POLITIK
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu: Dadi Mulyadi Nugraha S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 12
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa karena dengan rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Kasus Partisiasi Politik; Kampus sebagai tempat
kampanye” dapat terselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Tujuan yang mendorong kami menyusun makalah ini adalah tugas mata kuliah umum
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Makalah ini membahas tentang kempus sebagai
tempat kampanye
Pada kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan terimakasih serta rasa hormat
kepada pihak pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini:
1. Dosen Mata Kuliah Umum Pendidikan Kewarganegaraan; Pak Dadi Mulyadi Nugraha
S.Pd., M.Pd.
2. Rekan Rekan Kelompok 2 yang telah bekerja sama dengan baik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami tau makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan bahasa
maupun teknik penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Khususnya dari dosen pengampu mata kuliah umum ini guna menjadi acuan bagi
kami untuk lebih baik lagi dalam menyusun makalah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca khususnya dan bagi masyarakat umumnya.
Kelompok 2..........................
DAFTAR ISI
COVER .........................................................................................................1
BAB IV ...........................................................................................................9
Tentunya hal itu menuain pro dan kontra dari berbagia elemen masyarakat, baik dari
mahasiswa maupun dari para pengajar. Oleh beberapa kalangan hal ini dinilai tepat,
dikarnakan dapat mengantisipasi sifat apatisme dikalangan mahasisiwa. Dengan
adanya kampanye ini diharapakan para mahasiswa dapa memberikan perhatian lebih
terkait terselenggaranya pemilu yang demoktatis sehingga dapat mengurangi angka
golput. Selain itu, tidak sedikit pula beberapa kalangan masyarakat kampus yang tidak
setuju, dikarnakan dapat mengganggu aktivitas pembelajaran yang berlangsung.
Berdasarkan catatan Komisi Pemilihan Umum (KPU), pemilih pada pemilu 2024
didominasi oleh kelompok Generasi Z dan milenial, yakni sebanyak 56% dari total
keseluruhan pemilih. Para pemilih muda pun menjadi incaran suara para peserta pemilu.
Dari data tersebut tentunya kampus kampus akan menjadi target para peserta pemilu
untuk menjalankan kampanye. Sehingga menjadikan kampus kampus di Indonesia
sebagai ajang kegiatan politik. Hal itulah yang membuat masyarakat kampus tidak
setuju. Selain mengganggu aktivitas pembelajaran, kegiatan kampanye di kampus juga
ditakutkan akan terjadinya persaingan tidak sehat antara peserta pemilu yang dapat
membahayakan lingkungan kampus.
Oleh karena itu, perlu adanya tindakan untuk mengantisipasi dampak buruk tersebut,
yang diharapkan putusan kampanye di kampus dapat direvisi. Adapun bila putusan
kampanye di kampus tetap berlaku, maka diharapkan para rektor dapat menolak
kampusya sebagai ajang kampanye. Selain itu, untuk menanggulangi sifat apatisme di
kalangan pemilih pemula atau para mahasiswa diharapkan dapat dilaksanakannya
kegiatan edukasi politik.
B. Rumusan Masalah
Dari kasus kasus tersebut tentunya kegiatan politik di kampus sangat berpengaruh bagi
terselenggaranya pemilu yang demokratis. Adapun hal hal yang menjadi permasalahan
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana solusi untuk mengsterilkan kampus dari kegiatan politik seperti
kampanye.
2. Bagaimana solusi untuk menanggulangi dampak negatif dari kegiatan kampanye di
kampus.
3. Bagaimana solusi agar pemilu di lingkungan kampus dapat terselenggara dengan
domokratis.
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah mencegah terselenggaranya kampus sebagai
ajang kampanye dan mencegah para pemilih pemula agar tidak terjerumus pada
persaingan politik yang tidak sehat, serta menanggulangi terjadinya sifat apatisme di
kalangan mahasiswa yang mengakibatkan tingginya angka golput.
Bab II Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kampus sebagai tempat kampanye :
1. Penerbitannya Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2023 tentang kampanye. Isi PKPU
Nomor 15 Tahun 2023 tentang Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang
Kampanye Pemilu adalah sebagai berikut:
• Pelaksanaan kampanye
• Materi kampanye pemilihan umum
• Metode kampanye
• Pemberitaan dan penyiaran
• Kampanye pemilu oleh pejabat negara
• Kampanye dalam penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Putaran kedua
• Larangan kampanye Pemilu
• Koordinasi dengan kementerian/lembaga pemerintah daerah, Tentara
Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam
penyelenggaraan Pemilihan Umum
• Sosialisasi dan pendidikan politik.
Peraturan-peraturan ini menjadi landasan bagi partai politik dan calon legislatif dan
presiden dalam melakukan kampanye pemilu. Pengaruh dari penerbitan peraturan
tersebut yang menyebabkan banyaknya kampanye di dalam kampus.
Sedangkan Penjelasan Pasal 280 ayat (1) huruf h UU Pemilu menyatakan, “Fasilitas
pemerintah, tempat Ibadah, dan tempat Pendidikan dapat digunakan jika peserta
pemilu hadir tanpa atribut kampanye pemilu atas undangan dari pihak penanggung
jawab fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan”.
Dapat dilihat melalui data tahun-tahun sebelumnya, banyaknya jumlah golput dari
tahun ke tahun. Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU), tingkat golput pada
Pilpres 2004 adalah 23,30%, pada tahun 2009 sebesar 27,45%, dan pada tahun 2014
sebesar 30,42%. Dapat dilihat bahwa pada tahun 2014 presentase golput semakin
tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
4. Visi misi tentang pengembangan di dunia akademik yang perlu diketahui para
mahasiswa karna pengembangan dalam bidang akademik mementingkan peran
mahasiswa dengan manfaat yang dirasakan untuk mahasiswa.
kampus menjadi salah satu tempat pelaksanaan kampanye, maka dalam konsepsi
yang ideal hal tersebut dapat menciptakan suatu kondisi di mana akan terjadi
pertarungan visi, misi, program dan/atau citra diri yang dapat terukur secara
akademik. Kampus pada akhirnya juga dapat menjadi tempat untuk menguji sejauh
apa urgensi dan relevansi visi, misi, program peserta pemilu untuk membawa kita
semua kepada tujuan akhir negara Indonesia.
5. Para mahasiswa memiliki hak suara untuk memilih dan memiliki hak untuk
mengkritik janji kampanye yang di lontarkan peserta karna setiap janji yang di
lontarkan akan kembali untuk tujuan kepada mahasiswa. Janji yang di lontarkan
terhadap peserta untuk kepentingan mahasiswa akan dipertanggungjawabkan oleh
peserta dan peserta harus berpendirian teguh terhadap gagasan yang diucap kepada
mahasiswa.
6. Kampus menjadi ruang yang strategis untuk menguji gagasan peserta pemilihan
yang akan dipertentangkan dalam komunikasi dua arah secara demokratis. Gagasan
para peserta yang menjadi tanggung jawab peserta dan hak mahasiswa untuk
mengkaji dan menelusuri lebih dalam bahwa seberapa penting dan jujurnya gagasan
yang dilontarkan peserta terhadap mahasiswa.
Seperti diketahui, pada pemilu-pemilu sebelumnya, kawasan kampus universitas dalam bidang
pendidikan merupakan tempat “sakral” yang belum pernah disentuh untuk melakukan
kampanye politik. Selain faktor-faktor di atas, terdapat juga pro dan kontra mengenai
kampanye yang diadakan di dalam kampus.
Menurut Hasyim Asy’ari, “Pelaksana, peserta dan tim kampanye pemilu dilarang
menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah dan tempat pendidikan. Yang dilarang itu
apa, menggunakan fasilitas, bukan kampanyenya”. Menurutnya penjelasan pada pasal 280
ayat 1 huruf H Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu tersebut
menyebutkan fasilitas pemerintah, tempat ibadah dan tempat pendidikan dapat digunakan
untuk kampanye politik jika peserta pemilu hadir tanpa atribut kampanye pemilu. Kampanye
juga diperbolehkan atas undangan dari pihak penanggung jawab fasilitas pemerintah, tempat
ibadah dan tempat pendidikan.
Sedangkan menurut Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI),
Ubaid Matraji, kepada Medcom.id,” Akan berdampak buruk terhadap ekosistem pendidikan”.
Ubaid juga mengatakan, kejadian politisasi dan pengangkatan kepala sekolah sebagai kepala
sekolah telah menggerogoti integritas Pendidikan ia khawatir jika kampanye politik dibiarkan
terjadi di sekolah dan kampus, keadaan akan semakin buruk.
Kampanye kampus dapat menimbulkan banyak dampak negatif, seperti memecah belah
komunitas universitas, kampanye pemerasan, mengganggu netralitas kampus, dan dapat
membahayakan keselamatan peserta didik.
Fasilitas pendidikan harusnya menjadi ruang netral untuk kepentingan publik. Hal ini
disampaikan Ketua Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti, dalam siaran persnya pada Senin, 21
Agustus 2023.
Ketentuan itu tertuang dalam Pasal 72A ayat (3) draf atau rancangan Peraturan Komisi
Pemilihan Umum (PKPU) tentang perubahan atas Peraturan KPU Nomor 15 tahun 2023
tentang Kampanye Pemilihan Umum. Kemudian pada ayat (4) menyebutkan kampanye pemilu
di fasilitas pemerintah dan tempat pendidikan dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu.
REFERENSI
Awad N., Hesti F., Nisa N. F., Rizkya A., Wildi N. A., Amanda O., Luthfi P. (2023). Pengantar mata
kuliah umum pendidikan kewarganegaraan kasus partisipasi politik. Universitas Pendidikan Indonesia
https://www.kpu.go.id/berita/baca/11866/kampanye-boleh-dilakukan-di-tempat-
pendidikan-atas-izin-penanggung-jawab-perguruan-tinggi
https://www.bbc.com/indonesia/articles/ce4vx4nlllpo.amp
https://k-radiojember.com/berita/read/kampanye-di-kampus-bisa-dilakukan-dengan-syarat-
dan-ketentuan-berlaku
https://www.kpu.go.id/berita/baca/11866/kampanye-boleh-dilakukan-di-tempat-
pendidikan-atas-izin-penanggung-jawab-perguruan-
tinggi#:~:text=%E2%80%9CPada%20dasarnya%20kampanye%20di%20tempat,pemerintah%2
C%20tanpa%20menggunakan%20atribut%20kampanye
https://news.republika.co.id/berita/rfkwm6328/pakar-kampanye-di-kampus-adalah-tempat-yang-
tepat
https://www.suarapemredkalbar.com/read/ponticity/02082022/pro-kontra-masuknya-
kampanye-politik-di-kampus
https://k-radiojember.com/berita/read/kampanye-di-kampus-bisa-dilakukan-dengan-syarat-
dan-ketentuan-berlaku
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230911123157-12-997439/ketua-mk-soal-putusan-
kampanye-di-kampus-pro-kontra-pasti-ada
https://identitasunhas.com/jalan-mulus-kampanye-politik-di-lingkungan-kampus/