DEFINISI
Manajemen risiko merupakan proses identifikasi, evaluasi, mengendalikan dan
meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh. Manajemen risiko
layanan klinis adalah suatu pendekatan untuk mengenal keadaan yang menempatkan
pasien pada suatu risiko dan tindakan untuk mencegah terjadinya risiko tersebut.
Manajemen risiko layanan klinis di Klinik dilaksanakan untuk meminimalkan risiko akibat
adanya layanan klinis oleh tenaga kesehatan yang dapat berdampak pada pasien
maupun petugas.
Tujuan utama penerapan manajemen risiko layanan klinis adalah untuk keselamatan
pasien dan petugas. Penyusunan panduan manajemen risiko layanan klinis bertujuan
untuk memberikan panduan bagi petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang paling aman untuk pelanggan.
III. TATALAKSANA
Proses penerapan manajemen risiko layanan klinis meliputi kegiatan:
1. Identifikasi risiko
Masing-masing unit pelayanan dan jaringan klinik menyusun daftar risiko yang
berpotensi membahayakan pasien dan petugas yang bisa didapatkan dari:
- Hasil temuan pada audit internal
- Keluhan pasien/pelanggan klinik
- Adanya insiden atau kejadian berbahaya yang pernah terjadi di unit pelayanan
tersebut
Daftar risiko pada layanan klinis :
Unit Layanan Risiko
- Kesalahan pemberian identitas rekam medis
Loket Pendaftaran dan
- Kesalahan pengambilan rekam medis
Rekam Medis
- Kesalahan diagnosis
- Kesalahan identifikasi pasien/salah orang
- Kesalahan pemberian terapi
- Kesalahan pemberian resep
- Kesalahan tindakan yang menimbulkan perlukaan
Ruang pelayanan
- Monitoring pengobatan atau tindakan yang kurang baik
umum, gigi, dan ruang
- Insiden tertusuk jarum bekas pakai
tindakan
- Limbah medis berceceran
- Paparan dengan luka terbuka atau cairan tubuh pasien
- Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri
- Menggunakan peralatan tidak steril
Daftar risiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis oleh Tim
Mutu. Analisis risiko dilakukan dengan cara menilai tingkat kegawatan dari risiko
(severity assessment) dan dengan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)
3. Evaluasi risiko
IV. DOKUMENTASI
Seluruh kegiatan manajemen risiko layanan klinis didokumentasikan dan dilaporkan
kepada Ketua Tim Mutu Klinik untuk diteruskan kepada Pimpinan Klinik.
Format dokumentasi terlampir
Disusun oleh
Tim PMKP Klinik Dera As-Syifa
Severity Assessment
Tingkat Deskripsi Dampak
Risiko
Ekstrem/
5 Kematian yg tdk berhubungan dng perjalanan penyakit
katastrofik
Lampiran 2: Formulir FMEA
Unit kerja:
Tim FMEA:
3
Matriks FMEA:
O D
S RPN
No Failure modes Penyebab Akibat (occurre (detectab Solusi Indikator untuk validasi
(severity) (OxSxD)
nce) ility)
Keterangan:
- Rentang nilai O mulai 0-10; dimana 0= tidak mungkin terjadi dan 10 = sangat sering terjadi
- Rentang nilai S mulai 0-10; dimana 0=tidak gawat dan 10=sangat gawat
- Rentang nilai D mulai 0-10; dimana 0=mudah dideteksi dan 10=sangat sulit dideteksi
Menetapkan cut off point dengan diagram Pareto:
Modus
kegagalan/ RPN Kumulatif Persentase Kumulatif Keterangan
Kesalahan
53
Alur proses yang baru:
Pelaksanaan:
…………………………………………….
…………………………………………………..
Mengetahui,
Kepala Klinik
………………………………….
Lampiran 3: Formulir RCA
Tim RCA:
Ketua :
Anggota :
Kronologi kejadian:
Insiden
Manusia Metode
53
Rencana solusi:
Pelaporan:
Dilaporkan kepada:
Dilaporkan oleh:
Tanggal:
Cileungsi,
…………………………………………………..
…………………………………………….
Mengetahui,
Kepala Klinik
………………………………….
Lampiran 4: Investigasi Sederhana
Insiden :
……………………………………………………………………………………………………………
…………………
Tanggal, …..
…………………………………………………..
…………………………………………….
Mengetahui,
Kepala Klinik
………………………………….
I. DATA PASIEN
Nama : ....................................................................................................................
(Inisial)
No RM : ..............................................
Ruangan : ......................................................
Umur :
0-1 bulan > 1bulan – 1 tahun
> 1 tahun – 5 tahun > 5 tahun – 15 tahun
> 15 tahun – 30 tahun > 30 tahun – 65 tahun
> 65 tahun
2. Insiden : ..........................................................................................................................
...........
.........................................................................................................................................
....
3. Kronologis Insiden :
.........................................................................................................................................
....
.........................................................................................................................................
....
.........................................................................................................................................
....
4. Jenis Insiden :
Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
Kejadian Tidak Cedera / KTC (No harm)
Kejadian Tidak Diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian Sentinel (sentinel
event)
Kejadian Potensial Cedera/ KPC
Pasien
Lain-lain ..............................................................................................................
(sebutkan)
8. Tempat Insiden
Lokasi Kejadian .....................................................................................................
(sebutkan)
(Tempat pasien berada)
Pelayanan Umum
Pelayanan Gigi
Pelayanan Farmasi
Lain-lain.................................................................................................................
(sebutkan)
Kematian
Cedera Inversible / Cedera Berat
Cedera Reversible / Cedera sedang
Cedera Ringan
Tidak ada cedera
Tim : terdiri
dari : ..................................................................................................................
Dokter
Perawat
Petugas
lainnya .....................................................................................................................
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?
Ya Tidak