M
DI PUSKESMAS KAUDITAN KECAMATAN KAUDITAN
KABUPATEN MINAHASA UTARA
Oleh
Trivena Milenia Pantow
711540118092
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
2021
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
iv
CURRICULLUM VITAE
A. IDENTITAS
Suku/Bangsa : Minahasa/Indonesia
Sulawesi Utara
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
tugas akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. P.M di
bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui
kepada :
Manado.
Kebidanan.
v
vi
4. Freike S.N. Lumy, S.SiT, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Jurusan Kebidanan dan telah memberikan masukan dan saran yang membagun
sekaligus dosen pembimbing I dan dosen penguji III yang telah membimbing,
6. Gusti Ayu Tirtawati, S.SiT, M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah
7. Robin Dompas, S.SiT, S.Pd. MPH selaku dosen Penguji II yang telah
8. Seluruh Dosen dan staf Tata Usaha Program Studi Kebidanan yang telah
Kabupaten Minahasa Utara, Staf Tata Usaha, pembimbing lahan praktek serta
para bidan dan perawat yang telah memberikan kesempatan dan telah
vi
membantu penulis melaksanakan penelitian di Puskesmas Kauditan
10. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih, sayang dan hormat sebesar-
besarnya kepada Alm. Mami, Mama, Kakak tercinta dan seluruh keluarga
besar yang penuh dengan kasih sayang memberikan semangat, motivasi dan
11. Terimakasih kepada ibu P.M yang telah bersedia menjadi pasien
12. Terimakasih kepada Marino Kandou yang terus memotivasi dan menghibur
penulis.
13. Terimakasih kepada Cilu, Jeje, Uyun, Aca, Yaya, Tata, Lingmey, Safia yang
14. Terimakasih tak terhingga untuk seluruh teman seperjuangan seangkatan yang
telah sama-sama berjuang baik suka maupun duka saling menguatkan dan
vii
viii
DAFTAR ISI
viii
B. Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Hellen Varney Dan
Pendokumentasian SOAP...................................................................................73
1. Manajemen Askeb pada Kehamilan........................................................73
2. Manajemen Asuhan Kebidanan Persalinan.............................................76
3. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir...........................85
4. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Nifas............................................88
5. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana....................92
BAB III. METODE PENELITIAN.......................................................................96
A. Jenis Penelitian............................................................................................96
B. Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................................96
C. Definisi Operasional...................................................................................96
D. Subjek Penelitian.........................................................................................97
E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................97
F. Analisis Data...............................................................................................97
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................98
A. Hasil Penelitian...........................................................................................98
B. Pembahasan...............................................................................................146
BAB V. PENUTUP..............................................................................................156
A. Kesimpulan...............................................................................................156
B. Saran..........................................................................................................157
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................159
LAMPIRAN...........................................................Error! Bookmark not defined.
ix
x
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
xii
ABSTRAK
Kehamilan, persalinan, dan masa nifas adalah suatu keadaan yang dialami
yang merupakan kodrat dari seorang perempuan. Masalah kematian dan kesakitan
merupakan masalah yang besar. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) merupakan indikator penting yang menggambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir yang berkualitas. Data Puskesmas tahun 2020 cakupan kunjungan lengkap
ibu hamil (K4) 99,3% belum mencapai target nasional 100% dan cakupan
peserta KB aktif 43,3% belum mencapai target nasional 75%. Tujuan Penelitian
ini adalah untuk menerapkan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. P.M di
Puskesmas Kauditan Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara pada bulan
Desember 2020 sampai Juni 2021.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan studi kasus
menggunakan manajemen asuhan kebidanan metode 7 langkah Varney dan
pendokumentasian metode SOAP.
Hasil Penelitian diperoleh Ny. P.M usia 20 tahun G1P0A0 kehamilannya
berlangsung normal sampai umur kehamilan 39 minggu janin intra uterine tunggal
hidup dilakukan kunjungan puskesmas dan dirumah selama masa kehamilan
sebanyak 4 kali, proses persalinan aman sampai bayi lahir JK : perempuan, A/S 8-
9 kali berjalan normal, kontraksi baik, TFU dan pengeluaran lochea sesuai masa
nifas, menggunakan akseptor KB suntik 3 bulan. Kesimpulan peneliti dapat
menerapkan asuhan kebidanan komprehensif dengan Manajemen Asuhan
Kebidanan metode 7 langkah Varney dan Pendokumentasian Asuhan kebidanan
pada Ny. P.M keadaan ibu dan bayi sehat. Saran kepada tenaga kesehatan agar
dapat meningkatkan mutu pelayanan dengan menerapkan asuhan selama
hamil,persalinan, BBL, nifas dan KB sesuai standar pelayanan kebidanan.
xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
layanan suatu negara. Setiap hari, sekitar 830 wanita meninggal karena sebab
yang dapat dicegah terkait dengan kehamilan dan persalinan. Komplikasi utama
yang menyebabkan hampir 75% dari semua kematian ibu adalah perdarahan hebat
eklampsia dan eklampsia), komplikasi dari persalinan dan aborsi yang tidak aman
(WHO,2018).
tahun 2015 sebesar 305/100.000 KH. Jumlah AKB tahun 2012 sebesar 32/1000
Data diatas menunjukan adanya penurunan AKI di tahun 2012 ke tahun 2015,
angka ini masih tinggi dari target Sustainable Development Goals (SDG’s) tahun
2024 AKI sebesar 183/100.000 KH dan tahun 2030 AKI sebesar 70/100.000 KH,
AKB mengalami penurunan tahun 2012 ke tahun 2017 namun angka ini masih
tinggi dari target SDG’s tahun 2024 AKB sebesar 16/1000 KH. Tahun 2030 AKB
Indonesia, 2019).
1
2
Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2019 jumlah kasus
kematian bayi pada tahun 2019 dengan jumlah 250 kasus dengan penyebab
lain-lain 72 (28,8%). Jumlah kasus kematian ibu dan kematian bayi meningkat
dibandingkan dengan tahun 2018 yang berjumlah 215 kasus dengan penyebab
2 (3,8%) dan lain-lain 17 (32,07). Jumlah kasus kematian bayi sebanyak 194
data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara kasus kematian ibu mengalami
peningkatan dari tahun 2019 ke tahun 2020 sedangkan kasus kematian bayi
mengalami penurunan dari tahun 2019 ke 2020 (Dinkes Provinsi Sulut, 2020).
kasus kematian ibu (AKI) sebanyak 5 kasus dengan penyebab kematian yaitu
(11,1%), pneumonia 1 (11,1%), dan lain-lain 3 (33,3%) jumlah kasus ibu dan bayi
Utara, 2019).
Data Dinas Kesehatan Minahasa Utara tahun 2020, jumlah kasus kematian
(33,3%), infeksi 1 (16,6%), dan lain-lain 3 (50%). Jumlah kasus kematian bayi
(38,4%), kelainan bawaan 4 (30,%), dan lain-lain 2 (15,3%) jumlah kasus ibu dan
bayi mengalami kenaikan pada tahun 2020 (Profil Kesehatan Minahasa Utara,
2020).
Kecamatan pada tanggal 10 April 2021 diperoleh data dari laporan Pemantauan
Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS/KIA) yaitu tahun 2019 jumlah
sasaran ibu hamil 465 dengan cakupan kunjungan awal ibu hamil (KI) 478
(102,7%), cakupan kunjungan lengkap ibu hamil (K4) 477 (102,6%) sudah
memenuhi target nasional 100%. Jumlah sasaran ibu bersalin 457, dengan
cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan (Pn) yaitu 428 (93,6%) diatas
4
target nasional (90%). Jumlah sasaran bayi baru lahir (BBL) 437, dengan cakupan
lengkap neonatus (KN3) yaitu 437 (100%) memenuhi target nasional. Jumlah
sasaran ibu nifas 455 dengan jumlah ibu nifas yang mendapatkan pelayanan
kesehatan (KF), KF1 dan KF3 yaitu 428 (93,6%) telah memenuhi target nasional
yaitu 90%. Jumlah pasangan usia subur (PUS) yaitu 8551. Cakupan peserta KB
aktif yaitu 3862 (45,2%) di bawah target nasional 75% data tersebut menunjukan
bahwa tahun 2019 cakupan peserta KB aktif belum mencapai target nasional
Data tahun 2020 didapatkan jumlah sasaran ibu hamil 457, cakupan
kunjungan pertama ibu hamil (K1) 460 (100,7%), cakupan pelayanan lengkap ibu
hamil (K4) 454 (99,3%) belum memenuhi target nasional 100%. Jumlah sasaran
ibu bersalin 440, dengan cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan (Pn)
yaitu 411 (93,4%) diatas target nasional (90%). Jumlah sasaran bayi baru lahir
(BBL) 399, dengan cakupan kunjungan pertama neonatus (KN1) yaitu 411
(103%) dan kunjungan lengkap neonatus (KN3) yaitu 411 (103%) telah
memenuhi target nasional. Jumlah sasaran ibu nifas 457 dengan jumlah ibu nifas
yang mendapatkan pelayanan kesehatan (KF), KF1 dan KF3 yaitu 411 (93,4%)
telah memenuhi target nasional yaitu 90%. Jumlah pasangan usia subur (PUS)
yaitu 8551 dengan jumlah peserta KB aktif 3703 (43,3%), di bawah target
nasional 75% data tersebut menunjukan bahwa tahun 2020 cakupan peserta KB
Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas kauditan tahun 2020 yaitu cakupan peserta
Semarang, banyak pasangan usia subur (PUS) tidak mengetahui bahwa pelayanan
sederhana yaitu Senggama terputus atau coitus interuptus merupakan suatu upaya
persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) pada masa kehamilan bahwa peran
dibutuhkan kerjasama yang baik dari ibu hamil, suami, keluarga dan tenaga
kesehatan akan meningkatkan kepercayaan dan keaktifan ibu hamil dan tenaga
kesehatan dalam berinteraksi dan memantau proses dan kelahiran tersebut agar
Upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi melalui 4
Persalinan Bersih dan Aman, serta Pelayanan Obstetri Esensia (Ardayani T. dkk,
2020 . Upaya lain dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses
pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil,
kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan
pembinaan dari bidan koordinator dalam memenuhi target yang telah ditetapkan
untuk mengetahui secara dini bila ada faktor-faktor yang bisa menyebabkan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum:
Minahasa Utara.
Minahasa Utara.
Utara.
Minahasa Utara.
8
Minahasa Utara.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
kebidanan.
2. Manfaat Praktis
c. Bagi Responden
berencana (KB).
9
d. Bagi Peneliti
A. Konsep Dasar
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
akibat adanya pembuahan antara sel kelamin laki-laki dan sel kelamin
280 hari (40 minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir
10
11
kehamilan.
d) Syncope (pingsan)
syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika berada
e) Kelelahan
f) Payudara tegang
g) Sering miksi
penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada
kandung kemih.
i) Pigmentasi kulit
j) Varises
a) Pembesaran perut
keempat kehamilan.
b) Tanda hegar
c) Tanda piscaseck
d) Tanda goodel
e) Tanda Chadwick
g) Teraba ballottement
cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal ini
seperti bentuk janin saja tidak cukup, karena dapat saja merupakan
mioma uteri.
14
minggu.
dopler dan DJJ didengar pada usia kehamilan 18-20 minggu dengan
laenec.
c) Bagian-bagian janin
serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas
pada usia kehamilan lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ini
a) Oksigen
oksigen yaitu:
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari,
c) Personal Hygine
(1) Kebersihan diri (personal hygiene) pada ibu hamil itu sendiri,
kurang kalsium
kenyamanan ibu dan infeksi pada bagian intimnya. Hal yang perlu
(1) Celana dalam ibu hamil dengan bahan yang tipis dan elastis
(2) Celana ibu hamil harus sedikit agak longgar dan tipis yang
(4) Korset yang dapat menopang perut ibu dari bahan yang halus
a) Eliminasi (BAB/BAK)
rongga panggul
b) Seksual
terakhir kehamilan
hamil
c) Mobilisasi/Body Mekanik
(1) Berdiri
untuk ibu hamil tidak berdiri terlalu lama. Dan pada saat berdiri,
kaki.
19
(2) Duduk
posisi tegak, atur dagu ibu dan tarik bagian atas kepala seperti
(3) Berjalan
(4) Tidur
tidur dengan posisi kedua tungkai kaki lebih tinggi dari badan,ini
tumpuan.
d) Istirahat/Tidur
jam dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selama
e) Imunisasi
f) Pekerjaan
g) Bepergian/Traveling
Bila bepergian jauh, ibu hamil harus beristirahat, ambil duduk ibu
2016)
1) Trimester pertama
pembesaran payudara.
21
2) Trimester kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sudah terbiasa dengan
kadar hormone yang tinggi. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan
3) Trimester ketiga
yang ringan, tidak teratur dan kadang hilang bila duduk atau
istirahat.
1) Trimester 1
namun bisa juga disebut menjadi hal yang menakutkan karena akan
seorang ibu ataupun dirinya akan merasa bahwa saat memasuki masa
2) Trimester 2
Pada usia kehamilan trimester 2, ibu akan merasa berada pada zona
saat ini adalah sebagai seorang ibu hamil dan semakin tidak sabar
Untuk itu yang dibutuhkan ibu pada trimester ini yakni memberi
3) Trimester 3
Pada kehamilan trimester ini, ibu berada pada masa dimana dirinya
yaitu :
1) Perdarahan pervaginam
3) Masalah penglihatan
mungkin.
ASI ekslusif.
kali pada trimester dua dan 2 kali pada trimester ketiga (K4).
b) Tekanan Darah
ditekan)
1 12 cm 12
2 16 cm 16
3 20 cm 20
4 24 cm 24
5 28 cm 28
6 32 cm 32
7 36 cm 36
8 40 cm 40
e) Pemberian imunisasi TT
f) Pemeriksaan Hb
hamil.
sebagai berikut :
laboratory
j) Perawatan payudara
susu terendam)
lancar
n) Temu wicara
(a) Keterbukaan
(b) Empati
29
(c) Dukungan
2. Persalinan
a. Pengertian
sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat tanpa komplikasi
yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya
dan asfiksia bayi baru lahir. Tujuan asuhan persalinan normal adalah
yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegritas
1) Penumpang (Passenger)
b) Plasenta si janin
c) Detak janin
d) Sikap janin
e) Posisi janin
Jalan lahir terbagi atas dua yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir lunak.
Jalan lahir keras adalah ukuran dan bentuk tulang panggul. Sedangkan
jalan lahir lunak adalah segmen bawah uterus yang dapat meregang,
3) Kekuatan (Power)
vagina.
memperbaiki sirkulasi.
c. Mekanisme Persalinan
menjadi 2 fase :
a) Fase laten
b) Fase aktif
seperti 3 kali atau lebih dalam 10 menit selama 40 detik atau lebih.
32
4cm
persalinan.
persalinan.
(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
d. Partograf
1) Kegunaan partograf :
2) Bagian-bagian partograf :
janin.
atau protein)
35
36
37
Persalinan merupakan proses yang ditunggu oleh ibu yang hamil aterm
Adapun asuhan yang diberikan pada ibu yakni asuhan sayang ibu.
kepercayaan dan keinginan sang ibu. Asuhan sayang ibu juga dengan
sebagai berikut :
berkesinambungan.
elektronik.
kewajiban agama.
6) Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan, isi dengan
baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his, bila ia sudah merasa
ingin meneran.
meneran, (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setelah duduk
posisi nyaman.
19) Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm,
22) Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan
tangan kiri, pasang klem di dua tempat pada tali pusat dan potong
23) Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu
janin bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian
bawah kepala) dan ke empat jari pada bahu dan dada / punggung
24) Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang ke
janin).
27) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus.
berkontraksi baik.
luar paha kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu
darah.
42
30) Jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3cm dari pusat bayi.
Mendorong tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat
31) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindung
tersebut.
33) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi
dikepala bayi.
34) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10cm dari
vulva.
35) Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
37) Jika dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat
39) Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri
palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba
keras).
40) Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan
yang tersedia.
41) Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perenium
pervaginam.
dengan baik.
yang di sediakan.
53) Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan
a. Pengertian BBL
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan
nilai Apgar score > 7 dan tanpa cacat bawaan (Sondakh, J 2017).
the newborn) :
(7) Melakukan prosedur rujukan bila perlu. Jika ada penyakit yang
lahir:
ditampakan oleh warna merah tua atau biru keunguan pada bayi
tidak berbahaya.
bentuk telinga.
labioynatopalatoskisis, tooth-buds.
paru.
jantung.
vagina, besar dan bentuk klitoris dan labia minora, atresia ani.
sesudah lahir, bila tidak harus waspada terhadap atresia ani atau
obstruksi usus. Urine harus ada juga pada 24 jam. Bila tidak ada
Pemantauan pada bayi baru lahir dibarengi dengan standar asuhan pada ibu
nifas atau ibu pasca bersalin. Berikut ini standar minimal asuhan pada bayi
baru lahir.
infeksi.
ibu dan bayi, meningkatkan asuhan sayang ibu dan sayang bayi,
3) Pelayanan bayi ibu dan bayi pada masa nifas (Standar 15)
eksklusif.
1) Pencegahan infeksi
dilakukan pada bayi baru lahir karena BBL sangat rentang terhadap
belum dimandikan.
satu bayi.
digunakan).
g) Membersihkan muka, pantat dan tali pusat bayi baru lahir dengan air
sebelumnya.
Bayi baru lahir (BBL) tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara
(hipotermi) berisiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal. Jika bayi
b) Bungkus bayi dengan kain bersih, kering dan hangat. Segera setelah
tubuh bayi dikeringkan dan tali pusat dipotong, ganti handuk dan
kain yang telah dipakai kemudian selimuti bayi dengan selimut dan
kain hangat, kering dan bersih. Kain basah yang diletakkan dekat
panas tubuh. Jika selimut bayi harus dibuka untuk melakukan suatu
yang relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika
d) Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya, pelukan ibu pada tubuh bayi
selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat
badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat bayi
lahir.
h) Rangsangan taktil
protektif pada tubuh bayi baru lahir. Mengeringkan tubuh bayi juga
Bayi normal akan menangis secara spontan setelah lahir, apabila bayi
a) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala di atur lurus
e) Alas penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya
atau mulut
pusat dan tetanus nneonaturum. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
Tali pusat diikat pada jarak 2-3 cm dari kulit bayi, dengan menggunakan
klem yang terbuat dari plastic, atau menggunakan tali yang bersih (lebih
baik bila steril) yang panjangnya cukup untuk membuat ikatan yang
Agar bagian tali pusat yang menempel pada perut bayi tidak terinfeksi
maka harus selalu dibersihkan juga agar tetap kering dan bersih. Sisa-
sisa tali pusat ini akan terlepas dalam waktu 7-10 hari, kadang-kadang
sampai 3 minggu baru lepas. Setelah terlepas tali pusat ini kan
ini bertambah tebal dengan jaringan yang disebut jaringan granula yaitu
6) Memberikan vitamin K
Bayi yang baru lahir sangat membutuhkan vitamin K karena bayi yang
dan mencapai titik terendah pada usia 48-72 jam. Salah satu sebabnya
Selain itu, saluran cerna bayi baru lahir masih steril, sehingga tidak
7) Profilaksis mata
tetes mata siver nitrat 1 %, salep mata eritromisin dan salep mata
gonore. Saat ini siver nitrat tetes mata tidak dianjurkan lagi karena
sering terjadi efek samping berupa iritasi dan kerusakan mata (Walyuni,
2020)
8) Identifikasi bayi
kepada bayi setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai
bahwa imunisasi adalah salah satu intervesi kesehatan yang efekti dalam
dapat di cegah.
dengan akibat 120.000 kematian setiap tahun. Hal ini sebenarnya tidak
Imunisasi (PD31) pada bayi dan balita dengan lengkap serta diberikan
mulai dari local dan sistemik yang tidak diinginkan seperti: demam yang
4. Nifas
a. Pengertian nifas
dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang
2) Pijat Oksitosin
oksitosin Atau let down reflex. Selain untuk merangsang let down reflex
(2007 dalam Setiowatii, 2017), pijat okitosin dilakukan dengan cara memijat
diharapkan ibu akan merasakan rileks dan kelelahan setelah melahirkan akan
hilang.
Manfaat pijat oksitosin bagi ibu nifas dan ibu menyusui, diantaranya:
Efek fisiologis dari pijat oksitosin ini adalah merangsang kontraksi otot
polos uterus baik pada proses saat persalinan maupun setelah persalinan.
60
Pijat oksitosin dilakukan dua kali sehari, setiap pagi dan sore. Pijat ini
dilakukan selama 15 sampai 20 menit (Sari, 2015). Pijat ini tidak harus
oleh suami atau keluarga yang sudah dilatih. Keberadaan suami atau
ibu melepas pakian bagian atas dan bra, pasang handuk di pangkuan
bersamaan, pijat ke arah bawah pada kedua sisi tulang belakang, dari
Menurut Sutanto V.A (2019) kebutuhan dasar masa nifas adalah sebagai
berikut:
1) Kebutuhan nutrisi
Kebutuhan nutrsi dan cairan yang diperlukan bagi ibu nifas tidak lepas dari
Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa
payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Kenyataan cakupan ASI
2019 terdapat 30% (15) ibu dengan produksi ASI yang kurang lancar.
Salah satu cara untuk memperlancar produksi air susu ibu yaitu dengan
2) Kebutuhan Cairan
Ibu menyusui dapat mengonsumsi cairan 2-3 liter/hari dalam bentuk air
3) Kebutuhan ambulasi
ibu bersalin keluar dari tempat tidur dan membimbing secepat mungkin
a) BAK
Ibu berrsalin akan sulit nyeri dan panas saat buang air kecil kurang
lebih selama 1-2 hari, terutama dialami oleh ibu yang baru
b) BAB
Jika klien pada hari ketiga belum juga bisa buang air besar
yang baik.
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat yang dibutuhkan ibu
nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Kurang
dirinya sendiri.
7) Kebutuhan sexual
sampai 40 hari karena pada saat itu diharapkan seksual ditunda sampai 40
hari karena pada saat itu diharapkan organ-organ tubuh telah pulih
kembali.
8) Rencana KB
Setelah selesai masa nifas ibu dapat merencanakan atau memilih KB yang
mencegah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
a) Uterus
merasakan mules. Inilah yang disebut nyeri setelah melahirkan. Hal ini
sebelum hamil
b) Lochea
66
Berikut ini adalah beberapa jenis lochea yang terdapat pada wanita pada
masa nifas :
(1) Lochea rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah segar
Berwarna merah kuning berisi darah dan lender yang keluar pada
Warna lebih pucat dari lochea rubra.Cairan tidak berdarah lagi pada
Dimulai pada hari ke-14 keadaan makin lama makin sedikit hingga
c) Serviks
d) Perineum
vagina kembali pada keadaan semula dan rugae dalam vagina berangsur
a) Nafsu makan
Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus
1-2 hari.
b) Mortalitas
68
Secara khas, penurunan tonus dan mortalitas otot traktus cerna dan
c) Pengosongan usus
Ibu sering mengalami konstipasi hal ini disebabkan tonus otot usus
jalan lahir.
Fungsi ginjal kembali normal pada waktu 1 bulan setelah malahirkan. Urin
dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah
melahirkan.
minggu.
b) Kulit abdomen
c) Striae
69
kesehatan, maka bidan harus melakukan kunjungan ke rumah pasien. Hal ini
memperhatikan kondisi bayi terutama penanganan tali pusat bayi atau rujukan
ibu dan bayi pada masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ibu.
dilakukan 6-8 jam setelah melahirkan yang bertujuan untuk mencegah dan
dan lakukan hubungan antara ibu dan bayi serta memotivasi ibu untuk
dengan normal, utrisi dan istirahat yang adekuat, pemberian ASI secara
ibu dan bayi dan menjelaskan pentingnya sentuhan fisik, komunikasi dan
untuk anak dan rencana untk pemeriksaan ulang bayi serta imunisasi.
5. Keluarga Berencana
b. Tujuan Program KB
2. Cara kerja:
c) Menipiskan endometrium
3. Keuntungan :
72
perimenopause
4. Kerugian :
a) Gangguan haid.
pemakaian
RI,2020).
Pendokumentasian SOAP
a. Pengertian
73
oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih untuk ibu hamil selama masa
b. Tujuan
riwayat ibu selama hamil ini, kebutuhan dan respon ibu serta
data dasar yang terbagi dari data subjektif dan objektif pada langkah
pertama.
b) Masalah
c) Kebutuhan
masalah potensial
bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan
dan sebagian oleh pihak klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika
menyerahkan pelaksanaannya .
8) Pendokumentasian SOAP
a. Pengertian
76
masalah pada masa intra natal yang di gunakan sebagai metode untuk
dkk, 2019).
b. Tujuan
yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang
(Prawirohardjo, 2017).
a) Anamnese :
kecelakaan.
77
laktasi
c) Pemeriksaan khusus
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
(3) Auskultasi
(4) Perkusi
d) Pemeriksaan penunjang
e) Laboratorium
Data yang terkumpul ini sebagai data dasar untuk interpetasi kondisi klien untuk
berdasarkan interpretasi yang benar atas data dasar yang telah dikumpulkan.
Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman. Contoh :
Manajemen ini berlaku baik asuhan primer periodik dan pada antenatal,
juga selama wanita tersebut bersama bidan, misalnya pada masa intranatal.
Data baru harus terus menerus dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data
sudah teridentifikasi atau setiap masalah tetapi juga dari kerangka pedoman
antisipasi terhadap wanita tersebut apa yang terjadi berikutnya, apakah dia
rencana asuhan harus di setujui oleh kedua bela pihak sehingga asuhan yang
diberikan dapat efektif, karena sebagian dari asuhan akan dilaksanakan oleh
pasien.
dan kesakitan
diberikan :
80
b) Posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi jika ibu ingin ditempat
diantara kontraksi
kesanggupannya
cukup minum
ketakutan ibu
waktu 30 menit
kandung kemih
4) Periksa wanita tersebut seara seksama dan jahit semua robekan pada
1) Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan 20-30 menit
selama jam kedua jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai
menjadi keras.
menit pada jam pertama dan setiap 30 menit setelah jam kedua
4) Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan
kering
6) Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan
bayinya
klien sendiri atau oleh petugas kesehatan lainnya. Walau bidan tidak
telah dilaksanakan.
83
efektif. Dalam hal ini perlu menguloang kembali dari awal setiap asuhan
memang diperlukan.
2. Pendokumentasian SOAP
anamnesa.
Varney).
P : Planning/Perencanaan
Planning termasuk :
c) Tes diagnostic/laboratorium
d) Konseling/penyuluhan
e) Follow up
Ini semua termasuk kebutuhan klinis dalam prosedur tindakan, aktivitas, dan
a. Pengertian
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi
kelahiran.
b. Tujuan
85
Memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada bayi baru lahir
merencanakan asuhan.
besar di vulva.
Pemeriksaan fisik : riwayat yang penting dikaji pada bayi baru lahir
Diagnosa masalah dan kebutuhan bayi baru lahir tergantung dari hasil
(d) Tunjukkan bayi pada orang tua dan keluarga yang lain
4) Pendokumentasian SOAP
tindakan evaluasi
a. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
b. Tujuan
kesejateraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi, serta pencegahan,
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
(1) Biodata klien dan keluarga terdiri dari : nama istri, nama suami,
(10)Aktivitas sehari-hari
(11)Keadaan lingkungan
(16)Perencanaan KB
c) Pemeriksaan Khusus
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
(3) Perkusi
(4) Auskultasi
d) Pemeriksaan penunjang.
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Beberapa
infeksi).
d. Perawatan Payudara
e. Lochia
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau
penyesuaian rencana.
5) Pendokumentasian SOAP
(TD), Respirasi (R), Nadi (N), Suhu Badan (SB), Tinggi Fundus
hygiene.
A : Partus (P) berapa, abortus (A) berapa, post partum hari keberapa
vulva hygiene.
a. Pengertian
bentuk catatan asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu yang akan
IUD, metode operasi pria (MOP),metode operasi wanita (MOW) dan lain
sebagainya.
b. Tujuan
c. Langkah-langkah
93
a) Ananmnesis
(1) Keluhan
b) Pemeriksaan Fisik
auskiltasi
secara teratur dan anjurkan untuk periksa secara dini bila ada keluhan.
ibu/akseptor KB.
A. Jenis Penelitian
Varney.
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Desember 2020 sampai dengan Juni
2021.
2. Tempat penelitian
Minahasa Utara.
C. Definisi Operasional
masa hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana di Puskesmas
95
96
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seorang ibu yaitu Ny. P.M dengan
1. Data Primer
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari buku KIA, kohort ibu, kohort bayi, buku register,
F. Analisis Data
pengkajian data kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga
langkah SOAP.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
a. Pengenalan wilayah
desa Kauditan I.
1) Desa Tumaluntung
2) Desa Paslaten
3) Desa Lembean
4) Desa Kaasar
5) Desa Kaima
6) Desa Karegesan
7) Desa Treman
8) Desa Kawiley
9) Desa Kauditan I
97
98
4) Perawat : 11 orang
6) Bidan : 10 orang
7) Farmasi : 1 orang
9) Nutrisionis : 1 orang
administrasi, 1 ruang poli umum, 1 ruang poli KIA-KB, 1 ruang poli gigi,
a. Identitas
No. HP :- No. HP : -
Subjektif :
hari, lama haid 5 hari banyaknya 3-4 kali ganti pembalut, selama haid ibu
awal kehamilan dan nafsu makan berkurang. Sebelum hamil ibu makan 2-
3x sehari dengan porsi sedang, (lauk ikan, nasi, sayur ) dan saat hamil ibu
makan 4x sehari dengan porsi lebih banyak (lauk ikan, sayur, nasi) dan
ibu juga mengonsumsi susu ibu hamil yang diminum setiap pagi dan
malam. Pola eliminasi sebelum hamil BAK 4-5 x dalam sehari, BAB 1x
dalam sehari, saat hamil BAK 6-8x dalam sehari, BAB 1x dalam sehari.
dan sudah minum 40 tablet. Aktifitas yang ibu lakukan sehari-hari tidur 8
jam pada malam hari, pada siang hari 2 jam. Ibu mengerjakan pekerjaan
status perkawinan sah, dan satu kali menikah, hubungan dengan anggota
keluarga yang tinggal dirumah baik dan saling memberi dukungan. Ibu
persalinan adalah bidan, calon pendonor darah adalah ibu pasien, biaya
(kendaraan pribadi).
101
Objektif :
April 2021 keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, keadaan
sebelum hamil 56kg, berat badan sekarang 61 Kg, tinggi badan 156 cm,
lingkar lengan atas (LILA) 24 cm. Rambut panjang dan hitam, mata
simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, tidak ada cloasma
gravidarum dan tidak ada odema pada wajah maupun ektremitas ibu,
Asessment :
bahaya kehamilan.
Penatalaksanaan :
penelitian.
pemeriksaan bahwa saat ini keadaan ibu dan janinnya dalam keadaan
(ikan laut, susu, telur, tempe, daging sapi, kacang-kacangan, roti) zat
besi (daging ayam, kuning telur, sayur bayam) dan kebutuhan cairan
yang cukup yaitu minum 8 gelas air putih sehari. Ibu mengerti
103
diberikan.
5) Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, tidur siang 1-2 jam dan
diminum bersama dengan air putih jangan kopi, susu ataupun teh.Ibu
Subjektif :
Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun dan kondisi baik. Ibu
Objektif :
sclera tidak ikterik, bibir tidak pucat, ekstremitas atas dan bawah tidak ada
disebelah kiri perut ibu. Leopold III : Teraba keras keras, bulat, dan
melenting (kepala) belum masuk pintu atas panggul (PAP) sehingga masih
Asessment :
tentang Tablet Fe
Penatalaksanaan :
bahwa saat ini keadaan ibu dan janinnya dalam keadaan sehat. Ibu dan
dengan baik.
makanan yang bergizi dan beristirahat yang cukup tidur malam 8 jam
dan tidur siang 1-2 jam.Ibu bersedia melakukan apa yang dijelaskan
4) Memberitahukan kepada ibu untuk tetap rutin minum tablet zat besi
dengan dosis 1 x 1 tablet sehari pada malam hari untuk mencegah efek
mual yang ditimbulkan dan obat ini paling baik disimpan pada suhu
ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Ibu
106
bersedia untuk tetap rutin mengonsumsi tablet zat besi sesuai aturan
minum.
dengan baik. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan
Subjektif :
Ibu mengeluh merasa sesak nafas dan sering buang air kecil. Ibu
imunisasi TT2 ibu juga mendapatkan vitamin ibu hamil dan telah
Objektif :
konjungtiva tidak anemis, sclera tidak berwarna kuning, bibir tidak pucat,
ekstremitas atas dan bawah tidak ada odema. Palpasi Leopold I : TFU 3
jari bawah PX (32,5 cm), teraba lunak, bulat dan tidak melenting
(bokong). Leopold II : tahanan terbesar disebelah kiri perut ibu dan teraba
107
bagian-bagian kecil disebelah kanan perut ibu. Leopold III : teraba keras,
Asessment :
Tablet Fe
Penatalaksanaan :
bahwa saat ini keadaan ibu dan janinnya dalam keadaan sehat. Ibu dan
dengan baik.
108
tidur malam 8 jam dan tidur siang 1-2 jam. Ibu menggerti dengan
yang berat dan menetap, nyeri ulu hati, bengkak pada muka dan tangan
yaitu gawat janin dan kematian. Gerakan janin yang berkurang yaitu
kurang dari 10 kali dalam 12 jam dan bahayanya bagi janin yaitu
maupun janinnya gawat janin dan kematian. Ketuban pecah dini yaitu
cairan yang keluar tanpa disadari ibu melalui jalan lahir dan berbau
khas dan bahayanya terhadap ibu (infeksi maupun bagi janin yaitu
gawat janin dan kematian. Jika terjadi atau ada keluhan seperti itu
adalah hal yang normal karena usia kehamilan ibu yang sudah
109
diafragma dan kandung kencing sehingga ibu merasa sesak nafas dan
sering BAK. Jika ibu merasa sesak nafas ibu dapat memposisikan
tubuh setengah duduk agar mengurangi sesak nafas yang ibu rasakan
dan ibu perlu mengurangi minum air putih di malam hari agar tidak
mengganggu waktu tidur ibu karena sering BAK. Ibu mengerti dengan
6) Memberitahu ibu untuk tetap rutin minum tablet zat besi 1 tablet setiap
malam dengan air putih sebelum tidur untuk mencegah efek mual yang
Subjektif :
Objektif :
sclera tidak ikterik, bibir tidak pucat, ekstremitas atas dan bawah tidak ada
disebelah kiri perut ibu. Leopold III : teraba keras, bulat, dan melenting
(kepala) sudah masuk pintu atas panggul (PAP) sehingga tidak dapat di
Asessment :
Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 hamil 38-39 minggu janin intra uterin
Penatalaksanaan :
bahwa saat ini keadaan ibu dan janinnya dalam keadaan sehat. Ibu dan
dengan baik.
usia kehamilan karena nyeri ini disebabkan oleh berat uterus yang
terlalu lama agar nyeri pinggang tidak semakin parah. Ibu mengerti
disampaikan.
112
yang berat dan menetap, nyeri ulu hati, bengkak pada muka dan tangan
yaitu gawat janin dan kematian. Gerakan janin yang berkurang pada
trimester III yaitu kurang dari 10 kali dalam 12 jam dan bahayanya
bagi janin yaitu gawat janin dan kematian dalam rahim. Perdarahan
disertai nyeri perut dan plasenta previa atau perdarahan tidak disertai
pecah dini yaitu cairan yang keluar tanpa disadari ibu melalui jalan
lahir dan berbau khas dan bahayanya terhadap ibu infeksi maupun bagi
janin yaitu gawat janin dan kematian. Jika terjadi atau ada keluhan
kehamilannya
dari jalan lahir, sering buang air kecil, sakit perut bagian bawah
baik.
Subjektif :
wita dan masih merasakan pergerakan janin sampai saat ini. makan
terakhir pukul 18.30 WITA dan BAB pada pukul 20.00 WITA.
Objektif :
I TFU 3 jari bawah PX (34 cm), teraba lunak, kurang bulat dan tidak
gram, His 4 kali dalam 10 menit lamanya 35-40 detik, DJJ (+)
Assesment :
Penatalaksaan :
bagi nakes.
2) Memberikan informed consent pada ibu dan keluarga. Ibu dan keluarga
pada ibu tentang keadaan ibu dan janinnya dalam keadaan baik dan
Ibu mengerti tentang keadaannya dan janinnya saat ini dan merespon
dengan baik.
4) Menganjurkan ibu untuk makan dan minum teh manis yang cukup,
cairan yang telah dikeluarkan baik melalui keringat atau urine segera
diganti, dan ibu sudah makan dan minum air putih 1 gelas dan teh
116
sekarang ini dalam keadaan baik-baik saja dan akan terus baik jika ibu
7) Mengajarkan ibu cara mengejan yang baik yaitu mata dibuka, kepala
ulangi tiap kontraksi muncul. Ibu mengerti tentang cara mengejan dan
8) Melakukan observasi HIS, denyut jantung janin (DJJ) dan nadi serta
Kauditan.
Subjektif :
Objektif :
kanan), lateral kiri teraba bagian kecil janin (ektremitas). Leopold III
Assesment :
Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 hamil 39-40 minggu janin intra uteri
Penatalaksanaan :
bagi nakes
3) Mengajarkan ibu cara mengejan yaitu pada saat his muncul tarik
nafas dalam, panjang, kemudian tarik kedua paha kearah samping kiri
dan kanan perut ibu, kemudian pandangan kearah perut, dan berhenti
meneran bila tidak ada his. Ibu mengerti dan sudah melakukannya.
4) Memberikan ibu minum teh gula segelas pada saat tidak ada his
dilapisi kain yang bersih dan kering dan tangan kiri berada di
lahir, setelah itu tangan kanan menyangga kepala, dada, dan bahu
bersikan jalan nafas. Setelah itu ibu dilarang mengejan. Pada pukul
10.43 wita lahirlah bayi spontan letak belakang kepala, jenis kelamin
Oxytetracycline 1%.
6) Dilakukan IMD pada bayi dengan meletakkan bayi diatas perut ibu
secara skin to skin . Pada IMD ibu segera mendekap dan membiarkan
Kauditan.
Subjektif :
Objektif :
pusat, ada semburan darah keluar dari jalan lahir, perdarahan ± 200 cc.
Assesment :
Penatalaksanaan :
bagi nakes.
bayi kedua pada perut ibu dan TFU sepusat, kandung kemih ibu
kosong.
pusat terkendali saat ada his dengan tangan kanan dan tangan kiri
kontraksi uterus keras. Periksa robekan jalan lahir, dan tidak terdapat
robekan.
Kauditan.
Subjektif :
Objektif :
Assesment :
Penatalaksanaan :
bagi nakes.
saat ini baik dan ada robekan perineum. Ibu telah mengetahui hasil
pemeriksaan.
dan rapi.
6) Menganjurkan ibu untuk BAB dan BAK bila terasa. Ibu mau
melakukannya.
melakukannya.
rumah, rajin cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih
bernapas.
laporan partus.
belakang kepala. Tali pusat segera dipotong, tidak diikat dan tidak
Skor 8 9
Subjektif :
BBL 3500 gram, PBL 50 cm, pada pukul 10.43 wita dan sudah
Objektif :
R : 60x/menit
S : 36,2˚C
Panjang badan : 50 cm
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar Dada : 34 cm
Assesment :
kehamilan
Penatalaksaan :
127
kesehatan yaitu menggunakan masker medis dan face shield bagi nakes.
sehat. Ibu sudah mengerti dan merasa bahagia atas kondisi bayinya.
mengganti baju basah dengan kain yang bersih dan kering. Ibu mengerti
bersih, kering dan hangat agar tidak terjadi infeksi dan hipotermi. Ibu
injeksi Vitamin K 0,1cc dan salep mata oxytetracycline 1%. Ibu mengerti
mengerti dan akan melakukan perawatan tali pusat sesuai dengan anjuran
yang diberikan.
serta menyusui bayi, rajin cuci tangan dengan menggunakan sabun dan
air bersih yang mengalir atau cairan antiseptik, menjaga jarak dengan
orang lain setidaknya 1 meter terutama dengan orang yang batuk atau
bernapas.
Subjektif :
pusat masih ada dalam keadaan kering dan tidak ada gangguan
Objektif :
N: 140x/menit
S: 36,60C
Asessment :
Penatalaksanaan :
(Pukul 06.30 – 07.00 wita) ± 30 menit / hari saat pagi hari. Jemur
bayi dengan posisi terlentang dan tengkurap, ganti posisi bayi setiap
7) Berikan informasi tentang tanda bahaya pada bayi yaitu bayi tidak
terjadi.
sabun dan air bersih yang mengalir atau cairan antiseptik, menjaga
yang batuk atau bersin, hindari menyentuh mata, hidung dan mulut,
131
Subjektif :
dengan baik. Ibu mengatakan tali pusat sudah puput pada bayi usia
7 hari
Objektif :
N: 142x/menit
S: 36,30C
Assesment :
Penatalaksanaan :
bulan untuk diberikan imunisasi BCG dan Polio 1, umur 2-4 bulan
bayi akan diberikan imunisasi DPT (1-3) dan polio (2-4) , umur 9
sabun dan air bersih yang mengalir atau cairan antiseptik, menjaga
yang batuk atau bersin, hindari menyentuh mata, hidung dan mulut,
Subjektif :
beristirahat
Objektif :
TFU 2 jari bawah pusat, lochea rubra dan pengeluaran Asi sedikit.
Asessment :
Penatalaksanaan :
5) Memberi contoh pada ibu dan keluarga tentang perawatan tali pusat
yaitu tali pusat tidak dibungkus atau di bubuhi apapun jaga tali pusat
135
agar tetap kering dan bersih. Ibu dan keluarga mengerti tentang
merah, panas dan terasa sakit, kehilangan nafsu makan yang lama,
rasa sakit, merah dan pembengkakan di kaki, ibu bersedia dan mau
Asi, sayuran hujau untuk zat besi, buah-buahan untuk vitamin serta
sabun dan air bersih yang mengalir atau cairan antiseptik, menjaga
yang batuk atau bersin, hindari menyentuh mata, hidung dan mulut,
Subjektif :
ASI kepada bayinya sampai sekarang, ASI ibu sudah mulai keluar agak
Objektif :
sanguinolenta.
Assesment :
Penatalaksanaan :
umum baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal dan keluarga
dan buah serta memilih menu yang bervariasi. Dianjurkan pula agar
kembali sisi tulang belakang ke arah bawah sampai batas dada, mulai
sabun dan air bersih yang mengalir atau cairan antiseptik, menjaga
yang batuk atau bersin, hindari menyentuh mata, hidung dan mulut,
Subjektif :
139
Objektif :
36,6˚C, pengeluaran ASI baik, lochea serosa, kontraksi uterus baik dan
Assesment :
baik.
Penatalaksanaan :
umum baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal dan keluarga
seperti kacang-kacangan.
bulan.
celana dalam apabila lembab atau basah. Ibu mengerti dan bersedia
makan dalam waktu yang lama, rasa sakit, merah dan pembengkakan
pada kaki, merasa sedih atau tidak mampu mengasuh diri dan
sabun dan air bersih yang mengalir atau cairan antiseptik, menjaga
yang batuk atau bersin, hindari menyentuh mata, hidung dan mulut,
Subjektif :
Ibu mengatakan dalam keadaan sehat dan tidak ada penyulit yang
ibu rasakan selama masa ini dan masih memberikan ASI pada bayinya
Objektif :
pengeluaran ASI baik, lochea Alba dan tidak berbau , TFU sudah tidak
teraba
Assesment :
Penatalaksanaan :
umum baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal dan keluarga
bulan.
sabun dan air bersih yang mengalir atau cairan antiseptik, menjaga
yang batuk atau bersin, hindari menyentuh mata, hidung dan mulut,
Subjektif:
Objektif:
stabil, tanda-tanda vital dalam batas normal BB: 65 Kg, TB: 155 cm.
Asessment:
Penatalaksanaan :
terjadi gangguan haid seperti siklus haid tidak teratur, dan tidak
rumah, rajin cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih
kesulitan bernapas.
B. Pembahasan
Kabupaten Minahasa Utara pada bulan desember 2020 sampai Juni 2021. Dalam
amanat persalinan dan pemasangan stiker P4K didepan rumah ibu dan terlebih
consent pada ibu dan suami agar bersedia untuk didampingi. Setelah itu penulis
146
Pada saat kunjungan pertama pada tanggal 2 Desember 2020 pukul 16.00
wita, tahap awal penulis melakukan pengumpulan data dan anamnesa, penulis
melakukan kunjungan rumah pada usia kehamilan 21-22 minggu, ibu mengatakan
ini kehamilan yang pertama dan belum pernah keguguran, Hari Pertama Haid
menggunakan rumus Neagle yaitu HPHT pada hari +7, bulan -3, dan pada tahun
darah 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu badan 36,5°C.
Berat badan sebelum hamil 56 Kg, berat badan sekarang 61 Kg, tinggi badan 156
cm, lingkar lengan atas (LILA) 24 cm. Rambut panjang dan hitam, mata simetris,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, tidak ada cloasma gravidarum dan
tidak ada odema pada wajah maupun ektremitas ibu, puting susu menonjol, areola
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi secara dini kesehatan Ny.P.M sesuai dengan
147
mengatakan tidak ada keluhan apapun dan keadaannya baik baik saja ibu
sudah mendapatkan vitamin ibu hamil dan tablet tambah darah sebanyak 60 tablet
serta imunisasi TT1. Dari hasil pemeriksaan di dapatkan keadaan umum baik,
fisik : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, bibir tidak pucat, ekstremitas
atas dan bawah tidak ada oedema. Palpasi Leopold I : TFU pertengahan pusat-px
(30 cm), teraba bulat, lunak, dan tidak melenting (bokong). Leopold II : teraba
tahanan terbesar disebelah kanan perut ibu dan teraba bagian-bagian kecil
disebelah kiri perut ibu. Leopold III : Teraba keras keras, bulat, dan melenting
(kepala) belum masuk pintu atas panggul (PAP) sehingga masih dapat di
mengeluh merasa sesak nafas dan sering buang air kecil. Dari hasil pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal TD: 120/80 mmHg, N: 80x/menit, R: 20x/menit,
berwarna kuning, bibir tidak pucat, ekstremitas atas dan bawah tidak ada odema.
Palpasi Leopold I : TFU 3 jari bawah PX (32,5 cm), teraba lunak, bulat dan tidak
148
melenting (bokong). Leopold II : tahanan terbesar disebelah kiri perut ibu dan
teraba bagian-bagian kecil disebelah kanan perut ibu. Leopold III : teraba keras,
bulat dan melenting (kepala) belum masuk PAP. Leopold IV : Tidak dilakukan.
BJA (+) 149 x/m. Kemudian menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan serta
ikterik, bibir tidak pucat, ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema. Palpasi
Leopold I : TFU pertengahan pusat-PX (34 cm), teraba lunak, bulat dan tidak
ibu dan teraba bagian-bagian kecil disebelah kiri perut ibu. Leopold III : teraba
keras, bulat, dan melenting (kepala) sudah masuk pintu atas panggul (PAP)
sehingga tidak dapat di goyangkan. Leopold IV : kepala sudah masuk pintu atas
panggul (divergent) 4/5 bagian. BJA (+) 145 x/m. Kemudian menjelaskan kepada
ibu hamil, nutrisiuntuk ibu hamil, pola istirahat yang cukup dan tanda bahaya
Trimester 3.
penambah darah (Fe) sebanyak 90 tablet. Hal ini sesuai dengan standar dalam
buku Darwinte & Nurhayati (2019) yaitu pemberian tablet penambah darah (Fe)
Asuhan persalinan pada Ny. P.M umur 20 tahun G1P0A0 hamil 39-40
minggu diberikan secara tidak langsung atau melalui media sosial karena penulis
tidak dapat melakukan kontak langsung dengan pasien akibat adanya pandemi
covid-19.
Ny. P.M bersalin secara normal dan spontan. Ibu bersalin dalam usia
kehamilan 39-40 minggu, dimana bayi lahir secara spontan pervaginam dengan
presentasi belakang kepala, proses persalinan dari kala I yang berlangsung 13 jam
sampai kala IV berlangsung tanpa komplikasi baik ibu maupun bayinya. Hal ini
sesuai dengan pendapat Marlina Walyani S.E & Purwoastuti (2019), bahwa
persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi yang terjadi pada kehamilan
Kala I, 07 April 2021 Pukul 05.30 Wita Ny. P.M datang ke Puskesmas
darah sejak jam 22.00 Wita, saat tiba di Puskesmas ibu langsung di periksa oleh
bidan dengan TTV dalam batas normal, pembukaan 4 cm ketuban (+), presentasi
lengkap (10 cm). Lahirlah bayi perempuan pukul 10.43 dengan presentasi letak
150
belakang kepala, langsung menagis, APGAR Score 8-9 dengan BBL : 3500
gram , PBL : 50 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 34, ada robekan jalan
lahir cm dan lamanya kala 2 berlangsung 43 menit dan tidak terjadi penyulit
maupun komplikasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Walyani & Purwoastuti
(2019), bahwa kala II Dimulai dari pembukaan lengkap (10cm) sampai bayi lahir.
Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida
Kala III Ny. P.M Plasenta lahir spontan dan lengkap, perdarahan normal,
kala III berlangsung selama 6 menit, dan sudah di ajarkan masasse uterus yang
baik dan benar.. Hal ini sesuai dengan pendapat Walyani & Purwoastuti (2019),
bahwa kala III dimulai setelah lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta yang
Pada kala IV, Setelah plasenta lahir ibu di bersihkan dan membantu ibu
mengganti pakaian, menganjurkan ibu untuk makan dan minum, dan tidak banyak
bergerak selama 2 jam postpartum, dan dilakukan observasi oleh bidan setelah 2
jam postpartum dengan TTV dalam batas normal, kontraksi uterus baik,
Asuhan bayi baru lahir pada By.Ny.P.M lahir cukup bulan sesuai usia
Pukul 10.43. Wita bayi lahir spontan letak belakang kepala dan tindakan
yang di lakukan adalah Memotong tali pusat, membersihkan jalan nafas, menilai
151
bayi dengan score APGAR memberikan imunisasi HB0 IM dipaha kanan, dan
Vitamin K 0,1cc dipaha kiri secara IM, berikan salep mata oxytetracycline 1%,
dan lakukan pengukuran Antopometri. Lalu lakukan IMD dan jaga kehangatan
bayi dengan membungkus bayi dan menggunakan topi. Hasil dari pemeriksaan
berat badan bayi 3500 gram, panjang badan 50 cm, apgar score 8-9, nadi
kepala 33 cm bayi menangis spontan, kuat, tonus otot positif, warna kulit
kemerahan, jenis kelamin perempuan, anus ada dan tidak ada cacat bawaan hal
ini tidak sependapat dengan Walyani & Purwoastati (2019), lingkar dada normal
BBL adalah 30,5-33 cm sehingga terjadi kesenjangan antara teori dan kasus.
Pada kunjungan pertama bayi baru lahir di lakukan perawatan tali pusat
hanya dalam keadaan terbuka. Hal ini sependapat dengan teori Asuhan Persalinan
Kunjungan II, 4 hari hasil pemantauan keadaan bayi dalam batas normal
tidak ditemukan masalah atau komplikasi keadaan bayi baik, tali pusat sudah
mulai mengering. Mengingatkan ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif pada
pada bayinya.
normal, tali pusat telah puput, tidak ada terjadi ikterus, bayi menyusu ASI sesuai
dengan kebutuhan.
Asuhan nifas dilakukan pada Ny.P.M dengan 7 jam post partum melalui
Hal ini bersifat fisiologis karena pada saat itu uterus secara berangsur-angsur
melahirkan dan kapsul kedua diberikan selang waktu minimal 24 jam, telah
diberikan dan telah diminum. Tidak ada efek samping dari pemberian vitamin A
tersebut. Tidak terjadi kesenjangan antara kasus dan teori karena menurut Martalia
fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong,
pengeluaran lochea rubra, semua hasil pemantauan tidak ada kelainan tidak
terjadi pendarahan. Asuhan nifas dilakukan kunjungan 7 jam, 4 hari dan 2 minggu
kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir,
menangani berbagai masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu maupun
bayinya pada masa nifas. Pada kasus yang didapat asuhan nifas pertama yaitu 2
jam.
153
adalah hasil tinggi fundus uteri 4 cm dibawah pusat, konsistensi uterus baik,
konsistensi cair, ibu memakan makanan bergizi, tidak ada pantangan, dan ibu
istirahat yang cukup, pengeluaran ASI lancar, ibu menyusui bayinya dengan baik
dan sesuai dengan kebutuhan bayi sesuai teori Sutanto V.A (2019) Kunjungan 4
hari yaitu menilai adanya tanda-tanda bahaya nifas memastikan ibu mendapat
cukup makanan, cairan dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak ada penyulit, melakukan pemeriksaan involusi uteri, pengeluaran lochea dan
partum yaitu Pijat Oksitosin dengan cara memijat dengan menggunakan kepalan
tangan pada kedua sisi tulang belakang untuk memperlancar produksi ASI dan
kecoklatan,TFU tidak teraba di atas simfisis, ibu memakan makanan bergizi, tidak
ada pantangan selama masa nifas, dan ibu istirahat yang cukup, pengeluaran ASI
lancar, ibu menyusui bayinya dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan bayi
sesuai dengan teori Sutanto V.A (2019) yaitu menilai adanya tanda-tanda demam,
cairan dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada penyulit.
P.M adalah pengeluaran lochea alba yang berwarna keputihan, TFU Normal.
154
Menganjurkan ibu ber-KB dan ibu ingin KB Suntik 3 Bulan. Hasil pemantauan
tidak ada kesenjangan dengan teori Sutanto V.A (2019) yaitu menanyakan pada
ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami dan memberikan konseling
pandemi covid-19.
Setelah diberikan konseling yang nantinya ibu dapat mengambil keputusan sendiri
untuk memilih alat kontrasepsi sesuai dengan teori. Dalam pengkajian yang telah
pemeriksaan dalam, jangka panjang dan efek samping kecil, mengurangi jumlah
(harus kembali suntikan), terjadi gangguan haid seperti siklus haid tidak teratur,
dan tidak haid sama sekali. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
leopold, konseling tentang perubahan fisiologi pada ibu hamil dan nutrisi
yang baik serta pemantauan jumlah tablet Fe. Kehamilan Ny. P.M
berlangsung normal dan tidak ada komplikasi yang terjadi baik pada ibu
maupun janin.
05.30 WITA, kala II pukul 10:43, kala III pukul 10:49 , pada kala IV
3. Asuhan Kebidanan BBL pada pukul 10:43 By. Ny P.M lahir dengan BB
yang dikategorikan sebagai bayi baru lahir normal dan sudah mendapatkan
imunisasi HB 0.
155
156
B. Saran
secara optimal.
3. Bagi responden
157
kesehatan.
4. Bagi Peneliti
Hangewa, Umo Nada Mardiani and Pesak, Ellen and Lalita, Elisabeth.(2019).
Terapi Massage Punggung dengan Virgin Coconut Oil (VCO) Terhadap
Intensitas Nyeri Persalinan.
Marasabessy, Hawa and Losu, Fredrika N and Donsu, Amelia (2019) Asupan sari
kacang hijau (Vigna Radiata) Pada ibu nifas mempengaruhi Berat Badan
Bayi.
Mujianti. 2018. Peran Bidan Dalam Pelaksanaan Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikassi (P4K) Terhadap Persiapan Ibu Hamil trimester
III di Puskesma Bulili dan Kamonju. Palu: Excellent Midwifery Journal.
Vol. 1, No.2 .
Sondakh, J. 2017. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta :
Erlangga
160
161