TUGAS ALAT BERAT

MENERJEMAHKAN ARTIKEL
Pengendalian Otomatis dan Sitem Pemantauan Waktu Nyata untuk Penyiraman Truk
pada Konstruksi Bendungan Tanah-Batuan
(Automatic control and real-time monitoring system for earth–rock dam material truck watering )

KELOMPOK 5
KELAS : KS-2D

Nama Anggota :
Muhammad Dhani Aufa (3.12.21.2.14)
Muhammad Itsarifai Lazuardi (3.12.21.2.15)
Nabila Mutiara Tryandari (3.12.21.2.16)

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL
2022/2023
 Kontrol Otomatis dan Sistem Pemantauan Real-Time untuk Penyiraman Truk
Material Bendungan Tanah-Batuan
Dong Hai Li Bo Cui Yugang Liu Deng Hua Zhong
Melengkapi air yang cukup untuk membendung material yang dimuat pada truk pengangkut
adalah kunci untuk mendapatkan kadar air yang optimal dari material tersebut, sehingga
memastikan efisiensi pemadatan konstruksi bendungan tanah-batuan. Metode konvensional
penyiraman truk manual padat karya, menyebabkan pemborosan air, dan mengalami kontrol
volume suplemen air yang tidak tepat. Kami mengintegrasikan identifikasi frekuensi radio,
sistem pemosisian global, sistem informasi geografis, asisten digital pribadi, dan teknologi
jaringan seluler layanan radio paket umum untuk mengembangkan kontrol otomatis dan sistem
pemantauan waktu nyata untuk penyiraman truk pengangkut material bendungan. Sistem yang
dikembangkan mengotomatiskan kontrol operasi penyiraman sesuai dengan volume yang dibawa
oleh masing-masing truk dan jenis material bendungan yang dimuat. Itu juga memonitor secara
terus menerus seluruh proses penyiraman truk. Studi kasus proyek Bendungan NZD
menunjukkan efektivitas dan kelayakan sistem yang diusulkan. Ini tidak hanya mencapai proses
penyiraman berbasis truk dan material yang otomatis dan berakurasi tinggi, tetapi juga
memungkinkan umpan balik yang tepat waktu untuk kontrol dan peningkatan penyiraman, yang
pada akhirnya meningkatkan kualitas pemadatan material bendungan dan mewujudkan kinerja
proyek yang lebih baik.
1. Perkenalan Nigeria sampai pada kesimpulan bahwa
tanah dengan kadar air optimum
Kandungan air material bendungan
menghasilkan kekuatan maksimum bila
tanah-batuan merupakan faktor penting yang
dipadatkan pada sisi kering Cetin et al.[4]
mempengaruhi efektivitas pemadatan
menggunakan uji Proctor standar untuk
bendungan. Banyak penelitian telah
mendapatkan kadar air optimal untuk
menunjukkan bahwa kadar air sangat
kerapatan kering tertinggi selama pemadatan
berkorelasi dengan kerapatan material tanah-
inti tanah liat kedap air untuk memecahkan
batuan[1,2]. Berkenaan dengan tanah
masalah penurunan dan kelongsoran di
kohesif, kerapatan kering terpadatkan
Bendungan Ataturk di Turki. Lembaga
meningkat dengan meningkatnya kadar air
Penelitian Sumber Daya Air dan Tenaga
dalam kisaran nilai relatif rendah, mencapai
Air[5]di Cina ditentukan bahwa mengontrol
tertinggi pada kadar air tertentu, dan
kadar air bahan bendungan pada tingkat
menurun dengan meningkatnya kadar air
optimal untuk tanah kohesif, atau dalam
lebih lanjut. Kadar air yang sesuai dengan
saturasi status untuk tanah liat dan batuan
kerapatan kering tertinggi disebut kadar air
nonkohesif, adalah kunci dalam memastikan
optimal. Sedangkan untuk tanah atau batuan
kualitas pemadatan bendungan tanah-batuan.
nonkohesif, kerapatan kering terpadatkan
Penyesuaian kadar air yang tepat diperlukan
dapat mencapai tertinggi pada status kering
sesuai dengan kadar air alami bahan
sempurna atau keadaan jenuh. Daud[3]dari
bendungan di halaman material. Ketika
kadar air alami kurang dari standar yang
ditetapkan, suplemen air harus disediakan
sebelum pelaksanaan pengisian material dan
pengaspalan[5]. Metode penambahan air
konvensional digunakan dengan
memercikkan air selama pengaspalan tanah
kohesif, seperti dinding inti dan material
lapisan kontak, atau dengan mengontrol
secara manual katup pipa truk pengangkut
air di luar area kerja ke tanah liat dan batuan
nonkohesif, seperti zona kerikil kasar. dan
material zona pengisi batuan. Proses
penyiraman manual padat karya dan
membuang air, dan kontrol kualitas sulit
dilakukan. Meningkatkan proses penyiraman
sangat penting dalam konstruksi bendungan
tanah-batuan tinggi, di mana berbagai jenis
bahan bendungan, kadar air berbeda, dan
truk dengan volume muatan berbeda
digunakan. Semua faktor ini mempengaruhi
volume suplemen air yang tepat dan
membuat kontrol kualitas lapangan
menantang. Untuk peningkatan kualitas dan
penghematan biaya, penelitian ini
mengintegrasikan beberapa teknologi, antara
lain Radio Frequency Identification.
(RFID), Global Positioning System (GPS),
Geographic Information System (GIS),
Personal Digital Assistant (PDA), dan
General Packet Radio Service (GPRS).
jaringan seluler untuk mengusulkan metode
kontrol otomatis dan pemantauan waktu
nyata (ACRM) dan mengembangkan sistem
ACRM untuk penyiraman truk dalam
konstruksi bendungan tanah-batuan. Sistem
yang dikembangkan dapat mengotomatisasi
proses penyiraman, Makalah ini pertama-
tama meninjau masalah penyiraman truk
bahan bendungan tanah-batuan, dan
kemudian memberikan pengantar untuk
pekerjaan terkait sebelumnya, diikuti dengan
deskripsi metodologi ACRM yang diusulkan
untuk penyiraman truk. Pengembangan
sistem ACRM dijelaskan pada bagian
kelima. Sebuah studi kasus dunia nyata yang
menggunakan sistem yang dikembangkan
kemudian disajikan.
2. Kebutuhan penelitian
Dalam praktiknya, tanah dan batuan
nonkohesif di pekarangan material selalu
basah, tetapi kadar airnya kurang dari yang
jenuh. Untuk memastikan keefektifan
pemadatan yang lebih baik dan mendapatkan
kerapatan kering tertinggi, perlu
penambahan air yang cukup untuk
membawa bahan bendungan ke keadaan
jenuh air. Namun, yard material biasanya
jauh dari area pengerjaan bendungan,
misalnya jarak transportasi terjauh proyek
NZD adalah lebih dari 15 km. Untuk
menghindari kehilangan atau penguapan air
tambahan di jalan dan gangguan terhadap
kegiatan lain (seperti pengaspalan dan
pemadatan) di area kerja, lokasi pengairan
yang sesuai untuk material bendungan yang
dimuat di truk umumnya berada di dekat
zona kerja bendungan tetapi tidak di area
pembuangan material. Secara konvensional,
sesuai dengan waktu penyiraman yang
ditentukan, penambahan air dilakukan
dengan kontrol manual katup pipa. Namun,
proses penyiraman manual menyebabkan
beberapa masalah sebagai berikut:
 (1) Padat karya.
Setidaknya diperlukan dua pekerja di setiap
stasiun pengairan 24/7. Sedangkan untuk
pembangunan bendungan tanah-batuan
berskala besar, diperlukan satu stasiun
pengairan masing-masing di daerah hulu dan
hilir. Oleh karena itu, setidaknya empat
pekerja dapat dikurangi dengan
menggunakan proses penyiraman truk
otomatis.
(2) Memboroskan air
karena operator tidak dapat menutup katup
tepat waktu. Kadang-kadang operator
bahkan tidak menutup klep ketika truk
datang dengan interval waktu yang singkat,
sehingga menyebabkan lebih banyak air
yang terbuang. Selama masa konstruksi
intensif bendungan tanahbatuan berskala
besar, seperti proyek Bendungan NZD, ada
lebih dari 150 truk yang memuat bahan
bendungan ke area kerja bendungan lebih
dari 60.000 kali per bulan. Berkenaan
dengan setiap perjalanan truk, katup yang
dibuka lebih lama satu detik dari waktu yang
ditentukan sama dengan pemborosan sekitar
10.000 m3air per bulan. Jelas, ini adalah
pemborosan yang sangat besar untuk proyek
skala besar dengan durasi konstruksi yang
lama, seperti Proyek Bendungan NZD 56
bulan.
(3) Kontrol kualitas sulit.
Karena sulit membuka dan menutup katup
dalam selang waktu yang ditentukan,
mengontrol volume air yang ditambahkan ke
truk dengan tepat merupakan tugas yang
menantang bagi operator. Selain itu,
pengemudi truk cenderung terburu-buru ke
stasiun pengairan dan pergi sebelum
pengairan cukup untuk meningkatkan
produktivitas transportasi, yang secara
langsung berkaitan dengan pendapatan
mereka. Dengan demikian, metode
penyiraman truk konvensional masih
membutuhkan lebih banyak area untuk
perbaikan dalam hal efisiensi dan akurasi
untuk mengatasi tingkat permintaan atau
persyaratan kualitas yang terus meningkat.
Faktanya, suplemen air yang tidak
mencukupi merupakan masalah serius dalam
konstruksi bendungan tanah-batuan, yang
dapat mengakibatkan kualitas pemadatan
yang buruk.
3. Pekerjaan terkait
Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti
telah secara aktif mengadopsi teknologi
RFID dan GPS dalam otomatisasi
konstruksi. Teknologi RFID adalah
teknologi sensor nirkabel berdasarkan
deteksi sinyal elektromagnetik[6]. Teknologi
RFID tidak sepenuhnya baru dalam industri
konstruksi. Pada awal 1995, Jaselskis et al.
[7]membayangkan aplikasi potensialnya
dalam konstruksi, termasuk pemrosesan dan
penanganan beton, pengkodean biaya untuk
tenaga kerja dan peralatan, dan kontrol
material. Sejak itu, beberapa studi lagi telah
dilakukan untuk mengeksplorasi aplikasi
potensial dari RFID di industri ini. RFID
menjadi teknologi yang berkembang dalam
peningkatan manajemen konstruksi[8–10].
Goodrun[11]menerapkan teknologi RFID
aktif untuk pelacakan alat di lokasi
pekerjaan konstruksi. Teknologi RFID
digunakan oleh Chae et al.[12]untuk
mencegah kecelakaan tabrakan dari alat
berat, seperti excavator dan crane.
Navon[13]mengilustrasikan keunggulan
teknologi RFID dibandingkan barcode
dalam evaluasi otomatis indikator kinerja
proyek, termasuk desain yang lebih kokoh,
kebebasan dari masalah line-of-sight, dan
pengumpulan data batch yang cepat. Wang
[14]mengusulkan sistem manajemen kualitas
berbasis RFID, yang berfungsi sebagai
platform untuk mengumpulkan, memfilter,
mengelola, memantau, dan berbagi data
berkualitas. GPS adalah sistem posisi dan
navigasi yang dapat memberikan posisi tiga
dimensi di manapun di Bumi kepada mereka
yang dilengkapi dengan penerima yang
tepat. GPS diferensial atau GPS real-time
kinematic (RTK), pada tingkat submetrik
atau bahkan pada tingkat sentimeter, dapat
digunakan untuk meningkatkan akurasi
pemosisian secara signifikan. GPS telah
digunakan dalam beberapa studi penelitian
untuk pengumpulan data otomatis dan
pelacakan peralatan real-time di lokasi
konstruksi. Robert dkk.[15]menggunakan
GPS RTK dalam membantu pabrik
konstruksi dalam kontrol dinamis dan
panduan otonom. Peyret et al.[16]
mengembangkan prosedur aplikasi GPS
RTK yang sangat akurat dalam penentuan
posisi peralatan pekerjaan jalan (asphalt
paver) secara real-time. Navon dkk.
[17]menyajikan algoritme kontrol yang
mengonversi lokasi yang diukur GPS untuk
menghasilkan data kontrol waktu nyata,
seperti produktivitas (atau kemajuan) dan
konsumsi material dari operasi pemindahan
tanah. Aplikasi menarik lainnya dari
teknologi GPS dapat ditemukan dalam
pemadatan cerdas (IC) konstruksi jalan. IC
dicapai dengan menggunakan roller getaran
drum halus yang menggunakan sistem
pengukuran/kontrol. Sistem pengukuran ini
menggunakan informasi yang dikumpulkan
untuk terus menyesuaikan kinerja peralatan
guna mengoptimalkan pemadatan dan
memenuhi standar kualitas [18]. GPS
digunakan untuk melacak pergerakan
pemadat dan memposisikan indikator yang
diukur. Beberapa perusahaan, seperti
Ammann[19], Geodinamis [20], Ulat[21],
dan Bomag[18]telah mengembangkan
perangkat IC terkait yang terintegrasi
dengan GPS untuk kontrol kualitas
pemadatan jalan. Beberapa penelitian
berfokus pada integrasi teknologi RFID dan
GPS dalam menemukan, mengidentifikasi,
dan memantau peralatan konstruksi. Lu dkk.
[22] menggunakan RFID, GPS, dead
reckoning, bluetooth beacon, dan teknologi
canggih lainnya untuk menyelidiki lokasi
truk pengaduk dan untuk pengumpulan
informasi otomatis, serta dalam beberapa
analisis produktivitas dan pekerjaan
pemodelan simulasi di daerah perkotaan
yang sangat padat di Hong Kong. Ergen dkk.
[23]mengembangkan sistem yang
menggunakan RFID yang dikombinasikan
dengan GPS untuk melacak dan menemukan
komponen di halaman penyimpanan
pracetak. Dalam konstruksi bendungan,
beberapa penelitian dilakukan tentang
kontrol dan manajemen konstruksi otomatis
menggunakan RFID dan GPS. Pekerjaan
kami sebelumnya[24,25]menerapkan sistem
pemantauan kualitas pemadatan real-time
berbasis GPS untuk konstruksi bendungan
tanah-batuan. Studi-studi tersebut di atas
berfungsi sebagai latar belakang untuk
penelitian yang dijelaskan dalam makalah
ini untuk mengintegrasikan teknologi RFID
dan GPS, serta sejumlah teknologi
pendukung, untuk mengotomatisasi operasi
penyiraman truk dalam konstruksi
bendungan tanah-batuan.
4. Metodologi
Dalam penelitian ini, kami mengusulkan
metode ACRM untuk operasi penyiraman
truk dalam konstruksi bendungan tanah-
batuan, dan mengembangkan sistem ACRM
berdasarkan teknologi seperti RFID, GPS,
GIS, PDA, dan GPRS. Di mana, RFID
digunakan untuk secara unik
mengidentifikasi truk pengairan dan
mencatat waktu ketika truk memasuki dan
meninggalkan stasiun air, dari mana durasi
penyiraman yang sebenarnya dapat dihitung.
Kami menggunakan GPS dan GIS untuk
menemukan lokasi pemuatan material
bendungan dan, bersama dengan peta digital
tata letak halaman material, untuk
menentukan jenis material yang dimuat
dalam truk tertentu. PDA digunakan untuk
mengumpulkan data lapangan secara tepat
waktu, khususnya kadar air alami dari bahan
bendungan mentah, untuk disimpan di server
basis data jarak jauh. PDA juga digunakan
sebagai penerima pesan peringatan untuk
tujuan kontrol kualitas. jaringan selular
GPRS[26]dipekerjakan dalam komunikasi
data nirkabel antara lingkungan jarak jauh
(database, server, dan PC pemantauan di
kantor jarak jauh) dan lingkungan lapangan
(stasiun penyiraman dalam pekerjaan situs).
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan di
atas, kami dapat menentukan durasi
penyiraman yang diperlukan setiap truk
berdasarkan jenis material dan volume
muatan truk, mengontrol katup pipa air dan
sinyal lampu masukberangkat truk, dan
menentukan apakah penyiraman aktual atau
tidak. waktu setiap truk memenuhi standar
kualitas yang telah ditetapkan sebelumnya.
Jika ditemukan ketidaknormalan, pesan
alarm dan peringatan akan dikirim ke teknisi
kontrol kualitas melalui pengeras suara di
lokasi kerja, PDA, dan PC pemantauan.
Sistem ACRM untuk penyiraman truk bahan
bendungan terdiri dari sepuluh modul, yaitu
modul kontrol terintegrasi chip tunggal
(SICM), modul RFID, modul kontrol katup
(VCM), modul lampu sinyal (SLM), modul
komunikasi nirkabel (WCM), modul
peringatan lokasi kerja, server basis data dan
aplikasi, klien pemantauan PC (Internet
Explorer (IE)), modul pengumpulan
informasi bahan bendungan (ICM), dan
modul PDA, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1. Sistem yang diusulkan memiliki
beberapa keunggulan. Pertama, sistem
ACRM mengotomatiskan kontrol operasi
penyiraman sesuai dengan volume yang
dimuat di setiap truk dan jenis bahan
bendungan yang dimuat dan menentukan
secara akurat suplemen air berbasis truk dan
bahan, jika tidak, tidak mungkin dilakukan
dengan metode manual saat ini. Ini secara
efektif mengurangi masalah suplemen air
yang tidak mencukupi. Kedua, ini memantau
secara terus menerus seluruh proses
penyiraman truk dan memungkinkan umpan
balik yang tepat waktu untuk kontrol dan
peningkatan penyiraman. Ketiga,
mengurangi jumlah tenaga kerja di lokasi
kerja untuk operasi penyiraman truk.
Keuntungan yang disebutkan di atas pada
akhirnya mengarah pada peningkatan
kualitas pemadatan bahan bendungan, yang
dapat meningkatkan kinerja proyek secara
keseluruhan.
4.1 Penentuan durasi penyiraman
Untuk mengontrol kadar air, bahan
bendungan harus diuji setidaknya sekali
setiap hari di halaman material selama
penggalian tanah-batuan. Berdasarkan kadar
air alami dan optimum bahan, serta kondisi
cuaca dan jarak pengangkutan (yang
mempengaruhi kehilangan air akibat
penguapan), volume baku air suplemen (V)
untuk berbagai jenis bahan dengan kadar air
alami yang berbeda dapat ditentukan. Dalam
studi ini,V didefinisikan sebagai
V¼ α⋅V0 D1TH
Di mana V0 adalah volume muatan truk,
dimana informasi disimpan dalam tag RFID
yang terpasang pada truk. α adalah rasio
volume suplemen air terhadap volume
muatan truk. α bervariasi tergantung pada
kadar air alami dan jenis bahan bendungan,
dan ditentukan melalui uji pemadatan
lapangan. Dalam studi kasus yang disajikan
nanti, ditentukan oleh insinyur kontrol
kualitas. Untuk memenuhi persyaratan
proses konstruksi bendungan yang dinamis,
stasiun pengairan dirancang untuk dapat
bergerak. Ini adalah truk modifikasi yang
dilengkapi dengan sistem perangkat keras
ACRM dan biasanya diparkir di dekat zona
konstruksi, seperti yang ditunjukkan
padaGambar 2. Sebuah pipa mengalihkan air
dari instalasi air sementara, yang terletak di
ketinggian yang lebih tinggi, untuk melayani
kebutuhan air di lokasi konstruksi. Durasi
penyiraman T didefinisikan sebagai
Di mana Q adalah pelepasan pipa
bertekanan tinggi[27],Aadalah luas
penampang pipa,Dadalah diameter pipa,
danl adalah panjang pipa. λ adalah faktor
kerugian kepala gesekan, danHadalah
ketinggian diferensial antara ketinggian air
di instalasi air sementara dan saluran keluar
pipa (sprinkler).
4.2 Prosedur ACRM untuk penyiraman truk.
Prosedur ACRM, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 3, adalah sebagai berikut:
1) Setiap ID truk ditentukan dan ditulis pada
tag RFID yang sesuai yang dipasang di truk.
Sementara itu, informasi truk, termasuk ID
truk, volume pemuatannya, dan ID tag RFID
yang sesuai, disimpan di basis data jarak
jauh.
(2) Kadar air dari bahan bendungan yang
berbeda diuji secara berkala oleh teknisi
lapangan di pekarangan material, dan
informasinya diunggah ke database jarak
jauh menggunakan PDA[28]melalui jaringan
selular GPRS.
(3) ICM memperoleh posisi pemuatan truk
dari penerima GPS-nya dan mengirimkan
posisi dan ID truk ke basis data jarak jauh.
(4) Berdasarkan posisi pemuatan, tata letak
halaman material, dan ID truk, durasi
penyiraman truk yang masuk dapat dihitung
dengan menggunakan modul perhitungan
dan analisis server aplikasi, dijelaskan dalam
Bagian 5.8.
(5) Setelah truk mencapai stasiun pengairan,
lampu sinyal yang dikontrol
menentukan apakah truk harus menunggu
atau melanjutkan ke stasiun pengairan.
(6) Saat lampu sinyal menyala merah, truk
harus mengantri di zona penyangga dan
menunggu hingga lampu sinyal menyala
hijau.
(7) Saat sinyal berwarna hijau,
memasuki stasiun pengairan.
(8) Pembaca RFID memperoleh ID truk dari
tag RFIDnya dan mengirimkan data ke
SICM, Sementara lampu menyala merah.
(9) SICM mendapatkan durasi waktu
penyiraman truk dari database sesuai ID
truk.
(10) SICM membuka katup untuk memuat
air ke truk pada jeda waktu tertentu (dalam
hal ini 3 detik) setelah sinyal berubah
menjadi hijau, yang memungkinkan truk
masuk.
(11) Secara bersamaan, SICM menentukan
SLM apakah truk berada di stasiun atau tidak
selama waktu penyiraman yang ditentukan
berdasarkan informasi umpan balik dari
pembaca RFID.
(12) Jika truk tidak ada di stasiun, maka
pengeras suara lapangan mengirimkan suara
peringatan kepada pengemudi dan pengawas
lapangan untuk memperbaiki masalah
truk
tersebut.
(13) Jika truk berada di stasiun, maka SICM
menentukan apakah waktu saat ini mencapai
waktu akhir penyiraman.
(14) Jika waktu saat ini gagal mencapai
waktu akhir, maka pemuatan air berlanjut.
(15) Jika waktu saat ini mencapai waktu
akhir, maka penyiraman dihentikan, SICM
mematikan katup, dan lampu sinyal menyala
hijau.
(16) SICM secara otomatis mengirimkan
waktu mulai penyiraman, waktu
keberangkatan truk, dan ID truk ke remote
database melalui GPRS. Kemudian, server
menghitung waktu penyiraman truk yang
sebenarnya.
(17) Server menentukan apakah waktu
penyiraman yang sebenarnya memenuhi
standar atau tidak.
(18) Jika waktu aktual tidak memenuhi
standar, server mengirimkan pesan
peringatan ke PC pemantau (klien IE), serta
ke pemegang PDA.
(19) Klien IE mengekspor informasi
penyiraman untuk pengumpulan statistik dan
menyerahkannya kepada pemilik proyek
untuk kontrol kualitas konstruksi.
5. Pengembangan sistem ACRM
Pada bagian ini, kami akan menjelaskan
bagaimana sepuluh modul sistem ACRM
dikembangkan dan bagaimana fungsi dari
langkah-langkah ACRM tersebut di atas
tercapai.
5.1. SICM
SICM adalah inti dari pemrosesan
data dan kontrol operasi sistem. Single-chip
C8051F340 dikembangkan, yang
terintegrasi dengan tiga relai untuk kontrol
lampu, kontrol katup solenoid, dan kontrol
loudspeaker untuk mencapai fungsi-fungsi
berikut:
(1) Akses informasi tentang ID tag dan ID
truk terkait dengan berkomunikasi dengan
pembaca RFID;
(2) Catat waktu masuk dan keluar truk
menggunakan jam tertanam sesuai dengan
sinyal yang diterima dari RFID pembaca dan
arahkan jam untuk mencatat waktu mulai
penyiraman dan waktu saat ini;
(3) Dapatkan waktu penyiraman yang
dirancang dari database sesuai ke ID truk
melalui WCM, yang akan dijelaskan di
Bagian 5.7;
(4) Kontrol VCM untuk membuka atau
menutup pipa air saat truk tiba atau pergi;
(5) Kontrol SLM untuk menyalakan lampu
merah saat truk masuk atau lampu hijau saat
truk berangkat;
(6) Menganalisis apakah truk berada di
stasiun atau tidak selama waktu penyiraman
yang ditentukan: jika truk berangkat
sebelum waktu yang ditentukan penyiraman
berakhir, aktifkan pengeras suara lapangan
untuk memperingatkan pengemudi dan
pengawas lapangan;
(7) Kirim ID truk, waktu mulai, dan data
waktu akhir penyiraman aktual ke basis data
jarak jauh melalui WCM saat penyiraman
berakhir, yang mana akan dijelaskan lebih
lanjut dalam Bagian 5.7.
Fungsi di atas diprogram pada platform
KeilTM C51 V9.0.
5.2. Modul RFID
Fungsi utama modul RFID adalah untuk
menerima dan mendekode informasi dari tag
RFID. Modul ini terdiri dari sebuah Penulis
tag FN-UHF2181-232, MR6021 jarak
menengah, dan pembacadengan jarak
pengenalan maksimum 8 m. Tag RFID
dipasang kabin truk. Pembaca RFID
terhubung ke SICM melalui Port RS-232.
Prosedur pemrosesan data modul RFID
meliputi hal-hal berikut:
(1) Penulis RFID menulis ID truk,
volume pemuatan (V0), dan
nama kontraktor ke tag RFID
yang terkait dengan setiap truk.
(2) Ketika sebuah truk tiba di area
aktif pembaca RFID, pembaca
RFID memperoleh terus menerus
informasi di atas dari tag RFID
dan kemudian mengirimkannya
ke SICM. Keberangkatan truk
ditunjukkan ketika pembaca tidak
dapat merasakan tag lagi
5.3. ICM
Ketika sebuah truk mencapai
halaman material untuk memuat,
pengemudi menekanunit sakelar
pemuatan untuk mengirim sinyal
ke unit transfer data (DTU) yang
terutama merupakan perangkat
global system of mobil
communication (GSM).[22], seperti
perangkat Siemens MC39i yang digunakan
untuk telepon seluler. Kemudian, DTU
mencatat status truk sebagai pemuatan.
Secara bersamaan, GPS kendaraan
penerima, dengan presisi kurang dari 15 m
dipasang di truk (Tengyu® CNOME-V6.5J),
mendapatkan posisi truk saat ini. Kemudian,
DTU mentransmisikan status truk, posisi
pemuatan, arus truk posisi, dan data ID truk
ke database menggunakan jaringan seluler
GPRS. DTU, penerima GPS, dan unit
sakelar pemuatan semuanya diberi daya oleh
unit tenaga truk. Diagram skematik ICM
ditunjukkan pada Gambar 4. Selain itu,
pengemudi mengaktifkan unit sakelar
pembuangan saat truk adalah dumping
material dam, yang dapat membantu
memantau seluruh proses pengangkutan dan
mengendalikan truk untuk membuang
material yang dimuat di tempat yang benar.
ID truk dan posisi pemuatan digunakan
mengidentifikasi jenis bahan bendungan
yang dimuat di truk
5.4. VCM
VCM termasuk katup solenoida yang
dikendalikan oleh SICM, sebuah pneumatic
katup, katup pneumatik alternatif, dan empat
katup darurat untukperbaikan, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar. 5.
Jenis katup yang sesuai dipilih sesuai untuk
kisaran tekanan air dan diameter pipa.
Dengan menghidupkan atau mematikan
solid-state relay (SSR), SICM
memerintahkan katup solenoid untuk
membuka saat truk masuk dan menutup saat
truk berangkat, yang memungkinkan Sejalan
dengan gas bertekanan tinggi untuk
menghidupkan atau mematikan pneumatic
katup. Dua katup darurat terkait dapat
ditutup untuk pneumatik dan perbaikan
solenoid valve, sedangkan dua lainnya dapat
dibuka untuk pengalihan air. Katup kupu-
kupu pneumatik alternatif berfungsi sebagai
katup pengganti untuk kontrol aliran dalam
mode operasi manual.
5.5. SLM
Lampu sinyal digunakan untuk
memandu pengemudi untuk masuk
atau keluar stasiun pengairan. Lampu
merah menyala saat truk memasuki
stasiun dan penyiraman dimulai,
sedangkan lampu hijau menyala di
akhir penyiraman ketika suplemen
air mencapai yang ditetapkan
standar. Jadi, lampu merah
menunjukkan bahwa ada truk yang
menyiram di stasiun, dan truk lain
yang datang harus menunggu di luar
stasiun urutan kronologis.
Berdasarkan ID truk yang diterima
oleh modul RFID, ekstrak SICM
durasi penyiraman yang dirancang
truk ini dari database dan
menentukan waktu keberangkatan
truk. Berdasarkan truk masuk dan
waktu keberangkatan, SICM
 mengontrol pengaktifan atau
penonaktifan sinyal lampu melalui
SSR.
5.6. Modul peringatan lokasi
kerja Modul peringatan lokasi kerja
terdiri dari loudspeaker DC 12 V 15
W dan modul koneksi antara
loudspeaker dan SICM. Kapan
suplemen air untuk truk tertentu
gagal
memenuhi yang ditetapkan standar, SICM
mengirimkan sinyal melalui SSR untuk
mengaktifkan loudspeaker dengan suara
peringatan keras.
5.7. WCM
WCM pada dasarnya adalah DTU
yang dipasang di setiap kabin truk
dan mengubah data antara server dan
SICM melalui jaringan GPRS.
Setelah DTU dihidupkan, secara
otomatis terhubung ke program
layanan data di server melalui
jaringan GPRS berdasarkan alamat
IP dan pelabuhan program. Dengan
koneksi ini, data, termasuk ID truk,
waktu penyiraman awal, dan waktu
keberangkatan sebenarnya dari
SICM dikirim ke server dan
kemudian disimpan di remote
database. Di sisi lain, SICM
memerintahkan DTU untuk
mengirimkan informasi, termasuk ID
truk penyiraman dan permintaan
penyiraman yang dirancang durasi
truk, untuk program. Berdasarkan ID
truk, program memperoleh durasi
penyiraman yang sesuai dari
database dan mengirimkannya ke
DTU. Kemudian, data ditransfer ke
SICM melalui Koneksi RS232 untuk
penggunaan lebih lanjut, seperti
penentuan durasi waktu penyiraman
dan kontrol lampu sinyal dan katup
pipa. Gambar 6 menunjukkan
prosedur komunikasi data nirkabel
tersebut di atas
5.8. Database dan server
aplikasi
Kami menggunakan database kelas
perusahaan, SQL Server 2005 en terprise
version, untuk manajemen data. Program
aplikasi dari server termasuk database,
perhitungan dan analisis, dan modul umpan
balik.
(1) Modul basis data menjalankan
penerimaan data, penyimpanan data,dan
komunikasi data antara database, klien
IE,dan SICM.
(2) Modul perhitungan dan analisis meliputi
sub modul untuk dam-material definition
(DMD) dan sub-modul untuk perhitungan
waktu penyiraman (WTC). Sub-modul
DMD menentukan jenis material bendungan
masing-masing truk sedang memuat. Untuk
mencapai fungsi ini, kami membuat peta tata
letak digital pekarangan material bendungan
menggunakan perangkat lunak GIS
komersial MapInfo MapX V4.5. Gambar 7
menunjukkan pemuatan, pengangkutan, dan
pembuangan truk material bendungan pada
peta digital. Berdasarkan posisi pemuatan
truk diperoleh dari penerima GPS dan peta
tata letak, kita dapat menentukan halaman
material mana posisi itu milik dan kemudian
tentukan jenisnya bahan bendungan yang
terkait dengan pekarangan tertentu. Sub-
modul WTC menghitung waktu penyiraman
yang dirancang setiap truk. Menurut jenis
bahan
bendungan ditentukan oleh sub-modul
DMD, kadar air alami (ω0) daribahan dapat
diperoleh dari database, yang menyimpan
data dikumpulkan dari uji lapangan dan
PDA, dan kemudian rasio air menambah
volume ke volume pemuatan truk (α)
menggunakan standar yang ditetapkan
(diilustrasikan dalam Tabel 1) dapat
didefinisikan. Selain itu, volume truk V0
dapat ditentukan berdasarkan ID truk
diperoleh dari modul RFID. Akhirnya,
durasi penyiraman bias dihitung
menggunakan Persamaan. (1) dan (2).
Hasilnya juga akan disimpan di data.
(3) Modul umpan balik menentukan apakah
suplemen air yang diberikan oleh truk
penyiraman memenuhi standar yang
ditetapkan atau tidak. Jika standar tidak
terpenuhi, modul akan menyiarkan secara
otomatis pesan peringatan ke klien IE pada
PC pemantauan di lokasi kerja dan secara
bersamaan mengirim pesan teks ke PDA
yang dipegang oleh insinyur kontrol kualitas
menggunakan layanan pesan singkat (SMS)
[22] melalui perangkat GSM yang
dikendalikan oleh server.
5.9. modul PDA
Modul PDA melakukan dua fungsi. Salah
satunya adalah pengumpulan kadar air alami
material bendungan secara tepat waktu dari
uji lapangan di pekarangan material. Kami
memilih ponsel Dopod® Touch HD,
tertanam dengan sistem operasi Windows
Mobile®, sebagai perangkat PDA dan
mengembangkan modul fungsi yang disiarkan oleh server menggunakan
pengumpulan data menggunakan SMS, didukung oleh penyedia layanan
VisualStudio® 2008. Fungsi lain dari modul telekomunikasi—China Mobile®.
PDA adalah menerima pesan peringatan

5.10. Klien IE pada pemantauan PC di Cina. Tiga berbeda jenis bahan

bendungan yaitu, kerikil kasar, batuan-I dan
Klien IE pada pemantauan PC dari sistem
batuan-II, diangkut dari enam pekarangan
ACRM dikembangkan menggunakan JAVA
material, membutuhkan tambahan air di luar
Script dan C#. Klien IE melakukan fungsi
zona kerja bendungan untuk memastikan
menerima pesan peringatan, menanyakan
efektivitas pemadatan. Lebih dari 150 truk
informasi penyiraman, dan analisis statistik
dengan volume muat 10, 14, dan 18 m3
penyiraman. Gambar 8 menunjukkan
digunakan untuk mengangkut bahan-bahan
bagaimana supervisor engineer memantau
ini selama periode konstruksi yang intens.
truk penyiraman dari jarak jauh
Itu Sistem ACRM diterapkan pada proyek
menggunakan klien IE di PC.
sebagai salah satu kontrol kualitas peralatan.
6. Studi kasus Gbr. 9 menunjukkan rute truk yang melewati

6.1. Deskripsi aplikasi stasiun pengairan yang dapat dipindahkan di

Bendungan NZD, yang saat ini sedang daerah hilir bendungan. Satu lagi terletak di

dibangun, terletak di Yunnan Provinsi, Cina. hulu bendungan area untuk truk pengairan

Ini adalah bendungan urukan batu tertinggi yang membawa material yang relevan ke
hulu zona kerja. Tag RFID dan ICM
dipasang di setiap truk, sebagai tambahan,
SICM, VCM, SLM, modul peringatan lokasi
kerja dan pembaca RFID dipasang di stasiun
penyiraman yang dapat dipindahkan.
Database, server aplikasi dan PC
bahan, seperti ditunjukkan pada Tabel 1,
ditetapkan oleh insinyur kontrol kualitas.
pemantauan terletak di gedung kantor
insinyur pengawasan, sekitar 20 km jauhnya
dari tempat kerja; dan PDA dipegang oleh
insinyur pengawasan di tempat kerja.
Berdasarkan hasil uji pemadatan, standar
untuk rasio suplemen air dari tiga jenis
Menurut parameter sebenarnya dari pipa air,
tekanan air, dan volume muatan truk, durasi
penyiraman untuk masing-masing jenis
material dan truk dapat ditentukan dengan Penyelesaian pemadatan digunakan secara
Persamaan. (1) dan (2). Hasil,seperti yang luas untuk mencerminkan efisiensi
ditunjukkan pada Tabel 1, disimpan dalam pemadatan. Penurunan pemadatan yang
database untuk digunakan lebih lanjut. lebih besar, sifat material bendungan yang
Tabel 2 menunjukkan hasil penyiraman truk lebih baik, seperti kerapatan kering dan
pada bulan Mei 2010, yang menunjukkan porositas, akan tercapai.
kontrol yang sangat baik dari suplemen air
Untuk menganalisis efisiensi sistem ACRM,
yang cukup sesuai dengan tingkat kelulusan.
kami membandingkan penyelesaian
Tingkat adalah rasio dari jumlah truk air
pemadatan unit kerja di zona urugan batu
memenuhi standar untuk jumlah total truk
kasar II pada bulan April dan Mei 2010.
air. Itu 98,7% dari total 61.366 truk, bukan
Sistem ini tidak digunakan selama bulan
kurang dari 85% dengan proses penyiraman
April, tetapi sudah digunakan di bulan Mei.
manual untuk truk yang berangkat
Baik April maupun Mei tidak jatuh pada
sebelumnya ujung penyiraman yang
musim hujan dan memiliki curah hujan dan
ditentukan. Selain itu, empat pekerja yang
suhu yang kurang lebih sama. Bahan
digunakan sebelumnya untuk
bendungan berasal dari halaman material
mengoperasikan proses penyiraman pada
yang sama; dengan demikian, sifat fisika dan
dua kali penyiraman stasiun dikurangi untuk
mekanika materi hampir sama. Lift
proses yang dikendalikan secara otomatis
ketebalan dan ketebalan dipadatkan yang
oleh sistem ACRM, dan diperkirakan lebih
sesuai diamati dari 24 satker di bulan April
dari 10.000 m3 air untuk menghindari
dan 22 satker di bulan Mei. Rasio rata-rata
pemborosan pada bulan Mei untuk kontrol
(R) dari penurunan pemadatan didefinisikan
pembukaan katup yang tepat atau
sebagai
penutupan. Selanjutnya, kualitas pemadatan
bahan bendunganditingkatkan karena R ¼ Xn saya¼1 CSi LTi =n; CSi ¼

kontrol yang lebih baik dari proses LTi−CTi; saya ¼ 1; 2;…; N Dimana n

penyiraman, yang dijelaskan dalam dua sub- adalah jumlah unit kerja dan CSi, LTi, dan

bagian berikutnya CTi adalah penurunan pemadatan, ketebalan

angkat, dan ketebalan pemadatan unit kerja
i, masing-masing.
6.2. Efisiensi penyelesaian pemadatan
Gambar. 10 dan 11 menunjukkan
perbandingan penyelesaian pemadatan dan
rasio yang sesuai di bawah ada atau tidak
adanya sistem ACRM. Rata-rata
penyelesaian pemadatan seluruh unit kerja
adalah 7,48 cm di bulan April, sedangkan di
bulan Mei adalah 8,61 cm. R adalah 6,60%
masuk April dan 7,66% di bulan Mei. Hasil
ini menunjukkan bahwa material bendungan
dari zona urugan batu kasar II disiram penuh
setelah implementasi sistem ACRM pada
bulan Mei; dengan demikian,
penyelesaiannya lebih besar dari mereka di
bulan April, yang mengarah pada sifat
material bendungan yang lebih baik.
6.3. Efisiensi sifat material bendungan
Efisiensi sistem ACRM juga dibuktikan
dengan peningkatan sifat material
bendungan yang dipadatkan, termasuk
kerapatan kering, kadar air, dan porositas.
Tabel 3 daftar data yang diukur dari lubang
uji dalam dua bulan tersebut di atas. Itu
menunjukkan bahwa rata-rata nilai kadar air,
porositas, dan kerapatan kering bahan
bendungan pada bulan Mei semuanya
meningkat dibandingkan dengan pada bulan
April, lebih lanjut menunjukkan bahwa
material rock-fill zone II dipadatkan dengan
baik menggunakan ACRM sistem,
kemungkinan besar karena kontrol yang
lebih baik dari suplemen air untuk bahan
bendungan.
6
.2. Efisiensi penyelesaian pemadatan
Penyelesaian pemadatan digunakan
secara luas untuk mencerminkan efisiensi
pemadatan. Penurunan pemadatan yang
lebih besar, sifat material bendungan yang
lebih baik, seperti densitas kering dan
porositas, akan tercapai. Untuk menganalisis
efisiensi sistem ACRM, kami
membandingkan penyelesaian pemadatan
unit kerja di zona isian batu kasar II pada
bulan April dan Mei 2010. Sistem ini tidak
digunakan selama bulan April, tetapi
digunakan pada bulan Mei. Baik April dan
Mei tidak jatuh pada musim hujan dan
memiliki curah hujan dan suhu yang kurang
lebih sama. Material bendungan berasal dari
pekarangan material yang sama; dengan
demikian, sifat fisik dan mekanik material
hampir sama. Ketebalan lift dan ketebalan
pemadatan yang sesuai diamati dari 24
satker di bulan April dan 22 satker di bulan
Mei. Rasio rata-rata (R¯) dari penyelesaian
pemadatan didefinisikan sebagai
Dimana n adalah jumlah unit kerja dan CSi,
LTi, dan CTi masing-masing adalah
penurunan pemadatan, ketebalan lapisan
angkat, dan ketebalan pemadatan unit kerja
i.
Gambar. 10 dan 11 menunjukkan
perbandingan penyelesaian pemadatan dan
rasio yang sesuai di bawah ada atau tidaknya
sistem ACRM. Rata-rata penurunan
pemadatan seluruh unit kerja adalah 7,48 cm
pada bulan April, sedangkan pada bulan Mei
sebesar 8,61 cm. R¯ adalah 6,60% di April
dan 7,66% di bulan Mei. Hasil ini
menunjukkan bahwa material bendungan
dari zona isian batuan kasar II tergenang air
penuh setelah penerapan sistem ACRM pada
bulan Mei; dengan demikian, penurunannya
lebih besar daripada di bulan April, yang
menyebabkan sifat material bendungan lebih
baik.
lebih baik.
6.3. Efisiensi sifat material bendungan
Efisiensi sistem ACRM juga dibuktikan
dengan peningkatan sifat material
bendungan yang dipadatkan, termasuk
densitas kering, kadar air, dan porositas.
Tabel 3 mencantumkan data pengukuran
lubang uji dalam dua bulan tersebut. Ini
menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar air,
porositas, dan densitas kering dari bahan
bendungan pada bulan Mei semuanya
meningkat dibandingkan dengan pada bulan
April, lebih lanjut menunjukkan bahwa
bahan zona pengisian batuan II dipadatkan
dengan baik menggunakan sistem ACRM,
kemungkinan besar karena kontrol yang
lebih baik dari suplemen air untuk bahan
bendungan.
7. Kesimpulan
Untuk mengatasi kekurangan dari proses
penyiraman manual konvensional, termasuk
tenaga kerja intensif, pemborosan air dan
kontrol kualitas yang sulit, metode ACRM
untuk operasi penyiraman truk dalam
konstruksi bendungan tanah-batuan telah
diusulkan, dan sistem perangkat keras dan
perangkat lunak yang sesuai telah diusulkan.
telah dikembangkan dengan
mengintegrasikan teknologi seperti RFID,
GPS, GPRS dan PDA. Aplikasi dari
metode yang diusulkan untuk proyek
Bendungan NZD menunjukkan bahwa
sistem dapat menerapkan kontrol otomatis
dan presisi, memantau penyiraman truk dari
jarak jauh, dan menyesuaikan volume
suplemen air secara berkala berdasarkan
perubahan kandungan air alami bahan
bendungan dan pada volume pemuatan truk
yang berbeda. Sistem yang diusulkan
memastikan bahwa penyiraman truk
memenuhi standar kualitas yang ditetapkan
dan mewujudkan standarisasi konstruksi
bendungan tanah-batuan untuk menghindari
pengaruh kesalahan manusia atau intervensi
manajemen yang ekstensif, dan juga
menghemat tenaga kerja dan sumber daya
air. Selain itu, studi kasus dunia nyata
membuktikan bahwa sistem dapat
memberikan manfaat besar dalam
meningkatkan efisiensi pemadatan untuk
mencapai penyelesaian pemadatan yang
lebih besar dan sifat material bendungan
yang lebih baik dan, pada akhirnya,
meningkatkan kualitas pemadatan. Dalam
studi ini, kami telah menggunakan penerima
GPS kendaraan dengan presisi kurang dari
15 m, yang dapat menyebabkan
kebingungan dalam menentukan jenis
material bendungan yang tepat jika dua
pekarangan material terletak sangat
dekat.Jika anggaran tersedia, masalah ini
beberapa cara, seperti menggunakan
penerima GPS dengan presisi lebih tinggi
atau menggunakan teknologi GPS RTK.
Terima kasih
Penelitian ini didukung sebagian oleh
Foundation for Innovative Research Groups
of the National Natural Science Foundation
of China (No. 51021004), oleh National
Science Foundation of China (No.
51079096), dan Program for New Century
Excellent Talents in Universitas (NCET-08-
0391).
Referensi
[1] V. Ferber, JC Auriol, YJ Cui, JP
Magnan, Pada potensi pembengkakan
lempung plastisitas tinggi yang dipadatkan,
Teknik Geologi 104 (3–4) (2009) 200–210.
[2] H. Cetin, M. Fener, M. Söylemez, O.
Günaydin, Perubahan struktur tanah selama
pemadatan tanah kohesif, Teknik Geologi 92
(2007) 38–48.
dapat diselesaikan dengan
[3] DA Alao, Geology and engineering
properties of laterit from Ilorin, Nigeria,
Engineering Geology 19 (2) (1983) 111–
118. [4] H. Cetin, M. Laman, A. Ertunç,
Masalah permukiman dan slaking di
bendungan urukan batu terbesar keempat di
dunia, Bendungan Ataturk di Turki, Geologi
Teknik 56 (3–4) (2000) 225–242.
[5] IOWRAHR (IWHR), D/T5129-2001-
Spesifikasi untuk konstruksi bendungan
timbunan tanah yang digulung, China
Electric Power Press, Beijing, China, 2001.
(dalam bahasa China).
[6] K. Domdouzis, B. Kumar, C. Anumba,
Aplikasi identifikasi frekuensi radio (RFID):
pengantar singkat, Teknik Lanjutan
Informatika 21 (4) (2007) 350–355. Tabel 3
Perbandingan hasil pit test bulan April dan
Mei 2010. Waktu Jumlah lubang Berarti
kelembaban isi (%) Rata-rata berat jenis
kering (g/cm3) Arti dari porositas (%)
Mungkin April 10 9 1.45 0,93 2.196 2.183
19.742 19.955 Rasio Penyelesaian (R)
Penurunan pemadatan / m 80 D. Liu dkk. /
Otomasi dalam Konstruksi 30 (2013) 70–80
[7] EJ Jaselskis, MR Anderson, CT Jahren,
Aplikasi identifikasi frekuensi radio dalam
industri konstruksi, Jurnal Teknik dan
Manajemen Konstruksi 121 (2) (1995) 189–
196.
[8] CH Ko, sistem pemeliharaan gedung
berbasis RFID, Otomasi dalam Konstruksi
18 (3) (2009) 275–284.
[9] EJ Jaselskis, T. El-Misalami,
Menerapkan identifikasi frekuensi radio
dalam proses konstruksi, Jurnal Teknik dan
Manajemen Konstruksi 129 (6) (2003) 680–
688.
[10] W. Lu, GQ Huang, H. Li, Skenario
penerapan teknologi RFID dalam
manajemen proyek konstruksi, Otomasi
dalam Konstruksi 20 (2) (2011) 101–106.
[11] PM Goodrun, MA McLaren, A. Durfee,
Penerapan teknologi identifikasi frekuensi
radio aktif untuk pelacakan alat di lokasi
pekerjaan konstruksi, Otomasi dalam
Konstruksi 15 (3) (2006) 292–302.
[12] S. Chae, T. Yoshida, Penerapan
teknologi RFID untuk pencegahan
kecelakaan tabrakan dengan alat berat,
Otomasi dalam Konstruksi 19 (3) (2010)
368–374.
[13] Navon, Penelitian dalam pengukuran
otomatis indikator kinerja proyek, Otomasi
dalam Konstruksi 16 (2) (2007) 176–188.
[14] LC Wang, Meningkatkan pemeriksaan
kualitas konstruksi dan manajemen
menggunakan teknologi RFID, Otomasi
dalam Konstruksi 17 (4) (2008) 467–479.
[15] GW Robert, AH Dodson, V.
Ashkenazi, Global positioning system aided
construction plant control and guidance,
Automation in Construction 8 (5) (1999)
589–595.
[16] F. Peyret, D. Bétaille, G. Hintzy,
Aplikasi GPS presisi tinggi di bidang
pemosisian peralatan waktu nyata, Otomasi
dalam Konstruksi 9 (3) (2000) 299–314.
[17] R. Navon, E. Goldschmidt, Y.
Shpatnitsky, Sebuah konsep yang
membuktikan prototipe kontrol pemindahan
tanah otomatis, Otomasi dalam Konstruksi
13 (2) (2004) 225–239.
[18] JL Briaud, J. Seo, Intelligent
Compaction: Overview and Research Needs,
dalam: Texas A&M University, College
Station, 2003, hlm. 1–84.
[19] R. Anderegg, DA von Felten, K.
Kaufmann, Pemadatan Pemadatan
menggunakan pemadat tanah cerdas,
GeoCongress 2006: Rekayasa Geoteknik di
Era Teknologi Informasi, Atlanta, 2006.
[20] A. Sandstrom, JC Pettersson, Intelligent
systems for QA/QC in soil compaction, in:
83rd Annual Transportation Research Board
Meeting, 2004, hlm. 1–17.
[21] MJ Thompson, DJ White, Kalibrasi
lapangan dan analisis spasial pengukuran
teknologi pemantauan pemadatan, Jurnal
Dewan Riset Transportasi 2007 (2004) 69–
79. [22] M. Lu, W. Chen, X. Shen, HC Lam,
J. Liu, Menempatkan dan melacak
kendaraan konstruksi di daerah perkotaan
yang sangat padat dan lokasi konstruksi
bangunan, Otomasi dalam Konstruksi 16 (5)
(2007) 647–656 .
[23] E. Ergen, B. Akinci, R. Sacks,
Pelacakan dan penempatan komponen di
tempat penyimpanan pracetak menggunakan
teknologi identifikasi frekuensi radio dan
GPS, Otomasi dalam Konstruksi 16 (3)
(2007) 354–367.
[24] DH Zhong, B. Cui, DH Liu, Penelitian
teoretis tentang pemantauan real-time
kualitas konstruksi dan integrasi sistem
bendungan urugan batuan inti, Science in
China (Seri E: Ilmu Teknologi) 52 (11)
(2009) 3406–3412.
[25] D. Zhong, DH Liu, B. Cui, Pemantauan
kualitas pemadatan real-time bendungan
timbunan batu berinti tinggi, Science China
—Ilmu Teknologi 54 (7) (2011) 1906–1913.
[26] B. Ghribi, L. Logrippo, Pengertian
GPRS: layanan radio paket GSM, Jaringan
Komputer 34 (5) (2000) 763–779.
[27] AL Simon, SF Korom, Hidrolika,
Simon Publications Inc., Phoenix, 2002.
[28] YS Kim, SW Oh, YK Cho, JW Seo,
PDA dan sistem terintegrasi web nirkabel
untuk inspeksi kualitas dan manajemen cacat
proyek perumahan apartemen, Otomasi
dalam Konstruksi 17 (2) (2007) 163-179
c