Sudut Pandang Konstruktivisme Dalam Pembelajaran K13
Sudut Pandang Konstruktivisme Dalam Pembelajaran K13
Proses belajar dari pandangan konstruktivistik dan dari aspek-aspek penelitian, peran guru, sarana
belajar, dan evaluasi pembelajaran Menurut C. Asri Budiningsih (2008: 58), yaitu:
Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Menurut M. Hosnan (2014: 35), ada empat
hal pokok berkaitan dengan teori Bruner (dalam Carlin & Sund, 1975), yaitu; “Pertama, individu
hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan
melakukan proses-proses kognitif dalam penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan
intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang
dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk
melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi
ingatan.”
Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema.
Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara
intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnnya. Proses terbentuknya adaptasi
ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi. Dalam pembelajaran diperlukan
adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi.
Vygotsky dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik menangani
tugas atau belajar namun masih dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of
proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan
sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya
yang lebih mampu.
Dari ketiga teori tersebut menunjukan bahwa prosedur pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013
dengan metode saintifik merupakan model pembelajaran konstruktivistik
M. Hosnan (2014: 39) menguraikan bahwa aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan dalam
Kurikulum 2013 meliputi:
a. Kegiatan Pendahuluan
Pembelajaran Dalam kegiatan pendahuluan, ada yang harus diperhatikan oleh pendidik yaitu
dengan menyiapkan peserta didik secara psikis, fisik, dan mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan diperlajari, menjelaskan tujuan pembelajaran serta menyampaikan
cakupan materi kegiatan sesuai dengan silabus.
b. Kegiatan Inti
Pembelajaran Pelaksanaan kegiatan ini merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.
1. Mengamati (Observing)
2. Menanya (Questioning)
3. Mencoba (Experimenting)
4. Menalar (Associating)
5. Mengkomunikasikan (Networking)
c. Kegiatan Penutup
Pembelajaran Kegiatan penutup pembelajaran merupakan proses di mana peserta didik
membuat rangkuman, kesimpulan, penilaian dan melakukan refleksi kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten serta merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran program pengayaan bersama pendidik. Selain itu pendidik juga memberikan
umpanbalik terhadap proses dan hasil pembelajaran serta menyampaikan rencana
pembelajaran pertemuan berikutnya