Anda di halaman 1dari 2

REFLEKSI FILOSOFIS PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA

Oleh:

A M I N A H, S.Pd.I

Banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang saya dapat setelah mempelajari
secara mendalam pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara diantaranya adalah:

1. Menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak sehingga anak dapat mencapai titik
keselamatan dan kebahagian yang setinggi - tingginya. Dalam hal ini menuntun bukan
pada kodrat dasarnya tapi menuntun untuk memperbaiki tingkah lakunya.

2. Pendidik diibaratkan seperti petani yang menanam padi. Dalam menanam padi
menjadi beras yang unggul petani akan memiliki berbagai cara dan akan sabar
mengurusnya. Sama halnya dengan pendidik dalam kegiatan pembelajaran guru harus
memiliki banyak cara ,bersabar dan ikhlas untuk dapat menghasilkan generasi atau
anak yang baik.

3. Pendidikan yang berupaya memenuhi kodrat kebutuhan tumbuh kembang anak.Sesuai


dengan pemikiran Ki Hajar Dewantar Bahwa yaitu " Menghamba pada anak "
Pokoknya pendidikan harus terletak di dalam pangkuan ibu bapak karena hanya dua
orang inilah yang dapat "berhamba pada sang anak" dengan semurni-murninya dan
se-ikhlas-ikhlasnya, sebab cinta kasihnya kepada anak-anaknya boleh dibilang cinta
kasih tak terbatas. Menghamba ini bukan berarti dapat diperlakukan semena-
menanya ,tapi pendidikan harus berorientsi pada kebutuhan anak sehingga anak dapat
berkembang sesuai dengan minat dan bakatmya.

4. Budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran,
perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga/semangat.Budi
pekerti yang dimaksud adalah bahwa pendidikan bisa memanusikan manusia menuju
perbuatan yang baik.

5. Bermain merupakan kodrat anak. menurut KHD, Permainan anak itulah pendidikan.
Ki Hajar Dewantara. Dalam hal ini pendidik harus memahami bahwa kodrat anak
adalah bermain sehingga pembelajaran bisa diintegraskan dengan bermain sambil
belajar atau belajar sambil bermain.
Dengan sumber daya dan potensi yang dimiliki sekolah berupa dukungan dari
pimpinan dan warga sekolah serta rekan-rekan sejawat atau guru-guru yang berfikiran maju,
saya yakin itu semua bisa menjadi kekuatan bagi saya dalam menerapkan pengetahuan dan
pengalaman baru ini.

Pemikiran saya berubah setelah mempelajari filosofi pendidikan dari Ki Hajar


Dewantara. Ternyata, anak tidak boleh diperlakukan seperti seekor burung dalam sangkar.
Pemikiran-pemikiran beliau mencerahkan pemahaman yang selama ini saya yakini. Namun,
anak harus diperlakukan seolah olah seperti burung di luar sangkar. Siswa harus diberi
kebebasan berinteraksi dengan sumber belajar yang beragam. Anak boleh cari makanan di
ladang, sawah, sungai, hutan, dan lain sebagainya. Artinya, anak tidak boleh bergantung pada
buku pegangan siswa atau guru. Namun, siswa diberi dorongan untuk gemar mencari
pengetahuan seluas luasnya sesuai kodrat anak.

Perubahan konkret yang akan saya lakukan setelah memahami pemikiran Ki Hadjar
Dewantara yakni saya akan berusaha meningkatkan kredibilitas serta kedisiplinan waktu
dalam pelayanan kepada siswa sebagai suritauladan. Saya harus merancang pembelajaran
bukan hanya sebatas di kelas semata. Siswa harus didorong untuk banyak berinteraksi pula
dengan lingkungan sekitar. Saya harus memperkokoh basis pendidikan karakter dalam setiap
proses pembelajaran guna menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti anak. Pemberian
tugas pembelajaran akan dikaitkan dengan kebutuhan dan minat setiap siswa. Serta selalu
berkomunikasi dengan rekan guru, kepala sekolah, orang tua, dan stakeholder yang
dipandang perlu, guna pengembangan kualitas pembelajaran anak yang berpusat pada
kebutuhan anak.

Anda mungkin juga menyukai