Disusun Oleh :
Ketua : Novdaly Fillamenta, S.Sn.,M.Si.,M.Kes
Anggota : 1. Rama Akbar
2. Nanda Ulia
i
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui :
Direktur Apikes Widya Dharma Palembang Ketua Tim Pelaksana
Novdaly Fillamenta, S.Sn., M.Si., M.Kes Novdaly Fillamenta, S.Sn., M.Si., M.Kes
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas taufik, hidayah, serta inayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah mengenai “ Mencatk Mental Juara dalam
Persiapan Menghadapi Kom petisi Tinju Pelajar Kota Palembang” di Pengcap PB Pertina
Palembang Sasana Tinju Kec. Seberang Ulu II Kota Palembang ini dengan baik dan sesuai
yang diharapkan.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada :
1. Selaku dosen.
2. Semua pihak yang telah membantu terutama dari Sasana Tinju Amatir Pengurus Cabang
PB. PERTINA Palembang.
Dengan keterbatasan kemampuan kami dalam menyusun makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan mohon maaf, apabila ada kekurangan dalam menyampaikan
lebih dan kurangnya kami ucapkan terima kasih.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Tujuan..……….....................................................................................................2
C. Manfaat.................................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ..........................................................................................................10
LAMPIRAN.........................................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tinju adalah salah satu olahraga yang tertua dan sangat populer di seluruh dunia
dan sepanjang abad. Tinju adalah suatu seni sekaligus suatu ilmu karena untuk
Sikap kebiasaan dan kegemaran berolahraga memang sejak dahulu kala telah di
miliki oleh bangsa Indonesia,beraneka ragam aliran beladiri tumbuh dengan amat
olahraga ini belum bermasyarakat sepenuhnya karena masih di rgukan akhir dari
olahraga ini bagi perkembangan bangsa,tetapi hal itu tidak perlu kita jadikan sebagai
olahrga ini dapat di kembangkan sesuai kehendak garis besar haluan Negara
mengatakan bahwa “pendidikan jasmani dan olahraga perlu makin di tingkatkan dan di
masyarakatkan sebagai cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap
anggota masyarakat”
Menurut (Harsono, 1992) latihan adalah proses yang sistematis, dari pada
yang kompleks dan sangat ditentukan oleh faktor interaksi antara pengaruh genetika
(internal) dan lingkungan (eksternal). Menurut Setiawan ( 1999:1 ), salah satu faktor
yang sangat menentukan prestasi olahraga nasional adalah konsep latihan ( training ).
1
Untuk mempelajarinya teknik dan gerakan pukulan tinju menurut (saleh basrah:
1989) Latihan tinju sebaiknya dilakukan secara teratur,diatur dengan baik mengenai
waktu latihan ,lama latihan dan waktu istirahat,latihan tinju di lakukan secara continue
penting,latihan itu di lakukan dengan gembira tanpa beban bukan karena terpaksa/di
paksa.
Selain itu dalam pengembangan olahraga perlu dilakukan sebuah pendekatan keilmuan
kualitas dan kuantitas pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaedah
dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatan
fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada tau
juara.
B. Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mencetak mental juara atlet tinju Palembang
C. Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah sebagai bahan masukan bagi para
pelatih dan atlet tinju pelajar untuk membentuk mental juara menjelang pertandingan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup
Dalam ilmu olah raga juga membahas masalah medis yang mengkhususkan
pembahasan pada penggunaan olahraga sebagai media atau sarana untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Ilmu
kesehatan olahraga merupakan cabang ilmu medis olahraga mengenai pengkajian pelaksanaan
olahraga pada orang sehat. Penggunaan istilah ilmu medis olahraga (sport medicine) baru
dikenalkan saat pertemuan ahli kedokteran olahraga pada tahun 1912 di Jerman.
Tetapi diyakini bahwa upaya-upaya penerapan ilmu kedokteran pada bidang olahraga
telah dilakukan jauh sebelum pertemuan itu. Istilah-istilah yang sering digunakan dalam medis
olahraga; Aktivitas fisik adalah segala kegiatan atau aktivitas yang menyebabkan peningkatan
penggunaan energi/kalori oleh tubuh. Contoh: menyapu, mencuci, dan sebagainya. Latihan
(exercise) merupakan serangkaian aktifitas fisik yang terstruktur dan berirama dengan
intensitas tertentu dalam jangka waktu tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani. Contoh: bersepeda, latihan beban, jogging dan sebaginya. Olahraga (sport)
merupakan serangkaian aktifitas fisik yang dilakukan secara terstruktur dengan berpedoman
pada aturan-aturan atau kaidah-kaidah tertentu tetapi tidak terikat pada intensitas dan
waktunya. Contohnya dari segi prestasi ; olahraga prestasi dan non-prestasi, sedangkan dari
segi kontak badan : kontak penuh, kontak sebagian dan no kontak. Misalnya olahraga tinju,
olahraga karate, olahraga bolabasket, dan sebagainya. Istilah latihan dan olahraga dalam hal ini
memiliki arti yang sama karena pengertian istilah olahraga dan latihan di dalam masyarakat
Dalam memupuk mental juara adalah pola pikir akan mempengaruhi hasil yang
didapatkan. Dan didalam pikiran yang sempit maka perkembangan yang terjadi juga lamban.
3
Berpikir besar menjadikan diri untuk melihat dan menarik hal besar dalam kehidupan.
Kemudian memupuk sikap tanggung jawab dapat anda gunakan untuk tidak mencari kesalahan
dari orang lain. perkembangan tanggung jawab akan berbanding lurus dengan pembentukan
karakter.
Tinju adalah olahraga dan seni beladiri yang menampilkan dua orang
partisipan dengan berat yang tidak jauh berbeda sesuai dengan kelasnya bertanding satu
sama lain dengan menggunakan tinju atau pukulan mereka dalam rangkaian pertandingan
berinterval 1 x 3 menit yang disebut ronde. Baik dalam olimpiade ataupun olahraga
Di Indonesia tinju masuk dan dipopulerkan oleh negara Hindia Belanda atau KNIL
pertinjuan kita seperti kehilangan induk. Sehingga setiap pertandingan tinju yang
diselenggarakan tidak ada organisasi yang bertanggung jawab. Maka pihak kepolisian
Jakarta, akhirnya mendirikan PERTIGU (Persatuan Tinju dan Gulat) dengan ketuanya
Frans Mendur pada tanggal 28 April 1955. Menjelang Olympiade Roma tahun 1960,
mengharuskan ada organisasi tinju amatir yang mandiri di Indonesia. Maka pada tanggal
30 Oktober 1959 berdirilah PERTINA (Persatuan Tinju Amatir Indonesia). Olahraga tinju
waktu itu cenderung ikut blok sosialis. Maka pada tanggal 23 November 1961, Maladi
dunia seperti Chris Jhon. Chris John merupakan putra kedua dari empat bersaudara dari
pasangan Johan Tjahjadi (alias Tjia Foek Sem) dan Maria Warsini. Chris John mencatatkan
rekor sebagai juara dunia kelas bulu pertama yang berasal dari Indonesia, mencatatkan
rekor sebagai petinju kedua terlama yang menjadi juara dunia kelas bulu sepanjang
masa, serta mencatatkan rekor sebagai peringkat kedua dalam daftar petinju yang paling
sering mempertahankan gelar juara dunia kelas bulu sepanjang masa. Ia tercatat sebagai
petinju Indonesia kelima yang berhasil meraih gelar juara dunia, setelah Ellyas Pical, dan
Nico Thomas.
Di Indonesia, wadah olah raga tinju ini bernaung di dalam organisasi Persatuan Tinju
Amatir Indonesia yang biasa disingkat PERTINA yang juga masuk dalam induk Organisasi
Komite Olah Raga Nasional Indonesia disingkat Koni dan AIBA ( Internationale de Boxe
Amateur) sebagai badan olah raga Olimpic tinju sedunia. Hingga saat ini PERTINA sering
mengadakan kegiatan olah raga timju antar pelajar untuk menyaring bakat-bakat muda
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Arena Pertandingan
Arena adalah istilah umum yang merujuk kepada suatu tempat yang digunakan
untuk berlatih dan bertanding satu atau beberapa cabang olahraga. Istilah lain dari arena
adalah gelanggang yang memiliki pengertian sama. Pada zaman Romawi Kuno, arena
digunakan untuk pertandingan antara manusia dengan manusia atau manusia melawan
hewan. Bentuk bangunan arena ini kemudian diadopsi oleh dunia seni pertunjukan
dengan menggunakan nama 'teater arena'. Tapi seiring perkembangan zaman, kata ini
memiliki pengertian semakin luas. Bahkan dunia politik pun menggunakan kata 'arena',
meskipun tidak mengerucut kepada suatu tempat.
Seperti arena pertandingan tinju yang disebut Ring adalah arena tempat
pertandingan tinju, didirikan di atas panggung (setinggi ± 1,5 m). Pada tinju era modern
ini, ring berbentuk segi empat sama sisi, dan dibatasi oleh tali berjumlah empat pada
setiap sisi.
Di dalam ring ada empat sudut. Sudut berwarna merah dan biru untuk kubu para
petinju, sedang sudut berwarna putih (atau sudut netral) untuk wasit atau dokter
ring yang bertugas atau beristirahat pada masa jeda.
Disebut ring (dari bahasa Inggris yang artinya "cincin") karena pada awal
mula tinju, penonton berdiri melingkari arena pertandingan (membentuk lingkaran),
dan saat diadakan penggerebegan (karena waktu itu tinju dianggap ilegal), para atlet
(petinju) akan berbaur dengan penonton yang membubarkan diri untuk melepaskan diri
dari tangkapan petugas. Pada pertandingan tinju pelajar diawasi oleh Persatuan Tinju
Amatir Indonesia, yang biasa disingkat menjadi Pertina adalah badan tinju
di Indonesia yang berdiri pada 30 Oktober 2004. Sebagai badan tinju amatir, Pertina
berada di bawah naungan AIBA sebagai badan tinju amatir sedunia.
2. Mental Juara
Membangung mental juara tidak bisa dilakukan secara instan, dibutuhkan proses
panjang hingga akhirnya mengerti maksud dan tujuan perjalanan yang akan dilalui.
Menekuni beberapa pupuk diatas akan membantu meraih predikat juara. Perlu diingat
6
bahwa mental juara adalah mental dalam menghadapi proses. Ada tiga sikap yang dapat
Berani bertindak
Setiap orang tentu memiliki tujuan yang hendak dicapai. Apakah itu untuk
meraih pekerjaan tertentu, menciptakan sebuah alat, atau menulis sebuah buku. Ada
kalanya tujuan yang hendak dicapai sudah bulat dan jelas. Namun tak jarang tujuan
itu masih buram. Sebuah tujuan dapat dicapai dengan berbagai cara yang disebut
dengan strategi. Pepatah mengatakan, banyak jalan menuju Roma. Demikian halnya
untuk mencapai target dan tujuan, ada banyak strategi yang bisa dipilih.
Namun sehebat apapun tujuan yang hendak dicapai, secanggih apapun strategi
yang dipersiapkan, semuanya tidak akan berguna tanpa tindakan. Sebuah tindakan
akan menentukan apakah Anda berhasil atau tidak. Sebuah tindakan akan menguji
apakah strategi yang dipakai sudah tepat atau tidak. Namun sayangnya, banyak
orang hanya berhenti dengan sebuah cita-cita dan strategi saja. Ingat tanpa tindakan,
tidak ada yang terjadi. Jadi, setelah merumuskan tujuan dan merancang strategi,
selanjutnya kerjakan.
Menyikapi Kegagalan
Ada banyak alasan ketika seseorang menghindar dan menunda sebuah tindakan:
takut, malas, dan khawatir gagal. Apakah sebenarnya kegagalan itu? Mengapa kita
takut gagal?
Setiap tindakan akan membawa konsekuensi: berhasil atau gagal. Kita mengatakan
sesuatu berhasil jika apa yang ditargetkan tercapai. Dan kita mengatakan gagal jika
hasil yang diperoleh tidak sesuai harapan. Karena itu, berhasil dan gagal merupakan
bagian dari permainan kehidupan. Ada kalanya berhasil dan ada kalanya pula gagal.
7
Dengan bertindak maka Anda membuka peluang 50% berhasil dan 50% gagal.
Jadi jangan takut gagal. Thomas Alfa Edison gagal ribuan kali sebelum berhasil
menemukan filamen lampu pijar. Orang-orang yang kita kagumi atas prestasi dan
sebelumnya.
Seringkali orang yang berhasil adalah orang yang telah berkali-kali gagal. Mereka
sebuah pelajaran untuk merumuskan kembali apa yang menjadi tujuan sebenarnya
Seorang bayi yang belajar berjalan pun gagal berkali-kali sebelum akhirnya bisa
berdiri tegak dan melangkahkan kaki dengan mantap. Sikapi kegagalan dengan
bijak. Ambil hikmah dari setiap kegagalan dan jadikan masukan untuk menentukan
Menyikapi keadaan
tindakan: takut, malas, dan khawatir gagal. Apakah sebenarnya kegagalan itu?
Setiap tindakan akan membawa konsekuensi: berhasil atau gagal. Kita mengatakan
sesuatu berhasil jika apa yang ditargetkan tercapai. Dan kita mengatakan gagal jika
hasil yang diperoleh tidak sesuai harapan. Karena itu, berhasil dan gagal
merupakan bagian dari permainan kehidupan. Ada kalanya berhasil dan ada
Dengan bertindak maka Anda membuka peluang 50% berhasil dan 50%
8
sebenarnya Anda kehilangan kesempatan 50% untuk berhasil. Thomas Alfa Edison
gagal ribuan kali sebelum berhasil menemukan filamen lampu pijar. Orang-orang
yang kita kagumi atas prestasi dan keberhasilan mereka dalam berbagai bidang juga
orang yang telah berkali-kali gagal. Mereka pernah terjatuh, tersandung, namun
kembali apa yang menjadi tujuan sebenarnya dan strategi yang kita pakai dalam
bertindak.
9
BAB IV
A. Kesimpulan
B. Saran
a. Keterlibatan pemerintah sangat diperlukan untuk mencari bibit atlet baru dri kejuaraan
tinju pelajar yang berprestasi.
b. Mengingat olah raga tinju amatir termasuk katagori olah raga keras, maka
diperlukannyalah pencatatan data kesehatan dengan latar belakang kesehatan atlet itu
sendiri untuk mengurangi cedera yang lebih parah.
10
Lampiran : Anggaran Pengabdian
Nama Barang Banyak Biaya Satuan Jumlah Total Biaya
ATK 30 Rp. 10.000 Rp. 300.000 Rp. 300.000
Poster (70cmx70cm) 2 Rp. 50.000 Rp. 100.000 Rp. 100.000
Biaya Koordinasi
Sewa kamera DSLR 1 Rp. 200.000 Rp. 200.000 Rp. 200.000
Jumlah
Lain-Lain
Total Rp 1.560.000
11