Anda di halaman 1dari 2

Komisaris PT Panin Investment Dituntut Tiga Tahun Penjara dalam Kasus Pajak

Nama: Ribka Septiani Natty

NIM : 2232092

1. Resource
 Judul : Komisaris PT Panin Investment Dituntut Tiga Tahun Penjara dalam Kasus Pajak
 Author : Agus Raharjo
 Tanggal : Rabu, 04 Januari 2023
 Link : https://news.republika.co.id/berita/rnybvc436/komisaris-pt-panin-investment-dituntut-
tiga-tahun-penjara-dalam-kasus-pajak

2. Isi Berita

Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menuntut Komisaris PT Panin Investment Veronika Lindawati
dengan hukuman tiga tahun penjara. Veronica dituntut bersalah menyuap sejumlah eks petinggi Ditjen
Pajak Kemenkeu guna pengurusan pajak Bank Panin. Hal tersebut terungkap dalam persidangan di
Pengadilan Negeri Tipikor Jakarta Pusat pada Rabu (4/1/2023). Selain hukuman penjara, Veronika turut
dituntut dengan hukuman denda. “Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Veronika Lindawati dengan
pidana penjara selama tiga tahun dan denda Rp 200 juta subsider 6 bulan kurungan,” kata Jaksa KPK
dalam persidangan tersebut.

Jaksa KPK meyakini Veronika terbukti bersalah melakukan korupsi. Sehingga Veronika dinilai pantas
dihukum sebagaimana tuntutan Jaksa KPK. “Menyatakan terdakwa Veronika Lindawati telah terbukti
secara sah dan menurut hukum bersalah melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana diatur dan
diancam dalam Pasal 5 ayat 1 huruf a UU Tipikor,” ujar Jaksa KPK. Dalam persidangan ini, Jaksa KPK juga
menyebutkan hal yang memberatkan terhadap tuntutan Veronika. Veronika dianggap merusak
kepercayaan masyarakat. “Perbuatan terdakwa Veronika Lindawati merusak kepercayaan masyarakat,”
ucap Jaksa KPK. Selain itu, Jaksa KPK memaparkan beberapa hal yang meringankan tuntutan Veronika.
“Mempunyai tanggungjawab keluarga, belum pernah dihukum, sopan dan menghargai persidangan,”
sebut Jaksa KPK. Mahfud MD: Koalisi Sipil tak Paham Soal Pelanggaran HAM Berat Sebelumnya, Veronica
didakwa menyuap sejumlah eks petinggi Ditjen Pajak Kemenkeu guna pengurusan pajak Bank Panin.
“Memberi atau menjanjikan sesuatu yaitu memberi uang yang keseluruhannya sebesar 500 ribu dolar
Singapura dari Rp 25 miliar yang dijanjikan kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara,” kata
jaksa penuntut umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (JPU KPK) Wawan Yunarwanto saat
membacakan surat dakwaan.

“Yang bertentangan dengan kewajibannya, yaitu bertentangan dengan kewajiban Angin Prayitno Aji,
Dadan Ramdani, Wawan Ridwan, Alfred Simanjuntak, Yulmanizar, dan Febrian,” ujar Wawan. Dalam
kasus ini, setelah menjabat sebagai Direktur Pemeriksaan dan Penagihan, Angin Prayitno Aji membuat
kebijakan untuk mendapatkan keuntungan dari pemeriksaan kepada wajib pajak. Kemudian, Angin
memberitahukan kepada para Supervisor Tim Pemeriksa Pajak agar saat melaporkan hasil pemeriksaan
sekaligus melaporkan fee untuk pejabat struktural (Direktur dan Kasubdit) serta untuk jatah Tim
Pemeriksa Pajak. Dimana pembagiannya adalah 50 persen untuk pejabat struktural yang terdiri atas
Direktur dan Kepala Sub Direktorat sedangkan 50 persen untuk jatah Tim Pemeriksa Pajak. Sebagai
tindak lanjut arahan Angin, Wawan Ridwan, Alfred Simanjuntak, Yulmanizar, dan Febrian membuat
Analisis Risiko wajib pajak atas perusahaan PT Bank PAN Indonesia, Tbk (PANIN) untuk tahun pajak 2016
dengan maksud mencari potensi pajak dari wajib pajak sekaligus mencari keuntungan pribadi. Dari
Analisis Risiko tersebut didapat potensi pajak atas wajib pajak Bank PANIN untuk tahun pajak 2016
sebesar Rp81.653.154.805,00. Kemudian Febrian dengan Yulmanizar melakukan pemeriksaan dan
diperoleh hasil temuan sementara berupa kurang bayar pajak sebesar Rp 926.263.445.392,00. Terdakwa
lalu mengetahui adanya temuan tim pemeriksa pajak berupa kurang bayar pajak tersebut. Selanjutnya,
terdakwa diminta menegosiasikan penurunan kewajiban pajak Bank PANIN.

“Terdakwa menemui Wawan Ridwan, Alfred Simanjuntak, Yulmanizar dan Febrian. Dalam pertemuan
tersebut, Terdakwa meminta agar kewajiban pajak Bank PANIN diangka sekitar Rp 300 miliar serta
menyampaikan bahwa Bank PANIN akan memberikan komitmen fee sebesar Rp 25 miliar,” ujar Wawan.
Namun setelah setelah Laporan Hasil Pemeriksaan terbit, Terdakwa belum merealisasikan komitmen fee
sebesar Rp 25 miliar. Terdakwa beralasan belum bisa merealisasikannya karena masih berada di luar
negeri. Belakangan, Terdakwa hanya menuntaskan komitmen fee 500 ribu dolar Singapura atau sekitar
Rp 5,5 miliar yang akhirnya diserahkan untuk Angin Prayitno Aji dan Dadan Ramdani. Akibat
perbuatannya, Veronika didakwa melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a subsider Pasal 13 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.

3. Ringkasan

Komisaris PT Panin Investment, Veronika Lindawati, dituntut tiga tahun penjara oleh Jaksa KPK dalam
kasus suap terhadap eks petinggi Ditjen Pajak Kemenkeu. Tuntutan juga mencakup denda sebesar Rp
200 juta. Jaksa meyakini Veronika bersalah dan merusak kepercayaan masyarakat. Dakwaan
menyebutkan suap tersebut ditujukan untuk mempengaruhi hasil penghitungan pajak Bank Panin tahun
2016. Veronika didakwa melanggar Pasal 5 UU Tipikor. Suap yang keseluruhannya sekitar Rp 25 miliar
diberikan kepada beberapa pejabat pajak. Akibat perbuatannya, Veronika dijerat dengan undang-undang
pemberantasan korupsi.

4. Pendapat

Tanggapan terhadap berita ini tidak baik. Veronika Lindawati, seorang komisaris PT Panin Investment,
telah dituntut tiga tahun penjara karena terbukti menyuap petinggi Ditjen Pajak Kemenkeu. Tindakan
korupsi ini merusak kepercayaan masyarakat dan menimbulkan dampak negatif terhadap integritas
sektor keuangan. Oleh karena itu, berita ini mencerminkan perilaku yang tidak patut dicontoh dan
menunjukkan perlunya penegakan hukum yang kuat untuk mencegah dan menghukum tindakan korupsi.

Anda mungkin juga menyukai