Anda di halaman 1dari 137

Page number 1

SAROH HAPSARI
U
Page number 2
Pregnant Sexy
Copyright 2021
By Sarohhapsari
Diterbitkan secara pribadi
Oleh Sarohhapsari
Wattpad. @lolipopgoreng
Instagram. @akulolipop_02
Email. sarohhapsari28 @gmail.com
Bersama Eternity Publishing
Telp./ Whatsapp. +62 888-0900-8000
Website. www.eternitypublishing.co.id
Email. eternitypublishing@hotmail.com
Wattpad | Instagram | Fanpage | Twitter. @eternitypublishing
Pemasaran Eternity Store
Telp. / Whatsapp. +62 888-0999-8000
Februari 2021
269 Halaman; 13x20 cm
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
All Right reserved
menerjemahkan, memfotokopi atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa ijin
tertulis dari penerbit.
Dilarang mengutip,
Eternity Publishing |2
Page number 3
ARION GIOVANO MADDISON
Seorang pemuda bertubuh jangkung kira-kira tinggi nya
180 cm, dengan wajah yang tampan memiliki alis tebal,
hidung mancung, bulu mata lentik, bola mata biru, berambut
hitam dan jangan lupakan bibir merah yang sangat
menggoda kaum hawa untuk berlomba-lomba menjadi
pasangan pemuda itu.
Pemuda dengan berpenampilan dengan jas hitam yang
melekat di tubuh nya, pemuda yang sedang duduk di kursi
hitam itu.
Dia adalah Arion Giovano Maddison pemuda berumur 20
tahun itu adalah seorang pemuda yang terbilang sukses di
masa kini. Walupun masih muda tapi kemampuan nya
berbisnis sangatlah hebat.
Betapa kaya nya dia dengan perusahaan yang memiliki
cabang di mana-mana. Perusahaan yang bergerak pada
bidang perhotelan, club, pertambangan, restoran, dan masih
banyak lagi.
Anak dari seorang pengusaha hebat ternama di Asia ini,
Sean Maddison ialah Ayah dari Arion, atau biasa di panggil
dengan sebutan Rion dan juga memiliki ibu pemilik salon
ternama di Asia yang tak lain adalah Maya Maddison istri
dari Sean Maddison.
Rion saat ini tengah di sibukan dengan beberapa berkas
di meja kerjanya,
Bosan, adalah satu kata yang pas untuk Rion dia
sangatlah bosan hidup yang monoton dari SMA dia tidak
pernah kenal dengan namanya cinta, sejak SMA dia sudah
mandiri belajar berbisnis dari Ayahnya yang tak lain Sean.
Eternity Publishing | 3
Page number 4
Sampai saat ini Rion belum nmengalami yang namanya
cinta pada pandangan pertama,
Segeralah dia keluar dari ruangan nya untuk mencari
udara segar.
Saat melewati meja sekertaris nya
Dia mulai memanggil sekertaris nya itu yang sedang
berkutat dengan komputernya.
"Ocha sini kamu,"
Sekertaris Rion yang bernama Ocha, itu pun segera
beranjak dari duduk nya menghampiri sang boss nya.
"Ada apa boss?," tanya Ocha
"Kosongkan jadwal saya hari ini, saya ada urusan
mendadak, jika ada beberapa pekerjaan penting bisa kamu
kirim email saya," ujar Rion
Sang sekertaris yang bertubuh sexy depan belakang
menonjol semua membuat beberapa staf karyawan laki-laki
tegoda terkadang tubuh Ocha selalu di pegang staff laki -laki
saat mereka bertemu.
Tapi tidak dengan Rion yang tak tergoda dengan tubuh
sekertarisnya itu, walaupun menjai primadona kantor
karna tubuhnya yang bohay.
Sama sekali Rion tak tertarik, bukan karna dia gay tetapi
dia belum menemukan saja seorang wanita pujaan hatinya,
yang bisa membangunkan juniornya saat bertemu.
Dia yakin suatu saat nanti dia pasti akan bertemu wanita
pujaan hatinya itu.
"Tapi bos akan pergi kemana?"
"Bukan urusan mu!,"
Setelah mengucapkan itu Rion berjalan menuju parkiran
mobil nya dan segera memasuki mobil lamborgininya itu
Eternity Publishing|4
Page number 5
dan berjalan membelah jalan raya jakarta yang ramai akan
kemacetan.
Eternity Publishing |5
Page number 6
ARABELLA SARASWATI
Matahari mulai menampakan cahaya nya di pagi hari ini.
Seperti hal nya seorang remaja wanita yang baru lulus
sekolah SMA tiga bulan lalu, gadis itu saat ini tengah
berdandan di kamar nya yang berukuran kecil.
Gadis itu memakai pakaian atasan putih dan bawahan
rok span hitam dan sebuah tas selempang kecil. Berisikan hp
dan beberapa uang
Tujuan gadis itu memakai pakain itu tak lain adalah akan
mencari pekerjaan di kota metropolitan ini.
Dia gadis manis yang berwajah cantik alami berkulit
putih seputih susu, ber alis tipis, bulu mata lentik, bola mata
coklat, bibir mungil merah muda dan juga hidung
mancungnya berambut hitam.
Gadis manis itu bernama, Arabella Saraswati dia
berumur 18 tahun,
Kedua orang tua gadis itu sudah meninggal sewaktu dia
kelas 1 SMA karena korban kecelakaan.
Orang tua gadis itu bernama Dion Wijaya nama Ayah
gadis itu yang dulu bekerja sebagai petani dan juga ibunya
bernama Dian Wijaya pekerjaan ibunya dulu ialah guru anak
Walaupun dia dari keluarga rakyat kebawah tapi dia
bersyukur memiliki orang tua yang memberinya limpahan
kasih sayang untuk Ara, dari SD sampai dia SMA dia sudah
memiliki kepinteran yang di atas rata-rata maka tak jarang
dia bisa mendapatkan beasiswa untuk meringankan biaya
sekolah nya.
Eternity Publishing | 6
Page number 7
Semenjak orang tua nya meninggal, Ara sudah banting
tulang bekerja menjadi pengasuh anak bayi alias baby sister
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
Tapi pekerjaan baby sister nya sudah selesai alias
dirinya sudah tidak bekerja lagi karena fokus ujian nasional.
Jadi saat ini dia kelimpungan mencari pekerjaan walau
hanya lulusan SMA
Di sebuh pemakaman Ara mulai berkunjung ke makam
kedua orang tuanya setiap satu bulan sekali.
Dan tepat hari ini dia akan meminta doa kepada orang
tua nya agar dia segera mendapatkan pekerjaan, dan semoga
kebahagiaan segera menanti dia,
Sebuah gundukan tanah yang bernama Dion Wijaya dan
Dian Wijaya.
Tangan nya mulai membersihkan makam orang tuanya
dan menaburkan bunga di kedua makam itu,
"Selamat pagi Ayah, Bunda Ara kesini mau meminta doa
kepada kalian, doain Ara ya Bun,Yah semoga niat Ara
mencari pekerjaan bisa terlaksana. Oh iya ngomong-omong
Ara rindu kalian Yah, Bun."
"Udah 2 tahun kalian ninggalin Ara seorang diri di dunia
yang kejam ini, Ara sedih saat setiap pagi biasanya kita
makan bareng tapi kini berbeda Ara selalu sendiri, dirumah
kita yang dulu tersimpan canda tawa kini lenyap seketika
saat kalian pergi untuk selama-lamanya," ujar Ara sembari
menangis
Walaupun dulu ia sekolah selalu di ejek teman-teman
nya miskin lah anak beasiswa lah dia tetap sabar, tidak
pernah membalas balik.
Eternity Publishing |7
Page number 8
Dia cukup sabar dia percaya suatu saat nanti dia akan
mendapatkan kebahagiaan yang dia impi-impikan setiap
hari.
Kemudian Ara berdoa dia mendoakan agar orang tua nya
tenang di sisi tuhan, biarlah dia hidup di dunia kejam
harus tahan banting dengan segala caci nmakian, orang-orang
yang merendahkan nya.
"Ayah, Bunda aku pamit dulu ya mau cari pekerjaan dulu,
dan aku akan berkunjung lagi kesini semoga Ayah, dan
Bunda bahagia di atas sana
Setelah mengucapkan itu, Ara segera beranjak dari
makam orang tuanya dan berjalan menuju halte mencari
angkot untuk melamar pekerjaan.
Eternity Publishing |8
Page number 9
Ditengah panas nya matahari yang mengeluarkan sir
panas nya membuat para pejalan kaki di jalan merasakan
hawa panas.
PS-01
Seperti hal nya gadis manis dengan pakaian atasan putih
dengan rok span hitam, sembari kedua tangan nya
memegang berkas jika orang melihat pasti akan berkata
gadis itu akan melamar pekerjaan.
Yap, gadis itu memang sudah berkeliling mengunjungi
beberapa perusahaan untuk melamar pekerjaan, tetapi
dirinya ditolak karena banyak perusahaan yang tidak
menerima dia karena hanya lulus SMA saja.
Di tengah gadis itu berjalan dengan menunduk tanpa
melihat jika didepan nya ada seseorang yang menabrak
dirinya,
'Brakk'
Tubuh mungil gadis itupun terjatuh mengenai tanah,
dengan lutut yang tergores aspal.
Mobil yang menabrak tubub gadis itupun segera keluar,
melihat keadaan orang yang ia tabrak.
Dia Rion yang tadi sedang mengendarai mobil tiba-tiba
mobilnya menabrak seorang gadis, gadis itu tak lain adalah
Ara
"Hai nona apakah kamu baik-baik saja?," tanya Rion
Tubuh Rion pun berjongkok membantu korban tabrakan
nya berdiri.
"Awhh" ringis Ara
Betapa perihnya lutut nya yang tergores itu, Rion yang
menyadari bahwa lutut gadis itu terluka langsu
langsung
Eternity Publishing |9
Page number 10
menggendong nya dengan gaya bride style membawa nya
masuk ke dalam mobilnya.
Di duduk kan nya Ara di kursi belakang mobil itu,
Dengan hati-hati Rion mengobati luka di lutut Ara yang
tergores itu.
itu.
"Sa-kitt hikss" tangis Ara saat merasakan perih nya luka
Rion yang mendengar tangisan Ara pun meniup-niup
luka Ara agar agak mendingan, setelah itu kepala nya yang
tadi menunduk menjadi memandang wajah si korban
tabrakan nya.
Cantik, satu kata untuk Ara saat Rion memandangi wajah
cantik alami milik Ara jantungnya kini mulai berdebar
dengan keras, entah perasaan apa ini Rion sungguh tidak
tahu.
Tapi satu hal yang dia ketahui bahwa dirinya kini telah
jatuh cinta pada pandangan pertama kepada gadis manis di
depan nya ini yang lebih muda 2 tahun dari dirinya.
Tangan Rion mulai menghapus air mata yang mulai
keluar dari pipi chuby milik gadis itu,
"Jangan menangis, aku tak suka jika kamu menangis
tersenyumlah untuk diriku,"
Ara yang baru kali ini bertemu seorang pria yang entah
mengapa membuatnya merasa nyaman saat memandang
mata biru itu,
Seolah-olah kebahagiaan yang ia impikan kini telah hadir
dengan adanya laki-laki di hadapan nya ini.
Bibir mungil milik Ara mulai melengkung ke atas senyum
yang jarang dia perlihatkan lagi kepada seseorang, setelah
kedua orang tuanya pergi dia bahkan tak pernah tersenyu
kepada orang asing.
Eternity Publishing| 10
Page number 11
Rion yang melihat senyum milik Ara pun hatinya mulai
menghangat,
Dia bertekat bahwa gadis di hadapan nya inu hanya
miliknya seorang, dia bahkan sudah jatuh cinta kepada gadis
ini, lebih tepatnya dia menyayangi dan mencintai dan akan
menjaga gadis ini dari segala bahaya.
"Maaf jika tadi aku menabrak mu nona, aku tak
bermaksud menabrakmu,"
"Tak apa, ini juga salahku yang berjalan dengan
melamun,"
"Bagaimana jika aku mengantarkan mu kemana saja
yang kamu inginkan nona, anggap saja sebagai permintaan
maaf dariku."
Ara tampak memikirkan tawaran Rion,
"Tapi aku juga tidak tahu mau kemana tuan, aku saat ini
sedang mencari pekerjaan."
Mendengar alasan Ara membuat Rion seakan mendapat
lotre.
"Bagaimana jika kau bekerja kepadaku nona,'
"Ah saya mau tuan, saya mau bekerja apa saja asalkan
saya bisa menghidupi kebutuhan saya tuan," ujar Ara
dengan nada senang
"Bahkan aku lupa mengenalkan diriku padamu
perkenalkan namaku Arion Giovano Maddison kau bisa
memanggilku Rion,"
Rion pun mengulurkan tangan nya untuk mengajak
berkenalan gadis di depan nya itu,
Tangan Ara pun menerima uluran tangan Rion.
"Ehm hai Rion, namaku Arabella Saraswati kau bisa
memanggilku Ara."
Eternity Publishing | 1|
Page number 12
Kedua nya pun sama-sama terhanyut dalam pandangan
masing-masing.
Setelah berkenalan Rion pun mulai berpindah duduk di
kursi kemudi, di ikuti Ara yang duduk di kursi penumpang.
Rion mulai menjalankan mobil nya membelah jalanan
jakarta yang ramai dengan berbagai kendaraan itu.
Mobil yang di tumpangi Rion pun memasuki mansion
pribadi milik Rion.
Dengan halaman yang luas, terdapat beberapa tanaman
hias yang berada di taman di rumah Rion.
Bangunan yang kokoh, dengan interior khas luar negri
kedua nya pun mulai masuk kedalam rumah itu.
Rion mengandeng tangan Ara berjalan beriringan di
sampingnya menuju kamar pribadi miliknya,
Tiba dikamar Rion membaringkan tubuh Ara di ranjang
kamar nya.
"T-uan apa yang anda lakukan," tanya Ara dengan gugup
Kini tubuh Rion sudah berada di atas tubuh Ara,
membuat Ara kesusahan untuk terlepas dari kungkungan
Rion.
Bahkan Ara bisa mencium aroma tubuh Rion,
Mint, aroma tubuh Rion
"Aku ingin dirimu Ara." nada suara Rion kini berbeda
Seperti ingin menerkam Ara saja, membuat Ara kegelian
karena nafas Rion berada di lehernya.
"Ge-lih Tuan,"
"Panggil namaku saja Ara,"
"Tidak bisa tuan, itu tidak sopan karena anda ini boss
saya tuan."
"Panggil namaku saja, atau kamu aku cium."
m." Seringai
Rion
Eternity Publishing | 12
Page number 13
Tubuh Ara menegang seketika, melihat reaksi Ara
membuat Rion tak sabar bercinta dengan Ara dan segera
menuntaskan fantasi nya.
"B-agaimana kalau anda saya panggil Mas Rion saja,
terdengar sopan."
"Baiklah, coba panggil aku"
Ara semakin grogi, ketika Rion mulai menatap wajah nya
secara intens membuat kedua pipi nya merona.
Hal itu dilihat oleh Rion, sangatlah menggemaskan sekali
gadis di depan nya ini kalau sedang malu
Wajah Rion semakin dekat dengan wajah Ara, dahi
mereka mulai bersentuhan dengan hidung mereka juga
semakin bersentuhan.
Rion mulai melumat bibir ranum milik Ara, rasanya
sangatlah manis sekali hingga Rion mulai kecanduan dengan
bibir mungil ini.
Seakan terhipnotis Ara pun membalas ciuman Rion,
kedua tangan nya mengalung ke leher Rion.
Lidah mereka bertemu dan saling melumat bertukar
saliva
Ditepuk nya dada bidang Rion yang terlapisi kemeja
kerjanya.
Rion yang mengerti Ara mulai kehabisan nafas, mulai
menghentikan ciuman mereka.
"Hosh-Hosh"
Lihatlah karya yang di buat oleh Rion bibir ranum Ara
yang bengkak karena di gigit oleh Rion.
Di kecupnya lagi bibir Ara, membuat sang pemilik bibir
itu memalingkan wajahnya karena malu
Eternity Publishing | 13
Page number 14
Rion yang melihat tingkah Ara malu-malu kucing pun
terkekeh, menggemaskan sekali gadisnya ini
Ah gadisnya, kenapa hatinya semakin berdebar saat dia
bersama Ara?
Apakah dia sudah jatuh cinta kepada Ara?
Dia mulai yakin bahwa perasaan nya ini bukanlah
obsessi tapi sebuah perasaan cinta laki-laki kepada
wanitanya.
Kedua tangan nya mulai meraba-raba tubuh Ara dan
tepat di kedua bukit kembar Ara, yang Rion rasa sangatlah
pas di remas oleh tangan nya.
Diremasnya pelan payudara milik Ara,
"Ahhh mass Rionnn."
"Sebut namaku sayang,"
Rion pun semakin gencar meremas, memilin puting Ara
yang masih tertutup pakaian Ara.
Eternity Publishing | 14
Page number 15
Ara pun mulai meliuk-liukan tubuh nya bak cacing
kepanasan.
PS-02
Satu tangan Rion sudah berada di kedua paha milik Ara,
dan Rok span milik Ara mulai terangkat karena kedua kaki
Ara di posisikan mengangkakang oleh Rion.
Semakin dalam tangan Rion masuk ke dalamn rok span
berwarna hitam itu, sampai lah Rion pada liang kewanitaan
milik Ara
Diusapnya pelan vagina milik Ara.
"Masss jangannn,"
"Jangann apa sayangku?" Goda Rion
Tangan nya tak berhenti memainkan vagina Ara dari
mengusap bahkan kini samnpai mengocok pelan vagina yang
terlihat memerah seakan minta di masuki oleh juniornya.
"Stoppp masss"
Bukan nya mendengarkan perkataan Ara, Rion mulai
melepas rok span milik Ara itu dan kemeja putih itu.
Pemandangan semacam apa ini?
Melihat Ara yang hanya memakai bra warna putih dan cd
berwarna hitam oh ayolah dia juga laki-laki normal?
Bahkan juniornya langsung turn on seketika, betapa sexy
nya tubuh Ara itu dia
dia semakin tak sabar untuk
menerkamnya membawa juniornya masuk ke dalam liang
Ara yang kini sudah becek karena ulahmya.
Dilepaskan nya bra berwarna putih itu
'Ctak'
Bra berwarna putih itu sudah di lepaskan oleh tangan
Rion.
Eternity Publishing| 15
Page number 16
Saat ini Ara menunduk tak berani menatap wajah Rion,
dia malu karena tubuh nya di lihat Rion entah mengapa dia
sangatlah yakin jika Rion bukan orang jahat.
Apakah dia seseorang yang di kirimkan tuhan kepadaku?
Pikir Ara dalam benaknya, kenapa juga dia tidak marah
saat Rion membuka pakaiannya
Dan tubuhnya seolah menerima sentuhan Rion, dan dia
juga tidak merasa terancam tapi dia merasa nyaman jika
bersama Rion.
Rion terpaku seketika saat melihat payudara Ara yang
agak besar tidak juga kecil sangat pas jika di pegang oleh
kedua tangan nya,
"Indah sekali,"
Ara pun langsung menutupi kedua payudaranya saat
tengah dipandangi oleh Rion.
"Jangan kau tutupi pemandangan indah ini sayang," ujar
Rion
Kedua tangan Rion pun menurunkan tangan Ara yang
menutupi payudaranya,
Di remasnya pelan bukit kembar itu,
"Jangann masss"
Kepala Rion mulai mendekat ke arah payudara Ara.
Di kulum payudara Ara itu
"Masss Rionnn"
Kedua tangan Ara menjambak rambut hitam milik Rion
melampiaskan rasa sakit dan geli yang dia rasakan.
Puting Ara mulai digigit oleh Rion seakan Rion ingin
menanti keluarnya Asi itu.
"Mass Rionnn"
"Ahhh ahhhh"
Eternity Publishing | 16
Page number 17
Tubuh Ara bergetar karena payudaranya di kulum oleh
Rion tak lupa juga vagina nya di kocok oleh tangan jahil Rion
Rion yang melihat wajah horny Ara terkekeh di sela-sela
dia menyusu
Di cepatkan nya kocokan tangan nya pada vagina Ara
'Crott Crott'
Keluarlah cairan putih pekat dari dalam vagina Ara,
badan Ara lemas seketika sesudah mengeluarkan orgasme
pertamanya.
Melihat Ara yang kelelahan bercinta pun Rion merasa
kasihan.
Dia segera melepaskan pakaian kantornya, dan hanya
tersisa boxer berwarna hitam nya saja bertelanjang dada
Dia segera menghampiri Ara di ranjang merebahkan
dirinya di samping Ara,
Kepala Ara dia kedalam dada bidang nya yang tak
terlapisi apapun, Ara mulai memeluk tubuh Rion.
Mereka pun tertidur setelah kelelahan bercinta,
Apalagi Rion di memeluk Ara seolah guling hidup,
mereka bahkan tak sadar pertemuan pertama mereka akan
membawa mereka ke dalam perjalanan cinta mereka
kedepan nya.
Rion kembali membuka matanya dan melihat wajah
manis Ara yang berada di dalam dekapan nya
"Kamu adalah milikku, milik Rion selamanya dan bukan
orang lain."
Di dalam kamar bernuansa abu-abu kini terdapat dua
manusia berbeda jenis kelamin, yang tengah tertidur dengan
berpelukan seperti pasangan suami istri. Tetapi mereka
bukan sepasang suami istri melainkan sepasang atasan dan
bawahan
Eternity Publishing| 17
Page number 18
Sesosok laki-laki itu mulai mengerjabkan matanya, saat
akan merubah posisi tidurnya dia merasa ada beban di
samping tidurnya,
Sesosok wanita yang tengah tidur di dekapan lelaki itu,
pasangan itu tak lain adalah Rion dan Ara,
Rion mulai menolehkan kepalanya melihat jam di
dinding, jam mulai menunjukan pukul 15.00 WIB segeralah
Rion membangunkan Ara,
"Sayang, bangun dulu udah sore."
Di saat tidur nya Ara seperti mendengar suara Rion
memanggilnya, dia pun mulai membuka matanya dihadapan
nya kini terdapat Rion yang memandangi wajahnya dengan
bertelanjang dada.
"Jam berapa mas?," tanya Ara
"Udah jam 3 ayo mandi."
Mata Ara sontak melotot mendengar ucapan ngawur dari
Rion. tangan nya pun mulai menabok bibir Rion.
"Kita? Mandi bareng, No! Aku mandi sendiri." Tolak Ara
mentah-mentah
"Aku tidak menerima penolakan sayang
Setelah mengucapkan itu, Rion segera menggendong Ara
berjalan menuju kamar mandi untuk mandi berdua dengan
sedikit bercinta.
Mereka pun masuk ke dalam kamar mandi, diletakan
tubuh telanjang Ara ke dalam bath up. Di nyalakan nya
shower Rion segera duduk di bath up membawa tubuh Ara
ke dalam pangkuan nya.
Kedua tangan nya tak berhenti meremas payudara Ara.
Mereka berdua pun berendam di bathup, Rion tak gencar
megerayangi tubuh Ara yang membuat dirinya bergairah,
"Mas Rion,"
Eternity Publishing| 18
Page number 19
Rion yang merasa di panggil pun menolehkan kepalanya
ke arah Ara,
"Ada apa?,"
Mereka kini tengah berada di kamar, sesudah mandi tadi
kini Rion tengah mengenakan pakaian nya di depan Ara
tanpa tahu malu. Ara bahkan di buat terkejut karena dengan
santainya Rion berganti pakaian di depan nya.
Garis bawahi Didepan nya.
Saat ini Ara tengah bingung akan memakai baju apa?
Pasalnya dia tidak membawa baju ganti di dalam tas nya,
hanya ada handuk yang melekat di tubuhnya.
"Ehm, pakaian aku gimana?," cicit Ara
"Kamu pakai kemeja aku dulu gapapakan?, nanti aku
anter kamu pulang ambil baju."
Diberikan nya kemeja putih Rion yang berada di lemari
ke arah Ara, Ara pun segera menerima kemeja itu.
"M-as enggak keluar?, aku mau ganti baju."
"Enggak! Aku mau disini."
"Tapi-"
Rion pun langsung mengambil kemeja yang berada di
tangan Ara, dan membuka handuk yang melekat di tubuh
Ara dengan santainya dia memakaikan baju untuk Ara,
Ara yang di perlakukan spesial oleh Rion hanya
menunduk malu, deguban jantung nya semakin keras, oh
tuhan perasaan apa yang kini tengah aku rasakan tuhan.
"Sudah selesai,"
Eternity Publishing | 19
Page number 20
PS-03
Setelah selesai memakaikan baju untuk Ara, Rion
mencium bibir Ara karena Ara tengah melamun,
"Kita mau kemana mas?"
Rion yang sedang menyetir mobil pun menolehkan
kepalanya ke arah kursi penumpang dimana Ara duduk di
situ,
"Kita akan ke rumah kamu, untuk ambil baju kamu untuk
tinggal bersama aku sayang.
"Tinggal bersama kamu mas?,"
"Kenapa?, kamu enggak mau tinggal sama aku?"
"B-ukan gitu mas." Jawab Ara cepat-cepat
"Terus?."
"Masalah nya kan aku cuma orang biasa mas, kamu
orang berada mending aku tinggal di rumah ku aja aku takut
pacar mas marah malah jadi fitnah."
Rion yang mendengar ucapan Ara pun tersenyum tanpa
Ara ketahui.
"Astaga, kamu mikir apa sih sayang. Aku bahkan enggak
punya pacar walaupun aku orang berada aku selalu
menghormati semua orang sayang."
"Bukankah tujuan awal aku ikut mas itu untuk bekerja,
bukan tujuan lain mas, jadi berhenti memanggilku dengan
kata 'sayang.
"Aku akan tetap memanggilmu sayang, karena kamu
bukan bawahan ku tapi kamu miliku selamanya, kamu tidak
usah bekerja padaku aku akan membahagiakan mu dan aku
terlanjur jatuh cinta kepadamu sayangku."
"Aku bukan barang mas! Yang seenaknya kamu miliki."
Eternity Publishing | 20
Page number 21
"Memang kamu bukan barang, kamu adalah wanita
pujaan hatiku percaya padaku sayang aku mencintaimu
lebih dari aku cinta pada diriku sendiri, karena ini pertama
kalinya aku mengenal cinta setelah sekian lama aku belum
pernah jatuh cinta kepada seseorang."
Ara yang mendengar bahwa Rion mencintai dirinya
hanya bisa menangis bahagia impian nya menemukan
kebahagiaan akhirnya di kabulkan oleh tuhan, dia sungguh
berterima kasih kepada tuhan telah menemukan nya pada
Rion di dalam hidupnya.
"Hiks-Hiks"
Rion yang mendengar suara tangisan Ara pun segera
memberhentikan mobilnya di jalanan yang sepi,
Di membawa Ara kedalam dekapan nya, mencium dahi
Ara sembari membisikan kata-kata
"Jangan nangis sayangku, aku tidak suka melihatmu
menangis karena diriku." Bisik Rion
Tangisan Ara terendam di dalam baju Rion karena
kepalanya berada di dada bidang Rion.
"Aku menangis bahagia mas, setelah sekian lama.
akhirnya tuhan mengabulkan doaku. Membawa diriku ke
pertemuan kita kemarin menuju kebahagiaan
sesungguhnya."
"Aku juga bahagia sayang bisa bertemu denganmu."
Sesudah mengambil baju di rumah Ara, Rion mengajak
Ara pergi ke cafe untuk mengajak Ara makan malam, karena
jam kini sudah menunjukan pukul 19.00 WIB dan mobil
mereka pun terhenti di cafe sederhana tapi banyak
pengunjungnya sudah dipastikan jika cafe ini terkenal akan
Eternity Publishing | 21
Page number 22
makanan enaknya, dan juga tempat nongkrong nya bag
kaum millenial.
Ketika mereka masuk cafe itu, mereka di suguhkan
dengan gaya cafe yang khas masa kini banyak sport foto di
setiap cafe itu. Membuat para remaja-remaja se usia Ara
betah nongkrong di sana.
Mereka pun mulai duduk. Tak lama kemudian pelayan
cafe itu pun datang menghampiri meja mnereka dengan
membawa buku menu.
"Selamat malam mas mbak, mas sama mbak mau pesan
apa?," tanya pelayan wanita itu dengan nac
Sudah dipastikan pelayan itu menyukai Rion. Tetapi
tatapan memuja pelayan itu
Sama sekali tak di hiraukan oleh Rion, karena Rion
tengah sibuk memandangi wajah Ara yang tengah serius
memandang buku menu,
"Mas mau pesan apa?," tanya Ara tanpa menoleh ke arah
Rion sedikitpun
"Mas samain aja sama kamu,"
Tak beberapa lama Ara pun sudah memutuskan
makanan apa yang akan dia pesan saat ini.
Ara bahkan tau tatapan memuja pelayan itu pada Rion
tapi tak dia hiraukan yang penting di pikiran nya adalah
makan dan segera pulang.
"Mbak saya mau pesan nasi goreng sefood 2, dan
minumya milkshake coklat 2." ujar Ara
Pelayan wanita itu mulai mencatat pesanan mereka,
dengan sesekali pelayan itu menatap Rion.
"Baik kak tunggu 15 menit lagi makanan akan siap, kalau
gitu saya permisi dulu ya kak."
Eternity Publishing | 22
Page number 23
Setelah pelayan itu pergi, Rion segera memeluk tubuh
Ara dari samping, karena kebetulan sekali kursi yang di
duduki Ara berada di sebelahnya. Kepala Rion diletakan di
ceruk leher milik Ara mencari kehangatan di tubuh Ara.
Ara yang tak tahan dengan nafas Rion menerpa lehernya
pun akhirnya kegelian. Berusaha menyingkirkan tubuh Rion
dari tubuhnya saat ini jujur dia juga malu,karena ada
beberapa pasang wanita menatap dia tajam karena sebagian
wanita di cafe ini sejak pertama kali dia dan Rion masuk.
Banyak tatapan memuja dari kaum hawa untuk Rion
Tetapi Rion entah sadar atau tidak sadar malah tidak
menghiraukan nya.
Lima belas menit kemudian makanan mereka tiba, dan
mereka pun makan dengan diam agar segera pulang
kerumah.
Diotak Rion kini bahkan sudah tertata rapi fantasi
liarnya pada tubuh Ara. Bahkan dia sudah tidak sabar untuk
pulang ke rumah.
Akhirnya waktu yang di tunggu-tunggu oleh Rion pun
tiba. Karena dia dan juga Ara kini sudah sampai di rumah.
Tepatnya lagi di kamar Rion, Rion kini memikirkan cara
bagaimana hasrat fantasinya bisa tersalurkan.
Saat ini Rion tengah berada di dalam kamar mandi, otak
nya terus memikirkan bagaimana dia bisa membuat Ara
hamil dan melahirkan buah hati mereka memikirkan nya
membuat nalurinya bergejolak.
Seketika otaknya sudah menemukan cara, kini dia mulai
membalut tubuhnya dengan handuk yang melilit di
pinggangnya, dan berjalan keluar membuka pintu kamar
mandi.
Eternity Publishing | 23
Page number 24
'Cklekk'
Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Rion dengan
tubuhnya yang basah dengan handuk yang melilit di
pinggangnya. Membuat ketampanan nya tak bisa di ragukan
lagi.
Sangking terpesona nya Ara terhadap tubuh Rion. Ara
bahkan sampai tak berkedip, Rion yang melihat tingkah
menggemaskan gadisnya yang memuja dirinya pun
tersenyum.
Dia mulai melangkahkan kakinya ke arah Ara yang
sedang duduk di pinggiran ranjang, dengan pakaian tadi
kemeja putih karena dia belum mandi, saat mereka sampai
di kamar tadi, memang Ara menyuruh Rion dulu untuk
bergegas mandi.
Saat sampai di depan wajah Ara, Rion mulai menjawil
hidung mancung Ara. Membuat Ara mengerjap kaget saat dia
melamun karena terpesona dengan tubuh kekar Rion.
"Terpesona sama tubuhku hm?," bisik Rion tepat di
telinga Ara
Ara yang tertangkap memuja Rion pun pipinya mulai
merona, dia bahkan tak sanggup menatap wajah Rion karena
takut di goda oleh Rion.
"E-nggak kok," salting Ara
"Kamu tak bisa bohong kepadaku sayang, tenang
tubuhku ini milikmu seorang"
"Udah ah, aku mau mandi dulu."
Rion yang melihat Ara melarikan diri dari dirinya pun
terkekeh lucu sekali tingkah gadisnya itu.
Dilepasnya handuk yang berada di pinggangnya, saat ini
Rion sudah telanjang tanpa busana. Dia merebahkan
tubuhnya di ranjang sembari menunggu Ara selesai mandi.
Eternity Publishing | 24
Page number 25
Dua puluh menit sudah Ara berada di kamar mandi, kini
Ara mulai keluar dari kamar mandi dengan handuk yang
melekat padanya. Sementara itu Rion yang mendengar pintu
kamar mandi terbuka pun mulai merubah posisinya menjadi
duduk.
Keluarlah Ara dari pintu kamar mandi, bisa dirasakan
nya junior Rion mulai menegang seketika betapa indahnya
tubuh Ara di hadapan nya ini dengan menggunakan handuk
melapisi tubuhnya.
Rion mulai berdiri, dan melangkahkan kakinya ke arah
Ara dan segera membawa tubuh Ara ke dinding membuat
punggung Ara terbentur dinding.
Bisa Ara lihat jika Rion sudah bergairah karena melihat
tubuhnya.
Tanpa menunggu lama-lama Rion mulai melumat bibir
ranum milik Ara yang sangat manis. Ara yang mendapat
ciuman mendadak dari Rion kini mulai kuwalahan, kedua
tangan Rion kini melingkar di pinggang ramping Ara.
"Ehmm"
Ciuman Rion semakin menurun ke area leher nya,
"Ahhh ahhh."
Kedua tangan Rion mulai menmbuka handuk yang
melekat di tubuh Ara. Handuk itu mulai terjatuh dilantai.
Dan Rion segera menggendong tubuh telanjang Ara ke
arah ranjang. Dan merebahkan tubuh Ara di ranjang kamar
mereka, di ciumnya lagi bibir Ara yang menjadi candu untuk
Rion. Dan permainan kini akan di mulai!
Eternity Publishing | 25
Page number 26
ini,
PS-04
Rion tak sabar memasuki vagina Ara dengan juniornya
Rion mulai melumat bibir Ara dengan pelan di masukan
nya lidah nya ke dalam mulut Ara, mereka saling berciuman
dengan penuh cinta, saling bertukar saliva tangan Rion
menahan tengkuk Ara. Dan semakin memperdalam lumatan
bibir nya pada bibir Ara.
Sudah cukup lama mereka berciuman, Ara mnulai
merasakan nafas nya hampir habis dia pun menepuk dada
bidang Rion agar Rion segera menghentikan ciuman mereka.
Melihat kode Ara, Rion segera menghentikan ciuman
panas mereka.
"Hosshh Mass akuhh enggak bisa napasss" ujar Ara
dengan nafas tersengal-sengal
"Sini aku kasih nafas buatan yang," goda Rion sembari
menaik turunkan alisnya
Ara yang kesal dengan kelakuan Rion pun mulai
mencubit lengan kekar Rion, yang membuat Rion mengaduh
kesakitan.
"Aduh duh sayang sakitt," teriak Rion
Karena lengan nya di cubit oleh Ara, sakitnya bukan
main cubitan Ara ini, bahkan lengan nya sampai membiru.
Rion sudah kapok, menjaili Ara jika dia mendapatkam
cubitan kepiting milik Ara, yang sakitnya bukan main.
"Sukurin," ledek Ara
Rion yang diledek Ara pun tidak tinggal diam. Dia mulai
membalas kelakuan Ara dengan meremas payudara Ara
dengan kencang,
Eternity Publishing | 26
Page number 27
"Ahhh Mass Rionnn" desah Ara
Tangan Rion kini mulai bermain-main di payudara Ara,
semakin turun tepat di pantat Ara meremasnya dengan
pelan. Sesekali di tepuk pantat bohay milik Ara itu.
Tangan Rion sudah berada di kedua paha Ara,
membukanya kedua kaki Ara di buat mengangkang, i
arahkan nya junior Rion tepat di depan vagina Ara.
Dengan sekali hentakan junior Rion pun mulai masuk ke
dalam vagina Ara.
"Akhhh sakittt Mass," tangis Ara
Vagina nya terasa sakit sekali. Darah mulai merembes di
area paha sampai di sprei yang tadinya putih bersih kini
penuh darah milik Ara.
"Hiksss sakitttt"
Rion yang tak tega melihat
melihat Ara menangis pun,
menghapus air mata yang jatuh di pipi Ara.
"Maaf telah mengambil keperawanan mu sebelum kita
menikah,"
Junior Rion kini masih tertanam di vagina Ara, agar
juniornya bisa beradaptasi dengan kewanitaan Ara, saat
sakit yang dirasakan Ara sudah hilang.
Ara sedikit menggerakan tubuhnya mengkode Rion
bahwa dia sudah tidak merasakan sakit lagi,
Rion yang menangkap kode Ara pun mulai megoyangkan
tubuh mereka, memaju mundurkan juniornya dengan
semangat membara.
Bibir Rion membungkam bibir Ara melumat nya dengan
lembut, kedua tangan nya menyangga berat badan nya agar
Ara tak merasa keberatan dengan tubuhnya.
Ara yang tadi tegang, kini mulai merileks kan tubuhnya
dengan membalas ciuman Rion, dan jemari-jemarinya
Eternity Publishing | 27
Page number 28
mengelus dada bidang suaminya yang sangat nyaman untuk
bersandar, semakin kebawah menyentuh perut kotak-kotak
suaminya yang berjumlah 6.
Nafsu Rion kini mulai membara,
Semakin dalam genjotan nya pada liang Ara, Ara bahkan
bisa merasakan junior Rion sampai menyentuh klitorisnya.
Tubuh kedua bergetar, vagina milik Ara sudah berkedut-
kedut di tambah dengan junior Rion yang mulai membesar
di dalam vagina Ara,
Genjotan Rion semakin panas dia hampir sampai pada
puncaknya.
"Minggir Massa akuhh mauuu pipisss"
Rion yang merasa Ara akan sampai pada puncaknya
mulai menambah genjotannya.
Crott Crott
Sampailah
orgasmenya
Ara pada puncaknya, mengeluarkan
Tubuh Ara lemas seketika, sungguh tak pernah
terbayangkan di benak Ara bisa bercinta dengan orang yang
dia cintai.
Disusul dengan Rion yang sudah sampai di puncaknya,
Crott Crott
Sperma Rion mulai keluar memenuhi vagina Ara, bahkan
sampai keluar di paha Ara karena tak muat menampung
sperma Rion.
"Terimakasih telah memberikan ini kepada diriku"
"Mas enggak akan ninggalin aku kan, kalau aku hamil
nanti," ujar Ara dengan nada sedih
"Bukan nya aku udah pernah bilang, kalau kamu sudah
menjadi milikku maka tak akan aku lepas dirimu dari
Eternity Publishing | 28
Page number 29
hidupku, walaupun banyak rintangan di hubungan kita
nanti,"
"Aku mohon tetap berada di sampingku, kita bersama-
sama melewati semua rintangan di kehidupan kita nanti di
depan, dan secepatnya aku akan menikahi dirimu.
Menjadikan kamu ratu di dalam hatiku seutuhnya." Lanjut
Rion
Rion dengan kemantapan hati, mengutarakan isi dalam
hatinya kepada Ara seorang gadis yang berada di depan nya
ini, gadis yang membuat jantungnya bergetar hebat saa
pertama kali menatap manik coklat milik Ara.
Tak pernah Rion sangka bahwa dia jatuh cinta kepada
gadis yang baru lulus SMA ini.
"Aku mencintaimu Arabella."
"Aku juga mencintaimu Arion."
Mereka berdua berpelukan saling menumpahkan
sayang yang mereka rasakan, Rion dengan penuh cinta
mendekap erat tubuh mungil gadisnya,
Beberapa menit kemudian Rion bisa merasakn deru
nafas Ara mulai beratur di
lehernya, Rion menundukan wajahnya bisa dilihat Ara
sudah terlelap di dekapan Rion.
Rion mulai mengangkat tubuh Ara, dibaringkan nya
tubuh mungil itu di ranjang,
Kaki panjangnya kini mulai berjalan ke arah meja yang
berada di dalam kamarnya, mengambil sesuatu di laci meja.
Di ambilnya benda yang berjarum itu, yang tak lain
adalah suntik, dan Rion tak lupa juga mengambil beberapa
botol cairan berwarna merah,
Dia pun membawa suntikan itu berjalan ke arah ranjang
yang terdapat Ara disana.
Eternity Publishing | 29
Page number 30
Darimana Rion bisa mendapatkan suntikan-suntikan
beserta cairan itu?
Jawaban nya adalah dia mendapatkan benda itu dari
teman nya yang berprofesi sebagai ilmuwan yang
menciptakan cairan.
Membuat hamil dalam sekejap, hanya Rion tinggal
menyumbangkan sperma nya dan tinggal menyuntikan nya
pada perut Ara.
"Aku tak sabar melihatmu mengandung benihku,
sayangku" ujar Rion dengan senyum smirk
Dari ketiga suntikan itu, salah satu suntikan kini akan di
suntikan ke perut Ara.
Suntikan pertama, suntikan kehamilan kurang lebih lima
belas menitan perut Ara yang tadi rata
sudah mulai membuncit. Rion membuat usia kehamilan
Ara kini menjadi 6 bulan.
Suntikan kedua adalah suntikan pembesar payudara.
Suntikan ketiga adalah suntikan pengeluar Asi,
Suntikan itu mulai bereaksi setelah beberapa menit
kemudian, dari perut Ara yang datar kini menjadi buncit dan
juga payudara Ara kini semakin membesar.
Rion mulai merebahkan tubuhnya di samping tubuh Ara
memeluknya dari samping, dan mendekatkan mulutnya
menyusu di payudara Ara.
Sinar matahari kini mulai menyinari seluruh bumi,
tumbuh-tumbuhan mulai bergoyang karena di terpa angin.
Burung-burung dengan senangnya mulai terbang i awan
dengan bebas.
Tepat di sebuah kamar bernuansa abu-abu, seorang
pemuda kini tengah mengerjabakan matanya di rasa pagi
sudah datang.
Eternity Publishing | 30
Page number 31
Pemuda itu mulai menolehkan wajahnya ke samping,
dan terlihatlah sesosok gadis manis, oh tidak bukan gadis
manis karena sekarang sesosok yang tertidur itu sekarang
menjadi gadis. Karena keperawanan nya sudah dia ambil.
Saat akan beranjak dari tidurnya, pemuda itu
menyempatkan diri mengecup dahi wanita yang tertidur itu,
tak lupa tangan nya mengelus perut buncit si wanita itu,
pemuda itu tak lain adalah Rion, dan wanita yang tertidur itu
adalah Ara.
"Selamat pagi kesayanganku."
Tubuh Rion pun mulai masuk ke dalam kamar mandi
untuk menyegarkan tubuhnya, bermandi dengan air hangat
merilex kan tubuhnya.
Bola mata coklat yang tadi menutup, kini telah terbuka si
pemilik sedikit heran saat bangun dari tidurnya tidak ada
Rion,
entah mengapa tubuhnya sekarang ini menjadi berat, dia
mulai munundukan arah pandangan nya
ke arah tubuhnya, dan gotchaa!! Tak pernah dia
bayangkan jika tubuhnya terdapat bercak-bercak
merah di setiap tubuhnya.
Ara pun mulai menyibak selimut yang membungkus
dirinya, batin nya bergemuruh saat area
Eternity Publishing | 31
Page number 32
leher, payudara, perut dan juga kedua pahanya terdapat
banyak gigitan,
PS-05
'Ini pasti kerjaan Mas Rion'
Batin Ara sebal, tak sadar pandangan nya tertuju pada
perutnya yang tadi datar, kini menjadi buncit.
Sontak Ara pun berteriak,
"MASS RIONN"
Tak lama Ara berteriak, terdengarlah pintu kamar mandi
terbuka menampilkan Rion yang baru saja selesai mandi.
Rambut yang basah dan juga tubuhnya di lapisi handuk di
area pinggang.
Ingin sekali Ara memeluk tubuh Rion. Dan mengigit roti
sobeknya itu errr sexy sekali laki-laki di hadapan nya ini.
Sontak Ara pun menggeleng-gelengkan kepala,
menghapus pikiran anehnya itu ish gara-gara Mas Rion pagi-
pagi bikin salfok, sama badan nya.
Rion memajukan badan nya kini berada di hadapan
wajah Ara, karena Ara sendari tadi melamun.
Rion tau Ara tengah terpesona dengan badan nya saat ini.
Dengan jail, tangan sebelahnya meremas payudara Ara,
"Erghmm"
Reflek Ara lanngsung mendesah" Massssss"
Tangan Ara berusaha menyingkirkan tangan Rion yang
berada di payudaranya, jujur pagi-pagi dia sudah di buat
mupeng, ini malah di bikin mendesah pagi-pagi kan dia
belum sarapan malah disuruh mendesah, tidak ada tenaga
dia.
"Masss Stopppp."
Eternity Publishing | 32
Page number 33
Rion tak mendengarkan ucapan Ara, dia terus bermain di
payudara Ara dan salah satu tangan nya kini membelai
vagina Ara.
Bagian ternikmat untuk juniornya, kala dia bercinta. Dia
sedikit menjawil klitoris Ara, tubuh Ara sudah meliuk-liuk
"Udahhh masss akuhhh enggakk kuattt,"
Ara bisa merasakan tubuhnya bergetar dan sebentar lagi
dia akan mengeluarkan sesuatu dari dalam tubuhnya.
Crott Crott
"Ahhhh ahhhh"
Vagina Ara yang di penuhi rambut-rambut tipis itu kini
telah mengeluarkan cairan putih pekat orgasme. Rion mulai
mencondongkan wajahnya didepan vagina Ara bibir nya
mulai menyedot cairan orgasme milik Ara.
"Lebihhh dalammmm Massa"
Tangan Ara tak berhenti menjambak rambut hitam Rion,
melampiaskan rasa sakit dan nikmat secara bersamaan
karena ulat lidah Rion yang tengah mengobrak-abrik vagina
nya.
Ara
"Yaaa disituuu"
Crott Crottt
"Huh Huh"
Ara langsung menubruk kan tubuhnya ke dalam peluka
Rion,
nafasnya masih tersengal-sengal seluruh
badan nya lemas semua. Dia bahkan tak kuat untuk berdiri
Dia lelah
"Capek?," tanya Rion
"Ya, capeklah! Pagi-pagi udah dibuat mendesah." ketus
Rion terkekeh mendengar jawaban Ara, dan mencium
pipi chuby Ara
Eternity Publishing | 33
Page number 34
"Tapi kamu enak juga kan, sampe ngedesalh ahh mas
rionn lagii," goda Rion sembari memperlihatkan raut
ngeselin nya
Bolehkah Ara menonjok Rion? Dia benar-benar malu
astaga benar-benar si Rion ini minta di sleding. Tapi bener
juga apa yang di omongin Rion, tapi kan dia malu astaga
"Mas Rion ih malu tau."
Ara menyembunyikan wajah nya di ceruk leher Rion.
"Oh iya yang, tadi kenapa kanmu teriak?,"
Saat di kamar mandi tadi Rion sempat mendengar Ara
berteriak. Entah apa yang dia teriakin
sampai-sampai dia nmempercepat mandinya dia khawatir
dengan Ara tadi.
Seakan ingat tujuan nya berteriak tadi,
"Ini kenapa aku bisa hamilI2."
Tunjuk Ara pada perut buncitnya yang dua kali lipat
lebih besar dari ibu-ibu hamil pada umumnya.
"Ya bisa lah yang, kan aku yang menghamili. aku juga
yang nyoblos kamu. sampai kam-"
Mulut Rion langsung dibekap tangan Ara, Ara tak habis
pikir dengan jawaban Rion yang melibat ke area mesum!
"Mas Rion jangan becandaaa!!"
"Lah emang aku bener kan yang?," jawab Rion polos
Ara tak kuat dengan sifat jail Rion ini, matanya mulai
berkaca-kaca karena ulah Rion. Rion yang melihat wajah Ara
yang menahan tangis itu terkekeh sebenarnya dia tau
maksud Ara. Tapi dia sengaja bercanda eh malah Aranya
mau nangis hadeh dasar bumil!
"Jangan nangis sayangku, maaf tadi aku bercanda"
"Kamu nyebelin."
Eternity Publishing | 34
Page number 35
Ara memukul dada bidang Rion, bukan nya merasa sakit
tapi Rion merasa seperti di pijati. Salahkan tenaga Ara yang
kecil, atau badan nya yang terlewat kekar?
"Kok kamu ketawa?"
"Gimana enggak tertawa, orang kamu mukuli aku kaya
kamu mijeti tubuh aku karena tenaga kamu kecil."
Raut wajah
wajah Ara seketika cemberut saat Rion
menekankan kata akhirnya 'Kecil' iya sih tenanga dia kecil.
Tapi jangan diledek juga!
"Seriusss masss" greget Ara
"Loh kanmu minta di seriusin yang? Ayo sekarang kita ke
KUA."
"Jangan becanda," ujar Ara galak
"Siapa yang becanda? Kamu kan tadi minta di seriusin, ya
aku ajak kamu ke KUA sekarang yuk mumpung masih buka."
goda Rion
Ara yang geram langsung mencubit lengan Rion dengan
murka,suruh siapa pagi-pagi dibuat jengkel. Rasakan cubitan
kepiting Ara hahaa
"Aduhhh sakitt yang, ampunn lepasinnn." Teriak Rion
kesakitan
"Gak mau, kamu nyebelin!!." ketus Ara
ini,"
"Astaga udah enggak kok yang ini seriuss,"
"Aku ngak percaya?,"
"Ini beneran aku serius, janji deh yang lepasin dulu sakit
Melihat raut wajah kesakitan Rion,membuat Ara iba dan
melepaskan cubitan nya pada lengan Rion.
"Maaf Mas," ujar Ara merasa bersalah
"lya, enggak papa udah enggak sakit kok."
Tangan Rion membawa tubuh Ara ke dalam dekapan nya,
Eternity Publishing| 35
Page number 36
"Udah jangan nangis.
Ara sontak menggeleng di dalam pelukan Rion,
"Gini aku jelasin, kenapa kamu bisa hamil? itu kemarin
aku kasih suntikan cairan pembuat hamil ke perut kamu dan
dalam waktu lima belas menit perut kamu yang tadi rata jadi
buncit. Kehamilan kamu sekarang 6 bulan jalan 7 bulan."
"Tapi ini anak Mas Rion kan?"
"Yaiyalah sayangku, kan aku yarng nyumbang spermanya
dan udah jebol kamu."
Rion menjawil hidung mancung Ara, dan memandangi
wajah cantik Ara yang membuatnya betah memandangi
terus.
Kini Rion membawa tubuh telanjang Ara ke dalam kamar
mandi, membantu Ara mandi karena Ara tak bisa banyak
gerak karena perutnya yang membuncit membuatnya susah
bergerak.
Pintun kamar mandi kini terbuka, menampilkan Rion
dengan handuk sepinggang dan Ara yang di gendongan nya
dengan handuk.
Selesai mandi Ara pun di bantu Rion memakai baju
karena dirinya tengah hamil membuat kegiatan nya,
terhalang perut buncitnya. Sekarang Ara dipakaian baju oleh
Rion dengan baju ketat atasan berwarna putih membuat
payudaranya terlihat jelas dan rok span berwarna abu abu
yang sangat sempit untuk ukuran perutnya yang hamil 6
bulan. Dan juga Hig hels yang berukuran sedang, Rion pun
memandangi tubuh Ara tanpa berkedip,
Badan nya sungguh luar biasa membuat juniorku yang
tadi baru dipuaskan oleh nya langsung bangun lagi, apa lagi
payudaranya yang membuat nilai plus di mata nya.
-Batin Rion memandangi tubuh seksi Ara-
Eternity Publishing | 36
Page number 37
PS-06
" Mas Rion ini bajunya sangat sempit Mas,"
"Tak apa itu membuat mu seksi,"
"Tapi ini sangatlah membuatku tertekan apa lagi aku
menggunakan bra dan celana dalam, bolehkah aku minta
tolong untuk melepaskan bra dan celana dalamku ini
sungguh tidak muat,
"Baiklah, besok kita kalau pergi kau tidak usah pakai bra
dan celana dalam," ucap Rion sembari tangan nya melepas
celana dalam dan bra Ara.
Sesaat kemudian dirinya mengingat benda yang berada
di dalam laci meja kamar nya. Segeralah dia menggambil
benda itu dan berjalan menuju Ara.
Tangan Rion masuk ke dalam paha Ara memasukan
Vibrator yang sebesar bola pingpong ke dalam vagina Ara
yang sempit.
"Ahhhhhh apahhhhh yanggg8 kammmmuuuu
masukkkaaannnn Mass Riiiiionnnnn ahhhhhhhh,"
"Saaaaakiiitttt Masss Rioooonnnnnnn"
Dengan sekuat tenaga tangan Rion mulai mendorong
vibrator itu dan akhirnya vibrator itu tertempel jelas di
dalam vagina Ara, tak lupa juga dirinya mengoleskan cairan
perangsang payudara agar membuat payudara Ara menjadi
lebih deras mengeluarkan asinya dan yang pasti agar
keluar hanya boleh dengan tangan nya yang meremas
payudara Ara tanpa tangan Rion maka Ara akan merasakan
payudaranya sakit.
Sesudah mengoleskan cairan perangsang payudara, Rion
menyuntikan cairan di perut Ara.
Eternity Publishing | 37
Page number 38
"Apa yang akan kau lakukan Mas," tanya Ara
"Aku hanya ingin menyuntikan mu cairan vitamin agar
baby nya sehat," dusta Rion
Yang dikatakan Rion itu bohong tentang suntikan cairan
vitamin, pasalnya suntikan itu adalah cairan mempersempit
lubang kelahiran Ara dan suntikan satunya adalah cairan
perangsang dimana bayi nya akan terus menendang perut
Ara untuk mencari posisi yang nyaman,
Yang pastinya itu akan membuat tubuh Ara lemas,
Di dalam mobil Rion, Ara tak berhenti untuk mendesah
dan tak lupa tangan kanan nya memegang erat tangan kiri
Rion,
"Ahhhhhhh ahhhhh saaaaakiiiiittt Maasssss"
"Mendesahlah sayang aku sukan desahanmu," smirk
Rion.
Rion senang sekali mendengar suara desahan milik Ara
saat apa lagi saat tangan kiri nya sengaja mengelus vagina
Ara membuat badan Ara bergoyang goyang di kursi kemudi.
"Ahhhhhh Ahhh huhhhh hahhh,"
Desah Ara tanpa berhenti di dalam perutnya anak nya
menendang nendang perutnya membuat perutnya mengeras
apa lagi di bagian vagina nya ada vibrator yang bergetar
kencang membuat liang nya terasa berdenyut denyut,
payudaranya pun tak kalah sakit saat asi nya tak keluar
keluar ingin sekali dia meminta Rion untuk menyusu
padanya.
Sensasi yang luar biasa membuat tubuh ara bergetar
hebat dan beberapa kali dia sudah mengeluarkan cairan nya
membuat vagina nya becek.
Sesampainya di parkiran kantor Ara pun segera keluar
bersama Rion melangkah bersama dengan tangan nya
Eternity Publishing | 38
Page number 39
menggandeng lengan kekar Rion dan Rion merangkul
pinggang nya dengan posessif.
Sungguh tubuhnya bergetar hebat dan mati matian
dirinya menahan desahan saat melewati banyak nya
karyawan.
Saat sampai di lift hanya ada mereka berdua,
Tangan Rion yang gatal pun meremas bongkahan pantat
Ara membuat Ara mendesis.
"Ahhhh Ahhhh,"
"Desahkan namaku sayang,"
"Ahhhh Massss leeebiiih kencanggg,"
Tangan Rion yang berada di vagina Ara pun dengan
cepat mengocok vagina Ara sesuai permintaan Ara.
"Masss bantuu akuhhh," pinta Ara
"Bantu apa hem,?" Tanya Rion sembari mengecup bibir
Ara yang membuatnya candu
"Tolong hisap puntingku, rasanya payudaraku sangat
sakit,"
"Dengan senang hati sayang, tapi bukan disini kita akan
bersenang senang di ruanganku," ucap Rion sembari
kembali mencium bibir manis Ara.
Bibir Rion pun mulai melumat bibir Ara dengan tang
nya berada di pinggang Ara merapatkan tubuh mereka
"Emmmmm,"
Pukul Ara pada dada bidang Rion karena dirinya sudah
kehabisan nafas, ciuman mnereka pun terhenti.
"Huhhh huhh kaammmuu mauuu bunuhhh akuuu
hahhh," ucap Ara dengan nafas tersengal sengal.
"Maafkan aku sayang"
Dan cup bibir Rion pun mulai mengecup lagi bibir Ara
kali ini hanya menempel saja tidak ada lumatan.
Eternity Publishing | 39
Page number 40
Didalam ruang kerja Rion kini terdapat Ara yang tengah
berada di pangkuan Rion yang punggung nya tengah
menyandar meja kerja Rion.
Dia mulai menyusui Rion, dan saat Rion mulai mengulum
Nipple Ara keluarlah asi dengan derasnya.
"Ahhh pelannn pelann Mass," desah Ara
Tanpa mendengar ucapa Ara Rion pun mulai mengigit
puting Ara dengan gemash, yang membuat tubuh Ara
membusung kedepan semakin menekan kepala Rion,
Tak lupa vibrator yang masih bergetar hebat dengan
bayinya yang belum tenang di perutnya.
"Aku sudah tidak kuat Ara," suara serak Rion mulai
terdengar
Dengan tergesa Rion mulai menggendong Ara dengan
gaya Bridestyle yang membuat Ara mendesah lagi, karena
kakinya terhimpit
"Ahhh Ahhh lepasskannn kakiikuuų hahhh ahhh,"
"Sabar baby," jawab Rion
Sampailah mereka ke dalam kamar pribadi Rion yang
berada di ruang kerjanya,
Dengan hati hati Rion mulai merebahkan tubuh seksi Ara
ke kasur.
Mulai melucuti pakaian Ara satu persatu dengan sekuat
tenaga dirinya mulai merobek pakaian dan rok span Ara.
Dan disusul mulai melepaskan satu persatu pakaian
dirinya, dan mereka berdua telanjang tanpa tertutup sehelai
benang
Rion bisa melihat vagina Ara mulai berkedut kedut
dengan vibrator yang masih menempel juga dada Ara yang
naik turun di iringi nafasnya serta asi yang mengalir,
Eternity Publishing | 40
Page number 41
Rion mulai mendekatkan kepala nya ke depan vagina Ara
dan mulai mengecup vagina Ara.
"Ahhh ahhhh,"
"JLEB'
Junior Rion pun mulai memasuki vagina Ara dengan tiba
tiba membuat bayi di dalam kandungan Ara pun kaget,
"Ahhhh Ahhhh Masss Riooonnnn," panggil Ara
"Kamuuu masihhhh sempitt sekalii sayangggg," desis
Rion yang merasakan kejantanan nya di jepit liang vagina
Ara.
Rion pun menambah goyangan nya menjadi kasar,
pinggul mereka berdua pun bergerak gerak sampai Ara pun
kewalahan mengimbangi nya.
"Akuuuu mauuu keluarrr Massss"
"Bersamaaaa sayanggg3
Crott Crottt
"Huhh Mass vagina kuu perihhh,"tangis Ara
"Shuttt maafkan aku yang terlalu kasar bermain tadi,"
ucap Rion sambil menghapus air mata yang mengalir di pipi
Ara,
"Vibrator nya copottt sakitt vagina aku,"
"lya bentar aku copot dulu,"
Dengan susah payah Rion mencopot vibrator dari vagina
Ara dan vibrator pun terlepas kupandangi vagina Ara yang
tampak memerah dengan mengeluarkan cairannya. Juniorku
pun kumasukan ke vagina Ara dan ku rasakan juniorku
menghangat saat memasuki sarangnya.
"lih Mass ngeganjel ini," ucap Ara dengan kesal,
Pasalnya vagina nya masih berdenyut denyut dan perih
malah di masuki junior Rion dan itu membuat lubang
kewanitaan nya terasa penuh dan geli.
Eternity Publishing | 41
Page number 42
"Biarkan saja seperti ini sampe nanti sore kita pulang,"
"Tapi-"
"Sudah jangan membantah aku mau tidur dan mana
payudara mu aku ingin menyusu," pinta Rion dengan cepat
Ara pun mulai membawa kepala Rion ke dalam dekapan
nya untuk segera menyusui bayi besar nya ini ditambah
dengan tubuh mereka yang telanjang hanya di selimuti oleh
selimut dan dengan kewanitaan nya dipenuhi junior Rion.
Eternity Publishing | 42
Page number 43
PS-06
Mereka pun mulai tertidur dengan nyenyak karena
aktifitas tadi yang menguras tenaga,
Selepas kegiatan bercinta mereka, mereka pun tertidur
dengan nyenyak karena lelah bercinta, seperti halnya Ara.
Tubuh dia lemas dan seakan ingin lepas dari tulangnya
karena tak kuat menahan pegal-pegal.
Rion yang mulai terusik dari tidurnya, mulai membuka
matanya dilihatnya tubuh mungil Ara yang berada nyaman
di dalam dekapan nya, dengan wajah Ara yang berada di
keteknya membuat nya terkekeh.
Kebiasaan Ara kalau tidur suka berada di keteknys,
Kalau dia bertanya 'sayang kenapa sih kamu, kalau kamu
tidur suka di ketek aku?"
Dan jawaban absrud Ara membuantya tak kuasa
menahan tawa, 'ya gapapa ketek kamu wangi sih mas,
mungkin ini bawaan dedek bayi."
Saat meningat percakapan nya dengan Ara waktu lalu
membuatnya terkekeh membayangkan raut wajah Ara yang
menggemaskan.
Diusapnya raut wajah Ara yang tengah tertidur, tangan
Rion tak berhenti di situ kini tangan Rion mulai turun tepat
di payudara Ara,
Di bawanya salah satu payudara Ara ke mulut nya,
dikulumnya payudara yang besar dan padat
Disela-sela tidurnya Ara merasa bahwa ada sesuatu yang
basah tengah berada di area dadanya saat matanya terbuka,
dalam hati dia mendegus melihat Rion yang tengah menyusu
Eternity Publishing | 43
Page number 44
padanya membuatnya kesal saat lagi enak-enak tidur malah
di ganggu.
"Mas Rionn ih ganggu aku tidur aja!,"
"Loh maaf ya bikin kamu kebangun, soalnya aku haus
jadi aku nyusu aja sama kamu hehe," cengir Rion dengan
wajah tak berdosanya.
Kedua tangan Ara mengucek matanya saat matanya
terasa belum sepenuhnya terbuka alias masih setengah
sadar,
"Jangan di kucek sayang, nanti jadi sakit."
Tangan Rion mulai menurunkan kedua tangan Ara yang
berada tepat di mata Ara,
"Jam berapa sekarang Mas?,"
Rion mulai mengalihkan pandangan nya ke arah jam
dinding di kamar pribadinya di kantor.
Dilihatnya jam dinding mulai menunjukan pukul 14.00
WIB yang berarti sudah sore dia dan Ara berada di kantor.
"Jam 2 sore yang,"
"Kamu mau makan apa? biar aku pesenenin ke ob"
"Aku lagi pengen nasi padang. Boleh kan Mas?,"
"Ya bolehlah, apasih yang enggak boleh buat kamu
sayangku cintaku belahan jiwaku ibu dari anak-anakku,"
"Dih, lebay" ledek Ara
"Lebay gini juga kamu sayang kok," jawab Rion dengan
PDnya
"Kapan aku sayang kamu?,"
"Berarti selama ini kamu enggak sayang aku yang, kamu
jahat banget yang sakit hati abang denger ucapan eneng,"
ujar Rion dengan nada mendramastir
Melihat kelakuan Rion yang mendramastir membuat Ara
tak kuasa menahan tawa karena kelucuaan tingkah Rion.
Eternity Publishing | 44
Page number 45
"Bwahahahaha, muka kamu lucu banget Mas" tawa Ara
Rion yang mendengar tawa Ara seketika hatinya
menghangat, dia selalu menyukai apapun yang ada di tubuh
Ara,
"Selalu tertawa karena diriku, ya sayang karena aku
menyukai tawa indahmu itu"
Melihat keseriusan Rion membuat Ara menjadi terharu,
"I Love You Mas Rion"
"I Love You Too Sayangku,"
Wajah Rion mulai mendekat ke wajah Ara, semakin
dekat bahkan kini dahi dan hidung mereka sudah menempel.
Mata nmereka mulai terpejam, saat bibir Rion akan
menempel di bibir Ara
"Tok Tok Tok'
Suara ketukan pintu membuat Rion mengumpat dalam
hati, kala si pengetuk pintu itu datang di waktu yang tidak
tepat.
"Shit" umpat Rion
Ara yang mendegar umpatan Rion terkekeh kala
kegiatan ciuman mereka terhalang ketukan pintu.
"Kamu buka dulu itu Mas, pasti itu Ob yang
mengantarkan pesenan makanan kita,"
Ujar Ara sembari mengelus rahang kokoh Rion, mata
Rion mulai terpejam menikmati sentuhan tangan halus milik
Ara. Dia yang tadi di kuasai oleh amarah, seketika
amarahnya lenyap saat sentuhan tangan Ara di tubuhnya
membuatnya tenang.
"Yaudah aku buka pintu dulu,"
Rion mulai beranjak dari duduknya, mengambil boxer
yang tergeletak di lantai kamar nya segera memakainya dan
berjalan menuju ke arah pintu.
Eternity Publishing | 45
Page number 46
'Cklek'
Pintu pun dibuka, menampilkan seorang pria paruh baya
yang berumur sepantaran dengan orangtuanya dengan
tangan nya membawa satu kantong plastik berisi pesanan
nya,
"Ini pak pesenan bapak," ujar Ob yang bernama Joko
"Terimakasih ya mang joko,"
Ujar Rion sembari memberikan lima tiga lembar uang
berwarna merah, ke tangan mang Joko dan diterima mang
Joko,
"Loh pak, ini teh kebanyakan atuh, orang pesenan nya
cuma 50rb."
"Enggak papa, itu buat uang jajan Mang Joko ngopi di
warungnya Mpok Ipeh," ucap Rion sembari terkekeh
"Waduh, makasih ya pak tau aja saya mau ngopi di
warung Mpok Ipeh," cengir Mang Joko
"Haha, kalau gitu saya masuk dulu ya Mang."
"Iya Pak,"
Setelah menutup pintu dan menguncinya, Rion
melangkahkan kakinya ke arah kasur yang terdapat Ara
tengah duduk dengan mata berbinar-binar saat pesenan nya
sudah sampai,
"Kamu seneng banget, kamu udah laper ya,"
"lya aku udah laper banget mas, apalagi anak-anak kamu
udah nendang-nendangin perut aku meronta-ronta minta
makan," cengir Ara sembari mengelus perut buncitnya.
'Dug'
"Tuhkan anak kamu udah kelaperan,"
Rion mulai memberikan nasi padang pesenan Ara, dan
langsung diterima Ara tanpa menunggu lama dimakan lahap
oleh Ara,
Eternity Publishing | 46
Page number 47
Melihat Ara yang memakan lahap makanannya,
membuatnya tersenyum tangan nya mulai mengelus perut
buncit Ara.
"Anak Daddy laper banget ya sayang, sampai Mommy
makan nya lahap begini," senyum Rion
Satu bungkus nasi padang sudah ludes dimakan Ara, dan
tersisa nasi padang milik Rion. Ara mulai mencuri-curi
pandangan nya ke arah nasi padang Rion yang masih utuh
belum tersentuh oleh Rion,
Rion yang mengerti arah pandang Ara, mengeluas
rambut panjang Ara,
"Kalau kamu mau? Makan aja enggak papa,"
"Tapi, kan kamu belum makan Mas," ujar Ara takut-takut
"Aku masih kenyang kok, makan aja sayang aku enggak
Melihat kebimbangan Ara, tangan Rion mulai mengambil
sebungkus nasi padang dan dibuka.
Dan disondorkan nya sendok yang berisi nasi padang itu
di depan mulut Ara, dengan ragu-ragu Ara menerima suapan
Rion,
"Aa pesawat mau terbang,"
"Rese deh kamu, kamu pikir aku anak kecil di suapi
dengan kata-kata gitu," ketus Ara
"lya, kamu anak kecil bagiku. Anak kecil yang akan
menjadi ibu dari anak kecil," goda Rion
"Dasar gombal,"
"Toh aku gombalin, kamu juga baperkan sama aku?,"
"Enggak," salting Ara
"Masa sih?,"
"Bener kok aku enggak baper sama kamu."
Eternity Publishing | 47
Page number 48
"Kalau kamu enggak baper sama aku, mana mungkin
kamu nerima cinta aku,"
Tidak bisakah Rion tak menjaili Ara satu hari saja,
bahkan kini Ara tengah baper dengan kelakuan romantis
Rion menyuapi dirinya,
Rasanya dia bahagia sekali bisa mengenal Rion
Eternity Publishing | 48
Page number 49
PS-07
"Mas Rionn aku maluu tauuu,"
"Loh kenapa malu?,"
"Pokoknya aku maluu,"
Ara mulai menyembunyikan wajahnya di pelukan Rion
menahan untuk tidak memperlihatkan wajahnya yang
merona akibat ulah Rion,
"Sini aku mau lihat muka kamu yang blushing,"
Bukan nya memperlihatkan wajahnya yang blushing Ara
malah semakin mengertakan pelukan nya di tubuh Rion,
Yang membuat Rion tak bisa menahan senyumnya
melihat kelakuan Ara yang tampak menggemaskan di
matanya.
Sudah satu bulan hubungan Rion dan Ara, kini kedua nya
semakin romantis saja seperti pasangan pengantin. Padahal
mereka belum menikah tapi keromantisan Rion membuat
Ara melayang seketika kala di perlakukan Rion dengan
romantis.
Seperti halnya saat ini,
Malam ini Rion mengajak dirinya, makan malam di
estoran alias dinner pertama mereka dan kini Ara sudah
siap dengan dandan nya,
Gaun merah yang panjangnya sampai di bawah lutut,
dengan bagian tangan nya berlegan pendek nampaklah bahu
nya yang telanjang,
Eternity Publishing | 49
Page number 50
Walaupun gaun yang di kenakan Ara terasa sempit
karena perutnya yang besar dan juga payudaranya yang
besar membuat Ara semakin sexy dimata Rion,
"Kamu sexy sekali sayang." ujar Rion takjub melihat
penampilan Ara.
Pipi Ara bersemu merah, dia sungguh malu kala di puji
Rion dengan kata sexy.
Tapi memang benar kalau dia sexy, bisa di bayangkan
gaun yang panjangnya hanya sampai di bawah lutut.
ditambah hig heels yang tingginya 3 cm.
Perut buncit nya yang besar membuat pinggang Ara
semakin maju dengan bongkahan pantat yang besar, tak lupa
payudara Ara yang besar yang saat ini di beri olesan
penahan Asi, agar Asi Ara tidak keluar untuk malam ini.
"Kamu juga tampan sekali Mas,"
"Aku kan setiap hari juga tampan." Ujar Rion sembari
menyungingkan senyum tengilnya
"Dih Masnya narsis banget,"
"Oh jadi kamu ngatain aku narsis hem?,"
Wajah Rion mulai mendekat ke wajah Ara, seketika Ara
pun menjadi diam sungguh saat ini jantungnya tengah
berdegub kencang, dalam hati dia berbicara semoga saja
Mas Rion tidak mendegar degub jantungnya yang berdebar-
debar.
Mata Ara seketika mulai menutup, kala bibir Rion
semkin dekat dengan bibirnya.
4
Setelah beberapa menit dia tidak merasakan bibir Rion
melumat bibirnya,
"Kamu ngarep aku cium ya yang?"
Ara mulai membuka
membuka matanya, dilihatnya Rion
cengegesan tak jelas kala dia berharap ingin di cium olehnya.
Eternity Publishing | 50
Page number 51
Ara yang merasa kesal pun membalikan badan nya tidur
menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, tak peduli saat
ini mereka akan melaksanakan dinner,
Saat ini hatinya kesal sekali melihat wajah Rion,
Rion yang melihat gadisnya ngambek karena ulahnya
pun langsung membujuk sang ratu tercinta bisa-bisa dia
gagal dinner,
Padahal dia sudah mnerencanakan dinner romantis
dengan Ara dan pas saat pulang nanti dia akan mengajak Ara
bercinta sampai pagi.
"Sayang jangan ngambek dong, maaf deh udah bikin
kamu kesel,"
"Sayang"
Beberapa kali Rion memanggil Ara, tapi tak di gubris
oleh Ara karena hatinya masih merasa kesal dengan Ayah
dari anak yang dia kandung.
"Sayang, maafin aku dong kamu mau minta apa aku
turutin yang penting kamu maafin aku."
Seketika Ara membalikan badan nya dan tersenyum
kesenangan. mendengar Rion akan menuruti apa yang dia
inginkan.
"Bener kamu mau turutin, apa yang aku minta" tanya Ara
dengan mata berbinar-binar
"Iya sayang" jawab Rion pasrah
Dalam hati dia merasakan perasaan tidak enak di hatinya,
Melihat senyum Ara membuat dia membatin apa yang
Ara rencanakan untuk dirinya?
"Kamu sayang kan Mas sama aku?,"
"Sayang banget"
"Kamu cinta enggak Mas sama aku?,"
Eternity Publishing | 51
Page number 52
"Enggak usah di tanya, aku bahkan udah cinta sedalam-
dalam nya sama kamu bahkan sampai mati sekalipun,"
"Berarti kalau kamu sayang dan cinta sama aku, kamu
mau kan pergi dinner pakai bando kelinci," ujar Ara antusias
Tuh kan? Apa yang Rion rasakan di hatinya terjadi.
Mau di tolak? Nanti malah nangis
Kalau di terima? Bagaimana nasib dia sebagai CE0 di
perusahaan MADDISON tengah ber dinner dengan pacarnya
menggunakan bando kelinci,
Apa kata orang-orang nanti saat melihat Rion, jika di
kantor dia menjelma menjadi kulkas berjalan yang cueknya
minta ampun.
Kini terlihat menggemaskan dan imut. murah senyum
dan suka gombal di depan gadis yang dia cintai, bisa-bisa
kalau ada karyawan yang bekerja di tempat kerjanya
langsung shock kala bossnya menjadi seperti kucing manis
berbeda kalau di kantor menjadi beruang kutub.
"Tapi yang-" ujar Rion memelas
"Kamu udah enggak sayang aku?,"
"B-ukan gitu yang?,"
"Huwaaa Masss Rionnn jahattt enggak mau nuruti
permintaan aku, katanya sayang sama aku"
Tuhkan bener kan dugaan nya, kalau enggak diturutin
permintaan nya bakalan nangis kejer kan Rion jadi serba
salah sekarang.
"Iya-iya aku turutin, udah jangan nangis nanti cantiknya
ilang loh," bujuk Rion
"Jadi selama ini aku enggak cantik gitu?" Jawab Ara
ngegas
Eternity Publishing | 52
Page number 53
Astaga Rion hampir gila menghadapi sifat sensitif bumil
satu ini, yang membuatnya ingin sekali mengumpat tapi
takut dosa,
Sabar kan hati Rion tuhan.
"Bukan gitu sayangku, kamu selama ini cantik kok di
mata aku. udah cantik manis pintar masak duh idaman aku
banget deh pokoknya," ujar Rion dengan senyum yang di
paksakan
"Ahh Mas Rionn bisa aja, kan aku jadi baperr," ucap Ara
dengan nada malu-malunya
Rion yang melihat sifat Ara berubah-ubah seperti
bunglon hanya bisa memutar bola malas sambil bergumam
dalam hati 'Dasar betina kalau marah galaknya kaya singa,
eh di gombalin dikit langsung malu-malu kek kucing' untung
Rion sayang sama Ara.
Kalau enggak sayang udah Rion masukin tuh Ara ke
dalam kinderjoy.
Setelah melewati perdebatan yang memanas,
Kini Rion dan Ara sudah berada di restoran tempat di
mana mereka dinner saat ini, bisa di bayangkan Rion
berdinner dengan Ara dengan memakai bando kelinci.
Saat keluar mobil saja Rion sudah banyak di tertawai
orang-orang cafe. bagaimana nasib Rion? Malu lah coyy
ganteng-ganteng gini pakai bando kelinci bukan nya terlihat
maco eh malah terlihat unyu-unyu.
Tenggelamkan saja Rion di ungai amazonn tuhann!!
Berbeda dengan Ara yang nampak santai-santai saja
melihat Rion di tertawakan banyak orang, yang penting dia
makan mumpung banyak makan, jadi sikatt aja dah untung
yang bayar Rion.
Eternity Publishing | 53
Page number 54
"Mwas ini mwakanan nya ewnak banget," mulut Ara
bahkan tak berhenti mengunyah,
"Telen dulu sayang, nanti tersedak,"
Belum lama Rion memperingati Ara agar makan nya
pelan-pelan.
"Uhukk-Uhukk"
"Tuhkan apa Mas bilang? Kalo makan tuh pelan-pelan"
ucap Rion dengan nada tegas
"Maaf, Mas habisnya makanan ini enak banget bahkan
sejak dulu aku belum pernah makan makanan ini,"
"Habisin aja, kalau kurang nanti nambah lagi."
Tangan Rion
mengusap sudut bibir Ara,
membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel di sudut
bibir Ara. Sesekali bibir Rion mengecup sudut bibir Ara,
Dasar Rion mengambil kesempatan dalam kesempitan!
Makanan yang berada di meja itu pun ludes sudah
dimakan Ara,
kini
Eternity Publishing | 54
Page number 55
PS-08
"Aduh Mas makanan nya enak banget, perutku sampai
mau meledak hehe," cengir Ara
Dalam pandangan Rion menatap Ara, dalam hati dia
bersyukur ternyata jatuh cinta tidak seburuk yang dia pikir.
lihatlah gadisnya ini, hanya di belikan makanan saja sudah
bahagia sekali.
Berbeda dengan wanita lain yang minta di belikan
perhiasan. Tapi Ara berbeda dan tentunya Rion suka sekali
dengan sifat Ara yang tidak sombong, rendah hati, dia kira
Ara adalah sesosok gadis yang suka belanja foya-foya. Tapi
berbeda saat Rion memberikan black card nya kepada Ara.
Hanya Ara gunakan untuk membeli kebutuhan rumah,
aat Rion menyuruh Ara untuk berbelanja jawaban Ara
membuatnya tersenyum.
Aku enggak suka belanja Mas, lebih baik uang Mas di
tabung aja buat masa depan anak-anak kita nanti'
"Yaudah, yuk kita pulang angin malam nggak baik untuk
kesehatan,"
Setelah membayar pesenan mereka, Rion menarik
lembut tangan Ara, menggandengnya berjalan keluar
restoran.
Siang hari ini Rion bersama Ara akan mendatangi pesta
ulang tahun teman kerja Rion.Rion mempunyai perusahaan
yang bernama MADDISON CROP perusahaan yang bergerak
dibidang perhotelan, restoran dan pertambangan dan masih
banyak lagi.
Eternity Publishing | 55
Page number 56
Kini Rion sudah keluar dari kamar mandi, dengan ra
segarnya karena sudah berendam di air hangat merilex kan
otot-ototnya yang tegang karena kebanyakn bekerja.
"Sayang, kamu buruan mandi gih!," perintah Rion
Ara yang lagi enak-enaknya tiduran sembari menonton
ty, mengalihkan pandangan nya ke arah Rion yang baru saja
keluar dari kamar mandi.
"Nanti aja ya mas, lagi seru ini sinetron nya."
Pandangan Rion mulai tertuju pada tv yang berada di
kamarnya, yang menampilkan sinetron seorang wanita yang
haus akan harta suaminya, dan setelah suaminya bangkrut
malah cari pacar yang kaya.
Rion malah bergidik ngeri, melihat adegan sinetron itu.
Dalam hati dia berkata ' tumben banget nih Ara nonton
nya yang kaya gini, bisa-bisa otak polos Ara tercemari sama
sinetron ini. harus dibasmi ini' seketika itu Rion
menggeleng-gelengkan kepalanya
negatif di otaknya.
Ara yang melihat Rion menggeleng-gelengkan kepala
hanya menaikan bahu tanda tidak tahu.
"Kamu kenapa sih Mas?,"
menghapus pikiran
"H-ah aku nggak papa kok, udah cepet kamu mandi dulu
Sana."
Dengan raut cemberut, Ara mulai beranjak dari
duduknya dan berjalan ke arah kamar mandi.
"Ish iya-iya,"
"Gak usah cemberut gitu! udah jelek tambah jelek nanti."
ejek Rion
Ara yang mendengar ejekan Rion, dalam hati berucap
sabar karena menghadapi sifat jail Rion ini.
Eternity Publishing | 56
Page number 57
Dielusnya dadanya sambil bergumam "aku diam, aku
cantik."
"Siapa bilang kamu cantik? Badan udah kaya buntelan
bakso gitu, tuh apa lagi kakinya bengkak kaya gajah."
Bener-bener ini si Rion nyari mati nih sama Ara, nggak
ada habis-habisan jailin Ara untung Ara punya stok sabar
banyak!
Kalau enggak udah Ara bikin jadi bakso tuh sih Rion.
"Seterah aku gak peduli!,"
"Udah jelek, ngambekan mulu"
Rion masih dengan aksinya menjaili Ara sampai Ara
menangis, karena bagi dia raut wajah Ara yang menangis itu
membuatnya gemas seakan ingin mengurung Ara di kamar.
Satu kata untuk Ara dari Rion? Gemash
"Huwaaaaaa Mas Rionn Jahattt,"
Sudah cukup Ara bersabar karena di jailin oleh Rion, dan
akhirnya dia menangis karena tak kuat menahan jailan Rion.
Rion yang melihat Ara menangis pun tersenyum
kemenangan karena misinya menjaili Ara terlaksana.
Dia mulai berjalan ke arah Ara, mendekap tubuh mungil
Ara dan mengelus rambut Ara.
"Cup-cup udah jangan nangis ya, Mas tadi bercanda kok"
Ara mendongakan kepalanya menatap Rion dengan
wajah yang memerah dan juga bibir melengkung keatas.
"Mas Jahattt"
Tangan mungil itu mulai memukul dada bidang Rion,
bukan nya merasa sakit atas pukulan tangan Ara, Rion malah
menikmati pukulan Ara ibarat pijatan untuk dia.
"Pukulan kamu ringan banget yang, nggak kerasa di
badan aku," kekeh Rion
Eternity Publishing | 57
Page number 58
Ini sih bukan tenaga nya yang kecil, tapi badan Rion aja
yang berotot mana keras banget lagi saat dia mukul tadi. Kan
tangan nya jadi sakit.
"Badan Mas aja yang keras, nih dada Mas aja keras
banget kaya tembok. tangan aku aja sampe sakit pukulnya,"
cemberut Ara
"Masa sih yang?,"
"lya"
Dengan gemash Rion menciumi wajah Ara, membuat Ara
kegelian
"Udah Mas risi tau gak?,"
Bukan nya mendegar keluhan Ara, Rion malah semakin
mengeratkan pelukan nya pada tubuh Ara. Sampai Ara susah
bernafas
"Mass ihh aku susah nafas inii," rengek Ara
"Yaudah sini aku kasih nafas buatan," goda Rion
"Enggak mau,"
Berulang kali Ara meronta-ronta meminta di lepaskan
pelukan Rion, tapi Rion malah semakin mengeratkan
pelukan mereka, dasar Rion jahil banget sih sama bumil!
Kini Ara sudah siap dengan dress berwarna merah tanpa
lengan, yang panjang nya sampai menutupi kakinya. Dengan
memakai hig heels setinggi 5 cm.
Wajah yang sudah dipoles make up sederhana tidak
menor, membuat kecantikan Ara semakin terlihat,
Rion yang memakai tuxedo hitam dengan rambut sedikit
acak-acakan membuat ketampanan nya berkali lipat sangat
tampan, bahkan Ara saja sampai terpesona. Rion mulai
melangkahkan
Eternity Publishing | 58
Page number 59
kakinya ke arah meja yang berada di dalam kamar
mereka, membuka laci meja dan mengambil sebuah vibtator
sebesar bola pingpong, dengan suntikan penahan asi.
Agar Asi Ara tidak keluar seharian ini.
"Apahhhh yangg kamuu masukannn Mass?," desah Ara
Disibaknya gaun merah Ara dan mulai memasukan
vibrator ke dalam liang Ara. Tepat di mulut vagina Ara,
Badan Ara mulai bergetar kala vibrator itu mulai
menempel di dinding vagina nya, dan dinyalakan dengan
kecepatan kencang.
"Akhhhh ahhh"
"Keluarinn Massss,"
Rion tersenyum puas melihat tubuh Ara bergoyang-
goyang saat vibrator itu mulai melakukan aksinya.
"Kamu tidak boleh melahirkan vibrator ini, sebelum kita
pulang dari acara temanku sayang" seringai Rion.
"Ahhh Masss Rionn"
Di pegangnya tangan Rion sembari menahan desahan
nya,
"Ohbh tidakkk Masss,"
Tangan Rion mulai beraksi mengelus perut buncit Ara
dengan lembut, malah semakin menambah gairah Ara.
"Ahhhhh Masss"
Desahan demi desahan keluar dari bibir Ara, tubuh Ara
bergetar hebat karena ulah vibrator suaminya ini bahkan
badan nya hampir lemas kala mengeluarkan orgasmenya
terus.
Di tengah perjalanan nya menuju pesta ulang tahun
teman Rion.
Eternity Publishing | 59
Page number 60
Ara tidak henti-hentinya menyebut nama Rion dari
desahan nya, dan Rion suka kala Ara menyebutkan namanya
dalam desahan nya.
Betapa tidak kuatnya Ara kala merasakan kedua kakinya
melemas dengan vibrator menempel di dinding vagina nya,
payudara nya yang berat nan sakit kala tak mengeluarkan
asinya. Puting nya yang tegang di tambah rasa mulas pada
perutnya. Bisa di pastikan anak nya yang berada di dalam
kandungan nya terganggu dengan keberadaan vibrator di
dalam vagina Ara.
Eternity Publishing | 60
Page number 61
"Mass Rionnnn"
"Apa sayang?," jawab Rion sembari mengocok vagina Ara
Ara dibuat melayang akan sentuhan Rion, dia
melampiaskan rasa sakit dan nikmatnya pada kursi
penumpang yang dia remas.
PS-09
"Lebihh cepattt Masss,"
Rion semakin mempercepat kocokan nya pada liang Ara,
Tubuh Ara mulai bergetar seperti akan mengeluarkan
sesuatu dari dalam, giginya bergelatuk tangan nya
mencengkram erat tangan Rion sebagai pelampiasan rasa
nikmat dan sakitnya.
Crott Crott
Keluar sudah orgasme Ara, tubuh dia sudah lemas sekali.
Saat lampu merah menyala, Rion menyempatkan
mengambil tisu yang berada di dashboard dan
membersihkan vagina Ara, dengan sisa-sisa orgasmenya.
Sebelum duduk di kursi tadi dress Ara sudah di naikan
ya sampai atas lutut, jadi biar gampang main nya kata Rion.
"Capek yang?,"
Ara tak menjawab pertanyaan Rion, dia hanya
menganggukan kepala sebagai jawaban nya.
"Udahhh Masss,"
Desah Ara saat tangan Rion sengaja mencubit vagina nya.
Sesampainya di parkiran pesta, Rion turun terlebih
dahulu dari mobil berjalan menuju pintu kemudi
membukakan pintu untuk Ara.
Eternity Publishing | 61
Page number 62
Dengan kesusahan berdiri, Ara mulai keluar dari mobil
dibantu dengan Rion.
"Shhhh" desis Ara kala anaknya menendang perutnya.
Diusapnya dengan sayang perutnya yang membuncit itu,
Setelah berdiri disamping Rion tangannya mulai
memeluk lengan kekar Rion, tangan Rion sudah bertenger
manis di pinggang Ara, memeluk possesif tubuh Ara. Kala
banyak kaum adam yang memandang tubuh Ara yang sangat
sexy menggunakan dress merahnya, dengan perut bulatnya
yang menambah kesan sexy.
Bahkan client Rion yang masih muda seumuran Rion
menatap terang-terangan tubuh Ara seakan ingin
menerkamnya, mata Rion mulai melotot kala banyak sekali
yang menatap tubuh Ara lapar dia tidak suka!
Ara hanya miliknya! Calon ibu dari anak-anaknya.
Dihadapan teman semasa sekolahnya dulu. Rion mulai
bertos ria ala laki-laki.
"Hey Bro! gimana kabar lo masih jomblo apa udah ada
cewek nih?" Tanya teman Rion yang bernama ANDREAS
MAXIMILLO dipanggil Andre.
"Kabar gue baik, dan pastinya gue udah ada pacarlah
kagak kaya lo jomblo dari lahir ups," ledek Rion
Seketika wajah Andre berubah masam, dalam hati dia
menyumpah serapahi sahabatnya ini.
"Dasar temen laknat lo!," ketus Andre
Bukan nya iba akan raut wajah masanm Andre, Rion
malah tertawa terpingkal-pingkal melihat raut Andre yang
masam.
"Bwahahahaa"
"Diem kagak lo, untung ini hari ultah gue. Kalau kagak
udah gue habisi lo,"
Eternity Publishing |62
Page number 63
Rion pun menghentikan tawanya kala merasakan
cubitan di pinggangnya.
"Aduh, sakit yang,
"Diem deh kasian temen kamu, kamu bully terus?" ujar
Ara menatap iba Andre.
"Kamu jangan kasian sama Andre, emang Andre mah
cocok dijadiin bahan bully." ledek Rion.
"Bangsat lo yon," ucap Andre
"Maaf ya kak Andre atas kelakuan Mas Rion, dan happy
birthday ya kak Andre maaf ya kalo kak Andre enggak suka
sama kado kita." ujar Ara dengan nada tak enak
Raut wajah Andre yang tadi masam, kini langsung
berubah ceria kala ucapan mendapat ucapan ultah dari Ara.
"Widih makasih ya cantik, kamu baik banget ucapin aku
ultah sama kasih kado, kagak kaya itu tuh," ucap Andre
menunjuk Rion dari ekor matanya.
"Heh bilang apa lo? Sama cewek gue."
"Cewek lo cantik? Ngapa kagak suka?." ledek Andre
"Apa lo kata? Dia cewek gue milik gue She Is Mine"
Rion langsung memeluk tubuh Ara dengan posessive
memperlihatkan kepada Andre bahwa Ara hanyalah
miliknya.
"lya-iya yang udah punya cewek,"
"Cantik nama kamu siapa?," tanya Andre pada Ara
Ara dengan malu-malu mengulurkan tangan nya
menerima uluran tangan Andre.
"Nama aku Arabella Saraswati, kak Andre bisa panggil
aku Ara,"
Rion yang merasa daerah sekitarnya panas, menyentak
tangan Ara yang tengah berkenalan dengan Andre.
"Kagak usah pegang-pegang cewek gue," amarah Rion.
Eternity Publishing | 63
Page number 64
Andre yang melihat kelakuan sahabat nya ini tengah
dilanda cemburu dalam hati terkekeh, lucu sekali
sahabatnya ini kalau cemburu.
"Gercep juga lo yon, udah bikin Ara tekdung aja. Oh iya
berapa bulan kandungan Ara?,"
"Iya dong Rion gituloh. udah masuk bulan ke 6,"
"Wah 6 bulan tapi kok perut Ara gedenya, nggak kaya
ibu-ibu hamil lain nya ya? Atau anak kalian kembar?."
"Mungkin, doain aja."
"Hahaha, oke kalau gitu gue ke sana ya mau nyapa yang
lain, nikmati hidangan nya."
Setelah mengucapkan itu, Andre mulai pergi menyapa
tamu-tamu yang lain.
Rion mlai mengalihkan penglihatan nya ke arah Ara,
yang tengah menunduk mengusap-usap perutnya.
"Sayang, kamu laper nggak?," tanya Rion
Ara yang mendengar ucapan Rion, mulai mendogakkan
wajahnya memandang wajah tampan Rion bak dewa yunani,
mata biru nya yang membuat Ara tenang karena menatap
bola mata biru itu.
"Laper hehe," cengir Ara.
"Yaudah yuk kita ke stan makanan"
Mereka berdua mulai berjalan ke arah stan makanan.
Sesampainya di stan makanan, Rion mulai mengambil
sepiring nasi beserta lauk pauk dan segelas minuman sirup
merah,
"Loh Mas kok cuman ambil satu?," tanya Ara bingung
"Sengaja, biar kita makan seporsi berdua. biar romantis."
Ara langsung memutar bola malas, melihat tingkah aneh
Rion.
Eternity Publishing | 64
Page number 65
Mereka mulai melangkahkan kakinya ke kursi yang
disediakan.
Rion mulai mendudukan bokongnya di kursi, di ikuti Ara
yang duduk di samping Rion, Rion menolehkan pandangan
nya ke arah Ara yang duduk di sampingnya.
"Loh yang, kamu ngapain duduk di situ, sini duduk sini,"
Rion menepuk kedua pahanya, menyuruh Ara duduk di
pangkuan Rion. Ara sontak menggelengkan kepalanya
menolak tawaran Rion.
"Nggak Mas,"
"Ayolah sayang"
"Enggak mau Mas"
"Duduk sini Arabella Saraswati" ujar Rion dengan nada
dingin
Jika Rion sudah memanggil nama lengkapnya, artinya
Ara harus menuruti perintah Rion. Karena perintah Rion
tidak bisa di ganggu gugat!
"Iya" pasrah Ara
Ara mulai menuruti perintah Rion dan mulai beranjak
dari duduknya dan mulai duduk di atas pangkuan Rion.
"Shh ahhh" desis Ara
Kala tak sengaja pantatnya menduduki junior Rion yang
sudah mengeras di dalam celana Rion.
Rion sengaja menggesek-gesekan juniornya di
bongkahan pantat Ara yang besar,
"Ayo makann mass" desah Ara dengan nada pelan.
Sepiring nasi beserta lauk pauk itu sudah berada di
tangan Rion,
Rion mulai menyendokkan sesendok nasi dan lauk
menyuapi Ara,
Eternity Publishing | 65
Page number 66
Kini Ara mulai mengambil sendok yang tadi di pegang
Rion untuk menyuapi dirinya, dan menyuapi Rion.
PS-10
Mereka berdua tak sadar kala banyak pasang mata
menatap mereka yang tengah mengumbar kemesraan di
acara ulang tahun Andre.
Bahkan Andre menatap jengah ke arah Rion dan Ara
yang sedang enak-enak nya dengan aksi suap-suapan
mereka.
Dalam hati Andre menyumpah serapahi Rion,
'Dasar teman laknat! Malah pamer kemesraan di acara
ulang tahun gue. kan gue jadi iri karena kagak punya pacar
hadehh nasih gue begini amatt jomblo dari lahir'
-Batin Andre membayangkan nasib nya yang masih
jomblo-
Sesaat kemudian Ara merasakan tendangan keras di
perutnya.
"Ahhh Mass"
"Kenapa?,"
"Anak kita nendangnya kenceng banget," ujar Ara
Rion menghela napas lega. Dia pikir Ara kenapa
Tangan Rion mulai mengelus perut buncit Ara, sesekali
tangan nya merambat ke arah vagina Ara yang tertutupi
dressnya,
"Masss Rionnn" desah Ara
Ara meliuk-liukam tubuhnya kala vibrator yang
menempel di vagina nya masih bergetar dengan kecepatan
kencang
Eternity Publishing | 66
Page number 67
Dia mulai mencengkram tangan
pelampiasan.
"Mass udahhh,"
"Ahhh ahhh"
Rion menjadi
Ara tidak bisa menahan desahan nya kala junior Rion
mulai menusuk-nusuk pantatnya dia bisa melihat raut wajah
Rion yang sudah horny,
Rion sudah tidak kuat menahan hasratnya ingin bercinta
dengan Ara,
"Sayang ayo kita pulang, aku udah enggak kuat
nerkam kamu," bisik Rion dengan nada seraknya.
Ara yang sudah tidak kuat dengan vibrator ini
menyetujui ajakan Rion untuk pulang, karena perutnya
sudah mulas dia tidak kuat menahan mulas di perutnya,
"Yaudah, ayo pulang"
Mereka berdua mulai beranjak dari duduk mulai
berjalan bergandengan tangan keluar menuju mobil mereka,
Tiga bulan telah berlalu, kini kandungan Ara berumur 9
bulan, saat ini dia tengah mengepel lantai dengan ke adaan
telanjang, dan Rion yang masih tidur.
Dengan keadaan menungging, dari tadi subuh dia sudah
merasakan sakit di perutnya, mungkin kontraksi, tangan nya
tak henti-hentinya mengelus perut besar nya.
Selesai mengerjakan pekerjaan nya Ara segera berjalan
menuju kamar, menghampiri Rion memang di mansion Rion
ini hanya ada dirinya dan Rion, tanpa adanya Art. Dengan
pelan-pelan dia berjalan menuju tangga, payudaranya
bahkan sudah luber dengan cairan asi yang sudah keluar.
Dikamar Ara mendapati Rion tengah tidur dengan ke
adaan tengkurap,
Eternity Publishing | 67
Page number 68
"Mas Rion bangun dulu," ucap Ara sambil menggoyang-
kan lengan Rion
" Mas Rion ayo bangun," ucap Ara sekali lagi
Dan Rion pun membuka matanya, mulai duduk
menyender kepala ranjang,
"Ada apa hmm,?" Tanya Rion dengan mata sudah
terbuka
Ara pun mulai bergerak duduk di pangkuan Rion,
posisinya menghadap Rion dengan perut Ara yang
menempel di perut abs Rion,
"Ini putingku gatel, tolong kamu sesepin dong,"
Tanpa menunggu lama Rion pun mulai mengulum
payudara Ara dan satu tangan nya yang menganggur mulai
meremas payudara Ara yang satunya.
"Ahhhh lebihhh cepatttt,"
Tangan Ara pun menekan kepala Rion yang sedang
menyusu kepadanya,
"lyaahh disituhhhh gigitttt,"
Rion pun mulai menuruti perintah Ara,
Glek
Glek
Glek
Suara Jakun Rion yang naik turun saat menelan Asi Ara
pun terdengar, besarnya payudara Ara membuat Rion suka
kini tangan nya mulai meremas memilin mencubit puting
Ara, mungkin lain kali dia akan memberi suntikan cairan
pembesar payudara.
"Sudah selesai," ucap Rion
"Yaudah yuk kita makan, aku tadi udah masak capcay
kesukaan kamu," jawab Ara
"Kiss dulu,"
Eternity Publishing |68
Page number 69
"Enggak kamu bau belum mandi,"
"Ayolah sayang, kiss dulu,"
"Iya iya," pasrah Ara dengan cepat Ara pun mulai
mengecup bibir Rion,
Mereka berdua pun berjalan dengan bergandengan
tangan menuruni tangga, di sela-sela jalan
"Loh Sayang itu cairan apa yang ada di vagina kamu,?"
Tanya Rion sembari memperhatikan vagina Ara yang di
penuhi lendir
"Kayak nya aku mau melahirkan deh, soalnya subuh tadi
udah mulai kontraksi,"
"Kenapa enggak bilang" bentak Rion
"Hikss tadi kamu tidur, aku enggak tega bangunin kamu."
"Maaf ya aku khawatir sama kamu, sampe bentak
kamu,?" Lirih Rion sembari memeluk Ara.
Dengan sesengukan Ara pun membalas pelukan Rion,
"Udah ya jangan nangis, kan kamu belum makan yuk kita
makan dulu, nanti setelah makan aku cek kamu bukaan
berapa,?"
Tibalah mereka sampai di meja makan, mereka berdua
pun mulai makan dengan tenang,
Dua puluh menit berlalu mereka berdua telah selesai
makan, Ara pun mulai mencuci piring di sela sela dia
mencuci piring bayi nya pun menendang keras perutnya.
"Ashhh,"
"Kamu kenapa sayang,?" Tanya Rion panik
"Perutt akuu sakittt," ringis Ara sembari tangan nya
memegang lengan Rion sebagai pelampiasan rasa sakitnya.
"Ayo kita duduk di sofa dulu," Rion mulai menggandeng
tubuh Ara menuju sofa ruang tamu.
Eternity Publishing | 69
Page number 70
Tiba di sana Rion mendudukan bokong nya di sofa dan
Ara di pangkuan nya posisi Ara membelakangi dirinya.
Tangan nya mulai masuk ke liang vagina Ara mengecek
berapa bukaan Ara.
Jemari nya yang masuk ke vagina Ara serasa di jepit oleh
vagina Ara.
"Kamu baru bukaan lima sayang,'
"Sakitt Mas aku pengen ngeden ini,"
"Jangan ngeden dulu sayang bukaan kamu belum
sempurna nanti kalau vagina kamu robek gimana,"
"Tapi ahhhh sakittt,"
"Bentar sayang aku ke kamar dulu,"
Dengan tergesa gesa Rion berjalan ke arah kamar,
setelah mengambil barang yang di ambilnya, setelah itu dia
berjalan menuju sofa
Sesampainya di depan Ara Rion pun mulai berjongkok
tepat di tubuhnya menghadap Perut buncit Ara.
"Maaf ya sayang kalau aku enggak romantis, tapi ini dia
aku yang sebenarnya adalah cowok dingin cuek ngirit bicara,
tapi setelah ketemu kamu di jalan saat itu aku bener bener
cinta pada pandangan pertama sama kamu, aku sadar kalau
selama ini aku belum bisa buat kamu bahagia tapi aku akan
berusaha membuat kamu bahagia hidup bersama aku dan
anak kita nantinya jadi will you marry me,?"
Ara yang mendengar penuturan Rion pun tak sadar
menitikan air matanya. Sungguh dia sangat bahagia hidup
bersama Rion dan impian nya hidup bersama orang yang dia
sayangi terkabul,
Dia bersyukur saat kedua orang tuanya telah tiada ada
Rion yang hadir membawa kebahagiaan untuk dia,
"lya aku mau," ucap Ara menjawab lamaran Rion
Eternity Publishing | 70
Page number 71
Rion yang mendengar jawaban Ara pun dengan segera
memakaikan cincin di jari manis Ara dan memeluk nya.
Eternity Publishing | 71
Page number 72
"Makasih telah hadir di hidupku aku mencintaimu Ara
Saraswati," ucap Rion
Ara
"Aku juga mencintaimu Arion Giovano Maddison" jawab
PS-11
Mereka berpelukan dengan keadaan perasaan yang sama
sama bahagia.
"Akhhhh,"
"Ada apa sayang?,"
"Perutku sakit lagi ini,"
"Bentar aku cek lagi,"
"Pembukaanmu sudah pembukaan tujuh sayang."
"Huhh hahhh,"
Tiba tiba Rion mulai menyuntikan cairan penunda
kelahiran ke perut Ara, perut Ara yang semula sakit kini jadi
tidak sakit lagi.
"Maaf ya sayang aku menyuntikan kamu cairan penunda
kelahiran, aku masih mau lihat kamu dengan perut telanjang
aku mau kamu melahirkan pada saat setelah sehari kita
menikah," pinta Rion
"Tapi sampai kapan,?"
"Dua bulan lagi kita akan menikah,"
"Aku tidak menyangka pertemuan
pertemuan pertama kita
menjadikan kita menjadi pasangan hidup," lirih Ara
"Apa kamu bahagia hidup bersama aku?,"
"Sungguh aku bahagia hidup bersama kamu Rion
sayang"
"Kamu panggil aku apa tadi,"
"S-ayang kenapa,kamu tidak suka,?"
Eternity Publishing | 72
Page number 73
"Tidak aku sangat suka panggilan kamu sayang,"
Rion pun mulai mengecup dahi Ara dan perut buncit Ara.
"Baik-baik di dalam ya sayang. Daddy sama Mommy
enggak sabar tunggu kamu lahir," ucap Rion kepada
kandungan Ara.
Pagi ini di mansion Rion tengah heboh dengan teriakan
membahana Ara,
Ara yang tengah memasak makanan pagi di dapur,
"Ck, udah jam setengah tujuh Mas Rion kok belum,
bangun-bangun sih,"
Setelah mematikan kompor Ara pun berjalan menaiki
tangga dengan sangat pelan, baru menaiki lima tangga saja
dirinya sudah ngos-ngosan apalagi dengan perut nya yang
besar, kandungan nya pun sudah berumur 10 bulan.
Satu bulan lagi dirinya akan menikah dan buah hatinya
dengan Rion akan segera lahir ke dunia ini,
Pinggang nya pun mulai sakit dan juga kakinya yang
semakin membengkak,
"Hosh hosh capek banget,"
Saat sampai di kamar nya Ara pun segera
membangunkan Rion, dengan menjewer telingan Rion.
"Mas Rion bangun, mandi terus kerja," teriak Ara
"Aduduh telinga aku sakit yang, tega banget bangunin
aku pakai acara jewer telinga segala,"
"Siapa suruh dibangunin dari tadi enggak bangun-
bangun," ucap Ara berkacalk pinggang sembari kedua tangan
nya di letakan di pinggang
"Capek aku yang, enggak usah kerja deh," melas Rion
"Pokoknya kamu berangkat enggak usah bolos kerja,"
"Tapi aku bos nya yang jadi bebaslah aku bolos kerja,"
ucap Rion dengan Pd nya.
Eternity Publishing | 73
Page number 74
"Mentang-mentang bos seenaknya aja," sindir Ara
"Namanya juga bos, pokoknya aku bolos kerja aja deh
capek aku kerja cuma, liatin berkas-berkas mending liatin
tubuh kamu yang telanjang ini aku ikhlas kok," mesum Rion
"Kalau kamu enggak kerja enggak ada jatah selama
sebulan," ancam Ara
Mendengar ancaman Ara pun membuat Rion menciut
mending kerja daripada enggak dapet jatah, kasian Rion
junior enggak dapet kehangatan dalam sarangnya.
"lya-iya aku kerja, bentar aku mandi dulu,"
Tubuh Rion pun mulai hilang dari pandangan Ara, Ara
pun segera menyiapkan pakaian untuk Rion,
Lima belas menit berlalu Rion pun keluar dari kamar
mandi dengan handuk yang melilit di pinggang nya,
membuat Ara yang melihat bersemu merah di pipinya.
"Enggak usah malu, tiap hari aja lihat kok masih malu,"
goda Rion
"Kamu apasih," elak Ara
"Masih aja malu, ini semua mnilik kamu kok kalau mnau
pegang juga boleh," seringai Rion
"Udah sana pakai baju aku tunggu di ruang makan,"
Tubuh Ara pun sudah keluar dari kamar, Rion yang
melihat tingkah malu Ara pun hanya terkekeh pelan.
Didepan teras mansion kini terdapat Rion yang sedang
berpamitan kerja kepada Ara,
"Sayang, aku berangkat kerja dulu ya," pamit Rion
"lya hati-hati di jalan,"
Mendengar perhatian kecil dari Ara membuat hati Rion,
menghangat sungguh beruntung sekali dia bisa menjadi
pacar Ara dan akan menjadi suami Ara,
Eternity Publishing| 74
Page number 75
Kini Rion mulai berjongkok nmemposisikan tubuhnya ke
depan perut buncit Ara,
"Selamat pagi anak daddy, baik-baik di dalam perut
mommy ya, daddy kerja dulu jangan nakal-nakal," pamit
Rion pada perut Ara yang terdapat anak-anaknya di dalam
sana dengan terlapisi daster.
"lya kami enggak nakal kok daddy, daddy semangat kerja
nya ya," suara Ara menirukan suara khas anak kecil.
Rion pun berdiri dari jongkoknya, dan mengecup dahi
Ara sembari mengecup perut buncit Ara.
"Oh iya, nanti pas aku pulang kerja kamu pakai baju yang
udah aku siapin di lemari ya yang ada kotak warna
"Iya nanti aku pake, nanti kamu pulang jam berapa,?"
"Jam tujuh aku pulang."
"Yaudah aku berangkat love you,"
"Iya, love you too,"
Rion yang tadi fokus mengerjakan pekerjaan nya kini
mulai menatap jam di pergelangan tangan nya, jam mulai
menunjukan pukul setengah tujuh malam,
Dia pun bergegas membereskan berkas-berkasnya dan
mulai mnengambil kunci mobilnya keluar menuju parkiran
mobil,
Dilain tempat Ara sudah selesai memasak dan sudah
mandi, di dalanm kamar dia mulai mencari kotak berwarna
merah yang di bicarakan Rion tadi.
Dan gotcha dia sudah menemukan kotak itu, dan mulai
membuka nya betapa terkejutnya dia melihat baju yang
dibelikan oleh Rion, gimana tidak terkejut jika dia di belikan
lingrei yang berwarna hitam transparan seperti tidak
memakai baju.
Eternity Publishing | 75
Page number 76
Dan dia pun mulai memakainya karna jam sudah
menunjukan pukul setengah tujuh, dan lingrei itu sudah
menempel di tubuhnya akan tetapi lingrei tersebut,
sangatlah sempit karna perutnya yang besar membuat
lingrei itu tertarik ke atas dan vagina nya pun terpampang
dengan jelas
Payudaranya pun mulai menyembul keluar karena
payudaranya sangatlah besar ukuran payudaranya Ara ialah
38D sangatlah besar nan mnontok untuk ukuran Rion.
Saat dirinya sedang asiknya mengaca, terdengarlah
suara mobil dan dia yakini itu adalah mobil Rion,
Kakinya pun mulai melangkah ke arah pintu,
sesampainya di sana dia mulai membukakan pintu untuk
Rion.
Dan nampaklah Rion dengan wajah lelahnya,
"Kamu sangat sexy sekali sayang," suara Rion dengan
serak dengan memeluk tubuh sexy Ara.
"Ih jangan peluk-peluk ah mandi dulu sana,"
"Tapi aku sanggat rindu padamu sayang," melas Rion
"Enggak mandi dulu sana, kamu bau keringet kalau
enggak mandi aku ganti baju nih," ancam Ara
"Oke,"
Lalu mereka berdua berjalan menuju kamar,
Sesampainya di kamar Rion mulai melepas semua
pakaian nya di hadapan Ara tanpa rasa malu,
"Ih kamu lepas baju di kamar mandi sana,"
"Kelamaan mending disini,"
Rion pun mulai masuk ke dalam kamar mandi, dan Ara
pun menyiapkan pakaian untuk Rion, Lima belas menitan
Rion mandi, Rion pun keluar dari kamar mandi dengar
handuk melilit pinggang nya,
Eternity Publishing | 76
Page number 77
Rion melihat Ara yang tengah berdiri di depan kaca
sembari mengelus perutnya yang buncit yang terhalang
PS-12
Ara pun tersentak kaget saat sedang asik-asiknya
mengelus perutnya tiba-tiba ada tangan kekar yang
melingkar di pinggang nya,
Siapa lagi kalau bukan Rion
Bahkan tangan Rion tengah menjelajah ke arah vagina
nya, mengocok liang nya dengan dua tangan nya
"Ahhhh lepaskannn tanganmu Masss,"
"Aku tidak akan melepaskan tanganku dari liang mu,"
Saat Ara akan mencapai klimaks tangan Rion yang
sedang mengocok liang nya pun berhenti membuat dia
frustasi karena tidak bisa mengeluarkan cairan nya,
Melihat ke frustasian Ara membuat Rion terkekeh dalam
hati,
"Pliss Mas masuki aku," bujuk Ara agar Rion memasuki
pasalnya dia sudah horny hormon kehamilan nya membuat
dirinya seperti kurang belaian Rion,
"Bilang sekali lagi keinginanmu,"
"Pliss Mas Rion masuki aku ahh," pinta Ara dengan
segaja mengesekan hidung nya di tengkuk Rion
Lalu tanpa aba-aba Rion menghempaskan tubuh Ara ke
kasur, dan mulai mencium bibir Ara yang membuat candu,
Tangan nya dengan gesit merobek lingrei yang dipakai
Ara,
Payudara Ara pun di remas oleh tangan Rion, sedangkan
tangan yang satunya mengocok vagina Ara,
Eternity Publishing | 77
Page number 78
"Argghmmmm," desah kenikmatan Ara
"Ahhh jariku terasaa terjepitt,"
"Ohhh fasterrr sayangg,
"Desahkan namaku sayangg"
"Massss Rioooonnnnn ahhhh,"
Ara pun meliuk liukan tubuh sexy nya, badan nya pun
bergetar tanda dia akan sampai pada pelepasan nya.
Crottt Crottt
"Ahhhhh ahhhhh,"
Jari Rion pun mulai keluar dari vagina Ara, dan mulai
menjilati cairan Ara,
Juniornya pun sudah mulai keras nan tegang, ujung
kepala juniornya pun mulai dia gesek-gesekan ke vagina Ara.
"Shhhhh ahhh masukinnn sayang," pinta Ara
"Baiklah sayangg8
Tubuh mereka pun mulai bergerak Rion dengan cepat
pun menambah sodokan nya ke liang Ara,
Kedua tangan Rion melingkar di pinggang Ara
mengangkat bokong padat Ara, agar juniornya semakin
dalam sambil meremas bokong Ara,
Crottt Crottt
Mereka pun sampai pada pelepasan nya, seperti Rion
yang menumpahkan cairan sperma nya ke vagina Ara
dengan banyak sampai tumpah-tumpah.
Kini Rion dan Ara tengah berada di mansion keluarga
Rion yang tak lain adalah keluarga Maddison,
Kini di ruang tamu terdapat Rion dan Ara beserta kedua
orang tua Rion yang bernama Sean Maddison, Ayah Rion dan
juga Maya Maddison, Bunda Rion.
Eternity Publishing | 78
Page number 79
"Jadi ini calon mantu bunda Rion,?" Tanya Maya bunda
Rion,
"lya bun gimana cantik enggak,?" Jawab Rion sembari
memeluk Ara dari samping.
"Ya ampun kamu cantik banget, manis lagi kenapa
enggak dari dulu aja sih kamu kenalin ke bunda," gerutu
bunda
"Ya maaf bun."
"Hallo cantik kamu namanya siapa,?" Tanya bunda
dengan ramah.
Mendengar ucapan bunda yang mengajaknya berkenalan
membuat Ara yang sendari tadi gugup jadi, agak rilex
"Arabella Saraswati tante," ucap Ara dengan gugup
"Namanya cantik seperti orangnya, ah iya panggil saya
bunda dan ayah Rion Ayah,"
"l-ya bun,"
Melihat kegugupan Ara membuat kedua orang tua Rion
tersenyum mereka senang jika calon menantu mereka baik,
"Kandungan kamu berapa bulan,?" Tanya Ayah Rion
"Delapan bulan yah, bulan depan sembilan bulan," jawab
Ara dengan berbohong pasalnya
kandungan nya kini berumur 10 bulan bukan 8 bulan.
"Dasar anak nakal, udah punya calon istri belum di
kenalin ke bunda dateng-dateng malah bawa calon nya udah
hamil besar kamu itu anak siapa sih," gerutu bunda
"Ya anak bunda sama ayah lah masa anak siapa,?"
"Kamu kok nyebelin sih, dasar keturunan nya sean ya
gini," dumel bunda
"Loh kok ayah di bawa-bawa sih bun,"
Eternity Publishing | 79
Page number 80
"Yaiya kamu kan ayah Rion sifat nya tuh sama kamu tau
enggak, cerita Rion tuh sama persis kaya cerita kita dulu,
pusing aku tuh."
"Ya kan aku enggak tahan kalau di dekat kamu bun, bawa
pengen cepet-cepet nyoblos iya enggak boy," jawab
santai Sean
"Iya dong yah," balas Rion.
Sedangkan Bunda dan Ara hanya bisa menghela napas,
sudahlah nasib mereka dapet suami kaya mereka,
"Ya ampun perut kamu besar banget sih sayang, pasti
capek ya kalau buat bergerak," ucap
cap bunda sembari
mengelus perut Ara.
"Iya bun tapi aku nikmatin kok peranku jadi ibu hamil,"
"Akhirnya Bunda punya temen lavwan dua orang itu tuh,
bunda dulu suka pusing kalau ayah sama Rion bikin ulah
mereka tuh kompak banget bikin bunda pusing, mana bunda
enggak punya temen buat lawan mereka, tapi sekarang ada
kamu calon mantu bunda,"
"Iya bun, di mansion kadang aku juga pusing kalau
bangunin Rion enggak bangun-bangun," curhat Ara
"Itu mah kita sama sayang bunda bahkan sampai greget
bangunin nya kebonya itu bikin bunda ngelus dada,"
Rion dan Ayah yang melihat Bunda dan Ara tengah
mengosipi mereka pun hanya bisa memutar bola matanya
malas,
"Dasar perempuan kalo udah ketemu bawaan nya ghibah
mulu, udah yang di gibahin di depan yang digibahin lagi,"
sindir Rion dan Ayah nya
"Apaan sih kalian biarin lah," sahut bunda cuek.
Kini Rion beserta Ara masih berada di mansion keluarga
Maddison,
Eternity Publishing | 80
Page number 81
Mereka tengah berada di meja makan, tetapi ada satu
orang yang menyita perhatian Ara, pasal nya tadi Ara tengah
sibuk memasak jadi tidak tahu kalau ada tamu.
Sesudah makan malam Ayah beserta Rion tengah berada
di ruang kerja Ayah, membicarakan soal pekerjaan.
Hanya ada bunda Ara dan satu wanita.
"Ara sini sayang, ini ada sepupu Rion namanya Misha
Fashira,"
Ara tengah memandangi sepupu Rion yang bernama
Misha dilihat dari tatapan Misha kepada nya sangat ketara
tidak suka dengan dirinya.
"Kenalin gue Misha sepupu Rion," sapa Misha
"Aku Ara calon istri Rion,"
"Nah sudah pada kenalan bunda tinggal dulu ya mau ke
ruang Ayah sebentar kalian ngobrol dulu,"
Selepas perginya Bunda Misha dan Ara masih berada di
dapur dengan Ara mencuci piring,
"Lo enggak usah belagu dulu, gue tuh enggak suka Rion
bersanding sama lo,"
"Maaf misha tapi aku salah apa,?"
"Salah lo itu lo hadir di hidup Rion, jalang kayak lo gu
enggak pantes hidup sama Rion dengan lo mengandung anak
orang lain dan minta pertanggung jawaban Rion kalau bukan
jalang apalagi sebutan buat lo,"
"Aku bukan seperti yang kamu bicarakan Misha, anak
yang aku kandung ini anak Rion," bela Ara yang tak trima
harga dirinya di injak-injak
"Oh ya, lo tuh cuma jalang yang jual diri, ke Rion yang
haus akan hartanya,"
"Jaga bicaramu Misha," marah Ara
Eternity Publishing | 81
Page number 82
PS-13
Tubuh Misha pun mulai mendekat ke arah Ara setelah
sampai di depan Ara Misha dengan tidak teganya
menjambak rambut Ara,
"Lepasin misha sakitt,"
"Lepasin enak banget lo bilang nya,"
"Hikss sakit Misha,"
"Gue enggak akan lepasin Lo, gue akan bikin lo
menderita beserta anak lo, Gue yang udah lama suka sama
Rion dengan seenaknya lo hadir di hidup Rion rebut Rion
dari gue," bentak Misha
"Bukan salah aku kita saling mencintai, aku mohon
lepasin aku misha,"
"Gue akan lepasin lo, asal lo kasih Rion ke gue,"
"Enggak aku enggak mau, kasih Mas Rion ke kamu aku
sayang Mas Rion,"
Mendengar jawaban Ara yang tak sesui ekspetasi Misha,
Misha pun melepas jambakan nya dan
mendorong tubuh Ara.
Ara yang tubuhnya di dorong Misha pun hanya bisa
pasrah apa yang akan terjadi.
"MISHAAAA APA YANG LO LAKUIN KE ARA HAH"
Murka Rion sambil mendekap tubuh Ara yang tadi di
dorong Misha, untung dirinya dengan cepat menangkap
tubuh Ara kalau tidak bagaimana nasib Ara dan anaknya.
Misha yang mendengar suara Rion pun tubuhnya
menegang seketika, matanya melotot saat tubuh Ara yang
seharusnya jatuh ke lantai, tetapi tidak sesuai ekspetasinya
malah terjatuh ke dalam pelukan Rion,
Eternity Publishing | 82
Page number 83
"Hikss Mas aku takut anak kita kenapa-napa," tangis Ara
di dalam pelukan hangat Rion.
Rion yang mendengar tangis Ara pun mengepalkan
tangan nya, wajah memerah penuh amarah, dan juga sorot
tajam nya yang membuat siapa saja yang melihat,akan
menundukan kepalanya takut.
Disisi lain di ruang kerja Ayah Rion, Ayah dan Bunda
Rion seperti mendengar akan keributan,
"Yah kita ke bawah yuk, perasaan bunda enggak tenang,"
gelisah bunda
"Yaudah kita susul Rion ke bawah,"
Orang tua Rion pun mulai keluar dari ruang kerja, dan
melangkahkan kakinya ke arah Dapur tepat dimana
keributan itu terjadi,
Betapa terkejut nya mereka saat sampai di dapur,
terlihat Ara yang sedang berada di pelukan Rion sembari
menangis, ada Misha yang menatap Rion dan Ara penuh
benci.
"Apa yang sebenarnya terjadi,?" Tanya Bunda
"Dia berniat menyelakai Ara dan Anak aku bun," tunjuk
Rion pada Misha
"Kenapa kamu lakuin itu Misha, Apa yang membuat
kamu seperti ini,?" Tanya Bunda kepada Misha
"Tante tanya kenapa aku ngelakuin ini,?" jawab Misha
"Aku ngelakuin ini karena dia, Jalang yang sudah menjual
dirinya kepada Rion, dan meminta pertanggung jawaban
Rion hanya untuk mengambil hartanya," lanjutnya berkata
"Jaga ucapan lo bangsat, Ara enggak seperti yang lo
bicarakan," bantah Rion
Eternity Publishing | 83
Page number 84
Sembari melangkahkan kakinya ke arah Misha berada,
dan menmegang bahu Misha dengan kuat membuat Misha
kesakitan dibuatnya.
"Emang bener kan dia itu hanya Jalang penggoda," teriak
Misha.
"Lo gila!,"
"Iya aku gila karena kamu Rion,"
"Bener-bener enggak waras lo, bahkan gue jijik lihat
kelakuan lo,"
"Asal kamu tahu Rion, aku udah lama suka sama kamu
tapi apa kamu enggak pernah respon perasaan aku, aku
cinta kamu Rion, aku enggak mau kamu dimiliki orang lain
cuma aku yang bisa milikin kamu,
"Gue bahkan enggak sudi di cintai manusia macam lo, lo
enggak inget kita sepupuan bangsat,"
"Iya aku tau kita punya hubungan darah, tapi aku cinta
sama kamu aku bakal bunuh wanita jalang itu beserta
anaknya biar dia, enggak jadi penghalang buat aku milikin
kamu," ucap Misha dengan gamblang.
"Apa mau lo hah!," ucap Rion dengan mencekik leher
Misha
Misha yang dicekik lehernya pun kesusahan bernafas,
Sedangkan Ara yang melihat kelakuan Rion pun
mengahmpiri Rion,
"Mas udah jangan begitu, kasian Misha enggak bisa
nafas," pinta Ara
"Enggak akan aku lepasin biarin dia mati sekalian," balas
Rion
"Bener kata Ara Rion, lepasin Misha kita bisa bicara baik-
baik," sahut Bunda
Eternity Publishing | 84
Page number 85
Kalian bertanya kemana Ayah, Ayah Rion sedang
menghubungi polisi saat mereka masuk dapur tadi, Ayah
Rion keluar sebentar untuk menghbungi polisi karena
firasatnya tidak enak.
Misha yang melihat Ara berada di dekat nya pun tak
menyianyiakan kesempatan, Misha pun menendang tulang
kering Rion.
"Akhhhh,"
Teriak Rion saat tulang kering nya di tendang oleh Misha,
saat cekikan Rion terlepas Misha pun menghampiri Ara dan
mulai menodongkan pisau ke tubuh Ara.
"Hiks Mas Rion,"
"Ara, lepasin Ara bitch," teriak Rion
"Enggak akan aku akan bunuh jalang ini sekarang juga,"
"Lepasin Ara Misha! jangan sakiti calon mantu tante
Misha tante mohon," pinta Bunda
"Aku enggak akan lepasin jalang ini, seharusnya aku
yang jadi calon mantu tante bukan dia tante,"
"Lo bener-bener," amarah Rion saat melihat wajah
ketakutan Ara.
Rion pun melangkahkan kakinya mendekati Ara dan
Misha.
"Jangan mendekat, kalo kamu mendekat jalang ini akan
musnah sekarang juga," ancam Misha kepada Rion.
Tiba-tiba polisi pun masuk ke dalam dapur bersama
Ayah Rion dibelakangnya,
Ayah Rion yang melihat calon mantunya berada di
tangan Misha dengan menodongkan pisau pun mulai
melototot, akan tindakan gila Misha.
"Tangkap dia pak polisi, dan tolong bantu lepaskan calon
mantu saya dari wanita gila itu," perintah Ayah Rion
Eternity Publishing | 85
Page number 86
"Baik pak, akan kami laksanakan," jawab kedua polisi itu.
Rion yang melihat kedua polisi itu pun mengehela napas
lega, pasalnya sebentar lagi akan ada yang membantunya
menyelematkan nyawa Ara dari wanita gila itu.
"Saudari Misha, tolong lepaskan pisau itu dari nyonya
Ara atau tidak anda akan kami tembak sekarang juga,"
ancam salah satu dari polisi itu.
"Enggak, aku enggak akan lepasin jalang ini,"
"Saya ingatkan sekali lagi, tolong lepaskan nyonya Ara,
kalau tidak terpaksa saya akan menembak anda,"
Melihat tingkah Misha yang keras kepala, tidak
memenuhi perintah polisi itu, membuat kedua
polisi itu geram dan salah satu dari polisi itu mulai
menembak kaki Misha.
'Dor'
"Arkhhhh," teriak Misha
Saat salah satu kakinya tertembak, membuat cekalan nya
pada Ara terlepas, dan Ara langsung melarikan dirinya ke
dalam dekapan Rion.
Kedua polisi itu pun mulai memborgol tangan Misha dan
mulai membawa keluar dari dapur menuju kantor polisi,
"Ara sayang kamu enggak papa kan,?" Tanya Rion
"Aku enggak papa Mas, aku takut banget sama Misha aku
takut dia nyelakain anak kita,"
"Udah dia enggak bakalan ganggu kita lagi,"
Bunda dan Ayah Rion pun menghampiri Ara dalam
pelukan Rion.
"Gimana keadaan kamu sayang, kamu baik-baik aja
kan?,"
"Ara baik kok bunda."
Eternity Publishing | 86
Page number 87
"Syukurlah bunda lega kamu enggak diapa apain sama
Misha tadi,
Sebelum keluar dari dapur mansion keluarga Maddison,
Misha yang dibawa kedua polisi itu pun berteriak seperti
orang gila.
"AWASSS LOO JALANG GUE ENGGAK AKAN TINGGAL
DIAM BUAT GANGGU HIDUP LO SAMA RION, TUNGGU
PEMBALASAN DARI GUE,"
Saat ini Ara tengah berada di dalam kamar,dia tengah
menunggu Rion yang tengah mandi.
Baju yang Ara kenakan saat ini adalah dress santai
berwarna putih yang sangat terlihat ketat karna perutnya
yang menonjol dengan sempurna. Jangan lupakan sneaker
warna putih yang ia kenakan.
Kenapa dia memilih sneaker, karena itu perintah Rion.
Rion melarang dia menggunakan hig hels tinggi takut terjadi
Dress dengan menampakan pahanya yang putih dan
potongan dada rendah, sangat pas dipakainya.
Eternity Publishing | 87
Page number 88
PS-15
Kini dia tengah duduk dan memainkan handphone
belogo apel digigit milik Rion.Terdengarlah suara pintu
kamar mandi yang terbuka, menampilkan Rion yang sudah
berpakain
rapi dengan celana jeans berwarna hitam dan sweater
berwarna maron.
Membuat dirinya semakin tampan dimata Ara, bahkan
Ara berharap jika anak nya nanti yang lahir laki-laki senmoga
anaknya bisa setampan Papanya itu,
"Bengong aja nih sayangku," ujar Rion sembari
melambaikan tangan nya di depan wajah Ara.
Melihat Ara yang masih melamun, ide jahil pun
menghampiri pikiran Rion.
Dengan jahil, tangan Rion mencubit vagina Ara dengan
gemash yang tak terhalangi celana dalam, Ara pun tersentak
dan menabok lengan Rion.
"Akhhh Mass kamu jahill bangett,"
"Makanya kamu jangan ngelamun aja, aku tau aku
ganteng kok, dan lelaki didepan kamu ini juga milik
kamu.mau kamu karungin di kamar terus aku gapapa sampe
kamu ngedesah ah ah," goda Rion
Muka Ara pun memerah karena godaan Rion,
"Ih mana ada aku gitu," elak Ara
"lya apalagi pas fasterr sayangg ahhh ahhh," goda Rion
lagi
Tangan Ara pun mencubit perut abs Rion,
"Diemm ihhh, aku malu tau,
Eternity Publishing | 88
Page number 89
Ucap Ara sambil menyembunyikan wajahnya di dada
bidang Rion, Rion yang melihat tingkah calon istrinya pun
terkekeh, dan mengecup kening Ara
"Sayang sini lihat aku,"
"Enggak aku masih malu," ujar Ara yang semakin
menyembunyikan wajahnya di tengkuk Rion.
"Yaudah kalo gitu kita ke kamar aja terus, enggak usah
pergi beli perlengkapan baby,"
"Gak mau ayo kita beli perlengkapan baby,"
"Ada syaratnya,"
"Apa?,"
"Nanti malam sampai subuh,"
"Kan masih di rumah orang tua kamu," bujuk Ara
"Habis pulang belanja kita langsung pulang ke rumah,
nanti aku bilang sama papa,"
"Tapi-"
"Mau sampe subuh atau mau sampe seminggu biar kamu
enggak bisa jalan," ancam Rion sambil menaik turunkan
alisnya.
"Iya aku mau,"
"Mau apa,?" Goda Rion
"Ish itu yang making love sampe subuh,"
"Yah aku kira, mau making love sampai seminggu,"
"Dasar mesum!!"
"Yang penting mesum nya sama kamu aja,"
Mendengar ucapan vulgar dari mulut Rion membuat Ara
menjadi salah tingkah,
"Ayo belanja jangan mesum mulu," rengek Ara
"Iya sayang iya,"
Eternity Publishing |89
Page number 90
Sesampainya di ruang tamu, Rion dan Ara menghampiri
orang tua Rion yang tengah menonton tv.
"Bun Yah aku mau belanja kebutuhan baby sama Ara,"
ujar Rion
"Yaudah tapi kalian hati-hati di jalan," ucap Ayah Rion
"Ara kamu hati-hati ya jangan banyak gerak, kasian
perut kamu yang besar itu nanti kecapean,"
"lya Bun,"
"Oh iya nanti kalian mau pulang kesini apa pulang
kerumah kalian," tanya Ayah
"Pulang ke rumah kita Yah," jawab Rion
"Yah kok pulang, nginep di sini lagi aja," cemberut Bunda
"Enggak bisa bun, Rion mau menikmati waktu berduaan
sama Ara,"
"Tapi kan bunda juga mau menikmati waktu sama calon
mantu bunda," rengek Bunda
"Udahlah bun kayak enggak tau orang kasmaran aja sih,
mending nanti malam kita nyoblos bun," goda Ayah.
"lya betul tuh kata Ayah bun, mending nanti malam
Bunda sama Ayah nyoblos aja, yang penting Rion udah
enggak mau punya adik,"
"Dasar kalian mesum banget sih enggak bapak enggak
anak sama aja, yang waras cuma bunda sama calon mantu
bunda aja," Cibir Bunda
"Hahaa," tawa Ayah dan Rion.
"Yaudah kita pamit dulu bun yah," pamit Rion
"Iya hati-hati di jalan," jawab Bunda
Rion dan Ara pun berjalan keluar ke arah garasi, da
mulai masuk ke dalam mobil Rion.
Di dalam mobil sebelum Rion mejalankan mobil,
Eternity Publishing | 90
Page number 91
"Sayang kamu duduk di sini aja," pinta Rion agar Ara
duduk di pangkuan nya bukan di kursi penumpang.
"Enggak ah, aku mau di sini aja," tolak Ara
"Ayolah sayang." pinta Rion sembari menampilkan wajah
puppy eyes nya.
Ara yang melihat wajah Rion pun menghela napas.
"Yaudah tapi bantuin berdiri,"
Setelah membantu Ara berdiri, akhirnya Ara pun sudah
duduk di pangkuan Rion.
Dan mulai menjalankan mobil nya menelusuri jalan raya,
di saat mobil berjalan membelah jalan raya.
Tangan kiri Rion mulai beraksi di dua gundukan kenyal
nan besar yang tak lain payudara Ara memilin payudara
besar Ara.
"Mas tangan kamu lepas ahhh," desah Ara
"Enggak mau, soalnya payudara kamu bikin aku gemesh
tambah besar lagi jadi pengen nenen,"
"Fokus ngemudi aja kamu jangan mikirin yang enggak-
enggak,"
"Kalau aku mikirin yang iya-iya kenapa,?"
"Ahhh jangan di cubit," erang Ara saat payudaranya
dicubit membuat dirinya kegelian dan nikmat.
"Jangan ngedesah dulu sayang, bentar aku putar balik aja
belanja nya kapan-kapan,"
"Tapi-"
"Pokoknya aku mau nenen pas di rumah nanti," perintah
Rion dengan mutlak.
"lyahh,"
Sembari tangan kanan nya menyetir mobil Rion pun
dengan sengaja memasukan dua jarinya ke vagina Ara.
"Eghhh ahhh,"
Eternity Publishing | 91
Page number 92
"Bentar sayang jangan keluar dulu tunggu bentar lagi
kita sampai di rumah,"
Mati-matian Ara menahan agar cairan nya tidak keluar,
agar nanti sampai di rumah dia tidak dihukum Rion karena
tidak menuruti perintah nya menahan cairan klimaks nya
agar tak keluar sebelum sampai di rumah.
Mobil pun berhenti di tepat di garasi mansion Rion, Rion
pun menggendong Ara ala bridestyle dengan jempol tangan
nya masih mengocok liang Ara.
Dengan penuh hati-hati Rion membaringkan tubuh Ara
di Kasur Kingsize nya, kedua tangan nya masih berada di
vagina Ara,
"Ahhhh faster sayanggg," desah Ara sembari meliuk-
liukan tubuhnya, darah nya bergetar tangan nya meremas
sprei dengan kuat.
Sampai akhirnya dirinya vagina nya mengeluarkan
lelehan cairan klimaksnya.
"Gimana udah lega," tanya Rion sembari menjilati tangan
nya yang terkena cairan Ara.
"Hosh Hosh iya,"
Tubuh Ara yang masih lemas pun mengatur nafasnya
bahkan untuk pindah posisi saja tidak kuat,
Rion pun mulai melepas dress ketat Ara, baru tangan nya
melepas tali dress Ara melihat payudara Ara yang
menyembul keluar pun membuat juniornya langsung tegang.
Dress ketat Ara pun sudah terlepas dari tubuh Ara,
Bahkan saat ini tubuh Ara sudah telanjang dengan posisi
tidur terlentang, perut buncitnya yang menambah kesan
seksi membuat gairah Rion langsung membara.
Eternity Publishing | 92
Page number 93
PS-16
Rion pun segera melepas pakaian yang melekat pada
dirinya, pakaian mereka pun tergeletak di lantai kamar
tubuh mereka pun sudah telanjang.
Tangan Rion pun membuka paha Ara agar kaki Ara
menjadi mengangkang, kepala Rion bahkan sudah didepan
vagina Ara dengan rambut-rambut halus yang menghiasi
vagina Ara.
Mulutnya pun mulai mengecup vagina Ara, melumatnya
dengan pelan hidung Rion pun menusuk-nusukan ke arah
klitoris Ara.
Ara pun keasikan bahkan sampai merem melek, kedua
tangan Ara bahkan semakin mendorong kepala Rion agar
semakin mendalam lumatanya di vagina nya.
"Akhhh terusss sayangg
"Sesui pintamu sayang,"
"Akuuu mauuu keluarrrrr,"
Rion pun dengan ganas semakin menambah lumatanya,
vagina Ara pun berkedut-kedut menandakan cairan Ara
akan segera datang, tubuh Ara pun mulai bergerak-gerak
layaknya cacing kepanasan.
Crottt Crottt
Cairan Ara pun keluar dari liang Ara, Rion pun mulai
meneguk cairan itu hingga habis.
Sekarang Rion mulai merebahkan tubuh nya di samping
Ara, memasukan juniornya ke dalam sarang nya.
"Sayang aku mau nenen," pinta Rion
"Iya kamu agak sini,"
Eternity Publishing | 93
Page number 94
Kepala Rion pun sudah berada di depan Payudara Ara,
tangan Ara pun mulai mengambil salah satu payudaranya
memasukan ke dalam mulut Rion. Dengan semangat Rion
pun mulai mengulum payudara Ara yang mengeluarkan
Asinya,
"Shh jangan digigit sayang,"
"Maaf sayang soalnya punya kamu bikin aku gemesh,"
jawab Rion sembari menyentil payudara Ara
"Ahhh,"
Tangan Ara pun mulai mengelus rambut Rion dengan
kasih sayang, dan mendekap tubuh Rion,kini tubuh mereka
tertutupi selimut dan segera menuju ke alam mimpi.
Saat ini Rion tengah berada di mobil mengajak Ara untuk
pergi ke butik, mereka akan segera melaksanakan foto
prewedding di beberapa tempat.
Saat ini Ara tengah menggunakan baju santainya yang
bermotif bunga-bunga dengan panjang hanya di atas
dengkul. yang berarti panjang baju itu hanya sampai tepat di
vagina Ara.
Saat perjalanan berlangsung tangan Rion mengelus-elus
perut buncit Ara,
'Dug'
"Ahhhhh,"
"Kamu kenapa sayang,?" Tanya Rion dengan raut cemas
"Aku enggak papa kok, ini anak kamu nendang-nendang
terus mungkin dia tau kalau yang ngelus-elus perut ku itu
kamu,"
"Woahh anak Daddy kangen ya sama Daddy," kagum
Rion
'Dug'
"Shhh,"
Eternity Publishing | 94
Page number 95
"'Sayangnya Daddy, jangan nakal-nakal ya di dalam perut
Mommy, satu bulan lagi kita akan bertemu kamu sayang,
kamu seneng enggak sayang mau ketemu Mommy sama
Daddy,"
Bicara Rion dengan anaknya yang berada di kandungan
Ara, bahkan tangan satunya fokus menyetir.
Diam-diam Ara nmerasa kagum dengan sifat Rion, bahkan
dia tidak tau bagaimana lagi kalau dulu dia tidak
dipertemukan sama Rion. Pasti dia tidak akan merasakan
kebahagiaan ini,
'Dug'
"Mommy sama Daddy sayang kamu little Rion," Ucap Ara
sembari mengeluS-elus perutnya.
Mobil Rion pun terhenti di parkiran Butik, Rion pun
mulai keluar dulu, setelah itu membantu Ara keluar dari
mobil.
Dan mulai menggandeng tangan Ara, berjalan beriringan
masuk ke dalam butik.
"Selamat pagi Tuan dan Nyonya, ada yang bisa saya
bantu," sapa Nani pemilik butik itu.
"Tunjukan pakaian yang saya pesan kemarin,"
"Baik Tuan, Sisi Kemari kamu,"
"Ada apa bu,?" Tanya Sisi asisten Nani
"Tolong ambilkan pesenan Tuan Rion di dalam ruang
kerja saya,"
Sisi pun mulai melangkahkan kakinya mengambil
pesanan Rion beberapa menit kemudian datanglah Sisi
dengan beberapa dress dan tuxedo.
Disondorkan nya dress dan tuxedo itu ke ibu Nani,
"Ini pesanan anda tuan mau anda coba dulu,?"
"Tidak usah langsung bungkus saja,"
Eternity Publishing | 95
Page number 96
"Baik tuan mari kita ke arah kasir,"
Rion pun membawa Ara menuju kasir,
"Sudah tuan,"
"Berapa,?"
"250juta tuan,"
Rion pun mengeluarkan black card nya, taklama
kemudian selesai lah pembayaran itu, dan Rion pun bersama
Ara bergegas masuk ke dalam Mobil.
Selesai berganti pakaian mereka pun segera melakukan
foto prewedding yang dipandu oleh fotografer itu.
"Baik, tahan dulu"
"123"
'Ckreckk'
"Bagus, kita akan pindah tempat," ujar sang photografer
"Tuan Rion bisa pegang perut Nyonya Ara,"
Rion pun mengikuti perintah Fotografer itu
"Tahan,"
"123"
'Ckreckk'
"Satu tempat lagi kita selesai, Tuan dan nyonya bisa
berganti kostum lagi,"
Segeralah Rion mengajak Ara berganti pakaian,
Dress yang dipakai Ara adalah Dress berwarna putih
transparan dengan Rion yang memakai tuxedo hitam.
Posisi mereka adalah Rion yang tengah duduk di sofa,
dengan Ara berdiri di depan Rion, Kepala Rion yang di
senderkan di perut buncit Ara.
"Baik, Nyonya Ara bisa elus rambut Tuan Rion,"
"Iya,"
"Tahan,"
"123"
Eternity Publishing |96
Page number 97
'Ckreckk'
Akhirnya sesi foto prewedding mereka pun sudah selesai,
mereka pun bergegas pulang,
Di dalam kamar saat ini mereka berdua tengah
merebahkan tubuh mereka yang sudah lelah melakukan sesi
foto prewedd tadi.
"Capek banget ya sayang"
"lya, bahkan pinggang aku sakit banget," keluh Ara
sembari memijit pelan pinggangnya.
Rion yang mengerti keadaan Ara pun memutuskan
memijit pinggang Ara dan juga, mengelus perut buncit
yang tak tertutupi sehelai kain.
Posisi Ara adalah membelakangi Rion,
"lya di situ, lebih kenceng lagi," ucap Ara
Rion pun menuruti perintah Ara, dan taklama terdengar
deru nafas Ara yang teratur menandakan Ara sudah tertidur.
"Good night sayang." ujar Rion sembari mengecup
rambut Ara.
"Good night juga anak-anak Daddy," ujar Rion lagi
dengan mengelus perut Ara.
Rion pun mulai memejamkan matanya, dan semakin
mendekap tubuh telanjang Ara ke tubuh telanjang dirinya
dengan selimut.
Saat ini Ara dan Rion tengah merebahkan tubuh mereka
di ranjang, dengan Rion yang tengah menyusu.
Eternity Publishing |97
Page number 98
Glek
Glek
Glek
Suara Rion yang tengah menyusu kepada Ara, memang
saat ini waktu yang tepat untuk tidur dengan memeluk
tubuh telanjang Ara.
PS-17
Malam ini hujan deras, mereka berdua yang tadi
menonton tv mulai beranjak ke dalam kamar
menghangatkan tubuh mereka dengan tidur berpelukan.
"Em Rion,?" Panggil Ara
"Ada apa sayang,?"
"Tadi aku dapat WA dari temen SMA ku dulu, katanya
besok siang kita akan reunian, bolehkah aku ikut?,"
Rion pun mulai memikirkan ucapan Ara,
"Apa tak apa?, kamu ikut reunian dengan perut buncit
kamu ini,?"
"Aku enggak papa kok"
"Tapi aku khawatir ada sesuatu saat dirimu pergi
reunian sayang," ucap Rion dengan raut cemasnya.
"Tapi aku ingin ikut Rion, plis ini cuma satu kali seumur
hidup sayang, aku janji akan baik-baik saja di sana," bujuk
Ara
Rion pun menghela napas tak bisa menentang ucapan
Ara,
"Baiklah aku izinkan kamu pergi, asalkan kamu harus
hatu-hati kalau ada apa-apa segera hubungi aku,"
"Oh iya kamu pergi kesana sama siapa,?"
"Aku pergi dengan temanku, bernama Kinara Cantika,"
Eternity Publishing | 98
Page number 99
"Baiklah suruh teman mu besok kesini akan ku antar
kalian berdua besok," perintah Rion
"Terimakasih sayangku," ujar Ara sembari mengeratkan
pelukan mereka dan mengecup bibir Rion.
"Nakal ya kamu,"
Pagi hari ini mansion Rion kedatangan tamu teman masa
SMA Ara, yang bernama Kinara Cantika yang biasa di panggil
Nara.
Saat ini mereka bertiga tengah berada di ruang tamu.
"Hay Nara apa kabar kamu,?" tanya Ara
"Aku baik,kamu,?" jawab Nara
"Aku juga baik, ah iya kenalkan ini Rion pacar aku
sekaligus calon suami," ujar Ara sembari memperkenalkan
Rion.
"Rion," sapa Rion mengajak Nara berkenalan.
"Panggil aku Nara, Ara kamu hamil,?" Tanya Nara dengan
menunjuk perut Ara
"Iya aku hamil anak Mas Rion, dan dua minggu lagi kita
akan menikah,"
"Berapa bulan,?" Tanya Nara yang melihat perut Ara
yang besar nan buncit.
"8 bulan," Jawab Rion berdusta.
"Oh iya Nara, gimana kamu sama Dimas?, masih
langgeng kan?," tanya Ara
"Aku sama Dimas sudah menikah," jawab Nara dengan
senyuman manisnya.
Memang dulu sewaktu SMA Nara berpacaran dengan
Dimas Angkasa kakak tingkat mereka pada saat Nara dan
Ara kelas sebelas.
Eternity Publishing |99
Page number 100
Nara dan Dimas berpacaran sudah menginjak satu tahun
di mereka berpacaran saat Nara kelas sebelas, dan bertahan
sampai sekarang.
"Kapan kalian menikah?,
"Kenapa tidak mengundang aku?,"
"Maaf aku tidak mengundangmu Ara, dulu aku ingin
mengundangmu saat aku cari kamu di kos-kosan kamu,
kamu tidak ada," ujar Nara dengan raut bersalah.
"Maafkan aku yang pergi tanpa memberi tahu kamu,
berapa usia pernikahan kalian?,
"Baru menginjak seminggu,"
"Sayang ayo kita berangkat," sela Rion mengajak Ara
beserta teman nya berangkat.
"lya, ayo Nara,"
Mobil Rion pun telah sampai di SMA KASIH tepat dimana
dulu Ara menimba ilmu,
"Kamu hati-hati ya sayang, kalau ada apa-apa
hubungi aku," ujar Rion
"Iya, kalo gitu aku sama Nara masuk dulu"
Setelah itu mereka berdua pun masuk ke halaman SMA,
bertepatan dengan Rion yang sudah menjalankan mobilnya
pergi dari SMA KASIH.
Tiba dikelas mereka sudah banyak teman teman mereka
yang sudah datang,
era
"Wah Ara sama Nara sudah datang, apa kabar kalian?,"
tanya Ani selaku ketua kelas mereka dulu.
"Kita baik kok,"
"Sini kalian duduk dulu," sahut Anton teman sekelas
mereka.
Mereka pun duduk di kursi,
"Ara lo hamil berapa bulan," tanya ani
Eternity Publishing | 100
Page number 101
"Udah masuk 8 bulan," jawab Ara berbohong
"Widih yang udah nikah mah beda ya," goda Sasya
"Enggak kok sama aja," cengir Ara
"Woy nara diem diem baek lo ngomong dong." ujar
Anton
"Berisik lo ton kagak berubah lo dari dulu ngeselin
mulu," jawab Nara dengan wajah judesnya.
Memang Anton dan Nara adalah musub bebuyutan kalau
bertemu pasti bertengkar.
Dua jam mereka asik berbicara saat masa SMA dulu, tak
ada yang menyadari saat Ara berbincang-bincang ada
seseorang yang memperhatikan Ara tepatnya di perut Ara.
"Nara aku mau ke toilet dulu ya," ujar Ara
"Gue temenin ya,"
"Enggak usah, Nara di sini aja Ara titip Hp Ara, kalo Rion
telpon kamu bilang aja aku di toilet,"
"Tapi-"
Belum sempat Nara berucap, Ara sudah keluar kelas
berjalan menuju toilet.
Tak lama Ara keluar toilet Dion dan dua temannya pun
berjalan mengikuti Ara ke arah toilet. Ya yang memandang
Ara tadi adalah Dion teman sekelas Ara.
Sesampainya di toilet Ara segera masuk untuk
menuntaskan hasratnya. Tak lama kemudian Ara keluar dari
pintu toilet, dan betapa terkejutnya saat dia membuka pintu
terdapat Dion dan teman nya bernama Agam dan Tomi.
"Mau apa kamu Dion,?" Tanya Ara dengan nada
ketakutan
"Diam," bentak Dion
Dan tanpa Aba-aba Dion pun menggendong Ara dengan
Bridestyle berjalan menuju Uks di ikuti kedua teman nya.
Eternity Publishing| 101
Page number 102
Tiba di uks Dion pun membaringkan tubuh Ara ke
ranjang uks, Tak lupa Tomi yang mengunci pintu Uks.
"Lepasin aku Dion," ujar Ara sambil meronta-ronta
"Enggak akan gue lepasin lo,"
"Jangan macam-macam," takut Ara saat Dion mulai
merobek baju nya.
Dan terpampanglah tubuh indah Ara sampai Dion pun
terpana di buatnya payudara yang besar dan padat seperti
buah melon, pinggul yang besar,ditambah perut buncitnya
yang menambah kesan sexy dimatanya,
"Agam dan Tomi kalian pengang tangan nya,bagian
kalian payudaranya,bagian gue di vagina nya,"
"Oke bos" jawab keduanya
Ara menangis tersendu-sendu saat Agam dan Tomi mulai
menyusu pada nya ditambah lumatan lembut bibir Dion di
vagina nya membuat di mati-matian menahan desahan nya
bahkan hatinya memanggil Rion agar dia bisa menyelamat-
kan dirinya.
"Ahhh ahh lepasin aku Dionnnn,"
"Sakitttt Dionn," desah Ara saat Dion mencubit
Klitorisnya.
"Lepasin akuuu"
"Rion tolong aku hikss,"
Teriak Ara yang membuat mereka bertiga bertambah
gairah dengan ibu hamil ini.
Tangan Agam dan Tomi pun tak tinggal diam, mulai
mengelus mencubit puting Ara, Sesudah menyusu Tomi pun,
mulai melumat bibir ranum Ara. Ara bahkan tak berhenti
mengeluarkan air matanya, menangisi nasib buruknya.
Eternity Publishing| 102
Page number 103
Berbeda dengan Agam dan Tomi, Dion pun tengah
keasikan bermain di vagina Ara yang membuatnya Candu.
Tubuh Ara bergetar hebat, dirinya sampai tak bisa
berbuat apapun, sampai akhirnya dia merasakan akan
orgasme.
PS-18
Hal itu yang di tunggu-tunggu oleh Dion, dan keluarlah
cairan orgasme Ara membasahi vagina Ara, dengan Dion
yang meneguk habis cairan itu tak tersisa.
Berbeda dengan Ara yang diperkosa oleh Dion dan
teman-teman Nara pun berjalan menuju Toilet mencari
keberadaan Ara.
Sesampainya di toilet Nara tak menemukan keberadaan
Ara, dirinya pun mulai panik dan mulai mencari Ara di setiap
sudut ruangan.
Saat Nara tiba di lorong dekat UKS terdengar lah suara
desahan di arah UKS, dengan pelan-pelan dia menghampiri
UKS.
Saat dia melihat di jendela, betapa terkejutnya dia
melihat Ara menangis tersendu-sendu saat di diperkosa oleh
Dion dan teman nya.
Nara pun segera membuka HP Ara dan mencari kontak
Rion, dan akhirnya ketemu.
"Halo kak Rion"
"Ada apa,?"
"Ara,"
"Ara kenapa?," tanya Rion di sebrang sana dengan nada
panik,
"Ara di tengah diperkosa di uks kak cepet ke sini lo,"
Eternity Publishing | 103
Page number 104
"Tunggugue segera ke sana,"
"Tut'
Nara pun memandang sendu Ara yang di perkosa oleh
biadap Dion sembari menunggu kedatangan Rion.
Nara tidak kuat mendengar teriakan Ara meminta tolong
membuat nya menangis tersendu-sendu.
Dilain tempat Rion tengah berada di perusahaan nya
mengerjakan berkas-berkas,
menandakan ada telepon masuk.
Tertera nama Sayangku dia pun langsung mengangkat
telefon nya. Dan ternyata bukan suara Ara tetapi suara
teman nya Nara
"Halo kak Rion"
"Ada apa,?"
"Ara"
pun berdering,
"Ara kenapa?," tanya Rion dengan nada panik,
"Ara di tengah diperkosa di uks kak cepet ke sini lo,"
"Tunggu gue segera ke sana,"
"Tut'
Mendengar ucapan Nara pun dirinya terkejut bukan
main, lalu dia mengambil kunci mobil, bergegas menuju
parkiran mobil dan mulai menjalankan mobilnya.
Di jalan dirinya tak berhenti mengumpat, pikiran nya
berkecambuk bukan main, bagaimana bisa wanitanya
diperkosa oleh bajingan.
Dirinya tak rela tubuh Ara di jamah oleh orang lain,
tubuh Ara adalah miliknya.
Seharusnya tadi dia tidak mengizinkan Ara untuk pergi,
benar apa yang dirasakan nya malam itu.
Firasatnya benar, Ara nya tengah terjadi sesuatu.
Eternity Publishing| 104
Page number 105
Sampailah dia di depan gerbang SMA KASIH, dia pun
segera masuk berlari mencari Uks.
Tiba di depan Uks dia bisa melihat, Nara yang sedang
menangis sambil memperhatikan jendela.
"Dimana Ara?,"
"Dia di dalam kak hiks," jawab Nara dengan menangis.
Nara pun menunjukan keadaan Ara lewat jendela Uks,
Rion pun mulai mengalihkan pandangan nya menuju jendela
Uks, dan matanya pun melotot dada nya bergemuruh tangan
nya mengepal.
Disana terlihat Ara tengah di perkosa oleh tiga orang,
dengan dua teman yang sedang menyusu pada payudara Ara.
Dan satu lagi tengah berada di depan vagina Ara.
Rion bisa melihat Ara menolak hebat sentuhan mereka,
bahkan sambil menangis tersendu-sendu, hati Rion terasa
perih melihat Ara yang diperlakukan tidak senonoh oleh
mereka.
Pintu UKS pun di dobrak Rion dan terbukalah pintu itu,
terlihat Dion yang sedang memompa vagina Ara dengan
juniornya.
Rion pun mulai menonjok ketiga pelaku itu, sampai
tulang mereka patah,
Dari arah luar datanglah Nara dan teman-teman nya laki-
laki yang mulai memapah ketiga pelaku itu Dion,Agam,Tomi
yang akan dibawa ke Polisi oleh teman-teman nya.
"Mas Rion, aku takut hiks," lirih Ara saat Rion sudah
memeluknya.
"Maafin aku yang datang terlambat," sesal Rion.
Ara yang masih shock pun mulai mengeratkan tubuh nya
ke dada bidang Rion,
Nara pun menghampiri Ara yang tengah di pelukan Rion,
Eternity Publishing| 105
Page number 106
"Ara maafin gue, andai saja gue menemani lo ke toilet
mungkin lo enggak akan mengalami musibah seperti ini,"
ujar Nara menatap prihatin ke adaan Ara.
"Ini bukan salah kamu Nara, ini musibah untuk aku,"
"Ini Ara kubawakan selimut untuk menutupi tubuhmu,"
Nara pun mengulurkan selimut itu dan di terima oleh Rion.
"Ayo sayang kita pulang,"
Rion pun bergegas menutupi tubuh telanjang, Ara
dengan selimut. Dan mulai menggendong Ara ala bridrestyle.
"Kak Rion ini Hp Ara," ujar Nara
"Thanks, oh iya lo enggak mau ikut kita pulang?,"
"Enggak, gue di sini dulu mau jadi saksi kasus Ara
dengan polisi," tolak Nara halus.
"Kalau gitu kita pamit, kalau ada apa-apa hubungi gue,"
pamit Rion
Rion mulai berjalan menuju ke arah mobilnya, dengan
Ara yang berada di gendogan nya dengan tubuh yang lemas,
Seminggu sudah berlalu, sejak kejadian Ara di perkosa
waktu itu, membuat Ara trauma untuk
pergi keluar tanpa Rion.
Dia bahkan semakin tambah manja kepada Rion seperti
saat ini,
Siang hari ini Rion menemani Ara menonton tv di ruang
tamu, dengan memangku laptopnya mengerjakan pekerjaan
nya.
Ara yang bosan di cuekin oleh Rion pun mulai menjilati
telinga Rion, Rion yang sedang fokus mengerjakan pekerjaan
nya malah buya pikiran nya saat digoda oleh Ara.
"Erghh," desah Rion
Ulah Ara pun semakin menjadi-jadi dengan tangan Ara
yang tak tinggal diam, meraba dada bidang Rion membuat
Eternity Publishing | 106
Page number 107
pola abstarak, karna tak tahan dengan hasrat ingin
mengagahi Ara.
Laptopnya pun dia taruh di meja, dan mulai mengangkat
tubuh berisi Ara untuk duduk dipangkuan nya,posisi Ara
saat ini menghadap wajah Ara.
"Kamu udah mulai nakal ya, godain aku pas aku lagi
kerja," ujar Rion sembari menjilat leher Ara.
Kedua tangan Ara kini tengah mengalungkan di leher
Rion,
"Habis kamu cuekin aku sih, aku kan sebel," cemberut
Ara
"Sekarang kamu mau apa?,"
"Aku mau kamu," bisik Ara dengan nada sensual
membuat junior Rion pun tegang seketika.
Dengan senang hati Rion menyanggupi permintaan Ara,
bibir Rion pun mulai mengecupi leher Ara dengan tangan
satunya meremas payudara Ara.
Membuat asinya merembes membahasi payudara Ara
dan perutnya,
"Ahhhh"
Tangan Rion yang satunya pun mulai mengocok vagina
Ara, tubuh Ara pun mulai bergerak di pangkuan Rion, saat
dirinya akan mencapai klimaksnya tangan Rion mulai
berhenti dari kocokan nya.
Ara di buat frustasi oleh Rion, sungguh dirinya sudah
kepalang ingin mengeluarkan orgasme nya tapi Rion dengan
santainya malah memandang wajah Ara.
"Kenapa berhenti sih Mas?," kesal Ara
"Aku ada penawaran khusus untuk kamu sayang"
"Apa itu?,"
"Aku ingin kelahiran mu,di tunda 1 bulan lagi!,"
Eternity Publishing | 107
Page number 108
"Kamu gila! Perut ku udah besar banget ini, pinggangku
bahkan tiap hari udah sakit bawa anak kamu yang beratnya
besar banget," cerocos Ara
"Yaudah kalau kamu enggak mau, aku enggak maksa,
tapi aku enggak akan bantu kamu keluarin cairan klimaks
kamu" jawab Rion santai
Ara sungguh dilema, dia sedang frustasi karena tidak
bisa mengeluarkan orgasme nya tapi Rion memberi
penawaran yang membuat dirinya pusing.
Eternity Publishing | 108
Page number 109
"Yaudah aku mau," final Ara menyetujui penawaran gila
Rion.
PS-19
Rion yang mendengar keputusan Ara pun senang bukan
main, bahkan dirinya sudah memikirkan bagaimana fantasi
liar nya melihat Ara melahirkan Anaknya.
Akhirnya Rion pun mulai melanjutkan kegiatan nya
bersama Ara, kedua kaki Ara pun di buka membuat Ara
mengangkang.
Juniornya pun sudah diposisikan ke arah vagina Ara,
dengan sekali hentakan badan mereka pun mulai bergerak
Dada Ara bahkan memantul mengikuti gerakan mereka
berdua.
Rion merem melek menikmati bercinta dengan Ara yang
sedang hamil besar. Menbuat hasratnya menaik seketika
saat perut buncit Ara menyentuh perut kotak-kotaknya.
Juniornya seperti diurut oleh vagina Ara yang bahkan
sudah dia jebol, tapi masih tetap rapet.
"Ahhhh fasterr Mass,"
Kedua tangan Rion tak tinggal diam meremas bongkahan
pantat kenyal Ara, mengangkat sedikit tubuh Ara agar
juniornya semakin tenggelam dalam vagina Ara.
"Ohhhh inii enakkk bangeettt" desah Ara
"Aku mau keluarr Mass,"
Ujar Ara sambil meremnas rambut Rion dirinya dibuat
Rion nikmat dengan kegiatan mereka,
"Jangann keluarr dulu sayangg aku belumm sampai,"
Eternity Publishing | 109
Page number 110
Ruang tamu menjadi saksi bisu kegiatan Ara dan Rion,
junior Rion mulai membesar di dalam vagina Ara
menandakan dia akan segera sampai pada puncak nya.
Crott crottt
Sprema Rion pun membasahi vagina Ara badan Rion pun
mulai ambruk seketika di sofa dengan Ara di berada
dipangkuan nya.
"Aku mencintaimu
Mas Rion," ujar Ara sembari
memeluk dada bidang Rion yang tak tertutupi baju.
"Aku juga mencintaimu sayang dan juga anak kita," balas
Rion mengecup bibir ranum Ara.
Dua minggu sudah berlalu hari ini tepat hari yang sangat
bersejarah untuk Rion dan Ara. Yap hari ini adalah hari
pernikahan Rion dan juga Ara.
Waktu menunjukan pukul 04.00 pagi perias pun sudah
datang untuk merias wajah Ara,
Setelah satu jam Ara di rias datanglah Rion dengan
berpakaian tuxedo warna hitam yang semakin menambah
kegantengan nya.
Pintu kamar dibuka nampaklah Rion di depan pintu,
Rion sempat menyuruh perias itu untuk keluar karena tugas
nya sudah selesai, Rion pun mulai masuk ke dalam kamar
dan mulai mengunci pintu kamar.
Rion memandangi wajah Ara yng sudah dirias dengan
masih mengenakan daster rumah, kaki panjangnya pun
melangkah ke arah Ara yang tengah menatap Rion tanpa
berkedip,
"Kamu cantik banget sayang, aku bahkan sampai
pangling liat kamu yang dirias," ujar Rion memuji wajah
cantik Ara.
Eternity Publishing | 10
Page number 111
"Makasih, kamu juga ganteng banget, aku jadi tambah
sayang sama kamu," jawab Ara dengan tulus ke arah calon
suaminya.
Rion mun meletakan kedua tangan nya di pinggang Ara,
memeluk Ara dari depan. sembari mengecup leher Ara.
"Sayang kamu masih ingatkan sama penawaran aku
waktu itu,"
"lya yang kamu minta aku nunda kelahiran aku kan,"
ujar Ara agak sensi mengingat kejadian waktu itu.
"Ilya, aku mau menyuntikan kamu cairan penunda
kelahiran sekarang, sebelum air ketuban kamu pecah,"
Rion mun mulai melepaskan
melepaskan daster
terpampanglah tubuh sexy Ara yang sangat mengoda iman
nya. Semakin hari payudara Ara mulai tambah membesar
dan perutnya bahkan
sudah hampir menurun, jangan lupakan bongkahan
pantat Ara yang setiap hari di remas oleh Rion yang semakin
menambah besar nan menggoda.
Ara pun mulai di tidurkan oleh Rion di kasur dengan
posisi terlentang dengan kaki mengangkang,
Rion pun mulai mengambil beberapa suntikan yang
berisi cairan-cairan yang di hasilkan oleh dirinya sendiri.
yang dulu sebelum bertemu dengan Ara mencoba membuat
beberapa cairan dengan bantuan teman nya yang ilmuwan.
Suntikan pertama mulai Rion suntikan di perut Ara,
suntikan penunda kelahiran selama 1 bulan, suntikan kedua
adalah suntikan agar vagina Ara semakin sempit nan rapet
saat melahirkan,
Suntikan ketiga adalah suntikan menambah berat badan
bayi nya, suntikan ke empat adalah suntikan pembesar
payudara dan pantat Ara agar semakin sexy dan suntikan ke
Eternity Publishing | 111
Page number 112
empat suntikan pembesar perut buncit Ara agar semakin
menggoda dimata Rion.
Suntikan terakhir adalah suntikan penahan asi agar asi
Ara, untuk satu hari ini tidak keluar yang pastinya akan
membuat payudara Ara terasa gatal, nan berat.
Ara yang diberi beberapa suntikan oleh Rion hanya bisa
pasrah, setiap hari dia diberi beberapa suntikan mulai dari
penggandaan janin, kontrasi palsu, dan beberapa suntikan
lain nya.
Setelah menyuntikan beberapa cairan ke tubuh Ara
beberapa menit kemudian suntikan itu mulai bereaksi,
dimulai dari payudara Ara semakin membesar perut yang
membesar dan juga pantat yang bertambah besar.
Rion pun mengambil gaun pernikahan milik Ara, dan
mulau membantu Ara berdiri karena Ara mencoba berdiri
sendiri merasa susah akhirnya pun dibantu oleh Rion.
Sebelum dipakaikan gaun, Rion terlebih dahulu
memasukan vibrator sebesar telur itu kedalam vagina Ara,
"Ahhh jangann Masss," desah Ara menolak vibrator itu
masuk ke dalam liangnya. Dia tidak mau seharian menahan
desahan yang pasti akan membuat tenaga nya terkuras
cukup asi nya saja yang tidak keluar.
Rion pun tak memerdulikan teriakan Ara, tangan nya
tengah sibuk mendorong vibrator itu agar masuk ke dalam
vagina Ara yang sempit.
Dan masuklah vibrator itu, membuat Ara semakin tidak
nyaman dengan adanya vibrator itu di vagina nya membuat
vagina nya terasa menganjal.
Gaun pernikahan sudah melekat di tubuh Ara, dan
betapa sexy nya tubuh Ara saat ini. Ingatkan Rion untuk
tidak menerkam nya saat ini, pasalnya dari pagi sampai
Eternity Publishing | 112
Page number 113
siang nanti acara pernikahan nya akan di adakan di halaman
mansion keluarga Maddison.
Dan malam nya di hotel milik Rion yang bernama RioRa
hotel singkatan nama Rion dan Ara.
Baju Ara untuk pemberkatan nanti,
Baju yang di kenakan Ara adalah dress bermodel
mermaid berwarna putih dengan bando bunga yang
menambah kesan cantiknya.
Sesudah melaksanakan pemberkatan pun mereka kini
telah resmi menjadi sepasang suami istri, dan kini mereka
pun mulai berganti pakaian lagi.
Rion berganti dengan menggunakan tuxedo berwarna
abu-abu yang membuat siapa saja bahkan terpana dengan
kegantengan Rion.
Lain hal dengan Ara yang menggunakan dress berwarna
pink, bermodel mermaid yang menambah kesan sexy di
ata para laki-laki yang termasuk kolega keluarga Maddison,
yang bekerja sama dengan perusahaan Maddison.
"Sayang, kamu mau ikut aku enggak,?" Tanya Rion saat
mereka tengah duduk di pelaminan.
"Kemanahh,?" Bisik Ara dengan sedikit mendesah
pasalnya vibrator yang menempel di vagina nya sendari tadi
dinyalakan, membuat Ara bergerak gelisah saat duduknya.
"Aku mau nemuin temen bisnis aku,"
"Aku di sini aja, aku mau ambil minum," tolak Ara halus.
"Yaudah, hati-hati ya kalau ada perlu panggil Bunda,"
setelah mengucapkan itu Rion mulai pergi menghampiri
kolega bisnis dia.
Lain hal dengan Ara yang dengan bersusah payah
berjalan dengan sedikit mengangkang, menuju stand
minuman.
Eternity Publishing | 113
Page number 114
Saat di pertengahan jalan dirinya mendengarkan bisik-
bisik para wanita yang hadir sebagai tamu di pernikahan nya.
"Eh lihat itu pengantin wanitanya perut nya besar
banget,"
"Kasian banget jalan nya susah udah perutnya gede,
kelihatan dari wajahnya kayaknya dia baru lulus sekolah
deh,"
"Haha habis lulus sekolah langsung tekdung,
"Mending suami tampan nya buat gue aja udah kaya raya
ganteng umurnya masih muda lagi, "
"Emang umur nya berapa pengantin laki-lakinya,"
"Masih 20 tahun ajay, kalau masih single mau gue gebet,"
"Udah woy gak usah gibah in pengantin baru,
"Lo mending diem deh,"
Ara yang tengah meminum minuman nya,
dia
mendengar semua gibahan wanita-wanita itu membuat
hatinya sakit, apa dia tidak pantas menikah dengan Rion?.
Ara pun menghilangkan pikiran negatif tentang Rion, dia
yakin Rion sangat mencintai dirinya, setiap hari bahkan
kelakuan nya menunjukan dia mencintai Ara sepenuh hati.
Tubuh Ara pun mulai bergetar, bayinya mulai menendang
dengan kuat, mungkin bayinya ingin bertemu Papa nya,
vibrator nya pun mulai bergetar kencang dia bahkan tidak
kuat menahan desahan nya.
"Ahhh ahhhh," desah Ara dengan nada pelan.
Eternity Publishing| 114
Page number 115
Dia sedikit membungkukan tubuhnya, tangan nya yang
memegang gelas minuman itu pun bergetar. vagina nya
berdenyut denyut bayinya berputar-putar mencari posisi dia
tidak kuat, dia butuh suaminya!
PS-20
Vibrator itu pun hampir terjatuh, kedua pahanya dia
rapatkan menahan vibrator itu, tangan satunya tak berhenti
mengelus perutnya agar bayinya tenang.
Dari arah belakang Rion datanglah Rion, yang melihat
tubuh istrinya yang meliuk-liuk dia yakin istrinya tengah
menahan desahan nya.
Rion pun memeluk Ara dari belakang, membuat Ara
tersentak dan reflek dia mendesah.
"Ahhhh arhhhhhh huhh,"
"Kecilkan suaramu sayang jangan sampai orang lain
mendengar desalhan mu dan membuatmu malu," bisik Rion
di telinga istrinya
"Akuhh udahh enggak kuatt keluarkan vibrator inii,"
desah Ara dengan menempelkan pantatnya ke junior
suaminya.
"Kalau aku enggak mau," goda Rion
"Aku enggak kuat,"
Tangan Rion yang memeluk tubuhnya dari belakang pun
menjadi pelampiasan Ara,
Crott crottt
Tubuh Ara pun seketika ambruk di dada bidang Rion,
sesudah mengeluarkan cairan nya yang mulai mengalir di
pahanya tanpa terhalang celana dalam.
Eternity Publishing | 115
Page number 116
Rion yang melihat tubuh lemas istrinya, yang sudah
orgasme pun segera menggendong istrinya pergi ke kamar
dirinya yang berada di mansion keluarga Maddison.
Melihat anak nya yang menggendong menantunya,
Bunda Rion pun menghampiri anaknya,
"Rion istri kamu kenapa,?" Tanya Bunda khawatir
melihat menantunya digendong oleh anaknya.
"Ara enggak papa ko Bun, cuma kecapean aja seharian
berdiri menyalami tamu-tamu,"
Mendengar alasan Rion, Bunda pun bernafas lega dia
pikir menantunya kenapa-napa.
"Syukur deh, Bunda kira istri kamu kenapa-napa, yaudah
kamu ke kamar gih istrirahat nanti malam kan masih ada
pesta,"
"lya Bun, kalau gitu aku pamit ke kamar dulu,"
Rion pun mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam
mansion, dengan menggendong tubuh Ara yang sedang
hamil tua, berat badan Ara bahkan sudah naik drastis karna
hamil kembar. Rion yang menggendong tubuh istrinya pun
tak terasa berat malah terasa ringan.
Sesampainya di kamar dia merebahkan tubuh istrinya di
ranjang, dan mulai mengunci pintu kamar segera melepas
pakaian formal nya, digantikan dengan boxer, bertelanjang
dada,
Setelah berganti baju, tubuh Rion pun mulai menaiki
ranjang mulai melepas gaun istrinya,
Dengan gugup dia melepas gaun istrinya, dulu bahkan
dia tidak segugup ini melepas pakaian istrinya kenapa
sekarang jantungnya seperti lari marathon.
Eternity Publishing | 116
Page number 117
Tubuh Ara pun sudah telanjang, Rion bahkan tidak
memakaikan baju kepada Ara, karena sudah terbiasa mereka
tidur dengan kondisi telanjang,
Tangan Rion pun mulai mengambil tisu basah di meja
dekat ranjang, dengan pelan-pelan dia mulai membersihkan
wajah istrinya yang penuh makeup.
Setelah selesai dia pun merebahkan tubuhnya di
samping istrinya, membawa tubuh telanjang Ara ke pelukan
nya, dengan di tutupi selimut dan mulai menyusul istrinya
ke alam mimpi.
Pukul 17.00 Rion sudah bangun terlebih dahulu dari
istrinya, dia pun mulai melepaskan pelukan nya pada
istrinya yang masih tertidur.
Seakan menginggat sesuatu dia, mulai membuka selimut
yang menutupi tubuh mereka, dan dia melihat vibrator yang
masih menempel di vagina istrinya, tadi belum dia lepas saat
mencopot baju Ara.
Tangan Rion mulai melepas vibrator yang melekat i
sela-sela paha Ara.
Ditengah-tengah Ara tertidur dia seperti merasa ada
yang meraba-raba vagina nya.
"Arghhh ahhh,"
Setelah vibrator terlepas Rion pun mulai mengelus perut
buncit istrinya.
"Sayang ayo bangun dulu, udah sore ayo kita mandi,"
Samar-samar Ara mendengar suara Rion membangun-
kan dirinya, matanya mulai mengerjap menyesuikan cahaya
dikamar mereka.
"Ehmmm,"
Eternity Publishing| 117
Page number 118
Melihat istrinya yang tak bangun-bangun dia mulai
mengecupi seluruh wajah istrinya, yang membuat Ara geli di
sela-sela tidurnya.
"Geli Masss," ujar Ara yang sentengah sadar
"Makanya ayo bangun sayang," ucap Rion dengan nada
lembut.
"Ish iya-iya bawel banget kamu," cerocos Ara
Rion yang tak tahan melihat muka kesal Ara pun mulai
mengecup bibir Ara,
"Ayo mandi,"
"Gendong," manja Ara sembari mengulurkan kedua
tangan nya meminta Rion untuk mengendongnya.
Segeralah Rion mengendong istrinya seperti koala, dan
masuk ke dalamn kamar mandi,
Saat ini pasturi muda itu tengah bersiap-siap, untuk
pergi ke pesta pernikahan mereka yang di laksanakan di
hotel milik Rion.
"Udah siap yang,?" Tanya Rion.
"Belum bantuin pake gaun ini, susah aku pakainya,"
Rion pun mulai mengahmpiri tubuh telanjang Ara yang
tengah berdiri di depan lemari. Segeralah dia mengambil
gaun pernikahan Ara, dan mulai membantu Ara memakaikan
nya.
Setelah selesai mereka berdua pun menaiki mobil, untuk
segera pergi ke hotel.
Tiba di hotel Rion pun mengandeng Ara, yang tengah
kesusahan jalan dikarenakan hig hels yang tinggi dan juga
perutnya yang semakin membesar.
Eternity Publishing | 18
Page number 119
Betapa kalian bayangkan bagaimana sulit nya Ara
berjalan bahkan gaun pernikahan nya sangat sempit untuk
dirinya,
Dilihat orang tua Rion tengah berbincang dengan tan
tamu, lalu mereka berdua duduk dipelaminan.
Banyak tamu-tamu yang bersalaman sama mereka,
bahkan bibir Ara sampai pegal karena terus tersenyum.
Datanglah teman-teman Rion yang naik di atas
pelaminan untuk nmemberi ucapan selamat,
"Widih selamat ya yon gila-gila udah nikah aja lo, gue aja
baru tunangan anjay," ujar teman Rion dulu sewaktu SMA
yang biasa di panggil Badron bersama tunangan nya Tasya.
"Thanks dron, gue doain semoga tahun depan lo sama
Tasya juga nyusul gue," balas Rion membalas salaman
Badron ala laki-laki.
"Selamat ya Rion sama istrinya semoga kalian diberi
kebahagiaan selalu sampai maut memisahkan," ujar Tasya
"Thanks ya Sya,"
"Oh iya istri lo nama nya siapa,?"
"Kenalin sayang, ini Tasya temen aku sama Badron
waktu SMA, dan tunangan nya Badron,"
Ara
"Hai tasya kenalin aku Arabella bisa di panggil Ara," sapa
"Hai Ara, selamat ya atas pernikahan nya, eh iya kamu
hamil ya berapa bulan? Wah sebentar lagi gue jadi aunty
nih,"
"Makasih ya, iya aku hamil baru 8 bulan,"
"Gercep juga lo yon, ati-ati Ra ntar malem lo diterkam
Rion lagi," goda Badron.
"Bacot udah lo berdua turun, tuh masih banyak yang
ngantri," balas Rion dengan ketus.
Eternity Publishing | 119
Page number 120
"Iya-iya yuk yang kita turun singanya ngamuk,"
Setelah Badron dan tasya turun datanglah Andreas
temen SMA Rion juga,
"Selamat ya brother udah jadi suami aja gue bahkan
masih jomblo," ujar Andre
"Thanks ya ndre,"
"Yoi, Selamat ya Ra atas pernikahan lo sama Rion," ucap
Andre sembari mengulurkan tangan nya ke arah Ara.
Sebelum tangan Ara membalas uluran Andre sudah ada
tangan Rion yang membalas jabatan Andre.
"Makasih ucapan nya, kagak usah pegang-pegang bini
gue,"
"Dasar posessive, Ra kok lo mau sih ama nih bocah,
mending ama gue aja nikahnya entar anaklo seneng punya
bapak kek gue,"
"Turun enggak lo bangsat!," ketus Rion.
"Iya gue turun,"
Sebelum turun Andre terlebih dahulu mengedipkan
matanya ke arah Ara, membuat Rion naik pitam dan dengan
cepat-cepat Andre berlari ke arah stand makanan. Membuat
Ara terkekeh atas sikap pencemburu suaminya.
Datanglah kedua orang tua Rion yang naik ke atas
pelaminan,
Eternity Publishing | 120
Page number 121
PS-21
"Selamat ya anak Bunda, udah jadi suami orang aja kamu.
Padahal dulu kamu masih jadi Baby Boy bunda sama Ayah
yang nakal suka curi mangga nya tetangga sebelah, pesan
bunda jadilah suami yang sayang istri sama keluarga
sebentar lagi kamu mau jadi orangtua."
"Jadilah orangtua yang bijaksana, semoga kalian
bahagia," lanjut Bunda
"Makasih Bund, udah ngerawat Rion dari kecil sampai
sekarang, Rion sayang bunda."
Setelah acara peluk-pelukan Rion dengan Bunda.
sekarang giliran Ayah yang memeluk Rion,
"Selamat menempuh hidup baru, anak ku semoga kamu
selalu diberi kebahagiaan, kalau kamu butuh bantuan
datanglah ke Ayah, Ayah dengan senang hati membantumu,"
"Terima kasih Ayah,"
Bunda pun memeluk menantunya sembari mengucapkan
selamat, dan juga terimakasih telah menjadi pendamping
putranya.
Begitupun juga Ayah.
"Oh iya Rion kanmu nanti mau pulang ke mansion mu
atau ke mansion Ayah," tanya Ayah
"Rion mau pulang ke mansion Rion sendiri Yah,Bun."
"Yaudah kamu hati-hati kalau pulang jaga istrimu baik-
baik," nasihat Bunda
"lya bun,"
Pagi yang cerah dengan matahari menyinari kamar
sepasang pasturi muda itu, terlihat Rion dengan nyenyaknya
tidur derngan memeluk Ara yang berganti status yang
Eternity Publishing| 121
Page number 122
kemarin pacarnya sekarang menjadi naik tingkat jadi
istrinya.
Rion mulai bangun dari tidurnya, betapa bahagianya dia
bisa menikah dengan wanita yang dia cintai.
Rion pun mulai mengusap perut buncit Ara, sembari
mengajak anak-anaknya berbicara.
"Selamat pagi anak-anak daddy, daddy pengin kalian
cepet-cepet keluar biar daddy bisa main sama kalian twins!,"
'Dug'
Respon bayi di dalam kandungan Ara, membuat Rion
senang jika anaknya merespon ucapan nya,
"Daddy sama Mommy sayang kalian little Rion, semoga
kamu baik-baik aja di kandungan Mommy,"
'Dug'
Ara yang tengah tertidur pun bisa merasakan tendangan
anaknya, membuat dia segera membuka mata, dilihatnya
suaminya tengah mengecup perutnya.
"Selamat pagi sayang," sapa Rion mengetahui istrinya
sudah bangun.
"Pagi juga sayang." balas Ara sembari mengelus rambut
Rion yang berada di atas perutnya.
"Kamu tadi bicara apa kok sampai little Rion nendang
perut aku,"
"Itu aku bilang kalau kita berdua sayang twins, dan
enggak sabar nunggu twins lahir di dunia," ujar Rion dengan
raut berbinar-binar.
Ara yang mendengar alasan Rion pun,tersenyum melihat
Rion tak sabar menanti buah hati mereka lahir ke dunia ini.
"Bantu aku bangun dong," pinta Ara.
"Mau kemana?,"
Eternity Publishing | 122
Page number 123
"Mau mandi,"
"Yaudah yuk aku gendong, kita mandi,"
Sebelum menggendong Ara, Ara pun mengucapkan
sesuatu.
"Cuma mandi, enggak ada jatah pagi," peringat Ara
"Yah kok gitu, gabisa gitu dong yang," melas Rion
"Ya kudu bisa!,"
"Enggak mau,"
"Ayolah yang, kamu enggak lihat adek aku udah tegang,"
bujuk Rion sembari menunjuk juniornya yang tak terhalang
sesuatu.
"Gamau sayangku," tolak Ara keras
"Tapi kenapa?,"
"Badan ku capek sayang, kemarin seharian kita berdiri
terus nyalamin tamu, ngertiin aku ya entar malem aja aku
kasih jatah double," bujuk Ara
Mendengar jatah double Rion pun senang bukan main,
rasanya juniornya yang tegang sekarang sudah mulai tidur.
Mempersiapkan jatah tempurnya nanti malam.
"Oke nanti malam double janji ya sayang,
"lya janji, udah ayo mandi,"
Mereka berdua pun sudah masuk kedalam kamar mandi,
untuk membersihkan diri.
Selesai mandi Ara melangkahkan tubuh ke dapur untuk
memasak sarapan untuknya dan Rion,
Dia akan memasak menu capcay di pagi ini, dengan
telaten dia mulai menyiapkan bahan-bahan nya yang berada
di kulkas.
Melihat bahan-bahan di kulkas, hampir habis dia nanti
siang akan mengajak Rion untuk berbelanja.
Eternity Publishing | 123
Page number 124
Sangking asiknya dia berkutat dengan alat dapur, dia
tidak sadar saat ada sepasang lengan kekar memeluk
perutnya dari belakang.
"Kamu masak apa sayang,?" Tanya Rion dengan
kepalanya mendusel-dusel leher Ara.
"Ish kamu ini!, ngangetin aja, kalau aku jantungan
gimana?," cerocos Ara saat dirinya terkejut lagi asik-asiknya
memotong wortel tiba-tiba suaminya memeluk dirinya,
"Maaf ya aku ngagetin kamu?,"
"Iya, aku masak capcay kamu suka enggak?,"
"Apapun yang kamu masak, aku suka," gombal Rion
"Idih gombal mulu,"
"Yang penting aku gombalnya sama kamu sayang,"
"Aku kok geli ya denger kamu gombal," ujar Ara
"Tapi kanmu baper kan?,"
Goda Rion sambil mencolek pipi gembul Ara,
"Ih enggak ya," elak Ara sambil menutupi pipinya yang
bersemu merah.
"Boong aja kamu nih, kalau blushing bilang aja kali,"
Melihat kelakuan istrinya yang malu-malu kucing pun
membuat Rion tak tertahan untuk tertawa, menurutnya
kelakuan istrinya sangat mengemaskan bagi nya.
"Oh iya Rion, nanti siang kita belanja ya, soalnya stok
bulanan udah mau habis,"
"lya, nanti siang kita pergi.
Tak lama kemudian masakan Ara pun sudah jadi. Mereka
pun segera makan dengan diam,
Di pusat perbelanjaan kini Rion dan Ara tengah berada,
mereka tengah berada di toko sayuran yang berada di Mall,
Eternity Publishing| 124
Page number 125
Mereka mulai membeli sayuran, buah-buahan dan juga
snack, dan juga beberapa keperluan pribadi mereka seperti
keperluan mandi dan beberapa parfum mereka yang sudah
habis,
Setelah lama mereka berkeliling, kini mereka tiba di toko
terakhir membeli keperluan wanita apalagi jika bukan
scinkare untuk Nyonya Muda Ara.
"Emang itu scinkare nya aman untuk bumil yang?,"
Tanya Rion.
"Tenang aja aku udah baca aman kok," jawab Ara,
"Udah beli 2 paket sekalian aja yang," usul Rion yang
melihat kebingungan Ara.
"Gak papa nih?,"
"Gak papa sayang, kan aku kerja juga buat kalian,"
Mendengar ucapan Rion membuat pipi Ara blushing,
Setelah membeli scinkare, Ara mengajak Rion ke toko
keperluan baby,
"Rion lihat ini, baju nya bagus-bagus banget," girang Ara
yang sangat antusias melihat baju-baju bayi yang lucu.
"Iya, sayang tuh yang biru juga bagus yang," tunjuk Rion
kepada baju biru bergambar lion.
"Kita beli yang cocok buat cowok,cewek aja Rion, kan
kita enggak tahu jenis kelamin nya,"
Lalu mereka pun membeli baju-baju bayi, bak mandi bayi,
box bayi dan beberapa keperluan baby yang lain.
Setelah dua jam berbelanja akhirnya mereka pulang,
karna Ara mengeluh pinggang nya sakit karena kebanyakan
jalan.
Eternity Publishing | 125
Page number 126
PS-22
Maklum calon Mama muda yang lagi kesenangan belanja
untuk baby mereka yang akan lahir.
Sesampainya mereka di rumah, sudah menunjukan jam 6
sore, lalu mereka bergegas mandi karna tubuh mereka
sangatlah lengket.
Tubuh mereka kini sudah telanjang tanpa busana,
dengan semangat membara Rion bergerak naik ke atas
tubuh Ara, mengungkung tubuh Ara.
Karena Rion tak tahan akan nikmat tubuh istrinya, Rion
pun mulai melumat bibir Ara, Tangan Ara kini mulai
mengalung di leher Rion.
Betapa dia sangat mengagumi wajah suaminya yang
tampan nan gagah, tak tahan tangan Ara pun meraba dada
bidang suaminya, turun ke bawah ke arah perut kotak-kotak
suaminya yang sangat errr sexy dimatanya.
Ciuman Rion pun mulai turun,ke arah leher Ara,
mengecupi nya degan halus, dan mulai mengigitnya
meninggalkan bekas merah kebiruan di leher Ara,
Semakin dalam ciuman Rion mulai turun ke perut buncit
istrinya, tangan nya mulai mengelus perut bulat istrinya,
sampailah dia pada puncak dimana kehangatan buat
juniornya.
Ditiupnya vagina istrinya, yang memerah berkedut-
kedut meminta dipuaskan.
"Ahhh shhh,"
Sungguh Ara sudah tidak tahan, untuk mencium
suaminya.
Eternity Publishing | 126
Page number 127
Melihat, kelakuan istrinya yang meminta segera memulai
permainan nya, tangan Rion pun mulai meremas payudara
istrinya.
"Shhhhh yanggg kencenggg Masss"
Kedua tangan Rion pun semakin meremas payudara
istrinya dengan ritme keras, bibir istrinya pun dia sumpal
dengan bibirnya.
"Hoshhh hoshhh,"
Sesudah ciuman mereka berhenti, kaki Ara pun di buat
mengangkang di posisikan nya juniornya ke dalam vagina
Ara.
Dengan sekali hentakan junior Rion pun bergerak
dengan cepat, vagina nya bahkan sudah
berkedut-kedut.
Siap mengeluarkan cairan putih pekatnya.
Crottt Crottt
Sampailah Ara pada pelepasan pertamanya, Rion yang
belum mendapatkan pelepasan nya pun dengan gerakan
bruntalnya dia mulai semakin memasukan juniornya,
Junior Rion yang berada di dalam vagina Ara pun mulai
membesar dan berkedut-kedut dan sampailah Rion pada
puncaknya.
"Ahhhh ahhhhh,"
"Kamuuu sangatt nikmatt sayangg
Sekitar lima menitan mereka mengatur nafas kini,
Tubuh Ara pun disuruh untuk menungging, dengan
pelan-pelan Ara pun menumpu kedua kaki tangan nya
dengan keadaan membelakangi suaminya atau menungging.
Dan terlihatlah Ara yang sedang menungging
memperlihatkan kedua buah dada besar
besar nya yang
mengantung meminta di remas oleh tangan Rion,
Eternity Publishing | 127
Page number 128
Dan perut buncitnya yang mengantung, Rion pun
memasukan juniornya ke sela-sela bongkahan pantat
istrinya sesekali dia menamparnya dengan gemash.
Plakk
Ditamparnya pantat Ara, membuat Rion seakan
melayang dengan kegiatan nya bercinta dengan istrinya
dengan posisi menungging, kedua tangan nya meremas
payudara istrinya dan semakin menambah gerakan nya.
"Shhh hhhhhh,"
"Sumpahhh kamuu nikmatt bangett sayangg,"
"Akhhh lebihhh cepettt Masss,"
Keduanya pun akan segera mendapatkan pelepasan nya,
dan semburan sperma Rion pun memenuhi vagina istrinya,
Rion pun membalikan tubuh istrinya dan menidurkan
nya dengan posisi terlentang dengan kedua kaki
mengangkang,
"love you Nyonya Maddison"
"Love you too Tuan Maddison,"
Kini Rion dan Ara tengah berada di mansion keluarga
Maddison, pasalnya sang Bunda meminta anaknya ke sini
mengajak istrinya karena Bunda tengah rindu dengan
enantu cantiknya.
"Ya ampun mantu Bunda! Bunda kangen banget sama
kamu," teriak histeris Bunda saat melihat anak dan
menantunya yang sudah datang,
"Ara juga kangen banget sama Bunda, kangen masak
bareng hehe," cengir Ara
Melihat Bunda nya yang tengah melepas kangen dengan
menantunya, Rion hanya memutar bola malas, sungguh
Bunda nya ini sangatlah lebay!
Eternity Publishing | 128
Page number 129
"Bunda jangan lebay deh," sarkas Rion sambil memutar
bola malas
"Lebay kamu bilang!,Bunda ini rindu sama mantu Bunda
yang cantik ini, masa di bilang lebay!," kesal Bunda
"Kok Ayah betah ya serumah sama Bunda yang kelewat
lebay! Kalau aku mah udah enggak kuat ngadepi sifat lebay
Bunda,"
"SEANNN URUSS ANAK KAMUU INII!!!"
"SAYANGGG JANGANN TERIAK-TERIAKK NANTI
TENGGOROKAN MU SAKITT," Teriak Ayah yang tengah
menuruni tangga.
Setelah sampai di ruang tamu tempat istrinya dan anak
menantunya berada,
"Ada apa kamu teriak-teriak?," tanya Ayah kepada Bunda.
"Ini nih anak kamu nyebelin!, masa aku di katain lebay,"
Adu Bunda kepada suaminya.
"Lah emang bener kok kamu lebay," jawab Ayah polos
tanpa mengetahui raut muka Bunda yang melotot.
"DASARRR ENGGAK ANAK SAMA BAPAKK NYEBELINN
SEMUAA," teriak kesal Bunda.
Sean dan Rion yang melihat tingkah Bunda nya merajuk
pun hanya tersenyum, lain hal dengan Ara yang melihat
Mertuanya merajuk karena suaminya yang jail.
"Mas udah ih minta maaf, sama Bunda," ujar Ara sembari
mengelus tangan suaminya.
"Iya-iya," jawab Rion
"Maafin Rion ya Bun, Rion tadi cuma bercanda jangan
marah ya Bun!," Bujuk Rion
Sean yang mendengar ucapan maaf anaknya untuk
istrinya pun ikut-ikutan minta maaf, kalau tidak bisa-bisa
Eternity Publishing | 129
Page number 130
nanti malam dia tidak dapat service dong kan juniornya
nanti kedinginan!
"Sayang, maafin aku juga ya, suer tadi aku sama Rion
cuma becanda doang kok," bujuk Ayah
Mendegar ucapan maaf dari kedua lelaki tercinta nya,
Bunda pun akhirnya memaafkan mereka,
"lya bunda maafin,"
Lalu mereka bertiga pun berpelukan, Ara yang melihat
keharmonisan keluarga suaminya pun hanya tersenyum,
semoga kedepan nya Rumah tangga dirinya dan Rion bisa
seharmonis Rumah tangga mertuanya.
Ting Tong
Tiba-tiba bel rumah pun berbunyi menghentikan
aktivitas mereka yang tengah berpelukan,
itu,
Saat Ara akan bangkit membuka kan pintu, Rion pun
mencegah agar dirinya saja yang membuka pintu, Di depan
pintu, Rion pun membuka kan pintu rumah dan nampaklah
seorang pria paruh baya beserta istrinya dengan
menggendong bayi di dalam gendongan wanita paruh baya
"Eh Om sama Tante, ayo masuk dulu Om,"
Wanita paruh baya dan Pria paruh baya itupun mulai
masuk ke dalam rumah keluarga Maddison, Ayah yang
melihat siapa tamu nya pun terkejut tengah apa adiknya
kemari,
"Loh Sendra ada apa kamu kesini?," tanya Bunda kepada
adik iparnya yang bernama Sendra Maddison adik dari
suaminya.
Dengan istrinya Sandra Maddison, beserta putra kecil
mereka yang masih berumur 3 bulan bernama, Airendra
Maddison.
Eternity Publishing| 130
Page number 131
"Ini Mbak May aku mau titip putraku Rendra ke kalian,
soalnya aku sama istriku mau ke luar negri ngurusin
perusahaan ku yang ada masalah, karena kan kalau naik
pesawat kata dokter, Rendra belum boleh di bawa,"
"Yasudah biar Rendra, Rion dan istrinya yang ngurus
sekalian latihan jadi orang tua muda," usul Bunda Maya
"Gimana Rion Ara? Kalian mau enggak jaga baby
Rendra," tanya Ayah
"Kita mau kok Yah," jawab Ara dengan antusias.
"Oh iya Ara keperluan baby Rendra ini udah tante siapin
di tas," kata tante Sandra
"lya tante," jawab Ara
"Oh iya Send, kamu ke luar negri berapa lama?," tanya
Ayah
"Kurang lebih dua minggu sih kak, soalnya ada yang
korupsi uang perusahaan kak, jadi agak lama" jawab Om
Sendra.
Eternity Publishing | 131
Page number 132
PS-23
"Kalau gitu kalian hati-hati kalau butuh bantuan,
hubungi kakak atau mbak ya," nasihat Ayah
"lya kak, kalau gitu kita pamit ya kak soalnya kita buru-
buru," ucap om Sendra
Setelah Om Sendra dan Tante Sandra pergi, kini
tinggalah Ayah Bunda dan Rion dan Ara.
"Oh iya Rion, kalau gitu Ayah sama Bunda mau ke
kondangan teman Ayah dulu ya kalian hati-hati kalau mau
pulang," ujar Ayah.
"Iya Yah Bun," jawab Ara dan Rion bebarengan.
Saat tengah asik berendam di dalam bath up, tiba-tiba
pintu kamar mandi di buka oleh Rion dengan berpenampilan
dengan boxer nya bertelanjang dada.
Rion pun segera ikut berendam i dalam bath up
bersama Ara dengan segera dia pun langsung melepas boxer
nya.
Terlihatlah Ara tengah berendam menggunakan lingrei
rna putih yang menampilkan perut bulatnya. Payudara
nya bahkan seperti berlomba-lomba untuk membesar
seakan ingin menyaingi perut Ara yang nampaklah sangat
besar untuk ukuran wanita hamil 10 bulan,
Rion pun menggendong Ara di letakan nya tubuh Ara ke
lantai kamar mandi, dengan posisi terlentang.
Betapa sexy nya tubuh istrinya itu, ah fantasinya bahkan
sudah berkeliaran, di pikirannya,
Tubuh Rion pun mulai berada di atas tubuh Ara, kedua
tangan Rion menumpu agar perut Ara tidak tergencet,
dikukungan Rion, Ara pun sudah was-was saat dirinya
Eternity Publishing | 132
Page number 133
melihat pancaran
menemukan mangsanya.
Dilumatnya bibir Ara dengan kasar, lidah mereka saling
bertemu, saling memainkan saliva mereka.
Ara yang sudah kehabisan nafas oleh ciuman Rion pun,
segera menepuk dada bidang Rion dengan keras, dan
ciuman mereka pun terlepas.
"Hoshh-Hosshh,"
mata Rion yang seperti serigala
Ara pun mengatur nafasnya yang tersengal-sengal dan
menatap tajam Rion dan dibalas senyuman oleh Rion,
Mulut Rion pun mulai mengulum payudara Ara, dan
tangan satunya
payudara Ara sampai
mengeluarkan asi,
"Ahhh pelannn Rionn,"
meremas
"Seperti pintamu sayang."
"Ahbhh abhh."
Tanpa pemanasan junior Rion pun mulai masuk ke
dalam vagina Ara, dengan sekali hentakan membuat bayi
yang berada di dalam perut Ara pun kaget, dan menendang-
nendang dengan bruntal di perut Ara.
Kedua badan mereka pun bergoyang-goyang, kedua
tangan Rion pun di telungsupkan ke pantat Ara mengangkat
pinggul Ara,agar penyatuan mereka lebih dalam.
"Shhhhh ahhhh,"
"Pelann pelannn Masss,"
Seakan tidak mendengar ucapan Ara, Rion pun dengan
semakin bruntal menyodok vagina Ara, memaju mundurkan
tubuh mereka,
"Ahhh akuhhh mauu keluarrr sayanggg," desah Rion
Eternity Publishing | 133
Page number 134
Tangan Ara pun mulai melingkar di pinggang berotot
suaminya, dan tubuh mereka pun bergetar, perut nya
semakin sakit akibat dorongan bayi di dalam perut Ara,
Crott Crottt
Keluarlah cairan putih pekat milik Rion yang membasahi
vagina Ara, Tanpa menunggu Ara mengatur nafas, Rion pun
segera melakukan ronde kedua nya.
Juniornya bahkan seperti di urut di dalam vagina Ara, dia
seakan melayang di udara, beberapa kali Ara mengeluarkan
orgasme nya, tetapi Rion belum sekalipun mengeluarkan
sperma nya di ronde kedua.
Saat Rion akan sampai di pelepasan nya, terdengarlah
tangisan baby Rendra,
"Oeeekk-Oekkk,"
Ara yang mendengar tangisa baby Rendra pun segera
melepaskan penyatuan dirinya dan Rion.
"Mas itu lepas duluhh baby Rendra nangis ituhh," ujar
Ara sembari mendesah.
"Bentar sayangg
Tangisan baby Rendra pun semakin keras, Rion pun
dengan cepat mengoyangkan badan mereka
untuk segera sampai pelepasan nya.
Crottt Crott
Sampailah Rion pada pelepasan nya, dan merebahkan
tubuh di disamping tubuh Ara di lantai kamar mandi, dengan
tergesa-gesa Ara pun mulai bangun dari duduk nya dan
tanpa mengunakan baju Ara pun berjalan ke arah ranjang
tempat dimana baby Rendra berada,
Dengan jalan mengangkang, karena vagina nya masih
terasa sakit, Tiba di ranjang dia pun mulai mengambil tubuh
baby Rendra, dibawa nya ke dalam gendongan nya.
Eternity Publishing | 134
Page number 135
"Babyy kenapa nangis hmm?," Tanya Ara kepada baby
Rendra
Tangisan Baby Rendra pun belum berhenti sorot mata
Baby Rendra pun menatap wajah Ara, Rion pun datang
dengan keadaan telanjang seperti istrinya menghampiri
istrinya yang tengah mengendong anak Om nya ini.
"Baby Rendra kenapa sayang?,"
"Enggak tau aku, aku cek popok nya enggak basah,"
"Baby kamu kenapa nangis?," tanya Rion sembari
mengelus pipi kemerahan babyRendra yang menangis.
Tiba-tiba tangan mungil baby Rendra pun menepuk
payudara Ara yang tak tertutupi apapun, seakan memberi
tau bahwa dia lapar.
Rion yang melihat tingkah Baby Rendra pun melototkan
matanya,
'Buset nih anak kecil tau aja kalau susu bini gue gede!, gue
enggak mau kalah nih kalau tuh anak kecil nyusu, pokoknya
gue juga mau nyusu, enak aja itu susu punya gue! mainan gue
tiap hari' batin Rion
Ara yang payudaranya serasa di tepuk oleh tangan Baby
Rendra pun seakan mengerti kalau baby Rendra mulai lapar,
jadi dia menangis.
"Ohh kamu laparr ya Baby, bentar ya tante mau rebahan
dulu biar kamu enak minumnya,"
"Mas tolong bawa bentar baby Rendra nya, aku mau
rebahin dulu tubuhku di ranjang, biar baby Rendra nenen
nya nyaman,"
Rion pun mulai menerima tubuh mungil baby Rendra,
dan Ara mulai merebahkan tubuh nya di ranjang dengan
posisi terlentang dengan kaki mengangkang, Diterima nya
tubuh mungil baby Rendra dari gendongan Rion, dan
Eternity Publishing | 135
Page number 136
dibaringkan nya tubuh mungil itu di dada nya, bibir mungil
baby Rendra pun mulai mencari-cari puting Ara,
Setelah menemukan puting Ara, baby Rendra pun
menyusu. membuat Ara kegelian karena belum terbiasa
menyusui bayi,
"Shhh ahh,"
"Kamu kenapa sayang?," tanya Rion khawatir.
"Enggak papa kok Mas, ini aku cuma kegelian waktu
baby Rendra nyusu rasanya putingku sakit-sakit enak gitu,"
cengir Ara.
Rion pun bernafas lega, Baby Rendra pun mulai menyusu
dengan cepat-cepat sampai membuat nya terbatuk-batuk.
"Pelan-pelan sayang enggak ada yang minta," ujar Ara
sambil nengelus pipi baby Rendra.
"Ada yang minta kok yang, ini aku juga mau nyusu," ucap
Rion dengan watados nya tanpa malu.
"Kamu apaan sih Mas," ujar Ara malu-malu.
Dan tanpa di minta Rion pun mulai merebahkan tubuh
nya di samping istrinya yang sedang menyusui baby Rendra,
Juniornya pun dengan santai nya dimasukan ke dalam
vagina istrinya, yang sedang mengangkang,
"Ahhh keluarinn Mass ngeganjel inihh," desah Ara saat
junior suaminya di masukan ke dalam lubangnya.
"Gak mau, biarin aja adek aku tidur di vagina kamu, udah
lah aku mau ikutan nyusu, masa cuma Baby Rendra aja!, kan
aku juga mau." Rajuk Rion
Ara pun menghela napas melihat kecemburuan
suaminya, yang cemburu saat payudaranya di bagi dengan
Baby Rendra.
"Yaudah kamu agak sini dong mas!, katanya mau nyusu,"
ucap Ara dengan nada halus.
Eternity Publishing| 136
Page number 137
Rion pun mulai memposisikan kepalanya tepat di depan
payudara besar dan padat milik Ara, mulutnya pun mulai
mengulum payudara Ara dengan rakus menyedot asi yang
berada di dalam payudara Ara. Dirinya tidak mau kalah,
dengan baby Rendra yang meminum asi istrinya!
"Ahhh pelan-pelan Mas jangan di gigit ahhhh," desah Ara.
Bagaimana dirinya tidak mendesah saat kedua
payudaranya di kulum oleh suaminya dan keponakan nya,
payudara nya bahkan nampak lancar sekali mengeluarkan
asi.
Hanya karena payudaranya di kulum, membuat dirinya
orgasme kepalanya pun sedikit menunduk melihat suami
dan keponakan nya bahkan sudah tertidur, dengan mulut
masih menyusu. Dia pun mulai menaikan selimutnya hanya
sampai di kepala suaminya yang mendekap dirinya, Ara pun
segera memejamkan mata menyusul kedua laki-laki berbeda
jenis kelamin itu ke alam mimpi!.
Eternity Publishing| 137
Page number 138
PS-24
Mas kita ke supermaket yuk, beli bahan-bahan masak.
Udah mau pada habis," keluh Ara.
Berbicara dengan Rion yang menonton ty, dengan baby
Rendra yang tengah di tidurkan di kamar mereka.
"Emang udah pada habis bahan-bahan nya?," tanya Rion
sembari mengusap rambut Ara.
"Iya udah habis, sekalian aku mau beli bahan-bahan
untuk buat kue,"
"Yaudah yuk kita siap-siap,"
Didalam kamar Rion mulai berganti pakaian dulu,
sebelum membantu Ara memakaikan pakaian nya.
Setelah selesai, memakai pakaian dengan celana jeans
warna hitam dipadukan dengan kaos warna putih tak lupa
dengan jaket bomber warna merah, dengan rambut yang di
bikin jambul.
Membuat Ara meleleh melihat ketampanan suaminya ini,
Rion pun mulai mengambil, vibrator di laci meja, dia
ingin sekali Ara mengendong baby Rendra dengan
gendongan kangguru, ditambah vibrator menempel di
vagina nya.
Sungguh fantasy nya ini harus dia tuntaskan segera,
Di pakaikan nya vibrator itu, pada liang Ara.
"Eghmm mmmm,"
"Keluarinn Mass akuhhh enggak nyamann,"
Kedua paha Ara dibuka oleh tangan Rion, kepala Rion
mulai berada di depan vagina istrinya,
Di kecupnya liang istrinya, diusapnya vagina istrinya
yang sudah ada vibrator yang menempel,
Eternity Publishing | 138
Page number 139
Tangan nya dengan gatal mencubit klitoris Ara,
"Ahhhh ahhhh,"
Tak sampai di situ, dia pun menempelkan mulutnya
menghisap vagina merah muda itu, Ara semakin dibuat
melayang akan sentuhan suaminya itu.
"Udahhh Massss,"
Desahan demi desahan Ara keluarkan dari bibir
mungilnya, sampai akhirnya vagina nya bergetar dan
berkedut-kedut siap mengeluarkan cairan nya.
Rion yang berada di depan vagina istrinya, bisa melihat
vagina itu berkedut-kedut bibir nya pun tersenyum smirk,
Saat cairan itu mulai meleleh, dihisapnya cairan itu
sampai habis,
Dilihatnya wajah lelah istrinya sehabis mengeluarkan
orgasme nya, dengan segera dia memakaikan baju untuk
istrinya dengan vagina nya terdapat vibrator yang belum
dinyalakan.
Setelah selesai, Rion pun mengendong baby Rendra,
diserahkan nya bayi mungil itu ke arah istrinya,
Yang sudah rapi dengan gendongan kangguru di tubuh
nya,
Ara pun menerima baby Rendra dan menggendong nya
menggunakan gendongan kangguru itu.
Betapa sexy nya Ara dengan perut buncitnya
menggendong bayi mungil di tubuhnya dengan
menggunakan gendongan kangguru bisa di bayangkan sexy
nya tubuh Ara.
Suaminya Rion pun bahkan sampai tak berkedip melihat
Ara berpenampilan sesexy itu,
Mereka pun mulai memasuki mobil, dan Rion pun segera
melajukan mobilnya ke supermarket ujung kota tersebut,
Eternity Publishing | 139
Page number 140
Tiba di supermarket mereka pun segera ke luar dari
mobil, di dalam supermarket mereka terus saja di pandangi
apalagi, Rion yang kegantengan nya memikat para ibu-ibu
yang sedang berbelanja.
Lain hal dengan Ara yang di tatapi para kaum lelaki, yang
tengah membeli snack, mereka melihat betapa sexy nya
tubuh Ara itu.
Perut yang buncit dengan menggendong bayi menambah
kesan sexy dimata laki-laki yang melihatnya.
Tak jarang, Rion melototkan matanya saat para buaya-
buaya darat melihat tubuh istrinya, tidak bisa Ara hanya
miliknya dan tubuh Ara hanya boleh di lihat oleh nya.
"Kita mau beli apa dulu sayang,?"
"Kita beli sayuran dulu yuk Mas,"
Tangan Ara pun mulai mengandeng lengan kekar
suaminya berjalan ke arah stand sayuran.
Dihadapan nya kini terdapat beberapa sayuran seperti:
bayam, kangkung, dan beberapa sayuran lain nya.
Ara pun mulai mengambil beberapa sayuran, dan
bumbu-bumbu dapur, dilanjut dengan mengambil beberapa
daging, telur.
"Udah belum sayang?,"
"Udah mas yuk kita ke rak bahan-bahan kue,"
Tiba di rak bahan-bahan kue, Ara pun dengan bahagia
mulai mengambil beberapa, bahan-bahan membuat kue
seperti tepung teriku, butter dan lain-lain
Mereka pun mulai pergi ke kasir, untuk membayar
belanjaan mereka.
Penjaga kasir itu pun segera menghitung berapa
belanjaan Rion,
Eternity Publishing | 140
Page number 141
"Total nya 500.000 kak," ujar mbak penjaga kasir itu.
Rion pun memberikan black card nya, ke kasir itu dan
segera pergi ke mobil, dimana Ara tengah duduk di kursi
kemudi,
"Habis ini mau kemana lagi?," tanya Rion dengan melihat
ke wajah Ara.
"Pulang aja ya, aku mau bikin kue hehe,"
"lya, tapi kamu duduk sini ya," pinta Rion kepada Ara
agar istrinya itu duduk di pangkuan nya.
"Enggak ah!, kamu kan nanti ngemudi aku takut," tolak
Ara secara halus,
"Enggak akan terjadi apa-apa sayang?"
Lama memikirkan pendapat Rion, Ara pun bangkit dari
duduk nya, dengan susah payah akhirnya dia duduk di
pangkuan Rion dengan baby Rendra yang tertidur.
Tangan Rion pun mulai masuk ke dalam saku celana nya,
menekan remot control vibrator yang menempel di vagina
istrinya,
Tiba-tiba vibrator itu menyala, membuat Ara kaget
tubuhnya pun bergetar,
"Eghhhh Masssss,"
"Matiinnn vibratorrr nyahhh ahhh Mass Rionnn,"
"Sebut nama ku sayang,"
Tangan Rion tak tinggal diam, tangan satunya pun
memilin payudara istrinya, dan tangan satunya mulai
mengelus pahanya.
Lama-lama elusan itu semakin naik hingga sampai di
vagina istrinya yang becek,
"Ahhhhh ahhhh,"
Desah Ara keras saat tangan suaminya mencubit vagina
nya yang berdenyut-denyut.
Eternity Publishing| 141
Page number 142
Bahkan teriakan Ara tadi membuat baby Rendra pun
menangis, membuat Ara kelimpungan pasalnya dirinya
tengah menahan desahan nya.
Karena tubuh nya bergetar, vibrator itu mulai semakin
mendalam di vagina Ara, tak sampai di situ tangan Rion tak
henti-hentinya mencubit payudara nya memilin nya.
Dan tangan satunya mengocok vagina nya,
"Masss lepasinn duluu Baby nangiss,
"Oeekkk-Oeekkk."
Rion pun mulai membalikan tubuh istrinya di pangkuan
nya, menjadi tubuh nya berhadapan dengan tubuh istrinya,
tangan nya mulai melepas baju milik Ara.
Dan mengeluarkan kedua payudara istrinya, dengan
salah satu payudara istrinya di kulum keponakan nya,
Jika keponakan nya menyusu di payudara bagian kiri
maka dirinya di bagian kanan.
"Masss shhhh,"
"Jangannnn di gigittt,"
Kedua tangan Ara semakin menekan kepala keponakan
nya dan suaminya, agar mereka semakin mendalam
menyusunya.
Perut nya bahkan mengencang mungkin baby twins
marah? Karena asi yang seharusnya untuk mereka malah
diminum oleh daddy dan keponakan nya,
Vagina nya bahkan mulai mengeluarkan cairan
orgasmenya,
"Massss Rionnnnn," desah Ara saat mengeluarkan cairan
orgasmenya.
Rion pun mulai berhenti menyusu,
"Kenapa berhenti?," tanya Ara sedikit kecewa
Eternity Publishing | 142
Page number 143
Rion yang melihat raut kecewa istrinya pun mengusap
pipi istrinya dengan lembut,
Dan mengecup hidung istrinya,
"Enggak usah sedih, kita lanjutin dirumah ya. Bentar aku
jalanin mobilnya dulu masa dari tadi kita di depan
supermarket kan gak enak walaupun kita di mobil,"
Eternity Publishing | 143
Page number 144
"Tapi bajuku gimana?,"
Pasalnya Ara kini setengah telanjang, baju Ara di turunin
Rion sebatas perut karena payudara Ara masih si sesep baby
Rendra.
"Udah kamu gitu aja,"
PS-25
"Ya masa setengah telanjang gini, nanti pas keluar mobil
gimana2,"
"Ya aku gendong lah sayangku,"
"Apaansih," malu Ara
"Ye dasar bumil! Malu-malu kan kamu jadi tambah sexy
dimata aku," ujar Rion dengan nada mesum.
"Mesum aja sih kamu!, udah mau jadi bapak-bapak juga,"
ketus Ara
"Ya enggak papa, orang mesumnya cuma sama kamu
doang kok yang"
"Dih gombal Mas nya,"
"Yang penting kamu sayang aku,"
"Masa?,"
"Wah kamu mau aku cium nih, malah ngajak ribut
enggak jadi pulang loh,"
"Yaudah ayo pulang Mas Rion sayangku,"
"Siapp tuan putrikuu,"
Sebulan sudah berlalu kini usia kandungan Ara telah
berusia 11 bulan.
Memang aneh kan seharus nya Ara melahirkan bayinya
pada usia kehamilan 9 bulan?
Tapi atas keinginan suaminya yang sangat senang
melihat dia telanjang tanpa busana dengan perut buncitnya,
Eternity Publishing | 144
Page number 145
membuat suaminya meminta dia menunda kehamilan
selama 2 bulan,
Bisa kalian bayangkan betapa susah nya dia bergerak.
Dengan perut besar nya ini?
Seperti malam ini contohnya sudah dari kemarin dia
merasakan perutnya yang mulas, Ara bahkan tidak
mengatalkan kalau perutnya mulas kepada suaminya,
Karena dia tau suaminya kemarin pulang larut malam
karena masalah kantor, yang membuatnya lelah, Ara
memaklumi itu.
Tepat pukul 03.00 pagi dia terbangun karena dia ingin ke
kamar mandi, Ara dilema ingin membangunkan suaminya
atau tidak?
Rion yang merasakan ranjang di sampingnya bergoyang-
goyang lantas membuka matanya, dilihat istrinya tengah
menahan sesuatu.
"Ada apa sayang?," tanya Rion dengan suara khas
bangun tidur.
"Eh, maaf ya kamu kebangun mas, ini aku mau pipis
enggak bisa bangun," ujar Ara
"Yaudah sini mas gendong aja,"
Lalu Rion pun menggendong Ara sampai ke dalam kamar
mandi, dirinya menunggu di depan pintu kamar mandi,
"Masss,"
"Iya, udah selesai?,"
"Udah"
Rion pun kembali menggendong tubuh istrinya lagi,
"Kamu tumben malam-malam gini pipis?,"
"Enggak tau aku juga mas, pengen nya pipis terus ini aja
udah ke lima kalinya aku ke kamar mandi," keluh Ara
"Huft, yaudah yuk tidur lagi,"
Eternity Publishing | 145
Page number 146
Mereka pun mulai merebahkan tubuh mereka di ranjang,
Belum sampai Ara menutup mata, rasa mulas di
perutnya kembali melanda,
"Akhhh sakitt,"
"Kenapa sayang?," tanya Rion panik
"Perutku sakit mass,"
Rion pun segera mengelus perut istrinya, sekitar lima
belas menittan dia mulai mendengar deru nafas istrinya
Pagi ini entah mengapa Rion meliburkan diri dari
pekerjaan nya, dirinya merasa kalau saat dia meninggalkan
istrinya kerja ada sesuatu yang tidak enak di hatinya.
Jam mulai menunjukan pukul 11.00 siang dia pun mulai
membangunkan istrinya yang masih tertidur, maklum
semakin hari istrinya itu sering mengeluh pegal di pinggang
dan kakinya.
Lantaran perutnya yang besar, membuat dia susah
bergerak.
"Sayang bangun yuk, udah siang.'
Rion membangunkan istrinya yang masih terpejam,
"Eughh,"
Tak lama kemudian Ara pun membuka matanya,
"Jam berapa mas?,"
"Udah jam 11 ayo bangun,"
"Hah kok aku baru dibangunin sih!l, kan aku belum
masak," panik Ara
"Aku udah masak sayang, yuk sekarang aku bantu
mandiin,"
Mereka pun mulai masuk ke dalam kamar mandi,
Sepuluh menitan mereka keluar dari kamar mandi,
Eternity Publishing | 146
Page number 147
Dengan keadaan telanjang tanpa busana, Ara dan Rion
pun berjalan menuruni tangga, untuk pergi ke arah meja
makan.
Disela-sela jalan nya Ara bisa merasakan bayi nya sudah
berada di pinggulnya, berputar-putar mencari liang nya.
"Akhhhhh masss peruttkuuu,"
"Perutmu kenapa lagi sayang?,"
Tangan Ara mulai berpegangan pada lengan suaminya,
dirinya bahkan menghentikan jalan nya pada tangga
terakhir, saat dirasa perutnya mengencan8
Kedua tangan Ara mengalung di leher suaminya, badan
nya mulai di goyang-goyangkan ke kanan ke kiri.
"Shhh sakittt hikSss,"
Rion dilanda bingung dengan keadaan istrinya,
"Sayang kamu kenapa?,"
"Kayak nya aku mau melahirkan deh mas," jawab Ara
dengan menahan mulas di perutnya.
"'Sudah kapan perut kamu sakit yang?,"
"Dari kemarin," jawab Ara
Kemudian Rion mulai mendaratkan tangan nya ke vagina
Ara untuk mengecek pembukaan berapa istrinya itu,
Dua jarinya mulai dia masukan ke liang Ara yang sudah
becek dipenuhi lendir,
Betapa nikmatnya saat kedua jarinya di jepit liang Ara
yang berkedut-kedut.
Bibir vagina Ara sudah melebar sekitar 2 cm. Yang
berarti pembukaan dua yang tengah Ara rasakan.
"Bukaan dua sayang, kita makan dulu biar nanti malam
kamu ada tenanga untuk melahirkan,"
"Gendong enggak kuat jalan aku,"
Eternity Publishing | 147
Page number 148
Rion pun mulai menggendong Ara berjalan ke arah meja
dapur.
Sudah 10 jam an Ara menahan untuk tidak mengedan
karena pembukaan nya belum lengkap, pembukaan Ara saat
ini sudah mencapai pembukaan 6 sekitar
2 jam an lagi mungkin pembukaan Ara akan lengkap,
saat ini malam sudah menunjukan pukul 22.00 Rion dengan
setia menemani Ara untuk membantu melahirkan.
"Mas kita lahiran nya emang enggak ke rumah sakit?,"
tanya Ara
"Enggak kamu lahiran di rumah, aku akan bantu kamu
lahiran,"
"Tapi-"
Kini Ara sudah tidur terlentang di kasur kedua kakinya
di buka lebar memperlihatkan vagina nya yang semakin
berkedut-kedut siap melahirkan bayi mereka.
Mata Rion bahkan tak lepas sedikitpun memandangi
indah nya liang istrinya,
Junior nya bahkan sudah tegang,
Dengan pelan-pelan Rion pun menaiki ranjang dan
mengungkung tubuh Ara yang sudah dibawahnya. Juniornya
mulai di masukan ke vagina Ara, dan mulai melumat bibir
ranum Ara, kedua tangan meremas payudara istrinya yanh
sendari tadi menggoda nya.
Sungguh! Ara saat ini sudah menahan sakit liang nya
berkedut-kedut tetapi suaminya malah menggagahinya.
Eternity Publishing | 148
Page number 149
Tubuhnya seperti di belah dua rasa sakitnya membuat-
nya hampir menangis.
"Cukupp masss sakittt keluarin,"
"Tidak alku akan mengeluarkan nya saat bayi ini keluar,"
Dengan segera Rion mengoyangkan tubuhnya, memaju
mundurkan juniornya. Ara bahkan sudah kualahan
mengimbangi permainan suaminya. Perutnya semakin
mulas, sepertinya bayi nya menolak daddy nya bercinta
dengan mommy nya saat dirinya akan keluar.
PS-26
"Yahh masss lebihh dalamm,"
"Akhhhhh."
Seakan melupakan istrinya akan melahirkan tangan Rion
ulai mengangkat tubuh istrinya. Digendong nya Ara
berjalan menuju dinding di senderkan punggung Ara ke
dinding. Kaki Ara rasanya sudah lemas seperti jelly dirinya
sudah tak sanggup, badan nya mulai lemas liang nya
semakin sakit.
"Akuu mau sampaiii mass,"
"Tahan duluuu aku belum sampai sayangg,"
Digempurnya Ara dengan semangat menmbara, bahkan
bokong besar Ara sudah diremas oleh tangan Rion.
"Ahhhh."
Bibir Rion mulai mengecupi leher Ara, ciuman itu mulai
turun ke Arah Payudara besar nan padat itu, Dikulumnya
kedua bukit kembar itu, bisa dirasakan Ara junior suaminya
mulai membesar di vagina nya.
Crottt crottt
"Ahhhh ahhhhh,"
Eternity Publishing | 149
Page number 150
"Kamu nikmatttt sayanggg,"
Keluarlah cairan putih pekat membahasahi vagina Ara.
Sudah 2 jam an mereka bermain, tangan Rion pun mulai
masuk ke liang Ara mengecek pembukaan berapa?.
"Sudah pembukaan 8 sayang sebentar lagi kita bertemu
twins," ujar Rion bahagia
Sakit Ara pun semakin menjadi, bahkan Ara sampai
mencakar punggung suaminya karna tak tahan dengan sakit
ini.
Rion pun tampak biasa saja dia bahkan menyemangati
istrinya dengan kata-kata manis. Dan mengecupi pipi
istrinya.
Satu jam lagi baby twins akan lahir melihat dunia ini.
Malam semakin larut Ara bahkan belum lengkap
pembukaan nya, tubuh nya bahkan sudah lelah,
Rion yang melihat wajah lelah istrinya pun mulai
memikirkan cara bagaimana istrinya segera melahirkan.
Ara yang melihat Rion akan mengagahinya lagi mulai
panik.
"Jangan mas aku capek," lirih Ara
"Maaf sayang, ini salah satu cara agar kamu segera
melahirkan, aku tak kuat melihat wajah lelahmu dan ini
sudah hampir jam setengah dua belas."
Ara pun mulai pasrah dan menganguk menandakan dia
siap suaminya gagahi lagi, karena dia sudah lelah.
Wajah Rion pun mulai mendekat ke arah wajah Ara,
hidung mereka bahkan bersentuhan Ara bahkan bisa
merasakan bau badan suaminya yang beraroma mint.
Kedua tangan Rion mulai membelai payudara Ara,
tangan Rion pun semakin turun di liang Ara.
Dikocoknya liang istrinya itu.
Eternity Publishing | 150
Page number 151
"Ashhhh hhhh"
Junior Rion bahkan sudah siap untuk bercinta dengan
istrinya, dimasukan nya junior itu ke dalam vagina istrinya.
Rion pun mulai memompa liang Ara badan mereka pun
mulai meliuk-liuk,
Ara di buat melayang akan permainan suaminya ini,
perut nya bahkan semakin mulas, dengan vagina nya
berkedut-kedut badan nya bergetar hebat.
"Lebihhh dalammm massssss,"
"Ahhhhh yessss sayanggg"
Keringat mulai bercucuran di badan mereka, bahkan
badan Ara dipenuhi oleh bercak-bercak ke unggu an dari
Rion.
Genjotan Rion pun semakin cepat, juniornya bahkan
semakin tenggelam di liang istrinya,
Diremas nya bokong Ara, yang besar nan padat itu, tak
berhenti sampai di situ dia mulai menyusu pada istrinya,
Dia semakin gemas dengan payudara Ara, bahkan dia
sampai mengigit gumpalan kenyal itu.
"Jangannnn di gigitttt massss,'
Permainan mereka pun semakin panas, mereka banyak
melakukan dengan berbagai gaya,
Sampailah Rion akan puncaknya, junior nya serasa di
dorong oleh sesuatu yang keras,
Ara bahkan bisa merasakan bayinya sudah siap keluar
dirinya merasa pembukaan nya lebih cepat.
'Byurrrr'
Air ketuban Ara pun mulai pecah saat Rion memaju
mundurkan juniornya di liang Ara yang berkedut-kedut
mulai melebar.
"Akhhhhh huhhhh ahhhh,"
Eternity Publishing| 151
Page number 152
"Sakittt masss keluarinnn,"
Rintih Ara perutnya sudah mulas bayinya siap akan
keluar tapi dihalangi oleh junior suaminya.
Rion tak mendengar rintihan istrinya dia semakin
menambah goyangan nya pada vagina istrinya.
Berkali-kali junior nya di dorong oleh kepala anak nya
yang seakan meminta daddy nya mengentikan permainan
nya.
"Huhhhh hoshhh,"
"Akuuu enggak kuattt masss sakitt,"
"Bentar sayang aku hampir sampai,"
Crott crott
Keluarlah cairan orgasme Rion, segeralah Rion
mengeluarkan junior nya dari liang Ara.
Betapa terkejutnya dia saat vagina istrinya mulai siap
melebar siap melahirkan anaknya.
"Bentar sayang aku ambil perlengkapan nya dulu,"
Setelah mengambil perlengkapan melahirkan,
Rion pun mulai menekuk kedua kaki istrinya,
"Ayo sayang mulai ngeden hitungan ke tiga,"
"123"
Mendengar aba-aba suaminya Ara pun mulai mengedan.
Sungguh perutnya sangat sakit begitupun liang nya.
"Arkhhhhhh ahhhh,"
"Hiksss sakittt masss,
"Ayo sayang semangat sedikit lagi kepala bayi nya
keluar."
"Tarik nafas terus buang sayang,
Ara mendengar intruksi Rion, dan mulai mengejan saat
perutnya mulas kembali.
"Enghhhhh"
Eternity Publishing | 152
Page number 153
"Akhhhh Masss Rionnnnn,"
Teriak Ara dengan tangan nya meremas sprei.
Rion bisa melihat di vagina Ara mulai melebar
melihatkan rambut bayinya.
Secercah kebahagiaan pun mulai terlihat di sorot mata
Rion, saat bayi yang ia nantikan akan lahir.
"Ayo sayangg rambutt nya udah mulai kelihatan,
Badan nya seperti di belah dua sungguh betapa mulia
nya seorang ibu, melahirkan dengan menahan sakit. Ara
bahkan membayangkan betapa sakitnya ibunya dulu
melahirkan dirinya.
"Hoshh hossshh,"
"Akhhhhh Masssssss,'
"Plop'
Keluarlah kepala bayi di vagina istrinya itu, Rion bahkan
menatap ngeri vagina istrinya yang sering ia masuki yang
sangat sempit bisa mengeluarkan kepala bayi nya yang besar.
Rion memikirkan betapa sakitnya Bunda nya dulu
melahirkan dirinya.
"Ayo sayang kepala nya udah keluar,"
Sontak tangan Ara mulai meraba liang nya dan betapa
bahagia nya dia bayi mereka akan segera melihat dunia
Begitupun Rion yang mulai mencium puncak kepala bayi nya
yang masih menyangkut di vagina istrinya.
"Ayo semangat Mommy,"
Eternity Publishing | 153
Page number 154
Rion pun berpindah tempat. Dia mulai mendudukan
tubuh istrinya dengan dirinya yang duduk di belakang nya
memeluk istrinya dari belakang.
"Arghhhhhh akhhhhhh,"
"Sakitttt hiksssss,
PS-27
Badan bayi nya pun mulai keluar tinggal kakinya saja,
"Sedikit lagi sayangg
Tangan Ara pun mulai mencengkram tangan Rion.
Meremasnya tangan suaminya itu sembari menahan sakit.
"Akhhhhhhh masss rionnnn,"
"Oekkk-Oekkk,"
Keluarlah tubuh bayi mereka, Rion pun mulai
menangkap tubuh mungil anaknya. Diberikan nya di dada
istrinya agar disusui.
"Halo baby boyy, ini Daddy dan Mommy welcome to
Maddison family," ujar Rion dengan nada haru.
Ara dibuat terharu akan sosok mungil di dekapan nya,
bayi mereka berjenis kelamin laki-laki yang sangat tampan
seperti suaminya. Baby mereka tampak sangat kelaparan
saat menyusu di payudara Ara.
Ara mengecup kening anaknya,
5 menit kemudian perutnya kembali mulas,
Rion pun segera membawa anak pertama mereka ke
samping ranjang yang sudah ia siapkan kain.
"Akhhhh ahhhh,"
"Ayoo sayang kamu bisaa,"
Eternity Publishing | 154
Page number 155
Diam-diam Ara merasa bahagia hidupnya yang dulu
sangatlah mengenaskan kini akan bahagia bersama keluarga
kecilnya.
"Hoshh hoshhhh,"
Kelahiran anak kedua nya ini mungkin tak akan sesulit
melahirkan anak pertamanya,
Karena liang nya sudah sedikit lebar tak seperti tadi
masih sempit.
"Kalo terasa mulas mengejan ya sayang,"
Ara pun mulai mengambil nafas. Dan mulai mengejan
saat mulas menghampirinya.
"Akhhhhhhh ahhhhh,"
"Masss Rionnnnnnn,"
"Plop'
Kepala bayi kedua mereka mulai terlihat.
"Shhh ahhhhhhh,"
"Akhhhhhh sakittttt hiksss,"
"Bentar sayang, jangan mengejan dulu biarkan liang mu
melebar dengan sendirinya."
Setelah bibir vagina Ara mulai melebar. Ara pun kembali
mengejan.
"Ahhhhhh ahhhh,"
"Masss Rionnnnnn,"
"Oekk-0ekk"
Tubuh bayi kedua mereka pun mulai meluncur dan
langsung ditangkap oleh kedua tangan Rion.
Rion tersenyum bahagia kedua buah hati dia bersama
istrinya mulai lahir.
Dia mulai melihat jenis kelamin anak kedua nya, dan
bahagia mereka pun mulai bertambah karena,
Kedua anak kembar nya berjenis kelamin laki-laki.
Eternity Publishing | 155
Page number 156
Diletakan nya bayi kedua mereka di dada kanan Ara, dan
dia mulai mengambil bayi pertama mereka di letakan di
dada kiri Ara.
Kedua anak mereka mulai gencar menyusu di payudara
istrinya.
"Terimakasih sayang sudah melahirkan malaikat-
malaikat kecil seperti mereka," ucap Rion dengan mata
berkaca-kaca sambil merengkuh tubuh istrinya dan
mengecup pipi istrinya.
"Aku mencintaimu Mas Rion," ucap Ara sembari
mengelus rambut suaminya yang berada di lehernya.
"Aku bahkan sangat mencintaimu sayangku dan juga
twins," Balas Rion pada ucapan Ara,
Tepat pukul 00.15 tiba-tiba Ara mulai mengucapkan
kata-Kata yang membuatnya bahagia.
"Happy birthday Daddy, doa Mommy untuk Daddy,
semoga Daddy bisa menjadi kepala rumah tangga yang
bijaksana selalu sayang sama Mommy dan juga twins, maafin
mommy enggak bisa kasih daddy kado ulang tahun buat
dady.
Selamat menua suamiku tercinta, di umur 21 tahun,
maafin Mommy ya enggak bisa," ucap Ara
"Merayakan ulang tahun Daddy dengan kue, besok pagi
aja ya Dad," lanjutnya.
Rion bahkan lupa hari ini adalah hari kelahiran nya, dan
juga hari ini baby twins dilahirkan.
02 januari 2021 hari ulang tahun Rion dan juga hari
dimana Baby twins dilahirkan.
"Makasih sayang, bahkan aku lupa kalau hari ini aku
ulang tahun," jawab Rion terharu
Eternity Publishing| 156
Page number 157
"Aku enggak minta kado dari kamu cukup kamu sama
baby twins di kehidupan ku. Hidup bahagia bersamaku
adalah kado terindah bagiku,"
Pasangan orang tua muda itupun mulai berpelukan
menyalurkan kehangatan, satu sama lain.
Dengan kehadiran kedua buah hati mereka, semakin
menambah kebahagiaan pasangan muda yang baru berganti
gelar menjadi,
Pasangan orang tua muda.
"Oh iya mas,mas mau namain mereka siapa?," tanya Ara
yang baru sadar akan situasi.
Rion menatap wajah cantik istrinya dan juga kedua anak
nya,
"Yang kakak nya namanya,"
"Reynald Giovara Maddison"
"Dan adiknya bernama,"
"Raynald Giovara Maddison"
"Gimana sayang kamu suka?,"
"Suka banget, oh iya Giovara itu diambil dari nama kita
ya?,"
"Iya Gio dari kata Giovano dan Ra dari kata Ara,"
"Nama yang sangat bagus, welcome to maddison family
anak ganteng Mommy"
Sehari setelah kelahiran si kembar, kini Rion tengah
menikmati peran nya sebagai orangtua muda. Kini dia mulai
memandangi tubuh mungil anaknya yang sangatlah kecil
menurutnya wajah tampan kedua anaknya yang mewarisi
wajahnya.
Bahkan kedua anaknya jika dilihat dari dekat seperti
copyan nya Ara kadang menggerutu kala kedua anaknya
Eternity Publishing | 157
Page number 158
malah mirip sekali dengan suaminya, sedangkan dia yang
mengandung selama 9 bulan tidak dapat apa-apa.
Saat di goda Rion tentang kemiripan anaknya, dia pasti
akan selalu sebal!
Seperti saat ini, "Yang, lihat deh si kembar mirip banget
kan ya sama aku,"
"Aku tuh kesel sama kamu! Masa aku yang mengandung
si kembar tapi pas udah lahir malah semua mirip kamu, aku
bahkan enggak dapet apa-apa. Lihatlah mereka kalau besar
nanti pasti susah buat ngenalin nya.," kesal Ara
"Itu tandanya kamu cinta banget sama aku, bahkan saat
si kembar lahir mereka lebih dominan mirip aku," ujar Rion
ngaco
"Apa hubungan nya?,"
"Loh ada hubungan nya sayang, itu tandanya kamu kalau
rindu sama aku. pas aku kerja kamu bisa memandangi wajah
si kembar nanti rindu kamu tersalurkan,"
"Masa sih?,"
"Iya sayangku"
Rion lantas memeluk tubuh mungil istrinya, dia sangat
bersyukur kala bertemu dengan Ara dalam hidupnya
menjalin kisah cinta bersama Ara, dan dia juga bersyukur
akan kehadiran si kembar yang melengkapi kehidupan nya
dengan Ara, istri tercinta nya. Rion yang saat ini tengah
dilanda sifat jailnya.
Mulai menciumi wajah kedua anaknya, membuat kedua
bayi yang lahir kemarin mengeliat dalam tidurnya, dan
membuka bola matanya. Kedua bayi itu terus memandangi
wajah kedua orangtuanya bibir mungilnya mulai tersenyum
yang membuat Rion dan Ara gemash seketika,
Eternity Publishing | 158
Page number 159
"Ya ampun senyum kamu manis banget sayang, Mommy
jadi meleleh melihat senyuman kalian." Cerocos Ara
"Masih manis juga senyuman ku yang," jutek Rion
"Manis senyum si kembar lah," ujar Ara sewot
"Oh sekarang gitu, sekarang saat ada si kembar aku
dilupain iya! Apa-apa si kembar mulu," ngambek Rion.
Ara yang tadi sedang bercanda ria dengan kedua
anaknya sontak mengalihkan pandangan nya ke arah
suaminya yang sedang merajuk padanya. Karena cemburu
kala dia lebih memperioritaskan si kembar daripada dia.
Eternity Publishing| 159
Page number 160
Duh, suaminya kalau ngambek lucu banget, jadi pengen
cium.
Dipeluknya tubuh suaminya dari belakang, kepalanya
mulai di sandarkan pada punggung tegap suaminya itu.
"Daddy cemburu ya sama Mommy, gara-gara Mommy
lebih memprioritaskan si kembar daripada Daddy iya?,"
"Nggak tuh," jawab Rion
Dalam hati Ara terkekeh melihat sifat suaminya ini cuek-
cuek bikin sayang deh.
PS-28
Dibaliknya tubuh suaminya itu agar menghadap dirinya,
mereka mulai memandang satu sama lain, kedua tangan Ara
mulai mengalung di leher Rion, kini wajah nya mulai dekat
dengan wajah Rion.
"Lucu banget sih suamiku kalau cemburu,"
Tangan Ara mlai menusuk-nusuk pipi Rion dengan
tangan telunjuknya,
Dihempaskan nya tangan Ara yang berada di pipinya,
Rion masih sebal dengan Ara pokoknya dia mau ngambek
aja.
"Aku nggak cemburu," ketus Rion
"Masa sih?,"
"lya"
"lya apa?,"
"lya aku nggak cemburu."
"Bohong nih ya," goda Ara
"Nggak bohong"
"Sayangku jangan ngambek dong sama aku,"
"Kamu bilang apa tadi?," ucap Rion
Eternity Publishing| 160
Page number 161
"Aku bilang apa?," jawab Ara pura-pura tidak tahu
Padahal aslinya dia tau kalau suaminya mendengar kalau
dia memanggil Rion dengan sebutan 'Sayangku'.
"Jangan pura-pura tidak tahu Ara,"
"Loh aku beneran nggak tahu kok," elak Ara
"Ulangi ucapan kamu tadi,"
"Ucapan yang mana?,"
Rion sudah frustasi dengan tingkah istrinya ini. Tinggal
mengulangi ucapan nya yang tadi apa susahnya sih?
Dia cuma memastikan bahwa dia tadi tidak salah dengar
akan ucapan istrinya memanggil dia 'Sayangku' sudah lama
dia menikah dengan Ara dia baru dengar istrinya itu
memanggil dia Sayang' rasanya ada kupu-kupu yang
berterbangan di perutnya.
Jantungnya bahkan berdegub kencang tak seperti
biasanya, tubuhnya menegang seketika apakah ini efek jatuh
cinta kepada Ara?
Kalau iya? Dia mau melambaikan pada kamera bahwa
dia sudah tidak kuat! Hati dia lemah untuk jatuh cinta
kepada Ara, karena dia sudah jatuh sedalam-dalamnya pada
pesona Ara dia bahkan tak mampu hidup jika tak bersama
Ara istrinya.
"Udahlah, aku mau kerja aja,"
Saat Rion akan keluar dari kamar mereka, tangan Rion
sudah ditarik dulu oleh Ara.
"Eitss!! Mau kemana?,"
"Kerja,"
"Mas, mau aku ulangi ucapan aku yang tadi?,"
"lya cepat,"
"Sabar dong, tapi ada syaratnya,"
"Apa syaratnya?,"
Eternity Publishing| 161
Page number 162
Ara menatap wajah tampan suaminya dengan senyum
"Syaratnya," ujar Ara mengantung ucapan nya
"Syaratnya?,"
Rion masih menanti ucapan Ara selanjutnya,
Ara yang melihat raut serius suaminya tak kuasa
menahan tawanya, sekuat tenaga dia menahan tawa nya
agar tidak pecah.
"Bwhaahaha muka kamu mas lucu banget pas serius
gitu,"
Tawa Ara pecah seketika. Bahkan dia sampai
meneteskan air matanya tangan nya memegangi perutnya.
"Nggak lucu!,"
Rion memalingkan wajahnya tidak mau menatap Ara,
biarlah Ara sibuk dengan tawanya dia tidak perduli.
Sejenak Ara menghentikan tawanya kala melihat wajah
suaminya yang memerah menahan amarah sepertinya
kekesalan suaminya sudah berada di level tertinggi.
"Hey, Mas ini aku serius,"
"Nggak perduli," sentak Rion
"Syaratnya kamu harus cium aku,"
Mendengar ucapan Ara, Rion langsung mengecup pipi
chuby Ara.
"Udah,"
"Ih, bukan di pipi tapi di bibir." Rengek Ara
Tahan Rion, dia istri kamu. kamu sabar menghadapi sifat
istri kamu kalau tidak sabar Rion sudah buang istrinya itu ke
rawa-rawa. Biar dimakan ikan hiu.
Dikecupnya bibir Ara, lama kelamaan Rion mulai
melumat bibir ranum itu dan lidahnya mulai masuk ke
dalam mulut Ara, mengabsen deretan gigi Ara dan saling
Eternity Publishing | 162
Page number 163
menukar saliva. Tangan nya menahan tengkuk Ara agar
memperdalam ciuman mereka.
Setelah lima menit ciuman, Rion mulai menghentikan
aksi ciuman mereka.
"Udah,"
Bibir Ara mulai mendekat ke arah telinga kanan
suaminya,
"Makasih, sayangku atas ciuman nya tadi," bisik Ara
Tuhkan! Hati Rion mulai berdegub kencang lagi.
Kayaknya dia nanti harus periksa ke dokter deh untuk
memeriksa kesehatan jantungnya.
"I Love You Suamiku"
"I Love You Istriku,"
Sudah tiga bulan lamanya Ara dan Rion menikmati
kegiatan mereka menjadi orang tua muda, yah walaupun
kadang masih bertengkar karena hal-hal sepele membuat
rumah tangga mereka jadi berwarna.
Saat ini Rion tengah berada di kantor nya, dia tengah
disibukan dengan berkas-berkas kantor yang akan dia bawa
sebagai bahan meeting nanti, sungguh kepala nya sudah
pusing memikirkan berkas-berkas ini.
Dia sedikit melamun, andai dia dirumah pasti dia tidak
akan sebosan ini.
Jika di rumah pasti dia bisa bermain dengan si kembar
yang usianya baru tiga bulan, menjaili anaknya sampai
menangis membuat dirinya pasti dimarahi istrinya,
Ahh membayangkan nya saja sudah membuat dirinya
cepat-cepat ingin pulang.
Tak lama masuklah sekertaris nya ke dalam ruangan nya,
dengan dandanan bedak tebal lipstik merah merona dengan
pakaian ketatnya.
Eternity Publishing| 163
Page number 164
Bukan nya terpesona malah dirinya ibuat jijik, mending
istrinya ke mana-mana lebih menggoda dan lebih hot kalau
bercinta dengan nya.
"Siang tuan, meeting lima belas menit lagi akan di mulai
tuan," ujar sekertaris Rion dengan nada dibuat sehalus
mungkin.
Dengan badan diliuk-liukan payudara yang besar di balik
kemeja ketatnya itu, entah payudara itu asli besar atau
hanya palsu.
Mending dia menyusu payudara istrinya yang setiap hari
lebih besar di bandingkan milik sekertarisnya itu.
"Baik, kau keluarlah dulu saya akan menyusul,"
Sekertaris Rion yang bernama Ocha itupun keluar, dari
ruangan Bos nya. Rion pun beriap-siap untuk pergi meeting.
Dia pun berjalan ke ruang meeting yang sudah banyak cleen
nya yang datang. Dua jam mereka melakukan meeting,
akhirnya meeting itu pun telah selesai.
Para client pun mulai berbondong-bondong keluar dari
ruang meeting, Tinggalah Ocha,sekertaris Rion dan Rion.
"Ocha, jadwalku untuk hari ini apa saja setelah
meeting,?"
"Hanya meeting tuan, setelah meeting jadwal anda
kosong." Jelas Ocha.
"Baiklah, kalau gitu saya akan pulang." Ucap Rion
Rion pun bergegas melangkahkan kakinya untuk pulang.
Eternity Publishing| 164
Page number 165
PS-29
Dia sudah tidak sabar melihat istri dan anaknya yang
membuatnya Rindu.
Dia pun melihat jam di pergelangan tangan nya,
menunjukan pukul 14.00 siang dia pun memasuki mobil, dan
segera melajukan mobilnya.
Tiba di halaman rumah, dia bergegas memakirkan
mobilnya dan mulai memasuki rumahnya yang megah itu.
"Sayangg Mas pulanggg, kamuu di mana sayang,?" Teriak
Rion sembari berjalan memasuki rumah.
"Twinss Daddy pulangg yuhuu, kalian dimana?,"
Dari arah kamar Ara mendengus mendengar teriakan
suaminya itu, untung anak nya tidak terkejut mendengar
teriakan daddy nya.
Ara pun mengendong ke dua anaknya berjalan menuruni
lantai satu,
Tiba di ruang tamu dia melihat suaminya tengah
merebahkan tubuh di di sofa tanpa melepas jas dan
sepatunya.
Ingin sekali Ara menendang suaminya!. bagaimana tidak
seharusnya kalau sudah pulang sepatu dilepas di taruh di
tempat rak sepatu.
Dan juga jas nya ini malah tengah berleha-leha di sofa,
sabarkan hati Ara tuhan!
Rion yang
melihat kesayangan nya pun segera merubah
posisinya, yang tadi rebahan jadi duduk.
Begitu Ara duduk di sampingnya Rion segera menciumi
pipi gembul anaknya, dan mengendong nya.
"Uchh anak Daddy, Daddy rindu kalian twins,"
Eternity Publishing | 165
Page number 166
Si kembar yang mendengar suara daddy nya pun
berceloteh khas bayi dan menciumi pipi daddy mereka.
Lihatlah Rion dia bahkan merasa bahagia melihat anak-
anaknya rasanya beban yang dia pikirkan di kantor. Seakan
lenyap begitu saja saat melihat wajah bahagia anaknya yang
menunggunya pulang.
Ara yang melihat anaknya begitu senang melihat daddy
nya pulang tersenyum bahagia, hatinya menghangat melihat
interaksi kedua anaknya yang begitu menyayangi daddy nya.
"Mommy gak ada yang meluk hiks" ujar Ara dengan nada
pura-pura sedihnya.
Sontak Rion mengalihkan perhatian nya yang tadi tengah
menciumi si kembar kini beralih ke istrinya yang tengah
merajuk.
Astaga lihatlah menggemaskan sekali istrinya ini.
"Mommy sini dong, kalau mau di peluk kita," ujar Rion
Tak berlama-lama Ara pun memeluk tubuh suaminya,
dengan kedua anaknya di dada bidang suaminya.
Lihatlah keluarga bahagia itu.
"Aku bahkan tak menyangka bisa sampai di titik
sebahagia ini memiliki dirimu, mempunyai mereka yang
melengkapi keluarga kecil kita, dulu bahkan aku tak pernah
menyangka akan menikah. dulu itu aku orang nya cuek,
tidak pernah menjalani pacaran ataupun memikirkan
tentang cinta-cintaan."
"Aku dulu pas masih di bangku SMA udah mulai mandiri
berkerja sana sini, dan sukses dengan jerih payahku sendiri,
walaupun Ayah punya perusahaan tapi dia tidak
memberikan ku pekerjaan secara cuma-cuma. Ayah berkata
kepadaku, carilah pekerjaan yang halal dan mulailah dari
bawah tanpa campur tangan Ayah, rasakan bagaimana
Eternity Publishing| 166
Page number 167
susahnya mencari pekerjaan. Jika telah sukses jangan
sombony, ingatkah dulu usahamu bahkan sampai sesukses
sekarang ini,"
Cerita Rion, Ara yang mendengar cerita suaminya pun
terharu, betapa dia bangga memiliki suami tanggung jawab,
pekerja keras, dan selalu menyayangi keluarga.
"Aku bangga menjadi istri darimu Mas, aku akan selalu
bersama dirimu, disampingmu menjalani susah dan senang
bersama dirimu dengan kehadiran anak-anak kita," ujar Ara
Rion sungguh beruntung, memiliki istri sehebat Ara, dia
tak pernah menyesal telah jatuh cinta sedalam-dalam nya
kepada istrinya ini.
"Aku akan berusaha membahagiakan kalian, menjaga
keutuhan rumah tangga kita, menjaga hatiku hanya
kepadamu, intinya aku bahagia hidup bersama dirimu
istriku,"
Selepas mengucapakan itu, Rion mengecup dahi istrinya,
memeluk sumber kehahagiaan dan wanita paling dia sayangi
setelah bunda nya.
"Sayang nanti malam kita dinner yuk, sekali-kali kita
menikmati waktu berduaan tanpa ada si kembar ya,"
"Tapi si kembar gimana?," tanya Ara bingung.
"Tenang, si kembar kita titipin ke bunda selama sehari ya,
pasti bunda seneng kalo ada si kembar, kan ada ayah juga
yang bantu bunda jagain,"
"Yaudah,"
Mendengar ucapan istrinya dia senang bukan main,
walaupun cuma sehari dia akan memanfaatkan waktu
sampai besok dengan bercinta dengan istrinya ahh
membayangkan saja membuatnya bergairah bukan main.
"Yess, makasih sayang,
Eternity Publishing | 167
Page number 168
"Sama-sama sayangku,"
Mereka berdua pun menciumi si kembar yang tak tau
apa-apa. Dan tertawa bersama.
Pukul 19.00 kini Rion sudah bersiap-siap memakai
tuxedo nya, dia saat ini tengah berdiri di depan cermin.
"Ahh tampan sekali diriku, pantas saja si kembar juga
tampan. Aku saja tampan dan Ara cantik dan menggemakan
perpaduan yang sempurna." Ujar Rion sembari menyisir
rambutnya
Diambilnya parfum yang beraroma mint itu.
Disemprotkan nya pada tubuh dia sembari bergaya di
cermin. Tak lama keluarlah Ara dari walk in closet, dengan
dress putih panjang sampai kaki. Dengan hig hells berwarna
abu-abu.
Dengan rambut digerai, menambah kesan cantiknya
lihatlah walaupun dia sudah melahirkan buah hati mereka,
tetapi kecantikan nya tidak berkurang sedikitpun.
"Kamu cantik sekali sayangku," ujar Rion terpana dengan
kecantikan alami istrinya.
Walaupun Ara hanya merias diri dengan mengunakan
bedak dan liptit saja, memang sederhana tetapi kecantikan
alaminya itu membuat Rion semakin hari semakin jatuh
cinta pada istrinya. Ara pun segera mengandeng lengan
suaminya itu, dan berjalan keluar dari kamar untuk segera
pergi ke cafe yang sudah disiapkan Rion untuk dinner.
Oh iya omong-omong dimana si kembar? Si kembar
tengah bersama Oma dan Opa nya, ya Rion menitipkan si
kembar pada orang tuanya, agar tidak menggangu waktu
berduaan nya dengan istrinya.
Eternity Publishing | 168
Page number 169
Mereka pun masuk ke dalam mobil, di perjalanan Rion
tak pernah melepaskan tangan Ara yang berada di
genggaman nya, beberapa kali saat lampu merah Rion
menciumi tangan istrinya itu.
Sesampainya di cafe, Ara di buat takjub dengan cafe itu
cafe itu begitu ashtethic sekali apalagi dengan lampu tumbr
nya menambah kesan indah pada saat malam hari,
Rion pun membantu Ara untuk duduk, kemudian di ikuti
dirinya duduk di kursi cafe,
"Indah sekali cafe nya Mas,"
"Apakah kamu suka sayang?,"
"Suka sekali mas,"
Tak lama kemudian pelayan pun datang menghidangkan
makanan mereka, yang sudah di pesan Rion sebelummya,
Setelah menghidangkan makanan pelayan pun pergi,
"Ya ampun mas, pasti mahal ya cafe ini bahkan makanan
nya sampai bagus-bagus begini. Jangan boros-boros Mas
mending uang nya di tabung buat biaya sekolah kembar
nanti." Bisik Ara menatap takjub hidangan di depan nya ini
"Tak masalah untukku mengeluarkan banyak biaya
untuk dinner mesra kita berdua ini sayang, uang bisa di cari
tapi kebahagiaan harus kita rasakan di setiap waktu. Untuk
tabungan si kembar aku sudah sediakan kamu jangan
khawatir sayang, suami mu ini sangat kaya," ujar Rion
dengan sombong.
Ara yang mendengar ucapan sombong suaminya hanya
menatap malas,
Sombong sekali suaminya ini!
Kedua nya pun memutuskan memakan segera hidangan
di depan mereka,
Eternity Publishing| 169
Page number 170
Setelah beberapa menit kemudian mereka menyantap
makanan, mereka pun pulang karena keinginan Rion.Taulah
keinginan Rion?
Tiba di rumah, setelah keluar dari mobil Rion segera
menggendong tubuh Ara dengan bridestyle membawa nya
menuju kamar mereka.
Di pertengahan jalan menuju kamar
"Aku tak sabar menerkam mu sayang,
Ujar Rion dengan nada serak nya, sembari menatap
wajah istrinya yang merona
Tiba di amar mereka Rion langsung menghempaskan
tubuh Ara ke arah ranjang.
Dengan tergesa-gesa Rion segera membuka pakaian nya
dan pakaian istrinya,
Ara saat ini tengah merasakan devaju, oh ayohlah dia
sudah beberapa kali di bobol oleh suaminya tapi dia tetap
saja malu saat melihat tubuh suaminya yang telanjang,
Rion pun mulai mendekat ke arah istrinya yang
terlentang di kasur,
Perlahan-lahan wajah Rion semakin dekat dengan wajah
istrinya, kedua tangan nya mencengkram bahu mulus Ara
bibir mereka pun bertemu.
Eternity Publishing | 170
Page number 171
Lidah mereka saling bertemu, setelah lima menitan
mereka berciuman. Ara pun menepuk dadabidang suaminya
saat merasa dirinya sudah hampir habis nafasnya,
"Hosh Hosh,"
Ara pun menatap tajam Rion dengan bibir nya bengkak
karena ulah Rion,
PS-30
Rion yang di tatap tajam istrinya hanya tersenyum
mesum bahkan tangan nya sudah berada di bukit kembar
istrinya,
Diremasnya dengan kuat payudara istrinya itu,
"Ahhhhh tangann kamuu Masss,"
"Tangan aku kenapa yang?," tanya Rion jahil
Bagaimana tidak jahil, tangan Rion satunya kini sudah
membuka kedua kaki istrinya membuat nya mengangkang
Dirabanya paha mulus istrinya apalagi vagina milik
istrinya yang sudah memerah ingin sekali mengeluarkan
cairanmnya.
"Akhhh udahh akuhh enggakk kuatt,"
Tangan Rion yang berada di dalam vagina istrinya itu
mengocok pelan liang istrinya sampai badan istrinya seakan
tersengat listrik.
Crott crott
Keluarlah cairan putih pekat itu.
"Enak sayang?,"
Dengan badan lemas Ara menganggukan kepalanya
menjawab pertanyaan Rion,
"Iyahhh,"
Eternity Publishing| 171
Page number 172
Diurutnya ujung kepala junior Rion pelan. Dimasukan
nya junior Rion ke dalam vagina Ara, Dibawah kungkukan
Rion Ara mengerang nikmat akan goyangan suaminya itu.
"Ahhh ahhhh"
"Lebih cepattt Masss,"
"Siapp sayanggg"
Peluh keringat membahasi tubuh mereka. Disela-sela
goyangan nya Rion meremas payudara Ara bahkan
mengulumnya sampai asi nya keluar.
Badan mereka bergetar hebat, bahkan ranjang yang
mereka tempati seketika bergoyang mengikuti irama
bercinta mereka berdua. Junior Rion yang berada di dalam
liang istrinya pun mulai menmbesar siap untuk mengeluarkan
cairan nya,
Crott Crott
Tubuh Rion ambruk seketika di atas istrinya sesudah
mengeluarkan spermanya.
"Kamu masih saja nikmat sayang, padahal sudah sering
kita bercinta tapi milikmu masih saja rapat sesudah
melahirkan anak kita,"
Ara yang mendengar ucapan mesum suaminya pun,
menabok lengan suaminya.
"Ih Mas mesummmm," teriak Ara
"Hust, daripada kamu teriak gitu, mending kamu teriak
namaku aja yang pas aku genjot nanti,"
goda Rion
"Masih belum selesai?," tanya Ara bingung
"Oh belum dong yang, masak cuma 1 ronde aja aku udah
puasa 3 bulan loh, masih ada 19 ronde menantimu sayang,"
19 ronde? Ara di buat shock oleh suaminya ini yang
mesum tingkat akutt???
Eternity Publishing | 172
Page number 173
Bayangkan 19 ronde bisa-bisa seminggu dia tidak bisa
jalan oh ayolah masih ada si kembar yang harus dia urus
nanti
"Aku capek udah aja," rengek Ara
itu.
"Tidak! aku akan bercintamu sampai besok titik!,"
Rion pun mulai melanjutkan kegiatan tertunda mereka,
dengan beberapa kali orgasme dan bahkan sampai bercinta
di kamar mandi, ruang tamu, dan dapur pun dia lakukan
Agar adik si kembar segera hadir di dalam perut istrinya
Seharian ini Rion menempeli Ara bahkan saat Ara masak
pun Rion mengikutinya bagaikan anak ayam takut induknya
hilang,
"Mas kamu duduk dulu deh, jangan gangguin aku
masak," ujar Ara sembari memotong cabai
Bukan nya pergi Rion malah, semakin mendekap tubuh
telanjang Ara,
Ingatkan jika mereka berdua kalau dirumah selalu
telanjang.
"Enggak mau!"
"Masss jangan gangguin akuu duluu," rengek Ara merasa
kesal dengan tingkah Rion.
Mentang-mentang si kembar lagi sama Bunda, ini bapak
si kembar nemplok mulu sama mak nya si kembar.
Rion yang mendengar rengekan Ara pun terkekeh. Dia
pun melepas pelukan nya, dan berjalan ke kursi meja makan
duduk di situ sembari memperhatikan istrinya yang
memasak.
Bisa dilihatnya pantat bohay istrinya bergerak kesana
kesini,
Eternity Publishing | 173
Page number 174
"Shit, juniorku tegang." desis Rion
Sesaat kemudian masakan mereka pun jadi,
Dan mereka segera makan dengan keadaan diam
Sesudah makan, Ara pun beranjak dari duduk nya dan
membawa piring kotor itu ke wastafel,
Disela-sela Ara mencuci, Rion kini sudah berada tepat di
belakang nya, dengan tangan Rion meremas pantat istrinya
yang menggoda.
"Mass tangannn nyaaa," desah Ara di sela-sela dia
mencuci piring
Rion semakin gencar melakukan aksinya meremas
pantat istrinya, semakin naik tangan nya kini sudah berada
di depan payudara istrinya.
Diremasnya pelan payudara istrinya itu,
"Ahhh ahhh"
Sontak saja asi dari payudara istrinya keluar membasahi
payudara Ara.
"Masss berhentihhh."
Kaki Ara kini sudah lemas bagaikan jelly, tangan nya
berpegangan pada meja dapur karena tubuh nya sudah
lemas akan sentuhan suaminya itu.
Rion pun membalikan tubuh istrinya agar menghadap
dirinya, dan segera memasukan juniornya ke dalam vagina
Ara membuat Ara kaget, dan kedua tangannya langsung
mengalung di leher suaminya. Kedua tangan Rion kini sudah
berada di pinggang istrinya, menahan tubuh istrinya agar
tak terjatuh
Dengan gairah yang bergejolak dia langsung memaju
mundurkan juniornya di dalam vagina istrinya, tak lupa di
juga menyusu kepada istrinya.
"Kamuuu nikmatt sekalii sayangg."
Eternity Publishing | 174
Page number 175
"Lebihh cepattt Mass"
"lyaaa disituhhh lebihh dalamm"
"Seperti pintamuu sayangg"
Rion pun semakin menambah goyangan nya pada tubuh
Ara, ternyata nikmat juga bercinta di dapur, pikir Rion.
Tubuh keduanya pun mulai bergetar vagina Ara kini sudah
mulai berdenyut, junior Rion juga sudah mulai membesar di
dalam liang istrinya.
Crott Crott
Cairan putih pekat itupun mulai keluar dari vagina ara
dan juga junior Rion.
"Akuhh capekk Mass."
Sungguh Ara sangatlah capek, sehabis makan sudah di
gagahi oleh suaminya di dapur membuat tenaga nya untuk
berjalan pun terkuras. Rion yang melihat tubuh istrinya yang
lemas pun, menggendong istrinya ke arah kamar dia kasihan
dengan istrinya yang sudah lemas karena bercinta.
Sudah sebulan berlalu dari aksi bercinta Rion yang bulan
lalu 20 ronde, dan benar dugaan Ara bahwa sehabis di
gagahi Rion.
Dia tidak bisa jalan seminggu, bahkan sekedar ke kamar
mandi dia harus di gendong suaminya, bukan nya merasa
bersalah ini suaminya malah cengar-cengir tak jelas.
Ingin sekali Ara menampol wajah suaminya yang erghh
bikin darah tinggi saja.
"Hoekk-Hoeekk,"
Dan entah mengapa, pagi ini dia terasa kurang enak
badan, rasanya kepalanya pusing dan moodnya naik turun.
Rion yang sedang menemani si kembar main di kamar
pun. Merasa heran saat istrinya tengah muntah-muntah di
kamar mandi.
Eternity Publishing | 175
Page number 176
"Sayang kalian di sini dulu ya mainnya, jangan kemana-
mana." Ujar Rion kepada si kembar yang saat ini berumur 4
bulan.
Rion melangkahkan kakinya ke dalam kamar mandi, dan
betapa terkejutnya dia melihat istrinya tengah berdiri depan
wastafel, dengan muka pucat.
Eternity Publishing | 176
Page number 177
PS-31
"Sayang kamu kenapa? Kamu sakit?," tanya Rion panik
Ara yang tak kuat menahan tubuhnya yang lemas
tubuh nya mulai ambruk di dalam dekapan Rion.
"Mass perutku sakit hiks,"
Entah mengapa akhir-akhir ini Ara sangatlah sensitif,
seperti hal-hal kecil saat ini ingin sekali dia menangis.
Padahal dia tidak tau kenapa dia ingin sekali menangis.
Rion pun segera membopong tubuh istrinya menuju
ranjang tempat anak nya bermain.
Kedua anak mereka yang melihat Mommy nya di
baringkan di ranjang pun, berceloteh khas bayi dengan
tangan mungilnya di masukan di dalam mulut mereka.
Ara yang melihat kedua anaknya menatap dia, dengan
kedua mata bulatnya menatap Ara,
Bola mata biru si kembar, yang mirip dengan Daddy nya
itu, membuat siapa saja yang melihat akan langsung
merasakan ketenangan jika berada di dekat mereka.
"Mas tolong bawa si kembar kesini," pinta Ara
Rion pun mengangguk, dan segera menggendong kedua
anaknya, dibaringkan di dada Ara.
Ara kemudian menciumi kedua pipi anaknya, yang
gembul-gembul
Celotehan khas bayi si kembar membuat Rion dan Ara
yang tak tahu apa yang si kembar bicarakan. Hanya bisa
tertawa kala bibir mungil itu terbuka ingin berbicara tapi
belum bisa.
Rion sangatlah gemas dengan kedua anaknya ini, dia
mulai mnenciumi seluruh wajah si kembar
Eternity Publishing | 177
Page number 178
Membuat kedua bayi itu tertawa bahkan sampai air
liurnya keluar,
Rion dengan telaten mengambil tisu, dan membersihkan
mulut si kembar yang mengeluarkan air liurnya.
Sangking fokus nya Rion membersihkan mulut si kembar,
Dia tak mendegarkan kala Ara memanggil nya,
"Mas Rion."
"Apa sayang?,"
"Mas buka baju nya dong."
"Kamu kenapa sih yang? Kok aneh banget," tanya Rion
bingung
Ara yang di katakan 'Aneh' oleh Rion pun matanya mulai
berkaca-kaca,
"Hikss Mas Rion jahat ngatain aku aneh."
Astaga salah apa Rion pada istrinya ini tuhan? Biasanya
istrinya bukan orang yang gampang nangis, ini salah
ngomong sedikit malah nangis sungguh Rion di buat pusing
dengan kelakuan istrinya ini.
"Bu-kan gitu sayangku, tapi kamu akhir-akhir ini aneh
banget permintaan nya."
Bukan nya mereda tangis Ara, kini malah tambah keras
nangis nya, bahkan si kembar saja sampai heran dengan
kelakuan mommny nya.
"Huaaaa hiksss"
Terkutuklah mulut Rion saat ini, Rion pun segera
melepas bajunya, dan segera duduk di samping istrinya,
membawa istrinya ke dalam dekapan nya.
"Cup-cup sayang kok tambah kejer nangis nya, maaf ya
kalau aku tadi ngatain kamu aneh" ujar Rion menenangkan
Ara.
"Aku maafin," ujar Ara dengan nada masih sesengukan.
Eternity Publishing| 178
Page number 179
Tangan Rion pun mengelus-elus punggung Ara,
membiarkan istrinya menyelesaikan tangisnya,
Setelah sudah mereda tangis nya, kini Rion dibuat
terkekeh dengan kelakuan Ara yang lucu ini
Bagaimana tidak lucu? Kalau Ara kini tengah mendusel-
duselkan wajahnya ke arah ketek Rion, Astaga istrinya ini
kerasukan apa ya tuhan?
"Ketek kamu wangis Mas,"
"Wangi dari mana? Aku padahal belum mandi loh yang."
Heran Rion, padahal dia belum mandi tapi Ara bilang
keteknya wangi,
Memang sih walaupun Rion tidak mandi seharian tapi,
bau tubuh nya itu masih wangi. Membuat Ara betah
memeluknya seharian.
"Mas Rion."
"Apa sayangku?," jawab Rion sembari menciumi puncak
kepala Ara.
"Aku pingin makan Rendang deh."
"Yaudah habis ini aku beliin,"
"Siapa bilang aku mau dibeliin Rendang?,"
"Lah kamu kan tadi minta Rendang?,"
"Iya aku pengin rendang"
"Yaudah entar aku beliin."
"Aku pengin nya makan Rendang buatan kamu. Bukan di
beliin Rendang"
Rion di buat terganga akan permintaan istrinya ini.
Bagaimana dia bisa masak rendang? Masak telur saja
sudah hampir bikin dapur roboh.
Aneh-aneh saja permintaan istrinya ini?
"Tapi kan sayang, kamu kan tau aku tidak bisa
memasak." Ujar Rion dengan memelas.
Eternity Publishing | 179
Page number 180
Memang Ara tahu kalau suaminya ini tidak bisa
memasak, tapi entah mengapa dia ingin sekali makan
Rendang buatan suaminya sendiri.
"lya aku tau kamu tidak bisa masak,tapi kan ada hp. buka
aja youtube kan banyak vidio-vidio cara masak Rendang,"
ujar Ara santai
"Tapi sayang-
"Pokoknya aku mau makan Rendang buatan kamu, titik
enggak pakai koma"
Jika keputusan istrinya ini sudah bulat. Rion bisa apa?
Sudah pasti dia akan menuruti permintaan istrinya ini.
Rencana nya hari ini Ara akan pergi ke kantor suaminya,
mengantar makan siang untuk Rion. Dia sengaja tidak
memberitahu suaminya agar surprise. Ara pun sudah
bersiap-siap sejak tadi, dan sekarang dirinya akan berangkat
menuju kantor suaminya. Dengan menaiki taksi.
Ngomong-ngomong si kembar kini tengah bersama
dan opanya karena, kedua mertuanya meminta izin kepada
dia untuk membawa si kembar pergi ke pesta reunian teman
SMA Ayah dulu. Dan kebetulan dia akan memanfaatkan
waktu seharian ini dengan bermanja-manjaan dengan
suaminya.
Karena ada hal yang akan dia beritahu kepada suaminya,
Ara tersenyum-senyum sendiri membayangkan Rion
mengetahui kabar bahagia, kalau sebentar lagi dia akan
menjadi Daddy lagi. Pagi tadi sesudah Rion berangkat kerja,
memang Ara tengah muntah-muntah. Tak sengaja Ara
melihat kalender bahwa dia sudah telat 1 bulan tidak haid.
Pas dia pergi periksa ke dokter, dan hasilnya
membuatnya sontak menangis bahagia.
Eternity Publishing| 180
Page number 181
Flasback On
Kini Ara tengah berada di dalam ruangan Dr. Sasa dokter
kandungan.
"Apa ada keluhan Nona?," tanya dokter Sasa memandang
wajah Ara.
"Em, gini dok saya beberapa hari ini suka mual-mual dan
mood saya naik turun.
Dr. Sasa mulai mengangguk-anggukan kepalanya tanda
mengerti ucapan Ara.
"Kalo gitu mari nona berbaring di ranjang, akan saya
periksa dulu. "
Ara pun mengikuti perintah Dr. Sasa dan berbaring di
ranjang, tangan Dr. Sasa pun mengoleskan gel di perut rata
Ara.
Yang sudah Dr. Sasa sedikit naikan baju Ara,
Lalu Dr. Sasa mulai menggerak-gerakan alat USG di perut
Ara, terlihatlah sebuah titik kecil di perut Ara. Sesudah
memeriksa perut Ara, dokter sasa pun menghapus gel yang
berada di perut Ara dengan tisu. Ara pun kembali duduk di
kursi tadi, Dokter Sasa mulai tersenyum kepada pasien nya,
"Apakah Nona sudah menikah?,"
"Em, sudah dok saya sudah menikah?,"
"Selamat untuk Nona, anda hamil umur kehamilan anda
sudah 1 bulan, jaga pola makan dan jangan stres ya Nona
karena tidak baik untuk kandungan anda.
Mata Ara berkaca-kaca dia terharu saat tuhan
menitipkan lagi sesosok malaikat kecil di keluarga mereka.
Dalam hati Ara mengucap syukur saat keinginan Rion
memiliki anak lagi terkabul.
Tangan nya mulai mengelus perutnya yang masih rata,
Eternity Publishing | 181
Page number 182
"Kalo gitu saya kasih resep vitamin, diminum setiap hari
ya Nona. "
"Makasih dokter, saya permisi dulu."
Saat keluar dari ruangan periksa Ara masih tak
menyangka bahwa dirinya tengah hamil.
Dia sudah tak sabar membagi kabar gembiranya pada
suaminya itu.
Flashback off
Sesampainya di depan kantor suaminya dia pun mulai
melangkah masuk ke dalam kantor suaminya. Dia mulai
menghampiri resepsionis dan bertanya dimana ruang kerja
Rion.
Eternity Publishing| 182
Page number 183
"Permisi mbak, saya mau nanya dimana ruang kerja pak
Rion?," tanya Ara
PS-32
Resepsionis wanita itu mulai memandang Ara aneh,
tumben sekali bos nya ada perlu sama gadis SMA.
"Ada perlu apa ya Nona?,"
"Ini saya mau ketemu sama pak Rion ada sesuatu
penting."
"Apakah anda sudah membuat janji?,"
Ara menghela napas, susah sekali sih bertemu dengan
suaminya itu.
Lantas Ara pun berbohong padahal dia tidak membuat
janji pada Rion, tapi ya sudahlah daripada dia tidak di
perbolehkan menemui suaminya.
"Ruangan tuan Rion berada di lantai 25."
Ara yang mendengar ucapan resepsionis itu langsung
melangkahkan kakinya, ke arah lift umum.
Dan memencet angka 25, lima menit kemudian dia mulai
sampai di lantai 25.
Disini terdapat pekerja kantor berjalan kesana kemari
membawa berkas, dengan pakain khas kantor,
Ara mulai melangkahkan kakinya ke arah meja
sekertaris Rion, tetapi sekertaris Rion tidak ada.
Jadi dia langsung saja berjalan menuju ruangan
suaminya,
Dibukanya pintu ruangan Rion.
"Mas Rio-"
'Prangg'
Rantang yang berada di tangan Ara jatuh ke lantai.
Eternity Publishing | 183
Page number 184
Di dalam sana Ara melihat suaminya berciuman dengan
sekertarisnya,
Seharusnya hari ini dia akan mengejutkan suaminya
dengan kabar gembira, tapi malah dia yang di buat terkejut.
Air matanya mulai berderai keluar melalui pipinya,
nafasnya tercekat
Rion yang berada di dalam ruang mendegar suara benda
jatuh menolehkan pandangan nya. Dari arah pintu dia
melihat istrinya dengan wajah berderai air mata.
Sontak saja Rion mendorong tubuh Ocha, sekertarisnya
yang tadi hendak menciumnya
akan
menghampiri Istrinya.
dia
"Seharusnya aku ingin membuat kejutan untukmu mas,
tapi malah aku yang di buat terkejut atas kelakuan mu."
Setelah mengucapkan itu Ara berlari keluar kantor
suaminya.
dirinya.
berlari
Samar-samar dia mendengar suara suaminya memanggil
"SAYANGG BERHENTI" teriak Rion
Rion langsung berlari mengejar istrinya yang salah
paham karena ulah sekertaris biadap itu,
Rion bersumpah akan membunuh Ocha, jalang yang
selalu menggodanya.
Ara tak mengadahkan perintah suaminya agar dia
berhenti, dia terus berlari dengan berderai air mata,
Karyawan-karyawan yang melihat nya berlari dengan
menangis menatapnya heran, apalagi sang bos yang
mengejar Ara.
'Maafkan Mommy ya sayang mengajak kamu berlari-lari
dulu agar tak terkejar oleh Daddy kamu. Bertahan ya Nak."
-batin Ara-
Eternity Publishing | 184
Page number 185
Disinilah Ara berada di area pemakaman, saat suasana
hati Ara bahagia ataupun sedih dia selalu berkunjung ke
pemakaman Ayah dan Ibunya,
Seperti saat ini Ara sudah berada di pemakaman orang
tuanya.
Tangan nya mulai membersihkan daun-daun yang jatuh
di gundukan tanah kedua orang tuanya, setelah bersih dia
mulai menaburi bunga dan menyirami nya dengan Air,
"Ayah, Ibu Ara kembali lagi mengunjungi kalian, Ara mau
cerita kalau Ara udah nikah Yah,Bu Ara nikah sama orang
yang Ara cintai namanya Rion. Kita juga udah punya anak
Bu,Yah."
"Kalian udah punya cucu cowok kembar, kalian pasti
seneng kan liat Ara bahagia? Seharusnya Ara bahagia tapi
hari ini, Ara lagi sedih biasanya kalau Ara ada masalah selalu
cerita ke kalian, di peluk kalian saat kalian masih ada, tapi
sekarang Ara sendiri menahan beban sendiri."
"Ara sebenarnya masih sayang sama suami Ara bun, Mas
Rion adalah sumber kebahagiaan Ara saat kalian pergi
ninggalin Ara selama-lamanya, sebenarnya hari ini Ara
berkunjung ke kantor Mas Rion mau ngasih kejutan bahwa
Ara hamil lagi. Ayah sama ibu bakal punya cucu lagi. tapi
kejutan Ara gagal karena Mas Rion selingkuh di belakang
Ara, Ara harus apa Yah,Bu Ara sayang banget sama Mas Rion
dan si kembar."
Air mata Ara mulai turun membasahi pipi chuby Ara, dia
sakit saat membayangkan kejadian tadi siang.
Dia berharap kejadian tadi siang hanya mimpi, tapi
hatinya ragu hatinya seakan percaya bahwa suaminya
bukanlah seperti apa yang dia bayangkan,
Eternity Publishing | 185
Page number 186
Tapi, pikiran nya menolak pikiran nya terus tertuju pada
apa yang dia pikirkan,
Dia hanya takut suaminya dimiliki orang lain, dia hanya
I suaminya miliknya sendiri dan keluarga kecil mereka.
Setelah mencurahkan hatinya kepada makam kedua
orang tuanya Ara, mulai berdoa agar orangtuanya bahagia di
atas sana.
Dia mulai melangkahkan kakinya pergi dari makam itu.
Berbeda dengan Rion yang kini memasuki mobilnya
mengejar istrinya, yang tadi salah paham padanya.
Amarah nya bergemuruh kedua tangan nya mengepal,
bahkan raut wajahya menahan emosi matanya berkaca-kaca.
Sungguh dia merasa bersalah karena telah membuat
istrinya menangis, selama hidup dengan nya tak pernah
sekali istrinya menangis,
Hanya tadi siang karena salah paham. Rion terus saja
memukul-mukul stir mobilnya dia harus cari istrinya sampai
ketemu.
"Hallo"
"Cari keberadaan istri saya! sampai ketemu, saya tak mau
tau harus ketemu!!"
Setelah menelpon orang suruhan nya Rion melajukan
mobilnya dengan kecepatan kencang.
Mobil Rion berhenti di halaman rumah orangtuanya,
Dengan masih di kabuti amarah dia mulai melangkahkan
kakinya berjalan ke arah kamar,
Di ruang tamu Rion bisa melihat kedua orang tuanya
tengah bermain dengan si kembar.
Eternity Publishing | 186
Page number 187
Tanpa menyapa orang tuanya dia terus melangkahkan
kakinya ke arah kamarnya. Tanpa menoleh saat orang
tuanya memanggilnya,
Kedua orang tua Rion yang melihat anaknya bertingkah
aneh mulai memanggilnya,
"RIONNN ADA APA DENGANMU?," tanya Bunda
"RIONNN"
Kedua kali panggilan Bunda terhadap Rion tak Rion
dengarkan.
Tiba di kamarnya Rion menutup pintu kamarnya dengan
keras, dan menguncinya.
"ARGHHH MAAFKAN AKU SAYANGG"
Teriak Rion sembari tanganya menghancurkan benda
yang berada di kamarnya.
Kamar yang tadinya rapi kini telah hancur karena ulah
Rion, seperti suasana hati nya.
'Prang'
'Prang'
Prang'
Salah satu tangan Rion menonjok dinding kamarnya
meluapkan amarahnya,
Di ruang tamu kedua orang tuanya, mendengar sua
pecahan di kamar anaknya membuat mereka khawatir.
"Yah ada apa dengan Rion?," tanya Bunda khawatir
"Ayah juga tidak tau, tapi Ayah rasa Rion tengah ada
masalah dengan Ara."
Bunda langsung menangis kala melihat kelakuan
anaknya, dia juga merasa bahwa saat ini rumah tangga
anaknya sedang di uji oleh tuhan.
"Ayo yah kita lihat Rion,"
Eternity Publishing | 187
Page number 188
Kedua pria dan wanita paruh itu mulai menggendong si
kembar yang tidak tahu apa-apa berlari menuju kamar Rion.
Tiba di depan pintu Rion, Ayah langsung mengetuk pintu
kamar anaknya.
"RIONN BUKA PINTUNYA." teriak Ayah
"RIONN ADA APA DENGAN KAMU NAK?" tanya Bunda
khawatir
Di dalamn kamar Rion masih saja memecahkan barang-
barang di kamarnya,
Eternity Publishing| 188
Page number 189
PS-33
Keadaan kamar itu gelap dan banyak nya pecahan
benda-benda di kamar Rion, bahkan tangan nya sudah
dipenuhi darah nya karena meremas pecahan kaca.
Tubuhnya merosot di dinding, wajahnya dia sembunyi-
kan di kedua lututnya.
Matanya mulai mengeluarkan air mata yang membasahi
pipi tirusnya, bibirnya terus bergumam kata 'maaf karena
telah membuat istrinya kecewa kepada dirinya.
"Maafkan kesalahanku sayang, aku mohon jangan
tinggalkan diriku," lirih Rion
Mata biru itu mulai menutup. Dan kembali lagi terbuka,
bola mata yang tadi berwarna biru kini digantikan dengan
bola mata berwarna hijau.
Bibir nya menyeringai aura kamar kini semakin terlihat
mencekam, dengan udara kamar kini menjadi dingin,
"Welcome Back Xander," seringai Rion dengan senyum
smirknya.
Kedua orang tua Rion yang mendengar, pintu kamar
anaknya dibuka pun tersenyum.
'Cklek'
"Rion, kamu tadi kenapa? Kalau ada masalah, kamu bisa
cerita sama Ayah ataupun Bunda." Nasihat Bunda
Rion yang sendari tadi masih menunduk, kini mulai
mendongakkan wajahnya.
Kedua orang tua Rion yang kini tersenyum. Seketika
tubuh mereka langsung menegang dan wajah mereka
seketika memucat melihat sesosok di depan nya.
"Xander.." lirih kedua orang tua Rion
Eternity Publishing | 189
Page number 190
"Ya, aku Xander." Ujar Rion lebih tepatnya, Xander.
"Kenapa kamu kembali?," tanya Ayah dengan nada
khawatir
Pasalnya jika Xander kembali ke tubuh anaknya, pasti
anaknya tengah memiliki masalah yang tak bisa dia
selesaikan dan munculah Xander Maddison.
Alter ego Rion, Xander sosok pemuda yang seumuran
dengan Rion yang tak sengaja Rion cipatakan.
Pemuda yang memiliki watak keras dan juga bruntal
mata yang tajam seperti elang yang menemui mangsanya,
Xander akan kembali di tubuh Rion untuk menyelesaikan
misi menghabisi benalu-benalu yang menggangu hidup Rion
dan juga istrinya.
"X-ander bunda mohon jangan melakukan sesuatu."
"Kenapa aku tidak boleh melakukan sesuatu? Dan aku
akan tetap melakukan sesuatu apa yang kau maksud
Bundaku tersayang." seringai Xander
"Tidak! Jangan Xander bunda mohon jangan melakukan
itu."
Seketika perasaan Bunda tak enak kala melihat seringai
Xander, Yang dimaksud Bunda 'itu' adalah membunuh.
Xander terkenal kejam karena membunuh mangsanya
dengan sadis tidak berperasaan, jangan lupakan kalau
Xander adalah psikopat berdarah dingin. yang dengan
tindakan bodoh mangsanya akan salah mencari lawan.
Karena Xander bukanlah orang bodoh yang tidak mengerti
taktik mangsanya.
"Sudahlah aku harus pergi!."
Sebelum Xander melangkahkan kakinya tetapi tangan
nya sudah di cekal oleh Bundanya.
"Tidak Xander!, kau tidak boleh pergi!."
Eternity Publishing| 190
Page number 191
"Aku akan tetap pergi membunuh hama itu! Yang
menyebabkan Ara salah paham kepada Rion, karena ulah
busuk hama itu."
Dengan kasar Xander menyentak tangan Bundanya, dan
cepat-cepat pergi menuju kantor Rion. Mencari hama itu dan
sedikit bermain dengan nya.
"Yah, ayo kita ikutin Xander yah."
Ayah pun mengangguk dan berlari ke arah kamar
mengambil kunci, Setelah mengambil kunci, Ayah dan Bunda
langsung berjalan menuju mobil, dengan kedua cucunya
yang berada di gendongan Bunda.
Dengan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi,
mobil hitam itu berlaju kencang membelah jalan raya. Mobil
hitam milik Rion kini berhenti, di parkiran mobil di area
kantor megah milik Rion.
Karyawan-karyawan yang tadinya bekerja, kini mulai
menolehkan pandangan nya ke arah luar saat melihat boss
mereka yang baru saja keluar mobil.
Dengan penampilan yang sedikit berbeda, Xander mulai
keluar dari mobil, dengan penampilan agak sedikit badboy,
Yang membuat karyawan wanita banyak memuja
ketampanan Rion alias Xander,
Kaos hitam dilapisi jaket kulit warna merah maroon,
celana jeans warna hitam, sepatu sneakers warna putih.
Xander mulai melangkahkan kakinya ke dalam kantor Rion,
berjalan masuk ke dalam lift dan memencet angka 25.
Lima menit dia berada di dalam lift, Lift itupun berhenti
di lantai 25, keluarlah Xander dari dalam lift. Membuat
pandangan semua mata tertuju padanya. Dengan santai
Xander berjalan menuju meja sekertaris Rion yang
Eternity Publishing | 191
Page number 192
berpenampilan layaknya cabe, bedak tebal dan juga bibir
merah merona
Seketika membuat Xander tak sabar untuk bermain,
bermain dalam bahasa Xander adalah bermain dengan pisau
kecil yang berada di saku jaketnya. Ocha yang tadi sibuk
dengan komputer mulai mengalihkan pandangan nya. Kala
ada yang datang di hadapannya.
Wajah Ocha mulai mendongak melihat siapa yang berada
di hadapan nya, seketika senyum ocha mengembang melihat
sang bos menghampiri dirinya.
Ocha tersenyum malu-malu saat di pandangi oleh
Bosnya, yang tak lain Xander yang berwujud Rion,
"Hai sayang," ujar Xander dengan nada lembutnya
Padahal dalam hati Xander mengumpat saat bibirnya
mengucap sayang kepada hama di depan nya,
Cih kalau bukan karena misi menghabisi nya, gue ogah
manggil dia sayang!. Bahkan hati dan jiwa gue sepenuhnya
terisi oleh satu nama yaitu Ara istri Rion'
-Batin Xander-
Jika ini mimpi tolong cubitlah tangannya, apakah Ocha
sedang tidak bermimpi kala boss yang dia kagumi kini
tengah menyebutnya dengan kata 'sayang'. Ingin sekali dia
berteriak kencang, bahwa cinta nya tidak bertepuk sebelah
tangan.
"A-pa sayang?," tanya Ocha nada tak percayanya
"Iya sayang, apakah salah aku memanggilmu dengan
sebutan sayang,"
Dielusnya pipi Ocha yang berlapis bedak yang tebalnya
minta ampun. Dalam hati Xander dia
Xander dia tersenyum
kemenangan. kala mangsanya mudah sekali dia tipu dengan
kata-kata manis yang terucap di bibirnya.
Eternity Publishing| 192
Page number 193
"Tidak aku suka sekali jika bapak memanggil saya
dengan sebutan Sayang." jawab Ocha malu-malu
"Jangan panggil aku pak, panggil aku dengan sebutan
nama."
"Tapi-"
Jari telunjuk Rion mulai berada tepat di depan bibir Ocha,
"Jangan membantah sayang"
Ocha di buat baper dengan kelakuan sang boss nya ini,
Tidak tau saja Ocha kalau Xander sudah menyiapkan kejutan
maut untuknya.
"lya Rion,"
Xander mulai duduk di meja kerja di depan Ocha. Dengan
pandangan nya tak lepas menatap wajah mangsanya ini.
"Bagaimana kalau kita bermain sayang?"
"Bermain?,"
Di benak cha dia mulai memikirkan tawaran Rion yang
mengajaknya bermain, yang Ocha tanggap dari ucapan Rion
adalah bermain di ranjang. Dan dia pasti akan menerimanya
untuk pujaan hatinya.
"Apakah kamu mau sayang?," tanya Xander sembari
mengelus bibir Ocha
"Aku mau" jawab Ocha mantap
'Selamat datang di dunia Xander mangsaku'
-Batin Xander Senang-
"Baiklah ayo kita ke ruanganku sayang.
Mereka berdua pun mulai masuk kedalam ruang kerja
Rion, ruangan yang membuat Ara salah paham dengan Rion.
Xander tersenyum smirk dan bibirnya bergumam,
"The game will start immediately" smirk Xander.
Dilain tempat,
Eternity Publishing | 193
Page number 194
Seorang wanita kini tengah berada di sebuah rumah
yang tidak terlalu luas, Wanita itu sedang duduk melamun,
memandangi pemandangan di luar rumah itu beberapa kali
matanya terpejam karena di terpa angin. Di tengah
melamunnya, terdengar suara deringan dari ponselnya.
"Halo"
"Halo, Ara kamu dimana nak?," tanya Bunda di sebrang
Sana
"Ara lagi di rumah Ara yang lama Bun."
Eternity Publishing | 194
Page number 195
Terdengar helaan nafas di sebrang sa
"Ara kamu cepet kesini nak, Rion," ujar Bunda dengan
nada tangis
PS-34
Ara pun langsung panik kala Bunda menyebutkan nama
suaminya,
"Mas Rion kenapa Bun?,"
"Kamu datang ke kantor Rion nak, Rion mau bunuh Ocha
gara-gara Ocha bikin kalian salah paham.
Deg
Ada perasaan lega di hatinya kala kejadian tadi hanya
salah paham, dalam tangisnya dia tersenyum kala suaminya
masih mencintainya, Dan tidak seperti yang dia pikirkan,
"lya bun, Ara akan ke kantor Mas Rion."
Panggilan pun terputus, tangan nya mulai menghapus air
mata yang keluar dari pipinya. Dan mulai beranjak dari
duduknya, mengambil tas dan hpnya. Dan segera berlari
keluar rumah mencari ojek.
Disisi lain,
Xander sudah memasuki ruangan Rion bersama dengan
Ocha, Xander mulai memojokan tubuh Ocha ke dinding,
dalam benak Ocha dia tidak sabar bercinta dengan Rion pria
yang dia kagumi selama ini,
"Kau sudah siap sayang?" tanya Xander dengan nada
lembutnya
"Aku siap,"
Tangan Rion kini mulai menjelajah di atas paha 0cha
yang tertutupi rok span warna hitam, Diusapnya kedua paha
Eternity Publishing| 195
Page number 196
Ocha, seketika tubuh Ocha mulai meremang akan sentuhan
tangan Xander,
Di lepasnya rok span milik Ocha, tangan Xander mulai
naik tepat di depan payudara Ocha, Kini Ocha sudah
telanjang tanpa busana,
'Cih badan nya tidak sebagus seperti badan Ara, bahkan
lebih sexy tubuh Ara. dia tidak ada apa-apanya dengan
goyangan Ara,"
-Batin Xander memandang tubuh Ocha yang tidak
membuatnya nafsU-
Wajah Xander mulai mendekat ke arah wajah Ocha. Ocha
yang mengira Xander akan menciumnya pun mulai menutup
matanya,
Xander masih setia menatap wajah Ocha yang kini
matanya mulai terpejam. Diambilnya pisau di saku jaketnya,
pisau itu seakan melambai-lambai meminta dia untuk
mengoreskan nya di wajah Ocha,
Diusapnya ujung pisau yang lancip itu, ujung pisau itu
mulai menari-nari di wajah Ocha,
"Arghhhhhhh
"Rionnnn apaaa yangg kamu lakukannn?," tanya Ocha
menahan sakit
"Yang kulakukan adalah bermain dengan dirimu sayang,"
ujar Xander santai.
Pisau milik Xander, mulai bereaksi membuat karya-
karya indah di tubuh Ocha.
Lengan kanan Ocha kini mulai menjadi santapan pisau
Xander,
"Bukan ini bermain yang aku minta Rion"
"Sakittt lepasinn Rionn"
"Lalu bermain, seperti apa yang kau minta?,"
Eternity Publishing | 196
Page number 197
"Aku ingin bercinta dengan mu Rion,"
"Mimpi saja dirimu!, bahkan saya tidak sudi bercinta
dengan dirimu. Karena apa? Karena saya sudah memiliki
istri yang bisa saya ajak bercinta setiap hari, jadi ingat baik-
baik kalau saya tidak pernah berniat bercinta dengan dirimu
JALANGG!!"
Tubuh 0cha mulai bergetar karena ini pertama kalinya
Ocha di bentak oleh bossnya, bahkan 0cha mulai menangis
raung-raung meminta di lepaskan oleh Rion
"Kamu jahattt Rionn!" teriak Ocha
"Ya saya jahat, karena ulahmu yang membuat istri saya
salah paham karena kelakuan mu Jalang!"
Xander masih setia dengan bernmain nya, bahkan kini
karya Xander sudah terlihat di lengan kanan Ocha, yang
"Lepasinnnn akuuu Rionnn"
"Kamuuu psikopattt"
"Memang saya psikopat!" Jawab Xander santai.
Permainan pisau Xander masih saja berlanjut, Xander
membalikan tubuh Ocha membelakangi dirinya dan pisau
kecilnya mulai menari-nari lagi di punggung Ocha.
Punggung Ocha yang tadi mulus kini sudah berlumuran
darah, dengan bertuliskan JALANG hasil karya Xander di
tubuh Ocha.
"Lepasinnn akuu Rionnn!!"
"Sakitttt Rionnn aku mohonn lepasin aku,"
Bukannya iba dengan keadaan Ocha, Xander malah
senang kala mendegar jeritan Ocha yang mengalun indah di
pendegaran nya, Membuat nafsu membunuhnya semakin
membara, ahh dia semakin tak sabar tiba di inti permainan
nya.
Eternity Publishing| 197
Page number 198
Tubuh Ocha kini tidak bisa dikatakan baik, kala seluruh
tubuhnya banyak sekali goresan-goresan
dan juga hasil karya Xander yang terpampang nyata di
seluruh tubuh Ocha.
Di acungkan nya pisau itu tepat di depan dada Ocha,
Ocha mulai meratapi nasibnya dia yang tadi bermimpi akan
bermain yang dia maksud bercinta dengan Rion.
Harus pupus harapan kala orang yang dia sukai, ternyata
memiliki sifat kejam di balik wajah nya yang tampan.
Dia menyesal. Seharusnya dia tidak berharap lebih
terhadap bossnya ini. Jika hasilnya seperti ini lebih baik dia
menjadi jalang simpanan orang lain saja,
Dia tidak kuat menahan sakit di tubuhnya, akibat
permainan Xander yang menyakiti hati dan raganya.
Ocha mulai memejamkan matanya, dalam hati Xander
tersenyum
kemenangan sebentar lagi dia akan
memusnahkan hama ini.
"MASSS RIONNN"
Xander yang menyadari teriakan dari arah pintu mulai
membalikan badan nya. Dia bisa melihat Ara yang kini
berlari menghampirinya dengan raut wajah penuh tangis.
Di jatuhkan nya pisau itu ke lantai dan Xander mulai
melangkahkan kakinya menghampiri Ara,
'Grepp'
Dipeluknya tubuh Xander, Ara menangis tersendu-sendu
di pelukan Xander.
"Mas Rion aku mohon jangan bunuh Ocha,"
"Enggak aku akan tetap bunuh dia," jawab Xander
"Aku enggak mau kamu bunuh orang, aku enggak mau
punya suami pembunuh." Ujar Ara
Eternity Publishing | 198
Page number 199
Xander semakin mendekap tubuh Ara di pelukan nya, dia
menghirup wangi tubuh Ara yang menjadi candunya.
Ocha yang melihat bossnya tengah berpelukan mesra
dengan istrinya pun, dada nya bergemuruh dia cemburu.
Ocha mulai mengambil pisau yang terjatuh di lantai,
melangkahkan kakinya dengan terseret-seret.
Xander yang melihat Ocha berjalan ke arah mereka,
dengan tangan nya membawa pisau lipatnya pun mulai was-
was.
Saat akan sampai di belakang tubuh Ara, tiba-tiba Xander
mulai membalikan tubuh Ara ke belakang tubuhnya,
Jadilah tubuh Xander yang tertusuk pisau di tangan Ocha,
'Brukk'
Tubuh Xander mulai jatuh ke lantai, Ara yang melihat
tubuh suaminya terjatuh ke lantai dengan pisau menancap
di perutnya berlari menghampiri tubuh suaminya yang
tergeletak di lantai.
"Mass Rionn"
Tiba-tiba di arah pintu terlihatlah Ayah dan juga Bunda
dengan kedua cucunya bersama bodyguard Rion.
Kedua bodyguard itu mulai menangkap tubuh Ocha yang
telanjang.
"Mass Rionn aku mohon bertahan, jangan tinggalin aku."
ujar Ara dengan nada parau.
Ara mulai membawa kepala Xander berbaring di
pahanya, tangan nya mengelus wajah.
"Uhukk-Uhukk aku enggak akan ninggalin kamu sayang."
ujar Xander
"Ma-afin kesalahanku tadi siang, itu hanya salah paham
kamu jangan pernah tinggalin aku," lanjutnya
Eternity Publishing | 199
Page number 200
Air mata Ara tak dapat di bendung lagi, Ara bahkan mulai
menangis histeris melihat keadaan mengenaskan suaminya.
"Aku udah maafin kamu Mas"
Dengan nafas tersengal-sengal Xander mengangkat
tangan nya, menghapus air mata Ara yang berjatuhan
"Dengerin aku, aku enggak akan ninggalin kamu. Dan aku
bukan Rion aku adalah Xander sisi kedua dari diri Rion. Aku
dan Rion adalah dua jiwa di dalam satu tubuh Rion, dan
percayalah bahwa kami sangat mencintaimu. Bahkan kami
rela bertaruh nyawa agar dirimu selamat,"
Eternity Publishing | 200
Page number 201
PS-35
Sungguh Ara di buat shock kala suaminya ini memiliki
kepribadian ganda alias alter ego,
"Aku terima kalau Mas Rion punya sisi lain, aku bahkan
sepenuh hati menerima mu Xander di tubuh suamiku. Tapi
aku mohon bertahanlah demi aku jangan tinggalin aku,"
Xander yang melihat ketulusan di pancaran mata Ara, dia
tersenyum dalam kesakitan nya dia tak menyangka bahwa
Ara sepenuh hati menerima kehadiran nya di dalam tubuh
Rion.
"Makasih udah nerima Xander, sayang bolehkan aku
tidur? aku ngantuk banget. aku tidur sebentar ya, aku
enggak lama kok tidurnya" lirih Xander
"Enggak jangan nutup mata kamu Mas,"
"Kamu tenang aja, aku enggak lama kok tidurnya."
"Dan buat kalian, bawa dia ke ruang bawah tanah.
Ajaklah dia bercinta sampai kalian puas," ujar Xander
kepada dua bodyguardnya.
Dalam hati kedua bodyguard mereka tersenyum senang
dalam hati.
'Baik sekali boss ini, bahkan kita sudah lama tidak
bermain jalang eh malah disondorin jalang yang body nya
bikin dia salfok' batin kedua bodyguard itu.
"Baik boss" jawab kedua bodyguard.
Tiba-tiba mata Xander mulai menutup,
"Masss Rionnn bangun Masss," teriak Ara sembari
memeluk kepala Rion yang berada di pangkuan nya.
"Nak lebih baik kita bawa Rion ke rumah sakit sekarang."
Ujar Bunda,
Eternity Publishing | 201
Page number 202
Ara mulai beranjak dari duduknya, dan menatap tajam
Ocha yang kini tengah di pegangi oleh bodyguard Rion.
Dihampirinya Ocha dengan penuh amarah, sesampainya
di depan Ocha.
'Plakk'
"Puas kamu, udah jadi pelakor di rumah tangga saya!,"
teriak Ara dengan marah
"Dasar pelakor! Bawa pergi wanita biadap ini ke ruang
bawah tanah, siksa dia!!" ujar Ara kepada Bodyguard Rion.
"Baik Nyonya,"
Kedua bodyguard Rion mulai membawa keluar tubuh
Ocha yang sudah di pakaikan baju yang tadi di bawa
bodyguard Rion.
"Lepasinn sayaaa,"
"DIAM!"
Kini di ruangan Rion. hanya tersisa Ara dan kedua orang
tua Rion bersama si kembar.
"Ayah, tolong bantu Mas Rion ke rumah sakit," ujar Ara
dengan tangis membanjiri pipinya.
"Iya"
Lalu Ayah mulai membopong tubuh anaknya, berjalan
menuju mobil, disusul Ara dan Bunda yang menggendong si
kembar.
Saat ini Ara tengah berada di toilet di rumah sakit, milik
suaminya yang bernama MADDISON HOSPITAL, Rumah
sakit yang terkenal di daerah Jakarta,
Rumah sakit yang terkenal dengan fasilitasnya yang
lengkap dan ter elit di daerah Jalkarta. Dan mempunyai
beberapa cabang di berbagai dunia,
Di depan kaca wastafel Ara menumpahkan tangisnya,
hatinya sakit saat melihat suaminya yang dia cintai terbaring
Eternity Publishing | 202
Page number 203
lemah di ranjang rumah sakit, Bahkan dia belum berani
menjenguk suaminya, dia tidak kuat untuk tidak menangis,
Seandainya dia mendengarkan penjelasan suaminya
dulu. pasti tidak akan terjadi kejadian menimpa suaminya,
Seandaikan dia tidak menghindari suaminya, mungkin saat
ini dia sudah berada di dekapan suaminya dengan kedua
anaknya, menyambut kedatangan anggota baru di keluarga
kecil mereka.
Hanya kata 'Andai' yang bisa Ara ucapkan,
Tangan nya mulai mengelus perut nya yang masih rata.
"Sayang, maafkan Mommy yang membuat Daddy kamu
terbaring
di rumah sakit, andai tadi Mommy tidak menghindari
Daddy kamu, mungkin saat ini kamu bisa merasakan
kehadiran Daddy kamu,"
Air mata Ara mulai jatuh di pipi chubynya,
"Mommy harus apa agar Daddy kamu bangun sayang?,"
tanya Ara kepada calon anaknya.
Dihapusnya air mata yang mengalir di pipi, dan mulai
merapikan rambut nya yang tadi berantakan, Dilangkahkan
kakinya keluar dari toilet. berjalan menuju UGD karena Rion
tengah berada di sit
Didepan UGD dia bisa melihat mertuanya tengah duduk
di kursi depan pintu UGD bersama si kembar yang berada di
gendongan mereka.
"Bun gimana keadaan Mas Rion?," tanya Ara dengan raut
wajahnya tang terlihat khawatir.
Sebelum Bunda menjawab pertanyaan menantunya,
dokter terlebih dahulu keluar dari pintu UGD.
Sontak Ayah langsung beranjak dari duduknya,
menghampiri dokter yang menangani suaminya itu.
Eternity Publishing | 203
Page number 204
"Dok bagaimana keadaan anak saya?," tanya Ayah
khawatir
Sebelum Dokter menjawab, dokter itu menghela napas
dan menatap raut wajah kedua orangtua pasien nya ini.
"Untuk saat ini saya menyatakan bahwa Rion koma, dan
saya tidak tau kapan pasien akan sadar. Kita hanya bisa
berdoa agar pasien cepat sadar." Jelas Dokter bername tag
Toni.
"Apa dok suami saya komna?," tanya Ara dengan nada
bergetar.
'Brukk'
Tiba-tiba tubuh Ara terjatuh pingsan untung saja
langsung di tangkap Bunda,
"Ara nak bangun," ujar Bunda
"Dok tolong bantu Mantu saya dok," ujar Bunda
menangis.
Dokter segera mengangguk dan memanggil suster, dan
datanglah dua suster dengan membawa brankar rumah sakit
di angkat nya tubuh Ara di brankar.
Para suster dan dokter itupun langsung pergi ke ruang
periksa, memeriksa keadaan Ara.
"Yah apa yang terjadi dengan Anak dan Menantu kita?,"
"Sabar Bun, kita doain mereka supaya mereka lekas
sadar," ujar Ayah mengelus rambut panjang Bunda.
Si kembar yang seperti merasa kedua orang tuanya
tengah tidak sadarkan diri mulai menangis,
Ayah dan Bunda yang mendegar tangisan cucu mereka
mengalihkan perhatian mereka, dan menenangkan si
kembar. Di ruangan yang serba putih dengan infus melekat
di tangan seseorang, Seseorang gadis yang tengah berbaring
Eternity Publishing | 204
Page number 205
di ranjang rumah sakit, mata gadis itu mulai mengerjab
menyesuaikan cahaya di dalam ruangan.
"M-as Rion," ucap gadis itu.
Yang talk lain adalah Ara istri dari Rion yang tengah
berbaring di ranjang, Bunda yang melihat menantunya
sudah sadar mulai mendekati menantunya,
"Nak kamu sudah sadar?"
"B-unda aku dimana?,"
"Kamu sedang berada di rumah sakit Nak, tadi kamnu
pingsan." Jelas Bunda
Ara mulai mengingat kejadian tadi saat dia pingsan kala
mengetahui kondisi suaminya yang koma.
"Mas Rion gimana keadaan nya Bun?,"
Bunda menghela napas dan mengelus pipi menantunya,
dengan air mata yang mengalir di pipinya.
"Rion belum sadar nak dia masih koma," jawab bunda
dengan nada parau.
"Aku mau ke Mas Rion Bun,"
Ara mulai menurunkan selimut dan saat dia akan bangkit,
tubuhnya di tahan oleh Bunda.
"Jangan nak, kamu belum pulih kasian cucu Bunda
kelelahan karena kamu sedih, kamu istirahat dulu nanti
Bunda pasti anterin kamu ke Rion,"
Tubuh Ara mulai menegang,
"B-unda udah tau?,"
"Iya Bunda udah tau kalau kamu hamil adik si kembar,
Rion pasti senang kala kamu hamil lagi tapi sayang di masih
memejamkan mata,"
Pecah sudah tangisan Bunda, Ara yang melihat
kerapuhan Bunda kala anaknya terbaring lemah di rumah
sakit, Hati ibu mana yang tidak sakit kala anaknya terbaring
Eternity Publishing | 205
Page number 206
lemah di ranjang rumah sakit, dan Ara juga merasakan itu
tapi dengan status Rion suaminya.
"Bun aku mau ke ruangan Mas Rion," pinta Ara
Bunda menggelengkan kepalanya tidak mensetujui
permintaan menantunya yang belum boleh bergerak.
"Jangan sayang, dokter bilang kamu belum boleh
bergerak,"
Ara tak menghiraukan ucapan Bunda, dia mulai melepas
jarum infus yang menancap di tangan nya. Dan berlari
mencari ruangan suaminya,
"Ara sayang jangan kamu tidak boleh banyak bergerak,"
teriak bunda.
Sampailah Ara di depan pintu ruangan suaminya, di
bukanya pintu itu dan terlihatlah tubuh suaminya yang
terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
Biasanya tubuh itu yang merengkuhnya kala dia senang
maupun sedih, tapi tubuh itu terbaring lemah tak berdaya
dengan mata yang terpejam.
Dia segera berlari ke arah suaminya, menaiki ranjang
pasien dan merebahkan diri di samping suaminya,
Dipelukanya tubuh itu dengan isak tangis menghiasi
ruangan itu,
"Hiks Mas Rion bangun,"
"Mas Rion bangun, maafin aku yang udah buat kamu
begini, seharusnya aku mendegarkan penjelasan kamu tadi,"
"Seharusnya tadi adalah hari spesial kita, karena aku ada
kabar gembira untuk kamu. Kita sebentar lagi akan
kedatangan anggota baru, kamu seneng kan Mas karena
kamu sebentar lagi akan di panggil Daddy lagi dan si kembar
akan punya adik,"
Eternity Publishing | 206
Page number 207
Ara mengangkat tangan suaminya di letakan di perutnya,
seolah-olah tangan suaminya mengelus perutnya.
"Hallo Daddy, Daddy cepet bangun ya biar little Rion bisa
denger suara Daddy. biar Mommy enggak sedih lagi," ujar
Ara tersenyum pedih dalam ucapannya. Ujar Ara dengan
nada khas anak kecil.
Di peluknya tubuh
suaminya,
wajahnya dalam ceruk leher suaminya, merendam tangisnya.
"Hiks Mas Rion bangun,"
"Aku sayang kamu Mas Rion," lirih Ara
menyembunyikan
Mentari pagi mulai menyinari cahayanya ke arah
ruangan yang serba putih yang berbau obat-obatan,
Sepasang makhluk ciptaan tuhan yang berbeda jenis
kelamin tengah tertidur nyenyak dengan berpelukan, Sang
gadis yang tengah tiduran di dalam dekapan pemuda itu,
mulai mengerjabkan matanya kala mendengar suara
gemuruh dari burung-burung berterbangan berkicau
menyambut pagi yang cerah,
Berbeda dengan hati sang gadis yang mendung, karena
sang pujaan hati tengah terbaring di sampingnya dengan
mata yang terpejam, seakan tak mau membuka matanya.
"Eugghhh"
"Selamat Pagi Mas Rion,"
Ara membuka matanya dirasakan nya kala dia sedang
tidur dengan beralaskan dada bidang seseorang, siapa lagi?
kalau bukan suaminya Rion.
"Cup'
Dikecupnya bibir pucat suaminya, Masih sama, tidak
membuka mata suaminya itu.
Eternity Publishing | 207
Page number 208
Padahal dalam pikiran nya kemarin ini hanyalah prank,
tapi memang realita tak sesuai dengan kenyataan yang harus
Ara lalui.
"Bangun Mas, aku rindu pelukan Mas Rion. aku rindu
candaan Mas Rion aku juga rindu senyuman Mas Rion.
Kapan Mas Rion bangun?,"
"Pasti si kembar juga rindu Daddy mereka, rindu canda
tawa bersama Daddy mereka. Hiks bangun Mas," lanjut Ara
Setetes air mata mulai turun tanpa izin melewati pipi
mulus Ara, dia seakan tidak capek untuk menangis.
'Cklek'
Pintu ruangan mulai terbuka menampilkan sang Bunda,
yang baru datang karena kemarin Bunda pulang ke rumah,
mengurusi Ayah Mertuanya dan memberikan waktu untuk
Ara bersama Rion.
Bunda mulai melangkahkan kakinya ke arah ranjang
rumah sakit,
"Nak, ini Bunda bawa makanan kamu makan dulu gih,
kamu kan dari kemarin belum makan." ujar Bunda dengan
nada halus
Bagaimana Ara bisa makan tenang? Kala suaminya masih
terbaring lemah di rumah sakit.
Bahkan nafsu makan nya saja sudah hilang,
"Ara masih kenyang Bun,"
"Lohh, jangan begitu kamu harus makan nak, jangan lupa
kamu sedang hamil. Anak kamu juga butuh nutrisi kamu
harus makan. kamu enggak mau kan Rion sedih? kalau kamu
enggak makan kasian anak kamu yang kelaparan." Nasihat
Bunda
Sejenak Ara merenung dia bahkan tidak terpikirkan
tentang kandungan nya, Ara seperti ibu yang kejam tidak
Eternity Publishing | 208
Page number 209
menghargai kehadiran buah hati dia dan Rion. Mungkin
kalau Rion bangun, pasti akan diomeli karena telat makan.
Dia Rindu omelan suaminya itu,
"Iya, Bun Ara makan."
Diterimanya bungkusan berisi makanan itu, dan
memakan nya dengan diam.
Siang hari ini ruang rawat Rion terasa sepi, karena Ayah
dan Bunda tengah pulang karena Om Sendra tadi
memberikan kabar kalau si kembar tengah rewel.
Mungkin tengah rindu dengan orangtuanya, dan Ayah
serta Bunda berinisiatif menjemput si kembar.
Hanya ada Ara dan Rion yang masih terpejam. Tiba-tiba
pintu ruangan Rion terbuka menampilkan Bunda dan Ayah
yang menggendong si kembar,
Kedua bayi mungil itu yang tadi rewel kini mulai
tersenyum kala melihat Mommy mereka.
Rancauan-rancauan khas bayi mulai terdengar di ruang
rawat Rion, tampaknya si kembar memang rindu dekapan
hangat Mommnya.
Ara yang melihat kedua anaknya mulai menampilkan
senyumnya, kedua tangannya merentang siap menerima si
kembar dalam dekapannya,
Si kembar yang seolah mengerti Mommynya ingin
memeluknya mulai merentangkan tangannya
dan
mengangkat badan nya dalam gendongan Omanya, seakan
ingin menerjang Mommy nya dalam dekapan Mommy nya.
Bunda mulai mendekat ke arah Ara yang tengah duduk
di samping ranjang anaknya,
"Ooh, Cucu Oma kangen Mommy iya makanya tadi
rewel," ujar Bunda
Eternity Publishing | 209
Page number 210
Baby Ray yang berada di gendongan Omanya kini sudah
berada di dekapan hangat Mommynya, dan menyenderkan
kepalanya di dada Mommy nya. Ara yang gemash dengan
kelakuan Baby Ray mulai menciumi seluruh wajah bayi itu,
sampai bayi itu tertawa menampilkan gusinya yang belum di
tumbuhi gigi.
Baby Rey yang berada digendongan Opanya memandang
kakak kembarnya yang sudah berada di dekapan Mommy
nya. Sedangkan dia masih di gendongan Opanya, Ayah yang
melihat kelakuan salah satu cucu nya, terkekeh kala Baby
Rey nampaknya tengah cemburu dengan Baby Ray yang
tengah bercanda ria dengan Mommy nya.
"Oekkk-Oekkk"
Semua orang dalam ruangan itu langsung menolehkan
pandangan nya ke arah Baby Rey yang tengah menangis,
Tak terkecuali Ara, dia merasa khawatir kala Baby Rey
menangis,
"Baby Ray kenapa sayang? Kok nangis."
"Tampaknya cucu Opa yang satu ini tengah di landa iri,
kala Babyy Ray tengah bercanda ria dengan Mommnya," goda
Ayah
"Ya ampun sini-sini anak bontot Mommy, sini Mommy
peluk,"
Ayah mulai mendekat ke arah Ara, dengan Baby Rey
yang berada di gendongan nya. Kedua bayi kembar itu kini
telah berada di dekapan Ara, dengan Baby Rey yang masih
menangis.
"Cup-cup anak Mommy nggak boleh nangis ya, Baby Rey
rindu Mommy ya? Mommy juga rindu kamu sayang udah
jangan nangis lagi ya, udah Mommy peluk loh."
Eternity Publishing | 210
Page number 211
Diciumnya puncak kepala kedua anaknya itu, Ara juga
menciumi pipi anaknya satu-satu.
Baby Ray yang melihat adiknya masih menangis dengan
sesengukkan, mulai mendekatkan dirinya. Tangan
mungilnya mulai menghapus air mata yang jatuh dari pipi
chuby adiknya, dan memeluk tubuh mungil adiknya yang
masih dalam dekapan Mommy.
Ara yang melihat perhatian Baby Ray kepada adiknya
dibuat terharu,
"Aduh anak Mommy, soswit banget sih. Mommy sayang
kalian twins,"
Ara senakin mendekap tubuh kedua anaknya, Kedua
orang tua Rion yang melihat betapa manisnya kedua
cucunya itu, Juga tersenyum haru. Bahkan Bunda menitikkan
air matanya dalam dekapan Ayah.
Dalam hati dia bersyukur kala kemarin menantunya Ara,
yang tidak semangat dan lesuh saat suaminya terbaring
lemah di ranjang rumah sakit. Setidaknya Ara bisa
tersenyum dengan perlakuan manis Cucunya.
'Lihatlah Rion apakah kamu tidak sedih kala istrimu
menangisi dirimu yang tidak bangun-bangun. Bukankah
kamu tidak suka jika istrimu menangis, bangunlah nak
buatlah istrimu bahagia'
-Batin Bunda-
Seminggu sudah berlalu, sama seperti kemarin, Rion
masih belum membuka matanya, seakan Rion masih betah
tertidur entah sampai kapan dia akan bangun. Berbeda
dengan Ara, kini ruang rawat Rion berubah seperti rumah
kedua untuk Ara, dari mulai barang-barang Ara sudah Ara
pindahkan kesini, Ara tak mau meninggalkan Rion sedetik
pun.
Eternity Publishing | 211
Page number 212
Setiap hari Ara selalu menjaga Rion, mengajaknya bicara
walaupun percuma! Karena tak pernah Rion balas,
Si kembar sudah Ara titipkan kepada mertuanya, dia
memutuskan untuk meminta tolong Ayah beserta Bunda
untuk mnerawat si kembar beberapa minggu ini, Dan
mertuanya pun menyetujui, saat ini pikiran Ara tengah fokus
dengan suaminya dan juga kandungan nya,
"Mas kapan kamu buka mata?,"
"Mana suami aku yang kuat? Masa cuma ketusuk pisau
aja pingsan sih! Kalau kamu nggak bangun aku mau cari
suami baru aja ah, biar kamu cemburu buta sama alku haha,"
Ara terus saja mengajak Rion mengobrol, entah itu
tentang kesehatan anaknya, suasana hatinya, atau cerita-
cerita yang lucu. Tapi semua itu seakan tak cukup.
Setetes air mata mulai turun membasahi pipinya,
senyum yang di tampilkan nya tadi adalah senyum palsu.
Digengamnya tangan suaminya di bawa ke arah perutnya.
"Daddy, ayo bangun dong. Masa daddy tidur terus
padahal adek mau main sama Daddy, adek pingin makan
bakso nih. Tapi pengen nya Daddy yang beli, tapi Daddy
belum bangun adek sedih," ujar Ara menirukan suara anak-
anak
"Tring"
"Tring'
"Tring'
Ara sontak mengalihkan perhatian nya ke arah
ponselnya yang berbunyi, dibuka nya ponselnya yang
berlogo apel di gigit itu. Terdapat pesan dari Bunda yan
berisikan menyuruhnya pulang karena si kembar tiba-tiba
demam dan butuh dia,
Eternity Publishing | 212
Page number 213
Ara dilanda bimbang, di sisi lain dia ingin menemani
suaminya, tapi di sisi lain dia juga mengkhawatirkan
keadaan anaknya, Setelah lama berfikir Ara memutuskan
untuk pulang menemui si kembar,
"Mas, aku pulang dulu ya maaf nggak bisa jagain kamu
nanti malam, tapi si kembar rewel kata Bunda anak kita
demam jadi aku harus pulang dulu ya."
Di kecupnya bibir suaminya, tangan nya membelai pelan
rambut Rion,
Dan segera melangkahkan kakinya ke arah pintu, dengan
langkah tergesa-gesa.
Setibanya Ara di rumah mertuanya dia langsung masuk
dengan tergesa-gesa, sungguh dia khawatir sekali dengan
kondisi anaknya.
Di ruang tamu dia melihat mertuanya sedang
menggendong si kembar yang rewel, menanggis ter
"Hei sayang ini Mommy di sini,"
Dihampirinya si kembar yang berada di gendongan
mertuanya dan langsung menggendong kedua anaknya,
"Astaga, badan kalian panas banget sayang?,"
Si kembar tak berhenti menangis Ara bisa merasakan
bahwa anaknya tidak nyenyak dengan sakit yang di
alaminya. Bunda menghampiri Ara yang tengah duduk di
sofa,
"Biar bunda ambil obat nya si kembar dulu ya nak,"
"Makasih ya bun, udah ngerawat anak Ara. Maaf ya kalau
si kembar selalu ngerepotin kalian," ujar Ara dengan nada
tangis
"Kamu ngomong apa sih nak? Si kembar juga cucu kita
iya kan Yah? jadi dengan senang hati Bunda merawat si
Eternity Publishing | 213
Page number 214
kembar. Lagian kamu juga harus menunggu suami kamu,
kita mengerti keadaan kamu Nak,"
"Iya, betul apa kata Bunda sayang kami mengerti kondisi
rumah tangga kalian." ucap Ayah
"Makasih Bunda dan juga Ayah udah ngertin keadaan
Ara," lirih Ara
"Sama-sama sayang," ujar keduanya
"Yaudah bentar, Bunda ambilin obat dulu,"
Tubuh Bunda mulai menghilang dari pandangan Ara, tak
lama kemudian datanglah Bunda dengan membawa nampan
berisi obat dan segelas air putih.
"Cucu Oma minum obat dulu yuk, biar cepat sembuh."
Tubuh si kembar mulai meronta-ronta di dekapan Ara,
seakan tidak mau meminum obat yang berada di tangan
Omanya.
"Ayo sayang, minum obat dulu ya biar cepet sembuh,
nanti kalau sudah sembuh kalian mau nggak main sama
Mommy?."
Bunda yang melihat penolakan si kembar, langsung saja
menuangkan sirup obat ke sendok dan mengarahkan nya ke
bibir Baby Ray walaupun Baby Ray selalu menolak, tetapi
aat dipaksa Bunda akhirnya masuk juga obat itu di mulut
Baby Ray.
Ara bahkan menangis melihat cara Bunda meminumkan
obat untuk Baby Ray.
"Bun jangan Bun, kasihan Baby Ray?," ucap Ara tak tega
"Emang harus dipaksa Nak, memang terlihat kejam tapi
demi kesembuhan si kembar kita harus memaksa si kembar
minum obat walaupun selalu menolak," ucap Bunda
Sekarang giliran Baby Rey, hal yang sama dilakukan
Bunda pada Baby Ray tadi,
Eternity Publishing | 214
Page number 215
Tangisan si kembar mulai mereda, digantikan deru nafas
yang teratur, Ara nmenundukan kepalanya melihat si kembar
ternyata tertidur, mungkin efek dari obat sirup tadi
membuat si kembar mengantuk.
"Tadi Ara, nggak tega Bun ngelihat si kembar yang
dipaksa Bunda minum obat tadi, rasanya biar Ara aja yang
sakit jangan anak Ara," tangis Ara
Bunda terkekeh mendengar ucapan menantunya,
"Dulu Bunda juga gitu pas Rion sakit dulu emang sebagai
seorang ibu, kita juga nggak tega ngelihat anak kita sakit,
tapi kalau tidak diminumkan obat kapan anak kita
sembuh?,"
"Bun ayo kita kerumah sakit, kasihan Rion nggak ada
yang nunggu," ujar Ayah
"Lah, iya Bunda lupa? Nak kamu di sementara tinggal di
dulu ya sampai si kembar sembuh. Nanti kalau ada
kabar tentang Rion akan Bunda hubungi kanmu."
"Iya Bun,"
"Yaudah kalau gitu ke rumah sakit dulu ya, kamu hati-
hati di rumah. Kalau ada apa-apa hubungin Ayah atau Bunda
ya nak," ucap Ayah
"lya Yah,"
Setelah itu mertuanya mulai keluar dari rumah, berjalan
menuju garasi mobil menjalankan mobil menuju rumah sakit.
Dan tinggalah Ara dan juga si kembar di rumah besar ini.
Pagi ini Ara dan juga si kembar masih berada di mansion
keluarga suaminya, dari kemarin entah mengapa perasaan
hatinya terasa tidak enak. Beruntunglah hari ini anak-
anaknya sudah sembuh dari penyakit demamnya, karena
kemarin seharian penuh dia di reweuhkan dengan keadaan
anaknya yang rewel.
Eternity Publishing | 215
Page number 216
Membuatnya lelah, tapi rasa lelahnya di gantikan rasa
bahagia karena anak-anaknya bisa tersenyum kembali,
Mertuanya dari kemarin juga belum menghubungi
keadaan suaminya, perasaan inilah yang dia rasakan, dia
takut terjadi hal-hal yang tidak di inginkan oleh Ara,
Ting Tong
Mendengar bel rumah berbunyi Ara mulai berjalan
keluar kamar untuk segera membuka pintu, saat pintu sudah
dia buka terlihatlah sepasang wanita dan pria paruh baya
dan juga balita yang berada di gendongan wanita paruh baya
itu.
"Hai Ara bagaimana kabar kamu?," tanya Tante Sandra
Ya, yang bertamu saat ini adalah Tante Sandra dan juga
Om Sendra tak lupa Baby Rendra yang sudah berumur 9
bulan masa-masa
asa aktifnya balita yang sedang belajar
berjalan.
"Kabar Ara baik Tante,"
"Kami kesini tujuan nya untuk mengajak si kembar jalan-
jalan bersama kita dan juga Rendra, apakah boleh Ara?"
Tanya Om Rendra.
Ara sedikit memikirkan kalau dia mengizinkan si kembar
ikut On Sendra, secara tidak langsung dia memiliki waktu
untuk ke rumah sakit menjenguk suaminya,
Ahh, membayangkan saja membuat Ara tersenyum-
senyum.
Tante Sandra yang melihat senyum manis Ara, juga ikut
tersenyum dan berbicara dalam hati rencana nya berhasil,
Memang dia dan suaminya sengaja mengajak si kembar
jalan-jalan agar keponakan nya ini bisa bertemu dengan
Rion, dia sangat tau perasaan Ara yang tengah memikirkan
suaminya.
Eternity Publishing | 216
Page number 217
Terlihat dari tingkah dan perilakunya.
"Bagaimana Ara, kok malah senyam-senyum?,"
"Ahh, gimana-gimana tadi Tante?," tanya Ara gelagapan.
Pasalnya dia tadi tengah melamun, sampai tidak
mendengarkan ucapan
ucapan Tante Sandra. Tante Sandra
tersenyum maklum "Boleh tidak Tante bawa si kembar pergi
jalan-jalan?,"
"Boleh tante. Kebetulan aku juga mau menjenguk Mas
Rion soalnya dari kemarin belum di kabari oleh Bunda."
"Tante paham perasaan kamu,"
Tante Sandra menghampiri Ara dan memeluk tubuh Ara,
memberikan kekuatan agar Ara bisa bersabar lebih lama lagi
untuk menunggu keadaan Rion.
"M-akasih Tante," lirih Ara
Setelah puas berpelukan, Ara segera menghapus air
matanya yang masih berjatuhan,
"Maaf ya Tante, Om Ara sampai lupa untuk menyuruh
kalian masuk," kekeh Ara.Tante Sandra dan Om Sendra juga
terkekeh,
"Yaudah, Om Tante mari masuk, Ara mau persiapin
perlengkapan si kembar dulu," pamit Ara
Sepasang wanita dan pria paruh baya itu pun mulai
duduk di sofa, sedangkan Ara berlari menuju kamar
suaminya dan mempersiapkan perlengkapan si kembar.
"Sayang, yuk kalian ganti baju dulu, ada Kakak Rendra
loh di depan." ujar Ara
Dari raut wajah si kembar, Ara bisa menebak sepertinya
si kembar senang jika Rendra bermain ke sini, Dengan
telaten Ara mengganti baju Baby Ray dengan memberinya
minyak telon dan bedak bayi, terakhir memakaikan baju
bayi yang sangat lucu-lucu.
Eternity Publishing | 217
Page number 218
Kini gantian Baby Rey sama seperti Baby Ray tadi,
"Anak Mommy ganteng-ganteng banget sih, pasti kalau
udah gede pada direbutin sama cewek-cewek," goda Ara
Si kembar yang di goda Ara, pipi mereka bersemu merah
ntah mereka mengerti ucapan Ara atau tidak,
"Gumush banget sih anak Mommy," kekeh Ara.
Ara menggendong kedua anaknya dan membawa
perlengkapan si kembar, turun ke bawah menemui Tante
Sandra dan Om Sendra,
"Wahh ponakan Tante ganteng ganteng banget sih,"
Sontak balita yang berada di pangkuan sang Ayah,
mengalihkan perhatian nya dari mainan nya,
"Bar (Kembar)" ucap Rendra sembari berlari kecil
menghampiri tubuh Ara.
Tubuh mungil dengan pipi gembul berbadan gempal itu
semakin membuat siapa saja gemas saat melihatnya, dia
adalah Rendra putra dari Tante Sandra dan Om Sendra,
"Halo,kakak Rendra adek dua R rindu loh sama kakak
Rendra," ucap Ara menirukan suara anak kecil.
"Nda ga ngen ma mbar (Rendra juga kangen sama
Kembar)," jawab Rendra
Ara mulai mensejejerkan tingginya dengan Rendra, dia
memeluk Rendra, dan jadilah mereka berpelukan seperti
teleutabis. Diserahkan si kembar ke arah Tante Sandra dan
Om Sendra dan diterima senang hati oleh mereka,
"Yaudah Ara kita pamit dulu ya," ujar Om Sendra
"lya Om, Tan kalian hati-hati ya. Dan juga Rendra jaga
adek Kembar ya Onty sayang kamu,"
Dikecupnya pipi gembul Rendra, membuat Rendra
kegelian karena kecupan Onty nya itu.
Eternity Publishing | 218
Page number 219
Mereka berlima mulai pergi, meninggalkan Ara di rumah
sendiri, Ara mulai mengambil tas nya dan juga dompet
berjalan keluar mencari taksi untuk pergi ke rumah sakit.
Taxi yang di tumpangi Ara tiba di depan gerbang rumah
sakit tenmpat suaminya di rawat.
"Ini pak ongkosnya,"
Supir taxi itu menerima uang i tangan Ara, setelah
enerima uang sopir taxi itu langsung menjalankan
mobilnya berlalu menjauh dari rumah sakit. Dengan tergesa-
gesa Ara segera berjalan masuk ke dalam rumah sakit itu,
dan mencari ruang rawat suaminya, Beberapa langkah lagi
dia sampai di ruanh rawat suaminya, dilihat mertuanya
sedang duduk di depan ruang rawat dengan berderai air
mata mengalir di pipi mereka,
Sontak Ara langsung berlari, tepat di hadapan mertuanya
itu dengan raut khawatir,
"Bun, apa yang terjadi dengan Mas Rion?," tanya Ara
dengan khawatir
Bunda yang tadi berada di pelukan sang Ayah,
menolehkan pandangan nya kearah menantunya.
"Plak'
Ara yang tak mengerti apa-apa sontak terkejut saat
pipinya panas kala di tampar oleh Bunda,
"K-enapa Bunda tampar Ara?,"
"Puas kamu! Anak saya meninggal gara-gara kamu
seharusnya kamu saat itu tidak usah menghindar dari anak
saya, lihat ini anak saya meninggal. Dia MENINGGAL GARA-
GARA KAMU ARABELLA!!" teriak penuh amarah Bunda
Ara menggelengkan kepalanya, dia tidak percaya bahwa
suaminya meninggal, meninggalkan dirinya dan juga anak-
anak mereka.
Eternity Publishing | 219
Page number 220
"Nggak! Bunda bohongkan Mas Rion nggak mungkin
ninggalin Ara, Mas Rion sudah janji kepada Ara untuk
menemani Ara selamanya,"
Keadaan ruang rawat Rion kini penuh dengan amarah
dan derai air mata, Bunda mulai melepaskan tubuhnya dari
pelukan Ayah berjalan ke arah Ara dan mendorong tubuh
Ara hingga terjatuh,
"PERGI KAMU DARI SINI!! SAYA TIDAK MAU MELIHAT
KAMU LAGI PERGI!!!"
"Sudah Bun, jangan memperlakukan Ara seperti itu,
Menantu kita juga tertekan dan sedih mendengar kabar ini
Bun," ujar Ayah dengan bijaksana.
Bukan nya tenang, Bunda malah semakin meronta-ronta
dalam dekapan Ayah, dan terus menerus meneriaki Ara agar
menantu mereka pergi, Ara yang mengerti keadaan Bunda
yang butuh ketenangan, dia mulai bangkit dan berlari
meninggalkan rumah sakit, karena tak mungkin dia
menghampiri suaminya dalam keadaan seperti ini.
Semilir angin menerpa pohon-pohon yang berdaun lebat,
dedaunan mulai jatuh karena terpaan angin. Disinalah Ara
berada bersama orang-orang yang tengah berpakaian hitam,
tak terkecuali dirinya dan mertuanya. Di depan nya terdapat
gundukan tanah, yang masih baru ditaburi bunga mawar-
mawar segar,
Terpampang nama Arion Giovano Maddison,
Bisa kalian lihat? Keadaan Ara saat ini, wajah yang penuh
air mata membasahi pipinya. Bahkan dari kemarin dia tak
berhenti untuk tak menangis,
Suami tercintanya kini sudah meninggalkan dirinya
untuk selama-lamanya, dia ingin menyerah untuk hidup ini
Eternity Publishing | 220
Page number 221
karena separuh dirinya sudah pergi meninggalkan dirinya
bersama kedua anak dan calon anak nya.
"Mas Rion kenapa kamu pergi tinggalin aku, katanya
kamu cuma tidur sementara. Tapi apa? Mana janji kamu
untuk menemani diriku?," rancau Ara
Kondisi Ara bahkan tak bisa dikatalkan baik? Bawah mata
yang hitam, muka yang pucat, kondisi Ara bahkan benar-
benar drop karena suaminya. Orang-orang yang melayat
menatap Ara kasihan, mereka paham bagaimana rasanya di
tinggalkan oleh orang yang dicinta, apa lagi orang yang di
cinta suaminya.
Dalam hati Ara membatin, kenapa dia selalu tidak
pernah mendapatkan kebahagiaan? Tidak cukupkah orang
tuanya pergi meninggalkan dia selamanya, kini suaminya
juga pergi meninggalkan dia untuk selama-lamanya.
Ara rasa tuhan tidak adil padanya, kenapa selalu dia yang
selalu tersakiti,
Kenapa juga selalu dia yang merasakan apa arti
kehilangan, rasanya Ara capek untuk hidup! Tapi hatinya
berteriak masih ada kedua anak dan calon anak nya yang
butuh sosok ibu dari dirinya. Salah satu dari ibu-ibu pelayat
mendekati Ara, yang tengah berjongkok di samping makam
Rion,
"Sabar ya mbak, mbak harus kuat masih ada anak mbak
yang butuh kehadiran mbak. Saya yakin mbak ibu yang baik
dan ibu yang kuat untuk anak-anak mbak," ujar ibu yang
berumur Ara pastikan seumuran dengan Bunda Rion.
Dalam tangisnya Ara mengangguk, membenarkan
ucapan ibu tadi, Ya dia harus kuat. Dia harus kuat demi
anaknya yang masih membutuhkan sosok ibu dari dirinya.
"M-akasih ya bu atas nasihatnya," lirih Ara
Eternity Publishing | 221
Page number 222
Ibu berkacamata dengan pakaian serba hitam itu, segera
memeluk tubuh rapuh Ara dan mengelus rambut Ara
selayaknya anaknya.
"Sama-sama mbak, kita juga sama-sama perempuan saya
tau mbak masih nggak percaya sama kejadian ini. Tapi saya
mohon, akan ada saatnya mbak bisa merasakan kebahagiaan
lagi,"
Sudah cukup lama mereka berpelukan, akhirnya pelukan
mereka mulai terlepas. Ibu berkacamata itu menghapus air
mata Ara,
"Mbak mending sekarang pulang dulu, tenangin pikiran
mbak pasti anak-anak mbak juga ikutan sedih kala ibu
mereka sedih,"
"Iya bu"
Kedua orang tua Rion
Rion beserta Ara mulai pergi
meninggalkan makam Rion, dan juga orang-orang melayat
satu persatu mulai meninggalkan gundukan tanah yang
masih baru itu.
Dalam perjalanan keadaan mobill yang di tumpangi
kedua orang tua Rion dan Ara. Terjadi keheningan semua
tengah sibuk dengan pikiran masing-masing. Ayah yang
sibuk menyetir mobil, Bunda yang masih melamun
memikirkan kejadian tadi.
Lain hal dengan Ara yang bersender pada kursi
penumpang bagian belakang, memejamkan mata sekuat
tenaga dia mencoba agar terlihat kuat. Tapi tidaklah mudah
untuk dia, terlebih dia masih muda dan sudah sering sekali
dia merasakan arti kehilangaan.
Perjalanan mereka di iringi dengan suara penggendara
di jalanan. Beberapa kali Ara mendengar umpatan-umpatan
Eternity Publishing | 222
Page number 223
penggendara di jalanan karena banyaknya penggendara
tidak mau menuruti peraturan lalu lintas.
Salah satu tangan nya mulai mengelus perutnya yang
mulai sedikit membuncit, bayang-bayangan suaminya yang
tersenyum, jahik kepada dirinya dan si kembar. Masih
teringat jelas di dalam pikiran nya. Sulit untuk dirinya
berusaha melupakan kenangan indah bersama keluarga
kecilnya.
Apakah dia bisa hidup tanpa kehadiran suaminya?
Apakah bisa dia merawat anak-anaknya tanpa kehadiran
sosok suaminya?
Apakah dia bisa?
Bagaimana nasib anak kedua nya yang tidak akan pernah
tau siapa sosok ayahnya?
Bagaimana juga nasib si kembar tanpa kehadiran Daddy
mereka?
Bulir-bulir air mata mulai berjatuhan di pipi Ara, jika dia
bisa memutar waktu. Dia tidak akan pernah mau bertengkar
dengan suaminya yang berakhir dia harus menghadapi
kenyataan pahit ditinggal oleh teman hidupnya suaminya,
Rion.
Eternity Publishing | 223
Page number 224
PS-36 (END)
Matanya melotot, tubuhnya bergetar hebat, air ma
mulai keluar satu persatu. Nafasnya tercekat, pikiran nya
blank. Ara memundurkan tubuhnya kala dia melihat ke arah
depan,
"Tidak...Tidak mungkin!" Teriak Ara histeris.
Sosok yang berada di dalam rumah itu dengan langkah
pelan menghampiri Ara yang berteriak histeris.
"Jangan..Jangan sentuh aku. PERGI!"
Bukan nya melangkah mundur, sosok itu terus
melangkah maju sampailah di depan tubuh Ara, di dekapnya
tubuh mungil itu yang saat ini bergetar menangis.
"Apakah kamu tidak merindukanku sayang?," bisik
seseorang itu.
Tangis Ara pecah seketika,dia masih tidak nmenyangka
bahwa di depan nya ini adalah suaminya,
"Nggak..kamu
bukan suamiku!! suamiku udah
meninggal," teriak Ara
Di dekapnya tubuh istrinya yang masih shock itu, tubuh
Ara meronta-ronta dalam dekapan Rion. Tangan Ara
meraba-raba wajah suaminya itu, dengan masih sesengukan
karena menangis.
"Ini bukan mimpi kan, bilang sama aku kalau ini mimpi!,"
ucap Ara
"Hei, kamu nggak mimpi sayang, ini beneran aku. Rion
suami kamu,"
Dibawanya tangan Ara untuk menyentuh wajahnya agar
Ara percaya. Sontak Ara langsung memeluk erat tubuh Rion
dan menangis.
Eternity Publishing | 224
Page number 225
"Terus yang tadi di makam siapa?,"
"Itu bukan aku, itu makam bohongan,"
Jadi dari tadi dia nangis di kuburan itu? Ternyata sia-sia
jika suaminya tidak meninggal.
"Kamu jahat banget sih, aku sampai nangis kejer di
makam tadi ternyata cuma sia-sia?," tanya Ara tak percaya.
Bukan nya menjelaskan alasan agar kenapa suaminya itu
bisa melakukan hal gila ini, lah malah suaminya malah pergi
ninggalin Ara.
Suami siapa sih itu?
"Bentar ya sayang,
Tubuh Rion mulai masuk kedalam rumah menghilang
dari pandangan Ara.
"MAS RIONN KAMU MAU KEMANA?."
Nyebelin banget sih suaminya itu. Dia kan masih kangen
sama suaminya eh malah di tinggal pergi?
Dengan aksinya yang mendumel, menyumpah serapahi
suaminya. Akhirnya Ara ikut masuk ke dalam rumah
menyusul suaminya itu.
Saat dia sudah masuk ke dalam rumah dia di kejutkan
dengan suaminya yang berdiri tak jauh dari dirinya, dengan
tangan nya membawa kue ulang tahun dengan lilin berangka
19.
Semua orang bahkan sudah disini, termasuk kedua orang
tua Rion, Om Sendra dan juga Tante Sandra tak lupa
keponakan gantengnya Rendra dan juga anaknya si kembar.
Yang sudah di dandani menggunakan setelan jas,
menggemaskan sekali dia melihat anaknya itu.
Rion mulai melangkahkan kakinya dengan pelan-pelan
menghampiri istrinya yang masih berdiri dengan raut wajah
Eternity Publishing | 225
Page number 226
shock. Tiba di depan Ara, Rion mulai menampilkan
senyumnya.
"Happy Birthday Mommy nya si kembar, selamat menua
istri tercintaku, teman hidupku wanita pujaan hatiku.
Separuh jiwaku, doa aku untuk kamu. Semoga kamu semakin
bijaksana dalam menghadapi setiap masalah, selalu sayang
aku sama anak-anak kita." Ucap Rion.
"Makin cantik juga, semoga bertambahnya usia kamu,
kamu bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi sayangku,
aku selalu mencintaimu istri kecilku," lanjutnya
Mata Ara seketika berkaca-kaca dia bahkan lupa bahwa
hari ini adalah hari ulang tahun nya, seumur hidup dia tak
pernah merayakan ulang tahun nya, alasan nya dia males
melakukan perayaan ulang tahun cukup merayakan ulang
tahun nya bersama orang tuanya sewaktu orang tuanya
masih hidup dulu.
Saat Ara akan memeluk suaminya,
"Eitsss, peluknya nanti dulu dong sayangku!, nggak
sabaran banget sih meluk aku, rindu ya sama alku. Make a
wish dulu dong," goda Rion.
Dasar suami siapa sih? Jadi orang kepedean banget.
Siapa juga yang rindu sama dia? Tapi bener juga sih
omongan suaminya ini.
Ara mulai memejamkan matanya berdoa. Tuhan
bertambahnya umur ku ini aku cuma mau meminta, semoga
aku dan keluarga kecilku selalu di berikan kebahagiaan, dan
aku ingin terus hidup bersama Mas Rion suami tercintaku..
Amienn
"M-akasih Mas, bahkan aku lupa kalau aku hari ini ulang
tahun. Makasih untuk kejutan nya," ujar Ara terharu
Eternity Publishing | 226
Page number 227
Setelah meniup lilin Ara, segera memeluk tubuh tegap
suaminya, untung kue nya sudah Rion berikan ke Bunda nya.
"Sama-sama sayangku,"
Pandangan Ara mulai teralihkan ke arah Bunda.
"B-unda masih marah sama Ara?," tanya Ara takut-takut
Tanpa di duga Bunda langsung memeluk Ara, mengelus
rambut surai Ara.
"Bunda nggak pernah marah kok sama kamu nak,
kejadian di rumah sakit kamu lupakan aja ya soalnya Bunda
kesel. Itu cuma rencana suami kamu itu,"
"Padahalkan Bunda udah bilangin kasihan kamu kalau di
prank gini, eh dia nya malah ngeyel. Yaudah Bunda terpaksa
mengikuti ide konyol suami mu itu, biarin aja kalau kamu
mau marah marahin aja tuh Rion." Lanjut Bunda.
Ara langsung menatap tajam suaminya, yang di tatap
malah cengar-cengir tidak jelas.
"Adawww sayang lepasinn," teriak Rion
Kala telinga nya di jewer oleh istrinya. Bunda yang
melihat anaknya di hukum istrinya hanya tersenyum
mengejek, bahkan Ayah saja sudah pusing melihat tingkah
anaknya yang kurang waras itu!.
"Mampus," Bunda tersenyum mengejek.
"AYAHH BUNDA INI LOHH, NGELEDEKIN RION MULU."
adu Rion pada Ayah.
"Ayah nggak denger, Ayah lagi maskeran." ujar Ayah tak
nyambung.
Bunda malah semakin meledek anaknya itu.
"Kasian nggak ada yang belain," ejek Bunda
Semua orang tertawa melihat Rion yang tengah takut
kepada istrinya. Bahkan kedua anaknya saja ikut tertawa
Eternity Publishing | 227
Page number 228
melihat nasib Daddy mereka yang tengah di jewer oleh
Mommy mereka.
Ara yang melihat wajah suaminya menjadi iba. Dia mulai
melepaskan jeweran nya pada telinga suaminya.
"Sakit ya, maafin aku ya Mas." Sesal Ara
"Nggak kok, nggak papa yang ini hukuman untuk aku
yang kemarin prank kamu," jawab Rion
Dipeluknya tubuh mungil istrinya, Tante Sandra dan juga
Om Sendra mulai mendekat ke arah Rion dan Ara.
Menyerahkan si kembar dalam gendongan Rion dan Ara.
"Selamat ulang tahun ya Ara, doa Tante yang terbaik
untuk kamu," ujar Tante Sandra.
"Makasih Tante,"
"Selamat ulang tahun ya Ara, doa Om sama kaya Tante,
semoga kamu bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi ya."
"Makasih Om untuk doa nya."
Keluarga merea pun
pun mulai menjauh
ulai menjauh membiarkan
keluarga kecil Rion itu melepas rindu yang tertahan.
"Hai boys! kalian rindu nggak sama Daddy?,"
Si kembar seolah mengerti ucapan Daddynya mulai
merespon dengan anggukan kepala. Rion yang mengerti
respon anaknya langsung memeluk kedua anaknya. Dia juga
rindu sekali kepada anak-anaknya ini. Ara yang melihat laki-
laki kesayangan nya berpelukan. Dia juga ikutan berpelukan
bersamna mereka.
"Aku bahagia hidup bersama sama kamu Arion, makasih
telah hadir di hidupku mewarnai hidupku dengan
kebahagiaan dan tangisan menjadi satu. Tapi aku selalu
mencintaimu tanpa kamu tahu itu,"
Mereka berempat mulai berpelukan, Ara dan Rion
mengeratkan pelukan mereka yang begitu hangat itu.
Eternity Publishing | 228
Page number 229
"Seharusnya aku ya berterima kasih kepada kamu,
karena tanpa kamu di hidupku aku tidak akan berada di titik
kebahagiaan yang aku impikan selama ini, bahkan aku lebih
bahagia hidup bersama kamu Arabella." ucap Rion
Dan disinilah akhir kisah cinta antara Arion dan Arabella
yang nenemukan kebahagiaan yang mereka impikan
dengan hadirnya si kembar yang mewarnai indahnya rumah
tangga mereka.
Eternity Publishing | 229
Page number 230
Pagi yang cerah ini matahari mulai memancarkan
sinarnya, suara burung yang berkicau menambah suasana
pagi hari yang cerah ini. Disebuah kamar yang bernuansa
abu-abu itu terlihatlah sepasang suami istri yang tengah
tidur berpelukan.
EPILOG
Pasangan itu ialah, Rion dan Ara.
Ara mulai mengerjabkan matanya dan menyesuiakan
cahaya di kamar mereka. Dia merasakan perutnya ada
sesuatu yang keras, saat dia menengok ke bawah ternyata
lengan suaminya lah yang bertengger manis di perutnya. Ara
membalikan badan nya menghadap wajah suaminya yang
masih nyenyak tertidur. Tangan nya mulai mengelus setiap
inci wajah tampan suaminya itu mulai dari mata sampai
bibir.
"Selamat pagi sayangku, yang tengah mengagumi
tampan ku," goda Rion.
Rion sebenarnya sudah bangun dari tadi, sebelum Ara
bangun tapi dia ingin pura-pura tidur dan ternyata
rencananya berhasil. Dia bisa merasakan ranjang di
sampingnya bergerak-gerak artinya istrinya sudah bangun.
Dan yang membuatnya tersenyum dalam hati ialah istrinya
yang tengah memandangi wajahnya.
Ara
Dari mulai mengelus mulai dari mata turun ke bawah ke
arah hidungnya yang mancung dan terakhir bibirnya,
"Nggak, siapa juga yang mengagumi wajah kamu," elak
"Masa sih?" Tanya Rion yang tak percaya.
"lya"
Eternity Publishing | 230
Page number 231
"Bohong nih,"
"Nggak lah, ngapain aku bohong," elak Ara
Rion yang melihat istrinya tengah berbohong dia tahu
istrinya tengah malu kepergok dirinya saat tengah
memandangi wajahnya.
JLEB
"Ahhhh ahhh Massss" desah Ara
Bagaimana tidak mendesah? Saat tengah enak-enaknya
memeluk tubuh suaminya. Malah suaminya mengambil
kesempatan dalam kesempitan memasukan juniornya ke
dalam liang Ara tanpa aba-aba. Reflek dia langsung
mendesah.
Rion semakin bruntal menambah kecepatan goyangan
nya, uhh pagi-pagi dia udah dapet rezeki nomplok bisa
bercinta dengan istrinya.
"Uhhh nikmatt banget kamu yang,
Juniornya mulai Rion masukan lebih dalam lagi. Sampai
ujung juniornya menyentuh klitoris Ara yang semakin
membuat Ara terbakar nafsu.
"Lebihh kencengggg"
"Iya sayanggg"
"Ahhhh ahhhhh"
Suara desahan Ara semakin bersahutan dalam kamar
mereka. Tubuh mereka yang aslinya bertelanjang dari
semalam kini mulai berkeringat karena olah raga pagi yang
tengah di lakukan oleh pasangan suami istri itu.
Rion dibuat gila karena liang Ara yang semakin rapet
membuat juniornya terjepit di antara kenikmatan. Tangan
nya mulai meremas kedua gundukan kenyal dan padat yang
sudah mengeluarkan cairan putih berupa Asi untuk si
kembar.
Eternity Publishing | 231
Page number 232
Tanpa berpikir panjang Rion langsung memasukan salah
satu payudara Ara ke dalam mulutnya. Di kecup, dan di
kulumnya payudara Ara sekali-kali dia menggigit gundukan
kenyal itu yang masih mengeluarkan Asi. Ara semakin dibuat
melayang terhadap goyangan suaminya yang membuatnya
melenguh kenikmatan, dia seperti berada di udara tengah
melayang-layang sakit dan nikmat yang diarasakan
membuat dia menikmati sentuhan suaminya itu.
Crottt Crottt
"Ahhh ahhhhh"
"Hosh-Hosh"
Tubuh Rion mulai ambruk di samping istrinya,
"Oekk-Oekkk"
"Shit,"
"Nggak boleh mengumpat di dekat anak nya loh Daddy,"
nasihat Ara
Rion langsung cengar-cengir dan langsung memposisi-
kan wajahnya di atas perut buncit istrinya yang sedang
hamil 9 bulan lamanya. Dan bulan inilah little Rion akan
segera hadir di dalam anggota keluarga kecilnya.
"Maafin Daddy ya sayang."
Eternity Publishing | 232
Page number 233
SPECIAL PART RION
Disnilah keluarga kecil Rion berada, di ruang tamu
rumahnya dengan Rion yang sedang duduk di sofa, dengan
Ara yang duduk di pangkuan nya Rion mendekap erat tubuh
mungil istrinya yang tengah hanmil besar itu.
Si kembar yang tengah asik bermain dengan mainan
mereka, dengan karpet berbulu yang berada di lantai, Ray
yang suka sekali menggangu kakaknya Rey yang tengah asik
bermain robot-robotan. Ada-ada saja ulah Ray yang ingin
menarik perhatian kakaknya.
"Ley (Rey)" ujar Ray yang belum jelas.
"Pa? (Apa)"
"In bil uk ( Main mobil yuk)"
Ajak Ray pada kakaknya sembari memperlihatkan mobil-
mobilan miliknya yang berwarna merah pemberian Opa
mereka,
"uk mu ni (Yuk kamu sini)"
Ray mendekat ke arah Rey. Dan duduk di samping
kakaknya itu dan bermain mobil-mobilan bersama sembari
mulutnya bergumam,
"Brem brem"
Jika si kembar tengah asik pada mainan mereka, lain hal
dengan orang tuanya yang sibuk bermesra-mesraan. Ara
yang sedang menyenderkan kepalanya di dada bidang Rion
sedangkan Rion matanya tengah fokus menonton tv yang
menayangkan acara berita.
"Mas"
"Hm,"gumam Rion
Eternity Publishing | 233
Page number 234
Di bawanya tangan besar suaminya ke arah perut
buncitnya, sesekali anak yang berada di kandungan Ara
merespon dengan tendangan-tendangan kecil. Seakan
mengerti jika dia tengah berada di dekat Daddynya.
"Mas,"
"Hm"
"Mas Rion," rengek Ara
"Apa sayangku?,"
"Kamu ini! Di panggil jawaban nya hm hem hm mulu
sakit tenggorokan apa gimana?"
Rion
yang merasa istrinya merajuk
merajuk langsung
mengalihkan perhatiaan nya ke arah Ara,
"Ada apa sayangku. Kamu panggil aku?,"
"Aku mau kamu cerita, kejadian kapan kamu sudah sadar
waktu koma itu," cemberut Ara
Tangan Rion mulai mengelus perut buncit istrinya, lama
kelamaan tangan suaminya itu semakin turun tepat di depan
vagina nya, yang masih tertutup daster. Ditepisnya tangan
jahil suaminya itu.
"Masss"
"lya aku cerita ini"
Ara dengan tenang menunggu cerita suaminya, sungguh
dia masih penasaran kapan suaminya siuman dalam koma
nya itu?
"Sebenarnya aku itu nggak pernah koma, sesudah di
periksa dokter itu aku sebenarnya nggak papa cuma luka
dikit di perut aku, tapi aku minta dokter buat bilang aku
koma dua minggu. Dokter awalnya nggak mau, tapi aku
paksa akhirnya dokter itu mau."
Ara di buat shock dengan cerita suaminya.
Eternity Publishing | 234
Page number 235
Jadi suaminya ini tidak koma? Berarti dia nangis-nangis
nggak jelas dia tau dong apalagi Ara sering curhat ke
suaminya yang dikiran nya koma.
"Jadi kamu bohongin aku?," tanya Ara ngeggas
"Hehe maaf sayang, itu kan udah aku rencanain untuk
bikin kejutan kanmu. Tapi kamu suka kan sama kejutan aku?,"
"Suka sih, tapi Bunda sama Ayah kok bisa tau kamu
nggak koma?,"
"Tau soalnya pas malam itu Bunda sama Ayah kan
nginep di rumah sakit nungguin aku. Kejadian itu pas kamu
udah tidur di pelukan aku, saat itu Bunda pas masuk
ruangan liat aku lagi mengelus perut kamu,"
Flash back On
Malam itu Ayah dan Bunda sudah sampai di depan pintu
ruangan anaknya, mereka pun mulai masuk ke dalam ruang
rawat Rion. Bunda di buat terkejut dengan anaknya yang
sudah bangun yang tengah mengelus perut menantunya Ar.
"RIONN KAMU UDAH BANGUN?," teriak Bunda
Jari telunjuk Rion berada tepat di depan bibirnya,
mengkode Bunda nya agar tidak berteriak, agar tidak
membangunkan Ara yang sedang tertidur.
Bunda berlari ke arah ranjang rumah sakit yang di
tenpat8 Rion. Segera memeluk tubuh anak nya ini dia sangat
khawatir atas kejadian yang menimpa anaknya.
"Kamu nggak papa kan Rion? Ada yang sakit? Kalau ada
yang sakit bilang Bunda?,"
Serangkaian pertanyaan Bunda ucapkan membuat Rion
memutar bola malas melihat kelebayaan Bunda nya ini,
"Rion nggak papa kok Bun, nggak usah lebay!"
Eternity Publishing | 235
Page number 236
Rion memutar bola malas, sedangkan Bunda mendegus
mendengar ucapan pedas anaknya yang seperti cabai.
Sedangkan Ayah hanya mendengarkan ocehan tak bermutu
istrinya itu dan kelakuan somplak anaknya ini.
"Kamu kapan sadarnya boy?" Tanya Ayah
"Rion sebenarnya nggak koma kok Yah, Bun Rion hanya
pura-pura koma aja" ujar Rion santai tanpa beban.
"Whatt2 "
"Diem dulu deh Bun, dengerin penjelasan Rion" sahut
Ayah
"lya-iya"jawab Bunda dengan cemberut.
"Kenapa kamu pura-pura koma? Apa ada hal yang ingin
kamu lakukan boy?"
Rion menyuruh kedua orang tuanya untuk mendekat ke
arahmya, kedua pria dan wanita paruh baya itu mengganguk
dan mendekat ke arah anak mereka.
"Jadi gini"
Rion mulai membisikan segudang ide kepada Ayah dan
Bunda nya, Ayah yang mendengar ide konyol anaknya hanya
menggeleng-geleng. Berbeda dengan Bunda yang langsung
"Sakit Bun,"
"Kamu gila apa gimana? Ide kamu itu nggak waras
banget kamu nggak kasihan apa sama istri kamu yang ingin
kamu prank dengan ide konyolmu itu?,"
"Yaelah Bun, sekali-kali Rion yakin Ara nggak bakalan
marah kok malahan dia jadi tambah sayang sama Rion deh.
Percaya sama Rion, "ujar Rion
"Seterah kamu. Pokoknya kalau menantu Bunda marah,
itu tanggung jawab kamu oke deal,?" Ucap Bunda
"Deal"
Eternity Publishing | 236
Page number 237
Lalu Rion
tersenyum kemenangan dia tak sabar
menantikan hari itu, hari dimana istri kecilnya akan
merayakan hari ulang tahun nya.
Flasback Off
Ara tiba-tiba langsung memukul lengan suaminya
dengan keras, tak memperdulikan umpatan-umpatan yang
keluar dari mulut suaminya itu.
"Aduhh sakit sayang,"
"Bodo amat! Aku kesel sama kamu aku kemarin capek-
capek nangis ternyata cumu kamu prank? Kamu gila apa
gimana sih?,"
"Ya aku waras lah yang masa gila. Kamu ini aneh-aneh
aja," Balas Rion.
Entah mengapa Ara merasa dia kesal sekali dengan
suaminya hari ini.
Tanpa memikirkan apapun Ara menjambak rambut Rion,
melampiaskan rasa kesalnya pada suaminya kadang tangan
suaminya itu menjadi sasaran empuk amarahnya dengan di
cubit sampai merah. Tak tanggung-tanggung Ara mengigit
dada bidang suaminya membuat Rion terpekik menahan
sakit.
"Ampun-ampun yang, badan aku sakit semua ini kamu
nggak kasihan sama aku?,"
aku?," tanya Rion memelaskan
wajahnya.
"Nggak tuh, aku masih kesal sama kamu,"
"Ya ampun yang dosa loh nistain suami gini,"
"Aku nggak dengar, aku lagi nyanyi"
Si kembar yang melihat Daddy mereka tengah menjadi
sasaran empuk Mommy mereka hanya menertawakan nasib
Daddy mereka.
Eternity Publishing | 237
Page number 238
"Hahahaha"
"Hahahaha"
Suara teriakan Rion dan tawa si kembar bersautan
membuat rumah itu semakin hidup dengan cerita cinta
mereka, dan akan lebih indah lagi jika anak ketiga mereka
lahir tak pernah terbayangkan dalam benak Ara. Dia bisa
merasakan kehangatan keluarga yang dulu pernah dia
rasakan, tapi lenyap seketika kala orang tuanya meninggal.
Dan saat ini dia bersyukur tuhan masih memberinya
kebahagiaan dengan keluarga kecil mereka.
Eternity Publishing | 238
Page number 239
SPECIAL PART COCHA
Di dalam bangunan tua dan berdebu, yang penuh sarang
laba-laba itu kini terdapat tiga orang disana dengan dua
orang laki-laki sekitar berumur 25 tahunan, dan satu wanita
sekitar berumur 20 tahunan. Dia adalah kedua bodyguard
Rion yang bernama Andi dan Anton dan wanita yang sedang
bertelanjang dada dengan sekujur tubuh penuh dengan
sayatan-sayatan hasil karya Rion alias Xander. Wanita itu
adalah Ocha sekertaris penggoda yang suka sekali menggoda
atasan nmereka Rion.
"Lepasinn.. Lepasinnn gue"
"Diam!" Teriak Andi
"Gue mohon lepasin gue," isak Ocha
Anton berjalan mendekat ke arah matras yang berada di
ruangan itu tempat Ocha sedang tidur di situ dengan kedua
tangan dan kakiya di borgol. Jika dilihat Ocha seperti di
pasung dalam matras berbentuk X. Tangan Anton mneremas
salah satu payudara besar Ocha, membuat perempuan itu
melenguh kenikmatan, mendesah kenikmatan yang
membuat kedua pria itu seketika nafsu buas mereka
bergejolak.
"Ahh..Ahhh"
Andi tak mau kalah dengan teman nya, dia mulai
berjongkok di depan vagina Ocha yang penuh dengan
rambut-rambut. Ocha yang melihat Andi menatap vagina nya
merasa malu di tatap intens seperti itu, dia berusaha
menggerakan kedua kakinya untuk merapatkan nya tetapi
tidak bisa. Kakinya yang di borgol membuatnya sakit untuk
bergerak-gerak.
Eternity Publishing | 239
Page number 240
Wajah Andi mulai mendekat ke arah bibir vagina Ocha
yang merekah, dilumatnya vagina itu sesekali dia gigit
membuat tubuh 0cha seketika horny.
"Ahhh...ebihh cepattt"
Andi menuruti perintah Ocha lumatan nya semakin kuat
di dalam vagina Ocha, sekujur tubuh Ocha meremang
darahnya berdesir. Sesuatu dalam tubuhnya ingin sekali
menggeluarkan sebuah cairan. Dada nya dibuat membusung
membuat Anton langsung mengulum gundukan kenyal itu
kedua pria itu sama-sama menikmati tubuh Ocha. Mereka
sangat berterimakasih kepada bossnya yang memberikan
mereka satu jalang untuk memuaskan nafsu buas mereka
yang sudah mereka tahan dari lama.
"Oohhh..iya disituu"
Crott Crott. Vagina Ocha mulai mengeluarkan cairan
putih pekat dan langsung di teguk habis oleh Andi, Andi dan
Anton saling bertatapan lewat mata kemudian mereka
mengganguk.
Keduanya langsung membuka pakaian mereka di depan
Ocha, yang membuat Ocha terdiam melihat tubuh bodyguard
Rion yang sangat menggoda baginya. Perut yang sixpack
lengan yang berotot. Bahkan junior mereka besar dan
panjang. Membuatnya tak sabar di masuki oleh mereka dan
di sembur dengan sprema hangat mereka.
Borgol yang mengikat tangan dan kedua kaki Ocha mulai
di lepaskan mereka, di berdirikan nya tubuh sexy Ocha
berhadapan dengan Andi di depan nya, tak lupa Anton di
belakang tubuh Ocha. Posisi Ocha berada di tengah-tengah
mereka.
Andi mulai memasukan juniornya ke dalam vagina Ara,
dan di ikuti Anton memasuki juniornya di bagian anus Ocha,
Eternity Publishing | 240
Page number 241
kedua tangan pria itu meremas semua bagian tubuh Ocha.
Membuat Ocha merasakan sakit dan nikmat seca
bersamaan.
"Uhhh..lebihh cepattt"
"Ahh juniorku tercepit oleh liangmuu"
"Pantat kamu besar sekali jalang,"
"Ahhhh..Ahhh"
Desah Ocha saat semua bagian tubuhnya di gerayangi
oleh kedua tangan milik bodyguard Rion. Goyangan mereka
semakin cepat, nafsu kedua pria itu menggelora di dalam
diri mereka. Ocha senang dengan mereka yang melakukan
sex yang berirama keras. Katakanlah Ocha jalang murahan
yang mau-mau saja di masukan oleh junior-junior berotot
milik kedua bodyguard Rion?
Mereka bertiga sepertinya akan sampai pada puncaknya,
goyangan Andi dan Anton semakin bruntal kedua payudara
Ocha di kulum satu persatu oleh Andi dan Anton. Sungguh
goyangan yang sangat menyenangkan bagi Andi dan Anton
bisa kembali merasakan bercinta dengan jalang lagi setelah
sekian lama mereka sibuk dengan pekerjaan mereka.
Menjadi bodygurd seorang bilionner muda Arion Giovano
Maddison.
Crottt Crottt
"Ahhh..Ahhh"
"Kamu nikmat sekali jalang"
"Jalang terbaik yang pernah aku temukan baru-baru ini"
Andi dan Anton yang merasa belum puas bercinta
dengan Ocha langsung mengganti posisi mereka. Dengan
berbagai gaya mereka lakukan untuk memuaskan nafsu
mereka. Dan Ocha juga senang-senang saja dengan perilaku
mereka yang mengajaknya bercinta.
Eternity Publishing | 241
Page number 242
"Ahh...Ahhh"
"Lebihh cepattt"
"Keluarkan suara desahanmu jalang"
"Desahkan nama kita jalang!"
"Andihhhh..Antonnn... Ahhhh"
"Nikmatt sekalii goyangan kamuu Anton"
"Lebih dalam lagi kamu menyusu Andi,"
'Plak'
Ditamparnya pantat besar dan padat milik Ocha dengan
tangan Andi, sedangkan Anton tengah sibuk mencari sesuatu
di laci di dalam ruangan itu. Dan ya, barang yang dia cari
sudah ketemu.
Vibrator sebesar bola pingpong kini berada di
genggaman nya, Anton mulai berjalan mendekati Andi dan
Ocha sedang bercinta. Dia menepuk pundak Andi dan Andi
mengerti kemudian menyingkir.
Anton dengan paksa memasukan vibrator itu kedalam
liang Ocha, tangan nya memencet tombol On pada remot
control yang berada di tangan nya. Andi mulai memasukan
juniornya di dalam liang Ocha mengoyang-goyangkan tubuh
mereka keduanya melenguh kenikmatan, tubuh Ocha
bahkan sudah lemas menuruti nafsu pria-pria di depan nya.
"Ahh..ahhh"
"Aku sampai jalang!"
Crott Crott
Kini gantian Anton yang mulai memasukan juniornya di
dalam vagina Ocha yang belum selesai mengeluarkan cairan
nya, di goyangkan tubuh Ocha dengan bruntal juniornya
semakin dia dorong menyentuh dinding rahim Ocha.
"Ohhh. lebihhh cepattt"
"Sesuai pintamu jalang"
Eternity Publishing | 242
Page number 243
"Ahhh...Ahhh" sampailah kedua nya pada puncak
kenikmatan.
Setelah puas bercinta Andi dan Anton segera memakai
pakaian mereka, kedua nya langsung meninggalkan tubuh
Ocha yang masih lemas dengan vibrator menancap di area
vagina nya. Yang terpenting nafsu mereka sudah
terselesaikan.
Tinggalah Ocha di ruangan yang gelap dengan tubuh
yang penuh cairan cinta yang lengket.
Eternity Publishing | 243
Page number 244
SPECIAL PART XANDER
Siang hari ini Ara dan Rion tengah bersantai di kamar
mereka, mumpung si kembar udah tidur mereka langsung
menggunakan waktu luang mereka untuk berduaan. Kini
tubuh Ara di dekap erat oleh Rion, sesekali menciumi dahi
istrinya itu. Ara bahkan tak jarang menciumi dada bidang
suaminya yang kekar itu.
itu.
"Mas,"
"Apa sayangku,"
Jawab Rion sembari menelungsupkan wajahnya di kedua
payudara Ara yang tengah tak tertutupi apapun.
Membuatnya leluasa memainkan nya, karena Ara tak
memakai baju alasan Ara tak menggenakan baju adalah dia
sumpek kalau pakai baju, enak telanjang katanya dan Rion
senang-senang saja diberikan tontonan tubuh indah istrinya
"Mas aku mau tanya kamu, tentang Xander aku cuma
pengen tau alasan kenapa Xander bisa hadir di tubuh
kamu?,"
Tubuh Rion seketika menegang, dia berusaha untuk
tidak membahas masa lalunya yang kelam itu tapi istrinya
malah bertanya tentang kisah masa lalunya. Dia dilema
antara mau menceritakan atau memendam nya saja, dia
berusaha sekuat tenaga untuk menghilangkan pikiran-
pikiran negatif yang menghantui pikiran nya.
"K-amu udah ketemu sama Xander? Dia nggak ngapa-
ngapain kamu kan yang, dia nggak berulah kan sama
kamu?," tanya Rion khawatir.
Eternity Publishing | 244
Page number 245
"Udah Mas, Xander baik kok sama aku dia nggak jahatin
aku. Bahkan aku nerima Xander dengan senang hati di dalam
tubuh kamu, aku menyayangi Xander layaknya aku
menyayangi kamu Mas."
Rion memandang wajah Ara, dia bisa melihat di bola
mata Ara ada ketulusan di dalam diri Ara istrinya itu bahkan
dengan mudah mnenerima kekurangan dia dan dia bersyukur
mempunyai istri baik hati seperti Ara. Mata Rion berkaca-
kaca dia langsung saja memeluk tubuh Ara.
Ara membalas pelukan suaminya dan sesekali
menghapus air mata yang mulai turun membasahi pipi Rion,
"M-akasih sayang kamu udah nerima kekuranganku,
bahkan kamu dengan tangan terbuka menerimna Xander
yang berada di dalam tubuh aku," lirih Rion.
"Sama-sama Mas. Mas jangan nangis aku jadi ikutan
sedih ini," ujar Ara menahan tangis
Rion segera menghapus air mata yang membasahi
pipinya. Dan mulai menampilkan senyum manisnya di
hadapan Ara.
"Aku udah nggak nangis kok,"
"Sekarang Mas ceritain tentang masa lalu Mas. Mas
tenang aja aku akan selalu berada di samping Mas Rion
menemani Mas dalam suka maupun duka. Dan aku nggak
akan pernah sedikitpun mempunyai niat untuk
meninggalkan Mas."
Rion mengangguk mantap menaggapi ucapan istrinya,
Rion mulai memejamkan matanya kurang lebih 5 menitan.
Rion membuka mata terlihatlah bola mata Rion yang tadi
biru kini berubah menjadi hijau, suasana kamar kini
berubah yang tadi penuh keceriaan, kini berubah
Eternity Publishing | 245
Page number 246
menyeramkan udara semakin dingin. Bulu kuduk Ara
seketika naik, dia merinding ternyata Xander sudah datang.
"Hai, sweety bagaimana kabarmu?," ujar Xander
Xander memeluk tubuh Ara, yang tadi mereka tiduran
kini berubah duduk dengan tubuh Xander menyender di
kepala ranjang, Ara yang duduk menghadap Xander sedikit
terhalang perut besarnya ini.
"Xander Aku merindukanmu. dan kabarku baik," jawab
Ara
Yang langsung memeluk tubuh Xander, Xander
membalas pelukan Ara dan tangan nya mengelus perut
buncit Ara, dia tidak sabar ingin bermain dengan si kembar
dan bercerita dengan Ara istri Rion dan juga miliknya.
"Aku juga sangat merindukanmu Sweety. Sweety
bolehkah aku menjadi ayah dari anak-anak kamu dan Rion?
Aku ingin sekali di panggil Papa oleh anak-anak kalian
karena aku suka dengan anak kecil." Tanya Xander dengan
nada ragu.
Ara tersenyum mendengar ucapan Xander, dia pasti akan
membolehkan Xander menjadi Papa untuk anak-anaknya
dan Rion, dia juga sangat menyayangi Xander. Dia selalu
nyaman berada di dekat Xander maupun suaminya.
"Tentu aku mengijinkanmu menjadi Papa untuk anak-
anak aku Xander,"
Xander menikmati usapan lembut tangan Ara yang
berada wajah Rion, dan leher Rion pantas saja Rion
menyukai usapan Ara. Ternyata dia juga menyukai usapan
hangat tangan mungil Ara membuatnya tenang dan damai.
"Xander aku mau tau dong bagaimana bisa kamu tercipta
di tubuh Rion, jika kamu tidak mau cerita tidak papa aku
mengerti,"
Eternity Publishing | 246
Page number 247
"Tidak!, aku akan menceritakan masa lalu Rion,"
"Kamu nggak papa, kita bahas masa lalu," lirih Ara
"Nggak papa, lagian Rion sudah mengizinkan aku
menceritakan masalalunya pada kamu,"
"Sebenarnya-"
Flashback On
7 Tahun yang lalu....
Ada sepasang remaja laki-laki dan perempuan yang
tengah berduduk di taman dengan tangan memegang es krim.
Mereka berumur sekitar 14 tahun terlihat mereka masih
mengenakkan seragam putih biru di salah satu lengan kanan
nya terlihat logo sekolah SMP MADDISON. Saat sedang asik-
asiknya mereka memakan es krim dengan penuh canda dan
tawa.
Datanglah ketiga preman berbadan besar menghampiri
kedua remaja itu. Salah satu dari preman itu mencekal
tangan remaja perempuan yang tengah ketakutan, kedua
preman tadi juga mencekal tangan remaja laki-laki yang
memberontak meminta dilepaskan.
"Lepasin.gue.lepasin" teriak remaja laki-laki
"Hei bocah kecil, kau tak akan pernah bisa lepas dariku,"
ujar salah satu preman berambut kriting.
"Kakak tolongin aku, " teriak remaja perempuan.
Ketiga preman itu tertawa saat mangsa mereka
ketakutan, remaja laki-laki itu terus menatap sang adik
dengan raut kesedihan, dalam hati remaja laki-laki itu dia
tidak bisa menjaga adiknya dalam keadaan seperti ini.
"Lepasin adik gue bangsat!"
"Oh tidak semudah itu bocah,"
"Mau lo apa hah?,"
Eternity Publishing | 247
Page number 248
"Mau kita? Mau kita kalian berdua mati di tangan kita"
jawab preman berbadan gempal itu.
"Kakak aku takut, " lirih remaja perempuan
"Gue bilang lepasin Ana,"
Yap gadis manis berambut coklat, dengan mata biru safir
itu bernama Ariana Giovano Maddison dan remaja laki-laki
itu bernama Arion Giovano Maddison. mereka adalah
sepasang anak kembar dari Sean Maddison dan Maya
Maddison.
"Diem lo bocah,"
Kedua preman itu menghajar habis-habisan Rion sampai
tubuh pemuda itu terbatuk-batuk. Rion mulai membalas
pukulan mereka, Ariana atau biasa di panggil Ana itu
menatap kakaknya yang tengah berkelahi dengan kedua
preman itu.
Preman berambut kriting itu menyeret tubuh Ana
kesamping jalan raya, Kebetulan taman itu berada di dekat
"Lepasin tubuh Ana Om, "
"Diam!
Tubuh Ana beregetar hebat dia tidak bisa apa-apa bahkan
membantu kakaknya saja dia tidak bisa. Rion yang melihat
adiknya akan di bawa di jalan raya mulai berlari
menghampiri adiknya yang tengah di seret preman berambut
kriting itu. Preman berambut kriting itu sudah sampai di
samping jalan raya, bertepatan dari arah kiri ada truk melaju.
Tubuh Ana di dorong preman itu ke tengah jalan raya.
Membuat Ana terperajat kaget saat ada truk melaju kencang
ke arahnya.
Brukk
Eternity Publishing | 248
Page number 249
Tubuh Ana terpental ke samping jalan raya, Rion berdiri
mematung melihat tubuh adiknya tertabrak truk. Rion mulai
berlari menghampiri tubuh adiknya yang tergeletak di tanah,
membawa kepala adiknya ke pangkuan nya. Air matanya
mulai turun melihat tubuh adiknya penuh dengan darah
dimana-mana.
"Ana kakak mohon bertahan," lirih Rion
"Uhuk-uhuk,"
"Kakak terimakasih udah jadi pahlawan buat Ana, jadi
superheronya Ana. Ana bangga sekali punya kakak setangguh
kak Rion, Ana mohon jika Ana tidak selamat jangan merasa
bersalah karena tidak bisa menjaga Ana, Kakak sudah
menjaga Ana sepenuh hati kakak Ana nggak marah atas
kejadian ini kak. Satu permintaan Ana tetaplah bahagia,
jemputlah kebahagiaan Kakak. Kakak berhak bahagia." Ucap
Ana
"Aku menyayangi Kak Rion makasih udah jadi Kakak
terhebat untuk Ana. Salamin juga untuk Ayah dan Bunda Ana
sayang mereka, Ana selalu berdoa setelah kejadian ini Kakak
harus bahagia jangan pernah menyalahkan diri Kakak atas
kejadian ini, udah ya Kak Ana ngantuk Ana mau tidur,
selamat tinggal Kakak ku sayang Ana menyayangi Kak Rion,
lanjut Ana.
Mata Ana mulai terpejam pergi meninggalkan Rion untuk
selama-lamanya. Rion menangis meraung-raumg memeluk
tubuh adiknya, Para warga mulai berdatangan dan
membantu Rion dan Ana diibawa ke ruamah sakit, sedangkan
ketiga preman itu di bawa warga ke penjara untuk
melaporkan tindak kejahatan pada anak-anak.
Flashback 0ff
Eternity Publishing | 249
Page number 250
Ara menangis sesengukkan mendengar cerita Xander,
dia tidak bisa membayangkan keadaan suaminya saat itu
kehilangan adik kembar nya, dan menonton langsung
adegan kematian adiknya Ara memeluk tubuh Rion, Xander
menundukan kepalanya matanya memejam mengenang
kejadian masa lalu Rion.
"Setelah di bawa ke rumah sakit kedua orang tua Rion
datang, mereka shock berat kala di beritahu salah satu
warga bahwa anak-anaknya masuk rumah sakit. Bunda
bahkan terpukul atas perkataan dokter bahwa Ana
dinyatakan meninggal. Mereka menangis kehilangan salah
satu anaknya. Bahkan Rion yang paling terpukul atas kabar
itu karena dari kecil mereka sudah bersama-sama dari
dalam kandungan berbagi makanan sampai dewasa dia dan
Ana sudah terikat sejak kecil.
"Ana adalah separuh jiwa Rion, maka dari itu Rion
merasa sangat sedih kala jiwannya mulai mati. Dia sudah
tidak punya semangat hidup, Rion bisa merasakan apapum
keadaan Ana saat Ana masih hidup. Seperti halnya si kembar
jika salah satu dari mereka sakit pasti satunya akan sakit.
Jika salah satunya bahagia pasti satunya juga bahagia."
"Lalu setelah kejadian di rumah sakit Mas Rion keadaan
nya bagaimana?," tanya Ara dengan raut wajah penuh air
mata.
"Rion mulai pergi menuju kerumah mengurung diri di
kamar selama seminggu, bahkan Rion tak ikut melihat Ana
berpulang ke tempat barunya. Rion frustasi atas kejadian itu
dia hanya melamun dan mengamuk di dalam kamar. Bahkan
sampai Bunda dan Ayah khawatir atas keadaan anak laki-
lakinya. Mereka mengerti kesedihan Rion karena di
Eternity Publishing | 250
Page number 251
tinggalkan adiknya, mereka berusaha membujuk Rion keluar
tapi Rion tak pernah mau,"
"Sampai akhirnya aku muncul di dalam tubuh Rion.
Karena Rion merasa depresi dan frustasi disitulah aku mulai
hidup di dalam tubuh Rion. Kedua orangtua Rion bahkan
sampai membawa Rion ke psikater. Tapi Rion tidak bisa
sembuh sampai saat ini dia seperti merasa nyaman ada
diriku di dalam tubuhnya." Jelas Xander
"Aku nggak bisa bayangin keadaan Mas Rion di masa
lalu,"
"Sudah Sweety, jangan bersedih yang terpenting Rion
saat ini sudah bisa merasakan bahagia saat ada kau di dalam
hidupnya. Dia sangat mencintaimu bahkan dia rela bertaruh
nyawa untuk dirimu Sweety."
"Terimakasih Xander sudah mau menceritakan masa lalu
suamiku,"
"Sama-sama Sweety, oh iya Sweety sebentar lagi akan
ada yang ingin bertemu dengan kamu." Ujar Xander
"Siapa?,"
"Sebentar lagi dia akan datang" lirih Xander
Lalu Xander mulai menutup matanya, membuat Ara
panik dan menepuk-nepuk pipi Rion dan memanggil nama
Xander.
"Xander apa yang terjadi?,"
"Xander bangunlah"
Tak lama kemudian mata Rion terbuka kembali.
Digantikan dengan mata biru safir suaminya Rion.
"Mas Rion,"
"Bukan! Aku bukan Rion tapi aku Ana. Adik dari Kak
Rion, hallo kakak ipar bagaimana kabar kakak ku," ujar Ana.
Yap, Ana kini tengah berada di tubuh suaminya Rion.
Eternity Publishing | 251
Page number 252
"A-na" lirih Ara
"Tenang kakak ipar, aku kesini dengan meminjam tubuh
kakak ku aku ingin. Menyampaikan sesuatu hal kepadamu
Kakak ipar,"
"Apa itu?,"
Ana memeluk tubuh Ara, dia sangat menyayangi Kakak
iparnya ini seperti dia menyayangi Kakaknya Rion. Berkat
Ara kakaknya Rion sudah tidak bersedih lagi karena
kejadian yang menimpa mereka di masa lalu.
"Makasih Kak Ara sudah membuat kakaku merasa
bahagia lagi setelah kejadian di masalalu, Kak Ara tolong
bilangin Kak Rion untuk jangan bersedih lagi. Tetaplah
bahagia dan jika Kak Rion rindu kepada aku. Aku berada di
dekat kalian."
Ara terdiam bingung mendengar ucapan Ana adik
iparnya ini.
"Maksud kamu apa Ana?,"
"Sebentar lagi. Selamat tinggal Kak Ara kakak
tersayangku aku menyayangimu seperti kakakku Kak Rion."
Setelah mengucapkan itu, Ana langsung pergi dari dalam
tubuh Rion sosok gadis manis itu kini berganti dengan jiwa
suaminya. Yang menatapnya bingung karena dia tengah
menangis dalam diam.
"Sayang apa yang terjadi sama kamu? Kenapa kamu
menangis coba cerita sama aku?," tanya Rion panik
"Hiks-Hiks"
Rion menenangkan tubuh bergetar istrinya yang tengah
menangis ini, tangan nya mengelus punggung istrinya dan
sesekali mengecup pipi istrinya. Setelah tenang dari
tangisnya walaupun masih sesengukkan.
Eternity Publishing | 252
Page number 253
"Aku sudah dengar cerita masalalu kamu dari Xander.
Dan Mas tau tidak aku tadi bertemu siapa?,"
"Siapa?,"
"Aku tadi bertemu Ana," lirih Ara
Seketika tubuh Rion menegang saat dia mendegar
ucapan istrinya yang katanya bertemu dengan Ana adik
kecilnya. Air matanya mulai menetes perasaan bersalah
menghampiri dirinya lagi dia sungguh merindukan adik
kecilnya itu.
"Dimana kamu bertemu Ana sayang?,
"Aku bertemu Ana di sini. Tadi setelah aku berbicara
dengan Xander tak lama kemudian Ana berada dalam tubuh
Mas."
"Ana adik kecilku,"
Pecah sudah tangisan Rion kala mengingat kenangan
indahnya bersama Ana adik kecilnya.
"Mas jangan nangis tadi Ana berpesan kepada aku. Ana
bilang Mas Rion tidak boleh bersedih lagi Mas Rion harus
merasakan kebahagiaan. Dan kata Ana jika Mas Rion rindu
dengan Ana. Ana berada di dekat kita."
"Di dekat kita? Maksud Ana apa sayang?,"
"Aku juga tidak tahu Mas,"
Ara mencium pipi suaminya tangan nya tak berhenti
mengelus punggung suaminya. Memberikan ketenangan Ara
sangat yakin jika suaminya ingin sekali bertemu dengan Ana
tapi Ara bisa apa, jika dia bisa dia akan mempertemukkan
Ana dan suaminya Tapi dia tidak bisa.
"Mas ingat kata Ana. Mas nggak boleh sedih lagi Mas
senyum dong,"
Eternity Publishing | 253
Page number 254
ucapan istrinya dan mulai
memperlihatkan senyumnya yang sangatlah manis untuk
Rion
Ara.
menuruti
"Nah gitu dong! Suamiku jangan sedih lagi nanti aku juga
ikut sedih loh,"
"Makasih sayang sudah. Menerima masalalu aku dan
kamu tidak ada sedikitpun niat meninggalkan aku setelah
mendengar cerita aku."
"Sama-sama Mas,"
Eternity Publishing | 254
Page number 255
SPECIAL PART ARA
Saat ini kandungan Ara sudah memasuki bulan terakhir,
pagi ini dia tengah di reweuhkan dengan kegiatan-kegiatan
nya menjadi ibu rumah tangga di usia muda. Banyak hal
yang dia lakukan di rumah ini. Seperti mencuci pakaian,
memasak, menyiapkan perlengkapan suaminya, menjaga si
kembar saat bermain.
Walaupun terlihat capek tapi dia menikmati kegiatan
rutin nya ini. Suaminya dengan setia membantu dirinya
dalam melakukan pekerjaam rumah seperti memasak
makanan saat dia capek. Membantu si kembar mandi
kegiatan-kegiatan kecil itulah membuat keluarga mereka
semakin harmonis. Suaminya juga sudah mengambil cuti
beberapa minggu lalu, dan Rion juga senang jika dia berada
di rumah dengan anak-anak dan istrinya. Pagi hari ini Ara
sudah merasakan perutnya yang mulas, perutnya kini sudah
mengeras sepertinya bayinya tengah berputar-putar
mencari jalan keluar. Dan dia merasa kepala bayinya sudah
berada tepat di pinggulnya. Perutnya yang sudah turun itu
sering kali menmbuat Rion merasakan nafsu yang besar
untuk bercinta dengan suaminya.
Seperti saat ini Ara tengah bertelanjang tanpa busana
berada di dapur berkutat dengan alat-alat dapur memasak
sarapan pagi, Rion sudah berada tepat di belakang tubuh Ara
memeluk tubuh Ara dari belakang. Dan dengan santainya dia
memasukan juniornya ke liang Ara dari belakang membuat
ibu hamil itu terperajat kaget, reflek Ara langsung mengejan
dengan keras.
"Ahhh.Ahhh"
Eternity Publishing | 255
Page number 256
"Mas Rion itunya keluarin dulu aku mau masak,"
"Nggak mau!, udah nyaman gini"
Rion memaju mundurkan tubuhnya, kedua tangan nya
mas dengan pelan payudara Ara sampai asinya keluar
membasahi dada Ara. Bibirnya tak berhenti mendesah
menikmati kemolekan tubuh Ara yang sexy ini.
"Ahhh..Ahhh"
Crott Crott
Sammpailah mereka pada puncaknya di semburkan nya
spermannya itu ke dinding rahim Ara. Membuat vagina Ara
penuh dengan cairan pekat bercintannya dengan Rion
bahkan tubuh Ara hampir ambruk jika Rion tak
menangkapnya. Untung masakan nya sudah selesai jadi Rion
menggendong tubuh Ara dan didudukan nya di kursi makan.
Mengambil tisu di meja makan tubuhnya berjongkok
tepat di hadapan vagina merah muda itu, tangan nya sibuk
membersihkan vagina Ara yang penuh dengan cairan
sperma nya.
"Shhh..Ahhh"
Malam ini hujan mulai turun dengan derasnya, membuat
pasangan suami istri itu tengah bergelung dalam selimut
saling berpelukkan memberi kehangatan satu sama lain,
suara kerasnya petir membuat Ara takut dan memeluk
tubuh Rion.
"Mas Rion aku takut,"
"Shut, aku ada di samping kamu jangan takut."
Tiba-Tiba Ara merasakan mulas di perutnya berselang
sekitar 15 menit seklai, peluh membasahi dahi Ara,
membuat Rion menatap istrinya panik karena takut tejadi
sesuatu hal.
"Kamu kenapa sayang?,"
Eternity Publishing | 256
Page number 257
"P-erut aku sakit Mas," lirih Ara sembari memegannggi
perutnya yang tertutup daster.
Rion segera membuka selimut yang menutupi tubuh
mereka dia mulai menaikkan daster istrinya sampai sebatas
dada, dan mengelus perut istrinya yang sudah kencang bisa
dilihat celana dalam istrinya basah dengan cairan lendir.
Langsung saja Rion melepas Cd istrinya dan bra istrinya
yang juga basah kuyup karena asi istrinya keluar.
"Mas bantu aku berdiri," pinta Ara
Rion menuruti ucapan istrinya dan membantu Ara
berdiri dengan tubuh telanjang. Kedua tangan Ara
mengalung di leher suaminya. Tubuhnya di goyang-
goyangkan ke kanan dan ke kiri untuk meredakan sakit di
perutnya. Tangan Rion memeganggi pinggang Ara salah satu
tangan nya mengelus pinggul Ara untuk merilexkan otot-
otot Ara yang tegang.
"Uhhh..Ohh lebih kenceng Mas"
Untungnya si kembar tengah tidur di dalam box bayi
yang berada di dekat ranjang mereka.
Tangan Rion telulur masuk kedalam lubang sempit
istrinya, bisa dirasakan nya lubang istrinya yang berkedut-
kedut siap untuk melahirkan anaknya. Dia merasakan
sebentar lagi anaknya akan lahir melewati lubang istrinya
yang setiap hari dia gempur itu.
"Sudah masuk bukaan 6 sayang, sebentar lagi adik si
kembar labir."
Ara tersenyum menantikan kehadiran anggota baru di
keluarga mereka, terutama si kembar yang tak sabar
menantikan adik mereka.
"Mas bawa aku ke ranjang,"
"lya sayang"
Eternity Publishing | 257
Page number 258
Direbahkan tubuh Ara di ranjang dia segera melepas
pakaian nya dan segera mengurut ujung kepala juniornya.
Memasukan nya di dalam lubang Ara yang saat ini berkedut-
kedut.
"Ahhh...Ahhh"
"Uhh kamu sempit sekali sayang"
Rancau-rancauan mulai terdengar di dalam kamar itu,
Rion membungkam bibir Ara dengan bibirnya tangan nya
tak berhenti meremas payudara Ara. Asi Ara dengan deras
mulai keluar dari putingnya yang merah itu. Di kulumnya
payudara Ara menegak Asi itu melewati tenggorokan mya.
Tubuh Ara rasanya sakit semua perutnya juga semakin
mulas dalam beberapa menit kemudian ini. Dalam
genjotannya Rion bisa merasakan sesuatu yang keras
mendorong juniornya agar keluar dan dia pastikan ini
kepala anaknya. Yang tak sabar ingin melihat dunia.
"Udah Mas sakitt,"
"Bentar sayang aku belum sampai,"
Rion semakin menambah genjotan nya membuat Ara
melenguh merasa kesakitan dan juga kenikmatan menjadi
satu.
Crott Crott
"Hosh-Hosh"
Sampailah Rion pada puncak nya dan segera mencabut
juniornya memegang kedua kaki Ara agar mengangkang"
Pyarr
"Ahhh..Mas sakitt hiks"
"Ayo sayang mengejan, sebentar lagi kita bertemu
dengan anak kita," ucap Rion menyemangati Ara.
Eternity Publishing | 258
Page number 259
Ara tersenyum dalam ejanan nya melihat keantusiasan
Rion yang tak sabar menanti kelahiran anaknya, Ara
mengumpulkan tenanga dan mulai mengejan.
"Arghh.0hhh"
"Mas Rion sakit,"
"Argghh..Arghhh"
Rion terus memberikan semangat dan ucapan-ucapan
manis agar Ara bisa fokus mengejan.
Plop
Kepala bayi mereka mulai terlihat dari bibir vagina Ara
emenuhi lubang yang tadi sempit itu.
"Panass..Panass"
"Semangat sayang, kepalanya sudah terlihat sebentar
lagi kita bisa menggendong little Rion,"
"Argh..Arghh"
Hal yang paling membuat Ara harus extra mengejan
adalah mengeluarkan bahu anaknya, badan nya seperti di
belah dua dia harus semangat kasihan anaknya yang masih
menggantung di lubangnya.
"Ahhh..Ahh"
Rion yang mengerti istrinya hampir kehabisan tenaga
mulai melakukan sesuatu, wajahnya mulai mendekat ke arah
vagina Ara yang sudah dipenuhi kepala anaknya. Dilumatnya
lubang Ara itu dengan bibirnya. Membuat Ara seperti
mendapat tenaga lewat rangsangan suaminya.
"Ahh.Ahhh"
"Ayo keluar sayang nya Mommy. Bantu Mommy sayang."
Rion masih merangsang istrinya dengan lumatan kecil di
bibir vagina Ara membuat vagina Ara mengeluarkan cairan
orgasme dan darah.
"Argh Mas Rion"
Eternity Publishing | 259
Page number 260
Plop
Keluarlah bahu anaknya membuat Rion langsung
melepas lumatan nya di vagina Ara. Langsung mengecup
kepala anaknya, membuat Ara menangis terharu sebentar
lagi dia bisa mendengarkan suara tangis
tangis anaknya.
Perjuangan nya hampir sampai,
"Sayang, anak kita" ujar Rion menangis bahagia.
"Iya Mas sebentar lagi si kembar akan bisa melihat
adiknya."
Ara yang tadi tersenyum seketika merasakan kontraksi
datang lagi, tangan nya meremas sprei di ranjang dan
mengejan sekuat tenaga.
"Arghh..Agh"
"Masss Rionnn Sakittt"
"Ahhh.ahhh"
"Oekk-0ekk"
Tubuh mungil anaknya meluncur dan langsung di
tangkap oleh kedua tangan Rion yang menangis haru.
Rion menangis bahagia anak yang di nantikan kini sudah
lahir. Dalam hati Ara merasa bahagia dan menangis haru,
kala melihat suaminya mengecupi pipi anaknya dengan
sayang.
Tetaplah tertawa Mas Rion, aku suka melihatmu tertawa
bahagia seperti ini. Bersana dengan aku dan anak-anak kita
- Batin Ara-
Seketika Rion mematung kala melihat wajah anaknya
yang mirip sekali seperti dirinya versi perempuan,
"Ana"
"Kenapa Mas?,"
Eternity Publishing | 260
Page number 261
Rion segera menghampiri tubuh Ara yang masih lemas di
ranjang. Dia duduk di samping Ara dan memperlihatkan
wajah anak mereka,
"Lihatlah sayang anak kita mirip sekali dengan Ana, dia
seperti alku versi perempuan sayang"
Ara terdiam memikirkan sesuatu, dan ya dia menemukan
jawaban jadi ini yang dimaksud Ana adik suaminya. Ana
bilang dia berada di dekat mereka, sebentar lagi. Dan itu
artinya anak ketiganya yang berjenis kelamin perempuan ini
yang mirip dengan suaminya versi perempuan. Ada sebagian
jiwa Ana yang berada di dalam tubuh anaknya untuk
mengobati kerinduan suaminya terhadap Ana.
"Mas jadi ini yang di maksud oleh ucapan Ana,"
"Maksud kamu apa sayang',"
"Anak kita yang baru lahir ini. Sebagian jiwa Ana berada
di dalam tubuh anak kita, berarti jika kamu merindukan adik
kamu. Kamu bisa menatap atau memeluk anak kita Mas,"
ujar Ara tersenyum.
"Benarkah?,"
"Iya mas, oh iya Mas mau namain siapa anak kita?,"
Rion memeluk tubuh Ara menghirup wangi tubuh Ara.
Dia suka sekali memeluk tubuh mungil Ara dia merasakan
tenang di hatinya.
"Apa boleh jika aku menamai anak kita dengan nama Ana
sayang?,"
"Boleh nggak papa aku suka kok apapun pemberian
nama anak kita,"
"Makasih. Putri kecil kita ini aku namai dengan nama
Ariana Giovara Maddidon" ujar Rion.
Eternity Publishing | 261
Page number 262
Pagi ini Bunda dan juga Ayah sudah berada di rumah
anak mereka kemarin malam Bunda di beritahu Rion jika
Ara sudah melahirkan anak ketiga mereka. Dengan antusias
Bunda langsung menyuruh Ayah untuk segera ke rumah
anaknya. Dia sudah tidak sabar bertemu dengan cucu-
cucunya.
EXTRAPART 01
"Ayah lebih cepat lagi dong nyetirnya,"
"lya Bun ini udah cepet,"
Sampailah mobil Ayah di halaman rumah Rion. Bunda
langsung saja turun dari mobil dan berlari masuk kedalam
rumah anaknya.
"RIONN MANA CUCU BUNDA, BUNDA KANGEN NIH
SAMA CUCU-CUCU BUNDA" teriak Bunda
"Bund jangan teriak-teriak berisik," gerutu Ayah
"Suka-suka Bunda dong"
Setelah mengucapkan itu Bunda langsung melengos
masuk kedalam rumah anaknya tanpa menunggu Ayah yang
masih berada di luar
"Dasar istri siapa sih itu?," dumel Ayah
Sampailah Bunda dan Ayah di ruang tamu terlihat Rion
tengah duduk tak jauh dari Ara sembari tangan nya
menggendong cucunya yang baru lahir. Sedangkan Ayah
langsung saja menghampiri cucu laki-lakinya.
"Yey cucu Bunda udah lahir," teriak Bunda
"Jangan berisik deh Bund, nanti anak Rion bangun" sinis
Rion
"Ah kamu mah nggak asik sama Bunda,"
"Biarin"
Eternity Publishing | 262
Page number 263
"Ara suami kamu iniloh nyebelin banget buang aja ganti
suami baru yang ini mah nggak cocok jadi suami kamu," adu
Bunda kepada Ara
Ara hanya tersenyum geleng-geleng melihat tingkah
dan Bunda nya yang saling adu bicara tetapi saling
menyayangi.
"Ngadu sana ngadu,"
"Dasar anak durhaka, Bunda kutuk juga kamu jadi
semut"
"Kok semut?,"
"Iya semut kan semut kecil nggak terlihat nanti Bunda
injak-injak kamu sampai musnah tak tersisa,"
"Ayah istrinya ini loh nyebelin banget," Adu Rion kepada
Ayah.
"Gitu-gitu juga Bunda kamu boy, udah diemin aja ntar
juga capek semdiri." Sahut Ayah santai.
"Anak sama bapak sama-sama nyebelin!,"
"Bodoamat," jawab Ayah dan Rion bebarengan.
Bunda langsung saja merebut anak Rion yang baru lahir,
dibawanya ke dalam gendongan nya dam duduk di samping
suaminya, saat mata Bunda melihat wajah cucunya tiba-tiba
wajahnya yang tadi senang seketika jadi sedih. Air
matanya mulai turun sedikit demi sedikit.
"Ana" lirih Bunda
Ayah yang mendengar istrinya menyebut nama
almarhum anak nya langsung menolehkan pandangan nya
ke arah istrinya yang tengah menatap cucunya dengan air
mata yang menetes, sontak Ayah terkejut.
"Kenapa Bunda menangis?,"
Eternity Publishing | 263
Page number 264
Rion yang melihat raut wajah sedih Bunda nya. Dia jadi
ikutan sedih tak bisa di pungkiri bahwa dia juga sedih
memikirkan adiknya Ana.
"Lihatlah Yah, wajah cucu kita mirip sekali dengan Ana,"
tangis Bunda
Ayah langsung saja memandang wajah cucunya yang
baru lahir. Terlihat mata mungil itu mulai membuka
matanya bola mata biru safir yang mirip sekali seperti
dirinya dan Rion. Bayi mungil itu tersenyum manis kepada
Opa dan Oma nya. Senyum yang mirip sekali dengan Rion
dan Ana dia bisa merasakan kehadiran sosok anak
perempuan nya dalam tubuh cucunya ini.
Tangan Ayah yang besar mulai mengelus pipi cucunya,
membuat bayi itu mengeliat dari tidurnya tertawa
menampilkan gusinya yang belum di tumbuhi gigi.
"Siapa namanya?," tanya Ayah
Ara yang melihat raut wajah sedih suaminya mulai
memeluknya dari samping.
"Ariana Giovara Maddison nama putri kecilku Ayah,"
"Kenapa kamu menamai anak kamu dengan nama Ana
Rion?," tanya Bunda bingung
"Karena dia adalah putri kecilku, yang dalam tubuhnya
ada jiwa Ana Adik kecilku yang bersemayam di dalam tubuh
Putri kecilku." Jelas Rion
Bunda mnemandang Ara dengan raut ragu. Akhirnya Ara
mengangguk dan tersenyum
"Ara setuju kok Bun, apapun nama yang di berikan oleh
Mas Rion Ara suka,"
"Makasih Nak, sudah melahirkan cucu-cucu untuk
Bunda,"
"Iya Bun"
Eternity Publishing | 264
Page number 265
Bunda langsung saja menciumi wajah cucu perempuan
nya tak berhenti-henti dia menciumi mendekap tubuh
mungil Ana, cucu perempuan yang mirip dengan almarhum
anaknya yang sudah meninggal.
"Hai, Ana ini Oma kamu yang cantik,"
Bayi bernama Ana itu tertawa mendengar ocehan Oma
nya sedangkan Ayah tengah fokus bermain dengan cucu laki-
lakinya yang tengah bermain mobil-mobilan.
"Ray kamu suka sekali sih ngangguin kakak kamu,"
kekeh Ayah
Melihat balita bernama Ray yang suka menggangu
kakaknya bermain robot-robotan. Seakan Ray ingin sekali
menjadi perhatian kakaknya. Rey yang terus saja diam saat
di ganggu adiknya seakan tak marah melihat kelakuan
adiknya yang mencari perhatian darinya.
Tiba-tiba Ray menangis karena mainan mobil-mobilan
nya rusak. Salah satu ban mobil-mobilan itupun copot
membuat semua orang mengalihkan perhatianya dari Ray
yang menangis, Ayah yang melihat cucunya menangis pun
menghampiri Ray.
"Ray kenapa nangis?," tanya Ayah
Ray menunjuk mainan nya yang rusak itu. Sedangkan
Rey merangkang menghampiri adiknya yang menangis
menampilkan raut wajah yang memerah dengan hidung
mengeluarkan ingus nya sangatlah lucu dimata Rion dan Ara
yang memandang tingkah anak mereka.
Rey mulai memeluk tubuh Ray tangan mungilnya
menepuk-nepuk pundak Ray dan sambil bergumam.
"Pa pa gan is(Nggak Papa papa jangan nangis)" ujar Ray
Seketika Ray sudah menghentikan tangisnya membalas
pelukan kakaknya. Bibirnya tersenyum kala kak
Eternity Publishing | 265
Page number 266
memeluk dirinya. Rion dan Ara menggelengkan kepala kala
melihat akal cerdik Ray yang mencari perhatian kakaknya.
"Anak kamu Mas ada-ada aja ulahnya," kekeh Ara
"Anak kamu juga sayang. Kan kita bikin nya bareng sai
goyangnya bareng" ujar Rion ngawur.
Eternity Publishing | 266
Page number 267
EXTRAPART 02
"Mom sepatu aku dimana ya?,"
"Mom topi sekolah aku dimana ya?,"
"Mom kaus kaki adek dimana?,"
"Sayang dasi aku kamu taruh dimana?,"
Pagi-pagi mansion Rion kini penuh dengan teriakan.
Membuat Ara yang tengah masak itu sangatlah pusing
menghadapi tingkah suami dan anak-anaknya itu. Segeralah
dia mematikan kompor dan berjalan menuju ke lantai dua.
"Ada apa sih ribut-ribut gini pusing tau kepala Mommy,"
kesal Ara
"Maaf Mommy," jawab mereka.
"Ada apa panggil Mommy, Mommy itu lagi masak
makanan buat sarapan kalian,"
"Rey sepatu kanmu kan Mommy taruh di rak sepatu,
makannya kalau udah dipakai itu taroh ditempatnya biar
nggak pusing carinya,"
"Ray topi kamu udah Mommy taruh di tas kamu coba
cari lagi,"
Kedua remaja yang tengah memakai seragam putih biru
itu mulai menuruti ucapan Mommy mereka mencari barang
yang mereka cari,
"Ana kaus kaki kamu kan udah Mommy taruh di lemari
kamu yang laci paling bawah, pasti kamu nggak teliti
carinya," kesal Ara
"Hehe maaf Mom," cengir Ana
Ana kini sudah berjalan memasuki kamarnya mencari
kaus kaki yang dia cari, tinggalah Rion yang cengar-cengir
memandang wajah istrinya.
Eternity Publishing | 267
Page number 268
Ara berdecak menatap suaminya yang ikut-ikutan
seperti anak mereka.
"Hehe sayangku,"
"Apa?," ketus Ara
"Dasi aku dimana ya?,"
"Dasi kamu kan aku taruh di ranjang bersama baju kamu
tadi. Harusnya ada dong Mas"
Ara langsung memasuki kamar mereka di ikuti Rion yang
membuntutinya dari belakang bak anak ayam mengikuti
induknya.
"Ini apa?,"
Ara semakin kesal kala dasi yang di cari suaminya
tergeletalk di lantai. Ada-ada saja tingkah suaminya ini
untung sayang.
"Loh kok ketemu,"
"Lih kik kitimu," dumel Ara
"Makanya kalau cari barang itu yang bener! Apa perlu
aku belikan kamu kacamata agar nyarinya jelas nggak
burem,"
"Nggak mau,"
Setelah melalui perdebatan yang dasyat, kini Rion
bersama ketiga anaknya mulai berjalan keluar untuk segera
pergi sekolah dan bekerja. Ara kini sudah berada di depan
pintu mengantarkan suami dan anaknya.
"Kalian hati-hati di jalan ya. Mas jangan ngebut-ngebut"
"Iya sayangku. Aku kerja dulu ya baik-baik dirumah
kalau ada apa-apa segera telfon aku,"
Kini giliran ketiga anaknya untuk berpamitan kepada
Mommy mereka. Yang pertama si kembar Rey dan Ray.
"Mom kita sekolah dulu ya," ucap si kembar.
"Iya hati-hati"
Eternity Publishing | 268
Page number 269
Dan terakhir adalah anak bontot Ara dan Rion yang
bernama Ana, gadis itu kini tengah menyalami Mommy nya.
"Mom Ana sekolah dulu ya,"
"lya sayang, hati-hati dijalan boy kalian jagain adek
kalian ya di sekolah," ujar Ara pada si kembar.
"Siap Mom"
Rion dan ketiga anak mereka mulai berangkat sekolah,
pertama-tama Rion mengantarkan ketiga anaknya di sekolah
SMP MADDISON sekolah miliknya, dengan si Rey dan Ray
yang saat ini menduduki bangku SMP kelas 9. Berbeda
dengan Ana putri kecilnya yang menduduki bangku SMP
kelas 8.
Mereka hanya berjarak 1 tahun. Kini Rion telah sampai
di depan sekolah anak mereka. Setelah itu dia melajukan
mobilnya menuju kantornya. Setelah mengantar anak
mereka.
Eternity Publishing | 269

Anda mungkin juga menyukai