Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MANAJEMEN RISIKO PELAYANAN KESEHATAN

DOSEN PANGAMPU :

Dr. Ns.Trimaya Cahya Mulat,SKM,MM,M.Kes

OLEH

KELAS SM3-11

KELOMPOK 3 :

1. SRI MAHARANI ANDA (P19020144)


2. ANTONIUS RAPANG (P19020207)
3. NYOMAN SUKERTA (P19020206)
4. HARYATI (P19020151)
5. HIKMAWATI (P19020202)

PROGRAM MAGISTER PASCASARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) AMKOP MAKASSAR

2020 - 2021
1. Langka-langka Proses Manajemen Resiko di :
a. Rawat inap
b. Rawat jalan
c. UGD
d. ICU

e. Pengertian Risiko adalah buah dari ketidakpastian, dan tentunya ada banyak


sekali faktor-faktor ketidakpastian pada  sebuah pekerjaan yang tentunya dapat
menghasilkan berbagai macam risiko.
Tujuan manajemen risiko dalam Pelayanan Kesehatan :
a. Meminimalkan kemungkinan kejadian yang memiliki konsekuensi negatif
bagi konsumen / pasien, staf dan organisasi
b. Meminimalkan risiko kematian, cedera dan / atau penyakit bagi konsumen /
pasien,karyawan dan orang lain sebagai akibat dari pelayanan yang
diberikan.
c. Meningkatkan hasil asuhan pasien
d. Mengelola sumber daya secara efektif
e. Mendukung kepatuhan terhadap regulasi / peraturan per Undang undangan
dan memastikan kelangsungan dan pengembangan organisasi
Komponen-komponen penting manajemen risiko meliputi :
a. Identifikasi risiko,
b. Prioritas risiko,
c. Pelaporan risiko,
d. Manajemen risiko
e. Invesigasi kejadian yang tidak diharapkan (KTD)
f. Manajemen terkait tuntutan (klaim)
Proses2 berisiko yang dapat terjadi pada pasien meliputi :
 Manajemen pengobatan
 Risiko jatuh
 Pengendalian Infeksi
 Gizi
 Risiko Peralatan
 Risiko sebagai akibat kondisi yg sudah lama berlangsung
Dalam menyusun daftar risiko diharapkan RS agar memperhatikan ruang lingkup
manajemen risiko RS yang meliputi beberapa hal, namun tidak terbatas pada:
o pasien;
o staf medis;
o tenaga kesehatan dan tenaga lainnya yang bekerja di RS;
o fasilitas RS;
o lingkungan RS; dan
o bisnis RS.
Kategori Risiko di Rumah Sakit ( Categories of Risk ):
 Patient care-related risks / Risiko terkait asuhan pasien
Risiko yang berhubungan dengan asuhan pasien (Patient care related risks)
Terkait langsung dengan asuhan pasien:
- Konsekuensi dari asuhan medis yg tidak pantas atau tidak
dilakukan dgn benar Komunikasi, Kerahasiaan dan keterbukaan
informasi yg tidak tepat, termasuk Rekam medis Perlindungan dari
penyalahgunaan, kelalaian dan penyerangan
 Medical staff-related risks / Risiko terkait staf medis/klinis
Risiko yang berhubungan dengan tenaga medis (Medical staff - related risks)
 Kredensial staf klinis ?
 Tindakan medis sesuai kompetensi dan prosedur baku ?
 Apakah pasien dikelola dengan baik ?
 Apakah RS memiliki staf yg terlatih ?
 Employee-related risks / Risiko yang terkait dengan karyawan
Risiko yang berhubungan dengan karyawan (Employee related risks):
 Risiko keselamatan dan kecelakaan kerja
 Mempertahankan lingkungan yang aman – K3
 Menyediakan perawatan dan kompensasi pekerja untuk penyakit atau
cedera terkait pekerjaan
 Property-related risks / Risiko terkait property
Risiko yang berhubungan dengan property (Property related risks)
 Lindungi aset dari kerugian akibat kebakaran, banjir.
 Berkas / catatan elektronik - pasien, bisnis dan keuangan - terlindung
dari kerusakan atau kehancuran
 Prosedur untuk menangani uang tunai dan menjaga barang berharga
 Jaminan / asuransi untuk melindungi fasilitas dari kerugian
 Financial risks / Risiko keuangan
Risiko keuangan (Financial risks) : Bad Debt, Meningkatnya suku bunga,
Kontrak pembelian/pengadaan
 Other risks / Risiko lainnya
 Risiko lain (Other risks): Pengelolaan bahan berbahaya: kimia,
radioaktif, pengelolaan limbah biologis infeksi
 Risiko hukum & peraturan
 Risiko reputasi
Langkah – langkah Proses Manajemen Risiko dalam Tatanan Klinis
Dalam tatanan klinis, ada 8 langkah yang bisa di aplikasikan sebagai upaya
penerapan manajemen risiko, yaitu :
a. Langkah 1 : Menetapkan Konteks
Konteks merupakan dasar/pijakan bagi proses manajemen risiko selanjutnta.
Indicator yang bisa di jadikan dasar penilaian di area rawat inap antara lain :
1. Adanya konteks manajemen risiko pada area kritis
Contoh : Dengan data banyaknya pasien VAP di area kritis, maka perlu
dibuat protab untuk menekan angka kejadian VAP bagi pasien yang
terpasang ventilator.
2. Adanya risk criteria pada area kritis
Contoh : Dengan membuat peta 10 besar penyakit yang sering di rawat di
area kritis.
3. Adanya peta risiko korporat di area keperawatan kritis
Contoh : Ada laporan tentang kondisi pasien mulai dari masuk ruangan,
proses perawatan, sampai akhir proses perawatan dan pasien meninggal di
ruangan tersebut.
b. Langkah 2 : Identifikasi Bahaya
Indikator yang bias dijadikan dasar penilaian di area keperawatan antara lain :
1. Adanya risiko K3
Contoh : Jika suatu rumah sakit belum memiliki oksigen sentral, maka
perlu diantisipasi adanya tabung oksigen yang jatuh dan menimpa pasien.
2. Adanya registrasi risiko
Risk register mencatat semua sumber bahaya, lokasi, tingkat risiko dan
rencana pengendalian. Contoh : Pada kasus VAP, sumber bahaya bisa
dari pemakaian ventilator dalam jangka waktu lama, petugas kesehatan
yang tidak melakukan prosedur cuci tangan saat dan setelah melakukan
intervensi ke pasien, serta rencana pengendalian harus di catat dan perlu
di jadikan suatu protab yang harus di patuhi oleh seluruh tenaga
kesehatan.
c. Langkah 3 : Penilaian Risiko
Penilaian risiko merupakan proses menganalisa tingkat risiko, pertimbangan
tingkat bahaya, dan mengevaluasi apakah sumber bahaya dapat di kendalikan
atau tidak, dengan memperhitungkan segala kemungkinan yang terjadi.
d. Langkah 4 : Analisis Risiko
Indikator yang bisa di jadikan dasar penilaian di rawat inap antara lain adanya
analisa secara kualitatif atau kuantitatif terhadap setiap risiko.
Analisis
e. Langkah 5 : Pengendalian Risiko
Adanya langkah pengendalian sampai risiko mencapai batas yang dapat di
terima.
Langkah pengendalian risiko yang bisa di terapkan diantaranya :
1. Pencegahan pada sumbernya
2. Proteksi akibat dari bahaya
3. Tanggap Darurat
4. Belajar dari kasus sebelumnya
f. Langkah 6 : Komunikasi Risiko
Adanya pola komunikasi semua risiko kepada pihak terkait dan adanya media
media untuk menyebarkan hasil ke seluruh pihak terkait dengan kegiatan
g. Langkah 7 : Dokumentasi Manajemen Risiko
Adanya pelaporan untuk setiap angka kejadian
Adanya dokumentasi hasil identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian yang
di lakukan
h. Langkah 8 : Implementasi Manajemen Risiko
Implementasis emua hasil pengendalian risiko dalam setiap tahapan aktivitas
dan adanya program pengendalian risiko dalam rencana kerja.
IDENTIFIKASI DAN ANALISA RISIKO TERHADAP LINGKUNGAN DAN RENCANA PENCEGAHANNYA

Unit : Rawat Inap

No Kegiatan Identifikasi Resiko Analisa Rencana Pencegahan


.
1. Pemberian Obat 1. Kesalahan pemberian obat 1. Kurangnya ketelitian 1. Petugas harus lebih
minum kepada pasien dalam teliti dengan melakukan
pemberian obat minum pengecekan ulang
pada pasien berakibat tentang identitas baik
salah dalam pemberian pasien maupun obat
obat setiap akan
kepada pasien. memberikan obat
minum.

2. Resiko pemberian obat 2. Adanya bakat alergi 2. Setiap mau melakukan


parentral pada pasien berakibat tindakan pemberian
terjadinya shock obat parentral sdh
anafilaktik dilengkapi dengan obat-
obatan anti anafilaktik
shock.
2. Memasukkan hasil Salah memaksukkan hasil Kurangnya ketelitian Petugas lebih
pemeriksaan pemeriksaan. petugas dalam hal meningkatkan ketelitian
membaca identitas pasien dalam hal membaca
berakibat kesalahan identitas pasien.
dalam memasukkan hasil
pemeriksaan pasien
LAPORAN TINDAK LANJUT PENCEGAHAN RISIKO

Unit : Rawat Inap

N Kegiatan Sasaran Penanggung Pelaksana Waktu Indikator Kendala


o Jawab Keberhasilan
.
1. 1.Petugas harus lebih Petugas PJ Rawat Seluruh petugas Setiap 1. Sedapat 1. Petugas
teliti dengan Rawat Inap Inap Rawat Inap kegiatan mungkin tidak Kelelahan.
melakukan ada kejadian
pengecekan ulang kesalahan
tentang identitas baik pemberian
pasien maupun obat obat.
setiap akan
memberikan obat
minum pada pasien 2. Kejadian 2. Faktor alergi
2.Setiap mau anafilaktik tidak bisa di
melakukan tindakan shock teratasi. prediksi atau
pemberian obat diperkirakan
parentral sdh
dilengkapi dengan
obat-obatan anti
anafilaktik shock

2. Petugas lebih Petugas PJ Rawat Seluruh petugas Setiap Tidak adanya Petugas
meningkatkan ketelitian Rawat Inap Inap Rawat Inap kegiatan kejadian kelelahan
dalam hal membaca kesalaham dalam
identitas pasien. memasukkan
hasil pemeriksaan
EVALUASI TINDAK LANJUT PENCEGAHAN RISIKO

Unit :Rawat Inap

No Permasalahan Alternatif Uraian Pelaksana Waktu Indikator


. Hasil Monev Pemecahan Kegiatan Keberhasilan
1. 1. PetugasKelelaha 1. Dalam bekerja Petugas Seluruh Setiap 1.Tidak ada kesalahan
n jangan melebihi Rawat Inap petugas kegiatan dalam pemberian
jam yang di Rawat Inap obat minum pada
tentukan. pasien.
2. Pengusulan 2.Tidak adanya efek
2. Faktor alergi penambahan samping pemberian
tidak bisa di Jumlah tenaga obat yang lebih
prediksi atau 3. selalu siap besar.
diperkirakan dengan obat-
obatan
emergensy
2. Petugas Kelelahan Dalam bekerja Petugas Seluruh Setiap Tidak ada kejadian
jangan melebihi jam Rawat Inap petugas kegiatan kesalahan dalam
yang di tentukan. Rawat Inap memasukkan hasil
pemeriksaan
MANAJEMEN RISIKO UGD

N Unit Resiko yang Pencegahan Penanganan


Penyebab Akibat Pelaporan
o Pelayanan Mungkin Terjadi Resiko Resiko
1. UGD Keterlambatan Keterbatasan bed Membahayakan Melakukan Merujuk ke RSU
penanganan pasien kondisi pasien triase apabila untuk
Bagi pasien dating penanganan lebih
pasien dalam jumlah lanjut
banyak
Kekurangan alat Membahayakan - Menyediakan
dan obat kondisi pasien alat medis
yang dapat
digunakan
pertolongan
pertama
- Menambah
sarana (bed)
dan tenaga
kesehatan
Infeksi Ruangan dan alat - Timbulnya - Melakukan Pemberian obat-
UGD yang infeksi baru sterilisasi alat obatan antibiotik
terkontaminasi - Menambah dan ruang
lamanya secara rutin
penyembuhan - Membuang
luka bahan habis
pakai ke
N Unit Resiko yang Pencegahan Penanganan
Penyebab Akibat Pelaporan
o Pelayanan Mungkin Terjadi Resiko Resiko
tempat yang
telah
disediakan
- Mencuci
tangan
sebelum
melakukan
pemeriksaan
dan tindakan

Alergi obat - Tidak Reaksi anafilaktik - Selalu - Pemberian


menanyakan atau bahkan menanyakan obat-obatan life
riwayat alergi dapat terjadi syok riwayat alergi saving
pasien anafilaktik pasien kepada - Penanganan
- Riwayat tidak pasien yang syok anafilaktik
tahu adanya beersangkutan
alergi oleh atau keluarga
pasien pasien
- Apabila timbul
keraguan,
dapat
memberikan
obat dengan
N Unit Resiko yang Pencegahan Penanganan
Penyebab Akibat Pelaporan
o Pelayanan Mungkin Terjadi Resiko Resiko
resiko alergi
paling minimal
Keterbatasan alat - Kurangnya - Kurang tepat Menyediakan Merujuk ke RSU
medis penyediaan alat dalam alat dasar yang untuk diagnosis
medis mendiagnosis digunakan untuk yang lebih tepat
- Kurangnya pasien mendiagnosa
pemeliharaan - Keterlambatan pasien
alat medis dalam
penanganan
pasien
Keterbatasan Kurangnya - Sedikit pasien Menyediakan Merujuk ke RSU
pemeriksaan penyediaan alat- yang bisa alat-alat untuk diagnosis
penunjang alat pemeriksaan dideteksi dini pemeriksaan yang lebih tepat
penunjang dengan penunjang yang
penyakitnya lebih lengkap
- Kesulitan untuk deteksi
menegakkan dini penyakit-
diagnosis penyakit tertentu
pasien

Keterbatasan obat - Penggunaan Pengobatan tidak Memberikan Menyarankan


obat-obatan dapat dilakukan alternatif obat untuk melakukan
tertentu secara secara tepat yang tersedia di pembelian obat di
terus menerus puskesmas luar puskesmas
N Unit Resiko yang Pencegahan Penanganan
Penyebab Akibat Pelaporan
o Pelayanan Mungkin Terjadi Resiko Resiko
- Keterlambatan
penyediaan
obat
UGD Infeksi Ruangan dan alat Terinfeksi Melakukan Mengkonsumsi
Bagi
UGD yang penyakit pasien sterilisasi alat obat-obatan
petugas
terkontaminasi dan ruang antibiotik
secara rutin
- Membuang
bahan habis
pakai ke
tempat yang
telah
disediakan
- Mencuci
tangan
sebelum
melakukan
pemeriksaan
dan tindakan
Tertusuk benda Kurangnya atau Luka dan Menggunakan - Mencuci luka
tajam tidak memakai terinfeksi APD dengan dengan air
alat perlindungan penyakit pasien tepat dan benar mengalir
diri - Mengkonsumsi
N Unit Resiko yang Pencegahan Penanganan
Penyebab Akibat Pelaporan
o Pelayanan Mungkin Terjadi Resiko Resiko
antibiotika
- Melakukan
pemeriksaan
laboratorium
bila diperlukan

Keterbatasan alat Kurangnya - Meningkatkan - Menyediakan Lebih berhati-hati


pelindung diri (APD) penyediaan APD resiko infeksi APD yang dalam melakukan
- Meningkatkan memadai di pelayanan dan
resiko UGD pemeriksaan
penyebaran - Memahami pada pasien
penyakit pemakaian terutama pada
APD yang baik pasien dengan
dan benar penyakit menular
UGD Limbah infeksius Pembuangan - Meningkatkan Pemilahan - Sterilisasi alat
Bagi
bahan medis resiko infeksi sampah medis medis yang
lingkugan
habis pakai yang - Meningkatkan dan non-medis sudah
tidak pada resiko serta benda terkontaminasi
tempatnya penyebaran tajam untuk - Membuang
penyakit kemudian bahan medis
dibuang pada habis pakai
tempatnya dan pada tempat
dimusnahkan yang telah
N Unit Resiko yang Pencegahan Penanganan
Penyebab Akibat Pelaporan
o Pelayanan Mungkin Terjadi Resiko Resiko
disediakan
Benda tajam medis Kurangnya tempat - Meningkatkan Menyediakan Mengganti alat
habis pakai tidak untuk resiko tertusuk tempat dan sarana medis
pada tempatnya pembuangan benda tajam pembuangan yang terkena
benda tajam - Meningkatkan khusus untuk benda tajam
medis resiko infeksi banda tajam medis
medis lebih
banyak
Alat dan sarana Kurangnya - Meningkatkan Melakukan Sterilisasi alat
medis yang pemeliharaan resiko infeksi sterilisasi alat medis yang
terkontaminasi sarana medis - Meningkatkan dan sarana sudah
setelah digunakan resiko medis yang terkontaminasi
penyebaran telah digunakan
penyakit apabila ingin
digunakan
kembali
2. Menurut saudara resiko apa saja yang bisa terjadi dalam pengelolaan dan pemberian
transfusi darah di Rumah Sakit.
Jawab.
Resiko yang bisa terjadi dalam pengelolaan dan pemberian transfusi darah di Rumah
Sakit adalah sebagai berikut :
a. Risiko terjadinya infeksi bila pelaksanaan transfusi darah tidak steril dapat
menularkan infeksi pada eritrosit atau plasma yang tidak terdeteksi pemeriksaan
rutin ( HIV – 1 dan HIV 2, Hepatitis B dan C, Virus Hepatitis lain, Sypilis, Malaria,
TORCH dan Chagas disease )
b. Proses transfusi darah umumnya tergolong aman, meski begitu memiliki risiko
komplikasi yang meliputi :
 Resiko Allergie dari ringan hingga keberat
 Mengalami infeksi Virus atau bakteri bila sample darah tidak melalui proses
skrining yang memadai tapi kemungkinan sangat jarang.
 Memar dan nyeri pada pemasangan infus selama beberapa hari setelah transfusi
 Gangguan pada jantung, paru-paru dan system imun tubuh

Anda mungkin juga menyukai