Anda di halaman 1dari 8

POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL HUBUNGAN SUAMI ISTRI

YANG HAMIL DILUAR NIKAH DI WILAYAH TENGGILIS MEJOYO

SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

Rozana Effendi

NIM. 2018700095

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS DR SOETOMO

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menjalani kehidupan, setiap manusia sudah memiliki garis masing

– masing. Melalui mimbar pernikahan, hubungan antara pihak 1 yakni laki –

laki dan pihak kedua yakni perempuan dinyatakan resmi dan masing –

masing dari mereka pun mendapatkan gelar sebagai suami dan istri. Sebuah

ikatan dengan menghadirkan beberapa saksi serta wali dalam acaranya,

pernikahan adalah ibadah utama bagi mereka yang sudah siap untuk

menyatukan perbedaan pikiran. Melangsungkan acara pernikahan tidak

semudah khitanan yang melibatkan satu orang sebagai pemeran utamanya,

melainkan ada beberapa proses untuk bisa meyakinkan masing – masing

pihak.

Dunval dan Miller (2012) berpendapat bahwasanya perkawinan adalah

adanya suatu hubungan yang sah antara pria dan wanita dengan melibatkan

hubungan seksual yang saling melengkapi sehingga mampu mengetahui

tugas masing – masingnya. Suami sebagai sosok berjenis kelamin laki – laki

yang dituntut untuk bisa menjadi pemimpin yang bijaksana dalam kehidupan

berumah tangga. Sebagai pelengkap kehidupan perempuan, sebagai suami

juga harus bisa membimbing istri dan anak – anaknya hingga terbentuklah

sebuah keluarga yang harmonis. Bertugas mencari nafkah, inilah yang

menjadi harapan besar bagi keluarga. Selain suami, istri pun harus bisa
menjadi penyeimbang yang baik. Mampu menjaga anak dan mengerjakan

tugas rumah tangga secara adil. Istri diperankan oleh perempuan yang

bertugas melahirkan hingga menyusui dan menjadi guru pertama untuk

anaknya kelak.

Menjadi pasangan suami istri, tidak cukup hanya dengan saling

mencintai. Namun juga harus mau bertanggung jawab dengan segala hal yang

ada didalam keluarga. Anak adalah salah satu harga berharga dari setiap

keluarga. Kehadirannya selalu dinantikan, namun tidak sedikit pula orang

yang memiliki prinsip untuk menerapkan childfree (tidak ingin memiliki

anak) jika sudah menikah.

Hadirnya seorang anak seharusnya setelah adanya ikatan pernikahan

dalam hubungan suami istri. Namun, fenomena atau masalah yang terjadi di

negara Indonesia banyak pasangan yang belum resmi menyandang tugas

sebagai suami dan istri sudah melakukan tindakan asusila yakni berhubungan

badan. Tidak sedikit pula dari mereka yang mengalami kehamilan setelah

tindakan tersebut hingga beberapa diantaranya melakukan tindakan tidak

terpuji yakni aborsi. Alasan singkat dari mereka yang sudah pernah

melakukan hal tersebut adalah karena tidak bisa menahan nafsu. Bentuk

pertanggung jawaban yang bisa dilakukan oleh pelaku adalah dengan

menikahi perempuan yang dihamilinya tersebut.

Hamil adalah suatu proses penyatuan antara sperma dengan ovum yang

kemudian dilanjutkan dengan nidasi. Jangka waktu kehamilan normal adalah


selama 9 bulan. Manuaba, dkk (2012) mendefinisikan perihal kehamilan ini

adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri dari ovulasi

(pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan spermatozoa terjadilah

pembuahan dan petumbuhan zigot kemudian bernidasi (penanaman) pada

uterus dan pembentukan plasenta dan tahap akhir adalah tumbuh kembang

hasil konsepsi sampai aterm. proses selama 9 bulan mengandung seorang

anak bukan merupakan sesuatu yang menyenangkan dan tidak ada rasa sakit

didalamnya. Terkadang hal inilah yang tidak dipahami oleh para pelaku

perbuatan asusila hingga pada akhirnya dapat mengorbankan nyawa anak

yang berada dalam kandungan.

Keluarga, bagian paling penting dalam hidup setiap orang yang

berpasangan juga merupakan tujuan akhir saat masing – masing dari mereka

sudah meyakinkan diri serta satu sama lain untuk hidup bersama. Merupakan

unit sosial yang memiliki beberapa anggota didalamnya dan ada hubungan

darah dari setiap anggotanya yang diperoleh dari ikatan suci pernikahan.

Anggota yang dimaksudkan memiliki nama yang berbeda, yakni orang tua

yang terdiri dari 1 laki – laki dan 1 perempuan kemudian ada anak yang

dihasilkan dari hubungan sepasang suami istri, selain itu ada pula kakek,

nenek, tante, dan om yang banyak orang menyebutkan keluarga dalam

lingkup besar. Dalam menjaga keseimbangan sosial, menerapkan norma –

norma dalam kehidupan sehari – hari adalah bagian dari pentingnya peran

dari adanya keluarga. Saling memberikan dukungan kepada satu sama lain

anggota keluarga juga merupakan kunci terjalinnya hubungan yang harmonis.


Menurut Safrudin (2015:15) keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang

terikat oleh suatu ikatan perkawinan, lalu mengerti dan merasa berdiri

sebagai suatu gabungan yang khas dan bersama – sama memperteguh

gabungan tersebut untuk kebahagiaan, kesejahteraan, dan ketentraman semua

anggota keluarga.

Komunikasi yang digunakan dalam ikatan suami istri adalah komunikasi

dua arah atau interpersonal. Ada banyak pola komunikasi interpersonal yang

dipilih dan digunakan oleh masing – masing pasangan suami istri dalam

menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga. Komunikasi adalah kunci

utama untuk menjaga kepercayaan dari masing – masing anggota dalam

keluarga.

Mengenai kasus yang akan dibahas dalam skripsi ini yakni pola

komunikasi interpersonal kepada pasangan suami istri yang hamil diluar

nikah, keingintahuan seorang peneliti terhadap bagaimana cara mereka

berkomunikasi sejak awal melakukan perbuatan tersebut hingga pada

akhirnya memutuskan untuk melangsungkan pernikahan dan hidup sebagai

keluarga kecil. Beberapa pasangan akan diwawancara untuk bisa

mendapatkan hasil yang akurat, dan identitas informan akan disamarkan

apabila yang bersangkutan tidak ingin orang lain mengetahui ceritanya.

Berbagai pandangan juga peneliti lakukan riset untuk mendapatkan hasil dan

tujuan yang sesusai dengan skripsi ini.


1.2 Perumusan Masalah

1.3 Identifikasi Masalah

1.4 Tujuan Penelitian

1.5 Teori yang digunakan

1.6 Alur berpikir


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Literature Review

2.2 Matrik Literature Review

2.3 Tinjauan Pustaka


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode

3.2 Pendekatan Penelitian / Tipe Penelitian

3.3 Objek Penelitian

3.4 Subjek Penelitian / Informan

3.5 Karakteristik Subjek / Informan

3.6 Teknik Pengumpulan Data

3.7 Teknik Pengolahan Data

3.8 Teknik Analisa Data

3.9 Keabsahan Data

Anda mungkin juga menyukai