ID Analisis Alternatif Produk Baling Baling
ID Analisis Alternatif Produk Baling Baling
Abstrak ± Pengembangan produk menjadi hal yang penting untuk dikaryakan, dengan melakukan
pengembangan produk akan selalu memiliki kemampuan bersaing dan mampu mengantisipasi
perkembangan kebutuhan konsumen, dalam arti kata produk tersebut memiliki fungsi-fungsi yang
berkembang pada konsumen. Produk baling-baling pada mulanya hanya dilihat sebagai fungsi penggerak
saja, tetapi perkembangan konsumen menimbulkan kebutuhan lain, sehingga dikembangkan fungsi-fungsi
lainnya. Pengembangan fungsi tersebut akan menimbulkan alternatif-alternatif produk, selanjutnya
dengan penerapan Rekayasa Nilai (Value engineering) akan didapat alternatif yang mampu memenuhi
fungsi-fungsi tersebut dan menghasilkan suatu nilai (score) yang dapat digunakan sebagai patokan untuk
menenntukan alternatif.
Rekayasa Nilai merupakan pendekatakan yang sistematis dan terorganisir. Studi ini dapat
mengidentifikasikan biaya-biaya yang tidak diperlukan dalam suatu desain, mencoba menampilkan ide-
ide baru yang berkaitan dengan produk yang sedang dikembangkan dan meningkat performansi produk
tersebut dengan cara mencari material baru ataupun teknologi yang dapat digunakan.
Hasil analisa ini merupakan suatu usulan pemilihan cetakan baling-baling kapal secara umum. Dengan
melakukan implementasi studi ini, perlu dijabarkan lebih lanjut oleh para ahli (multi disipliner)
dibidangnya. Hasil akhir perhitungan setelah dibandingkan dengan biayanya didapatkan 8 alternatif
memiliki nilai (Value) yaitu sebesar 1.9665. nilai (Value) tersebut menunjukkan bahwa performasi yang
dimiliki oleh alternatif desain tersebut. Dengan memiliki kemampuan daya saing yang lebih dari alternatif
desain yang lain. Alternatif 8 adalah baling-baling dengan seri desain the N.P.L Standard B Screw Series
dengan Spesifikasi desain antara lain Jumlah Daun (B) = 4 buah ; Diameter Baling-baling (D) = 8,4 Inch ;
Ratio Poros Baling-Baling (dB) = 0,167. Ratio Gerak (Pm) = 0,8 Ratio Ketebalan (W) = 0,045 ; Ratio Area
Dauan (aE) = 0,5 Sudut Sapuan (\R) = 12,0o bahan Baku Alumunium.
8
Mastiadi T., Aqli M., Analisis Alternatif Produk « 9
240 mm Ratio poros baling-baling (dB) = baling-baling (dB) = 0,167 ; Ratio gerak (Pm)
0,167 ; Ratio gerak (Pm) = 1,2 ; Ratio = 1,0 ; Ratio ketebalan (W) = 0,045 ; Ratio area
ketebalan (W) = 0,040 ; Ratio area yang yang dikembangkan (aB) = 0,60 ; Susut sapuan
dikembangkan (aE) = 0,60 ; Sudut sapuan (\) (\ R) = 150, bahan baku : Kuningan.
= 150, bahan baku : Alimunium.
Alternatif 8
Alternatif 3 Produk design menurut The N.P.L Standard B
Produk design menurut The K.C.B.2 Standard Screw Series dengan jumlah daun (B) = 4 buah
Screw Series dengan jumlah daun (B) = 4 buah ; Diameter baling-baling (D) = 8,4 Inch Ratio
; Diameter baling-baling (D) = 4 buah ; poros baling-baling (dB) = 8,4 Inch Ratio
Diameter baling-baling (D) = 16 Inch Ratio Poroos baling-baling (dB) = 0,167 ;Ratio gerak
poros baling-baling (dB) = 0,2 ; Ratio gerak (Pm) = 1,0 ; Ratio ketebalan (W) = 0,045 ;
(Pm) = 1,0 ; Ratio ketebalan (W) = 0,045 ; Ratio area yang dikembangkan (aB) = 0,80 ;
Ratio area yang dikembangkan (ad) = 0, 60 ; Susut sapuan (\) = 12,50, bahan baku :
sudut sapuan (\ R) = 150, bahan baku : Alumunium.
Alumunium.
Alternatif 9
Alternatif 4 Produk design menurut The N.P.L Standard D
Produk design menurut The N.P.L.C Standard Screw Series dengan jumlah daun (B) = 5 buah
Screw Series dengan jumlah daun (B) = 3 buah ; Diameter baling-baling (D) = 8,4 Inch Ratio
: Diameter baling-baling (D) (dB) = 0,156 ; poros baling-baling (dB) = 0,167 ; Ratio gerak
ratio gerak (Pm) = 1,0 ; Rato ketebalan (W) = (Pm) = 0,85 Inch ; Ratio ketebalan (W) = 0,045
0,050 ; Ratio area yang dikembangkan (a E) = ; Ratio area yang dikembangkan (a E) = 0,50 ;
0,40 ; Sudut sapuan (\ R) = 150, bahan baku Susut sapuan (\R) = 100, bahan baku :
alumunium. Alumunium.
Alternatif 5
Produk design menurut The N.P.L.B.W METODE PENELITIAN
(Bladge Width) Standard Screw Series dengan
jumlah daun (B) = 4 buah ; Diameter baling- Suatu tahapan penelitian merupakan
baling (D) = 10 inch Ratio poros baling-baling rangkaian yang terkait satu dengan yang
(dB) = 0,156 ; Rato gerak (Pm) = 1,0 ; Ratio lainnya, proses-proses tersebut dijabarkan
ketebalan (W) = 0,050 ; Ratio Ratio rata-rata secara sistemis dan ekploratif. Tahapan-
lebar daun (bm) = 0,27 ; Sudut sapuan (\R) = tahapan tersebut mendefinisikan suatu sumber
150, bahan baku : Alumunium. informasi yang akan digunakan dalam
pengambilan keputusan dan penarikan
Alternatif 6 kesimpulan.
Untuk memperoleh keakuratan penelitian,
Produk design menurut The N.P.L.B.S semakin banyak data yang diambil akan
(Bladge Section) Standard Screw Series semakin baik karena nilai statistik yang
dengan jumlah daun (B) = 4 buah ; Diameter didapat semakin mendekati parameter
baling-baling (D) = 10 Inch Ratio poros populasi. Sehingga pengambilan sampel yang
baling-baling (dB) = 0,167 : Ratio area yang sesuai sangat diperlukan sebagai salah satu
dikembangkan (ag) = 0,60 ; Susut sapuan (\R) alternatif untuk kecukupan data. Pengumpulan
= 150, bahan baku : Alumunium. informasi didapatkan melalui studi pustaka
dan observasi ke lapangan yang mendukung
Alternatif 7 proses pengumpulan data.
Produk design menurut The N.P.L.N.S
(Bladge Section) Standard Screw Series
dengan jumlah daun (B) = 4 buah ; Diameter
baling-baling (D) = 10 Inch Ratio poros
Mastiadi T., Aqli M., Analisis Alternatif Produk « 11
yang baik, bila dapat melakukan penangkapan Sedangkan keandalan motor dipengaruhi
ikan jauh dari garis pantai maka hasil yang ketidakstabilan akan menimbulkan getaran
didapatkan akan semakin banyak pada poros motor yang akan menyebabkan
tangkapannya, maka semakin jauh jarak kerusakan pada motor kapal, makin stabil
layarnya akan semakin baik baling-baling baling-baling semakin baik baling-baling
kapal. kapal.
4. Ketahanan n2 n 62 6
Ketahanan baling-baling meliputi ketahanan (J) 15
2 2
terhadap air dan ketahanan terhadap sifat Kriteria tersebut akan dibandingkan dengan
garam air. Baling-baling kapal memiliki memberi skor perbandingan berpasangan.
ketahanan, dan memiliki nilai tinggi. Hasil perbandingan kepentingan tersebut dapat
diuraikan di bawah ini :
Tabel 4.2. Alternatif-alternatif terpilih
1. 1 536 1
2. 2 517 7
3. 3 525 3
4. 4 530 2
5. 5 523 6
6. 6 523 5
7. 7 509 8
8. 8 523 4
9. 9 503 9
Kriteria Biaya Produksi= (3) x Kriteria apakah data perbandingan berpasangan adalah
Fleksibilitas konstan dengan rumus sebagai berikut :
Daya Motor C1
Kriteria Biaya Produksi= (8) x Kriteria Consistency (CR)
R1
Fleksibilitas
0,0875
Daya Motor 0,0706
Kriteria Ketahanan = (7) x Kriteria 1,24
Fleksibilitas Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Ratio
Daya Motor Konsistensi data perbandingan berpasangan
Skor perbandingan berpasangan pada kriteria sebesar 0,0706 yang berarti dibawah 10%,
diatas dapat digambarkan pada Tabel 4.3. maka dapat diambila kesimpulan bahwa data
Dari hasil perhitungan running di dapat nilai tersebut adalah konsisten.
lamda (O) dan nilai perbandingan relatif seperti
yang diperlihatkan dalam Tabel 4.4. Perhitungan Performansi
Penilaian pada matriks evaluasi oleh 5
Uji Konsistensi responden untuk setiap alternatif terpilih tiap
kriteria evaluasi data, penilaian matriks
Uji konsistensi dilakukan untuk mengetahui
evaluasi data, penilaian matriks evaluasi dapat
bahwa data yang dipergunakan untuk
dilihat pada tabel berikut :
perbandingan berpasangan, telah diberikan
secara konsisten, dengan melihat hasil running
Tahap Pengembangan
program dapatlah diketahui indek konsistensi
(Consistency Index) untuk 6 elemen Pada tahap pengembangan, akan dilakukan
perbandingan sebesar 1,24, maka dapat analisa biaya dan perhitungan value dengan
dihitung nilai ratio konsistensi (Consistency menggunakan nilai performasi yang diperoleh
Ratio) sebagai parameter untuk menetapkan dari hasil analisa dengan mengunakan matriks
hasil analisa dengan mengunakan matriks
Mastiadi T., Aqli M., Analisis Alternatif Produk « 15
1 40 73 94 37 117 67 60,0018
2 70 114 88 48 122 77 83,0820
3 45 76 86 46 113 64 62,6291
4 39 43 82 52 103 51 51,8104
5 50 39 89 52 105 38 55,9844
6 42 38 90 80 107 51 57,1242
9 36 41 66 84 81 67 50,8842
No Alternatif Pn Cn &¶Q Vn
1 D. awal 106,2857 25.828 25.838 1,0000
61.172, tetapi biaya yang diserap hanya Fungsi pada poros baling-baling
sebesar Rp. 7.562,00,-/unit sehingga desain x Fungsi memberi daya dorong sebagai
untuk bersaing dengan alternatif desain lain. fungsi Primer.
x Fungsi mendukung daun sebagai fungsi
Presentase alternatif desain kedua Sekunder.
Alternatif desain kedua adalah alternatif 2 Dari hasil pembahasan pada analisa evaluasi
merupakan alternatif-alternatif desain dengan yang berdasar pada kriteria :
nilai (Value) tertinggi kedua. Alternatif 2 1. Jauh jarak layar
adalah baling-baling kapal nelayan dengan 2. stabilitas
spesifikasi desain bagian dari seri desai the 3. Biaya produksi
M.S.M.B (Troost B). Standart screw series 4. Ketahanan
dengan jumlah daun (B) = 5 buah. 5. Kesulitan produksi
Diameter baling-baling (D) = 240 mm. 6. Fleksibilitas terhadap Daya Motor
Kurang lebih 9,5 inch. Ratio poros baling- Hasil akhir perhitungan setelah
baling (dB) = 0,167. Ratio gerak (Pm) = 1,2. dibandingkan dengan biayanya didapat
Ratio ketebalan (W) = 0,040. Ratio area daun alternatif 8 memiliki nilai (Value) yang
yang dikembangkan (aE) = 0,60. Sudut sapuan terbesar yaitu 1,9665. Nilai (Value) tersebut
menunjukkan bahwa performansi yang
(\ R) = 150. Bahan baku alumunium.
Model baling-baling seri Troost B adalah dimiliki oleh alternatif desain tersebut.
baling-baling dengan bagian dalam daun Dengan memiliki kemampuan daya saing yang
lebih dari pada alternatif desain yang lain.
bertipe aerofoil sehingga lebih efisien dalam
kondisi non covotating (tanpa peronggaan) dan Alternatif 8 adalah baling-baling dengan seri
bagian luar dengan tipe segmental flat face desain the N.P.L Standard B Screw series
dimana ujung daun memiliki luas moderat dengan spesifikasi desain antara lain jumlah
(penyesuaian) yang memberikan pertahanan Daun (B) = 4 buah ; Diamter Baling-baling
terhadap peronggan pada luar daun. (D) = 8,4 Inch ; ratio Poros Baling-baling (dB)
Kemampuan jarak layar dan ketahanan = 0,167. Ratio Gerak (Pm) = 0,8. Ratio
baling-baling ini hampir sama dengan ketebalan (W) = 0,045 ; Ratio Area Daun (aB) =
kemampuan yang dimiliki oleh alternatif 0,5 Sudut sapuan (\ R) = 12,50 bahan baku
desain terbaik pertama. Sedang dilihat dari alumunium.
stabilitas baling-baling ini lebih baik dari
alternatif desain pertama. Alternatif desain ini Saran
memiliki performansi yang lebih besar dari Untuk mencari hasil yang maksimal dalam
pada alternatif 8 yaitu sebesar 83.082, tetapi mengimplementasikan studi Rekayasa Nilai,
alternatif desain ini menyerap biaya yang lebih maka perlu dipertimbangkan beberapa hal
besar yaitu Rp. 11.565,00,-/unit sehingga nilai sebagai berikut :
(Value) yang dimiliki lebih rendah. x Untuk menyempurnakan hasil suatu
analisa, perlu dibentuk suatu tim kerja
yang terdiri dari beberapa disiplin ilmu,
KESIMPULAN DAN SARAN agar dapat menghasilkan suatu hasil
analisa yang optimal.
Kesimpulan x Metode Rekayasa Nilai (Value
Engineering) perlu diterapkan lebih awal
Dalam analisa fungsi dari baling-baling dalam menganalisa suatu proyek ataupun
kapal diperoleh hasil fungsi sebagai berikut : desain.
Fungsi pada daun baling-baling
x Hasil analisa ini merupakan suatu usulan
x Fungsi penggerakkan air sebagai fungsi pemilihan cetakan baling-baling kapal
Primer. secara umum. Sehingga melakukan
x Fungsi menyapu air sebagai fungsi implementasi studi ini, perlu dijabarkan
Sekunder. lebih lanut oleh para ahli (multi disipliner)
x Fungsi mengarahkan air sebagai fungsi dibidangnya.
Sekunder.
Mastiadi T., Aqli M., Analisis Alternatif Produk « 19
DAFTAR PUSTAKA