PENDAHULUAN
organisasi. Salah satu peran lingkungan adalah sebagai reservoir. Secara umum
lingkungan dibedakan atas lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Lingkungan
lingkungan non fisik ialah lingkungan yang muncul akibat adanya interaksi antar
sangat kompleks dan majemuk. Ketiga faktor ini saling berhubungan dan saling
penyakit, unsur-unsur yang terdapat pada setiap faktor memegang peranan yang
penyakit yang dalam kenyataan sehari-hari tidak hanya berasal dari satu unsur
saja, melainkan dapat sekaligus dari beberapa unsur. Pengaruh dari beberapa
unsur inilah yang menyebabkan timbulnya suatu penyakit tidak bersifat tunggal
dan nyamuk dewasa, lingkungan di dalam rumah, lingkungan di luar rumah dan
ketinggian tempat tinggal. Unsur-unsur tersebut saling berperan dan terkait pada
1
kejadian infeksi Virus Dengue (Soegijanto, 2003). Depkes (2004) menyatakan
diantaranya lingkungan pekarangan yang tidak bersih, seperti bak mandi yang
jarang dikuras, pot bunga, genangan air di berbagai tempat, ban bekas, batok
kelapa, potongan bambu, drum, kaleng-kaleng bekas serta botol-botol yang dapat
menampung air dalam jangka waktu yang lama. Lingkungan non fisik yang
berperan dalam penyebaran DBD adalah kebiasaan menyimpan air serta mobilitas
terhadap kesehatan di berbagai negara masih menjadi isu sentral yang ditangani
kesejahtraan rakyat. Faktor lingkungan dan perilaku masih menjadi resiko utama
manusia. dimana lingkungan ini memiliki dampak secara langsung maupun tidak
yang disebut host, agent, dan environment. Penularan DBD salah satunya
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, kimia maupun biologi.
2
Lingkungan fisik berpengaruh langsung terhadap komposisi spesies vektor,
nyamuk termasuk hewan berdarah dingin yang bergantung pada suhu dan
TPA berjentik.
Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan disebarkan oleh
pertama kali dilaporkan pada tahun 1968 di Jakarta dan Surabaya. Pada tahun-
tahun selanjutnya jumlah kasus penyakit ini terus meningkat baik dalam jumlah
maupun luas wilayah yang terjangkit, dan secara berkala menimbulkan kejadian
luar biasa (KLB). KLB yang terbesar terjadi pada tahun 1998 dimana seluruh
propinsi melaporkan adanya kasus DBD dengan insindence rate (IR) sebesar 120
per 100.000 penduduk dengan case fatality rate (CFR) sebesar 1,9 %. Dari data
kasus tahunan sejak tahun 1968, diperoleh bahwa hampir setiap 5 tahun jumlah
disebabkan nyamuk Aedes aegyptii tersebar luas di seluruh tanah air, kecuali pada
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan dari orang
sakit ke orang sehat melalui gigitan nyamuk penular (vektor) yaitu nyamuk Aedes.
Di Indonesia, Aedes aegyptii merupakan vektor utama penyakit DBD, dan Aedes
3
albopictus sebagai vektor sekunder (Menkes RI, 1997). Kepadatan vektor ini di
dengue terhadap orang yang sehat. Program pemberantasan penyakit DBD dengan
berkala dan terus menerus. Pemantauan yang tidak konsisten dapat menyebabkan
data yang diperoleh tidak lengkap sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat
Menurut Menkes (2010), angka penderita DBD di Propinsi Riau dari tahun
ke tahun meningkat, tercatat dari 15,5% pada tahun 2004, meningkat menjadi
17,2% pada tahun 2005 dan pada tahun 2007 meningkat lagi menjadi 21,29%, hal
wallet yang tidak dikelola dengan baik menjadi sarang nyamuk Aedes
Aegyti untuk berkembangbiak, karna dengan kondisi yang gelap dan agak lembab.
karna keuntungan dari penangkaran walet untuk konsumsi ekspor lumayan besar,
Sebagian hasil penjualan walet juga sukses menambah Pendapatan Asli Daerah,
4
tanpa mereka sadari sarang walet yang tidak di kelola dengan baik bisa
menyebabkan DBD.
endemis di Kabupaten Bengkalis. Hal ini diperkuat dari data Dinas Kesehatan
sporadis. Salah satu kecamatan yang ada DBD di Kabupaten Bengkalis adalah
Kecamatan Siak Kecil. Ada 2 Desa yang sangat tinggi status Endemisnya di
Kecamatan Siak Kecil Kabupeten Bengkalis, yaitu Desa Lubuk Muda dan Desa
administrasi yang memiliki luas wilayah terbesar di Kecamatan Siak Kecil adalah
5
desa Langkat seluas 137 km2 atau 18.46% dari keseluruhan luasKecamatan Siak
Kecil, kemudian diikuti desa Tanjung Damai seluas 131 km2 yaitu sebesar
17,65%, sedangkan desa Tanjung Belit merupakan desa dengan luas terkecil se
Jarak terjauh antara kantor desa dengan ibukota kecamatan adalah desa Bandar
Jaya dengan jarak 57 km2, kemudian Desa Muara Dua sejauh 52 km2, sedangkan
yang terdekat dengan Ibukota Kecamatan Siak Kecil adalah desa Tanjung Belit 3
daerah dataran, karena tidak berbatasan langsung dengan garis pantai. Sebagian
Kecil desa saja yang berbatasan dengan garis pantai.yang berupa pesisir.
cukup majemuk dari berbagai suku pendatang yang masuk masa ke masa.
Kemajemukkan ini dapat terlihat di hampir setaip desa. Suku Melayu tersebar di
desa di Lubuk Muda, Lubuk Gaung, Tanjung Datuk, Lubuk Garam dan Langkat
serta Sungai Nibung . Suku Jawa, Minangkabau, Batak, Tionghoa dan suku-suku
perkembangan kecamatan.
Penduduk asli di Kecamatan Siak kecil terdiri dari Suku Melayu Asli
6
yang memiliki tingkat kepadatan penduduk terbesar di Desa Lubuk Muda dan
penampungan air dan keberadaan kontainer di luar rumah. Sistem penyimpanan air
aegyptii . Selain itu faktor lingkungan fisik yang disukai oleh jentik nyamuk adalah
suhu yang optimal, kelembaban dan curah hujan. Menurut Mc Michael (2006),
udara sehingga berefek terhadap ekosistem daratan dan lautan serta berpengaruh
nyamuk Aedes aegyptii (Achmadi et al, 2010). Faktor perilaku tata kelola tempat
Nyamuk) DBD juga berpengaruh terhadap keberadaan jentik. Oleh karena itu,
2005).
dalam peningkatan kejadian penyakit DBD dan kepadatan jentik. Hal ini
meningkatkan jumlah tempat penampungan air dan timbulan sampah padat sebagai
7
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis ingin meneliti dan mengkaji
lebih lanjut sebagaimana uraian pada latar belakang di atas yang dituangkan ke
dalam Proposal Tesis dengan judul “Analisis Hubungan lingkungan Fisik dan
Kabupaten Bengkalis?
Bengkalis?
Kabupaten Bengkalis
8
2. Menganalisis hubungan perilaku gerakan 3M plus masyarakat terhadap jentik
2. Bagi Masyarakat
penyakit DBD.
yang ingin meneliti faktor lain terkait keberadaan jentik nyamuk dan
9
Kerangka penelitian adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis besar
alur logika berjalannya sebuah penelitian. Pada dasarnya ditelaah kerangka hubungan
ini:
Lingkungan
Fisik (X1)
Kejadian Penyakit
Keberadaan Demam Berdarah
Perilaku 3M Jentik Nyamuk
Plus(X2) Dengue (DBD) (Z)
(Y)
Penghasilan
Masyarakat Pengendalian Jentik
Nyamuk
Keterangan :
10
1. Ada huhungan lingkungan fisik(suhu,kelembaban,pencahayaan,kontainer)
aegypti
11
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lingkungan
meliputi sumber daya alam misalnya air, mineral, tanah, flora, fauna dan
sebagainya dengan suatu struktur lembaga berupa hasil ciptaan dari manusia,
memanfaatkan keadaan fisik. Selain itu, lingkungan juga dapat dipahami sebagai
segala hal yang eksis di sekitar manusia serta memiliki kemampuan untuk
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara vektor
2003).Selain itu, jenis dan tempat perindukan nyamuk juga dapat mempengaruhi
keberadaan jentik.
anak-anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi
12
yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama dan apabila timbul renjatan
mencapai 389 dengan CFR 1,53%. Dan pada tahun 2007 DBD jumlahnya
mencapai 140.000 kasus dan 1.380 orang meninggal dengan CFR 0,98% (Kristina
et al, 2005). Pada tahun 2014, sampai pertengahan bulan Desember tercatat
sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini juga merupakan
dari semua pihak, mengingat penyakit ini sangat potensial untuk terjadi Kejadian
Luar Biasa (KLB) dan merupakan ancaman bagi masyarakat luas. Gejala klinis
lain yang menyertai DBD adalah perdarahan (kulit, gusi, hidung, muntah dan
buang air besar), nyeri pada perut, muntah, mencret, sembelit, kejang, batuk, sakit
kepala dan shock. Ada tanda-tanda renjatan seperti: nadi lemah, cepat, kecil dan
tidak teraba, tekanan darah menurun, kulit teraba dingin, lembab terutama pada
ujung hidung, jari tangan dan kaki; penderita gelisah dan sianosis (kebiru-biruan
(trombosit yang menurun < 100.000) serta hemokonsentrasi yang dapat dinilai
13
dibandingkan dengan hematokrit awal. Untuk memastikan diagnosis DBD
IgM capture Elisa) dan isolasi virus (Depkes RI, 1998 dalam Cendrawirda, 2008).
a) Telur
satu per satu. Telur dapat bertahan hidup dalam waktu yang cukup lama
b) Larva
Larva nyamuk memiliki kepala yang cukup besar serta toraks dan
abdomen yang cukup jelas. Untuk mendapatkan oksigen dari udara, larva
c) Pupa
14
Setelah mengalami pergantian kulit keempat, maka terjadi pupasi.
Pupa berbentuk agak pendek, tidak makan, tetapi tetap aktif bergerak
sempurna, yaitu sesudah 2 atau 3 hari, maka kulit pupa pecah dan
d) Dewasa
Setelah itu nyamuk akan terbang untuk mencari makan. Dalam keadaan
Ciri nyamuk Aedes aegypti dewasa yang mudah dikenali adalah pola
belang putih pada tubuh dan kakinya. Namun, nyamuk yang bertanggung
jawab atas penularan Penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegypti betina. Hal
ini karena nyamuk betina lebih membutuhkan darah untuk bertelur. Untuk
mencari tahu ciri jentik Nyamuk DBD, perhatikan jentik yang biasa
15
Daerah yang panas dan lembab, seperti di Indonesia, adalah tempat
favorit nyamuk untuk berdiam dan berkembang biak. Tempat yang gelap,
lembab, terlebih lagi ada genangan air, menjadi tempat kesukaan nyamuk
atau air yang tergenang, seperti lubang pohon, tong, ember, vas bunga, pot
tanaman, tangki, botol bekas, kaleng, ban, dan sebagainya. Lokasi tersebut
dewasa.
aegypti betina meletakkan telurnya secara tersebar. Jadi, telur Nyamuk DBD
tidak diletakkan dalam satu tempat sekaligus, tapi diletakkan di lebih dari satu
tempat. Jika lingkungan sekitar telur mendukung, telur tersebut bisa bertahan
Nyamuk Aedes aegyptii tersebar luas di daerah tropis dan sub tropis.
tempat-tempat umum. Nyamuk ini dapat hidup dan berkembang biak sampai
ketinggian daerah kurang lebih 1.000 meter di atas permukaan laut. Di atas
16
DBD disebabkan oleh virus dengue. Sampat saat ini dikenal empat jenis
virus dengue, yaitu virus dengue tipe 1(DEN-I), tipe 2 (DEN-2), tipe 3(DEN-3),
tipe 4(DEN-4). Virus dengue baru dapat menimbulkan gejala demam berdarah
pada manusia jika manusia tersebut terinfeksi minimal dua jenis virus dengue. jika
manusia baru terinfeksi satu jenis virus maka tidak akan timbul gejala demam
iklim,ekologi, vector biologi, aspek manusia dan beberapa factor lainnya. Gaya
sangat penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
1. Suhu udara
mengatur suhunya sendiri terhadap perubahna yang ada di luar tubuhnya. Suhu
suhu kurang dari atau lebih dari maka pertumbuhan nyamuk akan terhenti sama
sekali. Penularan virus Dengue, umumnya DBD terjadi pada daerah tropis dan
2. Kelembapan Udara
17
Kebutuhan kelembapan yang tinggi mempengaruhi nyamuk mencari
tempat yang lembab dan basah untuk tempat hinggap atau istirahat. Pada
kelembapan kurang dari 60% umur nyamuk menjadi pendek, sehingga tidak
3. Pencahayaan
cahaya matahari di samping kurang nyaman, juga merupakan tempat yang baik
4. Keberadaan Jentik
karena semakin banyak container akan semakin banyak tempat perindukan dan
akan semakin padat populasi nyamuk Aedes. Semakin banyak populasi Aedes,
18
Semakin banyak pula resiko terinfeksi virus DBD dengan waktu penyebaran
lebih cepat sehingga jumlah kasus dbd cepat meningkat yang pada akhirnya
5. Jumlah container
dengan kejadian DBD, karena dengan keberadaan container yang tergenang air
di dalam atau diluar rumah maka nyamuk Aedes Aegypti akan bertelur dan
Dengan bentuk tertutup dan ventilasi yang jarang, rumah burung walet bisa
penyakit demam berdarah. Selain itu, timbunan kotoran walet yang bertahun-
burung Walet. Dengan begitu, dampak negatif yang ditimbulkan burung Walet
dapat dibatasi.
19
Upaya pencegahan penularan DBD dilakukan dengan pemutusan rantai
diterapkan sejak Tahun 1992 dan pada Tahun 2002 dikembangkan menjadi 3M
Plus, dengan cara menguras bak mandi pada tempat air yang sulit dibersihkan,
Nyamuk (PSN) dengan cara “3M”Plus selain itu juga dapat dilakukan dengan
1. Menguras tempat tempat penampungan air, seperti bak mandi atau WC,drum
dan sebagian selama 8-12 hari, sehingga sebelum 8 hari harus sudah dikuras
supaya jentik nyamuk Aedes aegypti mati sebelu menjadi nyamuk dewasa.
tempayan. Namun apabila tetap ditemukan jentik, maka air harus dikuras dan
menampung air seperti botol plastic, kaleng, ban bekas, banyak barang-barang
bekas yang dapat digunakan kembali dan bernikai, dengan cara mengolah
20
kembali bahan-bahan media penampungan air menjadi produk artau barang
1. Mengganti air vas bunga, minuman burung dan tempat lainnya seminggu
sekali
3. Menutup lubang-lubang pada potongan bamboo, pohon, dan lain lain dengan
tanah
yaitu ikan kepala timah, ikan gupi, ikan cupang, ikan mujair, dan ikan nila.
(kasa) pada pintu, lubang jendela dan ventilasi drumah serta menggunakan
Nyamuk Aedes aegypti menggigit pada siang hari di tempat yang agak gelap.
21
waktu bertelur dan tempat tersebut gelap,gelap dan sedikit angin. Nyamuk
aedes aegypti hinggap di baju-baju yang bergantungan dan benda benda lain
dirumah. Factor resiko yang dapat tertular penyakit demam berdarah adalah
rumah atau lingkungan dengan baju atau pakaian yang bergantungan. Pakaian
10. Menggunakan obat anti nyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk. Menurut
Arsin (2004), obat nyamuk semprot, bakar, elektrik, serta obat oles anti
tangga seperti obat nyamuk semprot atau aerosol, bakar, elektrik, saat ini
keadaan keluarga baik perorangan maupun keluarga lebih dikenal dengan sebutan
status ekonomi.
22
responden berkisar lebih besar UMK per bulan sehingga untuk melakukan
dilaksanakan.
dari UMK 32% dan lebih dari atau sama dengan UMK 68% Perilaku PSN dengan
kriteria baik 56%. Hasil ujichi-square pada penelitian tersebut menunjukkan nilai
hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan perilaku PSN dalam rangka
keadaan keluarga baik perorangan maupun keluarga lebih dikenal dengan sebutan
status ekonomi.
rata tiap bulan. Menurut sumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Riau Tahun
2008, tingkat ekonomi dapat dibedakan atas dasar pengeluaran perbulan yang
1. Tingkat ekonomi rendah dapat dinilai dari pengeluaran rata-rata perbulan <
Rp. 525.000,-
2. Tingkat ekonomi sedang dapat dinilai dari pengeluaran rata-rata perbulan <
23
3. Tingkat ekonomi tinggi dapat dinilai dari pengeluaran rata-rata perbulan >
Rp. 949.000,-.
Desa Lubuk Muda dan Desa Tanjung Belit. Kegiatan penelitian ini dimulai dari
persiapan pada bulan Agustus 2020 hingga bulan September 2020 dan pelaksanaan
Pada penelitian ini menggunakan alat dan bahan berupa lembar kuesinoer
yang dibagikan kepada responden dan menggunakan alat tulis, buku, perekam suara
serta kamera pada saat melakukan survei turun langsung kelapangan sebagai alat
pengumpulan data.
Menurut Pratikya (2008) dalam Silva Rijulvita (2015), Metode yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Desain penelitian yang
digunakan pada penelitian ini dengan desain Cross Sectional yaitu peneliti
melakukan observasi dan pengukuran variabel pada satu saat atau point approch, tiap
subyek hanya diobservasi dan pengukuran variabel pada satu kali saja dan
24
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subSyek pada saat
observasi dilakukan .
Jenis data dalam peneltian ini menggunakan jenis data kuantitatif dan sumber
Data premier adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama
dilokasi penelitian atau objek penelitian. Untuk penelitian ini, data primer
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya
25
3.5. Teknik Pengumpulan data
lain:
1. Kuesioner
a. menguras TPA
b. menutup TPA
2. Metode Observasi
dapat diamati oleh peneliti. Dalam penelitian ini, data premier diperoleh
26
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data
a. Mengukur pencahayaan
hidup
horizontal panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi
a). Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi memotong titik garis
(satu) meter.
b). Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi :
27
c). Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi: memotong titik
2) Prosedur kerja
thermohygrometer yaitu :
b). Meletakkan alat diatas meja atau memegang ujung alat jika tidak
c). Perhatikan angka yang keluar dari alat hingga keluar angka yang
stabil
28
Alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu gayung,senter, alat tulis, kaca
2) Prosedur kerja
instrumen penelitian ini diukur dengan nilai r hitung dan r tabel. Apabila r hitung
lebih besar dari r tabel maka instrumen dinyatakan valid, begitu sebaliknya.
menggunakan rumus cronbach’ alpha. Apabila hasil koefisien alpha lebih besar
dari tahap signifikan 60% atau 0.6 maka instrument penelitian dinyatakan reliable
29
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah penduduk yang
(Tahun 2020), sedangkan jumlah sampel yang dilibatkan dalam penelitian ini
sebanyak 100 orang responden. Untuk menentukan jumlah sampel yang akan
dilibatkan dalam penelitian ini, maka penulis mengunakan rumus Slovin (Umar,
2003).
N
n= .........................................................................................(1)
N d2 + 1
Dimana :
N = ukuran populasi
dengan demikian :
N 17.432
n= 44,2 dibulatkan menjadi 44 orang
2 2
Nd +1 17.432 (0,1) + 1
Apabila sampel per rumah telah diambil, maka yang dijadikan responden saat
penelitian untuk menjawab kuesioner variabel perilaku adalah Kepala Keluarga atau Ibu
30
Selanjutnya untuk memudahkan dalam telaahan penelitian ini nantinya,
Untuk menjawab tujuan penelitian ini maka perlu dilakukan analisis data.
31
1. Analisis faktor lingkungan fisik terhadap keberadaan jentik nyamuk Aedes
Dari perhitungan statistik Chi-Square akan diketahui bila nilai p lebih kecil
dari nilai 𝑎 (0,05), maka terdapat hubungan faktor lingkungan fisik terhadap
keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Dan sebaliknya jika p lebih besar
dari nilai 𝑎 (0,05), maka tidak terdapat hubungan faktor lingkungan fisik
Keterangan :
32
a. Jika nilai OR = 1, artinya variabel yang diduga merupakan faktor risiko
b. Jika nilai OR > 1, artinya variabel tersebut diduga merupakan faktor risiko
keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti indicator yang digunakan adalah (1)
menguras TPA, (2) menutup TPA, (3) mendaur ulang atau membuang barang
bekas, (4) memasang kawat kasa, (5) tidak menggantung pakaian di dalam
rumah. Analisis data untuk melihat hubungan antara variable digunakan uji
DBD indicator yang digunakan adalah pendapatan. Analisis data untuk mellihat
pengaruh antara variable digunakan uji statistic chi square dengan derajat
kepercayaan 95%.
a. Jika p value ≤0,05, hipotesis nol ditolak artinya terdapat pengaruh antara
variabel
33
b. Jika p value > 0,05, hipotesis nol diterima artinya tidak terdapat pengaruh
antara variabel
4. Analisis faktor yang paling dominan terhadap keberadaan jentik Aedes aegypti
jentik Aedes penyebab DBD, maka analisis statistic yang digunakan adalah
yaitu :
Keterangan :
Y=persamaan regresi
A= konstanta
b= koefisien determinan
X= variabel independen.
34