TESIS
OLEH:
HARUM NURDINAH
BP. 1721312008
TESIS
OLEH:
HARUM NURDINAH
BP. 1721312008
ii
PANITIA SIDANG TESIS
PROGRAM STUDI S2 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
ANGGOTA
iii
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Tanda
No Nama Keterangan
Tangan
1 Ketua Penguji
Ditetapkan di : Padang
Tanggal : April 2021
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis ini telah diuji dan dipertahankan di depan sidang panitia ujian akhir
Magister Keperawatan pada Program Studi S2 Keperawatan, Fakultas
Keperawatan, Universitas Andalas dan dinyatakan lulus pada tanggal ?? April
2021.
Menyetujui
Komisi Pembimbing,
(Prof. Dr. dr. Rizanda Machmud, M.Kes., FISPH., FISCH) (Esi Afriyanti, S.Kp., M.Kes)
Mengetahui,
(Dr. Rika Sabri, S.Kp., M.Kes., Sp.Kep.Kom) (Hema Malini, S.Kp., MN., Ph.D)
v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS
Dengan ini menyatakan bahwa tesis ini Saya tulis dengan judul “Systematic
Review: Pengaruh Beberapa Terapi Massage Terhadap Intensitas Nyeri Bahu,
Ketegangan Otot dan Kecemasan Pada Pasien Stroke” adalah hasil karya saya
sendiri dan bukan merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain kecuali kutipan
dan sumbernya dicantumkan. Jika dikemudian hari pernyataan yang saya buat ini
tidak benar, maka status kelulusan dan gelar yang saya peroleh menjadi batal
dengan sendirinya.
Harum Nurdinah
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat, mencurahkan nikmat, dan
menitipkan karunia yang luar biasa di dalam hidup. Sholawat dan Salam tetap
tercurah buat Habibulloh Nabiyyina Muhammad SAW sebagai Uswatun Hasanah
Allahumma Sholli ‘Ala Muhammad wa ala Aali Muhammad.
Di dalam Kitab Lauh Al-Mahfudz, Takdir Setiap Anak Adam sudah di tentukan
oleh Allah SWT. Proses hidup dan kehidupan tidak pernah lepas dari seluk beluk
permasalahan yang selalu ada dan tanpa jeda. Perasaan sedih dan tangis
terstimulasi ketika Ekspetasi tidak sesuai dengan Asa. Allah maha baik selalu
meyemangati “Boleh jadi kamu Membenci sesuatu padahal itu baik bagimu. Dan
boleh jadi kamu Menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu, Allah lebih
mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui” diri ini jadi latah bergelut dengan
duri, tanggul dan palang cita. Terbiasa TERBENTUR…TERBENTUR Lagi…
sehingga TERBENTUKlah karakter Jiwa.
Terima kasih kepada Ayahanda (Drs. H. Amir Badun (alm)) dan Mamanda
(Syarifah Danuri (almh)) didikan keras dan tegas keduanya membuat mentalku
sekuat Baja. Teristimewa kepada Pendamping Hidupku (Suami Tercinta) sampai
akhir hayat (Rendra Febrianto, AMK) kesabaran dan ketulusanmu menjadi
pendengar yang bijaksana selama proses mimpiku bertaut asa. Juga anugerah
terindah, buah cintaku Faiqah Ashilah Syanda (Putriku) dan Shadiq Reha Abwary
(Putraku) yang telah menjadi saksi perjuangan Bunda untuk masa depanmu nak.
Terima kasih juga kepada Pembimbing yang mulia Ibu Prof. Dr. dr. Rizanda
Machmud, M.Kes., FISPH., FISCH dan Ibu Esi Afriyanti, S.Kp., M.Kes. dan
Ketiga Penguji yang berbahagia, Ibu Hema Malini, S.Kp., MN., Ph.D, Bapak Ns.
Dally Rahman, M.Kep., Sp.Kep.MB dan Ibu Elvi Oktarina, M.Kep., Ns.,
Sp.Kep.MB, sumbangsih, dedikasi, pesan moral dan didikan seluruhnya membuat
diri ini bisa menyelesaikan Tesis ini diwaktu yang semestinya.
Dan juga terima kasih kepada semua Malaikat Rahmat berwujud manusia yang
tanpa sadar dan tapa terduga selalu ada membantu dalam penyelesaian progres
Magister Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Andalas yang penuh
Nawacita.
Tetap Semangat Merubah Takdir Menjadi Lebih Baik
“Allah tidak Akan merubah Nasib Suatu kaum,
sebelum kaum itu sendiri yang Mau merubahnya”
Wassalam
Ns. Harum Nurdinah, M.Kep
vii
PROGRAM STUDI S2 KEPERAWATAN
KEKHUSUSAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS
Abstrak
viii
STUDY PROGRAM S2 NURSING
MEDICAL SURGICAL NURSING SPECIFICATIONS
FACULTY OF NURSING ANDALAS UNIVERSITY
Abstract
ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan:
Riwayat Pekerjaan:
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
Nyeri Bahu, Ketegangan Otot dan Kecemasan Pada Pasien Stroke”. Berbagai
hambatan dan kesulitan penulis temui dalam proses penyusunan tesis ini, namun
berkat usaha dan kerja keras serta bimbingan dan arahan dari berbagai pihak pada
Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
segala kerendahan hati, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada:
1. Ibu Hema Malini, S.Kp., MN, PhD, selaku Dekan Fakultas Keperawatan
2. Ibu Dr. Rika Sabri, S.Kp., M.Kes., Sp.Kep.Kom, selaku Ketua Program Studi
tesis ini.
3. Ibu Prof. DR. Rizanda Machmud, M.Kes., FISPH., FISCM, selaku Dosen
xi
4. Ibu Esi Afriyanti, S.Kp., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
5. Bapak Ns. Dally Rahman, M.Kep., Sp.Kep.MB, selaku Dosen Penguji II dan
Ibu Elvi Oktarina, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB, selaku dosen penguji III yang
telah berkenan memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan tesis ini.
7. Teristimewa untuk kedua orangtua yang saya sayangi, suami terkasih dan
9. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebut namanya satu persatu atas bantuan
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tesis ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun
dari semua pihak untuk kesempurnaan penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan
yang akan datang. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan, melimpahkan
rahmat, hidayah dan ridha-Nya kepada kita semua. Aamiin yaa Rabbal’alaamiin.
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER.............................................................................................i
HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
PANITIA SIDANG TESIS...................................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS..................................................vi
HALAMAN PERSEMBAHAN..........................................................................vii
ABSTRAK...........................................................................................................viii
ABSTRACT............................................................................................................ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..............................................................................x
KATA PENGANTAR...........................................................................................xi
DAFTAR ISI.......................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................7
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................8
1.4. Manfaat Penelitian.....................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................10
2.1. Tinjauan Teori.........................................................................................10
1. Konsep Dasar Stroke...............................................................................10
2. Konsep Dasar Nyeri Bahu.......................................................................17
3. Konsep Dasar Ketegangan Otot..............................................................23
4. Konsep Dasar Kecemasan.......................................................................26
5. Konsep Dasar Terapi Massage................................................................33
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................42
3.1 Desain Penelitian.....................................................................................42
3.2 Kriteria Kelayakan..................................................................................42
xiii
3.3 Strategi Pencarian Literatur.....................................................................43
3.4 Seleksi Studi dan Penelitian Kualitas......................................................44
3.5 Proses Pengumpulan Data.......................................................................48
3.6 Metode Analisis.......................................................................................49
BAB IV HASIL PENELITIAN...........................................................................49
4.1. Hasil Skrining Artikel.............................................................................50
4.2. Kualitas Studi dan Risiko Bias................................................................50
4.3. Hasil Studi...............................................................................................52
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................56
5.1. Massage Terhadap Intensitas Nyeri Bahu Pasien Stroke........................56
5.2. Massage Terhadap Ketegangan Otot Pasien Stroke................................58
5.3. Massage Terhadap Kecemasan Pasien Stroke.........................................61
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................63
6.1. Kesimpulan..............................................................................................63
6.2. Saran........................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................65
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat, karena
merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak (WHO, 2013). Menurut
WHO (2014) stroke adalah terputusnya aliran darah ke otak, umumnya akibat
otak sehingga pasokan nutrisi dan oksigen ke otak berkurang. Efek dari stroke
tergantung pada bagian mana dari otak yang terluka dan seberapa parah itu
Secara global, pada Tahun 2013 ada 6,5 juta kematian akibat stroke,
detik seseorang mengalami stroke di Amerika Serikat, dan rata-rata setiap 4 menit,
seseorang meninggal karena stroke (Benjamin et al., 2017), kematian akibat stroke
menyumbang 11,8% dari total kematian di seluruh dunia (ASA, 2018). Kasus
dari tahun 2013 yaitu 4,2‰ meningkat menjadi 8,4‰ pada tahun 2018
1
2
waktu 3 tahun terakhir yaitu sebanyak 187 pasien pada tahun 2016 (Dinkes Kab.
Indragiri Hulu, 2016) dan meningkat pada tahun 2018 yaitu berjumlah 230 pasien
dan semakin meningkat menjadi 259 pasien pada tahun 2019 yang terdiri dari 154
pasien dengan infark serebral (Rekam Medik RSUD Indrasari Rengat, 2018).
inkontinensia (30,8%), dan kecemasan (23%) (Kneebone & Lincoln, 2012). Nyeri
adalah keluhan umum setelah stroke, dilaporkan pada 11-55% penderita stroke
(Klit et al., 2015). Nyeri terjadi akibat hemiplegia (kelumpuhan) atau hemiparase
bagian tubuh yang akan menyebabkan munculnya nyeri dan membatasi kegiatan
sehari-hari (Guyton & Hall, 2014). Salah satu nyeri yang paling sering terjadi
memperpanjang masa rawat (Polie et al., 2020) serta berdampak pada pemulihan
hidup dan dikaitkan dengan insiden kecemasan yang lebih tinggi baik selama dan
anterior saat hilangnya aktivitas otot bahu yang normal, khususnya otot
sendi, otot, tendon, dan ligamen yang menyebabkan iskemia yang menyakitkan di
jaringan periartikular sendi bahu. Selanjutnya saat mengalami nyeri bahu pasien
merasa tidak ada yang menyokong area lengan karena kelemahan otot atau
3
menentukan prevalensi dan pola nyeri bahu pada penderita stroke. Hasil penelitian
ini mengungkapkan bahwa dari 102 pasien dengan stroke terdapat 75 (73,53%)
(37,26%) pasien mengalami nyeri masing-masing di bahu kiri dan kanan. Pola
pasca-stroke. Mayoritas juga mengalami rasa sakit dalam minggu pertama onset
kekuatan mengangkat bahu, dengan tonus otot yang abnormal yang dikaitkan
Ketegangan otot adalah kondisi umum pada penderita stroke, dan mungkin
terkait dengan nyeri dan kontraktur sendi, yang menyebabkan kualitas hidup yang
menyebabkan keadaan disinhibisi refleks peregangan (Kuo & Hu, 2018). Menurut
Thibaut et al., (2013) ketegangan otot disebabkan oleh disosiasi atau disintegrasi
sistem saraf pusat segmental (SSP). Ini berkorelasi dengan intensitas input
sensorik (misalnya, derajat peregangan) dan mungkin tergantung pada lokasi lesi
SSP.
4
Menurut hasil penelitian Kuo & Hu (2018) ketegangan otot sering terjadi
setelah stroke, dengan prevalensi berkisar antara 30% sampai 80% penderita
stroke. Insiden spastisitas di antara pasien paretik telah dilaporkan menjadi 27%
pada 1 bulan, 28% pada 3 bulan, 23% dan 43% pada 6 bulan, dan 34% pada 18
bulan setelah stroke (Wissel et al., 2013; Opheim et al., 2014). Tidak ada
tetapi kehilangan jangkauan sendi secara permanen telah dilaporkan terjadi dalam
Ketegangan otot lebih sering ditemukan pada otot fleksor tungkai atas
(jari, pergelangan tangan, dan siku fleksor) dan otot ekstensor tungkai bawah
bahwa ketegangan otot lebih sering diamati pada ekstremitas atas dibandingkan
lebih tinggi pada otot ekstremitas atas yang menyebabkan fungsi tangan menurun
aktivitas sosial yang mengalami penurunan serta gangguan psikologis (Ellis-hill &
Horn, 2000). Respon psikologis pada pasien stroke dapat memicu perubahan
emosional. Perubahan emosional ini dapat terjadi pada sepertiga pasien pada
tahun pertama setelah timbulnya stroke (IHF, 2014; Stroke Foundation, 2010).
Perubahan paling sering dalam emosi adalah kecemasan (Kneebone & Lincoln,
pasca stroke antara 18% - 28% (Campbell et al., 2011; Khedr et al., 2013). Setelah
mendapatkan perawatan selama 3-7 hari, 26,4% dari 169 pasien stroke iskemik
reintegrasi masyarakat (Lokk & Delbari, 2010). Lebih khusus lagi, kecemasan
yang tidak diobati dapat menyulitkan pasien untuk mengelola pengobatan stroke
secara efektif. Mereka dapat merasa sulit untuk berkonsentrasi, tetap termotivasi,
menepati janji dan tetap berpegang pada rencana perawatan, termasuk obat-obatan
(Barker-Collo, 2007).
Untuk itu, mengelola masalah nyeri bahu, ketegangan otot hingga masalah
mungkin tidak hanya membantu pemulihan dan rehabilitasi, tetapi juga dapat
pada otot sehingga terjadi ketegangan otot dan semakin meningkatkan kecemasan
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengurangi gejala yang
keperawatan konvensional (Olney, 2010; Erol, Ertunc, & Ozturk, 2014). Terapi
ini memiliki sejumlah manfaat klinis yang terdokumentasi. Terapi ini bermanfaat
6
Beberapa jenis terapi massage yang termasuk dalam tinjauan yaitu terapi
pijat yang dilakukan secara tunggal atau kombinasi, dan melibatkan kontak fisik
Teknik terapi manual yang biasa digunakan oleh terapis pijat termasuk terapi titik
penderita stroke untuk mengelola masalah nyeri bahu, ketegangan otot dan
teknik sederhana, mudah diberikan, tidak mengancam, tidak invasif, dan efektif
minimal minyak pijat atau lotion (Holland & Pokorny, 2010; Mok & Woo, 2004).
titik atau bagian tubuh tertentu yang akan meningkatkan daya elektrik tubuh
penelitian juga menjelaskan dimana pasien stroke yang menerima pijatan taktil
Hasil penelitian Van Den Dolder et al., (2014) menemukan bukti bahwa
Soft Tissue Massage efektif untuk menghasilkan perbaikan rentang gerak dan
7
nyeri bahu yang dilaporkan (rata-rata tertimbang = 9,8 dari 100, 95% CI 0,6
hingga 19,0). Menurut hasil penelitian lainnya rerata kecemasan setelah intervensi
Slow Stroke Back Massage (SSBM) pada kelompok intervensi adalah 21,37 ± 6,24
dan pada kelompok kontrol 26,1 ± 6,27 yang menunjukkan perbedaan yang
dampak positif terhadap perbaikan fungsi tubuh, sehingga dapat dikatakan terapi
massage merupakan salah satu terapi alternatif yang bisa dimanfaatkan keluarga
Intensitas Nyeri Bahu, Ketegangan Otot dan Kecemasan pada Pasien Stroke”.
terapi massage terhadap intensitas nyeri bahu, ketegangan otot dan kecemasan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Pelayanan Keperawatan
practice serta menjadi acuan untuk tenaga kesehatan agar dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun rencana strategis yang efektif untuk
2. Peneliti Selanjutnya
Selain itu juga dapat menjadi rujukan data awal untuk dilakukan penelitian lebih
lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi
kematian, tetapi tanpa bukti yang cukup untuk diklasifikasikan (Sacco et al.,
2013).
berkembang secara cepat selama 24 jam atau lebih akibat adanya gangguan
b. Faktor risiko
stroke. Faktor risiko timbulnya stroke (Nasution, 2010; Howard & Howard,
2009):
10
11
a) Perilaku
badan
b) Fisiologis
asimtomatik
yang berupa karakteristik atau sifat pasien yang tidak dapat diubah yaitu
usia, jenis kelamin, berat badan lahir rendah, ras, suku, dan faktor genetik
c. Klasifikasi
1) Stroke Iskemik
infark yang jelas pada jaringan otak di dalam area pembuluh darah yang
2) Stroke Hemoragik
area tertentu sehingga darah memenuhi jaringan otak (AHA, 2018). Stroke
hemoragik jarang terjadi dan dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu
Selain dari dua klasifikasi di atas, terdapat jenis stroke lain yaitu
Transient Ischemic Attacks (TIA). TIA yang biasa disebut dengan mini
beberapa menit sampai beberapa jam saja dan gejala yang timbul akan
hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam
d. Manifestasi klinik
Menurut WHO (2016) gejala umum yang terjadi pada stroke yaitu
wajah, tangan atau kaki yang tiba-tiba kaku atau mati rasa dan lemah pada
satu sisi tubuh. Gejala lainnya yaitu pusing, kesulitan melihat baik dengan
satu mata maupun kedua mata, sulit berjalan, kehilangan koordinasi dan
keseimbangan, sakit kepala yang berat dengan penyebab yang tidak diketahui,
e. Patofisiologi
Oksigen sangat penting untuk otak, jika terjadi hipoksia seperti yang
terjadi pada stroke, otak akan mengalami perubahan metabolik, kematian sel
cairan pada ruang interstitial jaringan otak (Smeltzer & Bare, 2017).
daerah regional otak dan menimbulkan reaksi berantai yang berakhir dengan
kematian sel sel otak dan unsur-unsur pendukungnya (Becker, Wira, &
Arnold, 2010; Misbach, 2011). Pada level seluler, setiap proses yang
otak dan infark otak (Becker, Wira, & Arnold, 2010). Iskemia dapat dibagi
lagi menjadi tiga mekanisme yang berbeda: trombosis, emboli, dan penurunan
Sel-sel otak dan jaringan pendukungnya belum mati akan tetapi fungsi-
inilah yang menjadi sasaran terapi stroke iskemik akut supaya dapat
faktor waktu dan jika tidak terjadi reperfusi, daerah penumbra dapat
yang terkena darah dan sekitarnya lebih tertekan lagi (Caplan, 2016). Pada
(Misbach, 2011).
f. Penatalaksanaan
Panggabean, 2016).
akut yaitu fase akut stroke berakhir 48 sampai 72 jam. Pasien yang koma
fase akut ini adalah mempertahankan jalan nafas dan ventilasi yang baik.
1) Terapi Farmakologi
2) Tindakan Bedah
4) Tindakan Keperawatan
g. Komplikasi
berbaring, seperti pinggul, sendi kaki, pantat dan tumit. Luka dekubitus
sensasi. Pada kondisi kelemahan atau kelumpuhan di satu sisi tubuh pasca
a. Definisi
2 tahun pasca stroke rasa nyeri dapat timbul 15-49%. Nyeri pasca stroke
dapat timbul di otot, persendian, organ dalam, ataupun dari sistem saraf pusat
maupun perifer. Tipe nyeri pasca stroke yang paling sering yaitu nyeri bahu
hemiplegi, nyeri akibat spasme atau spastisitas (ketegangan otot), sakit kepala
pasca stroke, dan nyeri sentral pasca stroke (Klit et al., 2015).
18
perubahan dinamis akibat paresis atau kelemahan pada sisi yang terkena
(Widar et al., 2002). Bentuk chronic pain syndrome setelah stroke yang
paling umum adalah nyeri bahu, nyeri spastisitas dan nyeri kepala (Klit et al.,
2015). Spasitas terjadi ketika terdapat kerusakan pada bagian otak yang
nyeri.
Nyeri bahu hemiplegia adalah dampak klinis umum dari stroke dan
b. Etiologi
2006):
2) Sklerosis multiple
Faktor risiko untuk nyeri pasca stroke meliputi (Klit et al., 2015):
1) Usia muda,
19
4) Gangguan sensorik,
5) Depresi, dan
d. Patofisiologi
disinhibisi dan perubahan thalamus (Klit et al., 2015). Meskipun lesi terletak
Gambar 2. 1
Ilustrasi skematik Teori
Pengendalian Gerbang
Sumber: (Kozier & Erb, 2010)
Nyeri pasca stroke dapat timbul di otot, persendian, ataupun pada sisi
dan nutrien berkurang (Guyton & Hall, 2014). Hal ini akan mengakibatkan
pasien merasa nyeri pada tubuhnya yang lumpuh meskipun tidak ada luka
pada tubuh yang nyeri tersebut. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada
stroke tanpa hubungan langsung dengan trauma atau cedera. HSP ini
berhubungan dengan spasme otot pada pasien stroke terutama pada sendi
aktivitas otot bahu yang normal, khususnya otot supraspinatus dan deltoid
posterior, dan ekstremitas atas meregangkan kapsul sendi, otot, tendon, dan
Intensitas nyeri adalah domain hasil umum yang dinilai dalam uji
klinis nyeri Aicher, Peil, Peil, & Diener (2012) dan paling sering ditargetkan
rasa nyeri adalah pengalaman pribadi yang tidak dapat dilihat atau dirasakan
seperti Visual Analogue Scale (VAS), Numerical Rating Scale (NRS), Verbal
Rating Scale (VRS), dan Faces Pain Scale-Revised (FPSR) (Jensen et al.,
wajah yang paling mewakili tingkat rasa nyeri. Wajah dari kiri ke kanan
diberi skor 0, 2, 4, 6, 8, dan 10. FPSR diadaptasi dari FPS asli yang
dikembangkan oleh Bieri et al (1990) yang terdiri dari 7 wajah (Pathak et al.,
2018).
Gambar 2. 2
Skala Nyeri Dengan Gambar Wajah
VRS disebut sebagai skala deskriptor verbal, terdiri dari kata sifat atau
terdiri dari 6 poin yang digunakan oleh Peters, Patijn, & Lamé (2007) dengan
dan “sangat parah.” Pasien diminta untuk memilih deskriptor atau frasa yang
paling mewakili intensitas nyeri mereka, dan angka yang sesuai digunakan
Gambar 2. 3
Skala Nyeri Dengan Verbal
Hawker et al., 2011). Konten NRS adalah versi numerik tersegmentasi dari
VAS dimana pasien memilih bilangan bulat (0-10 bilangan bulat) yang paling
garis horizontal. NRS dapat diberikan secara verbal (melalui telepon) atau
Gambar 2. 4
Skala Nyeri Dengan Angka
nyeri) dan di sebelah kanan (rasa nyeri yang ekstrem). Skala biasanya
horisontal (Joyce, Zutshi, Hrubes, & Mason, 1975). Responden diminta untuk
menempatkan garis tegak lurus terhadap garis VAS pada titik yang mewakili
Gambar 2. 5
Skala Nyeri Dengan Analogi Visual
a. Definisi
yang tak terhindarkan, pada pasien stroke. Ketegangan otot setelah stroke
sering dikaitkan dengan nyeri, kekakuan jaringan lunak, dan kontraktur sendi,
Deteksi dini dan manajemen ketegangan oto pasca stroke dapat tidak hanya
c. Patofisiologi
saraf pusat segmental (SSP). Ini berkorelasi dengan intensitas input sensorik
(misalnya, derajat peregangan) dan mungkin tergantung pada lokasi lesi SSP.
hipotonia, tardive, atau spastisitas (ketegangan otot). Tiga lokasi lesi telah
area motorik primer, sekunder dan tambahan; SMA) dan sumsum tulang
belakang (saluran piramidal). Setelah stroke, hanya korteks atau, dalam kasus
yang jarang terjadi, batang otak, yang awalnya terluka dan lesi ini sering kali
perifer.
refleks normal (refleks tendon dalam dan refleks penarikan fleksor), (ii)
regangan tonik aktif. Eksitasi yang kuat dari neuron motorik quadriceps
muncul setelah rangsangan listrik dari serat sensorik di sisi spastik dari paha
depan, jika dibandingkan dengan sisi yang tidak terpengaruh dan dengan
(kedutan cepat), dapat terjadi akibat perubahan jalur kontrol menurun pada
Skala Ashworth asli adalah skala numerik 5 poin yang menilai kelenturan dari
Ashworth Scale (MAS), telah diterapkan dalam praktik klinis dan penelitian
minimal (catch and release) pada akhir ROM pada waktu sendi
minimal sepanjang sisa ROM, tetapi secara umum sendi tetap mudah
digerakkan
2 : Peningkatan tonus otot lebih nyata sepanjang sebagian besar ROM, tapi
2010).
e. Pengobatan
ortopedi, dan bedah saraf. Studi ini menjelaskan berbagai terapi rehabilitasi
a. Definisi
bahasa latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti
subyektif yang dialami oleh individu. Hal ini disebabkan oleh situasi-situasi
27
Pratiwi, 2010).
yang berhubungan dengan kekhawatiran dan rasa bahaya yang akan terjadi.
1) Teori Psikoanalitik
super ego. Id mewakili insting, super ego mewakili hati nurani, sedangkan
ego berperan menengahi konflik yang tejadi antara dua elemen yang
2) Teori Interpersonal
(Videbeck, 2011).
3) Teori Perilaku
antara lain:
1) Faktor Eksternal
2) Faktor Internal
a) Usia
b) Jenis Kelamin
c) Tingkat Pengetahuan
didapat.
d) Tipe Kepribadian
c. Klasifikasi Kecemasan
3) Fobia Spesifik
4) Fobia Sosial
5) Obsesi kompulsif
30
Medical Condition)
Anxiety Disorder).
d. Tingkatan Kecemasan
berdaya. Menurut Peplau (1952) dalam Yusuf, Fitryasari PK, & Nihayati
1) Kecemasan Ringan
2) Kecemasan Sedang
3) Kecemasan Berat
detil yang kecil dan spesifik dan tidak dapat berfikir hal-hal lain.
4) Panik
mengurung diri, tidak mau mengurus diri Suliswati (2005) dalam (Sayogi,
2011).
Adaptif Maladaptif
Gambar 2. 6
Rentang Respon Kecemasan
Sumber: (Stuart, 2013a)
f. Gejala kecemasan
1) Gejala Somatik
kardiovaskuler.
2) Gejala Psikologis
telah dilakukan.
g. Dampak kecemasan
Menurut Stuart & Laraia (2013) ada 2 macam dampak yang dialami
1) Dampak Fisiologis
lain-lain. Respirasi; napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada,
rasa tercekik.
b) Kulit: perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat
gatal-gatal.
33
2) Dampak Psikologis
c) Afektif; Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa,
Penilaian kecemasan yang telah sering digunakan yaitu the State Trait
Anxiety Index (STAI), the Beck Anxiety Inventory (BAI), and the anxiety
2011). Menurut Lazor et al (2017) dari dua puluh tujuh instrumen, 14 multi-
a. Definisi
besar efektif dibentuk dengan tangan diatur guna tujuan untuk mempengaruhi
saraf, otot, sistem pernapasan, peredaran darah dan limphe yang bersifat
b. Teknik Massage
manipulasi gosokan yang halus dengan tekanan relatif ringan sampai kuat,
kedua belah tangan, sentuhan yang sempurna dan arah gosokan selalu menuju
ke jantung atau searah dengan jalannya aliran pembulu darah balik, maka
pembulu darah balik kembali ke jantung karena adanya tekanan dan dorongan
c. Efek Massage
otot maka darah yang ada di dalam jaringan otot, yang mengandung zat-zat
sisa pembakaran yang tidak diperlukan lagi terlepas keluar dari jaringan otot
dan masuk kedalam pembuluh vena. Kemudian saat penekanan kendor maka
memberi efek bagi otot yang mengalami ketegangan atau pemendekan karena
merangsang saraf secara halus dan lembut agar mengurangi atau melemahkan
Sistem saraf perifer adalah bagian dari sistem saraf yang di dalam
sarafnya terdiri dari sel-sel saraf motorik yang terletak di luar otak dan
informasi ke sistem saraf pusat dari organ- organ internal atau dari
dari sistem saraf pusat (SSP) ke organ, otot, dan kelenjar. Sistem saraf perifer
dibagi menjadi dua cabang yaitu sistem saraf somatik dan sistem saraf
otonom. Sistem saraf somatic terutama merupakan sistem saraf motorik, yang
semua sistem saraf ke otot, sedangkan sistem saraf otonom adalah sistem
saraf yang mewakili persarafan motorik dari otot polos, otot jantung dan sel-
sel kelenjar. Sistem otonom ini terdiri dari dua komponen fisiologis dan
anatomis yang berbeda, yang saling bertentangan yaitu sistem saraf simpatik
pereda sakit alami dan merangsang serat saraf yang menutup gerbang sinap
37
mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A – beta yang lebih besar dan
lebih cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut dan delta
A berdiameter kecil.
1) Indikasi
2) Kontraindikasi
b) Demam
c) Edema
d) Penyakit kulit
f) Luka bakar
(Alimah, 2012).
38
e. Jenis-jenis Massage
Jenis terapi pijat yang termasuk dalam tinjauan yaitu terapi pijat yang
dilakukan secara satu jenis atau kombinasi, dan melibatkan kontak fisik
termasuk. Teknik terapi manual yang biasa digunakan oleh terapis pijat
lambat dan dalam untuk menargetkan lapisan dalam otot dan jaringan ikat.
dan mengurangi ketegangan pada otot dan jaringan. DTM juga dapat
dan jaringan lunak lain dari tubuh. Teknik STM menargetkan otot, tendon,
ligamen, atau jaringan ikat lainnya. STM adalah pijat yang paling terkenal
tekanan, dan durasi pijat yang bertujuan untuk mengurangi rasa sakit,
mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan
memiliki indikasi untuk dipijat. Tujuan lainnya yaitu untuk rileksasi otot,
(Wiyoto, 2011).
5) Ayurvedic Massage,
bahasa Sansekerta Ayur yang memiliki arti kehidupan, dan Vedic yang
salah satu teknik pijat yang berfokus pada beberapa titik utama pada
40
tubuh, yang mana bila dilakukan relaksasi pada titik tersebut, tubuh akan
beberapa perbedaan dengan teknik pijat biasa. Selain berfokus pada titik
titik energi yang kaku atau bermasalah. Seperti, bagian punggung, pundak,
Terapi pijat Cina (Tui Na) adalah intervensi yang relatif sederhana,
murah dan non-invasif, dan telah digunakan untuk merawat pasien stroke
sehari-hari untuk pasien dengan spastisitas pasca stroke dengan aman dan
Menurut Stockert & Hall (2019) ada beberapa hal yang perlu
terhadap arah suatu penelitian (Dharma, 2011). Jenis Penelitian adalah Systematic
Review yaitu penelaahan terhadap artikel yang dilakukan secara terstruktur dan
dan disesuaikan dengan tujuan. Dalam penelitian ini peneliti menelaah artikel
tentang pengaruh terapi massage terhadap intensitas nyeri bahu, ketegangan otot
42
43
4. Outcome ialah hasil yang didapatkan dari studi terdahulu yang sesuai dengan
tema yang telah ditentukan yaitu intensitas nyeri bahu, ketegangan otot dan
kecemasan
5. Study Design ialah desain yang dipakai untuk mereview beberapa artikel.
Tabel 3. 1
PICOS systematic review pengaruh terapi massage terhadap intensitas nyeri bahu,
ketegangan otot dan kecemasan pada pasien stroke
PICOS
Kriteria Inklusi
Framework
Population Studi yang berfokus pada pasien stroke (akut, kronis, hemoragik
dan non hemoragik)
Study Design and Quasi experimental studies, RCT, cross sectional, case study
Publication type
Kriteria inklusi:
2. Tidak berbayar
3. Full text
4. Berbahasa inggris
dilakukan pada bulan Desember 2020 – Februari 2021. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan
44
langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
lima data base yang bereputasi menengah sampai tinggi, antara lain Proquest,
1. Seleksi Studi
a. Data base
Proquest, Springer Link, SAGE, NCBI dan Wiley Online Library yang
b. Kata Kunci
Kata kunci yang peneliti gunakan adalah kata kunci yang ada pada
Medical Subject Heading (MeSH). MeSH adalah kosa kata atau thesaurus
untuk mengatur basis data di MEDLINE, juga digunakan untuk mencari data
Library (CQ University Australia [CQU], 2020). Kata kunci yang peneliti
NCBI dan Wiley Online Library dengan menggunakan kata kunci yang
sudah ditentukan.
dari kelima database tersebut, lalu menghapus artikel yang ganda itu.
dikeluarkan.
dimana artikel dinilai sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang sudah
kelayakan sesuai dengan kriteria inklusi dan the JBI Critical appraisal.
Hasil artikel studi dapat digambar dalam diagram flow berikut ini:
Ide
Studi diidentifikasi dari database
ntif
Proquest (3), Elsevier (4), Sage (5), NCBI (10) dan
icat Wiley Online Library (4), n = 22
ion
Gambar 3. 1
Diagram Alir PRISMA Pencarian Literatur Pengaruh terapi Massage Terhadap
Intensitas Nyeri Bahu, Ketegangan Otot dan Kecemasan pada Pasien Stroke
2. Penilaian Kualitas
The Joanna Brigs Institute (JBI) critical appraisal untuk beberapa jenis
studi yang digunakan untuk menganalisis kualitas metodologi dalam setiap studi,
penilaian kriteria diberi nilai “ya”, “tidak”, “tidak jelas” atau “tidak berlaku” dan
setiap kriteria “ya” diberi satu point dan nilai lainnya adalah nol, setiap skor studi
appraisal dengan nilai titik cut off yang telah disepakati oleh peneliti, studi
berkualitas rendah yaitu penilaian yang memperoleh nilai dibawah 50% dari
47
instrument The JBI critical appraisal untuk menghindari bias dalam validitas hasil
studi dengan mengguanakan The JBI critical appraisal tool. Pengukuran tersebut
berdasarkan study design yang digunakan setelah itu dilakukan penilaian yang
diberi nilai “ya”, “tidak”, “tidak jelas” atau “tidak berlaku” dan setiap kriteria
“ya” diberi satu point dan nilai laiinya adalah nol, penilaian tersebut tentang:
a. Desain
b. Sampel penelitian
pengambilan sampel dan besar sampel harus mewakili populasi yang telah
c. Variabel
sudah sesuai dengan masalah yang digambarkan pada latar belakang dan
d. Instrument
e. Analisis data
48
Penilaian The JBI critical appraisal analisa data yang digunakan apakah
akan dilakukan.
SAGE, NCBI dan Wiley Online Library dengan memilih artikel dari tahun
2010 - 2020.
4. Melakukan skrining artikel dari judul dan abstrak yang sesuai dengan kriteria
inklusi yang telah ditentukan peneliti yaitu yang ada kaitan dengan intervensi
pasien stroke.
melakukan seleksi pada artikel yang tidak sesuai dan dicatat proses
6. Melakukan penilaian kualitas studi dan resiko bias dengan The JBI critical
penilaian cut off point >50% maka artikel yang terpilih bisa dimasukkan
pernyataan, jika semua item pernyataan dijawab “ya” maka diberi nilai 1 per
risiko bias yang rendah dan kualitas yang tinggi karwena memiliki nilai >50%.
melalui narasi mengenai hasil penelitian yang dijelaskan dalam literatur. Data
yang ditelalah seperti penulis, tahun, latar belakang, tujuan penelitian, desain
penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
50
dilakukan dari lima data base tahun 2010 – 2020 sebanyak 22 artikel, kemudian
menghasilkan hanya sebanyak 12 artikel yang sesuai dengan judul, abstrak dan
kata kunci artikel dengan tema peneliti. Tahap berikutnya membaca keseluruhan
teks dari 4 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 4 artikel,
kemudian 4 artikel tersebut dilakukan penilaian kualitas artikel dan resiko bias
studi penelitian. Sehingga hanya 2 artikel yang dinilai dengan menggunakan JBI
critical appraisal.
systematic review. Hasil pencarian literatur yang sudah dianalisis dan ditetapkan
Tabel 4. 1
Hasil pencarian literatur untuk systematic review
Sumber N Study Design
Tahun Database
Bahasa (kriteria inklusi) Lainnya
English 2010- Proquest 0 0
51
artikel diekslusi, karena artikel tersebut tidak memaparkan desain sesuai kriteria
inklusi sehingga hanya 4 artikel yang bisa dinilai kualitasnya. 4 artikel yang
dinilai kualitasnya terdiri dari 2 artikel RCT dan Case report dan Qualitatif study.
Tabel 4. 2
Hasil penilaian studi untuk systematic review menggunakan The JBI Critical
Appraisal Tool Study Design RCT
Item pertanyaan
Sitasi Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Yang et 8/13
√ √ √ √ √ √ √ √
al, (2016) 61,5%
Lamas et 13/13
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
al., (2016) 100%
Berdasarkan hasil penilaian studi, artikel ini memiliki kualitas penelitian yang
tinggi dan risiko bias yang rendah karena >50%. Sebagian dari artikel ini belum
Tabel 4. 3
Hasil penilaian studi untuk systematic review menggunakan The JBI critical
appraisal tool study design case report
52
Item pertanyaan
Sitasi Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8
Sankaran et al., 5/8
√ √ √ √ √
(2018) 62,5%
Berdasarkan hasil penilaian studi, artikel ini memiliki kualitas penelitian yang
Tabel 4. 4
Hasil penilaian studi untuk systematic review menggunakan The JBI critical
appraisal tool study design qualitaif
Item pertanyaan
Sitasi Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Cronfalk et 7/10
√ √ √ √ √ √ √
al., (2020) 70%
Berdasarkan hasil penilaian studi, artikel ini memiliki kualitas penelitian yang
otot dan kecemasan pada pasien stroke. Hasil studi yang sesuai dengan kriteria
Tabel 4. 5
Rangkuman pencarian studi literatur untuk systematic review
53
Penulis Study
No dan design dan Partisipan Instrumen Hasil Penelitian
Tahun Tujuan
1. Yang et RCT Sebanyak 90 Skala Kelompok eksperimen
al, pasien Ashworth (Tui Na) mengalami
(2016) Untuk dengan yang penurunan yang lebih
meng- ketegangan dimodifikasi, besar secara signifikan
evaluasi otot pasca PENILAIAN dalam Skala Ashworth
efektivitas stroke secara Fugl-Meyer, yang dimodifikasi
dan acak dan Barthel hanya dalam empat
keamanan dimasukkan yang otot daripada
terapi pijat kedalam dimodifikasi kelompok kontrol
Cina (Tui kelompok Indeks (fleksor siku, P =
Na) untuk eksperimen digunakan 0,026; fleksor
pasien (terapi Tui untuk pergelangan tangan, P
dengan Na) (n = 45) menilai = 0,005; fleksor lutut,
spastisitas atau tingkat P = 0,023; ekstensor, P
pasca kelompok keparahan = 0,017). Perbaikan
stroke. kontrol ketegangan dipertahankan pada
(terapi Tui otot, fungsi tiga bulan tindaklanjut.
Na plasebo) motorik Tidak ada perbedaan
(n = 45) anggota yang signifikan
tubuh dan antara kedua
aktivitas kelompok dalam
sehari-hari Penilaian Fugl-Meyer
(P = 0,503) dan Indeks
Barthel Modifikasi
(P = 0,544).
Penulis Study
No dan design dan Partisipan Instrumen Hasil Penelitian
Tahun Tujuan
Tujuannya rehabilitasi kualitatif peserta berpengalaman
adalah individual dengan dengan kekhawatiran
untuk standar dan menggunaka emosional terutama
meng- pijat taktil n pertanyaan pada malam hari
evaluasi selama 20 semi mempengaruhi tidur
pengalaman menit tiga terstruktur mereka secara negatif.
emosional kali untuk Menerima pijatan
dari pijatan seminggu mengevaluas taktil dilaporkan dapat
kulit (maksimal i pengalaman merilekskan dan
lembut, sembilan menerima meredakan
digabungka kali) atau pijat taktil di kekhawatiran dan
n dengan perorangan antara kecemasan
rehabilitasi rehabilitasi pasien. sesaat, selama sesi dan
rutin pada standar. Wawancara untuk periode yang
pasien berlangsung lebih lama.
segera antara 6-25
setelah menit dan
didiagnosis dianalisis
stroke menggunaka
n manifes
analisis
konten
rentang tahun 2010-2020. 2 artikel pada tahun 2016, 1 artikel di tahun 2018, 1
55
artikel di tahun 2020. Responden dalam 12 artikel ini terdiri dari pasien stroke.
artikel tersebut bervariasi mulai dari setting rumah sakit, klinik dan komunitas.
alternatif yang bisa digunakan untuk rehabilitasi khususnya pada pasien stroke
karena bisa bermanfaat terhadap intensitas nyeri bahu, ketegangan otot dan
saat ini adalah intervensi berupa massage yang telah terbukti mengurangi
kecemasan dan nyeri, serta meningkatkan kualitas kesehatan pada kondisi stroke
(Lämås et al., 2016). Mekanisme kerja massage ditinjau dari ilmu kedokteran
menurut beberapa ahli sesuai dengan teori endorphin, yaitu menghilangkan rasa
nyeri. Bioelektrik yaitu rangsangan pada titik atau bagian tubuh tertentu yang
rasa nyeri (Bagaskoro, 2011). Sebuah penelitian juga menjelaskan dimana pasien
stroke yang menerima pijatan taktil dilaporkan dapat merilekskan dan meredakan
fungsi organ tubuh, sehingga dapat dikatakan terapi massage adalah salah satu
56
57
terjadinya nyeri adalah sebagai berikut rangsangan (mekanik, termal atau kimia)
diterima oleh reseptor nyeri yang ada di hampir setiap jaringan tubuh, rangsangan
ini diubah kedalam bentuk impuls yang dihantarkan ke pusat nyeri di korteks
dalam tubuh adalah ujung-ujung saraf telanjang yang ditemukan hampir pada
setiap jaringan tubuh. Impuls nyeri dihantarkan ke Sistem Saraf Pusat (SSP)
melalui dua sistem serabut. Sistem pertama terdiri dari serabut Aδ bermielin halus
bergaris tengah 2-5 µm, dengan kecepatan hantaran 6-30 m/detik. Sistem kedua
terdiri dari serabut C tak bermielin dengan diameter 0.4-1.2 µm, dengan kecepatan
dan menghasilkan persepsi nyeri yang jelas, tajam dan terlokalisasi, sedangkan
rasa pegal dan perasaan tidak enak. Stimulasi taktil dari melakukan massage akan
(HPA) melalui lintasan serabut saraf pusat yang didistribusikan melalui korteks
perasaan selama massage diatur oleh sistem limbik yang memiliki koneksi dekat
Mekanisme penurunan nyeri ini dapat dijelaskan dengan teori gate control
yaitu intensitas nyeri diturunkan dengan dengan memblok transmisi nyeri pada
gerbang (gate) dan teori endorphin yaitu menurunnya intensitas nyeri dipengaruhi
massage dapat merangsang serabut A beta yang banyak terdapat di kulit dan
berespon terhadap massage ringan pada kulit sehingga impuls dihantarkan lebih
cepat. Pemberian stimulasi ini membuat masukan impuls dominan berasal dari
serabut A beta sehingga pintu gerbang menutup dan impuls nyeri tidak dapat
Hall, 2014). Di samping itu, sistem kontrol desenden juga akan bereaksi dengan
transmisi nyeri dan persepsi nyeri tidak terjadi sehingga intensitas nyeri yang
penurunan ketegangan otot pada pasien stroke setelah dilakukan terapi massage
ayurveda, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa ada efek signifikan dari
massage pada kekuatan dan ketegangan otot bawah dan atas. Disana ada
perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Hasil dari
Penelitian ini didukung oleh penelitian dilakukan oleh Shin dan Lee yang
hubungan yang sangat dekat dengan titik pemicu untuk meningkatkan kekuatan
otot ekstremitas atas (Shin & Lee, 2007). Titik pemicu adalah titik sensitif yang
ketika ditekan akan menyebabkan rasa sakit di tempat yang jauh pada saat itu. Ini
adalah degenerasi lokal pada jaringan otot yang disebabkan oleh kejang otot,
Pemicunya titik dapat ditemukan pada otot rangka dan tendon, ligamen, kapsul
Adanya ujung saraf dan pembuluh darah yang banyak hadir di sekitar
akupresur poin akan memperbesar respons. Sel mast lepaskan histamin, heparin,
reproduksi. Sel mast juga terlepas dari Platelet Activating Factor (PAF) yang
sirkulasi di sekitar tulang dan otot sehingga cepat membaik fungsi motorik pada
ekstremitas (Oktaria, 2017). Selain itu Mekanisme dasar reaksi biologis setelah
yang menghasilkan integritas protein (Hinchliff, et al. 2005). Jika kalsium dan
troponin C diaktifkan akan mengaktifasi aktin dan miosin dalam otot rangka
sehingga fungsi dapat dipertahankan dan bisa menjadi peningkatan kekuatan otot.
kimia, neuromuskuler dan otot. Otot-otot halus pada filamen aktin dan myosin
miliki sifat kimia dan berinteraksi antara satu lain. Proses interaksi diaktifkan oleh
ion kalsium dan ATP, dan kemudian menjadi ADP untuk memberikan energi bagi
mengarah pada penurunan masa otot atau atrofi sehingga intervensi yang bersifat
mempertahankan panjang serat otot dan tendon akan sangat baik dalam
memberikan efek rehabilitas melalui Mekanisme dasar reaksi biologis pada empat
tekanan, transmisi antar sel, refleks cutaneo-somato- visceral dan transmisi neural
menuju otot selain itu juga berperan dalam mencegak kondisi atrofi,
kesejahteraan pada individu yang sehat, pada orang tua, dan pada orang lain
dengan berbagai kondisi kesehatan. Perlu juga dicatat bahwa kami, dalam proyek
sukarelawan yang sehat. Temuan ini memberikan alasan untuk percaya bahwa TM
mengurangi kecemasan dan rasa sakit, dan meningkatkan kualitas hidup setelah
menggambarkan respon perhatian yang positif dari pasien stroke yang mengalami
rehabilitasi dengan terapi pijat, selain itu membangkitkan perasaan yang luar biasa
sitimewa dari penyatan pasien, hal ini terungkap dari pernyataan dari studi
kualitatif dalam penelitian. Pernyataan ini juga didukung oleh Riet, Dedkhard, dan
pasien sendiri tentang perasaan dan pengalaman selama proses rehabilitasi mereka
kehangatan orang lain sama pentingnya. Ini termasuk perasaan seperti yang
dijelaskan oleh van der Riet et al. (2012b) dan di sini diucapkan sebagai
62
berbulu, saraf C-taktil yang terkait langsung dengan bagian otak yang terhubung
dan lembut dan Membelai kulit mengaktifkan serabut saraf C-taktil yang
pada kulit melepaskan oksitosin dengan efek positif yang diketahui pada
Pijat menawarkan dimensi emosional yang lebih dalam dari apa pasien
sebelumnya tidak selalu hadir, karena mereka hidup sendiri. Namun, pasien yang
merawat pasien dengan stroke dalam pemulihan mereka. Ini sejalan dengan
tentang kecacatan dan konsekuensi dari kondisi mereka saat ini. Alimohammad et
al., (2018) menunjukkan perubahan kecemasan pasien setelah sesi pijat tangan
6.1. Kesimpulan
Penelitian systematic review ini telah dilakukan proses telaah jurnal secara
sistematis dari lima database yaitu Proquest, Elsevier, Sage, NCBI dan Wiley
Online Library. artikel telah dilakukan proses screening sehingga pada akhirnya
diperoleh artikel sebanyak 4 artikel yang telah memenuhi kriteria dan telah dinilai
kekakuat otot bahkan dapat meningkatkan kekuatan otot sebagai efek dari
mempertahankan aktivitas otot setelah serangan stroke, selain itu dengan adanya
sentuhan massage juga dapat memberikan relaksasi sehinga pasien stroke menjadi
6.2. Saran
stroke yang nantinya bisa tercermin dalam Standar Operasional Prosedur (SPO).
63
64
Bagi penelitian selanjutnya perlu diteliti juga dalam sempel yang lebih
ini. Serta perlu dikembangkan kembali keefektifan intervensi ini terhadap masing-
Adam, M., Tomlinson, M., Le Roux, I., Lefevre, A. E., McMahon, S. A.,
Johnston, J., Kirton, A., Mbewu, N., Strydom, S. L., Prober, C., &
Bärnighausen, T. (2019). The Philani MOVIE study: A cluster-randomized
controlled trial of a mobile video entertainment-education intervention to
promote exclusive breastfeeding in South Africa. BMC Health Services
Research, 19(1), 1–14. https://doi.org/10.1186/s12913-019-4000-x
Affandi, I. G., & Panggabean, R. (2016). Pengelolaan Tekanan Tinggi Intrakranial
pada Stroke. CDK-238, 43(3), 180–184.
Aicher, B., Peil, H., Peil, B., & Diener, H. C. (2012). Pain measurement: Visual
Analogue Scale (VAS) and Verbal Rating Scale (VRS) in clinical trials with
OTC analgesics in headache. Cephalalgia, 32(3), 185–197. https://doi.org/
10.1177/03331024111430856
Alimah, S. (2012). Massage Exercise Therapy (Issue 1). Akademi Fisioterapi.
Alimohammad, H. S., Ghasemi, Z., Shahriar, S., Morteza, S., & Arsalan, K.
(2018). Effect of hand and foot surface stroke massage on anxiety and vital
signs in patients with acute coronary syndrome: A randomized clinical trial.
Complementary Therapies in Clinical Practice, 31, 126–131. https://doi.org/
10.1016/j.ctcp.2018.01.012
American Heart Association, & American Stroke Association. (2018). Heart
Disease and Stroke Statistics 2018.
American Massage Therapy Association. (2009). Massage Industry: Research
Report. MTstudents.Com.
American Stroke Association. (2018). Heart Disease and Stroke Statistics 2018.
American Heart Association.
Asih, G. Y., & Pratiwi, M. (2010). Perilaku Prososial ditinjau dari empati dan
kematangan emosi.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 1–384.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018). HASIL UTAMA
RISKESDAS 2018. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Bagaskoro, S. (2011). Buku Sakti Pijat untuk Kesehatan. Pinang Merah.
Barker-Collo, S. L. (2007). Depression and anxiety 3 months post stroke:
Prevalence and correlates. Elsevier, 22, 519–531. https://doi.org/10.1016/
j.acn.2007.03.002
Barrett, K., Brooks, H., Boitano, S., & Barman, S. (2010). Ganong’s Review of
Medical Physiology (23rd Editi). The McGraw-Hill Companies.Inc.
Becker, J. ., Wira, C. ., & Arnold, J. . (2010). Stroke Epidemiology In: Goldstein,
LB. (Ed). A Primer on Stroke Prevention and Treatment, An Overview Based
on AHA/ASA Guidelines. Wiley-Blackwell. http://emedicine.medscape.com/
65
66
article/793904
Benjamin, E. J., Blaha, M. J., Chiuve, S. E., Cushman, M., Das, S. R., Deo, R.,
Ferranti, S. D. de, Floyd, J., Fornage, M., Gillespie, C., Isasi, C. R., Jimenez,
M. C., Jordan, L. C., Judd, S. E., Lackland, D., Licthman, J. H., Lisabeth, L.,
Liu, S., Longenecker, C. T., … Pandey, D. K. (2017). Heart Disease and
Stroke Statistics-2017 Update: A Report From the American Heart
Association. HHS Public Access, 135(10). https://doi.org/10.1161/CIR.
0000000000000485.Heart
Bieri, D., Reeve, R. A., Champion, G. D., Addicoat, L., & Ziegler, J. B. (1990).
The faces pain scale for the self-assessment of the severity of pain
experienced by children: Development, initial validation, and preliminary
investigation for ratio scale properties. Pain, 41(2), 139–150. https://doi.org/
10.1016/0304-3959(90)90018-9
Boivie, J. (2006). Central post-stroke pain. Handbook of Clinical Neurology,
81(3rd series). https://doi.org/https://sci-hub.tw/10.1016/S0072-9752(06)
80052-7
Brainin, M., & Heiss, W.-D. (2010). Textbook of Stroke Medicine (S. Heiss (ed.)).
Cambridge University Press. www.cambridge.org/9780521518260
Broomfield, N. M., Quinn, T. J., Abdul-rahim, A. H., Walters, M. R., & Evans, J.
J. (2014). Depression and anxiety symptoms post-stroke/TIA: prevalence and
associations in cross-sectional data from a regional stroke registry. BMC
Neurology, 1–9. https://doi.org/10.1186/s12883-014-0198-8
Campbell, B. C., Holmes, J., Murray, J., Gillespie, D., Lightbody, C., Watkins, C.,
& Knapp, P. (2011). Interventions for treating anxiety after stroke (Review).
The Cochrane Collaboration, 12.
Caplan, L. R. (2016). Caplan’s Stroke: A Clinical Approach Fifth Edition. In
Cambridge University Press (5th Editio). Cambridge University Press.
http://www.nhlbi.nih.gov
Chen, F. F., Breedon, M., White, P., Chu, C., Mallick, D., Thomas, S., Sapper, E.,
& Cole, I. (2016). Correlation between molecular features and
electrochemical properties using an artificial neural network. Materials and
Design, 112, 410–418. https://doi.org/10.1016/j.matdes.2016.09.084
Cronfalk, B. S., Åkesson, E., Nygren, J., Nyström, A., Strandell, A.-M., Ruas, J.,
& Euler, M. von. (2020). A qualitative study—Patient experience of tactile
massage after stroke. Nursing Open, 7(5), 1446–1452. https://doi.org/
10.1002/nop2.515
Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian (Edisi 2). Trans Info Media
(TIM).
Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu. (2016). Profil Kesehatan Kabupaten
Indragiri Hulu Tahun 2016.
Downie, W. W., Leatham, P. A., Rhind, V. M., Wright, V., Branco, J. A., &
Anderson, J. A. (1978). Studies with pain rating scales. Annals of the
67
Penerbit FK UI.
Mohaddes, F., Ehsanpour, N. G., & Ghezeljeh, T. N. (2018). The effect of slow-
stroke back massage on anxiety in female patients with heart failure. Bali
Medical Journal, 7(2), 475. https://doi.org/10.15562/bmj.v7i2.899
Moher, D., Shamseer, L., Clarke, M., Ghersi, D., Liberati, A., Petticrew, M.,
Shekelle, P., Stewart, L. A., & PRISMA-P GROUP. (2015). Preferred
reporting items for systematic review and meta-analysis protocols (prisma-p)
2015 statement. BioMed Central, 4(1). http://www.systematicreviewsjournal.
com/content/4/1/1
Mok, E., & Woo, C. P. (2004). The effects of slow-stroke back massage on
anxiety and shoulder pain in elderly stroke patients. Complementary
Therapies in Nursing & Midwifery, 209–216. https://doi.org/10.1016/j.ctnm.
2004.05.006
Moola, S., Munn, Z., Tufanaru, C., Aromataris, E., Sears, K., Sfetcu, R., Currie,
M., Qureshi, R., Mattis, P., Lisy, K., & Mu, P. (2017). Checklist for
Randomized Controlled Trials. Joanna Briggs Institute, 1–9.
http://joannabriggs.org/research/critical-appraisal-tools.html
Muttaqin, A. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Persarafan. 1.
Nasution, D. (2007). Strategi Pencegahan Stroke Primer. Bidang Ilmu Neurologi
Pada Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
National Stroke Association. (2016). High Blood Pressure Fact Sheet. Hope After
Stroke. http://www.nhlbi.nih.gov
Ng, K. C. (2011). The Effectiveness of Massage Therapy: A Summary of
Evidence-Based Research. Maitrimassage.Com.Au, 1–51. http://aamt.com.
au/wp-content/uploads/2011/11/AAMT-Research-Report-10-Oct-11.pdf
%5Cnhttp://maitrimassage.com.au/resources/AAMT-Research-Report-10-
Oct-11.pdf
Olausson, H., Wessberg, J., Morrison, I., & McGlone, F. (2016). Affective Touch
and the Neurophysiology of CT Afferents (1st ed). Springer. https://doi.org/
10.1007/978-1-4939-6418-5
Olney, C. M. (2007). Back massage: Long term effects and dosage determination
for persons with pre-hypertension and hypertension.
Opheim, A., Danielsson, A., Murphy, M. A., Persson, H. C., & Sunnerhagen, K.
S. (2014). Upper-limb spasticity during the first year after stroke: Stroke arm
longitudinal study at the University of Gothenburg. American Journal of
Physical Medicine and Rehabilitation, 93(10), 884–896. https://doi.org/
10.1097/PHM.0000000000000157
Pathak, A., Sharma, S., & Jensen, M. P. (2018). The utility and validity of pain
intensity rating scales for use in developing countries. Pain Reports, 3(5), 1–
8. https://doi.org/10.1097/PR9.0000000000000672
Peters, M. L., Patijn, J., & Lamé, I. (2007). Pain assessment in younger and older
pain patients: Psychometric properties and patient preference of five
71
Sullivan, M. D., & Ballantyne, J. C. (2015). Must we reduce pain intensity to treat
chronic pain? Pain, 157(1), 65–69. https://doi.org/10.1097/j.pain.
0000000000000336
Taylor-Clift, A., Morris, B. H., Rottenberg, J., & Kovacs, M. (2011). Emotion-
modulated startle in anxiety disorders is blunted by co-morbid depressive
episodes. Psychological Medicine, 129–139. https://doi.org/10.1017/
S003329171000036X
Thibaut, A., Chatelle, C., Ziegler, E., Bruno, M. A., Laureys, S., & Gosseries, O.
(2013). Spasticity after stroke: Physiology, assessment and treatment. Brain
Injury, 27(10), 1093–1105. https://doi.org/10.3109/02699052.2013.804202
Urban, P. P., Wolf, T., Uebele, M., Marx, J. J., Vogt, T., Stoeter, P., Bauermann,
T., Weibrich, C., Vucurevic, G. D., Schneider, A., & Wissel, J. (2010).
Occurence and clinical predictors of spasticity after ischemic stroke. Stroke,
41(9), 2016–2020. https://doi.org/10.1161/STROKEAHA.110.581991
Van Den Dolder, P. A., Ferreira, P. H., & Refshauge, K. M. (2014). Effectiveness
of soft tissue massage and exercise for the treatment of non-specific shoulder
pain: A systematic review with meta-analysis. British Journal of Sports
Medicine, 48(16), 1216–1226. https://doi.org/10.1136/bjsports-2011-090553
Videbeck, S. L. (2011). Psychiatric Mental Health Nursing (R. Komalasari (ed.);
5th editio). Lippincott Wiliams & Wilkins.
Vitasari, P., Wahab, M. N. A., Herawan, T., Othman, A., & Sinnadurai, S. K.
(2011). Re-test of State Trait Anxiety Inventory ( STAI ) among Engineering
Students in Malaysia : Reliability and Validity tests. Procedia Social and
Behavioral Sciences, 15, 3843–3848. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.
04.383
Ward, A. B. (2014). Hemiplegic shoulder pain. https://doi.org/10.1136/
jnnp.2006.108803
Wardhani, I. O., & Martini, S. (2015). Hubungan Antara Karakteristik Pasien
Stroke dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalani Rehabilitasi.
Jurnal Berkala Epidemilogi, 3(1), 24–34.
Widar, M., Samuelsson, L., Karlsson-Tivenus, S., & Ahlstrom, G. (2002). Long-
Term Pain Conditions After A Stroke. J Rehabil Med, 34, 165–167.
Wiener, J., Cotoi, A., Viana, R., Chae, J., Wilson, R., Miller, T., Foley, N., &
Teasell, R. (2018). Hemiplegic Shoulder Pain & Complex Regional Pain
Syndrome. 1–51.
Williams, J., Perry, L., & Watkins, C. (2010). Acute Stroke Nursing. Wiley-
Blackwell.
Wissel, J., Manack, A., & Brainin, M. (2013). Toward an epidemiology of
poststroke spasticity. Neurology, 80(3 SUPPL.2), 13–20. https://doi.org/
10.1212/wnl.0b013e3182762448
Wiyoto, B. T. (2011). Remedial Massage - Panduan Pijat Penyembuhan Bagi
Fisioterapis, Praktisi, dan Instruktur. Nuha Medika.
73
Reviewer: Date:
Author: Year:
Record number:
Reviewer: Date:
Author: Year:
Record number:
Yes No Unclear Not
applicable
1 Was true randomized used for assignment of
participants to treatment groups?
2 Was allocation to treatment groups
concealed?
3 Were the treatment groups similar at the
baseline?
4 Were the participants blind to treatment
assignment?
5 Where those delivering treatment blind
treatment assignment?
6 Were outcomes asssors blind to treatment
assignment?
7 Were treatment groups treated idencially
other than the intervention of interest?
8 Was folloe up complete and if not, were
differences between groups in terms of their
follow up adequately described and
analyzed?
9 Was participants analyzed in the groups to
which they were randomized?
10 Were outcomes measured in the same way
for treatment groups?
11 Were outcomes measured in reliable way?
12 Was appropriate ststistical analyzed used?
13 Was the trial design appropriate, and any
deviations from the standard RCT design
(individual randomization, parallel groups)
accounted for in the conduct and analysis of
the trial?