Makalah Tanaman Bangunan Dan Non Bangunan - Rafki Abdi Septiadi - T202310263
Makalah Tanaman Bangunan Dan Non Bangunan - Rafki Abdi Septiadi - T202310263
Dosen Pengampu :
Dr. Elis Tambaru,
M.Si
Departemen Biologi
Fakultas Matemaika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Hasanuddin
Makassar
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izinNya Saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Potensi dan Pemanfaatan Tumbuhan
Sebagai Bahan Bangunan dan Non Bangunan” yang merupakan salah satu pokok bahasan
dalam mata kuliah Etno Ekonomi Tumbuhan. Semoga dengan adanya makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan bisa mengaplikasikannya.
Saya menyadari dalam penulisan makalah ini, masih banyak kekurangan maupun
kesalahan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang
sifatnya membangun.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini, terutama pada dosen pengampu mata kuliah ini.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui potensi dan manfaat dari tumbuhan sebagai bangunan dan non
bangunan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan bangunan dan
non bangunan.
3. Untuk mengetahui peranan tumbuhan sebagai bahan bangunan dan non bangunan
dalam adat dan budaya di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Rotan manau merupakan jenis tumbuhan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang
memiliki nilai jual tinggi. Hal ini disebabkan batang rotan manau memiliki kualitas
yang baik untuk digunakan sebagai bahan perabot. Dalam Jasni, dkk (2007) dijelaskan
bahwa rotan manau memiliki kualitas yang baik untuk membuat kerangka mebel
karena memiliki diameter yang besar. Sejalan dengan Pane, dkk (2013) bahwa rotan
manau memiliki diameter >18mm dan tergolong ke dalam rotan berdiameter besar.
Selain pada ukuran diameter batang, sifat kimia yang dimiliki dapat mempengaruhi
kualitas rotan. Semakin tinggi kadar lignin dan silika maka akan semakin baik kualitas
rotan. Lignin dan silika mengisi ruang di dinding sel sehingga menyebabkan tingkat
kekuatan dan keawetan rotan menjadi lebih tinggi (Sanusi, 2003).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang telah disusun, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Tumbuhan sebagai bahan bangunan dan non bangunan yang sama-sama memiliki
potensi dalam nilai etno ekonomi dan budaya
2. Salah satu contoh tumbuhan bangunan yaitu kelapa. Kajian etnoekonomi, kelapa
dimanfaatkan dengan diolah yang kemudian dijual untuk meningkatkan
perekonomian.
3. tanaman lainnya yang merupakan tumbuhan non bangunan yaitu rotan manau,
Potensi yang dimiliki tumbuhan ini akan berkontribusi secara signifikan oleh
masyarakat lokal di masa mendatang dengan meningkatkan jumlah produksi
tumbuhan rotan manau.
DAFTAR PUSTAKA
Eni, N.N., Sukenti K., Muspiah, A., Rohyani, I.S. (2019). Studi Etnobotani Tumbuhan
Obat Masyarakat Komunitas Hindu Desa Jagaraga, Kabupaten Lombok Barat,
Nusa Tenggara Barat. Biotropika: Journal of Tropical Biology,Vol.7 No.3.
Fahliana, S.I. (2019).Study Etnobotani Tentang Pemanfaatan Cocos nucifera oleh
Masyarakat Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
(SkripsiFakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, 2019).
Frick, Heinz. 1982. “Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu”. Yogyakarta : Kanisius.
Hagerman, A. E., 2002. Tannin Handbook. Departemen of Chemistry and
Biochemistry. Miami University.
Hassan, R.M., dan Raheema, R.H., 2016, Evaluation The Antibacterial Effect of
Alkaloids and Phenols Extraction from Hibiscus sabdariffa Against Uti
Infection In Vitro, European Journal of Pharmaceutical and Medical Research,
3(3), hal 22-25
Liina, A.S.A., Fauziah, H.A., & Nurmiyati. (2017). Studi Etnobotani Tumbuhan
Upacara Ritual Adat Kelahiran di Desa Banmati, Kecamatan Tawangsari,
Kabupaten Sukoharjo. Biosfer, J. Bio. & Pend. Bio. Vol.2., No.2, Desember
2017
Mairida, D., Muhadiono, dan Hilwan, I. 2016. Ethnobotanical Study of Rattans on
Suku Anak Dalam Community in Bukit Duabelas Nasional Park, Biosaintifika,
8 (1), Hal: 64-72.
Meita, F.P. (2013). Etnobotani Kelapa (Cocos nucifera L.) di Wilayah Denpasar dan
Badung. Jurnal Simbiosis, 1(2), 102-111.
Nurchayati, N. & Ardiyansyah, F. (2018). Etnobotani Tanaman Ritual Upacara Adat
Kebo-keboan Suku Using di Desa Alas Malang Kabupaten Banyuwangi.
Prosiding Seminar Nasional Sins, Teknologi dan Analisis Ke-1 2018.
Pane, O.P., Azhar, I dan Sucipto, T. 2013. Jenis Rotan, Produk Rotan Olahan dan
Analisis Ekonomi pada Industri Pengolahan Rotan Komersial di Kota Medan,
PERONEMA FORESTRY SCIENCE, Vol 2(1), Hal. 168-175.
Ryandita, F.R., Hernawati, D.,& Putra, R.R. (2020). Indigenous Poeple Kampung
Kuta Kabupaten Ciamis: Kajian Etnobotani Pemanfaatan Kelapa (Cocos
nucifera L.).Jurnal Biologi dan Pembelajarannya.7 (2): 56.
Setyamidjaja, Djoehana. 2008. Bertanam Kelapa. Kanisius. Yogyakarta.
Setiawan, H., dan Qibtiyah, M. (2014). Kajian Etnobotani Masyarakat Adat Suku
Moronene di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Jurnal Penelitian
Kehutanan Wallacea, 3(2), 107–117.
Silvia, Y., Hasanuddin, & Djufri. (2017). Etnobotani Tumbuhan Anggota Arecaceae
di Kecamatan Seulimum. Jurnal Ilmiah. 2 (2): 30-40.
Supriati, R., Timi J., & R.R. Sri A. (2013). Tumbuhan Obat yang dimanfaatkan oleh
Masyarakat Desa Sukarami Kecamatan air Nipis Kabupaten Bengkulu Selatan.
Konservasi Hayati, 9(2), 33-43.
Walujo, E. B. (2009). Etnobotani: Memfasilitasi Penghayatan, Pemutakhiran
Pengetahuan dan Kearifan Lokal dengan Menggunakan Prinsip-Prinsip Dasar
Ilmu. Bogor: LIPI