Anda di halaman 1dari 15

IBADAH SABDA

MINGGU IV PRAPASKAH
HARI MINGGU LAETARE
TAHUN A
MINGGU, 19 MARET 2023
01. LAGU PEMBUKA
02. TANDA SALIB DAN SALAM
P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih
Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
03. KATA PEMBUKA
P : Hari ini kita merayakan Minggu Keempat dalam
Masa Prapaskah atau disebut Hari Minggu Laetare
atau Minggu Sukacita. Bacaan-bacaan suci
mengajak kita untuk memperhatikan keadaan hati
kita, sebab Tuhan memperhatikan isi hati kita.
Dalam bacaan pertama, kita akan mendengarkan
kisah pengurapan Daud menjadi raja menggantikan
Saul. Saul tidak lagi dipercayai Tuhan karena ia
sendiri tidak setia kepada-Nya. Karena itu, meskipun
Daud masih muda, ia dipercayai Tuhan karena
hatinya bersih.
Dalam bacaan kedua, kita diingatkan oleh Rasul
Paulus untuk hidup menurut anak-anak terang. Kita
tidak diharapkan untuk tenggelam dalam kegelapan
karena kegelapan itu menuntun orang kepada
kebinasaan.
Dalam bacaan Injil, kita akan mendengarkan kisah
penyembuhan seorang yang buta sejak lahir oleh
Yesus. Orang ini kemudian dapat melihat terang dan
malah menjadi orang yang amat kokoh membela
Yesus. Padahal, ia belum pernah melihat Yesus.
Yesus memuji-Nya karena ia sungguh-sungguh
mengenal Tuhan meskipun dalam gelap. Mari kita
siapkan batin kita untuk perayaan keselamatan ini.
[hening sejenak]
04. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN
P : Marilah menyesali dan mengakui bahwa kita telah
berdosa, supaya kita siap mendengarkan Sabda
Allah, untuk menjadi Terang dan Pedoman hidup
kita.
U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan
kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa,
dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan
dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya
sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon
kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat
dan orang kudus dan kepada saudara sekalian,
supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P : [Dengan tangan terkatup] Semoga Allah yang
Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa
kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.

05. TUHAN KASIHANILAH KAMI (diucapkan atau dinyanyikan)


P : Tuhan Kasihanilah kami.
U. Tuhan kasihanilah kami.
P : Kristus kasihanilah kami.
U : Kristus kasihanilah kami.
P : Tuhan kasihanilah kami.
U : Tuhan kasihanilah kami

• Tidak ada kemuliaan

06. DOA PEMBUKA


P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak]
Tuhan yang mahakuasa dan kekal, kasih-Mu tidak
terbatas kepada kami. Semoga mata hati kami
selalu terbuka untuk melihat keagungan-Mu yang
luar biasa dalam mendampingi hidup kami. Semoga
kami pun diteguhkan untuk menjadi utusan-Mu di
mana pun kami berada.
Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang
hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala
masa.
U : Amin.

07. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN


P : Marilah kita membuka hati kita untuk mendengar-
kan Sabda Tuhan dan menerimanya agar Sabda
Tuhan menjadi pelita iman kita dan tongkat
penuntun jalan hidup kita.
[Bacaan dibacakan dari Alkitab atau Buku Bacaan
Ibadat]
08. BACAAN PERTAMA
Daud diurapi menjadi raja Israel
L : Bacaan dari Kitab Pertama Samuel(16:1b,6-7,10-
13a).
Setelah raja Saul ditolak, berfirmanlah TUHAN
kepada Samuel: "Isilah tabung tandukmu dengan
minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada
Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-
anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku." Setelah
Samuel sampai di rumah Isai, masuklah anak-anak
Isai. Ketika melihat Eliab, Samuel berpikir: "Sungguh,
di hadapan TUHAN sekarang berdirilah dia yang mau
diurapi-Nya."
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel:
"Janganlah terpancang pada paras atau perawakan
yang tinggi, sebab Aku telah menolak dia. Bukan
yang dilihat manusia, yang dilihat Allah; manusia
melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN
melihat hati."
Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di
depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai:
"Semuanya ini tidak dipilih TUHAN." Lalu Samuel
berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?"
Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang
menggembalakan kambing domba." Kata Samuel
kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita
tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke
mari." Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia
kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya
elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah
dia, sebab inilah dia." Samuel mengambil tabung
tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud
di tengah-tengah saudara-saudaranya.
Demikianlah Sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah.
09. MAZMUR TANGGAPAN
Refren: PS No: 849 (atau pakai edisi baru)
Tuhanlah gembalaku, tak ‘kan kekurangan aku.

Mazmur:
1. TUHAN adalah gembalaku, aku tidak kekurangan,
ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau,
di dekat air yang tenang; ku dituntun-Nya di jalan
yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. (Refren)

2. Sekalipun aku harus berjalan di lembah yang


kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau
besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu,
itulah yang menghibur aku. (Refren)

3. Kau siapkan hidangan bagiku di hadapan lawanku;


Kauurapi kepalaku dengan minyak;
dan pialaku melimpah. (Refren)

4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi,


mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur
hidupku; aku akan diam di rumah TUHAN
sekarang dan senantiasa. (Refren)
10. BACAAN KEDUA
Bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan
bercahaya atas kamu
L : Bacaan dari Surat Rasul Paulus Kepada Jemaat di
Efesus (5:8-14)
Saudara-saudari, memang dahulu kamu adalah
kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di
dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-
anak terang, karena terang hanya berbuahkan
kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah
apa yang berkenan kepada Tuhan.
Janganlah turut mengambil bagian dalam
perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak
berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya
telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Sebab
menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka
di tempat-tempat yang tersembunyi telah
memalukan. Tetapi segala sesuatu yang sudah
ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab
semua yang nampak adalah terang.
Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu
yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan
Kristus akan bercahaya atas kamu."
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
11. BAIT PENGANTAR INJIL : PS No. 965
P : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
P : Akulah cahaya dunia,* siapa saja yang mengikuti
Aku akan hidup dalam cahaya abadi.
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal

12. BACAAN INJIL


P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil suci
menurut Yohanes (9:1-41).
Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda
salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada.
Kemudian Pemimpin membacakan Injil.
Sekali peristiwa, ketika Yesus sedang berjalan lewat,
Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-
murid-Nya bertanya kepada Yesus: "Rabi, siapakah
yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang
tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab Yesus:
"Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi
karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan
di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia
yang mengutus Aku, selama masih siang; akan
datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang
dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah
terang dunia." Setelah Ia mengatakan semuanya itu,
Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu
dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata
orang buta tadi dan berkata kepadanya: "Pergilah,
basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam
artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia
membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya
sudah melek.
Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang
dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata:
"Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?" Ada yang
berkata: "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata:
"Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." Orang itu
sendiri berkata: "Benar, akulah itu." Kata mereka
kepadanya: "Bagaimana matamu menjadi melek?"
Jawabnya: "Orang yang disebut Yesus itu mengaduk
tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata
kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu.
Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku,
aku dapat melihat." Lalu mereka berkata kepadanya:
"Di manakah Dia?" Jawabnya: "Aku tidak tahu."
Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu
kepada orang-orang Farisi. Adapun hari waktu Yesus
mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu,
adalah hari Sabat. Karena itu orang-orang Farisipun
bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi
melek. Jawabnya: "Ia mengoleskan adukan tanah
pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan
sekarang aku dapat melihat." Maka kata sebagian
orang-orang Farisi itu: "Orang ini tidak datang dari
Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat."
Sebagian pula berkata: "Bagaimanakah seorang
berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?"
Maka timbullah pertentangan di antara mereka. Lalu
kata mereka pula kepada orang buta itu: "Dan
engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah
memelekkan matamu?" Jawabnya: "Ia adalah
seorang nabi." Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak
percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru dapat
melihat lagi, sampai mereka memanggil orang
tuanya dan bertanya kepada mereka: "Inikah
anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta?
Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat
melihat?"Jawab orang tua itu: "Yang kami tahu ialah,
bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta,
tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami
tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya,
kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya
sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata
untuk dirinya sendiri." Orang tuanya berkata
demikian, karena mereka takut kepada orang-orang
Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat
bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai
Mesias, akan dikucilkan. Itulah sebabnya maka
orang tuanya berkata: "Ia telah dewasa, tanyakanlah
kepadanya sendiri."
Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang
tadinya buta itu dan berkata kepadanya:
"Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu
bahwa orang itu orang berdosa." Jawabnya: "Apakah
orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu
hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan
sekarang dapat melihat." Kata mereka kepadanya:
"Apakah yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia
memelekkan matamu?" Jawabnya: "Telah kukatakan
kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya;
mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi?
Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?"
Sambil mengejek mereka berkata kepadanya:
"Engkau murid orang itu tetapi kami murid-murid
Musa. Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman
kepada Musa, tetapi tentang Dia itu kami tidak tahu
dari mana Ia datang."
Jawab orang itu kepada mereka: "Aneh juga bahwa
kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia
telah memelekkan mataku. Kita tahu, bahwa Allah
tidak mendengarkan orang-orang berdosa,
melainkan orang-orang yang saleh dan yang
melakukan kehendak-Nya. Dari dahulu sampai
sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang
yang memelekkan mata orang yang lahir buta.
Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak
dapat berbuat apa-apa." Jawab mereka: "Engkau ini
lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak
mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke luar.
Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh
mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan
berkata: "Percayakah engkau kepada Anak
Manusia?" Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya
aku percaya kepada-Nya." Kata Yesus kepadanya:
"Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang
sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!"
Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud
menyembah-Nya. Kata Yesus: "Aku datang ke dalam
dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang
tidak melihat, dapat melihat, dan supaya
barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."
Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi
yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya:
"Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?" Jawab
Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu buta, kamu
tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami
melihat, maka tetaplah dosamu."
P : Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.

13. RENUNGAN SINGKAT


Bacaan Injil hari ini berbicara tentang penyembuhan
seorang yang buta sejak lahir. Sebenarnya hal ini
menggembirakan. Sayangnya, orang-orang Farisi
mempersoalkannya sebab Yesus menyembuhkan
orang itu pada hari Sabat. Kita dalami satu dua poin
dari kisah ini untuk perkembangan hidup iman kita.
Pertama, menjadi utusan. Orang buta ini diminta
Yesus untuk membasuh dirinya di kolam Siloam.
Kemudian ada catatan kecil muncul, siloam artinya
yang diutus. Orang itu pun pergi, membasuh dirinya,
dan ia pun dapat melihat. Kisahnya penyembuhan pun
selesai. Namun, kisah ini kemudian diperpanjang
dengan upaya orang buta tersebut untuk meyakinkan
semua orang, terutama orang Farisi, bahwa Yesus
adalah Tuhan. Ketika orang Farisi tidak dapat
mengalahkan kesaksiannya, maka mereka pun
mengusir dia. Kisah ini sebenarnya menunjukkan
bahwa orang buta itu menjadi utusan Tuhan untuk
memberikan kesaksian tentang cinta dan kasih Tuhan
yang luar biasa.
Kita pun, oleh rahmat sakramen pembaptisan,
memiliki kewajiban untuk menjadi orang yang diutus
Tuhan. Pembaptisan kita menjadi seperti peristiwa
pembasuhan orang buta itu di kolam Siloam. Tanpa
menjadikan diri kita sebagai utusan Tuhan yang
memberikan kesaksian tentang cinta Tuhan yang
menyelamatkan, kita sebenarnya tidak menjalani
kewajiban pembaptisan kita. Sama seperti orang buta,
kita memiliki keterbatasan dalam pengetahuan akan
Tuhan. Namun, orang buta itu mengajarkan kita
bahwa pengalaman iman kita akan kasih Tuhan yang
menuntun hidup kita setiap hari merupakan pelajaran
yang amat berharga yang dapat kita bagikan satu
sama lain.
Kedua, melihat Tuhan dengan mata hati. Perbedaan
antara orang buta sejak lahir tersebut dengan orang
Farisi adalah orang buta itu merasakan kehadiran
Tuhan. Ia kemudian disembuhkan dan pada akhirnya
melihat Tuhan dengan mata kepalanya sendiri. Pada
sisi lain, orang Farisi itu tidak buta matanya, tetapi
mereka sama sekali tidak merasakan kehadiran
Tuhan, dan karenanya mereka tidak melihat Tuhan
dengan mata mereka sendiri. Kalau pun mereka
melihat, mata hati mereka buta mengidentifikasikan
Yesus sebagai Tuhan. Itulah sebabnya Yesus katakan,
“sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi
karena kamu berkata: kami melihat, maka tetaplah
dosamu”. Artinya, orang-orang Farisi itu melakukan
dosa penipuan. Mata hati mereka buta dan tidak
melihat Tuhan, tetapi mereka katakan bahwa mereka
melihat. Itulah dosa mereka.
Dari kisah ini kita belajar untuk membuka mata hati
kita dan merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup
kita. Tuhan tidak dapat dijumpai dalam pengetahuan.
Ia lebih dirasakan dalam hati melalui pengalaman-
pengalaman sederhana. Orang yang mata hatinya
terbuka, akan mampu melihat kehadiran Tuhan yang
menyapanya dalam hidup. Kita tentu tidak menjadi
seperti orang Farisi yang memiliki pengetahuan yang
baik tentang Tuhan tetapi tidak memiliki hati untuk
merasakan kehadiran Tuhan. Mari kita buka hati kita
agar kita selalu merasakan kehadiran Tuhan di setiap
perjuangan hidup kita. Tuhan memberkati kita semua.
14. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan
mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada
Tuhan dengan mengucapkan Syahadat.
P dan U: Aku percaya akan Allah, Bapa yang
mahakuasa…..
15. DOA UMAT
P : Saudara-saudari terkasih, Allah Bapa yang
maharahim selalu menanti-nantikan kehadiran kita.
Marilah kita panjatkan doa kepada-Nya dengan
penuh pengharapan.
P : Bagi Gereja yang kudus. Kita berdoa semoga Allah
Bapa berkenan memberkati para pemimpin Gereja
agar melayani umat dengan bijaksana dan hati yang
ikhlas, serta mampu mengembangkan hidp
persaudaraan dan kerja sama yang baik. Marilah
kita mohon….
P : Bagi masyarakat kita. Semoga mat akita semakin
terbuka terhadap penderiaan dan keperluan orang-
orang di sekitar kita, dan tidak hanya memikirkan
diri sesndiri, kelompok, atau memperkaya keluarga.
Marilah kita mohon….
P : Bagi mereka yang sakit dan cacat mental. Semoga
Roh Allah membangkitkan dalam diri kita rasa belas
kasih serta perhatian yang tulus kepada mereka
yang sakit dan cacat mental. Marilah kita mohon….
P : Bagi kita semua. Semoga selama masa Parapaskah
ini, mata hati kita semakin terbuka untuk
memandang sesama sebagai saudara, serta
berusaha meningkatkan kerja sama dalam
membangun stasi, paroki, dan masyarakat kita.
Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan
permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Allah Bapa yang mahakuasa, dengan doa-doa
permohonan ini, perkenankanlah kami bersyukur
kepada-Mu atas anugerah-Mu yang telah kami
terima. Buatlah kami semakinpeka terhadap
keperluan orang-orang yang kami layani dan
mereka yang kami jumpai hari ini, kini dan
sepanjang masa.
U : Amin

16. KOLEKTE (Kolekte diiringi lagu; kalau sudah selesai


dihantar oleh petugas ke depan).

17. DOA PUJIAN


P : Saudara-saudari terkasih, Allah yang maharahim
telah menganugerahkan Masa Prapaskah ini
sebagai masa untuk bertobat. Maka marilah kita
memuji Dia dengan berseru:
Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Bapa yang maharahim, kini Engkau mengajak kami
menyegarkan iman kami dengan menyesali
kekurangan dan kelalaian kami, dan bertobat
kepada-Mu. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Ya Bapa, Engkau mendorong kami untuk
melepaskan diri dari belenggu nafsu yang tidak
teratur, agar kami, dalam kesibukan mengurus hal-
hal yang fana, tidak melupakan hal-hal yang bernilai
abadi. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Ya Bapa, Engkau mengajak kami bersyukur kepada-
Mu dengan hidup secara sederhana, agar kami
lebih mampu menghayati kemurahan hati-Mu dan
dapat memberi bantuan kepada orang yang
berkekurangan. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Dengan demikian, ya Bapa, Engkau menyiapkan
kami agar layak merayakan misteri Paskah, dan
kelak menikmati Paskah abadi di surga bersama
Engkau. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Maka ya Bapa, dengan gembira hati, bersama
seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan
Bapa Suci Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup
setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki
setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-
Mu dengan berseru:
18. LAGU PUJIAN

• Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat


dua kemungkinan, yaitu:
(1) menyambut komuni (lihat cara A),
(2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak
menghayati komuni batin/rindu (lihat cara B).

19A. Cara A: DENGAN KOMUNI


• Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk
mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas
altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari
tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah
mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para
pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman
berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu
Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami
sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan
Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka
dalam persatuan dengan saudara-saudari se-paroki
yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan
hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]

20A. BAPA KAMI Berdiri


P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran
Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-
Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki
pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami;
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
• Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.

21A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI


• Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya
sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
• Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin
berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu
menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa
dunia.
• Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat:
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya.
• Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada
saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan
sembuh.
• Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan
terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang menyambut
komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
• Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.
----------------------------------------------------------------------------------------------

19B. Cara B. TANPA KOMUNI


P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni
kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati
kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati
kita masing-masing.

20B. BAPA KAMI Berdiri


P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan
oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri
Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa
sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-
Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki
pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami;
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
• Dapat dilaksanakan Salam Damai.

P : Marilah kita saling memberikan salam damai.


• Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat saja.

21B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri


• Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan
Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai
berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut
kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih
karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok
anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau
kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).
[hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam
Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari
segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu
dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak
dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi,
datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke
dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah
datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan
diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku
terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing
menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di
sini bersama kita.
Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan
mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
22. MENDOAKAN MAZMUR 25:1-11
[Didoakan bersama-sama atau menyanyikan sebuah lagu
pujian]
P : Marilah kita mendoakan bersama-sama Mazmur
25:1-11. Yang ada Alkitab, kita buka dan kita
doakan bersama-sama.
Kepada-Mu, ya TUHAN, kuangkat jiwaku;
Allahku, kepada-Mu aku percaya;
janganlah kiranya aku mendapat malu;
janganlah musuh-musuhku beria-ria atas aku.
Ya, semua orang yang menantikan Engkau
takkan mendapat malu;
yang mendapat malu ialah mereka
yang berbuat khianat dengan tidak ada
alasannya.
Beritahukanlah jalan-jalan-Mu
kepadaku, ya TUHAN,
tunjukkanlah itu kepadaku.
Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu
dan ajarlah aku,
sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku,
Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.
Ingatlah segala rahmat-Mu
dan kasih setia-Mu, ya TUHAN,
sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala.
Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-
pelanggaranku janganlah Kauingat,
tetapi ingatlah kepadaku
sesuai dengan kasih setia-Mu,
oleh karena kebaikan-Mu, ya TUHAN.
TUHAN itu baik dan benar;
sebab itu Ia menunjukkan jalan
kepada orang yang sesat.
Ia membimbing orang-orang yang rendah hati
menurut hukum,
dan Ia mengajarkan jalan-Nya
kepada orang-orang yang rendah hati.
Segala jalan TUHAN
adalah kasih setia dan kebenaran
bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya
dan peringatan-peringatan-Nya.
Oleh karena nama-Mu, ya TUHAN,
ampunilah kesalahanku,
sebab besar kesalahan itu.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh
Kudus,
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan
sepanjang segala abad. Amin.
23. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa,
Ya Tuhan, kami telah Engkau teguhkan dalam
perayaan ini dengan Sabda-Mu. Semoga mata hati
kami selalu terbuka untuk melihat kehadiran-Mu
dalam hidup kami, agar kami pun mampu menjadi
saksi-Mu melalui kesaksian hidup kami.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin

24. PENGUMUMAN
25. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita
menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita
terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
26. PENGUTUSAN
P : Umat beriman yang terkasih, marilah kita pergi
mewartakan belas kasih Tuhan, Perayaan Sabda
kita sudah selesai.
27. LAGU PENUTUP
***

Ledalero, 17 Maret 2023


P. Petrus Cristologus D, SVD
(diolah dengan sedikit penyesuaian oleh P. Hendrik Nuwa SVD)

Anda mungkin juga menyukai