Anda di halaman 1dari 6

Materi 1: Pengantar

 Selamat datang di Museum Batik Indonesia! Museum ini didedikasikan untuk menghormati
dan melestarikan salah satu warisan budaya Indonesia yang paling berharga, yaitu batik.
 Batik merupakan seni tekstil kuno yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan
masyarakat Indonesia selama berabad-abad.
 Melalui pameran dan informasi yang disajikan, Anda akan belajar tentang sejarah panjang
batik, proses pembuatannya, ragam motif, dan bagaimana batik terus hidup dan berkembang
hingga saat ini.

Materi 2: Sejarah Batik di Indonesia

 Batik sudah ada di Indonesia sejak zaman kuno, diperkirakan telah ada sejak abad ke-6 atau
bahkan sebelumnya.
 Batik pertama kali digunakan sebagai simbol status sosial dan tanda pengenal golongan
masyarakat pada era kerajaan. Contohnya, batik yang dikenakan oleh keluarga kerajaan
memiliki motif dan warna khusus.
 Selama masa penjajahan, batik mengalami evolusi lebih lanjut dan diakui secara internasional
sebagai seni tekstil yang indah dan berharga.
 Pada tahun 2009, UNESCO mengakui batik Indonesia sebagai "Warisan Budaya Tak Benda
Manusia untuk Warisan Lisan dan Nonbendawi" yang menjadi bukti kearifan lokal
masyarakat Indonesia dalam menghasilkan batik.

Materi 3: Proses Pembuatan Batik

 Batik adalah seni tekstil yang unik karena proses pewarnaannya dilakukan secara manual
menggunakan teknik canting atau cap.
 Proses awal dimulai dengan merencanakan motif yang akan diaplikasikan pada kain.
Kemudian, kain dicelupkan dalam larutan lilin atau malam.
 Bagian-bagian yang dilapisi dengan lilin akan tetap terlindungi dari pewarnaan, sementara
bagian lain akan menyerap warna pewarna.
 Setelah proses pewarnaan selesai, lilin dilelehkan dan batik dianggap selesai, siap untuk
digunakan sebagai pakaian, aksesoris, atau sebagai hiasan dinding.

Materi 4: Jenis-jenis Motif Batik

 Batik Indonesia memiliki beragam motif yang bervariasi dari satu daerah ke daerah lainnya.
 Beberapa motif batik yang terkenal termasuk Kawung, Parang, Mega Mendung, Truntum,
dan masih banyak lagi.
 Setiap motif memiliki makna dan simbolik yang terkait dengan budaya dan tradisi setempat,
termasuk harapan, kebahagiaan, kesuburan, dan lain-lain.

Materi 5: Batik dalam Budaya Indonesia

 Batik merupakan bagian integral dari budaya Indonesia. Tidak hanya sebagai pakaian atau
aksesoris, batik juga memiliki nilai filosofis dan spiritual yang mendalam.
 Dalam acara-acara khusus seperti pernikahan, pesta adat, dan upacara keagamaan, batik
sering menjadi pilihan utama untuk berbusana.
 Batik juga menjadi simbol identitas nasional dan kebanggaan Indonesia, digunakan dalam
acara-acara kenegaraan, dan sering dipamerkan di kancah internasional.

Materi 6: Masa Depan Batik Indonesia

 Meskipun batik telah ada selama berabad-abad, tantangan dalam menjaga keaslian dan
melestarikan warisan budaya tetap ada.
 Museum Batik Indonesia dan upaya melestarikan batik oleh komunitas lokal sangatlah
penting dalam menjaga tradisi ini tetap hidup dan dikenal oleh generasi mendatang.
 Para pengunjung dipersilakan untuk berkontribusi dengan cara mendukung industri batik,
membeli produk batik asli, dan menghargai seni tekstil Indonesia ini.

Penutup Terima kasih telah mengunjungi Museum Batik Indonesia. Semoga materi dan
informasi yang telah disajikan memberikan wawasan dan apresiasi lebih dalam tentang
keindahan, sejarah, dan pentingnya batik dalam budaya Indonesia. Mari kita bersama-sama
melestarikan dan menghargai kekayaan warisan budaya ini agar dapat terus dinikmati oleh
generasi mendatang.

Museum Batik Indonesia:


Destinasi Wisata Edukasi Baru
Pencinta Batik
Berita / 09/11/2022 / Oleh Admin SMP
Sobat SMP, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi baru saja melakukan peluncuran
awal Museum Batik Indonesia pada (12/11) lalu. Jadi pada kesempatan
kali ini, Direktorat SMP ingin mengajak Sobat SMP mengenal lebih jauh
Museum Batik Indonesia.
Museum Batik Indonesia merupakan museum khusus yang berlokasi di
Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Museum ini
didirikan sebagai wujud tindak lanjut atas penetapan Batik Indonesia
sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of
Humanity oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009.
Museum Batik Indonesia mulai dibangun pada tahun 2014 oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan selesai dibangun pada
tahun 2018. Saat ini pengelolaannya berada di bawah Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Secara arsitektural, bentuk denah bangunan Museum Batik Indonesia
menyerupai lipatan kain. Pada bagian depan bangunan museum dihias
dengan beberapa motif batik, salah satunya adalah motif Kawung.
Ruang pameran tetap Museum Batik Indonesia terbagi menjadi tujuh,
yaitu Ruang Sejarah Batik Nusantara, Ruang Khazanah Batik
Nusantara, Ruang Teknik Pembuatan Batik, Ruang Penggunaan Batik
secara Tradisional, Ruang Perkembangan Batik, Galeri Kemasyuran
dan Ruang Kesimpulan.
Beberapa koleksi batik yang dipamerkan di Museum Batik Indonesia
antara lain Batik Pagi-Sore Buketan, Batik Merak Ngibing, Batik
Lawasan: Abdurahman Cap Cent Kuda, Batik Lawasan Sumatera:
Kudung Ceplok, Batik Lawasan: Motif Ceplok Patola Putri Palembang,
Batik Lawasan: Pagi Sore Hokokai Djawa Baroe, dan masih banyak
lagi.

Profil
Museum Batik Indonesia merupakan museum khusus yang berlokasi di Taman Mini
Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Museum ini didirikan sebagai wujud tindak
lanjut atas penetapan Batik Indonesia sebagai Representative List of the Intangible
Cultural Heritage of Humanity oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009.
Masuknya batik ke dalam daftar tersebut membuat pemerintah merasa perlu untuk
mendirikan tempat pewarisan pengetahuan sekaligus budaya batik menjadi jati diri
dan identitas Bangsa Indonesia.

Museum Batik Indonesia mulai dibangun pada tahun 2014 oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan selesai dibangun pada tahun 2018. Saat ini
pengelolaannya berada di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi.

Secara arsitektural, bentuk denah bangunan Museum Batik Indonesia menyerupai


lipatan kain. Pada bagian depan bangunan museum dihias dengan beberapa motif
batik, salah satunya adalah motif Kawung.

Ruang pameran tetap Museum Batik Indonesia terbagi menjadi tujuh, yaitu Ruang
Sejarah Batik Nusantara, Ruang Khazanah Batik Nusantara, Ruang Teknik
Pembuatan Batik, Ruang Penggunaan Batik secara Tradisional, Ruang
Perkembangan Batik, Galeri Kemasyuran dan Ruang Kesimpulan
Visi dan Misi

Visi
Mewujudkan pelestarian warisan dan identitas budaya untuk kesejahteraan
masyarakat.

Misi

1. Menjadi pusat informasi Batik Indonesia.


2. Menjadi pusat pelestarian koleksi dan budaya Batik Indonesia.
3. Menjadi pusat penelitian mengenai sejarah, pengetahuan, dan budaya serta
lingkungannya.
4. Menjadi agen perubahan yang berkorelasi dengan daerah penghasil batik.
5. Menjadi pusat pengembangan desain dan seni motif batik untuk mendukung sektor
industri kreatif.
6. Menjadi media peragaan batik yang fashionable dari berbagai perancang dan rumah
mode yang berpengaruh di Indonesia maupun dunia internasional.

Ruang 1
Sejarah Batik Nusantara
Ruang pertama ini merupakan ruang pengenalan mengenai batik sebagai sebuah
karya adiluhung. Pada ruang ini dijelaskan mengenai awal mula pendirian Museum
Batik Indonesia, pengertian batik, dan sejarah batik di Nusantara. Pada ruangan ini
disajikan replika sertifikat penetapan Batik Indonesia sebagai Representative List of
the Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh UNESCO. Sejarah batik di
Indonesia ditunjukkan dengan keberadaan arca yang telah digambarkan
mengenakan kain bermotif sebagai representasi kehadiran motif batik di masa
Hindu-Buddha. Pada ruang pamer ini ditampilkan dua replika arca tersebut, yaitu
Arca Prajnaparamita dan Arca Durga Mahisasuramardini.

Ruang 2

Khazanah Batik Nusantara


Ruang kedua bertema khazanah Batik Nusantara yang memamerkan berbagai jenis
koleksi batik yang mewakili daerah-daerah penghasil batik dan perkembangan batik
yang berakulturasi dengan budaya asing. Pameran ini dimulai dengan
ditampilkannya kain tradisional yang tekniknya serupa dengan batik, yaitu kain Sarita
dan Ma’a dari Toraja, serta Simbut dari Banten. Selanjutnya dipamerkan kain batik
yang berasal dari enam wilayah awal perkembangan batik di Indonesia, yaitu
Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, Cirebon, Lasem, dan Madura. Selain itu,
ditampilkan batik dari berbagai daerah lain dan batik hasil akulturasi beberapa
budaya, yaitu Batik Basurek, Batik motif Kilin Menari, Batik Jawa Hokokai, dan Batik
Belanda.

Ruang 3

Teknik Pembuatan Batik


Ruang ketiga menampilkan teknik pembuatan batik. Sejalan dengan tujuan awal
pendirian Museum Batik Indonesia, di ruang ini menekankan bahwa batik yang
masuk ke dalam Warisan Budaya Takbenda adalah batik tulis dan batik cap yang
menggunakan perintang warna lilin malam panas dan alatnya berupa canting tulis
serta canting cap. Di ruang ini terdapat diorama seorang ibu sedang membuat batik
tulis dan seorang bapak sedang membuat batik cap. Ditampilkan pula informasi
terkait pewarna alam yang dipakai untuk pewarnaan batik.

Ruang 4

Penggunaan Batik Secara Tradisional


Ruang keempat menjelaskan tentang penggunaan batik secara tradisional. Pada
ruang ini dipamerkan jenis-jenis penggunaan batik yang ada pada masyarakat
seperti kain bawahan, dodot, kemben, ikat kepala, gendongan, dan selendang.

Ruang 5
Perkembangan Batik
Ruang kelima menjelaskan tentang perkembangan batik secara modern. Di ruang
ini, terdapat koleksi batik yang menunjukkan adanya perkembangan batik dari segi
motif seperti Batik Indonesia yang dibuat oleh Go Tik Swan, pewarnaan batik yang
tidak hanya terbatas pada warna dasar, dan bahan kain yang dipakai untuk batik.

Ruang 6

Galeri Kemasyhuran
Ruang keenam yaitu Galeri Kemasyhuran menampilkan beberapa tokoh penting
dalam lini masa batik di Indonesia. Di ruang ini terdapat panil yang menjelaskan
beberapa tokoh, seperti Raja dan Ratu Jawa, R.A. Kartini, Oey Soe Tjoen,
Soekarno, Go Tik Swan, Ibu Soed, Soeharto, Ali Sadikin, Iwan Tirta, dan Susilo
Bambang Yudhoyono. Selain itu, dipamerkan pula kain batik yang terkait dengan
tokoh tersebut.

Ruang 7

Kesimpulan
Ruang ketujuh merupakan ruang kesimpulan yang menjelaskan tentang batik
sebagai warisan nenek moyang dan akan terus lestari. Pada ruangan ini terdapat
koleksi busana Kampuhan yang merupakan replika busana pengantin yang
digunakan oleh Sinuhun Paku Buwono X dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas. Selain itu
terdapat koleksi kain batik yang menggambarkan batik dalam setiap kehidupan
manusia.

Anda mungkin juga menyukai