Anda di halaman 1dari 14

A.

PENDAHULUAN
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena
kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan
terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat
menguntungkan atau merugikan. Ketidakpastian yang menimbulkan
kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istlah peluang
(opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang
merugikan dikenal dengan istilah risiko (risk). Selama mengalami
kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap risiko. Manajemen
risiko adalah suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Suatu rangkaian
aktivitas manusia termasuk Penilaian risiko, pengembangan strategi
untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Makin besar risiko suatu
pekerjaan, maka makin besar perhatiannya pada aspek manajemen
risiko. Rumah sakit adalah sebuah institusi dimana aktifitasnya
meliputi beberapa bidang yang kompleks, menyangkut berbagai personil
yang terlibat dan penuh dengan berbagai risiko, sudah selayaknya
menerapkan hal ini.

B. LATAR BELAKANG
Manajemen risiko menekankan pada keamanan dan keselamatan
pasien, pengunjung, dan karyawan yang pada hakikatnya merupakan
tanggung jawab bersama, baik direksi, manajemen, hingga staff. Adanya
jaminan keamanan dan keselamatan mencerminkan kualitas pelayanan
yang profesional. Maka dari itu, perlu program kerja keselamatan dan
keamanan di rumah sakit. Unsur penting dari manajemen risiko adalah
analisis dari risiko, seperti sebuah proses untuk melakukan evaluasi
terhadap kejadian nyaris cedera dan proses risiko tinggi lainnya, yang
kegagalannya dapat berakibat terjadinya kejadian sentinel. Oleh sebab
itu, rumah sakit perlu melakukan identifikasi untuk mengurangi risiko
termasuk analisis terhadap kelemahan yang mengandung bahaya
dengan memperhatikan proses-proses risiko tinggi, demi keselamatan
pasien dan staf.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mencegah terjadinya kecelakaan dan cidera serta mempertahankan
kondisi yang aman bagi sumber daya manusia Rumah Sakit (RS),
pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan RS.
2. Tujuan Khusus
a. Menidentifikasi dini adanya kondisi berisiko dan berbahaya
b. Melakukan koordinasi antar unit kerja dalam upaya menerapkan
pengendalian risiko
c. Memberikan rekomendasi atas keselamatan dan dan keamanan
fasilitas, lingkungan dan pekerjaan berdasarkan hasil
pengendalian dan penilaian risiko

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Melakukan identifikasi risiko di setiap unit kerja di rumah sakit.
2. Pengumpulan data tentang risiko :
a. Setiap unit kerja melakukan pengumpulan potensi bahaya risiko
yang ada di unit kerja masing-masing.
b. Staff K3RS mengkoordinir semua masukan tentang risiko yang
mungkin terjadi di setiap unit.
3. Identifikasi risiko adalah suatu kegiatan mengidentifikasi sumber
bahaya yang ada ditempat kerja dengan mempertimbangkan kondisi
dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya serta jenis
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi.
Risiko dapat diidentifikasikan dari berbagai macam sumber, misalnya
:
a. Informasi internal (permasalahan di rapat unit/koordinasi, audit,
incident report, klaim, complain)
b. Informasi ekternal (pedoman dari pemerintah, organisasi profesi,
lembaga penelitian)
c. Pemeriksaan atau audit eksternal
d. Survei
4. Analisis risiko dilakukan dengan menentukan score risiko atau
insiden tersebut untuk menentukan prioritas penanganan dan level
manajemen yang harus bertanggung jawab untuk mengelola/
mengendalikan risiko/ insiden tersebut, dimana dimasukkan dalam
kategori merah,orange, kuning atau hijau.

Analisis risiko diskorsing dengan menentukan concequence (C) dan


Likelhood (L) dan dihitung dengan menggunakan Rumus : C x L
Tabel 1.1

PROBABILITY/ LIKELIHOOD

1 Very Low 0-5% extremely unlikely virtually impossible


Hampir tidak mungkin terjadi

2 Low 6-20% Low but not impossible


Jarang tapi bukan tidak mungkin terjadi

3 Medium 21-50% Fairly likely to occur


Mungkin terjadi/ bisa terjadi

4 High 51 – 80% More likely to occur than not


Sangat Mungkin

5 Very 81-100% Almost certainly will occur


High Hampir pasti akan terjadi

Tabel 1.2
Scoring Concequence
KONSEKUENSI (C)
1 2 3 4 5
Domain Tidak Bermakna Kecil Sedang Besar Bencana
Dampak pada Luka minimal tidak Luka sakit minimal/ Luka sedang Luka besar yang Insiden yang
keselamatan memerlukan/pengobatan memerlukan/pengobatan memerlukan membawa akibat mengakibatkan
pasien, staf minimal minimal penanganan ketidakmampuan kematian
atau public Tidak perlu istirahat professional jangka panjang/
(Kerugian fisik/ Memerlukan istirahat ≤ 3 cacat Luka permanen
psikologis) hari Memerlukan di banyak tempat
istirahat selama 4- Memerlukan atau
Peningkatan lama 14 hari istirahat >14hari mengakibatkan
perawatan 1-3hari efek Kesehatan
Peningkatan lama Peningkatan lama yang tidak dapat
rawat 4-15 hari rawat sampai dipulihkan
Suatu kejadian >15hari Suatu kejadian
yang berakibat yang berdampak
pada sejumlah kecil Kesalahan pada sejumlah
pasien penanganan pasien besar pasien
dg efek jangka
panjang

Mutu/ Bagian kelengkapan/ Keseluruhan Penatalaksanaan/ Ketidaksesuaian Tingkat ketidak


keluhan/ Audit penatalaksanaan penatalaksanaan/ pengobatan atau dengan standar berterimaan
pengobatan atau pengobatan atau pelayanan telah nasional dengan secara
pelayanan kurang pelayanan kurang menurun secara risiko yang bermakna keseluruhan dari
optimal optimal bermakna bagi pasien jika tidak mutu
keefektifannya ditanggulangi. penatalaksanaan/
Keluhan/ pertanyaan Keluhan formal (TK 1) pengobatan/
tidak resmi Keluhan formal (TK Keluhan berlipat pelayanan
Penyelesaian local 2) ganda/ tinjauan
independent Kegagalan umum
Kegagalan Tunggal untuk Penyelesaian local dari keselamatan
memenuhi standar (dengan potensi Peringkat kinerja pasien jika
internal menuju tinjauan rendah temuan tidak
independent) ditindak lanjuti
Implikasi ringan bagi Laporan kritis
keselamatan pasien jika Kegagalan berulang Tindakan mendesak Pemeriksaan/
tidak ditanggulangi untuk memenuhi penuelidikan
standar internal Berbagai ombudsman
Penurunan peringkat rekomendasi yang
kinerja jika tidak Implikasi besar bermakna Kegagalan umum
ditanggulangi bagi keselamatan untuk memenuhi
pasien jika temuan Ketidaksesuaian standar nasional
Rekomendasi diberikan tidak besar terhadap
ditindaklanjuti standar Penuntutan
Ketidaksesuaian dengan
standar Rekomendasi yang Laporan kritikal
bermkna yang berat

Ketidaksesuaian
dengan standar
utama
Sumber daya Tingkat kepegawaian Tingkat kepegawaian Terlambt Ketidakpastian Tidak terjadi
manusia/ rendah jangka pendek rendah jangka pendek penyediaan penyediaan sasaran penyediaan/
Pengembangan yang menurunkan mutu yang menurunkan mutu sasaran utama/ utama/ pelayanan sasaran utama/
Organisasi/ pelayanan sementara pelayanan pelayanan karena karena kurangnya pelayanan karena
Kepegawaian/ (<1hari) kurangnya staf staf kurangnya staf
Kompetensi
Tingkat Tingkat kepegawaian Tingkat
kepegawaian atau atau kompetensi kepegawaian
kompetensi yang yang tidak aman atau kompetensi
tidak aman (>1 (>5hari) yang tidak aman
hari) secara terus
Kehilangan staf menerus
Moral staf yang utama
rendah Kehilangan
Moral staf yang banyak staf
Tingkat kehadiran sangat rendah utama
staf yang rendah
untuk pelatihan Tidak ada staf yang Tidak ada staf
yang disyaratkan/ hadir untuk yang hadir untuk
utama pelatihan yang pelatihan yang
disyaratkan/ utama disyaratkan/
utama secara
terus meneruss
Kewajiban Tidak ada/ minimal Pelanggaran perundang- Pelanggaran Pelaksanaan Pelanggaran
Undang – dampak atau undangan Tunggal kewajiban Tindakan berlipat ganda
Undang/ pelanggaran dari undang-undang kewajiban
pemeriksaan pedoman/ kewajiban Penurunan peringkat Pelanggaran berlipat undang-undang
undang-undang kinerja jika tidak Menantang ganda kewajiban
ditanggulangi rekomendasi undang-undang Penuntutan
eksternal/ diperlukan
peringatan Peringatan perbaikan perubahan
perbaikan system secara
Tingkat kinerja keseluruhan
rendah
Tingkat kinerja
Laporan kritis nol

Laporan kritiis
yang berat
Pemberitaan Rumor Peliputan media local- Peliputan media Peliputan media Peliputan media
yang Potensi perhatian public penurunan sementara local – penurunan nasional dengan < 3 nasional dengan
merugikan/ dari kepercayaan public. jangka Panjang dari hari pelayanan jauh > 3 hari
reputasi kepercayaan public dibawah harapan pelayanan jauh
Bagian-bagian dari public yang wajar dibawah harapan
harapan public tidak public yang wajar
tercapai
Kehilangan total
dari kepercayaan
public
Sasaran bisnis/ Peningkatan biaya yang < 5% melampaui 5-10% melampaui 10-25% melampaui Insiden
proyek tidak berarti/melesetnya anggaran proyek anggaran pproyek anggaran proyek menyebabkan
jadwal >25% melampaui
Melesetnya jadwal Melesetnya jadwal Melesetnta jadwal anggaran proyek

Sasaran utama tidak Melesetnya


tercapai jadwal

Sasaran utama
tidak tercapai
Keuangan Kehilangan kecil Kehilangan 0.1-0.25 % Kehilangan 0.25- Ketidakpastian Tidak terjadi
termasuk klaim anggaran 0.5% anggaran penyediaan sasaran penyediaan
Resiko klaim kecil utama/ kehilangan sasaran utama
Klaim kurang dari Rp.100 Klaim antara 100 – 0.1-1.0% anggaran
jura 1M Kehilangan >1%
Klaim antara 1 – 2M anggaran

Pembeli gagal Kegagalan untuk


membayar tepat memenuhi
waktu spesifikasi/
meleset

Kehilangan
kontrak

Pembayaran
sesuai hasil
klaim/ > 2M
Terhentinya Kehilangan/ Kehilangan/ penghentian Kehilangan/ Kehilangan/ Kehilangan tetap
usaha/ penghentian> 1 jam > 8jam penghentian > 1 penghentian > 1 mg dan pelayanan
pelayanan/ Tidak ada atau dampak hari atau fasilitas
dampak minimal bagi lingkungan Dampak minimal bagi Dampak besar bagi
lingkungan lingkungan Dampak sedang lingkungan Dampak
bagi lingkungan malapetaka bagi
lingkungan
Pelanggaran Pelanggaran kerahasian Kerusakan pada reputasi Kerusakan reputasi Kerusakan reputasi Kerusakan
kerahasiaan kecil, hanya satu orang individual. tim pelayanan/ peliputan reputasi
yang terkena dampak media local utama korporasi,
melibatkan Kemungkinan perhatian Beberapa tingkkat rendah peliputan media
data media missal keterlibatan perhatian media nasional
identifikasi selebriti local yang mungkin Kerusakan reputasi
personal (PID) tidak tersebar organisasi/ peliputan Pelanggaran
termasuk Potensi pelanggaran secara umum media media local serius dengan
kehilangan serius. potensi
data Potensi Pelanggaran kehilangan PID
Kurang dari 5 orang pelanggaran serius kerahasiaan serius atau lebih dari
terkena dampak atau dan risiko dinilai missal sampai 100 1000 orang
risiko dinilai rendah, tinggi, missal orang terkena terkena dampak
missal file dienskripsi kehilangan catatan dampak
klinis yang tidak
terenskripsi sampai
20 orang terkena
dampak
Pengalaman Ketidakpuasan Ketidakpuuasan Kesalahan Kesalahan serius Ketidakpuasan
pasien pengaman pasien tidak Pengalaman pasien pengelolaan dalam pengelolaan menyeluruh atas
berhubungan langsung berhubungan langsung pelayanan pasien/ pelayanan pasien/ pelayanan
dengan pelayanan pasien dengan pelayanan pasien pelanggaran pelanggaran pasien/ prosedur
– mudah diatasi prosedur kerja prosedur kerja kerja

Dari hasil penilaian risiko tersebut selanjutnya ditentukan kategori


peringkat risiko dengan menetukan warna Bands seperti table
dibawah ini :
Table 1.3
MATRIX ASSESMENT
Potencial Cocequence/ Impact
Likelihood/ Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
Probability 1 2 3 4 5
Almost certin (Tiap Moderate Moderate High Extreme Extreme
mgg/bln)
5
Likely (Bbrp x /th Moderate Moderate High Extreme Extreme
4
Posible (1-2 th/x) Low Moderrate High Extreme Extreme
3
Unlikely (2-5 th/x) Low Low Moderate High Extreme
2
Rare (> th/x) Low Low Moderate high Extreme
1

Can be manage by Clinical Manager/ Detailed review & Immediate review &
procedure Lead Clinician urgent treantment action required ar
Accept risk should assess the should be Board level. Director
consequences undertaken by must be informed
against cost of senior management
treating the risk

5. Evaluasi Risiko
a. Evaluasi risiko yang akan dilaksanakan akan menentukan
siapakah yang akan mengelola resiko dengan mempertimbangkan
analisis risiko yang telah dilakukan.
b. Peninjauan penilaian risiko dan frekuensi peninjauan dilakukan
sesuai dengan berat ringannya kategori risiko sesuai dengan tabel
berikut ini :

Tabel 1.4
Evaluasi Risiko
Kategori Warna Pelaksanaan Frekuensi
Risiko Risiko Tinjauan Tinjauan
Penilaian
Risiko
Ekstrim Merah Direktur Tiap bln
Tinggi Kuning Kepala bagian/ Tiap 2 bln
bidang/
instalasi
Sedang Hijau Kepala bagian/ Tiap 3 bln
bidang/
instalasi
Rendah Biru Koordinator/ Tiap 6 bln
kepala unit

6. Penanganan risiko adalah usaha untuk memodifikasi risiko agar


dapat mengurangi atau menghilangkan hambatan terhadap
pencapaian tujuan.
a. Penanganan risiko dapat berbentuk beberapa hal :
1) Menghindari risiko
2) Menghilangkan sumber risiko
3) Berbagi risiko
4) Mengubah kemungkinan terjadinya risiko
b. Contoh penanganan risiko
1) Pembuatan SPO
2) Refresh SPO
3) Revisi SPO
4) Pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
5) Sosialisasi SPO baru/ revisi
7. Monitoring/ Tujuan/ Review Risiko adalah tindak lanjut dari
identifikasi resiko, analisis, evaluasi dan penanganan resiko.
Ditentukan bulan pelaksanaan penanganan resiko dan tanggal
tinjauan penanganan resiko. Hasil penanganan resiko di tinjau
sesuai dengan bands evaluasi resiko apakah setiap bulan, 2 bulan
atau 3 bulan.

E. CARA PELAKSANAAN
1. Identifikasi Risiko keselamatan dan keamanan di RS
a. Melakukan asesmen risiko secara komprehensif dan proaktif
untuk mengidentifikasi bangunan, ruangan/ area, peralatan,
perabotan, dan fasilitas lainnya yang berpotensi menimbulkan
cedera atau bahaya termasuk diantaranya perabotan yang tajam
dan rusak, kaca jendela yang pecah, kebocoran air di atap, serta
lokasi tidak ada jalan keluar saat terjadi kebakaran.
b. Melakukan asesmen risiko prakontruksi (pre construction risk
assessment/ PCRA) setiap ada konstruksi, renovasi atau
penghancuran bangunan/ demolish.
2. Analisa risiko keselamatan dan kemanan di RS Membuat kriteria
risiko keselamatan dan keamanan di RS
3. Evaluasi risiko keselamatan dan keamanan di RS
4. Tata kelola risiko keselamatan dan keamanan di RS
a. Identifikasi dan penilaian risiko yang komprehensif menyangkut
keselamatan (lantai licin, terjebak lift, lift anjlok, dan lain-lain) dan
keamanan (pencurian, penculikan bayi, kerusuhan dan lain-lain).
b. Pemetaan area risiko terjadinya gangguan keselamatan dan
keamanan di RS
c. Melakukan upaya pengendalian dan pencegahan lain pada
kejadian tidak aman.
1) Menghilangkan kondisi yang tidak standar
2) Menghilangkan tindakan yang tidak standar
3) Mengurangi unsur kesalahan oleh manusia
4) Mengurangi unsur kesalahan dari pekerjaan
5) Mengurangi unsur kesalahan dari pengendalian
6) Sosialisasi 6 unsur keamanan meliputi sarana, lingkungan,
tempat, prosedur dang anggaran
7) Memastikan prinsip kewaspadaan standar :
a) Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan jenis
pekerjaan yang dilakukan.
b) Cara kerja aman, dengan selalu berpedoman pada Standar
Prosedur Operasional (SPO), serta dilindungi oleh peraturan-
peraturan yang ada.
c) Pengelolaan lingkungan untuk selalu menyesuaikan dengan
lingkup pekerjaan yang dilakukan, dengan substitusi,
eliminasi dan administrasi.
d) Penempatan pasien yang tepat, dengan pemberian
pengaman tempat tidur yang cukup, pegangan khusus pada
kamar mandi, dengan tujuan menghindari pasien jatuh.
e) Pencegahan kecelakaan dan cidera, dengan pemberian atau
penempatan tanda-tanda bahaya atau risiko yang jelas di
setiap sudut RS, agar memudahkan pasien, staf dan
pengunjung mendapatkan pelayanan yang diharapkan.
f) Pemeliharaan kondisi yang aman dengan mensosialisasikan
kode-kode yang disepakati dan harus dipahami oleh seluruh
pekerja :
 Kode biru untuk kegawatdaruratan medis
 Kode merah untuk bahaya kebakaran
 Kode hijau untuk bahaya gempa bumi
 Kode abu-abu untuk anacaman keamanan
 Kode hitam untuk ancaman bom
 Kode merah muda untuk penculikan bayi/ anak
8) Menginspeksi semua banguanan perawatan pasien dan
memiliki rencana untuk mengurangi risiko yang sudah jelas
dan menciptakan fasilitas fisik yang aman bagi pasien,
keluarga pasien, staf dan pengunjung.
9) Melakukan dokumentasi pemeriksaan fasilitas fisiknya yang
terbaru, akurat terhadap fasilitas fisikinya.
10) Melakukan pengkajian keselamatan dan keamanan selama
terdapat proyek konstruksi dan renovasi serta penerapan
strategi-strategi untuk mengurangi risiko.
11) Melakukan pemantauan dan pengamanan area-area yang
diidentifikasi berisiko keamanan
12) Memastikan semua staf, pegawai pihak ketiga, dan vendor
sudah diidentifikasi
13) Memberikan tanda pengenal sementara selama di area RS
14) Semua area berisiko tinggi keamanan dan area-area yang
terbatas sudah diidentifikasi didokumentasi dan dipantau
serta terjaga keamanannya, contohnya ruang bayi, ICU,
utilitas dan lain-lain.
15) Memastikan perlindungan setiap orang yang ada di RS
terhadapkerugian pribadi dan dari kehilangan atau
kerusakan properti.
16) Mengelola, memelihara dan mensertifikasi sarana prasarana
dan peralatan RS, terutama penyediaan listrik, air,
pembuangan limbah, ventilasi dan pengelolaan gas medis.
5. Pelaporan insiden keselamatan dan keamanan
a. Melakukan investigasi saat terjadi insiden keselamatan dan
keamanan di RS
b. Membuat laporan insiden keselamatan dan keamanan
c. Melakukan tindakan koreksi atas insiden yang terjadi
6. Monitoring dan review insiden
a. Melakukan pemantauan risiko keselamatan dan keamanan
b. Melaksanakan tindak lanjut hasil monitoring
7. Pendidikan dan pelatihan Memberikan pendidikan dan pelatihan
kepada seluruh staf terkait enam unsur keamanan meliputi sarana,
lingkungan, tempat prosedur, tindakan dan anggaran

F. SASARAN
Sasaran program keselamatan dan keamanan mencakup keseluruhan
pasien, pengunjung dan karyawan RS serta berkaitan dengan
lingkungan di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi seperti :
1. Tidak Terjadi kecelakaan / accident yang diakibatkan oleh kondisi
fasilitas, renovasi, bangunan dan pencemaran (zero incident).
2. Fasilitas gedung dan bangunan terhindar dari risiko kerusakan serta
selalu dalam kondisi aman dan siap pakai.
3. Fasilitas peralatan rumah sakit selalu dalam keadaan aman dan siap
pakai.
4. Pengelolaan 1 (satu) risiko yang dipilih dapat terlaksana dengan baik
dan pada akhir tahun dapat dilakukan evaluasi dari tindak lanjut
yang telah dikerjakan.
G. JADWAL KEGIATAN

BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Identfikasi risiko keselamatan dan


keamanan

2. Analisa risiko keselamatan dan


keamanan

3. Evaluasi risiko keselamatan dan


keamanan

4. Tata Kelola risiko keselamatan dan


keamanan

5. Pelaporan insiden keselamatan dan


keamanan

6. Monitoring dan review

7. Pendidikan dan pelatihan staf

H. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Program keselamatan dan keamanan dievaluasi untuk mengukur pencapaian target yang telah
ditetapkan. Evaluasi realisasi program, meliputi :
1. Evaluasi risiko keselamatan dan keamanan di area RS
2. Evaluasi pelaksanaan tata kelola risiko keselamatan dan keamanan di RS
3. Evaluasi hasil monitoring dan review insiden keselamatan dan keamanan
4. Evaluasi hasil edukasi staf tentang enam unsur keamanan
5. Evaluasi realisasi penyediaan sarana, prasarana dan peralatan yang menunjang keselamatan
dan keamanan bagi pasien, petugas dan pengunjung RS.
Pelaporan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan keselamatan dan keamanan di lingkungan RSUD Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi dibuat per tiga bulan sekali untuk melihat pencapaian dari program kerja
yang sudah dibuat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Hasil evaluasi akan menjadi
acuan untuk membuat program kerja di tahun berikutnya. Pencatatan dan monitoring pengumpulan
data tentang risiko menggunakan form sebagai berikut :
FORMULIR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO
Pelaksana : Bagian : Lokasi/ Pekerjaan : Tanggal Penilaian :
Kegiatan Identifikasi Bahaya Penilaian Resiko Pengendalian
Akibat Peluang TK Risiko Risiko

Anda mungkin juga menyukai