Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Fakultas Hukum

Universitas Sam Ratulangi Lex Privatum Vol.XII/No.1/jul/2023

PERJANJIAN KERJASAMA PEMBELIAN CENGKEH ANTARA PETANI DENGAN


PERUSAHAAN ROKOK DITINJAU DARI KUHPERDATA

Yosua S.R.Woy.,
Rudolfwoy@gmail.com
Hendrik Pondaag., Ronny Sepang.,
Hendrikpondaag@unsrat.ac.id

Abstrak Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945).


Perjanjian kerjasama adalah suatu perjanjian yang Adanya aturan hukum dalam suatu negara
dibuat antara dua pihak atau lebih untuk bekerja merupakan unsur yang sangat penting. Suatu
sama dalam mencapai tujuan bersama. Tujuan dari aturan hukum mempunyai peran yang sangat
perjanjian kerjasama antara pihak-pihak adalah penting, yaitu berperan dalam menjamin
untuk saling menguntungkan dan mencapai tujuan terciptanya keamanan, ketentraman,
bersama. Perjanjian kerjasama pembelian cengkeh kenyamanan, keadilan serta kepastian hukum
antara petani dengan perusahaan rokok dapat bagi seluruh lapisan masyarakat. Terdapat
ditinjau dari perspektif hukum perdata di sebuah adagium yang pastinya sudah tidak
Indonesia, termasuk dalam kerangka asing lagi ditelinga para praktisi hukum, yaitu
KUHPERDATA dan membertimbangkan adagium yang berbunyi “ubi societas ibi ius”,
beberapa pasal yang relevan yakni : Pasal 1313
yang mana dalam bahasa Indonesia adagium
KUHPERDATA, Pasal 1320 KUHPERDATA,
Pasal 1450 KUHPERDATA, dan Pasal 1543 tersebut berarti bahwa dimana ada masyarakat
KUHPERDATA. Melalui peninjauan perjanjian disana ada hukum. Hal tersebut menunjukkan
kerjasama pembelian cengkeh dari perspektif bahwa hukum dan masyarakat mempunyai
hukum perdata berdasarkan KUHPERDATA, suatu keterkaitan yang sangat erat.
diharapkan dapat memberikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang aspek hukum yang terkait Manusia dalam menjalankan
dengan perjanjian tersebut. Hal ini dapat kehidupannya mempunyai kebutuhan yang
membantu mewujudkan kerjasama yang adil, beragaman. Dalam upaya memenuhi
berkeadilan, dan sesuai dengan ketentuan hukum kebutuhan yang beragam, manusia tidak dapat
perdata yang berlaku di Indonesia. terlepas dari sifat sosialnya, yaitu berada dalam
suatu kelompok tertentu dan saling
Tujuan dari penelitian ini adalah :
membutuhkan satu sama lainnya. Dalam
1. Untuk mengetahui keabsahan perjanjian
kehidupan masyarakat, terdapat suatu interaksi
jual beli cengkeh antara petani dan
yang dilakukan oleh masyarakat yang satu
perusahaan rokok.
dengan masyarakat yang lainnya. Setiap
2. Untuk mengetahui bagaimana pembuktian
masyarakat membutuhkan suatu interaksi
perjanjian bila terjadi wanprestasi jual beli
dengan orang lain agar dapat memenuhi
cengkeh antara petani dan perusahaan
kebutuhan hidupnya yang beragam. Adapun
rokok.
salah satu contoh interaksi yang dilakukan oleh
masyarakat tersebut adalah melakukan suatu
Kata Kunci : Keabsahan perjanjian, Kesepakatan,
KUHPerdata, Perjanjian jual beli. kegiatan bisnis seperti jual beli, sewa
menyewa, dan lain sebagainya. Berkaitan
PENDAHULUAN dengan kegiatan jual beli diatur dalam Kitab
A. Latar Belakang Undang-Undang Hukum Perdata
Negara Indonesia adalah negara hukum, (KUHPerdata), tepatnya diatur pada Bab V,
pernyataan tersebut tertuang dalam Pasal 1 Buku ke III yang mengatur mengenai perikatan
ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara (verbintenissen), sehingga dapat dikatakan
bahwa jual beli adalah suatu perjanjian.
Perjanjian jual beli merupakan suatu perjanjian
yang bertimbal balik, yang mana terdapat dua

Yosua S.R.Woy
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Privatum Vol.XII/No.1/jul/2023

pihak, yaitu pihak penjual dan pihak pembeli. perjanjian jual beli secara lisan dengan
Perjanjian jual beli dikatakan sebagai perusahaan rokok yang ada di Sulawesi Utara.
perjanjian bertimbal balik karena di satu sisi Jika memasuki musim panen cengkeh, maka
(pihak penjual) memberikan suatu janji untuk dapat dijumpai banyak transaksi jual beli
melakukan penyerahan barang dan di sisi lain cengkeh. Perjanjian jual beli cengkeh adalah
(pihak pembeli) memberikan janji untuk perjanjian yang terjadi antara para petani
membayarkan sejumlah harga sesuai dengan cengkeh dengan para pembeli cengkeh, yang
kesepakatan antara kedua belah pihak. mana transaksi jual beli tersebut dilakukan
Transaksi jual beli secara lisan banyak secara lisan. Kegiatan jual beli cengkeh pada
dilakukan oleh masyarakat, khususnya umumnya dilakukan pada saat cengkeh telah
masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan dipanen. Setelah proses panen, cengkeh dapat
dengan mayoritas penduduk bekerja dibidang dikeringkan terlebih dahulu. Selain itu,
pertanian dan perkebunan. Masyarakat yang cengkeh juga dapat dijual secara langsung,
tinggal di daerah pedesaan umumnya bekerja yang biasanya disebut cengkeh basah.
dibidang pertanian dan perkebunan. Hasil Terdapat perbedaan harga antara cengkeh
pertanian atau perkebunan tersebut biasanya basah (mengandung kadar air) dengan cengkeh
dijual secara lisan tanpa adanya bukti tertulis. yang telah kering. Cengkeh basah mempunyai
Pertanian di Indonesia khususnya di harga yang lebih murah dibandingkan dengan
Sulawesi Utara merupakan sektor yang paling cengkeh yang telah kering. Transaksi jual beli
penting, dimana penduduknya sebagian besar cengkeh basah banyak ditemukan saat musim
adalah petani atau mata pencahariannya adalah panen cengkeh tiba. Terdapat beberapa
dengan bertani. Hal tersebut ditunjukkan permasalahan yang muncul terkait dengan
dengan banyaknya jumlah penduduk yang perjanjian jual beli cengkeh yang dilakukan
bekerja pada sektor pertanian. Penurunan secara lisan. Berkaitan dengan transaksi jual
sumbangan sektor pertanian salah satunya beli cengkeh yang hanya dilakukan secara
disebabkan oleh permasalahan yang terjadi lisan, terdapat suatu ketidakjelasan mengenai
dalam kegiatan pertanian. Permasalahan batasan hak dan kewajiban para pihak dalam
tersebut, antara lain dalam hal permodalan perjanjian jual beli tersebut. Dalam perjanjian
petani. Salah satu sektor pertanian yang dapat lisan jual beli cengkeh tidak terdapat suatu
dikembangkan adalah tanaman cengkeh, bukti tertulis, sehingga berpengaruh pada
dimana sentra usaha pertanian cengkeh ketidakjelasan batasan hak dan kewajiban para
merupakan salah satu usaha pertanian yang pihak dalam melakukan perjanjian jual beli
pernah menjadi unggulan bagi petani.1 cengkeh. Selain itu, dalam pelaksanaan
Cengkeh pernah menjadi komoditi perjanjian lisan tersebut terdapat
ekspor oleh pemerintah, serta memberikan permasalahan, yaitu salah satu pihak telah
peluang ekonomi yang besar bagi petani. menunaikan kewajiban yang disepakati
Lonjakan harga cengkeh terjadi saat kebutuhan bersama, akan tetapi kewajiban tersebut tidak
industri cengkeh semakin tinggi. Harga tinggi dapat berjalan dengan sempurna, dikarenakan
membuat petani beramai-ramai untuk bertani adanya faktor alam ataupun faktor lainnya
pada usaha cengkeh. Puncak kejayaan para diluar perkiraan para pihak. Sehingga dengan
petani cengkeh terjadi pada dekade 1950-an adanya kewajiban yang tidak berjalan dengan
hingga 1970-an, harga 1 kg cengkeh setara sempurna dapat menimbulkan kerugian bagi
dengan harga 1gr emas pada masa itu.2 salah satu pihak. Adapun permasalahan terkait
Dalam hal memasarkan hasil dengan transaksi jual beli cengkih yang dibuat
pertaniannya dalam hal ini cengkeh, petani secara lisan, salah satunya adalah bunga
cengkeh di Sulawesi Utara melakukan cengkeh yang diperjanjikan mengalami gagal

1
Mubyarto, 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi http://www.litbang.pertanian.go.id/special/publi
Pertanian. Jakarta : Pustaka LP3ES, hlm. 7 kasi/doc_perkebunan/cengkeh/cengkeh-bagian.
2
Prastowo, 2007. Prospek dan Arah
Pengembangan Agribisnis Cengkeh.

Yosua S.R.Woy
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Privatum Vol.XII/No.1/jul/2023

panen atau jatuh pada saat masih muda. menyulitkan keuangan PT Djarum yang
Berkaitan dengan perjanjian jual beli, telah hampir menutup PB Djarum miliknya.
diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perjanjian kerjasama antara Perusahaan Rokok
Perdata (KUHPerdata). Pengertian jual beli dan petani Cengkeh harus menguntungkan
diatur dalam ketentuan Pasal 1457 Kitab kedua belah pihak, dimana peristiwa monopoli
Undang-Undang Hukum Perdata seperti pada masa lalu tidak akan terjadi lagi.
(KUHPerdata). Berdasarkan ketentuan Pasal Pembinaan produksi cengkih Petani agar
1457 KUHPerdata, jual beli merupakan suatu sesuai dengan standard Industri sehingga
persetujuan, dengan mana pihak yang satu berdampak pada kepastian pasar, harga jual,
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu dan memperpendek rantai perdagangan
kebendaan dan pihak yang lainnya membayar cengkih sehingga ikut mensejahterakan harga
sejumlah harga yang telah dijanjikan. Dengan di tingkat petani cengkeh di sulut.
memperhatikan pengertian jual beli tersebut,
maka dapat diketahui bahwa ada kewajiban B. Rumusan Masalah
yang dibebankan kepada para pihak. Berdasarkan latar belakang di atas, maka
Kewajiban yang pertama adalah kewajiban rumusan masalah yang diangkat dalam skripsi
pihak penjual menyerahkan barang yang ini, yaitu:
dijualnya kepada pihak pembeli. Sedangkan 1. Bagaimana keabsahan perjanjian jual
kewajiban yang kedua adalah kewajiban beli cengkeh antara petani dan
pembeli membayar harga barang sesuai perusahaan rokok menurut
dengan kesepakatan harga kepada penjual. KUHPerdata?
Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh, 2. Bagaimana pembuktian perjanjian bila
disingkat BPPC merupakan salah satu lembaga terjadi wanprestasi jual beli cengkeh
yang pernah terlibat dalam bisnis cengkih di antara petani dan perusahaan rokok?
Indonesia. Sepanjang keberadaannya, lembaga
yang penuh kontroversi dengan monopolinya C. Tujuan Penulisan
ini terkait dengan salah satu putra Presiden Penulisan skripsi ini mempunyai tujuan, yaitu:
Soeharto, Hutomo Mandala Putra (Tommy).3 1. Untuk mengetahui keabsahan
Awalnya, para petani memang terbantu, perjanjian jual beli cengkeh antara
ketika harga cengkih mereka dibeli sesuai petani dan perusahaan rokok.
yang dijanjikan. Akan tetapi, kemudian 2. Untuk mengetahui bagaimana
mereka makin banyak menanam dan pembuktian perjanjian bila terjadi
menghasilkan cengkih karena tawaran harga wanprestasi jual beli cengkeh antara
yang stabil, sementara pabrik kretek yang petani dan perusahaan rokok.
dirugikan kemudian mengurangi penggunaan
cengkih mereka atau memaksimalkan stok D. Manfaat Penelitian
yang ada. Belum lagi masalah beberapa pabrik Penulisan skripsi ini mempunyai manfaat,
kretek yang bisa membeli di luar BPPC karena yaitu:
korupsi pengelolaannya di daerah penghasil 1. Secara teoritis, penulisan skripsi ini
kretek. Nyatanya, akhirnya petani merugi diharapkan dapat menambah
banyak dari keberadaan BPPC. Pertanian pengetahuan mengenai keabsahan
cengkih yang pernah menyejahterakan petani perjanjian yang dilakukan oleh petani
cengkih dan makmur pra-BPPC, justru dengan perusahaan rokok serta
membuat mereka miskin. Bahkan, kehadiran bagaimana pembuktikan perjanjian
BPPC dinilai beberapa kalangan ikut bila terjadi wanprestasi antara petani
memengaruhi hampir bangkrutnya salah satu cengkeh dengan perusahaan rokok.
pabrik rokok terbesar saat itu, Bentoel, dan

3
emasaran_Cengkeh, diakses 3 Juli 2023 pukl
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Penyangga_dan_P 19.31Wita

Yosua S.R.Woy
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Privatum Vol.XII/No.1/jul/2023

2. Secara praktis, penulisan skripsi ini  BAB III PEMBAHASAN, yang terdiri
diharapkan dapat memberikan dari Keabsahan Perjanjian Jual Beli
kontribusi ilmiah dalam mengkaji Cengkeh Antara Petani Dan Perusahaan
pertanggungjawaban para pihak dalam Rokok menurut KUHPerdata dan
perjanjian lisan. Pembuktian Perjanjian Bila Terjadi
Wanprestasi Jual Beli Cengkeh Antara
Petani Dan Perusahaan Rokok
E. Metode Penelitian  BAB IV PENUTUP, yang terdiri dari
Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi Kesimpulan dan Saran.
ini adalah penelitian dengan pendekatan  DAFTAR PUSTAKA
yuridis normatif. Pendekatan yuridis normatif,
yaitu penelitian hukum dengan cara meneliti TINJAUAN PUSTAKA
bahan kepustakaan (library research). 4
Penelitian dilakukan dengan menelusuri A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian
peraturan-peraturan dan literatur-literatur yang Menurut KUHPerdata
berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum 1. Pengertian Perjanjian
yang mempunyai otoritas. Bahan-bahan Pengertian Perjanjian diatur di dalam Pasal
hukum primer terdiri dari peraturan 1313 KUHPerdata. Pasal 1313 KUHPerdata
perundang-undangan dan putusan-putusan menyatakan “suatu perjanjian adalah suatu
hakim. Bahan hukum primer yang digunakan perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
penulis dalam penulisan skripsi ini, yaitu Kitab mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain
undang-Undang Hukum Perdata dan aturan atau lebih”. Dalam Pasal 1313 KUHPerdata
perundang-undangan lainnya yang bersangkut definisi perjanjian itu (1) tidak jelas, karena
paut dengan pembahasan yang diangkat setiap perbuatan dapat disebut perjanjian, (2)
diangkat dalam skrips ini. Bahan hukum tidak tampak asas konsensualisme, dan (3)
sekunder yang digunakan oleh penulis dalam bersifat dualisme.5
skripsi ini adalah buku-buku teks hukum yang
terkait dengan topik penelitian, yaitu literatur 2. Bentuk Perjanjian
dan kamus hukum. Menurut Sutarno perjanjian dibedakan
menjadi beberapa jenis yaitu:6
F. Sistimatika Penulisan  Perjanjian timbal balik adalah
Sistimatika penulisan skripsi ini terdiri dari perjanjian yang dibuat dengan
empat bab, yaitu sebagai berikut: meletakkan hak dan kewajiban kepada
 BAB I PENDAHULUAN, yang kedua belah pihak yang membuat
terdiri dari Latar Belakang, Rumusan perjanjian
Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat  Perjanjian sepihak adalah perjanjian
Penulisan, Metode Penelitian, Sistimatika yang dibuat dengan meletakkan
Penulisan. kewajiban pada salah satu pihak saja,
 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, yang misalnya perjanjian hibah.
terdiri dari Tinjauan Umum Tentang  Perjanjian dengan percuma adalah
Perjanjian menurut KUHPerdata, perjanjian menurut hukum terjadi
Tinjauan Umum Tentang Wanprestasi dan keuntungan bagi salah satu pihak saja.
Tinjauan Umum Tentang Perjanjian  Perjanjian konsensual, riil, dan formil.
Kerjasama Kemintraan. Perjanjian konsensual adalah

4 5
Soekanto, S dan Mamudji, S. Penelitian Salim H.S., 2008. Pengantar Hukum Perdata
Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat). Jakarta: Tertulis (BW), Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 160.
6
Rajawali Pers, 2001, hlm. 13-14. Sutarno, 2003. Aspek-aspek Hukum
Perkreditan Pada Bank, Bandung: Alfabeta, hlm. 82.

Yosua S.R.Woy
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Privatum Vol.XII/No.1/jul/2023

perjanjian yang dianggap sah apabila yang tidak tepat pada waktunya atau dilakukan
telah terjadi kesepakatan antara pihak tidak menurut selayaknya. Wanprestasi adalah
yang membuat perjanjian. Perjanjian pelaksanaan perjanjian yang tidak tepat
riil adalah perjanjian yang memerlukan waktunya atau dilakukan tidak menurut
kata sepakat tetapi barangnya harus selayaknya atau tidak dilaksanakan sama
diserahkan. sekali.7
 Perjanjian bernama atau khusus dan Adapun yang dimaksud wanprestasi
perjanjian tidak bernama. Perjanjian adalah suatu keadaan yang dikarenakan
bernama atau khusus adalah perjanjian kelalaian atau kesalahannya, debitur tidak
yang telah diatur dengan ketentuan dapat memenuhi prestasi seperti yang telah
khusus dalam KUHPerdata buku ke III ditentukan dalam perjanjian dan bukan dalam
Bab V sampai dengan Bab XVIII. keadaan memaksa adapun yang menyatakan
bahwa wanprestasi adalah tidak memenuhi
3. Asas-asas Perjanjian atau lalai melaksanakan kewajiban
Hukum perjanjian mengenal beberapa sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian
asas penting, yang merupakan dasar kehendak yang dibuat antara kreditur dengan debitur.8
pihak-pihak dalam mencapai tujuan. Beberapa Wanprestasi atau tidak dipenuhinya janji dapat
asas tersebut adalah sebagai berikut: terjadi baik karena disengaja maupun tidak
a. Asas Konsensualisme (Persesuaian disengaja.9
Kehendak) Wanprestasi (atau ingkar janji) adalah
b. Asas Kebebasan Berkontrak berhubungan erat dengan adanya perikatan
c. Asas Kekuatan Mengikat (Pacta Sunt atau perjanjian antara pihak. Baik perikatan itu
Servanda) didasarkan perjanjian sesuai Pasal 1338
d. Asas Itikad Baik KUHPerdata sampai dengan Pasal 1431
e. Asas Kepercayaan KUHPerdata maupun perjanjian yang
(Vertrouwensbeginsel) bersumber pada undang-undang seperti diatur
f. Asas Persamaan Hukum dalam Pasal 1352 KUHPerdata sampai dengan
g. Asas Keseimbangan Pasal 1380 KUHPerdata. Wanprestasi
h. Asas Kepastian Hukum mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
i. Asas Moral somasi. Somasi sendiri merupakan terjemahan
j. Asas Kepatutan dari ingerbrekestelling. Somasi diatur dalam
k. Asas Kebiasaan Pasal 1238 KUHPerdata dan Pasal 1243
KUHPerdata. Seorang debitur baru dikatakan
B. Tinjauan Umum Tentang Wanprestasi wanprestasi apabila ia telah diberikan somasi
oleh kreditur atau Juru Sita. Somasi itu
Wanprestasi berasal dari bahasa Belanda minimal telah dilakukan sebanyak tiga kali
“wanprestastie”, yang artinya tidak oleh kreditur atau Juru sita. Apabila somasi itu
dipenuhinya prestasi atau kewajiban yang tidak diindahkannya, maka kreditur berhak
telah ditetapkan terhadap pihak-pihak tertentu membawa persoalan itu ke pengadilan. Dan
di dalam suatu perikatan, baik perikatan yang pengadilanlah yang akan memutuskan, apakah
dilahirkan dari suatu perjanjian ataupun debitur wanprestasi atau tidak.10
perikatan yang timbul karena undang-undang.
Menurut Kamus Hukum, wanprestasi berarti C. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian
kelalaian, kealpaan, cidera janji, tidak Kerjasama Kemitraan .
menepati kewajibannya dalam perjanjian. Perjanjian Kerjasama Kemitraan
Pengertian yang umum mengenai sendiri tidak dikenal di dalam KUHPerdata
wanprestasi adalah pelaksanaan kewajiban sehingga digolongkan sebagai perjanjian tidak

7 9
Ibid Ahmadi Miru, Op.cit, hlm. 74.
8 10
Salim H.S., Op.cit, hlm. 180. Ibid

Yosua S.R.Woy
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Privatum Vol.XII/No.1/jul/2023

bernama (innominaat), sebagaimana diatur di KUHPerdata yang menyebutkan bahwa untuk


dalam Pasal 1319 KUHPerdata. Pasal tersebut sahnya suatu perjanjian diperlukan 4 (empat)
menyatakan bahwa perjanjian tak bernama syarat, yaitu :
juga tunduk pada ketentuan-ketentuan umum (1) sepakat mereka yang mengikatkan dirinya,
mengenai perjanjian dalam KUHPerdata. (2) kecakapan untuk membuat suatu perikatan,
Sehingga, KUHPerdata berlaku juga dalam (3) suatu hal tertentu, dan
perjanjian kerjasama, disamping peraturan (4) suatu sebab yang halal.
lain, agar perjanjian kerjasama tetap sah Berkaitan dengan hal ini, R. Subekti
berlaku. mengelompokkannya menjadi dua, yaitu
Perjanjian atau persetujuan merupakan syarat subjektif untuk syarat pertama dan
terjemahan dari overeenkomst, Pasal 1313 kedua serta syarat objektif untuk syarat yang
KUHPerdata menyatakan suatu persetujuan ketiga dan keempat, yaitu:13
adalah suatu perbuatan dengan mana satu a. Syarat Subjektif
orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap Syarat subjektif perjanjian berkenaan
satu orang lain atau lebih. Perjanjian atau dengan subjek hukum atau pihak-pihak
persetujuan (overeenkomst) yang dimaksud yang terikat atau yang melakukan
dalam Pasal 1313 KUHPerdata hanya terjadi perjanjian. Pasal 1340 KUHPerdata
atas izin atau kehendak (toestemming) dari dinyatakan bahwa perjanjian hanya
semua mereka yang terkait dengan persetujuan berlaku antara para pihak yang
itu, yaitu mereka yang mengadakan membuatnya. Namun, terkait dengan
persetujuan atau perjanjian yang subjek atau pihak-pihak yang membuat
11
bersangkutan. suatu perjanjian, KUHPerdata
Pengaturan hukum perikatan menganut membedakan menjadi tiga golongan, yaitu:
sistem terbuka. Artinya setiap orang bebas pihak yang mengadakan perjanjian, para
melakukan perjanjian, baik yang sudah diatur ahli waris dan mereka yang mendapat hak
maupun belum diatur. Pasal 1338 KUHPerdata daripadanya serta pihak ketiga. Menurut
menyebutkan bahwa semua perjanjian yang KUHPerdata, kesepakatan yang bersifat
dibuat secara sah berlaku sebagai undang- sukarela dalam suatu perjanjian dapat
undang bagi mereka yang membuatnya. terpenuhi apabila:14
Ketentuan tersebut memberikan kebebasan 1) Tidak terdapat paksaan (dwang) yang
para pihak untuk:12 bertentangan dengan undang-undang,
a. Membuat atau tidak membuat perjanjian. misalnya dengan menakut-nakuti agar
b. Mengadakan perjanjian dengan siapapun. seseorang mau menyetujui suatu
c. Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, perjanjian.
dan persyaratannya. 2) Tidak terdapat kekeliruan atau
d. Menentukan bentuk perjanjian, yaitu kekhilafan (dwaling) yang berkaitan
tertulis atau lisan. dengan objek/prestasi yang
diperjanjikan atau mengenai
PEMBAHASAN subjeknya.
3) Tidak terdapat unsur penipuan
A. Keabsahan Perjanjian Jual Beli Cengkeh (bedrog) yang disengaja, yaitu
antara Petani dan Perusahaan Rokok serangkaian kebohongan (dengan tipu
Menurut KUHPerdata muslihat) sehingga menimbulkan
Syarat-syarat mengenai sahnya suatu kesan yang keliru.
perjanjian sudah diatur dalam Pasal 1320

11 12
Komar Andasasmita, 1990. Notaris II Martin Roestamy dan Aal Lukmanul Hakim,
Contoh Akta Otentik Dan Penjelasannya, Cetakan Bahan Kuliah Hukum Perikatan, Fakultas Hukum
Kedua, Bandung: Ikatan Notaris Indonesia Daerah Jawa Universitas Djuanda, Bogor, hlm. 5.
13
Barat, hlm. 430. R. Subekti, Op.cit, hlm. 17.
14
Yahya Harahap, Op.cit, hlm. 15.

Yosua S.R.Woy
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Privatum Vol.XII/No.1/jul/2023

Pasal 1315 KUHPerdata menyatakan terlibat harus secara jelas menyatakan niat
bahwa seorang hanya melakukan untuk menjual dan membeli cengkeh serta
perjanjian untuk kepentingan diri sendiri menyepakati harga, jumlah, dan syarat-
(asas kepribadian). Suatu perjanjian hanya syarat lain yang relevan. Kesepakatan ini
meletakkan hak-hak dan kewajiban- dapat diungkapkan secara lisan atau
kewajiban antara pihak yang membuatnya. dituangkan dalam bentuk tertulis.
Namun, terdapat pengecualian 2. Kecakapan Hukum Pihak
berdasarkan Pasal 1317 KUHPerdata, Untuk perjanjian jual beli cengkeh menjadi
bahwa perjanjian juga dapat dilakukan sah, pihak-pihak yang terlibat harus
untuk kepentingan pihak ketiga dengan memiliki kecakapan hukum. Artinya,
suatu syarat yang ditentukan. mereka harus memiliki kapasitas hukum
Syarat subjektif yang kedua adalah mengenai untuk melakukan transaksi komersial.
kecakapan bertindak dari para pihak. Perusahaan rokok dianggap memiliki
kapasitas hukum karena mereka adalah
b. Syarat Objektif entitas hukum yang sah. Petani juga
Syarat objektif perjanjian berkenaan dengan dianggap memiliki kapasitas hukum
objek dari perikatan. Objek perikatan kecuali jika mereka terbatas oleh hukum
merupakan segala sesuatu yang diperjanjikan atau kondisi khusus tertentu seperti umur
oleh kedua belah pihak yang bersangkutan, di bawah batas hukum.
yang dinamakan prestasi (pokok perjanjian). 3. Objek yang Diperdagangkan
Dalam hal ini, prestasi adalah sesuatu yang Keabsahan perjanjian jual beli juga
menjadi kewajiban dari debitur dan apa yang tergantung pada objek yang
menjadi hak dari kreditur . diperdagangkan, yaitu cengkeh. Objek
Syarat objektif yang pertama mengharuskan yang diperdagangkan harus jelas dan dapat
suatu prestasi harus dapat ditentukan atau diidentifikasi dengan cukup baik. Cengkeh
mengenai suatu hal tertentu (certainty). harus dalam kondisi yang dapat
Syarat objektif yang kedua, yaitu suatu sebab diperdagangkan, yaitu memenuhi standar
yang halal, berkaitan dengan isi perjanjian itu kualitas yang diharapkan oleh perusahaan
sendiri, apakah perjanjian itu bertentangan rokok. Jika ada ketidaksesuaian antara apa
dengan hukum, ketertiban umum dan yang dijanjikan dan apa yang sebenarnya
kesusilaan atau tidak.15 diperoleh, maka keabsahan perjanjian
Perjanjian jual beli cengkeh antara dapat dipertanyakan.
petani dan perusahaan rokok adalah salah satu 4. Pembayaran dan Penyerahan Barang
bentuk transaksi ekonomi yang umum terjadi Salah satu persyaratan penting dalam
dalam industri pertanian dan rokok. Perjanjian perjanjian jual beli adalah pembayaran dan
ini melibatkan petani yang bertindak sebagai penyerahan barang. Perusahaan rokok
penjual dan perusahaan rokok yang bertindak harus membayar harga yang disepakati
sebagai pembeli. Untuk menilai keabsahan kepada petani sesuai dengan persyaratan
perjanjian ini, kita perlu melihat beberapa dalam perjanjian. Petani harus melakukan
aspek hukum dan persyaratan yang harus penyerahan cengkeh dalam jumlah dan
dipenuhi : kondisi yang disepakati. Pembayaran dan
1. Kesepakatan Antara Pihak penyerahan barang yang tepat waktu dan
Keabsahan perjanjian jual beli bergantung sesuai dengan perjanjian adalah faktor
pada kesepakatan antara pihak penjual penting dalam menentukan keabsahan
(petani) dan pembeli (perusahaan rokok). perjanjian.
Kesepakatan harus dilakukan dengan 5. Kepatuhan Terhadap Hukum dan
itikad baik dan atas dasar kehendak bebas Peraturan
masing-masing pihak. Pihak-pihak yang

15
Ibid

Yosua S.R.Woy
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Privatum Vol.XII/No.1/jul/2023

Perjanjian jual beli cengkeh antara petani Untuk membuktikan adanya


dan perusahaan rokok harus mematuhi wanprestasi maka harus menyertakan alat
semua hukum dan peraturan yang berlaku. bukti untuk memperkuat posisi penggugat.
Ini termasuk persyaratan perizinan dan Alat bukti dalam hukum acara perdata terdiri
peraturan perdagangan pertanian yang dari 5 (lima) macam sebagaimana ketentuan
relevan. Jika perjanjian melanggar hukum dalam Pasal 1866 KUHPer dan Pasal 164
atau peraturan yang berlaku, keabsahannya Herzien Inlandsch Reglement yang meliputi :
dapat dipertanyakan dan berpotensi a. Bukti tertulis;
mengakibatkan konsekuensi hukum bagi b. Bukti Saksi;
pihak yang terlibat. c. Persangkaan;
d. Pengakuan; dan
B. Pembuktian Perjanjian Wanprestasi e. Sumpah.
dalam Transaksi Jual Beli Cengkeh
antara Petani dan Perusahaan Rokok 2. Pembuktian Wanprestasi
Jika salah satu pihak tidak memenuhi
Dalam kasus seperti itu, penting untuk kewajibannya dalam perjanjian jual beli
memiliki mekanisme pembuktian yang jelas cengkeh, terjadi wanprestasi. Dalam situasi
untuk menegakkan hak dan kewajiban kedua ini, pihak yang dirugikan harus dapat
belah pihak. membuktikan bahwa wanprestasi telah terjadi.
Berikut adalah beberapa bentuk pembuktian
1. Pembuktian Perjanjian yang dapat digunakan untuk menunjukkan
Perjanjian merupakan salah satu adanya wanprestasi:
hubungan hukum yang sering dilakukan dalam 1. Bukti Penyerahan
kehidupan masyarakat. Berdasarkan ketentuan 2. Bukti Pembayaran
dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang 3. Saksi
Hukum Perdata (selanjutnya disebut KUHPer)
perjanjian diartikan sebagai suatu perbuatan 3. Akibat Hukum Wanprestasi
dimana satu orang atau lebih mengikatkan diri Terkait dengan hukum perjanjian
terhadap orang lain.16 apabila si berutang (debitur) tidak melakukan
Syarat sahnya perjanjian diatur dalam apa yang diperjanjikannya, maka dikatakan
Pasal 1320 KUHPer yang terdiri dari syarat debitur melakukan wanprestasi. Debitur alpa
subyektif dan syarat obyektif. Syarat subyektif atau lalai atau ingkar janji, atau juga melanggar
meliputi kecakapan dan kesepakatan para perjanjian, bila debitur melakukan atau
pihak, sedangkan syarat obyektif yaitu adanya berbuat sesuatu yang tidak boleh
suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal. dilakukannya. Terkadang juga tidak mudah
Dalam Pasal 1320 KUHPer sebagai Pasal yang untuk mengatakan bahwa seseorang lalai atau
mengatur mengenai syarat sahnya suatu lupa, karena seringkali juga tidak dijanjikan
perjanjian tidak menyebutkan bahwa dengan tepat kapan sesuatu pihak diwajibkan
perjanjian harus dalam bentuk tertulis atau melakukan wanprestasi yang dijanjikan.18
tidak, sehingga bentuk perjanjian tidak Di Pengadilan, kreditur harus sebisa mungkin
mempengaruhi sah atau tidaknya suatu membuktikan bahwa lawannya (debitur)
perjanjian. Dalam pasal 1338 KUHPer juga tersebut telah melakukan wanprestasi, bukan
terdapat asas kebebasan berkontrak, yaitu keadaan memaksa (overmacht). Begitu pula
kebebasan untuk menentukan bentuk suatu dengan debitur, debitur harus meyakinkan
kontrak. Berdasarkan hal tersebut, maka hakim jika kesalahan bukan terletak padanya
perjanjian dapat dilakukan baik secara tertulis dengan pembelaan seperti keadaan memaksa,
atau secara lisan.17 menyatakan bahwa kreditur telah melepaskan
16 17
Pembuktian Perjanjian Lisan, Dr. Muhammad Syaifuddin SH, 2012.
https://mh.uma.ac.id/pembuktian-perjanjian-lisan/, Hukum Kontrak, Bandung: CV. Mandar Maju, hlm. 82
18
diakses 15 Mei 2023 pukul 22.39 Wita R. Subekti, Op.cit, hlm. 45.

Yosua S.R.Woy
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Privatum Vol.XII/No.1/jul/2023

haknya, dan kelalaian kreditur. 19 Terhadap Penggantian kerugian dapat dituntut


kelalaian atau kealpaan si berutang (si menurut undang-undang berupa “kosten,
berutang atau debitur sebagai pihak yang wajib schaden en interessen” diatur dalam Pasal
melakukan sesuatu), diancamkan beberapa 1243 KUHPerdata dan seterusnya. Kerugian
sanksi atau hukuman. yang bisa dimintakan penggantikan itu, tidak
Hukuman atau akibat-akibat yang hanya biaya-biaya yang sungguh-sungguh
diterima oleh debitur yang lalai ada empat telah dikeluarkan (kosten), atau kerugian yang
macam, yaitu:20 sungguhsungguh menimpa benda si
a. Membayar kerugian yang diderita oleh berpiutang (schaden), tetapi juga berupa
kreditur atau dengan singkat dinamakan kehilangan keuntungan (interessen), yaitu
ganti-rugi. keuntungan yang didapat seandainya
b. Pembatalan perjanjian atau juga siberhutang tidak lalai (winstderving). Bahwa
dinamakan pemecahan perjanjian. kerugian yang harus diganti meliputi kerugian
c. Peralihan risiko. yang dapat diduga dan merupakan akibat
Membayar biaya perkara, kalau sampai langsung dari wanprestasi, artinya ada
diperkarakan didepan hakim. hubungan sebab-akibat antara wanprestasi
Salah satu hal yang sangat penting dari dengan kerugian yang diderita. 24 KUHPerdata
tidak dipenuhinya perikatan ialah bahwa memperincikan kerugian (yang harus diganti)
kreditur dapat minta ganti rugi atas ongkos, dalam tiga komponen sebagai berikut: 25
rugi dan bunga yang dideritanya. a. Biaya (kosten) adalah segala pengeluaran
Membolehkan adanya kewajiban ganti rugi atau perongkosan yang nyatanyata sudah
bagi debitur maka undang-undang dikeluarkan oleh suatu pihak.
menentukan bahwa debitur harus terlebih b. Rugi (schaden) adalah kerugian karena
dahulu dinyatakan berada dalam keadaan lalai. kerusakan barang-barang kepunyaan
Wanprestasi pada umumnya adalah karena kreditur yang diakibatkan oleh kelalaian si
kesalahan debitur, namun ada kalanya debitur debitur.
yang dituduh lalai dapat membela dirinya c. Bunga (interesten) adalah kerugian yang
karena ia tidak sepenuhnya bersalah, atau berupa kehilangan keuntungan, yang sudah
dengan kata lain kesalahan debitur tidak dibayangkan atau dihitung oleh kreditur.
disebabkan sepenuhnya karena Selanjutnya dalam literature dan
21
kesalahannya. yurisprudensi dikenal pula beberapa model
ganti rugi atas terjadinya wanprestasi, yaitu
4. Ganti Kerugian Akibat Wanprestasi sebagai berikut:26
Ganti rugi dalam hukum perdata dapat a. Ganti rugi yang ditentukan dalam
timbul dikarenakan wanprestasi akibat dari perjanjian, yang dimaksudkan dengan
suatu perjanjian atau dapat timbul dikarenakan ganti rugi yang ditentukan dalam
oleh perbuatan melawan hukum.22 Ganti rugi perjanjian adalah suatu model ganti rugi
yang muncul dari wanprestasi adalah jika ada karena wanprestasi dimana bentuk dan
pihak-pihak dalam perjanjian yang tidak besarnya ganti rugi tersebut sudah ditulis
melaksanakan komitmennya yang sudah dan ditetapkan dengan pasti dalam
dituangkan dalam perjanjian, maka menurut perjanjian ketika perjanjian ditanda
hukum dia dapat dimintakan tanggung tangani, walaupun pada saat itu belum ada
jawabnya, jika pihak lain dalam perjanjian wanprestasi.
tersebut menderita kerugian karenanya.23 b. Ganti rugi ekspektasi adalah suatu bentuk
ganti rugi tentang hilangnya keuntungan

19 23
Ibid Munir Fuady, Op.cit, hlm. 223.
20 24
Yahya Harahap, Op.cit, hlm. 56. Ibid
21 25
Ibid Ibid
22
M.A. Moegni Djojodirjo, 2006. Perbuatan 26
Ibid, hlm. 224.
Melawan Hukum, Jakarta: Pradnya Paramita, hlm. 27.

Yosua S.R.Woy
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Privatum Vol.XII/No.1/jul/2023

yang diharapkan (di masa yang akan 2. Dalam transaksi jual beli cengkeh antara
datang), seandainya perjanjian tersebut petani dan perusahaan rokok, pembuktian
tidak wanprestasi. perjanjian dan wanprestasi merupakan hal
c. Pergantian biaya adalah ganti rugi dalam yang penting dalam menegakkan hak dan
bentuk pergantian seluruh biaya yang telah kewajiban kedua belah pihak. Surat
dikeluarkan oleh salah satu pihak yang perjanjian, bukti pembayaran,
harus dibayar oleh pihak lain, yang telah korespondensi tertulis, bukti penyerahan,
melakukan wanprestasi terhadap bukti pembayaran, dan saksi adalah
perjanjian tersebut. beberapa bentuk pembuktian yang dapat
d. Restitusi adalah suatu model ganti rugi digunakan untuk memperkuat klaim
yang juga menempatkan perjanjian pada perjanjian dan mengungkapkan adanya
posisi seolah-olah sama sekali tidak terjadi wanprestasi. Dalam situasi yang
perjanjian. Akan tetapi dalam hal ini, yang melibatkan perselisihan atau sengketa,
harus dilakukan adalah mengembalikan penting untuk mencari bantuan hukum dan
seluruh nilai tambah dalam wujudnya mengacu pada hukum yang berlaku di
semula yang telah diterima oleh salah satu negara atau yurisdiksi yang relevan untuk
pihak atau kedua belah pihak dari pihak menentukan langkah-langkah yang
yang satu ke pihak yang lainya. diperlukan untuk menyelesaikan
e. Quantum meruit merupakan model ganti perselisihan secara adil dan sesuai dengan
rugi yang hampir mirip dengan model peraturan yang berlaku.
restitusi yang membedakan adalah nilai
tambah yang harus dikembalikan dalam B. Saran
model ini bukan nilai tambah dalam wujud 1. Dalam setiap perjanjian kerjasama,
aslinya melainkan harga dari nilai tambah haruslah ada asas keseimbangan antara
yang telah diterima, karena bendanya kedua belah pihak, sehingga tidak ada
dalam bentuk asli sudah tidak dalam posisi pihak yang diuntungkan ataupun
untuk dikembalikan lagi. dirugikan.
f. Pelaksanaan perjanjian berupa 2. Pelaksanaan perjanjian jual beli cengkeh
pelaksanaan perjanjian adlah kewajiban antara petani dengan pabrik rokok,
melaksanakan perjanjian meskipun sudah sebaiknya dilakukan secara tertulis
terlambat, dengan atau tanpa ganti rugi. sehingga ada dokumen-dokumen yang sah
yang bisa menjadi alat bukti ketika terjadi
PENUTUP wanprestasi diantara para pihak yang
mengikatkan diri dalam perjanjian
A. Kesimpulan tersebut.
1. Untuk menilai keabsahan perjanjian jual
beli cengkeh antara petani dan perusahaan DAFTAR PUSTAKA
rokok, beberapa aspek hukum dan
persyaratan harus dipertimbangkan. Hal- A. Qirom Syamsudin Meliala, 1985. Proses
hal seperti kesepakatan antara pihak, Asas-asas Hukum Perdata (BW),
kecakapan hukum pihak, objek yang Yogyakarta: Liberty.
diperdagangkan, pembayaran dan
penyerahan barang, serta kepatuhan A. Qirom Syamsudin Meliala, 2010. Pokok-
terhadap hukum dan peraturan harus pokok Hukum Perjanjian Beserta
dipenuhi. Jika semua persyaratan ini Perkembangannya, Yogyakarta:
terpenuhi, maka perjanjian jual beli Liberty.
cengkeh antara petani dan perusahaan
rokok dianggap sah dan mengikat bagi Abdulkadir Muhammad, 2008. Hukum
kedua belah pihak. Pengangkutan Niaga, Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti.

Yosua S.R.Woy
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Privatum Vol.XII/No.1/jul/2023

Agus Yudha Hernoko, 2008. Hukum dan Putusan Pengadilan, Jakarta :


Perjanjian, Asas Proporsiobalitas Sinar Grafika.
dalam Kontrak Komersial,
Yogyakarta: LaksBang Mediatama. M.A. Moegni Djojodirjo, 2006. Perbuatan
Melawan Hukum, Jakarta: Pradnya
Ahmadi Miru, 2004. Hukum Kontrak Paramita.
Perancangan Kontrak, Jakarta:
RajaGrafindo Perkasa. Mariam Darus Badrulzaman, 1994. Perjanjian
Baku (Standard), Perkembangannya
AZ. Nasution, 1995. Konsumen dan Hukum di Indonesia, Bandung: Alumni,
Tinjauan Sosial, Ekonomi dan Hukum 1994.
pada Perlindungan Konsumen di
Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Mariam Darus Badrulzaman, 2005. Aneka
Harapan. Hukum Bisnis, Bandung: Alumni.

Darwan Prinst, 1998. Hukum Acara Pidana Mariam Darus Badrulzaman, Hukum
Dalam Praktik, Jakarta: Djimbaran. Perikatan dalam KUHPerdata Buku
Ketiga, Yurisprudensi, Doktrin, Serta
Donald Albert Rumokoy, 2014. Pengantar Penjelasan, PT. Citra Aditya Bakti,
Ilmu Hukum, Jakarta: PT. Raja Bandung, 2015.
Grafindo Persada.
Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi
Dr. Dewa Gede Sudika Mangku, S.H., LL.M., Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya
2020. Pengantar Ilmu Hukum, Bakti, Bandung, 2001.
Klaten: Penerbit Lakeisha.
Martin Roestamy dan Aal Lukmanul Hakim,
Dr. Muhammad Syaifuddin SH, 2012. Hukum Bahan Kuliah Hukum Perikatan,
Kontrak, Bandung: CV. Mandar Fakultas Hukum Universitas
Maju. Djuanda, Bogor.

Hulman Panjaitan, 2014. Kumpulan Kaidah Mubyarto, 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi
Hukum : Putusan Mahkamah Agung Pertanian. Jakarta : Pustaka LP3ES.
Republik Indonesia Tahun 1953 S/D
2008 Berdasarkan R. Setiawan, 1994. Pokok-pokok Hukum
Penggolongannya, Jakarta : Perikatan, Bandung; Binacipta.
Prenadamedia Group.
R. Subekti, 2007. Kitab Undang-Undang
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, 2003. Hukum Perdata, Jakarta: PT. Arga
Seri Hukum Perikatan (Perikatan Printing.
yang Lahir dari Perjanjian), Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada. R. Subekti, 2008. Hukum Perjanjian, Jakarta:
Intermasa.
Komar Andasasmita, 1990. Notaris II Contoh
Akta Otentik Dan Penjelasannya, R. Wirjono Prodjodikoro, 2011. Azas-azas
Cetakan Kedua, Bandung: Ikatan Hukum Perjanjian, Bandung: CV.
Notaris Indonesia Daerah Jawa Barat. Mandar Maju.

M. Yahya Harahap, 2017. Hukum Acara Salim H.S., 2006. Perkembangan Hukum
Perdata tentang Gugatan, Kontrak di Luar KUHPerdata,
Persidangan, Penyitaan, Pembuktian Jakarta: PT. RajaGrafindo Perkasa.

Yosua S.R.Woy
Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sam Ratulangi Lex Privatum Vol.XII/No.1/jul/2023

Salim H.S., 2008. Pengantar Hukum Perdata I Kadek Beny, Si Ngurah Ardhya, Komang
Tertulis (BW), Jakarta: Sinar Grafika. Febrinayanti Dantes, Implementasi
Perjanjian Lisan Jual Beli Cengkeh
Soekanto, S dan Mamudji, S. Penelitian Berdasarkan Prinsip Menyama
Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Braya Di Desa Tigawasa, e-Journal
Singkat). Jakarta: Rajawali Pers, Komunikasi Yustisia Universitas
2001. Pendidikan Ganesha Program Studi
Ilmu Hukum (Volume 5 Nomor 1
Sutarno, 2003. Aspek-aspek Hukum Maret 2022)
Perkreditan Pada Bank, Bandung:
Alfabeta. Jenis Alat Bukti Dalam Hukum Acara Perdata,
https://litigasi.co.id/posts/jenis-alat-
Teguh Samudera, 1992. Hukum Pembuktian bukti-dalam-hukum-acara-perdata,
Dalam Acara Perdata, Bandung : diakses 16 Mei 2023, pukul 19.30
Alumni. Wita.
Titik Triwulan Tutik, 2011. Hukum Perdata Pembuktian Perjanjian Lisan,
Dalam Sistem Hukum Nasional, https://mh.uma.ac.id/pembuktian-
Jakarta: Kencana. perjanjian-lisan/ , diakses 15 Mei
2023 pukul 22.39 Wita
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum
Perjanjian, Sumur Pustaka, Bandung, Prastowo, 2007. Prospek dan Arah
2012. Pengembangan Agribisnis Cengkeh.
http://www.litbang.pertanian.go.id/
Yahya Harahap, 1986. Segi-segi Hukum special/publikasi/doc_perkebunan/ce
Perjanjian, Cetakan Kedua, Bandung ngkeh/cengkeh-bagian.
Alumni, 1986.

Peraturan/Perundang-undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata


(KUHPerdata)
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945

Internet, Jurnal dan Sumber Lainnya

Ari Purwadi, 1995, Hukum dan Pembangunan,


Majalah Hukum, Vol.1 No. XXV.
https://id.wikipedia.org/wiki/
Badan_Penyangga_dan_Pemasaran_
Cengkeh, diakses 3 Juli 2023 pukl
19.31Wita

I Wayan Agus Vijayantera, Kajian Hukum


Perdata Terhadap Penggunaan
Perjanjian Tidak Tertulis Dalam
Kegiatan Bisnis, Jurnal Komunikasi
Hukum (JKH) 6 (1), 115-125.

Yosua S.R.Woy

Anda mungkin juga menyukai