Teledentistry adalah penyediaan perawatan gigi secara real time atau offline, seperti
diagnosis, perencanaan perawatan, konsultasi, dan tindak lanjut melalui transmisi elektronik
dari lokasi yang jauh.4ÿ6 Hal ini memungkinkan kita untuk terhubung dan mengatasi hambatan
yang berkaitan dengan jarak dengan memperluas jangkauan pengobatan bagi masyarakat yang
memiliki akses yang tidak memadai terhadap layanan dan layanan kesehatan Departemen
Kedokteran Gigi Pencegahan dan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Indonesia, Jakarta, Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Manusia, Universitas Western
Australia, Perth, Australia dokter gigi umum yang membutuhkan pekerjaan khusus .
( Indonesian Dentists’ Perception of the Use of Teledentistry Anandina Irmagita Soegyanto a ,
Yuniardini Septorini Wimardhani a *, Diah Ayu Maharani b , Marc Tennant c. jurnal
kedokteran gigi internasional tahun 2022)
Teledentistry adalah sebuah sistem komunikasi yang melibatkan umpan balik baik dalam
bentuk video maupun audio yang bermanfaat untuk mengumpulkan informasi klinis dari pasien
gigi. Bahkan, video konferensi pun tersedia bagi penyedia pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan konsultasi bagi pasien gigi. Metode ini juga memungkinkan untuk dilakukan
pertukaran informasi klinis yang mungkin berisi hasil laboratorium, gambar/foto, ataupun foto
radiografi pasien (Macapagal, 2020)
Istilah “Teledentistry” pertama kali digunakan pada tahun 1997, ketika Cook
mendefinisikannya sebagai “… praktik penggunaan teknologi konferensi video untuk
mendiagnosis dan memberikan saran tentang pengobatan jarak jauh
Kelebihan :
dianggap sangat membantu untuk pasien yang berada didaerah yang sulit
dijangkau atau daerah rural (TELEDENTISTRYPADA PELAYANAN GIGI DAN
MULUT DIMASA PANDEMI COVID-19 TAHUN 2020-2021 Amelia Fauzia
Rachim1, Adik Wibowo2, Yundri Martiraz Jurnal Kesehatan Masyarakat tahun
2021)
Kelebihan:
teledentistry dapat digunakan untuk kepentingan diagnosis dan konsultasi mengenai lesi
oral oleh dokter gigi spesialis karena dalam mendeteksi lesi karies menggunakan
metode fotografi, dan teknik fotografi memiliki hasil yang sebanding dengan metode
konvensional untuk kebutuhan diagnosis karies dental dan defek email.
Kerugian:
kekhawatiran yang berkaitan dengan kerahasiaan data pasien saat dikirim secara
online, karena kemudahan data untuk direplikasi dan didistribusikan melalui komputer
kekhawatiran terhadap keandalan peralatan telekomunikasi.
(Perilaku pencarian informasi kesehatan melalui internet pada masyarakat oleh Tsabita
Vania Hazhar1* Asty Samiaty Setiawan1 Netty Suryanti1 Journal of Dental Researchers
and Students ● Volume 7, Number 1, Bulan Februari Tahun 2023)
dengan berkomunikasi secara efektif melalui teknologi digital (Jain, dkk, 2013). Pentingnya
berkomunikasi antar dokter gigi – pasien secara efektif dapat dicapai dengan berkomunikasi
yang jelas, mendengarkan secara aktif dan fasilitatif dan berkolaborasi dengan pasien dalam
manajamen dan perawatan
Ada empat langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukan komunikasi, yaitu
SAJI
1. S = Salam Langkah pertama dalam SAJI adalah memberi salam, sapa, tunjukkan bahwa
Anda bersedia meluangkan waktu untuk berbicara dengannya. Contoh: “Selamat sore
ibu…..saya dokter gigi Anggia yang akan membantu ibu
2. A = Ajak Bicara a. Usahakan berkomunikasi secara dua arah. b. Jangan bicara sendiri. c.
Dorong agar p
3. J = Jelaskan a. Beri penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin
diketahuinya, dan yang akan dijalani/dihadapinya agar ia tidak terjebak oleh pikirannya
sendiri
(buku TELEDENTISTRY Tim Penyusun: Prof. Dr. drg. Tri Erri Astoeti, M.Kes Dr. drg. Armelia
Sari Widyarman, M.Kes, PBO, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti tahun 2020)