Anda di halaman 1dari 3

Pandangan konstruktivistik dalam C.

Asri Budiningsih (2005: 64), menguraikan bahwa belajar


merupakan usaha pemberian makna oleh peserta didik kepada pengalamannya melalui asimilasi dan
akomodasi yang menuju kepada tujuan tersebut. Model pembelajaran konstruktivistik menjadikan
peserta didik sebagai aktor dalam pembelajaran (student centered). Tjipto Sumadi dalam diskusi
yang digelar di Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (www.republika.co.id, 14
Maret 2014) mengatakan, Kurikulum 2013 sesungguhnya berbasis pada kurikulum konstruktivisme,
yang artinya membangun jiwa anak. Konstruktivisme berarti siswa diajak untuk turut serta dalam
pembelajaran itu sendiri. Murid memegang alat, guru mengarahkan. Contoh pembelajaran dalam
Kurikulum 2013 menurut Tjipto, yaitu; Contoh pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 yang cukup
baik sudah dilakukan di sekolah di Kalimantan. Pada pembelajaran tentang bendabenda penghantar
panas yang baik, siswa diminta untuk mengumpulkan berbagai macam benda, mulai dari ranting
pohon, sedotan plastik, kertas, dan lain-lain. Siswa mencoba sendiri apakah benda-benda itu
menjadi penghantar panas yang baik ketika ujung benda didekatkan ke sumber panas. Siswa yang
melakukan, bukan diberi tahu oleh gurunya.

Proses belajar dari pandangan konstruktivistik dan dari aspek-aspek penelitian, peran guru, sarana
belajar, dan evaluasi pembelajaran Menurut C. Asri Budiningsih (2008: 58), yaitu:

a. Proses Pembelajaran Konstuktivistik.


Secara konseptual, proses belajar sebagai pemberian makna oleh siswa kepada
pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara besar struktur
kognitif. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya melalui interaksi dalam
jaringan sosial, yang terbentuk baik dalam budaya kelas maupun di luar kelas.
b. Peran Siswa.
Menurut pandangan ini belajar merupakan proses pembentukan pengetahuan dengan
secara aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, penyusunan konsep, dan memberi makna
pada hal-hal yang sedang dipelajari. Siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan
awal sebelum mempelajari sesuatu. Kendali belajar ada pada siswa.
c. Peran Guru.
Dalam pendekatan ini peran guru atau pendidik membantu siswa untuk membentuk
pengetahuannya sendiri. Guru mampu memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa
dalam belajar.
d. Sarana Belajar.
Sarana belajar seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan
untuk membantu pembentukan konstruksi pengetahuan siswa. Siswa diberi kebebasan
untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu yang dihapainya.
e. Evaluasi Belajar.
Bentuk-bentuk evaluasi yang sesuai dengan teori konstruktivistik dapat diarahkan pada
tugas-tugas autentik, mengkonstruksi pengetahuan yang menggambarkan proses berpikir
yang lebih tinggi. Hasil belajar lebih tepat dinilai dengan metode evaluasi goal-free

Prosedur Pelaksanaan Model Pembelajaran Konstruktivistik dalam Kurikulum 2013 Implementasi


Kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan metode saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan.
Kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam
mencari tahu dari berbagai sumber bukan hanya diberi tahu. Metode saintifik dalam Kurikulum 2013
masuk dalam rumpun model pembelajaran konstruktivistik. Menurut M. Hosnan (2014: 35), metode
saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar, yaitu teori Bruner, Teori Piaget, dan teori Vygotsky.

Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Menurut M. Hosnan (2014: 35), ada empat
hal pokok berkaitan dengan teori Bruner (dalam Carlin & Sund, 1975), yaitu; “Pertama, individu
hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan
melakukan proses-proses kognitif dalam penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan
intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang
dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk
melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi
ingatan.”
Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema.
Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara
intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnnya. Proses terbentuknya adaptasi
ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi. Dalam pembelajaran diperlukan
adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi.
Vygotsky dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik menangani
tugas atau belajar namun masih dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of
proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan
sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya
yang lebih mampu.
Dari ketiga teori tersebut menunjukan bahwa prosedur pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013
dengan metode saintifik merupakan model pembelajaran konstruktivistik
M. Hosnan (2014: 39) menguraikan bahwa aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan dalam
Kurikulum 2013 meliputi:
a. Kegiatan Pendahuluan
Pembelajaran Dalam kegiatan pendahuluan, ada yang harus diperhatikan oleh pendidik yaitu
dengan menyiapkan peserta didik secara psikis, fisik, dan mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan diperlajari, menjelaskan tujuan pembelajaran serta menyampaikan
cakupan materi kegiatan sesuai dengan silabus.
b. Kegiatan Inti
Pembelajaran Pelaksanaan kegiatan ini merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.
1. Mengamati (Observing)
2. Menanya (Questioning)
3. Mencoba (Experimenting)
4. Menalar (Associating)
5. Mengkomunikasikan (Networking)
c. Kegiatan Penutup
Pembelajaran Kegiatan penutup pembelajaran merupakan proses di mana peserta didik
membuat rangkuman, kesimpulan, penilaian dan melakukan refleksi kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten serta merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran program pengayaan bersama pendidik. Selain itu pendidik juga memberikan
umpanbalik terhadap proses dan hasil pembelajaran serta menyampaikan rencana
pembelajaran pertemuan berikutnya

Anda mungkin juga menyukai