Perusahaan manufaktur menggunakan bahan mentah dan suku cadang yang dibeli untuk
menghasilkan produk untuk dijual.
Sehingga perusahaan manufaktur memiliki beberapa akun berbeda dibandingkan dengan laporan
keuangan perusahaan jasa dan jurnal keuangan perusahaan dagang.
Bahan mentah: bahan dan suku cadang yang menunggu untuk digunakan dalam
produksi
Pekerjaan dalam proses: bahan material, tenaga kerja, dan biaya produksi lainnya yang
terakumulasi hingga saat ini untuk produk yang belum selesai
Barang jadi: harga pokok produk jadi yang siap dijual dan beberapa akun aset tetap
jangka panjang.
Nilai dari setiap jenis persediaan diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan. Jumlahnya
dapat ditampilkan secara individual di muka neraca atau diungkapkan dalam catatan kaki.
Di bagian aset jangka panjang dari neraca perusahaan manufaktur, terdapat juga perhitungan
berupa aset seperti bangunan dan peralatan pabrik dan mungkin akun perkakas kecil.
Produsen sering kali memiliki paten untuk produk atau prosesnya. Biaya yang dikapitalisasi
terkait dengan paten akan dimasukkan ke dalam bagian aset tak berwujud di neraca.
Laporan laba rugi untuk perusahaan manufaktur serupa dengan yang disiapkan untuk perusahaan
merchandising atau retail.
Dalam menghitung harga pokok penjualan, hanya akun persediaan barang jadi yang digunakan.
Perbedaan diatas seringkali membuat pengusaha sulit untuk menyusun laporan keuangan
manufaktur, Oleh karena itu Software Akuntansi menyediakan fitur khusus manufaktur.
Seperti telah kita bahas diatas, tidak seperti retailer, manufaktur memiliki tiga kategori inventaris
unik: Bahan Baku, Barang dalam Proses, dan Barang Jadi.
Hal itu menyebabkan cara pengukuran dan penggunaan rasio keuangan yang berbeda dengan
jenis usaha lainnya.
Perusahaan manufaktur membutuhkan penggunaan inventori, peralatan, dan personel yang
efisien untuk mengembangkan produknya.
Rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur kesesuaian operasi dan untuk menentukan
seberapa baik proses manufaktur berjalan.
Rasio keuangan ini perlu dipahami oleh investor guna lebih memahami cara membaca laporan
keuangan perusahaan manufaktur sehingga menghasilkan investasi yang untung.
1. Inventory Turnover
Rasio perputaran persediaan atau inventory turnover mengukur keefektifan proses manufaktur
perusahaan.
Rasio ini menunjukkan berapa kali perusahaan menjual dan mengganti inventorinya selama
periode waktu tertentu.
Hal ini diukur dengan membagi harga pokok penjualan dengan saldo rata-rata dalam persediaan.
Perusahaan dapat menggunakan rasio ini untuk membuat keputusan yang lebih baik tentang
harga, manufaktur, pemasaran, dan pesanan inventaris baru mereka.
Seorang investor harus memperhatikan rasio turnover yang tinggi, karena perhitungan yang
rendah merupakan indikator bahwa perusahaan manufaktur menangani terlalu banyak
persediaan.
Hal ini menempatkan entitas manufaktur pada risiko yang lebih besar untuk persediaan usang
dan kadaluarsa atau pencurian properti perusahaan.
Perusahaan manufaktur dapat menggunakan peralatan atau mesin selama proses produksi
barangnya.
Pengukuran kritis atas keberlanjutan operasi jangka panjang adalah membandingkan biaya
perbaikan dan pemeliharaan dengan total biaya.
Proporsi biaya perbaikan yang rendah menandakan satu dari dua hal.
Pertama, perusahaan memiliki aset tetap tahan lama yang tidak memerlukan banyak
pemeliharaan berkelanjutan.
Kedua, perusahaan dapat memilih untuk mengganti peralatan dengan mesin yang lebih
baru dan lebih andal.
Dalam kedua kasus tersebut, stakehoder dapat memperoleh wawasan tentang perencanaan
strategis jangka panjang manajemen untuk mengimplementasikan teknologi yang tersedia.
Dengan asumsi mereka memproduksi barang serupa, perusahaan dengan 50 karyawan tersebut
mungkin beroperasi secara tidak efisien.
Sebagai alternatif, perusahaan dengan 20 karyawan secara teoritis menggunakan teknologi yang
lebih efisien dengan kemampuan yang lebih besar.
Bagi seorang investor, metrik ini penting, karena perusahaan dengan 20 karyawan lebih baik
secara finansial dalam jangka panjang.
Perusahaan manufaktur mengeluarkan banyak biaya saat mengembangkan dan membuat produk.
Meskipun bahan langsung dari produk mudah dilacak, banyak faktor dan biaya lain yang masuk
ke suatu barang mungkin tidak mudah diidentifikasi.
Oleh karena itu, metrik keuangan ini membagi total biaya produksi, tidak termasuk bahan
langsung, dengan jumlah unit yang diproduksi.
Stakehoder dapat memanfaatkan angka ini dengan menentukan berapa banyak biaya tambahan
yang diperlukan untuk menghasilkan barang dan seberapa efisien proses perusahaannya.
Perusahaan manufaktur mengeluarkan biaya saat memproduksi produk serta biaya tidak
langsung yang diperlukan untuk menjalankan bisnis.
Dari sudut pandang investor, lebih diinginkan untuk melihat sebagian besar biaya terkait
langsung dengan produksi dibandingkan dengan biaya lain, termasuk gaji supervisor atau sewa
gedung.
Biaya manufaktur terhadap total beban adalah metrik keuangan yang mengukur proporsi ini.
Hasil penghitungan yang lebih tinggi menunjukkan lebih banyak biaya yang dapat diatribusikan
ke biaya yang secara langsung dibutuhkan untuk memproduksi produk.
Perusahaan manufaktur menggunakan aset tetapnya terutama inventaris dan peralatan untuk
menghasilkan pendapatan.
Untuk alasan ini, pengukuran keuangan yang penting adalah pengembalian aset bersih.
Dengan membagi laba bersih dari sebuah pabrik dengan aset bersih divisi tersebut, sebuah
perusahaan manufaktur dapat mengukur seberapa sukses bagian bisnisnya dalam memanfaatkan
asetnya untuk mengembangkan keuntungan bagi perusahaan.
Seorang pemilik bisnis harus menggunakan rasio ini untuk menentukan perusahaan manufaktur
yang paling efisien.
Rasio margin kontribusi dihitung dengan mengambil selisih antara total pendapatan dan total
biaya variabel dan membagi angka ini dengan total pendapatan.
Misalnya, produk yang dijual seharga 1.000.000 dengan biaya variabel 300.000 memiliki rasio
margin kontribusi 70% (( 1.000.000 – 300.000) / 1.000.000).
Rasio tersebut mengukur persentase pendapatan yang diatribusikan untuk menutupi biaya tetap.
Jika Anda adalah seorang investor, Anda dapat menggunakan rasio ini untuk menentukan
keamanan sebuah perusahaan manufaktur.
Perusahaan manufaktur dengan rasio margin kontribusi yang tinggi memiliki waktu yang lebih
mudah untuk menutupi biaya tetap dan tidak terlalu berisiko sebagai investasi.
Laporan ini mencatat semua pendapatan dan biaya selama periode tertentu, memberikan
gambaran mengenai laba bersih atau kerugian perusahaan.
2. Laporan Neraca (Balance Sheet):
Menunjukkan aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada suatu titik waktu, memberikan
gambaran posisi keuangan perusahaan.
Menggambarkan bagaimana kas masuk dan keluar dari perusahaan selama periode tertentu,
terbagi menjadi aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan.
Mencerminkan perubahan dalam ekuitas pemilik dari awal hingga akhir periode, termasuk laba
bersih, investasi pemilik, dan dividen.
Menunjukkan biaya produksi bersih yang dihabiskan untuk barang yang diproduksi selama
periode tertentu.
Setiap laporan memiliki peran penting dalam memberikan wawasan mendalam tentang kinerja
keuangan perusahaan manufaktur.
1. Hitung Bahan Baku yang Digunakan: Jumlahkan biaya bahan baku yang digunakan
selama produksi.
2. Hitung Tenaga Kerja Langsung: Sertakan biaya langsung tenaga kerja yang terlibat
dalam produksi.
3. Hitung Overhead Pabrik: Biaya produksi tambahan seperti listrik pabrik dan
pemeliharaan mesin.
4. Hitung Total Biaya Produksi: Jumlahkan semua komponen untuk mendapatkan biaya
total produksi.
Harap diingat pembuatan laporan keuangan harus mengikuti standar akuntansi dan pastikan
akurasi data transaksi untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat.
Untuk perusahaan dagang, umumnya perusahaan tersebut membeli stok dari produsen dan
langsung dipasarkan kembali ke konsumen.
Untuk penghitungan HPP dalam perusahaan dagang juga cukup sederhana yaitu:
1. Menambahkan jumlah pembelian persediaan selama satu periode dengan persediaan awal
periode,
2. Lalu kurangi jumlah persediaan tersebut dengan persediaan akhir hasil Stock
Opname perusahaan pada akhir periode.
Maka jumlah HPP selama satu periode akan diketahui dengan cara-cara tersebut.
Nilai HPP tersebut juga akan digunakan sebagai pengurang dari total pendapatan bersih
perusahaan untuk mengetahui nilai laba kotor.
Penghitungan HPP di perusahaan manufaktur lebih rumit, dan memecah biaya dalam persediaan
menjadi 3 kategori yaitu biaya bahan baku, pengolahan barang setengah jadi dan nilai persediaan
barang
Penghitungan ini mencakup semua komponen, bagian, atau bahan yang dibutuhkan untuk
selanjutnya dimasukkan ke dalam proses pengolahan barang setengah jadi.
Setelah itu perusahaan manufaktur juga harus menghitung biaya tenaga kerja langsung dan
overhead pabrik dalam perhitungan HPP-nya.
Pada bisnis manufaktur biaya overhead adalah biaya tambahan atau biaya lain-lain, yang tidak
terkait langsung dengan proses bisnis dan produksi yang dilakukan dalam operasi bisnis.
Biaya ini akan selalu ada pada setiap laporan keuangan perusahaan manufaktur, tidak seperti
laporan keungan perusahaan jasa.
Kesimpulan
Perusahaan manufaktur adalah organisasi yang lebih kompleks daripada perusahaan perdagangan
dan karena itu memiliki variasi biaya yang lebih besar untuk dikendalikan.
Misalnya, perusahaan dagang dapat membeli furnitur untuk dijual kepada konsumen, sedangkan
perusahaan manufaktur harus memperoleh bahan mentah untuk diproduksi menjadi furnitur.
Manufaktur mengeluarkan biaya tambahan, seperti tenaga kerja langsung, untuk mengubah
bahan mentah menjadi furnitur. Serta mengoperasikan pabrik fisik tempat proses produksi
berlangsung.
Beberapa dari biaya ini terkait langsung dengan produksi, sementara yang lain adalah biaya
umum yang diperlukan untuk menjalankan bisnis.
Karena proses manufaktur dapat menjadi sangat kompleks, perusahaan manufaktur secara
konstan mengevaluasi proses produksinya untuk menentukan di mana penghematan biaya
dimungkinkan