Anda di halaman 1dari 15

2018

MENCETAK MENTAL JUARA DALAM PERSIAPAN


MENGHADAPI KOMPETISI TINJU PELAJAR KOTA PALEMBANG

Disusun Oleh :
Ketua : Novdaly Fillamenta, S.Sn.,M.Si.,M.Kes
Anggota : 1. Rama Akbar
2. Nanda Ulia

APIKES WIDYA DHARMA PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2018

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN USULAN KEGIATAN PELAYANAN / PENGABDIAN

1. Judul : Mencetak Mental Juara Dalam Persiapan


Menghadapi Kompetisi Tinju Pelajar Kota
Palembang
2018
- Pengcap PB Pertina Palembang Sasana Tinju
Kec. Seberang Ulu II Kota Palembang

2. Unit Lembaga Pelaksana : Apikes Widya Dharma Palembang


3. Ketua Tim Pelaksana : Novdaly Fillamenta, S.Sn.,M.Si.,M.Kes
a. Nama Lengkap : Novdaly Fillamenta, S.Sn.,M.Si.,M.Kes
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. Jabatan : Direktur Apikes Widya Dharma Palembang
d. Telp : 081373668586
e. Alamat Rumah : Jl. Nusa Indah Lr. Kemuning No.2016-94 Rw.11
Palembang 30137

4. Anggota Tim Pelaksana


a. Jumlah Anggota : 2 orang
Nama Anggota : Rama Akbar
Nanda Ulia

5. Total Biaya : Rp 1.560.000,-

Mengetahui :
Direktur Apikes Widya Dharma Palembang Ketua Tim Pelaksana

Novdaly Fillamenta, S.Sn., M.Si., M.Kes Novdaly Fillamenta, S.Sn., M.Si., M.Kes

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas taufik, hidayah, serta inayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah mengenai “ Mencatk Mental Juara dalam
Persiapan Menghadapi Kom petisi Tinju Pelajar Kota Palembang” di Pengcap PB Pertina
Palembang Sasana Tinju Kec. Seberang Ulu II Kota Palembang ini dengan baik dan sesuai
yang diharapkan.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada :
1. Selaku dosen.
2. Semua pihak yang telah membantu terutama dari Sasana Tinju Amatir Pengurus Cabang
PB. PERTINA Palembang.
Dengan keterbatasan kemampuan kami dalam menyusun makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan mohon maaf, apabila ada kekurangan dalam menyampaikan
lebih dan kurangnya kami ucapkan terima kasih.

Palembang, Oktober 2018

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................1

B. Tujuan..……….....................................................................................................2

C. Manfaat.................................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup ............................................................................... ....................3

B. Olah Raga Tinju Amatir .................................................................. ....................4

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................6

BAB IV: PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................................10

LAMPIRAN.........................................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tinju adalah salah satu olahraga yang tertua dan sangat populer di seluruh dunia

dan sepanjang abad. Tinju adalah suatu seni sekaligus suatu ilmu karena untuk

mempelajarinya hingga dapat tampil di atas ring memerlukan waktu bertahun-tahun

Sikap kebiasaan dan kegemaran berolahraga memang sejak dahulu kala telah di

miliki oleh bangsa Indonesia,beraneka ragam aliran beladiri tumbuh dengan amat

suburnya di kalangan masyarakat Indonesia.Olahraga yang sejenis di terima secara baik

di lingkungan masyarakat,demikian halnya dengan olahraga beladiri tinju,hanya saja

olahraga ini belum bermasyarakat sepenuhnya karena masih di rgukan akhir dari

olahraga ini bagi perkembangan bangsa,tetapi hal itu tidak perlu kita jadikan sebagai

suatu halangan,yang penting sekarang adalah bagaimana cara pembinaannya sehingga

olahrga ini dapat di kembangkan sesuai kehendak garis besar haluan Negara

mengatakan bahwa “pendidikan jasmani dan olahraga perlu makin di tingkatkan dan di

masyarakatkan sebagai cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap

anggota masyarakat”

Menurut (Harsono, 1992) latihan adalah proses yang sistematis, dari pada

berlatih atau bekerja secara berulang-ulang,dan diperlukan adanya program latihan.

Perlunya program latihan sedemikian rupa, mengingat bahwa kemampuan individual

seseorang untuk keberhasilannya dalam mencapai prestasi olahraga merupakan suatu

yang kompleks dan sangat ditentukan oleh faktor interaksi antara pengaruh genetika

(internal) dan lingkungan (eksternal). Menurut Setiawan ( 1999:1 ), salah satu faktor

yang sangat menentukan prestasi olahraga nasional adalah konsep latihan ( training ).

1
Untuk mempelajarinya teknik dan gerakan pukulan tinju menurut (saleh basrah:

1989) Latihan tinju sebaiknya dilakukan secara teratur,diatur dengan baik mengenai

waktu latihan ,lama latihan dan waktu istirahat,latihan tinju di lakukan secara continue

dan berkesinambungan,tidak terputus-putus,rajin,giat,tekun dan serius dan yang paling

penting,latihan itu di lakukan dengan gembira tanpa beban bukan karena terpaksa/di

paksa.

Prestasi olahraga nasional tercapai dengan membina dan mengembangkan

olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melaui kompetisi untuk

mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.

Selain itu dalam pengembangan olahraga perlu dilakukan sebuah pendekatan keilmuan

yang menyeluruh dengan jalan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan adalah peningkatan

kualitas dan kuantitas pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaedah

dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatan

fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada tau

menghasilkan teknologi baru bagi kegiatan keolahragaan hingga mencertak mental

juara.

B. Tujuan

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mencetak mental juara atlet tinju Palembang

dalam menghadapi kompetisi tinju pelajar.

C. Manfaat

Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah sebagai bahan masukan bagi para

pelatih dan atlet tinju pelajar untuk membentuk mental juara menjelang pertandingan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup

Dalam ilmu olah raga juga membahas masalah medis yang mengkhususkan

pembahasan pada penggunaan olahraga sebagai media atau sarana untuk mencapai derajat

kesehatan yang optimal melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Ilmu

kesehatan olahraga merupakan cabang ilmu medis olahraga mengenai pengkajian pelaksanaan

olahraga pada orang sehat. Penggunaan istilah ilmu medis olahraga (sport medicine) baru

dikenalkan saat pertemuan ahli kedokteran olahraga pada tahun 1912 di Jerman.

Tetapi diyakini bahwa upaya-upaya penerapan ilmu kedokteran pada bidang olahraga

telah dilakukan jauh sebelum pertemuan itu. Istilah-istilah yang sering digunakan dalam medis

olahraga; Aktivitas fisik adalah segala kegiatan atau aktivitas yang menyebabkan peningkatan

penggunaan energi/kalori oleh tubuh. Contoh: menyapu, mencuci, dan sebagainya. Latihan

(exercise) merupakan serangkaian aktifitas fisik yang terstruktur dan berirama dengan

intensitas tertentu dalam jangka waktu tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran

jasmani. Contoh: bersepeda, latihan beban, jogging dan sebaginya. Olahraga (sport)

merupakan serangkaian aktifitas fisik yang dilakukan secara terstruktur dengan berpedoman

pada aturan-aturan atau kaidah-kaidah tertentu tetapi tidak terikat pada intensitas dan

waktunya. Contohnya dari segi prestasi ; olahraga prestasi dan non-prestasi, sedangkan dari

segi kontak badan : kontak penuh, kontak sebagian dan no kontak. Misalnya olahraga tinju,

olahraga karate, olahraga bolabasket, dan sebagainya. Istilah latihan dan olahraga dalam hal ini

memiliki arti yang sama karena pengertian istilah olahraga dan latihan di dalam masyarakat

tidak jauh berbeda.

Dalam memupuk mental juara adalah pola pikir akan mempengaruhi hasil yang

didapatkan. Dan didalam pikiran yang sempit maka perkembangan yang terjadi juga lamban.

3
Berpikir besar menjadikan diri untuk melihat dan menarik hal besar dalam kehidupan.

Kemudian memupuk sikap tanggung jawab dapat anda gunakan untuk tidak mencari kesalahan

dari orang lain. perkembangan tanggung jawab akan berbanding lurus dengan pembentukan

karakter.

B. Olah Raga Tinju Amatir

Tinju adalah olahraga dan seni beladiri yang menampilkan dua orang

partisipan dengan berat yang tidak jauh berbeda sesuai dengan kelasnya bertanding satu

sama lain dengan menggunakan tinju atau pukulan mereka dalam rangkaian pertandingan

berinterval 1 x 3 menit yang disebut ronde. Baik dalam olimpiade ataupun olahraga

profesional, kedua petinju menghindari pukulan lawan mereka sambil berupaya

mendaratkan pukulan mereka sendiri kepada lawannya

Di Indonesia tinju masuk dan dipopulerkan oleh negara Hindia Belanda atau KNIL

(Koninklijk Nederlands Inside Large). Kalahnya Belanda oleh Jepang membuat

pertinjuan kita seperti kehilangan induk. Sehingga setiap pertandingan tinju yang

diselenggarakan tidak ada organisasi yang bertanggung jawab. Maka pihak kepolisian

ingin mendirikan organisasi tinju. Didi Karta Sasmita, Komandan Kepolisian di

Jakarta, akhirnya mendirikan PERTIGU (Persatuan Tinju dan Gulat) dengan ketuanya

Frans Mendur pada tanggal 28 April 1955. Menjelang Olympiade Roma tahun 1960,

Indonesia hendak ikut berpartisipasi. Ketentuan IOC (International Olympic Committee)

mengharuskan ada organisasi tinju amatir yang mandiri di Indonesia. Maka pada tanggal

30 Oktober 1959 berdirilah PERTINA (Persatuan Tinju Amatir Indonesia). Olahraga tinju

professional sempat dilarang dipertandingkan di Indonesia akibat politik Indonesia pada

waktu itu cenderung ikut blok sosialis. Maka pada tanggal 23 November 1961, Maladi

selaku Menteri Olahraga melarang tinju profesional hidup di Indonesia.


4
Tinju di Indonesia terbilang sangat popular dengan lahirnya seorang juara tinju

dunia seperti Chris Jhon. Chris John merupakan putra kedua dari empat bersaudara dari

pasangan Johan Tjahjadi (alias Tjia Foek Sem) dan Maria Warsini. Chris John mencatatkan

rekor sebagai juara dunia kelas bulu pertama yang berasal dari Indonesia, mencatatkan

rekor sebagai petinju kedua terlama yang menjadi juara dunia kelas bulu sepanjang

masa, serta mencatatkan rekor sebagai peringkat kedua dalam daftar petinju yang paling

sering mempertahankan gelar juara dunia kelas bulu sepanjang masa. Ia tercatat sebagai

petinju Indonesia kelima yang berhasil meraih gelar juara dunia, setelah Ellyas Pical, dan

Nico Thomas.

Di Indonesia, wadah olah raga tinju ini bernaung di dalam organisasi Persatuan Tinju

Amatir Indonesia yang biasa disingkat PERTINA yang juga masuk dalam induk Organisasi

Komite Olah Raga Nasional Indonesia disingkat Koni dan AIBA ( Internationale de Boxe

Amateur) sebagai badan olah raga Olimpic tinju sedunia. Hingga saat ini PERTINA sering

mengadakan kegiatan olah raga timju antar pelajar untuk menyaring bakat-bakat muda

dikalangan pelajar untuk olah raga tinju

5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Arena Pertandingan
Arena adalah istilah umum yang merujuk kepada suatu tempat yang digunakan
untuk berlatih dan bertanding satu atau beberapa cabang olahraga. Istilah lain dari arena
adalah gelanggang yang memiliki pengertian sama. Pada zaman Romawi Kuno, arena
digunakan untuk pertandingan antara manusia dengan manusia atau manusia melawan
hewan. Bentuk bangunan arena ini kemudian diadopsi oleh dunia seni pertunjukan
dengan menggunakan nama 'teater arena'. Tapi seiring perkembangan zaman, kata ini
memiliki pengertian semakin luas. Bahkan dunia politik pun menggunakan kata 'arena',
meskipun tidak mengerucut kepada suatu tempat.
Seperti arena pertandingan tinju yang disebut Ring adalah arena tempat
pertandingan tinju, didirikan di atas panggung (setinggi ± 1,5 m). Pada tinju era modern
ini, ring berbentuk segi empat sama sisi, dan dibatasi oleh tali berjumlah empat pada
setiap sisi.
Di dalam ring ada empat sudut. Sudut berwarna merah dan biru untuk kubu para
petinju, sedang sudut berwarna putih (atau sudut netral) untuk wasit atau dokter
ring yang bertugas atau beristirahat pada masa jeda.
Disebut ring (dari bahasa Inggris yang artinya "cincin") karena pada awal
mula tinju, penonton berdiri melingkari arena pertandingan (membentuk lingkaran),
dan saat diadakan penggerebegan (karena waktu itu tinju dianggap ilegal), para atlet
(petinju) akan berbaur dengan penonton yang membubarkan diri untuk melepaskan diri
dari tangkapan petugas. Pada pertandingan tinju pelajar diawasi oleh Persatuan Tinju
Amatir Indonesia, yang biasa disingkat menjadi Pertina adalah badan tinju
di Indonesia yang berdiri pada 30 Oktober 2004. Sebagai badan tinju amatir, Pertina
berada di bawah naungan AIBA sebagai badan tinju amatir sedunia.

2. Mental Juara

Membangung mental juara tidak bisa dilakukan secara instan, dibutuhkan proses

panjang hingga akhirnya mengerti maksud dan tujuan perjalanan yang akan dilalui.

Menekuni beberapa pupuk diatas akan membantu meraih predikat juara. Perlu diingat

6
bahwa mental juara adalah mental dalam menghadapi proses. Ada tiga sikap yang dapat

memupuk mental juara:

 Berani bertindak

Setiap orang tentu memiliki tujuan yang hendak dicapai. Apakah itu untuk

meraih pekerjaan tertentu, menciptakan sebuah alat, atau menulis sebuah buku. Ada

kalanya tujuan yang hendak dicapai sudah bulat dan jelas. Namun tak jarang tujuan

itu masih buram. Sebuah tujuan dapat dicapai dengan berbagai cara yang disebut

dengan strategi. Pepatah mengatakan, banyak jalan menuju Roma. Demikian halnya

untuk mencapai target dan tujuan, ada banyak strategi yang bisa dipilih.

Namun sehebat apapun tujuan yang hendak dicapai, secanggih apapun strategi

yang dipersiapkan, semuanya tidak akan berguna tanpa tindakan. Sebuah tindakan

akan menentukan apakah Anda berhasil atau tidak. Sebuah tindakan akan menguji

apakah strategi yang dipakai sudah tepat atau tidak. Namun sayangnya, banyak

orang hanya berhenti dengan sebuah cita-cita dan strategi saja. Ingat tanpa tindakan,

tidak ada yang terjadi. Jadi, setelah merumuskan tujuan dan merancang strategi,

selanjutnya kerjakan.

 Menyikapi Kegagalan

Ada banyak alasan ketika seseorang menghindar dan menunda sebuah tindakan:

takut, malas, dan khawatir gagal. Apakah sebenarnya kegagalan itu? Mengapa kita

takut gagal?

Setiap tindakan akan membawa konsekuensi: berhasil atau gagal. Kita mengatakan

sesuatu berhasil jika apa yang ditargetkan tercapai. Dan kita mengatakan gagal jika

hasil yang diperoleh tidak sesuai harapan. Karena itu, berhasil dan gagal merupakan

bagian dari permainan kehidupan. Ada kalanya berhasil dan ada kalanya pula gagal.

7
Dengan bertindak maka Anda membuka peluang 50% berhasil dan 50% gagal.

Sedangkan jika Anda menunda-nunda dan tidak melakukan apapun, sebenarnya

Anda kehilangan kesempatan 50% untuk berhasil.

Jadi jangan takut gagal. Thomas Alfa Edison gagal ribuan kali sebelum berhasil

menemukan filamen lampu pijar. Orang-orang yang kita kagumi atas prestasi dan

keberhasilan mereka dalam berbagai bidang juga telah mengalami kegagalan

sebelumnya.

Seringkali orang yang berhasil adalah orang yang telah berkali-kali gagal. Mereka

pernah terjatuh, tersandung, namun bangkit kembali. Kegagalan memberi kita

sebuah pelajaran untuk merumuskan kembali apa yang menjadi tujuan sebenarnya

dan strategi yang kita pakai dalam bertindak.

Seorang bayi yang belajar berjalan pun gagal berkali-kali sebelum akhirnya bisa

berdiri tegak dan melangkahkan kaki dengan mantap. Sikapi kegagalan dengan

bijak. Ambil hikmah dari setiap kegagalan dan jadikan masukan untuk menentukan

tindakan dan strategi selanjutnya.

 Menyikapi keadaan

Ada banyak alasan ketika seseorang menghindar dan menunda sebuah

tindakan: takut, malas, dan khawatir gagal. Apakah sebenarnya kegagalan itu?

Setiap tindakan akan membawa konsekuensi: berhasil atau gagal. Kita mengatakan

sesuatu berhasil jika apa yang ditargetkan tercapai. Dan kita mengatakan gagal jika

hasil yang diperoleh tidak sesuai harapan. Karena itu, berhasil dan gagal

merupakan bagian dari permainan kehidupan. Ada kalanya berhasil dan ada

kalanya pula gagal.

Dengan bertindak maka Anda membuka peluang 50% berhasil dan 50%

gagal. Sedangkan jika Anda menunda-nunda dan tidak melakukan apapun,

8
sebenarnya Anda kehilangan kesempatan 50% untuk berhasil. Thomas Alfa Edison

gagal ribuan kali sebelum berhasil menemukan filamen lampu pijar. Orang-orang

yang kita kagumi atas prestasi dan keberhasilan mereka dalam berbagai bidang juga

telah mengalami kegagalan sebelumnya. Seringkali orang yang berhasil adalah

orang yang telah berkali-kali gagal. Mereka pernah terjatuh, tersandung, namun

bangkit kembali. Kegagalan memberi kita sebuah pelajaran untuk merumuskan

kembali apa yang menjadi tujuan sebenarnya dan strategi yang kita pakai dalam

bertindak.

9
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan pengabdian masyarakat telah dilaksanakan, dari hasil pelaksanaan tersebut


dapat disimpulkan bahwa atlet tinju pelajar harus diberikan motivasi untuk bertanding untuk
memperoleh tambahan pengetahuan mengenai apa dan bagaimana pngisian dan pencatatan
data keshatan menjelang pertandingan tinju amatir se-Kotamadya Palembang.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diberikan beberapa saran yaitu:

a. Keterlibatan pemerintah sangat diperlukan untuk mencari bibit atlet baru dri kejuaraan
tinju pelajar yang berprestasi.
b. Mengingat olah raga tinju amatir termasuk katagori olah raga keras, maka
diperlukannyalah pencatatan data kesehatan dengan latar belakang kesehatan atlet itu
sendiri untuk mengurangi cedera yang lebih parah.

10
Lampiran : Anggaran Pengabdian
Nama Barang Banyak Biaya Satuan Jumlah Total Biaya
ATK 30 Rp. 10.000 Rp. 300.000 Rp. 300.000
Poster (70cmx70cm) 2 Rp. 50.000 Rp. 100.000 Rp. 100.000

Jumlah Rp. 400.000

Biaya Koordinasi
Sewa kamera DSLR 1 Rp. 200.000 Rp. 200.000 Rp. 200.000

Jumlah Rp. 200.000


Pelaksanaan
Sewa tempat 1 Rp. 560.000 Rp. 560.000 Rp. 560.000
Sewa sound system 1 Rp. 400.000 Rp. 400.000 Rp. 400.000

Jumlah
Lain-Lain

Total Rp 1.560.000

11

Anda mungkin juga menyukai