Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN : REKOMENDASI GEOLOGI DAN GEOLOGI TEKNIK, SUPERVISI

KONSTRUKSI PENANGGULANGAN BENDUNGAN SADAWARNA,


KABUPATEN SUBANG.
SUPERVISI : PT.Budhi Cakra Konsultan
GEOLOGIST : Ir.Supena Yusuf.Bsc
TAHUN : 2019
1. Referensi
- Peta Geologi Bersistem Indonesia, Lembar Bandung 9/VIII-F Skala : 1 : 100.000
atau Peta Geologi Lembar Bandung, Jawa. Oleh : P.H.Silitonga, Tahun 2003.
Diterbitkan oleh : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Kepala : Bambang Swiyanto
- Peta Rupabumi Digital Indonesi, Skala 1 : 25.000
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-312 Ujungberung
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-314 Lembang
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-321 Cicalengka
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-322 Baginda
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-323 Sukamulya
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-324 Sumedang
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-332 Jalancagak
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-334 Kalijati
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-341 Cisalak
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-342 Buahdua
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-343 Subang
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-344 Gantar
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-333 Cipeundeuy
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-331 Wanayasa
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-313 Cimahi
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-311 Bandung
Jumlah = 16 Lembar
- Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Bendungan Sadawarna 2012
oleh : PT.Vitraha
- Review Desain dan Sertifikasi Bendungan Sadawarna Tahun 2016
Oleh : BBWS Citarum bekerja sama dengan Konsultan PT.Tata Guna Patria

Page 1
2. Lokasi
2.1. Rencana Poros Bendungan
- Panjang Rencana Poros Bendung = ....................... m
- Lokasi : Ci Punegara, wilayah Desa Sadawarna, Kecamatan Cibogo,
Kabupaten Subang. Kearah timur termasuk wilayah Kabupaten Sumedang dan
ke arah timur termasuk wilayah Kabupaten Indramayu
- Koordinat : 107°50’42,39” Bujur Timur (BT) dan 6°35’00” Lintang Selatan
(LS).
2.2. Daerah Alitan Sungai (DAS)
- Luas DAS = 342,61 km2
- Lokasi : Wilayah Kabupaten Subang dan Wilayah Kabupaten Sumedang.
- Koordinat : 107°37’03,91”- 107°50’42,39” Bujur Timur (BT) dan 06°35’00” -
6°35’00” - 6°48’45” Lintang Selatan (LS).

3. Geologi Regional
3.1. Lokasi Daerah Rencana Poros Bendungan dan Daerah Genangan
Urutan Satuan Batuan (Statigrafi) dari muda ke tua, yaitu :
- Aluvium (Qa)
- Batupasir tufan, lempung dan konglomerat (Qos)
- Formasi Citalang (Pt)
- Formasi Kaliwangu (Pk)
- Anggota Batulempung Formasi Subang (Msc)
Pembahasan setiap satuan batuan dan formasi, yaitu :
3.1.1. Aluvium (Qa)
Pada Peta Geologi Bersistem berwarna kuning muda (baru) dan kuning tua
(lama); notasi : Qa.
Terdiri dari : Lempung, lanau, pasir dan kerikil. Terutama endapan sungai
sekarang.
Lokasi : Terdapat di daerah hilir Ci Punegara (Rencana Poros Bendungan).
Sebaran searah aliran Ci Punegara.

Page 2
Sketsa Stratigrafi

3.1.2. Batupasir Tufan, Lempung dan Konglomerat (Qos)


Pada Peta Geologi Bersistem yang baru berwarna abu – abu dan yang lama
bewarna coklat kemerah – merahan (merah bata).
Terdiri dari : Batupasir tufan kadang – kadang mengandung batuapung
lempung mengandung sisa tumbuhan dan konglomerat, breksi dan pasir
halus berlapis – lapis mendatar.
Lokasi : Terdapat dan meluas di bagian utara-barat-timur yang di beberapa
tempat tertutup oleh Aluvium (Qa).
Sketsa Statigrafi

3.1.3. Formasi Citalang (Pt)


Pada Peta Geologi (baru) berwarna abu-abu dan peta yang lama berwarna
kuning; Notasi : Pt.
Terdiri dari : lapisan – lapisan napal tufan; diselingi batupasir tufan dan
konglomerat.
Lokasi : Daerah palung, lembah Ci Punegara daerah udik rencana poros
bendungan. Sebaran di daerah udik ke arah barat yaitu meluas; lebar
berkisar 500 hingga 1000, panjang lebihkurang 6500 m (6,5 km);
sedangkan sebaran ke arah timur dari lebihkurang 3 km. Arah sebaran
nisbia barat-timur atau baratlaut-tenggara.

Page 3
Di bagian utara tertutup oleh Qos; di bagian selatan daerah barat Ci
Punegara kontak (berhubungan) dengan Anggota Batulempung Formasi
Subang (Msc) dengan pembatas sesar naik. Anggota Batulepung Formasi
Subang (Msc) merupakan bagian yang naik dan Formasi Citalang (Pt) di
bagian utara yang turun.
Bagian timur Ci Punegara di bagian utara tertutup oleh Qos, dan di bagian
selatan dan di bagian selatan dengan kontak selaras (unconformity) dengan
Formasi Kaliwangu (Pk).
Sketsa Statigrafi

500-600 m

3.1.4. Formasi Kaliwangu


Peta baru berwarna hijau; yang lama berwarna hijau gelap.
Terdiri dari : batupasir tufan, konglomerat, batulempung; kadang – kadang
batupasir gampingan dan batugamping, lapisan – lapisan tipis gambut dan
lignit.
Lokasi : Terdapat di bagian selatan/timur Ci Punegara, berjarak lebihkurang
2 km; lebar berkisar 200-500 m, panjang sebaran lebihkurang 2,75 km.
Terpisah menjadi da bagian oleh sesar geser berarah nisbi selatn ke utara.

Page 4
Sketsa Statigrafi

600 m

3.1.5. Anggota Batulempung Formasi Subang (Msc)


Peta baru berwarna ungu sedangkan pada peta lama berwarna kuning muda.
Notasi : Msc.
Terdiri dari : Batulemung, beberapa mengandung batugamping napalan
yang keras; napal dan batugamping berwarna abu-abu tua; kadang-kadang
sisipan batupasir glaukonit berwarna hijau.
Lokasi : Terdapat di bagian selatan,berjarak lebihkurang 2 km dari rencana
poros bendungan.
Sebaran di Ci Punegara sepanjang lebihkurang 3 km; sebaran ke bagian
barat seanjang lebihkurang 6 km di ke bagian timur semakin meluas lebih
dari 18 km.
Sketsa Statigrafi

Page 5
3.2. Kontak (Hubungan) Setiap Satuan Batuan dan Formasi
Anggota Batulempung Formasi Subang (Msc). Tebal = 2900 m.
Umur : Miosen Akhir/Atas merupakan alas (bagian bawah) dan merupakan
formasi paling tebal dan luas di wilayah Provinsi Jawa Barat.
Kontak dengan Formasi Kaliwangu (Pk) berumur Pliosen Bawah yaitu ketidak
selarasan (unconformity); sedangkan dengan Formasi Citalang Pt) dibatasi
dengan sesar naik.
Formasi Kaliwangu (Pk) dengan Formasi Citalang (Pt) yaitu kontak selaras
(conformity).
Formasi Citalang (Pt) dengan Qos dan Aluvium (Qa) kontak ketidakselarasan
(unconformity).

3.3. Struktur Geologi Regional


Struktur geologi regional yang terdapat di daerah rencana poros bendungan dan
daerah genangannya, terdiri dari :
- Kekar/Rekahan
- Arah sebaran perlapisan (strike) dan kemiringan perlapisan (Dip)
- Lipatan (antiklin dan sinklin)
- Sesar/Patahan
Struktur – struktur geologi hanya terdapat pada Formasi Citalang (Pt), Formasi
Kaliwangu (Pk) dan Anggota Batulempung Formasi Subang (Msc).
Umur : Miosen Tengah sampai Plistosen Atas; sedangkan pada satuan – satuan
batuan berukuran Kuarter (Qos, Qol, Qob dan Aluvium (Qa) tidak terdapat.
Pembahasan setiap jenis struktur geologi, yaitu :
3.3.1. Kekar/Rekahan
Terdapat pada Formasi Citalang (Pt) yang tersesarkan (sesar geser), yaitu
daerah tebing kiri/kanan palung Ci Punegara, lubuk/leuwi Sipatahunan
dimana rencana poros bendungan Sadawarna terletak.
Kekar/rekahan bersifat terbuka dan tertutup, rapat, saling berpotongan.
Panjang 1 m breksi sesar kekar/rekahannya di setempat lebih dari 12 kekar
(hancur); kemudian di bagian kiri kekar/rekahan agak jarang (1 m berkisar
4 – 6 rekahan), membentuk bongkah-bongkah berukuran variasi berkisar

Page 6
0,5 – 2 m. Sebaran kekar/rekahan hanya di sepanjang lubuk/leuwi
Sipatahunan, penerusan ke arah selatan dan utara tertutup oleh Qos berumur
Kuarter.
Dari hasil pengukuran lebih dari 100 strike dan dip kekar/rekahan,
kemiringan sesar yaitu 48° miring ke arah blok Songgom (timurlaut).
Kekar/rekahan pada Anggota Batulempung Formasi Subang (Msc) terdapat
di daerah timur genangan, pengaruh sesar geser Pasir Wareng-Tanjung.
Karena sifat dari batulempung dalam kondisi basah-jenuh (wet to saturated)
umumnya padat (dence) sampai keras (hards), kilap lilin dan licin;
sedangkan dalam kondisi kering (dry) hancur (mud cracks); perbukitan
merupakan sadel yang tipis,ke bagian barat dan timur cukup curam, batuan
(batlempung) sepanjang lebihkurang 2,5 km dalam kondisi hancur
(rework), bepotensi bocoran daerah genangan.

3.3.2. Strike dan Dip


Strike dan Dip hanya terdapat pada Formasi Citalang (Pt), Formasi
Kaliwangu (Pk) dan Anggota Batulempung Formasi Subang (Msc).
Pengaruh dari sesar naik berarah hampir barat-timur dan 6 sesar geser
berarah baratdaya-timurlaut dan nisbi selataan-utara, sebaran sesar
lengkung dan lurus. Strike dan dip sudah tidak teratur. Dip berkisar 1 – 29,
di beberapa tempat terutama yang mendekati jalur sesar ada yang bersudut
berkisar 30 - 49° dengan arah kemiringan dip variasi.

3.3.3. Lipatan
Apabila kemiringan perlapisan (dip) salingberhadapan disebut sinkiln dan
dip kebalikannya tidak saling berhadapan disebut antiklin. Lipatan sangat
dipengaruhi oleh gaya tekanan (kompresi). Apabila tekanan (σ1) = (σ2)
lipatan bersifat simetris dan (σ1 x σ2) merupakan lipatan tidak simetris.
Sketsa

Page 7
a. Sinklin

b. Antiklin

Daerah rencana Bendungan Sadawarna tidak terdapat lipatan baik sinklin


maupun antiklin. Walaupun ada merupakan lipatan baik sinklin maupun
antiklin. Walaupun ada merupakan lipatan in situ (setempat) tidak
melipatkan formasi. Perubahan arah-arah kemiringan perlapisan batuan
pengaruh dari sesar.
Antiklin dan sinklin terdapat di luar daerah rencana bendungan dan
genangannya yaitu di daerah Bontarsero, antara Tanjungwangi-Subang,
daerah selatan Pasir Wereng dan daerah selatan Gunung Geulis.

3.3.4. Sesar/Patahan
a. Ciri – Ciri Sesar
1. Sesar Normal
- Kemiringan bidang sesar curam sekitar 60°. Slicken side pada
bidag sesar menukik curam.
- Sesar antitetik membuat sudut curam dengan mukabumi serta
membuat sudut dihidron sebesar 50°-60° dengan sesar induk
(Sintetik = sesar sejajar dengan sesar induk).
- Ada jalur sesar tetapi breksiasi dan milinotasi kurang. Tebal jalur
sesar lebih tipis dari sesar lainnya.

Page 8
- Nilai gerak sesar tegak (fault throw) dapat mencapai ratusan meter
akan tetapi tiap – tiap satu pergerakan biasanya tidak melebihi 10
meter dan rata – rata berkisar 2 – 5 meter.
- Dapat bepola sejajar dengan sumbu lipatan tegak, radial atau
tangensial terhadap struktur kubah dan gunungapi.
- Menunjukan keaaan tegangan (tension)
- Dapat bersumber pada sebab-sebab dangkal
- Efek sekunder dari pensesaran normal adalah susutan darat berupa
tanah longsor pada tebing-tebing yang curam.
- Ada beberapa sesar sejajar dapat menimbulkan sesar-sesar jenjang.

Page 9
2. Sesar Naik Hingga Singkup
- Bidang sesar membuat sudut 30° atau lebih dengan mukabumi
(sesar naik), atau membuat sudut lebih kecil daripada 30° (sesar
singkup). Slicken side pada bidang sesar adalah tegak hingga
serong tehadap jurus sesar.
- Batuan yang lebih tua menindih batuan yang lebih muda.
- Pembreksian dan pemilonitasian membentuk jalur sesar yang jelas.
- Jalur sesar tersingkap berliku-liku dipermukaan bumi terutama
pada sesar singkup.
- Sesar naik dan sesar singkup dapat berubah jadi lipatan pada ujung
sesar.
- Sesar naik sekunder yang berjurus sejajar dengan sesar naik atau
singkup utama terdapat pada bagian yang naik. Kepingan –
kepingan batuan yang terapit sesar naik membentuk struktur
imbrikasi.
- Suatu sistem sesar naik hingga singkup selalu disertai sesar-sesar
turun yang berukuran lebih kecil.
- Arah pergeseran sesar naik hingga singkup hanya dapat diketahui
dengan penyelidikan terperinci, yaitu :
 Memperhatikan gejala-gejala seretan
 Tanda – tanda kecil pada bidang sesar
 Pergeseran adalah sejajar slicken side dan mendaki bidang sesar
- Sesar naik hingga sesar singkup dapat disebabkan oleh longsoran
atau oleh daya tektonik.
- Kompresi penyebab sesar naik dan singkup bekerja pada bidang
horizontal atau hampir horizontal.
3. Sesar Mendatar
- Kemiringan bidang sesar sangat curam dan umumnya tegak ( ).
Slicken side pada bidang sesar adalah mendatar aau hampir
mendatar.
- Nampak diperukaan sebagai garis-garis berjalur lurus dan panjang.
Panjang jalur sesar mencapai puluhan hingga ratusan meter pada
sesar sejajar atau hampir sejajar dengan struktur regional.

Page 10
- Dalam jalur sesar garis-garis sesar memperlihatka pola anyaman.
Batuan yang tidak terganggu berbentuk “konta” (flaser), berukuran
panjang dan lebar sampai ratusan meter.
- Pembreksian dan pemilonitisian jelas dan dapat meliputi jalur
batuan yang remuk sampai seratus meter lebih. Seluruh jalur sesar
dapat mencapai lebar sampai sepuluh kilometer (10 km), termasuk
flaser = flaser.
- Jalur sesar mendatar sering ditandai oleh deretan kolam (sag
ponds).
- Tebing – tebing curam sepanjang sesar dapat menghadap ke arah
yang berlawanan pada jarak dekat.
- Batuan berdampingan yang dibatasi sesar dapat berbeda jenis dan
usia geologi.
- Arah pergeseran horizontal ditunjukan oleh aliran ditunjukan oleh
aliran batas batuan, retakan sekunder (retakan rencong, gejala
seretan, lembah sungai dan endapan berusia muda) dan suatu
morfologi “shutter ridge”.
- Jumlah pergerakan mendatar meliputi ratusan kilometer, tetapi tiap
kali terjad pergeseran jumlah pergerakan tidak melebihi 5 meter,
bahkan pada umumnya hanya beberapa decimeter saja.
- Efek sekunder adalah tanah longsor dan tebing curam, sesar
normal sepanjang bidang lemah, penggelembungan permukaan
tanah sampai beberapa decimeter dekat jalur sesar.
Struktur geologi regional, sesar – sesar yang terdapat di daerah
rencana Bendungan Sadawarna dan daerah genangannya, terdiri dari :
- Sesar Naik
- Sesar Mendatar

3.3.4.1. Sesar Naik


- Terletak di bagian selatan, berjarak lebihkurang 2 km dari
rencana poros Bendungan Sadawarna, yaitu mulai dari sesar
geser ke 4 (Ci Punegara) menerus ke arah barat sepanjang

Page 11
lebihkurang 6 km, terpotong oleh sesar geser 1 – sesar geser 2
dan sesar geser 3 menjadi 3 bagian.
- Diperkirakan merupakan sesar naik pertaam mematahkan
Anggota Batulempung Formasi Subang (Msc) dan Formasi
Citalang (Pt), sekaligus bertindak sebagai batas kedua formasi.
Anggota Batulempung Formasi Subang (Msc) merupakan
bagian yang naik dan Formasi Citalang (Pt) bagian turun.

3.3.4.2. Sesar Mendatar


Secara berurutan dari barat ke timur terdapat enam (6) jalur sesar
mendatar.
- Sesar Mendatar 1
Terletak di bagian barat berjarak lebihkurang 3,5 km merupakan
sesar mendatar yang paling panjang (±14 km) mulai dari daerah
timurlaut Kasomalang hingga daerah baratdaya Wanareja. Sesar
mendatar termuda mematahkan Anggota Batulempung Formasi
Subang (Msc), Formasi Citalang (Pt), Formasi Kaliwangu (Pk),
hasil Gunungapi Lebih Tua (Qob) dan Endapan Sedimen Dalam
(Qol), sesar lurus di bagian tengah dan lengkung di bagian –
bagian ujung-ujungnya. Di bagian utara tertutup oleh Qos dan
di bagian baratdaya tertutup oleh Tuf berbatuapung (Qyt) yang
berasal dari Gunung Tangkubanparahu dan Gunung Tampomas
(erupsi “A”, van Bemmelen, 1934). Sesar mendatar 1 tidak
mematahkan sesar naik. Di luar daerah kajian.
- Sesar Mendatar 2 dan 3
Terdapat di bagian aliran Ci Punegara. Jarak dari sesar
mendatar 1 ke sesar mendatar 2 yaitu lebihkurang 3 km,
kemudian dari sesar mendatar 2 ke sesar mendatar 3 = 1-2 km.
Bentuk jalur sesar mendatar 2 lengkung ke arah timur, panjang
sesar lebihkurang 6,50 km. Di bagian utara tertutup oleh Qos,
mematahkan Formasi Citalang (Pt), sesar naik, Anggota
Batlempung Formasi Subang (Msc), dan di bagian baratdaya
mematahkan Formasi Kaliwangu (Pk) dan Formasi Citalang

Page 12
(Pt), penerusan ke arah utara tertutup Batuan Sedimen Dalam
(Qol). Bagian timur bergeser ke uatar (timurlaut) dan bagian
barat bergeser ke selatan (baratdaya).
Sesar mendatar 3, panjang lebihkurang 5 km, jalur sesar berarah
baratdaya-timurlaut, bergelombang lemah, menerus dan
memotong rencana poros bendungan (lubuk/leuwi
Sipatahunan/Ci Punegara), ke arah barat-timur tertutup oleh
Qos berumur Kuarter.
Sesar mendatar 3 mematahkan Formasi Citalang (Pt), sesar
naik, Anggota Batulempung Formasi Subang (Msc) dan
Formasi Kaliwangu (Pk). Penerusan ke arah selatan tertutup
Endapan Sedimen Dalam (Qol). Bagian timur bergeser ke
timurlaut dan bagian barat bergeser ke arah baratdaya.
- Sesar Mendatar 4
Terletak di bagian timur, berjarak lebihkurang 1 – 2 km melabar
di bagian selatan. Panjang sesar kurang lebih 8,5 km. Arah jalur
sesar yaitu baratdaya-timurlaut dan nisbi (hampir) selatan ke
utara.
Pengaruh dari sesar mendatar 4, terbentuk palung – palung lebar
(estuari) Ci Punegara di beberapa tempat. Sesar mendatar 4
merupakan pembatas bagian timur dari sesar naik, mematahkan
Formasi Citalang (Pt), Formasi Kaliwangu(Pk); di bagian
tengah mematahkan Anggota Batulempung Formasi Subang
(Msc) dan Formasi Kaliwangu (Pk). Bagian barat bergeser ke
baratdaya dan bagian timur bergeser ke timurlaut. Bagian timur
rencana poros bendungan terutama blok Songgom dipengaruhi
oleh sesar mendatar 3 dan sesar mendatar 4.
- Sesar Mendatar 5
Jalur sesar berjarak 2-3 km dari sesar mendatar 4, berarah
hampir selatan utara. Mulai dari daerah utara Pasir Cangkudu,
daerah barat Pr.Wareng – Pr Gabe lengkung berarah dari
baratdaya-timurlaut-baratdaya dan peneusan ke arah utara

Page 13
sampai di daerah tenggara Tanjung jalur sesar mengalami
pelurusan.
Penerusan ke utara tertutup oleh Qos berumur Kuarter,
mematahkan Formasi Citalang (Pt) dan Formasi Kaliwangu
(Pk) sepanjang 1 km, bagian tengah dan selatan mematahkan
Anggota Batulempung Formasi Subang (Msc) dan Formasi
Kaliwangu (Pk).
Bagian timur bergeser ke tenggara dan bagian barat bergeser ke
baratlaut. Jalur sesar melewati cabang sungai lain Ci Punegara
bagian timur, merupakan bata daerah genangan yang ditempati
oleh Anggota Batulempung Formasi Subang (Msc), kondisi
hancur sepanjang lebih dari 3,5 km.
- Sesar Mendatar 6
Terletak di bagian timur, berjarak 2,5 – 3,5 km dari sesar
mendatar 4 di luar daerah kajian dan tidak brdampak ke daerah
rencana konstruksi Bendungan Sadawarna.
- Sesar mendatar 1 sampai sesar mendatar 6 letak jalur sesar
sejajar.

Page 14
GEOLOGI REGIONAL DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) RENCANA
BENDUNGAN SADAWARNA, SUBANG
1. Keterangan
- Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) = km2
- Koordinat DAS = 107°37’03,91”- 107°50’42,39” Bujur Timur (BT) dan
06°35’00” - 6°35’00” - 6°48’45” Lintang Selatan (LS).
2. Referensi
Peta Rupabumi Digital Indonesi, Skala 1 : 25.000
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-312 Ujungberung
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-314 Lembang
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-321 Cicalengka
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-322 Baginda
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-323 Sukamulya
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-324 Sumedang
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-332 Jalancagak
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-334 Kalijati
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-341 Cisalak
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-342 Buahdua
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-343 Subang
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-344 Gantar
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-333 Cipeundeuy
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-331 Wanayasa
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-313 Cimahi
Lembar : Peta Rupabumi Skala 1 : 25.000, Lembar 1209-311 Bandung
Jumlah = 16 Lembar
3. Pembatas DAS
Lokasi Elevasi
- Pasir Batang -
- Daerah Ceuri -
- Desa Surian Timur -
- Pasir Leungkis -
- Daerah Lengkong Tengah -
- Pasir Patapean -
- Pasir Panoongan -
- Pasir Jubleg -

Page 15
Desa Ciater
Lokasi Elevasi
1. G.Kramat -
2. G.Panenjoan -
3. G.Lengkong -
Desa Cikidang -
4. G.Cikondang -
5. Puncak .... -
6. Pasir Waspada -
7. Pasir Meong -
8. G.Bukittunggal -
9. G.Pangarang -
10. G.Putri -
11. G.Pangporang -
12. G.Kadaka -
13. G.Cibania -
14. G.Cadasgantung -
Desa Panadegan -
15. Desa Margaluyu -
16. Desa Sukamukti -
17. Desa Cikadomas -
18. Pasir -
19. Pasir Malang -
20. Pasir -
21. Pasir Jubleg -
22. Pasir Panoongan -
23. Pasir Patapean -
24. Lengkong Tengah -
25. Pasir Leungis -
26. Desa SurianTimur -
27. Ceri -
28. Pasir Batang -

Page 16
Arah Utara
Lokasi Elevasi
1. Desa Ciater -
2. G.Malang -
3. G.Pulusari -
4. Desa Sarireja -
5. Desa Cimanglid -
6. Desa Kasomalang Kulon -
7. Mekarjaya -
8. Desa Bojongkaret -
9. G.Banjaran -
10. Pasir Sempur -
11. Madukum -
12. Pasir Haur -
13. Cipa? -
14. Pasir Peulang -
15. Pasir Paheasan -
16. Cimenteng -
17. G.Putri -
18. G.Budug -
19. Desa Cimenteng -
20. Desa Sadawarna -
21. Coklat -
22. Dukuh -
23. DesaSumurbarang -
24. Kalapadua -

Page 17
4. Daerah Aliran Sungai (DAS) Ci Punegara
4.1. Karakteristik Sungai da DAS
4.1.1. Karakteristik Sungai
Panjang sungai uatama mulai dari poros rencana Bendungan Sadawarna
sampai lereng bagian timur Gunung Tangkubanparahu yaitu = 43,30 km,
palung lebar (estuari) sepanjang lebihkurang 550 m terdapat di daerah hulu
berjarak 3 km; palung lebar kedua sepanjang lebihkurang 6 km berjarak
dari 6 km sampai 12,5 km dari poros bendungan.
Sepanjang lebihkurang 16 km Ci Punegara ke arah udik dari lokasi rencana
poros bendungan dengan elevasi berkisar dari +50 m sampai +300 m di atas
permukaan laut, nilai Talweg = 1,565 % (hampir datar), termasuk di bagian
baratnya, perkembangan cabang sungai tergolong jarang.
Perkembangan cabang sungai rapat yaitu yang berhulu mulai dari
G.Tangkubanperahu-G.Paniungan-G.Lingkung-G.Sembul-G.Mareunti,
G.Buligir dan Pr.Haursadapur. Tipe saluran sungai utama (Ci Punegara)
yaitu lurus, peraliha dan teratur, lembah menyerupai bentuk huruf “V” dan
“U” pada stadium erosi muda-remaja; sedangkan cabang-cabang sungai
lainnya bertipe saluran lurus dan peralihan, lembah menyerupai bentuk
huruf “V” pada stadium erosi muda. Secara keseluruhan termask pola aliran
reticulate atau sub-denditro pararel. Tipe – tipe saluran menurut Schumm
(1964) dan Chorley (1969) di halaman berikutnya.

Page 18
Tipe saluran : a-e menurut Schumm (1964) dikutip dari Chorley (1969), h-i
menurut Chorley (1969)

Talweg
Yaitu garis pada potongan memanjang dan denah sungai yang
menghubungkan titik-titik terendah dari dasar sungai. Hasil perhitungan
Talweg Ci Punegara mulai dari rencana poros bendungan ke hulu, tabel 1 di
halaman berikutnya.

Page 19
Tabel 1. Perincian Hasil Perhitungan Talweg Ci Punegara
Lokasi Elevasi (m) Beda Tinggi Panjang Sungai Talweg (%)
(m) (m)
1. G.Tangkubanparahu 1800 – 900 900 7200 12,50
900 – 600 300 5000 6,00
600 – 300 300 10500 2,86
300 – 200 100 6000 1,70
200 – 100 100 4000 2,50
100 – 50 50 10500 0,48
2. G.Lingkung 1000 – 350 650 8200 7,93
3. G.Sembul 1000 – 500 500 4000 12,50
500 – 400 100 2500 4,00
400 – 300 100 5000 2,00
1000 – 500 500 4300 11,63
500 – 400 100 2300 4,35
400 - 300 100 6200 1,61
4. G.Buligir 1000 – 900 100 2000 5,00
900 – 800 100 4000 2,50
800 – 700 100 4000 2,50
700 – 600 100 1800 5,56
600 - 400 200 3000 6,67
5. Kasomalang 900 - 400 500 14000 3,57
6. Surian 150 – 50 100 5500 1,82

Tergantung sifat fisik tanah dan batuan serta kemiringan lereng tingkat erosi
(degradasi) akan cukup kuat pada nilai – nilai Talweg lebih dari 4%. Untuk
mengatasi penanganan atau memperlambat laju sedimentasi (agradasi) muatan
sedimen yang terangkut dari hulu yang dapat mengganggu keamanan dan umur
genangan rencana Bendungan Sadawarna, perlu dilakukan tindakan dengan
alternatif bangunan – bangunan pengendali sedimen (misal : Check dam, ground
sill, sabo) yang peletakannya disesuaikan dengan kondisi geomorfologi
ukuran/besar butiran sedimen dan panjang sungai pada nilai Talweg kurang dari 3
%.

1. Talweg G.Tangkubanparahu (Ci Punegara – Poros Bendungan)

Page 20
2. Gunung Lingkung Ke Ci Punegara

3A. Gunung Sembul ke Ci Punegara

Page 21
3B. Gunung Sembul ke Ci Punegara

4. Gulung Buligir

5. Kasomalang – Ke Ci Punegara

Page 22
6. Surian Ke Ci Punegara

4.1.2. Karakteristik DAS


Luas DAS Ci Punegara dengan sumbu DAS yaitu lokasi rencana poros
Bendungan Sadawarna = 342,61 km2.
Sebaran DAS pada elevasi +50 m sampai +200 m diatas permukaan laut
(bagian hilir) mengalami penyempitan dengan arah sebaran DAS hampir
selatan ke utara. Sebaran DAS pada elevasi lebih dari +200 m di atas
permukaan laut meluas, berukuran berkisar 10 x 17 m, sebaran DAS hampir
lonjong dengan sumbu panjang berarah dari barat-timur. Sebaran cabang
sungai berkembang baik dan rapat di bagian baratdaya.
Perubahan luasan DAS dari udik ke hilir dan terdapatnya perbukitan
berkontur rapat dan lembah sempit Ci Punegara, berjarak lebihkurang 16
km dari rencana poros bendungan, diperkirakan laju sedimentasi (agradasi),
penerusan ke arah hilir akan berkurang. Terdapatnya alur-alur palung lebar
dalam luasan terbatas merupakan salah satu faktor terlambatnya muatan
sedimen menerus ke hilir.

4.1.3. Geologi Regional DAS

Page 23
Sepanjang lebihkurang 12,50 km dari rencana poros bendungan kearah udik
Ci Punegara terdapat pada Formasi Citalang (Pt), Formasi Kaliwangu (Pk).
Penerusan ke arah hulu sampai di lereng timur G.Tangkubanparahu terletak
pada satuan – satuan sebagai berikut :
- Hasil Gunungapi Lebih Tua (Qob)
Tebal = 600 m
Terdiri dari breksi, lahar dan pasir tuf berlapis – lapis dengan kemiringan
kecil.
- Endapan Sedimen (Qol)
Tebal = 0 – 100 m
Terdiri dari lempung tufan, batupasir, konglomerat dan breksi. Lempung
berwarna kehitam – hitaman, ada yang mengandung sisa tumbuhan dan
ada yang mengandung lignit.
- Kolovium (Qc)
Terutama berasal dari reruntuhan pegunungan – pegunungan hasil
gunungapi tua, merupakan bongkahan batuan beku andesit, basal, breksi,
batupasir tuf dan lempung tuf.
- Tuf berbatuapung (Qyt)
Terdiri dari pasir tufan, lapili, bom-bom, lava berongga dan kepingan –
kepingan andesit-basal, keras, menyudut dan banyak bongkahan dan
pecahan batuapun. Berasal dari G.Tangkubanparahu dan G.Tampomas.
- Hasil Gunungapi Tua Tak Teruraikan (Qvu)
Terdiri dari breksi gunungapi, lahar dan lava berselang-seling.

4.1.4. Struktur Geologi Regional DAS


Struktur geologi regional DAS yaitu gawir sesar. Terdapat di daerah hulu-
hulu sungai utama dan cabang-cabang sungai lain, merupakan lereng –
lereng perbukitan curam bagian utara-timurlaut, tersebar mulai dari lereng
timur G.Tangkubanperahu menerus ke arah timur sampai di daerah timur
G.Buligir. sebaran memanjang membentuk blok-blok berukuran panjang
variasi dari 2 – 6,5 km, lebar bervariasi pula 0,2 – 1 km, total panjang
sebaran lebihkurang 28 km. Gawir sesar ini, mungkin sistem sesar tangga
dan dinding kaldera. Blok – Blok gawir tersebut, yaitu :

Page 24
a. Lereng Timur Tangkubanparahu (Blok 1)
Panjang = ± 6 km, sebaran lonjong, berarah dari baratdaya – timurlaut,
menyempit di bagian timurlaut atau sampai daerah hulu cabang sungai
lain yang melewati daerah selatan Kasomalang. Daerah ujung terdapat
mataair panas (hot spring). Satuan batuan yang terdapat pada gawir sesar
ini, yaitu :
- Hasil Gunungapi Tua Tak Teruraikan (Qvu)
Terdiri dari breksi gunungapi, lahar dan lava berselang-seling.
Sketsa Statigrafi

- Lava (Qyl)
Aliran lava muda, terutama dari G.Tangkubanparahu dan Gunung
Tampomas. Umumnya bersifat basal dan mengandung banyak
lubang-lubang (versikuler) gas (Erupsi “B”, van Bemmelen, 1934).
- Tufa Berbatuapung (Qyt)
Terdiri dari pasir tufan, lapili, bom-bom; lava berongga (versikuler)
an kepingan – kepingan andesit-basal keras, menyudut dengan banyak
bongkah-bongkah dan pecahan-pecahan batuapung. Berasal dari
erupsi G.Tangkubanparahu (erupsi “A”) dan G.Tampomas.
b. Blok 2
Terdapat pada lereng bagian tenggara G.Tangkubanparahu sampai lereng
barat bagian utara Pasir Panyiuhan. Panjang 2,5 km, lebar berkisar 0,5-
1,0 km; kontur rapat,kemiringan lereng curam dan ditempati oleh hasil
gunungapi tua tak teruraikan (Qvu).
c. Blok 3

Page 25
Terdapat pada lereng curam bagian timurlaut Pr.Panyiuhan menerus ke
daerah lereng G.Lingkung bagian utara. Sebaran gawir sesar memanjang
berarah dari baratlaut-tenggara dan hampir barat-timur di daerah
G.Lungkung. panjang sebaran = 7 km lebar 200 m sampai lebih dari 1
km dan sebaran lonjong di bagian baratlaut Pr.Panyiuhan. batuan yang
terdapat yaitu hasil gunungapi tua tak teruraikan (Qvu).
d. Blok 4
Terdapat di bagian timur G.Lingkung sampai lereng curam bagian
baratdaya G.Sembul. sebaran memanjang hampir barat-timur panjang =
lebihkurang 6 km, lebar berkisa 0,6 – 1,0 km. Di bagian tengah
membentuk 2 jalur gawir sesar berarah hampir utara (timurlaut). Panjang
gawir sesar ke satu – 1,5 km, sebaran memanjang dan lengkung;
kemudian yang panjang lebihkurang 7,5 km. Di bagian timur-utara
tertutup oleh Kolovium (Qc). Terdiri terutama berasal dari reruntuhan
pegunungan-pegunungan hasil gunungapi tua, berupa bongkahan batuan
beku antara andesit-basal; breksi, batupasir tuf dan lempung tufan. Umur
Kuarter Atas.
e. Blok 5
Terdapat pada lereng curam G.Sembul bagian utara dan timurlaut.
Sebaran tidak merata, lengkung berarah dari baratlaut-tenggara dan
baratdaya-timurlaut tertutup oleh Kolovium (Qc). Satun batuan utama
pada gawir sesar yaitu hasil Gunungapi Tua Tak Teruraikan (Qvu).
f. Blok 6
Terdapat pada lereng curam bagian baratlaut-timurlaut Gunung
Kadaka.sebaran sesar yaitu baratdaya-tenggara-timurlaut dan lengkung.
Panjang sebaran lebihkurang 10,50 km; lebar berkisar 0,3 – 1,5 km.
Terdapat pada Hasil Gunungapi Tua Tak Teruraikan (Qvu). Gawir sesar
G.Kadaka diperkirakan sebarannya menerus ke daerah selatan daerah
utara Gudang.

Gawir sesar a sampai f dibatasi oleh jalur-jalur sesar, terpisah namun saling
terkait.
4.1.5. Bahan – Bahan Bangunan

Page 26
Bahan – bahan bangunan yang terdapat dalam DAS Cipunegara dimana
lokasi rencana pembagunan bendungan terletak terdiri dari tanah, pasir,
kerikil/kerakal dan batu.
Jenis tanah dan batuannya termasuk “mountain soils” sub klas litosol dan
aluvial soils, sub klas grumosol.
a. Mountain Soils
Mountain soil berasal dari hasil pelapukan satuan – satuan batuan
sedimn (klastika) dan hasil pelapukan satuan – satuan batuan asal
gunungapi (piroklastik).
1. Sedimen Klastika
Sedimen klastika merupakan hasil pelapukan dari satuan – satuan
batuan Formasi Citalang (Pt), Formasi Kaliwangu (Pk) dan Anggota
Batulempung Formasi Subang (Mcs), terdiri dari :
Formasi Citalang (Pt), Tebal = 500-600 m
Terdiri dari lapisan – lapisan napal tufan ; diselingi oleh batupasir
tufan dan konglomerat.
Formasi Kaliwangu (Pk); Tebal = 600 m
Yaitu batupasir tufan, konglomerat, batulempung dan kadang –
kadang batupasir gampingan dan batugamping; lapisan – lapisan tipis
gambut dan lignit.
Anggota Batulempung Formasi Subang (Msc), Tebal = 2990 m
Disusun oleh batulempung ; beberapa mengandung batugamping
napalan yang keras, napal dan batugamping abu-abu tua, kadang –
kadang sisipan batupsir glaukonit.
Klasifikasi Tingkat Pelapukan
Kelas Istilah Notasi Kriteria
1. Segar UW Batuan berkilap warnanya
2. Lapuk Ringan SW Bagian yang rekah berubah warna
3. Lapuk Sedang MW Sebagian besar batuan telah berubah warna
4. Lapuk Kuat HW Batuan tidak berkilap, bersifat rapuh
5. Lapuk Sempurna CW Kenampakan berubah Tanah

Klasifikasi Tingkat Kekerasan/Konsistensi Tanah dan Batuan

Page 27
Tana Sangat Lunak OH.0 - Setengah cair
h Lunak OH.1 - Mudah Diremas
Agak Lunak OH.2 - Dipijit Membekas
Agak Keras OH.3 - Ditusuk pensil ½ cm
Keras OH.4-RH.0 Sangat Lunak Sukar ditusuk, mendekati
Sangat Keras OH.5-RH.0 - batu, pemboran kering
Batu - RH.1 Lunak Tergores Kuku
- RH.2 Agak lunak Tergores pisau
- RH.3 Agak keras Sukar digores pisau
- RH.4 Keras Perlu mata bor intan
- RH.5 Sangat keras Mata bor intan lambat

Ditinjau dari tingkat pelapukan, kekerasan tanah dan batu, jenis tanah
in situ hasil pelapukan setiap satuan batuan akan bervariasi.
Terdapatnya batupasir tufan, konglomerat, batugamping, gambut dan
lignit, diperkirakan tanah akan bersifat pasiran dengan klasifikasi
berkisar “ML – MM” (Inorganic Silts of Low to Medium Plasticity);
Lunak (OH.1) sampai agak keras (OH.3). batu; terdiri dari napal
tufan, batupasir tufan, batulempung, batupasir gampingan, tingkat
kekerasan berkisar RH.1 – RH.3. batugamping RH.4 ; kemudian
gambut, lignit tergolong organic silts dengan tingkat kekerasan OH.1.
Apabila jenis tanah dan batu ini akan dipergunakan sebagai bahan
bangunan, sebaiknya lapisan gambut dan lignit dibersihkan.
Sebaran jenis sedimen klastika meluas di bagian selatan Ci Punegara
dari lokasi rencana poros bendungan sepanjang lebihkurang 10 km,
sebaran semakin meluas ke bagian timur dan barat, morfologi lereng
– lereng perbukitan dan dibeberapa tempat merupakan bukit-bukit
terpisah dalam luasan terbatas.
2. Sedimen Piroklastik
Sedimen piroklastik merupakan dominan berasal/hasil gunungapi
Gunung Tangkubanparahu dan Gunung Tampomas, terdiri dari :
Qos : Disusun oleh batupasir tufan, lempung dan konglomerat.
Batupasir tufan kadang – kadang mengandung batuapung;
lemung mengandung sisa tumbuhan; konglomerat, breksi
dan pasir halus.

Page 28
Qol : Tebal = 0-100 m; lempung tufan, batupasir, konglomerat,
breksi. Lempung kehitam-hitaman ada yang mengandung
sisa tumbuhan dan ada yang mengandung lignit.
Qob : Hasil Gunungapi Lebih Tua. Tebal = 600 m, breksi, lahar,
pasir tuf berlapis – lapis dengan kemiringan (dip) kecil.
Qyt : Tuf berbatuapung; Pasir tufan, lapili, bom-bom, lava
berongga dan kepingan – kepingan andesit-basal, keras,
bersudut, banyak bongkahan dan pecahan batuapung. Berasal
dari Gunung Tangkubanparahudan Gunung Tampomas.
Qc : Kolovium; Terutama berasal dari reruntuhan oegunungan-
pegunungan hasil gunungapi tua, berupa bongkahan batuan
beku antara andesit-basal, breksi, batupasir tufdan lempung
tuf.
Qvu : Terdapat di daerah hulu sungai utama Ci Punegara dan
cabang – cabang sungai lain, zona gawir sesar; yaitu hasil
Gunungapi Tua Tak teruraikan. Terdiri dari breksi
gunungapi, lahar dan lava berselang – seling.

Jenis tanah in situ akan bervariasi sesuai dengan tingkat pelapukan


dan kekerasannya.

b. Aluvial Soils, Sub Klas Grumosol


Terdiri dari endapan sungai (aluvium), runtuhan tebing sungai dan lereng
perbukitan (talus/debris).
Aluvium :
Terdapat di sepanjang palung Ci Punegara dan cabang-cabang sungai
lain merupakan endapan sungai sekarang (aluvium), unsur alam (land
varient) gosong yang diendapkan di kelokan sungai bagian dalam,
undak/teras (diluvium) endapan sungai lama, nusa dan talus (endapan
runtuhan tebing sungai).
Tediri dari butiran tuf, batulempung, napal, andesit, basal, batugamping
berukuran lumpur,lempung, lanau, kerikil, kerakal dan bongkah;
pencampuran sedimen klastik dan sedimen piroklastik dengan tingkat

Page 29
kekerasan lepas, sangat lunak hingga agak lunak OH.0 – OH.2,
mengandung sisa tumbuhan dan sampah banjir. Banyaknya usaha
pertambangan pasir sungai (manual, mekanis) hampir di sepanjang Ci
Punegara, kandungan sedimen pasir sungai terdapat dalam
jumlah/volume terbatas. Pasir sungai melimpah terutama setelah banjir
besar. Kandungan lumpur, butiran lempung dan tuf; kwalitas pasir
sungai (sand Equipment) umumnya kurang dari 35%, tidak termasuk
kelas pasir beton.
Untuk mendapatkan pasir sungai keperluas teknis diperlukan pencucian
dan penyaringan.

4.1.6. Hidrogeologi

Page 30

Anda mungkin juga menyukai