Anda di halaman 1dari 3

perpustakaan.uns.ac.

id 1
digilib.uns.ac.id

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman obat di Indonesia jumlahnya ribuan jenis, namun yang


dibudidayakan dan dimanfaatkan sangat sedikit (Muhartini dan Kurniasih 2000).
Archangelisia flava termasuk salah satu tanaman obat langka yang memiliki
banyak manfaat di Indonesia, yang mempunyai status konservasi rawan karena
pengambilan oleh masyarakat secara terus menerus langsung dari habitat
alaminya dengan cara ditebang, sedangkan reproduksi secara alami termasuk
lambat (Rifai dkk 1992). Di habitat alaminya, penyebaran jenis ini dibantu oleh
Primata, seperti orang utan, kera dan siamang, dengan cara makan buahnya dan
tanpa mereka sadari telah menyebarkan bijinya di berbagai tempat. Maka dari itu
penelitian ini termasuk langkah awal yang berfungsi untuk mengetahui susunan
genetik dari A.flava agar dapat dilakukan pemuliaan lebih lanjut. Pemuliaan
tersebut dapat diwujudkan agar memperoleh varietas unggul.
Kayu kuning (A. flava) merupakan tumbuhan berkayu yang merambat
(liana), dapat mencapai panjang 20 m. Batang berdiameter mencapai 5 cm, kulit
batang berwarna abu-abu. Daun berbentuk bulat telur, berdaging, permukaan atas
daun mengkilap. A.flava digunakan sebagai obat tradisional oleh beberapa
masyarakat di Asia Tenggara, baik sebagai obat dalam atau obat luar. Cairan yang
keluar dari kayu yang masih muda sering digunakan untuk mengobati sakit
sariawan dan panas dalam, karena itu kayu muda ini sering disebut kayu sariawan,
sedangkan rebusan kayu yang dicampur dengan daun sirih dan jeruk digunakan
sebagai obat penyakit kuning, gangguan pencernaan dan obat cacing, serta sebagai
obat luar yaitu untuk mencuci luka bernanah dan penyakit gatal (Burkill 1966;
Perry 1980).
Senyawa kimia yang paling banyak kandungan alkaloidnya adalah berberine.
Warna kuning pada kayu dan beberapa efek yang dapat menyembuhkan penyakit
disebabkan oleh keberadaan berberine yang ditemukan pada batang. Kadar
berberine mencapai kurang lebih 5 % dari berat kering batang (Burkill 1966).
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

Di samping itu berberine juga mempunyai aktivitas anti-bakteri dan efek


sitostatik pada pertumbuhan tumor (Chi et al., 1994).
Kata ‘kuning’ sendiri mengacu pada warna kayu dan cairan yang keluar dari
batangnya apabila disayat/dipotong yang berwarna kuning. Selain di Indonesia
A.flava juga dikenal di beberapa negara lain seperti di Inggris (yellow-frited
moonseed), di Malaysia (mengkunyit), di Filipina (suma) dan di Thailand (khamin
khruea). Dipilihnya Taman Nasional Meru Betiri sebagai tempat memperoleh
bahan penelitian karena disana masih banyak ditemukan tanaman famili
Manispermaceae ini dibandingkan di tempat lain di pulau Jawa. Taman Nasional
Meru Betiri berada di Jawa Timur bagian selatan dengan ketinggian 900 – 1.223
mdpl dan curah hujan rata-rata 2.300 mm/tahun. Luasnya pengenalan kayu ini
sampai di berbagai negara, menunjukkan betapa besar perhatian terhadap
komoditas ini, karena itu perlu dilakukan usaha-usaha pelestarian lebih lanjut
salah satunya dengan mengetahui kariotipe kromosomnya.
Kromosom merupakan suatu badan dalam sel hidup yang mengandung materi
genetic (DNA). Variasi kromosom dapat digunakan sebagai penanda genetik
karena kromosom bersifat kekal dan diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Sedangkan analisis kariotipe merupakan gambaran suatu individu
yang berkerabat, ditunjukan oleh bentuk morfologi dan jumlah kromosom
(Sastrosumarjo 2006). Okumus dan Hassan (2005) menjelaskan bahwa analisis
kariotipe sangat penting dalam identifikasi dan desain kromosom hewan maupun
tumbuhan. Kromosom memiliki peranan yang sangat penting bagi
keberlangsungan suatu makhluk hidup karena kromosom merupakan alat
pengangkutan bagi gen – gen yang akan dipindahkan dari suatu sel induk ke sel
anakannya, dari generasi yang satu ke generasi yang lainnya. Informasi genetika
pada tanaman kayu kuning, salah satunya adalah susunan kromosom (karyotipe),
sangat berguna untuk mendukung program pemuliaan tanaman famili
Manispermaceae ini agar tidak punah. Hasil penelitian ini diharapkan memberi
informasi tentang susunan kromosom kayu kuning, yang meliputi jumlah
kromosom, ukuran panjang kromosom, bentuk kromosom, rumus karyotipe, dan
indeks asimetri karyotipe.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dibuat suatu rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah sifat-sifat morfologi kromosom (jumlah, ukuran dan panjang)
dan bentuk kromosom tanaman kayu kuning (A. flava)?
2. Bagaimana rumus kariotipe tanaman kayu kuning (A. flava)?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Mengetahui sifat-sifat morfologi kromosom (jumlah, ukuran, dan panjang)
dan bentuk kromosom kayu kuning (A. flava).
2. Mempelajari kariotipe kayu kuning (A. flava).
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Memberikan informasi sifat-sifat morfologi kromosom (mengenai jumlah,
ukuran, panjang serta bentuk) tanaman kayu kuning (A. flava).
2. Memberikan informasi mengenai kariotipe tanaman kayu kuning ( A. flava)
yang berasal dari Taman Nasional Meru Betiri.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai