Kelompok 8

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK 8

Silviantika Batubara ( 2101010097)

Devi Febriani Simamora ( 2101010099)

Windi Yohana Sijabat (210101100)

Nitciari Purba ( 2101010105)

Dipa Martina Sirait ( 2101010107)

1. Pribadi seorang guru harus dapat menjadi media dalam proses pembelajaran.

Guru adalah faktor penentu keberhasilan proses pembelajaran yang berkualitas. Sehingga
berhasil tidaknya pendidikan mencapai tujuan selalu dihubungkan dengan kiprah para guru. Oleh
karena itu, usaha-usaha yang dilakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan hendaknya
dimulai dari peningkatan kualitas guru. Guru yang berkualitas diantaranya adalah mengetahui
dan mengerti peran dan fungsinya dalam proses pembelajaran.

Guru sebagai seorang pendidik tidak hanya tahu tentang materi yang akan diajarkan. Akan tetapi,
ia pun harus memiliki kepribadian yang kuat yang menjadikannya sebagai panutan bagi para
siswanya. Hal ini penting karena sebagai seorang pendidik, guru tidak hanya mengajarkan
siswanya untuk mengetahui beberapa hal. Guru juga harus melatih keterampilan, sikap dan
mental anak didik. Penanaman keterampilan, sikap dan mental ini tidak bisa sekedar asal tahu
saja, tetapi harus dikuasai dan dipraktikkan siswa dalam kehidupan sehari-harinya. Mendidik
adalah menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap materi yang disampaikan kepada
anak. Penanaman nilai-nilai ini akan lebih efektif apabila dibarengi dengan teladan yang baik
dari gurunya yang akan dijadikan contoh bagi anak. Dengan demikian diharapkan siswa dapat
menghayati nilai-nilai tersebut dan menjadikannya bagian dari kehidupan siswa itu sendiri. Jadi
peran dan tugas guru bukan hanya menjejali anak dengan semua ilmu pengetahuan (transfer of
knowledge) dan menjadikan siswa tahu segala hal. Akan tetapi guru juga harus dapat berperan
sebagai pentransfer nilai-nilai (transfer of values).

Contoh

1.Guru harus dapat menempatkan dirinya sebagai teladan bagi siswanya. Teladan di sini bukan
berarti bahwa guru harus menjadi manusia sempurna yang tidak pernah salah. Guru adalah
manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Tetapi guru harus berusaha menghindari
perbuatan tercela yang akan menjatuhkan harga dirinya.

2. Guru harus mengenal siswanya. Bukan saja mengenai kebutuhan, cara belajar dan gaya
belajarnya saja. Akan tetapi, guru harus mengetahui sifat, bakat, dan minat masing-masing
siswanya sebagai seorang pribadi yang berbeda satu sama lainnya.
3. Guru harus mengatahui metode-metode penanaman nilai dan bagaimana menggunakan
metode-metode tersebut sehingga berlangsung dengan efektif dan efisien.

4. Guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan Indonesia pada
umumnya, sehingga memberikan arah dalam memberikan bimbingan kepada siswa.

5. Guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang materi yang akan diajarkan. Selain itu
guru harus selalu belajar untuk menambah pengetahuannya, baik pengetahuan tentang materi-
materi ajar ataupun peningkatan keterampilan mengajarnya agar lebih profesional.

2. Tidak ada media pembelajaran yang dapat menggantikan peran guru secara 100% dalam
proses pembelajaran.

Penggunaan teknologi harus dipahami sebagai alat bantu yang dapat digunakan khusunya dalam
proses belajar-mengajar. Penggunaan teknologi dalam proses belajar-mengajar harus mampu
mengubah cara mengajar, mengubah cara berinteraksi dengan siswa, dan mengubah harapan
yang pengajar miliki untuk siswa. Artinya, seorang guru dengan bantuan media dalam mengajar
harus mampu mengubah cara penyampaian materi ajar dari menggunakan papan tulis menjadi
penggunaan proyektor, penyampaian materi bisa lebih cepat dan menjadikan interaksi guru dan
murid berkurang.

Namun, media apapun atau teknologi apapun yang digunakan tentunya memiliki kemampuan
terbatas berupa pemecahan masalah yang rasional. Ketika ada hal-hal yang irasional, manusia
masih lebih unggul dalam menyelasaikan masalah.”. Dengan kata lain, peran para pengajar tidak
akan tergantikan oleh teknologi, bagaimanapun teknologi itu berkembang bahkan semakin
canggih dari teknologi yang ada sekarang ini. Ada banyak alasan mengapa peran guru tidak
dapat tergantikan dengan media dan teknologi secanggih apapun itu, diantaranya adalah:
Pertama, Psiko Pedagogik. Guru dalam menjalankan tuganya tidak sekedar hanya berperan
mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswanya, namun juga berperan dalam mentransfer nilai-
nilai moral, etika, akhlak dan sebagainya. Ketika guru berperan hanya sebatas mentransfer ilmu,
maka peran ini sudah lebih efektif diambil alih oleh media-media pembelajaran yang ada. Dalam
melaksanakan tugasnya seorang guru diharapkan manpu menyajikan sebuah pembelajaran
dengan suasana yang penuh keramahan, kehangatan yang tentunya dapat membuat siswa merasa
nyaman ketika belajar dengannya. Dalam pembelajaran pola komunikasi yang harus disajikan
oleh guru adalah pola komunikasi yang sifatnya humanis. Hal ini karena, komunikasi yang
sifatnya humanis merupakan pola komunikasi antara manusia dengan manusia yang lebih
melibatkan suasana hati, rasa peduli, dan tenggang rasa yang tidak mungkin dialami anak didik
ketika belajar dengan menggunakan alat-alat pembelajaran elektronik yang dingin, kaku dan
tidak punya perasaan. Jika seorang anak hanya dibesarkan dan dididik degan media
pembelajaran elektronik, bukan tidak mungkin akan mengalami sedikit kesulitan dalam
berinteraksi social dengan orang lain.
Contoh

Guru memiliki pemahaman yang baik untuk menstimulasi perkembangan berpikir peserta didik
dari masa sekolah dasar hingga sekolah lanjutan. Selain itu, guru juga memberikan dukungan
emosional dalam tahap perkembangan peserta didik. Hal tersebutlah yang menyebabkan guru
tidak dapat digantikan oleh teknologi.

Anda mungkin juga menyukai