Anda di halaman 1dari 10

Sebelum kamu mengetahui nama-nama akun dalam akuntansi, sebaiknya kamu lebih dulu

mengenal apa sih yang dimaksud akun dalam akuntansi. Akun merupakan alat akuntansi yang
digunakan untuk mencatat transaksi keuangan yang mengakibatkan perubahan aset, kewajiban,
ekuitas, pendapatan dan beban.

Dalam catatan akuntansi, masing-masing akun akan diklasifikasikan berdasarkan transaksi yang
serupa. Umumnya setiap akun memiliki kode atau nomor unik yang bisa diklasifikasikan ke
dalam kelompok akun yang lebih besar, seperti akun kas, akun piutang, akun utang, akun aset,
dan akun ekuitas.

Kelompok Akun dalam Akuntansi

Ada banyak sekali nama-nama akun dalam akuntansi yang perlu kamu ketahui sebagai
pengetahuan dasar. Secara umum ada 4 kelompok akun dalam akuntansi yang berperan
sebagai akun utama, yaitu:

 Akun Aktiva (aset)


 Akun Kewajiban (Accounts payable)
 Akun Modal (Capital)
 Akun Ekuitas

Baca juga: Memahami Definisi dan Contoh Aktiva dalam Dunia Bisnis
100 Nama Akun dalam Akuntansi dan
Penjelasannya

Berikut 100 nama akun dalam akuntansi dan penjelasannya, agar kamu lebih mudah
mengenal dan memahaminya.

1. Kas: Mencatat uang tunai dan setara kas yang dimiliki oleh perusahaan.
2. Bank: Mencatat saldo rekening bank yang dimiliki oleh perusahaan.
3. Piutang: Mencatat tagihan atau hutang dari pelanggan yang belum dibayar.
4. Persediaan: Mencatat inventaris barang dagangan yang dimiliki oleh perusahaan.
5. Aset Tetap: Mencatat aset perusahaan yang memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti
gedung, tanah, mesin, dan kendaraan.
6. Akumulasi Penyusutan: Mencatat nilai penyusutan dari aset tetap perusahaan.
7. Akun Pendapatan: Mencatat pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan dari penjualan
barang atau jasa.
8. Diskon Penjualan: Mencatat potongan harga atau diskon yang diberikan pada pelanggan
atas pembelian barang atau jasa.
9. Harga Pokok Penjualan: Mencatat biaya produksi atau pembelian barang yang dijual oleh
perusahaan.
10. Beban-biaya: Mencatat pengeluaran atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
dalam menjalankan usahanya.
11. Gaji: Mencatat pengeluaran gaji karyawan perusahaan.
12. Asuransi: Mencatat pengeluaran asuransi yang dibayar oleh perusahaan.
13. Bunga: Mencatat bunga yang diterima atau dibayar oleh perusahaan.
14. Pajak: Mencatat pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.
15. Beban Listrik: Mencatat pengeluaran listrik yang dikeluarkan oleh perusahaan.
16. Beban Air: Mencatat pengeluaran air yang dikeluarkan oleh perusahaan.
17. Beban Telepon: Mencatat pengeluaran telepon yang dikeluarkan oleh perusahaan.
18. Beban Sewa: Mencatat pengeluaran sewa yang dikeluarkan oleh perusahaan.
19. Beban Bunga Bank: Mencatat pengeluaran bunga bank yang harus dibayar oleh
perusahaan.
20. Beban Depresiasi: Mencatat pengeluaran penyusutan dari aset tetap perusahaan.
21. Utang: Mencatat kewajiban atau utang yang harus dibayar oleh perusahaan.
22. Modal: Mencatat investasi pemilik atau modal yang dimiliki oleh perusahaan.
23. Laba: Mencatat keuntungan atau laba yang dihasilkan oleh perusahaan.
24. Rugi: Mencatat kerugian atau rugi yang dialami oleh perusahaan.
25. Utang Jangka Pendek: Mencatat utang yang harus dibayar dalam waktu kurang dari satu
tahun.
26. Utang Jangka Panjang: Mencatat utang yang harus dibayar dalam waktu lebih dari satu
tahun.
27. Ekuitas: Mencatat nilai investasi pemilik atau saham perusahaan.
28. Pajak Penghasilan: Mencatat pajak yang harus dibayar oleh perusahaan atas keuntungan
yang diperoleh.
29. Retur Penjualan: Mencatat barang yang dikembalikan oleh pelanggan setelah pembelian.
30. Aktiva: Mencatat sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu bisnis atau perusahaan,
yang dapat memberikan manfaat ekonomi di masa depan.
31. Kewajiban: Mencatat kewajiban finansial atau hutang yang dimiliki oleh perusahaan
kepada pihak ketiga yang harus dilunasi pada masa depan.
32. Harga Pokok Penjualan: Mencatat biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk
memproduksi barang atau jasa yang dijual selama periode tertentu. Perhitungan dan
pencatatan HPP meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead
pabrik yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau jasa.
33. Beban Penjualan: Mencatat biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam usaha
untuk memasarkan dan menjual produk atau jasa kepada pelanggan.
34. Beban Administrasi dan Umum (BAU): Mencatat biaya-biaya yang terkait dengan
aktivitas operasional dan administratif suatu perusahaan, yang tidak secara langsung
terkait dengan kegiatan produksi barang atau jasa.
35. Pendapatan Lain-lain: Mencatat penghasilan yang diperoleh oleh perusahaan selain dari
kegiatan utama yang dijalankan, seperti penjualan barang atau jasa.
36. Beban Lain-lain: Mencatat biaya-biaya yang tidak terkait dengan aktivitas operasional
utama perusahaan, namun tidak dapat diidentifikasi sebagai biaya administrasi dan umum
atau biaya penjualan.
37. Piutang Usaha (account receivable): Mencatat dana yang belum diterima oleh perusahaan
dari konsumen yang telah membeli namun belum membayarnya secara penuh.
38. Asuransi dibayar di muka (prepaid Insurance): Mencatat pembayaran premi asuransi di
muka oleh perusahaan.
39. Perlengkapan kantor (office supplies): Mencatat biaya pembelian perlengkapan atau alat-
alat kantor yang digunakan untuk keperluan operasional perusahaan, seperti pena, kertas,
staples, dan lain-lain.
40. PPN masukan (input VAT): Mencatat Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dikenakan
pada pembelian barang atau jasa oleh perusahaan.
41. PPN keluar (output VAT): Mencatat Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dikenakan
pada penjualan barang atau jasa oleh perusahaan.
42. Akumulasi penyusutan gedung: Mencatat total penyusutan yang telah dibebankan pada
gedung perusahaan sejak gedung tersebut diakui sebagai aset tetap perusahaan.
43. Akumulasi penyusutan kendaraan: Mencatat total penyusutan yang telah dibebankan
pada kendaraan perusahaan sejak kendaraan tersebut diakui sebagai aset tetap
perusahaan.
44. Akumulasi penyusutan peralatan: Mencatat total penyusutan yang telah dibebankan pada
peralatan perusahaan sejak peralatan tersebut diakui sebagai aset tetap perusahaan.
45. Utang pajak (Tax payable): Mencatat pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan
kepada pihak ketiga, seperti pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai (PPN), pajak
bumi dan bangunan (PBB), dan sebagainya.
46. Beban yang masih harus dibayar (expense payable): Mencatat beban yang telah
dikeluarkan oleh perusahaan, tetapi belum dibayar pada akhir periode pelaporan.
47. Modal saham (capital stock): Mencatat investasi dari pemilik perusahaan dalam bentuk
saham.
48. Dividen (dividend): Mencatat pembagian laba atau keuntungan perusahaan kepada para
pemegang saham.
49. Rumah tangga kantor (office household): Mencatat transaksi keuangan yang terkait
dengan penggunaan aset atau sumber daya perusahaan untuk kepentingan operasional.
50. Beban piutang tak tertagih (bad debt expanse): Mencatat kerugian perusahaan akibat
adanya piutang yang tidak bisa dipungut.
51. Beban penyusutan gedung: Mencatat pengurangan nilai gedung dalam kurun waktu
tertentu, sebagai akibat dari penggunaannya dan faktor-faktor lain seperti usia, keausan,
dan depresiasi.
52. Neraca (Balance sheet): Mencatat jumlah total aset perusahaan, jumlah total kewajiban
perusahaan, dan ekuitas perusahaan pada akhir periode akuntansi.
53. Saldo menurut bank (Bank balance): Mencatat rekapitulasi atau catatan saldo uang yang
tersimpan dalam rekening bank perusahaan pada suatu waktu tertentu.
54. Saldo menurut buku (Book balance): Mencatat saldo uang yang terdapat di dalam buku
besar atau catatan keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu.
55. Saldo sebelum likuidasi: Mencatat saldo uang yang tercatat dalam buku besar perusahaan
sebelum proses likuidasi dilakukan.
56. Rekonsiliasi bank: Mencatat proses penyesuaian catatan transaksi keuangan perusahaan
dengan catatan transaksi keuangan bank untuk memastikan bahwa saldo akun bank
perusahaan sejalan dengan saldo akun bank yang tercatat oleh bank itu sendiri.
57. Rekening koran: Mencatat, membandingkan, dan menyeimbangkan saldo rekening bank
suatu perusahaan dengan saldo rekening yang tercatat di dalam buku besar perusahaan.
58. Laporan keuangan pokok: Mencatat dan memberikan informasi keuangan yang relevan
kepada para pemangku kepentingan, seperti investor, kreditur, dan pihak berkepentingan
lainnya.
59. Saldo awal: Mencatat saldo terakhir yang tercatat pada akhir periode sebelumnya dan
menjadi dasar untuk memulai periode akuntansi yang baru.
60. Nilai buku: Mencatat nilai atau harga suatu aset atau investasi yang dicatat pada buku
akuntansi perusahaan.
61. Break Even Point: Mencatat dan melakukan analisis biaya-volume-laba (Cost-Volume-
Profit Analysis) yang digunakan untuk menghitung berapa banyak unit produk yang
harus dijual agar perusahaan mencapai titik impas.
62. Anggaran: Mencatat rencana keuangan yang disusun oleh perusahaan untuk jangka waktu
tertentu yang dapat berupa bulanan, triwulan, semesteran, atau tahunan.
63. Selisih anggaran: Mencatat selisih antara jumlah anggaran dan jumlah aktual yang terjadi
dalam suatu periode. Jika anggaran dan jumlah aktual sama, artinya tidak ada selisih yang
perlu dicatat.
64. Anggaran fleksibel: Mencatat dan mempertimbangkan kemungkinan perubahan dalam
tingkat aktivitas atau volume penjualan.
65. Anggaran tetap: Mencatat nilai aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan dalam jangka
waktu lama, seperti gedung, peralatan, kendaraan, dan tanah.
66. Siklus Anggaran: Mencatat perencanaan, penetapan tujuan, pengumpulan data,
penyusunan anggaran, pelaksanaan anggaran, pemantauan dan evaluasi kinerja, hingga
revisi anggaran.
67. Biaya pabrikasi: Mencatat biaya-biaya produksi, mencakup biaya-biaya langsung dan
tidak langsung, yang dikeluarkan dalam proses produksi.
68. Harga pasar: Mencatat dan menghitung nilai wajar suatu aset dalam situasi tertentu,
seperti saat pengakuan aset di bawah akun akuntansi kerugian dan laba rugi..
69. Surat berharga (Marketable securities): Mencatat dan menghitung nilai aset perusahaan
dan menentukan posisi keuangan perusahaan.
70. Biaya pemasaran (Marketing Expense): Mencatat biaya-biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasaran.
71. Perkiraan bahan baku: Mencatat jumlah bahan mentah atau bahan baku yang dibeli oleh
perusahaan untuk proses produksi.
72. Buku besar bahan baku: Mencatat biaya bahan baku yang digunakan dalam produksi
pada periode akuntansi tersebut.
73. Selisih komposisi bahan: Mencatat selisih biaya antara jumlah bahan baku yang
seharusnya digunakan dan jumlah yang sebenarnya digunakan dalam produksi.
74. Selisih hasil bahan: Mencatat selisih biaya yang timbul antara jumlah produk yang
seharusnya dihasilkan dari bahan baku yang digunakan dan jumlah produk yang
sebenarnya dihasilkan.
75. Persediaan barang dagangan: Mencatat nilai barang dagangan yang dimiliki perusahaan
pada akhir periode akuntansi.
76. Rekening campuran: Mencatat transaksi yang melibatkan beberapa jenis akun yang
berbeda atau tidak dapat diidentifikasi dengan jelas.
77. Biaya iklan: Mencatat biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempromosikan produk
atau jasa mereka melalui berbagai bentuk iklan.
78. Pendapatan tidak wajar (Unusual income): Mencatat pendapatan yang berasal dari
kegiatan yang tidak terkait dengan operasi normal bisnis, tidak dianggap sebagai
pendapatan yang biasa diperoleh perusahaan.
79. Cadangan piutang tak tertagih: Mencatat estimasi kerugian yang mungkin timbul dari
piutang yang tidak dapat ditagih.
80. Penyusutan atas harta tak berwujud: Mencatat pengurangan nilai harta tak berwujud
(intangible asset) dari waktu ke waktu.
81. Laporan tahunan: Mencatat informasi keuangan dan kinerja perusahaan selama satu
tahun, yang mencakup tiga laporan keuangan utama, yaitu laporan laba rugi, neraca, dan
laporan arus kas.
82. Harta: Mencatat semua aset yang dimiliki oleh perusahaan yang mempunyai nilai
ekonomi, dapat diukur, dan diperoleh melalui transaksi atau kejadian masa lalu.
83. Pendekatan aktiva: Mencatat perkiraan nilai penurunan (depreciation) atau penyusutan
(amortization) suatu aktiva tetap (fixed asset) yang dimiliki oleh perusahaan.
84. Pendapatan audit: Mencatat pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan jasa audit dari
memberikan layanan audit kepada klien.
85. Biaya audit: Mencatat biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan jasa audit dalam
memberikan layanan kepada klien.
86. Buku besar utang: Mencatat utang perusahaan kepada pihak lain.
87. Daftar piutang usaha: Mencatat piutang perusahaan dari penjualan dengan sistem kredit
kepada konsumen.
88. Buku tambahan piutang: Mencatat rincian atau detail piutang dari pelanggan secara
terperinci.
89. Biaya akuntan: Mencatat biaya jasa akuntansi atau konsultan pajak yang dikeluarkan oleh
perusahaan.
90. Laba akuntansi: Mencatat dan menghitung selisih antara pendapatan dan biaya yang
terjadi selama periode akuntansi tertentu.
91. Biaya yang akan dibayar (Accrued expense): Mencatat biaya yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan tetapi belum dibayar pada akhir periode akuntansi.
92. Pendapatan yang akan diterima (Accrued revenue): Mencatat pendapatan yang telah
diterima oleh perusahaan tetapi belum diakui sebagai pendapatan pada akhir periode
akuntansi.
93. Kewajiban lancar: Mencatat kewajiban yang harus diselesaikan oleh perusahaan dalam
jangka waktu kurang dari satu tahun.
94. Utang gaji: Mencatat gaji karyawan yang telah diperoleh tetapi belum dibayarkan pada
akhir periode akuntansi.
95. Kewajiban imbalan kerja: Mencatat berbagai jenis imbalan bagi para pekerja yang telah
memberikan jasanya.
96. Kewajiban garansi: Mencatat berbagai biaya yang harus dibayarkan oleh perusahaan
yang terkait dengan pemberian garansi produk pada konsumen.
97. Buku besar kas: Mencatat transaksi penerimaan dan pembayaran kas dalam urutan
kronologis tanggal dengan penjelasan dan saldo ditarik pada akhir hari atau periode
tertentu.
98. Buku besar penjualan: Mencatat akun-akun langganan yang membeli barang dengan
kredit dan mencatat setiap transaksi.
99. Buku besar piutang: Mencatat berbagai jenis tagihan langganan kredit.
100. Retur pembelian: Mencatat pengembalian barang yang sudah dibeli oleh
konsumen karena barang yang sudah dikirim tidak sesuai maupun tidak lengkap, bahkan
rusak.

Baca juga: Akuntan adalah Faktor Penting dalam Bisnis dan Perusahaan

Kesimpulan
Ada banyak sekali nama-nama akun dalam akuntansi yang perlu diketahui bukan hanya oleh
para tenaga akuntan, namun juga oleh para pemilik bisnis. Dengan mengetahui berbagai nama
dan kelompok akun dalam akuntansi tersebut, akan lebih mudah bagi kamu untuk melakukan
kontrol akan keuangan bisnismu.

Jika selama ini kamu masih melakukan pencatatan akuntansi bisnis secara manual, kini sudah
saatnya beralih dengan menggunakan aplikasi keuangan super lengkap seperti majoo. Aplikasi
majoo menyediakan berbagai jenis laporan keuangan dan bisnis yang akan mempermudah proses
pembuatan laporan keuangan bisnismu secara keseluruhan. Yuk, upgrade level bisnismu
sekarang juga!

Referensi:

 https://www.szetoaccurate.com/akun-akuntansi/

Lihat Artikel Lainnya

Anda mungkin juga menyukai