Anda di halaman 1dari 4

A.

Surat Al-ikhlas

B. Kandungan dari isi Surat Al-Ikhlas


Asbabun nuzul dari surat ini adalah sebagaimana diterangkan dalam riwayat
Imam Ahmad bahwa orang-orang musyrik telah mengatakan kepada Nabi Saw
“Hai Muhammad, terangkanlah nasab Tuhanmu kepada kami lalu Allah
menurunkan wahyu “katakanlah, dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan
yang bergantung kepadanya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak
diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
 Ayat 1, "Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa".
Artinya Dia Satu dan Tunggal, yang tidak mempunyai bandingan, wakil, saingan,
yang menyerupai dan yang menyamaiNya. Lafal ini tidak boleh digunakan kecuali
hanya kepada Allah SWT sebab Dialah Yang Maha Sempurna dalam semua sifat
dan perbuatanNya.
 Firman Allah dalam ayat 2 “Allah Tuhan yang bergantung kepadanya segala
sesuatu”.
Ibnu Abbas ra mengatakan “Ash-Shamad” ialah Yang semua makhluk
menyandarkan diri kepadaNya dalam setiap kebutuhan dan permasalahan mereka.
Semua makhluk bergantung dan membutuhkan Allah. Allah adalah satu-satunya
yang dituju untuk memenuhi semua hajat makhluk.
 Firman Allah dalam ayat 3 “Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan “.
Dalam ayat 3 menjelaskan bahwa Allah Swt tidak memiliki keluarga yaitu yang
beranggotakan anak, ayah, isteri.
 Dan dilanjutkan dengan ayat terakhir, ayat ke 4 ” Dan tiada satupun yang setara
dengan Dia.
Bahwasannnya Allah Swt tidak sama dengan semua makhluk. Yaitu tidak ada
seorangpun tandingan dari makhlukNya yang akan menyainginya atau yang
menyamai kedudukanNya. Allah Swt Maha Tinggi dan Mahas suci dari semua itu.
Dalam surat ini jelas dikatakan bahwa pengesaan terhadap Allah Swt mutlak harus
kita lakukan sepenuh hati, dimana sifat Allah Swt yang tidak mungkin dimiliki
oleh makhlukNya adalah Esa, tunggal. Sehingga keyakinan akan hal ini semakin
memperkuat dan memurnikan tauhid kita. Sehingga kita hanya mempersembahkan
semua penghambaan kita hanya kepadaNya.

C. Penjelasan Sebab atau Sejarah turunnya surat Al-Ikhlas


Sebab diturunkannya (asbabun nuzul) Surat Al-Ikhlas sebagaimana diterangkan
Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury dalam Kitab Al-Mawaizh Al-
Usfuriyah. Dikisahkan dari Ubay bin Ka'ab, suatu hari orang-orang kafir Mekkah
tengah berkumpul di antaranya Amir bin Thufail, Zaid bin Qois, dan lainnya
berkata: "Hai Muhammad! Beritahu kami sifat Tuhanmu! Apakah berasal dari
emas, perak, besi atau tembaga? Karena tuhan-tuhan kami adalah berasal dari
benda-benda itu." Mendengar pertanyaan orang kafir itu, Rasulullah shollallohu
'alaihi wasallam berkata: "Aku adalah utusan Allah. Sesungguhnya Allah tidak
menyamai sesuatu. Aku tidak mengatakan kalau Allah itu adalah sesuatu."
Kemudian Allah 'azza wa Jalla menurunkan kepada Rasulullah shollallahu 'alaihi
wasallam Surat Al-Ikhlas berikut Artinya: "Katakanlah (Muhammad): "Dialah
Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu
yang setara dengan Dia." (QS Al-Ikhlas: Ayat 1-4).
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata: "As-Shomad adalah Dzat yang tidak
memiliki perut, tidak makan dan tidak minum. Andaikan Allah itu memiliki perut
maka Dia tentu membutuhkan sesuatu. Padahal Dia itu tidak membutuhkan sesuatu
apapun, melainkan segala makhluk membutuhkan-Nya. Ada yang mengatakan
bahwa "as-Shomad" adalah tidak melahirkan dan tidak dilahirkan. Maksud "Lam
Yalid" adalah Allah tidak memiliki anak yang kemudian nantinya mewarisi
kerajaan-Nya. Maksud "Lam Yuulad" adalah Allah tidak memiliki bapak yang
memberikan warisan kepada-Nya. Maksud "Walam Yakun Lahu Kufuwan Ahad"
adalah bahwa Allah tidak memiliki lawan, tidak memiliki saingan, tidak memiliki
sesama, dan tidak ada siapapun yang menyamai-Nya.
Kisah Suroqoh bin Malik, Dalam riwayat lain disebutkan bahwa sebab
diturunkannya Surat Al-Ikhlas adalah ketika Rasulullah SAW hendak Hijrah
menuju Madinah, maka orang-orang kafir Mekkah berkumpul di pintu jalan
Nadwah, yaitu jalan perkampungan Abu Jahl. Mereka berkata: "Barang siapa
membawa Muhammad atau kepalanya kepada kita maka kita akan memberinya
100 unta yang merah yang hitam biji matanya." Kemudian seorang laki-laki
bernama Suroqoh bin Malik berdiri dan berkata: "Aku akan membawa Muhammad
kepada kalian." Akhirnya, mereka pun menanggung harta unta itu untuknya.
Pada suatu hari, Suroqoh mengejar Rasulullah SAW. Ia berhasil menyusulnya. Ia
kemudian mengunuskan pedangnya untuk membunuh Rasulullah. Tiba-tiba tanah
menahannya hingga kaki kuda Suroqoh terperosok ke dalam tanah setinggi lutut.
Kemudian Suroqoh berkata: "Wahai Rasulullah! Ampuni aku! Ampuni aku!"
Kemudian Rasulullah berdoa dan Suroqoh terselamatkan. Setelah beberapa saat,
Suroqoh kembali mengunuskan pedang untuk membunuh Rasulullah. Kemudian
kaki kudanya kembali terperosok hingga sampai pusar. "Ampuni aku! Ampuni
aku! Aku tidak akan melakukannya lagi," kata Suroqoh. Kemudian Rasulullah
berdoa dan Suroqohpun terselamatkan. Kemudian Suroqoh turun dari kudanya dan
mencegah Rasulullah di depan unta beliau. Kemudian ia berkata: "Wahai
Rasulullah! Beritahu aku! Siapakah Tuhanmu yang memiliki kekuasaan semacam
ini? Apakah terbuat dari emas atau perak?" Rasulullah menundukkan kepala dan
diam sebentar. Kemudian Jibril turun dan mengatakan: "Katakanlah! Hai
Muhammad! Allah adalah Dzat Yang Maha Esa. Allah adalah Dzat yang
dibutuhkan oleh semua makhluk. Dia tidak melahirkan dan tidak dilahirkan. Tidak
ada satupun yang menyamai-Nya. Katakanlah! Hai Muhammad! Allah adalah Dzat
yang menciptakan langit dan bumi. Dia telah menciptakan pasangan-pasangan dari
kalian dan untuk kalian dan juga menciptakan pasangan-pasangan dari binatang-
binatang ternak. Tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya. Dia adalah Dzat Yang
Maha Mendengar dan Maha Melihat." Mendengar ucapan Rasulullah, Suroqoh
berkata: "Wahai Rasulullah! Tuntun aku masuk Islam!" Kemudian Rasulullah
menuntunnya masuk Islam dan keislamannya menjadi baik.

D. Kesimpulan
Surat ini berisi rukun-rukun aqidah dan dan syariat Islam paling penting.
Yakni mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Menyifati Allah dengan sifat
sempurna dan menafikan segala sekutu bagi-Nya.

Surat Al Ikhlas menegaskan keesaan Allah dan sifat-Nya yang Ahad. Tidak
ada sesuatu selain Allah dan tidak ada sesuatu yang sama dengan Allah. Tidak ada
hakikat kecuali hakikat Allah, dan tidak ada wujud yang hakiki kecuali wujud
Allah, Tidak ada yang sebanding maupun setara dengan Allah, baik dalam hakikat
wujud maupun sifat, Semua makhluk bergantung dan membutuhkan Allah. Allah
adalah satu-satunya yang dituju untuk memenuhi semua hajat makhluk, Allah tidak
beranak, tidak diperanakkan, dan juga tidak mempunyai istri, Berisi pokok-pokok
tauhid serta pondasi keimanan.

Surat ini juga merupakan bantahan telak kepada orang-orang kafir baik dari
kalangan kaum pagan (musyrik) maupun Yahudi dan Nasrani. Mereka semua telah
menyekutukan Allah. Maka Allah menjelaskan tauhid yang benar, yang harus
diimani oleh umat Islam. Dalam empat ayat yang padat dan sarat kandungan
makna yang dalam.

Anda mungkin juga menyukai