Anda di halaman 1dari 212

ANALISIS INSTAGRAM SHOPEE INDONESIA DALAM MENJAGA

BRAND IMAGE PERUSAHAAN

SKRIPSI

Diajukan oleh :

Nama
NIM
R
: Nyoman Recynta A.P.R
: 1711.021.0593
Konsentrasi : Public Relations
P
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Meraih
S

Sarjana Ilmu Komunikasi


L

JAKARTA
2021
Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR

Tanda Persetujuan Skripsi

Judul : Analisis Instagram Shopee Indonesia


Dalam Menjaga Brand Image Perusahaan

Nama : Nyoman Recynta Agrita Putri Riztria

NIM : 1711.021.0593

Konsentrasi : Public Relations

Tanggal
R
: 24 Juli 2021
P
Menyetujui, Mengetahui,
S

Dosen Pembimbing Thesis Counselor


L

(Dr. Novi A. Praptiningsih, M.Si.) (Anastasia Claudia Sinaga, M.I.Kom.)


L
S

ii
P
R
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat, rahmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Instagram Shopee Indonesia Dalam Menjaga Brand Image
Perusahaan”.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan guna untuk
mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada bidang Public Relations di
Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR.
Selama proses penulisan skripsi, penulis banyak mendapatkan dukungan,

R
bimbingan, serta bantuan, baik secara moril ataupun spiritual dari berbagai pihak.
Untuk itu peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR(UK), Founder dan CEO Institut
P
Komunikasi dan Bisnis LSPR;
2. Dr. Andre Ikhsano, M.Si., Rektor Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR;
3. Mikhael Yulius Cobis, M.M., Dean Fakultas Ilmu Komunikasi Institut
S

Komunikasi dan Bisnis LSPR;


4. Dr. Sri Ulya Suskarwati, S.E., M.Si., Kepala Program Studi Komunikasi
L

Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR;


5. Ibu Dr. Novi A. Praptiningsih, M.Si., Dosen Pembimbing yang
senantiasa memberikan dukungan, waktu, serta arahannya untuk
membimbing peneliti dengan sabar dalam proses penulisan skripsi ini.
6. Ms. Anastasia Claudia Sinaga, M.I.Kom., Thesis Counselor yang telah
memberikan arahan untuk membantu peneliti dalam pemeriksaan
teknik penulisan skripsi ini.
7. Seluruh staff Akademik Institut Komunikasi dan Bisnis, The London
School of Public Relations – Jakarta yang telah membantu peneliti
dalam segala proses perizinan untuk skripsi ini.
8. Keluarga, yang selalu memberikan dukungan baik secara spiritual
maupun material terhadap peneliti agar dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan tepat pada waktunya.
9. Maxie, peliharaan pribadi milik peneliti yang selalu menemani peneliti
setiap malam dalam menyusun skripsi ini.
10. Sahabat dekat peneliti, grup Lulus 2021, serta teman-teman dari kelas
PR 21 – 4C yang selalu memberikan dukungan terhadap peneliti.
11. Semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu atas
bantuannya.
12. Last but not least, I wanna thank me, for believing in me, for doing all
this hard work, for having no days off, for never quitting, for always in

R
grateful, for always in struggling to finish this work. Thankyou, me.
From, me.
P
Akhir kata penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan permohonan
S

maaf apabila masih terdapat kekeliruan, kesalahan, dan segala kekurangan yang
terdapat pada penulisan skripsi ini, baik secara sadar maupun yang tidak disadari.
Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
L

pembaca serta pihak-pihak lainnya.

Jakarta, 3 Mei 2021


Nyoman Recynta Agrita Putri Riztria
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nyoman Recynta Agrita Putri Riztria

NIM : 1711.021.0593

Konsentrasi : Public Relations

R
Mahasiswa Program S1 pada Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR
menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Instagram Shopee
Indonesia Dalam Menjaga Brand Image Perusahaan” merupakan hasil karya saya
sendiri dan mengikuti aturan sesuai integritas akademik.
P
Jika di masa depan bagian dari skripsi ini terbukti merupakan hasil
plagiarisme, saya bersedia menerima konsekuensi yang dapat berupa
pembatalan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi saya dari Institut Komunikasi dan
S

Bisnis LSPR.
L

Jakarta, 19 Juli 2021

Nyoman Recynta Agrita Putri Riztria


CURRICULUM VITAE

R
P
Nyoman Recynta Agrita Putri Riztria

Alamat
S

Cijantung, Jakarta Timur

Mobile : 085921673762
L

Email : agritarency@gmail.com

Personal Profile

Name : Nyoman Recynta Agrita Putri Riztria

Place / DOB : Jakarta, 22-02-1999

Nationality : Indonesian
Work Experience
• Big Bad Wolf Indonesia (Feb 2020 – Mar 2020)
Marketing Team
Volunteer
• Websis for Edu (Sept 2020 – Dec 2020)
Account Excecutive
Internship
• Hakuhodo Digital Indonesia (Apr 2021 – July 2021)
Account Excecutive
Internship

Educational Background
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi
R
London School of Public Relations – Jakarta
P
Undergraduate Degree, Public Relations Major
2017 – 2021
S

International Certification
• LCCI International Qualifications – Certificated in Public Relations
L

(Level 2 - Pass), 2019


ABSTRAK

INSTITUT KOMUNIKASI DAN BISNIS LSPR


PROGRAM SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Nama : Nyoman Recynta Agrita Putri Riztria


NIM : 1711.021.0593
Judul : Analisis Instagram Shopee Indonesia Dalam
Menjaga Brand Image Perusahaan
Total Halaman : 161 halaman, 4 lampiran
Referensi : 21 buku, 13 artikel jurnal, 28 situs web

Pesatnya kemajuan dan perkembangan teknologi didunia memberikan

R
dampak positif dan negatif terhadap kehidupan manusia. Dengan berkembangnya
teknologi ini menjadikan masyarakat didunia yang lebih modern. Salah satu
dampak positif dari hal ini yaitu munculnya media baru (new media) yang dimana
P
hal ini menjadi pintu lahirnya media-media baru lainnya, salah satunya Instagram.
Instagram adalah media sosial berbasis teknologi dan internet yang saat ini mulai
banyak digunakan dalam berbisnis sebagai jembatan antara perusahaan atau
perorangan dengan konsumen. Salah satu perusahaan e-commerce di Indonesia
S

yang menggunakan Instagram sebagai wadah berbisnis ialah Shopee Indonesia.


Namun, di Indonesia bukann hanya Shopee yang berdiri sebagai perusahaan e-
commerce, melainkan memiliki banyak kompetitor. Penelitian ini membahas
L

mengenai salah satu e-commerce Shopee Indonesia. Peneliti ingin menganalisis


instagram Shopee Indonesia dalam menjaga brand image perusahaan. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif
dengan teknik pengumpulan data primer yang diperoleh melalui analisis konten
Instagram @shopee_id, serta data sekunder melalui wawancara mendalam
narasumber followers dan pakar ahli, riset kepustakaan, serta data media
elektronik. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa Shopee Indonesia masih belum
mengimplementasikan kegunaan Instagram dengan efektif sebagai cara untuk
menjaga brand image perusahaan.

Kata Kunci : New Media, Brand Image, Instagram

i
ABSTRACT

LSPR COMMUNICATION AND BUSINESS INSTITUTE


BACHELOR DEGREE IN COMMUNICATION

Name : Nyoman Recynta Agrita Putri Riztria


NIM : 1711.021.0593
Title : Shopee Indonesia Instagram Analysis in Maintaining Company
Brand Image
Total Pages : 161 pages, 4 appendices
References : 21 books, 13 journal articles, 28 internet websites

R
The rapid progress and development of technology had both a positive and
negative impact on human life. With the development of this technology, society in
the world is more modern. One of the positive impacts of this is the calculation of
new media, which is the doorway for the birth of other new media, one of which is
P
Instagram. Instagram is a technology-based and internet-based social media that
is currently being widely used in business as a bridge between companies or
individuals and consumers. One of the e-commerce companies in Indonesia that
uses Instagram as a platform for doing business is Shopee Indonesia. However, in
S

Indonesia, it is not only Shopee that stands as an e-commerce company, but has
many competitors. This research discusses one of Shopee Indonesia's e-
commerce. The researcher intends to analyze Shope Indonesia Instagram in
maintaining company’s brand image. This study uses a qualitative research
L

method with a descriptive approach with primary data analysis techniques


obtained through analysis of Instagram @shopee_id content, as well as secondary
data through in-depth interviews with resource persons and experts, library
research, and electronic data media. These results found that Shopee Indonesia
still has not implemented the use of Instagram effectively as a way of investigating
the company's brand image.

Keywords : New Media, Brand Image, Instagram

ii
DAFTAR ISI

Halaman
Tanda Persetujuan Skripsi .................................................................................. i

Letter of confirmation……………………………………………………………………ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ........................................................... iii

CURICULUM VITAE ........................................................................................... i

R
ABSTRAK ............................................................................................................ i

ABSTRACT ......................................................................................................... ii
P
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
S

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. x


L

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xi

BAB I ................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 15

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 15

1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 15

iii
1.4.1. Manfaat Akademis .......................................................................................... 15

1.4.2. Manfaat Praktis ............................................................................................... 15

1.5. Ruang Lingkup dan Bahasan Penelitian ........................................................... 16

BAB II .................................................................................................................. 18

KERANGKA TEORETIS ..................................................................................... 18

2.1. Kajian Pustaka ................................................................................................. 18

2.2. Komunikasi ...................................................................................................... 21

2.3.

2.3.1.

2.3.2.
R
Public Relations ............................................................................................... 22

Definisi Public Relations .................................................................................. 22

Peran Public Relations ..................................................................................... 25


P
2.4. New Media ...................................................................................................... 27
S

2.4.1. Definisi New Media ......................................................................................... 27

2.5. Media Sosial .................................................................................................... 31


L

2.5.1. Fungsi Media Sosial ......................................................................................... 32

2.6. Instagram......................................................................................................... 33

2.6.1. Definisi Instagram ............................................................................................ 33

2.6.2. Fungsi Instagram ............................................................................................. 35

2.6.3. Fitur Instagram ................................................................................................ 35

2.6.4. Keuntungan Instagram .................................................................................... 39

2.6.5. Tipe Instagram ................................................................................................. 39

2.7. Brand ............................................................................................................... 40

iv
2.7.1. Definisi Brand .................................................................................................. 40

2.7.2. Jenis Brand ...................................................................................................... 41

2.7.3. Peran Brand ..................................................................................................... 42

2.8. Citra (Image) .................................................................................................... 43

2.8.1. Citra Perusahaan (corporate image) ............................................................... 43

2.8.2. Dimensi Citra ................................................................................................... 44

2.8.3. Jenis Citra ........................................................................................................ 45

2.9. Brand Image .................................................................................................... 46

2.9.1.

2.9.2.
R
Definisi Brand Image ....................................................................................... 46

Unsur Brand Image.......................................................................................... 49


P
2.9.3. Fungsi Brand Image ......................................................................................... 50

2.9.4. Manfaat Brand Image ..................................................................................... 51


S

2.9.5. Faktor Yang Membentuk Brand Image ............................................................ 52


L

2.9.6. Dimensi – dimensi Yang Mempengaruhi Brand Image ................................... 53

2.11.8. Elemen Brand Image ....................................................................................... 53

2.11.9. Keuntungan Brand image ................................................................................ 54

2.12. Kerangka Konseptual ....................................................................................... 54

BAB III ................................................................................................................. 57

METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................. 57

3.1. Metode Penelitian ........................................................................................... 57

3.2. Teknik Pengumpulan Data............................................................................... 58

v
3.2.1. Data Primer ..................................................................................................... 58

3.3. Teknik Analisis Data ......................................................................................... 62

3.4. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan .............................................................. 65

3.4.1. Triangulasi ....................................................................................................... 65

3.5. Fokus Penelitian .............................................................................................. 66

3.6. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................... 66

3.6.1. Waktu Penelitian ............................................................................................. 66

3.6.2. Tempat Penelitian ........................................................................................... 68

3.7. R
Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 68

BAB IV ................................................................................................................ 69
P
ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 69
S

4.1. Deskripsi Objek Penelitian ............................................................................... 69

4.1.1. Profil Shopee Indonesia ................................................................................... 69


L

4.2. Analisis Data .................................................................................................... 79

4.2.1. Analisis Instagram @shopee_id ...................................................................... 79

4.2.2. Kategori Media ................................................................................................ 80

4.2.3. Kategori Waktu ................................................................................................ 90

4.2.4. Kategori Pesan ................................................................................................. 92

4.2.5. Analisis Peran dan Penggunaan New Media (Instagram) .............................. 115

4.2.6. Analisis Aktivitas Pada Instagram @shopee_id ............................................. 118

4.2.7. Analisis Unsur Brand Image........................................................................... 129

vi
4.2.8. Analisis Indikator Brand Image ...................................................................... 132

4.3. Pembahasan .................................................................................................. 143

4.3.1. Peran dan Penggunaan New Media (Instagram) ........................................... 143

4.3.2. Aktivitas Pada Instagram @shopee_id .......................................................... 144

4.3.3. Unsur Brand Image........................................................................................ 148

4.3.4. Indikator Brand Image................................................................................... 149

BAB V ................................................................................................................. 151

5.2.
R
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 151

5.1. Simpulan ........................................................................................................ 151

Rekomendasi ................................................................................................. 153


P
5.2.1. Rekomendasi Teoritis .................................................................................... 153
S

5.2.2. Rekomendasi Praktis ..................................................................................... 154

REFERENSI ........................................................................................................ 155


L

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Data umur pengguna Instagram di dunia………………………….…..3

Gambar 2. Data umur pengguna Instagram di Indonesia………………………...4

Gambar 3. Data waktu penggunaan media sosial di dunia…………………........5

Gambar 4. Data waktu penggunaan media sosial di di Indonesia…………….....5

Gambar 5. Data media sosial yang sering digunakan di Indonesia 2019……....6

Gambar 6. Data media sosial yang sering digunakan di Indonesia 2020……….7

Gambar 7. Infografis Shopee ……………………………….……………………….8

R
Gambar 8. Profil Instagram Shopee…………………………………………………9

Gambar 9. Aplikasi belanja online terpopuler di Indonesia……..………………..13


P
Gambar 10. Model Komunikasi Laswell…………………..………………………..22

Gambar 11. Diagram Brand Image……………………………….………………………..…48


S

Gambar 12. Kerangka Konseptual……..…………………………………………...55

Gambar 13. Komponen Analisis Data oleh Miles dan Huberman…..….……….64


L

Gambar 14. Logo Shopee ……………………………………………..………...….69

Gambar 15. Profil Instagram Shopee, Lazada dan Tokopedia ….…….……….72

Gambar 16. Profil Instagram Shopee …….……….……….……….……….…….73

Gambar 17. Konten Instagram Shopee ………………………………….………..73

Gambar 18. Konten Instagram Shopee ……….……….……….……….…….,….74

Gambar 19. Konten Instagram Shopee ………..……….……….……………..….75

Gambar 20. Konten Instagram Shopee ……………...…….……….……………..76

Gambar 21. Konten Instagram Shopee ……………...…….……….……………..77

viii
Gambar 22. Konten Instagram Shopee ……………...…….……….……………..78

R
P
S
L

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Fokus Penelitian………………………………………………….…..64

Tabel 2. Linimasa (time table) Penelitian……………………………………………71

Tabel 3. Hasil Analisis Konten Instagram @shopee_id……………………………97

R
P
S
L

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Penelitian Sebelumnya

Lampiran 2. Bukti Wawancara Followers

Lampiran 3. Bukti Wawancara Pakar Ahli

Lampiran 4. Konten Instagram @shopee_id

R
P
S
L

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dengan adanya perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini dapat

memberikan dampak positif maupun negatif kepada manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Dengan berkembangnya teknologi internet, menjadikan

internet bagian dari kehidupan masyarakat modern di seluruh dunia. Hal ini

R
dikarenakan dengan adanya internet dapat menjadi penghubung antara satu

orang dengan orang lainnya dari berbagai penjuru dunia dengan suatu jaringan.
P
Internet dan media baru (new media) memberikan cara baru untuk kita

dapat memperoleh informasi, gagasan, serta cara baru untuk berinteraksi dengan
S

orang yang dikenal maupun berkenalan dengan orang asing, serta cara baru

untuk mempelajari dunia, identitas dan masa depan (Gamble, 2005, dalam
L

Nursalim, 2017, p. 59).

Menurut Lister (dalam Ri’aeni, 2015, p.188) perbedaan umum antara media

lama dan media baru terutama dilihat dari segi penulisan (dan pencapaian),

penerbitan (produksi-distribusi) serta pengguna (audience). Hampir semua new

media (media baru) memiliki karakteristik yang sama yakni mengalami perubahan

dalam produksi, distribusi dan penggunaan. Masalah yang ditemukan sehubungan

dengan keuntungan dan perbedaan kapasitas media “tradisional” dan media

“baru” sebagai saluran komunikasi (Lister, dalam Ri’aeni, 2015, p.188).

1
2

Seiring dengan berkembangnya teknologi tersebut, lahirlah beberapa

produk hasil pengembangan tersebut. Salah satu yang tumbuh paling cepat ialah

yang dikenal sebagai media sosial (Percy, 2018, p. 124).

Menurut Quesenberry (2019, p. 27) Media sosial ialah tentang membuat

atau berbagi informasi dan ide. Media sosial telah meningkat dari segi jumlah dan

perhatian, serta mengubah konten dari model konvensional yang berpusat pada

penerbit menjadi model yang lebih berpusat pada pengguna (Quesenberry, 2019,

p. 27). Apa sebenarnya media sosial itu? Salah satu definisi yang paling banyak

R
digunakan ialah yang dikatakan oleh Kaplan dan Haenlein (2010, dalam Percy,

2018, p. 125) mereka berbicara mengenai media sosial sebagai aplikasi berbasis
P
internet yang dibangun di atas dasar ideologis dan teknologi Web 2.0 (Kaplan &

Haenlein, 2010, dalam Percy, 2018, p. 125).


S

Selain untuk memenuhi kebutuhan informasi, saat ini media sosial juga

banyak digunakan sebagai media penggerak perekonomian bagi para pengusaha


L

(Yasundari, 2016, dalam Kusuma & Sugandi, 2018, p. 19). Media sosial yang

paling popular digunakan diantaranya Facebook, Instagram, Path, Twitter, dan

Youtube.

Dengan mempertimbangkan dalam periode Maret 2007 hingga November

2011, jumlah pengguna Internet di dunia meningkat sebesar 88%, serta jumlah

pengguna media sosial sebanyak 174% (Roszkowski, 2013, p. 337, dalam

Grzesiak, 2018, p. 43).


3

Instagram adalah salah satu dari media sosial yang banyak digunakan saat

ini. Menurut Miles (2014, p. 41) dalam bukunya yang berjudul “Instagram Power”,

Instagram adalah platform unik tidak seperti situs media sosial lainnya, tetapi

memiliki kesamaan, terutama dengan Twitter dan Pinterest, yang membantu

dalam memahami cara kerja penjualan (Miles, 2014, p. 41).

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan secara online kepada 506

pengguna instagram oleh Taylor Nelson Sofres (TNS) (dalam Yusra, 2016, para.

1), Instagram adalah salah satu media sosial yang belakangan ini menjadi trend,

R
terbukti dari 400 juta pengguna aktif di dunia juga di Indonesia dan tercatat

penggunanya mayoritas anak muda yang aktif menggunakan smartphone,


P
memiliki kemampuan finasial yang baik serta berlatar belakang pendidikan lulusan

universitas (TNS, dalam Yusra, 2016, para. 1).


S
L

Gambar 1. Data umur pengguna Instagram di dunia. Sumber: Kemp (2018)


4

Gambar 2. Data umur pengguna Instagram di Indonesia. Kemp (2019)

R
Dari data pada Gambar 1. Di atas dapat disimpulkan bahwa yang
P
mendominasi penggunaan Instagram di dunia yakni kalangan anak muda (18-24

tahun), di urutan kedua diduduki usia 25–34 tahun, dan urutan terakhir adalah
S

pengguna yang berusia 34–44 tahun. Kaum perempuan tercatat paling banyak

menggunakan Instagram yakni dengan presentase sebesar 39% (Yusra, 2016,


L

para 3). Pada tahun 2019 (gambar 2.) menunjukkan kalangan anak muda (18-24

tahun) masih mendominasi sebagai pengguna aktif instagram di Indonesia,

disusul urutan kedua masih berasal dari usia 25–34 tahun, dan terakhir berusia 34

– 44 (Yusra, 2016, para. 3).


5

Gambar 3. Data waktu penggunaan media sosial di dunia. Sumber: Kemp

(2018) R
P
S
L

Gambar 4. Data waktu penggunaan media sosial di Indonesia. Sumber: Kemp

(2020)

Dan pada data survei diatas (Gambar 3.) menunjukkan bahwa pada 2018
6

lalu, di Indonesia rata-rata penggunanya saat bermain Instagram memakan waktu

selama 3 jam 23 menit per harinya. Hal ini menjadikan Indonesia duduk di

peringkat ke-3 urutan negara yang sering bermain Instagram. Pada tahun 2020

(gambar 4) Indonesia menduduki posisi ke lima sebagai negara yang sering

menggunakan media sosial, walaupun peringkatnya menurun, namun jam

penggunaannya meningkat menjadi 3 jam 26 menit perharinya.

R
P
S
L

Gambar 5. Data media sosial yang sering digunakan di Indonesia 2019.

Sumber: Kemp (2019)


7

Gambar 6. Data media sosial yang sering digunakan di Indonesia 2020.

Sumber: Kemp (2020)


R
P
Tercatat 80% dari hasil survei We Are Social (2019, dalam Widyananda,

2020, para. 5), masyarakat Indonesia yang menggunakan media sosial


S

Instagram. Ini artinya, dari 150 juta pengguna media sosial di Indonesia, kurang

lebih 120 juta orang telah menggunakan Instagram (We Are Social, 2019, dalam
L

Widyananda, 2020, para. 5). Pada tahun 2020, Instagram masih menduduki posisi

ke empat sebagai media sosial yang sering digunakan di Indonesi (gambar 6).

Setelah sukses menjadi salah satu aplikasi yang diminati masyakarat di

dunia termasuk Indonesia, selain untuk kepentingan pribadi, Instagram juga mulai

dijadikan peluang untuk berbisnis bagi para penggunanya. Saat ini, pengguna

Instagram mulai banyak yang memanfaatkan aplikasi tersebut untuk memasarkan

serta menjual produk/jasa. Survei yang dilakukan oleh Simply Measured, terbukti

54% perusahaan dengan brand ternama dunia mulai menggunakan instagram


8

(Baihaki, 2012, dalam Kusuma & Sugandi, 2018, p. 19).

Orang sering mengatakan bahwa media sosial bukanlah tempat untuk

melakukan penjualan, melainkan situs media sosial lebih tentang PR daripada

menjual, kenyataannya yakni sebagian besar jenis bisnis dapat memperoleh

keuntungan dari rencana media sosial dan menggunakan media sosial sebagai

bagian penting dari siklus penjualan mereka (Miles, 2014, p. 39).

R
P
S
L

Gambar 7. Infografis Shopee. Sumber: Antonio (2019).

Salah satu perusahaan besar di Indonesia yang menggunakan jejaring

sosial Instagram sebagai wadah untuk berbisnis ialah Shopee Indonesia (Gambar
9

6). Shopee merupakan e-commerce yang diluncurkan pertama kali pada bulan

Desember tahun 2015 di beberapa negara Asia Tenggara yaitu Indonesia,

Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Taiwan (Jeko, 2015, para.

2) Shopee ialah sebuah platform yang dibuat disesuaikan guna memenuhi

kebutuhan pasar di Asia Tenggara, yang menjadikan proses berbelanja online

menjadi mudah, cepat, aman, dan fleksibel melalui sistem pembayaran dan

dukungan sistem logistik yang kuat (Pressrelease.id, n.d.).

R
P
S
L

Gambar 8. Profil Instagram Shopee. Sumber: (@shopee_id, 2020, 15

September)

Shopee juga salah satu perusahaan yang memilih untuk menggunakan

media online seperti media sosial salah satunya Instagram (gambar 7) sebagai

wadah untuk melaksanakan tak hanya penjualan tetapi juga seluruh kegiatan

branding (Fatimah, 2017, dalam Anggraini, Perbawasari & Budiana, 2018 p. 73-

74). Penggunaan Instagram sebagai salah satu media untuk memperkenalkan


10

dan penyebaran informasi Shopee dirasa lebih efektif, dengan biaya yang tidak

terlalu besar tetapi daopat mencangkup pasar yang lebih luas, seluruh kegiatan

yang dilakukan tersebut dalam upaya membangun brand awareness Shopee agar

pengguna e-commerce dapat mengingat Shopee di setiap pemenuhan kebutuhan

mereka (Fatimah, 2017, dalam Anggraini et al., 2018 p. 73-74).

Menciptakan brand awareness dengan meningkatkan keakraban merek

melalui eksposur berulang (untuk pengenalan merek) dan menjalin asosiasi yang

kuat dengan kategori produk adalah langkah pertama yang penting dalam

R
membangun brand equity (Keller, 2013, p. 76). Setelah tingkat brand awareness

yang memadai tercipta, pemasar dapat lebih menekankan pada pembuatan brand
P
image (Keller, 2013, p. 76).

MarkPlus Inc. merilis hasil riset mengenai e-commerce, riset tersebut


S

memaparkan performa serta brand awareness dari industri e-commerce selama

kuartal III 2020 serta melihat kebiasaan konsumen dalam berbelanja online pada
L

platform belanja digital selama pandemi (Kontan.co.id, 2020, para. 2). Dari hasil

riset tersebut, ditemukan bahwa Shopee menjadi e-commerce yang mengungguli

pasar pada kuartal III, sebanyak 90% responden membuktikan Shopee

sebagai brand yang digunakan dalam tiga bulan terakhir. Kemudian disusul e-

commerce lain seperti Tokopedia (58)%, Lazada (35%), dan Bukalapak (22%)

(Kontan.co.id, 2020, para. 4).

Saat ini Shopee telah ada di level top of mind sebagai e-commerce yang

memiliki brand image e-commerce terpopuler untuk memenuhi kebutuhan


11

masyarakat khususnya di asia tenggara (Rachel, 2019, para. 1). Walaupun

terkenal sebagai e-commerce pendatang baru, namun Shopee telah mampu

mengungguli e-commerce lain, hal ini didukung oleh data yang dirilis iPrice, tiga e-

commerce dengan pengunjung terbesar pada tahun 2019 yaitu Tokopedia,

Shopee dan Bukalapak (Rachel, 2019, para. 1). Berdasarkan ranking pada

Appstore dan Playstore, Shopee juga memimpin di peringkat pertama

mengalahkan kompetitor lainnya tersebut (Rachel, 2019, para. 1).

Hal ini turut didukung dari hasil riset Snapcart mengenai e-commerce di

R
Indonesia, terbukti bahwa Shopee ialah salah satu e-commerce paling popular

dan paling sering digunakan pengguna pertahun ini (Lifepal, 2020, para. 1). Tidak
P
hanya itu saja, selama pandemi COVID-19, Shopee juga kerap dijuluki sebagai e-

commerce favorit saat pandemi corona (Kontan.co.id, 2020, para. 1). Hal ini
S

dikarenakan selama masa pendemi, pemain e-commerce semakin gencar

menghadirkan belanja online sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan sehari-hari


L

tanpa mengharuskan masyarakat keluar rumah dan melakukan kontak fisik

dengan orang lain (Kontan.co.id, 2020, para. 1).

Beberapa strategi yang digunakan Shopee untuk dapat membentuk brand

image sebagai e-commerce top of mind di benak masyarakat yaitu, teknik

pemasaran yang mengikuti tren. Salah satunya jingle “Di Shopee pi pi pi pi

pi” nada Baby Shark yang Shopee gunakan ini ialah salah satu hal yang sedang

tren atau viral untuk menjadi materi konten pemasarannya. Dengan begitu,

masyarakat menjadi lebih mudah dan semakin ingat dengan brand-nya (Lifepal,
12

2020, para. 6). Sama halnya dengan penggunaan Jokowi KW pada iklan Shopee

dengan wording “Sepedanya mana?”. Masyarakat yang sudah kenal dengan ciri

khas Pak Jokowi yang senang bagi-bagi sepeda, jadi merasa relate dengan iklan

ini, Iklan tersebut berhasil meraih penghargaan dalam kategori Iklan Paling

Berkesan dalam Bright Awards Indonesia 2017 (Lifepal, 2020, para. 6).

Strategi selanjutnya yaitu penggunaan media yang tepat. Shopee befokus

pada pengguna aplikasi ponsel (Lifepal, 2020, para. 7). Strategi ini diterapkan

berdasarkan hasil riset oleh eMarketer yang menyebutkan pengguna ponsel di

R
Indonesia berkembang pesat dibanding negara Asia Tenggara lainnya, dan yang

dilakukan Shopee ialah menggunakan informasi akurat sebagai landasan strategi


P
bisnis, sehingga tepat sasaran (Lifepal, 2020, para. 7). Strategi terakhir yaitu

Shopee telah mentargetkan pasar yang jelas. Prioritas pasar Shopee adalah
S

perempuan (Lifepal, 2020, para. 16). Hal ini dikarenakan pengguna e-commerce

di Indonesia mayoritas perempuan, terutama perempuan usia produktif yang


L

memiliki sifat cenderung lebih konsumtif dibanding populasi laki-laki. Oleh sebab

itu, Shopee berfokus kepada kebutuhan-kebutuhan perempuan, seperti produk

kecantikan dan fashion perempuan (Lifepal, 2020, para. 16).


13

Gambar 9. Aplikasi belanja online terpopuler di Indonesia. Sumber: iPrice

(n.d)

R
Dalam menjalankan bisnisnya, Shopee tentu tidak menjadi satu-satunya e-
P
commerce di Indonesia, melainkan Shopee memiliki beberapa kompetitor lain

contohnya Tokopedia, Lazada, Blibli, dan Bukalapak. Berdasarkan hasil survei


S

Snapcart, Shopee, Tokopedia dan Lazada ialah top 3 service providers di

Indonesia yang dimana hasil survei membuktikan 66% konsumen dari 1.000
L

responden survei seluruh Indonesia selama bulan Ramadhan dan Hari Raya

Lebaran 2018 lalu, memilih Shopee sebagai marketplace belanja online yang

paling diingat (top of mind), sebesar 58% konsumen di Jabodetabek memilih

Shopee sebagai situs belanja online yang paling diingat, dan 72% konsumen non

Jabodetabek (Snapcart, 2018).

Ketiga marketplace tersebut juga meggunakan Instagram sebagai wadah

untuk membangun brand image masing-masing. Maka dari itu perusahaan harus

dapat mempertahankan pelanggan yang sudah ada agar tidak pergi ke kompetitor
14

lain karena tanpa citra merek yang kuat dan positif, sangatlah sulit bagi

perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang sudah ada

(Isamani, 2008, dalam Bastian, 2014, p. 1).Oleh karena itu, untuk

mempertahankan image “top of mind” nya, Shopee harus mampu bersaing dalam

menjaga brand image melalui isi pesan dalam konten Instagram @shopee_id.

Peneliti tertarik untuk mengangkat Shopee Indonesia sebagai objek

penelitian karena, Shopee telah masuk kedalam top 3 e-commerce terbaik di Asia

Tenggara untuk periode triwulan III 2019 (Annur, 2019, para. 1). Padahal Shopee

R
termasuk e-commerce yang terbilang ‘baru’ yakni berdiri pada tahun 2015

dibandingkan dengan kompetitor lainnya (Jeko, 2015, para. 2). Meski pendatang
P
baru dalam dunia marketplace, namun Shopee tidak mau kalah bersaing dengan

beberapa kompetitor marketplace lain, dan dalam kurun waktu lima tahun Shopee
S

sudah mampu masuk dalam list 5 marketplace besar di Indonesia (Pamungkas,

n.d.).
L

Selain itu, peneliti juga tertarik untuk menganalisis instagram Shopee

Indonesia karena, Instagram ialah salah satu sosial media yang masuk dalam top

lima sosial media yang sering di gunakan di Indonesia (Rizaldi, n.d.), maka dari itu

peneliti ingin tahu bagaimana Shopee Indonesia mempertahankan brand image-

nya melalui konten pada akun Instagram serta bagaimana image Shopee

Indonesia dari sudut pandanga followersnya.


15

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana analisis instagram shopee Indonesia dalam menjaga brand

image perusahaan.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana analisis instagram shopee Indonesia dalam

menjaga brand image perusahaan.

1.4. Manfaat Penelitian


R
Beberapa manfaat yang dapat diambil dari topik penelitian ini yaitu :
P
1.4.1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat akademis, memberi


S

referensi serta tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti lain, khususnya

mahasiswa ilmu komunikasi dengan konsentrasi Public Relations yang ingin


L

mengetahui bagaimana analisis suatu perusahaan menjaga Brand Image melalui

sosial medianya (Instagram).

1.4.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat praktis, yakni :

1. Bagi Perusahaan

Dapat dijadikan masukan bagi perusahaan agar mempertahankan kualitas serta

pelayanannya kepada konsumen sehingga dapat dijadikan upaya untuk

meningkatkan dan menjaga brand image-nya.


16

2. Bagi Penelitian Lain

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta informasi lebih

kepada pembaca mengenai bagaimana suatu perusahaan (Shopee Indonesia)

menjaga brand image perusahaan melalui sosial media (Instagram).

1.5. Ruang Lingkup dan Bahasan Penelitian

Didalam penelitian ini akan terdiri dari 5 (lima) BAB, yakni :

BAB I PENDAHULUAN

belakang masalah,
R
Pada BAB I, penelitian ini akan menjelaskan mengenai latar

memaparkan alasan mengapa analisis


P
Instagram Shopee Indonesia dalam menjaga brand image menjadi

menarik untuk dibahas, rumusan masalah agar penelitian ini


S

menjadi terfokus kepada apa yang ingin diteliti, tujuan penelitian

dibuat agar mengetahui bagaimana analisis shopee indonesia


L

menjaga brand image-nya melalui instagram, manfaat penelitian

baik secara akademis maupun praktis, serta ruang lingkup dan

bahasan penelitian.

BAB II KERANGKA TEORETIS

Pada BAB II, penelitian ini akan berisikan mengenai penelitian

sebelumnya, memaparkan perbandingan mengenai penelitian

sebelumnya dengan apa yang sedang peneliti kerjakan. Selain itu,

juga akan terdapat teori (New media dan brand image) beserta
17

kutipan-kutipan dari para ahli.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada BAB III, penelitian ini akan berisi pemaparan mengenai

metode penelitian yang akan digunakan dalam pengumpulan data

dan menganalisis data.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada BAB IV, peneliti akan menganalisa serta membahas seluruh

informasi yang telah didapatkan berdasarkan metode yang telah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


R
dipilih pada BAB sebelumnya.
P
Pada BAB V peneliti akan memberikan kesimpulan dari hasil

analisis penelitian yang didasarkan atas tujuan penelitian, pada


S

BAB V juga peneliti akan memberikan saran akademis dan praktis.


L
BAB II

KERANGKA TEORETIS

2.1. Kajian Pustaka

Demi melengkapi penelitian ini, peneliti menggunakan dua penelitian

sebelumnya berupa artikel jurnal yang peneliti gunakan sebagai acuan penulisan.

Berdasarkan artikel jurnal berjudul “Komunikasi Interaktif Nikon

Ambassador Dalam Mempertahankan Citra Merek (Studi Kasus Akun Media

R
Sosial Instagram @Sukiminthio)” yang dilakukan oleh Ardelia dan Sukendro

(2019). Penelitian tersebut dilatar belakangi dengan adanya data oleh The Word
P
Pro (TWP) Inc. yang menunjukkan bahwa, sebesar 81 persen orang terpengaruh

oleh apapun yang diunggah di media sosial, serta pemasar meyakini bahwa
S

komunikasi interaktif terbukti efektif (Ardelia & Sukendro, 2019).

Lalu 71% persen persepsi orang meningkat terhadap sebuah merek ketika
L

ada ulasan yang positif mengenai merek tersebut di media sosial. Salah satu figur

yang dapat mempengaruhi pengikutnya adalah seorang Brand Ambassador, yaitu

disebut sebagai jembatan komunikasi antara merek dan pengguna, serta menjadi

salah satu faktor penting dalam mempertahankan citra positif sebuah merek

dalam memberikan informasi produknya melalui konten yang di unggah di media

sosial.

Ardelia dan Sukendro (2019) meneliti Sukimin Thio, yang merupakan Brand

Ambassador pada produk kamera Nikon. Nikon Indonesia berfokus pada sosial

18
19

media Instagram sebagai media komunikasi pemasaran melalui Nikon

Ambassador. Sukimin Thio, merupakan salah satu Nikon Ambassador yang paling

aktif dalam melakukan komunikasi interaktif. Penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif yang bersifat deskriptif dan metode penelitian yang digunakan ialah studi

kasus. Dimana teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan

wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian yang telah dilakukan Ardelia dan Sukendro (2019) pada

penelitian ini dinyatakan berhasil karena mendapatkan hasil yang positif dari

R
masyarakat, dan dapat mempertahankan citra positif perusahaan atas merek

bahkan meningkatkan kredibilitas, nilai jual, juga mempertahankan citra yang


P
positif.

Pada artikel jurnal kedua berjudul “Analisis Komunikasi Persuasif Pada


S

Akun Instagram Frelynshop Dalam Meningkatkan Brand Image” (Hennita, Prisylia,

& Saffira, 2020) penelitian tersebut dilatar belakangi oleh maraknya persaingan
L

bisnis (kompetitor) online shop di media sosial Instagram, sehingga Frelynshop

harus meningkatkan brand image melalui konten-konten kreatif dan menarik yang

bertujuan untuk menanamkan persepsi positif oleh konsumen.

Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan sumber

data primer dan sekunder sehingga data primer berupa wawancara semi

terstruktur dengan tiga informan, sedangkan data sekunder yang akan dipakai
20

dalam penelitian ini bersumber dari Jurnal dan buku- buku, Website, Internet dan

media online.

Hasil penelitian oleh Hennita et al., (2020) menghasilkan respon positif oleh

konsumen, mendapatkan banyak followers baru, dan mendapatkan peningkatan

pada pembelian produk. Hal ini dibuktikan dari cara Frelynshop mempersuasi para

followersnya dengan cara non-verbal yang ditujukan dari konten Instagram yang

berupa foto, caption, dan igstory yang berupa video, agar dapat mempengaruhi

para followersnya untuk membeli produk mereka.

R
Pada artikel jurnal ketiga berjudul “Membedah Instagram: Analisis Isi

Media Sosial Pariwisata Bali” oleh Surijah, Kirana, Wahyuni, Yudi dan Astini
P
(2017) penelitian tersebut dilatar belakangi oleh telah terjadi pergeseran sumber

informasi yang dulunya Iklan memegang peranan penting dalam mempengaruhi


S

perilaku konsumen sudah tergantikan oleh sumber lain yaitu media sosial (social

media) (Zarella, 2010, dalam Surijah et al., 2017). Maka dari itu peneliti ingin
L

membedah bagaimana konten dalam sosial media pariwisata Bali dapat

berpengaruh besar pada peningkatan pengunjung.

Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan content analysis. Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti

adalah dengan mengkaji elemen foto serta teks yang terdapat pada Instagram dan

juga dilakukannya Focus Group Discussion.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Surijah, Kirana, Wahyuni, Yudi dan

Astini (2017) menunjukkan bahwa sepuluh akun instagram bertemakan pariwisata


21

yang dikumpulkan peneliti, unggahannya sebagian besar bahkan hampir

seluruhnya bertemakan pariwisata di Bali. Setiap akun memiliki tema mayoritas

gambar yang berbeda-beda, jumlah followers yang berbeda, cara penulisan pada

caption yang berbeda-beda, angle foto postingan yang berbeda-beda, serta cara

penyampaian pesan mengenai pariwisata Bali kepada audiens yang juga

berbeda-beda.

2.2. Komunikasi

R
Menurut Pearce (dalam Littlejohn, Foss & Oetzel, 2017, p. 5) komunikasi

telah dipelajari secara sistematis sejak jaman dahulu, tetapi baru menjadi topik
P
yang sangat penting pada abad ke 20. Pearce menggambarkan perkembangan ini

sebagai revolusioner, yakni sebagian besar munculnya teknologi komunikasi


S

(seperti radio, televisi, telepon, satelit, dan jaringan komputer) bersamaan dengan

industrialisasi, bisnis besar, dan politik global (Littlejohn et al., 2017, p. 5).
L

West dan Turner (2010) Mengatakan komunikasi ialah proses sosial yang

setiap individunya menggunakan simbol untuk membentuk dan menafsirkan

makna pada lingkungannya. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

terdapat lima kata kunci didalam komunikasi, yakni sosial, proses, simbol, makna,

dan lingkungan (West & Turner, 2010, p. 5-8).

Terdapat beragam teori dan model komunikasi oleh para ahli komunikasi.

Model komunikasi oleh Harold.D.Lasswell ialah salah satunya. Model ini

merupakan model komunikasi persuasif yang meliputi: pembicara (sender), isi


22

(message), dan pendengar (receiver). Menurut Lasswell (dalam Rogala &

Bialowas, 2016, p.17) saat menganalisis proses komunikasi atau komponen

komunikasi ini terdapat lima pertanyaan dasar yang perlu diperhatikan :

1. Who ? (Siapa?)

2. Saying What? (Mengatakan apa?)

3. On Which Channel? (Melalui saluran atau media apa?)

4. To Whom? (Kepada siapa?)

5. With What Effect? (Dengan dampak atau efek apa?)

SENDER

Who ?
MESSAGE

Says What ?
R
CHANNEL

In which
RECEIVER

To whom ?
EFFECT

With what
P
channel ? effect ?

Gambar 10. Model Komunikasi Lasswell, (dalam Rogala dan Bialowas,


S

2016, p.17), Data Olahan Peneliti (2020).


L

Jadi, jika dikaitkan dengan “Shopee Indonesia” maka Shopee Indonesia

berperan sebagai pengirim (sender) pesan (message) komunikasi melalui

instagram (channel) kepada followers-nya (receiver) yang mana akan memberikan

dampak (effect) kepada brand image perusahaan.

2.3. Public Relations

2.3.1. Definisi Public Relations

Menurut Scott Cutlip dan Allen Center (dalam Wilcox, Cameron, & Reber,
23

2015, p. 33) Humas ialah fungsi manajemen yang mengidentifikasi, menetapkan,

dan memelihara hubungan baik yang saling menguntungkan antara suatu

organisasi dan publiknya yang menjadi sandaran keberhasilan atau kegagalan.

Sedangkan menurut James E. Grunig dan Todd Hunt, Humas ialah manajemen

komunikasi antara organisasi dan publik. (Wilcox et al., 2015, p. 33).

Organisasi hubungan masyarakat nasional dan internasional, termasuk

PRSA, juga mendefinisikan 2 definsi Public Relations :

1. “Public relations is influencing behaviour to achieve objectives through the

R
effective management of relationships and communications.” (British Insti- tute of

Public Relations, whose definition has also been adopted in a number of


P
Commonwealth nations) (Wilcox et al., 2015, p. 33). Yang dimana hal ini

menunjukkan bahwa untuk mencapai komunikasi yang baik dan efektif, haurs
S

dioengaruhi oleh perilaku positif dari masyarakat itu sendiri.

2. “Public relations practice is the art and social science of analyzing trends, pre-
L

dicting their consequences, counseling organization leaders, and implementing

planned programs of action which serve both the organization’s and the public’s

interest.” (1978 World Assembly of Public Relations in Mexico City and endorsed

by 34 national public relations organizations) (Wilcox et al., 2015, p. 33). Hal ini

menunjukkan yakni Praktik PR ialah seperti sebuah seni dan ilmu sosial untuk

menganalisis tren, memprediksi konsekuensinya, serta menerapkan program

tindakan terencana yang melayani kepentingan organisasi dan publik.

Definisi lain datang dari Profesor Glen Cameron, mendefinisikan hubungan


24

publik sebagai "manajemen strategis persaingan serta konflik untuk kepentingan

organisasi sendiri dan untuk keuntungan bersama organisasi atau berbagai

pemangku kepentingan atau publiknya." (Wilcox et al., 2015, p. 35).

Dari segala definisi Public Relations di atas, terdapat kata kunci yang

digunakan dalam sebagian besar definisi yang membingkai PR modern saat ini

(Wilcox et al., 2015, p. 36). Berikut kata kuncinya :

1. Sengaja. Aktivitas PR disengaja. Artinya inini dirancang untuk memengaruhi,

mendapatkan pemahaman, memberikan informasi, dan mendapatkan umpan balik

R
dari mereka yang terpengaruh oleh aktivitas tersebut.

2. Direncanakan. Kegiatan hubungan masyarakat diatur. Artinya solusi untuk


P
masalah ditemukan dan logistik dipikirkan, dengan aktivitas yang berlangsung

selama periode waktu tertentu. Hal ini membutuhkan penelitian dan pemikiran
S

strategis.

3. Performa. Hubungan masyarakat yang efektif yakni didasarkan pada kebijakan


L

dan kinerja aktual. Hubungan masyarakat sebanyak apa pun tidak akan

menghasilkan niat baik dan dukungan apabila organisasi memiliki kebijakan yang

buruk dan tidak responsif terhadap keprihatinan publik.

4. Kepentingan umum. Kegiatan PR harus saling menguntungkan bagi organisasi

dan publik; hal ini berarti adanya penyelarasan antara kepentingan pribadi

organisasi dengan kepentingan publik.

5. Komunikasi dua arah. PR tidak hanya bertugas menyebarkan informasi tetapi juga

seni mendengarkan dan bercakap-cakap dengan berbagai publik.


25

6. Fungsi manajemen. Kegiatan Public relations melibatkan proses konseling,

pemecahan masalah apabila terjadi suatu konflik atau krisis.

2.3.2. Peran Public Relations

Public Relations Society of America (PRSA) (dalam Wilcox, Cameron, &

Reber, 2015, p. 43) menjabarkan peranan yang dilakukan oleh Public Relations :

1. Konseling (Counseling). Public Relations berperan sebagai pemberi nasihat

kepada manajemen didalam sebuah perusahaan terkait komunikasi, hubungan,

dan juga memutuskan suatu kebijakan.

2.
R
Berperan dalam melakukan riset (Research). Public Relations harus selalu

melakukan penelitian agar setiap keputusan atau informasi yang akan di


P
sampaikan kepada masyarakat merupakan pilihan/informasi yang tepat dalam

membangun pengertian dan mempengaruhi publiknya.


S

3. Membina hubungan baik dengan media (Media relations). Public Relations harus

menjaga hubungan baik dengan para media agar menciptakan hal yang saling
L

menguntungkan antara kedua belah pihak. Karena PR dan media memiliki

hubungan yang erat dan saling membutuhkan.

4. Publisitas (Publicity). Public Relations memiliki peran dalam memberikan informasi

kepada publiknya sebagai kepentingan perusahaan. Informasi tersebut dapat

disampaikan melalui media massa tradisional ataupun media massa modern.

5. Membina hubungan antar sesama karyawan (Employee/member relations). Public

Relations tidak hanya berperan dalam membangun hubungan baik dimata

masyarakat. Public Relations juga berperan untuk memberikan informasi hingga


26

memotivasi karyawan didalam suatu perusahaan sehingga berjalannya hubungan

baik di dalam perusahaan.

6. Membina hubungan didalam suatu komunitas (Community relations). Public

Relations tidak hanya menjalin hubungan baik dengan internal perusahaan, tetapi

juga membangun hubungan baik kepada pihak dari luar perusahaan agar dapat

menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan

publiknya.

7. Terlibat dalam urusan publik (Public affairs). Public Relations melibatkan publik

R
dalam segala kegiatannya, hal ini dilakukan agar tidak ada salah paham serta

membangun pemahaman saling menguntungkan antara perusahaan dengan


P
publiknya.

8. Terlibat dalam urusan pemerintahan (Government affairs). Public Relations juga


S

berperan dalam urusan pemerintahan terkait regulasi atau perundang-undangan

demi kepentingan perusahaan (lobbying).


L

9. Berperan dalam menyelesaikan manajemen masalah (Issues management).

Public Relations berperan dalam mengidentifikasi dan menangani isu yang terjadi

dimasyarakat yang dapat mengancam reputasi perusahaan.

10. Menjalin hubungan baik dengan investor (Financial relations). Public Relations

juga memiliki peran menjaga hubungan baik terhadap investor agar terjalin

hubungan kerjasama yang saling menguntungkan.

11. Menjalin hubungan baik ditengah para industry lain (Industry Relations). Public

Relations memiliki peran menjaga hubungan baik dengan perusahaan agar


27

terjalin hubungan kerjasama yang saling menguntungkan. membina hubungan

baik lain untuk menciptakan hubungan yang saling menguntungkan.

12. Pengembangan / penggalangan dana (Development/fundraising). Public Relations

mengajak masyarakat untuk ikut serta berkontribusi dalam mendukung

perusahaan agar terus berkembang.

13. Hubungan multikultural (Multicultural relations/workplace diversity). Public

Relations erat hubungannya dengan para publiknya, baik individu maupun

kelompok dari suku atau budaya manapun.

R
14. Acara khusus (Special Event). Public Relations berperan dalam pembuatan acara

khusus. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan minat dari para publiknya untuk
P
membeli atau menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.

15. Komunikasi pemasaran (Marketing Communication). Public Relations juga


S

memiliki peran dalam kegiatan komunikasi pemasaran. Dengan komunikasi serta

penawaran yang baik dan menarik akan membangun hubungan timbal balik yang
L

baik serta saling menguntungkan.

2.4. New Media

2.4.1. Definisi New Media

Menurut Widiyanto (2016, dalam Afrilia, 2017, p. 32) Berdasarkan hasil

survei yang dilakukan Departemen Komunikasi dan Informasi, sepanjang tahun

2016 tercatat sekitar 132,7 juta orang Indonesia di telah terhubung ke internet

dengan total penduduk Indonesia sebanyak 256,2 juta orang. Hal ini membuktikan
28

kenaikan 51,8 persen dibandingkan jumlah hasil survey pengguna internet pada

tahun 2014 yang dilakukan APJII hanya terdapat 88 juta pengguna internet

(Widiyanto, 2016, dalam Afrilia, 2017, p. 32).

Sejalan dengan semakin berkembangnya media sosial berdasarkan data

tersebut, hal ini mempengaruhi perubahannya perilaku masyarakat. Penggunaan

media baru (new media) sudah mulai digunakan untuk mengembangkan aspek

ekonomi (e-marketing), aspek pemerintahan (e-governence), dan aspek

pendidikan (e-learning) (Widiyanto, 2016, dalam Afrilia, 2017, p. 32).

R
Definisi new media menurut Innis (dalam McQuail, 2011, p. 152) tedapat

dua prinsip new media. Prinsip pertama, yaitu dalam lingkup ekonomi, komunikasi
P
mendorong monopoli produksi dan distribusi pengetahuan oleh kelompok atau

kelas tertentu. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan yang menimbulkan


S

perubahan atau menyebabkan munculnya kompetisi atas bentuk komunikasi yang

lain. Hal ini juga dapat bermaksut bahwa teknologi komunikasi baru (new media)
L

menyisikan kekuatan sosial yang lama. Prinsip kedua, dimensi paling penting dari

kekuasaan adalah ruang dan waktu, dan beberapa alat komunikasi lain lebih

cocok daripada alat komunikasi yang lainnya (hal ini yang disebut bias

komunikasi), sehingga kekaisaran dapat bertahan seiring berjalannya waktu

(Innis, dalam McQuail, 2011, p. 152).

Menurut Lister (2009, dalam Ri’aeni, 2015, p. 188) perbedaan umum antara

media lama dan media baru terutama dari segi penulisan (dan pencapaian),

penerbitan (produksi-distribusi) serta pengguna (audience). Hampir semua new


29

media (media baru) memiliki karakteristik yang sama yakni mengalami perubahan

dalam produksi, distribusi dan penggunaan. Masalah yang ditemukan sehubungan

dengan keuntungan dan perbedaan kapasitas media “tradisional” dan media

“baru” sebagai saluran komunikasi (Lister, 2009, dalam Ri’aeni, 2015, p. 188).

Menurut McQuail (2011, p.143-144), Keragaman kategori 'media baru' dan

sifatnya yang terus berubah menetapkan batas yang jelas untuk pembentukan

teori tentang 'konsekuensi' mereka. Bentuk-bentuk dari teknologi dapat

berkembang biak tetapi juga seringkali terdapat yang bersifat sementara. Namun

R
demikian, dapat diidentifikasikan lima kategori utama 'media baru' yang memiliki

kesamaan saluran tertentu dan kira-kira dibedakan berdasarkan jenis


P
penggunaan, konten, dan konteks (McQuail, 2011, p.143-144), sebagai berikut:

1. Media komunikasi antarpribadi: ini termasuk telepon dan email (terutama untuk
S

bekerja, tetapi menjadi lebih privasi). Secara umum, konten yang sifatnya pribadi,

mudah rusak dan hubungan yang dibangun dan diperkuat mungkin akan lebih
L

penting daripada informasi yang disampaikan

2. Media bermain interaktif: terutama berbasis komputer dan video game, ditambah

perangkat virtual reality. Inovasi utama terletak pada interaksi dan mungkin

dominasi 'proses' atas gratifikasi 'penggunaan'

3. Media pencarian informasi: ini adalah kategori yang luas, tetapi internet / www

adalah contoh yang paling signifikan, dilihat sebagai perpustakaan dan sumber

data yang ukurannya belum pernah terjadi sebelumnya, sebenarnya dan

aksesibilitasnya. Selain internet, telepon seluler juga mulai menjadi saluran


30

pencarian informasi, seperti halnya layanan siaran data radio.

4. Media partisipatif kolektif: kategorinya mencakup khususnya penggunaan internet

untuk berbagi dan bertukar informasi, ide, dan pengalaman serta

mengembangkan hubungan pribadi yang aktif (melalui komputer).

5. Substitusi media penyiaran: acuan utamanya adalah penggunaan media untuk

menerima atau mengunduh konten yang pada masa lalu biasanya disiarkan atau

didistribusikan dengan metode lain yang serupa. Menonton film dan acara televisi,

mendengarkan radio dan musik, dsb. Mennjadi kegiatan utama (McQuail, 2011,

p.143-144).
R
Karakteristik utama yang membedakan media baru dari media lama, dari
P
perspektif pengguna menurut McQuail (2011, p. 144):

1. Interaktivitas: seperti yang ditunjukkan oleh rasio respons atau inisiatif dari pihak
S

pengguna terhadap 'tawaran' dari sumber / pengirim

2. Kehadiran sosial (atau kemampuan bersosialisasi): dialami oleh pengguna, artinya


L

rasa kontak pribadi dengan orang lain yang dapat ditimbulkan dengan

menggunakan suatu media

3. Kekayaan media sejauh mana meda dapat menjembatani kerangka acuan yang

berbeda, mengurangi ambiguitas, memberikan lebih banyak isyarat, melibatkan

lebih banyak akal dan menjadi lebih pribadi

4. Otonomi: sejauh mana pengguna merasa memiliki kendali atas konten dan

penggunaan, terlepas dari sumbernya

5. Penggunaan kesenangan untuk hiburan dan kesenangan, berlawanan dengan


31

kegunaan dan secara instrumental

6. Privasi: terkait dengan penggunaan media dan / atau konten tipikal atau pilihannya

7. Personalisasi: sejauh mana penggunaan dipersonalisasi dan unik (McQuail, 2011,

p. 144).

2.5. Media Sosial

Menurut Quesenberry (2019, p. 27) Media sosial ialah tentang membuat

atau berbagi informasi dan ide. Media sosial telah meningkat dari segi jumlah dan

R
perhatian, serta mengubah konten dari model konvensional yang berpusat pada

penerbit menjadi model yang lebih berpusat pada pengguna (Quesenberry, 2019,
P
p. 27).

Sedangkan menurut Turban, Strauss dan Lai (2016, p. 8) mendefinisikan


S

media sosial sebagai teks online, gambar, audio, serta konten video yang dibuat

oleh orang-orang yang menggunakan platform dan alat Web 2.0 untuk interaksi
L

dan percakapan sosial, terutama untuk berbagi pendapat, pengalaman, wawasan,

dan persepsi. Mereka dapat digunakan juga sebagai menghasilkan konten

(Turban et al., 2016, p. 8)

Kuncinya yakni bahwa pengguna, selain organisasi, menghasilkan,

mengontrol, menggunakan, dan mengelola konten, seringkali dengan sedikit atau

tanpa biaya (Turban et al., 2016, p. 8). Dapat disimpulkan bahwa media sosial

ialah kumpulan saluran komunikasi online yang dapat didedikasikan untuk


32

masukan berbasis komunitas, interaksi, berbagi konten dan kolaborasi (Turban et

al., 2016, p. 8).

Istilah yang diciptakan oleh DiNucci (1999, dalam Oleskeviciene &

Sliogeriene, 2020, p. 4) yang telah mendorong munculnya media sosial seperti

Twitter, Instagram, Facebook, blog, dan berbagai aplikasi lain memungkinkan

pengguna untuk saling berinteraksi dan berkolaborasi melalui dialog media sosial

sebagai pencipta konten yang dihasilkan dalam komunitas virtual (DiNucci, 1999,

dalam Oleskeviciene & Sliogeriene, 2020, p. 4).

2.5.1. Fungsi Media Sosial


R
Media sosial mempunyai fungsi positif (McQuil, 1996, dalam Nursalim,
P
2017, p. 59):

1. Memberikan informasi tentang peristiwa dan kondisi atau situasi kepada


S

masyarakat

2. Memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan


L

3. Memberi informasi yang bersifat menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna

sebuah peristiwa dan informasi; melakukan sosialisasi

4. Memberikan informasi tentang hal yang berhubungan dengan meliputi

peningkatan serta pelestarian nilai-nilai; mengekpresikan budaya dan pengakuan

budaya

5. Memberikan hiburan

6. Memobilisasi masyarakat dalam bidang pembangunan (McQuil, 1996, dalam

Nursalim, 2017, p. 59).


33

2.6. Instagram

2.6.1. Definisi Instagram

Miller (2020, p. 56) mendefinisikan instagram adalah situs berbagi foto dan

video yang berguna untuk menumbuhkan serta mengembangkan sebuah merek.

Dengan menggunakan Instagram, hal ini dapat bertindak sebagai pengantar

tentang perusahaan anda, mulai dari membuat akun hingga menghasilkan konten

yang relevan hingga dapat digunakan sebagai sumber daya bisnis yang kuat

(Miller, 2020, p. 56).


R
Sejak September 2014, Instagram telah menjadi salah satu platform
P
berbagi konten yang tumbuh paling cepat diantara platform lain (Turban, Strauss

& Lia, 2016, p. 25). Instagram memungkinkan pengguna dapat mengambil foto,
S

video, memodifikasinya, menerapkan filter digital, serta membagikannya di

berbagai media sosial (Grzesiak, 2018, p. 61) . Menurut Offerpop (2014, dalam
L

Turban et al., 2016, p. 149-150) Instagram merevolusi web visual. Dengan lebih

dari 300 juta aktif bulanan diskon besar untuk pembeli menciptakan potensi

peningkatan volume penjualan untuk penjual, model belanja yang berorientasi

sosial, serta kebangkitan pelanggan sosial (Offerpop, 2014, dalam Turban et al.,

2016, p. 149-150).

Pengguna Instagram terbagi antara pengguna iPhone dan Android.

Menariknya, pengikut Instagram terbilang lebih aktif daripada pengguna media

sosial lainnya (Miller, 2020, p. 57). Pada pengguna layanan, 68% diduduki
34

perempuan, dan lebih sering digunakan oleh individu yang tinggal di kota besar.

Orang yang berusia di atas 35 tahun merupakan 90% dari pengguna Instagram;

dan 24% pengguna menggunakan layanan beberapa kali setiap harinya (Smith,

2014, dalam Grzesiak, 2018, p. 61).

Sebagai platform yang berguna untuk berbagi foto, Instagram terukir dalam

kreasi serta pengembangan komunitas yang diminati (Rheingold, 2000, dalam

Serafinelli, 2018, p. 5) yang mana hal ini mengenali ekspresi sosial utama mereka

dalam pertemuan offline (InstaMeet dan InstaWalk) (Rheingold, 2000, dalam

R
Serafinelli, 2018, p. 5). Ciri khas instagram sampai saat ini ialah dapat

mengunggah foto dalam format persegi, dan sejak 27 Agustus 2015,


P
dimungkinkan untuk mengunggah foto dan video dalam format gambar lain

(Grzesiak, 2018, p. 61).


S

Manovich (2016, dalam Serafinelli, 2018, p. 15) mengidentifikasi tiga genre

utama pada platform: foto kasual, fotografi profesional, dan fotografi desain.
L

Dengan kata lain, Instagram seperti meluncur ke berbagai bidang, tidak hanya

informasi dan iklan, tetapi juga pada waktu luang serta hiburan. Faktanya, di

Instagram, dibandingkan dengan fotografi profesional yang didominasi oleh

lanskap dan pemandangan kota, fotografi kasual muncul sebagai gaya baru, yang

melihat dunia manusia memenuhi sebagian besar pemandangan (Manovich,

2016, dalam Serafinelli, 2018, p. 15).

Instagram juga merupakan tempat yang luar biasa bagi perusahaan untuk

membangun brand awareness, membentuk brand image perusahaan serta dapat


35

terhubung dengan audiens baru (dan juga calon pelanggan) (Miller, 2020, p. 57).

Selain itu, instagram juga memiliki peluang besar bagi perusahaan marketplace

yang ingin menonjolkan barang mereka, baik melalui gambar/foto, video, ataupun

cerita dari caption di instagram, jutaan bisnis telah menemukan bahwa

menciptakan kehadiran yang terlihat di Instagram akan melengkapi pemasaran

marketplace mereka (Miller, 2020, p. 57).

2.6.2. Fungsi Instagram

Fungsi Instagram menurut Miles (2014, p. 8) , antara lain:

1.

2.
R
Menyukai. Anda dapat menyukai gambar orang lain sebagai ungkapan dukungan.

Berkomentar. Anda dapat menulis komentar pada postingan orang lain untuk
P
menyatukan percakapan serta membuat pernyataan. Komentar juga dapat disertai

hashtag.
S

3. Berbagi. Anda tidak perlu meng-tweet tentang halaman-halaman. Jika Anda

mengunggah gambar itu sendiri, Anda dapat membagikannya ke akun Facebook


L

Anda.

2.6.3. Fitur Instagram

Dalam setahun terakhir, Instagram telah merilis beberapa alat pemasaran

baru, yakni analitik lanjutan, pemberitahuan lokal Instagram, Instagram Stories,

dan IGTV. Hal ini dapat membantu dalam membuat profil Instagram, baik yang

terlibat dalam e-commerce, pendidikan, atau hiburan dan penerbitan (Miller, 2020,

p. 56).

Sedangkan menurut Nisrina (2015, dalam Soraya, 2017, p. 33-34) terdapat


36

juga sembilan fitur Instagram, antara lain:

1. Followers (Pengikut)

Sistem sosial di dalam Instagram ialah dengan menjadi pengikut akun pengguna

lain atau memiliki pengikut pada Instagram. Dengan demikian komunikasi antara

pengguna Instagram akan terjalin dengan adanya aktifitas komentar serta

menyukai pada postingan masing-masing pengguna. Pengikut juga menjadi salah

satu unsur yang penting, dimana jumlah tanda suka dari para pengikut sangat

mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang populer atau

tidak.

2. Upload Foto (Mengunggah Foto)


R
P
Kegunaan utama dari Instagram adalah sebagai tempat untuk mengunggah serta

berbagi foto apapun kepada pengguna lainnya. Foto yang hendak ingin diunggah
S

dapat diperoleh melalui kamera yang disebut iDevice maupun foto-foto yang ada

di album foto di iDevice itu sendiri.


L

3. Kamera

Foto yang telah diambil melalui aplikasi Instagram dapat disimpan di dalam

iDevice pengguna tersebut. Penggunaan kamera melalui Instagram juga dapat

langsung menggunakan efek-efek yang tersedia pada aplikasi instagram untuk

mengatur warna dari foto yang diambil oleh pengguna. Terdapat juga efek kamera

tilt-shift yang berfungsi untuk mengatur fokus pada sebuah foto di satu titik

tertentu. Foto-foto yang akan diunggah melalui Instagram memang tidak memiliki
37

batasan atas jumlah tertentu, tetapi Instagram memiliki keterbatasan ukuran untuk

foto.

4. Efek Foto

Pada versi awal, Instagram memiliki 15 efek-efek yang dapat digunakan yakni: X-

Pro II, Lomo-fi, Earlybird, Sutro, Toaster, Brannan, Inkwell, Walden, Hefe, Apollo,

Poprockeet, Nashville, Gotham, 1977, dan Lord Kelvin. Namun pada tanggal 20

September yang lalu Instagram telah menambahkan 4 efek terbaru yaitu;

Valencia, Amaro, Rise, Hudson dan diwaktu yang bersamaan Instagram juga

R
menghapus 3 efek, Apollo, Poprockeet, dan Gotham dari dalam fitur tersebut.

5. Judul Foto
P
Setelah foto tersebut disunting, maka foto akan dibawa ke halaman selanjutnya,

dimana foto tersebut akan diunggah ke dalam Instagram sendiri ataupun ke


S

jejaring sosial lainnya. Disaat sebelum memposting, foto yang ingin diunggah

dapat diberikan judul atau caption


L

6. Arroba

Seperti Twitter dan juga Facebook, Instagram juga memiliki fitur yang dimana para

penggunanya dapat menyinggung pengguna lain yang juga, dengan

manambahkan tanda arroba (@) dan memasukkan akun Instagram dari pengguna

tersebut. Para pengguna tidak hanya dapat menyinggung pengguna lainnya di

dalam judul foto, melainkan juga pada bagian komentar foto. Hal ini juga dapat

dilakukan untuk menyinggung pengguna lain .


38

7. Geotagging

Setelah memasukkan judul foto tersebut, bagian selanjutnya adalah bagian

Geotag. Bagian ini akan muncul apabila pengguna iDevice mengaktifkan GPS

mereka di dalam iDevice mereka. Dengan demikian iDevice tersebut akan

mendeteksi lokasi keberadaan para penggunanya.

8. Jejaring Sosial

foto yang di bagikan tidak hanya dapat di unggah di Instagram belainkan dapat

dibagi juga melalui jejaring sosial lainnya seperti Facebook, Twitter, Foursquare,

R
Tumblr, dan Flickr yang tersedia di halaman Instagram untuk membagi foto

tersebut.
P
9. Tanda suka (like)

fitur tanda suka yang berfungsi sebagai penanda bahwa pengguna lain menyukai
S

foto yang telah diunggah. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor khusus yang

mempengaruhi foto tersebut terkenal atau tidak.


L

10. Popular (Explore)

Bila sebuah foto masuk ke dalam halaman popular, yang berisikan kumpulan dari

foto-foto popular dari seluruh dunia. Secara tidak langsung foto tersebut akan

dikenal oleh masyarakat mancanegara, sehingga akan berdampak juga pada

bertambahnya pengikut dan penyuka Instagram pengguna (Nisrina, 2015, dalam

Soraya, 2017, p. 33-34).

11. Instagram Stories Fitur Instagram yang memungkinkan pengguna mengunggah

gambar atau video ke profil mereka. Konten tersebut hanya bertahan selama 24
39

jam, kecuali ditaruh di sorotan pada halaman profil akun (Levin, 2020, p. 153).

2.6.4. Keuntungan Instagram

Tiga keuntungan langsung isntagram menurut Miles (2014, p. 11) yakni

ketika menggunakan Instagram dibandingkan situs media sosial lainnya:

1. Instagram berfungsi dengan sempurna pada ponsel. Sementara situs lain seperti

Facebook, Twitter, dan Pinterest semuanya memiliki aplikasi, Instan adalah satu-

satunya yang lahir di ponsel dan bekerja dengan sempurna di lingkungan itu.

2. Instagram, seperti Pinterest, adalah "media sosial ringan". Yang bermaksud tidak

R
didasarkan pada percakapan, jadi pemeliharaannya jauh lebih dapat dicapai

dibandingkan dengan platform intensif percakapan seperti Facebook atau Twitter.


P
3. Sama halnya dengan YouTube dan Pinterest, ada umur simpan yang lebih lama

untuk konten daripada di Facebook dan Twitter. Saat Anda mengunggah gambar
S

di Instagram, itu akan tersedia untuk dilihat oleh pengikut Anda untuk waktu yang

sangat lama (Miles, 2014, p. 11).


L

2.6.5. Tipe Instagram

Terdapat tipe-tipe Instagram menurut Levin (2020, p. 153), antara lain:

1. Instagram Business Account Jenis akun Instagram yang memberikan wawasan

lebih dalam tentang perilaku audiens dan fitur-fitur yang memungkinkan

pelanggan terhubung dengan bisnis dengan lebih mudah kepada bisnis.

2. Instagram Bots Perangkat lunak komputer yang diprogram khusus untuk

melakukan tindakan seperti suka, komentar, serta mengikuti akun lain.


40

2.7. Brand

2.7.1. Definisi Brand

Brand telah ada sejak berabad-abad sebagai cara untuk membedakan

barang dari satu produsen dengan produsen lainnya (Keller, 2013, p. 31). Arti asli

dari kata 'merek' berasal dari kata Norse lama brandr, yang berarti 'membakar'

(Percy, 2018, p. 24). Menurut American Marketing Association (AMA) (Keller,

2013, p.31), merek ialah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain yang ditujukan

untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual

R
dan untuk membedakannya dari para pesaing. Secara teknis, setiap kali pemasar

membuat nama, logo, atau simbol baru untuk produk baru, dia telah menciptakan
P
merek (AMA, dalam Keller, 2013, p. 31).

Sedangkan menurut Aaker (1991, p. 110, dalam Kapferer, 2012, p. 11)


S

mendefinisikan merek adalah nama atau simbol pembeda yang dimaksudkan

untuk mengidentifikasi barang ataupun jasa dari satu penjual dari pesaing lainnya
L

(Aaker, 1991, p. 110, dalam Kapferer, 2012, p. 11). Membangun merek adalah

proses di mana makna jangka panjang ini disampaikan dan dibagikan oleh

pembeli potensial di pasar (Kompella, 2014, p. 150). Faktanya, banyak manajer

yang berlatih merujuk pada merek sebagai sesuatu yang benar-benar

menciptakan sejumlah kesadaran, reputasi, keunggulan, dan sebagainya di pasar

(AMA dalam Keller, 2013, p. 31).

Pengertian brand telah berkembang, dari mulai sekadar merek atau nama

dagang dari sebuah produk, jasa atau perusahaan yang berkaitan dengan hal-hal
41

yang kasat mata dari merek; seperti nama dagang, logo atau ciri visual lainnya;

kini juga berarti citra, kredibilitas, karakter, kesan, persepsi serta anggapan di

benak konsumen (Landa, 2006, dalam Firmansyah, 2019, p. 64).

Bagi perusahaan, brand tidak hanya berfungsi sebagai corporate identity,

melainkan juga dapat meningkatkan brand image (citra yang terbentuk dalam

benak konsumen mengenai sebuah merek tertentu) yang luar biasa, jika digarap

dengan professional (Firmansyah, 2019, p. 64).

2.7.2. Jenis Brand

1. Product Brand
R
Brand memiliki beberapa jenis (Firmansyah, 2019, p. 65), sebagai berikut:
P
Branding produk merupakan hal yang paling umum dalam branding. Merek atau

produk yang sukses ialah dimana produk yang mampu mendorong konsumen
S

untuk memilih produk miliknya melebihi produk kompetitor

2. Personal Brand
L

Yakni alat pemasaran yang paling popular di kalangan public figure seperti politisi,

misis, selebriti dan sebagainya. Sehingga mereka memiliki pandangan tersendiri

dimata masyarakat.

3. Corporate Brand

Jenis ini penting untuk mengembangkan reputasi suatu perusahaan di pasar,

seperti pada aspek perusahaan tersebut mulai dari produk/jasa yang ditawarkan

hingga kontribusi kryawan mereka terhadap masyarakat itu sendiri.

4. Geographic Brand
42

Atau yang bisa disebut sebagai regional ini bertujuan untuk menunjukkan

gambaran dari produk ataupun jasa ketika nama lokasi tersebut disebutkan oleh

sesorang

5. Cultural Brand

Jenis ini mengembangkan reputasi terkait lingkungan serta masyarakat dari lokas

tertentu maupun kebangsaan.

2.7.3. Peran Brand

Merek memiliki peran yang signifikan dalam menandakan karakteristik

1.
R
produk tertentu kepada konsumen (Keller, 2013, p. 35):

Untuk menelusuri barang (For search) seperti produk grosir, konsumen dapat
P
mengevaluasi atribut produk seperti kekokohan, ukuran, warna, gaya, desain,

berat, dan komposisi bahan dari segi visual.


S

2. Untuk barang pengalaman (For experience) seperti ban mobil, konsumen tidak

dapat menilai atribut produk seperti itu ketahanan, kualitas layanan, keamanan,
L

dan kemudahan penanganan atau penggunaan sehingga mudah dengan inspeksi,

dan percobaan dan pengalaman produk yang sebenarnya diperlukan.

3. Untuk barang-barang kepercayaan (For credence) seperti perlindungan asuransi,

konsumen mungkin jarang mempelajari atribut produk.

Mengingat kesulitan menilai dan menafsirkan atribut dan manfaat produk

untuk pengalaman dan kepercayaan barang, merek mungkin merupakan sinyal

kualitas dan karakteristik lain yang penting bagi konsumen untuk jenis produk ini

(Keller, 2013, p. 35).


43

2.8. Citra (Image)

Definisi citra yang di utarakan oleh Alves dan Raposo (2010, p. 75, dalam

Adriza, 2015, p. 80) menyatakan bahwa citra merupakan jumlah dari keyakinan,

ide, dan impresi yang dimiliki seseorang dalam mempersepsikan suatu objek

(Alves & Raposo, 2010, p. 75, dalam Adriza, 2015, p. 80). Citra didefinisikan

sebagai jumlah keyakinan, sikap, stereotip, ide-ide, perilaku yang relevan dari

seseorang yang melihat suatu objek, orang, atau suatu organisasi (Adriza, 2015,

p. 80).
R
Citra yang positif akan memudahkan bagi sebuah perusahaan untuk
P
mengkomunikasikan produk maupun jasanya kepada masyarakat secara efektif

serta membuat konsumen mudah mengerti melalui komunikasi yang dilakukan


S

dari mulut ke mulut (Adriza, 2015, p. 81).

2.8.1. Citra Perusahaan (corporate image)


L

Definisi citra perusahaan menurut Minkiewicz dan Evans (2009, p. 191,

dalam Adriza, 2015, p. 82) sebagai komponen atau bagian yang terpenting dari

merek perusahaan, memiliki fokus pada lingkungan eksternal di luar perusahaan

yang tertuju pada bagaimana para pemangku kepentingan di luar perusahaan

dapat memandang keberadaan adanya organisasi perusahaan tersebut

(Minkiewicz dan Evans, 2009, p. 191, dalam Adriza, 2015, p. 82 – 83).

Citra perusahaan akan muncul tergantung pada merek perusahaan dan

kekuatan daripada merek itu sendiri (Minkiewicz dan Evans, 2009, p. 191, dalam
44

Adriza, 2015, p. 83). Citra akan menunjukkan baik maupun buruknya keberadaan

peran serta fungsi dan juga manfaat perusahaan bagi seluruh pihak yang

berkepentingan ataupun terkait dengan perusahaan, khususnya pelanggan

(Minkiewicz dan Evans, 2009, p. 191, dalam Adriza, 2015, p. 83).

Menurut Smith (2008, p. 333, dalam Adriza, 2015, p. 83) menyatakan citra

perusahaan ialah segala yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. sedangkan

menurut Jefkins (2004, p. 20, dalam Adriza, 2015, p. 83) menjelaskan bahwa citra

perusahaan ialah citra yang dimiliki perusahaan secara keseluruhan, citra ini

R
terbentuk oleh riwayat keberhasilan, stabilitas, kualitas produk, hubungan industry

yang baik, reputasi yang baik, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial,
P
serta komitmen mengadakan riset (Jefkins, 2004, p. 20, dalam Adriza, 2015, p.

83).
S

2.8.2. Dimensi Citra

Dimensi citra perusahaan menurut Kotler dan Keller (2009, p. 261, dalam
L

Adriza, 2015, p. 83-84) dijelaskan melalui fungsi dari ekuitas merek, dimana

ekuitas merek akan semakin tinggi apabila seiring dengan semakin meningkatnya

dimensi-dimensi dari citra oerusahaan itu sendiri; dimensi-dimensi citra

perusahaan yang dimaksud sebagai berikut:

1. Kesadaran akan citra perusahaan (company recognition)

2. Kesan kualitas (afinity)

3. Pengenalan pada citra perusahaan (company reputation)

4. Kesetiaan pada perusahaan (company loyalty)


45

5. Asosiasi-asosiasi merek (domain)

6. Aset lainnya seperti hak paten, stemple dagang, saluran distribusi, dan lain

sebagainya.

2.8.3. Jenis Citra

Menurut Frank Jefkins (1998, dalam Fachruddin, 2016, p. 64), terdapat

jenis-jenis citra, sebagai berikut :

1. Citra Bayangan (Mirror Image) : artinya citra ini melekat pada seseorang atau

anggota-anggota yang berada didalam suatu organisasi atau perusahaan.

R
Biasanya hal ini terjadi kepada pimpinannya mengenai anggapan pihak eksternal

tentang organisasi atau perusahaannya.


P
2. Citra Kini (Current Image) : artinya citra yang berlaku adalah citra yang dianut oleh

pihak-pihak eksternal mengenai suatu organisasi atau perusahaan. Citra jenis ini
S

ditentukan oleh banyaknya informasi yang dimiliki oleh mereka yang

mempercayainya.
L

3. Citra Majemuk (Multiple Image) : artinya adalah citra yang bermacam-macam dari

publiknya terhadap suatu perusahaan tertentu yang ditimbulkan oleh humas yang

mewakili perusahaan, citra jenis ini berkaitan dengan jenis citra perusahaan

(corporate image).

4. Citra Perusahaan (Corporate Image) : artinya citra dari suatu perusahaan secara

keseluruhan, bukan hanya dari produk atau jasa yang ditawarkan.

5. Citra yang Diharapkan (Wish Image) : artinya citra jenis ini adalah citra yang

diinginkan oleh pihak manajemen didalam suatu perusahaan.


46

Didalam penelitian ini, peneliti ingin memfokuskan pada Citra Perusahaan

(Corporate Image) untuk mengetahui bagaimana Shopee Indonesia menjaga citra

perusahaannya tidak hanya dari penjualan produknya saja, melainkan juga

melalui analisis instagramnya.

2.9. Brand Image

2.9.1. Definisi Brand Image

Merek adalah kata, istilah, atau frase yang ditampilkan sebagai nama

R
produk, atau perusahaan (Clow & Back, 2018, p. 42). Pengertian Brand image

menurut Henslowe (2008, p. 45, dalam Parengkuan, Tumbel & Wenas, 2014, p.
P
1794), yaitu kesan yang didapat menurut tingkatan pengetahuan dan pengertian

akan fakta mengenai orang, produk ataupun sebuah situasi (Henslowe, 2008, p.
S

45 dalam Parengkuan et al., 2014, p. 1794).

Menurut Kotler dan Keller (2009, p. 179, dalam Parengkuan, Tumbel &
L

Wenas, 2014, p. 1794) brand image diartikan sebagai gambaran mental atau

konsep tentang sesuatu. Objek yang dimaksud yakni orang, organisasi, kelompok

dan lainnya yang tidak diketahui. Image terhadap merek bermula dari nilai-nilai

kepercayaan yang diberikan, konkritnya diberikan secara individual serta

merupakan pandangan atau persepsi terjadinya proses akumulasi dari amanat

kepercayaan yang diberikan oleh individu-individu. Hal ini akan mengalami proses

cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini publik yang lebih luas dan

abstrak (Kotler & Keller, 2009, p. 179 dalam Parengkuan et al., 2014, p. 1794).
47

Citra merek (brand image) perusahaan mencerminkan perasaan yang

dimiliki konsumen dan bisnis tentang keseluruhan organisasi serta produk /

individualnya (Clow & Back, 2018, p. 42). Merek yang kuat akan menciptakan

keuntungan besar pula untuk barang atau jasa. Sebaliknya, apabila citra

organisasi atau salah satu mereknya ternoda, pendapatan serta laba penjualan

dapat menurun. Hal ini yang akan berdampak pada membangun kembali atau

merevitalisasi citra merek menjadi sulit (Clow & Back, 2018, p. 42).

Menurut Clow dan Back, Brand image dapat mengekspresikan apa yang

R
diperjuangkan perusahaan serta bagaimana perusahaan itu dikenal di pasar serta

menciptakan kesan khusus di benak klien dan pelanggan harus menjadi tujuan
P
dari manajemen citra (Clow & Back, 2018, p. 43).

Sedangkan definisi lain brand image menurut Kotler dan Amstrong (2001,
S

dalam Firmansyah, 2019, p. 61) citra merek (brand image) ialah seperangkat

keyakinan konsumen mengenai merek tertentu. Menurut Ouwersoot dan Tudorica


L

(2001, dalam Firmansyah, 2019, p. 61) citra merek (brand image) ialah kumpulan

perpsepsi mengenai sebuah merek yang saling berkaitan yang terdapat dalam

pikiran manusia.

Menurut Keller (1998, dalam Firmansyah, 2019, p. 61) mengartikan citra

merek adalah persepsi tentang merek yang digambarkan oleh asosiasi merek

yang ada dalam ingatan konsumen. Aaker (1991, dalam Firmansyah, 2019, p. 61)

berpendapat bahwa asosiasi merek ialah sesuatu yang berhubungan dengan

merek dalam ingatan konsumen. Dan definisi terakhir oleh Firmansyah (2019, p.
48

60) brand image merupakan suatu persepsi yang muncul dalam benak konsumen

saat mengingat suatu merek pada produk tertentu (Firmansyah, 2019, p. 60).

Maka dari semua definisi brand image menurut beberapa para ahli diatas, dapat

disimpulkan bahwa brand image adalah sebuah nama, symbol, istilah, tanda, dan

desain yang digunakan oleh suatu perusahaan dengan maksud membangun

persepsi di benak konsumen saat mengingat merek tertentu sekaligus

membedakan produk dengan kompetitor.

R
P
S
L

Gambar 11. Diagram Brand Image. Sumber : Firmansyah (2019), Data

olahan penulis (2020)

Pada gambar 2.2. Keller dan Aaker (dalam Firmansyah, 2019, p. 62)

mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang erat antara asosiasi merek

dengan citra merek yang mana asosiasi yang terjalin pada suatu merek akan
49

dapat membentuk sebuah citra merek (brand image) (Keller & Aaker, dalam

Firmansyah, 2019, p. 62).

Menurut Kotler (2001, dalam Firmansyah, 2019, p. 62) citra harus dibangun

melalui seluruh media yang ada serta berkelanjutan serta pesan tersebut dapat

disampaikan melalui lambing, media atau visual, suasana, dan juga acara (Kotler,

2001, dalam Firmansyah, 2019, p. 62).

2.9.2. Unsur Brand Image

Menurut Firmansyah (2019, p. 64) bagi suatu perusahaan, brand tidak

R
hanya digunakan sekedar corporate identity, melainkan juga digunakan untuk

meningkatkan brand image (citra yang terbentuk dalam benak konsumen pada
P
sebuah merek tertentu) yang luar biasa, jika digarap dengan professional

(Firmansyah, 2019, p. 64).


S

Brand image yang kuat di benak pelanggan dibentuk dari tiga unsur

(Firmansyah, 2019, p. 67), antara lain:


L

1. Favorability of brand association

Keunggulan asosiasi merek dapat membuat konsumen percaya bahwa atribut

memuaskan kebutuhan serta keinginan konsumen sehingga akan menciptakan

sikap yang positif terhadapa merek tersebut. tujuan akhir dari setiap konsumsi

yang dilakukan oleh konseumen ialah mendapatkan kepuasan akan kebutuhan

serta keinginan. Adanya kebutuhan serta keinginan dalam diri konsumen akan

melahirkan harapan, dimana harapan itu yang akan diusahakan oleh konsumen

untuk dipenuhi melalui kinerja produk dan merek yang dikonsumsinya.


50

2. Strenght of brand association

Kekuatan asosiaso merek, tergantung pada bagaimana informasi masuk dalam

ingatan konsumen dan bagaimana informasi tersebut dikelola oleh data sensoris

di dalam otak sebagai bagian dari brand image. Ketika konsumen secara aktif

memikirkan atau menguraikan arti dari informasi pada sebuah produk ataupun

jasa, maka akan tercipta asosiasi yang akan semakin kuat pada ingatan

konsumen.

3. Uniqueness of brand association

R
Sebuah merek haruslah memiliki keunikan serta menarik sehingga produk

tersebut memiliki ciri khas dan sulit untuk ditiru oleh pesaing. Melalui keunikan
P
suatu produk maka akan memberikan kesan yang cukup membekas terhadap

ingatan pelanggan akan keunikan brand produk tersebut. sebuah merek yang
S

memiliki ciri khas harus dapat melahirkan keinginan pelanggan untuk mengetahui

lebih jauh dimensi merek yang terkandung didalamnya (Firmansyah, 2019, p. 67).
L

2.9.3. Fungsi Brand Image

Boush dan Jones (2006, dalam Firmansyah, 2019, p. 69) mengemukakan

bahwa brand image memiliki beberapa fungsi, antara lain:

1. Pintu masuk pasar (Market Entry)

Citra merek berperan penting dalam hal pioneering advantage, brand extension,

dan brand alliance. Produk pionir dalam sebuah kategori yang memiliki citra merek

kuat akan mendapatkan keuntungan karena biasanya produk follower kalah

pamor dengan produk pionir.


51

2. Sumber nilai tambah produk (Source of Added product value)

Citra merek sebagai sumber nilai tambah produk. Para pemasar mengakui bahwa

citra merek tidak hanya merangkum pengalaman konsumen dengan produk dari

merek tersebut, melainkan benar-benar dapat mengubah pengalaman itu.

3. Penyimpanan nilai perusahaan (Corporate Store of Value)

Nama merek merupakan penyimpanan nilai dari hasil investasi biaya iklan serta

peningkatan kualitas produk yang terakumulasi. Perusahaan bisa menggunakan

penyimpanan nilai ini untuk mengkonversi ide pemasaran strategis menjadi

4.
keuntungan kompetitif jangka Panjang.
R
Kekuatan dalam penyaluran produk (Channel Power)
P
Nama merek dengan citra yang kuat akan berfungsi baik sebagai indikator

meupun kekuatan dalam saluran distribusi. Ini membuktikan bahwa merek tidak
S

hanya berperan penting secara horizontal dalam menghadapi pesaing, namun

juga secara vertical dalam memperoleh salutan distribusi, memiliki control, serta
L

daya tawar terhadap persyaratan yang dibuat distributor (Boush & Jones, 2006,

dalam Firmansyah, 2019, p. 69).

2.9.4. Manfaat Brand Image

Manfaat citra merek bagi produsen menurut Keller (2005, dalam

Firmansyah, 2019, p. 71-72), antara lain:

1. Sarana identifikasi untuk mempermudah proses penangan atau pelacakan suatu

produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian persediaan serta

pencatatan akuntansi.
52

2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur yang unik. Merek dapat mendapatkan

perlindungan property intelektual. Nama merek dapat diproteksi melalui merek

dagang yang terdaftar, proses pemanufakturan dapat dilindungi melalui hak cipta

serta desain.

3. Sinyal tingkat kualitas bagi pelanggan yang puas, sehingga mereka dapat dengan

mudah memilih serta membeli lagi dilain waktu.

4. Sarana menciptakan asosiasi serta makna unik yang membedakan produk dari

para pesaing lain.

5.
R
Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatakan masa yang akan

datang.
P
2.9.5. Faktor Yang Membentuk Brand Image

Menurut Arnould, et al. (2005, dalam Firmansyah, 2019, p. 72) faktor yang
S

membentuk citra merek, antara lain:

1. Faktor Lingkungan
L

Dapat mempengaruhi diantaranya ialah atribut teknis yang terdapat pada suatu

produk di mana faktor ini dapat dikontrol oleh produsen. Di samping itu, sosial

budaya juga termasuk dalam factor lingkungan.

2. Faktor Personal

Yakni kesiapan mental konsumen untuk melakukan proses persepsi, pengalaman

konsumen sendiri, mood, kebutuhan dan motivasi konsumen. Citra merupakan

produk akhir dari sikap awal serta pengetahuan yang terbentuk lewat proses

pengulangan yang dinamis disebabkan oleh pengalaman.


53

2.9.6. Dimensi – dimensi Yang Mempengaruhi Brand Image

Dimensi-dimensi utama yang mempengaruhi serta membentuk brand

image menurut Wijaya (2011, dalam Firmansyah, 2019, p. 72-73), antara lain:

1. Brand identity

Merupakan identitas fisik yang berhubungan dengan merek atau produk tersebut

sehingga konsumen mudah mengenali dan membedakannya dari merek atau

produk lain, seperti logo, warna, kemasan dan sebagainya

2. Brand Personality

R
Yaitu karakter khas sebuah merek yang dapat membentuk kepribadian tertentu

sebagaiman layaknya, sehingga hal ini dapat menjadikan pembeda dari merek
P
lain

3. Brand Association
S

Ialah hal-hal spesifik yang selalu dikaitkan dengan suatu merek yang bisa dilihat

dari penawaran unik produk, aktifitas yang berulang, dan kekonsistenan dalam hal
L

sponsorship dan sebagainya

4. Brand Attitude & Behavior

Yakni sikap atau perilaku dalam komunikasi dan interaksi merek dengan

konsumen dalam menawarkan keuntungan-keuntungan serta nilai yang dimiliki.

2.11.8. Elemen Brand Image

Menurut Firmansyah (2019, p. 80) terdapat beberapa elemen yang

mempengaruhi terbentuknya citra merek, yaitu:


54

1. Kualitas atau mutu yang berhubungan dengan kualitas produk barang yang

ditawarkan dengan merek yang dibuat oleh suatu perusahaan

2. Dipercaya dan disukai konsumen mengenai produk yang dikonsumsi

3. Berguna dan bermanfaat yang dimana hal ini terkait dengan fungsi dari suatu

produk

4. Harga dalam hal ini berkaitan dengan banyak dan sedikitinya jumlah uang yang

dikeluarkan konsumen untuk membeli produk)

5. Citra yang dumiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa sebuah informasi yang

2.11.9. Keuntungan Brand image


R
berkaitan dengan suatu merek dari sebuah produk tertentu.
P
Keuntungan citra merek (brand image) terhadap perusahaan (Clow &

Back, 2018, p. 45) :


S

1. Perluasan perasaan positif pelanggan terhadap produk baru kemampuan untuk

mengenakan harga atau biaya yang lebih tinggi,


L

2. Loyalitas konsumen yang mengarah pada pembelian yang lebih sering,

3. Dukungan dari mulut ke mulut yang positif,

4. Tingkat daya saluran yang lebih tinggi,

5. Kemampuan untuk menarik karyawan yang berkualitas,

6. Peringkat yang lebih disukai oleh pengamat dan analis keuangan.

2.12. Kerangka Konseptual

Berdasarkan penjelasan mengenai teori pada bagian sebelumnya, maka

dibawah ini penulis membuat gambaran dari kerangka penelitian yang digunakan
55

untuk meneliti Analisis Konten Instagram Shopee Indonesia dalam Menjaga Brand

Image Perusahaan.

Peneliti menggunakan model komunikasi Harold Lasswell kerangka

pemikiran tentang alur bagaimana pesan yang Shopee Indonesia sampaikan

melalui isi konten instagram kepada followers-nya dalam menjaga brand image

perusahaan.

Shopee
Indonesia
R
P
Analisis Instagram
Shopee Indonesia dalam
S

Menjaga Brand Image


Perusahaan
L

Teori New Media

Teori Brand Image


56

Gambar 12. Kerangka Konseptual, dari Data Olahan Penulis (2020).

R
P
S
L
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan

deskriptif. Penelitian kualitatif menurut McMillan dan Schumacher (1997, dalam

Siyoto & Sodik, 2015, pp. 27-28) yakni sebagai tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan

R
terhadap manusia dalam kawasanya sendiri serta berhubungan dengan orang-

orang tersebut dalam bahasanya dan peris lahanya (McMillan & Schumacher,
P
1997, dalam Siyoto & Sodik, 2015, pp. 27–28).

Menurut Sukidin (2002, dalam Siyoto & Sodik, 2015, p. 28) metode
S

kualitatif yakni berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam

individu, kelompok, masyarakat, atau sebuah organisasi dalam kehidupan sehari-


L

hari secara menyeluruh, rinci, dalam, serta dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah (Sukidin, 2002, dalam Siyoto & Sodik, 2015, p. 28).

Definisi kualitatif menurut Moleong (2017, p. 6) ialah penelitian yang

menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis atau

cara kuantifikasi lainnya (Moleong, 2017, p. 6). Sedangkan menurut Jane Richie

(dalam Moleong, 2017, p. 6), penelitian kualitatif yakni upaya untuk menyajikan

dunia sosial, serta perspektifnya didalam dunia, dari segi konsep, perilaku,

persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti (Moleong, 2017, p. 6).

57
58

Dari beberapa uraian definisi mengenai kualitatif diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa penelitian kualitatif ialah penelitian yang bermaksud

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian missal dari

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk

kata-kata dan Bahasa, pada suatu konteks khususnya yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2017, p. 6).

Maka dari itu, penelitian ini mengambil metode penelitian deskriptif yang

bertujuan untuk mendeskripsikan suatu obyek, fenomena, atau setting sosial yang

R
akan dituangkan dalam sebuah tulisan yang bersifat naratif (Anggito & Setiawan,

2018, p. 11). Artinya, dalam penulisan data dan fakta yang dihimpun berbentuk
P
kata ataupun gambar dari[ada angka (Anggito & Setiawan, 2018, p. 11).
S

3.2. Teknik Pengumpulan Data

3.2.1. Data Primer


L

Menurut Sugiyono (2016, p. 137) data primer adalah data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Dengan kata lain, data primer

merupakan data yang langsung didapatkan oleh peneliti dari hasil pengumpulan

data dari lapangan. Data primer yang dilakukan didalam penelitian ini adalah

wawancara. Didalam buku “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”

karya Sugiyono (2016, p. 233-234), macam-macam wawancara, yakni :

1. Wawancara Terstruktur (Structured interview)

Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan oleh seorang peneliti


59

apabila ia telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan

diperoleh. Seorang peneliti yang melakukan wawancara secara terstruktur, ia

akan menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis,

tape recorder, gambar, brosur serta material lain dan tidak lupa juga

mempersiapkan diri apabila menerima jawaban alternatif dari narasumbernya.

2. Wawancara Semiterstruktur (Semistructure interview)

Wawancara ini masuk kedalam kategori in-depth interview, yaitu lebih bebas

dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuannya agar menemukan

R
permasalahan secara lebih terbuka, didalam melakukan proses wawancara,

peneliti perlu mendengarkan dengan teliti dan mencatat apa yang diucapkan oleh
P
respondennya.

3. Wawancara Tidak Terstruktur (Unstructure interview)


S

Merupakan wawancara yang bebas, dimana seorang peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan


L

datanya. Berbeda dengan wawancara terstruktur, dalam melakukan wawancara

tidak terstruktur maka peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan

diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan

oleh narasumber atau respondennya. Setelah peneliti mendapatkan jawaban dari

responden, barulah seorang peneliti dapat mengajukan beberapa pertanyaan

yang lebih terarah dan sesuai dengan tujuan.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan hasil analisis pribadi pada

Instagram @shopee_id dan menggunakan wawancara semi terstruktur dengan


60

tujuan agar proses wawancara dapat dilakukan lebih terbuka namun tidak terlalu

kaku, serta peneliti berharap dengan melakukan wawancara dengan jenis

semiterstruktur maka tujuan dalam pengumpulan data dapat tercapai dengan baik.

3.2.2. Narasumber

Penulis menggunakan teknik purposive sampling dalam pemilihan

narasumber pada penelitian ini. Narasumber yang dipilih oleh penulis merupakan

narasumber yang dinilai memiliki keterlibatan narasumber yang sedang diteliti

yaitu mengenai brand image Shopee Indonesia khususnya melalui isi konten

R
instagramnya, serta dirasa memiliki kredibelitas pada latar belakangnya. Sehingga

narasumber yang dipilih adalah narasumber yang memang terjun langsung


P
merasakan serta memiliki pengalaman dan diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan data dari penelitian ini. Berikut merupakan narasumber yang dipilih
S

oleh peneliti ialah Followers Instagram Shopee Indonesia (@shopee_id).

Narasumber yang dipilih oleh peneliti ialah tiga orang followers dari
L

instagram Shopee Indonesia. Kriteria narasumber yang peneliti pilih ini yakni

followers yang mem-follow akun Instagram @shopee_id.

Hal ini pilih oleh peneliti karena peneliti ingin melihat bagaimana image

Shopee Indonesia dari sisi followers melalui postingan konten Instagramnya

(Shopee Indonesia) serta peneliti ingin mengetahui apakah sebuah konten pada

Instagram shopee Indonesia dapat mempengaruhi brand image shopee Indonesia

dimata followersnya. Peneliti berharap dengan menjadikan 3 followers

@shopee_id sebagai narasumber, maka peneliti akan mendapatkan data berupa


61

informasi yang bermanfaat bagi penelitian yang ini. Followers dan pakar ahli

shopee Indonesia yang akan menjadi narasumber yakni :

1. Ranggita Sastrin (followers)

Ranggita Sastrin merupakan mahasiswi dengan konsentrasi marketing

communication yang juga menjadi salah satu followers akun Instagram

@shopee_id. Peneliti tertarik untuk memilih Ranggita karena beliau memenuhi

kriteria sebagai narasumber pada penelitian ini. Beliau juga memiliki latar

belakang yang berhubungan dengan penelitian ini. diharapkan dengan

R
menjadikan Ranggita sebagai salah satu narasumber, akan memberikan pendapat

dengan sudut pandang dan background oleh narasumber.


P
2. Miranda Purnama Dinar (followers)

Miranda memiliki profesi sebagai karyawan swasta yang juga menjadi salah satu
S

followers akun Instagram @shopee_id. Peneliti tertarik untuk memilih Miranda

karena beliau memenuhi kriteria sebagai narasumber pada penelitian ini. Selain
L

berprofesi sebagai karyawan swasta, beliau memiliki latar belakang pendidikan

Psikolog. Diharapkan dengan menjadikan Miranda sebagai salah satu

narasumber, akan memberikan pendapat dari sudut pandang dan background

yang dimiliki oleh narasumber.

3. Hasna Habib Maghfirohtul Zaky (followers)

Hasna merupakan owner @obert.co yang menggunakan aplikasi shopee sebagai

wadah untuk berbisnis sekaligus Hasna juga menjadi salah satu followers akun

Instagram @shopee_id. Peneliti tertarik untuk memilih Hasna karena beliau


62

memenuhi kriteria sebagai narasumber pada penelitian ini. Diharapkan dengan

menjadikan Miranda sebagai salah satu narasumber, akan memberikan pendapat

dari sudut pandang dan background yang dimiliki oleh narasumber.

4. Tuhu Nugraha (Pakar Ahli)

Tuhu Nugraha berprofesi sebagai digital business consultant dan juga pakar

media sosial. Peneliti memilih Tuhu Nugraha sebagai narasumber karena

dianggap berkompeten dalam bidang ini serta diharapkan dapat memberikan

pandangan serta menjelaskan lebih detail kepada peneliti mengenai penggunaan

R
media sosial saat ini dan pemanfaatan media sosial Instagram @shopee_id dalam

menjaga brand image melalui isi kontennya.


P
3.2.3. Data Sekunder
S

Data sekunder yakni sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, melainkan dapat melalui orang lain atau dengan
L

menggunakan dokumen. Artinya, data sekunder merupakan data yang secara

tidak langsung didapatkan oleh peneliti dari hasil pengumpulan data yang

sebelumnya telah ada. Penelitian ini juga menggunakan data sekunder sebagai

data informasi tambahan yang dapat mendukung serta melengkapi data primer.

3.3. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
63

dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong,

2017, p. 280).

Berdasarkan definisi mengenai analisis data diatas, maka dapat dilihat

bahwa analisis penelitian kualitatif itu bersifat induktif. Hal ini diperkuat oleh

penjelasan dari Sugiyono (2016, p. 245) yakni “Analisis data kualitatif bersifat

induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh kemudian

dikembangkan menjadi hipotesis” (Sugiyono, 2016, p. 245).

Didalam buku (Moleong, 2017, pp. 287-288), dituliskan bahwa analisis data

R
terbagi menjadi tiga model, sebagai berikut :

1. Metode Perbandingan Tetap (constant comparative method),


P
2. Metode analisis data menurut Spradley, dan

3. Metode analisis data menurut Miles dan Huberman.


S

Pada penelitian ini, peneliti memilih teknik analisis data yang dikemukakan

oleh Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (1984, dalam Sugiyono, 2016, pp.
L

246-253) mengemukakan bahwa aktivitas analisis data kualitatif itu dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus hingga tuntas sampai

datanya jenuh. Aktivitas tersebut dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu : reduksi

data, penyajian data, dan kesimpulan. Berikut ini merupakan penjelasan dari

ketiga tahapan tersebut (Sugiyono, 2016, pp. 246-253) :


64

Data Collection
Data Display

Data Reduction

Conclusion :
drawing/verifying

R
Gambar 13. Komponen Analisis Data oleh Miles dan Huberman

(dalam Sugiyono, 2016, p. 247).


P
1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah tahapan awal setelah melakukan pengumpulan data (data
S

collection). Mereduksi data artinya adalah merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Hal
L

tersebut dilakukan agar memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

memudahkan peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Penyajian Data (Data Display)

Tahap kedua adalah penyajian data, dalam penelitian kualitatif penyajian data

dapat dilakukan dengan membuat uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart, dan sejenisnya. Milen dan Huberman (1984, dalam Sugiyono, 2016, p.

249) memberikan pernyataan bahwa yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan menggunakan narasi


65

yang bersifat naratif. Dengan melakukan penyajian data maka data akan

terorganisasi dan tersusun, sehingga data akan semakin mudah dipahami.

3. Kesimpulan (Conclusion: drawing/verification)

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam

penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran dari suatu objek yang

sebelumnya belum jelas maka kini menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal,

hipotesis atau teori.

3.4.

3.4.1.
R
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Triangulasi
P
Menurut Moleong (2017, p. 330) triangulasi ialah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Denzin (1978, dalam
S

Moleong, 2017, p. 330) membagi triangulasi menjadi empat macam, yaitu :

1. Triangulasi sumber,
L

2. Triangulasi metode,

3. Triangulasi penyidik, serta

4. Triangulasi teori.

Pada penelitian ini, penulis memilih triangulasi sumber sebagai teknik

pemeriksaan keterpercayaan. Menurut Patton (1987, p. 331 dalam Moleong,

2017, p. 330-331), triangulasi sumber artinya membandingkan serta memeriksa

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam penelitian kualitatif.


66

3.5. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada analisis instagram yang dimiliki oleh Shopee

Indonesia selaku e-commerce dengan tujuan menjaga brand image perusahaan.

Tabel 1. Tabel Fokus Penelitian

Fokus Elemen Evidensi Metode


Penelitian Pengumpulan
Data
Analisis Instagram Teori New Peran dan penggunaan Wawancara,
Shopee Indonesia media
Dalam
Brand
Menjaga (instagram)
Image dan
R
new media, Aktivitas
pada Instagram
Teori @shopee_id, unsur
studi pustaka,
media digital
P
Perusahaan Brand Image brand image, indikator
brand image
S
L

Sumber: Data Olahan Penulis (2020).

3.6. Waktu dan Tempat Penelitian

3.6.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari September 2020 hingga April 2021.

Dibawah ini terlampir tabel.3 yang akan memperlihatkan linimasa (time table)
67

proses pembuatan penelitian ini.

Tabel 2. Linimasa (time table) Penelitian

2020 2021
No. Kegiatan
Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei

1. Pengerjaan

proposal BAB I-

III

2. Pengumpulan

proposal BAB I-

III
R
P
3. Pengerjaan

proposal BAB
S

IV : Melakukan

pengumpulan
L

data dan

menganalisis

4. Pengerjaan

proposal BAB

V : Kesimpulan

dan saran

penelitian

Sumber : Data Olahan Penulis (2020).


68

3.6.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kediaman peneliti dengan melakukan

pengumpulan data primer berupa analisis konten Instagram @shopee_id dan

wawancara yang akan dilakukan secara daring (online) melalui aplikasi ZOOM

Meeting. Hal tersebut dilakukan karena adanya pandemi COVID-19 di tahun 2020

hingga 2021, sehingga adanya keterbatasan waktu dan tempat dikarenakan

keadaan tersebut menunjukkan tidak memungkinkannya apabila peneliti harus

bertemu tatap langsung dengan narasumber.

3.7. Keterbatasan Penelitian


R
P
Didalam penelitian ini terdapat keterbatasan yang peneliti rasakan.

Keterbatasan penelitian yang dirasakan ialah, peneliti hanya dapat menganalisis


S

instagram shopee Indonesia dalam menjaga brand image perusahaan, sehingga

peneliti tidak dapat membahas secara terperinci dan mendalam apabila ternyata
L

terdapat faktor lain yang mendukung shopee Indonesia dalam menjaga brand

image perusahaan.
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Profil Shopee Indonesia

R
Gambar 14. Logo Shopee. Sumber: Logo Download (n.d.)
P
Shopee Indonesia merupakan salah satu situs elekstronik komersial atau
S

yang biasa kita ketahui dengan sebutan E-Commerce. Shopee pertama kali berdiri

pada tahun 2009 di pimpin oleh Chris Feng yang berpusat di Singapura. E-
L

commerce yang memiliki logo dengan gambar tas keranjang berwarna oren ini

pertama kali diluncurkan pada tahun 2015 di Singapura dan mulai di perluas ke

beberpa negara di asia tenggara seperti Thailand, Malaysia, Vietnam, Filipina dan

Indonesia.

Dikutip dari website Liputan6 dengan artikel yang berjudul “Shopee,

Aplikasi Belanja Online C2C Meluncur di Indonesia” (Jeko, 2015, para. 2),

Shopee, aplikasi mobile commerce berbasis marketplace ini pertama kali masuk

ke Indonesia pada Selasa (1/12/2015). Shopee juga diklaim sebagai

69
70

aplikasi mobile marketplace pertama bagi konsumen-ke-konsumen (C2C). dengan

lebih jelasnya, Shopee merupakan wadah untuk berbelanja secara online yang

terfokus pada platform mobile sehingga akan lebih mempermudah masyarakat

dalam berbelanja, mencari, ataupun berjualan hanya dengan menggunakan

ponselnya saja (Jeko, 2015, para. 2).

Chief Executive Officer Shopee Chris Feng, mengatakan bahwa Shopee

merupakan platform berbelanja secara online yan mengusung konsep “sosial”, di

mana para pengguna tidak hanya dapat menggunakan platform Shopee hanya

R
untuk melakukan aktifitas jual beli saja melainkan juga dapat berkomunikasi antar

sesama pengguna melalui fitur pesan instan secara langsung (Jeko, 2015, para.
P
2). Proses transaksi pada pada platform ini juga dilengkapi dengan metode

pembayaran yang aman, serta layanan pengiriman yang terintegrasi dan fitur yang
S

sudah terbilang inovatif. Hal ini menjadikan proses jual atau beli menjadi mudah,

praktis, dan aman (Jeko, 2015, para. 2).


L

Saat ini Shopee telah ada di level top of mind sebagai e-commerce yang

memiliki brand image e-commerce terpopuler untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat khususnya di asia tenggara (Rachel, 2019, para. 1). Hal ini turut

didukung dari hasil riset Snapcart mengenai e-commerce di Indonesia, terbukti

bahwa Shopee ialah salah satu e-commerce paling popular dan paling sering

digunakan pengguna pertahun ini (Lifepal, 2020, para. 1). Tidak hanya itu saja,

selama pandemi COVID-19, Shopee juga kerap dijuluki sebagai e-commerce

favorit saat pandemi corona (Kontan.co.id, 2020, para. 1). Hal ini dikarenakan
71

selama masa pendemi, pemain e-commerce semakin gencar menghadirkan

belanja online sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan sehari-hari tanpa

mengharuskan masyarakat keluar rumah dan melakukan kontak fisik dengan

orang lain (Kontan.co.id, 2020, para. 1).

Lima tahun berdiri sebagai e-commerce di Indonesia, Shopee tentu saja

bukan satu-satunya platform belanja berbasis online di Indonesia, Shopee tentu

memiliki banyak kompetitor lain contohnya Tokopedia, Lazada, Blibli, dan

Bukalapak. Berdasarkan hasil survei Snapcart, Shopee, Tokopedia dan Lazada

R
ialah top 3 service providers di Indonesia yang dimana hasil survei membuktikan

66% konsumen dari 1.000 responden survei seluruh Indonesia selama bulan
P
Ramadhan dan Hari Raya Lebaran 2020 lalu, memilih Shopee sebagai

marketplace belanja online yang paling diingat (top of mind), sebesar 58%
S

konsumen di Jabodetabek memilih Shopee sebagai situs belanja online yang

paling diingat, dan 72% konsumen non Jabodetabek (Snapcart, 2018).


L

Ketiga marketplace tersebut juga meggunakan Instagram sebagai wadah

untuk membangun brand image masing-masing. Maka dari itu perusahaan harus

dapat mempertahankan pelanggan yang sudah ada agar tidak pergi ke kompetitor

lain karena tanpa citra merek yang kuat dan positif, sangatlah sulit bagi

perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang sudah ada

(Isamani, 2008, dalam Bastian, 2014, p. 1).


72

R
P
Gambar 15. Profil Instagram Shopee, Lazada dan Tokopedia. Sumber:
(@Shopee_id, @lazada_id, dan @tokopedia, 2021, 15 Februari)
S

Kompetisi pada masing-masing Instagram e-commerce yang dilihat dari


L

hasil survei Snapcart tahun 2018 lalu bahwa Shopee, Tokopedia dan Lazada ialah

top 3 service providers di Indonesia, menunjukkan followers ter-update per hari ini

(15 Februari 2021) di ungguli oleh @shopee_id yakni sebanyak 7,2 juta followers,

dan di susul @lazada_id dan juga @tokopedia sebanyak 2,7 juta followers di

Instagram. Hal ini menjadikan @shopee_id masih menduduki peringkat pertama

e-commerce paling di gemari masyarakat di Indonesia.


73

Gambar 16. Profil Instagram Shopee. Sumber: (@shopee_id, 2021, 15 Februari)

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa akun Instagram

R
@shopee_id memiliki followers sebanyak 7,2 juta dan memiliki total postingan

sebanyak 9.734 kali per tanggal 15 Februari 2021. Berikut beberapa contoh
P
konten digital terbaru yang di isi dalam akun Instagram @shopee_id.
S
L

Gambar 17. Konten Instagram Shopee. Sumber: (@shopee_id, 2021,15


Februari)
74

Berdasarkan gambar diatas dari upload konten games pada akun

Instagram @shopee_id ini peneliti dapat mengetahui bahwa @shopee_id pada

konten tersebut mendapatkan banyak antusias dari para followers yang ikut serta

pada games yang di unggah oleh @shopee_id terbukti dari likes sebanyak 17.100

dan 59.000 komentar per tanggal 15 Februari 2021.

R
P
S
L

Gambar 18. Konten Instagram Shopee. Sumber: (@shopee_id, 2021, 15


Februari)

Berdasarkan gambar diatas dari upload konten digital pada akun Instagram

@shopee_id dengan caption “Yuhuu, Sobat Shopee! Kamu lagi cari smartphone

baru? Pas banget nih! ✨ Mulai HARI INI kamu sudah bisa dapatkan Samsung

Galaxy A02 di Shopee! Nikmati update terus-terusan dengan kapasitas batrai

5000 mAh, bisa selfie kece sampai ribuan dengan memori RAM 3GB, dan

pastinya pas banget buat segala hiburan dengan layar yang besar dan lebar! 🤩

Jangan lewatkan FLASH SALE spesial di tanggal 15-21 Februari dengan harga
75

pasti lebih murah! Informasi lebih lanjut cek di sini # shopee.co.id/m/new-galaxy-

samsung-a02. Komen “MAU” kalau kamu mau dapetin Samsung Galaxy A02 dari

Shopee! #ShopeeID”.

Peneliti dapat mengetahui bahwa @shopee_id pada konten tersebut

mendapatkan banyak antusias dari para followers, yakni sebanyak 6.121 likes dan

2.498 komentar yang memberi respon “MAU” per tanggal 15 Februari 2021.

R
P
S
L

Gambar 19. Konten Instagram Shopee. Sumber: (@shopee_id, 2021, 15


Februari)

Berdasarkan gambar diatas dari upload konten digital pada akun Instagram

@shopee_id dengan konten yang di unggah berupa sebuah permainan teka-teki.

Peneliti dapat mengetahui bahwa @shopee_id pada konten tersebut

mendapatkan banyak antusias dari para followers, yakni sebanyak 14.000 likes

dan 43.400 komentar yang ikut serta menebak teka-teki tersebut per tanggal 15

Februari 2021.
76

R
P
Gambar 20. Konten Instagram Shopee. Sumber: (@shopee_id, 2021, 15 Februari)
S

Berdasarkan gambar diatas merupakan konten digital IGTV yang di unggah


L

oleh @shopee_id dengan bertemakan video cuplikan penjualan PREORDER

EXO-SC X SHOPEE PHOTOBOOK. Peneliti dapat mengetahui bahwa

@shopee_id pada konten tersebut mendapatkan cukup banyak antusias dari para

followers, yakni sebanyak 34.000 kali di putar, 5.592 likes dan 179 komentar per

tanggal 18 September 2020.


77

R
Gambar 21. Konten Instagram Shopee. Sumber: (@shopee_id, 2021, 15
Februari)
P
Berdasarkan gambar diatas merupakan konten digital IGTV yang di unggah

oleh @shopee_id dengan bertemakan video rekaman ulang konser GFRIEND


S

girlband asal korea ini pada acara shopee Indonesia lalu. Peneliti dapat

mengetahui bahwa @shopee_id pada konten tersebut mendapatkan cukup


L

banyak antusias dari para followers, yakni sebanyak 49.500 kali di putar, 5.664

likes dan 176 komentar per 18 Oktober 2020.


78

Gambar 22. Konten Instagram Shopee. Sumber: (@shopee_id, 2021, 15


Februari)
R
Berdasarkan gambar diatas merupakan konten digital IGTV yang di unggah
P
oleh @shopee_id dengan bertemakan video rekaman ulang konser STRAY KIDS

boyband asal korea ini pada acara puncak 12.12 Shopee Bithday Sale Indonesia
S

lalu. Peneliti dapat mengetahui bahwa @shopee_id pada konten tersebut

mendapatkan cukup banyak antusias dari para followers, yakni sebanyak 56.300
L

kali di putar, 6.332 likes dan 158 komentar per 25 Desember 2020.

Dapat dilihat bahwa selain komentar dengan membicarakan mengenai

performa yang di berikan oleh boyband Stray Kids, namun terdapat beberapa

komentar oleh followers shopee yang memuji editan yag di lakukan shopee pada

video rekaman konser tersebut dan juga beberapa followers masih menanyakan

seputar service shopee Indonesia di kolom komentar.


79

4.2. Analisis Data

4.2.1. Analisis Instagram @shopee_id

Dalam penelitian kali ini peneliti ingin menganalisis Instagram dalam

menjaga atau bahkan meningkatkan brand image suatu perusahaan sebagai

wadah untuk memberikan informasi/berjualan. Hal ini mengacu pada akun

Instagram @shopee_id yang mengemas konten digital dengan baik sehingga saat

ini @shopee_id telah memiliki followers di Instagram yang terbilang banyak

dengan jumlah sejauh ini menyentuh 7,3 juta lebih followers dalam akun

R
Instagram @shopee_id per tanggal 18 Februari 2021.

Dalam akun Instagram Shopee Indonesia menggunggah konten pada feeds


P
di Instagram dengan durasi minimal 6 sampai 7 kali unggah dalam durasi per

harinya. Berdasarkan data dari akun Instagramnya, di setiap postingan konten


S

shopee Indonesia tidak pernah lupa menggunakan hashtag #ShopeeID atau

#SHopeeDariRumah di setiap caption yang berkaitan dengan konten yang di


L

unggah pada akun instagramnya.

Penelitian ini memberikan gambaran umum isi pesan pada konten yang

ada pada posting Instagram e-commerce Shopee Indonesia. Media sosial

Instagram merupakan salah satu media sosial yang digunakan oleh perusahaan

e-commerce Shopee Indonesia, khususnya dengan model marketplace, untuk

melakukan komunikasi dua arah dengan konsumen serta membagikan informasi

kepada konsumen.
80

4.2.2. Kategori Media

Kategori media yang digunakan oleh shopee Indonesia pada penelitian ini

yaitu termasuk dalam new media atau yang biasa dikenal sebagai media baru.

Media baru yang diteliti pada penelitian ini khususnya media sosial Instagram

@shopee_id. Jika dilihat dari Instagram @shopee_id, Instagram digunakan bukan

hanya sebagai wadah promosi dan menyebarkan awareness, namun juga sebagai

jembatan antara sender (@shopee_id) kepada receiver (followers).

Hal ini dapat dilihat dari bagaimana @shopee_id merespon komentar dari

R
para followers-nya. Penggunaan new media yakni karena telah memberikan tujuh

dampak baru daripada media lama. Jika dikaitkan dengan teori McQuail, tujuh
P
karakter media baru tersebut ialah interaktivitas, kehadiran sosial dalam

bersosialisasi, sejauh mana media dapat menjadi sebuah jembatan, otonomi,


S

privasi, penggunaan untuk hiburan, dan personalisasi. Yang mana jika dikaitkan

dengan penelitian ini yaitu:


L

1. Interaktivitas, hal ini ditunjukkan untuk melihat rasio respons dari pihak

pengguna dengan sumber/pengirim. Dilihat dari seringnya pengguna akun

shopee_id memberi respon balik kepada followers-nya yang memberikan

komentar seputar pertanyaan atau pernyataan. Hal ini telah menunjukkan

bahwa pengguna shopee_id telah mengerti bagaimana memberikan

feedback yang baik kepada followersnya.

2. Kehadiran sosial media atau kemampuan bersosialisasi, adanya kontak

pribadi dengan pengguna akun lain yang timbul dengan adanya suatu
81

‘media’ sebagai penghubung. Jika dilihat dari proses interaksi pengguna

akun shopee_id dengan followers-nya, dalam hal ini Instagram lah yang

menjadi ‘media’ nya.

3. Kekayaan media sebagai jembatan, dilihat pada penelitian ini, dengan

media sosial Instagram yang digunakan oleh shopee_id, dapat mencakup

audiens hingga luar pulau bahkan luar negri, hal ini karena media sosial tak

kenal ruang dan waktu sehingga informasi yang disampaikan pada akun

Instagram @shopee_id akan juga dapat diterima oleh followers di seluruh

4.
dunia.
R
Otonomi yakni sejauh mana pengguna merasa memiliki kendali atas
P
kontennya. Jika dilihat pada penelitian ini, pengguna akun Instagram

@shopee_id telah memiliki hak keseluruhan dalam memegang kendali


S

akunnya, hal ini dapat dilihat dengan seberapa sering pengguna

menggugah konten, membuat caption, dan membalas komentar.


L

5. Penggunaan sebagai hiburan. Jika dilihat pada penelitian ini, akun

@shopee_id tidak hanya memberikan konten informasi seputar belanja

saja melainkan juga banyak konten yang berisikan hiburan seperti games,

kuis berhadiah, atau giveaway. Hal ini menunjukkan bahwa @shopee_id

juga telah menggunakan media sosial Instagram sebagai hiburan untuk

followers-nya.

6. Privasi, jika dilihat pada penelitian ini, @shopee_id terbilang e-commerce

yang aktif dalam menggungah konten pada instagramnya. Namun,


82

@shopee_id juga tetap memiliki privasi perusahaan yang tidak ikut serta

diunggah pada instagramnya, seperti tidak menunjukkan berapa jumlah

views pada IG Story, seberapa banyak yang membagikan postingannya,

dan lain sebagainya.

7. Personalisasi, sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan pelanggan

secara lebih efektif dan efisien, membuat interaksi lebih cepat dan mudah

khususnya berbasis digital, hingga menciptakan meningkatnya kepuasan

pelanggan dan kemungkinan kunjungan yang berulang. Jika dilihat dari

R
penelitian ini, @shopee_id terlihat beberapa kali merespon keluhan atau

pertanyaan seputar shopee oleh followers dengan cepat tanggap dan


P
sesekali menyarankan untuk bertanya secara personal melalui DM

Instagram. Hal ini juga memberikan dampak kepada followers yang


S

berulang berkunjung dan bertanya melalui kolom komentar.

Media baru atau new media yang di teliti pada penelitian ini sekaligus yang
L

digunakan oleh @shopee_id ini masuk pada kategori media partisipatif kolektif

yang dimana jika dikaitkan dengan teori McQuail, media partisipatif kolektif yaitu

mencakup pengguna internet untuk berbagi dan bertukar informasi, ide, dan

pengalaman serta mengembangkan hubungan pribadi yang aktif dengan

pengguna lain (McQuail, 2010, p. 143-144).

Dengan munculnya media baru ini kemudian sosial media diperkenalkan

(Nursalim, 2017, p. 59). Yang dimana media sosial yakni tentang membuat

ataupun berbagi informasi serta ide. Pada penelitian ini, media baru / sosial media
83

yang yang digunakan oleh shopee Indonesia adalah Instagram. Instagram adalah

salah satu dari sekian situs media sosial baru untuk berbagi foto atau video yang

berguna untuk menumbuhkan serta mengembangkan sebuah merek atau individu

(Miller, 2020, p. 56).

Sosial media baru yang diteliti pada penelitian ini ialah Instagram.

Instagram juga merupakan tempat yang luar biasa bagi perusahaan untuk

membangun brand awareness, membentuk brand image perusahaan serta dapat

terhubung dengan audiens baru (dan juga calon pelanggan) (Miller, 2020, p. 57).

R
Jika dikaitkan pada penelitian ini, hal ini sejalan dengan @shopee_id yang

menggunakan Instagram sebagai wadah menyebarkan awareness, promosi,


P
mencari followers, membangun/menciptakan branding, dan lain sebagainya.

Selain itu, instagram juga memiliki peluang besar bagi perusahaan marketplace
S

yang ingin menonjolkan barang mereka, baik melalui gambar/foto, video, ataupun

cerita dari caption di instagram, jutaan bisnis telah menemukan bahwa


L

menciptakan kehadiran yang terlihat di Instagram akan melengkapi pemasaran

marketplace mereka (Miller, 2020, p. 57).

Fitur pertama pada Instagram yaitu fitur followers. Fitur followers yang

terdapat pada Instagram adalah sebagai pengikut akun pengguna lain atau

memiliki pengikut pada akun Instagram (Nisrina, 2015, dalam Soraya, 2017, p. 33-

34). Dengan demikian komunikasi anatara pengguna Instagram akan terjalin

dengan adanya aktifitas komentar serta menyukai pada postingan masing-masing

pengguna. Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting, dimana jumlah
84

tanda suka dari pada pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut dapat

menjadi sebuah foto yang popular atau tidak (Nisrina, 2015, dalam Soraya, 2017,

p. 33-34). Shopee Indonesia termasuk salah satu e-commerce yang memiliki

banyak pengikut yakni sebanyak 7.2 juta lebih pengikut pada akun instagramnya.

Tujuh juta lebih pengikut pada akun Instagram shopee indonesia dapat

dilihat keaktifan maupun antusiasmenya melalui banyaknya likes dan komen pada

lapak akun shopee Indonesia. Fitur menyukai (likes), berkomentar, (comments)

dan berbagi (share) jika dikaitkan dengan penelitian ini yaitu analisis konten

R
Instagram shopee Indonesia, pada konten Instagram shopee Indonesia disetiap

postingan shopee Indonesia dapat di komentari oleh pengguna lain yang ingin
P
bertanya ataupun sekedar berkomentar pada postingan shopee indonesia,

postingan dan komentar juga dapat di sukai oleh pengguna lain maupun
S

pengguna Instagram shopee indonesia, postingan juga dapat di bagikan secara

privasi kepada pengguna lain atau di bagikan pada Instagram stories pengguna
L

lain.

Hal ini dapat dilihat pada postingan shopee Indonesia yang rata-rata setiap

postingannya memiliki likes diatas 5000-10.000 per postingannya. Dengan

comments diatas 1000 bahkan dapat mencapai hingga 50.000 lebih comments

per postingan. Dan jika dilihat dari postingan shopee Indonesia, rata-rata

postingan yang mendapatkan likes dan juga comments terbanyak yakni pada

konten yang berisi games, informasi shopee sale, dan giveaway dengan likes bisa

mencapai 34.000 likes dan comments sebanyak 151.000 komentar.


85

Di Instagram, tema-tema pesan tersebut dapat dilihat melalui caption dan

image yang paling sering digunakan pada Instagram shopee Indonesia adalah

foto. Namun, ditemukan pula bahwa postingan pada shopee Indonesia tak hanya

foto melainkan berisi kombinasi foto dan video juga digunakan oleh shopee

Indonesia. Fitur image pada Instagram adalah slide atau slideshow. Fitur ini

memungkinkan pengguna untuk mengunggah lebih dari 1 image dalam satu

posting sehingga pengguna lainnya dapat menggeser gambar tersebut. shopee

Indonesia menggunakan fitur ini dalam menyampaikan pesannya melalui

R
postingan pada Instagram shopee Indonesia.

Fitur image lainnya yakni shopping tag, dimana fitur ini dikhususkan untuk
P
jenis Instagram Business. Pemiliki akun dapat menambahkan label harga pada

postingan dan apabila pengguna menekan label tersebut, maka akan diarahkan
S

ke lokasi dimana produk tersebut dijual. Shopee Indonesia memanfaatkan fitur ini.

Shopee Indonesia juga selalu memberikan deskripsi gambar pada caption.


L

Pada caption, tertulis kalimat penjelasan yang berkesinambungan dengan gambar

yang di posting, serta ditemukan pembubuhan hashtag (#). Hashtag berfungsi

sebagai tanda kategorisasi suatu posting. Pada shopee Indonesia seluruh

postingannya memiliki minimal satu hashtag didalamnya.

Fitur arroba pada Instagram berguna untuk menyinggung pengguna lain

dengan cara menambahkan tanda arroba (@) dan memasukkan nama akun

Instagram dari pengguna yang akan di tag atau disinggung. Para pengguna tidak

hanya dapat menyinggung pengguna lain di dalam judul foto atau pada foto,
86

melainkan juga pada bagian komentar foto. Ditemukan pada konten Instagram

Shopee Indonesia, bahwa shopee di beberapa postingannya menggunakan

arroba pada judul foto. Shopee menggunakan arroba pada judul (caption) foto

untuk menyinggung nama akun pengguna lain yang berhasil memenangi

kuis/games/giveaway yang dilakukan oleh shopee Indonesia.

Saat ini Instagram tidak hanya dapat digunakan sebagai aplikasi untuk

menyukai, berkomentar, dan berbagi saja. Dalam setahun terakhir, Instagram

telah merilis beberapa fitur baru yakni analitik lanjutan, pemberitahuan lokal

R
Instagram, Instagram stories, dan IGTV (Miller, 2020, p. 56). Instagram stories itu

sendiri ialah fitur untuk berbagi atau menggungah gambar atau sekedar kalimat ke
P
profil pengguna yang mana postingan ini hanya bertahan selama 1x24 saja,

kecuali ditaruh pada sorotan (highlights) pada profil akun pengguna. Fitur
S

highlights pada Instagram berguna untuk menyimpan IG Story pilihan agar dapat

selal dilihat lebih dari 1x24 saja. Shopee Indonesia memanfaatkan highlights pada
L

akun instagramnya untuk menyimpan ig stories yang dibagi menjadi tiga, yaitu

mengenai nama-nama pemenang #ShopeeGiveaway, #Ngopee (Nyobrol Bareng

Shopee), dan Pengumuman terkait pemberitahuan penting dari perusahaan

kepada followers shopee_id.

Dilihat dari Instagram stories shopee Indonesia, shopee Indonesia

menggunakan IG Story tersebut untuk mengunggah pesan seputar informasi yang

tidak jauh seperti konten yang di posting pada feeds instagram shopee Indonesia,

seperti pengumuman giveaway, jadwal shopee live, promo belanja, dan beberapa
87

games. IGTV ialah fitur mengunggah video yang memiliki durasi lebih dari satu

menit dan tidak bisa mengunggah video yang kurang dari satu menit. Jika dilihat

pada IGTV shopee Indonesia, postingan pada IGTV sebagian besar digunakan

untuk mengunggah konten video berisi rekaman ulang show pada acara shopee

performance, program shopee check it out, dan program shopee TVC dengan

viewers bervariasi dari 3.500-767.000 views.

Instagram sendiri tentu memiliki keuntungan. Menurut Miles (2014, p. 11)

Instagram berfungsi sempurna pada ponsel. Sementara situs lain seperti

R
Facebook, Twitter, Pinterest semuanya memeiliki aplikasi, dan Instagram ialah

satu-satunya yang lahir di ponsel dengan sempurna yang juga telah mencakup
P
ketiga aplikasi tersebut. Jika di kaitkan dengan penelitian ini, Instagram yang

digunakan oleh @shopee_id ini tidak hanya digunakan sebagai wadah untuk
S

mengunggah foto visual saja, tetapi juga dapat mengunggah video (IGTV, IGS),

mengunggah keseharian dalam bentuk foto/video pada feeds atau IGS,


L

menggunakan filter, melihat tag foto dari orang lain, dan lain-lain.

Jika dikaitkan dengan penelitian ini, segala kegiatan @shopee_id melalui

akun instagramnya bertujuan untuk mengetahui apakah yang telah dilakukan oleh

@shopee_id pada konten instagramnya dapat menjaga brand image shopee

karena menurut data yang peneliti dapat dari hasil survei Snapcart menyatakan

Shopee, Tokopedia dan Lazada ialah top three service providers di Indonesia

yang dimana hasil survei membuktikan 66% konsumen dari 1.000 responden

survei seluruh Indonesia selama bulan Ramadhan dan Hari Raya Lebaran 2018
88

lalu, memilih Shopee sebagai marketplace belanja online yang paling diingat (top

of mind), sebesar 58% konsumen di Jabodetabek memilih Shopee sebagai situs

belanja online yang paling diingat, dan 72% konsumen non Jabodetabek

(Snapcart, 2018).

Definisi dari brand image menurut Firmansyah (2019, p. 60) brand image

merupakan suatu persepsi yang muncul dalam benak konsumen saat mengingat

suatu merek pada produk tertentu. Jika dkaitkan dengan penelitian ini,

digabungkan dari hasil data dan analisis peneliti, @shopee_id memiliki image

R
sebagai e-commerce yang mudah digunakan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat, rajin mengunggah postingan, serta e-commerce yang rajin membalas


P
komentar followers. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei yang membuktikan bahwa

shopee termasuk dalam e-commerce dengan gelar “top of mind” serta didukung
S

dari hasil penelitian peneliti yang menunjukkan @shopee_id di Instagram memiliki

followers tuju juta lebih melampaui e-commerce kompetitor, jumlah postingan lebih
L

dari 8.000 postingan, serta intensitas dalam membalas komentar.

Brand image yang kuat di benak pelanggan dibentuk dari tiga unsur

(Firmansyah, 2019, p. 67) yaitu:

1. Favorability of brand association

Keunggulan asosiasi merek dapat membuat konsumen percaya terjadap merek

serta akan terciptanya sikap positif terhadap merek tersebut, hal ini bertujuan

untuk mendapatkan kepuasan akan kebutuhan serta keinginan oleh konsumen.

Jika dikaitkan dengan hasil analisis peneliti melalui isi konten Instagram
89

@shopee_id, sikap positif yang ada pada konten-konten @shopee_id di

instagramnya oleh followers, terlihat ke-aktifan atau kontribusi followers untuk

berkomentar dan menyukai posting-an @shopee_id, hal ini dapat dilihat dari

jumlah likes yang rata-rata lebih dari 10.000 likes per posting dan jumlah komentar

lebih dari 2000 per posting. Jarang ditemukan pula komentar yang negative

didalamnya.

2. Strenght of brand association

Tergantung dari bagaimana informasi masuk dalam ingatan konsumen dan

R
bagaimana informasi tersebut dikelola oleh data sensoris di dalam otak

(positioning) sebagai bagian dari brand image. Jika dikatkan dengan hasil analisis
P
peneliti, shopee memiliki positioning di benak masyarakat, hal ini sejalan dengan

data snapcart yang menyatakan bahwa shopee masuk dalam e-commerce “top of
S

mind” serta yang paling diingat khususnya oleh masyarakat Indonesia.

3. Uniqueness of brand association


L

Keunikan yang harus dimiliki sebuah merek yang idmana akan menjadi ciri khas

pembeda dari pesaing. Dilihat dari hasil analisis peneliti, keunikan yang terlihat

pada isi konten Instagram @shopee_id yang paling menonjol ialah shopee

sebagai e-commerce yang cenderung terbilang aktif dilihat dari intensitas

mengunggah konten feeds, sebanyak tiga hingga 7 kali perharinya.

Selain itu juga ada indikator pada brand image (Firmansyah, 2019, p. 81)

yang digunakan pada penelitian ini, salah satunya Corporate Image (citra

perusahaan) yaitu sekumpulan asosiasi yang tercipta dari persepsi konsumen


90

terhadap perusahaan yang menciptakan barang maupun jasa. Citra ini meliputi

popularitas dan kredibiltas. Jika dikaitkan pada penelitian ini, akan menganalisa

dari persepsi narasumber terhadap indikator dari brand image yang

berkesinambungan dalam menganalisis isi konten @shopee_id melalui akun

instagramnya.

4.2.3. Kategori Waktu

Dalam proses komunikasi, e-commerce merupakan pengirim pesan pada

pengguna di Instagram. Peneliti akan menganalisis instagram shopee Indonesia

R
dalam tenggat waktu mulai awareness shopee 12.12 pada 16 November 2020

hingga 17 Januari 2021 (event 1.1). Seperti e-ecommerce pada umumnya,


P
Shopee juga rutin melakukan event sale setiap bulannya, seperti 1.1 (tanggal 1

dibulan 1), 2.2, dan seterusnya. Peneliti ingin meneliti dengan spesifik
S

menganalisa konten shopee sebelum, saat, dan setelah acara puncak 12.12

Shopee Birthday pada 2020 lalu dan event 1.1 2021 yang berakhir pada 17
L

Januari 2021.

Hal ini karena event tersebut ialah event terbesar dalam satu tahun

tersebut, yakni dimulai pada 16 November 2020 ialah awal dari penyebaran

awareness mengenai acara puncak di akhir tahun 2020 yaitu acara 12.12. yang

dimana acara ini merayakan ulangtahun Shopee Indonesia sekaligus event sale

12.12. pada 12 Desember 2020 ialah hari H acara puncak tersebut, dan pada 17

januari 2020 ialah akhir dari event 12.12 secara keseluruhan sekaligus

menyambut event 1.1 yang diadakan diawal tahun 2021.


91

Dilihat dari perilaku melakukan posting, shopee Indonesia telah rutin

menggunggah konten pada postingan setiap harinya. Shopee memiliki jumlah total

postingan sekitar 297 post dari 63 hari yang diteliti. Jumlah rata-rata postingan

yang diunggah adalah sebanyak enam hingga tujuh posting perhari. Pada

penelitian ini akan berfokus pada salah satu dari keseluruhan unggahan perhari

yang konten tersebut mencapai engagement tertinggi pada hari itu.

Apabila dilihat secara harian, shopee memiliki agenda tertentu dalam

mengunggah konten postingan. Secara umum, topik yang di tentukan disesuaikan

R
dengan tema campaign promosi yang akan, tengah, dan sudah berlangsung.

Selain itu dapat dilihat pula bahwa shopee Indonesia selalu memasukkan konten
P
postingan dengan unsur promosi, kuis berhadiah, games, dan giveaway dalam

menarik perhatian serta antusiasme followers di Instagram shopee_id.


S

Shopee Indonesia selalu stabil dan konsisten dalam melakukan postingan

setiap harinya sepanjang bulan November 2020 hingga Januari 2021. Meskipun
L

terdapat angka tertinggi dan terendah, namun shopee Indonesia tetap selalu

konsisten dalam menyebarkan pesan di akun Instagram shopee Indonesia.

Dengan melakukan hal tersebut , kesempatan untuk diingat pengguna lain akan

lebih besar daripada e-commerce lain yang tidak melakukan postingan setiap

harinya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa shopee Indonesia telah mengetahui cara

untuk melakukan komunikasi dua arah dengan followers-nya di Instagram. Cara

tersebut ditunjukkan dengan mengunggah konten postingan setiap hari serta


92

memperbanyak intensitas posting pada setiap harinya dimana engagement paling

banyak yakni dilakukan oleh pengguna instagram.

4.2.4. Kategori Pesan

Dalam menyampaikan pesan pada setiap postingan @shopee_id di

instagram, dapat dilihat bahwa @shopee_id tidak hanya menyampaikan pesan

melalui caption foto melain juga terbilang aktif dalam memberi respon pada

komentar dalam setiap postingannya, hal ini juga didukung dengan intensitas

pengguna @shopee_id yang dapat memposting foto enam hingga tujuh kali per

harinya.
R
Jika dikaitkan dengan teori brand image yakni hal diatas dapat didefinisikan
P
bahwa dengan intesitas menggunggah foto yang terbilang sering, membuat

caption, dan aktif membalas komentar dapat menciptakan persepsi di benak


S

konsumen Ketika mengingat suatu merek dari produk tersebut (Firmansyah, 2019,

p. 60). Berikut adalah gambaran dari intensitas mengunggah foto konten, dan
L

membalas komentar, isi konten/jenis pesan, jumlah komentar, dan jumlah likes

selama 63 hari terhitung mulai 16 November 2020 hingga 17 Januari 2021:


93

Tabel 3. Hasil Analisis Konten Instagram @shopee_id

Bulan Tanggal Jumlah Isi Konten (respon Likes & Intensitas

Konten terbanyak) Komen Membalas

Komentar

“Repost and Win” 40.084

memenangkan iPhone likes &

16 9 11 senilai 14 juta 581.000 7

R komentar
P
Sobat Shopee! 23.966
S

November Waktunya untuk pilih


hadiah kamu sendiri! likes &
2020
Hayo, kalau bisa
L

(awarenes dikasih GRATIS kamu 53.700


mau pilih yang mana
s Shopee 17 5 nih, Xiaomi Mi 10 + komentar 109
Xiaomi Mi Band 4 atau
12.12) Huawei P30 Pro +
Huawei Watch Fit? 🤩
Yuk, langsung aja TAP
2X dan tulis pilihan
kamu di kolom
komentar SEBANYAK-
BANYAKNYA! Tunggu
kejutannya dari
Shopee, ya!
😘 #ShopeeID#Shope
eDariRumah
94

“Temukan tanggal yang 24.687

18 6
R
hilang dan

handphone gratis”

#SHOPEEGIVEAWAY
menangkan likes

108.000
&

4
P
komentar
S
L

“Pilih hadiah peralatan 16.438


rumah idaman!” likes &

24.957

19 3 komentar 109
95

November “Lengkapi Kata Dan 33.702

2020 Dapatkan Handphone likes &


(awarenes Gratis!”
133.000
s Shopee #SHOPEEGIVEAWAY
20 4 komentar 7
12.12)

“kamu tipe yang mana” 14.400

21 6
R
(menebak cara baca ‘W-

Fi’ yang benar


likes

7.230
&

57
P
komentar
S
L

“Tebak gambar susunan 17.170


kamera polaroid di atas & likes &
tebak warna polaroid
15.986
selanjutnya di tempat
22 5 komentar 25
yang kosong! Siapa tau,

besok kamera
November
polaroidnya”
2020
#SHOPEEGIVEAWAY
96

(awarenes “#SHOPEEGIVEAWAY! 30.872

s Shopee 😍🎉 Shopee yakin banget likes &


12.12) kamu pasti mau dong
23 9 94.637 1
dapetin Handphone
komentar
GRATIS langsung aja

ikutan giveaway ini

dengan menjawab benda

apa yang Choki

butuhkan!✨”

R
“ Capit Hadiah Impian 12.526
P
Kamu!” likes &

14.345
S

24 7 komentar 47
L
97

November 30.592

2020 “ Pilih Gelas Berhadiah “ likes &


(awarenes #SHOPEEGIVEAWAY
103,329
s Shopee
25 13 komentar 5
12.12)

19.903

26 6
R
“Lengkapi

#SHOPEEGIVEAWAY
Puzzle!” likes

151.000
&

35
P
komentar
S
L

23.980
“Ada Berapa Sony Alpha likes &
A7II?”
69.861
#SHOPEEGIVEAWAY
27 7 komentar 3
98

33.799
“Angka Like Terakhir = likes &
November Hadiah yang Cocok Untuk
12.300
2020 Kamu!”
28 3 komentar 182
(awarenes

s Shopee

12.12)

13.429

29 3

R #SHOPEETANAM

Menangkan 10JT Koin &

iPhone 11 dan air 2x Lebih


likes

1.181
&

122
P
komentar
Banyak”
S
L

“Komen dengan Emoji!” 38.165

likes &

30 6 162.653 5

komentar
99

33/943
“Repost And Win” likes &
#HadiahShopee1212
1 9 265.759 7

komentar

Desember

2020

(Shopee

12.12) 20.239

R
“Repost and

#HadiahShopee1212
Win” likes

152.593
&
P
2 9 komentar 1
S
L

21.640

likes &
“Temukan Lokasi
79.673
Bianglala!”
3 8 komentar 1
#ChokiBirthdayFantasi
100

22.968

Desember likes &


2020 “Temukan Bayangan
90.758 -
(Shopee Choki yang Tepat!”
4 9 komentar
12.12) #ChokiBirthdayFantasi

20.781

R
“Temukan

pizzle yang
potongan

tepat!”
likes

60.215
&
P
5 7 komentar -
#ChokiBirthdayFantasi
S
L

26.602
“Cocokkan ekspresi likes &
Choki!”
66.689
#ChokiBirthdayFantasi
6 4 komentar -
101

21.783
“Tebak Nama Gadget” likes &
#ShopeeGiveaway
26.180
Desember
7 9 komentar -
2020

(Shopee

12.12)

26.070

8 10
R
“Bantu

Handphone!”
Choki Cari
likes

95.047
&

3
P
komentar
#ChokiBirthdayFantasi
S
L

24.964

likes &
“Tentukan kunci Yang
51.962
Tepat!”
9 8 komentar 2
102

26.735

likes &
“Pilih kotak berisi hadiah!”
86.006
Desember #ChokiBirthdayFantasi
10 6 komentar 2
2020

(Shopee

12.12)

30.568

R
“Hitung balon berisi
likes

64.801
&
P
11 9 komentar 1
hadiah”

#ChokiBirthdayFantasi
S
L

65.913
“Komen ‘Happy Birthday’ likes &
dan menangkan iPgone
253.829
SE 2020”
12 14 komentar 1
#ChokiBirthdayFantasi
103

31.406

likes &
“Tebak nama kota”
21.209
Desember
13 8 komentar 65
2020

(Shopee

12.12)

28.400

14 9
R
“Pilih Bola Yang Tepat”

#ShopeeGiveaway
likes

72.800
&

-
P
komentar
S
L

22.699

likes &
“Cerdas cermat: Apa
23.762
nama uang dari Thailand”
15 8 komentar 5
104

27.576

Desember likes &


2020 “Hitung Bola di
72.489
(Shopee Lapangan!”
16 6 komentar 6
12.12) #ShopeeGiveaway

21.247

R
“Lengkapi Puzzlenya!”

#ShopeeGiveaway
likes

69.433
&
P
17 6 komentar 4
S
L

26.234
“Susun gambar Choki!” likes &
#ShopeeGiveaway
Desember 62.003

2020 18 6 komentar 7
(Shopee

12.12)
105

22.212
“Hitung!” likes &
#ShopeeGiveaway
31.615

19 3 komentar 37

20.629

R
“Komen hadiah incaran

Menggunakan Emoji!”
likes

44.716
&
P
20 3 komentar 1
S
L

33.580
“Jawab dengan emoji likes &
hadiah giveaway yang
Desember 177.913
kamu mau!”
2020 21 5 komentar 5
#ShopeeGiveaway
(Shopee

12.12)
106

52.780

likes &
“Angka like terakhir,
14.330
menentukan hadiahmu!”
22 4 komentar 119

24.948

R
“Repost & Win” Year End

Slae
likes

130.786
&
P
23 8 komentar 20
#HadiahImpianShopee
S
L

39.542

Desember likes &


“Repost & Win” Year End
2020 645.854 25
Slae
(Shopee 24 7 komentar
#HadiahImpianShopee
12.12)
107

25.347

likes &
“Hitung Jumlah Kado!”
59.427
#SHOPEEGIVEAWAY
25 6 komentar -

12.482

R
“”Pilih Mood Weekend

Kamu Dengan Emoji!”


likes

3.391
&
P
26 4 komentar 171
S
L

32.693

likes &
“Temukan Samsung S20
10.273
Choki!”
27 3 komentar 6
108

27.822

likes &
“Pilihi Sepatu Yang
78.368
Tepat!”
28 5 komentar 7
#SHOPEEGIVEAWAY

27.538

R
“Lempar Bola ke Hadiah

Yang Kamu Mau!”


likes

24.049
&
P
29 5 komentar 82
S
L

29.034

likes &
“Hitung Kembang Api Di
69.715
Langit !”
30 3 komentar 6
#SHOPEEGIVEAWAY
109

19.686

likes &
“Satu Kata Untung Tahun
1.984
2020”
31 4 komentar 251

22.119

R
“Hitung Angka

#SHOPEEGIVEAWAY
2021!”
likes

81.040
&
P
1 8 komentar 13
S
L

26.417

Januari likes &


“Tebak Processor
2021 (post 167.456
Samsung Galaxy A02s”
event 2 2 komentar 6
#SHOPEEGIVEAWAY
Shopee

12.12

sekaligus
110

event 10.534

Shopee likes &


1.1) “Jenis Sate Di Indonesia”
1.746

3 2 komentar 217

29.502

R
“HItung

Parkiran!”
Motor Di
likes

68.399
&
P
4 4 komentar 14
#SHOPEEGIVEAWAY
S
L

9.670

likes &
#SHOPEEGIVEAWAY
3.330

5 3 komentar 31
111

26.347

likes &
“Tebak Kata Sandi!”
75.965
#SHOPEEGVEAWAY
6 3 komentar 15

15.716

R
“Smartphone Untuk Selfie

Favoritmu!”
likes

21.549
&
P
7 4 komentar 91
S
L

27.003

likes &
“Tebak Selanjutnya!”
67.413
#SHOPEEGIVEAWAY
8 2 komentar 43
112

10.619

likes &
“Jawab Dengan Emoji,
3.528
Shoulder Bag Favoritmu!”
9 3 komentar 164
#SHOPEEFASHION

8.934

R
“Pilih Warn Easy Waker

Miley!”
likes

2.320
&
P
10 3 komentar 139
S
L

26.630

likes &
#KUISHEBOHSHOPEE
69.170

11 5 komentar 3
113

20.439

likes &
“Pilih Warna Samsung
52.924
S20 Favoritmu!”
12 7 komentar 46

30.356

R
“Temukan

Hilang!”
Bulan Yang
likes

89.968
&
P
13 5 komentar 13
#KUISHEBOHSHOPEE
S
L

15.632

likes &
“Tebak Gambar!”
3.919

14 3 komentar 262
114

23.349

likes &
“Hitung Choki!”
54.393
#KUISHHEBOHSHOPEE
15 4 komentar 20

10.546

R
“#SHOPEECERDASCER

MAT”
likes

11.390
&
P
16 2 komentar -
S
L

8.460

likes &
“Pengumuman
901
#KUHEPEE (Kuis Heboh
17 2 komentar 217
Shopee) Minggu Ini!”

Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2021.


115

4.2.5. Analisis Peran dan Penggunaan New Media (Instagram)

Analisis pertama berfokus kepada hasil analisis peneliti mengenai peran

serta penggunaan dari new media yang digunakan pada penelitian ini khususnya

oleh @shopee_id.

Media baru yang diteliti pada penelitian ini khususnya media sosial

Instagram @shopee_id. Jika dilihat dari Instagram @shopee_id, Instagram

digunakan bukan hanya sebagai wadah promosi dan menyebarkan awareness,

namun juga sebagai jembatan antara sender (@shopee_id) kepada receiver

R
(followers). Hal ini dapat dilihat dari bagaimana @shopee_id merespon komentar

dari para followers-nya melalui Instagram-nya (Hasil Analisis Peneliti, 28 Maret


P
2021).

Hasil analisis peneliti didukung dari bagaimana narasumber pendukung


S

(followers @shopee_id) menjelaskan pengertian dari new media itu sendiri.

“Kalo menurut saya, peran eee… peran new media ini tuh bukan cuma kita
sekedar untuk mengambil informasi aja, tapi juga bisa jadi tempat untuk membuat
L

atau mendistribusikan eee…. informasi-informasi yang lain. Jadi kita bisa kayak
saling bertukar informasi gitu sama online juga… jadi bukan cuma kayak kita baca
aja informasinya, tapi kita juga bisa sebagai penyebar informasi gitu.” (Ranggita
Sastrin, Komunikasi Pribadi, 19 Maret 2021)

Pernyataan tersebut ditambahkan oleh pendapat dari narasumber

pendukung followers 2 @shopee_id.

“mungkin keseruan kali ya.. keseruan kayak kan beda gitu kalo akun sebelah tuh
lebih promosiin gitu loh, promosiin emang biasanya mereka gitukan, kayak eee…
kalo shopee tuh lebih kayak ya itu tadi, engagement gitu, biar followersnya tuh
lebih kayak banyak komen, atau apa gitu biar engagementnya tuh beneran tinggi
mulu, gitu menurut aku. Jadi kalo yang lain kan lebih ke informasi aja yang di
116

dapat, tapi kalo shopee tuh lebih ke games.” (Miranda Purnama Dinar, Komunikasi
Pribadi, 22 Maret 2021)

Kedua penjelasan tersebut sejalan dan ditambahkan oleh pendapat dari

narasumber pendukung followers 3 @shopee_id.

“….Adminnya ramah-ramah juga, customer service-nya bagus juga kok, ada


masalah apa langsung ditanggepin gitu. dan pernah tag story terus dia bilang
‘terimakasih ka sudah ini ini ini’ jadi dia balesin gitu sih.” (Hasna Habib Magfirohtul
Zaky, Komunikasi Pribadi, 23 Maret 2021)

Kedua pernyataan followers tersebut didukung oleh pernyataan dari pakar

ahli dalam karakteristik adanya ‘interaksi menjawab komen’.

R
“Dia cuma two ways komunikaisnya baru sampe sekedar oke di jawab-jawabin,
tapi, dari sisi konten, gimana caranya membuat konsumen juga kasih ide-ide,
terus konten yang lebih.. eee…. Apa namanya.. membangun eeee…. Interaksi
P
shopee harusnya kemana, itu tuh bisa dilakukan di sosial medianya shopee ya.
Terutama di Instagram. Itu belum dilakukan. Jadi mereka baru step pertama
yaudah ini kayak customer service aja, dijawab kalo ada yang bertanya di jawab,
dan segala macem, gitu.” (Tuhu Nugraha, Komunikasi Pribadi, 26 Maret 2021)
S

Jika dilihat dari hasil penjelasan narasumber pendukung, membuktikan


L

bahwa pernyataan tersebut sesuai dengan tiga dari tujuh kategori new media yang

tertera pada teori McQuail (2010, p. 143-144), yang menyebutkan bahwa:

1. Kehadiran sosial media atau kemampuan bersosialisasi: adanya kontak pribadi

dengan pengguna akun lain yang timbul dengan adanya suatu ‘media’ sebagai

penghubung. Jika dilihat dari proses interaksi pengguna akun @shopee_id

dengan followers-nya, dalam hal ini Instagram lah yang menjadi ‘media’ nya. Dan

jika dikaitkan dengan pernyataan kedua followers, dapat dilihat telah terjadi

interaksi antara followers yang melakukan komunikasi secara personal melalui DM

Instagram @shopee_id.
117

2. Penggunaan sebagai hiburan: Jika dilihat pada penelitian ini, akun @shopee_id

tidak hanya memberikan konten informasi seputar belanja saja melainkan juga

banyak konten yang berisikan hiburan seperti games, kuis berhadiah, atau

giveaway. Hal ini menunjukkan bahwa @shopee_id juga telah menggunakan

media sosial Instagram sebagai hiburan untuk followers-nya

3. Personalisasi: sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan pelanggan secara lebih

efektif dan efisien, membuat interaksi lebih cepat dan mudah khususnya berbasis

digital, hingga menciptakan meningkatnya kepuasan pelanggan dan kemungkinan

R
kunjungan yang berulang. Jika dilihat dari pernyataan followers diatas, beliau

berbagi pengalaman kalau admin-admin @shopee_id ramah serta customer


P
service yang cepat tanggap.

Pernyataan dari followers berbeda dengan tanggapan dari pakar ahli,


S

beliau menyebutkan bahwa komunikasi dua arah pada Instagram @shopee_id

hanya sebatas dibalas satu persatu namun dari sisi konten untuk mengajak
L

konsumen lebih interaktif seperti memberi ide-ide, interaksi harus kemana dan

seperti ap aitu belum dilakukan pada sosial media Instagram @shopee_id. Beliau

juga menarik kesimpulan bahwa @shopee_id pada instagramnya terlihat seperi

customer service yang mana jika ada yang bertanya hanya dijawab saja tanpa

ada ikatan emosional dengan followers.


118

4.2.6. Analisis Aktivitas Pada Instagram @shopee_id

Analisis kedua berfokus kepada aktivitas pada Instagram @shopee_id

yakni dimulai pada hasil analisis peneliti mengenai fungsi instagram yang

digunakan pada penelitian ini khususnya oleh @shopee_id.

Pada penelitian ini, media baru / sosial media yang yang digunakan oleh

shopee Indonesia adalah Instagram. Instagram adalah salah satu dari sekian situs

media sosial baru untuk berbagi foto atau video yang berguna untuk

menumbuhkan serta mengembangkan sebuah merek atau individu (Miller, 2020,

R
p. 56). Instagram juga merupakan tempat yang luar biasa bagi perusahaan untuk

membangun brand awareness, membentuk brand image perusahaan serta dapat


P
terhubung dengan audiens baru (dan juga calon pelanggan) (Miller, 2020, p. 57).

Selain itu, instagram juga memiliki peluang besar bagi perusahaan


S

marketplace yang ingin menonjolkan barang mereka, baik melalui gambar/foto,

video, ataupun cerita dari caption di instagram, jutaan bisnis telah menemukan
L

bahwa menciptakan kehadiran yang terlihat di Instagram akan melengkapi

pemasaran marketplace mereka (Miller, 2020, p. 57).

Jika dikaitkan pada penelitian ini, hal ini sejalan dengan @shopee_id yang

menggunakan Instagram sebagai wadah menyebarkan awareness, promosi,

mencari followers, membangun/menciptakan branding, berkomentar, menyukai

(like), berbagi (share), dan lain sebagainya (Hasil Analisis Peneliti, 28 Maret

2021).

Hal ini didukung oleh hasil wawancara dengan followers 1 @shopee_id.


119

“Iya saya kan kebetulan emang pake shopee banget nih, terus abis itu kalo mau
tau kayak tentang informasi-informasi atau ada diskon atau ada giveaway, dan
shopee tuh lumayan yang aktif banget di Instagramnya, jadi supaya saya ngga
ketinggalan, makanya untuk melihat emmm… informasi-informasi itu, saya follow
shopee di Instagram. Dan akusih pasti yang paling basic banget sih kayanya
cuma paling nge-like postingan-nya sama nge-share ke temen, sih.” (Ranggita
Sastrin, Komunikasi Pribadi, 19 Maret 2021)

Hal ini didukung oleh pengertian dari followers 2 @shopee_id.

“eee… karena aku pengen tau ajasih info-info yang ada di.. apa… eee… shopee
gitu kan. Misalkan update kan mereka di Instagram gitu, jadi aku pengen liat ajasih
kayak eemm.. apa ada giveaway, atau games atau eee.. info-info baru gitu-gitu sih
kayak diskon-diskon yang kayak gitu. makanya aku follow.” (Miranda Purnama
Dinar, Komunikasi Pribadi, 22 Maret 2021)
R
Followers 2 juga menambahkan dari penjelasan beliau diatas.
P
“….mungkin orang kan kalau misalnya di kasi games mulu ni giveaway gitu kan
mereka kan kayak aduh berloma-lomba kan buat ikut gitu, jadi orang tuh lebih
kayak ee… engage banget gitu sama si akunnya itu. Lebih ke followers
S

engagement gitu kayanya sih yang aku liat.” (Miranda Purnama Dinar, Komunikasi
Pribadi, 22 Maret 2021)
L

Hal ini juga didukung oleh penjelasan followers 3 @shopee_id

“Biasanya kan penjual itu ada update gratis ongkir, terus dapet voucher-
vouchernya juga, terus nanti tuh bakal ada event-event besarnya shopee, kayak
3.3., 4.4 gitu-gitu kayak 12.12 gitu, itu biasanya dikasih tau sama shopee tuh
sekitar hampir 2 atau 3 minggu sebelum eventnya dimulai. Jadi buat tau infonya
gitu loh.” (Hasna Habib Magfirohtul Zaky, Komunikasi Pribadi, 23 Maret 2021)

Followers 3 juga melenjutkan serta menambahkan dari penjelasan beliau

diatas.

“eee… selain informasi…. Apaya… banyak juga sih maksutnya barang-barang


baru yang dikenalin. Ya informasi juga sih, sebenernya kan sosial media tuh untuk
120

informasi, tinggal tergantung biasanya informasinya tuh berkaitan dengan layanan,


produknya..” (Hasna Habib Magfirohtul Zaky, Komunikasi Pribadi, 23 Maret 2021)

Selanjutnya, hal ini berbeda dengan penjelasan pakar ahli mengenai

pandangannya terhadap fungsi Instagram oleh @shopee_id.

“…. isinya tuh cuman eee…. cuma nge-promoin eee… program-program dan lain-
lain… secara konten, mereka itu cuma jadi kayak ajang tempat untuk
mempromosikan tapi tidak me-brand building.” (Tuhu Nugraha, Komunikasi
Pribadi, 26 Maret 2021)

Beliau juga menegaskan dari penjelasan sebelumnya diatas

“kalo aku liat sih dari insta eee… dari instagramnya @shopee_id ini lebih cuma

R
promosinya doang gitu… tapi ngga ada tadi ngga ada sebuah ikatan yang kuat
ikatan emosional pada konsumennya gitu. karena kalo promosi semuanya juga
bikin promosi kan.” (Tuhu Nugraha, Komunikasi Pribadi, 26 Maret 2021)
P
Berdasarkan hasil diatas, penjelasan ketiga followers @shopee_id selaras
S

dengan hasil analisa peneliti yang dimana hal ini berangkat dari teori Miller (2020)

yaitu, Instagram merupakan tempat yang luar biasa bagi perusahaan untuk
L

membangun brand awareness, membentuk brand image perusahaan serta dapat

terhubung dengan audiens baru (dan juga calon pelanggan) (Miller, 2020, p. 57).

Yang dimana jika dikaitkan pada penelitian ini, hal ini sejalan dengan @shopee_id

yang menggunakan Instagram sebagai wadah menyebarkan awareness, promosi,

mencari followers, membangun/menciptakan branding, dan lain sebagainya.

Namun hal ini tidak sejalan dengan penjelasan pakar ahli, beliau

mengatakan kalau @shopee_id masih kurang pas dalam menggunakan fungsi

Instagram, menurut beliau @shopee_id menggunakan Instagram masih hard


121

selling dan secara konten hanya promosi dan kuis-kuis tanpa terlihat ikatan kuat

yang dapat mengikat followers untuk loyal kepada shopee melalui instagramnya

yang berdampak pada kegiatan konten banyak namun tidak me-brand building.

Selanjutnya berfokus kepada hasil analisis peneliti mengenai fitur instagram

yang digunakan pada penelitian ini khususnya oleh @shopee_id.

Fitur followers yang terdapat pada Instagram adalah sebagai pengikut akun

pengguna lain atau memiliki pengikut pada akun Instagram (Nisrina, 2015, dalam

Soraya, 2017, pp. 33-34). Dengan demikian komunikasi anatara pengguna

R
Instagram akan terjalin dengan adanya aktifitas komentar serta menyukai pada

postingan masing-masing pengguna. Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang
P
penting, dimana jumlah tanda suka dari pada pengikut sangat mempengaruhi

apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang popular atau tidak (Nisrina,
S

2015, dalam Soraya, 2017, pp. 33-34). Shopee Indonesia termasuk salah satu e-

commerce yang memiliki banyak pengikut yakni sebanyak 7.2 juta lebih pengikut
L

pada akun instagramnya.

Tujuh juta lebih pengikut pada akun Instagram shopee indonesia dapat

dilihat keaktifan maupun antusiasmenya melalui banyaknya likes dan komen pada

lapak akun shopee Indonesia.

1. Fitur menyukai (likes), berkomentar, (comments) dan berbagi (share) jika dikaitkan

dengan penelitian ini yaitu analisis konten Instagram shopee Indonesia, pada

konten Instagram shopee Indonesia disetiap postingan shopee Indonesia dapat di

komentari oleh pengguna lain yang ingin bertanya ataupun sekedar berkomentar
122

pada postingan shopee indonesia, postingan dan komentar juga dapat di sukai

oleh pengguna lain maupun pengguna Instagram shopee indonesia, postingan

juga dapat di bagikan secara privasi kepada pengguna lain atau di bagikan pada

Instagram stories pengguna lian. Hal ini dapat dilihat pada postingan shopee

Indonesia yang rata-rata setiap postingannya memiliki likes diatas 5000-10.000

per postingannya. Dengan comments diatas 1000 bahkan dapat mencapai hingga

50.000 lebih comments per postingan. Dan jika dilihat dari postingan shopee

Indonesia, rata-rata postingan yang mendapatkan likes dan juga comments

R
terbanyak yakni pada konten yang berisi games, informasi shopee sale, dan

giveaway dengan likes bisa mencapai 34.000 likes dan comments sebanyak
P
151.000 komentar.

2. Di Instagram, tema-tema pesan tersebut dapat dilihat melalui fitur caption dan
S

image yang paling sering digunakan pada Instagram shopee Indonesia adalah

foto. Namun, ditemukan pula bahwa postingan pada shopee Indonesia tak hanya
L

foto melainkan berisi kombinasi foto dan video juga digunakan oleh shopee

Indonesia.

3. Fitur mengunggah foto / image pada Instagram adalah slide atau slideshow. Fitur

ini memungkinkan pengguna untuk mengunggah lebih dari 1 image dalam satu

posting sehingga pengguna lainnya dapat menggeser gambar tersebut. shopee

Indonesia menggunakan fitur ini dalam menyampaikan pesannya melalui

postingan pada Instagram shopee Indonesia.


123

4. Fitur image lainnya yakni shopping tag, dimana fitur ini dikhususkan untuk jenis

Instagram Business. Pemiliki akun dapat menambahkan label harga pada

postingan dan apabila pengguna menekan label tersebut, maka akan diarahkan

ke lokasi dimana produk tersebut dijual. Shopee Indonesia memanfaatkan fitur ini.

5. Shopee Indonesia juga selalu memberikan deskripsi gambar pada caption. Pada

caption, tertulis kalimat penjelasan yang berkesinambungan dengan gambar yang

di posting, serta ditemukan pembubuhan hashtag (#). Hashtag berfungsi sebagai

tanda kategorisasi suatu posting. Pada shopee Indonesia seluruh postingannya

R
memiliki minimal satu hashtag didalamnya.

6. Fitur arroba pada Instagram berguna untuk menyinggung pengguna lain dengan
P
cara menambahkan tanda arroba (@) dan memasukkan nama akun Instagram

dari pengguna yang akan di tag atau disinggung. Para pengguna tidak hanya
S

dapat menyinggung pengguna lain di dalam judul foto atau pada foto, melainkan

juga pada bagian komentar foto. Ditemukan pada konten Instagram Shopee
L

Indonesia, bahwa shopee di beberapa postingannya menggunakan arroba pada

judul foto. Shopee menggunakan arroba pada judul (caption) foto untuk

menyinggung nama akun pengguna lain yang berhasil memenangi

kuis/games/giveaway yang dilakukan oleh shopee Indonesia.

7. Instagram stories itu sendiri ialah fitur untuk berbagi atau menggungah gambar

atau sekedar kalimat ke profil pengguna yang mana postingan ini hanya bertahan

selama 1x24 saja, kecuali ditaruh pada sorotan (highlights) pada profil akun

pengguna. Fitur highlights pada Instagram berguna untuk menyimpan IG Story


124

pilihan agar dapat selal dilihat lebih dari 1x24 saja. Shopee Indonesia

memanfaatkan highlights pada akun instagramnya untuk menyimpan ig stories

yang dibagi menjadi 3, yaitu mengenai nama-nama pemenang

#ShopeeGiveaway, #Ngopee (Nyobrol Bareng Shopee), dan Pengumuman terkait

pemberitahuan penting dari perusahaan kepada followers shopee_id. Dilihat dari

Instagram stories shopee Indonesia, shopee Indonesia sering menggunakan IG

Story tersebut untuk mengunggah pesan seputar informasi yang tidak jauh seperti

konten yang di posting pada feeds instagram shopee Indonesia, seperti

R
pengumuman giveaway, jadwal shopee live, promo belanja, dan beberapa games.

IGTV ialah fitur mengunggah video yang memiliki durasi lebih dari 1 menit dan
P
tidak bisa mengunggah video yang kurang dari 1 menit. Jika dilihat pada IGTV

shopee Indonesia, postingan pada IGTV sebagian besar digunakan untuk


S

mengunggah konten video berisi rekaman ulang show pada acara shopee

performance, program shopee check it out, dan program shopee TVC dengan
L

viewers bervariasi dari 3.500-767.000 views (Hasil Analisis Peneliti, 28 Maret

2021).

Hal ini didukung oleh hasil wawancara dengan followers @shopee_id

mengenai fitur yang terlihat lebih sering digunakan oleh @shopeeid pada akun

instagramnya.

“kalo menurut aku nge-posting sih…. Itu juga bisa ngga sih? Iya itu mengunggah
foto. Kalo menurut aku itu mengunggah foto karena kalo diliat dari postingannya
dia ada kayak 10.000 lebih postingan ya dibanding nge-story itu cuman kayak tiga
125

gitu perhari. Jadi kalo menurut aku kayanya paling sering posting foto deh.”
(Ranggita Sastrin, Komunikasi Pribadi, 19 Maret 2021)

Hal ini ditambahkan oleh penjelasan dari followers 2 @shopee_id

“Eeemmmm… diakan interaktif ya kayak ada games-games gitu kan di


postingannya. Kalo menurut aku, dia lebih ke fitur komen kali ya… komen sama
like. Jadi orang-orang tuh pada komen gitu, teruskan dia juga kayak sering bales-
balesin komen eee…. ini kan.. apa… followersnya.” (Miranda Purnama Dinar,
Komunikasi Pribadi, 22 Maret 2021)

Selanjutnya, pakar ahli memberikan penjelasan yang berbeda dengan hasil

penjelasan kedua followers tersebut.

R
“Kalo liat secara visual, mereka ini tuh masih kayak mindset yang lama ya, jadi
mereka menggunakan sosial media ini hard selling itu pertama yang
Eee…menurut saya kurang pas dari shopee.” (Tuhu Nugraha, Komunikasi Pribadi,
P
26 Maret 2021)

Beliau juga turut menambahkan dan mempertegas penjelasannya.


S

“Sementara di perusahaan digital semacam shopee, loyalty itu menjadi kunci


menurut saya, karena orang bisa jadi sekarang belanja gitu kan karna sekarang
semuanya lagi banyak ada promo, tapi ketika promonya ilang, yaudah merekanya
L

(konsumen) hilang. So, all the money nggak ada emotional bonding yang
dibangun, sementara eee… barrier to entry ke indutrinya sangat mudah dan
sangat eee… murah. Gitu.” (Tuhu Nugraha, Komunikasi Pribadi, 26 Maret 2021)

Berikutnya pakar ahli memberi pernyataan mengenai apakah fitu-fitur pada

Instagram ini dapat berpengaruh terhadap menciptakan brand image suatu

perusahaan

“Eeee… sangat. Karena terutama kalau target audiensnya itu memang targetnya
ke yang memang eeee….. happy user Instagram gitu kan. Karena mereka
banyak, merekanya audiennya sering membuka Instagram tiap hari, jadi
sebenernya kan membangun brand image itu ngikutin dimana konsumennya
berada, bukan kita maksain oke kita adanya di tv, maka kita konsumen harus
126

ngikutin tv, jadi kita how we.. kita ngikutin dimana konsumen berada, dan kedua,
ekspektasi mereka terhadap eeee… apa yang dikomunikasian dan bagaimana
cara berkomunikasi gitu. Jadi brand itu akan mengikuti itu semua gitu. Di
Instagram orang berharap visualnya harus menarik, orang berharap orang lebih
interaktif gitu. Itukan mengubah cara brand melakukan brand image termasuk
bahasanya. Gimana kalo misalnya kita nggak bisa mengikuti itu? Yaaa..
konsumen merasa brand ini tidak relevan dengan kita gitu, ini brand yang buat
orang lain, bukan buat saya, impactnya apa? ya mereka nggak beli produknya,
karena mereka nggak merasa ada affinity dengan brandnya, dan lain-lain, gitu.”
(Tuhu Nugraha, Komunikasi Pribadi, 26 Maret 2021)

Dari hasil jawaban secara keseluruhan diatas, dilihat bahwa menurut

followers @shopee_id, walaupun terdapat perbedaan persepsi terhadap fitur yang

R
paling mencolok yang digunakan oleh @shopee_id namun menurut followers,

@shopee_id telah menggunakan beberapa fitur Instagram dengan baik. Hal ini
P
sesuai dengan analisis dan teori oleh Nisrina (2015, dalam Soraya, 2017, pp. 33-

34) yaitu
S

1. Fitur Followers

2. Fitur Likes
L

3. Fitur Mengunggah Foto / Upload Image

Namun, hal ini ditanggapi oleh penjelasan pakar ahli yang menyebutkan

bahwa sangat adanya korelasi antara fitur-fitur di Instagram dengan pembentukan

brand image suatu perusahaan jika penggunaannya tepat dan sesuai dengan

habit audiens-nya.

Jika dilihat dari konten Instagram @shopee_id menurut beliau @shopee_id

masih belum pas dalam penggunaan fitur-fitur di Instagram. Beliau menyebutkan

bahwa konten di Instagram @shopee_id masih terlihat hard selling. Sementara


127

itu, beliau juga mempertegas bahwa di perusahaan digital semacam shopee,

loyalty itu ialah menjadi kunci.

Beliau juga menambahkan pernyataanya bahwa sangat adanya korelasi

antara fitur-fitur di Instagram dengan pembentukan brand image perusahaan jika

penggunaannya tepat dan sesuai dengan habit audiens-nya.

Selanjutnya, berfokus kepada hasil analisis peneliti mengenai keuntungan

serta kelebihan instagram yang digunakan dalam penelitian ini khususnya pada

@shopee_id.

R
Instagram sendiri tentu memiliki keuntungan. Menurut Miles (2014, p. 11)

Instagram berfungsi sempurna pada ponsel. Sementara situs lain seperti


P
Facebook, Twitter, Pinterest semuanya memiliki aplikasi, dan Instagram ialah

satu-satunya yang lahir di ponsel dengan sempurna yang juga telah mencakup
S

ketiga aplikasi tersebut. Jika di kaitkan dengan penelitian ini, Instagram yang

digunakan oleh @shopee_id ini tidak hanya digunakan sebagai wadah untuk
L

mengunggah foto visual saja, tetapi juga dapat mengunggah video (IGTV, IGS),

mengunggah keseharian dalam bentuk foto/video pada feeds atau IGS,

menggunakan filter, melihat tag foto dari orang lain, dan lain-lain (Hasil analisis

peneliti, 28 Maret 2021).

Hal ini sejalan dengan penjelasan dari hasil wawancara dengan followers

@shopee_id

“Dia tuh banyak banget fiturnya. Jadi kayak kalo dulu-dulu mungkin kita cuma bisa
kayak posting feeds doang atau foto, kalo sekarang kan udah bisa kayak live,
IGTV, udah bisa…. Bahkan fitur yang ada di sosial media lain tuh ada juga di
Instagram, kayak misalnya IGS jadi kita bisa tau tuh kegiatan orang lain lagi
128

ngapainsih, terus bisa nonton video juga yang mana di… apa… sosial media lain
tuh kadang cuma bisa nonton video doang, Instagram bisa udah jadi satu. Jadi
kayak bisa nonton video, bisa dm-dm an juga, bisa nge-tag orang juga, bisa tau
lokasinya, bisa… bisa ada link, bisa ada langsung beli, bisa langsung belanja. Jadi
menurut aku di Instagram tuh kayak paling komplit semua fiturnya.” (Ranggita
Sastrin, Komunikasi Pribadi, 19 Maret 2021)

Hal ini didukung oleh penjelasan followers kedua @shopee_id

“Keuntungannya bisa liat info-info gitusih.. kayak… informasi baru apapun dari
orang atau dari apapun gitu, terus kalo ya.. promosi-promosi olshop gitu-gitu, jadi
tau gitu.” (Miranda Purnama Dinar, Komunikasi Pribadi, 22 Maret 2021)

Beliau juga menambahkan penjelasannya mengenai kelebihan instagram

R
yang menurutnya tidak dimiliki oleh sosial media lain.

“Mungkin bisa… eemm… update kehidupan sehari-hari tapi plus pake foto, gitu…
P
karena kayak misalnya twitter bisa aja update-update, eee… facebook bisa juga
sih… tapi eee… lebih.. lebih ini kaliya lebih banyak yang liat kalo Instagram.
Karena sekarang lebih banyak yang liat kalo misalnya posting di IG daripada
sosmed lain.” (Miranda Purnama Dinar, Komunikasi Pribadi, 22 Maret 2021)
S

Hal ini didukung dan ditambahkan oleh narasumber pendukung yaitu pakar
L

ahli mengenai keuntungan dan kelebihan yang terdapat pada Instagram

“Jadi Instagram itu mengubah persepsi terhadap visual terutama ya, jadi pertama
orang melihatnya lagi bukan eee… lintas budaya, jadi bukan hanya lagi eee….
Kalo teks itukan sangat bergantung sama bahasa masing-masing ya, kita nggak
bisa mengerti Bahasa Spanyol misalnya, tapi kalo kita bahasanya Bahasa visual,
semua orang akan lebih mudah untuk memahami. Kedua, Instagram membuat
eee… standar terhadap visual itu jadi lebih tinggi gitu, bahkan untuk hal-hal yang
sifatnya dulu mungkin sangat sehari-hari. Kenapa? Karena Instagram punya filter-
filter misalnya, seperti itu. Jadi itu yang awal-awal membuat kenapa Instagram jadi
naik, dan everything standar. Makanya saya berharap visual itu harus yang
visualnya menarik, bagus, gitu. Kira-kira begitu sih.” (Tuhu Nugraha, Komunikasi
Pribadi, 26 Maret 2021)
129

Ketiga penjelasan oleh narasumber pendukung (followers & pakar ahli)

sejalan dengan hasil analisis peneliti mengenai keuntungan Instagram. Jika dilihat

dari teori Miles (2014, p. 11) Instagram berfungsi sempurna pada ponsel.

Sementara situs lain seperti Facebook, Twitter, Pinterest semuanya memeiliki

aplikasi, dan Instagram ialah satu-satunya yang lahir di ponsel dengan sempurna

yang juga telah mencakup ketiga aplikasi tersebut.

Jika di mengkaitkan hasil wawancara diatas dengan penelitian ini,

Instagram yang digunakan oleh @shopee_id memang tidak hanya digunakan

R
sebagai wadah untuk mengunggah foto visual saja, tetapi juga dapat mengunggah

video (IGTV, IGS), mengunggah keseharian dalam bentuk foto/video pada feeds
P
atau IGS, menggunakan filter, melihat tag foto dari orang lain, dan lain-lain. Yang

secara tidak langsung membuktikan bahwa memang Instagram ialah platform


S

yang terbilang ‘all in’ karena fitur yang lebih lengkap dibanding sosial media lain.

4.2.7. Analisis Unsur Brand Image


L

Analisis kedelapan berfokus kepada penjelasan narasumber pendukung

mengenai pendangannya tentang unsur yand terdapat pada brand image yang

digunakan dalam penelitian ini khususnya brand image pada isi konten Instagram

@shopee_id.

“Ooh jadi keliatan dari eee… sudut pandang IG doang aja, gitu?. Oooh, kalo
secara.. apaya ya namanya branding pasti bagus sih, brandingnya bagus kok.
Eee… terus biasanya dia tuh.. adminnya ramah-ramah juga, customer servicenya
bagus juga kok, ada masalah apa langsung ditanggepin gitu…” (Hasna Habib
Magfirohtul Zaky, Komunikasi Pribadi, 23 Maret 2021)
130

Hal ini ditambahkan oleh penjelasan followers mengenai apakah beliau

pernah bertanya melalui DM Instagram @shopee_id

“Customer service shopee…. Eee… kalo dm itu aku tag langsung di.. terimakasih
kaya gini gini gini, tapi kalo telfon ramah juga. Jadi kalo.. pernahnya tag story terus
dia bilang ‘terimakasih ka sudah ini ini ini’ jadi dia balesin gitu sih. Dan memberi
solusi sih, bagus juga customer servicenya tuh bagus ya… karena aku udah
beberapa kali punya problem juga bukan ke customernya ajasih tapi ke sellernya
juga nanggepinnya cepet dan responsif banget.” (Hasna Habib Magfirohtul Zaky,
Komunikasi Pribadi, 23 Maret 2021)

Penjelasan berikutnya terkait keunikan apa yang ada pada isi konten

Instagram @shopee_id dari sudut pandang followers

R
“Kalo disini sih aku liat dia tuh konsisten ya, konsisten selalu sesuai tema, terus
abis itu informasi yang diberikan itu juga kayak friendly aja gitu kayak emang
kayak dia ngomong sama temennya, ngga ngga kaku, ngga kayak perusahaan
P
yang formal banget gitu jadi orang-orang banyak yang relate juga kan kayak ih
iyanih gue banget nih, gitu. atau misalnya kayak kalo misalnya diam au promosiin
suatu barang kayak yang emang relate yang emang sekarang orang-orang butuh.”
S

(Ranggita Sastrin, Komunikasi Pribadi, 19 Maret 2021)

Selanjutnya penjelasan oleh followers mengenai keunikan @shopee_id


L

melalui isi konten instagramnya berbeda dengan penjelasan pakar ahli

“Kalo dari sosial media doang konteksnya… belom. Karena itu kayak begitu tuh
semuanya juga melakukan hal yang sama, gitu kan. Eee… apa yang
membedakan itu dengan yang lainnya? Sosial media ini harusnya sebagai…
hidup gitu. ada hidup kemudian dia karakter shopee itu muncul disitu. Dan itu saya
nggak melihat ada karakter shopee, misalnya di kelas menengah cara bahasanya
gimana aja ini nggak keliatan disitu. Jadi, melihat ada sesuatu yang… di sosial
medianya shopee untuk bisa membantu kearah situ,gitu.” (Tuhu Nugraha,
Komunikasi Pribadi, 26 Maret 2021)

Dari hasil penjelasan followers diatas, hal ini sejalan dengan teori dan hasil

analisis peneliti mengenai unsur brand image (Firmansyah, 2019, p. 67) yaitu:
131

1. Favorability of brand association

Keunggulan asosiasi merek dapat membuat konsumen percaya terhadap merek

serta akan terciptanya sikap positif terhadap merek tersebut, hal ini bertujuan

untuk mendapatkan kepuasan akan kebutuhan serta keinginan oleh konsumen.

Jika dikaitkan dengan hasil analisis peneliti melalui isi konten Instagram

@shopee_id, sikap positif yang ada pada konten-konten @shopee_id di

instagramnya oleh followers, terlihat ke-aktifan atau kontribusi followers untuk

berkomentar serta respon @shopee_id kepada followersnya.

2. Strenght of brand association


R
Tergantung dari bagaimana informasi masuk dalam ingatan konsumen dan
P
bagaimana informasi tersebut dikelola oleh data sensoris di dalam otak

(positioning) sebagai bagian dari brand image. Jika dikatkan dengan hasil analisis
S

peneliti, shopee memiliki positioning di benak masyarakat, hal ini sejalan dengan

data snapcart yang menyatakan bahwa shopee masuk dalam e-commerce “top of
L

mind” serta yang paling diingat khususnya oleh masyarakat Indonesia.

3. Uniqueness of brand association

Keunikan yang harus dimiliki sebuah merek yang idmana akan menjadi ciri khas

pembeda dari pesaing. Dilihat dari hasil analisis peneliti, keunikan yang terlihat

pada isi konten Instagram @shopee_id yang paling menonjol ialah shopee

sebagai e-commerce yang cenderung terbilang aktif dilihat dari intensitas

mengunggah konten feeds, membalas komentar, serta konsisten mengunggah

konten sebanyak tiga hingga 7 kali perharinya.


132

Namun, berbeda dengan penjelasan pakar ahli, beliau menyatakan bahwa

@shopee_id melalui konten di instagramnya belum memenuhi unsur uniqueness

dalam pembentukan brand image tersebut. menurut beliau, @shopee_id dari

konteks Instagram masih belum terlihat karakter atau keunikan yang membedakan

dengan kompetitor lainnya. Karena seharusnya media sosial sebagai wadah yang

‘hidup’, karena dari situlah akan muncul karakter seperti apa yang perusahaan

ingin bangun atau sampaikan kepada audiennya.

4.2.8. Analisis Indikator Brand Image

R
Analisis kesepuluh berfokus kepada penjelasan narasumber pendukung

mengenai indikator dari brand image salah satunya corporate image. Yang
P
dimana hal ini merujuk pada persepsi konsumen tentang hal yang dapat

membentuk brand image. Pada penelitian ini berfokus pada brand image
S

@shopee_id melalui isi konten di instagramnya.

“Kalau yang saya lihat sejauh ini sih selama saya follow si shopee ini tuh konten-
kontennya cukup menarik ya, terus dia kayak bertema selalu bertema, misalkan
L

contohnya dia kayak ngepost warnanya oren semua, ngga pernah tuh kontennya
kayak out of emm… di luar dari temanya dia ini, pasti selalu kayak ada ciri khas
dari si kontennya shopee ini.. gitu” (Ranggita Sastrin, Komunikasi Pribadi, 19
Maret 2021)

Hal ini juga ditambahkan oleh penjelasan dari followers @shopee_id

mengenai citra dari sudut pandang followers

“Menurut aku sih citranya shopee tuh kebentuk banget ya dari konten-kontennya
dia, karena di setiap kontennya di ini kayak dari pemilihan eee… logonya,
teruskan kalo misalnya kita ngeliat citra suatu perusahaan itu pastikan kayak dari
logonya, dari gambarnya, dari kayak gaya komunikasinya, kayak gimanasih dia
tuh meng-approach eee.. followers-followersnya. Kalo disini sih aku liat dia tuh
133

konsisten ya, konsisten selalu sesuai tema, terus abis itu informasi yang diberikan
itu juga kayak friendly aja gitu kayak emang kayak dia ngomong sama temennya,
ngga ngga kaku, ngga kayak perusahaan yang formal banget gitu jadi orang-
orang banyak yang relate juga.” (Ranggita Sastrin, Komunikasi Pribadi, 19 Maret
2021).

Hal ini turut didukung oleh penjelasan followers kedua @shopee_id.

“Menurut aku, bagus sih karena eee.. diantara komen yang banyak itu, kayak dia
tuh balesinnya tu masih baik banget gituloh kayak pake emoji, terus kalo ada apa
misalnya dia tuh ngejelasin gitu, misalnya ada yang complain apa terus dia tuh
beneran jelasin Panjang lebar hai kak ini coba dulu deh di log in terus log out lagi,
gitu gitu, terus kayak pake smile pake love kayak hai kak dicoba lagi ya next time,
gitu gitu. menurut aku oke sih untuk komunikasi itu sendiri.” (Miranda Purnama
Dinar, Komunikasi Pribadi, 22 Maret 2021)
R
Selanjutnya followers menjelaskan persepsinya mengenai intensitas yang
P
dilakukan oleh @shopee_id dalam mengunggah konten di instagramnya.

“Kalo menurut akusih dia emang kayak rajin banget ya, misalnya kayak sehari tuh
bisa ngga ada jedanya gitukan, kayak beberapa kali gitu nge-upload, kalo menurut
S

akusih ngga masalah sih, karena konten-kontennya dia juga nggak yang kayak
annoying juga yang kayak misalnya “ayo beli ini” gitu engga, tapi yang kayak ya
ngasi informasi emang yang kayak ya persuasi gitu kan, selalu nya yang soft
L

selling gitu ngga pernah yang ayo beli ini atau apa enggak, pasti dia tuh kayak
ngasih statement dulu apa, terus nanti baru ujung-ujungnya kayak cari di shopee
atau kayak di shopee ada, kayak gitu-gitu. jadi menurut akusih ngga terlalu
masalah dengan intensitas dia nge-upload kayak 4 atau bahkan sampe 10 gitu
sehari, kalo menurut akusih sampai saat inisih belom terlalu mengganggu”
(Ranggita Sastrin, Komunikasi Pribadi, 19 Maret 2021).

Hal ini sejalan dengan penjelasan oleh followers kedua @shopee_id.

“karena aku jarang ngeliat home IG, ya jadi tuh kalo pengen liat aku baru buka
akunnya gitu, bukan aku liat dari home gituloh… aku jarang banget scrolling home
gitu. jadi aku jarang liat dari situ, jadi aku gatau berapa banyak dia posting itu
dalam sehari, Cuma kalo kayak pengen liat langsung liat ke ig nya gitu. Cuma
karena aku ga ngeliat gitu jadi ga keganggu kali ya, kalo misalnya dia emang
134

muncul mulu di home itu mungkin ganggu kali ya. Dan tergantung yang di posting
kali ya, tergantung konten apa yang di posting, kalo misalnya emang semuanya
kayak giveaway atau games doang yaa mungkin spam kali ya, kalo misalnya ada
barengan games ada ee.. giveaway terus games terus info-info kayak… apasih….
Misalnya sobat shopee kalian tau ngga sih kalo gini gini gini, ya mungkin berguna
berguna ajasih tapi kalo misalnya kontennya sama semua menurut aku spam.”
(Miranda Purnama Dinar, Komunikasi Pribadi, 22 Maret 2021)

Penjelasan selanjutnya oleh followers kedua dari @shopee_id mengenai

persepsi followers terhadap kualitas isi konten yang diunggah oleh @shopee_id di

akun instagramnya.

“Seru sih soalnya dia isinya kayak games-games gitu kayak ada tebak kata, terus

R
emm… giveaway gitu kan, kayak voucher 10jt gitu, terus hp Samsung atau apa
gitu” (Miranda Purnama Dinar, Komunikasi Pribadi, 22 Maret 2021)
P
Selanjutnya penjelasan persepsi dari followers @shopee_id mengenai

kefektivitasan konten games/giveaway pada konten Instagram @shopee_id.


S

“Menurut saya menarik banget yah, karena siapasih yang jaman sekarang ini yang
gamau barang gratis yakan… apalagi cuman kayak ikut-ikutin syarat-syarat yang
emmm… maksutnya mudahlah untuk diikuti, kalo menurut akusih menarik banget
kayak gitu. makanya mungkin banyak orang yang juga pengen ikutan karena
L

syaratnya juga mungkin mudah diikuti ya.” (Ranggita Sastrin, Komunikasi Pribadi,
19 Maret 2021)

Hal ini juga sejalan dengan persepsi followers kedua dan ketiga.

“Menarik, kayak yang tadi aku bilang kan, dia tuh kayak lumayan unik gitu kalo
bikin giveaway yang gila-gilaan banget, kayak lo dapet mobil dapet 10 juta, dapet
berapa gitu kan. Jadi orang-orang kayak gua pengen dapet gua pengen dapet,
jadi kayak menggebu-gebu bikin orang menggebu-gebu gitu loh giveawaynya
ngga tanggung gitu. terus kontennya sendiri y aitu tadi promosiin apa tapi unik gitu
kayak Samsung s terus garis bawah, gitu biar di rangkai. Kayak gitu-gitu sih. Jadi
kayak, orang-orang juga kayak engage gitu” (Miranda Purnama Dinar, Komunikasi
Pribadi, 22 Maret 2021)
135

“Menarik. Menarik menarik bisa nambahin engagement juga. Kan biasanya


syaratnya adalah untuk mention ke 5 orang terus 5 orang itu yang tadinya ngga
tau, jadi tau akun shopee gitu kan. Jadi yaaa.. untuk menarik engagement-nya
juga itukan ada hadiah yang untuk mendapatkan hadiah itu harus ngikutin rules-
nya itu, jadi itu eee… kalo di marketing dia bisa kalo ngangkat…. Apasih biar
awareness juga kan, untuk terpaksa memfollow, kan kalau memfollow pastikan
akan liat juga dan itu bisa secara ngga sadar orang bisa bikin pengen gitu.”
(Hasna Habib Magfirohtul Zaky, Komunikasi Pribadi, 23 Maret 2021)

Selanjutnya penjelasan followers mengenai perpsesi followers terhadap

gaya komunikasi yang dilakukan oleh @shopee_id melalui akun instagramnya.

“Kalo menurut aku sih sesuai, kayak yang tadi aku bilang karna citranya yang

R
friendly itu jadi gaya komunikasinya tuh emang yang kayak temen gitu jadi dia
nggak yang kayak kaku formal gitu kan, bener-bener yang kayak temen ngasih
informasi gitu... Kata-katanya juga yang mudah dicerna gitu kalo menurut aku.”
(Ranggita Sastrin, Komunikasi Pribadi, 19 Maret 2021)
P
“Menurut aku, bagus sih karena ee.. diantara komen yang banyak itu, kayak dia
tuh balesinnya tu masih baik banget gituloh kayak pake emoji, terus kalo ada apa
misalnya dia tuh ngejelasin gitu, misalnya ada yang complain apa terus dia tuh
S

beneran jelasin Panjang lebar hai kak ini coba dulu deh di log in terus log out lagi,
gitu gitu, terus kayak pake smile pake love kayak hai kak dicoba lagi ya next time,
gitu gitu. menurut aku oke sih untuk komunikasi itu sendiri.” (Miranda Purnama
L

Dinar, Komunikasi Pribadi, 22 Maret 2021)

“Udah baik sih, secara kan udah brand besar, maksudnya udah baik eee… ramah
juga dan eeee…. Memberi solusi sih” (Hasna Habib Magfirohtul Zaky, Komunikasi
Pribadi, 23 Maret 2021)

Selanjutnya penjelasan dari persepsi followers mengenai apakah yang

dilakukan @shopee_id pada isi konten instagramnya dapat menjaga image

shopee yang seperti dijelaskan sebelumnya

“Menurut aku sih bisa banget, soalnya dia emang… maksutnya kalo di Instagram
ini menurut aku justru eemmm… platform-nya dia yang besar banget untuk
136

ngebentuk citranya si shopee ini, karena kalo di tempat-tempat lain kan orang
mungkin nggak terlalu main ya, Cuma kalo di Indonesia kan Instagram ini lagi
dipake banget nih platformnya, jadi dari konten-kontennya itu menurut aku sih
sangat menjaga citra shopee. Karena kan dia followersnya udah banyak tuh, jadi
dia udah lumayan ‘top of mind’ ga sih? Di kita-kita” (Ranggita Sastrin, Komunikasi
Pribadi, 19 Maret 2021)

Hal ini juga sejalan dengan persepsi followers kedua

“menurut aku bisa sih, karena kayak image-nya dia tuh lekat banget sama tadi kan
kalo dari aku misalnya, keseruan games-games itu, jadi pas orang denger shopee
tuh banyak giveaway loh, banyak games gitu banyak eeee….. apa sih.. kaya gitu-
gitu games, terus di aplikasinya juga banyak kan terus tapi dia tuh juga promosiin
di itunya.. ig-nya.. kayak gitu-gitu, jadi kayak udah melekat banget image-nya tuh

R
shopee tuh ada shopee ini, shopee ini, gitu. jadi, kayak bisa menjaga image-nya
yaitu unik dan friendly tadi, terus kayak komen-komennya dibales dengan baik
gitu..” (Miranda Purnama Dinar, Komunikasi Pribadi, 22 Maret 2021)
P
Berikutnya, merupakan tanggapan dan persepsi dari pakar ahli. Pernyataan

pertama berangkat dari citra @shopee_id melalui isi konten instagramnya


S

“Konteksnya di akun instagramnya dia ini ya berarti ya? Eee… kalo aku liat sih
dari insta eee… dari instagramnya @shopee_id ini lebih Cuma promosinya doang
L

gitu tapi bukan…. Citra perusahaannya itu cuma sekedar bagi-bagi punya banyak
promosi, tapi ngga ada tadi ngga ada sebuah ikatan yang kuat ikatan emosional
pada konsumennya gitu. karena kalo promosi semuanya juga bikin promosi kan.
Berarti kan konsumennya bisa pindah dari satu… dari eee… shopee besok blibli
lagi bikin campaign pindah ke blibli, besoknya lagi ada Lazada yang bikin
campaign. Tapi ngga ada satu yang menguatkan gitu kenapa harus shopee
kenapa bukan eee… yang lainnya gitu. jadi citranya itu belum terlalu kuat kalo liat
dari sini ya, saya ngga tau kalo misalnya di media-media yang lainnya, mereka
fokus kemana dan segala macem. Tapi yang saya lihat di instagramnya itu lebih
banyak bicara tentang promo, promo, dan promo. Atau kuis-kuis yang ngga ada
hubungannya dengan untuk memperkuat brand image-nya dia. Oke memperkuat
engagement untuk konsumennya, bagi-bagi hadiah tapi itu ngga long term gitu.”
(Tuhu Nugraha, Komunikasi Pribadi, 26 Maret 2021)
137

Selanjutnya, tanggapan oleh pakar ahli mengenai persepsi image

@shopee_id melalui konten instagramnya yang dimana menurut followers,

@shopee_id pada konten instagramnya ini memilik branding sebagai e-commerce

yang friendly dengan followers, lalu menggunakan influencer atau brand

ambassador yang bagus, dan sebagai e-commerce yang sering memberikan

promosi kepada pelanggannya.

“Belum. Kan tadi kan makanya ujungnya kan mereka bilang promo-promo, itukan
sebenernya ujung. Menurut saya itu adalah… mereka tidak mau di…. Persepsikan
sebagai bargain hunter, dan bargain hunter ini tadi seperti saya bilang, ketika nanti

R
ada tempat lain, pastinya mereka akan pindah ke tempat lain. Coba deh shopee
tiba-tiba udah ngga punya budget lagi subsidi untuk kemudian banyak promosi,
kira-kira masih mau beli disitu ngga? Gitu. apakah konsumen yang seperti ini
adalah konsumen yang menguntungkan buat shopee… untuk long term ya. Kira-
P
kira begitu.” (Tuhu Nugraha, Komunikasi Pribadi, 26 Maret 2021)

Beliau juga menambahkan dan mempertegas pernyataannya tersebut


S

“Karna barang nya kan sebenernya sama aja marketplace, tuh kecuali ya di
shopee itu ada barang-barang yang spesialis barang-barang tertentu, dia punya
produk yang eee…. White label ada hanya ada di shopee eee… brand nya atas
L

nama shopee eee… udah mulai sih mereka bikin karena kebetulan saya di bali nih
kemaren ketemu dengan salah satu eee… pabrikan yang misalnya bikin alat-alatt
dapur, sendok, dan segala macem, brand-nya shopee, gitu. nah itu baru deh dia
bisa.. cuma harga ada promosi yaaa ketika nanti yang sebelahnya bikin promo ya
orang pindah ke sebelah.” (Tuhu Nugraha, Komunikasi Pribadi, 26 Maret 2021)

Selanjutnya tanggapan pakar ahli mengenai intensitas yang dilakukan oleh

@shopee_id dalam mengunggah konten pada akun instagramnya, yakni yang

bisa mencapai 3 hingga 10 unggahan perhari

“Nah sebenernya tuh ngga terlalu efektif juga, kadang-kadang gini, ketika makin
banyak di posting dan engagement-nya ngga terlalu gede, nanti tuh ada namanya
advanced ads, itukan punya ads range ya, facebook grup, termasuk di Instagram
138

sekarang bikin. Jadi ketika dia makin sering upload tapi engagementnya ngga
terlalu banyak, itu nanti eee… berikutnya organic growth nya akan menurun.
Kadang-kadang kan ngga punya data kan organic growthnya berapa banyak dari
situ. Makanya saya menyebutkan dari awal sudah keliatan bahwa ini tuh mereka
memperlakukan ini kayak eee…. Billboard gitu, bukan ngga.. ngga… ngasi quality
konten.” (Tuhu Nugraha, Komunikasi Pribadi, 26 Maret 2021)

Beliau jug mempertegas pernyataanya tersebut

“Jadi lebih bagus bahkan di facebook grup biasanya mereka.. di facebook ya gua
ngga tau persentase di Instagram berapa, bahkan facebook itu dulu beberapa
taun lalu aja mereka udah bilang kalo bisa tuh idealnya maksimal se…ming…
sebulan itu cuma empat sampai enam. Terus kemudian, ya ini kalo ini kan eeee…
kepentingan facebook juga untuk jualan iklannya, jadi eeee… dibandingkan sering

R
bombardir sehari berkali-kali, mendingan satu konten berkualitas terus nanti di
boosting pake iklannya facebook, mereka maunya begitu. Karena ini mereka ini
harus eeee… engaging bukan untuk jadi kayak apa namanya.. blasting atau bikin
kayak flyer yang kemudian di ingetin terus menerus sehingga orang eee… liat
P
gitukan. Karena ada namanya advanced ads itu tadi. Percuma anda mau bikin 13
kali tapi resultnya dikurangin jadi 10% nya doang gitu karena dianggap spamming,
mereka mungkin kadang-kadang ngga nyadarin itu. Gitu.“ (Tuhu Nugraha,
S

Komunikasi Pribadi, 26 Maret 2021)

Beliau juga menambahkan tanggapannya mengenai adakah pengaruh


L

intensitas @shopee_id dalam mengunggah konten terhadap semakin diingatnya

“merek” shopee di benak masyarakat.

“Oke… ngga… eee…. Menurut saya sih.. bisa jadi gini, harus dibedakan pertama,
eee… opsinya bisa 2 ya menurut saya, saya ngga tau karena kita kan ngga punya
data dibalik layarnya. Tapi diingatkan kalo misalnya result-nya tinggi. Gimana kalo
result-nya ternyata makin kecil? Berarti itukan orang ngga akan tertarik untuk
diingat. Kalopun misalnya itu result-nya tetap tinggi, dia diingat sebagai apa?
Diinget tapi ngga dibeli, buat apa? Kecuali hanya pengen diinget doang, kalo
diinget kan harusnya kan diinget terus konversi orang mau membeli, bener ngga?
Tapi kalo misalnya diinget tapi orang ngga mau beli, tapi diinget tapi dibenci, itu
banyak loh.” (Tuhu Nugraha, Komunikasi Pribadi, 26 Maret 2021)
139

Hal ini juga di pertegas dan ditambahkan oleh beliau.

“Kayak dulu misalnya, pernah ada iklan di youtube gitukan, karena terlalu sering
dan terlalu banyak, iklannya tuh ampe bikin orang jenuh gitu, liat terus. Orang
inget ngga? Inget. Tapi apakah orang mau membeli produk itu? Ngga, jadi marah
-marah. Atau ada beberapa yang iklannya norak banget, aoakah kemudian
awareness ini akan meningkatkan penjualan? Menjadi WOM ini apakah kemudian
WOM nya itu membuat orang membeli atau eeee…. Enggak, gitu. karena menurut
saya itu bisa 2 hal yang berbeda. Dia banyak viral belom tentu itu menjadi
menghasilkan penjualan yang lebih gede. Orang ngomongin banyak, inikan beda
kalo.. nah itu makanya tadi kalo perbedaan mindset di era digital dan era
konvensional. Kalo di era konvensional, orang bisa satu arah. Pokonya dijejelin
terus kan. Makin sering, maka dia akan ingat, terus kemudian dia beli. Tapi kalo
sekarang, dijejelin, terus kemudian dia jadi bete, orang tuh dengan gampang

R
untuk escape informations. Karena apa karena informasinya juga terlalu berlimpah
dan orang juga ngga punya banyak waktu untuk meng-handle kan semua itu.
Anda liat aja iklan tv aja makanya sekarang kenapa maksa harus ada dalam
sinetron walaupun itu ngga nyambung konteksnya. Karena dia berharap “dipaksa”
P
orang untuk nonton karena kalo… kenapa nggak… karena kalo iklan eeee……
terpisah doang itu ngga akan dibaca… di tonton ama orang. Orang skip. Ya tapi
kan nggak begitu harusnya itukan part of the entertainment, harusnya orang
S

merasa dia menjadi bagian itu orang merasa melihat iklan itu sebagai sebuah
entertainment, sehingga dia nempel dan kemudian dia mau membeli. Kalo
misalnya seperti ini, ya tadi sih pilihannya bisa jadi 2 karena kita gapunya data di
L

belakang layarnya kan. Apakah itu result-nya diturunin ya berarti itu ngga efektif,
atau tadi result-nya tetep tinggi tapi orang juga ngga akan mau berdampak aware
tapi tidak membeli. Gitu.” (Tuhu Nugraha, Komunikasi Pribadi, 26 Maret 2021)

Pernyataan dari pakar ahli selanjutnya berangkat dari tanggapan beliau

megenai apakah konten seperti games/giveaway yang diunggah oleh

@shopee_id pada konten instagramnya ini memang berpengaruh kepada

meningkatnya engagement serta dapat menjaga brand image shopee_id.

“Iya. Itu saya pernah kok dulu megang misalnya cornetto gitu ya, eee…. Ketika
banyak kuis dengan hadiahnya gede-gede itu follower-nya banyak. Ketika mereka
140

sudah ngga ada kuisnya, itu rontok gitu. brand manager-nya marah-marah gitu,
dia bilang ini kenapa turun ya. Sekarang kuisnya udah ngga ada, dan what you
attract is only orang-orang yang memang hanya tertarik dari kuis. Dan itu kan
mereka sudah jadi profesi. Eee… quiz hunter kan adalah profesinya, ada
komunitasnya, bahkan mereka memang mendapatkan duit dari situ. Mereka
emang rajin ala-ala eeee… komentar biar nanti dipilih dan segala macem, atau itu
saling komen, nanti kalo ada temennya yang itu dan saling komen biar nanti, hari
ini menang di shopee ya kamu yang menangin, kita ngebawa kamu menang, nanti
besok di Tokopedia eee… si b yang ikutan menang, kayak giti-gitu gua tau banget
gitu karena eeee….. I’m in industries lumayan lama jadi tau banget pergerakan
orang-orang itu, kalo hadiahnya bentuknya eee… bisa dijadiin cash. Dijadiin cash
tuh bukan hanya bentuk voucher atau uang, tapi juga misalnya kalo dulu tuh kalo
sebelum pandemi, kadang-kadang ada jalan-jalan, gadget, gitu-gitu.” (Tuhu
Nugraha, Komunikasi Pribadi, 26 Maret 2021)

R
Beliau juga menambahkan tanggapannya diatas mengenai daya tarik isi
P
konten pada Instagram @shopee_id

“Kalau menurut saya sih… belom ya, jadi ini kan kayak cuma pindahin billboard
atau iklan offline di bentuk menjadi kayak begitu, terus kemudian ada banyak kuis-
S

kuis, kuis-kuis kan juga brand-brand lain yang ngga harus kategori e-commerce
juga melakukan hal yang sama. Ya… mereka engage, tapi engage-nya tadi
karena ada hadiah yang di-gimmick-in disitu. Kalau itu hadiahnya ngga ada, ngga
L

jalan, gitu. beda anda liat misalnya apunya Netflix Indonesia, dia ngga langsung
directly jualan.. ayo subscribe Netflix, tapi dia membahas drama-drama yang ada
di Netflix dan orang jadi pengen tau pengen kenal lebih lanjut siapa adminnya
Netflix. Bukan hanya eee….. aktif ala-ala karena pengen dapet hadiah gitu,
bahkan mereka jarang banget bikin ada namanya kuis berhadiah di Netflix, tapi
orang-orang sangat engaged dengan cerita-ceritanya, dengan eee… movie yang
ada disitu, tapi ujungnya apa? Ujungnya adalah nge-lock kan biar orang itu eee…
loyal terhadap Netflix bukan eeee… walaupun harga dia agak lebih mahal
dibandingkan orang nonton dari viu.com atau nonton dari eee…. Apa namanya..
go play, dan lain-lain. Tapi ngga ada sama sekali yang bilang “ayo dong eee…
eeee… sekarang, sekarang lagi diskon nih kalo kamu subscribe sekarang diskon
10% atau 20% hanya sampai bulan Mei”. Itu ngga ada. Nah itu membedakannya.
Tapi orang tetep bisa engaged, dan kuat gitu di segmennya. “ (Tuhu Nugraha,
Komunikasi Pribadi, 26 Maret 2021)
141

Beliau juga menambahkan dan mempertegas pernyataannya mengenai

tanggapan impact setelah seringa tau setelah melihat konten @shopee_id di

instagramnya.

“Kalo bagi saya, liat kontennya shopee sih yaa… tadi ya kayak ini tuh sebenenrya
ngga… ngga… dua arah dan eee…. Ini tuh sangat short term banget gitu. cara
mereka mikir itu kayak short term banget, ketika nanti mereka sudah tidak punya
uang lagi untuk membakar dan me… memsubsidi ke konsumen, ditinggalin.
Karena ngga ada loyalty yang dibangun disitu. Gitu. they don’t bring loyalty at all.
Buat konsumennya. Beda dengan apa yang misalnya dilakukan oleh Go-Jek
misalnya, mau dilakukan oleh misalnya Traveloka gitu kan dia punya eee….
Engagement system yang cukup bagus, dia.. eee.. apa namanya create the needs

R
dan segala macem dan sellingnya lumayan bagus, gitu. itu sih yang aku liatin.
Karena mereka juga… ngga tau juga bisa jadi strategi perusahaannya memang
yang butuh short term, short term, short term terus gitu ya….. bisa jadi. Cuma
P
saya ngga ngeliat itu berjangka panjang. Tadi misalnya cobadeh itu di pretelin
ngga ada lagi kuis-kuis tiap minggu. Berapa % yang rontok dari followernya
shopee? Berapa banyak engagement yang rontok dan seterusnya, karena itu
hampir tiap minggu dia ada bagi-bagi giveaway, dan segala macem kan. Gitu.”
S

(Tuhu Nugraha, Komunikasi Pribadi, 26 Maret 2021)


L

Selanjutnya pernyataan tanggapan dari pakar ahli mengenai pandanganya

terhadap branding image yang ingin dibangun oleh @shopee_id melalui isi konten

instagramnya.

“Gajelas. Cuman… makanya banyak promonya aja, gitu. kalo di… eee…. Kalo di
billboard dan yang lainnya itu lebih jelas ya. Saya masih lebih liat yang di
billboard-nya tuh lebih jelas, dia memang men-targeting di akelas menengah kan.
Kelas menengah di urban, prural. Dari segi aplikasinya, dari segi eee… billboard,
dan eee…. Brand ambassador yang dipilih, targetnya kesana. Cuman di sosial
medianya itu hanya sekedar kayak… very very short term. Kalopun ada kuis-kuis
engaging, ada tebak-tebakan kan itu… itu tebak-tebakan yang tidak.. tidak ada
khasnya untuk shopee, dan tidak membangun loyalitas. Padahal sebenernya
seharusnya kan dia bisa bangun loyalitas untuk shopee. Contohnya, misalnya
142

disitu eee… featuring konsumennya shopee misalnya, atau featuring para


sellernya shopee, produk shopee yang keren misalnya. Versi kelas menengah yan
tentunya ya. Atau misalnya dia bisa featuring juga.. walaupun dia mislanya
ngomongin kalo customernya kan ngomongin harga murah gitu kan, dia kan
punya banyak eee.. produk-produk yang white label, kenapa ngga di featuring di
sosial medianya shopee? Sehingga orang tau oooo ini ada loh brandnya atas
nama shopee sendiri, gitu. itukan bisa menguatkan, karena dengan begitu, dia
mau beli produk itu, harganya segitu, hanya ada di shopee. Ngga bisa di tempat
lain. Gitu.” (Tuhu Nugraha, Komunikasi Pribadi, 26 Maret 2021)

Dari hasil pernyataan followers diatas mengenai persepsi terhadap isi

konten Instagram @shopee_id ini sesuai dengan teori Firmansyah (2019, p. 80)

R
yaitu indikator pada brand image, yang digunakan pada penelitian ini, salah

satunya Corporate Image (citra perusahaan) yaitu sekumpulan asosiasi yang

tercipta dari persepsi konsumen terhadap perusahaan yang menciptakan barang


P
maupun jasa. Citra ini meliputi popularitas dan kredibiltas. Dilihat pada penelitian

ini, akan menganalisa dari sudut pandang narasumber terhadap indikator dari
S

brand image yang berkesinambungan dalam menganalisis isi konten @shopee_id


L

melalui akun instagramnya.

Jika dikaitkan dengan dengan tanggapan dari persepsi followers

@shopee_id diatas, pertama dari segi konten, menurut para followers, konten

yang diunggah oleh @shopee_id menarik dan sudah sesuai dengan karakter

shopee dari sudutu pandang followersnya. Kedua, dari segi intensitas shopee

dalam mengunggah konten di instagramnya, menurut followers hal ini tidak

menganggu selama isi dari konten tersebut tetap in line dengan karakter shopee

itu sendiri, justru hal ini dapat memberikan peluanhg terhadap semakin diingatnya

shopee di benak followers. Ketiga, dari segi kualitas, menurut followers kualitas isi
143

konten shopee di Instagram menarik, selalu bertema dan tidak pernah keluar dari

image nya.

Keempat, dari segi keefektivitasan konten games/giveaway yang sering

diunggah @shopee_id di akun instagramnya, menurut para followersnya sangat

menarik karena dapat memberikan engagement terhadap @shopee_id. Kelima,

dari segi gaya komunikasi yang dilakukan @shopee_id di instagramnya, menurut

followers, cara berkomunikasi shopee di Instagram terlihat friendly, tidak kaku, dan

bahasanya mudah dimengerti, selain itu juga memberikan solusi. Persepsi

R
terakhir, menurut followers apa yang telah dilakukan shopee melalui isi konten

instagramnya sudah sangat dapat menjaga brand image shopee itu sendiri.
P
4.3. Pembahasan
S

4.3.1. Peran dan Penggunaan New Media (Instagram)

Dari hasil Analisa keseluruhan mengenai pengertian peran new media yang
L

dimiliki oleh teori oleh Nursalim (2017, p. 59) yaitu disebutkan munculnya new

media memberikan peran diperkenalkannya media sosial, yang dimana hal ini

menciptakan perubahan besar dalam penyampaian pesan.

Pernyataan tersebut juga didukung oleh teori New Media menurut

Widiyanto (dalam Afrilis, 2017, p. 32) menyatakan bahwa penggunaan media baru

(new media) sudah mulai digunakan untuk mengembangkan aspek ekonomi (e-

marketing).
144

Hal tersebut juga sesuai dengan salah satu pengertian prinsip new media

menurut Innis (dalam McQuail, 2011, p. 32). Prinsip pertama, yaitu dalam lingkup

ekonomi, komunikasi mendorong monopoli produksi dan distribusi pengetahuan

oleh kelompok atau kelas tertentu. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan yang

menimbulkan perubahan atau menyebabkan munculnya kompetisi atas bentuk

komunikasi yang lain. Hal ini juga dapat bermaksud bahwa teknologi komunikasi

baru (new media) menyisikan kekuatan sosial yang sama.

Jika dikatikan dengan hasil analisa wawancara dengan narasumber yaitu

R
followers, new media ialah platform berbasis teknologi yang dimana berperan

sebagai wadah untuk bertukar informasi. New media juga sangat penting sebagai
P
alat untuk berbisnis seperti mencari pelanggan, menyebarkan awareness dan hal

lain selain dunia bisnis.


S

Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan dari pakar ahli yang

menyebutkan bahwa new media ialah media berbasi digital yang dimana media-
L

media baru hadir karena adanya teknologi dan bukan hanya berbasis internet.

4.3.2. Aktivitas Pada Instagram @shopee_id

Dari hasil analisa wawancara narasumber pendukung yaitu followers,

selaras dengan hasil analisa peneliti yang dimana hal ini juga berangkat dari teori

Miller (2020) yaitu, Instagram merupakan tempat yang luar biasa bagi perusahaan

untuk membangun brand awareness, membentuk brand image perusahaan serta

dapat terhubung dengan audiens baru (dan juga calon pelanggan) (Miller, 2020, p.

57). Yang dimana jika dikaitkan pada penelitian ini, hal ini sejalan dengan
145

@shopee_id yang menggunakan Instagram sebagai wadah menyebarkan

awareness, promosi, mencari followers, membangun/menciptakan branding, dan

lain sebagainya.

Namun hal ini tidak sejalan dengan penjelasan pakar ahli, beliau

mengatakan kalau @shopee_id masih kurang pas dalam menggunakan fungsi

Instagram dengan efektif. Menurut beliau @shopee_id menggunakan Instagram

masih hard selling dan secara konten hanya mengandung promosi dan kuis-kuis

tanpa terlihat adanya ikatan kuat yang dapat mengikat followers untuk loyal

R
kepada shopee melalui instagramnya yang berdampak pada kegiatan konten

banyak namun tidak me-brand building.


P
Selanjutnya, dari hasil analisa keseluruhan diatas oleh narasumber

pendukung yaitu followers, dilihat bahwa menurut followers @shopee_id,


S

walaupun terdapat perbedaan persepsi terhadap fitur yang paling mencolok yang

digunakan oleh @shopee_id namun menurut followers, @shopee_id telah


L

menggunakan beberapa fitur Instagram dengan baik. Hal ini sesuai dengan

analisis dan teori oleh Nisrina (2015, dalam Soraya, 2017, pp. 33-34) yaitu

1. Fitur Followers

Terdapat pada Instagram adalah sebagai pengikut akun pengguna lain atau

memiliki pengikut pada akun Instagram (Nisrina, 2015, dalam Soraya, 2017, pp.

33-34). Dengan demikian komunikasi anatara pengguna Instagram akan terjalin

dengan adanya aktifitas komentar serta menyukai pada postingan masing-masing

pengguna. Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting, dimana jumlah
146

tanda suka dari pada pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut dapat

menjadi sebuah foto yang popular atau tidak (Nisrina, 2015, dalam Soraya, 2017,

pp. 33-34). Jika dikaitkan dengan hasil analisa wawancara followers, Instagram

@shopee_id terlihat mencolok dari segi followersnya yang terbilang banyak yakni

hingga tujuh juta lebih followers

2. Fitur Likes & Comment

jika dikaitkan dengan penelitian ini yaitu analisis konten Instagram shopee

Indonesia, pada konten Instagram shopee Indonesia disetiap postingan shopee

R
Indonesia dapat di komentari oleh pengguna lain yang ingin bertanya ataupun

sekedar berkomentar pada postingan shopee indonesia, postingan dan komentar


P
juga dapat di sukai oleh pengguna lain maupun pengguna Instagram shopee

indonesia, postingan juga dapat di bagikan secara privasi kepada pengguna lain
S

atau di bagikan pada Instagram stories pengguna lian. Hal ini dapat dilihat pada

postingan shopee Indonesia yang rata-rata setiap postingannya memiliki likes


L

diatas 5000-10.000 per postingannya. Dengan comments diatas 1000 bahkan

dapat mencapai hingga 50.000 lebih comments per postingan.

3. Fitur Mengunggah Foto / Upload Image

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengunggah lebih dari 1 image dalam

satu posting sehingga pengguna lainnya dapat menggeser gambar tersebut.

shopee Indonesia menggunakan fitur ini dalam menyampaikan pesannya melalui

postingan pada Instagram shopee Indonesia. dikaitkan dari hasil analisa

wawnacara narasumber juga, menurut followers fitur mengunggah foto pada


147

Instagram @shopee_id juga mencolok dengan sampai saat ini total unggahan

mencapai lebih dari 10.000 unggahan.

Namun, hal ini ditanggapi oleh penjelasan pakar ahli yang menyebutkan

bahwa sangat adanya korelasi antara fitur-fitur di Instagram dengan pembentukan

brand image suatu perusahaan jika penggunaannya tepat dan sesuai dengan

habit audiens-nya.

Jika dilihat dari konten Instagram @shopee_id menurut beliau @shopee_id

masih belum pas dalam penggunaan fitur-fitur di Instagram. Beliau menyebutkan

R
bahwa konten di Instagram @shopee_id masih terlihat hard selling. Sementara

itu, beliau juga mempertegas bahwa di perusahaan digital semacam shopee,


P
loyalty itu ialah menjadi kunci. Jadi jika disimpulkan, shopee melalui akun

@shopee_id di instagramnya masih harus melakukan improvisasi lagi dalam


S

penggunaan fitur-fitur di Instagram dengan baik dan benar.

Selanjutnya, dilihat dari hasil analisa wawancara followers, ketiga


L

penjelasan oleh narasumber pendukung (followers & pakar ahli) sejalan dengan

hasil analisis peneliti mengenai keuntungan Instagram. Jika dilihat dari teori Miles

(2014, p. 11) Instagram berfungsi sempurna pada ponsel. Sementara situs lain

seperti Facebook, Twitter, Pinterest semuanya memeiliki aplikasi, dan Instagram

ialah satu-satunya yang lahir di ponsel dengan sempurna yang juga telah

mencakup ketiga aplikasi tersebut.

Jika di mengkaitkan hasil wawancara diatas dengan penelitian ini,

Instagram yang digunakan oleh @shopee_id memang tidak hanya digunakan


148

sebagai wadah untuk mengunggah foto visual saja, tetapi juga dapat mengunggah

video (IGTV, IGS), mengunggah keseharian dalam bentuk foto/video pada feeds

atau IGS, menggunakan filter, melihat tag foto dari orang lain, dan lain-lain. Yang

secara tidak langsung membuktikan bahwa memang Instagram ialah platform

yang terbilang ‘all in’ karena fitur yang lebih lengkap dibanding sosial media lain.

4.3.3. Unsur Brand Image

Dilihat dari hasil penjelasan followers diatas, hal ini sejalan dengan teori

dan hasil analisis peneliti mengenai unsur brand image (Firmansyah, 2019, p. 67)

1.
yaitu:

Favorability of brand association


R
P
Keunggulan asosiasi merek dapat membuat konsumen percaya terhadap merek

serta akan terciptanya sikap positif terhadap merek tersebut, hal ini bertujuan
S

untuk mendapatkan kepuasan akan kebutuhan serta keinginan oleh konsumen.

Jika dikaitkan dengan hasil analisis peneliti melalui isi konten Instagram
L

@shopee_id, sikap positif yang ada pada konten-konten @shopee_id di

instagramnya oleh followers, terlihat ke-aktifan atau kontribusi followers untuk

berkomentar serta respon @shopee_id kepada followersnya.

2. Strenght of brand association

Tergantung dari bagaimana informasi masuk dalam ingatan konsumen dan

bagaimana informasi tersebut dikelola oleh data sensoris di dalam otak

(positioning) sebagai bagian dari brand image. Jika dikatkan dengan hasil analisis

peneliti, shopee memiliki positioning di benak masyarakat, hal ini sejalan dengan
149

data snapcart yang menyatakan bahwa shopee masuk dalam e-commerce “top of

mind” serta yang paling diingat khususnya oleh masyarakat Indonesia.

3. Uniqueness of brand association

Keunikan yang harus dimiliki sebuah merek yang idmana akan menjadi ciri khas

pembeda dari pesaing. Dilihat dari hasil analisis peneliti, keunikan yang terlihat

pada isi konten Instagram @shopee_id yang paling menonjol ialah shopee

sebagai e-commerce yang cenderung terbilang aktif dilihat dari intensitas

mengunggah konten feeds, membalas komentar, serta konsisten mengunggah

R
konten sebanyak tiga hingga tujuh kali perharinya.

Namun, berbeda dengan penjelasan pakar ahli, beliau menyatakan bahwa


P
@shopee_id melalui konten di instagramnya belum unsur ‘uniqueness’ pembentuk

brand image tersebut. Menurut beliau, @shopee_id dari konteks Instagram masih
S

belum terlihat karakter atau keunikan yang membedakan dengan kompetitor

lainnya. Karena seharusnya media sosial sebagai wadah yang ‘hidup’, karena dari
L

‘hidup’ itulah akan muncul karakter seperti apa yang perusahaan ingin bangun

atau sampaikan kepada audiennya.

4.3.4. Indikator Brand Image

Dari hasil analisa pernyataan narasumber pendukung diatas mengenai

persepsi terhadap isi konten Instagram @shopee_id ini sesuai dengan teori

Firmansyah (2019, p. 80) yaitu indikator pada brand image, yang digunakan pada

penelitian ini, salah satunya Corporate Image (citra perusahaan) yaitu sekumpulan

asosiasi yang tercipta dari persepsi konsumen terhadap perusahaan yang


150

menciptakan barang maupun jasa. Citra ini meliputi popularitas dan kredibiltas.

Dilihat pada penelitian ini, akan menganalisa dari sudut pandang narasumber

terhadap indikator dari brand image yang berkesinambungan dalam menganalisis

isi konten @shopee_id melalui akun instagramnya.

Jika dikaitkan dengan dengan tanggapan dari persepsi followers

@shopee_id diatas, pertama dari segi konten, menurut para followers, konten

yang diunggah oleh @shopee_id menarik dan sudah sesuai dengan karakter

shopee dari sudutu pandang followersnya. Kedua, dari segi intensitas shopee

R
dalam mengunggah konten di instagramnya, menurut followers hal ini tidak

menganggu selama isi dari konten tersebut tetap in line dengan karakter shopee
P
itu sendiri, justru hal ini dapat memberikan peluanhg terhadap semakin diingatnya

shopee di benak followers. Ketiga, dari segi kualitas, menurut followers kualitas isi
S

konten shopee di Instagram menarik, selalu bertema dan tidak pernah keluar dari

image nya.
L

Keempat, dari segi keefektivitasan konten games/giveaway yang sering

diunggah @shopee_id di akun instagramnya, menurut para followersnya sangat

menarik karena dapat memberikan engagement terhadap @shopee_id. Kelima,

dari segi gaya komunikasi yang dilakukan @shopee_id di instagramnya, menurut

followers, cara berkomunikasi shopee di Instagram terlihat friendly, tidak kaku, dan

bahasanya mudah dimengerti, selain itu juga memberikan solusi. Persepsi

terakhir, menurut followers apa yang telah dilakukan shopee melalui isi konten

instagramnya sudah sangat dapat menjaga brand image shopee itu sendiri.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan dengan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan

pada bab empat terkait analisis isi konten Instagram shopee Indonesia dalam

menjaga brand image perusahaan. Telah dilakukannya analisis konten sebagai

data primer dan wawancara untuk melengkapi data primer yang dilakukan secara

R
mendalam dengan berbagai narasumber pendukung yaitu narasumber pakar ahli

dan tiga followers @shopee_id.


P
Jika dilihat dari sudut pandang followers, shopee melalui konten

instagramnya telah memiliki brand image yang positif serta aktivitas di


S

instagramnya pun mampu untuk menjaga brand image yang telah terbangun di

benak followers. Namun, menurut sudut pandang pakar ahli yang jika dikaitkan
L

dengan teori yang digunakan, shopee dari sisi sosial media instagramnya dinilai

masih kurang dalam hal keunikan, penggunaan fungsi instagramnya, kualitas

konten yang diunggah, visi misi yang kuat, dan konten yang bersifat long-term.

Peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa:

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus utama yakni analisis Instagram

Shopee Indonesia (@shopee_id) yang didukung oleh teori new media dan brand

image agar masyarakat khususnya followers @shopee_id dapat lebih mengerti

makna serta pesan dalam konten digital yang dibuat oleh @shopee_id. Dan untuk

151
152

perusahaan, dapat dijadikan masukan untuk mempertingkat kualitas serta isi

konten di instagramnya melalui riset, pemahaman fungsi Instagram, pemahaman

dalam membentuk karakter perusahaan melalui sosial media, pemahaman isi

konten, cara membangun interaktivitas yang efektif yang akan dimuat menjadi

konten yang lebih baik dalam Instagram akun @shopee_id.

Melalui teori Brand Image, new media melalui dukungan konsep Instagram

khususnya fitur-fitur pada Instagram dalam konten @shopee_id ternyata belum

semua sejalan dengan persepsi followers. Jadi, jika dilihat dari segi kekuatan

R
merek dan sikap positif followers terhadap perusahaan memang sudah terlihat,

namun dari segi keunikan pada media sosial Instagram masih belum kuat. Jika di
P
breakdown, dari segi konten masih tidak ada pembeda dengan kompetitor lain

yang dimana isi konten kebanyakan hanya promosi, kuis, giveaway dan
S

semacamnya yang bahkan hal ini kurang ada korelasi dengan brand image.

Mungkin memang bisa meningkatkan engagement tapi tidak long-term, dan cara
L

berpromosinya pun masih hard selling.

Dari segi komunikasi, interaktivitas masih sebatas interaksi membalas

komen namun tidak adanya emotional bonding yang kuat dengan followers. Dari

faktor pembentuk brand image pun perusahaan masih harus meingkatkan visi misi

yang menjadikan konsumen berfikir bahwa mereka tidak hanya datang saat

adanya konten games/giveaway namun memang benar-benar menjadikan shopee

sebagai platform untuk mencari kebutuhan utamanya, yang dimana jika hal ini

sudah dilakukan akan menghasilkan yang sifatnya long-term.


153

Jadi, disimpulkan bahwa dari persepsi followers, merek shopee memang

sudah melekat pada benak konsumen dan dilihat dari isi konten Instagram

@shopee_id pun mampu menjaga brand image shopee yang dimana menurut

followers, image shopee menurut followers ialah sebagai e-commerce yang

friendly dalam membalas komentar, cepat tanggap, e-commerce yang selalu

memberikan giveaway, serta keseruan konten yang sering mengunggah

games/kuis berhadiah. Namun jika dikaitkan dengan teori dan tanggapan pakar

ahli, image shopee jika dilihat dari segi kekuatan merek memang sudah cukup dan

R
besar, namun jika dari keuninakn sisi konten instagramnya masih belum terlalu

kuat jika untuk menjaga brand image tersebut, karena masih belum terlihat
P
karakter, keunikan dan citra apa yang sebenarnya ingin dibentuk oleh

@shopee_id melalui sosial media instagramnya.


S

5.2. Rekomendasi

5.2.1. Rekomendasi Teoritis


L

Beberapa saran akademis yang berguna untuk penelitian selanjutnya:

1. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih

lanjut lagi mengenai analisis konten Instagram dalam menjaga brand image

perusahaan dengan diikuti perkembangan tekonologi baru.

2. Diharapkan juga untuk menggali lebih dalam bagaimana sebuah perusahaan

dapat menjaga brand image-nya melalui isi konten instagram.


154

5.2.2. Rekomendasi Praktis

Berikut beberapa saran praktis yang peneliti sampaikan kepada

perusahaan pemilik akun instagram dalam menjaga brand image-nya melalui

konten Instagram:

1. Untuk perusahaan pengguna Instagram diharapkan agar membuat konten harus

disertai dengan keunikan yang membentuk karakter, pemahaman penggunaan

fungsi instagram, kualitas konten yang diunggah, visi misi yang kuat, dan konten

yang bersifat long-term. Contohnya, menciptakan karakter yang membedakan dari

R
kompetitor melalui Instagram dan membuat konten Instagram yang mengikuti

dengan tren yang sedang happening pada saat itu. Dengan begini perusahaan
P
akan semakin diingat oleh masyarakat.

2. Diharapkan juga untuk perusahaan pengguna Instagram untuk lebih meingkatkan


S

komunikasi interaktif serta menciptakan emotional bonding antara pengguna akun

dengan followers agar terciptanya suatu ikatan antara followers dengan


L

perusahaan melalui Instagram. Contohnya, membuat suatu konten yang

melibatkan atau collab dengan seller Shopee, dengan begini akan memberikan

rasa dihargai oleh seller yang berkepanjangan.


REFERENSI

Adriza. (2015). Membangun Citra Lembaga Perguruan Tinggi Yang Berbasis


Vokasi (dilengkapi dengan hasil penelitian menggunakan SEM). Diperoleh
pada 16 Oktober 2020 dari
https://books.google.co.id/books?id=4KiRDwAAQBAJ&pg=PA80&dq=defini
si+citra&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjMqYXu_MDsAhWRc30KHYDnB94Q
6wEwAHo ECAIQAQ#v=onepage&q=definisi%20citra&f=false , ISBN :
978-602-280-628-8 , ISBN Elektronik : 978-623-209-278-5

Afrilia, M. A., (2017). Penggunaan New Media Di Kalangan Ibu


Muda Sebagai Media Parenting Masa Kini. Universitas Tidar. Jurnal
Komunikasi Dan Kajian Media Volume 1, Nomor 1, Oktober 2017: 31-42

R
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi,
Jawa Barat, Indonesia : CV Jejak. Diperoleh pada 16 Oktober 2020 dari
https://books.google.co.id/books?id=59V8DwAAQBAJ&printsec=frontcover
&dq=pendekatan+deskriptif+kualitatif&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiu4ciFg
P
rfsAhVCSX0KHdiYDP0Q6AEwAHoECAMQAg#v=onepage&q=pendekatan
%20deskriptif%20kualitatif&f=false , ISBN : 978-602-474-391-5

Anggraini, C. A, Perbawasari. S, Budiana, H. R. (2018). Cyberbranding Sebagai


S

Upaya
Membangun Brand Awareness Shopee Indonesia. Jurnal Komunikasi dan
Media Vol. 2 No2 Februari 2018. ISSN : 2527-8673
L

Annur, C. M., (2019, November 29). Inilah E-Commerce Paling Populer di Asia
Tenggara
Menurut Riset iPrice. Diperoleh pada September 20, 2020 dari
https://katadata.co.id/happyfajrian/digital/5e9a4c4bef9cb/inilah-e-
commerce-paling-populer-di-asia-tenggara-menurut-riset-iprice

Antonio, J. S. (2019, Desember 12). Marketplace Spotlight: Everything You


Need to Know
About Shopee. Diperoleh pada September 20, 2020 dari
https://blog.payoneer.com/e- sellers/marketplaces/everything-need-know-
shopee/

Ardelia, I. & Sukendro, G. G. (2019). Komunikasi Interaktif Nikon


Ambassador Dalam Mempertahankan Citra Merek (Studi Kasus Akun
Media Sosial Instagram @Sukiminthio). Prologia Vol. 3, No. 2, Desember
2019, Hal 365–372 EISSN: 2598-0777

155
156

Bastian, D.A. (2014). Analisa Pengaruh Citra Merek (Brand Image) dan
Kepercayaan Merek (Brand Trust) Terhadap Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
ADES PT. Ades Alfindo Putra Setia. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra
Vol. 2, No. 1, (2014). Di peroleh dari
http://publication.petra.ac.id/index.php/manajemen-
pemasaran/article/view/1391

E.Clow, K., & Back, D. (2018). Integrated Advertising, Promotion, and.


Marketing Communicationd. United Kingdom: Pearson Education. ISBN
10: 1292222697

Fachruddin, A. (2016). Manajemen Pertelevisian Modern. Yogyakarta,


Indonesia : CV.ANDI OFFSET. Diperoleh pada Oktober 19, 2020 :
https://books.google.co.id/books?id=pCw3DgAAQBAJ&pg=PA67&dq=jenis
+citramenurut+frank+jefkins&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj48bz9yKzsAhX0

20frank%20jefkins&f=false R
xjg He6TcYQ6AEwBHoECAAQAg#v=onepage&q=jenis%20citra%20menurut%

Firmansyah, Anang. (2019). Pemasaran Produk Merek: Planning dan Strategy.


P
Surabaya : Qiara Media. ISBN: 978-623-7365-09-9

Grzesiak, Mateusz. (2018 ). Personal Brand Creation in the Digital Age . Poland
: Palgrave Macmillan. ISBN 978-3-319-69696-6 . roi :
S

https://doi.org/10.1007/978-3-319-69697-3

Hennita, G. , Prisylia, M. E., & Saffira, V. (2020). Analisis Komunikasi


Persuasif Pada Akun Instagram Frelynshop Dalam Meningkatkan Brand
L

Image. Jurnal IlmuKomunikasi, Volume III, No. II, Agustus2020, hlm 227-
240. eISNN: 2684-9054

Iprice.co.id : Find Out E-commerce Competition in Indonesia. (n.d.). Diperoleh


pada September 20, 2020 dari
https://iprice.co.id/insights/mapofecommerce/en/

Jeko. I. R. (2015, 1 Desember). Shopee, Aplikasi Belanja Online C2C Meluncur


di Indonesia.
Diperoleh pada September 20, 2020 dari
https://www.liputan6.com/tekno/read/2379136/shopee- aplikasi-belanja-
online-c2c-meluncur-di-indonesia

Kapferer, Jean Noel. (2012). The New Strategic Brand Management. (5th ed).
New Delhi : Kogan Page. ISBN : 978 0 749465155
157

Keller, Kevin L. (2013). Strategic Brand Management ; Building, Measuring, and


Managing Brand Equity.(4th ed) . Landon : Pearson Education Inc. ISBN : 10:
0-273-77941-9

Kemp, Simon. (2018, Januari 30). Digital In 2018: World’s Internet Users Pass
The 4 Billion Mark. Diperoleh pada 24 September 2020 dari
https://wearesocial.com/blog/2018/01/global-digital-report-2018#

Kemp, Simon. (2019, Januari 31). Hootsuite (We Are Social): Indonesian Digital
Report 2019. Diperoleh pada 25 September 2020 dari
https://datareportal.com/reports/digital-2019-indonesia

Kemp, Simon. (2020, Januari 31). Data Reportal: Indonesian Digital Report
2020. Diperoleh pada 22 Juli 2021dari
https://datareportal.com/reports/digital-2020-indonesia

R
Kompella, Kartikeya. (2014). The Definitive Book of Branding. New Delhi : SAGE
Publications. ISBN: 978-81-321-1773-5 (HB)

Kontan.co.id (2020, 17 Septermber). Riset Markplus: Shopee jadi e-commerce


P
favorit saat pandemic corona.
Diperoleh pada Juli 22, 2021 dari
https://industri.kontan.co.id/news/riset-markplus-shopee-jadi-e-commerce-
favorit-saat-pandemi-corona
S

Kusuma, D. F., & Sugandi M. S., (2018). Strategi Pemanfaatan Instagram


Sebagai Media Komunikasi Pemasaran Digital Yang Dilakukan Oleh Dino
Donuts. Jurnal Manajemen Komunikasi, Volume 3, No. 1, Oktober 2018.
L

ISSN: 2548-3242

Lazada Indonesia [@lazada_id]. (2020, Desember 16). Profil Instagram Lazada


Indonesia. Diperoleh dari https://www.instagram.com/lazada_id/

Levin, Aron. (2020). Influencer Marketing for Brands: What YouTube and
Instagram Can Teach You About the Future of Digital Advertising. Sweden :
Apress. ISBN-13 : 978-1-4842-5502-5. doi : https://doi.org/10.1007/978-1-
4842-5503-2

Lifepal (2020, 22 Oktober). Jadi E-Commerce Terpopuler, Ini 5 Strategi Shopee


yang Bisa Ditiru.
Diperoleh pada Juli 22, 2021 dari
https://lifepal.co.id/media/mencontek-5-strategi-shopee-buat-mendongkrak-
bisnis/
158

Littlejohn, S.W., Foss K. A., & Oetzel J. G. (2017). Theories of Human


Communication. (8th ed). USA: Waveland Press. ISBN: 1-4786-3405-7

Logo Download : Logo Shopee. (n.d.). Diperoleh pada Maret 26, 2020 dari
https://en.logodownload.org/shopee-logo/

McQuail, Dennis. (2011). Teori Komunikasi Massa. (6th ed) Jakarta : Salemba.
ISBN: 978-602-8555-40-1

Miles, Jason G. (2014). Instagram Power: Build Your Brand and Reach More
Customers with the Power of Pictures. New York: McGraw-Hill. ISBN: 978-
0-07-182701-0

Miller, Dave. (2020). Social media marketing 3 Books in One: Excellent tricks to
grow your business ,Instagram Marketing to Become a famous
Influencer,Tiktok & You Tube Marketing to create viral videos.

R
Moleong, Lexy J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif.(36th ed). Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya Offse. ISBN: 979-514-051-5.
P
Nursalim, Mochmad. (2017). Peran Konselor dalam Mengantisipasi Krisis Moral
Anak dan Remaja Melalui Pemanfaatan Media “Baru”. Universitas Negeri
Surabaya. Jurnal Bikotetik. Volume 01 Nomor 02 Tahun 2017, 37 – 72. doi
: http://dx.doi.org/10.26740/bikotetik.v1n2.p59-65
S

Oleskeviciene, G. V. & Sliogeriene, J. (2020. Social Media Use in University


Studies. Numanities - Arts and Humanities in Progress ISBN 978-3-030-
37727-4. doi https://doi.org/10.1007/978-3-030-37727-4. ISBN 978-3-
L

030-37726-7

Pamungkas, Gilang. (n.d.). Shopee sudah mampu masuk dalam list 5


marketplace besar di Indonesia. Diperoleh pada September 20, 2020
dari https://ngurusduit.com/sejarah- shopee-dan-kesuksesannya-sebagai-
marketplace/

Parengkuan, V., A. Tumbel, R. Wenas. (2014). Analisis Pengaruh Brand Image


Dan Celebrity Endorsment Terhadap Keputusan Pembelian Produk
Shampo Head And Shoulders Di 24 Mart Manado. Jurnal EMBA Vol.2
No.3 September 2014, Hal. 1792- 1802. Doi :
https://doi.org/10.35794/emba.v2i3.5972.

Percy, Larry. (2018). Strategic Integrated Marketing Communication in a Digital


World. (3rd ed). New York : Routledge. ISBN: 978-1-138-05625-1
159

Pressrelease.id. Kemudahan Berbelanja di Shoppe : Belanja Via Ponsel, Bayar


di Indomaret. (n.d.). Diperoleh pada September 20, 2020 dari
https://pressrelease.kontan.co.id/release/kemudahan-belanja-bersama-
shopee-belanja-via-ponsel-bayar-di-indomaret

Putri, M. L., Sutjipto, V. W., & Putri, K. Y. S. (2018). Pengaruh Pemanfaatan


Content Managing Media Sosial Intagram terhadap Sikap Mahasiswa SMA
di Jakarta dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Edukasi. Universitas
Negeri Jakarta. Prosiding Konferensi Nasional Komunikasi, Vol. 02,
No.01, 2018 E-ISSN: 2113-9790

Quesenberry, K. A. (2019). Social Media Strategy : Marketing, Advertising, and


Public Relations In The Consumer Revolution. (2nd ed) London, United
Kingdom: Rowman & Littlefield. ISBN : 9781538101353

Rachel (2019, 10 Desember). Strategi Shopee dalam Menarik Perhatian


Pelanggan.
Diperoleh pada Juli 22, 2021 dariR
https://yoursay.suara.com/news/2019/12/10/131146/strategi-shopee-dalam-
menarik-perhatian-pelanggan
P
Ri’aeni, Ida. (2015). Penggunaan New Media dalam Prom osi Pariwisata Daerah
Situs Cagar Budaya di Indonesia. Universitas Muhammadiyah Cirebon.
Jumal komunikasi, ISSN : 1907-898X Volume 9, Nomor 2, April 2015
S

Rizaldi, Odhi. (n.d.). 10 Media sosial ini paling banyak digunakan oleh orang
Indonesia. Diperoleh pada September 20, 2020 dari
https://www.brilio.net/creator/10-media- sosial-ini-paling-banyak-
L

digunakan-oleh-orang-indonesia-e5e00f.html

Rogala, Anna & Andrzej Białowąs, Sylwester. (2016) Communication in


Organizational Environments. ISBN : 1-4786-3405-7

Serafinelli, Elisa. (2018). Digital Life On Instagram : New Social Communication


of Photography. UK : Emerlad Publishing. ISBN: 978-1-78756-495-4

Shopee Indonesia [@shopee_id]. (2020, Desember 16). Profil Instagram


Shopee Indonesia. Diperoleh dari https://www.instagram.com/shopee_id/

Shopee Indonesia [@shopee_id]. (2021, Februari 15). KUIS SPESIAL DARI


SAMSUNG [Instagram Foto]. Diperoleh dari
https://www.instagram.com/p/CLT3yB5hfY4/
160

Shopee Indonesia [@shopee_id]. (2021, Februari 15). Yuhuu, Sobat Shopee!


Kamu lagi cari smartphone baru? Pas banget nih! [Instagram Foto].
Diperoleh dari https://www.instagram.com/p/CLTnFSlhyeZ/

Shopee Indonesia [@shopee_id]. (2021, Februari 15). SAATNYA KUIS


HEBOH SHOPEE [Instagram Foto]. Diperoleh dari
https://www.instagram.com/p/CLTfKQmBfQN/

Shopee Indonesia [@shopee_id]. (2020, September 18). PRE ORDER


PHOTOBOOK EXO-SC EKSKLUSIF DI SHOPEE [Instagram Video].
Diperoleh dari https://www.instagram.com/tv/CFQzOiMgIGB/

Shopee Indonesia [@shopee_id]. (2020, Oktober 18). GFRIEND – APPLE


SPECIAL PERFORMANCE [Instagram Video]. Diperoleh dari
https://www.instagram.com/tv/CGeMSIfgMeu/

R
Shopee Indonesia [@shopee_id]. (2020, Desember 25). STRAY KIDS –
BACK DOOR SPECIAL PERFORMANCE [Instagram Video]. Diperoleh
dari https://www.instagram.com/tv/CJNYIXFD5Xz/
P
Siyoto, Sandu & Sodik, Ali. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta :
Literasi Media Publishing. ISBN: 978-602-1018-18-7

Soraya, Iin. (2017). Personal Branding Laudya Cynthia Bella Melalui Instagram
S

(Studi Deskriptif Kualitatif Pada Akun Instagram @Bandungmakuta). Jurnal


Komunikasi, Volume VIII Nomor 2, September 2017

Snapchart : Shopping Behavior in The Indonesian E-commerce Market 2018


L

(2018, Oktober 23) Diperoleh pada 24 September 2020 dari


https://snapcart.global/shopping-behavior-in-the-indonesian-e-commerce-
market-2018/

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta Bandung. ISBN: 979-8433-64-0

Surijah, E. A., Kirana, C. T., Wahyuni, N. P. J. D., Yudi P. C., Astini N. K. B.


(2017). Membedah Instagram: Analisis Isi Media Sosial Pariwisata Bali.
Intuisi Jurnal Psikologi Ilmiah 9 (1). https://doi.org/10.15294/intuisi.v9i1.9560.
ISSN 2541-2965

Tokopedia [@tokopedia]. (2020, Desember 16). Profil Instagram Tokopedia


Indonesia. Diperoleh dari https://www.instagram.com/tokopedia/

Turban. E, Strauss. J, Lai. L,. (2016). Social Commerce: Marketing, Technology


161

and Management. Springer Texts in Business and Economics ISBN: 978-3-


319-17027-5. doi 10.1007/978-3-319-17028-2

West, R. & Turner L. H. (2010). Introduction to Communication Theory: An


Analysis and Application. (4th ed). New York: McGraw-Hill. ISBN: 978-1-259-
87032-3

Widyananda, R. F. (2020, Juni 4). 10 Macam Media Sosial yang Paling Sering
Digunakan Oleh Orang Indonesia. Diperoleh pada 26 September 2020 dari
https://www.merdeka.com/jatim/10-macam-media-sosial-yang-
paling-sering-digunakan-oleh-orang-indonesia-kln.html?page=11

Wilcox, D.L., Cameron, G. T., & Reber, B. H.(2015). Public Relations Strategies
and Tactics. (11th ed). London : Pearson Education. ISBN-10: 1-292-
05658-4

2020
R
Yusra, Yenny. (2016). Riset TNS: Generasi Terpelajar Dominasi Pengguna
Instagram di Indonesia [Pesan web log]. Diperoleh pada 26 September

dari https://dailysocial.id/post/riset-tns-generasi-terpelajar-dominasi
P
pengguna instagram-di-indonesia
S
L
LAMPIRAN 1

TABEL PENELITIAN SEBELUMNYA

Keterangan Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian

Sebelumnya 1 Sebelumnya Sebelumnya 3 Saat Ini

Judul “Komunikasi “Analisis “Membedah “Analisis

Interaktif Nikon Komunikasi Instagram: Konten

Ambassador

Dalam Pada
R
Persuasif Analisis Isi

Akun Media Sosial


Instagram

Shopee
P
Mempertahanka Instagram Pariwisata Indonesia

n Citra Merek Frelynshop Bali” Dalam


S

(Studi Kasus Dalam Menjaga

Akun Media Meningkatkan Brand Image


L

Sosial Instagram Brand Image”. Perusahaan

@Sukiminthio)”. ”.

Vol. Vol. 3, No. 2, Volume III, p-ISSN2086-

Desember No. II, 0803

2019, Hal 365– Agustus e-ISSN 2541-

372 2020, hlm 2965

227-240
Nama Jurnal Ilmu Ilmu Jurnal

Komunikasi Komunikasi Psikologi

Ilmiah

Universitas Fakultas Ilmu Communicati Universitas

Komunikasi on and Dhyana Pura,

Universitas Business Bali

Tarumanagara Institue The

London
R
School of
P
Public

Relations
S

Jakarta

Tujuan Mengetahui Mengetahui Untuk Mengetahui


L

Penelitian Bagaimana komunikasi mengetahui bagaimana

Komunikasi persuasif yang fenomena Shopee

Interaktif Nikon dilakukan oleh Instagram Indonesia

Ambassador Frelynshop sebagai cara menjaga

Dalam dalam pembentukan brand Image

Mempertahanka meningkatkan citra objek perusahaan

n Citra Merek brand image di wisata melalui isi

(Studi Kasus konten


Akun Media media sosial instagramnya

Sosial Instagram Instagram.

@Sukiminthio)

Teori 1. Teori 8. Teori 1. Teori 2. Teori New

Komunikasi Komunikas Content Media

interaktif

2. Teori
R
i Persuasif

citra 9. Teori
Analysis 3. Teori

Brand
P
merek Brand Image

(brand Image
S

image)

Subjek Pemilik akun 1. Owner 1. Akun 2. Akun


L

@Sukiminthio Frelynshop insagram Instagram

yakni Sukimin yang @shopee_

Thio yang berkaitan id

merupakan dengan 3. Followers

Brand pariwisata Instagram

Ambassador Bali @shopee_

Nikon id

Indonesia
Objek Kegiatan Media Kegiatan Kegiatan Isi konten

sosial komunikasi fenomena Instagram

Instagram akun persuasif akun @shopee_id

@Sukiminthio yang Instagram dalam

sebagai media dilakukan pariwisata Bali menjaga

interaktif yang oleh sebagai cara brand image

digunakan Frelynshop pembentukan perusahaan

@Sukiminthio dalam
R citra

mengingkatka wisata
objek
P
n brand image

melalui media
S

sosial

Instagram
L

Fokus Peran Komunikasi Komunikasi Analisis

Penelitian komunikasi persuasif persuasif yang Konten

interaktif oleh yang dilakukan oleh Instagram

Brand dilakukan akun Dalam

Ambassador oleh Instagram menjaga

@Sukiminthio Frelynshop yang dijadikan brand image

dalam dalam fokus analisis perusahaan


mempertahank mengingkatka adalah akun

an citra Nikon n brand Instagram

melalui image. yang

instagram mengunduh

gambar atau

informasi

berkaitan

dengan

R daerah tujuan

wisata yang
P
ada di Bali.
S
L

Metode Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif

Penelitian

Teknik Wawancara, Wawancara FGD Wawancara

Pengumpul observasi, semi dengan

an Data dokumentasi, terstruktur narasumber,

dan studi dengan tiga studi pustaka,

kepustakaan informan, media digital

Jurnal, buku-
buku,Website

, Internet dan

media online.

Hasil Penelitian ini Penelitian ini Penelitian ini

Penelitian dinyatakan dinyatakan menunjukkan

berhasil karena berhasil bahwa

mendapatkan

hasil
karena
R
yang Frelynshop
sepuluh akun

instagram
P
positif dari telah bertemakan

masyarakat. melakukan pariwisataSeti


S

komunikasi ap akun

persuasive memiliki tema


L

dengan cara mayoritas

selalu gambar yang

konsisten berbeda-beda,

dalam jumlah

mengunggah followers yang

foto di berbeda, cara

instagramnya. penulisan

Hal ini pada caption


mempengaru yang berbeda-

hi citra beda, angle

Frelynshop foto postingan

yang yang berbeda-

berdampak beda, serta

followers cara

Frelynshop penyampaian

untuk pesan

membeli

produk
R mengenai

pariwisata Bali
P
mereka serta kepada

berdampak audiens yang


S

pada juga berbeda-

penambahan beda.
L

followers di

Instagram

Frelynshop.

Sumber : Ardelia & Sukendro (2019), Hennita, Prisylia & Saffira (2020), Surijah,

Kirana, Wahyuni, Yudi & Astini (2017), Data Olahan Peneliti (2020).
LAMPIRAN 2

BUKTI WAWANCARA FOLLOWERS

1. Ranggita Sastrin (Narasumber followers)

R
P
S

2. Miranda Purnama Dinar (Narasumber followers)


L
3. Hasna Habib Magfirohtul Zaky (Narasumber followers)

R
P
S
L
LAMPIRAN 3

BUKTI WAWANCARA PAKAR AHLI

Tuhu Nugraha (Nrasumber pakar ahli)

R
P
S
L
LAMPIRAN 4

KONTEN INSTAGRAM @shopee_id

BULAN TANGGAL KONTEN

16

R
P
17
November
S

2021
L
18

19

R
P
S

20
L
21

22

R
P
S

23
L
24

25

R
P
S

26
L
27

28

R
P
S

29
L
30

Desember 1

2020

R
P
S

2
L
5
4
3

L
S
P
R
8
7
6

L
S
P
R
9

10

R
P
S

11
L
12

13

R
P
S

14
L
15

16

R
P
S
L

17
18

19

R
P
S

20
L
21

22

R
P
S
L

23
24

25

R
P
S

26
L
27

28

R
P
S
L

29
30

31

R
P
S

Januari 2021 1
L
4
3
2

L
S
P
R
7
6
5

L
S
P
R
8

R
P
S
L

10
11

12

R
P
S

13
L
14

15

R
P
S
L

16
17

L
S
P
R

Anda mungkin juga menyukai