Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Papeda: Vol 3, No 2, Juli 2021

ISSN 2715 - 5110

Implikasi Teori Belajar Bruner dalam Model Pembelajaran


Kurikulum 2013

Sundari1 & Endang Fauziati2

Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia



E-mail: sundaridedy@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa teori belajar kognitif Bruner dari kajian studi pustaka yang
relevan dan mendeskripsikan implikasi teori belajar kognitif Bruner dalam model pembelajaran
kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan metode library research, teknik pengumpulan data studi
dokumen. Hasil dari penelitian studi pustaka menunjukkan bahwa: (1) Bruner menganggap manusia
sebagai pemikir, pemroses, dan pencipta informasi; (2) tiga proses kognitif yang berlangsung dalam
belajar yaitu: memperoleh informasi baru, transformasi pengetahuan, dan evaluasi; (3) supaya
pengetahuan dapat dengan mudah ditransformasikan perlu memperhatikan empat tema pendidikan
untuk perkembangan siswa yaitu; struktur pengetahuan, kesiapan, intuisi dan motivasi; (4) proses
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik melalui tiga tahapan perkembangan kognitif yaitu: enaktif,
ikonik, dan simbolik tetapi urutan tahapan berpikir atau perkembangan kognitif tersebut tidak
dikaitkan dengan usia siswa, Bruner lebih menekankan bagaimana siswa mengeksplorasi potensi yang
dimiliki; (5) Bruner mengembangkan model belajar penemuan atau discovery learning. Model
pembelajaran discovery learning yang dikembangkan Bruner dengan tiga tahapan perkembangan
kognitif siswa (enaktif, ikonik, dan simbolik) merupakan salah satu model pembelajaran yang
diterapkan dalam kurikulum 2013 di Indonesia.

Kata Kunci: Implikasi; Teori Buner; Model Pembelajaran; Kurikulum 2013

Abstract
This study aims to analyze Bruner's cognitive learning theory from relevant literature studies and describe the
implications of Bruner's cognitive learning theory in the 2013 curriculum learning model. This study uses
library research methods, document study data collection techniques. The results of the literature study show
that: (1) Bruner considers humans as thinkers, processors, and creators of information; (2) three cognitive
processes that take place in learning, namely: obtaining new information, transforming knowledge, and
evaluating; (3) so that knowledge can be easily transformed, it is necessary to pay attention to four themes of
education for student development, namely; knowledge structure, readiness, intuition and motivation; (4) the
learning process can be carried out well through three stages of cognitive development, namely: enactive,
iconic, and symbolic but the sequence of stages of thinking or cognitive development is not related to the age of
students, Bruner emphasizes how students explore their potential; (5) Bruner developed a discovery learning
model. The discovery learning model developed by Bruner with three stages of student cognitive development
(enactive, iconic, and symbolic) is one of the learning models applied in the 2013 curriculum in Indonesia.

Keywords: Implications; Buner's Theory; Learning Model; 2013 Curriculum

128
Sundari & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 128 - 136

PENDAHULUAN diterapkan pada suatu negara. Kurikulum


Pada era globalisasi seperti sekarang seharusnya memuat struktur pengetahuan
ini, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berisi ide, gagasan, konsep dasar, dan
berkembang dengan pesat, diiringi pula hubungan antar konsep yang dianggap
berkembangnya berbagai konsep dan penting, dan pembelajaran pada suatu
wawasan baru tentang sistem pembelajaran kurikulum akan berhasil jika diterapkan
di sekolah. Buto (2010) salah satu ciri dari model pembelajaran yang sesuai dengan
pembelajaran dalam nuansa pendidikan karakteristik dan perkembangan kognitif
modern, penyajiannya didasarkan pada teori Sebenarnya penelitian sebelumnya
belajar dari ahli atau pakar pendidikan. sudah banyak yang membahas tentang teori
Salah satu teori belajar yang digunakan belajar kognitif dan implikasinya dalam
dan dikembangkan dalam dunia pendidikan pembelajaran secara umum beserta tokoh-
adalah teori belajar kognitif. Sutarto (2017) tokohnya seperti: Jean Piaget Jean Piaget,
munculnya teori kognitif dilatarbelakangi Vygotsky, Bruner, Lewin, Ausebel, dan
adanya kritik terhadap teori behaviorisme Gagne (Anidar, 2017; Ekawati, 2019;
yang dianggap terlalu sederhana, proses Nugroho, 2015; Nurhadi, 2020; Picauly,
belajar hanya sebagai hubungan stimulus- 2016; Sutarto, 2017).
respon. Bagi para penganut aliran teori Perbedaan dengan penelitian
kognitivisme, proses belajar melibatkan sebelumnya, penelitian ini fokus pada satu
proses berfikir yang sangat kompleks tokoh teori belajar kognitif yaitu Bruner dan
melibatkan prinsip dasar psikologi, yaitu implikasinya pada model pembelajaran
belajar aktif melalui pengalaman pribadi dan kurikulum 2013. Berdasarkan latar belakang
interaksi sosial. tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
Dalam belajar kognitif, proses belajar menganalisa teori belajar kognitif menurut
dianggap lebih penting ketimbang hasil Bruner dari studi pustaka yang relevan dan
belajar dan kegiatan belajar tidak dapat mendeskripsikan implikasi teori belajar
dipisahkan dari kehidupan manusia. kognitif menurut Bruner dalam model
Widyaningrum (2011) menurut Bruner, pembelajaran kurikulum 2013.
belajar adalah suatu proses aktif yang
memungkinkan manusia menemukan sesuatu METODE PENELITIAN
yang baru di luar informasi yang sudah Jenis penelitian ini adalah penelitian
diberikan kepadanya. Pengetahuan perlu kualitatif menggunakan metode studi
dipelajari dengan tahap perkembangan kepustakaan. Sari & Asmendri (2020) studi
kognitif supaya pengetahuan yang diperoleh kepustakaan adalah kegiatan penelitian
dapat diinternalisasikan ke dalam pikiran dengan cara mengumpulkan data dan
atau struktur kognitif manusia yang informasi melalui material kepustakaan
mempelajarinya. yaitu: buku referensi, catatan, artikel, jurnal,
Teori belajar kognitif banyak dan hasil penelitian sebelumnya yang
dikembangkan para pakar atau ahli relevan yang berkaitan dengan masalah yang
pendidikan untuk mendesain pendekatan, akan dipecahkan.
strategi, model, dan metode pembelajaran. Teknik pengumpulan data pada
Teori yang dikembangkan para ahli tersebut penelitian ini dengan teknik studi dokumen
tentunya berpengaruh pada kurikulum yang atau dokumentasi. Menurut Mirzaqon, T &

129
Sundari & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 128 - 136

Purwoko (2017) teknik pengumpulan data besar pada proses pembelajaran (Anidar,
penelitian kepustakaan dapat dilakukan 2017).
dengan dokumentasi, yaitu suatu teknik Bruner seorang tokoh ahli psikologi
pengumpulan data dengan cara mencari data belajar kognitif dan tokoh perkembangan
dari buku, artikel, jurnal, catatan, makalah kognitif banyak melakukan penelitian
dan sebagainya yang relevan. Instrumen tentang persepsi manusia, berfikir, belajar,
penelitian diantaranya: format, catatan dan motivasi. Menurut Bruner manusia
penelitian daftar chelist klasifikasi dari sebagai pemikir, pemroses, dan pencipta
bahan penelitian, dan skema penulisan. informasi. Oleh karena itu, Bruner
Dalam penelitian ini sumber data memusatkan perhatian pada sesuatu yang
primer berasal dari data yang terkait dilakukan manusia sesuai dengan informasi
langsung dengan tema yang dibahas, sumber yang diterimanya untuk mencapai suatu
data berasal dari kajian jurnal yang sesuai pemahaman yang bermakna. (Arias Gallegos,
dengan tema yang diteliti. Sari & Asmendri 2016; Buto, 2010).
(2020) sumber data primer langsung terkait Pandangan Bruner tentang belajar
dengan tema penelitian, data sekunder sebagai proses perkembangan kognitif
berupa data pendukung dari berbagai kajian didasarkan pada dua asumsi yaitu: perolehan
jurnal yang sesuai dengan tema. pengetahuan adalah proses interaktif
Data yang sudah dikumpulkan seseorang dengan lingkungannya secara aktif
kemudian dianalisa menggunakan model akan terjadi perubahan terjadi pada diri
Miles dan Huberman. Sugiyono (2017) seseorang dan lingkungannya, dan seseorang
menurut Milles dan Hubberman analisa data mengkonstruksikan pengetahuan yang
dilakukan secara terus menerus sampai dimiliki dengan menghubungkan informasi
tuntas dengan cara mengumpulkan data, baru dan informasi yang diperoleh
reduksi data, penyajian data, dan sebelumnya menjadi suatu struktur
kesimpulan. pengetahuan yang makna (Picauly, 2016).
Menurut Bruner, pada dasarnya belajar
HASIL DAN PEMBAHASAN merupakan proses perkembangan kognitif
Teori Belajar Kognitif Bruner yang terjadi dalam diri seseorang. Ada tiga
Bruner memiliki nama lengkap Jerome proses kognitif yang berlangsung dalam
Seymour Bruner seorang ahli psikologi yang belajar, yaitu: proses pemerolehan informasi
mempunyai kontribusi besar dalam teori baru, proses transformasi informasi, proses
belajar kognitif yang merupakan peralihan mengevaluasi atau menguji relevansi dan
dari teori behaviorisme. Pada tanggal 1 ketepatan pengetahuan (Anidar, 2017;
Oktober 1915 Bruner lahir di New York Picauly, 2016; Sutarto, 2017). Pemerolehan
Amerika. Pada tahun 1939 mendapat gelar informasi baru dilakukan melalui kegiatan
MA dan 1941 mendapat gelar Ph.D di membaca buku atau sumber lainnya yang
Harvard University (Arias Gallegos, 2016). sesuai, mendengarkan penjelasan guru,
A Study in Thinking adalah karya Bruner melihat audiovisual, dan sebagainya.
dalam mengawali kognitivisme (Nugroho, Transformasi informasi yaitu tahap
2015). Bruner sebagai salah satu tokoh utama memahami, mencerna, dan menganalisis
dalam revolusi kognitivisme dan pengetahuan baru serta mentransformasikan
eksistensinya bidang pendidikan berpengaruh dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat

130
Sundari & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 128 - 136

untuk hal-hal yang lain. Mengevaluasi atau Ekawati, 2019; Ervayani et al., 2016; Lestari,
menguji relevansi dan ketepatan dilakukan 2014; Nugroho, 2015; Nurhadi, 2020;
untuk mengetahui benar tidaknya hasil Pahliwandari, 2016; Picauly, 2016; Sutarto,
tranformasi, evaluasi kemudian dinilai 2017; Widyaningrum, 2011).
sehingga nantinya dapat diketahui apakah Enaktif yaitu tahap perkembangan
pengetahuan yang diperoleh dapat siswa memperoleh pengetahuan dengan
dimanfaatkan dan ditransformasikan untuk melakukan pengamatan langsung terhadap
memahami gejala-gejala lain. fakta atau realita yang terjadi di lingkungan
Menurut Bruner, supaya pengetahuan sekitar. Siswa dapat langsung mengamati
mudah ditransformasikan oleh siswa, perlu benda konkrit pada situasi nyata, memegang,
memperhatikan empat tema pendidikan dan menggerakkannya.
untuk perkembangan kognitif, yaitu: (1) Ikonik yaitu tahap perkembangan siswa
struktur pengetahuan, dipandang penting memperoleh pengetahuan tidak secara
bagi siswa untuk melihat keterhubungan langsung melalui benda konkrit atau situasi
fakta dengan informasi yang diterima; (2) nyata pada lingkungan sekitar, melainkan
kesiapan, untuk belajar diperlukan melalui visualisasi verbal dan gambar-
penguasaan keterampilan yang lebih tinggi gambar. Siswa belajar melalui bentuk
lagi; (3) nilai intuisi, yaitu teknik intelektual perumpamaan atau perbandingan.
untuk sampai pada formulasi tentatif tanpa Simbolik yaitu tahapan perkembangan
menganalisis untuk mengetahui apakah siswa memperoleh pengetahuan melalui
formulasi tentatif merupakan kesimpulan symbol bahasa, matematika, logika, dan
yang benar; (4) dan motivasi, yaitu keadaan sebagainya. Siswa mampu menyampaikan
pada diri seseorang yang dapat ide gagasan dalam bentuk abstrak yang
mendorongnya melakukan sesuatu untuk dipengaruji tingkat perkembangannya.
mencapai tujuan (Buto, 2010; Sutarto, 2017). Tiga tahapan perkembangan kognitif
Dalam proses pembelajaran, struktur enaktif, ikonik, dan simbolik harus
pengetahuan perlu memperhatikan terintegrasi dan tidak dapat dijelaskan
karakteristik dan perkembangan kognitif sebagai tahapan yang terpisah, bahkan
siswa, kesiapan belajar dipengaruhi oleh sampai pembelajar dewasa akan lebih
pengalaman siswa dan kematangan produktif saat memperoleh informasi baru
psikologi. Cara belajar yang baik adalah dengan mengikuti tiga tahapan secara
melalui proses intuisi yaitu memahami progresif mulai dari tahap enaktif ke ikonik
hubungan, arti, dan konsep, kemudian kemudian simbolik.
menarik kesimpulan dengan cara diberikan Pada prinsipnya teori kognitif Bruner
motivasi sesuai dengan perkembangannya. adalah pengembangan dari teori kognitif Jean
Menurut Bruner, proses belajar dapat Piaget dan Bruner lebih menekankan
terlaksana dengan baik jika pengetahuan bagaimana individu mengeksplorasi potensi
dipelajari melalui tiga tahapan perkembangan yang ada pada dirinya. Dari situlah terlahir
kognitif siswa yaitu: enaktif (berbasis teori belajar penemuan atau discovery
tindakan dan benda konkrit), ikonik (berbasis learning dimana siswa secara aktif mencari
gambaran atau visualisasi), dan simbolik pemecahan masalah melalui tiga tahapan
(berbasis simbol abstrak, bahasa, perkembangan kognitif yang terintegrasi,
matematika, dan logika) (Buto, 2010; kemudian menghasilkan pengetahuan baru

131
Sundari & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 128 - 136

yang benar-benar bermakna. Hal tersebut terlaksana dengan baik jika melalui tiga
sejalan dengan. Buto (2010) menurut Bruner, tahapan perkembangan kognitif yaitu:
teori belajar penemuan (discovery learning) enaktif, ikonik, dan simbolik tetapi urutan
adalah proses dimana siswa dapat memahami tahapan perkembangan kognitif tersebut
makna, konsep, dan hubungan melalui proses tidak dikaitkan dengan usia siswa. Bruner
intuisi, sampai pada akhirnya dapat lebih menekankan bagaimana siswa
menemukan suatu kesimpulan yang mengeksplorasi potensi yang dimiliki sesuai
disesuikan dengan perkembangan kognitif tingkat perkembangan kognitif dan proses
siswa. Ekawati (2019) Bruner menyarankan belajar lebih diutamakan daripada hasil
hendaknya siswa diberikan kesempatan yang belajar, oleh karena itu Bruner
luas untuk menjadi seorang scientist, mengembangkan model belajar penemuan
problem solver, historia atau ahli atau discovery learning.
matematika, menemukan konsep dan arti Implikasi Teori Belajar Kognitif Bruner
kemudian menjabarkannya dalam bahasa dalam Model Pembelajaran Kurikulum
yang siswa pahami. 2013
Bruner menjelaskan peran guru dalam Menurut Bruner ada tiga proses
belajar penemuan diantaranya: (1) guru kognitif yang berlangsung dalam proses
sebagai fasilitator dan tidak begitu belajar, yaitu: pemerolehan informasi,
mengendalikan proses pembelajaran; (2) transformasi informasi, dan mengevaluasi
guru harus pandai menstimulasi atau (menguji relevansi dan ketepatan). Hal
memunculkan masalah, siswa memecahkan tersebut sesuai dengan Ariyana, dkk (2019)
sendiri solusinya; (3) dan membimbing dan menurut Permendikbud Nomor 12 tahun
memotivasi siswa untuk menemukan konsep, 2016 tentang Standar Proses, proses
menemukan hubungan antar bagian struktur pembelajaran kurikulum 2013 dipadankan
materi dan membuat kesimpulan. dengan proses ilmiah dengan metode ilmiah
Kesimpulan dari hasil studi pustaka yang merujuk pada teknik-teknik investigasi
yang relevan, seperti pada penjabaran di atas fenomena atau gejala, mendapat pengetahuan
dapat disimpulkan bahwa Bruner merupakan baru, mengoreksi, dan memadukan
tokoh ahli psikologi perkembangan dan ahli pengetahuan sebelumnya.
psikologi belajar kognitif. Bruner Menurut Bruner pembelajaran adalah
menganggap manusia sebagai pemikir, kegiatan dimana siswa belajar terlibat aktif
pemroses, dan pencipta informasi. Menurut dengan prinsip-prinsip dan konsep-konsep
Bruner, pada dasarnya belajar merupakan dalam pemecahan masalah dan guru
proses perkembangan kognitif yang terjadi bertindak sebagai motivator, yaitu
dalam diri seseorang dan ada tiga proses memotivasi siswa memperoleh pengalaman
kognitif yang berlangsung dalam belajar yang memungkinkan siswa menemukan dan
yaitu: memperoleh informasi baru, memecahkan masalah sesuai dengan tingkat
transformasi pengetahuan, dan evaluasi. perkembangannya.
Supaya pengetahuan dapat dengan mudah Bruner lebih peduli terhadap proses
ditransformasikan perlu memperhatikan pembelajaran dari pada hasil belajar. menurut
yaitu; struktur pengetahuan, kesiapan, intuisi Bruner metode atau model belajar adalah
dan motivasi. salah satu faktor penentu keberhasilan dalam
Menurut Bruner, proses belajar dapat proses pembelajaran dibandingkan hanya

132
Sundari & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 128 - 136

dengan pemerolehan pengetahuan khusus sebanyak-banyaknya yang relevan dengan


dari guru. Model pembelajaran yang masalah untuk membuktikan benar tidaknya
dimaksud adalah model belajar penemuan hipotesa yang sudah dibuat. Data Processing
atau sering disebut dengan discovery (pengolahan data) yaitu siswa mengolah data
learning. Sutarto (2017) discovery learning yang sudah diperoleh kemudian data tersebut
atau belajar penemuan adalah model ditafsirkan dengan bimbingan guru.
pembelajaran yang dikembangkan Bruner Verification (pembuktian) yaitu siswa
berdasarkan pada pandangan perkembangan diberikan kesempatan membuktikan benar
kognitif tentang pembelajaran dan prinsip tidaknya hipotesis awal dengan pemeriksaan
konstruktivisme. secara cermat, menemukan konsep, dan
Discovery learning mempunyai prinsip dihubungkan dengan hasil pengolahan data.
yang sama dengan inquiry. Kemdikbud Generalization (generalisasi) yaitu siswa
(2014) tidak ada perbedaan yang prinsip menarik kesimpulan untuk dijadikan prinsip
antara discovery learning dengan inquiry, umum yang berlaku untuk semua masalah
yang membedakan, untuk discovery masalah yang sama atau kejadian dengan
yang dihadapkan kepada siswa merupakan memperhatikan hasil verifikasi
semacam masalah yang direkayasa guru, Proses pembelajaran akan berhasil
sedangkan pada inquiry masalahnya bukan dengan baik dan kreatif jika didukung
hasil rekayasa, siswa harus mengerahkan manipulasi bahan pembelajaran yang sesuai
pikiran dan ketrampilannya untuk dengan tingkat perkembangan kognitif siswa,
menemukan sesuatu yang baru dari masalah sehingga dapat memfasilitasi kemampuan
melalui penelitian. siswa untuk berfikir atau mempresentasikan
Tahapan model pembelajaran apa yang mereka pahami sesuai dengan
discovery learning menurut Bruner antara tingkat perkembangannya. Buto (2010)
lain: stimulation (pemberian rangsangan atau menurut Bruner perkembangan kognitif
stimulus), problem statement (identifikasi siswa terjadi melalui tiga tahapan yang
masalah atau pernyataan), data collection ditentukan dengan caranya memahami
(pengumpulan data), data processing lingkungan yaitu tahap enaktif, ikonik, dan
(pengolahan data), verification (pembuktian), simbolik.
dan generalization (menarik kesimpulan atau Teori belajar penemuan atau discovery
generalisasi) (Ariyana et al., 2019). learning dengan tiga tahap perkembangan
Stimulation (pemberian rangsangan) kognitif (enaktif, ikonik, dan simbolik) yang
yaitu siswa diberikan pertanyaan oleh guru dikembangkan oleh Bruner dapat
dengan tujuan merangsang siswa untuk memberikan masukan yang sangat besar bagi
berfikir kritis. Problem Statement perkembangan pendidikan di Indonesia
(mengidentifikasi masalah) yaitu siswa terutama pada model pembelajaran yang
diberikan kesempatan mengidentifikasi diterapkan pada kurikulum 2013 di
masalah yang relevan dengan bahan Indonesia. Ariyana et al., (2019) menurut
pembelajaran kemudian memilih dan Permendikbud Nomor 12 tahun 2016 tentang
merumuskan dalam bentuk hipotesa atau Standar Proses, implementasi kurikulum
jawaban sementara. Data collection 2013 di Indonesia menggunakan tiga model
(pengumpulan data) yaitu siswa diberikan pembelajaran dengan metode ilmiah yaitu:
kesempatan untuk mengumpulkan informasi model pembelajaran berbasis masalah

133
Sundari & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 128 - 136

(Problem Based Learning), model belajar tetap dibimbing oleh guru.


pembelajaran penemuan (Inquiry atau Bruner menyadari bahwa penerapan
Discovery Learning), dan model belajar penemuan yang murni memerlukan
pembelajaran berbasis proyek (Project Based waktu yang cukup lama. Karena itu, dalam
Learning ). bukunya the relevance of education (1971)
Peran guru dalam mengaplikasikan Bruner menyarankan agar metode belajar
model belajar penemuan atau discovery penemuan hanya diterapkan sampai batas
learning diantaranya: (1) guru sebagai tertentu, dengan mengarahkan pada struktur
fasilitator dan tidak begitu mengendalikan bidang studi (Buto, 2010). Guru harus pandai
proses pembelajaran, (2) guru harus pandai melakukan identifikasi muatan pelajaran atau
menstimulasi atau memunculkan masalah bidang studi yang bisa diterapkan dengan
untuk dipecahkan siswa (3) membimbing dan model pembelajaran discovery learning
memotivasi siswa untuk menemukan konsep, dengan tiga tahap perkembangan kognitif.
menemukan hubungan antar bagian struktur Kesimpulan dari pembahasan tentang
materi dan membuat kesimpulan. implikasi teori belajar kognitif Bruner di atas
Kelebihan belajar penemuan atau dapat disimpulkan bahwa model belajar
discovery learning menurut Bruner antara penemuan atau discovery learning yang
lain: kemampuan intelektual ada nilai dikembangkan Bruner dengan tiga tahapan
tambah, kemampuan intrinsik lebih perkembangan kognitif siswa (enaktif,
ditekankan daripada ekstrinsik, anak belajar ikonik, dan simbolik) merupakan salah satu
menemukan pengetahuannya sendiri, dan model pembelajaran yang dapat diterapkan
memungkinkan lebih lama mengingat dalam kurikulum 2013.
informasi yang diperoleh (Buto, 2010;
Ekawati, 2019). Menurut Bruner KESIMPULAN
pengetahuan yang didapatkan dari belajar Hasil dari penelitian studi pustaka
penemuan mempunyai efek transfer yang dapat disimpulkan bahwa: (1) Bruner
lebih baik dan akan bertahan lama pada diri menganggap manusia sebagai pemikir,
siswa. Dengan belajar penemuan akan pemroses, dan pencipta informasi; (2) tiga
meningkatkan kemampuan berfikir kritis, proses kognitif yang berlangsung dalam
bernalar, dan melatih ketrampilan kognitif belajar yaitu: memperoleh informasi baru,
untuk menemukan pemecahan masalah. transformasi pengetahuan, dan evaluasi; (3)
Pembelajaran akan lebih bermakna bagi supaya pengetahuan dapat dengan mudah
siswa jika mereka memusatkan perhatiannya ditransformasikan perlu memperhatikan
dan berperan aktif dengan mengidentifikasi empat tema pendidikan untuk perkembangan
sendiri konsep kunci dalam memahami siswa yaitu; struktur pengetahuan, kesiapan,
struktur pengetahuan yang dipelajari. intuisi dan motivasi; (4) proses pembelajaran
Penemuan yang dimaksud dalam dapat terlaksana dengan baik melalui tiga
discovery learning bukan penemuan yang tahapan perkembangan kognitif yaitu:
murni, karena konsep, arti, dan hubungan enaktif, ikonik, dan simbolik tetapi urutan
yang ditemukan siswa sebenarnya sudah tahapan berpikir atau perkembangan kognitif
ditemukan oranglain. Penemuan yang tersebut tidak dikaitkan dengan usia siswa,
dimaksud penemuan konsep bagi siswa yang Bruner lebih menekankan bagaimana siswa
mungkin hanya sebagian saja karena dalam mengeksplorasi potensi yang dimiliki; (5)

134
Sundari & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 128 - 136

Bruner mengembangkan model belajar Muhammadiyah 9 Surabaya. MUST:


penemuan atau discovery learning. Journal of Mathematics Education,
Model belajar penemuan atau Science and Technology, 1(1), 113–
discovery learning yang dikembangkan 124.
Bruner dengan tiga tahapan perkembangan https://doi.org/10.30651/must.v1i1.102
kognitif siswa (enaktif, ikonik, dan simbolik) Kemdikbud. (2014). Materi Pelatihan Guru
merupakan salah satu model pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Badan
ilmiah yang diterapkan dalam kurikulum Pengembangan Sumber Daya Manusia
2013 di Indonesia. Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan.
DAFTAR RUJUKAN Lestari, D. (2014). Penerapan Teori Bruner
Anidar, J. (2017). Teori Belajar Menurut Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Aliran Kognitif serta Implikasinya Siswa Pada Pembelajaran Simetri
Dalam Pembelajaran. Jurnal Al-Taujih: Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur
Bingkai Bimbingan Dan Konseling Jaya Kabupaten Mamuju Utara. 3(2),
Islami, 3(2), 8–16. 129–141.
Arias Gallegos, W. L. (2016). In Memoriam http://library1.nida.ac.th/termpaper6/sd
Jerome Bruner (1915-2016). /2554/19755.pdf
Propósitos y Representaciones, 4(2), Mirzaqon, T, A., & Purwoko, B. (2017).
2–5. Studi Kepustakaan Mengenai Landasan
https://doi.org/10.20511/pyr2016.v4n2. Teori dan Praktik Konseling
127 Expressive Writing. Jurnal BK Unesa,
Ariyana, Y., Pudjiastuti, A., Bestary, R., & 8(1).
Zamrony. (2019). Buku Pegangan Nugroho, P. (2015). Pandangan Kognitifisme
Pembelajaran Berorientasi Pada dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Pendidikan Agama Islam Anak Usia
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Dini. Antimicrobial Agents and
Kependidikan Kemdikbud. Chemotherapy, 3(2), 45–52.
Buto, Z. A. (2010). Implikasi Teori https://doi.org/10.1017/CBO97811074
Pembelajaran Jerome Bruner Dalam 15324.004
Nuansa Pendidikan Modern. Millah, Nurhadi. (2020). Teori Kognitivisme Serta
ed(khus), 55–69. Aplikasinya Dalam Pembelajaran.
https://doi.org/10.20885/millah.ed.khus EDISI : Jurnal Edukasi Dan Sains,
.art3 2(1), 13–10.
Ekawati, M. (2019). Teori Belajar Menurut https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/e
Aliran Psikologi Kognitif Serta disi
Implikasinya Dalam Proses Belajar dan Pahliwandari, R. (2016). Penerapan Teori
Pembelajaran. Seminar Nasional: Pembelajaran Kognitif dalam
Jambore Konseling 3, 7 (4) Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan
Ervayani, Holisin, I., & Shoffa, S. (2016). Kesehatan. Jurnal Pendidikan, 5(2),
Penerapan Teori Belajar Bruner dengan 154–164.
Pendekatan Pendidikan Matematika Picauly, V. E. (2016). Pandangan Jean Piaget
Realistik di Kelas III SD dan Jerome Bruner tentang Pendidikan.

135
Sundari & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 128 - 136

Jurnal Pendidikan “Jendela Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.


Pengetahuan,” 9(April), 35–47. Alfabeta.
Sari, M., & Asmendri. (2020). Penelitian Sutarto. (2017). Teori Kognatif 5. Islamic
Kepustakaan (Library Research) dalam Counselling, 1(02), 1–26.
Penelitian Pendidikan IPA. Penelitian Widyaningrum, R. (2011). Tahapan J. Bruner
Kepustakaan (Library Research) Dalam Pembelajaran Matematika Pada
Dalam Penelitian Pendidikan IPA, Penjumlahan Dan Pengurangan
Bilangan Bulat Di Sekolah Dasar
6(1), 41–53.
(Sd/Mi). Jurnal Cendekia, 9, 68–69.
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index. http://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.p
php/naturalscience/article/view/1555/1 hp/cendekia/article/view/865
159
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian

136

Anda mungkin juga menyukai