OLEH
dr. Meilani Lie, MBBS
Anita Theresia LG
Dian Rika CM
a. peristiwa atau keadaan yang mungkin terjadi yang dapat berpengaruh negatif terhadap
perusahaan.
b. fungsi dari probabilitas (chance, likelihood) dari suatu kejadian yang tidak diinginkan, dan tingkat
keparahan atau besarnya dampak dari kejadian tersebut.
Risiko non klinis/corporate risk adalah semua issu yang dapat berdampak terhadap tercapainya
tugas pokok dan kewajiban hukum dari rumah sakit sebagai korporasi.
pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan
untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya. Manajemen risiko rumah sakit adalah
kegiatan berupa identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada pasien,
karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasinya sendiri (The Joint Commission on
Accreditation of Healthcare Organizations/JCAHO).
proses identifikasi, penilaian, analisis dan pengelolaan semua risiko yang potensial dan kejadian
keselamatan pasien. Manajemen risiko terintegrasi diterapkan terhadap semua jenispelayanan
dirumah sakit pada setiap level
Jika risiko sudah dinilai dengan tepat, maka proses ini akan membantu rumah sakit, pemilik dan para
praktisi untuk menentukan prioritas dan perbaikan dalam pengambilan keputusan untuk mencapai
keseimbangan optimal antara risiko, keuntungan dan biaya.
Menjamin bahwa rumah sakit menerapkan system yang sama untuk mengelola semua fungsi-
fungsi manajemen risikonya, seperti patient safety, kesehatan dan keselamatan kerja, keluhan,
tuntutan (litigasi) klinik, litigasi karyawan, serta risiko keuangan dan lingkungan.
Menyatukan semua sumber informasi yang berkaitan dengan risiko dan keselamatan, contoh:
“data reaktif” seperti insiden patient safety, tuntutan litigasi klinis, keluhan, dan insiden kesehatan
dan keselamatan kerja, “data proaktif” seperti hasil dari penilaian risiko; menggunakan
pendekatan yang konsisten untuk pelatihan, manajemen, analysis dan investigasi dari semua
risiko yang potensial dan kejadian aktual.
Menggunakan pendekatan yang konsisten dan menyatukan semua penilaian risiko dari semua
jenis risiko di rumah sakit pada setiap level.
Memadukan semua risiko ke dalam program penilaian risiko dan risk register
Menggunakan informasi yang diperoleh melalui penilaian risiko dan insiden untuk menyusun
kegiatan mendatang dan perencanaan strategis.
Ketentuan tertulis dari pimpinan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan klinis dan
administratif yang dilakukan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengurangi risiko
cedera bagi pasien, staf, dan pengunjung, dan risiko kerugian.
4. Strategi Manajemen Risiko:
1) Identifikasi Risiko dan Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Dalam hal ini, risiko dapat dibedakan menjadi risiko potensial (dengan pendekatan pro-aktif) dan
insiden yang sudah terjadi (dengan pendekatan reaktif / responsif).
- Komplain
- Konflik
- Perbedaan
Pendapat
diselesaikan
Ya Tidak
Kepala Unit /
Kepala Tim / Pasien & Keluarga
Kepala Ruangan /
Pengawas Keperawatan
diselesaikan
Ya Tidak
diselesaikan
Ya Tidak
Survey/Self Assesment
Tingkat
Deskripsi Dampak
Risiko
2) Analisis Risiko
Analisa dilakukan dengan menentukan score risiko atau insiden tersebut untuk menentukan
prioritas penanganan dan level manajemen yang harus bertanggung jawab untuk mengelola /
mengendalikan risiko / insiden tersebut termasuk dalam kategori hijau / kuning /ungu/ merah.
Mungkin terjadi
Tinggi Ekstrim Ekstrim
(1-<2 thn/kali) Rendah Moderat
MATRIKS GRADING RISIKO 3
Jarang terjadi
Moderat Tinggi Ekstrim
(>2-<5 thn/kali) Rendah Rendah
2
Sangat jarang terjadi
Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya. Untuk risiko / insiden dengan kategori
hijau dan biru maka evaluasi cukup dengan investigasi sederhana sedangkan untuk kategori kuning,
orange dan merah perlu dilakukan evaluasi lebih mendalam dengan metode RCA (root cause analysis –
reaktif / responsive) atau FMEA (failure mode effect analysis – proaktif)
3) Evaluasi Risiko
1) Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut sesuai skor dan
grading yang didapat dalam analisis.
a. Menilai secara obyektif beratnya / dampak / akibat dan menentukan suatu skor
b. Menilai secara obyektif kemungkinan / peluang / frekuensi suatu peristiwa terjadi dan
menentukan suatu skor
c. Mengalikan dua parameter untuk memberi skor risiko
4) Kelola Risiko
Setelah analisis dan evaluasi selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah pengelolaan risiko
atau insiden dengan target menghilangkan atau menekan risiko hingga ke level terendah (risiko
sisa) dan meminimalisir dampak atau kerugian yang timbul dari insiden yang sudah terjadi.
STEP ONE
BAB di Standar
No Indikator Area Klinik
Akreditasi
1. Asesmen Pasien AP
2. Pelayanan Laboratorium AP
c. Apakah kerangka manajemen risiko klinis telah dibuat dan sudah ada sumber daya
yang ditugaskan ?
Kamus Indikator
Register Risk
Pemilihan Indikator
Bagan Organisasi Panitia PMKP
Alur Pelaporan Insiden
STEP TWO
a. Apa, kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana risiko sering terjadi dan siapa yang
mungkin terlibat ?
f. Apa tujuan dan skope riset, dan apa sumber daya yang diperlukan ?
Bila hasil grading kuning dan merah maka akan dilakukan RCA
ada
h. Apakah ada right people yang terlibat dalam proses identifikasi risiko ?
ada
5. Bagaimana melakukan identifikasi risiko, pilih untuk RSU Bethesda mana yang bisa
dikerjakan ?
Telah dilakukan rapat pemilihan indikator area klinis, indikator area manajemen,
indikator sasaran keselamatan pasien oleh semua unit terkait bersama panitia mutu dan
keselamatan pasien.
Dibuatkan formulir untuk pengumpulan data dan kamus indikator untuk perhitungan
data.
Dilakukan analisis data, dan dievaluasi serta dikelola, apabila hasil evaluasi
menunjukkan indikator tidak menjadi prioritas masalah atau risiko dalam unit tersebut
maka dapat dikembangkan lagi dengan indikator lain yang bermasalah.