Anda di halaman 1dari 2

Resume Materi Kelompok 6 & 7

Mata Kuliah Jurnalisme Data


Quisha Rahma Chandra
210904045

Jurnalisme Data:
Jurnalisme data adalah jenis jurnalisme yang mengedepankan penciptaan berita
berbasis kumpulan temuan data yang memuat infografis yang berupa visualiasi data yang
menarik. Jurnalisme data mampu memberikan informasi yang kompleks agar mudah dipahami
oleh pembaca. Jurnalisme selalu mengumpulkan data sebagai sumber sebuah berita dengan
teknik pengumpulan yang berbeda. Menurut kajian jurnalistik, tahapan proses jurnalisme
secaara runtut adalah pengumpulan sumber berita, penulisan, penyuntingan, produksi, dan
reportase. Manfaat dan pentingnya jurnalisme data: Penyaring arus data, gaya pemberitaan
yang lebih kaya informasi, kombinasi angka dan data, mengedepankan fakta, solusi bagi
ketidakseimbangan informasi.
Social Media Engagement merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur seberapa
aktif pengguna media sosial dalam berinteraksi dengan konten yang diposting oleh merek atau
akun media sosial tertentu. Semakin tinggi tingkat engagement yang didapatkan, makin besar
pula kemungkinan akun media sosial tersebut sukses dalam membangun hubungan dengan
pengikutnya serta meningkatkan popularitas dan visibilitas merek yang diwakilinya. Hal yang
diukur engagement adalah likes, views, comment, shares dan followers.
- Fungsi Social Media Engagement: Meningkatkan brand awareness, meningkatkan
loyalitas pelanggan, meningkatkan keterlibatan pelanggan, meningkatkan
penjualan, memperkuat reputasi merek.
- Cara meningkatkan engagement social media: publikasikan konten yang berkualitas
dan relevan, berinteraksi dengan pengikut, gunakan hashtag dengan bijak, gunakan
gambar dan video, jadilah aktif.
- Cara Mengukur Engagement Rate Media Sosial Engagement: Rate by Reach
(ERR), Engagement Rate by Post (ERP), Engagement Rate by View (ER View),
Daily Engagement Rate (Daily ER).
Data Journalism as A Post Journalism
Post-Journalism adalah tentang pergeseran dari model jurnalisme yang pusatnya pada
produksi konten ke model yang lebih fokus pada kurasi konten. Post-Journalism melibatkan
kecenderungan media untuk lebih fokus pada hiburan, sensasi, dan pengaruh daripada pada
informasi yang akurat dan substansial.
Alexander Benjamin Howard (2014: 5) menyatakan bahwa jurnalisme data adalah cara
untuk menyampaikan cerita dengan menggunakan angka atau menemukan cerita dari angk-
angka tersebut. Sementara itu, Thomas Schulze (2015 : 8-11) memaparkan bahwa jurnalisme
data merupakan representasi dari investigasi yang menggunakan data (angka) sebagai sumber
informasi untuk mengembangkan cerita.
Hubungan antara post journalism dengan data journalism adalah jurnalisme data dapat
menjadi alat yang digunakan dalam praktik post-journalism untuk menganalisis dan
memvisualisasikan data yang relevan dengan isu-isu kontemporer. Dalam era post-journalism,
jurnalisme data juga dapat membantu dalam memerangi disinformasi dan menyediakan
informasi yang dapat diverifikasi secara faktual kepada masyarakat. Jurnalisme data dapat
digunakan sebagai alat yang kuat dalam praktik post-journalism untuk menganalisis dan
memvisualisasikan data yang relevan, serta memerangi disinformasi dalam era media yang
kompleks dan terhubung.
Post-journalism adalah konsep yang mengacu pada evolusi jurnalisme di era digital dan
perkembangan media baru. Dalam post-journalism, pendekatan tradisional terhadap
pemberitaan digantikan oleh model yang lebih responsif, kolaboratif, dan interaktif. Post-
journalism lebih menekankan pada partisipasi pembaca, keterlibatan masyarakat, dan
pendekatan yang lebih terbuka dan transparan.
Meskipun jurnalisme data merupakan bagian dari evolusi jurnalisme modern, tidak
semua jurnalisme data dapat dikategorikan sebagai post-journalism. Sementara jurnalisme data
memanfaatkan teknologi dan pendekatan baru, tidak selalu mencerminkan aspek kolaboratif
dan interaktif yang terkait dengan post-journalism.

Anda mungkin juga menyukai