mengenai teori dua faktor yaitu “g factor” dan “s factor”. Berdasarkan pada teori itulah J.C. Raven yang berasal dari Inggris menciptakan tes Progresive Matric (PM) untuk mengukur intelegensi umum atau yang didalam teori Spearman mengukur “g factor”. Tugas subjek adalah memilih dari sejumlah alternatif jawaban yang tersedia yang cocok untuk mengisi bagian yang hilang dari persoalan. Soal yang mudah hanya menuntut ketepatan dalam diskriminasi bentuk. Sedangkan soal yang lebih sulit selain membutuhkan kemampuan diskriminasi bentuk juga melibatkan kemampuan analogi, pergantian pola serta hubungan logis. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa tes PM mengukur kemampuan seseorang dalam bentuk non verbal yang berkaitan dengan simbol-simbol abstrak. Tes ini mengukur kecerdasan secara umum yang berkaitan dengan keruangan, penalaran induktif dan ketepatan perseptual. Tes PM memiliki tiga bentuk tes yang berbeda derajat kesulitannya sehingga dapat digunakan bagi bermacam polpulasi subyek. Jenis yang pertama adalah Coloures Progresive Matrices (CPM). Tes ini digunakan untuk anak- anak usia 5 sampai 11 tahun dan juga bagi orang dewasa yang mengalami keterbelakangan mental. Tes ini terdiri dari 3 set yaitu A, AB dan B. Waktu untuk tes mengerjakan tes ini adalah selama 25 menit. Jenis yang kedua disebut dengan Standart Progresive Matrices (SPM). Tes ini digunakan untuk individu normal dari usia 11 sampai 16 tahun. SPM terdiri dari 5 set yaitu A, B, C, D dan E. Waktu pengerjaannya selama 25 menit. Tes yang ketiga disebut dengan Advanced Progresive Matrices (APM) yang diperuntukan bagi remaja atau orang dewasa yang diprediksikan memiliki kemampuan di atas rata- rata. Tes ini terdiri dari 2 set yaitu set 1 terdiri dari 12 soal dan set 2 terdiri dari 36 soal. Set 1 diberikan untuk latihan sehingga tidak diberikan nilai. Waktu pengetesan untuk set 1 adalah 5 menit sedangkan set 2 selama 25 menit. Tujuan dan manfaat dari tes PM ini adalah untuk mengetahui kecerdasan secara umum. Tes PM merupakan tes yang sifatnya culture fair walaupun tidak sepenuhnya bebas budaya sam seperti tes lainnya. Tes ini didalamnya tidak terdapat unsur bahasa sehingga tidak dipengaruhi oleh faktor bhasa dari subyek. Pengadministrasian dan skoringnya pun dapat dikatakan mudah.