Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dika Raflly Ramadhani

NIM : 195060201111051
Kelompok : 10
TUGAS PRAKTIKUM MOTOR BAKAR

1. Apa tujuan utama praktikum motor bakar


Tujuan utama dari praktikum motor bakar ini yaitu untuk mengetahui performa yang akan
dijalan pada motor bakar. Dengan begitu diharapkan juga dapat mengetahui karakteristik
kinerja dari motor bakar sehingga kita dapat membandingkan kinerja yang ideal dan aktual.

2. Gambarkan diagram sanky dari hasil praktikum saudara

Diagram Sankey secara sederhana dapat dibilang diagram persebaran panas. Dalam
diagram diatas menunjukan keseimbangan panas yang masuk dan yang dimanfaatkan saat
pembakaran terjadi pada putaran 1600 rpm. Dapat dilihat panas hasil pembakaran sebesar
(Qb) 52396.32 kcal/jam adalah panas hasil reaksi antara bahan bakar dan udara yang
dibantu oleh energi aktivasi. Sebagian terbuang ke sistem pendingin cooling water (Qw)
sebesar 18590.00 kcal/jam, sebagian terbawa gas buang (Qeg) sebesar 8530.680135
kcal/jam, sebagian diubah menjadi daya efektif (Qe) sebesar 11878.28 kcal/jam, sebagian
lagi hilang dikarenakan adanya konveksi lalu terbuang ke atmosfer / udara secara radiasi
(Qpp) sebesar 13397.35
kcal/jam.

3. Jelaskan bagaimana menghitung efisiensi mesin yang saudara uji, lalu jelaskan apa makna
atau arti dari efisiensi

Efisensi merupakan rasio energi perbandingan antara energi yang dikeluarkan dengan
energi yang dibutuhkan dalam suatu kerja mesin. Dengan mengetahui efisiensi kita dapat
melihat atau menunjukan seberapa baik evaluasi kerja yang dijasilkan dengan input yang
diberikan. Untuk menghitung efisiensi dapat dilihat pada rumus dibawah ini:
a. Efisiensi termal indikatif

𝑁𝑖
ηi = 𝑄𝑏 x 632 x 100 %

Keterangan :
ηi = Efisiensi termal indikatif
Ni = Daya indikatif (PS)
Qb = Kalor pembakaran (kcal/jam)

Efisiensi ini merupakan perbandingan daya indikatif terhadap kalor bakar hasil
pembakaran.

b. Efisiensi termal efektif

𝑁
ηe = 𝑄𝑒 x 632 x 100 %
𝑏
Keterangan :
ηe = Efisiensi termal efektif
Ne = Daya efektif (W)
Qb = Kalor pembakaran (J)

Efisiensi termal efektif (efisiensi total) adalah perbandingan daya efektif terhadap kalor
bakar hasil pembakaran

c. Efisiensi Mekanis
𝑁𝑒
ηm = ηm = 𝑥 100 %
𝑁𝑖

Keterangan :
ηm = Efsiensi mekanis
Ne = Daya efektif (W)
Ni = Daya indikatif (W)
Efisiensi ini merupakan perbandingan daya efektif dengan daya indikatif. Daya efektif
adalah daya yang digunakan untuk memutar poros, sedangkan daya indikatif adalah daya
yang digunakan untuk menggerakan piston.

d. Efisiensi volumetrik

Keterangan :
ηv = Efsiensi volumetric (%)
Gs = Massa alir udara melalui nozzle (kg/s)
z = Jumlah putaran poros engkol untuk setiap siklus untuk 4 langkah
z = 2, dan untuk 2 langkah z = 1
n = Putaran mesin (rpm)
i = Jumlah piston
Vd = Volume langkah (m3)

Efisiensi Volumetrik merupakan jumlah massa dari bahan bakar dan udara yang masuk
ke dalam ruang bakar per jumlah massa yang seharusnya memenuhi volume silinder
dalam densitas tertentu dalam saluran masuk.

4. Berapa besar efisiensi total dari mesin yang saudara uji, dan jelaskan kenapa hasilnya
seperti itu?

Dari pengujian ini, besar efisiensi yang didapatkan yaitu 22,67%. Nilai tersebut merupakan
efisiensi thermal efektif. Efesiensi thermal efektif yaitu perbandingan daya efektif terhadap
hasul pembakaran. Nilai tersebut didapatkan dengan perhitungan sebagai berikut :
𝑁𝑒
𝜂𝑒 = 𝑄𝑏 × 632 × 100%
18,79
𝜂𝑒 = 52396,32 × 632 × 100%
𝜂𝑒 = 22,67 %
Yang mana daya efektif dibagi dengan kalor hasil pembakaran kemudian dikalikan dengan
konversi 1 ps = 632 kcal dan 100%.

5. Jelaskan setiap mahasiswa kelompok dalam kelompok ini masing-masing mendapat tugas
melakukan pengamatan/pengujian apa

Dalam pengujian ini, setiap mahasiswa masing masing melakukan pengamatan dengan
putaran yang berbeda (1500rpm-1900rpm). Setiap mahasiswa melakukan perhitungan
yang berbeda dengan putaran yang berbeda. Dalam hal ini, saya melakukan perhitungan
dengan putaran 1600 rpm. Untuk hasil yang didapat yaitu:
1) T = 8,41 kg.m
2) Ne = 18,79 PS
3) Neo = 20,81 (PS)
4) MEP = 5,32 (kg/cm2)
5) FC = 4,99 (kg/jam)
6) Qb = 52396,32 (kcal/jam)
7) γa= 1,08
8) 𝜀 = 0,99986
9) Gs = 0,01451 (kg/s)
10) Gg = 0,01590 (kg/s)
11) Qeg = 8530,680135 (kcal/jam)
12) 𝜂𝑔 = 16,28 %
13) Qw = 18590 (kcal/jam)
14) 𝜂𝑤 = 35,48 %
15) 𝜂𝑒 = 22,67 %
16) 𝜂𝑓 = 25,57%
17) Nb = 82,91 (PS)
18) Nm = 21,20 (PS)
19) Ni = 39,99 (PS)
20) 𝑆𝐹𝐶𝑒 = 0,2655 (kg/PS.jam)
21) 𝑆𝐹𝐶𝑖 = 0,1248 (kg/PS.jam)
22) Qe = 11878,28 (kcal/jam)
23) Qpp = 13397,35 (kcal/jam)
24) 𝜂𝑖 = 48,24%
25) 𝜂𝑚 = 46,99%
26) 𝜂𝑣 = 45,83%
27) 𝐴𝐹𝑅 = 10,47
28) 𝑅𝑜 = 14,43
29) 𝜆 = 0,7255
30) 𝐴 = 1,105
31) (𝑁𝑒)𝑠𝑡 = 20,76
32) (𝑇)𝑠𝑡 = 9,29

6. Jelaskan apa hubungannya antara pembagian tugas yang diberikan ke anda dengan hasil
diagram sanky

Hubungannya yaitu dengan adanya pembagian parameter putaran akan berpengaruh


terhadap persebaran panasnya (Diagram Sankey) dimana Qe, Qw, Qeq dan Qpp akan
memiliki perbedaan dengan putaran yang lainnya. Dimana dengan semakin besar putaran
maka nilai Qe akan semakin mengecil karena panas yang dihasilkan banyak yang terbuang
seperti karena adanya gesekan atau karena sistem pendinginannya.

7. Jelaskan apa hasil secara umum yang diperoleh dari praktikum kelompok ini

Pada praktikum ini didapat karakter bahan bakar, seperti:


a. Nilai Fuel Consumption
Nilai Fuel Consumption (FC) naik karena pada putaran mesin rendah, karena pada awal
untuk menggerakkan mesin membutuhkan konsumsi bahan bakar yang besar untuk
menggerakkan kelembaman dari mesin tersebut. Nilai FC naik juga disebabkan karena
fly wheel belum memiliki cukup energi untuk dapat mempertahankan gerakan rotasi.
Nilai FC turun pada putaran mesin tengah sampai atas karena pada crankshaft sudah
ada kelembaman yang cukup dan pada fly wheel sudah memiliki cukup energi untuk
mempertahankan gerakan rotasinya.
b. Diagram Sankey menunjukkan seberapa besar kalor pembakaran yang diubah menjadi
kalor air pendinginan, kalor gas buang, kalor efektif serta kalor yang hilang. Pada
percobaan diatas nilai kalor air pendinginan melebihi batas normal akibat kecepatan
alir air pendinginan besar, kemudian nilai kalor gas buang dibawah normal akibat
terserap ke air pendinginan, kemudian nilai kalor efektif dibawah batas normal akibat
kerugian kalor yang besar akibat kalor air pendingin serta kalor gas buang dan nilai
kalor yang hilang akibat sebab lain sesuai batas normal dikarenakan beberapa faktor
seperti panas yang hilang akibat konveksi terhadap dinding silinder, panas yang
digunakan untuk menggerakkan komponen lain agar siklus mesin dapat berjalan, atau
hilang karena gesekan – gesekan antar komponen
c. Nilai putaran terhadap neraca panas ini bisa disimpulkan bahwa, nilai Qw (kerugian
panas pendinginan) menyimpang lebih besar dari teoritis, pada Qeg (kerugian panas
gas buang) menyimpang lebih kecil dari teoritis, pada Qe (panas yang menjadi daya
efektif) menyimpang lebih kecil dari teoritis, dan Qpp (kerugian panas sebab lain)
melebihi dari teoritis.
d. Karakteristik kinerja kandungan gas buang terhadap putaran adalah seiring dengan
bertambahnya putaran, kandungan CO2 cenderung naik. mengindikasikan semakin
sempurnanya pembakaran yang terjadi seiring dengan bertambahnya putaran. Semakin
tinggi nilai CO mengindikasikan semakin tidak sempurnanya pembakaran yang terjadi
seiring bertambahnya putaran, karena semakin cepat mesin maka waktu pembakaran
yang terjadi semakin singkat sehingga tidak cukupnya waktu untuk pembentukan CO2
sehingga yang terbentuk hanya CO saja. Kandungan O2 cenderung mengalami
kenaikan seiring bertambahnya putaran yang disebabkan pada putaran tinggi FC yang
digunakan hanya sedikit tetapi udara yang masuk cukup banyak sehingga bahan bakar
dan udara yang bereaksi hanya sedikit dan udara sisa pada silinder menjadi Excess Air
dan nilai O2 menjadi lebih besar
e. Daya indikatif adalah daya total yang dihasilkan proses pembakaran. Daya efektif
adalah daya yang dihasilkan poros, dan daya mekanis adalah kerugian daya yang
disebabkan gesekan piston dengan ruang bakar dan perangkat lainnya. Semakin tinggi
putaran poros mesin maka daya yang dihasilkan akan semakin naik kemudian turun
dan kenaikan maupun penurunan nilai daya dipengaruhi oleh nilai fuel consumption-
nya.
f. Torsi merupakan gaya pengereman pada dynamometer dikalikan dengan panjang
lengan dynamometer. Nilai torsi naik dikarenakan energi yang dibutuhkan untuk
memutar poros besar karena adanya fenomena kelembaman pada poros sehingga
dibutuhkan energi yang cukup besar untuk memutar poros. Turunnya nilai torsi
dikarenakan energi yang diberikan sudah cukup dan apabila ditambahkan kembali tidak
akan berpengaruh secara signifikan dikarenakan poros masih memiliki inersia dari
putaran sebelumnya.
g. Besarnya Mean Effective Pressure pada satu siklus di mesin mengalami kenaikan
dikarenakan menignkatnya volume bahan bakar dan udara yang masuk ke dalam ruang
pembakaran mengakibatkandaya efektif yang dihasilkan semakin tinggi. Penurunan
Mean Effective Pressure dikarenakan meningkatnya putaran membuat suplai bahan
bakar dari governor semakin sedikit mengakibatkan daya efektif yang dihasilkan
semakin menurun sehingga nilai.
h. MEP menurun juga. Pada putaran mesin yang tinggi akan mengakibatkan tekanan yang
ada pada ruang bakar berubah sangat cepat sehingga dapat terjadi tidak efektifnya
tekanan yang terjadi, seharusnya ketika terjadi proses pembakaran di ruang bakar,
antara udara masuk, bahan bakar dan pantikan api sesuai dengan proporsi.
i. Specific fuel consumption terhadap putaran adalah cenderung menurun lalu naik pada
putaran tertentu karena pengaruh dari besarnya daya yang dihasilkan pada putaran
tersebut berbanding terbalik dengan FC dari mesin. Nilai SFCe lebih besar
dibandingkan dengan nilai SFCi .
j. Efisiensi Volumetrik akan berkurang apabila putaran semakin tinggi hal ini
dikarenakan katup intake yang terbuka akan semakin cepat sehingga udara yang dapat
dihisap lebih sedikit dari jumlah udara aktual yang seharusnya masuk. Efisiensi
volumetris kembali meningkat dikarenakan suhu pada mesin meningkat,
mengakibatkan udara pada sekitar mesin temperatur nya meningkat, dengan
meningkatnya temperatur pada udara maka tekanan udara yang masuk kedalam ruang
bakar akan semakin meningkat dan efisiensi volumetrisnya meningkat. Efisiensi
thermal indikatif dipengaruhi oleh daya indikatif (Ni). Konsumsi bahan bakar pada
putaran awal dan menengah cenderung meningkat. Sedangkan setelah itu grafik
cenderung menurun dikarenakan nilai Qb dan Ni semakin menurun, penurunan nilai Ni
tidak sebanding dengan penurunan Qb sehingga membuat nilai ηi semakin turun.
Efisiensi Mekanis dipengaruhi oleh nilai panas hasil pembakaran (Qb) yang juga
meningkat karena FC meningkat kemudian mengalami penurunan pada rpm tertentu.
Efisiensi Thermal Efektif dipengaruhi oleh seamkin besarnya putaran pada motor bakar
akan menghasilkan nilai Ne yang semakin besar hingga mencapai titik optimalnya
sehingga nilai (ηe) juga akan mencapai titik optimalnya, dimana kerja yang dihasilkan
akan semakin baik. Lalu nilai Ne menurun karena besar Ni menurun. Ni sendiri
dipengaruhi oleh besarnya Qb yang dipengaruhi oleh FC.

Anda mungkin juga menyukai