Anda di halaman 1dari 49

KOMPLESI DAN KERJA

ULANG SUMUR
Apakah sama perawatan sumur dengan
Kerja Ulang (Workover)?
Mengapa Perlu WOWS?
Well service operation adalah pekerjaan
rutin yang harus dilakukan selama sumur
berproduksi, yang berfungsi untuk
memperbaiki atau meningkatkan
produktivitas sumur, sedangkan workover
adalah pekerjaan perbaikan yang
dikategorikan cukup berat.
Mengapa perlu WOWS ?

PENYEBAB Adanya KEHILANGAN PRODUKSI

Mengalirkan fluida formasi dari reservoir ke


permukaan terdapat dua tingkatan yaitu :
1. Dari reservoir itu sendiri (reservoir ke lobang
sumur)
2. Sistim mekanikalnya (dari dasar lubang sumur
ke permukaan) : pada setiap atau kedua
tingkatan terserbut, aliran dari fluida formasi
kemungkinan terhambat oleh adanya
problem-problem yang timbul didalam reservoir
dan didalam sistim aliran
Penyebab Kerusakan

Problem Reservoir
Problem Mekanikal
Problem Reservoir
Debit produksi yag terbatas

1. Rendahnya tekanan reservoir


2. Kerusakan formasi
3. Rendahnya permeabilitas
4. Minyak sangat kental
5. Hambatan lubang sumur
Problem Pembentukan air
1. Coning atau Fingering
2. Casing Bocor
3. Kontak antar Formasi

◼ Problem Pembentukan gas


1. Gas yg terlarut dalam
minyak
Problem Mekanikal
Kegagalan penyemenan utama
Kebocoran casing
Komunikasi di dalam lubang sumur
Kerusakan peralatan
Kegagalan penyemenan utama
Kesalahan peralatan
Kebocoran-kebocoran tubing dan packer
Kerusakan atau kesalahan casing dan
tubing
Kesalahan-kesalahan pengangkatan
buatan
WORKOVER
Tipe pekerjaan ulang sumur
Additional perforation ( penambahan
perforasi ) & KUPL
Fishing dan repair casing
Stimulation
Zone isolation ( penutupan perforasi )
dengan cup packer, bridge plug dan
squeeze cementing
Tipe pekerjaan Workover (lanjutan)
Pergantian Liner
Perubahan tipe sumur (dari sumur injeksi
menjadi sumur produksi atau sebaliknya)
Merubah kedalaman sumur /deepening
Gravel packing
KUPL
Kerja Ulang Pindah Lapisan
Tipe-tipe Pengerjaan
Ulang Sumur

1. Mengubah zona produksi


Beberapa kemungkinan perubahan
zona produksi :

a. Re-komplesi ke zona lain, baik zona yang


lebih bawah maupun zona yang lebih
atas (zone change)
b. Re-komplesi zona yang sama tetapi
interval perforasi yang berbeda
a. Re-komplesi ke zona lain, baik zona
yang lebih bawah maupun zona yang
lebih atas

➢ Alasannya adalah berhubungan


dengan zona yang sekarang tidak
ekonomis lagi karena :
➢ Influx yang sudah terlalu kecil
akibat dari energi reservoir yang
sudah lemah sekali. Biasanya zona
ini ditutup, kemungkinan nantinya
akan dibuka kembali dengan
produksi sembur buatan.


Cara penutupan dilakukan dengan :
➢ disumbat dengan semen
➢ diisolir dengan “Bridge Plug”
➢ diisolir dengan menggunakan mundrel plug pada
landing nipple
◼ Zona yang sekarang sudah “watered out”,
artinya WOC sudah mencapai interval
perforasi sehingga produksi air berlebih.
◼ Produksi gas yang berlebih akibat gas cap
berekspansi mencapai interval perforasi
◼ Rekomplesi ke zona lebih atas
karena terdapat kenaikan air
Rekomplesi ke zona lebih atas
karena water coning
b. Re-komplesi zona yang sama tetapi
interval perforasi yang berbeda

◼ Water Oil Contact naik sehingga mencapai


perforasi, sehingga air ikut terproduksi
◼ Kalau masih memungkinkan perforasi lama
disumbat semen kemudian diperforasi interval
diatasnya menjauhi WOC, dan menghindari
water coning.
◼ Perpindahan perforasi dapat juga ke interval
yang lebih bawah untuk menghindari ikut
terproduksinya gas dari gas cap.
Kondisi Awal
Rekomplesi ke zona lebih atas karena terdapat
kenaikan air
Squeeze Cementing

◼ Operasi dimana suatu bubur semen di


tekan sampai tekanan tertentu pada
sumur minyak atau gas , bisa pada
saat pemboran, penyelesaian sumur
atau kerja ulang
◼ Tujuan : menyumbat perforasi atau
lubang terbuka
Fungsi Squeeze Cementing

◼ Memperbaiki primary cementing yang


tidak baik, atau tidak sempurna.
◼ Memperbaiki casing yang bocor.
◼ Menutup lubang perforasi yang salah.
◼ Menutup lubang terbuka yang tidak
diinginkan.
◼ Sebagai landasan bagi peralatan
pembelokan lubang.
Apabila casing bocor, perlu menyumbat
dengan jalan menekankan bubur semen
ke bagian yang bocor tersebut, melalui
lubang perforasi yang sudah dibuat
sebelumnya. Sehingga tidak terjadi
aliran dari formasi.
Kesalahan perforasi dapat juga terjadi,
sehingga terproduksi fluida formasi yang
tidak dikehendaki. Untuk ini perforasi
yang salah itu harus disumbat dengan
semen dengan jalan menekankan bubur
semen ke formasi yang salah tersebut,
agar menghindari terproduksinya fluida
yang tidak diinginkan itu.
◼ Untuk pemboran berarah atau disebut
dengan directional drilling dilakukan
pembelokkan dari pembelokan dari sumbu
vertikal.
◼ Bila alat yang digunakan adalah whipstock
dan dasar lubang lunak, maka dasar lubang
harus disemen dahulu untuk langganan bagi
whipstock. Kalau tidak whipstock akan
terperosok ke dasar lubang.
CONTOH LANGKAH-LANGKAH
PEKERJAAN KUPL

◼ R/U
◼ Ablas Tekanan Di Tubing Dan Casing
◼ RIH ROE Tbg Sampai Kedalaman
Tertentu
◼ Sirkulasi, UTS?
◼ IRT Job
◼ Cementing job
CONTOH LANGKAH-LANGKAH
PEKERJAAN KUPL (Lanjutan)

◼ TSK
◼ Sirkulasi
◼ Jajak TOC
◼ POOH ROE
◼ RIH (TCB+DC+DP)
◼ DOC sampai blong
CONTOH LANGKAH-LANGKAH
PEKERJAAN KUPL (Lanjutan)

◼ RIH casing scrap


◼ Sirkulasi
◼ POOH Casing scrap
◼ R/U Wire line
◼ Run Log (log jenis apa?)
◼ RIH tbg (Tes tbg)
CONTOH LANGKAH-LANGKAH
PEKERJAAN KUPL (Lanjutan)

◼ POOH tbg
◼ Prepare tools R. TCP Gun
◼ RIH (TCP Gun,tbg,packer)
◼ R/U wire line Unit korelasi TCP
◼ N/D BOP
◼ N/U X-Mastree
◼ Drop bar Perforasi lapisan Y
CONTOH LANGKAH-LANGKAH
PEKERJAAN KUPL (Lanjutan)

◼ Observasi
◼ Rig Released
◼ Perforasi adalah proses pelubangan
dinding sumur yaitu pada bagian casing
dan lapisan semen sehingga sumur dapat
berkomunikasi dengan formasi. Minyak
atau gas bumi dapat mengalir ke dalam
sumur melalui lubang perforasi.
Jenis-Jenis Perforasi

A. High Shot Density


B. Tubing Conveyed Perforating
C. Enerjet
A. High Shot Density

◼ Pada sistem ini gun diturunkan ke


dalam sumur dengan menggunakan
wireline. Kondisi kerja perforasi
dengan teknik ini adalah overbalance,
sehingga tidak terjadi aliran setelah
perforasi dan menara pemboran
dengan BOP masih tetap terpasang
untuk penyelesaian sumur lebih lanjut.
◼ Wireline logging cable berfungsi sebagai
penahan beban sekaligus media untuk
hubungan listrik (electrical connection).
Electrical connection diperlukan untuk
menghantarkan downhole signal yang
dimanfaatkan untuk korelasi (menyamakan)
kedalaman ataupun penghantar daya listrik
untuk meledakkan perforating gun
Peralatan dari HSD terdiri dari :
◼ Gun
◼ Head
◼ Firing Head
◼ Bottom Gun
◼ Top Sub
◼ Loading Tube
◼ Jacket
B. Tubing Conveyed
Perforating
◼ Merupakan teknik perforasi yang
menggunakan tubing sebagai
penghantarnya bukan dengan kabel
wireline
◼ Explosive yang dipakai dalam TCP
ataupun wireline hampir sama.
Perbedaannya terletak pada
detonatornya.
◼ Detonator atau untuk TCP lebih umum
dikenal dengan istilah firing system,
diledakan menggunakan mekanisme
mekanik yang berasal dari drop bar
(sejenis besi yang dijatuhkan di dalam
tubing) ataupun menggunakan tekanan.
◼ Beberapa keunggulan dari TCP adalah bisa
dilakukan di lubang kemiringan yang
tinggi bahkan horizontal, perforasi bisa
dilakukan sekaligus dengan pemasangan
completion atau untuk dalam pengetesan
sumur bisa dengan rangkaian DST
sekaligus.
C. Enerjet

◼ Gun berdiameter kecil dimasukkan ke


dalam sumur melalui x-masstree dan
tubing, setelah tubing dan packer
terpasang diatas interval perforasi.
Penyalaan gun dilakukan pada kondisi
underbalance dan untuk operasi ini
umumnya tidak diperlukan menara
pemboran tetapi cukup dengan
pressure control equipment.
Perforation Equipment

◼ Gun dan Safety ◼ Top Sub


Spacer
◼ Bottom Sub ◼ Detobody
◼ Underbalanced ◼ Radio Active
Sub Marker
◼ Tandem Sub ◼ Bar
◼ Loading Tube ◼ Jacket
NO GO ◼ Firring Pin
Pup Joint Detonator
Contoh rangkaian
perforating tools

Anda mungkin juga menyukai