Selain cocok untuk semua kalangan, totebag juga memiliki manfaat lain seperti
meminimalisir penggunaan sampah plastik. Totebag yang sedang diminati anak muda
membuat banyak orang gencar menjualnya secara online maupun offline, tetapi
banyak yang menjual dengan model yang mainstream dan bahan yang sama.
Walaupun sudah banyak yang menjual totebag itu sendiri, tetapi pengembangan model
dan tampilan masih susah ditemui maka dari itu kami akan membuat totebag dengan
menggunakan motif kearifan lokal Betawi.
Tampilan depan
Panjang 39,5 cm
Panjang 39,5 cm
Lebar 35,5 cm
Detail Komponen Desain
2.
3.
4.
5.
Pohon beringin sebagai salah satu lambing
Pancasila
6.
7.
8.
10.
Tampilan belakang
Panjang 39,5 cm
Lebar 35,5 cm
Pada bagian belakang totebag berisi teks tentang asal usul suku Betawi.
• Tote Bag Jakarta merupaka hasil produk dari kelompok 3 untuk proyek
pertama kami yang mengangkat tema kearifan lokal. Kelompok 3 diketuai oleh
Fastita Annisa Sutopo, dengan Alzarisqi Setiawan, Andhika Fahrezi, dan Gadis
Abbylia Soemodihardjo sebagai anggota
2. Ongol-Ongol Cokelat
Sebagai generasi muda kita tidak boleh menyepelekan kebudayaan yang kita
miliki. Salah satu hal yang dapat dilakukan agar rumah adat Betawi tetap eksis
adalah dengan mengkombinasikan gaya arsitektur rumah adat Betawi dengan
gaya arsitektur rumah modern. Maka dari itu kami mempromosikan rumah
modern minimalis dengan ciri khas Betawi yang didesain dan dikembangkan
supaya lebih kekinian dan tidak ketinggalan zaman karena bentuknya yang
sederhana namun elegan dan mempunyai keunikan sendiri.
Unsur-unsur khas rumah adat Betawi yang kami terapkan pada rumah modern minimalis
diantaranya adalah :
1. Pintu
Rata-rata rumah tradisional khas Betawi menggunakan dua daun pintu dan diberi ukiran.
Sedangkan pintu rumah modern saat ini lebih minimalis tanpa ada ukiran didalamnya.
2. Langkan
Pagar penghalang setinggi pinggang biasanya sebagai pembatas antara teras dan luar
rumah.
3. Atap Rumah
Rumah Kebaya mempunyai beberapa pasang atap. Apabila dililhat dari samping, atap
rumah akan terlihat berlipat-lipat seperti lipatan kebaya.
4. Teras
Biasanya dibuat cukup luas karena dirancang sebagai area menerima tamu dan menjadi
tempat bersantai keluarga. Akan tetapi rumah modern saat ini ruang keluarga
ditempatkan di dalam rumah.
5. Gigi Balang
Salah satu ciri khas tetap rumah Betawi adalah terdapat hiasan pada pinggir atap.
Biasanya menggunakan ornamen gigi balang yang sangat lekat dengan karakter
masyarakat Betawi.
6. Pemilihan Warna
Hal mendasar dalam desain rumah adat Betawi terkenal dengan warna-warninya dan
lebih didominasi dengan warna kuning dan hijau. Sedangkan rumah-rumah modern saat
ini pemilihan warnanya lebih minimalis cenderung memilih warna-warna seperti putih
dan abu-abu.
• Miniatur Rumah Adat Betawi merupakan hasil produk dari kelompok 6 untuk
proyek pertama kami yang mengangkat tema kearifan lokal. Kelompok 6
diketuai oleh Mohammad Kevin Alessandro Kurniawan, dengan Muhammad
Faris Naufal, Nur Tsabita Aqdami, dan Yazid Hibatullah Is,ad sebagai
anggotanya.
4. Miniatur Ondel-Ondel
Pada zaman dulu, ondel-ondel digunakan sebagai penolak bala dan penjaga kampung.
Biasanya ondel-ondel diarak saat ada wabah yang melanda kampung, selametan,
hajatan besar, atau sedekah bumi setelah panen raya.
Namun, belakangan ini kegunaan ondel-ondel sudah tidak sesuai fungsinya. Banyak
orang yang menggunakan ondel-ondel untuk kepentingan pribadi seperti mengamen di
jalanan. Saat ini ondel-ondel seperti sudah tidak lagi memiliki nilai sakral dalam
lingkup masyarakat. Kendati pun begitu, sebenarnya apa yang dilakukan para
pengamen jalanan juga dapat disebut sebagai melestarikan budaya, akan tetapi cara
yang mereka gunakan salah.
Oleh sebab itu, kami ingin mengenalkan kembali ondel-ondel sebagai warisan budaya
Betawi yang patut dilestarikan dengan menggunakan cara yang tepat. Karena kami
bangga memiliki ondel-ondel sebagai salah satu warisan budaya lokal Indonesia.
Seiring dengan kemajuan zaman, banyak media sudah tersedia untuk mendapatkan
informasi dengan mudah, maka harapan kami para pemuda akan lebih mudah
untuk mengakses majalah kami dan akan lebih mengenal banyak keindahan di
Indonesia melalui majalah digital kami. Kami juga berharap dengan mengemas
kebudayaan dalam bentuk majalah dapat meningkatkan minat literasi anak-anak
muda.
1. Sekretaris :
Keira Ayuni Taqiyya
Nashif Aditya Azis
Nur Tsabita Aqdami
2. Redaktur Teks :
Nasywa Azhar Ramadhan
Andhika Fahrezi
Muhammad Reza Juliansyah
3. Redaktur Desain :
Gadis Abbylia Soemodihardjo
Anip Sapitroh
Ayu Sumirat Putri Mustika
4. Redaktur Foto :
Flicka Hasna Hamida
Oriza Maharani
Tiara Nabasa Wahyuningtyas
5. Manajer Promosi :
Raihana Syadza
Rifda Alifah
Aulia Nur Islami Putri Olivia
6. Reporter :
Alya Putri
Deazhar Revangga
Fastita Annisa Sutopo
Fauziah Maiya Zahra
Razi Aditya Rahmanto
Shandyka Nanda Prasetya
Yazid Hibatullah Is,ad
7. Desainer Grafis:
Alzarisqi Setiawan
Farah Anindya Rahmah
Indira Danastri Hadisoerjo
Mohammad Kevin Alessandro Kurniawan
Muhammad Faris Naufal
Muhammad Ghassan Sheehan
Rifqi Apriansyah
8. Fotografer :
Aqil Rabbani Bintoro Adjie
Auliafera Amaliadewi
Destri Dea Safira
Dio Ramadhan
Rashya Nurrohman
Sindea Nur Lailawati
Yudha Putra Prawira
I.II Dekorasi Booth Pameran
Kegiatan mendekorasi booth dilakukan oleh seluruh bantuan anggota kelas untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Kerjasama dan banyak koordinasi dilakukan dalam
kegiatan dekorasi ini. Peran dari walikelas dan juga WOTK juga sangat besar dalam
mendukung kelancaran dari pameran ini. Berikut adalah dokumentasi dari kegiatan
dekorasi booth pameran kelas XC :
II. PELAKSANAAN KEGIATAN