Anda di halaman 1dari 63

PENGARUH TERAPI YOGA TERHADAP PENINGKATAN

KUALITAS HIDUP PASIEN


KANKER PAYUDARA :
LITERATURREVIEW

HALAMAN SAMPUL

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh :
Alfia Nur Qomaria
NIM 192303101107

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
PENGARUH TERAPI YOGA TERHADAP PENINGKATAN
KUALITAS HIDUP PASIEN
KANKER PAYUDARA :
LITERATURREVIEW
HALAMAN JUDUL

Diajukan Guna Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Menyelesaikan Program Studi D3 Keperawatan dan Mencapai
Gelar Ahli Madya Keperawatan

Oleh :
Alfia Nur Qomaria
NIM 192303101107

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022

ii
PERSEMBAHAN

Laporan Tugas Akhir ini dengan judul “Pengaruh Terapi Yoga Terhadap
Peningkatan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara: Literatur Review” ini saya
persembahkan untuk :
1. Orang tua saya tercinta Bapak Muhammad Rimbi dan Ibu Tumrah yang telah
memberikan dukungan, semangat, dan kesabaran dalam membimbing dan
mendidik saya selama ini.
2. Kakak saya Ahmad Teguh Santoso yang selalu memberikan dukungan,
semangat, dan kesabaran dalam membimbing untuk penyelesaian tugas akhir.
3. Sahabat dan saudara saya yang selalu mendukung dan memberikan motivasi
kepada saya.

iii
MOTTO

Belajarlah dari kemarin, hiduplah untuk hari ini, berhadaplah untuk besok.
Yang paling penting adalah tidak berhenti untuk bertanya.
-Albert Einstein-1

1
https://anasthink.wordpress.com/2010/02/26/23-kata-kata-inspiratif-einstein-tentang-kebaikan-
kebenaran-dan-pengabdian/

iv
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Alfia Nur Qomaria
NIM : 192303101107
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh
Terapi Yoga Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara:
Litetur Review” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang
sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi manapun,
dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran
isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan
dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Lumajang, 28 Juni 2022


Yang Menyatakan,

Alfia Nur Qomaria


192303101107

v
LAPORAN TUGAS AKHIR

PENGARUH TERAPI YOGA TERHADAP PENINGKATAN


KUALITAS HIDUP PASIEN
KANKER PAYUDARA :
LITERATURE REVIEW

Oleh
Alfia Nur Qomaria
NIM 192303101107

Pembimbing

Dosen Pembimbing Utama : Laili Nur Azizah, S.Kep.,Ners.,M.Kep.


Dosen Pembimbing Anggota : Rizeki Dwi Fibriansari, S.Kep.,Ners.,M.Kep.

vi
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir ini telah diperiksa oleh pembimbing dan telah disetujui
untuk mengikuti sidang hasil Tugas Akhir di Program Studi DIII Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas

Lumajang, 28 Juni 2022

Dosen Pembimbing Utama

Laili Nur Azizah, S.Kep.,Ners.,M.Kep.


NIP. 197510042008012016

Dosen Pembimbing Anggota

Rizeki Dwi Fibriansari, S.Kep.,Ners.,M.Kep


NRP. 760017247

vii
PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh Terapi Yoga Terhadap


Peningkatan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara: Literatur Review” karya
Alfia Nur Qomaria telah diuji dan disahkan pada :
Hhari, tanggal : Jum’at, 1 Juli 2022
Ttempat : Prodi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember
Mengetahui,
Doosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Anggota

Laili Nur Azizah, S.Kep.,Ners.,M.Kep. Rizeki Dwi Fibriansari, S.Kep.,Ners.,M.Kep.


NIP. 197510042008012016 NRP. 760017247

Penguji I Penguji II

Arista Maisyaroh, S.Kep.,Ners.,M.Kep. Dwi Ochta Pebriyanti, S.KM.,M.KKK.


NIP. 198205282011012013 NRP. 760017245

Mengetahui,
Koordinator Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Jember Kampus Lumajang

Nurul Hayati, S.Kep., Ners., M.M


NIP. 19650629 198703 2 008

viii
RINGKASAN

Pengaruh Terapi Yoga Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Pasien


Kanker Payudara : Literature Review Tahun 2022 ; Alfia Nur Qomaria ;
192303101107 ; 2022 ; 63 halaman ; Fakultas Keperawatan Universitas Jember
Kanker adalah penyakit kronis yang mempengaruhi keadaan emosional
dan perubahan dalam kehidupan sehari-hari, menyebabkan masalah fisiologis dan
psikologis. Pasien kanker payudara mengalami penurunan status mental dan
emosional dan penurunan sebagian besar standar kualitas hidup, ini berhubungan
langsung dengan tingkat keparahan edema, nyeri, neuropati setelah mastektomi,
sehingga mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan literatur review ini untuk
mengetahui pengaruh terapi yoga terhadap peningkatan kualitas hidup pasien
kanker payudara.
Metode yang digunakan dengan cara melakukan pencarian beberapa studi
yang diterbitkan melalui database melalui PubMed, Sage Journal, SpringerLink
dan Science Direct. Strategi pencarian menggunakan kombinasi istilah MeSH
Terms. Pertanyaan penelitian dirancang dengan menggunakan prinsip PICO. Studi
yang dipilih diterbitkan dari tahun 2017-2022. Setelah dilakukan pencarian artikel
pada bulan Oktober 2021 sampai Maret 2022 dengan kata kunci (“Breast
Cancer”) AND (“Yoga”) AND (“Quality Of Life”) maka total artikel yang di
review dalam tinjauan literatur ini sebanyak sepuluh artikel.
Yoga dapat mengurangi gejala yang menekan pada pada pasien yang
menjalani perawatan untuk kanker, bermanfaat dalam mengurangi efek samping
pengobatan, peningkatan emosional, dan kualitas hidup. Dengan rata-rata usia
penderita kanker payudara diatas 18 tahun. Durasi terapi yoga yaitu rata-rata 60
menit akan meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara dengan nilai (p
value < 0,005).
Bagi masyarakat dan pasien kanker payudara terapi yoga sebagai salah satu
alternatif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan dapat diaplikasikan
secara langsung baik di rumah ataupun di pelayanan kesehatan.

ix
SUMMARY

The Effect of Yoga Therapy on Improving the Quality of Life of


Breast Cancer Patients : Literature Review 2022 ; Alfia Nur Qomaria ;
1923031011 07 ; 2022 ; 63 pages ; Faculty Nursing University Jember
Cancer is a chronic disease that affects emotional states and changes in
daily life, causing physiological and psychological problems. Breast cancer
patients experience decreased mental and emotional status and a decrease in most
of the quality of life standards, this is directly related to the severity of edema,
pain, neuropathy after mastectomy, thus affecting the quality of life . Destination
literature review this for knowing influence yoga therapy for improving the
quality of life of breast cancer patients .
The method used is by searching several studies published through the
database through PubMed, Sage Journal, SpringerLink and Science Direct . The
search strategy uses a combination of terms MeSH Terms . The research questions
were designed using the PICO principle. Selected studies were published from
2017-2022. After searching for articles from October 2021 to March 2022 with
the keywords (“ Breast Cancer ”) AND (“Yoga”) AND (“ Quality Of Life ”), the
total articles reviewed in this literature review were ten articles.
Yoga can reduce distressing symptoms in patients undergoing treatment
for cancer, beneficial in reducing side effects of treatment, emotional
improvement, and quality of life. With The average age of breast cancer patients
is over 18 years. The duration of yoga therapy which is an average of 60 minutes
will improve the quality of life of breast cancer patients with a value ( p value <
0.005) .
For the community and breast cancer patients, yoga therapy is an
alternative to improve the quality of life of patients and can be applied directly
either at home or in health services.

x
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Pengaruh Terapi Yoga Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Pasien Kanker
Payudara: Literatur Review”. Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III (D3) pada Jurusan Prodi
D3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember.
Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oeh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Iwan Taruna, M.Eng., IPM selaku Rektor Universitas Jember.
2. Ibu Lantin Sulistyorini, S.Kep., Ners., M.Kes., selaku Dekan Fakultas
Keperawatan Universitas Jember
3. Ibu Nurul Hayati, S.Kep., Ners., MM., selaku Koordinator Program Studi D3
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang.
4. Ibu Laili Nur Azizah, S.Kep., Ners., M.Kep., selaku Dosen Pembimbing
Utama dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah meluangkan waktu,
pikiran, dan perhatian dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini sehingga
terselesaikan tepat waktu.
5. Ibu Rizeki Dwi Fibriansari, S.Kep., Ners., M.Kep., selaku Dosen
Pembimbing Anggota yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian
dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini sehingga terselesaikan tepat waktu.
6. Orang tua saya yang telah memberikan dukungan semangat dan doa dalam
menyelesaikan tugas akhir ini
7. Teman-teman khususnya angkatan 2019 yang telah memberikan dukungan
dan semangat untuk menyelesaikan tugas akhir.
Penulis juga menerima semua kritis serta saran dari berbagai pihak demi
kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini. Akhirnya penulis berharap, semoga
Literature Review ini dapat bermanfaat.
Lumajang, Juni 2022
Penulis

xi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
PERSEMBAHAN ............................................................................................. iii
MOTTO ............................................................................................................ iv
PERNYATAAN ................................................................................................. v
LAPORAN TUGAS AKHIR ............................................................................ vi
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... vii
PENGESAHAN............................................................................................... viii
RINGKASAN .................................................................................................... ix
SUMMARY ........................................................................................................ x
PRAKATA ........................................................................................................ xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xviii
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 4
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 4
1.4 Manfaat ......................................................................................... 4
1.4.1 Bagi Penulis ......................................................................... 4
1.4.2 Bagi Peneliti Selanjutnya ...................................................... 4
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan ...................................................... 4
1.4.4 Bagi Pasien ........................................................................... 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5
2.1. Konsep Penyakit Kanker ............................................................... 5
2.1.1. Definisi.............................................................................. 5
2.1.2 Etiologi ................................................................................ 5
2.1.3 Klasifikasi ............................................................................ 6
2.1.4 Komplikasi ........................................................................... 8
2.1.5 Penatalaksanaan ................................................................... 8
2.2 Konsep Latihan Yoga ....................................................................... 9

xii
2.2.1 Definisi ................................................................................ 9
2.2.2 Tujuan .................................................................................. 9
2.2.3 Indikasi ................................................................................ 9
2.2.4 Tehnik ................................................................................ 10
2.2.5 Prosedur ............................................................................. 12
2.2.6 Pengaruh Yoga Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Pasien
Kanker Payudara ......................................................................... 13
2.2.7 Alat Ukur Kualitas Hidup ................................................... 14
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan ......................................................... 15
2.3.1 Diagnosa Ansietas .............................................................. 15
2.3.2 Intervensi............................................................................ 16
BAB 3. METODE PENELITIAN.................................................................... 18
3.1 Strategi Pencarian Literatur ............................................................ 18
3.1.1 Protokol dan Registrasi ....................................................... 18
3.1.2 Database Pencarian ............................................................. 18
3.1.3 Kata Kunci ......................................................................... 18
3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi........................................................... 19
3.3 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas ............................................... 20
3.3.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi .................................... 20
3.3.2 Penilaian Kualitas ............................................................ 22
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 25
4.1 Hasil ............................................................................................... 25
4.1.1 Data Umum ..................................................................... 25
4.1.2 Data Khusus .................................................................... 33
4.1.3 Data Umum ..................................................................... 35
4.1.4 Pelaksanaan terapi yoga pada pasien kanker payudara...... 36
4.1.5 Kualitas Hhidup Ppasien Kkanker Ppayudara................... 37
4.1.6 Pengaruh terapi yoga terhadap peningkatan kualitas hidup
pasien kanker payudara ............................................................... 39
BAB 5. PENUTUP ........................................................................................... 40
5.4. Kesimpulan ................................................................................. 40
5.4.1 Pelaksanaan terapi yoga pada pasien kanker payudara ........ 40
5.4.2 Kualitas Hidup pasien kanker payudara .............................. 40
5.4.3 Pengaruh terapi yoga terhadap peningkatkan kualitas hidup
pasien kanker payudara ............................................................... 40
5.5. Saran ........................................................................................... 40
5.5.1 Bagi Penulis Selanjutnya .................................................... 40
5.5.2 Bagi masyarakat (Penderita Kanker Payudara).................... 41
5.5.3 Bagi Pelayanan Kesehatan .................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 42
LAMPIRAN ..................................................................................................... 45

xiii
DAFTAR GAMBAR

2. 1 Tahap Kanker Payudara (Alila Medical Media, 2018) ................................... 8


2. 2 Gerakan Ardha Matsyendrasana (Time, 2021) ............................................. 10
2. 3 Gerakan virasana (Time, 2021) ................................................................... 10
2. 4 Gerakan Sethu Bandhasana (Time, 2021) .................................................... 11
2. 5 Gerakan Anjaneyasana (Time, 2021) ........................................................... 11
2. 6 Gerakan Virabhadrasana II (Time, 2021) ..................................................... 12
2. 7 Gerakan saasana (Time, 2021)..................................................................... 12
3. 1 Diagram flow literature review berdasarkan PRISMA 2009 ........................ 21

xv
xvi

DAFTAR TABEL

2. 1 Kuesioner EORTC QLQ-C30 (Marwin dkk., 2021)..................................... 14


2. 2 Tanda dan Gejala (SDKI, 2017) ................................................................. 15
2. 3 Batasan Karakteristik (SLKI, 2019)............................................................. 16
3. 1 Kata kunci Literature Review ...................................................................... 18
3. 2 Kerangka PICOS dalam literature review .................................................... 19
3. 3 Appraisal Randomized Control Trials............ Error! Bookmark not defined.
3. 4 Penilaian Critical Appraisal Quasi Experimental StudiesError! Bookmark not defined.
3. 5 Penilaian Critical Appraisal Analytical Cross Sectional StudiesError! Bookmark not defined.
4. 1 Karakteristik Penelitian ............................................................................... 25
4. 2 Theoritical Mapping.................................................................................... 26
4.3 Tabel Karakteristik Responden ..................................................................... 33
4. 4 Pelaksanaan Yoga ....................................................................................... 33
4. 5 Penilaian Kualitas Hidup menggunakan EORTC QLQ ................................ 34
4. 6 Hasil Uji Statistik Pengaruh Terapi Yoga Terhadap Peningkatan ................. 35

xvi
xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1 Format Checklist Critical Appraisal ................................................................ 45

xvii
xviii

DAFTAR SINGKATAN

QOL : Quality Of Life


BC : Breast Cancer
PIE : Program Informasi dan Edukasi
EORTC-QLQ : European Organization for Research and Treatment of Cancer
Quality Of Life

xviii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker payudara saat ini merupakan salah satu penyakit utama yang
ditangani oleh layanan perawatan paliatif. Penderita kanker payudara dari tahun
ke tahun semakin meningkat (Setiawan dkk., 2021). Kanker payudara merupakan
kanker yang paling sering didiagnosis terjadi pada perempuan secara meluas di
dunia (El-Hashimi dan Gorey, 2019). Kanker adalah penyakit kronis yang
mempengaruhi keadaan emosional dan perubahan dalam kehidupan sehari-hari,
menyebabkan masalah fisiologis dan psikologis. Pasien kanker payudara
mengalami penurunan status mental dan emosional dan penurunan sebagian besar
standar kualitas hidup, ini berhubungan langsung dengan tingkat keparahan
edema, nyeri, neuropati setelah mastektomi. 3-6 wanita dengan kanker payudara
berisiko lebih tinggi depresi, kecemasan, disfungsi seksual, tidur, gangguan
kognitif, kelelahan, masalah seksual (Eyigor dkk., 2018). Kondisi ini juga dapat
mempengaruhi kualitas hidup (Setiawan dkk., 2021).
Kualitas hidup atau yang disebut Quality Of Life (QOL) adalah
kesejahteraan secara keseluruhan, termasuk mental, fisik dan kesejahteraan sosial
(Jones dkk., 2020). Kualitas hidup pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor medis
seperti tipe, penyakit, lama sakit, pengobatan yang diberikan, dan juga
komplikasi; 3 faktor psikososial, faktor ini emosi negatif yang akan dialami
seseorang sehubungan dengan penyakit seperti kemarahan, kesedihan dan
kekecewaan, kecemasan, stres, dan ketidakberdayaan (Utami, 2020).
Kanker payudara merupakan kanker paling umum kedua di dunia setelah
kanker paru-paru, terutama terjadi pada wanita di antara kanker lainnya. Angka
kejadian kanker payudara semakin meningkat. Pada tahun 2008, terdapat 12,7 juta
kasus baru kanker payudara, pada tahun 2012 terdapat 1,7 juta kasus baru dan
pada tahun 2018 terdapat 2089 juta kasus baru kanker payudara. Angka kematian
akibat kanker payudara sekitar 6,6% pada tahun 2018, dengan jumlah kematian
sekitar 627.000. Angka kejadian kanker payudara pada tahun 2018 bervariasi
menurut wilayah. Australia (Selandia Baru) memiliki insiden tertinggi, dengan

1
2

insiden 94,2 per 100.000 penduduk dan 92,6 di Eropa Barat. Insiden 90,1 per
100.000 penduduk, kemudian per 100.000 penduduk di Eropa Timur. Asia
Tenggara, di sisi lain, menempati urutan ke-17 dengan insiden 38,1 per 100.000.
Prevalensi kanker payudara tertinggi kedua di Indonesia, 0,5% (0,8%) setelah
kanker serviks. Menurut Kementerian Kesehatan, per 31 Januari 2019, terdapat
42,1 kasus kanker payudara per 100.000, dengan angka kematian rata-rata 17 per
100.000. Pada tahun 2013, terdapat 61.682 wanita penderita kanker payudara di
Indonesia, termasuk 2.285 kasus di Sumatera Barat. RSUP dr. M berdasarkan data
rekam medis Kanker payudara rawat jalan di Jamil meningkat menjadi 2.082 pada
2014, 972 pada 2015, 4.132 pada 2016, dan 1.941 pada 2017. Lebih dari 165
orang (Mardhotilla, 2020).
Masalah kualitas hidup ini sangat luas dan kompleks, kesehatan fisik,
kesehatan psikologi, derajat kebebasan, hubungan sosial, dan lingkungan tempat
mereka berada. Komponen keputusan kualitas hidup dapat ditentukan oleh
masalah psikologis yang dialaminya. Masalah kesehatan yang dialami seseorang
dapat mempengaruhi kecemasan seseorang. Hal ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya orang dengan penyakit kronis mengatakan mereka mengalami
kecemasan. Dengan kondisi klinis terkait yaitu penyakit kronis progresif sehingga
muncul masalah keperawatan dengan diagnosa ansietas. (Wulandari, 2019)
Munculnya masalah keperawatan ansietas menurut (SDKI, 2017) diharapkan
mampu mengatasi tingkat ansietas pada pasien. Batasan karakteristik menurut
(SLKI, 2019) yang harus dicapai yaitu kurang verbalisasi kebingungan, kurang
verbalisasi kecemasan tentang status quo, perilaku kurang gelisah, perilaku
kurang tegang, kurang pusing, nafsu makan kurang, kurang menggigil,
konsentrasi lebih baik, perbaikan pola tidur, peningkatan pemberdayaan, dll. Hal
tersebut tentu membutuhkan rencana tindakan/intervensi sesuai dengan batasan
karakteristik yang akan dicapai salah satunya yaitu edukasi dengan
mendemonstrasikan dan latihan teknik relaksasi menurut (SIKI, 2018) salah
satunya adalah peregangan.
Tindakan intervensi terapi yoga adalah salah satu terapi komplementer yang
paling umum digunakan dalam pengobatan kanker payudara. Intervensi yoga
3

secara luas diakui sebagai terapi tambahan aktif untuk kanker payudara. Selain itu,
peningkatan bukti menunjukkan bahwa yoga secara signifikan meningkatkan
kualitas hidup wanita dengan kanker payudara. Sebuah meta-analisis baru-baru ini
menyimpulkan bahwa intervensi yoga untuk wanita dengan kanker payudara
sangat efektif dalam mengurangi kecemasan dan depresi, tetapi terutama dalam
meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan (El-Hashimi dan Gorey,
2019). Yoga adalah pilihan pengobatan komplementer yang menggabungkan
pernapasan, relaksasi, dan gerakan tubuh. Dengan unsur pernafasan, kelenturan
dan relaksasi, yoga menjadikan program latihan psikosomatis yang cocok sebagai
pengobatan komplementer atau alternatif bagi pasien kanker (Setiawan dkk.,
2021). Yoga dapat dilihat sebagai terapi alternatif untuk menghilangkan rasa lelah
pasien Kanker payudara yang telah atau sedang dirawat karena kanker (Dong
dkk., 2019).
Mekanisme kerja hormon dioptimalkan oleh proses relaksasi. Fungsi
kelenjar pituitari sebagai penghasil hormon adrenokortikal menghambat kelenjar
adrenal dan mengatur sekresi adrenalin dan kortisol dalam batas normal (Setiawan
dkk., 2021). Kondisi ini membantu mengurangi stres biologis dan psikologi
pasien kanker. Oleh karena itu, yoga sangat meningkatkan kualitas hidup wanita
dengan kanker (El-Hashimi dan Gorey, 2019) Yoga adalah metode sederhana dan
murah yang telah terbukti efektif untuk orang sakit (Jayawardena dkk., 2020).
Dalam jangka pendek, yoga memiliki efek positif pada kesehatan mental pasien
kanker payudara stadium awal dan survivor (Carson dkk., 2017). Pelatihan yoga
di bawah bimbingan yang berpengalaman dapat menjadi pengobatan tambahan
yang berguna untuk pasien kanker (Haier dkk., 2018). Berpartisipasi dalam yoga
Tibet saat menerima kemoterapi memiliki manfaat jangka pendek yang sederhana
untuk kualitas tidur, dengan manfaat jangka panjang bagi mereka yang berlatih
setidaknya dua kali seminggu (Alejandro Chaoul, 2018).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh yoga terhadap peningkatan kualitas hidup pasien
kanker payudara?
4

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan pengaruh terapi yoga terhadap peningkatan kualitas hidup
pasien kanker payudara.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pelaksanaan terapi yoga pada pasien kanker payudara.
2. Mengidentifikasi kualitas hidup pasien kanker payudara.
3. Mengidentifikasi pengaruh terapi yoga terhadap peningkatan kualitas
hidup pasien kanker payudara.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Hasil dari laporan tugas akhir ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
serta pengalaman penulis mengenai pengaruh yoga terhadap peningkatan kualitas
hidup pasien kanker payudara.
1.4.2 Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya
mengenai peningkatan kualitas hidup pasien kanker payudara dengan terapi
komplementer lainnya.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil dari laporan tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi salah satu studi
literature terkait pengaruh yoga terhadap peningkatan kualitas hidup pasien kanker
payudara.
1.4.4 Bagi Pasien
Hasil dari laporan tugas akhir ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
tambahan wawasan semua kalangan terutama keluarga untuk mengaplikasikan
salah satu intervensi keperawatan komplementer pada pasien yang menderita
Kanker Payudara.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Penyakit Kanker


2.1.1. Definisi
Kanker payudara merupakan kanker paling umum kedua di dunia dan
keganasan paling umum pada wanita. Ada semakin banyak bukti bahwa faktor
gaya hidup seperti diet, berat badan, dan aktivitas fisik dapat dikaitkan dengan
peningkatan risiko BC (De Cicco dkk., 2019).
Kanker terjadi karena perubahan atau perubahan abnormal di mana
penyebaran sel dan proses pembelahan sel yang umum terjadi lebih cepat di
seluruh tubuh (Setiawan dkk., 2021). Kanker adalah penyakit non-transmisi yang
ditandai dengan sel-sel yang tidak biasa yang dikembangkan di luar kendali dan
mampu menyerang dan bergerak antara sel dan jaringan tubuh (Syifa Khairunnisa
Hero, 2020).
2.1.2 Etiologi
Banyak faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan perempuan akan
terkena kanker payudara. Faktor risikonya adalah :
1. Merokok
Merokok dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara yang
sederhana namun signifikan, terutama di antara wanita yang mulai merokok
pada usia remaja atau peri-menarche. Risiko relatif kanker payudara yang
terkait dengan merokok lebih besar untuk wanita dengan riwayat keluarga
penyakit ini (ME dkk., 2017).
2. Riwayat Manarche
Wanita dengan menstruasi di bawah usia 12 tahun berisiko terkemuka
6,6 tahun kanker payudara dibandingkan dengan wanita tua menarche (Syifa
Khairunnisa Hero, 2020).
3. Riwayat Kehamilan
Wanita yang memiliki anak pertama di atas usia 30 tahun atau yang
tidak pernah memiliki anak di atas usia 30 tahun lebih mungkin terkena
kanker payudara daripada wanita yang melahirkan anak pertama menderita

5
6

kanker payudara sebelum usia tersebut, 5 kali lebih mungkin untuk


berkembang (Syifa Khairunnisa Hero, 2020).
4. Riwayat Menyusui
Wanita yang menyusui kurang dari 4 bulan memiliki resiko 5,5 kali
lebih besar terkena kanker payudara dibandingkan wanita yang menyusui
selama lebih dari 4 bulan (Syifa Khairunnisa Hero, 2020).
5. Obesitas
Wanita dengan riwayat obesitas 4,5 kali lebih mungkin terkena kanker
payudara dibandingkan wanita tanpa riwayat obesitas (Syifa Khairunnisa
Hero, 2020).
6. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik kurang dari 4 jam seminggu dikaitkan dengan kejadian
kanker payudara, dan pasien dengan aktivitas fisik kurang dari 4 jam
seminggu berisiko 1,2 kali lebih besar terkena kanker payudara
dibandingkan pasien dengan aktivitas fisik lebih dari 4 jam seminggu (Syifa
Khairunnisa Hero, 2020).
2.1.3 Klasifikasi
Kanker payudara diklasifikasikan sebagai berikut berdasarkan penampilan
dan lokasi lesi (Samitrih, 2020) :
1. Adenokarsinoma epitel (karsinoma duktal)
2. Pertumbuhan intraduktal pada karsinoma duktal (termasuk penyakit Paget)
3. Ada infiltrasi parenkim payudara.
4. Peradangan biasanya menyebar dengan cepat, menyebabkan edema,
peradangan, dan sklerosis pada kulit.
5. Karsinoma lobular insitu mengandung jaringan kelenjar daun.
6. Tumor meduler atau terlokalisasi, yaitu tumor yang tumbuh pada tingkat
pertumbuhan yang sangat cepat.
Klasifikasi stadium kanker payudara berdasarkan tumor, nodul dan
metastasis (Samitrih, 2020) :
1. Tumor primer pertama (T)
T0 : Tidak ada bukti tumor utama
7

Tis : Karsinoma in situ: karsinoma duktal non-invasif, karsinoma in situ,


atau kanker paget papila payudara dengan atau tanpa tumor
T1 : Tumor dengan jangkauan maksimum 2 cm
T2: Tumor dengan jangkauan maksimum lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih
dari 5 cm
T3: Tumor dengan jangkauan maksimum lebih dari 5 cm
T4: Dinding dada memanjang satu di bawah tumor dengan ukuran berapa
pun
2. Kelenjar getah bening regional (N)
N0 : Tidak ada metastasis kelenjar getah bening lokal
N1 : Metastasis ke nodus limfe aksila ipsilateral
N2 : Metastasis ke nodus limfe aksila ipsilateral yang saling menempel
N3 : Metastasis ke nodus limfe intramammary ipsilateral
3. Metastasis jauh (M)
M0 : Tidak ada metastasis jauh
M1 : Metastasis jauh (termasuk metastasis ke kelenjar getah bening
supracavernosum ipsilateral).
Berikut ini adalah stadium kanker payudara (Samitrih, 2020) :
1. Stadium I : Tumor berdiameter kurang dari 2 cm dan berada di payudara.
2. Stadium II: Tumor kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah bening aksila
bergerak.
3. Stadium III A: Tumor lebih besar dari 5 cm atau dengan pembesaran
kelenjar getah bening aksila yang melekat pada jaringan yang berdekatan
satu sama lain.
4. Stadium III B: Nodul satelit, ulserasi, edema, atau lesi lain dengan nodul
supraklavikula atau intraklavikula yang menempel pada kulit atau dinding
dada.
5. Stadium IV: Semua tumor dengan metastasis jauh. Pada tahap ini, tumor
dalam berbagai ukuran dan bermetastasis langsung ke dinding dada.
8

Gambar 2. 1 Tahap Kanker Payudara (Alila Medical Media, 2018)


2.1.4 Komplikasi
Komplikasi primer kanker payudara merupakan metastasis ke jaringan
sekitarnya, yang bisa menyebar ke organ lain melalui pembuluh getah bening dan
pembuluh darah. Tempat yang paling generik menurut metastasis jauh merupakan
paru-paru, pleura, tulang, dan hati. Metastasis tulang dan hati bisa mengakibatkan
fraktur patologis, nyeri kronis, dan hiperkalsemia. Metastasis pada otak termasuk
gangguan kognitif (Samitrih, 2020).

2.1.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan perawatan pasien kanker payudara meliputi intervensi,
program, dan skrining. Intervensi yang dapat dilakukan pada pasien kanker
payudara antara lain kecemasan, nyeri, ketidaknyamanan, gejala menopause,
kualitas hidup, hasil pemeriksaan fisik, dan intervensi pengurangan aktivitas fisik.
Program untuk pasien kanker payudara untuk mengatasi mual meliputi nutrisi,
aktivitas fisik untuk mengurangi mukositis dan limfedema, dan PIE
(Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan 'peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap'. ketidaknyamanan obat). Manajer perawatan kanker
payudara berikut menyelidiki untuk menemukan masalah dengan pasien kanker
payudara. Semua intervensi, program, dan skrining efektif dalam manajemen
keperawatan pasien kanker payudara (Solehati dkk., 2020).
9

2.2 Konsep Latihan Yoga


2.2.1 Definisi
Yoga adalah metode kebugaran oriental kuno, yang berasal dari India. Yoga
tradisional India melibatkan beberapa bidang, termasuk pemikiran etis, postur
tubuh, dan latihan spiritual, yang bertujuan untuk mencapai kesatuan pikiran,
tubuh, kesehatan mental, dan kesadaran diri (Dong dkk., 2019). Yoga, yang
secara harfiah berarti "kesatuan atau kesatuan," adalah praktik kompleks dan
terpadu yang menggabungkan postur terkoordinasi dengan pernapasan terkontrol,
konsentrasi mental, perhatian, dan praktik visualisasi (Leal dkk., 2018).
2.2.2 Tujuan
Mekanisme kerja hormonal dioptimalkan oleh proses relaksasi. Fungsi
hipofisis sebagai produsen hormon hormon adrenokortikal mencegah kelenjar
adrenal dan menyesuaikan sekresi adrenalin dan kortisol dalam batas normal
(Setiawan dkk., 2021). Kondisi ini membantu mengurangi stres biologis dan
psikologi pasien kanker. Komponen keputusan kualitas hidup dapat ditentukan
oleh masalah psikologis yang dialaminya. Akibatnya, yoga sangat meningkatkan
kualitas hidup bagi wanita dengan kanker. (El-Hashimi dan Gorey, 2019)
2.2.3 Indikasi
a. Cemas
Dibandingkan dengan kelompok kontrol, pasien yoga dengan kanker
payudara melaporkan penurunan emosi yang signifikan seperti kecemasan,
ketakutan, dan frustrasi (P <0,01) (Jayawardena dkk., 2020).
b. Kelelahan
Malaise dan distimia terkait kanker merusak berbagai fungsi fisiologis
yang menyebabkan dan memperburuk malaise fisik, emosional, dan kognitif
(Haier dkk., 2018).
c. Gangguan Kualitas Tidur
Gangguan tidur dan kelelahan pada wanita dengan kanker payudara yang
secara aktif menerima kemoterapi. Berpartisipasi dalam program yoga tibet
selama kemoterapi mengakibatkan jangka pendek sederhana manfaat dalam
kualitas tidur, dengan manfaat jangka panjang yang muncul dari waktu ke waktu
10

bagi mereka yang berlatih setidaknya dua kali seminggu (Alejandro Chaoul,
2018).
2.2.4 Tehnik
1. Gerakan Ardha Matsyendrasana

Gambar 2. 2 Gerakan Ardha Matsyendrasana (Time, 2021)


Pose ini mengurangi kelelahan dan memberi energi pada tulang belakang
dengan latihan semi-memutar. Pose ini meningkatkan fleksibilitas pinggul dan
leher, merangsang jantung dan menghilangkan racun (Putri, 2017).

2. Virasana

Gambar 2. 3 Gerakan virasana (Time, 2021)


Gerakan pose ini membantu pasien kanker payudara mengatasi kebingungan
internal dan dengan demikian membangkitkan emosi. Tak heran jika pose ini
sering disebut pose hero (Putri, 2017).
11

3. Sethu Bandhasana

Gambar 2. 4 Gerakan Sethu Bandhasana (Time, 2021)


Gerakan meregangkan dada ini dapat menguatkan bokong. Tak hanya itu,
pose ini mengurangi stres dan depresi ringan. Selain kanker payudara, pose ini
bisa dijadikan obat bagi penderita darah tinggi dan insomnia (Putri, 2017).

4. Anjaneyasana

Gambar 2. 5 Gerakan Anjaneyasana (Time, 2021)


Pose ini berfokus pada gerakan paha, yang meregangkan paha ke belakang.
Keuntungan dari pose ini adalah meningkatkan konsentrasi mental. Selain itu,
dapat meningkatkan keseimbangan tubuh dengan menggerakkan bahu (Putri,
2017).
12

5. Virabhadrasana II

Gambar 2. 6 Gerakan Virabhadrasana II (Time, 2021)


Setelah pengobatan, pasien kanker payudara biasanya kehilangan daya
tahan tubuh. Pose yoga ini membantu memulihkan daya tahan dan meningkatkan
konsentrasi, stabilitas, dan pernapasan (Putri, 2017).

6. Savasana

Gambar 2. 7 Gerakan saasana (Time, 2021)


Pose santai ini, biasanya dilakukan di akhir sesi yoga, membantu
merilekskan seluruh tubuh. Dengan demikian, gerakan ini merilekskan tubuh,
menenangkan pikiran, dan meningkatkan sistem saraf dan kesehatan mental
(Putri, 2017)

2.2.5 Prosedur
Pelaksanaan terapi yoga yang diaplikasikan dalam 10 artikel yang telah
direview ditemukan 20 menit setiap sesi, 1 kali seminggu selama 12 minggu
menurut (Jong dkk., 2018), 75-90 menit setiap sesi, 2 kali seminggu selama 12
minggu menurut (Alejandro Chaoul, 2018), 120 menit setiap sesi 1 kali seminggu
selama 3 minggu menurut (Prakash dkk., 2020), 60 menit setiap sesi, 2 kali
seminggu selama 10 minggu menurut (Eyigör dkk., 2021), 60 menit, 1 minggu
sekali selama 8 minggu menurut (Zetzl dkk., 2020), selama 16 minggu menurut
(Vadiraja dkk., 2017), 60 menit setiap sesi, 1 kali seminggu selama 8 minggu
menurut (Hardoerfer dan Jentschke, 2018), 90 menit setiap sesi menurut (Haier
13

dkk., 2018), 20 menit setiap sesi menurut (Taukhid, 2017), dan 120 menit setiap
sesi, 1 kali seminggu menurut (Pagliaro dan Bernardini, 2019a).

2.2.6 Pengaruh Yoga Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Pasien Kanker


Payudara
Latihan yoga relaksasi mengurangi banyak efek samping dan meningkatkan
kualitas kehidupan seorang wanita yang menerima kemoterapi untuk kanker
payudara (Prakash dkk., 2020). Yoga mindfulness membantu meningkatkan
kecemasan dan depresi kesehatan fisik dan mental umum pasien kanker payudara
stadium awal untuk meningkatkan kualitas hidupnya (Liu dkk., 2022). Hasilnya
konsisten dengan banyak penelitian yang merekomendasikan aktivitas fisik
secara teratur sebagai cara yang efektif untuk mengurangi kelelahan, stres dan
depresi. Meningkatkan kebugaran jasmani dan kualitas hidup penderita kanker
payudara (Odynets dkk., 2019a) Intervensi yoga dapat meringankan gejala nyeri
pasien yang menjalani pengobatan kanker dan berdampak positif pada efek
samping pengobatan, meningkatkan emosi, dan menurunkan kualitas hidup.
Beberapa penulis menggambarkan peningkatan efek positif dan negatif dari
pasien kanker yang mengikuti program yoga. Penelitian sebelumnya telah melihat
manfaat yoga pada pasien kanker: kesehatan, kualitas hidup dan perbaikan fisik,
kecemasan, depresi, gangguan tidur, malaise, stres psikososial, dan pengurangan
gejala muskuloskeletal. Dalam penelitian ini, indeks kualitas hidup tetap stabil
pada kelompok intervensi yoga, tetapi kualitas hidup secara keseluruhan
berkurang secara signifikan pada kelompok kontrol. Seperti studi lainnya Dia
mengatakan intervensi yoga akan secara signifikan meningkatkan kualitas hidup
pasien kanker. Berdasarkan gambar di atas, efektivitas yoga sebagai intervensi
dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker (Setiawan
dkk., 2021).
14

2.2.7 Alat Ukur Kualitas Hidup


Kuesioner Organisasi Eropa untuk Penelitian dan Perawatan Kualitas Hidup
Kanker (EORTC QLQ-C30). Survei 30 pertanyaan ini dilakukan untuk
mengevaluasi QOL pada pasien kanker payudara dan menilai gejala apa saja yang
terjadi dalam 2 minggu sebelumnya (Eyigör dkk., 2021).
Tabel 2. 1 Kuesioner EORTC QLQ-C30 (Marwin dkk., 2021)
Domain Rata-rata ± SD
Skala Fungsional
1. Fungsi fisik 76,72 ± 22,95
2. Fungsi peran 77,95 ± 29,77
3. Fungsi emosional 82,56 ± 17,72
4. Fungsi kognitif 86,15 ± 17,82
5. Fungsi sosial 84,10 ± 21,13
Rata-rata 81,50 ± 4,03
Skala Gejala
1. Kelelahan 32,65±21,14
2. Mual dan muntah 23,59±25,67
3. Nyeri 32,82±30,33
4. Sesak nafas 4,62±14,28
5. Insomnia 31,79±34,58
6. Kehilangan nafsu makan 31,79±32,51
7. Konstipasi 17,95±30,09
8. Diare 4,10±13,83
9. Hambatan keuangan 30,77±32,44
Rata-rata 23,34±11,86
Skala Status Kesehatan Global
1. Kualitas hidup 72,18±18,94
Rata-rata 72,18±18,94
15

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan


2.3.1 Diagnosa Ansietas
1. Definisi
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang
tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi anacaman (SDKI, 2017).
2. Penyebab
1) Krisis situasional
2) Kebutuhan tidak terpenuhi
3) Krisis maturasional
4) Ancaman terhadap konsep diri
5) Ancaman terhadap kematian’
6) Kekhawatiran mengalami kegagalan
7) Disfungsi sistem keluarga
8) Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
9) Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir)
10) Penyalahgunaan zat
11) Terpapar bahaya lingkungan (mis. Toksin, polutan, dan lain-lain)
12) Kurang terpapar informasi
Tabel 2. 2 Tanda dan Gejala (SDKI, 2017)
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Merasa bingung 1. Tampak gelisah
2. Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi2. Tampak tegang
yang dihadapi 3. Sulit tidur
3. Sulit berkonsentrasi
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
1. Mengeluh pusing 1. Frekuensi nafas meningkat
2. Anoreksia 2. Frekuensi nadi meningkat
3. Palpitasi 3. Tekanan darah meningkat
4. Merasa tidak berdaya 4. Diaforesis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi pada masa lalu
Kondisi Klinis Terkait
16

1. Penyakit kronis progresif (mis. kanker, penyakit autoimun)


2. Penyakit akut
2.3.2 Intervensi
1. SLKI
Tabel 2. 3 Batasan Karakteristik (SLKI, 2019)
Ekspektasi Menurun

Kriteria hasil

Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun


Meningkat Menurun
Verbalisasi 1 2 3 4 5
kebingungan
Verbalisasi 1 2 3 4 5
khawatir akibat
kondisi yang
dihadapi
Perilaku gelisah 1 2 3 4 5
Perilaku tegang 1 2 3 4 5
Keluhan pusing 1 2 3 4 5
Anoreksia 1 2 3 4 5
Palpitasi 1 2 3 4 5
Frekuensi pernafasan 1 2 3 4 5
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Diaforesis 1 2 3 4 5
Tremor 1 2 3 4 5
Pucat 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
Konsentrasi 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
Perasaan 1 2 3 4 5
keberdayaan
Kontak mata 1 2 3 4 5
Pola berkemih 1 2 3 4 5
Orientasi 1 2 3 4 5
2. SIKI
Terapi Relaksasi
Definisi
Menggunakan teknik peregangan untuk mengurangi tanda dan gejala
ketidaknyamanan seperti nyeri, ketegangan otot, atau kecemasan (SIKI,
2018).
17

Tindakan
Observasi
1) Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi,
atau gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif
2) Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
3) Identifikasi kesedihan, kemampuan, dan penggunaan teknik relaksasi
4) Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu
sebelum dan sesudah latihan
5) Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
1) Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan
dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
2) Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
3) Gunakan pakaian longgar
4) Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
5) Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau
tindakan medis lain, jika sesuai
Edukasi
1) Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia
(mis. musik, meditasi, napas dalam, relaksasi otot progresif)
2) Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
3) Anjurkan mengambil posisi nyaman
4) Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
5) Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
6) Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis. napas dalam,
peregangan, atau imajinasi terbimbing)
BAB 3. METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang strategi pencarian literatur yang digunakan


dalam menyelenggarakan penulisan latihan yoga terhadap peningkatan kualitas
hidup pasien kanker payudara.

3.1 Strategi Pencarian Literatur


3.1.1 Protokol dan Registrasi
Seluruh rangkuman dalam bentuk literature review mengenai pengaruh
latihan yoga terhadap peningkatan kualitas hidup pasien kanker payudara.
Protokol dan evaluasi dari literature review akan menggunakan PRISMA
checklist untuk menentukan penyeleksian studi yang ditemukan dan disesuaikan
dengan tujuaan literature review.
3.1.2 Database Pencarian
Literature review adalah rangkuman menyeluruh beberapa studi penelitian
yang ditentukan berdasarkan tema tertentu. Pencarian literature dilakukan pada
bulan Oktober 2021 sampai Maret 2022. Data yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui peneliti sebelumnya. Cara
pengumpulan data dengan database elektronik yang dilakukan melalui PubMed,
Sage Journal, SpringerLink dan Science Direct.
3.1.3 Kata Kunci
Pencarian jurnal maupun artikel menggunakan kata kunci atau keyword
yang digunakan untuk memperluas dan menspesifikkan pencarian, sehingga
mempermudah dalam penentuan artikel atau jurnal yang digunakan. Kata kunci
dalam literature review ini terdiri dari sebagai berikut : Breast Cancer, Yoga,
Quality Of Life (QOL) dengan kombinasi : (“Breast Cancer”) AND (“Yoga”)
AND (“QOL”).
Tabel 3. 1 Kata kunci Literature Review

Database Kata Kunci Hasil


Elektronik
Pubmed (“Breast Cancer”) AND (“Yoga”) AND (“QOL”) 88
Sage Journal (“Breast Cancer”) AND (“Yoga”) AND (“QOL”) 644
SpringerLink (“Breast Cancer”) AND (“Yoga”) AND (“QOL”) 195

18
19

Science Direct (“Breast Cancer”) AND (“Yoga”) AND (“QOL”) 29

3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


Pencarian artikel jurnal dalam literature review ini menggunakan PICOS
framework yang terdiri dari :
1. Population/Problem : adalah bagian masalah yang akan dianalisis sesuai
dengan tema yang telah ditentukan, pada literature review ini yang dianalisis
adalah penderita penyakit kanker payudara dengan usia dewasa.
2. Intervention : adalah rencana pelaksanaan terhadap masalah serta penjelasan
tentang penatalaksanaan studi sesuai dengan tema yang telah ditentukan
dalam literature review. Penelitian ini mengambil latihan yoga sebagai
intervensi untuk menyelesaikan masalah yang telah ditentukan, yaitu
peningkatan kualitas hidup.
3. Comparation : adalah tidak ada pembanding
4. Outcome : adalah hasil atau fakta yang didapat dari studi sebelumnya sesuai
dengan judul yang telah ditentukan dalam literature review. Penelitian ini
mengambil artikel jurnal yang mendukung bahwa latihan yoga memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup.
5. Study Design : adalah desain penelitian yang akan digunakan dalam artikel
yang akan di review. Desain studi yang akan digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari Randomized control trial, dan Analytical cross sectional studies.
Tabel 3. 2 Kerangka PICOS dalam literature review

Kriteria Inklusi Eksklusi


Population Orang dewasa dengan penyakit Kanker payudara stadium 4
kanker payudara stadium 1, 2,
dan 3
Intervention Latihan yoga untuk penderita Senam
kanker payudara
Comparator - -
Outcomes Yoga memiliki pengaruh yang Yoga tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap peningkatan yang signifikan terhadap
kualitas hidup pasien kanker peningkatan kualitas hidup
payudara pasien kanker payudara
Study Design and Randomized control trial, -
Publication type Experimental Studie, dan
Analytical cross sectional studies
Publication Years 2017-2022 Sebelum 2017
Language Bahasa inggris, bahasa indonesia Selain Bahasa inggris, bahasa
indonesia
20

3.3 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas


3.3.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi
Berdasarkan hasil pencarian literatur melalui publikasi di empat database
dan menggunakan kata kunci yang sudah di sesuaikam dengan MeSH,
penyaringan artikel dilakukan melalui judul awal kemudian dilakukan
penyaringan abstrak untuk mengidentifikasi artikel mana yang berpotensi sesuai
dengan kriteria yang diinginkan, beberapa artikel yang tidak memenuhi kriteria
inklusi dikeluarkan dari artikel yang akan digunakan untuk literature review.
Pemeriksaan kembali terhadap semua judul dan abstrak dilakukan untuk
menghindari pengulangan artikel. Penyaringan artikel selanjutnya adalah
menemukan artikel dengan Full text yang memiliki kesesuaian antara judul dan
abstrak. Setelah itu didapatkan artikel terpilih yang akan dilakukan review. Seleksi
ini dilakukan berdasarkan kelayakan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil seleksi digambarkan dalam diagram flor berikut :
21

Hasil temuan diidentifikasi melalui pencarian


Pubmed, Sage Journal, SpingerLink dan
Science Direct (n= 956) Artikel yang telah disaring
berdasarkan kriteria inklusi
dan eksklusi Pubmed (n=
45), Sage Journal (n= 461),
SpringerLink (n= 143) dan
Hasil temuan setelah dilakukan skrining dan Science Direct (n= 25)
identifikasi berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi (n= 282) Artikel yang telah disaring
berdasarkan judul dan
abstrak Pubmed (n= 37),
Sage Journal (n= 156),
Hasil temuan setelah dilakukan skrining dan SpingerLink (n= 48) dan
identifikasi berdasarkan kesesuaian judul dan Science Direct (n= 2)
abstrak (n= 39)
Artikel yang telah disaring
berdasarkan full teks Pubmed
(n= 1), Sage Journal (n= 25),
Spingerlink (n= 2) dan
Hasil temuan artikel yang dimasukkan dalam Science Direct (n= 1)
review berdasarkan dengan kriteria inklusi dan
eksklusi (n=10)

Gambar 3. 1 Diagram flow literature review berdasarkan PRISMA 2009


22

3.3.2 Penilaian Kualitas


Penilaian terhadap kualitas artikel yang di review Joanna Briggs Institute
(JBI) untuk artikel dengan desain penelitian randomized controlled trial dan
analytical cross sectional studies. Pada Joanna Briggs Institute (JBI) dengan
randomized controlled trial terdapat 13 pertanyaan dengan cara memberi jawaban
“Yes”, “No”, “Unclear” dan “Not applicable” (Joanna Briggs Institute, 2019) .
Serta 8 pertanyaan untuk analytical cross sectional studies dengan memberi
jawaban “Yes”, “No”, “Unclear”, dan “Not applicable” pada setiap pertanyaannya
(Joanna Briggs Institute, 2019). Jika hasil dari total penilaian menunjukkan 50%
atau lebih, maka jurnal dapat dikategorikan layak untuk di review, namun jika
kurang dari 50% maka jurnal tidak dapat digunakan.
23

Tabel 3. 3 Penilaian Critical Appraisal Randomized Control Trials


No Critical Appraisal Randomized Control Trials (Odyne (Alej (Prak (Eyig (Zetzl (Vadiraja (Hardoerfer (Liu (Eyigor
ts dkk., andro ash ör dkk., dkk., dan dkk., dkk.,
2019a) Chao dkk., dkk., 2020) 2017) Jentschke, 2022) 2018)
ul, 2020) 2021) 2018)
2018)
1. Apakah pengacakan benar digunakan untuk Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
penugasan peserta ke kelompok perlakuan?
2. Alokasi untuk kelompok perlakuan disembunyikan? Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya
3. Apakah kelompok perlakuan serupa pada awal? Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
4. Apakah peserta buta terhadap tugas pengobatan? Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
5. Apakah mereka yang memberikan pengobatan buta Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
terhadap tugas pengobatan?
6. Apakah penilai hasil buta terhadap tugas Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
pengobatan?
7. Apakah kelompok perlakuan diperlakukan secara Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
identik selain intervensi yang diminati?
8. Apakah tindak lanjut lengkap dan jika tidak, apakah Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
perbedaan antara kelompok dalam hal tindak lanjut
dijelaskan dan dianalisis secara memadai?
9. Apakah peserta dianalisis dalam kelompok yang Ya Ya Iya Iya Tidak Tidak Tidak Ya Ya
diacak?
10. Apakah hasil diukur dengan cara yang sama untuk Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
kelompok perlakuan?
11. Apakah hasil diukur dengan cara yang dapat Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
diandalkan?
12. Apakah analisis statistik yang tepat digunakan? Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
13. Apakah desain percobaan sesuai, dan setiap Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
penyimpangan dari desain RCT standar (individu
acak, kelompok paralel) diperhitungkan dalam
pelaksanaan dan analisis percobaan?
Total 100% 100% 100% 100% 92% 85% 85% 100% 100%
24

Tabel 3. 4 Penilaian Critical Appraisal Analytical Cross Sectional Studies


No. Critical Appraisal Analytical Cross Sectional Studies (Pagliaro dan
Bernardini, 2019b)
1. Apakah kriteria untuk dimasukkan dalam sampel didefinisikan Ya
dengan jelas?
2. Apakah subjek penelitian dan setting dijelaskan secara rinci? Ya
3. Apakah eksposur diukur dengan cara yang valid dan dapat Ya
diandalkan?
4. Apakah objektif, kriteria standar yang digunakan untuk Ya
pengukuran kondisi?
5. Apakah faktor perancu diidentifikasi? Tidak
6. Apakah strategi untuk menangani faktor perancu dinyatakan? Tidak
7. Apakah hasil diukur dengan cara yang valid dan dapat Ya
diandalkan?
8. Apakah analisis statistik yang tepat digunakan? Ya
Total 75%
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Data Umum
a. Karakteristik Penelitian

Berdasarkan pencarian literatur melalui database elektronik yang dilakukan


melalui PubMed, Sage Journal, SpringerLink dan Science Direct didapatkan 10
artikel jurnal telah direview dan didapatkan data umum berupa karakteristik
penelitian sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Karakteristik Penelitian


No Artikel Negara Metode Penelitian
.
1. (Odynets dkk., 2019a) Ukraina Randomized Control Trial
2. (Alejandro Chaoul, 2018) Texas, Amerika Randomized Control Trial
Serikat
3. (Prakash dkk., 2020) India Randomized Control Trial
4. (Eyigör dkk., 2021) Turki Randomized Control Trial
5. (Zetzl dkk., 2020) Jerman Randomized Control Trial
6. (Vadiraja dkk., 2017) India Randomized Control Trial
7. (Hardoerfer dan Jentschke, Jerman Randomized Control Trial
2018)
8. (Liu dkk., 2022) Cina Randomized Control Trial
9. (Eyigor dkk., 2018) Turkey Randomized Control Trial
10. (Pagliaro dan Bernardini, Italia Analytical Cross Sectional
2019b) Studies

25
26

Tabel 4. 2 Theoritical Mapping


No. Penulis, Tahun, Judul Populasi / Tujuan Metode Hasil
Sampel Yang diukur Temuan
1. Tetiana Odynets, Wanita Tujuan dari RCT Kualitas hidup Peningkatan signifikan dalam
PhD1,2 , Yuriy Briskin, Kanker penelitian ini Uji t indikator kualitas hidup diamati
PhD1, dan Valentina Payudara usia adalah untuk pada peserta dari semua
Todorova, PhD3, 2019 50-60 Tahun mengevaluasi kelompok. Berdasarkan hasil
Effects of Different dengan efek dari pemantauan selama 12 bulan,
Exercise Interventions stadium III intervensi pasien kelompok A mendapatkan
on Quality of Life in latihan yang skor kesejahteraan
Breast Cancer berbeda pada emosional yang lebih signifikan
Patients: A parameter dibandingkan dengan kelompok B
Randomized Controlled kualitas hidup dan kelompok C sebesar 1,40 poin
Trial pada pasien (P < 0,05) dan 1,69 poin (P <
DOI : kanker payudara 0,01).
10.1177/153473541988 selama 1 tahun masing-masing, serta berdasarkan
0598 rehabilitasi subskala kanker payudara sebesar
Q1 rawat jalan. 2,15 poin (P < 0,05) dibandingkan
dengan kelompok B. Pasien di
kelompok C secara signifikan
lebih baik dibandingkan dengan
kelompok A dalam kesejahteraan
sosial/keluarga sebesar 2,80 poin
(P <
0,01) .
2. Alejandro Chaoul, Wanita Percobaan acak RCT - Kelelahan Tidak ada perbedaan kelompok
Kathrin Milbury, Amy dengan kanker saat ini meneliti Chi-square - Gangguan Tidur dalam gangguan tidur total atau
Spelman, Karen Basen- payudara efek dari dan t-test tingkat kelelahan dari waktu ke
Engquist, Martica H. stadium I-III program yoga waktu. Namun, pasien di TYP
Hall, Qi Wei, Ya-Chen yang Tibet melaporkan gangguan harian yang
Tina Shih, Banu Arun, menjalani (TYP) versus pr lebih sedikit 1 minggu pasca
Vicente Valero, George kemoterapi ogram perawatan daripada STP (selisih =
H. Perkins, Gildy V. yang berusia peregangan 0,43, 95% CI: 0,82, 0,04, P=0,03)
27

Babiera, Tenzin 18 tahun (STP) dan dan UC (selisih = 0,41, 95,5% CI:
Wangyal, Rosalinda perawatan biasa 0,77, 0,05, P=0,02). Perbedaan
Engle, Carol A. (UC) pada tidur kelompok pada titik waktu lain
Harrison, Yisheng Li, dan dipertahankan untuk TYP versus
dan Lorenzo Cohen, kelelahan pada STP.
2017 wanita dengan
Percobaan Acak Yoga kanker payudara
Tibet pada Pasien yang menjalani
Kanker kemoterapi.
Payudara yang
Menjalani Kemoterapi
DOI:
10.1002/cncr.30938
Q1
3. Kamli Prakash, Sunil K Pasien kanker Penelitian ini RCT Kualitas Hidup QLQ C30 Hasil mereka mengungkapkan
Saini1, Sanchita payudara bertujuan untuk Kolmogor bahwa kelompok eksperimen yang
Pugazhendi, 2020 wanita dari menilai ov–Uji berlatih yoga menunjukkan
Effectiveness of Yoga segala usia efektivitas Smirnov, peningkatan yang signifikan
on Quality of Life of yang telah teknik relaksasi Uji secara statistik (P = 0,048) dalam
Breast Cancer menjalani yang Wilcoxon, status kesehatan umum dan skor
Patients Undergoing operasi digunakan uji t QOL dibandingkan dengan
Chemotherapy: A payudara dalam yoga kelompok kontrol.
Randomized Clinical sebagai seperti
Controlled Study pengobatan pernapasan
DOI: utama dan diafragma,
10.4103/IJPC.IJPC_192 dijadwalkan relaksasi
_19 untuk sistematis,
Q3 menerima pernapasan
kemoterapi lubang hidung
ajuvan alternatif, dan
latihan untuk
sendi dan
kelenjar,
terhadap QOL
28

pasien kanker
payudara yang
menerima enam
siklus
kemoterapi.
4. Sibel Eyigör, Sebnem Pasien antara Dalam RCT Kuesioner Organisasi Eropa Kelompok 1 memiliki signifikan
Apaydin, Hilal Yesil, usia 18 dan 70 penelitian ini, Uji untuk Penelitian dan Perawatan perbaikan dalam pasca perawatan
Goksel Tanıgor, tahun, yang kami bertujuan Kruskal- Kualitas Hidup Kanker EORTC QLQ skor fungsional dan
Derya Hopanci Bicakli, semuanya untuk menguji Wallis (EORTC QLQ-C30) global (p <0,05). Pada kelompok
2021 telah efek Hatha yoga Uji 2 2, signifikan perbaikan diamati
Effects of Yoga on didiagnosis pada PA, Pearson pada gejala EORTC QLQ
Phase Angle and menderita komposisi uji t subskala (p = 0,035). Nilai PA
Quality of Life kanker tubuh, dan tidak menunjukkan peningkatan
in Patients with Breast payudara. kualitas hidup pada kedua kelompok (p >0,05).
Cancer: A Randomized, pada pasien Perbandingan 2 kelompok tidak
Single-Blind, kanker menunjukkan perbedaan.
Controlled Trial payudara.
DOI:
10.1159/000515494
Q3
5. Teresa Zetzl, Agnes Peserta harus Tujuan RCT EORTC QLQ-FA12 versi Hasil Penurunan yang lebih kuat
Renner, Andre Pittig, berusia Mengkaji efek Uji t Jerman (Organisasi Eropa untuk dari kelelahan umum (P = 0,033),
Elisabeth Jentschke, minimal 18 terapi yoga Penelitian dan Perawatan kelelahan fisik (P = 0,048), dan
Carmen Roch, Birgitt tahun dengan selama 8 Kanker - depresi (P <0,001) serta
van Oorschot, 2020 berbagai jenis minggu Kuesioner Kualitas Hidup – peningkatan kualitas hidup
Yoga effectively kanker terhadap Kelelahan) yang lebih kuat (P = 0,002)
reduces fatigue and kelelahan pada ditemukan pada pasien yang
symptoms of pasien dengan menghadiri 7 atau 8 sesi
depression in patients berbagai jenis dibandingkan dengan kontrol.
with different types of kanker. Dalam kelompok yoga, baik
cancer tingkat
https://doi.org/10.1007/ kehadiran yang lebih tinggi dan
s00520-020-05794-2 kelelahan T0 yang lebih rendah
Q2 adalah prediktor signifikan dari
29

kelelahan T1 yang lebih rendah (P


0,001). Hasil eksplorasi
mengungkapkan bahwa wanita
dengan kanker payudara
melaporkan pengurangan
kelelahan yang lebih tinggi
daripada wanita dengan jenis
kanker
lainnya (P = 0,016) setelah terapi
yoga.
6. Vadiraja HS, Sembilan Dalam RCT Kelelahan Hasil penelitian menunjukkan
Raghavendra Mohan puluh satu penelitian ini, Uji-t, Uji bahwa yoga mengurangi stres
Rao1, R Nagarathna, pasien dengan kami Mann- yang dirasakan (P = 0,001),
HR Nagendra2, kanker mengevaluasi Whitney, frekuensi kelelahan (P <0,001),
Shekhar Patil3, Ravi B payudara efek intervensi Uji keparahan kelelahan (P <0,001),
Diwakar3, H P metastatik yoga dalam Wilcoxon gangguan (P <0,001), dan variasi
Shashidhara3, diacak untuk mengelola diurnal (P <0,001) bila
K S Gopinath4, BS menerima kelelahan pada dibandingkan dengan yoga.
Ajaikumar5, 2017 program yoga pasien kanker terapi suportif. Ada korelasi
Effects of Yoga in terpadu payudara positif antara perubahan
Managing Fatigue in metastatik. keparahan kelelahan dengan kadar
Breast Cancer Patients: kortisol saliva jam 9 pagi.
A Randomized
Controlled Trial
DOI:
10.4103/IJPC.IJPC_95_
17
Q3
7. Katrin Hardoerfer, pasien kanker Tujuan dari RCT - Untuk menentukan intensitas Sebanyak 70 subjek berpartisipasi
Elisabeth Jentschke, terlepas dari penelitian ini gejala kecemasan, digunakan dalam penelitian ini. Kecemasan
2018 tumor spesifik adalah untuk skala Generalized Anxiety berkurang secara signifikan
Effect of Yoga Therapy usia 18 tahun mengevaluasi Disorder (GAD-7) dengan terapi yoga pada
on Symptoms of efek terapi yoga - Untuk mengukur gejala depresi, kelompok intervensi dibandingkan
Anxiety in Cancer pada gejala digunakan Kuesioner Kesehatan dengan kelompok kontrol (p=
30

Patients kecemasan, Pasien-2 (PHQ-2) 0,005). Namun, terapi yoga tidak


DOI: depresi, dan - Untuk mengukur kelelahan menunjukkan efek yang signifikan
10.1159/000488989 kelelahan dalam terkait kanker, skala Kelelahan terhadap
Q2 uji coba Organisasi Eropa untuk depresi (p=0,21) dan kelelahan
prospektif, acak, Penelitian dan Perawatan (p=0,11) dibandingkan dengan
terkontrol pada Kanker (EORTC QLQ-FA13) kelompok kontrol.
pasien dengan
berbagai
penyakit
tumor dalam
pengaturan
klinis.
8. Weimin Liu, Juan Liu, Pasien kanker Tujuan dari RCT - Kualitas hidup Untuk kualitas hidup yang
Lan Ma, Jing Chen, payudara usia penelitian ini t-test berhubungan dengan kesehatan
2022 51-60 Tahun adalah untuk (FACT-B), variasi utama antara
Effect of mindfulness dengan mengeksplorasi kelompok di T1 (P=0,023) diamati
yoga on anxiety and stadium I-III pengaruh untuk peserta di kedua kelompok.
depression in early perawatan yoga Skor kualitas hidup terkait
breast mindfulness kesehatan secara signifikan lebih
cancer patien terhadap tinggi pada kelompok
https://doi.org/10.1007/ gangguan eksperimen dibandingkan dengan
s00432-022-04167-y emosional, kelompok kontrol [T1:ÿ6.34
Q1 kelelahan, (95% CIÿ11.81 hingga 0.87;
nyeri, dan P=0.023)].
kualitas hidup
terkait
kesehatan pada
pasien kanker
payudara
stadium awal.
9. Sibel Eyigor, Ruchan Pasien kanker Untuk mengetahui RCT Kualitas Hidup Skor QOL fungsional dan gejala
pengaruh yoga
Uslu, Sebnem payudara usia terhadap nyeri bahu Ui Chi- pasien dalam kelompok yoga
Apaydınc, Ismail 18-65 Tahun dan lengan, Square diamati menunjukkan peningkatan
kualitas hidup (QOL),
Caramata, Hilal Yesil, dengan depresi, dan yang signifikan hanya pada bulan
31

2018 stadium I-IV performa fisik pada 5 dibandingkan dengan baseline


pasien kanker
Can yoga have any payudara. (p:0,01, dan p:0,03; masing-
effect on shoulder and masing). Analisis statistik
arm pain and quality of mengenai peningkatan hasil
life in setelah pengobatan menunjukkan
patients with breast signifikansi hanya dalam skor
cancer? A randomized, gejala (p:0,03). Ketika kami
controlled, single-blind membandingkan yoga dan
trial kelompok kontrol, tidak ada
https://doi.org/10.1016/ perbedaan yang signifikan secara
j.ctcp.2018.04.010 statistik antara 2 kelompok
Q1 sehubungan dengan parameter
yang dinilai pada akhir minggu 10
10. Gioacchino Pagliaro, Enam puluh Penelitian ini Analytical POMS berisi Usia rata-rata sampel adalah 51,08
Francesco Bernardini, dua wanita bertujuan untuk Cross 65 item laporan diri yang tahun (SD = 11,74). Ada
2019 dengan kanker memahami Sectional menggunakan Skala Likert lima penurunan yang signifikan dalam
A Specific Type of payudara efek jenis Studies poin: 0 = skor antara awal dan tindak lanjut
Tibetan Medicine tertentu dari tidak sama sekali, 1 = sedikit, 2 dalam kecemasan-ketegangan (F =
Meditation for Women meditasi = sedang, 3 = cukup, dan 4 = 23,188, p <0,001),
with Breast pengobatan sangat. depresipenolakan
Cancer: A Pilot Survey Tibet pada Pasien dapat memilih dari 0 (F = 19,082, p <0,001),
DOI: tekanan (tidak sama sekali) hingga 4 kemarahan permusuhan (F =
10.1159/000500676 psikologis (sangat). Item 18,732,
Q2 dalam sampel disubklasifikasikan menjadi p <0,001 ), kelelahan (F = 17,883,
wanita dengan enam faktor: kecemasan- p < 0,001), dan kebingungan (F =
kanker ketegangan, 15,479, p <0,001), dan ada
payudara. depresi-dejection, kemarahan- peningkatan pada
permusuhan, kekuatan, subskala kekuatan, tetapi tidak
kelelahan, dan kebingungan. signifikan secara statistik (F =
Pagliaro/Bernardini 1,422, p
Sesi Kedua. Diskusi kelompok = 0,234).
pada sesi minggu sebelumnya.
Kehadiran mental dan
visualisasi energi bermanfaat
32

dalam bentuk bola


cahaya putih yang ditampilkan
pada jarak sekitar 20 cm dari
kepala
mereka. Akhir sesi dan diskusi
kelompok.
Tingkat reliabilitas dan validitas
yang tinggi dilaporkan [29].
33

b. Karakteristik Responden Pada Artikel Studi

Tabel 4.3 Tabel Karakteristik Responden


No. Artikel Usia Stadium Responden
1. (Odynets dkk., 2019a) 50-60 Tahun Stadium III 115
2. (Alejandro Chaoul, ≥18 Tahun Stadium I-III 227
2018)
3. (Prakash dkk., 2020) Tidak diketahui Stadium I-IV 100
4. (Eyigör dkk., 2021) 18-70 Tahun Stadium I-IV 31
5. (Zetzl dkk., 2020) ≥18 Tahun Stadium I-IV 173
6. (Vadiraja dkk., 2017) 30-70 Tahun Stadium 91
Metastatik
7. (Hardoerfer dan ≥18 Tahun Stadium I-IV 70
Jentschke, 2018)
8. (Liu dkk., 2022) 51-60 Tahun Stadium I-II 136
9. (Eyigor dkk., 2018) 18-65 Tahun Stadium I-IV 42
10. (Pagliaro dan Bernardini, ≥50 Tahun Stadium I-IV 62
2019b)
Responden atau partisipan dalam beberapa penelitian ini merupakan
pasien kanker payudara usia diatas 18 tahun sebanyak 227 responden. Dari 10
artikel yang telah ditemukan jenis stadium kanker payudara yang paling banyak
ditemukan yaitu I-IV.
4.1.2 Data Khusus
a. Pelaksanaan terapi yoga pada pasien kanker payudara

Tabel 4. 4 Pelaksanaan Yoga


No. Artikel Durasi
1. (Odynets dkk., 2019a) 60 menit setiap sesi, 3 kali dalam seminggu selama 12
minggu
2. (Alejandro Chaoul, 75-90 menit setiap sesi, 2 kali dalam seminggu selama 12
2018) minggu
3. (Prakash dkk., 2020) 120 menit setiap sesi, 1 kali dalam seminggu selama 3
minggu
4. (Eyigör dkk., 2021) 60 menit setiap sesi, 2 kali dalam seminggu selama 6
minggu
5. (Zetzl dkk., 2020) 60 menit setiap sesi, 1 kali dalam seminggu selama 8
minggu
6. (Vadiraja dkk., 2017) selama 16 minggu
7. (Hardoerfer dan 60 menit setiap sesi, 1 kali dalam seminggu selama 8
Jentschke, 2018) minggu
8. (Liu dkk., 2022) 60 menit setiap sesi, 1 kali dalam seminggu selama 8
minggu
9. (Eyigor dkk., 2018) 120 menit setiap sesi, 1 kali dalam seminggu selama 10
minggu
10. (Pagliaro dan Bernardini, 120 menit setiap sesi, 1 kali dalam seminggu
2019b)
34

Dari 10 artikel yang sudah direview durasi pelaksanaan yoga yang paling
banyak ditemukan selama 60 menit setiap sesi (50% artikel jurnal), dengan
frekuensi terapi yoga yang paling banyak digunakan adalah 1 kali dalam
seminggu (60% artikel jurnal), dengan lama pelaksanaan terapi yoga paling
banyak adalah 8 minggu (30% artikel jurnal).

b. Kualitas hidup pasien kanker payudara

Tabel 4. 5 Penilaian Kualitas Hidup menggunakan EORTC QLQ


Skala Skala Gejala Skala
Fungsional Status
Kesehatan
No. Artikel Global Keterangan
Rata-rata
81,50 ± 23,34±11,86 72,18±18,94
4,03
1. (Odynets dkk., 2019b) 20,03 17.13 18.00 Meningkat
2. (Alejandro Chaoul, 2018) - 11,52 0,0003 Meningkat
3. (Prakash dkk., 2020) 73.33 (4,48 ± 66.66 Meni ngkat
11,48)
4. (Eyigör dkk., 2021) 74.9±12.1 19.3±8.1 56,6±16,7 Meningkat
5. (Zetzl dkk., 2020) 21,0 2.1 59,5 Meningkat
6. (Vadiraja dkk., 2017) - 19.84 (6.19) - Meningkat
7. (Hardoerfer dan Jentschke, 0,026 0,042 0,122 Meningkat
2018)
8. (Liu dkk., 2022) 96,34 15.96 90,89 Meningkat
9. (Eyigor dkk., 2018) 82.4 16.8 71.6 Meningkat
10. (Pagliaro dan Bernardini, - 17,883 - Meningkat
2019b)
Dari 10 jurnal yang telah direview ditemukan, 100% jurnal yang direview
menggunakan instrumen kualitas hidup pasien kanker payudara menggunakan
EORTC-QLQ C30. Hasil telaah jurnal menunjukkan adanya 100% peningkatan
kualitas hidup sebelum dan setelah terapi yoga pada pasien.
35

c. Pengaruh Terapi Yoga

Tabel 4. 6 Hasil Uji Statistik Pengaruh Terapi Yoga Terhadap Peningkatan


Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara
No. Artikel Hasil Uji Terdapat Pengaruh
Statistik Ya Tidak
1. (Odynets dkk., 2019a) P = 0.023 
2. (Alejandro Chaoul, 2018) P < 0,001 
3. (Prakash dkk., 2020) P = 0,048 
4. (Eyigör dkk., 2021) P = 0,035 
5. (Zetzl dkk., 2020) P = 0,002 
6. (Vadiraja dkk., 2017) P < 0,001 
7. (Hardoerfer dan Jentschke, 2018) P = 0,005 
8. (Liu dkk., 2022) P = 0.03 
9. (Eyigor dkk., 2018) P ≤ 0.05 
10. (Pagliaro dan Bernardini, 2019b) P < 0,001 
Dari 10 jurnal yang telah direview 100% menunjukkan adanya pengaruh
terapi yoga terhadap peningkatan kualitas hidup pasien kanker payudara dengan
nilai hasil uji statistik P<0,05 yang menandakan hasil yang signifikan.

4.2 Pembahasan
4.1.3 Data Umum
Berdasarkan pada tabel 4.2 diketahui bahwa lokasi penelitian, hampir
merata di semua bagian belahan dunia, yang meliputi negara Ukraina, Amerika
Serikat, India, Turki, Jerman, Cina dan Italia, dengan metode yang digunakan
90% menggunakan RCT dan 1 jurnal menggunakan metode Analytical Cross
Sectional Studies.
Yoga, yang secara harfiah berarti "kesatuan atau kesatuan," adalah praktik
kompleks dan terpadu yang menggabungkan postur terkoordinasi dengan
pernapasan terkontrol, konsentrasi mental, perhatian, dan praktik visualisasi (Leal
dkk., 2018). Semua orang dapat melakukan latihan yoga rutin didalam rumah
secara mandiri tanpa harus ada instruktur khusus. Seiring dengan kemajuan
teknologi dan informasi, siapapun dapat melakukan yoga dengan bantuan video
tutorial yang dapat diakses pada media online seperti youtube atau media lain
yang familiar (El-Hashimi dan Gorey, 2019).
Penulis berpendapat bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara
fakta dengan teori yang ada. Mudahnya gerakan yoga dan bisa dilakukan secara
36

mandiri, menyebabkan dengan mudah masyarakat mengenal dan melaksanakan


terapi yoga.

Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi usis responden pada penelitian


ini adalah penderita kanker payudara. Dari 10 artikel yang telah direview
ditemukan usia mayoritas yang mengalami kejadian kanker payudara yaitu
berusia di atas 18 tahun.
Banyaknya pasien yang berusia 40 tahun ke atas dikarenakan usia ini
risiko terkena kanker payudara semakin besar. Kanker payudara mulai
berkembang pesat saat umur 40-49 tahun, sedangkan risiko kanker payudara
sendiri berkembang sampai usia 50 tahun dengan perbandingan peluang 1
diantara 50 wanita. (Elmika, 2020) Penderita kanker payudara stadium lanjut
banyak ditemukan pada usia dekade 40 hingga dekade 60 tahun. Pada usia
dekade 40 hingga dekade 60 menurut penelitian cenderung meningkat penderita
kanker payudara biasanya disertai beberapa faktor yang mendukung seperti gaya
hidup penderita yang mempengaruhi IMT lebih dari batas normal. (Rahmawaty
dkk., 2020)
Dari data yang sudah disebutkan di atas, penulis berpendapat bahwa
responden penderita kanker payudara mayoritas berusia 18 tahun ke atas hingga
umur 70 tahun, dengan rata-rata lansia berusia 40 tahun. Hal ini, sudah sesuai
dengan teori yang ada bahwa semakin tua usia penderita maka risiko terjadinya
kanker payudara.
4.1.4 Pelaksanaan terapi yoga pada pasien kanker payudara
Berdasarkan tabel 4.3 durasi pelaksanaan terapi yoga yang diaplikasikan
dalam 10 artikel yang telah direview ditemukan 60 menit setiap sesi, 3 kali
seminggu selama 12 minggu menurut (Odynets dkk., 2019a), 75-90 menit setiap
sesi, 2 kali seminggu selama 12 minggu menurut (Alejandro Chaoul, 2018), 120
menit setiap sesi 1 kali seminggu selama 3 minggu menurut (Prakash dkk., 2020),
60 menit setiap sesi, 2 kali seminggu selama 10 minggu menurut (Eyigör dkk.,
2021), 60 menit, 1 minggu sekali selama 8 minggu menurut (Zetzl dkk., 2020),
selama 16 minggu menurut (Vadiraja dkk., 2017), 60 menit setiap sesi, 1 kali
37

seminggu selama 8 minggu menurut (Hardoerfer dan Jentschke, 2018), 60 menit


setiap sesi, 1 kali seminggu selama 8 minggu menurut (Liu dkk., 2022), 120 menit
setiap sesi, 1 kali seminggu selama 10 minggu menurut (Eyigor dkk., 2018), dan
120 menit setiap sesi, 1 kali seminggu menurut (Pagliaro dan Bernardini, 2019a).
Yoga hadir sebagai pilihan terapi komplementer yang menggabungkan
teknik pernapasan teknik relaksasi dan teknik fisik. Dengan latihan pernapasan,
fleksibilitas, dan komponen relaksasi, yoga menjadi program latihan pikiran tubuh
yang memenuhi syarat sebagai pelengkap atau terapi alternatif untuk pasien
kanker (Eyigör dkk., 2021)., Sebagai dampak dari proses relaksasi, fungsi kerja
hormon menjadi optimal. Fungsi kelenjar hipofisis sebagai penghasil hormon
adeno-kortikotropin menekan kelenjar adrenal untuk mengatur ekskresi adrenalin
dan kortisol dalam batas normal. Kondisi seperti ini akan membantu menurunkan
stress biologis dan psikologis pada pasien kanker. Sehingga secara subtansial yoga
dapat meningkatkan kualitas hidup wanita dengan kanker (Setiawan dkk., 2021).
Penulis berpendapat bahwa penderita kanker payudara yang menjalani
intervensi yoga mayoritas berusia 18 tahun ke atas hingga umur 70 tahun, dengan
rata-rata lansia berusia 40 tahun, yang mampu melakukan intervensi yoga dengan
durasi 60-120 menit. Dengan melakukan yoga akan membantu menurunkan stress
biologis dan psikologis pada pasien kanker sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup wanita dengan kanker.
4.1.5 Kualitas Hhidup Ppasien Kkanker Ppayudara
Dari tabel 4.4 EORTC QLQ-C30 merupakan kuesioner untuk mengukur
Quality of Life (QoL) yang spesifik untuk pasien kanker. Pada penilaian EORTC-
QLQ mendapatkan hasil kualitas hidup meningkat pada 10 artikel menurut
(Odynets dkk., 2019b), (Alejandro Chaoul, 2018), (Prakash dkk., 2020), (Eyigör
dkk., 2021), (Zetzl dkk., 2020), (Vadiraja dkk., 2017), (Hardoerfer dan Jentschke,
2018), (Liu dkk., 2022), (Eyigor dkk., 2018) dan (Pagliaro dan Bernardini,
2019b).
Pada skala fungsional, area dengan skor rata-rata tertinggi adalah fungsi
kognitif. Soal fungsi kognitif terdiri dari soal rekoleksi dan soal konsentrasi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pasien kanker payudara memiliki daya
38

ingat dan konsentrasi yang baik, dalam hal ini fungsi kognitif yang masih baik
atau tidak berubah setelah kemoterapi. Skala fungsional terendah adalah
fungsionalitas fisik. Mayoritas pasien kanker payudara mengalami disfungsi fisik
ringan hingga sedang akibat efek samping kemoterapi. Hal ini dapat
mempengaruhi kualitas hidup pasien. Pasien kanker payudara yang menerima
kemoterapi ajuvan cenderung memiliki gejala fisik yang berkelanjutan. Pasien
kanker dengan fungsi fisik yang baik memiliki kualitas hidup 1,6 kali lebih baik
dibandingkan pasien dengan fungsi fisik yang buruk (Marwin dkk., 2021).
Pada skala gejala, area dengan skor atau skor tertinggi adalah nyeri,
malaise (malaise), insomnia, dan kehilangan nafsu makan. Pasien kanker
payudara sering mengalami nyeri. Kemoterapi juga dapat menyebabkan nyeri
pada pasien kanker payudara. Agen kemoterapi yang dapat menyebabkan nyeri
antara lain golongan siklofosfamid, carboplatin, dan taxanes. Obat golongan
taxane dapat menyebabkan nyeri neuropatik dan biasanya ditandai dengan mati
rasa atau kesemutan. Nyeri berdampak buruk pada pasien kanker dan dapat
mempengaruhi nilai kualitas hidup mereka. Kelelahan adalah gejala umum pada
pasien kanker. Kelelahan digambarkan sebagai kelelahan fisik dan emosional
yang parah terkait dengan kanker atau pengobatan kanker. Kelelahan bisa
bertahan hingga 5 tahun setelah perawatan. Kelelahan dapat berdampak buruk
pada pekerjaan, hubungan sosial, suasana hati, dan kehidupan sehari-hari, serta
dapat menurunkan kualitas hidup pasien kanker. Pasien kanker payudara yang
menerima kemoterapi cenderung menderita insomnia. Insomnia dapat
mempengaruhi fungsi fisik dan psikologis seperti sistem kekebalan tubuh,
gangguan kognitif, depresi dan malaise. Kehilangan nafsu makan dikaitkan
dengan asupan makanan yang buruk, penurunan berat badan, dan malnutrisi dan
dapat mempengaruhi kualitas hidup. Kemoterapi menekan nafsu makan pasien
melalui kemoreseptor di otak dan dapat menyebabkan anoreksia. Kesehatan
global terdiri dari dua pertanyaan yang berkaitan dengan persepsi responden
tentang kesehatan secara keseluruhan dan kualitas hidup (Marwin dkk., 2021).
Dari data di atas penulis beropini bahwa sesuai dengan penggunaan
instrumen penilaian EORTC QLQ-C30 domain yang berpengaruh besar terhadap
39

tingginya kualitas hidup pasien adalah skala fungsional yang terdiri dari fungsi
fisik, peran, emosional, kognitif, dan sosial. Domain yang berpengaruh pada
menurunnya kualitas hidup pasien ada pada skala gejala yaitu fatigue, nyeri,
insomnia dan kehilangan nafsu makan.
4.1.6 Pengaruh terapi yoga terhadap peningkatan kualitas hidup pasien kanker
payudara
Dari Tabel 4.5 menunjukan hasil uji statistik dari 10 artikel jurnal sebanyak
90% menunjukan hasil baik dari pemberian terapi yoga untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien kanker payudara yakni dengan nilai p<0.05, yang artinya
berpengaruh dalam peningkatan kualitas hidup.
Intervensi yoga dapat meringankan gejala nyeri pasien yang menjalani
pengobatan kanker dan berdampak positif pada efek samping pengobatan,
meningkatkan emosi, dan menurunkan kualitas hidup. Beberapa penulis
menggambarkan peningkatan efek positif dan negatif dari pasien kanker yang
mengikuti program yoga. Penelitian sebelumnya telah melihat manfaat yoga pada
pasien kanker: kesehatan, kualitas hidup dan perbaikan fisik, kecemasan, depresi,
gangguan tidur, malaise, stres psikososial, dan pengurangan gejala
muskuloskeletal (Liu dkk., 2022). Dalam penelitian ini, indeks kualitas hidup
tetap stabil pada kelompok intervensi yoga, tetapi kualitas hidup secara
keseluruhan berkurang secara signifikan pada kelompok kontrol. Seperti studi
lainnya Dia mengatakan intervensi yoga akan secara signifikan meningkatkan
kualitas hidup pasien kanker. Pengaruh yoga sebagai intervensi dapat digunakan
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker (Odynets dkk., 2019b)
Dari data di atas penulis beropini bahwa terapi yoga dapat digunakan sebagai
intervensi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup pasien penderita kanker.
Dalam fakta dan teori sudah ditemukan bukti bahwa 100% yoga berpengaruh
terhadap peningkatan kualitas hidup pasien kanker payudara.
BAB 5. PENUTUP

5.4. Kesimpulan
Setelah dilakukan review dari 10 artikel jurnal maka dapat disimpulkan
bahwa :
5.4.1 Pelaksanaan terapi yoga pada pasien kanker payudara
Penderita kanker payudara yang menjalani intervensi yoga mayoritas
berusia 18 tahun ke atas hingga umur 70 tahun, dengan rata-rata lansia berusia 40
tahun, yang mampu melakukan intervensi yoga dengan durasi 60-120 menit.
5.4.2 Kualitas Hidup pasien kanker payudara
Penggunaan instrumen penilaian EORTC QLQ-C30 domain yang
berpengaruh besar terhadap tingginya kualitas hidup pasien adalah skala
fungsional yang terdiri dari fungsi fisik, peran, emosional, kognitif, dan sosial.
Domain yang berpengaruh pada menurunnya kualitas hidup pasien ada pada skala
gejala yaitu fatigue, nyeri, insomnia dan kehilangan nafsu makan.
5.4.3 Pengaruh terapi yoga terhadap peningkatkan kualitas hidup pasien kanker
payudara
Kualitas hidup sebulum dan sesudah menggunakan melakukan terapi yoga
menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik, dan terbukti membantu
meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara. Hasil uji statistik dari
artikel yang telah diriview menunjukkaan p<0,05 yang memiliki arti bahwa
terdapat pengaruh signifikan yang membuktikan bahwa terapi yoga berpengaruh
terhadap peningkatan kualitas hidup pasien kanker payudara.
5.5. Saran
5.5.1 Bagi Penulis Selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai bahan penelitian selanjutnya dengan dengan
menggunakan kata kunci (“Breast Cancer”) AND (“Yoga”) AND (“Quality Of
Life”). Dalam pencarian literatur review sebaiknya menjelaskan jenis yoga secara
spesifik sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca.

40
41

5.5.2 Bagi masyarakat (Penderita Kanker Payudara)


Dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat dan penderita kanker
payudara sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Dianjurkan untuk pelaksanaan yoga sesuai dengan kemampuan dan usia pasien.

5.5.3 Bagi Pelayanan Kesehatan


Bagi pelayanan kesehatan, hasil dari penelitian terkait pengaruh terapi yoga
terhadap peningkatan kualitas hidup pasien kanker payudara ini dapat
diaplikasikan sebagai salah satu cara untuk keberhasilan peningkatan kualitas
hidup.
42

DAFTAR PUSTAKA

Alejandro Chaoul, dkk. 2018. Randomized trial of tibetan yoga in breast cancer
patients undergoing chemotherapy alejandro. HHS Public Access.
176(3):139–148.
Alila Medical Media. 2018. Gambar Tahap Kanker Payudara
Carson, J. W., K. M. Carson, M. K. Olsen, L. Sanders, dan L. S. Porter. 2017.
Mindful yoga for women with metastatic breast cancer: design of a
randomized controlled trial. BMC Complementary and Alternative Medicine.
17(1)
De Cicco, P., M. V. Catani, V. Gasperi, M. Sibilano, M. Quaglietta, dan I. Savini.
2019. Nutrition and breast cancer: a literature review on prevention,
treatment and recurrence. Nutrients. 11(7)
Dong, B., C. Xie, X. Jing, L. Lin, dan L. Tian. 2019. Yoga has a solid effect on
cancer-related fatigue in patients with breast cancer: a meta-analysis. Breast
Cancer Research and Treatment. 177(1):5–16.
El-Hashimi, D. dan K. M. Gorey. 2019. Yoga-specific enhancement of quality of
life among women with breast cancer: systematic review and exploratory
meta-analysis of randomized controlled trials. Journal of Evidence-Based
Integrative Medicine. 24:1–9.
Elmika, E. 2020. DOI: http://dx.doi.org/10.33846/sf11101 gambaran umur, dan
jenis kelamin pasien kanker payudara di rs ibnu sina kota makassar elma
elmika. Penelitian Kesehatan Suara Forikes. 11(5):422–424.
Eyigör, S., S. Apaydin, H. Yesil, G. Tanlgor, dan D. Hopanci Bicakli. 2021.
Effects of yoga on phase angle and quality of life in patients with breast
cancer: a randomized, single-blind, controlled trial. Complementary
Medicine Research. 28(6):523–532.
Eyigor, S., R. Uslu, S. Apaydın, I. Caramat, dan H. Yesil. 2018. Can yoga have
any effect on shoulder and arm pain and quality of life in patients with breast
cancer? a randomized, controlled, single-blind trial. Complementary
Therapies in Clinical Practice. 32(3):40–45.
Haier, J., A. Duda, dan C. Branss-Tallen. 2018. Improvement of well-being in
cancer patients by yoga training. Medical Journal of Indonesia. 27(3):185–
193.
Hardoerfer, K. dan E. Jentschke. 2018. Effect of yoga therapy on symptoms of
anxiety in cancer patients. Oncology Research and Treatment. 41(9):526–
532.
Jayawardena, R., P. Ranasinghe, H. Ranawaka, N. Gamage, D. Dissanayake, dan
A. Misra. 2020. Exploring the therapeutic benefits of “pranayama” (yogic
breathing): a systematic review. International Journal of Yoga. 13(2):99.
Joanna Briggs Institute. 2019a. Checklist Cohort Inggris. 2019.
Joanna Briggs Institute. 2019b. Checklist Prevalence Inggris. 2019.
Jones, T. L., C. X. Sandler, R. R. Spence, dan S. C. Hayes. 2020. Physical
activity and exercise in women with ovarian cancer: a systematic review.
Obstetrical and Gynecological Survey. 75(10):606–607.
Jong, M. C., I. Boers, A. P. Schouten Van Der Velden, S. Van Der Meij, E.
43

Göker, A. N. J. H. Timmer-Bonte, dan H. A. Van Wietmarschen. 2018. A


randomized study of yoga for fatigue and quality of life in women with
breast cancer undergoing (neo) adjuvant chemotherapy. Journal of
Alternative and Complementary Medicine. 24(9–10):942–953.
Leal, I., J. Engebretson, L. Cohen, M. E. Fernandez-Esquer, G. Lopez, T.
Wangyal, dan A. Chaoul. 2018. An exploration of the effects of tibetan yoga
on patients’ psychological well-being and experience of lymphoma: an
experimental embedded mixed methods study. Journal of Mixed Methods
Research. 12(1):31–54.
Liu, W., J. Liu, L. Ma, dan J. Chen. 2022. Effect of mindfulness yoga on anxiety
and depression in early breast cancer patients received adjuvant
chemotherapy : a randomized clinical trial. Journal of Cancer Research and
Clinical Oncology. (0123456789)
Mardhotilla, F. 2020. Profil paparan asap rokok lingkungan pada pasien kanker
payudara di sumatera barat tahun 2020. Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia.
1(2):82–86.
Marwin, M., D. A. Perwitasari, S. F. Candradewi, B. P. Septiantoro, dan F. D.
Purba. 2021. Kualitas hidup pasien kanker payudara di rsup dr. kariadi
semarang menggunakan kuisioner eortc qlq-c30. Jurnal Ilmu Farmasi Dan
Farmasi Klinik. 18(01):16.
ME, J., S. MJ, W. LB, A. A, dan S. AJ. 2017. Smoking and risk of breast cancer
in the generations study cohort. Breast Cancer Research : BCR. 19(1)
Odynets, T., Y. Briskin, dan V. Todorova. 2019a. Effects of different exercise
interventions on quality of life in breast cancer patients: a randomized
controlled trial. Integrative Cancer Therapies. 18
Odynets, T., Y. Briskin, dan V. Todorova. 2019b. Effects of different exercise
interventions on quality of life in breast cancer patients: a randomized
controlled trial. Integrative Cancer Therapies. 18
Pagliaro, G. dan F. Bernardini. 2019a. A specific type of tibetan medicine
meditation for women with breast cancer: a pilot survey. Oncology
(Switzerland). 97(2):119–123.
Pagliaro, G. dan F. Bernardini. 2019b. A specific type of tibetan medicine
meditation for women with breast cancer: a pilot survey. Oncology
(Switzerland). 97(2):119–123.
Prakash, K., S. K. Saini, dan S. Pugazhendi. 2020. Effectiveness of yoga on
quality of life of breast cancer patients undergoing chemotherapy: a
randomized clinical controlled study. Indian Journal of Palliative Care.
26(3):323–331.
Putri, T. 2017. 6 Pose Yoga Ini Memulihkan Kondisi Pasien Kanker Payudara
Usai Jalani Pengobatan. 2017.
Rahmawaty, S. D., Z. Abidin, dan S. Paramita. 2020. Hubungan faktor-faktor
treatment delay dengan kasus kanker payudara stadium lanjut di rsud abdul
wahab sjahranie samarinda tahun 2019. Motiva Jurnal Psikologi. 2(2):74.
Samitrih, fajriah dewi. 2020. ASUHAN keperawatan pada pasien post op
mastektomi kanker payudara dengan masalah keperawatan gangguan citra
tubuh. 6–57.
44

SDKI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Edisi1


Setiawan, H., R. Nantia Khaerunnisa, H. Ariyanto, A. Fitriani, F. Anisa Firdaus,
dan D. Nugraha. 2021. Yoga meningkatkan kualitas hidup pada pasien
kanker: literature review. Journal of Holistic Nursing Science. 8(1):75–88.
SIKI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1
SLKI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1
Solehati, T., P. Napisah, A. Rahmawati, dan ... 2020. Penatalaksanaan
keperawatan pada pasien kanker payudara; sistematik review. Jurnal Ilmiah
…. 10(1):71–82.
Syifa Khairunnisa Hero. 2020. Faktor risiko kanker payudara. Jurnal Medika
Hutama. 02(01):402–406.
Taukhid, M. 2017. Manajemen fatigue melalui kombinasi aerobik dengan
relaksasi yoga pada penderita kanker payudara dalam program kemoterapi.
Jurnal Ilmu Kesehatan. 5(2):29.
Time, A. 2021. Gambar Vektor, Ilustrasi, Dan Clip Art. 2021.
Utami, S. D. R. 2020. Insulin-dependent diabetes. STRES, KECEMASAN DAN
DEPRESI DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DM DI KOTA
SEMARANG.
Vadiraja, H. S., R. M. Rao, R. Nagarathna, H. R. Nagendra, S. Patil, R. B.
Diwakar, H. P. Shashidhara, K. S. Gopinath, dan B. S. Ajaikumar. 2017.
Effects of yoga in managing fatigue in breast cancer patients: a randomized
controlled trial. Indian Journal of Palliative Care. 23(3):247–252.
Wulandari, A. 2019. Hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas hidup
pada lansia terdiagnosa penyakit kronis. Publikasi Ilmiah
Zetzl, T., A. Renner, A. Pittig, E. Jentschke, C. Roch, dan B. Van Oorschot.
2020. Yoga effectively reduces fatigue and symptoms of depression in
patients with different types of cancer
45

LAMPIRAN

Lampiran 1 Format Checklist Critical Appraisal


No. Critical Appraisal Randomized Controlled Trials Jawaban
1. Apakah pengacakan benar digunakan untuk penugasan peserta ke Ya/Tidak/Tidak
kelompok perlakuan? Jelas
2. Alokasi untuk kelompok perlakuan disembunyikan? Ya/Tidak/Tidak
Jelas
3. Apakah kelompok perlakuan serupa pada awal? Ya/Tidak/Tidak
Jelas
4. Apakah peserta buta terhadap tugas pengobatan? Ya/Tidak/Tidak
Jelas
5. Apakah mereka yang memberikan pengobatan buta terhadap tugas Ya/Tidak/Tidak
pengobatan? Jelas
6. Apakah penilai hasil buta terhadap tugas pengobatan? Ya/Tidak/Tidak
Jelas
7. Apakah kelompok perlakuan diperlakukan secara identik selain Ya/Tidak/Tidak
intervensi yang diminati? Jelas
8. Apakah tindak lanjut lengkap dan jika tidak, apakah perbedaan Ya/Tidak/Tidak
antara kelompok dalam hal tindak lanjut dijelaskan dan dianalisis Jelas
secara memadai?
9. Apakah peserta dianalisis dalam kelompok yang diacak? Ya/Tidak/Tidak
Jelas
10. Apakah hasil diukur dengan cara yang sama untuk kelompok Ya/Tidak/Tidak
perlakuan? Jelas
11. Apakah hasil diukur dengan cara yang dapat diandalkan? Ya/Tidak/Tidak
Jelas
12. Apakah analisis statistik yang tepat digunakan? Ya/Tidak/Tidak
Jelas
13. Apakah desain percobaan sesuai, dan setiap penyimpangan dari Ya/Tidak/Tidak
desain RCT standar (individu acak, kelompok paralel) Jelas
diperhitungkan dalam pelaksanaan dan analisis percobaan?
46

No. Critical Appraisal Analytical Cross Sectional Studies Jawaban

1. Apakah kriteria untuk dimasukkan dalam sampel Ya/Tidak/Tidak Jelas


didefinisikan dengan jelas?
2. Apakah subjek penelitian dan setting dijelaskan secara Ya/Tidak/Tidak Jelas
rinci?
3. Apakah eksposur diukur dengan cara yang valid dan dapat Ya/Tidak/Tidak Jelas
diandalkan?
4. Apakah objektif, kriteria standar yang digunakan untuk Ya/Tidak/Tidak Jelas
pengukuran kondisi?
5. Apakah faktor perancu diidentifikasi? Ya/Tidak/Tidak Jelas
6. Apakah strategi untuk menangani faktor perancu Ya/Tidak/Tidak Jelas
dinyatakan?
7. Apakah hasil diukur dengan cara yang valid dan dapat Ya/Tidak/Tidak Jelas
diandalkan?
8. Apakah analisis statistik yang tepat digunakan? Ya/Tidak/Tidak Jelas

Anda mungkin juga menyukai