Alamat : JL. Urip Sumoharjo No. 15 Kota Magelang Telp. (0293) 362432
MAGELANG 56113
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit yang menerapkan prinsip keselamat pasien
berkewajiban untuk men-gidentifikasi dan mengendalikan seluruh
risiko strategis dan operasional yang penting. Hal ini seluruh area baik
manajerial maupun fungsional, termasuk area pelayanan, tempat
pela-yanan, juga area klinis. Rumah sakit perlu menjamin berjalannya
sistem untuk mengendalikan dan mengurangi risiko. Manajemen risiko
berhubungan erat dengan pelaksanaan kesela-matan pasien di rumah
sakit dan berdampak kepada pencapaian sasaran mutu rumah sakit.
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/
metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan
ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk : penilaian
risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko
dengan menggunakan pemberdayaan/ pengelolaan sumberdaya.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko
kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko,
dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Risiko ada-lah peluang terjadinya sesuatu yang akan berdampak pada
tujuan. Jenis-jenis risiko dalam pelayanan rumah sakit adalah :
1. Corporate risk
Adalah kejadian yang akan memberikan dampak negative terhadap
tujuan organisasi
2. Non-clinical (physical) risk
Adalah bahaya potensial akibat lingkungan
3. Clinical risk
Adalah bahaya potensial akibat pelayanan klinis
4. Financial risk
Adalah risiko yang secara negatif akan berdampak pada kemampuan
organisasi dalam mencapai tujuan.
Clinical Risk Management adalah suatu pendekatan untuk
mengenal keadaan yang menempatkan pasien pada suatu risiko dan
tindakan unutk mencegah terjadinya risiko tersebut (Sheenu Jhawar,
Mid Stafford General Hospital, UK). Clinical risk management adalah
memini-malkan risiko
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari Manajemen Risiko adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian terhadap timbulnya adverse event
2. Meningkatkan perilaku untuk mencari peluang perbaikan sebelum
suatu masalah terjadi
3. Meningkatkan perencanaan, kinerja, dan efektivitas
4. Efisiensi
5. Mempererat hubungan stakeholders
6. Meningkatkan tersedianya informasi yang akurat untuk pengambilan
keputusan
7. Memperbaiki citra
8. Proteksi terhdap tuntutan
9. Akuntabilitas, jaminan, dan governance
C. KEGIATAN DAN CARA PELAKSANAAN
1. Identifikasi Resiko
2. Asesment
3. Pengendalian
4. Evaluasi
BAB II
TATALAKSANA
Kategor
Eror Hasil
i
B. ANALISIS RESIKO
Analisa dilakukan dengan menentukan derajat risiko atau insiden
tersebut untuk menentukan prioritas penanganan dan level manajemen
yang harus bertanggung jawab untuk mengelola/ mengendalikan risiko/
insiden tersebut termasuk dalam kategori warna bands mana Tabel
kategori rekuensi atau Probabilitas.
TAHUN 2022
1 Peresepan Dokter menulis a. Penulisan obat tidak Pasien beresiko Parah Sering Sulit dideteksi
resep tidak sesuai standar rute, mendapatkan
lengkap (tidak dosis, bentuk, sediaan obat tidak tepat
sesuai standar) dan retriksi
b. Peresepan tidak
menggunakan system E-
prescribing
c. Peresepan terlewat
d. Tertukar resep pasien
2 Menerima Apoteker gagal a. Tidak dilakukan Pasien Sedang Jarang Susah dideteksi
Resep oleh mendeteksi skrining identitas mendapatkan
Apoteker/AA kesalahan pasien, resep langsung obat yang waktu
identitas pasien diprint tanpa ditelaah tunggunya lama
(sa- lah nama terlebih dahulu Proses lain tidak
PROSES EFFECT FREKUENSI KEMUNGKINAN
NO FAILURE MODE CAUSE FAILURE KEPARAHAN
(LANGKAH) FAILURE KEJADIAN DIDETEKSI
3 Validasi Resep Kegagalan dalam Beberapa tampilan e- Salah dalam Parah Jarang Mudah dideteksi
perhitungan dosis rescribing untuk dosis obat penyiapan obat,
racikan tidak jelas karena terapi tidak
adanya double pengentrian sempurna,
kesalahan dalam
penggunaan
dosis
4 Konfirmasi ke Kegagalan a. Adanya rasa sungkan Akan terjadi Parah Jarang Susah dideteksi
dokter penulis komunikasi dan ketakutan dan salah interpretasi
resep dengan dokter ketakutan oleh petugas resep sehingga
apotek untuk mengakibatkan
konfirmasi ke dokter salah dosis, salah
b. Dokter lupa karena obat, dan salah
banyak sekali pasien aturan pakai
PROSES EFFECT FREKUENSI KEMUNGKINAN
NO FAILURE MODE CAUSE FAILURE KEPARAHAN
(LANGKAH) FAILURE KEJADIAN DIDETEKSI
5 Buat Nota a. Kegagalan Kurang teliti petugas Biaya tinggi Tidak Parah Jarang Mudah dideteksi
dalam entry Biaya tidak
data
tertagihkan
b. Kegagalan
dalam
pemberian
harga obat
c. Kegagalan
memberikan
harga
6 Apoteker/AA a. Kegagalan Letak obat yang berdeka- Kegagalan Parah Sering Mudah dideteksi
mengambil dan dalam tan, nama obat yang pengobatan/tera
mengambil hamper sama, kurangnya pi, penyembuhan
meracik obat
obat kompetensi petugas Letak yang tidak
b. Kegagalan penyimpanan yang belum berhasil
dalam meracik rapi, tidak ada penanda
Adanya efek
obat nama obat yang mirip
samping
c. Kegagalan
Alat tidak dikalibrasi
dalam men-
imbang dan
mengukur
d. Kegagalan
dalam
pembagian
PROSES EFFECT FREKUENSI KEMUNGKINAN
NO FAILURE MODE CAUSE FAILURE KEPARAHAN
(LANGKAH) FAILURE KEJADIAN DIDETEKSI
obat racikan
8 Koreksi oleh Tidak dilakukan a. Kelelahan karena proses Dapat terjadi Parah Jarang Mudah dideteksi
Apoteker koreksi yang cukup panjang salah pasien atau
b. Beban kerja yang tinggi
tertukar obat
PROSES EFFECT FREKUENSI KEMUNGKINAN
NO FAILURE MODE CAUSE FAILURE KEPARAHAN
(LANGKAH) FAILURE KEJADIAN DIDETEKSI
9 Apoteker /AA a. Kegagalan a. Kurang teliti a. Kegagalan Parah Sering Sulit dideteksi
menyerahkan dalam mem- b. Nama yang mirip pen- gobatan
berikan c. Beban kerja yang tinggi pasien
obat kepada
informasi b. Pasien
pasien b. Kegagalan semakin
dalam mem- Parah,
berikan obat c. Pasien tidak
c. Kegagalan sem- buh
dalam d. Pasien tidak
pemberian ke mendapatkan
pasien (salah infor- masi
pasien)
emergency di unit
e. Kegagalan dalam penyimpanan obat 4 4 3 48
Kadaluarsa (ED)
f. Kegagalan penyimpanan obat yang tidak sesuai 2 2 1 4
dahulu