Anda di halaman 1dari 2

PEMBELAJARAN HARI KE-5

EKSPLORASI KONSEP – MERAMU HASIL BELAJAR

Pemahaman tentang filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang menjadi


landasan transformasi pendidikan Indonesia yang berpihak pada anak :

• Makna dari kata ‘menuntun’ yaitu membersamai semua murid


menggapai mimpi dengan memberikan pengetahuan yang kita punya.
Menuntun dapat dilakukan dengan memberi teladan, melakukan
pembiasaan, pengajaran, laku, pengalaman, Selain itu menuntun juga
dapat dilakukan dengan perintah, hukuman, atau paksaan, namun cara
ini tidak boleh dalam konsep filosofi Ki Hajar Dewantara.

• Peran menuntun sesuai sistem among yaitu menebalkan laku anak


dengan kekuatan konteks diri anak dan sosiokultural, diharapkan selamat
dan bahagia sebagai manusia dan anggota masyarakat. Dalam hal ini
dapat diterapkan Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut
Wuri Handayani.

• Makna dari “merdeka” yaitu lahir batinnya tidak terperintah, dapat


menegakkan dirinya artinya dapat berdiri di atas kekuatan sendiri, ,
mengatur perikehidupannya dengan tertib, termasuk mengatur
tertibnya perhubungan dengan kemerdekaan orang lain.

• Kodrat anak tentang bermain yang adalah sama dengan belajar, karena
pikiran, perasaan, kemauan, tenaga (Cipta-Karsa- Karya-Oekerti) sudah
ada pada diri anak. Bermain adalah salah satu kodrat anak. Permainan
dapat menjadi bagian pembelajaran di sekolah. Bermain merupakan cara
belajar yang bermakna dan menyenangkan.

• Pendidikan yang berpihak / menghamba pada anak artinya


pendidikan yang berpihak/berpusat pada murid. Apapun yang dilakukan
guru semata-mata untuk kemajuan muridnya. Fokus pada murid, murid,
murid.
• Konsep budi pekerti perpaduan harmonis antara gerak, pikiran,
perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan
tenaga/semangat. Menurut Ki Hajar Dewantara dengan mempelajari seni
berfaedah untuk kecerdasan jiwa anak-anak dapat menghaluskan serta
memperdalamgerak-gerik jiwa, yang akhirnya memperbaiki sifat budi
pekerti anak.

• Anak bukan tabularasa mengandung makna bahwa anak bukan kertas


kosong yang bisa digambar sesuai keinginan orang dewasa. Anak lahir
dengan kekuatan kodrat yang masih samar-samar. Guru dapat menuntun
untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki lakunya
untuk menjadi manusia seutuhnya.

• Analogi petani untuk menjelaskan kodrat anak, bahwa anak diibaratkan


sebagai benih padi sedangkan guru dianalogikan sebagai petani. Petani
dapat menuntun dan merawat tumbuhnya padi, memperbaiki kondisi
tanah, memberi pupuk dan air. Seperti itulah guru dalam menuntun
tumbuh kembang siswa dengan menyiapkan lingkungan belajar,
memberikan pengetahuan dan mengasah budi pekertinya.

Pemahaman tentang Pendidikan yang Memerdekakan menurut pemikir


- pemikir yang selaras dengan pemikiran KHD dan menjadi acuannya (Metode
Montessori dan Taman Anak Frobel)

Metode Montessori dan metode Frobel menjadi acuan Taman Siswa untuk
menentukan pemahaman pendidikan yang memerdekakan anak. Metode bermain
sambil belajar benar-benar diterapkan dinTaman Siswa. Sehingga pembelajaran
yang bermakna dan menyenangkan sangat terasa. Anak-anak bahagia dan mendapat
pengetahuan baru.

Kaitan filosofi dan prinsip pendidikan yang memerdekakan dengan tujuan


pendidikan untuk membentuk profil Pelajar Pancasila

Tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak- anak, agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam hal ini diharapkan
murid mempunyai karakter seperti Profil Pelajar Pancasila, yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global,
bergotong-royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri.

Anda mungkin juga menyukai