Anda di halaman 1dari 116

Playfull Couple,

We are Playfull Couple ...

“Aku rasa sudah jatuh cinta dengan orang yang keras kepala” Calvin
tersenyum mendekapku

“Aku tegas” jawabku mantap

“Hanya orang yang keras kepala yang mengatakan dirinya tegas”

****

"Kenapa Dra?"

"Huh" blank

Namaku Rendra, aku bekerja di salah satu perusahaan penerbit sebagai


salah seorang layouter, ini ada lah sidejob ku selain sebagai seorang
mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi swasta di
kotaku.

Dan hari ini, hari terburuk ku di minggu ini, aku diputusin hanya karena
saat aku dan Ria (pacarku) sedang jalan, aku memasukan ujung t-shirt
kedalam celana seperti menggunakan kemeja, apa salahnya dengan itu?,
cuaca pada saat itu cukup dingin aku rasa aku hanya ingin lebih hangat
saja. Padahal kami baru saja jadian kurang dari 1 bulan dan putus hanya
karena hal sepele.

"Aku baru putus ka"

"Kok kamu putus, bukanya baik-baik saja?"

Namanya Erika, seorang penulis di perusahan yang sama dengan ku,


salah seorang sahabat baik ku, Erika tipe cewek supel dan mudah
bergaul dan aku pernah menyukainya, semua orang di penerbitan ini
mengenalnya, dan dia mengenal semua orang disini, jujur dia itu incaran
semua pria yang ada disini, kulit putih, hidung mancung, rambut panjang
sebahu, tinggi, dia hampir sempurna sebagai seorang perempuan.

"Semalem gue pakai kaos"

"Trus?" Tanya Erika penasaran

1
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Dia malu lanteran aku pake kaos dimasukan ke celana"

"Jadi kamu jomblo sekarang?"

"Ho oh, lu mau jadi pacar gue sekrang?"

"Ogah! Eh lu ikutan playful couple aja." seru Erika semangat.

"Project pacaran itu yah"

Playful Couple adalah salah satu project dan terbitan buku terlaris di
perusahaan kami, salah satu buku yang terbit satu tahun sekali, dan ini
adalah tahun ke 3 buku itu akan di terbitkan, dalam bukunya akan ada 5
couple, yang dipasangkan secara acak, biasa pesertanya adalah penulis
muda, uniknya buku ini kumpulan cerita 7 hari pasangan pacaran baru
menjalani harinya. Walaupun terkesan maksa dan muluk tapi buku ini
menjadi best seller, sebagian penulis yang mengikuti project ini
menjadi pasangan yang klop, dan kurasa aku harus mengikutinya, siapa
tau diantara penulis yang mengikuti project ini bisa jadi pacarku,
setidaknya aku juga akan puas jadi pacar 7 hari.

Para penulis yang akan ikut dalam project playful couple di kumpulkan
di ruangan rapat oleh project manager, ruanganya tidak terlalu besar,
ada dinding kaca sebagai pembatas dengan koridor dan ruangan lain.

Disini ada beberapa penulis baru yang tidak kukenal, tapi ada juga
penulis yang telah kukenal sebelumnya, yang menarik perhatian ku
adalah Calvin, penulis paling pendiam di penerbitan ini, dan aku pernah
tertarik padanya saat dia didandani menjadi perempuan pada saat
acara ulang tahun kantor ini tahun lalu. Yah saat itu dia sangat manis
sekali, jika dia perempuan aku pasti sudah menjadikanya pacar.

"Pasanganya gak cukup" kata seorang penulis yang ikut dalam project
itu

Dan benar saja hanya ada 4 orang perempuan dan 6 orang. Its mean
bakal ada satu pasangan "laki-laki dengan pria" yang bisa di
terjemahkan sebagai "gay".

"Dra" panggil project manager

"Ya bos Rud"

2
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Kamu couple sama Calvin yah"

Sontak aku kaget, Calvin, dia laki-laki, aku laki-laki kenapa aku harus
dipasangkan dengan laki-laki. Okey penampilan ku kurasa cukup
menarik, dan kurasa sangat tidak tekesan gay walaupun aku menjaga
pempilan ku, but hey, jadi cowok metrosexual sudah bukan hal tabu dan
di anggap gay.

"Tapi bos ... apa tidak di tambah saja jumlah perempuanya bos jadi ada
6 pasangan bos" aku memberikan solusi.

"Tidak, apa kamu tidak melihatnya jumlah penulis tetap terbatas, dan
kita tidak akan merubah format buku"

"Tapi bos, kenapa saya yang harus dipasangkan dengan dia" aku berdiri
menunjuk Calvin.

"Kau datang terakhir"

"Bos.."

"Apa kau keberatan Calvin?" Pak Rudi memotong omonganku dan


bertanya ke Calvin

Calvin hanya mengangguk menyatakan setuju.

Baiklah, Calvin cukup menarik aku akui itu, wajah putih dengan potongan
rambut yang cukup stylish tetapi tetap rapi, tinggi nya kira-kira sama
dengan ku, kurang lebih 177 cm, satu hal yang pasti dia cukup menarik
dan dalam pandangan ku wajahnya cukup cantik untuk seorang pria.

"Satu pertanyaan bos Rudi?" aku mengacungkan tangan

"Apalagi?"

"Saya gak gay, saya juga gak punya experience buat hubungan sama
gay?"

"Gue gay!" Jawab Calvin enteng.

Aku panik, tapi sepertinya hanya aku saja yang panik. Apa ini sudah di
rencanakan sebelumnya? Ya aku mengenal Calvin, tapi hanya sebatas

3
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

tahu namanya karena satu kantor dan kurasa aku belum pernah bergaul
denganya 1 tahun terakhir ini, dia lumayan tertutup dengan lingkungan
kerja, aku juga tidak mengetahui kalau dia gay, gay, what... gay.

"Plak" aku mukul kepalaku sendiri saat melihat Erika melambaikan


tangan di balik dinding kaca pembatas ruangan metting.

"Erika, apa maksud lu" aku mengirim pesan ke Erika

Erika: “lu kan perlu suasana baru dalam hubungan lu”

Me : “anjrut yah, tapi gak dengan gay juga”

Erika : “tenang aja orangnya baik kok, btw setelah 7 hari ini kalu
tulisan lu paling bagus, gue mau jadi pacar lu”

Me : “its not worth lah ka”

Erika : “gue tw lu pernah suka sama gue, aggap aja ini test buat jadi
pacar gue dra”

Me : “arrrgh”

Erika, walaupun teman baik ku saat ini, tidak di pungkiri aku pernah
menyukainya bahkan seblum aku berpacaran dengan Ria, aku sempat
menyatakan perasaanku ke Erika. Tapi, aku di tolak mentah-mentah,
semua perkataan ku dianggap gombalan semata oleh Erika. Dan project
ini jalan yang tepat untuk bisa mendapatkan Erika. Aku mengiyakan
permainan ini, kurasa tidak ada salahnya, hanya 7 hari saja kok jalan
sama Calvin. Secara looks memang tidak terlihat gay sama sekali, jadi
kurasa jalan sama dia tidak akan mempengaruhi image yang sudah ku
bangun selama ini.

"Rules are simple, every couple harus membuat tulisan setelah


menjalani hubungan selama 7 hari, tulisan terbaik bakal mendapatkan
bonus dari perusahaan dan income yang lebih besar dari penjualan
buku"

Bos Rudi menjelaskan panjang lebar tentang hal do and don't dalam
penulisan playful couple. Karena hasil tulisan hanya satu setiap
pasangan aku rasa Calvin yang penulis bisa menyelesaikanya. Dan kurasa

4
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

tugas ku membuat diriku senyaman mungkin, hari ke 7 setelah ini “yes”


aku akan pacaran dengan Erika.

Saat semua couple sudah mendiskusikan plan 7 hari mereka, aku hanya
duduk menghadap Calvin yang tepat di depanku, meja oval membatasi
ruang gerak ku di depan Calvin, pasangan lain sudah mengambil posisi
duduk berdua, diantara semua pasangan penulis ini hanya Anya dan Leo
yang kukenal dan untungnya mereka di pasangkan, obrolan mereka
sepertinya menarik karena, terdengar ketawa kecil mereka, pasangan
penulis lainya pun tidak kalah heboh ada pasangan yang menggunakan
notebook mereka, sepertinya mereka sedang membuat perencanaan
yang matang.

Aku sendiri bingung untuk memulainya, apa aku harus mendatangi Calvin
yang duduk tepat di depanku, atau menunggu respon dari Calvin. Aku
tidak tertutup dengan dunia gay karena di lingkungan ku sendiri aku
berteman dengan beberapa gay, uniknya Calvin tidak seperti gay yang
ku kenal, Bona seorang gay yang berteman dengan ku lama cenderung
bertingkah sedikit feminim dan kadang terlalu banyak "ngomong", first
impression melihat Bona dia sedikit maaf “ngondek”. Sangat berbeda
dengan Calvin yang cenderung tenang dan tidak banyak bicara terlihat
seperti seorang laki-laki yang laki-laki dari luar, tapi entah lah aku
sama sekali belum mengenalnya selain namanya saja.

"Vin, kita bakal ngapain 7 hari ini" aku membuka obrolan dengan nya.

Seperti yang kuduga, dia cenderung pendiam dan sepertinya tidak


menggubris perkataanku, dia membereskan pocket book nya kedalam
tas punggung yang berada di sisi kiri kursi duduknya.

"Hey mau kemana?" Aku mengikuti Calvin keluar dari ruang rapat itu.

"Hey, setidaknya lu bisa ngenalin diri lu Vin"

Calvin menghentikan langkahnya di koridor menuju exit point.


Sepertinya dia cukup jengah karena aku mengikutinya. Tapi, apa
salahnya dengan tingkah ku.

"Biar gue yang selesein ini Dra, lu cukup tenang aja 7 hari ini. Anggap
aja ini liburan buat lu" kata Calvin jengah.

5
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Wow. Ini kalimat terpanjang yang diucapkanya sejak aku pertama kali
melihatnya di meja penulis setahun yang lalu.

"Gak bisa gitu la Vin, lu kan ama gue couple sekarang"

"Huuuh" Calvin menghela nafas

"Terserah lu aja Dra"

"Couple" kataku sambil mengulurkan tangan

"Hmmm" jawabnya singkat sambil menjabat tangan ku.

****

CALVIN’S POV

"Rendra"

Entah kenapa setiap melihat Rendra jantungku selalu berdetak


kencang, aku memang selalu menyukainya, wangi tubuhnya, senyum
mempesonanya, suaranya yang khas terlebih lagi dia selalu membuat
suasana di sekitarnya menjadi cerah.

"Wooi Vin, lu sembunyi dari siapa" Erika melihat ke arah luar divisi
kami,

"Lu ngeliatin Rendra ya?"

"Shhht, ntar kedengaran Ka"

"Kenapa sih gak lu bilang aja langsung ke dia kalu lu suka dengan dia"

"Hhuuuuft, gak semudah itu Ka, lu tau dia kan, dia normal bukan gay
kaya gue"

"Terus?"

"Ya beda lah"

"Tapi bukanya Rendra pernah bilang suka ke elu Vin"

6
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Itu kan cuma candaan dia aja ka"

"Gue punya rencana buat lu bisa deketin Rendra”

"Huh?"

"Lu daftarin diri lu jadi penulis playful couple, sisanya biar aku yang
urus" Erika mengedipkan mata kananya, aku tidak tau apa yang di
rencanakan Erika, tapi biarlah aku coba saran dia.

****

Akhirnya aku mendaftarkan diri sebagai penulis playful couple, semua


penulis yang mendaftarkan diri dikumpulkan di ruang rapat oleh bos
Rudi, jujur saja, aku tidak terlalu mengenal penulis yang ada disini, aku
sedikit tertutup dengan penulis lain, bukanya membatasi diri untuk
bergaul, hanya saja aku terbiasa bekerja sendiri,

"Maaf bos, saya telat"

"Rendra" kataku dalam hati, apa yang dilakukanya disini, wajahnya


sedikit berkeringat, nafasnya pun tidak beraturan, "Apa dia ikut
program ini?" Ada yang janggal dengan jumlah penulis disini, jumlah
perempuanya kurang.

bzzzzzz, ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Erika

Erika : "nikmatin 7 hari lu sama Rendra, I just set it for u Vin, good
luck"

Me : "maksud lu ka?"

Erika ; " ^_^"

"Dra" bos Rudi memanggil Rendra "Kamu couple sama Calvin yah"

What is this, Erika mengatur agar aku dan Rendra, aku cukup kaget
dengan itu dan sepertinya Rendra juga cukup kaget, wajar saja mana
mungkin dia yang normal mau dipasangkan dengan gay.

7
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Mataku tidak bisa lepas memandang wajah Rendra, aku harus bisa
menahan ini, aku tidak ingin menunjukan ada ketertarikan denganya.

"Satu pertanyaan bos Rudi" Rendra mengacungkan tangan

"Apalagi?" kata bos Rudi

"Saya gak gay, saya juga gak punya experience buat hubungan sama
gay"

"Gue gay" dengan enteng aku mengatakan hal itu,

Aku rasa Rendra pasti akan mundur, ya, biarlah aku juga tidak
berharap banyak.

"Okey, bos Rud, saya setuju ikut project ini"

"What, Rendra setuju" apa yang akan aku lakukan, relax Vin, jangan
terlalu di tanggapin, aku tidak boleh berharap banyak, aku juga tidak
boleh membawa perasaan di project ini jika tidak ingin kecewa. Lagi
pula ini hanya 7 hari, setelah 7 hari dia tidak akan memperdulikanmu
lagi Vin.

Yang aku herankan, kenapa dari tadi Rendra menatapku.

"Vin, kita bakal ngapain 7 hari ini?"

Rendra membuyarkan lamunan ku, aku hanya membalas dengan senyum,


aku memutuskan untuk keluar dari ruangan rapat ini, tapi, Rendra
mengikutiku hingga koridor.

Aku bingung dengan apa yang dikatakanya disini, kenapa dia antusias
sekali dengan project ini, dan caranya memandangku? ...

****

Day 1

Ini hari pertama aku berpasangan dengan Calvin di project playful


couple. Kurasa aku harus mengenalnya terlebih dahulu sebelum memulai

8
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

semuanya, yah, bagian penulisan memang Calvin dan kurasa bagian ku


membuat ini jadi menyenangkan.

8.15 am

Selama 7 hari ini aku dan peserta penulis lainya di bebaskan untuk
tidak masuk kantor, kuliah ku pun tidak begitu padat. Aku rasa
membolos 1 atau 2 kali pertemuan di kelas tidak akan menurunkan
nilaiku.

Matahari pagi sudah cukup terik terlihat sinarnya menyembur masuk


dari sisi jendela yang tidak tertutupi horden, aku enggan membuka
jendela karena aku tidak menyukai cahaya matahari. Memang tidak ada
riwayat alergi cahaya matahari atau sejenisnya di keluargaku, hanya
saja mataku tidak tahan dengan silaunya cahaya matahari. Dari zaman
sekolah pun aku lebih memilih berdiam diri di dalam kelas saat jam
istirahat dari pada harus keluar dan sampai sekarang pun aku memilih
diam tenang dalam ruangan dari pada kepanasan.

Aku mengambil smartphone ku yang sudah kuletakan di atas kasurku,


memeriksa recent update atau memeriksa pesan masuk, dan ini adalah
kebiasan pagi ku sebelum melaksanakan aktifitas apapun

Leo "1st date, gonna be fun"

"Ah curi start duluan ni anak" kataku

Erika "what will happen yah sama C #poke Rendra"

Me : “pm lu ka?”

Erika : “apah dra?”

Erika : “udah ngapain aja sama Calvin|

Me : “nothing, lu ada pin nya gak? Gue minta?”

Erika : “cieh cieh, dia gak pake bb, tapi gue ada no dia nih”

Yah, Aku sudah mendapatkan nomor telpon, lalu apa yang harus aku
lakukan. Baiklah sepertinya aku memang harus lebih agresif di banding
dia, jadi kurasa tidak akan ada masalah kalau aku yang menghubunginya
terlebih dahulu.

9
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Tuuut. Tuuut. Tuuut . Tidak di angkat Calvin.

"Mungkin aku harus mengirimkan pesan dulu"

Me : “vin, ni gue Rendra, lu dimana?”

Tidak di balas, dan ini sudah lebih dari 15 menit tidak di balas pesan ku.
Sedari tadi aku mengotak-atik ponsel ku dan menghubungi beberapa
teman penulis di penerbitan, hal yang mengejutkan tidak ada dari
mereka yang mengetahui Calvin selain namanya. Apa Calvin tidak
memiliki teman di kantor?

Cring. Ponsel ku berbunyi ada sebuah pesan dari Leo.

Leo: “gue barusan dari kampus Anya bro. Td gue liat Calvin masih di
kampus. Lu peduli amat ama couple lu dra. Haahaha”

Me : “none of ur business bro. Hahahaa”

9.40 am

Aku tiba di kawasan kampus Calvin dan memarkirkan mobil di parkiran


fakultas ekonomi, ya Calvin kuliah di jurusan ekonomi akuntansi, tapi
tetap saja kesulitan mencarinya disini, tidak sedikit mahasiswa yang
kuliah disini, apa aku harus mencarinya dari kelas ke kelas? Pasti tidak
akan lucu. Dan dari tadi telpon dari ku tetap di angkat. Hampir 45
menit aku bersandar di depan pintu mobil walaupun cukup terik dan aku
menunggu cukup lama, untung saja ada banyak pepohonan besar di area
parkiran ini, setidaknya bisa matahari tidak langsung ke arahku.

"Ah itu Calvin" aku melihat Calvin menuju arah parkiran, sepertinya dia
menyelesaikan salah satu mata kuliahnya.

Aku mencoba untuk menelponya kembali, tapi sepertinya dia tidak


menghiraukan panggilan ku, terlihat dari tempat ku berdiri Calvin hanya
melihat layar ponselnya dan tidak menghiraukanya sama sekali. Aku
mengurungkan niat ku untuk menyapanya langsung, kali ini aku akan
membuntutinya.

Calvin menyalakan motornya dan keluar dari kawasan kampusnya, tidak


seperti mahasiswa lain yang lebih memilih untuk menghabiskan waktu di
kantin kampus atau tempat lainya, Calvin malah memilih pulang,

10
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

sebelumnya aku sudah megetahui alamat Calvin dari Erika. Aku


membuntinya sampai kearah gang rumahnya.

"Sial mobil gak bisa masuk" kata ku sembari keluar dari mobil dan
memilih untuk jalan kaki sekarang.

"Anjing lepasin gue!" Sontak aku keget ketika memasuki gang yang
lumayan kecil itu, gang yang hanya memiliki lebar kurang dari dua meter
itu. Calvin sepertinya sedang berkelahi, dia kalah jumlah, ada 3 orang
yang berpenampilan seperti preman sedang berada di depan Calvin,
satu orang lagi manahan tangan Calvin.

Sepertinya Calvin memang sengaja di cegat di gang itu, motor Calvin


tergelatak jatuh, sementara keadaan sekitar sepi. Padahal masih pagi,
tapi suasana sepi.

"Lawan gue satu-satu" bentak Calvin ke preman-preman itu.

Aku sendiri bingung apa yang harus aku lakukan, kalaupun aku menolong
Calvin tetap saja kami kalah jumlah, jika menghubungi polisi sekarang
sepertinya tidak akan sempat, Calvin sudah pasti babak belur duluan,
lingkungan di sekitar juga sepi.

"Lepasin dia"

Akhirnya aku memberanikan diri, tanpa persiapan apa-apa.

"Gue udah ngubungin polisi, lebih baik lu semua pergi dari sini"

Okey, aku sudah berbohong tentang menghubungi polisi. Dua orang


preman itu menghampiriku, pukulan di perut sebagai pembuka dan itu
terasa sakit, satu pukulan di rahang kiri ku membuatku terpental jatuh,
salah satu preman menindihku dan memberikan pukulan lain di area pipi
dan mata, semua kejadian begitu cepat, tubuhku terasa sakit sampai
aku tidak bisa bereaksi sedikitpun, sampai Calvin menolongku. Aku tidak
begitu melihat apa yang terjadi, tapi sepertinya preman-preman itu
memutuskan untuk pergi.

"Bodoh sekali, apa kau bisa berdiri?" Calvin menarik tangan ku.

Calvin membopoh ku hingga kerumahnya, seperti yang kuduga di gang


sepi ini hanya ada 3 rumah saja yang terlihat, dan rumah Calvin salah

11
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

satunya. Kesan pertama masuk kedalam rumah Calvin menyenangkan,


dinding rumah yang berwarna cream, marble dengan design minimalis,
langit langit yang cukup tinggi membuat rumah ini terasa sejuk, lemari
dari kayu jati sebagai pemisah ruang tamu dan ruang keluarga. Foto-
foto Calvin dan keluarganya disusun rapi di ruang tamunya.

"Wajah Calvin sangat menyenangkan di foto itu" kataku dalam hati,


terlihat senyum Calvin sangat bahagia, sepertinya Calvin anak tunggal
karena di foto itu hanya ada Calvin.

Calvin menghampiriku dengan membawa kapas dan sepertinya alkohol


untuk mengobati luka ku.

"Apa kamu membuntuti ku Dra?"

"Aw sakit Vin" terasa sedikit sakit ketika Calvin mengusap pipiku yang
terkena pukulan.

Calvin tersenyum

"Makasih yang tadi"

"Seharusnya aku yang terimakasih ke lu-- eh kamu Vin"

Calvin merubah cara bicaranya dengan ku. Sedikit kagok memang, tapi
aku rasa aku bisa membiasakan diri.

"Kau belum menjawab pertanyaan ku Dra"

"Apanya?"

"Apa kamu membuntutiku?"

Aku tertawa kecil, walaupun menahan rasa sakit di area rahang dan
mata kiri ku.

"Setidaknya aku harus tau apa yang dilakukan pacarku, lagian kamu juga
tidak menjawab panggilan ku, seharusnya aku marah"

Calvin tertawa, ini pertama kalinya aku melihatnya tertawa setelah aku
mengenalnya.

"Apa kau serius dengan ini Dra?" Calvin masih sedikit tertawa.

12
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Kenapa tidak?" Kataku tersenyum

"Baiklah, kita coba jalani ini" Calvin mengulurkan tanganya mengajaku


bersalaman.

"Jadi gimana? Hari pertama aku jadi pangeran tampan menolong mu"

"Apa tidak terbalik Dra?"

Calvin kembali tersenyum, manis sekali fikirku expresi senyum yang


sama di foto keluarganya.

"Tapi aku akan menulis hari pertama ku, aku ditolng kamu yang rela
terluka untuk menyelamatkan ku"

"Terdengar bagus" kataku

"Kita akan pacaran selama 7 hari ini, dan aku berjanji akan membuat 7
hari ini akan menyenangkan"

Calvin hanya tersenyum, tapi sepertinya dia setuju dengan itu, banyak
hal yang aku ketahui tentang Calvin, ternyata dia benar anak tunggal,
orang tuanya pindah tugas kekota lain, tapi dia lebih memilih untuk
tinggal disini di kota kelahiranya, aku dan Calvin ternyata seumuran.
Ternyata Calvin tidak se-pendiam seperti yang aku bayangkan, obrolan
kami berjalan 2 arah.

Siang ini Calvin mengajaku untuk makan siang di rumahnya, sepertinya


semua hal di lakukanya sendiri. Calvin sangat mandiri.

"Mau makan apa Dra?" Tanya Calvin

"Terserah aja, aku makan apapun yang berbentuk makanan"

Calvin cukup lihai di dapur, dalam waktu yang tidak lama beberapa menu
sudah di sajikan di atas meja. Tidak ada bahan mentah yang harus di
beli keluar, kulkas Calvin penuh dengan bahan makanan, sepertinya
untuk persediaan 2 atau 3 hari, di dapurnya pun semua tersusun dengan
rapi, bumbu dapur, alat masak, semua tersedia lengkap disini, semua
terorganisir dengan baik. Tidak ada alasan untuk tidak melahap
makanan yang tersaji, tampilan makanan yang menarik sesuai dengan
rasanya "yummy" walaupun bekas pukulan tadi masih berasa, tidak akan
mempengaruhi nafsu makanku.

13
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Vin, kok preman tadi mukulin kamu?"

"Masalah kecil aja kok"

"Bukanya mau ikut campur Vin, kayaknya kamu musti lapor polisi"

"Iyah, bisa aku selesein kok"

Calvin sepertinya enggan membahas masalah ini. Aku ingin sekali


menanyakan tentang kehidupan gay Calvin, tapi kurasa aku harus
mengurungkan niatku. Pasti butuh proses yang tidak sebentar untuk
lebih mengenal Calvin lebih dekat lagi. Aku tidak tahu sejauh mana
teman-teman kantor mengetahui tentang Calvin, saat Calvin
menyebutkan dia gay yang kuingat hanya aku yang kaget mendengarnya.

4.30 am

Aku menghabiskan siang ini di rumah Calvin, duduk di ruang tengahnya,


menggenggam bantal di tangan, mengganti channel TV dan terkadang
blank, sedangkan Calvin sibuk dengan kegiatanya sendiri, setelah
membereskan sisa makan siang tadi Calvin hanya duduk tenang dengan
notebook nya. Terkadang aku mencuri pandang memperhatikanya. Tapi,
Calvin seakan tidak memperdulikan ku.

"Vin, apa notebook itu pacarmu?"

"Hmmmm" Calvin masih tidak memperdulikan kata-kataku.

Okey, apa pesona ku kalah dengan alat elektronik yang di pegangnya,


aku tidak ingin hari pertama Calvin menulis "setelah Rendra di pukuli,
babak belur, dan sekarang di biarkan bengong" jadi aku memutuskan
untuk mendekatinya,

"Prak" Calvin menutup notebooknya

"Pelit amat Vin, nonton bokep ya?"

"Mungkin" jawabnya singkat

"Bokep gay? Boleh aku liat?"

"Aww"

14
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Calvin menjentik keningku, sedikit sakit dan mungkin meninggalkan


bekas merah.

"Pelit! Aku balik aja Vin" kataku sambil berdiri

"Hey" Calvin menarik tanganku.

"Satu hari belum selesai Dra"

"So? Aku tidak mau menyerahkan keperjakaan ku Vin"

Calvin kembali tertawa, ini kedua kalinya dia tertawa lepas, apa yang
salah denganku, yah tapi ini juga menyenangkan melihat sisi lainya.
Lebih cerah, lebih menyenangkan.

"Let's do this, what do you think bout me?, maksudku 1st impression
kamu tentang aku Dra"

"Apa kamu ingin menulis ini ke cerita kita"

"Yups"

Akhirnya aku mengurungkan niatku untuk pulang dan memilih duduk di


sebelahnya.

"Calvin. Hmmmmm. Pernah nyadar gak kamu vin, kalu kamu itu cowok
berpenampilan menarik tapi gak pernah mau show off, kamu itu juga
cantik untuk ukuran cowok. terlalu pendiam, tertutup, gak mau
berteman, walaupun satu tempat kerja lebih dari satu tahun, yang aku
tau cuma nama kamu"

"Apa aku seperti itu?" Calvin sedikit terkejut.

"But the good parts of you Vin, kamu itu membuat orang penasaran
dengan kamu."

"My turn" katanya.

"Please"

Okey, aku sudah mempersiapkan diri mendengar hal baik tentangku.

"Rendra, kamu itu cowok metrosexual dan to much talking, tapi itu
membuat suasana jadi lebih cerah, seorang player juga kan? Sering

15
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

tebar pesona, dan penampilanmu itu gak cuma memikat cewek, cowok
juga"

"Jadi kau tertarik dengan ku juga Vin" aku tersenyum usil

"Aku punya standar ku sendiri"

"Apa aku tidak masuk kriteriamu" aku mendekatkan wajahku kedekat


wajahnya, expresi lain aku dapatkan dari Calvin, wajahnya memerah.

"Hahahaha" aku hanya tertawa melihatnya seperti itu.

“Awwww”

Calvin kemabali menjentikan tanganya ke dahiku.

****

Day 2

Me : "aku jemput di kampus yah"

Calvin : "aku masih ada kelas dra"

Me : "udah bolos aja, aku tunggu di parkiran

Calvin : "tapi.."

Belum sempat Calvin berargumen aku menutup telfonnya, setelah hari


pertama Calvin sudah mau mengangkat telfon dariku, pesan ku pun di
balasnya, seperti malam tadi aku menelfonya untuk rencana hari, aku
rasa aku me mendapat respon positif. Banyak rencana dalam otak ku
untuk hari ini, semakin menarik hal yang aku lakukan dengam Calvin
kurasa akan jadi tulisan yang menarik juga, dan di hari terakhir aku
akan pacaran dengan Erika. Ini akan menguntungkan untukku.
Mungkin??

Sesuai permintaanku Calvin sudah menunggu di area parkir kampus nya,


wajahnya cukup manis hari ini, kemeja merah dengan dalaman kaos

16
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

putih, jeans hitam dan dia semakin terlihat menarik di mataku,


entahlah, mungkin karena aku sedikit lebih mengenalnya

"Seandainya Calvin itu cewek, jangankan 7 hari 7 tahun juga aku mau
jadi pacarnya"

Lagi-lagi aku mengahayal hal yang tidak-tidak, dan sekali lagi aku tidak
memungkiri kalau Calvin memang manarik perhatianku.

"Masuk Vin, pangeran tampan datang menjemputmu"

"Pangeran tampan----" Calvin mengerutkan dahinya. "Baiklah, mau


kemana kita?" Tanya Calvin sembari memasang seat beltnya

"Day 2, kita bakal nge-date, lovely dating for you" jawabku tersenyum.

Sebelumnya aku sudah menelfon Leo untuk meminjam alat panggang,


dan untuk itu aku harus mengorbankan CD Maroon 5 favorit ku sebagai
ganti aku meminjam alat pangangnya, aku berencana akan mengajak
Calvin ke rumah ku untuk makan, masak bersama, dan aku rasa
barbeque jadi pilihan terbaik, lagi pula aku juga sendirian di rumah jadi
tidak ada salahnya mengajak Calvin untuk makan. Setibanya di rumah
Leo aku sudah di suguhkan senyum iseng Leo.

"Mana CD nya?" Leo menadahkan tanganya

"Kalian berdua date keman hari ini?" tanya Leo, Calvin hanya tersenyum
membalas pertanyaan Leo.

"Bukan urusan lu" jawabku ketus

"Padahal gue punya rencana double date sama kalian"

"Hey, kami bukan pasangan kebanyakan yah"

"Pasangan maho kan? Lu pasti malu buat nunjukin ke orang-orang" Leo


tertawa.

Sebenarnya aku pribadi tidak merasa risih dengan perkataan Leo, tapi
raut wajah tidak nyaman di tunjukan Calvin dengan sedikit senyum
risih, walaupun dia gay sepertinya dia cukup risih dengan sebutan itu.
Sedikit banyak aku tidak menyukai situasi seperti ini, aku tidak banyak
menghabiskan waktu di rumah Leo, aku meminta bantuan Calvin untuk

17
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

memindahkan alat panggang iti ke bagasi mobil dan memilih untuk


langsung pergi.

14.30

Di mobil ....

"Vin, kamu gak apa?" Aku sedikit merasa tidak nyaman, sejak
meninggalkan rumah Leo, Calvin lebih banyak ambil sikap diam.

"Gak Dra"

"Ayolah Vin, aku gak suka kalo tampang kamu kayak gini, ilang
cakepnya"

"Dra?"

"Ya"

"Kamu gak malu gara-gara project ini kamu juga di anggap gay sama
orang-orang?" Calvin serius dengan pertanyaanya.

"Aku.. gay... malu... aku rasa gak, kalo memang iya, yang jalanin kan aku
bukan orang lain"

"Kenapa?" Aku heran melihatnya tersenyum mendengar jawabanku.

"Gak, hanya saja. Apa yang kau katakan menunjukan dirimu"

"Maksudnya aku gay juga gitu?"

****

Lagu-lagu Michael Bublé di album Crazy Love mengalun merdu


menemani perjalanan ku dan Calvin, aku tidak tahu apa lagu kesukaan
Calvin, tapi Calvin menikmati lagu kesukaanku bahkan dilagu Haven't
Meet You Yet Calvin bisa mengikuti di bagian reff nya. Dengan wajah
Calvin yang manis itu kupikir dia lebih menyukai lagu-lagu dari penyanyi
perempuan, dan saat ini kurasa itu hal yang bagus dia menyukai pilihan
lagu ku.

18
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Sebelum pulang kerumah aku menyempatkan diri untuk membeli bahan


pelengkap barbeque di supermarkat. Calvin sempat mengatakan ini
barbeque pertama untuknya, tapi saat di supermarket Calvin tahu apa
yang perlu dan yang tidak di perlukan untuk acara barbeque. Pilihan
daging dengan kualitas yang bagus, entah itu sirloin atau tenderloin
dimataku daging semua sama "rasa daging", sosis, beberapa pilihan
sayur, jus, soda, bumbu pelengkap. Kurasa persiapan Calvin lebih
matang dariku. Dalam fikiranku barbeque cukup dengan alat panggang,
arang dan daging, di lumuri kecap... voila... ternyata lebih rumit dari itu.

Aku menyiapkan alat panggang di backyard rumahku, suasana disini


sangat menyenangkan, walaupun tidak ada pepohonan disini, dengan
adanya rumput hijau yang tertata rapi dan beberapa bunga hias milik
ibuku tidak membuat pemandangan gersang disini.

"Vin arangnya sudah jadi nih, tinggal di panggang aja dagingnya" aku
berteriak memanggil Calvin yang tengah berada di dapur.

Calvin menyiapkan bumbu BBQ, aku tidak mengetahui ternyata banyak


sekali bahan yang di perlukan untuk membuat bumbu BBQ. Aku kira
hanya menggunakan kecap manis, ternyata Calvin menggunakan
berbagai macam kecap, kecap manis, kecap inggris, kecap asin, saos dan
bahan lain yang tidak aku ketahui namanya. Jika di tanya bumbu dapur
apa yang aku ketahui dengan bangga aku akan menjawab “garam”.

***

"Plak" Calvin memukul tanganku.

"Masih belum matang Dra"

Jujur saja aku tergoda melihat warna dan aroma daging di pemanggang
itu, dan aku juga tergoda melihat Calvin yang menggunalan approm dan
sedikit berkeringat di sekitar dahi dan lehernya.

"Manis sekali" aku melamun melihat wajahnya

"Ini Dra" Calvin membawakan ku piring penuh irisan daging yang


menggugah selera, potongan wortel, kentang, ada beberapa sosis yang
di potong juga.

"Sluurp" aku meminum jus orange yang tersaji di depan kami.

19
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Enak Dra?"

Aku mengangguk dan tersenyum

"Buku mulutmu Vin ... aaaaa"

"Ngapain Dra?" Calvin menampik tanganku

"Biar seperti pasangan gitu Vin, ayo ... aaaa"

Calvin enggan menolak permintaanku untuk menyuapinya, cukup lucu


memang aku menyuapi seorang laki-laki. Wajahnya memerah tersipu
malu, terkadang dia salah tingkah ketika aku memandanginya. Aku jadi
ingin tahu apa yang difikirkanya saat ini ketika melihatku
memandangnya seperti ini.

"Ada yang salah denganku Dra?"

"Huuuuuuh" aku menarik panjang nafasku

"Kenapa kau semenarik ini Vin"

Lagi-lagi Calvin salah tingkah, kali ini bahkan dia sempat menumpahkan
sedikit jus ke bajunya.

"Aku k dapur dulu" Calvin meninggalkan meja, dan berjalan ke arah


dalam rumah.

Aku mengikutinya sampai ke dapur lalu meraih tanganya.

"Ada apa Dra?" Calvin cukup jengah dengan kelakuanku, dia melepaskan
genggaman ku. Dibalik wajahnya yang manis, Kuakui tenaganya lebih
besar dari ku.

"Apa jadinya kalo aku benar-benar menyukaimu Vin"

"Awwwww"

Calvin menjentik kening ku.

"Sakit Vin" kataku, aku menggosok bekas jentikan Calvin dikening, dan
ini benar-benar meningalkan bekas merah.

"Jangan terbawa suasana Dra, ingat ini hanya project 7 hari, dan kamu
bukan gay sepertiku"

20
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Aku hanya cemberut, memonyongkan bibirku seperti anak kecil.

Ting... Tong

Suara bel depan berbunyi, saat aku membuka pintu. Tamu yang tidak
Yang tidak kuduga, Ria. Mau apa dia datang kesini.

"Ria"

"Apa kabar lu Dra? Boleh masuk?"

Aku membiarkanya masuk ke rumah, kami duduk diruang tamu.

"Lu masih marah sama gue dra?"

"Gak kenapa?" Aku jawab ketus

"Lu udah gak sayang lagi ama gue?"

"Gini yah Ria, gue tipe cowo yang gak sulit buat move on, dan kita juga
gak lama jadian, satu hal lagi, sekarng gue udah ada pacar yang lebih
baik dari lu Ria"

Okey, kata-kata ku lumayan kasar ke Ria, tapi ini lah aku, kurasa butuh
waktu yang tidak sebentar untuk sayang dengan seseorang, aku
berpacaran dengan Ria kurang dari 1 bulan, alasan ku pacaran dengan
dia juga karena dia yang mendekatiku lebih dulu, kupikir dia perempuan
yang cukup baik, tapi selama jalan dengan nya aku merasa hanya di
manfaatkan saja. Bisa dikatakan aku sedikit bersyukur bisa putus
denganya.

"Denger ya Dra, gue gak mikirin lagi ego gue buat datang kesini, tapi
gue gak terima perlakuan lu ke gue, lu bakal menyesal karna ini Dra"

Ria cukup kesal, dia mengambil tas bermereknya dan berjalan ke arah
pintu.

"Hati-hati yah" aku melambaikan tanganku dan tersenyum puas

"Sadis banget kamu dra"

Rupanya Calvin dari tadi memperhatikan ku dari belakang, dia


bersandar di tembok, kedua tanganya dimasukanya ke saku celana.

21
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Apa kamu gak kasihan sama dia Dra?"

Aku menghampiri Calvin, berdiri tepat dihadapanya, wajah kami hanya


berjarak kurang dari sejengkal, aku bahkan bisa merasakan nafas
Calvin, aku semakin mendekatkan wajahku ke telinganya dan berbisik.

"Apa kau rela jika aku menduakanmu"

"Hey"

Aku berjalan ke arah ruang tengah sambil tertawa puas.

***

7.40 pm

"Dra hp mu bunyi" kata Calvin.

Ternyata panggilan dari Erika.

Me : “halo ka”

Erika : “gimana hari ke dua lu?”

Me : “fun ka, tumben lu nelpon, kangen yah, udah gak sabar jadi pacar
gue ka”

Erika : “uhuuk. apa?, gak salah denger gue, kalo tulisan lu bagus ya, gue
mau jadi pacar lu,”

Me : “gue super duper optimis ka”

Erika : “what ever, Calvin disana kan, gue mau ngomong sama dia”

Me : “lu kenal dia ka?”

Erika : “satu kantor juga, udah kasih ke dia”

"Vin, nih Erika pengen ngomong"

"Oh"

Sedekat apa Erika dan Calvin, kenapa aku tidak mengetahuinya, Calvin
agak sedikit menjauh saat berbicara dengan Erika, apa yang mereka
bicarakan? Aku sedikit penasaran, apalagi wajah Calvin menunjukan

22
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

rona bahagia saat mereka berbicara, apa Calvin menyukai Erika? Apa
mungkin?

"Antar aku balik dra, udah malam"

8.10 pm, aku mengantar Calvin kembali kerumahnya, apa yang di


bicarakanya dengan Erika? Aku memberanikan diri untuk
menanyakanya.

"Tadi ngomong apa sama Erika Vin? "

"Gak banyak, gak terlalu penting juga"

"Terus kamu kok seneng banget"

"Cemburu Dra?"

"Boleh kan" kataku

Daripada di bilang cemburu sepenuhnya, mungkin aku sedikit banyak


penasaran dengan obrolan mereka, selama ini aku belun pernah lihat
Erika bergaul dengan Calvin walaupun mereka satu divisi, yah, walaupun
aku tidak menghabiskan seluruh waktuku di kantor, tapi aku tau dengan
siapa Erika biasa bergaul, yah, coba berfikir positif mungkin saja
obrolan sesama penulis.

Rumahku dan rumah Calvin memang sedikit jauh, butuh waktu sekitar
30 menit sampai tiba di rumahnya. Ini juga pertama kalinya aku
mengantarnya pada malam hari, suana disini sekali lagi terasa sepi,
walaupun melewati jalan utama, hanya ada beberapa mobil atau
kendaraan bermotor lain yang lewat, penerangan di ruas sisi jalan pun
tidak maksimal, hanya ada beberapa lampu jalan yang masih berfungsi
dengan baik, sebagian lagi sudah rusak, mungkin karena faktor cuaca
atau memang tidak ada perawatan rutin di daerah ini.

"Dra berhenti"

Aku memarkirkan mobil ke sisi kiri jalan.

"Kenapa Vin?"

"Matiin mobilnya Dra"

"Kenapa sih Vin"

23
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Di depan Dra"

Sial, itu preman kemarin, 3 diantara mereka tepat di depan gang rumah
Calvin, tidak ada orang di sekitar sana, kami pasti akan babak belur,
mungkin aku yang babak belur, Calvin bisa membela dirinya sendiri.

"Mau mereka apa sih Vin?"

"Entahlah Dra"

"Apa tidak di laporkan polisi saja"

"Gak perlu Dra, ini akan selesai"

"Maksudmu Vin?"

Calvin tidak menjawab pertanyaanku, aku masih belum mengerti apa


yang di maksud Calvin. Hampir setengah jam kami menunggu di dalam
mobil, sampai akhirnya preman-preman itu pergi. Aku cukup khawatir,
dan aku memutuskan mengantar Calvin hingga kerumah, setidaknya
berjaga-jaga jika ada apa-apa dengan Calvin.

"Belum mau cerita Vin" aku menarik tangan Calvin

"Cerita apa?"

"Aku tau kau menyembunyikan sesuatu"

"Huuuuuft" Calvin menghela nafas

"Aku tidak ingin kamu ikut terlibat Dra"

"Apa aku tidak memiliki hak untuk mengetahuinya Vin?"

"Project ini hanya permainan dra, aku tidak ingin kau terlibat lebih jauh
dalam hidupku, aku tidak ingin dalam permainan ini kau atau aku
melibatkan perasaan--- "

Belum sempat Calvin menyelesaikan kalimatnya, tanpa sadar aku


mendekatkan wajahku ke arahnya, aku memberikanya kecupan kilat
tepat di bibirnya, kupikir ciuman itu tidak sampai 3 detik, kenapa aku
melakukanya? Entahlah. Itu hanya refleks ku saja untuk menghentikan
argumenya mungkin. Tapi aku merasakan hal yang berbeda, jantungku
berdetak lebih kencang dari biasanya setelah aku menciumnya, sensasi

24
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

rasa manis yang kurasakan dibibir ku ini bisa membuatku salah tingkah,
aku rasa wajahku memerah saat ini.

Calvin terdiam dan menyentuh bibirnya, kurasa dia kaget, karena aku
menciumnya.

"Maaf" aku memecahkan keheningan.

"Ah" jawab Calvin singkat.

"Okey Vin, aku pulang dulu yah"

"Dra" Calvin menahan tangan ku.

"Gak, ketemu besok"

"Iya, ketemu besok"

Sepanjang aku melangkah di gang sempit itu, entah kenapa aku merasa
diselimuti kesenangan dan rasa lega.

***

CALVIN POV

Aku masih menyentuh bibirku sambil memandang Rendra menyusuri


gang rumah ku, kenapa dia menciumku, walaupun aku sangat senang saat
ini sampai aku bisa merasakan jantungku berdetak kencang. tapi, sekali
lagi aku meyakinkan diriku, Rendra hanya terbawa suasana, dia tidak
mungkin benar-benar menyukaiku.

Saat tiba di kamar, aku hanya menghempaskan diriku di atas kasur yang
masih berasa empuk, walaupun usia kasur ini sudah setengah dari
umurku.

"Rendra kenapa aku bisa menyukaimu yang normal"

Jujur saja, aku masih enggan untuk membasuh wajah ku saat ini jika
aku membasuhnya, bekas ciuman Rendra akan menghilang, aku masih
ingin menikmatinya.

Aku berdiri dan berjalan ke arah lemari, mengambil figura yang


berisikan foto wajah yang pernah mengisi hatiku.

25
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Riki, walaupun ini hanya percintaan 7 hari, aku rasa aku sudah bisa
melangkah maju ke depan, yah, mungkin aku harus menceritakan
tentang mu ke Rendra".

****

Day 3

"Gue beneran suka sama Anya Dra" kata Leo

Setelah kejadian semalam. Aku jadi meragukan diriku sendiri, apa


jadinya posisi ku sama dengan Leo, dalam project ini kami sudah
mencampurkan perasaan kami. Project ini seperti pisau bermata 2
untuk ku pribadi, jika aku tidak menggunakan perasaan ku maka tulisan
yang aku dan Calvin buat akan terasa hambar, ini tulisan tentang
hubungan sepasang kekasih, ada keharusan menggunakan peasaan jika
ingin tulisan jadi yang tebaik, di lain pihak, jika aku terlalu
menggunakan perasaanku ... Aku, Cavin …

"DRA!" Leo membuyarkan lamunanku

"Gimana nih, gue beneran suka sama Anya jadinya, banyak kecocoka
kami Dra "

"Ya bagus kan?"

"Ia sih, tapi ini cuma 7 hari"

"Tinggal di lanjut aja kok, ngapain repot"

"Ia, lu bener, tapi kalu Anya gak suka gue gimana, berati cuma 7 hari
doang gue pacaran ama dia"

"Kan masih ada 4 hari lagi nih, ya tunjukin aja lu serius, gampang"

"Elu yah Dra, lu sendiri gimana ama Calvin, lu gak kebawa perasaan lu
kan?"

Aku sempat terdiam sebelum menjawab pertanyaan Leo, bagaimana jika


aku menggunakan perasaanku, entahlah, aku baru saja mengenal Calvin
lebih jauh, dan itu pun masih banyak hal yang belum aku ketahui
sepenuhnya. Menggunakan perasaanku? Ayolah.

Calvin : w r u Dra?

26
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Me : di rumah Leo, kamu dimana?

Calvin : kampus, wanna pick me up?

Me : sure, wait 4 me Vin

"Dari siapa Dra?" tanya Leo

"Pacar gue" aku tersenyum menjawab pertanyaan Leo.

"Lu kebawa perasaan lu yah?"

"Mungkin" jawabaku singkat

Terbawa perasaan? Itu yang kufikirkan sepanjang perjalanan dari


rumah Leo ke kampus Calvin. Matahari di siang ini cukup terik aku tidak
ingin menghabiskan waktu ku di luar ruangan, hmm apa yang akan aku
lakukan dengan Calvin hari ini, sejak kejadian kemarin aku tidak bisa
berfikir jernih. Mungkin mencium seorang perempuan hal yang biasa
untuk ku, tapi mencium seorang pria?.

Calvin sudah menarik perhatian ku sejak pertama kali dia bekerja


sebagai penulis part time. Laki-laki yang memiliki paras menarik,
pendiam dan membuatku penasaran, sayangnya aku tidak pernah
memberanikan diri untuk sekedar berkenalan atau menyapanya. 2 hari
terakhir ini ketertarikan ku kepada Calvin semakin tinggi, aku ingin
tahu segala tentangnya. Apa aku menggunakan perasaanku?

"Huuuf"

Aku rasa aku menggunakan perasaanku.

"Vin" aku membukakan pintu mobil, membiarkan Calvin masuk dan duduk
disampingku.

"Kemana kita vin?"

"Hmmmm, tumben?"

"Sekarang giliran mu, apa yang akan kita lakukan?"

"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat"

27
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Aku hanya mengikuti petunjuk Calvin, melewati jalan utama menuju


arah perbukitan di pinggir kota, suasana yang tenang, semilir angin
berhembus diantara dedaunan, pepohonan yang berukuran besar,
beberapa kursi yang tersusun di bawah pohon, dan beberapa pedagang
yang menjajakan daganganya, cukup nyaman suasana disini, matahari
yang tidak kusukai pun tidak mengurangi keindahan tempat ini.

Calvin mengajaku duduk di salah satu kursi di bawah pohon yang


lumayan besar, sedikit jauh dari keramaian atau pedagang disitu. Aku
melihat Calvin sangat tenang disini, dia benar-benar menikmati tempat
ini, sesekali matanya terpejam untuk menghirup udara segar.

"Dra... Sudah puas memandangku?"

"Kau menyadarinya Vin" aku semakin melebarkan senyumku dan


membiarkan diriku menikmati wajah Calvin.

"Kenapa kau mengajaku kesini vin?"

"I wanna tell you something" Calvin merubah posisi duduknya menjadi
berhadapan denganku.

"Kamu ingat dra, preman yang pernah memukulmu kemarin?"

"Ya, mana mungkin aku lupa vin, bekas memarnya saja belum hilang
sepenuhnya" aku menunjuk rahangku yang masih sedikit lebam.

Calvin tersenyum kecil

"Dra, salah satu dari preman itu adalah kakak dari seorang yang pernah
ada disini" Calvin menyentuh dadanya.

"Hmmm"

"Namanya Riki, 2 tahun lalu tepat disini dia pernah menyatakan


perasaanya dra"

"Lalu dimana dia sekarang Vin?"

Calvin menghela nafas, ada raut sedih di wajahnya.

"Dia sudah tenang disana dra"

"Maaf"

28
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Gak apa Dra, kupikir kamu perlu tau juga Dra, Riki orang yang pernah
mengisi kekosongan hati ini, mengajarkan ku arti cinta dan mencintai"

"Lalu kenapa kakak nya ... "

"Kakaknya tidak pernah setuju dengan hubungan kami, dan aku


mengerti itu, hubungan seperti ini tidak akan pernah berhasil
sepenuhnya"

"Lalu kenapa kakak Riki masih mengerjaimu, bukanya Riki, maaf sudah
tiada"

"Entahlah Dra, mungkin dia tidak puas sebelum aku menderita"

"Tenang saja, aku berjanji akan selalu menjagamu Vin"

Calvin membalas senyumku, mungkin ini hanya janji muluk yang tidak
bisa kupastikan untuk melakukanya, dan kurasa Calvin pun mengerti
akan hal itu, senyumnya cukup mengiakan janji yang aku buat atau
mungkin lebih tepat aku sebut janji itu sebagai gombalan?

"Tunggu disini sebentar Vin"

"Mau kemana Dra?"

Aku bergegas ke arah mobil, aku ingat di belakang aku membawa gitar,
aku rasa ini waktu yang tepat untuk menunjukan pesona ku di depan
Calvin.

"Gitar? Kamu bisa main gitar Dra"

Di benak ku hanya ada satu lagu yang terlintas,

And I've dropped out,

I've burned up,

I've fought my way back from the dead.

I've tuned in, turned on, remembered the things that you said

I'll be your crying shoulder,

29
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

I'll be love's suicide

I'll be better when I'm older,

I'll be the greatest fan of your...

I'll be your crying shoulder,

I'll be love's suicide

I'll be better when I'm older,

I'll be the greatest fan of your life

Raut senyum cerah terogres di wajahnya saat aku bernyanyi, aku tidak
perduli dengan padangan orang lain di tempat itu, yang pasti memang
terlihat aneh, 2 orang pria duduk bersama dan salah satunya bernyanyi
lagu romantis untuk teman prianya.

"Untuk seorang player kamu memang memiliki banyak bakat Dra"

"Hey, lagu itu tulus untuk mu, kau pasti berfikir itu lagu gombal untuk
menggoda semua cewek yang pernah aku dekati"

"Aku tidak berfikiran seperti itu Dra, tapi karna kau mengatakanya
seperti itu, aku jadi berfikir kalo itu lagu itu jadi salah satu trik mu"

"Hey apa kau marah Dra"

Aku hanya diam dan cemberut, jujur saja memang selama ini bernyanyi
jadi salah satu trik untuk mendekati seseorang, tapi aku tidak pernah
menyanyikan lagu I'll be di depan siapapun.

"Sini gitar mu"

Calvin mengambil gitar yang kusandarkan di sebelah ku, petikan


gitarnya membuatku merinding, suaranya menghayutkan ku, tapi aku
merasakan kesedihan dari nyanyianya.

Ini bukan bujuk rayu ku

Aku tak punya bunga

30
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Yang aku butuh hanya cintamu

Yang kamu butuh hanya cintaku

Semudah itu segampang itu

Yang aku butuh hanya dirimu

Yang kamu butuh hanya diriku

Kita pun tahu

Tak bagus bila berpisah

Aku baru pertama mendengar lagu itu, tapi jujur saja kurasa aku akan
lebih menyukai versi Calvin.

"Hey, kenapa kau selalu memandangku seperti itu Dra"

"Kau sadar, kalu pesona mu itu sekarang benar-benar memikatku"

"Jadi kau memaafkanku?"

"Aku kapan marahnya Vin?"

"Tadi?"

"Aku hanya cemberut saja"

"Awwww"

Satu jentikan di dahi hari ini aku dapatkan dari Calvin,

***

3:40 pm

Aku dan Calvin kembali pulang, malam ini kami merencanakan untuk ke
bioskop, aku tidak tahu film apa yang di putar, aku tidak terlalu suka
menonton di bioskop, tapi biarlah selama bersama Calvin, dan aku
berfikir film dengan genre action atau thriller jadi pilihan tepat untuk
date dengan seorang pria, di banding genre romantic yang malah
membuatku merinding karena geli.

31
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Stop disini saja Dra"

Aku memarkirkan mobil tepat di gang Calvin tinggal,

"Aku jemput jam 7 yah"

"Oke Dra"

"Sini lu, bangsat" Preman-preman yang pernah memukulku, mencegat


Calvin saat keluar dari mobilku.

"Vin" aku keluar untuk menolong Calvin.

"Braaaak" satu pukulan di perutku, salah satu preman itu menahan


kedua tanganku.

"Vin" kataku

Calvin kesulitan bergerak, 2 orang preman dengan tubuh yang lebih


besar darinya menahan tangan Calvin, tepat di dalam gang sepi itu.

"Bang Romi, lepasin teman gue bang, dia gak ada hubunganya"

"Dia teman lu"

"Braaak" Aku merasa kesakitan, aku kembali dipukul di perut oleh


preman yang bernama Romi itu.

"Bang hentikan, ini diantara kita bang, dia gak tau apa-apa"

"Jadi gini kelakuan lu, setelah lu ngebunuh adek gue, sekarang lu bisa
senang-senang sama cowo ini"

Mataku sudah sedikit berkunang-kunang karena pukulan, tubuhku juga


sedikit lemas

"Itu kecelakaan" kataku.

"Apa yang lu tau hah" satu pukulan lagi aku rasakan di perutku.

"Bang sudah bang, biar gue yang nanggung kebencian abang, lepasin
Rendra bang"

"Hoo, jadi namanya Rendra" Romi menarik daguku

"Apa yang lu mau bang, lepasin Rendra"

32
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Yang gue mau?" Romi mendekati Calvin, "Gue mau lu mati"

Romi mengeluarkan pisau dari celana belakangnya,

"Setalah ini hutang lu lunas"

Apa yang harus aku lakukan, Calvin menutup matanya, apa dia siap untuk
di tusuk, aku mencoba melepaskan genggaman salah preman ini, aku
tidak tau harus berbuat apa, kenapa aku selemah ini, aku sudah
berjanji akan menjaga Calvin,

"Daaak" aku menghantamkan kepalaku kearah belakang dan mengenai


wajah preman yang menahanku,

Aku hanya bisa berlari ke arah Calvin, pikiran ku hanya ingin melindungi
Calvin sebelum di tusuk preman itu,

***

Apa ini? Aku menyentuh perutku, ada darah, kenapa banyak sekali, aku
hampir tidak bisa merasakan pergerakan tubuhku, aku membalikan
wajahku ke arah Calvin, wajah Calvin terkejut dan penuh ketakutan, 2
orang preman yang menahanya sudah tidak lagi memengang tangan
Calvin, pandanganku semakin kabur, Calvin menahanku agar tidak
terjatuh, tapi kenapa aku tidak bisa menahan berat tubuh ku,

"Dra, dra"

"Kamu baik-baik saja Vin"

"Dra, kita harus kerumah sakit Dra"

"Preman tadi kemana?"

"Mereka kabur"

Aku masih bisa melihat Calvin panik, tanganya menyentuh perutku yang
mengeluarkan darah, entah karena terlalu sakit, atau memang aku
sudah tidak merasakan apa-apa sekarang, pandanganku menghitam,
kurasa aku mulai kehilangan kesadaranku.

33
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Aku sudah melindungimu, aku sudah jadi pangeran berkuda putih


untukmu Vin" kataku lirih,

Pandanganku semakin menghitam, apa aku akan mati...

****

CALVIN’S POV

"Aku sudah melindungimu, aku sudah jadi pangeran berkuda putih


untukmu Vin" kata Rendra lirih

"TOLONG, SIAPA SAJA TOLONG" aku berteriak sekuat tenaga


berharap ada yang akan menolong Rendra.

Rendra sudah terbaring di tanganku, darahnya tidak mau berhenti,

"TOLONG" sial tidak ada orang disini, aku harus membawa Rendra ke
rumah sakit, mobil ya mobil Rendra disini.

Aku membopoh Rendra dan menidurkanya di kursi belakang, aku tidak


memperdulikan sekitarku, aku ingin secepatnya ke rumah sakit.

"Dra, kamu musti selamat Dra"

***

"Sial.. Sial.. Sial"

Aku tidak bisa melindungi Rendra, ini semua salah ku, aku tidak bisa
berbuat apa-apa, aku hanya bisa menangis disini, duduk di depan UGD,
dengan darah yang masih hangat di tanganku.

"Rendra bodoh" kenapa melindungiku seperti ini, apa dia tidak pernah
berfikir tentang keselamatanya, jika terjadi apa-apa denganya aku
tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri.

"Viiin" Erika berlari ke arahku

"Rendra kenapa vin? Kenapa dengan darah ini, darah siapa vin?"

34
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Rendra Ka" dadaku terasa sesak, Air mata ini masih saja tidak mau
berhenti, aku masih terisak

"Pelan-pelan Vin"

"Gara-gara gue Rendra terluka Ka, gue gak bakal bisa maafin diri gue
Ka"

"Semua baik-baik saja Vin, pasti baik-baik aja kok, gue tau Rendra itu
kuat"

Erika dan aku menunggu di luar UGD sampai salah seorang dokter yang
menangani Rendra keluar.

"Gimana dok?" tanya Erika.

Aku tidak bisa menanyakan apapun, aku terlalu takut dengan kabar yang
akan aku terima.

"Dia akan baik-baik saja, luka tusuknya tidak dalam dan tidak mengenai
bagian vital, sebentar lagi juga dia sadar"

"Syukurlah, syukurlah, syukurlah" kakiku melemas, aku tesandar di


kursi, tanpa sadar aku kembali meneteskan air mata

"Rendra akan sembuh Vin" Erika menenangkan ku.

Perawat dan dokter itu memindahkan Rendra keruang perwatan, sedang


Erika mengurus administrasi rumah sakit, lalu apa yang aku lakukan,,
aku tidak punya muka untuk melihat wajah Rendra jika dia sadar nanti.

"Gak masuk kedalam Vin" tanya Erika.

"Gue gak siap Ka, gue diluar saja, lebih baik lu masuk kedalam, tolong
jagain Rendra"

****

Day 3 (2)

"Dra"

Aku masih tidak bisa menggerakan tubuhku, pandangan ku kabur, aku


hanya melihat lampu-lampu berjalan diatasku di atasku, menyilaukan,

35
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

aku merasa kesadaranku semakin menghilang, aku masih merasa ada


yang memanggil namaku.

***

10.40 pm

"Aaarrrg, sakit"

"Jangan bergerak dulu dra" Erika merebahkan ku kembali

"Dokter-- dokter"

Aku memandang sekelilingku, ruangan putih, dengan aroma obat yang


sedikit membuatku mual, aku tebaring di atas kasur kecil, baju yang
kukenakan juga berbeda, ada balutan perban di area perutku, juga ada
rasa panas dan sakit di area perutku

"Erika, gue dimana?"

"Rumah sakit Dra"

"Calvin mana?"

Ada seorang pria berusaian sekirat awal 40-an mengenakan jas putih
khas dokter. Dokter itu memeriksa ku dengan stetoskopnya, dia juga
mengeluarkan center kecil yang mengarahkanya ke mata ku.

"Sus coba cek tensinya" kata dokter tersebut,

"Gimana dok teman saya?" Erika menanyakan keadaanku kepada dokter


itu.

"Tenang saja dek, dia baik-baik saja, asal dia menjaga kondisinya, 2-3
hari ini udah boleh pulang"

Setelah dokter itu keluar dari kamar ini, aku melihat ada kelegaan dari
wajah Erika, dan jujur saja aku juga lega mendengarnya.

"Untung lu yah, lu gak di tusuk di bagian vital Dra"

"Alat vital?"

Aku tertawa, tapi aku malah merasakan sakit di aera perutku.

36
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Jangan bercanda ah, sakit jadinya kan"

"Calvin mana Ka?"

"Dari tadi dia nunggu diluar"

"Kok dia gak masuk?"

Erika mengangkat bahunya,

"Vin kalu kamu gak mau masuk, aku yang keluar, aku tau kamu
mendengarku"

"Aaaahhk" aku merasa bekas tusukan itu semakin sakit ketika aku
beteriak.

Aku melihat Calvin membuka pintu ruangan ini, bajunya masih ada bekas
darah, dan aku tau itu darahku, wajahnya tertunduk, matanya merah
seperti habis menangis.

"Gue tinggalin lu berdua Dra"

Erika meninggalkan kami berdua diruangan yang penuh bau obat ini.

"Apa kau tidak mau menyapa pangeran mu ini Vin?"

Aku mencoba untuk duduk, Calvin dengan cepat mendekatiku dan


menaikan kasur rumah sakit ini dan meletakan bantal di punggungku.

"Vin" Calvin menggigit bibir bawahnya, dia sedang menahan agar tidak
menangis, aku bisa melihatnya, matanya semakin memerah dan berair.

"Aku gak apa-apa Vin, coba liat, udah sehat kan, kata dokter 2-3 hari
ini udah bisa ---"

"Maaf" Calvin memotong omonganku, matanya semakin berair, wajah


putihnya semakin memerah, dia sedang menangis, walaupun dia
menundukan wajahnya tapi aku bisa melihat air matanya yang jatuh.

"Hey, aku kan sudah berjanji akan melindungimu?"

"Aku-- aku" Calvin semakin terisak.

"Maafkan aku dra, gara-gara aku"

37
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Kamar ini semakin dingin, aku memandang ke arah langit-langit dan


mengambil nafas panjang.

"Jika sekali lagi, kamu minta maaf, aku tidak akan memaafkanmu,
sekarang tersenyumlah untuk ku, aku juga tidak ingin melihatmu yang
jauh lebih kuat dariku menangis, dalam 7 hari ini Calvin Rama Aditya
adalah pacar Rendra Lazwindi, jadi tidak ada alasan aku membiarkanmu
mengatasi masalah mu sendiri"

"Dra"

"Aku ingin memelukmu vin, tapi perutku masih sakit, kau hutang satu
pelukan untuk ku"

"Apa sesakit itu dra" Calvin menyentuh perut ku

"Awwwwww" sebenarnya tidak begitu sakit ketika Calvin menyentuhnya,


tapi tidak apa aku sedikit memeberikan reaksi yang berlebihan

"Maaf, maaf"

Calvin, sudah tidak menangis lagi, dia mengusap bekas tangisan


dimatanya dengan lengan bajunya,

"Sudah baikan kalian" Erika masuk ke kamar lagi, sepertinya dia


mendengar apa yang kami bicarakaan.

"Lu nguping pembicaraan kita?"

"Aduh gak urusan gue yah rumah tangga lu berdua?"

"Ya udah lu akhirin aja hari ke 3 lu Dra, Vin, lagian udah malam, Rendra
perlu istirahat, lu juga vin, lu musti ganti baju lu, ntar gue antar balik"

"Preman itu gimana Vin"

"Udah di tangkap sama polisi" kata Erika

"Calvin udah aman Dra, udah tidur sana, sebelum gue bius elu"

Aku menghabiskan malam ini sendiri di rumah sakit, dengan perasaan


yang lebih tenang dan merasa bangga aku bisa melindungi Calvin, aku
telah berjanji untuk melindungi Calvin dan aku akan menepatinya.

38
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

****

Day 4

9.30 am

"You saved me ka"

"Siniin mie gue" aku tersenyum jahil ke Erika.

"Lu yah, belum sehari juga di rumah sakit"

"Makanan disini diluar daya tangkap gue sebagai cowok metropolitan"

"Maksud lu Dra?"

"Gue juga gak ngerti" aku tersenyum

Makan mie kesukaan dengan kondisi seperti ini, sama sekali tidak
menyenangkan, walaupun Erika membawakan makanan kesukaan ku, tapi
1 sampai 2 kali suapan pertama saja aku bisa memakanya, sisanya? aku
hanya memandang mie itu saja.

Ini sudah hari 4 dari batas 7 hari yang di berikan, aku sedikit
merindukan Calvin, dia tidak bisa datang pagi ini karena sedang ada
midtest di kampusnya, ternyata sudah pertengahan semester sekarang
dan sudah 4 hari ini aku tyidak menginjakan kaki di kampusku, hari ini
juga mungkin jadi hari yang membosankan, seharian di rumah sakit?
Ayolah, aku tidak bisa memikirkan rencana apapun hari ini. Rasanya
tidak lucu jika mengajak date di rumah sakit, duduk di tamanya lalu
menghitung jumlah pasien atau perawat yang lewat, apa aku akan
mengajak Calvin mengobrol seharian disini saja. tapi, apapun yang aku
lakukan denganya, walaupun di rumah sakit ini pasti akan menyenangkan.

"Dra, kita batalin aja yah soal lu yang jadi pacar gue kalu lu menang
project ini yah"

Erika mengingatkan ku hal penting di project ini, jika tulisan kami


menjadi tulisan terbaik maka aku dan Erika akan pacaran. Entahlah, apa
aku melupakanya atau aku memang sudah tidak memikirkanya.

39
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Gak bisa gitu ka, promise is a promise"

Dilubuk hatiku, aku tidak serius mengatakanya, tapi aku harus tegas
dengan diriku sendiri. Ini adalah sebuah janji, bagiku janji sama dengan
hutang yang harus dibayar.

"Lu gak kasian sama Calvin, atau diri lu sendiri?"

"Maksud lu ka?"

Aku sangat mengerti maksud Erika, tapi apa mungkin aku mengatakan,
kalau aku sudah memiliki perasaan yang berbeda dengan Calvin, mungkin
Erika juga menyadarinya, tapi tetap saja, ini masih jadi hal yang sulit
untuk ku mengakuinya.

"Ada yang ingin aku bilang ke elu, tapi mungkin ini belum saatnya"

"Tentang gue?"

"Mungkin"

Aku tidak memaksa Erika untuk menceritakanya, aku memang mudah


penasaran, tapi aku bukan pemaksa, jika Erika belum mau mengatakan
biarlah seperti itu.

"Hay Dra ... Ada Erika juga disini" sapa Leo dan Anya datang menjenguk
ku, mereka tidak datang dengan tangan kosong, ada keranjang yang
berisi buah ditenteng Leo.

"Leo"

"Ini gue bawain buah buat lu Dra"

"Hai Anya"

"Hai Dra"

"Tumben kalian berdua kesini?" Tanya Erika

"Rendra best pren gue Ka, gak ada salahnya aku menjenguk teman ku ini
kan" Leo tersenyum lebar.

Suasana di kamar ini jadi lebih cerah, adanya Erika, Leo dan Anya jadi
treatment penyembuhan untukku, suasana yang mereka ciptakan

40
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

dengan keributan mereka membuatku tidak menghiraukan nyeri di


perut ini.

Hal yang menyenangkan juga kudengar dari Leo dan Anya, Leo ternyata
memberanikan diri untuk menyatakan perasaanya, untuk Leo bisa
menjadi berani mengungkapkan perasaanya itu jadi kemajuan yang luar
biasa, setelah project 7 hari ini mereka akan melajutkan hubungan
mereka tetap menjadi sepasang kekasih, aku ikut bersyukur dengan hal
itu, project ini jadi jalan yang tepat untuk mereka lebih mengenal satu
dan lainya.

"Calvin dimana?" Tanya Leo

Aku melihat jam di ponselku, sudah hampir jam 12 siang, seharusnya


Calvin sudah menyelesaikan midtest nya. Calvin berjanji akan datang ke
sini sebelum jam 12 siang.

"Dra"

"Calviiiin" aku berteriak seperti anak kecil

“Hai vin" sapa Leo

"Kok telat datangnya" kataku

"Baru selesai midtest Dra"

"Trus gimana?"

"Lancar" jawabanya singkat

"Cie cie, Rendra mukanya berubah nih, jadi lebih cerah ceria merona
membara" Leo tertawa

Walaupun disini ramai, satu hal yang membuat heran, sejak kedatangan
Calvin, Erika jadi diam, Calvin juga seperti acuh dengan kehadiran
Erika, ada apa dengan mereka? Sebelumnya Calvin berbicara dengan
Erika di telpon semua seperti baik-baik saja. Aku masih belum
mengetahui hubungan mereka berdua.

"Gue balik dulu yah" kata Erika

Calvin mengikuti Erika saat Erika keluar, aku sedkit melihat bayangan
mereka dari dalam pintu, ada hal yang mereka obrolkan.

41
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Ngomong apa Erika Vin?"

"Gak ada Dra"

"Enak gak jadi gay Vin?" Leo bertanya kepada Calvin

"LEO!" Aku meninggikan nada bicaraku ke Leo..

Menurutku Leo menanyakan hal yang mungkin bisa menyinggung Calvin.

"Gak apa Dra" kata Calvin lembu.

"Gak ada enaknya jadi gay Leo, siapa juga yang menginginkan kondisi
seperti ini, masayarakat masih memandang sebelah mata, tapi ini bukan
penyakit yang harus dihindari semua orang. Gak ada yang salah dari
perasaan seorang gay kan? Menyayangi dan disayangi semua orang
membutuh kan hal basic itu"

"Oke deh, sorry Vin yah"

"Dra gue ama Anya balik yah"

"Hati-hati" kataku singkat

"Satu lagi" Leo berhenti di depan pintu.

"Gue harap lu gak pakai perasaan lu yah" Leo keluar dengan Anya.

Aku mengerti apa yang dikatakan Leo, entah Leo menyadari nya atau
tidak, ketertarikan ku kepada Calvin sudah menggunakan perasaan, aku
tidak tahu apa perkataan Leo menyinggung Calvin, tapi ada raut sedih
di wajah Calvin, walaupun dia menutupinya dengan tersenyum.

"Aku mau apel itu Vin"

Calvin sekarang duduk di sampingku, tidak ada sepatah kata keluar


darinya, dia hanya mengiris apel itu dan memotongnya kecil agar aku
mudah memakanya.

"Kita akhiri saja Dra"

Ia menarik nafas panjang, ada apa dengan Calvin.

"Aku sudah memikirkanya Dra, sejak hari pertama, aku membuat selalu
dalam kesulitan, kau sampai terluka juga"

42
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Itu bukan suatu alasan Vin"

"Apa kau menyadarinya, kau sudah menggunakan perasaanmu untuk


project ini, aku tidak ingin kau sepertiku Dra, sebelum kau masuk lebih
jauh dalam kehidupanku"

"Terus kenapa jika aku jadi sepertimu?"

"Dra ini hanya 7 hari, sebelum terlambat"

"Terlambat apa?"

Aku membalikan tubuhku kearah Calvin, dan menciumnya, saat bibirku


menyentuh bibirnya. Dingin, aku merasakan sikap dingin dari Calvin, dia
tidak membalas ciumanku. Aku jadi merasa tidak nyaman saat
menciumnya. Ada apa dengannya?, aku tidak menemukan rasa kaget,
canggung, tatapanya datar kepadaku.

"Jangan tergesa-gesa mengartikan perasaanmu Dra"

"Ketahuan ya Dra" suara Ria mengagetkan ku, sejak kapan dia disini.

"Gue gak menyangka kalo lu gay Dra"

"Mau apa lu kesini?

"Cuma pengen liat keadaan lu aja Dra"

"Minggir lu homo" Ria menunjukan sikap jijik nya terhadap Calvin, aku
tidak bisa menerima perlakuanya terhadap Calvin.

"RIA!" bentak ku,

"Jangan membentak gue Dra, gue kasih pilihan ke elu, kalu lu gak mau
keluarga lu tau kalu elu pacaran sama homo lu musti jadian sama gue
lagi"

"Haah" aku jengah dengan sikap Ria seperti ini.

"Lu gak bisa maksa gue Ria"

"Oh ya"

43
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Aku memandang Calvin, aku menatap matanya, tapi yang kudapatkan


hanya tatapan kosong dari nya, ada apa dengan Calvin? aku tidak
menyukainya seperti ini, hal ini makah membuatku sedih

"Gue bisa dengan mudah bongkar ini Dra, gue gak main-main"

"LU! ... "

"SUDAH!!!" Teriakan Calvin membuatku terdiam.

"Lu Ria kan?"

"Kenapa homo?"

Aku melihat nafas Calvin jadi tidak beraturan, sepertinya dia juga
marah berkali-kali dipanggil homo oleh Ria, Ria sungguh keterlaluan.

"Ria, jaga sikap lu"

"Kenapa Dra, dia memang homo, gue yakin gara-gara dia lu berubah
seperti ini"

"Ria" Calvin mengatur nafasnya, ia menghela nafas panjang.

"Gue sama Rendra, gak terjadi apa-apa, gue deket sama dia karna
project di kantor kita, dan itu cuma 7 hari, lu gak usah khawatir, gue
udah mengakhirinya sekarang, maaf Dra telah menyakitimu, maaf Dra
telah membuatmu terluka, maaf Dra aku tidak bisa menjadi yang kau
inginkan, tidak membuatmu bahagia dengan ku, kau hanya akan semakin
terluka, maaf Dra selamat Tinggal" Calvin mengambil tas punggung dan
keluar tanpa sepatah kata pun.

Ada kemarahan dalam diriku, aku marah ketika Ria mengatai Calvin, aku
marah dengan diriku sendiri karena aku tidak bisa berbuat banyak,

"Keluar,,,"

"Rendra"

"AKU BILANG KELUAR!

"Fine dra, its over"

***

44
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

3.30 pm

Ria keterlaluan, tapi aku merasa ini semua terjadi karena ku,
ketidaktegasanku dalam mengambil keputusan, sekali lagi aku menyakiti
Calvin. Aku merasa sangat kesepian sekarang ini, hatiku terasa sakit,
membuat dadaku sesak, aku sendiri sudah tidak memperdulikan sakit
bekas tusukan ini.

Apa Calvin serius dengan ucapanya tadi, aku merasa kesal, aku merasa
kacau, apa benar aku sudah benar-benar mencintainya. Kenapa perasaan
ini membuatku seperti ini. Calvin dimana sekarang ini?, apa yang di
lakukanya?, apa dia merasa apa yang kurasakan sekarang.

"Aku tidak sanggu seperti ini Calvin"

"please Calvin angkat telpon ku" berkali-kali aku mecobanya, tapi


sekalipun Calvin tidak mengangkatnya, ini bukan penyelesaian yang
tepat, aku tidak ingin berakhir seperti ini.

****

CALVIN POV

Kurasa ini sudah jadi keputusan terbaik untuk dan Rendra, aku tidak
ingin Rendra terlalu jauh masuk ke dalam kehidupanku, aku memang
membawa perasaanku dalam project ini, walaupun aku masih menahan
untuk tidak menunjukanya kepada Rendra, tapi satu hal yang tidak
kuduga, Rendra ... Entahlah apa Rendra benar menyukaiku atau dia
hanya terbawa perasaan saja. Aku tidak sanggup jika harus
melanjutkan ini, hanya 7 hari bersama lalu setelahnya aku harus
merelakan Rendra, aku tdaik sanggup membayangkanya.

Lebih baik semua di hentikan sekarang, sebelum terlambat. Aku juga


tidak ingin nantinya Rendra di cap sebagai gay karena kedekatanya
dengan ku, aku lebih senang jika dia menjalani hidupnya sebagai
seorang hetero, bukan sepertiku.

10 panggilan tak terjawab dari Rendra 5 new massage juga dari Rendra
aku tidak sanggup membacanya.

45
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Malam hari ke empat aku lewatkan begitu saja, dan hari ini hari ke 5,
hanya tersisa 2 hari lagi.

***

"Tumben lu di perpus kampus jam segini Vin" sapa salah seorang teman
kampus

"Iya nih, gue mau cari bahan aja kok"

"Gue lanjut dulu yah"

"Iya" jawabku singkat.

Jam dinding di perpustakaan menunjukan jam 4 sore ternyata sudah


lebih dai 6 jam aku menghabiskan waktu disini. Mencoba menjernihkan
fikiran dan ternyata sampai saat ini aku masih memikirkan Rendra.

"Hujan yah" aku tidak menyadari jika cuaca sedang buruk, untung saja
aku membawa jas hujan.

Perjalanan pulang, hujan tidak menyurutkan niatku untuk segera pulang.


Apa yang sedang Rendra lakukan saat ini? Apa dia sudah meminum
obatnya?

Di gang sempit ini, Rendra di tusuk, di gang sempit ini aku tidak bisa
melakukan apa-apa untuk menolongnya.

Dalam hatiku tidak apa aku tidak bisa meraih Rendra, tidak apa aku
tidak bisa menyentuh Rendra, aku hanya ingin dia tetap seperti Rendra
yang ku kenal, walaupun aku tidak rela aku menjauhinya, tapi ini untuk
kebaikanya, lambat laun Rendra akan bisa sembuh dari luka-lukanya
karena kebodohanku.

***

Aku menyusuri jalan di gang ini dengan motorku, dan aku melihat
seseorang yang menungguku di depan rumahku.

"Rendra" kenapa Rendra ada disinI. Aku hampir menjatuhkan air


mataku, aku merindukanya, aku sangat merindukanya. Aku harus kuat,
ini keputusan yang sudah ku buat, tapi kenapa, hatiku sangat sakit
melihatnya di depan ku, aku tau dia terluka, tapi kenapa dia ada disini,

46
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Rendra, apa kau sadar jika lebih dari ini, aku benar-benar tidak rela
melepaskan mu.

***

Day 5

Semalaman aku kesulitan untuk tidur, aku tidak ingin berakhir seperti
ini, rasanya tidak adil, jika Calvin memutuskan untuk menghentikan
project ini, aku tidak menerima alasanya hanya karena dia tidak ingin
aku masuk kedalam kehidupanya atau aku akan berubah jadi sepertinya,
apa salahnya aku sekarang menyukai atau bahkan menyanyangi seorang
laki-laki, aku sendiri tidak merasakan ada perbedaan untuk bisa
menyayangi seorang laki-laki setelah sebelumnya aku menyayangi
perempuan.

Sudah beberapa kali sejak semalam aku mencoba untuk menghubungin


Calvin, tapi tidak pernah tersambung sekalipun, apa dia tidak khawatir
lagi dengan ku, atau aku yang terlalu khawatir denganya.

10.30 am

Dokter mengatakan aku baru bisa pulang lusa, walaupun kondisiku sudah
jauh membaik, mungkin karena luka tusukanya tidak terlalu parah. Tapi
tetap saja aku sangat tidak betah di rumah sakit ini.

Me : "ka urgent, datang ke sini cepat"

Erika : "kenapa lu?"

Me : "datang aja dulu"

Perlu waktu 15 menit Erika untuk tiba di rumah sakit ini. Hari ini
penampilan Erika sedikit berbeda, dia terlihat sangat "Erika"

"Ada yang salah sama penampilan gue?" Tanya Erika

"Hari ini lu hidup buat nama lu ka”

47
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"What?"

"Rok mini, blazer, heels, terlihat sangat feminim, sesuai nama lu"

"Terserah elu -- terus ngapain lu panggil gue kesini, ntr siang gue ada
urusan di kampus nih"

"Lu tau kabar Calvin?"

Bahkan Erika pun tidak mengetahui kabar Calvin, Erika juga


mengirimkan pesan bahkan menelpon Calvin, dan tetap saja tidak ada
respon balasan dari Calvin. Aku menceritakan apa yang terjadi semalam
antara aku dan Calvin, bahkan lebih lagi, aku menceritakan apa yang aku
rasakan selama beberapa hari ini dengan Calvin. Mungkin benar apa
kata Calvin, aku tergesa-gesa dengan perasaan ku, tapi apa salahnya
dengan itu.

"Dra, ini waktu yang tepat buat jujur ama lu Dra?"

"Maksud lu ka? Gue gak ngerti"

"I've arranged for you to join in that project Dra, Gue juga yang minta
bos Rudi supaya lu berpasangan dengan Calvin"

"Yeah, I know, its not a big deal ka"

"Apa lu tau kalo selama ini Calvin menyukai lu Dra, lebih dari siapa pun"

"Tapi --"

Jujur saja aku hampir tidak percaya kalau Calvin sudah menyukaiku
sejak lama, selama satu tahun ini, Calvin hampir tidak pernah
menyapaku, dan mungkin selama ini bisa di katakan aku yang selalu
memperhatikanya.

"Kalau dia suka sama gue ka, kenapa dia gak pernah nunjukinya, dan
sekarang dia kaya gini"

"Lu itu normal Dra, dia gay, dia gak mungkin menunjukan perasaanya
sama lu, selama ini gue jadi tempat curhatnya Dra, gue kasian liat dia
menyimpan perasaanya selama ini ke elu, makanya gue minta lu sama dia
ikut project itu, gue pengen setidaknya 7 hari aja dia bisa jadi pacar
lu"

48
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Fine ka, gue ngerti itu, tapi setelah gue nunjukin perasaan gue ke dia,
sekarang dia seenaknya saja ninggalin gue, ninggalin project ini"

"Kemarin dia bilang ke gue Dra, dia gak pengen orang-orang ngeliat lu
sebagai gay, apa lu tau sulitnya hidup dengan image gay di mata
masyarakat, okey its fine selama orang-orang gak tau kalo misalnya lu
gay, tapi sampai kapan?, dia gak kepengen lu jadi kayak dia Dra"

"Itu bukan alasan ka, gue gak terima alasan seperti itu, gay atau gak
bukan orang lain yang jalaninya, orang-orang gak perlu ngerti apa yang
gue rasain"

"lu berpikiran seperti itu sampai kapan Dra?, sampai habis project ini,
coba lu ngertiin perasaan dia Dra, setelah selesai project ini, 7 hari,
trus lu sama dia bakal ngapain, bakal lanjut? Gak kan, lu gak bakal siap
dengan ini, gue rasa gue setuju dengan Calvin, lu terlalu cepat
mendefinisikan perasaan lu Dra, yang gue harap dari project ini, gue
pengen liat Calvin bahagia, maaf Dra, gue juga berfikiran kalo lu musti
out dari project ini, ini semua salah gue ngebawa kalian jadi seperti
ini."

Aku terdiam, aku tidak bisa menjawab pertanyaan Erika, aku tidak tahu
apa yang akan terjadi setelah project ini selesai, setelah 7 hari, batas
aku bisa bersama Calvin hanya tersisa 2 hari. Erika benar aku tidak
memikirkan perasaanya, mungkin benar dia sudah menyukaiku lama, dan
beberapa hari ini aku memberikanya harapan, lalu, setelah seminggu ini
apa aku akan mencampakanya? Apa aku melukainya? Ya, aku memang
terluka tubuh, tapi Calvin akan terluka hatinya. Aku masih belum
berfikir setelah 7 hari ini apa yang akan aku lakukan dengan Calvin,
hubungan apa yang akan aku jalani.

"Lu mau kemana Dra? Ngapain lu pakai sweeter lu"

Walaupun masih menggunakan pakaian pasien, aku mengambil sweater


ku yang kuletakan di kursi, aku memutuskan untuk pergi dari rumah
sakit ini dan mencari Calvin, akan aku putuskan semua setelah aku
bertemu denganya.

"Tolung gue ka, selesein urusan rumah sakit ini, ntr gue ganti"

"Lu mau kemana?"

49
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Gue mau nemuin Calvin" jawabku mantap.“DRA”

Semua urusan administrasi dan hal lainya akan di urus Erika, dalam
otakku sekarang aku harus menemui Calvin, ini semua harus di perjelas,
antara aku dan Calvin, antara perasaan ku dan perasaan Calvin, dan apa
yang akan kami berdua putuskan.

Aku tidak tahu dimana mobilku sekarang, bisa saja dirumah, atau di
tempat Erika, tapi itu tidak jadi masalah, aku bisa mencari taksi untuk
pergi ke rumah Calvin,

"Taksi" kata ku sambil melambaikan tangan di depan rumah sakit,

Sudah beberapa kali aku menghubungi Calvin tapi selalu tidak


tersambung, ini membuatku berspekulasi hal-hal buruk.

Walaupun bekas tusukan di bagian perut ini masih berasa sakit, nyeri
dan masih terasa panas, aku masih memaksanan diriku untuk berjalan di
gang sempit menuju rumah Calvin, keringat dingin bercucuran di sekitar
dahi dan leher ku, tangan kanan ku juga kuletakan di perut menahan
sakit yang masih sangat berasa.

"Viiin, Calviiin" aku memanggil Calvin, tapi sepertinya Calvin tidak ada di
rumah, aku tidak melihat ada motor di luar atau dalam rumahnya saat
aku melihat kedalam rumah Calvin melalui jendela yang terbuka.

"Apa aku harus menunggunya?" Ya, aku memutuskan untuk


menunggunya, aku hanya duduk di teras rumah Calvin dan menyandarkan
tubuhku di depan pintunya.

Saat kulihat jam di ponsel ku menunjukan pukul 2.30 pm, sudah cukup
lama aku menunggunya, cuaca juga sedikit mendung, aku tidak
mengharapkan akan hujan, tapi jika hujan, aku harap Calvin tidak akan
kehujanan saat tiba disini.

4.15 pm

Aku kedinginan, dan sekarang sudah turun hujan, aku tidak bisa
meninta siapapun menjemputku, ponsel ku sudah offline, nyeri

50
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

diperutku semakin terasa, aku hanya bisa memeluk diriku sendiri untuk
menghangatkan tubuhku,

"Itu suara motor" kataku, aku berdiri dari sandaranku untuk melangkah
sedikit saja untuk memperjelas suara motor yang kudengar.

"Dra" Calvin terlihat kaget melihatku berada di depan rumahnya, ia


memarkirkan motornya tepat di depanku, melepas hujan dan helm nya.

"Ngapain kamu disini Dra"

"Nungguin kamu Vin"

Calvin membopohku masuk kerumahnya, memang sedikit sulit untuk ku


melangkah.

"Duduk dulu Dra, aku buatin teh hangat"

Hujan seperti enggan untuk berhenti, suara gemuruh langit juga seakan
saling berlomba membuat suasana sore seperti ini menjadi gelap, sekali
lagi aku merasa memberikan beban ke Calvin, dan aku juga belum
memikirkan keputusan apa yang akan aku ambil sekarang ini, hatiku
sakit melihat Calvin, aku kembali dan mungkin kembali menyakiti Calvin.

Calvin membawa 2 cangkir teh hangat yang diletakkanya di meja


depanku, terasa hangat memang setelah meminumnya.

"Apa kau baik-baik saja Vin, wajahmu sedikit pucat"

Jujur saja, aku ingin sekali bertanya kenapa dia tidak menghubungi,
atau kenapa dia mematikan ponselnya, tapi aku akan menahanya,
melihat Calvin di hadapanku sudah lebih dari cukup.

"Seharusnya aku yang menanyakan itu padamu, apa kau baik-baik saja?"

"Baju pasien, perut masih di perban, wajah pucat, aku baik-baik saja
Vin?"

Calvin menyunggingkan senyumnya,

"Kau kabur dari rumah sakit?" katanya.

"Untuk menemumu? Ya! Aku datang untuk menemuimu"

51
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Maaf Dra"

Tidak ada kata yang keluar dari mulutku setelah dia minta maaf, aku
tidak tahu harus berkata apa saat ini. Aku hanya terdiam menunggu
Calvin.

"Ada yang ingin kau katakan Dra?"

"Menurutmu? Kau pasti tau alasan aku datang kesini"

"Apa masih ada alasanya, bukanya kita sudah mengakhirinya?"

"Vin, kau yang ingin mengakhirinya, bukan aku"

"Lalu?"

Kenapa Calvin masih tidak ingin jujur, kenapa harus aku yang
memulainya, apa dia memang sekeras kepala ini.

"Bagaimana jika aku benar menyayangimu Vin? Bagaimana kalau aku


tidak ingin mengakhiri ini, "

"Cepat atau lambat pasti berakhir Dra, hanya tersisa 2 hari lagi,
sekarang atau 2 hari lagi tidak ada bedanya"

Sial, kepalaku sakit sekali, pandanganku sedikit kabur, mataku terasa


panas, apa ini efek dari luka tusuk ini, jika diingat, hari ini aku belum
makan obat bahkan aku belum makan dengan benar sejak pagi.

"Kau tidak apa-apa Dra" Calvin mendekatkan dirinya denganku dan


menyentuh keningku.

"Panas sekali kamu Dra"

"Vin" aku menggengam tangan Calvin

"Jika untukmu 2 hari ini tidak ada artinya, tapi tolong Vin, buat 2 hari
yang tersisa ini menjadi spesial untukku, aku tau janjiku muluk dan aku
tidak bisa menjanjikan kebahagiaan untuk mu, tapi tolong Vin, biarkan 2
hari ini jadi 2 hari yang tidak akan aku lupakan, meski aku tau aku
bukan pilihan yang terbaik, tapi terasa lebih dari cukup kau tau aku
menyayangimu"

"Dra"

52
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Aku dengan egois akan memaksamu untuk menerimaku 2 hari terakhir


ini, aku mungkin akan sangat mengecewakan mu setelah ini selesai, tapi
tolong Vin, aku ingin 2 hari ini untuk mencinta---"

Sebuah ciuman di bibir ku menghentikan waktuku sejenak, ciuman


lembut yang berbalas, ciuman yang membuat jantungku berdetak
kencang, membuat tubuhku semakin panas. Sebuah ciuman yang selama
ini tidak pernah aku dapatkan dari siapapun, dia menciumku tulus dari
hatinya, walaupun pada akhirnya aku akan menyakitinya, tapi dia bisa
menerimaku, ini yang aku rasakan dari ciumanya.

"Satu hal yang tak bisa aku lupakan darimu beberapa hari ini, saat kita
jalan, aku merasa berbeda, kau tau Dra itu awal kisah cinta ku untukmu.
Aku sudah lama mengagumimu Dra, sejak lama aku memperhatikanmu,
aku tidak tau bersamamu sekarang ini keberuntungan ku atau jalan
yang akan membuatmu sesat di jalan yang kutempuh"

"Ini mungkin cinta, dengan apa yang kurasakan, Ini mungkin cinta,
meskipun cinta ku kurang. Bahkan ketika aku menutup mataku, bahkan
jika aku menutup telingaku. Aku masih merasa kau ada di hatiku Dra"

Walaupun aku tidak mengatakanya, aku merasakan apa yang Calvin


rasakan, Calvin, aku akan mencintaimu, aku akan menggammu, aku akan
selalu ada disisimu.

“Aku rasa sudah jatuh cinta dengan orang yang keras kepala” Calvin
tersenyum mendekapku”

“Aku tegas” jawabku mantap

“Hanya orang yang keras kepala yang mengatakan dirinya tegas”

"Vin, boleh aku istirahat sebentar saja, aku merasa sangat mengantuk"
kataku lirih.

Pandanganku kembali menghitam, aku mengeluarkan keringat dingin,


tanganku terasa panas, tapi tubuhku menggigil. Sial kesadaranku sudah
kembali

"Dra .... Dra ... Dra ... "

53
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

***

CALVIN POV

"Dra ... Dra ... Dra"

Tubuhnya panas sekali, apa dia pingsan? Tapi kenapa dia mendengkur
seperti orang tidur, mungkin sebaiknya aku mengantarnya ke rumah
sakit.

Bzzzzzz, ponselku bergetar, ternyata telpon dari Erika, sebaiknya aku


angkat saja.

Erika : LO KEMANA AJA?" Teriakan Erika cukup kencang di ponsel

Me : "gue nenangin diri ka"

Erika : "lo tau Rendra cariin elu, lu gak kasian sama dia"

Me : "dia ada disini kok"

Erika : "serius?"

Me : "iya, lu bisa jemput kita, kayaknya dia demam, gue khawatir, kita
antar dia kerumah sakit"

Sekitar 20 menit, Erika sudah ada di depan gang menunggu, syukurnya


hujan juga sudah reda, jadi Rendra tidak akan terkena hujan ketika aku
menggendongnya sampai kedepan gang. Aku mengendongnya dan
menyandarkan Rendra di punggungku, nafasnya memang berasa tidak
beraturan, tubuhnya juga berasa panas di punggungku, tapi wajahnya
sangat tenang saat aku berbalik melihatnya.

"Vin" Erika memanggilku dari depan gang

"Lu duduk di belakang sama Rendra vin"

"Oh iya"

"Gue masih marah sama kalian ya, terutama sama lo vin, setelah ini lo
siap-siap sama amarah gue"

Ya, amarah Erika, siap tidak siap pada akhirnya Erika tetap akan
memarahiku. Tindakan egois ku memutuskan untuk tidak mengikuti

54
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

project ini, samapi membuat Rendra jadi menyakiti dirinya sendiri lagi.
Tapi aku sudah berjanji untuk menyelesaikanya sisa hari-hariku dengan
Rendra. Aku menyanyanginya, ya, aku sudah memberikan pengakuanku
di depan Rendra, apapun yang terjadi setelah 2 hari ini, aku tidak akan
menyesal. Semoga.

***

Day 6

"Dra ... " Suara Calvin disebelahku

Ruangan yang kukenali, aroma yang sama, baju yang sama, kurasa aku
terbangun di tempat yang kutinggalkan kemarin. Rumah sakit, kenapa
aku bisa selemah ini.

"Kenapa aku disini Vin?"

"Semalam kamu pingsan Dra"

"Lagi? Seharusnya aku di rumah kamu aja, kamu yang merawatku,


daripada disini Vin"

"Aaawww"

Kebiasaan Calvin, menjentik dahi ku. Aku hanya memonyongkan bibirku,


kenapa dia selalu menjentik dahiku, apa aku seperti anak kecil.

"Udah ah, jangan monyongin bibir gitu dra"

9.30 am

Rumah sakit jadi rumah kedua ku lagi setelah kemarin, larangan dari
dokter untuk tidak keluar dari rumah sakit sebelum benar-benar
sembuh, amarah Erika untuk kecerobohanku dan yang paling
membuatku sedih, aku tidak bisa menikmati hari terakhir ini bersama
Calvin, walaupun Calvin berjanji akan menemaniku selama di rumah
sakit, tetap saja, tidak ada hal menarik yang bisa aku lakukan.

Aku sudah mengajak Calvin keluar rumah sakit untuk mencari makanan,
tapi dia melarangku, jangankan untuk keluar dari rumah sakit ini, keluar
dari ruangan ini pun Calvin melarangku. Cemberut, dan memberikan

55
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

ekspresi kesal ke Calvin tidak ada gunanya, Calvin hanya tertawa dan
mengancam akan menjentik keningku.

Lokasi paling jauh hanya taman rumah sakit, Calvin memaksaku untuk
duduk di kursi roda, walaupun aku merasa masih bisa berjalan.

"Viiiin"

"Apaa?"

"Calviin" panggilku manja"

"Cari makan di luar yah"

"Huuuuh, kabur dari rumah sakit lagi Dra" kata Calvin tersenyum

"Jangan berfikiran keluar dari rumah sakit Dra" suara Erika dari pintu.

"Lu juga Vin, jangan ikutin mau dia"

Erika memang masih terlihat marah, di banding kemarahanya dengan ku


terlihat dia lebih marah dengan Calvin, Erika bilang aku tidak akan
melakukan hal bodoh ini jika Calvin bersikap dewasa. Kedewasaan apa
yang di harapkan Erika, entahlah, aku merasa tidak ada yang perlu di
rubah, Calvin melakukan apa yang di anggapnya benar, dan aku
melakukan apa yang harus aku lakukan.

Hari ke 6 hari yang seharusnya jadi hari puncak project playful couple
sebelum besok atau hari ke 7 semua peserta berkumpul di kantor
pusat, well, walaupun hanya Calvin yang akan menghadiri pertemuan
besok, dengan kondisi ku seperti ini, hanya kabur dari rumah sakit saja
aku baru bisa hadir, dan aku tidak ingin menggali kuburan ku, jika aku
melakukanya, kemungkinan terburuk, aku akan dirantai di kamar itu,
mengharapkan bantuan Calvin? Kurasa Erika juga akan merantaiya.

"Lu gak berfikir untuk keluar dari sini kan dra" Erika menatap ku sinis.

"Gak" aku tersenyum jahil.

"Huuuuh, gue peduli ama kalian yah"

"VIN" panggil Erika sambil mengacak pinggang

"Iya" jawab Calvin lemah

56
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Di luar apa yang terjadi dengan kalian, tulisan lu udah selesai? Ini
udah hari ke 6 dan besok udah final"

"Ia gue selesein hari ini ka"

"DRA"

"Iya" jawabku sedikit menunduk

"Jangan berfikiran keluar dari sini, sampai lu bener-bener sembuh, dan


hal yang paling penting, gue hanya bisa menebak apa yang terjadi, jadi
gue rasa penjanjian kita sudah tidak berlaku"

Erika mengingatkan ku tentang perjanjian yang pernah kita buat, jika


aku menyelesaikan project ini dengan tulisan yang terbaik aku akan
berpacaran dengan Erika.

Aku menatap Erika dalam, dan tersenyum

"Ya Ka"

Calvin dan Erika sudah berteman sebelum aku mengetahuinya, dan


kurasa Calvin juga mengetahui perjanjian yang ku buat dengan Erika.
Sekarang aku sudah tidak memperdulikan perjanjian itu dan fokus
dengan Calvin, untuk sekarang ini. Yah, untuk sekarang ini. Aku dan
Calvin masih belum memutuskan untuk melanjutkan hubungan ini setelah
7 hari atau tidak, tapi kurasa di lanjutkan atau tidak, aku akan
membiarkanya mengalir saja.

"Permisi" seorang perawat menghampiri kami.

"Saya cek dulu yah, kondisi temanya"

***

Siang ini aku menyempatkan untuk untuk tidur siang, pengaruh obat
yang jumlahnya tidak sedikit membuat aku tidur lebih nyenyak, mungkin
kandungan obat penenang atau memang hati dan perasaanku jauh lebih
tenang dengan adanya Calvin.

Saat Erika kembali memutuskan untu kembali kekantor, aku hanya


sendiri ditinggal Calvin untuk mengambil keperluan menulisnya.

57
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Tidur terlengtang, menatap langit-langit, mengosongkan fikiran dan


kembali terlelap.

***

4.20 pm

"Mmmmm" aku mengucek mata dan melihat ponsel, sudah hampir jam
setengah 5, kerongkongan ku terasa sedikit kering, mata ini juga
terasa sembab, mungkin karena tidur siang ku cukup pulas dan nyenyak.

"Udah bangun Dra" suara yang kukenal menyapa ku dari arah depan
kasur di ruangan ini,

Cavin sedang duduk menatap layar notebook nya tanpa melihatku,


sesekali dia menggerakan jemarinya di atas keyboard notebook itu.

Aku meminum air di gelas bening yang berada di sampingku sebelum


menjawab sapaan Calvin.

"Glup"

"Udah lama Vin?"

"Barusan dra" Calvin tersenyum

Menyenangkan melihat Calvin seperti ini, menikmati pekerjaanya.

"Apa tidak bosan menatapku seperti itu Dra?" Walaupun Calvin tidak
melihatku tapi dia menyadari aku sedang memperhatikanya

"Tidak Vin, ini hal yang menyenangkan"

"Apa aku semenarik itu?" Calvin masih berkutat dengan notebooknya

"Hmmm" aku mengangukan kepalaku.

"Vin?"

"Ya dra"

"Apa notebook mu itu lebih penting dari pangeran tampan mu ini"

58
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Calvin berjalan ke arahku, meninggalkan notebooknya dan berada tepat


di hadapanku sekarang.

"Apa aku perlu mencium mu dra, untuk membuktikan jika kamu


sekarang hal terpenting dalam hidupku?"

Aku hanya memejamkan mata, dan bersiap jika Calvin menciumku.

"Awwwww" jentikan jari Calvin tepat mengenai dahiku

"Viiiiin" Calvin hanya tertawa melihatku mengusap dahi bekas


jentikanya.

"Aku bingung, siapa yang gay sekarang" Calvin masih tertawa.

"Aku hanya menikmati ciuman mu vin" aku tersenyum jahil.

Calvin kembali ke arah mejanya, sepertinya ia ngin menyelesaikan


pekerjaanya dengan cepat.

"Ngetik apa sih vin?"

"Tulisan kita dra, semua hal yang kita alami beberapa hari ini"

"Ceritakan vin, ini dari sudut pandangmu kan?"

"Okey" Calvin meminum air putih yang sejak tadi berada disisi kiri
notebooknya.

"Day 1, aku kasih judul, a day to know him better, hari dimana aku bisa
mengenal mu Dra, dan hari dimana kau juga mungkin mengenalku,
walaupun aku terkesan cuek, tidak perduli atau bahkan di hadapanmu
aku seperti terganggu oleh kehadiranmu, tapi sebenarnya aku merasa
sangat senang sekali bisa mengenalmu, dan saat kau mengatakan dirimu
adalah pangeran tampan yang menolongku, sejak itu kau memang
seperti pangeran untukku, dengan keceriaan dan kecerobohanmu"

"Mmmmm, aku memang pangeran" kataku tersenyum.

"Day 2, its lovely dating, first date denganmu dan sejujurnya aku
sangat menantikan itu dan aku tidak bisa tidur karenanya, BBQ dengan
mu, bisa tau dimana kau tinggal, kebiasaan mu lagi, dan setelah
menikmati date yang menyenangkan, kita kedatangan mantan mu, dan
kau sepertinya lebih memilihku, itu hal yang membuatku merasa

59
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

berbeda. Dan ketika kau menciumku.. Aku merasa aku ingin sekali
melepas jantung ini, detaknya sampai terdengar di telingaku, jika aku
terkena serangan jantung saat itu, kurasa kau yang harus bertanggung
jawab"

"Day 3, worst day, hari terburuk ku, karna kebodohanku, ketidak


tegasan ku, kelemahanku, aku sudah melukaimu sampai seperti ini, jika
saja aku sudah menyelesaikan masalahku dengan bang Romi, kau tidak
akan terlibat sampai seperti ini Dra, sampai saat ini aku tidak
memaafkan diriku jika terjadi hal buruk kepadamu. Dan kau tau, kau
memang pangeran tampan yang selalu ada untuk ku, walaupun kau selalu
spontan dengan tindakanmu cenderung tidak berfikir panjang sebelum
bertindak, ceroboh, tapi aku menyukaimu semua hal yang ada di dirimu"

"Day 4, confused, aku merasa bingung dengan diriku sendiri, di satu sisi
aku memang menyukaimu Dra, dan aku akui itu, disisi lain aku tidak ingin
kau jadi sepertiku, aku merasa sangat bersalah kita kau menanggung
beban yang sama dengan ku, aku tidak akan siap jika kau di anggap gay,
itu sangat melukaiku, dan sampai hari ini pun, aku masih tidak siap
dengan kemungkinan yang terjadi jika kita benar-benar melanjutkanya.
Yah, aku egois dengan semua keputusanku, dan ternyata kau tidak kalah
egois nya dariku"

Aku mengerti maksud Calvin, sangat mengerti, sampai saat ini aku
ataupun Calvin belum memutuskan apa-apa setelah project ini selesai.
Satu hal yang pasti, aku tidak akan main-main dengan perasaanku.

"Day 5, decision, yah, kita sama-sama mengerti dengan keadaan kita


kan Dra, setidaknya aku merasa sekrang ini kita menikmati apa yang
sudah kita dapatkan, I love you with my own way, and I know you did
the same”

"Day 6, conclusion, hari ini, 6 hari melewati hari dengan mu jadi hari-
hari terindah, aku merasa kekosongan hati ku selama ini sudah diisi
dengan kehadiranmu, walaupun hari ini atau besok kita harus
mengakhirinya Dra, aku benar-benar berterima kasih dengan hal itu"

Aku melihat Calvin dalam, walaupun dia tersenyum, tapi aku melihat
kesedihan dimatanya, yah baginya ini mungkin jadi hari terakhir

60
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

bersamaku dalam hubungan ini, aku masih pacarnya sampai besok hari,
mungkin.

***

DAY 7

"Dimana Vin?" Aku menelfon Calvin dari rumah sakit

Calvin : "Ni lagi ruang rapat, semua penulis udah pada ngumpul nih Dra"

Me : "Semua udah disiapin kan Vin?"

Calvin : "Iya, udah kok, selesai ini langsung ke rumah sakit Dra"

Me : "Do you miss me?"

Calvin : "no---- I do really really miss you"

"I do really miss you" jika aku tidak berada dalam situasi ini mungkin
akan terdengar janggal, ketika seorang laki-laki mengucapkan hal itu ke
laki-laki lain. Tapi, dalam hal ini akan berbeda karena aku memang
memiliki perasaan khusus untuk laki-laki itu, kata kata "really miss you"
terasa menyenangkan saat mendengarnya.

***

Sudah hampir 2 jam menunggu disini, menghabiskan waktu sendiri aku


mengambil Ipod di sampingku dan mulai mendengarkan track list lagu
yang sudah kusimpan di dalamnya, semua lagu cinta disini membuat ku
sesekali tersenyum sambil terbaring di atas kasur ini, yah untuk orang
yang sedang kasmaran lagu cinta akan jadi pilihan tepat untuk membuat
suasana hati menjadi lebih riang, aku sengaja menghapus semua lagu
bertemakan sedih, galau, patah hati, genre seperti itu bisa merusak
suasana hagenre seperti itu bisa merusak suasana hati. Sesekali aku
bersenandung ria, apalagi saat salah satu track favoritku "Everything -
Michael Buble", aku rasa aku mengikuti nyanyian nya sampai habis.

And in this crazy life, and through these crazy times

61
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

It's you, it's you, you make me sing.

You're every line, you're every word, Calvin my everything.

"Apa diliriknya memang ada namaku Dra?" Calvin mengagetkanku dari


balik pintu, penampilanya sangat mempesona hari ini, apa yang
dikenakanya membuatku teersenyum lebar, semua darinya sangat
menarik, kemeja biru panjang dan jeasn dengan warna yang lebih gelap,
Calvin you are so Calvin.

"Caaaalviiiiiin" aku berteriak seperti anak kecil.

"Hey, kenapa orang sakit bisa berteriak seperti itu Dra" Calvin
menutup telinganya.

Aku hanya tersenyum jahil dan mengulang kembali bait reff line
everything - Michael Buble dan kembali memasukan namanya.

You're every line, you're every word, Calvin my everything.

Dan cemberut ketika Calvin mencabut earphone di telingaku dan


mematikan ipodku. Hanya gelak tawa Calvin yang aku dengar saat ini,
biarlah senyum dan tawanya jauh lebih indah dari lagu-lagu yang
kudengar.

"Gimana di kantor Vin? Banyak yang merindukan pangeran tampan mu


ini"

"Eits" aku melindungi dahiku sebelum Calvin menjentikan jarinya ke


dahiku.

Calvin tertawa melihat tingkah ku, dan aku akui saat ini aku seperti
anak kecil, sangat tidak dewasa.

"So what was happen di kantor Vin"

"Not much happen Dra, ngumpulin materi, arahan dari bos Rud,
penyampaian materi tulisan, ketemuan sama penulis lain, di marahin
erika lagi, and here I am"

“Jadi gimana tulisan kita Dra?” tanyaku antusias.

62
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

“Aku cukup optimis dengan tulisan kita Dra, walaupun karya tema-
teman lainya juga sangat bagus dan menarik”

“Mmmmm, aku memang menarik Vin”

“awwwww”

Calvin curang, dia menjentik keningku disaat aku sedang lengah.

"Over PD kamu Dra, ya satu lagi dra, aku merasa disana jadi lebih
menyenangkan, aku rasa, aku juga sudah lebih terbuka dengan semua yg
ada disana, itu semua berkat kamu"

"Jadi, aku boleh meminta sesuatu untuk ini?" Kataku semangat”

"Mau apa?"

"Kamu Vin"

Calvin tertawa mendengar jawaban ku, dan sekarang aku benar-benar


tidak bisa memungkiri bahwa aku menyukai Calvin dengan segala
kelebihan dan kekuranganya sekarang ini.

"Vin"

"Ya dra"

"Kita gimana?"

"Apanya?"

"Hubungan kita vin?"

Sekarang aku memang mempertanyakanya kepada Calvin, apapun


jawaban Calvin akan menentukan hubungan kami setelah 7 hari ini, jika
Calvin tidak ingin melanjutkanya, sekarang ini aku akan menghormati
keputusanya, kontrak 7 hari memang telah selesai, aku tidak memiliki
alasan untuk bisa menahanya lagi lebih lama dengan semua keegoisanku,
satu-satunya alasan yang kumiliki adalah aku menyayanginya, tapi
mungkin Calvin hanya akan menganggap aku terlalu tebawa suasana,
tergesa-gesa mengartikan perasaan ini, tidak berfikiran panjang, tidak
dewasa atau apapun argumenya yang bisa saja menjauhkan ku dari
dirinya.

63
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Kamu maunya gimana Dra?" Wajah Calvin menjadi serius

"Apapun jawaban kamu dari pertanyaan ku sebelumnya, itu yang jadi


pilihan ku juga Vin"

Aku tidak bisa membaca jawaban dari wajah Calvin, wajahnya begitu
tenang, dan tidak ada keraguan dari garis mukanya, dia mengerti dan
paham dengan keputusanya, aku rasa apapun keputusanya saat ini
semua untuk kebaikan kami juga. Sedangkan aku saat di penuhi rasa
was-was dan sedikit takut jika Calvin memilih untuk menyelesaikanya
hari ini, siap tidak siap aku harus benar-benar menyiapkan diriku untuk
kemungkinan terburuk dari keputusan Calvin.

"Bagaimana jika kita mengakhirinya Dra"

Aku kaget dengan jawabanya, mengakhirinya, mengakhiri semua ini, aku


tidak siap, yah aku tidak siap. Tapi, aku akan mencoba menerima
keputusan Calvin, berat dan ini tidak adil untukku.

"Jujur aku tidak rela, ini tidak adil Vin, tapi jika kau ingin
mengakhirinya Vin, jika ini keputusan mu"

"Hey" Calvin mengangkat dagu ku, yah saat ini aku hanya menundukan
kepalaku, mataku sepertinya basah oleh air mata yang tertahan,
rasanya panas di kedua mataku. Aku merasa seperti ada bongkahan
batu besar yang meremukan hatiku saat ini.

"Jadi ini rasanya di putuskan?" Aku hanya bisa mengehela nafas


panjang saat ini. Terdiam, dan mencoba terlihat tetap tegar di depan
Calvin, menangis bukan style ku dan aku tidak akan menangis untuk
keputusan nya sekarang ini, aku hanya harus menghormati keputusanya.

"Dra"

"Dra, kenapa gak ngomong, biasa kau paling cerewet dalam hal ini"

Aku memaksakan senyumku untuk Calvin.

"Aku menghormati keputusan mu vin"

“Jadi kau rela Dra"

64
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"TIDAK, aku tidak rela, dan AKU TIDAK PERNAH RELA VIN, tapi ini
keputusanmu, aku tidak memiliki alasan untuk menahanmu Vin”

"Lalu?"

Aku tidak bisa menahanya, mataku memerah dan memanas, tetesan air
mata jatuh di pipiku, aku tidak ingin jika semua ini berakhir seperti ini,

"Hey, hey, pangeranku bukan pangeran yang cengeng" Calvin memeluk


tubuhku yang masih terduduk di atas kasur,

"Dra, jangan nangis"

"Calviiiiin" aku terisak

Calvin tertawa kecil saat memelukku, dan dia berbisik lembut

"Kita akhiri project ini dan memulai hal yang lebih baik dari ini, aku
tidak pernah ingin kau jadi sepertiku Dra, seperti yang pernah aku
bilang sebelumnya aku lebih bahagia jika kau hidup sebagai seorang
hetero, jikapun nantinya kau memilih jalan yang sudah kulalui, aku juga
berharap kau mendapatkan sosok yang jauh lebih baik dariku”

“Vin”

“Kita harus lebih mengenal diri kita sendiri Dra, apa yang kita inginkan,
apa yang kita butuhkan dan kita tidak perlu merasakan penyesalan atas
keputusan yang kita buat”

“Vin, jadi memang harus berakhir seperti ini”

“7 hari? Ya kita harus mengakhirinya, aku benar-benar harus berterima


kasih atas perasaan yang kau sampaikan dan membuat ku jadi seperti
ini, sosok yang lebih baik, Calvin yang lebih baik dan tidak ada
penyesalan yang aku rasakan Dra, tapi Dra, setelah denganmu selama 7
hari ini aku juga jadi sosok yang egois, keras kepala dan optimis”

Aku masih terisak dan memandang tajam kea rah Calvin, mencoba
memahami semua perkataan Calvin dan menerima apapun yang akan
terjadi setelah ini.

“Dra, walaupun akhirnya setelah 7 hari ini kau meninggalkan ku, kau
melupakanku, aku dengan keegoisanku, dengan keras kepalaku akan

65
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

mengejarmu, menunjukan perasaanku, menunjukan bahwa aku bisa jadi


yang terbaik untukmu, bukan karena terikat dalam sebuah project, tapi
karena aku benar memiliki rasa itu, aku ingin melindungimu, akan
berusaha membuatmu bisa selalu tersenyum, berusaha selalu ada disaat
kau membutuhkan pertolongan, walaupun pada akhirnya kau menolakku
aku akan selalu dan selalu mencoba menjadi yang terbaik untukmu.”

"Vin"

Calvin menhusap air mata di pipiku, dan sekali lagi aku di kagetkan oleh
Calvin, dengan keputusan yang dia buat untuk kami kedepanya.

"Aku gak akan buat pangeranku menangis lagi"

Calvin sekarang duduk disampingku, mengambil ipod dan memasang


salah satu earphone ke telingaku dan satunya lagi di telinganya, Calvin
memilih lagu yang tepat untuk perasaan yang kami rasakan, sedangkan
aku hanya menyadarkan kepalaku di pundak Calvin, menutup mata ku
dan menikmati moment berharga ini.

Kami mungkin bukan seperti pasangan lainya, tapi kami merasakan hal
yang sama seperti pasangan lainya, mencintai dan dicintai, pengorbanan
dan harapan, dan semua berjalan beriringan dalam hubungan ini.

Aku menatap Calvin, menikmati setiap lekuk wajahnya, Calvin pria yang
ada disampingku yang selalu menarik perhatianku sekarang telah
mencuri hatiku. Apa yang kuharapkan? Aku berharap bisa bahagia
denganya.

^^

To Make You Feel My Love - Josh Kelley

When the rain is blowin' in your face

And the whole world is on your case

I could offer you a warm embrace

To make you feel my love

66
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

When the evenin' shadows and the stars appear

And there's none there to dry your tears

I could hold you for a million years

To make you feel my love

Oh, I know you haven't made your mind up yet

But I will never do you wrong

I knew it from the moment that we met

No doubt in my mind, we'd be wrong

I'd go hungry, I'd go black and blue

I'd go crawlin' down the avenue

No there's nothin' that I wouldn't do

To make you feel my love

Oh, when the storms ragin' on the open sea

And on the highway of regret

The winds will change, I'll blow wild and free

You ain't see nothin' like me

I could make you happy

Make your dreams come true

Though there's nothin' that I wouldn't do

I'll go to the ends of the earth for you

67
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

To make you feel my love

To make you feel my love

To make you feel my love

To make you feel my love

^^

"Dra" suara yang ku kenal memanggilku

"Bang Yoga"

"hai Dra, Hai Vin"

"Yo-- Yoga" Calvin terlihat kaget

***

"Yo--Yoga"

Apa yang dilakukan Yoga disini, aku melihat wajah Rendra begitu cerah
saat melihat Yoga, apa dia mengenal Yoga?

"Baru tau abang Dra, kamu bisa juga sakit"

Yoga menghampiri Rendra dan memeluknya, yah, Rendra sangat


mengenal Yoga, tidak mungkin Rendra mau menerima pelukan Yoga, jika
dia tidak sangat mengenalnya, apa hubungan mereka? Apa aku perlu
bertanya ke Rendra?

"Bang kenalin ini Calvin bang"

"Hai Calvin lama gak ketemu yah?"

"Abang kenal Calvin bang?"

"Gimana vin?" Yoga tersenyum ke arahku, apa yang diinginkan Yoga.

Tubuhku terasa panas dengan kehadiran Yoga, setelah 2 tahun tidak


bertemu.

68
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Hai Ga, udah 2 tahun yah" aku harus terlihat kuat, yah, aku kuat.

"Gimana Malaysia bang"

"Gak ada yang lebih nyaman dari rumah sendiri dra"

"Dra, abang pinjam Calvin dulu yah"

"Kita keluar vin"

Aku melihat raut wajah heran dari Rendra, saat Yoga manarik tanganku
mengajakku ku keluar, aku rasa Rendra tidak mengetahui apa-apa, dan
aku ingin Rendra tidak mengetahui apapun tentang aku, Yoga dan Riki.

"Lu mau bawa gue kemana Ga, lepasin tangan gue"

Yoga masih menarik tanganku, membawaku ke sudut sepi lorong di


rumah sakit ini.

"Sekarang lu deketin adek gue? Liat gue vin, gue udah denger semua
yang lu bilang ke Rendra, dulu Riki sekarang Rendra, apa gue gak pernah
ada tempat di hati lu"

"Lepasin ga"

Ini sudah dua tahun berlalu, aku merasa kehadiran Yoga akan
membangkitkan memori ku tentang Riki.

*** 2 tahun yang lalu ***

"Ga, aku dan Calvin officially jadian, thanks to you ga" rona bahagia
begitu terpancar dari wajah Riki,

Ini pertama kalinya aku menjalin hubungan dengan seorang laki-laki.


Aku sudah menyadari perbedaan orientasiku sejak sma, tapi aku selalu

69
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

menolak perbedaan itu, sampai akhirnya aku bertemu Riki. Riki selalu
ada untukku, selalu bisa membuatku tenang, selalu memberikan ku
sebuah pelukan dan mengatakan semua akan baik-baik saja.

Semua berkat Yoga, dia yang memberikan keberanian kepada Riki untuk
terus menunjukan perasaanya padaku dan Yoga juga membuatku lebih
mengenal diriku sendiri. Ini semua berkat Yoga, ya berkat Yoga.

"Jadi kapan traktiranya nih" kata Yoga

"Ntar malam dinner sama kita, gimana ga?"

"Jadi obat nyamuk, apa orang ke 3 ki? Enak aja, tapi selamat yah, lu
musti jaga Calvin ki, dia anak yang labil"

"Hey" protesku

Suara gelak tawa pecah dalam obrolan kami.

Sore itu Riki membawaku ke rumahnya, ini pertama kali juga aku ke
rumah Riki, melihat setiap senyuman Riki seperti aku mendapatkan
matahari pagi yang hangat dan cerah. Menggenggam tanganya yang
hangat, membuat hatiku selalu menyebut namanya.

"Siapa dia"

Langkah Riki terhenti di depan sosok leki-laki yang bertubuh besar ini,

"Ki, siapa dia?" "Dia pacar aku bang"

"Daak" tubuhku di dorong oleh laki-laki itu, kerah bajuku di tariknya,


aku mendapat perlakuan kasar dari seseorang yang belum kukenal
sebelumnya.

"Jauhi adek gue" kata pria tersebut kasar.

"Bang Romi lepasin" Riki berusaha memisahkan tanganya dari tubuhku.

"Bang ini hidup aku, aku sudah cukup dewasa menentukan kemana aku
harus melangkah bang" Romi melepaskan genggamanya dan berjalan ke
arah belakang dengan wajah kesal.

"Kamu gak apa vin?"

70
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Gak ki"

Riki masuk menarik tanganku kedalam kamarnya, aku tau Riki khawatir
dengan ku karena kejadian tadi, memperhatikan seluruh wajah dan
bagian tubuhku yang mungkin saja terluka. Aku mengatakan pada Riki
aku baik-baik saja, ya aku sama sekali tidak terluka dan respon yang
aku dapatkan dari laki-laki tadi wajar, dia pasti ingin yang terbaik dari
Riki.

Nama laki-laki itu Romi, dan ternyata dia adalah abang kandung Riki,
yang selama ini menjaga Riki, dan keluarga mana yang bisa langsung
menerima keadaan seperti ini. Aku menyadarinya, dan aku harap Riki
tidak akan kesulitan karenaku.

"Bagus gak?" Riki menunjukan beberapa pakaian untuk di pakainya.

"Apa yang kamu pakai bagus ki"

"Kalo aku gak pakai apa-apa?" Riki mulai membuka celananya,

"Hey" aku menutup kedua mataku. Riki tertawa lepas, mengerjaiku,

Riki memutuskan menggunakan t-shirt hitam sama sepertiku, jeans


panjang dan kemeja panjang motif kotak merah di kenakanya sebagai
luaran.

"Kita kemana?"

"Ikut aja"

Riki dengan semangat memboncengku dengan motornya, ke arah luar


kota, jalan yang belum pernah aku lalui sebelumnya, banyak pepohonan
besar di sepanjang jalan menuju daerah perbukitan di pinggir kota,
banyak kursi yang berjejer di bawah pohon besar yang rimbun, tak
sedikit pedagang dan pengunjung di sore ini, Riki tidak
memperdulikanya dan tetap menarik tanganku menuju salah satu
bangku yang sedikit jauh dari keramaian.

"Lihat" Riki menujuk jauh kebawah perbukitan.

"Iyah, indah Ki"

71
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Bukan itu Vin" Riki mengacak rambutku dengan lembut.

"Pemandanganya hijau kan"

"Mmmmm iya hijau"

"Kamu tau Vin, kalau hijau itu melambangkan ketabahan dalam sebuah
penderitaan, adanya suatu keinginan, ketabahan dan kekerasan hati.
Menjalani hidup seperti kita mungkin banyak sekali kesulitan dan
penderitaan yang akan kita alami vin, tapi aku rasa kita berdua akan
bisa melewatinya berasa, saling membagi kesulitan, bahagia, membagi
mimpi. Dan aku harap kita bisa mejalani semuanya bersama"

"Ki" Riki tersenyum ke arahku.

"Kamu itu bagaikan pohon untukku Vin, denganmu aku bisa berteduh
menyeimbangkan emosiku, menciptakan rasa tenang, yah, aku merasa
sangat tenang denganmu"

Riki sekarang tertawa melihat wajahku, ya, mungkin sekarang


menunjukan wajah kagum ku kearahnya, terpana oleh semua yang dia
katakan, Riki selalu melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.

"Ki-- aku"

"Aku tau Vin" Riki meraih pundakku dan menyandarkan ketubuhnya.

"Aku sayang kamu juga"

Riki tahu apa yang akan aku katakan, tanpa mengatakanya pun, dia tahu
aku sangat menyayanginya.

****

"Kenapa Ga?" Sedikit kaget melihat Yoga sudah datang kerumahku


sepagi ini.

"Riki bawa kamu ke rumahnya semalam?"

"Iya, kenapa Ga?"

"Kamu ketemu abangnya"

72
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Iya Ga"

"Sial"

"Kenapa Ga?"

"Kamu musti jaga diri yah"

Peringatan Yoga, membuatku gusar, apa benar bang Romi akan


mengerjaiku, aku tidak akan berfikir negatif kepada bang Romi,
walaupun akhirnya aku mungkin memang di kerjai, tapi aku memiliki Riki,
kami akan saling menjaga.

"Pergi bareng aku Vin kuliahnya!"

"Aku jam 10 baru masuk"

"Aku tungguin"

"Gak apa Ga, aku pergi sendiri aja, kamu bakal lama nunggunya"

Yoga melambaikan tanganya saat berpamitan, aku menanamkan pikiran


positif dalam diriku,

"Semua akan baik-baik saja",

Terlanjur bangun sepagi ini, aku melanjutkan aktifitas pagiku,


mengeluarkan motor kesayanganku, mengumpulkan pakaian kotor dan
memsukanya ke keranjang yang siap di cuci, sedikit berolahraga ringan
meregangkan otot. Setelah masuk kuliah beberapa bulan lalu, aku sudah
terbiasa tinggal sendiri di rumah ini, meskipun kawasan ini sepi, tapi
aku menikmatinya, aku menyukai ketenangan disini.

Waktu terasa sangat cepat jika beraktifitas, aku yang jarang sekali
bernyanyi, sekarang jadi sering bersenandung, menyanyikan lagu cinta,
yah I'm fallin in love. Dengan masih bersenandung aku menggunakan
pakaian untuk kuliah, bertemu dengan Riki di kampus jadi alasan ku
untuk terlihat menarik.

Melewati lorong sempit ini, mengendarai motor ku, mesang earphone


dan memainkan lagi cinta, westlife - my love. Hmmmmm, aku rasa aku
bisa mengikiti tiap baitnya. Sampai---

73
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Berhenti bangsat" bang Romi tepat berada di depan lorong gang


dengan 2 orang temanya yang bertubuh lebih besar dariku,
menghentikan laju kendaraanku.

"Turun"

"Kenapa bang?"

"Jauhin adek gue, kalo lu masih mau selamat"

"HEY" kedua teman Romi memegangi tanganku, aku berusaha


memberikan perlawanan sampai akhirnya sebuah pukulan medarat di
rahangku dan membuatku terpental jatuh.

"Ini baru peringatan, kalo lu masih mau hidup tenang, jauhin adek gue
homo"

Aku menyeka bibirku, ada sedikit darah yang keluar dari bibirku.
Sedikit terasa sakit memang, tapi tidak akan terlalu meninggalkan
bekas memar. Tapi, tetap saja aku tidak ingin Riki mengatahui hal ini,

Pada akhirnya aku menghubungi Yoga, di mahasiswa kedokteran tingkat


akhir dan teman baik Riki, hanya dia tempat ku mengadu saat ini, Yoga
kaget mendengar apa yang terjadi denganku, hal yang wajar,
sebelumnya dia juga sudah mengingatkanku bahwa bang Romi memang
possesif terhadap adiknya.

"Aaaw"

"Sakit?"

"Menurutmu?"

"Kamu seharusnya ikut denganku tadi"

"Akan merepotkan mu ga"

"Vin"

"Mmm"

"Mungkin aku terlambat, tapi menyukaimu---, gak perlu di jawab, kau


cukup tau saja"

74
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

***

Hari-hari begitu menyenangkan bersama Riki, walaupun seiring dengan


ancaman dari Romi, selama aku bisa mengatasinya, Riki tidak perlu
mengetahuinya. Yoga tidak pernah sependapat denganku, dia selalu
memaksa ku untuk mengatakan perlakuan dan ancaman Romi.

Sedikit bekas luka bekas pukulan Romi atau temanya bisa di obati oleh
Yoga, aku pun tidak bertindak pasif menerima ancaman, dan perlakuan
kasar itu, aku rasa aku bisa menjaga diri dan terkadang Yoga ada untuk
membantuku.

"Lepasin bang" aku mendengar suara Riki di depan rumahku.

Malam ini bermaksud menjemput Riki, untuk menikmati alun-alun kota,


aku berjanji untuk menjemputnya dan berpamitan dengan Romi, Riki
ingin Romi melihat keseriusan kami dan memberikan izin untuk kami
berhubungan.

"Ini hidup aku bang, abang gak punya hak penuh mengatur hidup aku
bang"

Aku hanya bisa terdiam melihat Riki memberontak kepada Romi, aku
benar tidak berani berbuat apapun, karena apapun yang aku lakukan
tetap terlihat salah di depan Romi.

"LU" Romi menunjuk ku dari depan rumahnya.

"Ayo Vin"

"Kita pamitan dulu dengan bang Romi"

"Nanti saja"

Aku melajukan kendaraan menuju jalan utama di kawasan itu, tanpa


kusadari Romi mengikuti kami.

"Lebih laju Vin"

"Gak" aku menghentikan motorku.

Aku rasa ini sudah cukup, ini sama saja aku menghindar dari masalah,
semua bisa diselesaikan baik-baik.

75
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Vin" "Biar aku yang ngomong sama bang Romi"

"Bang"

"Baaaak" sebuah pukulan mendarat di pelipis mata ku.

"Lepasin bang" Riki menarik bang Romi, yang sekarang tepat berada di
atasku siap membErikan pukulan lagi.

"Gak, abang gak mau kamu bergaul dengan homo ini, Riki hanya akan
meninggalkan abang kan"

"Bang, Riki tidak akan pernah ninggalin abang, Calvin memang pacar Riki
sekarang, tapi abang tetap selamanya jadi abang Riki"

"Bajingan" Romi memberikan pukulanya lagi di perutku.

Romi mengangkat tubuhku, aku tidak memeberikan perlawanan apapun,


aku tidak ingin ini tambah runyam.

Romi menariku hingga ketengah jalan, jalan sepi yang hanya di lalui
beberapa kendaraan saja.

"Ki, kamu harus pilih, aku abangmu atau homo ini"

"Bang, Awasssss"

Aku merasakan tubuhku terlempar oleh dorongan Riki, semua begitu


cepat, saat aku berdiri, sebuah truck berhenti didepan tubuh Riki.
Romi sudah berlari ke arah Riki. Tubuh Riki berlumuran darah, dia tidak
bergerak.

"Ki" aku berjalan menghmpirinya

"Ki"

"Riki"

Tangisan Romi memecah kesadaranku, aku tidak percaya ini, apa Riki—

***

"Gue bunuh lu, adek gue mati karna lo" Romi mengamuk di rumah sakit
itu, dan di tahan beberapa petugas rumah sakit.

76
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Dia udah pergi vin" walaupun Yoga berusaha menenangkanku, tapi aku
tidak bisa tidak menahan tangisan ini, aku menangis, menumpahkan
kesedihanku.

Aku melihat tubuh Riki terbujur kaku di hadapanku, air mata ku terus
menerus mengalir, semua salahku, jika saja aku tidak berlari saat itu.
Tubuhku melemas, aku sudah tidak ingin hidup, aku sudah tidak ada
alasan untuk hidup. Aku ingin menyusul Riki. Riki tidak boleh
meninggalkan ku sendirian.

***

Keinginan ku untuk terus hidup sudah pergi seiring kepergian Riki,


hidupku terasa hampa. Walaupun sudah berada di pemakaman aku
hanya bisa terdiam dari kejauhan, melihat tangisan keluar dan teman
Riki, yang aku lakukan hanya menangis di sini, berdiri dan melihat satu
persatu orang-orang itu pergi dari pemakaman Riki.

"Ayo vin" Yoga menuntun ku menuju pemakaman Riki.

"Mau apa lo kesini bangsat"

"Bang Romi, apa abang tidak bisa sedikitpun membiarkan Calvin


mengucapkan selamat tinggal ke Riki"

"Gara-gara dia, gara-gara dia"

Aku hanya bisa terdiam merasakan pukulan bang Romi, aku


menerimanya, ini pantas untukku, bahkan aku rela bang Romi memukulku
hingga mati.

"Bang udah" Yoga melerai tiap pukulan bang Romi,

"Pergi lu berdua, gue bilang PERGI"

"Bang sekali aja"

"Vin, lu harus menderita, selamanya lu harus menderita sampai lu mati"

"Sudah Vin, ayo kita pergi"

77
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Aku sedikitpun tidak bisa merespon setiap perkataan Romi atau Yoga,
perasaanku terlalu sakit, tubuhku terasa kaku, aku merasa tidak
bernyawa ditubuh ini.

Sampai saat di rumah pun, aku tidak melakukan apapun, selain menangis
dan melamun,

"Vin, seharusnya kamu makan, sampai kapan kamu mau nyiksa diri kamu
sendiri, kamu udah berapa hari gak makan, kamu gak sayang dengan diri
kamu?"

Sayang? Apa aku pantas untuk di sayangi, setelah aku membiarkan


orang yang kusayangi pergi untuk selamanya tepat di hadapanku.

"Vin, setidaknya kamu ngomong, kamu dengar aku kan?"

"Plaaaaak" Yoga memandangku dalam setelah menamparku.

Sebuah tamparan tidak berarti apa-apa, ini tidak lebih sakit setelah
aku ditinggalkan Riki.

"Riki tidak ingin kamu seperti ini vin, apa Riki akan tenang disana jika
melihatmu seperti ini? Kamu tidak sendiri vin, masih banyak orang yang
menyayangimu"

"Sayang?"

"Ya Vin, aku sayang sama"

"Lihat aku vin, ini memang bukan waktu yang tepat, dan aku memang
tidak bisa menggantikan Riki, tapi aku dan Riki tidak akan menyukai jika
kau seperti ini, kau menyiksa dirimu"

"Jika kamu tidak memiliki alasan untuk hidup, biarkan aku jadi alasan
mu”

"Ga"

"Vin, jalan mu masih sangat panjang, kehilangan, pertemuan, itu jadi


pelajaran hidup yang berharga, aku tau kamu kuat, Riki, aku ingin kamu
bahagia"

"Aku butuh waktu Ga"

78
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Aku mengerti, besok aku akan pindah ke luar negri, aku ingin kamu ikut
denganku"

"Ga"

"Aku akan menunggumu besok di bandara"

Aku masih belum mengerti sepenuhnya dengan apa yang di katakan


Yoga, dia menyayangiku, dia menungguku di bandara. Entahlah, tapi dia
benar, sesedih apapun aku sekarang, seputus asa pun aku sekarang, aku
masih memiliki orang-orang yang menyanyangiku.

Riki, Riki, tidak ada yang akan menggerser posisi mu di hatiku, walaupun
kedepanya aku memiliki seseorang yang bisa menerimaku seperti mu,
posisi mu tidak akan terganti, Riki sudah jadi bagian dari hidupku dan
selamanya akan seperti itu.

***

Aku tidak menyusul Yoga untuk pergi bersamanya, dan ini sudah hampir
satu tahun berlalu, aku tidak mendapatkan sedikitpun kabar dari Yoga.
Aku mengerti aku telah mengecewakanya, dan mengecewakan banyak
orang di sekitarnya. Walaupun Romi terkadang masih memebErikan
ancamanya aku sudah mulai bisa beranjak maju kedepan. Aku sudah
bisa menerima semua keadaan diriku dan menerima kepergian Riki.

Aku memutuskan untuk bekerja sambilan untuk mengisi waktuku


sehari-hari, dengan kuliah saja, aku masih banyak waktu ku yang
terbuang, dan aku akan merasa sendiri, aku tidak menginginkan hal itu.
Bekerja disalah satu perusahaan penerbt sebagai penulis part time.
Sedikit banyak tulisanku di terima oleh banyak orang, aku hanya
menulis apa yang aku alami, mungkin karena itu tulisanku disukai.

"Hey, sendirian lagi lu ya"

"Erika"

"Lu beneran gak ada temen ya disini"

"Gue cuma terbiasa bekerja sendiri"

79
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Erika mengulurkan tanganya, entah apa maksudnya, sebelumnya aku


sudah kenal denganya walaupun belum pernah berbicara secara
langsung. Tapi biarlah, tidak ada salahnya bersalaman.

"Mulai sekarang kita berteman"

"Teman" kataku singkat.

Pribadi Erika sangat menyenangkan, dia mengingatkan ku dengan Yoga,


sosok yang selalu menjagaku dan kadang memarahiku jika aku berbuat
hal yang tidak disukainya. Aku sangat terbuka denganya, dan dia
sekarang adalah satu-satunya temanku berbagi. Aku menceritakan
tentang diriku, masa lalu ku, dan respon yang tidak kuduga kudapatkan
dari Erika, ternyata dia ingin mencarikan laki-laki pengganti Riki, aku
hanya tersenyum melihat tingkah laku nya.

"Gue ada kenalan anak baru, dia layouter, mungkin cocok dengan lu vin"

"Ka, udah gue bilang, lu ngapain harus repot carikan gue pacar, jika
waktunya tiba, pasti akan datang, takkan lari gunung di kejar"

"Iya, gunung gak bakal lari, tapi tu gunung juga gak bakal gerak, kalo lu
gak datangin, udah ikut gue, mininal lu temenan ama dia"

Erika menariku ke depan ruangan, dia sudah berjanji akan bertemu


temanya itu.

"Ka" suara teriakan laki-laki memanggil Erika. "Riki" aku melihat Riki,
tidak, aku mengucek kedua mataku, memastika laki-laki yang
menghampiri kami, dia bukan Riki, tidak mungkin Riki bisa hidup kembali

"Rendraaa" Erika melambaikan tanganya.

Sosok ceria, dan bersahaja itu bernama Rendra, senyumnya,


keceriaanya mengingatkanku ke rini.

"Mau kemana Vin?"

Aku tidak menjawab panggilan Erika, aku berlari secepat mungkin


menuju belakang ruangan, tempat yang tidak terlihat oleh siapapun,
tempat dimana aku bisa menangis, Rendra, laki-laki itu mengingatkanku
kepada Riki.

80
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

***

RENDRA POV

"Kalian dari mana?"

"Ngobrol lah, Calvin teman lama abang dek" jawab Yoga

Calvin sedikit terlihat gelisah sejak awal kedatangan Yoga, apa yang
terjadi dengan mereka, selama aku mengenal Yoga sebelum
keberangkatan ke Malaysia 2 tahun lalu, Yoga tidak pernah
menyebutkan Calvin sedikitpun, bahkan saat aku mngunjunginya ke
Malaysia pun Yoga tidak pernah menyebut nama Calvin, biarlah, aku
tidak ingin berfikiran macam-macam, aku mengenal Calvin, jika dia
menganggap hal ini perlu diceritakan, dia pasti akan menceritakanya
padaku. Lagi pula ini bukan saatnya untuk berfikan buruk, ini saatnya
aku menikmati hidupku bersama Calvin, akan banyak hal menyenangkan
yag aku akan lakukan denganya, dan kedatangan Yoga juga membuatku
sangat senang, walaupun kami tidak ada hubungan darah langsung, tapi
dia sudah aku anggap sebagai saudaraku sendiri.

"Dra, aku balik dulu yah, udah hampir malam, kamu istirahat yah, biar
bisa cepat masuk" "Give me a hug"

Calvin menatap ku, dan mengarahkan padanganya ke Yoga,

"Ah, bye vin" aku melambaikan tangan ke arah Calvin.

Kami tidak berdua diruangan ini, ada Yoga disini, akan sedikit
memalukan, saling berpelukan di depan orang lain.

"Nginap dimana bang"

"Di rumah kamu lah, dimana lagi"

Aku hanya tersenyum usil, sampai lupa, selama ini Yoga memang tinggal
di rumah orangtuaku. Yoga juga seorang dokter sekarang, akan jadi hal
yang menyenangkan jika bisa di rawat Yoga, artinya aku bisa cepat
keluar dari rumah sakit ini dan di rawat di rumah.

"Kenapa tersenyum"

"Hihi"

81
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Abang gak akan ngerawat kamu dra, perawatan disini lebih intensif"

Yoga bisa menebak apa yang aku pikirkan. Aku hanya menunjukan raut
cemberut ketika Yoga tertawa.

"Bisa kamu sakit yah, baru tau. Hey, Calvin siapa kamu sih dra"

"Pacar" jawabku singkat

"Ayolah, abang mengenalmu dengan baik, kamu itu sangat, yah, normal"

"Entahlah bang, aku rasa, aku benar menyukainya, gak salah kan"

Aku menceritakan semua hal yang terjadi, tulisan, project tujuh hari,
Calvin, dan Yoga hanya mengacak rambutku lalu tersenyum.

"Kamu itu gak boleh seperti abang dra"

"Abang masih ... "

"Yah, tidak akan mudah merubah orientasi seseorang"

"Tapi aku beneran suka sama Calvin bang"

Yoga tidak memberikan penjelasan apapun, dan apapun yang iya katakan
aku tidak akan terpengaruh. Aku sudah mengetahui jika Yoga juga
menyukai laki-laki dan selama ini hanya satu orang yang ia cintai,
walaupun sampai sekarang Yoga tidak pernah menyebutkan sebuah
nama, dan sampai sekarang pun dia masih mencintai laki-laki itu, Yoga
pernah mengatakan, hanya ada satu orang pria yang menempati hatinya,
dan selamanya akan seperti itu, siapapun orangnya, dia laki-laki yang
beruntung bisa dicintai Yoga. Yoga yang kukenal sebagai pria yang
paling baik, jujur, dan memiliki paras yang lebih menarik di bandingkan
aku, dan aku akui itu.

Setelah hampir satu tahun tidak bertemu pun penampilanya masih tidak
berubah, pembawaanya yang tenang, kacamata dan rambut rapi tetapi
tetap stylish sangat cocok dengan wajahnya yang oval, selalu
menggunakan pakaian yang rapi, bahkan aku sempat iri dengan warna
kulitnya yang kecoklatan. Yah, aku adalah fans Yoga dan aku bersyukur
menjadi sepupu nya.

82
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

***

"Abang lu yang ganteng itu kemana dra"

"Paling molor di rumah"

"Kenalin gue yah"

"Jangan terlalu berharap yah, dia itu gak suka cewek"

"Maksud lu?"

Hari ini akhirnya setelah 3 hari dirawat setelah hari ke 6 di project


playful couple itu, aku bisa kembali ke rumah, Home sweet home, gak
ada tempat yang lebih baik dari rumah, dan gak ada tempat yang lebih
buruk dari rumah sakit. Selamat tinggal, ruangan putih, kasur yang
tidak empuk, lampu yang terlalu terang, aroma obat yang menyengat
dan baju pasien berwarna biru yang tidak pernah aku kenakan lagi.

"Udah siap" kata Calvin

"kita mampir mall dulu yah"

"Hmmmmm" Calvin menaikan alisnya

"Please"

"Lu gak sadar Dra, lu baru sembuh"

"Udah lebih seminggu ka, gue gak ke sana"

"Terserah lu deh, gak ikutan gue"

"Yay" aku bersorak.

Calvin masih tidak mengizinkanku menyetir sendiri, aku mendapatkan


tatapan sinis dari Erika sepanjang jalan, karena dia yang menyetir, aku
tidak akan membiarkan Calvin yang menyetir setelah mengantarkanku
pulang kemungkinan dia akan menggunakan taksi atau kendaraan umum
untuk pulang, dan aku tidak akan membiarkanya.

"Gue BUKAN SUPIR kalian, jadi kenapa kalian bedua duduk di


belakang"

83
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Setelah berdebat panjang dengan Erika, Calvin memilih mengah


mengantikan Erika, dan aku duduk tepat di sampingnya sedang Erika
duduk di jok belakang. Mungkin karena ini jam ramai pengunjung, kami
sedikit kesulitan mencari parkir.

"Kita makan dulu" kataku

"TIDAK" jawaban kompak Calvin dan Erika.

"Disini kebanyakan hanya junk food, dan gue ngerti selera elu dra,
langsung cari benda yang lu pengen, abis itu kita pulang"

"Viiiin" aku memanggil manja Calvin.

"Maaf Dra, kali ini aku setuju dengan Erika"

"Udah gak sayang lagi vin"

"Sayang dan kesehatan kamu hal yang berbeda"

Aku hanya cemberut, dan berjalan sendiri naik ke lantai 3 mall itu, yang
aku dengar hanya tawa kecil Calvin dan Erika, dari belakang.

Walaupun terkadang bagian perutku masih berasa sakit dan nyeri,


tidak mengurungkan niatku untuk berkeliling di mall ini, satu persatu
toko yang menjual baju aku masuki, aku sengaja mencari baju, ini hari
pertama untuku keluar dari rumah sakit dan jadi pertama aku
mengenggam tangan calivin setelah kami berdua mengutarakan isi hati
kami berdua, aku tau apa yang di rasakanya, dan dia mengeri apa yang
aku rasakan, walaupun dia masih mengatakan aku terburu-buru dengan
apa yang aku rasakan. Aku sadari tidak ada yang instant dalam hal
perasaan, tapi jika seseorang sudah menemukan sosok yang bisa
mengisi kekosongan hatinya, 1 tahun, 1 bulan, bahkan 1 hari hal itu
mungkin saja terjadi, perasaan itu bukan hal yang bisa di rencanakan
semua terjadi tiba-tiba.

"Bagus" aku mengambil salah satu t-shirt berkerah motif garis-garis


vertikal.

"Mbak ada lagi yang seperti ini, warna berbeda"

"Ini mas" karyawan toko di mall itu memeberikan baju dengan motif
yang sama.

84
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Aku memilih warna kuning dengan motif garis berwarna hitam, dan satu
lagi akan kubErikan kepada Calvin, berwarna biru dengan motif warna
yang sama. "Baju couple" aku tersenyum membayangkanya.

"Ini" aku memberikan baju itu ke Calvin yang menunggu di luar toko.

"Apa ini dra?"

"Buka aja"

Calvin membuka bungkusan yang berisi baju itu.

"Jeng jeng, kita kompakan bajunya"

Calvin tersenyum, dan aku masih terpesona dengan senyumanya.

"Buat gue" Erika menadahkan tanganya.

"Ini" "Permen, permen, sakit jiwa lu dra, Calvin lu beliin baju, gue ini"

"Kan dari toko yang sama" aku tersenyum jahil

"Sisa belanja elu ini namanya"

"Gak gue ambil gratis tadi"

"RENDRA"

Aku tertawa, menarik dan mengenggam tangan Calvin berlari besamaku


menjauh dari Erika yang sedang kesal.

***

Playful 5

"Bangun bang" "Emmmm"

Aku naik ke atas ranjangnya, kali ini aku menendangnya hingga


terguling, memaksanya bangun.

"Woi" Yoga terlihat kesal

85
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Kalo lu bangunin orang baek-baek napa?"

Aku rasa aku melakukan hal yang wajar membangunkanya, ini sudah jam
1 siang, walaupun aku melakukannya dengan cara yang sedikit ekstrem,
tapi Yoga memang keterlaluan, tidak menjemputku dari rumah sakit,
dan sekarang masih tidur dengan tenang.

"Ini ada yang mau kenal bang"

"Sial, lu kok gak bilang ada cewe masuk kesini"

"Salah abang telat bangunya"

"Abang lu emang cakep dra, walaupun baru bangun gitu"

"Reality check ka"

"Yeah" jawab Erika jengah.

Melihat Erika tersipu sendiri melihat keadaan kamar Yoga, membuatku


risih, aku berusaha menariknya keluar, ketika dia mengendus aroma
yang ada di kamar Yoga, itu hal yang menjijikan, melihat seorang
perempuan menghirup sisa aroma laki-laki di kamar itu, dan yang
membuatku sedikit kesal, ketika erika mencoba menyemprotkan parfum
Yoga ke tanganya.

"Psyco, sarap, gak ada kerjaan"

"Biarin, abang lu itu dra, pleas buat gue, biar gue rubah dia supaya suka
cewek"

"Not a chance ka"

"Akrab banget kalian, pacar lu dra"

"Maunya gitu bang, tapi setelah kenal dia kayak gini ..."

"E-erika" Sejak kapan dia jadi setenang ini,

Ketika Yoga mengulurkan tanganya untuk besalaman, erika malah


tertunduk malu dan merapikan rambutnya lalu bersalaman.

"Yoga"

"Erika bang"

86
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Shock? Iya, kaget? Iya. Aku terpaku melihat obrolan mereka

"Masih kuliah?"

"Masih bang, sambil kerja juga sama Rendra"

"Owh, teman baik Rendra dong, jagain dia yah"

"Iyah bang, dia juga jagain rika bang"

"Ambil jurusan apa ka?"

"Komunikasi bang"

"Semester berapa ka?"

"Semester 6 bang, kalo abang?"

"Kedokteran, tapi belum kerja nih"

"Wait, wait, ka, lu napa sih, kesambet apaan lu"

"Maksud kamu dra, aku gak ngerti"

"Sejak kapan lu pake aku-kamu, brrrr merinding gue ka"

Penderitaan ketika perubahan siknifikan Erika berakhir ketika erika di


antar pulang oleh Yoga, hari pertama keluar dari rumah sakit, aku
harus mengerjakan semua sendiri, mengangkat sisa baju dari rumah
sakit sendiri ke kamar, menikmati makanan "sehat" yang di belikan
Erika sebelum perjalanan pulang kerumah tadi, meminum obat yang aku
sendiri tidak tahu apa namanya, dan terlelap tidur karena pengaruh
obat.

***

Calvin pov

"Hmmm, telfon ku tidak di angkat Rendra, apa aku ke rumah nya saja"

Sudah hampir jam 8 malam, aku masih belum dapat kabar apapun dari
Rendra, sudah 2 hari sejak kepulanganya dari rumah sakit, walaupun dia
belum masuk kerja, tetap saja aku masih khawatir denganya, 2 hari ini
aku hanya berkomunikasi memalui ponsel saja.

87
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Sedikit ragu, apa aku harus ke rumahnya atau tidak, jika aku
kerumahnya, aku akan bertemu Yoga, walaupun sebenarnya aku tidak
memiliki masalah apapun dengan Yoga, tetap saja ada kejanggalan di
hati ini, ada ketakutan sendiri untuk menghadapinya langsung.
Sudahlah, yang lalu biarlah berlalu, tidak ada yang salah dengan
perasaan suka, walaupun dia mengatakan masih menyukaiku, tetap saja,
sekarang prioritas utamaku adalah Rendra.

Aku juga tidak bisa menyembunyikan bahwa aku merindukan Rendra,


dan ingin betemu kembali dengan Yoga, yah aku juga merindukanya.

Motor tua ini membewaku melewati lorong-lorang ke arah jalan utama,


udara cukup dingin malam ini, untung saja aku mengenakan jacket,
setidaknya walaupun tiak terasa hangat, aku melindungi tubuhku dari
udara dingin malam ini.

"Ting Tong" bunyi bel depan rumah Rendra,

"Hai vin" Yoga, ternyata Yoga yang membuka pintunya.

"Ga, Rendra ada?"

"Lagi tidur dia, mau di bangunin"

"Owh, gak usah, biarin aja dia istirahat, kalo gitu aku balik aja yah"

"Tunggu" Yoga menarik tanganku.

"Ke-kenapa ga?"

"Masuk dulu, kita ngobrol" aku menganguk menyatakan kesetujuanku

Lama aku duduk berhadapan dengan Yoga di ruang tamu ini, tidak ada
sepatah katapun yang keluar dari mulut kami berdua, aku hanya
menatap wajahnya saja, yah, aku merindukan sosoknya, sahabat yang
selalu ada untukku dan riki dulu, aku sayang Yoga, tapi aku tidak bisa
memberikan lebih, baik 2 tahun lalu ataupun sekarang.

"Ga"

"vin" panggilan kami bersamaan.

"Kamu duluan ga"

88
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Gak kamu vin"

Masih terasa kaku ternyata, dua tahun bukan waktu yang singkat.

"Jadi gimana kabarmu 2 tahun ini"

"Baik vin, sebelumnya aku minta maaf atas perlakuanku di rumah sakit
kemarin di Rumah Sakit"

"Gak apa ga"

Kami kembali terdiam beberapa saat, Yoga tidak berubah secara fisik,
itu yang kufikirkan. Aku melihat Yoga menarik nafas panjang.

"Apa aku bisa ada di hatimu vin?"

"Ga, kamu tau kan, aku dan Rendra"

"Aku tau, tapi kalian belum resmi pacarankan? Aku mengenal Rendra,
dan aku mengenalmu vin"

"Vin, perasaanku masih sama seperti 2 tahun lalu, dan aku masih akan
menanyakanya, apa kamu mau menerimaku"

"Maaf Ga"

"Lihat aku Vin, dan katakan kamu memang benar sepenuh hatimu bahwa
kamu tidak hanya menyukai, atau menyayangi Rendra, tapi kamu
memang menginginkanya"

"Aku"

"Aku menunggu jawabanmu Vin"

"Ya, aku sayan---"

Belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, Yoga telah memeluk


diriku, aku sebisa mungkin tidak membalas pelukanya, banyak perasaan
yang harus kujaga.

"Ga, lepasin" aku tidak memang tidak memberontak, atau berusaha


melepaskan pelukanya,aku merindukanya, atau aku mengasihaninya?

Perlakuan Yoga semakin kasar, dia mendorong tubuhku hingga terjatuh


di atas sofa coklat di ruang tamu itu.

89
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Hentikan ini Ga, bagaimana jika Rendra ngeliat ini semua"

"Hentikan? Apa kamu menolak semua ini Vin, aku merasakan detak
jantungmu berdebar kencang, kau menyukai kan"

"Ga" aku mendorong Yoga.

"Hahaha, wajahmu memerah Vin"

"Jangan mempermaikanku Ga"

"Kapan aku pernah mempermaikanmu, dulu aku memang tidak memiliki


waktu untuk menunjukan bahwa aku menginginkanmu Vin, kali ini aku
akan serius, walaupun harus bersaing dengan adik ku sendiri"

"Bersaing apa bang?" suara Rendra mengagetkanku, "Hooaaam"

"Re-Rendra" apa dia melihat semuanya.

****

Rendra Pov

"Ehmmmm, berapa jam aku tidur"

Aku melihat sekarang sudah jam 8 malam melalui ponsel yang sengaja
kuletakan di atas kepalaku, hampir 3 jam aku tertidur, tidur sore yang
membuat tubuhku, jadi sedikit pegal, pengaruh obat memang tidak
pernah menyenangkan. Beranjak dari kasur empuk dan ke kamar mandi
untuk membasuh wajahku, agar lebih segar, aku melihat pantulan diriku
di kamar mandi ini, walaupun tidak di tutupi perban lagi, tapi bagian
perut ku masih di tempeli benda putih menutupi bagian luka tusukan,

"Hmmmm, aku memang sangat attractive"

"Pfff" aku menertawakan diriku sendiri, yah, mungkin ini yang namanya
PDOD - Percaya Diri Over Dosis

Ada beberapa panggilan tidak terjawab dari Calvin, dan pesan yang
mengatakan bahwa dia akan mampir. ke rumah beberapa menit yang
lalu.

90
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Rumah ini cukup besar, tapi untung saja ada Yoga, jadi aku tidak terlalu
merasa kesepian, setidaknya kulkas akan terisi makanan sehat yang di
beli Yoga, tidak lagi junk food atau makanan sisa yang tidak
kuhabiskan. Dari kamar aku beranjak ke arah dapur, mengambil
secangkir air putih untung menghilangkan dahaga.

"Apa ada tamu di luar?" aku sedikit mendengar ada suara obrolan dari
arah luar.

Hal yang membuatku kaget, ketika melihat Yoga menindih Calvin di sofa
ruang tamu.

"Hahaha, wajahmu memerah Vin"

"Jangan mempermaikanku Ga"

"Kapan aku pernah mempermaikanmu, dulu aku memang tidak memiliki


waktu untuk menunjukan bahwa aku menginginkanmu Vin, kali ini aku
akan serius, walaupun harus bersaing dengan adik ku sendiri"

Ini keterlaluan, tapi-- , aku harus besikap biasa.

"Bersaing apa bang?" Aku rasa aku telah mengagetkan mereka

"Hooaaam" yah, dengan ini, mereka tidak akan mengatahui aku


mendengar obrolan mereka.

"Re-Rendra"

Entah, Calvin merasa canggung, dia sedikit terbata setelah melihatku,


aku memperhatikan sikap Yoga, yang sekarang berpaling tidak melihat
wajahku.

"Udah lama Vin, bang Yoga kok ngak ngasih tau, kalo Calvin disini bang?"

"Dia baru datang dra. Ia kan vin"

"Ah" jawab Calvin gugup

"Abang ke dalam yah dra"

"Gak usah bang, sini aja temenin kita?"

91
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Ayolah bang" aku menepuk sofa di sebelahku. Sementara Calvin duduk


di hadapan kami berdua.

"Aku penasaran nih, sama kalian, kok bisa kenal yah, berapa lama bisa
kenal?"

"Dari Calvin lulus sma dra, abang seniornya satu kampus, tapi beda
jurusan"

"Oh, kok Calvin kayak kagok gitu ngeliat abang"

"Masa sih dra"

Terlihat sekali Calvin menghindari kontak mataku langsung, dan selalu


berkelat dengan setiap pertanyaan yang ku ajukan tentang mereka
berdua, aku tidak ingin berprasangka buruk, tapi setelah melihat tadi,
aku harus tau apapun yang terjadi di antara mereka, walaupun tidak
dari mereka, aku akan mencari tau semuanya cepat atau lambat.

Calvin memutuskan untuk pulang lebih cepat, setelah memastika


keadaanku baik-baik saja, aku tidak menahanya, karena aku sedikit
kecewa denganya, tapi aku tidak perlu menunjukan bahwa aku kecewa
sekarang ini, sebelum aku mengetahui apa yang terjadi diantara
mereka. Yoga sendiri tidak menunjukan perubahan sikap seperti Calvin
yang terlihat gugup, dan salah tingkah.

Rutinitas malam pun mengalir begitu saja, Yoga memanggilku untuk


makan malam bersama, mengobrolkan hal yang biasa tanpa menyinggung
hal apapun mengenai Calvin. Hampir jam 11 malam saat Yoga pindah
kedalam kamarnya setelah kami menonton tv di ruang tengah.

"Tok tok" Aku membuka pintu kamar Yoga,

"Aku masuk bang yah?"

"Kenapa, mau tidur sama abang? Tumben"

Aku merebahkan diriku di sebelah Yoga, dia masih menikmati bacaanya.

"Bang aku mau nanya boleh bang?"

"Kenapa? Kok jadi serius gini" Yoga menutup bukunya.

92
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Apa abang masih mikirin cowok yang pernah abang taksir 2 tahun lalu
bang, apa abang gak niat buat move on?"

"Pertanyaan macam apa itu, kenapa kamu jadi mau tau sekarang?"

Aku tidak menjawab apapun, ada nama yang kufikirkan, tapi aku tetalu
takut menanyakanya.

"Some people said, cinta membuat waktu berlalu, tapi ada juga yang
bilang waktu membuat cinta berlalu"

"Dalam hal ini, walaupun abang tidak punya kepastian, waktu tidak
membuat cinta abang berlalu, malah setiap abang memikirkanya, abang
merasa waktu belalu cepat dan abang masi merasakan cinta untuknya"

"Terus dianya gimana bang?"

"Entahlah dra, dulu abang terlanjur pergi tanpa bisa menyembuhkan


lukanya, sekarang abang akan berjuang untuk mendapatnya"

Aku bertepuk tangan untuk jawaban Yoga, dan dia mengelus kepalaku.
Setelah beberapa saat kami terdiam, dan Yoga kembali melanjutkan
bacaanya, sampai aku menguatkan hatiku menyebutkan nama itu.

"Apa dia Calvin bang?"

“____________” Yoga terdiam

Sudah kuduga, Yoga tidak memberikan penolakan atau mengiyakan


pertanyaanku.

***

"Yay Rendra masuk" sapa Leo

"Sepi yah kantor gak ada gue"

"Lu gak apa masuk skarang, dengan kondisi lu?"

"Santai aja gue kuat"

"Pacar gue mana? Gak keliatan dia?"

"Calvin? Hahaha Ada kuliah pagi dia kalo gak salah" kata Leo

93
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Rutinitas kantor tidak sepenuhnya aku kerjakan, walaupun aku hanya


kerja part time disini, pimpinan redaksi dan lainya memberikan
pengertian yang luar biasa.

Hasil project 7 hari playful couple sudah di tentukan, walaupun banyak


yang merasa tulisan Calvin yang salah satu yang terbaik, tapi Leo dan
Anya disini mendapatkan penilaian yang lebih dari tulisan Calvin, yah,
biarpun begitu, aku juga turun ikut bahagia mendengarnya. Aku sempat
membaca hasil tulisan mereka dan memang benar aku merasa ada di
dalam tulisan Leo dan Anya, tulisan mereka begitu nyata dan aku
merasa ada dalam tulisan mereka. Mengenai apa yang terjadi dengan
aku dan Calvin teman kantor tidak mengambil pusing tentang hal itu,
dan itu hal yang baik, yang hanya aku fikirkan mungkin saja mereka
tidak mengetahuinya atau mereka tidak ingin ikut terlibat.

Dalam 2 jam ini, 2 sampai 3 kali aku sengaja mampir ke ruangan penulis,
untuk melihat Calvin sudah datang atau belum.

"Dra"

"Viiiiin" aku menghampirinya di depan pintu masuk ke ruangan penulis


ini.

"Already lunch?"

"Belum"

"Yok" aku menarik tangan Calvin

"Aku baru datang dra"

"Leo, gue ijin bawa Calvin setengah jam aja" aku berteriak ke arah Leo

"Lanjut dra" jawab Leo

Suasana siang yang cukup terik dan sekali lagi aku tidak terbiasa
dengan panasnya matahari, tapi untung Lokasi makan siang tidak terlalu
jauh dari kantor, aku memilih menggunakan sepeda motor Calvin menuju
kesana.

Aku melihat Calvin lahap menikmati santap siangnya dan aku senang
dengan hal itu.

94
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Sudah selesai memperhatikan aku dra, gak kasian tu makanan gak


dimakan?"

"Apa kamu selalu sadar saat orang-orang memperhatikanmu vi?"

"Cuma kamu yang selalu melihatku seperti ini"

Hanya tersisa batu es saja di cangkir yang sebelumnya penuh jus jeruk
dan sekarang aku masih memainkan sedotan di cangkiri itu dengan
tanganku.

"Apa aku boleh tanya sesuatu vin?"

"Boleh"

"Apa ada kemiripan antara aku dengan Riki?

Walaupun aku tidak ingin membandingkan diri dengan Riki yang sudah
tiada, tapi banyak hal yang harus aku ungkap sekarang ini sebelum aku
mengambil langkah lebih jauh lagi.

Calvin terdiam cukup lama, aku tahu pertanyaanku mungkin saja


membangkitkan kenanganya dengan Riki, aku sekarang sedang dekat
denganya, kurasa aku juga harus mengetahui hubunganya sebelumnya.

"Maaf vin"

"Gak apa" Calvin tersenyum

"Walaupun semua orang itu beda, tetap aja ada beberapa kesamaan
yang dimiliki tiap orang, kamu belum pernah bertemu Riki kan dra, tapi
jika kalian saling mengenal, kalian akan jadi teman baik"

"Maksudmu vin?"

"Ceria, menghangatkan suasana, keras kepala, selalu bertindak


ceroboh, dan kalian memiliki senyuman yang sama" Calvin tertawa
mengatakan hal ini.

"Maaf dra"

Aku hanya membalas senyum, aku tau maksud dari maaf Calvin, dia
meminta maaf karena sudah seperti menyamakan aku dengan Riki.

95
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Dra, bang Yoga pernah bilang, kalo dia selalu memikirkan satu cowok
ini dan sampai dua tahun terakhir dia masih memikirkanya"

"Ini adalah kehidupan bang Yoga, aku tidak ingin mencampurinya, hanya
saja, aku sedikit penasaran, kamu mengenal bang Yoga kan, apa kamu
tau cowok yang dia maksud?"

“__________” Yoga terdiam, tidak menjawab pertanyaanku.

****

Playful 6

"Gak, gue gak mau ikut rencana bodoh lu dra"

Entah ini tindakan bodohku, atau aku terlalu memikirkan Yoga atau
Calvin sehingga aku memikirkan rencana ini, kurasa ini cara yang
terbaik untuk aku, Calvin dan Yoga, dan untuk ini aku memerlukan
bantuan Erika. Saat ini hanya erika yang bisa dimintai tolong.

"Gak Dra, lu tau akibatnya? Lu, Calvin, bahkan bang Yoga, kalian bakal--
"

Erika tidak menyelesaikan kalimatnya setelah melihat mataku yang


sedikit memerah. Jujur saja ini sangat berat untukku, dan mungkin
pada akhirnya aku yang akan di benci atau aku yang akan tersakiti.

"Dra, lu gak mikirin perasaan lu?"

"Gue tau ka, tapi tolong ka, tolongin gue" "Gue berharap lu gak akan
nyesal Dra?"

"I will Ka, I will"

Aku dan Erika memberanikan diri menuju Polres, untuk menjenguk


Romi, sampai hari ini romi masih menjadi tahanan kepolisian belum
menjadi tahanan kejaksaan, jadi Romi masih belum menjalani
hukumanya di lembaga pemasyarakatan.

Sebenarnya aku masih ketakutan untuk bertemu Romi, peristiwa


penusukan itu masih membekas diingatanku, darah yang mengalir, wajah

96
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

ketakutan Calvin. Tapi rasa penasaranku mengalahkan ketakutanku


bertemu Romi.

Walaupun ini bukan pertama kalinya aku menginjakan kakiku ke kantor


polisi, tapi ini pertama kalinya aku menjenguk salah satu narapidana
disana. Prosedurnya tidak serumit yang aku fikirkan, walaupun aku
hanya bisa bertemu beberapa menit saja. Sebelumnya aku juga sudah
menyiapkan air mineral dan makanan ringan untuk bang romi.

"Bang" aku memberanikan menyapanya dari balik jeruji.

"LU" Romi menarik nafas ketika melihatku, cukup kaget mungkin ketika
aku mengunjunginya disini.

"Maaf Dra" suara romi melemah.

Walaupun dibatasi oleh jeruji, Rommi mencoba mengulurkan tanganya


untuk bersalaman, aku tidak tahu ternyata Romi memiliki sisi seperti
ini. Sedikit banyak ketakutanku dengan Romi berkurang, ketika
melihatnya seperti ini.

"Maaf bang, karna aku, bang Romi disini" "Gak, ini hukuman yang pas
buat gue Dra"

Saat Erika hanya terdiam dan risih berada disini aku hanya tersenyum
melihatnya, dan ini juga tidak seburuk seperti yang aku fikirkan.

"Ternyata memang mirip"

"Mirip ?" tanyaku heran

"Senyum lu sama adek gue hahahaha, mungkin itu kali Calvin itu bisa
deket sama lu Dra"

Aku mendapatkan cerita sedih dari Romi, cerita yang tidak pernah di
katakan oleh Calvin sebelumnya kepadaku. Ternyata Romi terlalu over
protective dengan adiknya, dan romi tidak pernah menerima adiknya
menyukai sesama jenis, penyesalan terbesar Romi adalah kenapa dia
tidak bisa menerima Riki apa adanya, Romi ingin Riki bahagia, tapi pada
akhirnya Riki menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan Romi
sendiri, karena kekerasan hatinya.

97
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Romi tidak menerima kenyataan sehingga melimpahkan kekesalanya


kepada Calvin, walaupun dia sendiri sadar Callvin tidak bersalah dalam
hal ini. Sekali lagi Romi mengulangi kesalahan yang sama dengan
melukaiku, Romi mengatakan ini ganjaran yang harus ia terima. Dia akan
melakukan apapun untuk mendapatkan maaf dariku, dan sebenarnya aku
tidak menyalahkan Romi, aku sudah memafkanya, aku fikir ini hanya
tindakan kalap nya saja. Dibanding hukuman dariku, hukuman ini sudah
lebih dari cukup.

Aku ingin mencabut tuntutanku, tapi Romi tidak menginginkanya, ia


ingin di hukum untuk kesalahan yang ia inginkan.

Romi mengijinkanku dan Erika untuk masuk ke rumahnya yang kosong ,


aku cukup penasaran dengan Riki, dan ini jadi titik awal rencanaku.

"Permisi" kataku saat masuk kedalam rumah yang sudah ditinggalkan ini

"Ka, kita langsung ke kamar Riki" "Terserah lu Dra, kamarnya di


pojokan itu kan"

Suasana kamar yang menyenangkan, dan masih terlihat rapi, walaupun


Riki sudah meninggal dua tahun yang lalu, Rommi sepertinya sangat
menjaga setiap peninggalan Riki.

"Dra sini"

Erika memanggilku dan mengangkat sebuah foto, kemudian


menyandingkanya dengan diriku.

"Sekilas senyum lu emang mirip Dra" "Masa?"

"Senyum cowok mesum"

"Ngehe lu"

Erika tertawa, dan melanjutkan pencarianya.

Aku mengambil foto itu dan melihatnya dengan seksama, yang aku
fikirkan, Riki sepertinya orang yang menyenangkan, tidak salah jika
Calvin bisa menyukainya.

"Dra, lu gak bakal percaya ini Dra" Erika memanggilku sambil tetap
memandangi album foto hitam di tanganya.

98
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Benar aku tidak akan percaya ini, banyak sekali foto Yoga di antara
foto-foto Riki dan teman-temanya di album foto ini. Apa Yoga
berteman dengan Riki? Apa yoga punya hubungan dengan Riki?

Riki - calvin - yoga dan akhirnya aku, apa yang tidak aku ketahui?.

"Setelah ini gimana Dra? Masih bakal lanjut?"

"Hhhhhuuuuuuh, kita lanjut Ka"

***

Yoga tidak banyak berbicara setelah apa yang kutanyakan semalam,


walaupun tidak membuang wajahnya dariku, tetap saja aku merasa dia
menghindariku.

"Bang" aku manarik tanganya saat dia menghindariku.

"Maafkan abang Dra"

"Kita perlu ngomong bang"

Aku menunggu yoga di taman belakang, duduk di kursi kayu di temani


dengan keheningan malam ini, melihat bayangan bulan dari kolam, ketika
bulan berada di tengah puncaknya. Suasana percikan air dari ikan yang
bermain asyik di kolam sama sekali tidak mengurangi heningnya malam
ini, yah malam ini sepi, hening, dan aku tidak menyukainya.

"Abang duduk Dra" yoga masih belum menatapku secara langsung, dia
hanya duduk dan menatap langit malam ini. Entah apa yang yoga
fikirkan, tapi aku merasa kesedihan dari garis wajahnya. Pasti berat
untuknya, saat dia ingin memperjuangkan perasaanya untuk Calvin,
tetapi Calvin sedang dekat dengan aku yang juga sudah seperti adik
kandungnya.

"Aku akan kasih abang kesempatan bang, setelah ini kita rival"

"Maksudmu Dra?"

"Walaupun abang, atau calvin tidak mengatakan apa yang terjadi di


antara kalian, aku rasa aku cukup mengerti dan tau bang, aku bukan
anak kecil yang mudah dibohongi lagi bang, aku akan kasih abang
kesempatan untuk bisa masuk ke dalam hati Calvin, hanya satu

99
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

kesempatan, setelah itu, semua tergantung calvin memilih siapa, aku


atau abang"

"RENDRA"

"Jangan membentaku bang"

"Siapa Riki, siapa Calvin dalam hidup abang? Aku tidak ingin kehilangan
Calvin dan aku sangat menyanyangi abang, sekarang aku berada dalam
posisi yang lebih unggul dari abang di hati Calvin, entah karena
kemiripanku atau memang karena diriku sendiri. Tapi apa abang tau apa
yang lebih berat lagi, a ku mengerti perasaan abang ke Calvin, ini pilihan
yang sulit untukku bang, jika aku tetap bersama Calvin aku akan melukai
abang dan aku tidak menginginkanya, jika Calvin bersama abang, abang
akan mengalah untukku kan dan membiarkan diri abang terluka?"

"Dra, kenapa kamu berfikiran seperti itu"

"Aku akan memberikan abang kesempatan, dan manfaatkanlah itu bang,


setelah ini, siapa yang akan di pilih Calvin, aku harap tidak akan ada
yang kecewa bang"

****

Playful 7

"Udah lu bilang ka?"

"Yakin mau kayak gini Dra"

"Apa gue perlu jelasin lagi"

Date? Ya mungkin, malam ini aku meminta calvin menjemputku di rumah,


aku memintanya mengajak ku keluar date, yah date. Makan malam
berdua, ngobrol berdua, menikmati sisa malam ini berdua, aku akan
meminta kejelasan antara aku bedua denganya, dan kejelanan antara
calvin dan yoga bedua dari mulutnya.

Calvin datang menjemputku hampir pukul 8, dan penampilanyta tidak


pernah terlihat tidak menarik dimataku.

"Kenapa vin?"

100
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Gak" jawabnya singkat,

Aku tahu dia sedang mengarahkan pandanganya ke dalan rumah, saat


aku sedang berada tepat di depanya, siapa yang dia cari? Yah, sudah
pasti Yoga.

"Bang yoga sama erika"

"Aku gak cari dia dra"

"Aku tau"

Aku memintanya memboncengku dengan sepeda motornya. Berada di


belakangnya saat dia membawa motornya dengan kecepatan sedang, aku
tidak memungkiri kalau aku menyukai hal ini. Aku merasa aman berada
disisinya.

Sekarang aku hanya menertawakan diriku sendiri, dalam posisi ini. Apa
yang akan terjadi?

"Mau makan dimana dra?"

"Huh"

"Mau makan dimana?" Kata calvin mengulang pertanyaanya.

Wajar saja, hembusan angin dan suara kendaraan bermotor memang


sedikit mengurangi kejelasan pendengaranku.

"Steak aja vin"

"Ah, okey"

Waroeng Steak, itu yang tertera di plank nama tempat makan yang
kami masuki, aku sengaja memilih tempat duduk lesehan paling pojok
dan terpisah dengan tamu lain. Saat makananya datang, aku melahapnya
cepat, tidak banyak obrolan kami selama makan, aku hanya terus
menatap calvin, semakin aku menatapnya, semakin ragu aku untuk
menjalankan rencana ini, tapi semakin aku memikirkanya, aku harus
lebih menguatkan hatiku.

"Vin"

"Hmm"

101
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Apa denganku kamu merasa senang?" "Hey, kok nanya gitu Dra, semua
hal yang udah kita lalui, itu pengalaman yang menyenangkan"

"Kalo aku sekarang minta pengakuan atas hubungan ini gimana?"

"Maksudmu Dra"

Aku menyunggikan senyumku ke arahnya, mengambil nafas panjang, aku


butuh pengakuannya malam ini.

"Kita pacaran! Tanpa ada terikat kontrak"

Terlihat calvin sedikit kaget, dia kembali meminum sisa jus yang telaj
ia pesan sebelumnya.

"Dra" hanya kata itu yang ia ucapkan, dan wajahnya menunjukan


kebingungan, kaget. Aku kecewa atas sikap diamnya.

"Apa aku salah, kalo aku meminta kejelasan hubungan kita"

"Gak, maksud aku dra, apa tidak terlalu--"

"Cepat" aku memotong

"Gak gitu juga Dra, aku gak mau kamu terburu-buru ngambil keputusan
ini, kamu tau kan dunia seperti ini ... Huuuuh"

"Gara-gara bang yoga? Kamu dan yoga nyembunyiin sesuatu kan, aku
selalu terbuka dengan kamu vin, tapi aku gak tau sama sekali tentang
kamu"

"Dra, aku dan yoga, gak terjadi apa-apa"

"Masih gak mau ngomong yang sebenernya, kamu dan bang yoga sama
aja yah, sadar gak sih, sikap kalian berdua, nyakitiin aku"

"Dra, bukanya aku gak mau cerita, tapi memang gak ada apa-apa aku
sama yoga"

"Kalo aku minta, sekarang kamu jadi pacar aku gimana?"

Calvin kembali diam, aku mengerti maksudnya, dia tidak ingin aku masuk
kedalam dunianya, dan sekarang aku benar-benar mendesaknya, apapun

102
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

jawaban calvin sekarang, akan menentukan langkah yang aku ambil


untuk kami bertiga, aku, calvin, yoga.

"Aku sayang sama kamu dra, aku benar-benar gak mau kehilangan kamu,
hanya saja jika kamu ngambil keputusan kaya gini, aku gak bisa
membayangkan kamu akan jadi sepertiku, seperti yoga, dan aku gak mau
kamu nyesal"

"Berarti memang benar, kamu tau bang Yoga kan, kamu kenal dia"

"Dra"

"Hhuuf" Aku menutup mataku dan menarik nafas panjang, dalam lubuk
hatiku aku tidak sanggup untuk melukai calvin, aku terlalu sayang sama
dia, aku lebih rela jika aku yang terluka daripada calvin. Satu hal yang
tidak bisa aku pungkiri, aku mencintainya. Ya, aku cinta calvin.

"Sementara ini kita saling menjauh dulu, aku kamu perlu intropeksi diri,
apa yang kamu yakini, dan apa yang aku butuhkan"

Sikapku ini, aku sadar telah melukai calvin, tapi ini yang terbaik.

Aku berdiri dan mengambil sweeter yang aku letakan di sampingku,


tanpa melihat wajah calvin, tanpa melihat sorot matanya yang sedih,
kecewa denganku, aku membiarkan calvin dalam kebingungan.

"Dra tunggu" calvin menarik tanganku, tapi calvin tidak cukup kuat
hingga aku bisa menampik tanganya, kami di tempat umum, wajar calvin
tidak berbuat lebih, dia masih memikirikan omongan orang-orang yang
melihat kami.

Calvin mengikutiku hingga keluar dari restoran,

"Taksi" aku mencoba memanggil taksi yang lewat.

"Dra tunggu, kita perlu ngomong"

"Apa masih ada yang kita omongkan malam ini, aku perlu waktu untuk
berfikir vin"

"Tapi, setidaknya biar aku mengantar kamu kerumah, kita bisa ngomong
di jalan"

"Gak"

103
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Secepat mungkin, aku masuk kedalam taksi tang berhenti tepat di


sampingku, aku besikap seperti anak kecil, atau mungkin seperti
pengecut yang gak bisa menerima kenyataan. Ini bukan karakterku, tapi
perlu bersikap seperti ini sekarang.

"Turun di depan pak, tunggu disini ajan saya gak lama pak"

Aku berjalan ke arah mobil hitam yang sudah menunggu di depan jalan,

"Dra" erika keluar dari dalam mobil dan menghampiriku.

Aku berjalan ke arah mobil itu, aku bisa melihat erika khawatir
denganku, matanya nampak sayu ketika menatapku.

"Dra, lu gak apa”

"Iya ka" aku mencoba tersenyum di depan erika dan yoga.

Mataku terasa panas, ketika melihat yoga, aku berlari ke arah yoga,
memeluknya membenamkan wajahku di pundaknya, aku ingin menangis
sekarang, tapi aku akan menahanya.

"Hentikan ini Dra, abang gak mau kamu jadi gini" yoga menarik tubuhku.

"Kalo gini caranya, kamu yang akan terluka, biar abang yang ngalah Dra"

"Gak bang, aku gak ngalah untuk abang, aku juga gak mau abang ngalah
untuk aku, sekarang abang cari calvin"

"DRA"

"Jangan bentak aku bang, di bandingkan aku sekarang ini, abang jauh
lebih menderita kan, dan abang bisa menahan 2 tahun ini, kenapa aku
tidak bang, pada akhirnya semua keputusan calvin, memilihku atau
abang, sekarang aku hanya memberikan abang kesempatan yang sama,
sekarang abang cari dia"

Dalam keadaan seperti ini, aku masih bisa mendorong yoga ke dalam
mobil, aku harus memastikan yoga menyusul calvin.

Walaupun yoga tidak menyukai rencana ini, aku tetap memaksanya, dan
terus memaksanya.

104
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Mobil hitam itu melintasiku, pergi semakin jauh membawa yoga. Aku
diikuti erika masuk ke dalam taksi tadi.

"Cowok bodoh" Itu kata yang aku dengar dari erika di dalam taksi ini.
Aku memandangi lampu-lampu yang menghiasi jalan dan gedung-gedung
tinggi sepanjang jalan ini, mencoba memikirikan hal lain selain calvin,
dan aku tetap tidak bisa.

"Rendra bodoh, terlalu baik lu nusuk diri lu lagi buat orang lain,
ngorbanin diri lu lagi, nanam bom waktu di badan lu"

Aku hanya tersandar dan tidak membalas perkataan erika, karna aku
merasa apa yang dikatakanya benar.

"Setelah ini lu ngapain lagi dra, kenapa gak terjun ke jurang aja"

"Dra"

"Plaaak" Erika memukul belakang kepalaku.

"Kalo gue ngomong jawab Dra, lu bilang ini rencana lu kan, sekarang
renananya udah berjalan kayak mau lo, siap gak siap lu musti tanggung
semua konsekuensinya lah"

Apa yang erika katakan benar, apa yang terjadi di hari ini, apa yang
akan terjadi kedepanya aku harus menyiapkan diriku.

"Iya Ka, ini baru tahap awal"

"Habis ini gimana?"

Erika menatap kasihan ke arahku, dan merangkul tubuhku.

"Gue ngerti Dra, tell me when your ready Dra"

****

105
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Playful 8

Calvin Pov

"Sementara ini kita saling menjauh dulu, aku kamu perlu intropeksi diri,
apa yang kamu yakini, dan apa yang aku butuhkan"

Aku hanya terdiam di samping motor, yang sekarang sedang terparkir


di depan sebuah toko kecil yang baru saja tutup. Aku meminum sebotol
air mineral, aku bingung dengan apa yang sedang terjadi, apa ini
kenyataan, rendra--

"Sial" aku melemparkan botol air mineral yang telah kosong.

"Boleh duduk disini"

"Hmmm" aku menatap ke arah suara yang memanggilku, "Yoga"

"Malam yang berat vin" kata yoga

Sekarang yoga duduk tepat di sebelahku, kurasa bukan sebuah


kebetulan yoga bisa ada disini.

"Kenapa? Hal yang aneh kita bisa bertemu di tempat ini vin?"

"Malam yang cukup cerah yah vin? Apa kamu ingat dulu kita pernah
duduk berdua seperti ini, melihat bintang yang sama, tapi saat itu
semua hanya tentang riki"

Langit yang sama, bintang yang sama, hanya perasaan saja yang
berbeda.

"Aku tidak akan bertanya apa yang telah terjadi di malam ini"

"Jadi kamu tau ga?"

"Mungkin"

"Rendra kecewa dengan ku Ga"

106
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Rendra itu terlalu baik untuk orang seperti kita Vin, di banding
memikirkan perasaan sendiri, dia lebih memikirkan aku, abangnya
sendiri yang sangat incompetent, ini rencana nya buat deketin aku ke
kamu dra"

"Maksudnya? Tunggu aku gak ngerti Ga"

"Dia sepertinya tau apa yang sudah terjadi diantara kita, bocah itu
ingin memeberikan kesempatan untuk aku mendekatimu dra"

"Jadi ini rencananya, aku gak terima jika dia seperti ini, aku harus
ngomong sama dia, apa dia gak befikir tentang perasaanku, perasaanya"

"Aku gak setuju dengan rencananya seperti ini, tapi aku akan mengikuti
rencananya, daripada menyeret rendra masuk ke dunia yang sama
dengan kita, aku memilih untuk tetap berjuang mendapatkanmu"

"Yoga"

****

9.40 am

Aku menunggu rendra di basement parkir, sejak semalam dia tidak


menghiraukan panggilan telpon ku.

"Dra" aku menghampiri mobilnya saat sudah terparkir rapi di basement


itu.

"Dra" rendra tidak menghiraukan ku sama sekali, malah memilih pergi.

"Dra bisa hentikan ini" aku menarik tanganya, saat dia menghindar
dariku.

"Vin lepasin"

"Enggak, sebelum kita bicara"

"Lepas" rendra masih berontak, aku sadar genggamanku kuat, dan


mungkin akan meninggalkan bekas di pergelangan tanganya.

"Lepas vin, apa masih ada yang harus di omongkan?"

"Banyak"

107
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Vin berhenti bersikap seperti anak kecil,lepasin aku"

"Sekarang siapa yang seperti anak kecil, kamu keterlaluan dra, kamu
dan rencanamu, apa kamu setega itu dra"

Yah, aku sudah mengetahui rencana rendra, sudah tidak ada gunanya
rendra melanjutkan rencananya, menjodohkanku dengan yoga, ini hanya
akan menyakitkan semuanya.

"Siapa bilang aku mau menjodohkan mu dengan yoga, aku hanya tidak
suka kamu gak jujur sama aku vin"

Aku melepaskan tanganku, rendra memang benar, aku sudah tidak


jujur. Bukan. Aku belum bisa menceritakan semua kepadanya.
Kemunculan yoga yang tiba-tiba sebagai saudara rendra, membuatku
kesulitan untuk bisa jujur denganya.

"Maaf dra"

Rendra memandang kecewa ke arahku, aku tidak menyukai tatapanya


itu. Rendra kembali ke dalam mobilnya dan keluar dari basement.

Aku mengambil ponsel dari sakuku, mengetik nama erika dan


menelponya, erika pasti mengetahui sesuatu, siapa lagi yang bisa di ajak
rendra bicara tentang hubungan kami selain erika. Aku meminta erika
untuk menghampiriku di basement, sementara hanya di tempat ini aku
bicara denganya. Aku tidak ingin ada orang lain mengetahui apa yang
terjadi denganku dan rendra. Yah, aku tidak ingin orang-orang
memandang rendra seperti mereka memandangku. Kadang aku berfikir
apa yang di katakan yoga benar, sebelum terlambat, aku tidak boleh
membawa rendra lebih jauh masuk ke dunia kami. Tapi, tidak bs di
pungkiri, aku membutuhknya sekarang ini.

"Vin" erika menghampiriku.

"Lu tau kan Ka, lu tau apa yang di rencakan rendra, apa rendra sudah
tau apa yang terjadi dengan aku dan yoga?" "Ini masalah kalian, gue gak
berhak ikut campur, maaf"

"Ka please Ka? Gue gak tahan kalo harus gini"

108
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Seharusnya dari awal gue gak maksa lu ikut project playful couple itu,
ini salah gue vin"

Erika menundukan wajahnya, aku tidak pernah menyalahkanya, malah


aku benar-benar bersyukur dengan ini, jika tidak ada erika mungkin aku
tidak akan merasakan perasaan yang lama kubuang jauh dua tahun ini.

"Bzzzzzz" sebuah pesan dari yoga.

Yoga "081966xxxx" "Kamu pulang jam berapa aku jemput"

Aku tidak membalas pesan Yoga, entahlah mungkin karena Seharian ini
rendra menjauhi, sekalipun aku tidak memiliki kesempatan untuk
berbicara dengannya, rencana yang ia buat, alasan yang di lebihkan, apa
yang di pikirkan rendra. "Huuuuf"

"Tumben sendiri Vin? Rendra mana?"

"Oh Leo, Rendra ada di ruanganya mungkin" "Mau barengan kedalam"

Aku menganggukan kepala, setuju dengan ajakan leo bersama menuju


ruangan penulis lainya. Walaupun sudah lama mengenal Leo, untuk
mengobrol seperti tadi mungkin hal yang langka jika aku tidak mengenal
Rendra, dan sampai sekarang aku berfikir, leo tidak sepenuhnya
menyukai kedekatanku dengan Rendra.

"Sebentar Leo" aku menghentikan langkahku.

"Kenapa Vin?" "Gue cuma penasaran, lu tau kan gue deket sama Rendra,
tapi kayaknya lu--"

Leo tersenyum kearahku, aku ragu melanjutkan pertanyaanku ke Leo,

"Gak jadi deh leo"

"Ngomong aja Vin? Lu mau bilang gue gak setuju hubungan lu sama
Rendra gitu?"

"Hmmmm, iya"

"Gini Dra, gue temen lu juga kan? Gue bukan anti gay, atau gak suka
sama lu Vin, cuma gue mikir, sayang aja Rendra bakal suka sama cowok,
no offense Vin, umuran gue, Rendra atau elu memang masih labil,
apalagi Rendra dia terlalu mudah terbawa perasaan, dunianya terlalu

109
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

menyenangkan untuk menjalani kerasnya hidup sebagai seorang Gay,


sekali lagi no offense Vin, gue bukan anti gay"

"Gue ngerti kok Leo"

"Kalian ada masalah Vin?"

"Gak kok Leo"

Yah, aku tidak perlu mencerikan hal ini ke Leo, lagi pula aku merasa apa
yang di katakan Leo benar. Apa aku bisa menerima ini? Membiarkan
Rendra menjauh demi Yoga? Aku tidak bisa berfikir jernih sekarang,
aku tidak cukup dewasa untuk bisa mengambil keputusan terbaik.

***

4.15 pm

Cause there'll be no sunlight

if I lose you baby

There'll be no clear skies

if I lose you baby

Just like the clounds,

my eyes will do the same,

if you walk away

Everyday it will rain, rain, rain

Lagu "it will rain" bersenandung melalui handsfree yang kupai saat
berteduh dari derasnya hujan sore ini, terlalu berlebihan jika aku
mengatakan hari ini hujan mengambarkan perasaanku. Sedih? Ya, aku
sedang bersedih, disisi lain aku juga tidak bisa mendeskripsikan
perasaan lain yang sedang aku rasakan, bingung, kesal, marah, lega.

"Tiiiiiit" suara klakson dar mobil berwarna silver yang sedang terparkir
di depan pos penjaga kantor ini.

110
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

"Masuk Vin"

"Yoga"

Kedatangan Yoga sudah tidak mengagetkan ku lagi, yah, aku memang


sedang menunggunya saat ini

****

Playful 9

"Ikut gue" erika memaksaku. "Gak mau, gue gak mau"

PLAK!

Aku mengelus pipi kiriku, "erika", yah erika baru saja menamparku, dia
punya alasan yang kuat untuk menamparku, aku menyadarinya, erika
tidak akan berbuat seperti ini. Aku sudah keterlaluan.

"Maaf dra" kata erika tertunduk

"Gue ngerti ka, gue ketempat calvin sekrang, bang Yoga disana kan?"

Mempermaikan perasaan sendiri, perasaan calvin, bahkan perasaan


yoga, tidak menyenangkan tapi menyakitkan. Aku tidak bisa
memaksakan semua hal seperti yang aku inginkan, ini tentang kami
bukan aku.

Lorong gelap dan di terangi lampu seadanya menuju rumah calvin.


Banyak kenangan disini. Erika menggenggam tanganku, memberikan ku
kekuatan berjalan di lorong ini.

"Bang yoga, rendra" kataku pekan saat berada di depan rumah calvin,
melihat mereka duduk berdua di ruang tamu itu.

"Dra!" Kata calvin sedikit terkejut.

"Duduk vin disini" yoga mempersilahkanku, dan erika berjalan keluar


setelah memberikan senyuman kepada yoga dan calvin, dia meninggalkan
kami untuk menyelesaikan semua disini.

111
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Aku duduk diantara yoga dan calvin, yoga di sampingku dan calvin di
depanku. Aku terdiam di sini, posisiku disni sebagai orang uang ada
diantara mereka, memulai masalah baru untuk kepentinganku.

"Ngomong dra, selesein sekarang lah" kata yoga

"Bang" aku menggigit bibir bawahku, mencoba menahan setiap emosi


yang seakan akan meluap pecah didadaku.

"Sekarang abang minta kamu jujur dra, hentikan permainan bodoh kamu
itu dra, abang gak suka kamu nyakitin diri kamu sendiri, dan sekarang
kamu mulai menyakiti orang lain"

Aku melihat tatapan tajam yoga, dia serius sangat serius, dan calvin,
hanya menunjukan sikap dian dan raut sedih.

"Maaf, maaf dan maaf bang yoga, vin, I'd try my best for us, walaupun
semua berakhir seperti ini. Sekarang aku merasa dalam posisi yang
sulit bang, aku tau apa yang terjadi dengan abang dan calvin. Aku
merasa jika aku memaksakan perasaanku pada calvin, abang pasti
mengalah dan terluka, aku tidak ingin itu, disisi lain jika aku
menginginkan abang dan Calvin bersama, abang pasti tetap akan
mengalah kan"

"Apa kamu tidak memikirkan perasaanku dra"

"Bukan gitu vin, hanya saja"

Aku kembali terdiam, yoga dan calvin pun tertunduk, sepi, terasa sepi
disini.

"Besok abang kembali ke singapura, ini semua sudah cukup, kalian


selesaikan berdua" yoga pergi melangkah keluar.

"Bang yoga"

Yoga tidak mengubris panggilanku.

"Dra" panggil calvin "Jadi apa keputusanmu?! Apa yang kamu inginkan?"

Aku tidak tahu apa yang aku inginkan, apa yang harus aku lakukan.

"Dra! Kamu tau sesuatu, aku masih merasa bersalah membawamu ke


dunia ini, walaupun kamu mengatakan aku tidak memaksamu menyukaiku,

112
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

dan kamu tidak keberatan dengan kodisi seperti ini, tapi terkadang
rasa bersalah ini tidak mau lepas dariku, kedatangan yoga, membawaku
menjadi diriku yang dulu, aku riki dan dia sekarang sama seperti aku,
kamu dan dia"

"Vin, jika harus memilih kamu akan memilih siapa? Aku atau bang yoga"

"Kita di hadapkan dalam suasana yang tidak menyenangkan yah dra,


sama sepertimu banyak pertimbangan untuk mengambil keputusan.
Kamu tidak terlambat untuk keluar dari dunia yang aku pilih"

Aku melihat calvin menitikan air matanya, aku melihat calvin tersedu
dengan kondisi yang aku ciptakan, aku melukai calvin.

Tegar, yah, aku harus lebih tegar dan kuat dari calvin.

"Vin, cintai orang yang lebih mencintaimu, kejar bang yoga"

"Dra" suara calvin lirih

"Pergilah"

"Apa memang seperti ini jadinya Dra"

Aku menarik nafas panjang, memandang dalam ke arah mata calvin.


Sekali lagi ini yang terbaik, bukan masalah siapa yang mengalah, tapi
siapa yang terbaik untuk calvin.

"Vin, akan lebih bagus jika kamu mencintai orang yang mencintai kamu,
jujur aku sayang, cinta sama kamu vin, tapi bang yoga, dia orang yang
tepat buat kamu, dia mencintai kamu lebih dulu dari aku dan dia masih
mencintai kamu setelah sekian lama waktu berlalu, kamu tau kan aku
pada dasarnya normal, bagaimana nantinya aku akan menyakiti kamu,
mengecewakan kamu ketika aku memilih orang lain"

"DRA, Please itu bukan sebuah alasan"

"Pffffff, aku seperti merasa dejavu, aku sering mengatakan itu


padamu dulu, susul dia vin"

"Dra"

"Aku ngerti vin, susul bang yoga, sebelum dia pergi, sebelum kamu
menyesal, sebelum aku memutuskan untuk mengambil mu lagi dari yoga"

113
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Calvin memeluk tubuh tubuhku dengan erat, aku merasakan detak


jantungnya, deru nafasnya, hal yang tidak akan pernah aku lupakan dari
calvin.

"Makasih dra"

Tidak ada yang kusesali, melihat punggungnya semakin menjauh,


membawa motornya. Menghilang di tengah malam ini. Calvin, setelah ini
semua akan berbeda antara aku dan dia.

Semoga tidak ada jarak setelah ini, aku memikirkan kami akan jadi
sahabat baik, atau mungkin bromance.

Bromance Nothing really gay about it Not that there's anything wrong
with b Shouldn't be ashamed or hide it I love you in the most
heterosexual way

Aku dan Calvin, yah. Mungkin itu yang terbaik, yoga bahagia, calvin
bahagia dan aku menikmati kebahagiaan mereka.

"Rendra semakin dewasa" erika menghampiriku dari belakang,


melingkarkan tanganya di pundakku.

"Erika" "Kali ini biarkan aku yang memelukmu dra"

"Ka" "Hmmm" "Bintang di langit begitu indah yah, mungkin salah satu
diantara bintang itu ada Riki. Riki mungkin tersenyum dari sana
melihatku"

Aku menggemgam tangan Erika, berjalan dengan tetap menikmati


malam ini, cinta mungkin datang di saat yang kita duga, tapi
kepergianya kadang akan meninggalkan luka, aku tidak ingin menghapus
luka itu, setiap aku menyentuh bekas itu di hati ini, itu mengingatkan
betapa beruntungnya pernah merasakan cinta.

****

Calvin POV

Apa keputusan aku ini benar, meninggalkan rendra, dan sekarang aku
menyusul yoga, siapa yang sebenarnya aku inginkan sekarang, rendra
begitu berarti untukku, tapi aku juga tidak ingin yoga pergi lagi. Aku
dan kelemahanku membawa situasi seperti ini, ketidakmampuanku

114
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

menegaskan isi hati ini, malah melukai kedua orang yang benar aku
sayangi.

Yang bisa aku lakukan hanya berlari, ke arah yoga, yoga masih berdiri
di tempatnya menunggu jawabanku.

"Calvin" yoga melihatku berlari kearahnya.

Dalam sadarku aku memeluk yoga.

"Maaf telah membuatmu menunggu lagi Ga" "Jadi, kamu memilihku Vin"
"Aku akan berusaha, aku akan jadi yang terbaik untukmu, aku akan ada
untukmu, jadi jangan pergi Ga, jangan tinggalkan aku lagi"

"Apa kamu tidak menyesal dengan keputusan mu ini Vin"

"Apa aku perlu menyesal jika aku tidak ingin kamu pergi dariku Ga,
maaf telah membuatmu menunggu selama ini"

***

Rendra POV

"Mereka pasangan yang cocok yah Ka"

"Apa kamu gak cemburu Dra, menyusul mereka sampai kesini dan
sekarang melihat mereka berpelukan"

"Apa itu harus"

Erika tersenyum melihatku, dan aku sekarang merasa lega, melihat


Yoga bersama orang yang ia cintai.

***

Sejak malam itu, 2 tahun telah berlalu, Calvin dan Yoga memilih untuk
tinggal bersama di Aussie, Yoga melanjutkan pendidikan menjadi
dokter spesialis, di temani Calvin yang juga bekerja disana, mereka
terlihat bahagia. Mereka selalu membuatku iri dengan foto yang
mereka kirimkan, sesekali aku mengunjungi mereka, yah aku akan selalu
membuat mereka repot dengan kedatanganku, salah mereka karena
tidak pernah mengunjungiku di Indonesia.

115
Playfull Couple,
We are Playfull Couple ...

Sedangkan aku? Cinta? Yah aku sudah memiliki seseorang yang mengisi
hatiku kembali, membuatku selalu merasakan kehangatan ketika
bersama denganya.

Bagaimana dengan erika? Dia sudah menjadi wanita yang luar biasa,
karena bisa melumpuhkan hatiku, yah, aku bersama dengan erika, kami
akan melangsungkan pernikahan secepatnya.

-END-

116

Anda mungkin juga menyukai