Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS

TRANSPORTASI DAN
STRUKTUR JALAN
KOTA BARU
PARAHYANGAN
BY :

I NYOMAN WIYANA BASUDEWA


M.ARIF ZULFIKAR
HANIF ARDIAN
SALSABILA AMANDA ZAHRA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1

DAFTAR GAMBAR 3

BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Tujuan dan Sasaran 5
1.3 Teknik Pengumpulan Data 5
1.4 Sistematika Penulisan 6
BAB II 7
GAMBARAN UMUM 7
2.1 Ruang Lingkup Kawasan Kota Baru Parahyangan 7
2.2 Batas Administratif 7
2.3 Letak Geografis 8
2.4 Demografi 8
2.4.1 Jumlah Penduduk 8
2.4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk 9
2.5 Kondisi Transportasi 9
BAB III 12
METODE ANALISIS 12
3.1 Analisis Kapasitas Jalan 12
3.2 Analisis Level Of Service 12
3.3 Analisis Proyeksi Penduduk 14
BAB IV 16
HASIL ANALISIS 16
4.1 Kapasitas Jalan 16
4.1.1 Volume Kendaraan Kota Baru Parahyangan 16
4.1.2 Kapasitas Jalan Kota Baru Parahyangan 17
4.2 Level Of Service 20
4.2.1 Segmen 1 20
4.2.2 Segmen 2 21
4.2.3 Segmen 3 21
4.3 Proyeksi Penduduk 22
4.3.1 Populasi Penduduk 22
4.3.2 Kepadatan Penduduk 23

1
4.4 Kondisi Eksisting Transportasi Lalu Lintas 25
4.4.1 Jalan di Kota Baru Parahyangan 25
4.4.2 Kondisi Rambu dan Penanda Lalu lintas di Kota Baru Parahyangan 26
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kota Baru Parahyangan 8


Gambar 2.5.1 Ilustrasi 11
Gambar 2.5.2 Peta Jaringan Jalan Kota Baru Parahyangan 11
Gambar 2.5.3 Ilustrasi 12
Gambar 4.3.2.1 Peta Kepadatan Penduduk 2021 24
Gambar Peta Kepadatan Penduduk 2032 25
Gambar 4.4.1 Peta Kondisi Jalan Kota Baru Parahyangan 26
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transportasi merupakan kegiatan pemindahan barang atau muatan dan
penumpang dari suatu tempat ke tempat lain (Abbas Salim, 1993). Sistem
transportasi adalah suatu bentuk keterikatan dan keterkaitan antara penumpang,
barang, prasarana, dan sarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan orang
atau barang yang tercakup dalam suatu tatanan, baik secara alami maupun
buatan. rekayasa. Sistem transportasi perkotaan membentuk suatu sistem yang
terintegrasi yang terdiri atas lalu lintas dan angkutan jalan sehingga untuk
mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas
perlu dikembangkan potensi tersebut.
Kota Baru Parahyangan merupakan kota terencana yang terletak di
Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Kota Baru Parahyangan
sebagai kota satelit yang mengakomodasikan beberapa fungsi yang berkaitan satu
dengan yang lainnya, seperti hunian yang dilengkapi dengan fasilitas kota bisnis,
rekreasi, dan sarana pendidikan membutuhkan suatu perencanaan transportasi
yang baik mengingat perkembangan Kota Baru Parahyangan yang sangat pesat.
Perkembangan tersebut harus selaras dengan pembangunan prasarana
transportasi yang diperuntukan sebagai penghubung antar kawasan dan kegiatan.
Terhubungnya antara kegiatan ini akan mengoptimalkan proses perkembangan
kota. Hal inilah yang menjadi peran dan fungsi utama dari adanya perencanaan
transportasi atau hal-hal yang berkaitan dengan perpindahan barang dan orang
yang menghubungkan dua titik atau lebih.
Perencanaan transportasi diperlukan untuk memperlancar kegiatan yang
ada di dalamnya. Oleh sebab itu, dalam studi ini akan membahas bagaimana
keterkaitan jaringan jalan dengan berbagai kegiatan di Kota Baru Parahyangan
karena pembebanan jalan berpengaruh terhadap sirkulasi transportasi di dalam
Kota Baru Parahyangan.
1.2 Tujuan dan Sasaran
Dengan mempertimbangkan berbagai kebijakan dan kondisi eksisting
yang ada di lokasi perencanaan maka dirumuskan tujuan dari penyusunan laporan
ini adalah untuk mengetahui kebutuhan transportasi, jumlah perjalanan tiap zona,
dan terdapat solusi untuk setiap permasalahan transportasi dan perencanaan
sistem transportasi di Kota Baru Parahyangan. Untuk mencapai tujuan tersebut
maka dirumuskan pula beberapa sasaran yang merupakan tahapan dalam
mencapai tujuan utama kegiatan ini, yaitu:
1. Teridentifikasinya penggunaan lahan pada wilayah studi yang
merupakan tarikan dan bangkitan.
2. Teridentifikasinya potensi dan permasalahan terkait aspek transportasi
yang berkembang pada wilayah studi.
3. Melakukan analisis pemodelan transportasi untuk mengetahui
kebutuhan dan prediksi terkait perkembangan transportasi pada
wilayah studi.

1.3 Teknik Pengumpulan Data


1. Penelitian Literatur
Penelitian literatur merupakan upaya pengumpulan data dan informasi
berdasarkan jurnal atau buku referensi maupun peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan permasalahan lalu lintas.
2. Data Primer
Survei primer merupakan metode pencarian data dan informasi
yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di lokasi
penelitian. Survei Primer yang dilakukan adalah dengan melihat kondisi
eksisting Jalan di Kota Baru Parahyangan. Selain itu, peneliti melakukan
Traffic Counting untuk kapasitas jalan, perhitungan luas, dan volume lalu
lintas pada ruas jalan tertentu yang dikelompokkan berdasarkan periode waktu
dan jenis kendaraan tertentu.
3. Data Sekunder
Metode pengumpulan data sekunder merupakan metode pengumpulan
data yang sudah diolah. Metode pengumpulan data yang dilakukan pada
penelitian ini menggunakan data dari instansi pemerintah dan penelitian
terdahulu. Data instansi yang digunakkan adalah data BPS berupa Data
Populasi Penduduk di Kota Baru Parahyangan dan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia untuk menganalisis perencanaan, perancangan, dan operasi fasilitas
lalu lintas jalan. Selanjutnya, survei sekunder dilaksanakan menggunakan
aplikasi Google Maps dan OSM untuk pencarian data shapefile dan kondisi
aktual jalan di Kota Baru Parahyangan. Terakhir, data sekunder diperoleh dari
penelitian terdahulu berupa perhitungan Kapasitas Jalan dan Volume Jalan.

1.4 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan terdiri dari beberapa bab, yang terlampir
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini, berisikan mengenai latar belakang, tujuan
dan sistematika penulisan dalam bentuk awalan dan alasan adanya
pengangkatan judul “Analisis Jalan dan Transportasi di Kota Baru
Parahyangan.
BAB II GAMBARAN UMUM
Pada bab ini menjelaskan gambaran umum berupa ruang lingkup
wilayah di Kota Baru Parahyangan, batas administrasi Kota Baru
Parahyangan, kondisi demografi penduduk, dan kondisi transportasi di
Kota Baru Parahyangan
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan cara-cara apa saja dan metode apa saja yang
digunakan selama penyusunan analisis. Metode tersebut dapat berupa
rumus sebuah permasalahan, teknik pengelolaan data maupun cara-cara
dalam mendapatkan data apa saja yang diperlukan dalam penyusunan
analisis.
BAB IV ANALISIS
Bab ini berisikan tentang hasil analisis dari berbagai elemen dan data
yang telah diperoleh. Data-data tersebut dikelola dengan metode-metode
yang telah direncanakan untuk digunakan. Pada bab ini pula membahas
elemen dan hasil dari data-data tersebut.
BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Ruang Lingkup Kawasan Kota Baru Parahyangan


Kawasan Kota Baru terletak pada Kabupaten Bandung Barat tepatnya pada kecamatan
Padalarang dan Saguling Jawa Barat. Luas pada daerah Kota Baru Parahyangan lebih dari
1.250 Ha.

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kota Baru Parahyangan

Sumber : Analisa Penulis, 2023

2.2 Batas Administratif


Kota Baru Parahyangan merupakan salah satu Kawasan Kota Mandiri yang memiliki
batasan wilayah langsung dengan wilayah sebagai berikut :
a. Utara : Kecamatan Kertajaya
b. Timur : Desa Cimeraang
c. Selatan : Desa Cikande dan Desa Bojonghaleuang
d. Barat : Desa Cipeundeuy
2.3 Letak Geografis
Wilayah Kota Baru Parahyangan terletak antara 60° - 41’-70° 19’ lintang selatan dan
107° 22’ - 108° 05’ bujur timur. Terletak pada 2 kecamatan yaitu Kecamatan Padalarang dan
Kecamatan Saguling.

2.4 Demografi

2.4.1 Jumlah Penduduk


Pada Kecamatan Padalarang jumlah total penduduk yang terdata pada tahun 2021
(tahun terakhir pendataan) adalah sebanyak 183.700 jiwa dan pada Kecamatan Saguling
sebanyak 34.461 jiwa. Kecamatan Padalarang menjadi kecamatan dengan penduduk paling
besar di Kabupaten Bandung Barat.

Tabel 2.4.1 Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Bandung Barat


Kecamatan Penduduk (ribu)
Subdistrict Population (thousand)
2020 2021
Rongga 60 666 61 507
Gununghalu 79 175 80 135
Sindangkerta 73 458 74 604
Cililin 95 470 96 892
Cihampelas 132 659 135 732
Cipongkor 99 991 101 744
Batujajar 107 835 109 877
Saguling 33 820 34 461
Cipatat 140 301 142 221
Padalarang 181 359 183 700
Ngamprah 177 690 179 782
Parongpong 113 005 114 372
Lembang 197 640 199 756
Cisarua 79 154 80 298

Cikalong Wetan 128 106 129 919


Cipeundeuy 88 007 89 226

Kab.Bandung Barat
(Total) 1 788 336 1 814 226
Sumber : Badan Pusat Statistik Bandung Barat, 2022
Hal ini mengindikasikan bahwa Kota Baru Parahyangan memiliki kepadatan
penduduk tertinggi pada Kabupaten Bandung Barat.

2.4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk


Kecamatan Saguling yang berada di Kota Baru Parahyangan menjadi Kecamatan
kedua yang memiliki Laju Pertumbuhan Penduduk terbesar di Kabupaten Bandung Barat hal
ini berdampak pada laju pertumbuhan yang ada di Kota Baru Parahyangan yang
diproyeksikan memiliki populasi dengan pertumbuhan yang besar.

Tabel 2.4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten


Bandung Barat

Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun 2020-2021


Annual Population Growth
Kecamatan Growth (%) 2020-2021
Subdistrict 2020 2021
Rongga 0,15 1,59
Gununghalu 0,14 1,42
Sindangkerta 0,11 1,77
Cililin 0,06 1,7
Cihampelas 0,07 2,53
Cipongkor 0,11 1,96
Batujajar 0,07 2,1
Saguling 0,08 2,1
Cipatat 0,04 1,58
Padalarang 0,03 1,5
Ngamprah 0,05 1,38
Parongpong 0,08 1,42
Lembang 0,07 1,28
Cisarua 0,06 1,65

Cikalong Wetan 0,09 1,62


Cipeundeuy 0,07 1,59

Kab.Bandung Barat 0,07 1,65


Sumber : Badan Pusat Statistik Bandung Barat, 2022
2.5 Kondisi Transportasi
Kondisi Jaringan Jalan yang terdapat pada wilayah Kota Baru Parahyangan cenderung
baik dan sudah memiliki standar baik bagi pengendara umum dan pejalan kaki. Terdapat 2
tipe Jaringan Jalan pada wilayah tersebut yaitu :
● Aspal
● Paving (Jalan Lingkungan / Perumahan)

Gambar 2.5.1 Ilustrasi

Gambar 2.5.2 Peta Jaringan Jalan Kota Baru Parahyangan

Sumber : Analisa Penulis, 2023

Adapun Kota Baru Parahyangan dilalui oleh beberapa transportasi umum dan salah
satunya adalah Damri atau Trans Bandung Raya yang memiliki alur rute transportasi umum
sebagai berikut :
Gambar 2.5.3 Ilustrasi

Rute Damri Alun-alun – Kota Baru Parahyangan

Alun-alun Bandung – Jalan Jendral Sudirman – Jalan HOS Tjokroaminoto (Pasirkaliki) –


Jalan Dr Djunjunan – Gerbang Tol Pasteur – Jalan Tol Padalarang Cileunyi (Padalieunyi) –
Gerbang Tol Padalarang – Jalan Padalarang – Kota Baru Parahyangan

Rute Kota Baru Parahyangan – Alun-alun

Kota Baru Parahyangan – Jalan Padalarang – Gerbang Tol Pasteur – Jalan Dr Djunjunan –
Fly Over Pasopati – Jalan Taman Sari – Jalan LLRE Martadinata (Riau) – Jalan Merdeka –
Jalan Tamblong – Jalan Asia Afrika – Alun-alun Bandung
BAB III

METODE ANALISIS

3.1 Analisis Kapasitas Jalan


Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume
lalu lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah kendaraan yang
melewati potongan jalan tertentu dalam satu jam (kend/jam), atau dengan mempertimbangan
berbagai jenis kendaraan yang melalui suatu jalan digunakan satuan mobil penumpang
sebagai satuan kendaraan dalam perhitungan kapasitas maka kapasitas menggunakan satuan
satuan mobil penumpang per jam atau (smp)/jam.
Pada saat arus rendah kecepatan lalu lintas kendaraan bebas tidak ada gangguan dari
kendaraan lain, semakin banyak kendaraan yang melewati ruas jalan, kecepatan akan
semakin turun sampai suatu saat tidak bisa lagi arus/volume lalu lintas bertambah, di sinilah
kapasitas terjadi. Setelah itu arus akan berkurang terus dalam kondisi arus yang dipaksakan
sampai suatu saat kondisi macet total, arus tidak bergerak dan kepadatan tinggi.
Faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan kota adalah lebar jalur atau lajur, ada
tidaknya pemisah/median jalan, hambatan bahu/kerb jalan, gradient jalan, di daerah
perkotaan. Rumus di wilayah perkotaan ditunjukkan berikut ini:

C = Co x FCW x FCSP x FCSF x FCCS

Dimana:

C : Kapasitas (smp/jam)

Co : Kapasitas dasar (smp/jam), biasanya digunakan angka 2300 smp/jam

FCW : Faktor penyesuaian lebar jalan

FCSP : Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya utk jalan tak terbagi)

FCSF :Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb

FCCS : Faktor penyesuaian ukuran kota

3.2 Analisis Level Of Service


Lalu setelah mendapatkan kapasitas jalan maka kita dapat mendapatkan tingkat
pelayanan jalan, tingkat pelayanan jalan adalah suatu ukuran yang digunakan untuk
mengetahui kualitas suatu ruas jalan tertentu dalam melayani arus lalu lintas yang
melewatinya. Tingkat Pelayanan Jalan ( Level Of Service / LOS) adalah gambaran kondisi
operasional arus lalu lintas dan persepsi pengendara dalam terminologi kecepatan, waktu
tempuh, kenyamanan, kebebasan bergerak, keamanan dan keselamatan, Hubungan antara
kecepatan dan volume jalan perlu diketahui karena kecepatan dan volume merupakan aspek
penting dalam menentukan tingkat pelayanan jalan.

Rumus Perhitungan Tingkat Pelayanan Jalan / LOS (Level Of Service) :

𝐿𝑂𝑆 = 𝑉/𝐶

LOS : Level of Service


V : Volume
C : Kapasitas Jalan

Kualitas pelayanan jalan dapat dinyatakan dalam tingkat pelayanan jalan (Level Of Service /
LOS) (Ditjen Bangda dan LPM ITB.1994). Tingkat pelayanan jalan (Level Of Service / LOS)
dalam perencanaan jalan dinyatakan dengan huruf huruf A sampai dengan F yang
berturut-turut menyatakan tingkat pelayanan yang terbaik sampai yang terburuk.

Tabel 3.2.1 Klasifikasi Tingkat Pelayanan

Tingkat Pelayanan

Klasifikasi A B C D E F

Kecepatan( km/jam) > 48 40-48 33,6-40 25,6-33,6 22,4-25,6 < 22,6

Volume / Kapasitas 0 -0,6 0,6 - 0,7 0,7 - 0,8 0,8 -0,9 0,9 -1,0 > 1,0

Tabel 3.2.2 Keterangan Klasifikasi Tingkat Pelayanan


Klasifikasi Tingkat Pelayanan Keterangan

A Arus bebas, volume rendah dan kecepatan


tinggi dapat memilih kecepatan yang
dikehendaki

B Arus Stabil, Kecepatan sedikit terbatas oleh


lalu lintas, volume pelayanan yang dipakai
untuk jalan luar kota
C Arus stabil,kecepatan dikontrol oleh lalu
lintas, volume pelayanan yang dipakai
untuk jalan luar kota

D Mendekati arus stabil, kecepatan rendah

E Arus tidak stabil, kecepatan rendah yang


berebeda beda, volume mendekati kapasitas

F Arus yang terhambat, kecepatan


rendah,volume dibawah kapasitas, banyak
berhenti

3.3 Analisis Proyeksi Penduduk

Untuk memproyeksikan pertumbuhan penduduk diperlukan laju pertumbuhan


penduduk di wilayah terkait, Laju pertumbuhan penduduk pertahun diperuntukan untuk
menunjukan angka rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk per tahun dalam jangka waktu
tertentu. Dimana angka ini ditunjukan sebagai persentase dari penduduk dasar, yaitu untuk
memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang.
Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk terdapat tiga metode yang dapat
digunakan, yaitu aritmatika, geometrik, dan eksponensial. Pada analisis ini perhitungan laju
pertumbuhan penduduk akan menggunakan metode geometrik, dimana mengasumsikan
angka pertumbuhan penduduk dianggap sama setiap untuk setiap tahunnya.

Pt : Jumlah penduduk pada tahun t


Po : Jumlah penduduk pada tahun dasar
t : Jangka waktu
r : laju pertumbuhan penduduk

Lalu setelah mendapatkan laju pertumbuhan proses perhitungan analisis proyeksi


penduduk dapat dilakukan, Proyeksi penduduk adalah perhitungan secara ilmiah berdasarkan
pada asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan yaitu kematian, kelahiran dan
perpindahan/migrasi. Perhitungan pada analisis menggunakan metode geometri yaitu
pertumbuhan penduduk (rate of growth) dimana pada perhitungan ini dianggap sama pada
setiap tahunnya, dengan mengasumsikan jumlah penduduk akan bertambah/berkurang di
suatu tingkat pertumbuhan/persentase yang konsisten. Berikut rumus perhitungan geometrik,
yaitu sebagai berikut :

Pn = Po (1+r)n

Pn : Jumlah penduduk pada tahun yang akan diproyeksi


Po : Penduduk pada tahun dasar
r : Laju pertumbuhan penduduk
n : Waktu antara tahun dasar dengan tahun n (periode proyeksi)
BAB IV

HASIL ANALISIS

4.1 Kapasitas Jalan


Analisis mobilitas jalan dilakukan untuk mengetahui tingkat pergerakan kawasan
studi. Analisis ini menggunakan perhitungan Level of Service (LOS) dengan rumus:

LOS = V / C
Keterangan
LOS: Level of Service
V : Volume
C : Capacity

4.1.1 Volume Kendaraan Kota Baru Parahyangan

Volume kendaraan pada jalan dilakukan dengan cara survei primer yakni dengan
metode traffic counting menghitung jumlah kendaraan/jam pada waktu peak hour
atau jam sibuk yakni pada pukul 12.00 - 13.00 dan 16.00-17.00 sore untuk beberapa
kendaraan seperti bus, mobil dan motor.

Tabel 4.1.1 Volume Kendaraan Kota Baru Parahyangan

VOLUME LALU-LINTAS JALAN KOTA BARU PARAHYANGAN

Jalan 12.00 - 13.00 16.00 - 17.00 Jumlah Total

Mobil Motor Bus Mobil Motor Bus

Segmen 1 1.640 2040 4 1.786 3.348 2 8.820

Segmen 2 622 744 2 718 996 2 3.084

Segmen 3 360 696 0 348 804 0 2.208

Sumber : Analisis Penulis, 2023

Dari tabel dapat dilihat bahwa volume kendaraan terbanyak di Kota Baru
Parahyangan ada pada Segmen 1 dimana jumlah volume kendaraan dalam satu hari
bisa mencapai 8.820 dengan rincian, pukul 12.00-13.00 yakni sebanyak 3.684
kendaraan mulai dari bus, mobil, dan motor dan pada pukul 16.00 - 17.00 volume
kendaraan sebanyak 5.136 total kendaraan.

4.1.2 Kapasitas Jalan Kota Baru Parahyangan

Dalam perhitungan Level of Services dibutuhkan data volume dan


kapasitas jalan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jalan yang
terdapat di Kota Baru Parahyangan yang terbagi menjadi 3 segmen yaitu.
Segmen 1 di sepanjang Jalan Parahyangan Raya sampai Jalan raya di depan
IKEA, selanjutnya untuk segmen 2 merupakan Jalan raya depan IKEA hingga
sepanjang jalan Mc Donalds Kota Baru Parahyangan. Yang terakhir pada
Segmen 3 merupakan Jalan daerah pemukiman sampai jalan Bujang Manik.
Setelah didapatkan data volume kendaraan maka selanjutnya adalah analisis
Kapasitas Jalan.
Untuk menentukan Kapasitas jalan dilakukan perhitungan dengan
rumus dari pedoman Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997:
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
Keterangan :
C = Kapasitas sesungguhnya (SMP/jam)
Co = Kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi ideal tertentu (SMP/jam)
FCw = Faktor Penyesuaian lebar jalur lalu lintas
FCsp = Faktor penyesuaian pemisah jalan
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping
FCcs = Faktor Penyesuaian Ukuran Kota.

A. Perhitungan Kapasitas Jalan Segmen 1


1. Identifikasi Tipe Jalan
● Tipe jalan : 6/2 D enam lajur dua arah
● Kapasitas dasar : 1650
● Lebar lajur : 13.5 m
● Pemisahan arah : 3.4 m
● Hambatan samping : 300-499 (sedang)
● Ukuran kota : 0.5 - 1 juta jiwa
2. Kebutuhan Data
● C0 = 1650 x 6 = 9900 smp/jam
● Lebar Jalur ( FCw ) = 1.04
● Pemisah Arah ( FCsp ) = 0.99
● Hambatan Samping ( FC 6sf ) = 1 – ( 0.8 x ( 1 – 0.99 )

= 1 – ( 0.8 x ( 0.01 )

= 1 – 0.008

= 0.992

● Ukuran Kota ( Fccs ) = 0.94

3. Perhitungan

C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs

= 9900 x 1.04 x 0.99 x 0.992 x 0.90

= 9.100, 34 smp/jam

Dari hasil perhitungan diatas didapatkan nilai kapasitas jalan


pada Segmen 1 Kota Baru Parahyangan adalah 9.100,34 smp/jam

B. Perhitungan Kapasitas Jalan Segmen 2


1. Identifikasi Tipe Jalan
● Tipe jalan : 6/2 D enam lajur dua arah
● Kapasitas dasar : 1650
● Lebar lajur : 7.21 m
● Pemisahan arah : 3.4 m
● Hambatan samping : 300-499 (sedang)
● Ukuran kota : 0.5 - 1 juta jiwa
2. Kebutuhan Data
● C0 = 1650 x 6 = 9900 smp/jam
● Lebar Jalur ( FCw ) = 1.04
● Pemisah Arah ( FCsp ) = 0.95
● Hambatan Samping ( FC 6sf ) = 1 – ( 0.8 x ( 1 – 0.95 )

= 1 – ( 0.8 x ( 0.05 )

= 1 – 0.04

= 0.96

● Ukuran Kota ( Fccs ) = 0.94


3. Perhitungan

C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs

= 9900 x 1.04 x 0.99 x 0.96 x 0.94

= 9.198,19 smp/jam

Dari hasil perhitungan diatas didapatkan nilai kapasitas jalan


pada Segmen 2 Kota Baru Parahyangan adalah 9.198,19 smp/jam

C. Perhitungan Kapasitas Jalan Segmen 3


1. Identifikasi Tipe Jalan
● Tipe jalan : 6/2 D enam lajur dua arah
● Kapasitas dasar : 1650
● Lebar lajur : 7.63 m
● Pemisahan arah : 3.4 m
● Hambatan samping : 100 - 299 (rendah)
● Ukuran kota : 0.1 - 0.5 juta jiwa
2. Kebutuhan Data
● C0 = 1650 x 6 = 9900 smp/jam
● Lebar Jalur ( FCw ) = 1.04
● Pemisah Arah ( FCsp ) = 0.97
● Hambatan Samping ( FC 6sf ) = 1 – ( 0.8 x ( 1 – 0.97 )

= 1 – ( 0.8 x ( 0.03 )

= 1 – 0.024
= 0.976

● Ukuran Kota ( Fccs ) = 0.90


3. Perhitungan

C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs

= 9900 x 1.04 x 0.99 x 0.992 x 0.90

= 8.953,56 smp/jam

Dari hasil perhitungan diatas didapatkan nilai kapasitas jalan


pada Segmen 3 Kota Baru Parahyangan adalah 8.953,56 smp/jam

4.2 Level Of Service

4.2.1 Segmen 1

Tabel 4.2.1 Tingkat Pelayanan Jalan

Waktu Volume Kendaraan (V) Kapasitas jalan (C) LoS = Tingkat


V/C Pelayanan

A
11.00-12.00 3.684 0.40

9.100,34 A
16.00 – 17.00 5.136 0.56

Sumber : Analisis Penulis, 2023


Berdasarkan hasil perhitungan Level of Service (LOS) pada Segmen 1 dapat
disimpulkan bahwa tingkat pelayanan jalan pada Segmen 1 berada dalam klasifikasi A yang
menunjukkan jalan tersebut memiliki arus bebas sehingga kendaraan dapat bermanuver
dengan mudah di dalam aliran lalu lintas.
4.2.2 Segmen 2

Tabel 4.2.1 Tingkat Pelayanan Jalan

Waktu Volume Kendaraan (V) Kapasitas jalan (C) LoS = Tingkat


V/C Pelayanan

A
11.00-12.00 1.368 0.14

9.198,19 A
16.00 – 17.00 1.716 0.18

Berdasarkan hasil perhitungan Level of Service (LOS) pada Segmen 2 dapat


disimpulkan bahwa tingkat pelayanan jalan pada Segmen 2 berada dalam klasifikasi A yang
menunjukkan jalan tersebut memiliki arus bebas sehingga kendaraan dapat bermanuver
dengan mudah di dalam aliran lalu lintas.

4.2.3 Segmen 3

Tabel 4.2.3 Tingkat Pelayanan Jalan

Waktu Volume Kendaraan Kapasitas jalan LoS = Tingkat


(V) (C) V/C Pelayanan

A
11.00-12.00 1.056 0.11

8.953,56 A
16.00 – 1.152 0.12
17.00

Berdasarkan hasil perhitungan Level of Service (LOS) pada Segmen 3


dapat disimpulkan bahwa tingkat pelayanan jalan pada Segmen 3 berada
dalam klasifikasi A yang menunjukkan jalan tersebut memiliki arus bebas
sehingga kendaraan dapat bermanuver dengan mudah di dalam aliran lalu
lintas.

4.3 Proyeksi Penduduk

4.3.1 Populasi Penduduk


Diperkirakan terjadi pertumbuhan penduduk sebesar 724 jiwa pada tahun 2022, 4.342
jiwa pada tahun 2027 dan 7.960 jiwa pada tahun 2032 berdasarkan data proyeksi Kecamatan
Saguling tahun 2021 lalu, sebesar 2.756 jiwa pada tahun 2022, 16.533 jiwa pada tahun 2027
dan 30.311 pada tahun 2032 di Kecamatan Padalarang didasarkan data proyeksi pada tahun
2021.
Hal ini memperlihatkan laju pertumbuhan di Kecamatan Saguling dan Padalarang
tergolong pesat mengingat kebutuhan pokok yang diperlukan di masa depan, hal ini juga
berdampak pada kemacetan yang akan terjadi pada tahun 2027 (5 tahun) dan 2032 (10 tahun).

Tabel 4.3.1 Proyeksi penduduk tahun 2022, 2027 dan 2032


Kecamatan Penduduk (ribu)
Subdistrict Population (thousand)
2020 2021 2022 2027 2032
Rongga 60 666 61 507
Gununghalu 79 175 80 135
Sindangkerta 73 458 74 604
Cililin 95 470 96 892
Cihampelas 132 659 135 732
Cipongkor 99 991 101 744
Batujajar 107 835 109 877
Saguling 33 820 34 461 35.185 38.803 42.421
Cipatat 140 301 142 221
Padalarang 181 359 183 700 186.456 200.233 214.011
Ngamprah 177 690 179 782
Parongpong 113 005 114 372
Lembang 197 640 199 756
Cisarua 79 154 80 298
Cikalong 128 106 129 919
Wetan
Cipeundeuy 88 007 89 226
Perhitungan proyeksi penduduk menggunakan rumus pada metode Aritmatika
dimana:
Pn = Po (1 + rt)
Po = Populasi tahun awal
r = laju pertumbuhan penduduk tahun awal
t = selisih tahun dicari dan tahun awal

4.3.2 Kepadatan Penduduk


Berikut merupakan hasil pemetaan kepadatan penduduk yang dilihat berdasarkan
rumus

1. Kepadatan Tinggi : jika angka kepadatan suatu kecamatan lebih besar dari angka
kepadatan wilayah Kabupaten.
2. Kepadatan Sedang : jika angka kepadatan suatu kecamatan sama besar dengan angka
kepadatan wilayah Kabupaten.
3. Kepadatan Rendah : jika angka kepadatan suatu kecamatan lebih kecil dari angka
kepadatan wilayah Kabupaten.
Gambar 4.3.2.1 Peta Kepadatan Penduduk 2021
Sumber : Analisa Penulis, 2023

Gambar Peta Kepadatan Penduduk 2032

Sumber : Analisa Penulis, 2023

4.4 Kondisi Eksisting Transportasi Lalu Lintas

4.4.1 Jalan di Kota Baru Parahyangan

Jalan adalah salah satu faktor pendukung utama dari memperlancar seluruh kegiatan
di suatu wilayah, perkembangan pembangunan harus pula disokong oleh dikembangkannya
jaringan jalan di wilayah pembangunan pula untuk nantinya akan mempermudah mobilitas
dari masyarakat yang melintas serta mempermudah lalu lintas barang yang akan masuk,
kondisi jalan di Kota Baru Parahyangan dapat dikatakan sangat baik dengan kapasitas jalan
yang cukup besar, kondisi jalan yang baik, dan lebar jalan yang memenuhi kebutuhan serta
didukung oleh sarana pendukung seperti jalur persepada serta pedestrian yang memiliki
kualitas yang cukup baik, hal-hal tersebut membuat jalan di Wilayah Kota Baru
Parahyangan,kondisi jalan di beberapa titik di di kota parahyangan dapat dilihat dari peta di
bawah ,
Gambar 4.4.1 Peta Kondisi Jalan Kota Baru Parahyangan

Sumber : Analisis Penulis 2023

Jika dilihat dari lebar dan ciri-cirinya sepanjang jalan titik satu merupakan jalan Arteri
Sekunder karena menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder satu, lalu untuk
sepanjang jalan di sekitaran titik 2 merupakan jalan arteri sekunder karena menghubungkan
kawasan sekunder satu dengan kawasan sekunder dua, lalu untuk jalan disekitar titik 3
merupakan jalan kolektor sekunder dikarenakan jalan tersebut menghubungkan antara
kawasan sekunder 2 dengan kawasan sekunder 3 (SNI 03-6967-2003), jika dilihat dari
kondisi nyatanya bahwa jalan jalan di titik-titik tersebut sudah sesuai standar dari jenis jalan
nya .

4.4.2 Kondisi Rambu dan Penanda Lalu lintas di Kota Baru Parahyangan

Rambu dan penanda lalu lintas merupakan bagian perlengkapan jalan yang memiliki
lambang/simbol, warna, huruf, angka, kalimat, maupun perpaduannya. Rambu lalu lintas
berfungsi untuk memberi informasi kepada para pengemudi jalan. Adanya rambu lalu lintas
bertujuan sebagai perangkat keselamatan untuk menghindari kecelakaan, jika dilihat dari
kelengkapan dan kualitas nya kondisi rambu-rambu lalu lintas di Kota Baru Parahyangan
sudah cukup lengkap dan baik menurut (Peraturan Menteri No 13 Tahun 2014 ) rambu lalu
lintas dibagi empat untuk jenis nya yaitu Rambu Peringatan, Rambu Larangan, Rambu
Perintah, dan Rambu Penunjuk dan jika dilihat kondisi eksisting nyatanya di Kota Baru
Parahyangan penggunaan dan pemasangan rambu sudah sesuai dengan fungsi masing masing
rambu berikut adalah contoh rambu pada Kota Baru Parahyangan sesuai jenis nya ,

Tabel 4.4.2. Kondisi Rambu Penanda Lalu Lintas di Kota Baru Parahyangan

Nama Ruas Jalan Jenis Perlengkapan Dokumentasi Keterangan


Jalan

Rambu Peringatan

Jalan Parahyangan Rambu Peringatan Rambu ini digunakan


Raya Tanjakan untuk memberi peringatan
pada pengemudi karena di
depan jalan menanjak
rambu ini tersebar pada
beberapa jalan di KBP

Jalan Bujangga Rambu Peringatan Rambu ini digunakan


Manik Banyak orang untuk memperingati
menyebrang pengemudi untuk berhati
hati dikarenakan pada jalur
tersebut banyak orang
yang menyebrang

Jalan Bujangga Rambu Peringatan Rambu ini digunakan


Manik turunan dan Zebra untuk memperingati
cross pengemudi untuk
berhati-hati dikarenakan
ada zebra cross dan
didepan ada turunan

Jalan Gelap Rambu Peringatan Rambu ini digunakan


Nyawang perempatan untuk memperingati
pengemudi untuk hati hati
dikarenakan di depan ada
perempatan dan untuk
berhati hati jika belok di
perempatan

Jalan Wangsa Niaga Rambu peringatan Rambu ini digunakan


Kulon belok kiri dan untuk memperingati
Turunan pengemudi untuk pelan
pelan dikarenakan didepan
ada turunan dan belokan
Nama Ruas Jalan Jenis Perlengkapan Dokumentasi Keterangan
Jalan

Rambu Peringatan

Jalan Wangsa Niaga Rambu Peringatan Rambu ini digunakan


Kulon Banyak Polisi Tidur untuk memperingati
pengemudi untuk pelan
pelan karena banyak polisi
tidur

Jalan Parahyangan Rambu Peringatan Rambu ini digunakan


Raya Jembatan untuk memperingati
pengemudi dikarenakan
didepan terdapat jembatan

Rambu Larangan

Jalan Parahyangan Rambu Dilarang Rambu ini digunakan


Raya untuk menyalip/ untuk memberitahu
mendahului pengemudi untuk tidak
mendahului kendaraan lain

Jalan Parahyangan Rambu Dilarang Rambu ini digunakan


Raya Parkir untuk memperingati dan
melarang pengemudi untuk
parkir pada area tersebut
rambu ini tersebar di
beberapa titik kawasan
KBP

Jalan Parahyangan Rambu dilarang Rambu ini digunakan


Raya melintas untuk memberi larangan
kepada mengemudi untuk
melintas pada jalur itu
dikarenakan itu jalan satu
arah
Nama Ruas Jalan Jenis Perlengkapan Dokumentasi Keterangan
Jalan

Rambu Peringatan

Jalan Parahyangan Rambu dilarang Rambu ini digunakan untk


Raya putar balik melarang pengemudi untuk
melakukan putar balik
disitu

Rambu Perintah

Jalan Parahyangan Rambu lokasi Rambu ini digunakan


Raya menyebrang di zebra untuk memberi tahu
cross masyrakat untuk
melakukan penyebarangan
pada zebra cross yang
sudah tersedia

Jalan Parayangan Rambu Halte Bus Rambu ini digunakan


Raya untuk memberi tahu
masyarakat untuk
menunggu bus dirambu
tersebut dan memberi tahu
pengemudi bus untuk
menarik penumpang di
titik tersebut

Jalan Parahyangan Rambu perintah Rambu ini digunakan


Raya Putar balik disini untuk memberi tahu
pengemudi untuk
melakukan putar balik
disitu jika ingin

Rambu Penunjuk

Jalan Parahyangan Rambu Pendahulu Rambu ini digunakan


Raya Penunjuk Jurusan untuk menunjukan arah ke
beberapa jurusan
perjalanan
Nama Ruas Jalan Jenis Perlengkapan Dokumentasi Keterangan
Jalan

Rambu Peringatan

Jalan Parahyangan Rambu Pendahulu Rambu ini digunakan


Raya Penunjuk Jurusuan untuk menunjukan arah ke
beberapa jurusan
perjalanan

Sumber : Analisis Penulis, 2023


Daftar Pustaka

Nada, Nibras. 2020. Perhitungan Kepadatan Penduduk. Kompas.com.

Badan Pusat Statistik. 2022. Kecamatan Bandung Barat Dalam Angka 2022.
Bandung, Jawa Barat.

Sulistriyono, Rahayu. 2007. Kajian Lanjut Pengembangan Model Simulatan.


Bandung, Institut Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai