Anda di halaman 1dari 3

Hidup sebagai hamba

Berbicara mengenai hamba. Yesus Kristus adalah hamba yang


setia. Minggu palem dan sengsara ini adalah perjalanan Yesus
masuk ke Yerusalem dan kesengsaraan yang ia akan hadapi dan
itu menandakan bahwa Dia adalah seorang hamba. Tuhan Yesus
mengajarkan tentang menjadi hamba dalam Matius 20:26-27
“Barang siapa ingin menjadi besar hendaklah ia jadi pelayanmu
dan barangsiapa hendak menjadi yang terkemuka hendaklah ia
menjadi hambamu” kata hamba sebenarnya lebih tepat diartikan
sebagai budak dari bahasa Yunaninya yakni Doulos. Budak dalam
masa itu adalah seseorang yang tidak punya hak atas dirinya
sendiri jadi seluruh kehidupannya itu bergantung kepada Tuannya.
Jadi kalau dikatakan kita bapak ibu saudara adalah hamba-
hambaNya, maka otomatis hidup yang ad pada bapak ibu bukan
milik bapak ibu lagi. Dan semuanya bergantung kepada Tuhan
atau hanya mengandalkan Tuhan saja. Itulah mengapa Paulus
berkata namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang
hidup (Gal. 2:20). Itu tentang hamba.
Nah, sekarang ketika berbicara mengenai hidup sebagai hamba,
artinya apa yang menjadi keinginan dan kebanggaan kita, itu
bukanlah hal yang utama dalam hidup kita. Sebab kita telah
mendapat perintah untuk hidup sebagai hamba.
Pada saat ini saya mengajak Bapak ibu saudaraku yang kekasih
untuk kita belajar bersama dari sosok Nabi Yesaya yang telah
mengabdikan hidupnya sebagai hamba.
Orang yang hidupnya sebagai hamba itu memiliki pegangan
hidup seperti Yesaya.
Pegangan Hidup nabi Yesaya sebagai hamba ada 2:
1# Semua karena Tuhan
- Nabi Yesaya berkata Tuhan Allah telah (Ay 4 dan 5)
dan Tuhan Allah menolong aku (Ay 7 dan 9).
4. Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku
lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku
dapat memberi semangat baru kepada orang yang
letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam
pendengaranku untuk mendengar seperti seorang
murid.
5. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan
aku tidak memberontak, tidak berpaling ke
belakang.
6. Aku memberi punggungku kepada orang-orang
yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-
orang yang mencabut janggutku. Aku tidak
menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan
diludahi.
7. Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu
aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku
meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung
batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan
mendapat malu.
8. Dia yang menyatakan aku benar telah dekat.
Siapakah yang berani berbantah dengan aku?
Marilah kita tampil bersama-sama! Siapakah
lawanku berperkara? Biarlah ia mendekat
kepadaku!
9. Sesungguhnya, Tuhan ALLAH menolong aku;
siapakah yang berani menyatakan aku bersalah?
Sesungguhnya, mereka semua akan memburuk
seperti pakaian yang sudah usang; ngengat akan
memakan mereka.
- Keberhasilan-keberhasilan kita dalam berbagai hal
jangan pernah lupa bahwa Tuhan yang memberi
Hikmat, akal dan pikiran, mulut untuk berkata-kata,
tangan untuk bekerja, kaki untuk berjalan, sehingga
perlu untuk selalu berfikir seperti ini, tubuh saya ini
milik Tuhan, ini pemberian Tuhan untuk saya. Jadi
apapun yang boleh saya lakukan melalui tubuh saya
itu semua karena Tuhan. Kita ad sampai saat ini detik
ini karena Tuhan.
Pegangan Hidup nabi Yesaya sebagai hamba.
2# Benar dihadapan Tuhan
- Ay 6 ketika Yesaya memberi punggungnya kepada orang-
orang untuk dipukuli, dan pipinya kepada orang-orang
yang mencabut janggutNya. Dan bahkan ketika ia harus
dinodai dan diludahi Ia tidak menyembunyikan mukanya.
Ia masih meneguhkan hatinya. sebab malu di hadapan
manusia itu soal biasa. Lebih baik Yesaya malu
dihadapan Tuhan. Dari pada harus malu dihadapan
manusia yang juga sama” ciptaan.
- Benar dihadapan Tuhan adalah yang utama bagi
Yesaya. Hal itulah yang membuat Yesaya dapat
berkata: Siapakah yang berani berbantah dengan aku?
Marilah kita tampil bersama-sama! Siapakah lawanku
berperkara? Biarlah ia mendekat kepadaku! siapakah yang
berani menyatakan aku bersalah?
Jadi pada akhirnya bapak ibu saudaraku yang kekasih, Firman
Tuhan mengajak kita untuk hidup sebagai sebagai seorang hamba
terus mengingat bahwa semua karena Tuhan bukan dari apa yang
kita miliki, yang dapat kita capai, telah kita capai tapi semua
karena Tuhan dan ketika kita hidup sebagai seorang hamba
ingatlah untuk mengutamakan kebenaran dihadapan Tuhan, maka
Tuhan yang akan menjadi pembela kita.

Anda mungkin juga menyukai