
DIREKTUR
KOMITE ETIK
14
4. Tata hubungan kerja komite Etik dengan meliputi koordinasi tentang
ketenagaan, pelayanan, penilaian kinerja dan masalah Etik jika ada
pelanggaran di Rumah Sakit Mitra sehat medika.
BAB VII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI
NAMA
JABATAN JUMLAH
JABATAN STRUKTURAL
RUMAH SAKIT
Ketua komite Etik Ketua Komite Etik 1
Sekretaris Sekretaris 1
Anggota - Yanmed 4
- Penunjang medis
- Kabid Keperawatan
- Kabag Umum
15
BAB VIII
KEGIATAN ORIENTASI
16
2.3. Komite etik dapat mengundang wakil dari instansi terkait,
konsultan bidang hukum, wakil ikatan profesi terkait, ulama dan
lain-lain yang ada kaitannya dengan permasalahan pengaduan
Etik tersebut.
2.4. Rapat yang diadakan adalah tertutup untuk umum dan hasil rapat
bersifat rahasia.
2.5. Keputusan Komite Etik dianggap sah bila disetujui oleh lebih dari
separo anggota yang hadir.
2.6. Kepututsan Komite Etik berupa pertimbangan yang akan
disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit Mitra sehat medika.
2.7. Keputusan Komite Etik hanya berupa pertimbangan tidak
mempunyai kekuatan mengikat terhadap keputusan Direktur
Rumah Sakit Mitra sehat medika.
17
BAB IX
PERTEMUAN / RAPAT
A. PENDAHULUAN
B. TUJUAN
C. KEGIATAN PERTEMUAN
36
BAB XI
SISTEM PELAPORAN
37