Anda di halaman 1dari 30

RANCANGAN

AKTUALISASI DAN HABITUASI


NILAI-NILAI DASAR PNS
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III

OPTIMALISASI MANAJEMEN PATROLI PENGAMANAN HUTAN


MENGGUNAKAN APLIKASI SMART PATROL RBM SEBAGAI
DATABASE PENGAMANAN HUTAN DI UPTD KPH UNIT III
SATAL-SITARO

DISUSUN OLEH :

NAMA : Rivo Fernando Rahasia, S. Hut


NIP : 199007282022031006
GOLONGAN : PENATA MUDA, III/A
JABATAN : CALON AHLI PERTAMA POLISI
KEHUTANAN
UNIT KERJA : DINAS KEHUTANAN DAERAH
PROVINSI SULAWESI UTARA,
UPTD KPH UNIT III SATAL-SITARO
COACH : Dr.Drh. FREDRIK ROTINSULU
MENTOR : I. G. Ayu Maryani, SP. M. Si.

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH


PROVINSI SULAWESI UTARA
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
NILAI-NILAI DASAR PNS
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA
TAHUN 2022
Nama : Rivo Fernando Rahasia, S. Hut
NIP : 199007282022031006
Pangkat/Gol.Ruang : PENATA MUDA, III/A
Jabatan : CALON AHLI PERTAMA POLISI
KEHUTANAN
Unit Kerja : DINAS KEHUTANAN DAERAH PROVINSI
SULAWESI UTARA, UPTD KPH UNIT III
SATAL-SITARO

Judul Aktualisasi:

OPTIMALISASI MANAJEMEN PATROLI PENGAMANAN HUTAN


MENGGUNAKAN APLIKASI SMART PATROL RBM SEBAGAI
DATABASE PENGAMANAN HUTAN DI UPTD KPH UNIT III
SATAL-SITARO

Telah disetujui untuk diseminarkan pada Evaluasi Aktualisasi dan Habituasi


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan I
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara tanggal 15 September 2022 bertempat di
BPSDMD Provinsi Sulawesi Utara.

MENTOR COACH

I.G. Ayu Maryani, SP. M. Si Dr. Drh. Fredik Rotinsulu

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan lestari merupakan visi utama dalam pengelolaan kawasan hutan di
Indonesia. Fungsi dan manfaat hutan menjadi salah satu pendukung
kehidupan masyarakat. Sehingga nilai pengelolaan hutan berkelanjutan harus
diimplementasikan dengan menyeluruh kedalam rencana pengelolaan.
Rencana pengelolaan KPH Unit III SATAL-SITARO diharapkan mampu
mewujudkan hutan yang lestari di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten
Kepulauan Talaud dan Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang dan Biaro.
Permasalahan pengelolaan hutan di KPH Unit III SATAL-SITARO, tidak
hanya terbatas dalam kawasan hutan saja, tapi bisa terjadi dalam manajemen
organisasi pengelola. Pembukaan peluang investasi bidang kehutanan yang
semakin sulit, pembinaan jabatan fungsional yang belum optimal, pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat sekitar hutan belum optimal, upaya rehabilitasi
yang belum optimal, serta belum optimalnya pengamanan kawasan hutan.
Kelima permasalahan ini, merupakan isu kontemporer di KPH Unit III SATAL-
SITARO
Pengamanan kawasan hutan dilakukan untuk mewujudkan kemantapan
keamanan kawasan hutan. Kegiatan pengamanan kawasan hutan, dijabarkan
lewat kegiatan patroli pengamanan. Pada Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Panjang (RPHJP) 2020-2029, patroli pengamanan dilakukan setiap dua kali
tiap bulan, dan dilaksanakan oleh Polisi Kehutanan. Patroli pengamanan
merupakan kegiatan yang bersifat rutin dilakukan, sehingga untuk bisa optimal,
perlu ditunjang dengan manajemen yang jelas dan terukur. Dengan adanya
manajemen yang jelas dan terukur, kita bisa melakukan monitoring dan
evaluasi secara optimal dan berkelanjutan.
Aplikasi SMART (Spatial Monitoring and Report tool) RBM (Resort Base
Management) merupakan salah satu aplikasi penunjang dalam manajemen
patroli pengamanan dilingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

1
saat ini. Isu ini sangat aktual, mengingat aplikasi ini memberikan dampak
posittif pada beberapa instansi UPTD Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan di Sulawesi Utara. Beberapa instansi seperti; Balai Konservasi
Sumber Daya Alam Sulawesi Utara, Taman Nasional Bogani Nani Wartabone
dan Taman Nasional Bunaken. Secara umum, aplikasi ini menjadi database
hampir seluruh kegiatan patroli dinstansi masing-masing. Lewat penggunaan
aplikasi ini,didapati beberapa dampak positif seperti; rute patroli menjadi jelas,
data foto dan spasial tersimpan dalam satu tempat serta memudahkan proses
pelaporan.
Lewat desiminasi aplikasi SMART Patrol RBM di UPTD KPH Unit III
SATAL-SITARO, diharapkan mempu mengoptimalkan manjemen patroli
pengaman, sehingga mampu mengoptimalisasikan kegiatan pengaman
kawasan hutan guna menciptakan hutan yang lestari.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari aktualisasi dan habituasi ini yaitu:
1. Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yang BerAKHLAK
yakni, Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Hormanis, Loyal,
Adaptif, dan Kolaboratif.
2. Mempu mengoptimalkan manajemen pengamanan hutan di UPTD KPH
Unit III SATAL-SITARO,
3. Mampu menciptakan kemantapan keamanan sumber daya hutan untuk
sumber kehidupan masyarakat.

C. Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan aktualisasi bagi instansi tempat penulis
bertugas adalah sebagai berikut:
1. Aplikasi SMART Patrol RBM menjadi sistem database patroli
pengamanan hutan,

2
2. Meningkatnya kompetensi staf dan atau pelaksana patroli pengamana
hutan
3. Manajemen patroli pengamanan hutan menjadi efektif, efisien dan
berkelanjutan.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup merupakan gambaran singkat terkait kegiatan yang
direncanakan dan akan dilaksanakan penulis. Adapun ruang lingkup dalam
kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
1. Diskusi dan atau sosialisasi mengenai manfaat Aplikasi SMART Patrol
RBM,
2. Latihan bersama penggunaan Aplikasi SMART Patrol RBM,
3. Pembuatan panduan pengambilan data patroli menggunakan Aplikasi
SMART Patrol RBM,
4. Pembuatan format laporan patroli pengamanan menggunakan Aplikasi
SMART Patrol RBM,

3
BAB II
DESKRIPSI LOKUS

A. Profil Organisasi
Terbentuknya KPH di Provinsi Sulawesi Utara adalah dengan terbitnya
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.796/Menhut-II/2009 Tanggal 7
Desember 2009, meliputi 9 unit KPH terdiri atas 4 Unit KPHP dan 5 Unit KPHL,
sesuai dengan kewenangannya Gubernur Provinsi Sulawesi Utara melalui surat
Nomor 522/373/Sekr-Dishut tanggal 20 Pebruari 2017 mengabungkan sebagian
wilayah unit KPH yang sudah ada dan mengusulkan kembali ke Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjadi 6 (enam) unit KPH. Luas KPHL Unit III
SATAL-SITARO berdasarkan Usulan Gubernur Provinsi Sulawesi Utara seluas
26.667,11 ha.
Kemudian melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor SK.386/Menlhk/ Setjen/PLA.0/8/2017 yang menetapkan kembali menjadi
2 (dua) unit KPHL dan 4 (empat) unit KPHP dengan luas wilayah KPHL Unit III
SATAL-SITARO seluas lebih kurang 26.605 ha. Sesuai hasil perhitungan dan
pencermatan data digital terhadap penunjukan kawasan hutan di Provinsi
Sulawesi Utara berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
SK.734/Menhut-II/2014 dan update perkembangan pengukuhan kawasan hutan
sampai dengan Desember 2018, terdapat perubahan luas menjadi lebih kurang
26.667,11 Ha dengan rincian fungsi Hutan Lindung (HL) seluas 24.463,20 Ha dan
Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 2.203,91 Ha.

Wilayah KPHL Unit III Kepulauan Sangihe, Kepulauan Talaud dan


Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (SITARO) Provinsi Sulawesi Utara secara
geografis terbentang dari terletak pada 2°5’28”LU-4°28’58”LU dan
125°17’6”BT-126°53’23”BT. Secara administratif tersebar pada 3 wilayah
kabupaten yakni Kabupaten Kepulauan Talaud, Kepulauan Sangihe dan Siau
Tagulandang dan Biaro. Adapun peta wilayah KPHL Unit III Kepulauan
Sangihe, Kepulauan Talaud dan Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (SITARO)
Provinsi Sulawesi Utara sebagaimana terlihat pada Gambar 1.

4
Gambar 1. Peta Wilayah KPH Unit III SATAL-SITARO

Wilayah KPHP Unit III SATAL-SITARO dikelilingi oleh wilayah perairan


dan berbentuk kepulauan (bahari) sehingga memiliki karekteristik yang
spesifik. Secara administrasi batas wilayah KPHL Unit III adalah sebagai
berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Samudera Pasifik
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Sulawesi
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Sulawesi
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Maluku

Kantor KPH Unit III SATAL-SITARO berlokasi di Jalan Soa, Kecamatan


Taloara Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe (Gambar 2).

Gambar 2. Kantor KPH Unit III SATAL-SITARO

5
B. Struktur Organisasi
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Unit III SATAL-SITARO dalam
oprasionalnya diembankan mandat untuk menjaga dan melindungi kawasan
Hutan Lindung dan Hutan Produksi di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe,
Kabupaten Kepulauan Talaud, dan Kabupaten Kepulauan Sitaro. KPH dipimpin
oleh seorang pejabat eselon III; Djainudi Janis, S. IP.. Kepala KPH
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas Kehutanan Daerah
Provinsi Sulawesi Utara.
KPH Unit III SATAL-SITARO digerakan oleh tiga orang pejabat eselon IV
dan 30 orang staf (Gambar 3.). Kelompok jabatan fungsional di KPH Unit III
SATAL-SITARO terdiri atas polisi kehutanan dan penyuluh kehutanan.

Gambar 3. Struktur Organisasi KPH Unit III SATAL-SITARO

6
C. Visi dan Misi
1. Visi
Masyarakat Berdaya, Terlibat dan Sejahtera dalam Mengelola Hutan
2. Misi
• Memantapkan kuantitas dan kualitas SDM KPH Unit III yang
tangguh, berdaya saing dan profesional.
• Memantapkan sarana dan prasarana operasional KPH
• Memantapkan kepastian hukum kawasan hutan dengan
melaksanakan pemantapan kawasan hutan berupa
rekonstruksi batas kawasan hutan, dengan maksud untuk
menghindari konflik tenurial kawasan hutan dengan
masyarakat maupun pemangku kepentingan lainnya.
• Mewujudkan KTH yang profesional dengan memberdayakan
dalam pemanfaatan potensi sumber daya hutan.
• Mewujudkan upaya pengelolaan hutan dengan melaksanakan
RHL dan perhutanan sosial
• Menjalin hubungan kerja sama dengan pihak lain dalam
pengelolaan kawasan hutan.
D. Moto

HUTAN LESTARI BERWAWASAN BAHARI

7
BAB III

IDENTIFIKASI ISU DAN RANCANGAN AKTUALISASI


NILAI-NILAI DASAR PNS

A. Indentifikasi Isu Kontemporer


Isu merupakan suatu masalah yang terjadi dalam suatu organisasi,
lembaga atau kelompok yang membutuhkan solusi. Dalam pelaksanaan tujuan
dan fungsi instansi UPTD KPH Unit III SATAL-SITARO, terdapat beberapa isu
kontemporer antara lain;
1. Tidak optimalnya pengamanan kawasan hutan pada wilayah kerja,
2. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan belum optimal,
3. Rehabilitasi kawasan hutan belum optimal,
4. Pembinaan jabatan fungsional belum optimal dalam manajemen ASN,
5. Pembukaan peluang investasi bidang kehutanan belum optimal.

Kelima isu kontemporer dianalisis dengan matriks APKL dengan


penjelasan sebagai berikut:
1. Aktual (A): adalah isu yang sedang hangat dibicarakan atau yang
diperkirakan akan segera terjadi.
2. Problematik (P): adalah isu yang menarik dan mendesak.
3. Khalayak (K): adalah isu yang menyangkut hajat/hidup orang banyak,
bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil
orang.
4. Layak (L): adalah isu yang masuk akal, pantas, realistis, sesuai
kewenangan.
Penilaian isu kontemporer menggunakan pembobotan,dengan rentan nilai 1-
5. Tiap nilai memiliki deskripsi sebagai berikut;

• Angka 1: Tidak (aktual/problematik/khalayak/layak),


• Angka 2: Kurang (aktual/problematik/khalayak/layak),
• Angka 3: Cukup (aktual/problematik/khalayak/layak),

8
• Angka 4: aktual/problematik/khalayak/layak,
• Angka 5: Sangat (aktual/problematik/khalayak/layak)

Tabel 1. Identifikasi isu kontemporer dengan teknik APKL

No Isu Kontemporer A P K L JMLH KET

Belum optimalnya pengamanan


1 kawasan hutan di wilayah kerja UPTD 5 5 5 5 20 I
KPH Unit III SATAL-SITARO

Pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat sekitar hutan belum optimal
2 4 4 5 5 18 II
di wilayah kerja UPTD KPH Unit III
SATAL-SITARO

Rehabilitasi kawasan hutan belum


3 optimal di wilayah kerja UPTD KPH Unit 4 4 5 3 16 II
III SATAL-SITARO

Pembukaan peluang investasi bidang


4 kehutanan di wilayah UPTD KPH III 3 3 4 3 13 III
SATAL-SITARO belum optimal

Pembinaan jabatan fungsional belum


5 optimal dalam manajemen ASN UPTD 4 3 2 2 11 IV
KPH Unit III SATAL-SITARO

1. Belum optimalnya pengamanan kawasan hutan di wilayah kerja


UPTD KPH Unit III SATAL-SITARO.
• Aktual
Diberikan nilai 5 (sangat aktual). dinilai menjadi isu yang
sangat aktual, karena aktifitas illegal dalam kawasan hutan
menjadi salah satu permasalah utama dalam pengelolaan
kawasan hutan.
• Problematik
Diberikan nilai 5 (sangat mendesak). Pengamanan kawasan
hutan merupakan kebutuhan yang sangat mendesak,

9
dikarenakan dampak dari gagalnya upaya pengamanan
hutan adalah kehilangan dan rusaknya sumber daya hutan.
• Khalayak
Diberikan nilai 5 (sangat khalayak). Hilang dan rusaknya
kawasan hutan akan mempengaruhi daya dukung kehidupan
bagi masyarakat serta bisa berakibat bencana alam seperti
banjir dan tanah longsor.
• Layak
Diberikan nilai 5 (sangat layak). Isu ini menjadi sangat layak
untuk dibahas guna mewujudkan upaya pengamanan
kawasan hutan yang efektif dan efisien serta bisa diwujudkan
dan dilaksanakan oleh staf ditingkat tapak.
2. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan belum
optimal di kawasan hutan UPTD KPH Unit III SATAL-SITARO.
• Aktual
Diberikan nilai 4 (aktual). Pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat sekitar hutan belum optimal tapi tidak terjadi
secara menyeluruh di kawasan hutan UPTD KPH Unit III
SATAL-SITARO. Hal ini membuat Isu ini aktual dalam upaya
pemberdayaan masyarakat sekitar hutan karena tidak
dibahas diseluruh wilayah.
• Problematik
Diberikan nilai 4 (mendesak). Pemberdayaan masyarakat
sekitar hutan merupakan kebutuhan yang mendesak. Hal ini
dikarenakan masyarakat secara langsung beraktifitas di
sekitar dan di dalam kawasan hutan, meskipun tidak seluruh
masyarakat pekerjaan utamanya bergantung pada hutan.
• Khalayak
Diberikan nilai 5 (sangat khalayak). Dalam pengelolaan
kawasan hutan, masyarakat perlu menjadi subjek

10
pengelolaan, sehingga pemberdayaan masyarakat
mempengaruhi kehidupan khalayak umum.
• Layak
Diberikan nilai 5 (sangat layak). Isu ini pantas dan penting
untuk dibahas, agar upaya kolaboratif antara pemerintah dan
masyarakat bisa tercapai.
3. Pelaksanaan rehabilitasi kawasan hutan belum optimal di wilayah
kerja UPTD KPH Unit III SATAL-SITARO.
• Aktual
Diberikan nilai 4 (aktual). Masalah ini aktual, dikarenakan
jumlah kawasan hutan yang berubah fungsinya, terus
bertambah meski lajunya tetap dapat dikendalikan.
• Problematik
Diberikan nilai 4 (mendesak). Isu ini menarik dan mendesak
karena meskipun jumlah wilayah rehabilitasi cenderung tidak
representatif, tapi upaya ini tetap diprogramkan tiap
tahunnya.
• Khalayak
Diberikan nilai 5 (sangat khalayak). Hal ini dikarenakan
dalam pelaksanaannya, kegiatan ini mampu menyediakan
lapangan kerja bagi masyarakat serta mampu mengedukasi
masyarakat akan pentingnya kawasan hutan.
• Layak
Diberikan nilai 3 (cukup layak). Kegiatan ini cukup layak
dibahas. hal ini dikarenakan, wewenang untuk penentuan
jumlah luasan dan prioritas pelaksanaan rehabilitasi ada
pada UPTD Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
dalam hal ini Badan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung
Tondano. UPTD KPH Unit III berkontribusi dalam pengusul
luasan dan lokasi kegiatan rehabilitasi kawasan hutan.

11
4. Pembukaan peluang investasi bidang kehutanan di wilayah UPTD
KPH III SATAL-SITARO belum dilaksanakan secara optimal.
• Aktual
Diberikan nilai 3 (cukup aktual). Permasalah ini cukup aktual
dikarenakan tuntutan pelaksanaan kebijakan perhutanan
sosial, namun kondisi kawasan hutan di wilayah kerja UPTD
KPH Unit III SATAL-SITARO tidak terdapat hutan produksi,
sehingga birokrasi dalam pengurusan izin berusaha lebih
rumit.
• Problematik
Diberikan nilai 3 (cukup mendesak). Permasalahan ini cukup
mendesak, karena tidak cukup kaitannya dengan kelestarian
kawasan hutan.
• Khalayak
Diberikan nilai 4 (khalayak). Hal ini karena dengan adanya
investasi dibidang kehutanan, akan memberi dampak yang
luas terhadap perekonomian masyarakat sekitar hutan yang
terdampak saja, seperti tersedianya lapangan kerja.
• Layak
Diberikan nilai 3 (cukup layak). Hal ini karena wewenang
investasi bidang kehutanan di Sulawesi Utara ditentukan
oleh Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Utara.
UPTD KPH Unit III hanya melaksanakan fungsi koordinasi
dan kontrol.
5. Pembinaan jabatan fungsional belum optimal dalam manajemen
ASN UPTD KPH Unit III SATAL-SITARO.
• Aktual
Diberikan nilai 4 (aktual). Isu ini aktual karena di KPH Unit III
SATAL-SITARO terdapat sembilan orang calon pegawai
negeri sipil (CPNS) dengan jabatan fungsional tertentu.

12
• Problematik
Diberikan nilai 3 (cukup mendesak). Permasalahan ini cukup
mendesak, karena untuk pemaksimalan pelaksanaan tugas
dan fungsi sesuai dengan permintaan formasi kebutuhan
pegawai.
• Khalayak
Diberikan nilai 2 (kurang khalayak). Hal ini disebapkan oleh
jumlah pegawai yang terdampak hanya CPNS yang
berjumlah 9 orang.
• Layak
Diberikan nilai 2 (kurang layak). Permasalahan ini kurang
layak, karena UPTD KPH Unit III SATAL-SITARO tidak
berwenang dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
dasar. Wewenang yang diberikan hanya dalam ranah
pemberian informasi dan pengusulan terkait pendidikan dan
pelatihan dasar.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan matriks APKL tersebut
maka yang menjadi isu kontemporer utama/prioritas adalah Belum optimalnya
pengamanan kawasan hutan di wilayah kerja UPTD KPH Unit III SATAL-
SITARO.

B. Analisis dan Pemecahan Masalah


Analisis dan pemecahan masalah Rancangan/Laporan Aktualisasi dan
Habituasi Nilai-nilai Dasar PNS menggunakan pendekatan hubungan kausal
dengan teknik Tree Analysis (Analisis Pohon). Belum optimalnya pengamanan
kawasan hutan UPTD KPH Unit III SATAL-SITARO menjadi isu kontemporer
utama terkait dengan core pelayanan di bidang pengamanan kawasan hutan.
diakibatkan oleh masalah utama sistem patroli pengamanan di kawasan hutan
UPTD KPH Unit III SATAL-SITARO. Hasil analisis lebih jauh menunjukkan
bahwa masalah utama ini disebabkan beberapa variable penyebab:

13
1. Timpangnya jumlah sumber daya manusia dengan luasan wilayah
kawasan hutan yang dikelolah,
2. Kurangnya kolaborasi dengan masyarakat dan pemangku
kepentingan,
3. Manajemen patroli pengamanan belum optimal.
Hasil analisis menunjukkan bahwa yang menjadi variable penyebab
prioritas adalah Manajemen patroli pengamanan belum optimal. Analisis
terhadap variable penyebab ini menunjukkan beberapa indikator penyebab,
antara lain:
1. Penentuan lokasi patroli pengamanan belum efektif dan efisien,
2. Monitoring dan evaluasi dalam setiap pelaksanaan patroli
pengamanan tidak berjalan dengan baik,
3. Belum adanya sistem database dalam patroli pengamanan hutan.
Hasil analisis terhadap ketiga indikator penyebab menunjukkan bahwa
belum adanya sistem database dalam patroli pengamanan menjadi indikator
penyebab yang paling dominan terhadap variable penyebab masalah di atas.
Secara terstruktur, perumusan masalah berdasarkan tree analisis dapat dilihat
pada gambar 4. Hasil perumusan masalah ini menjadi panduan untuk
menentukan sasaran dan kegiatan alternatif sebagai pemecahan masalah.
Pohon sasaran digunakan untuk menentukan pemecahan terhadap
permasalahan yang dihadapi. Pohon sasaran (Gambar 5) merupakan
pernyataan positif suatu keadaan atau tujuan yang hendak dicapai
berdasarkan analisis permasalahan. Melalui pohon sasaran kita bisa memiliki
pandangan indikator permasalahan yang bisa diaktualisasikan sesuai
wewenang. Selanjutnya dibuat pohon alternatif, guna menjabarkan indikator
masalah kedalam tiga kegiatan kreatif.

14
Gambar 4. Hasil analisis pohon masalah menggunakan tree analisis.

Pohon alternatif mengidentifikasi kegiatan kreatif yang akan


dilaksanakan, dalam rangka mencapai analisi pohon sasaran. Pohon alternatif
(Gambar 3) menghasilkan empat kegiatan kreatif yang dapat diaktualisasikan,
sesuai wewenang antara lain:
1. Melaksanakan sosialisasi terkait manfaat Aplikasi SMART Patrol
Resort Base (SMART Patrol RBM) Manajemen di UPTD KPH Unit
III SATAL-SITARO.
2. Desiminasi penggunaan Aplikasi SMART Patrol RBM pada operator
UPTD KPH III SATAL-SITARO
3. Membuat panduan pengambilan data patroli menggunakan Aplikasi
SMART Patrol RBM.

15
4. Membuat format pelaporan hasil patroli berbasis Aplikasi SMART
Patrol RBM.

Gambar 5. Hasil analisis pohon sasaran menggunakan tree analisis

Melalui aktualisasi empat kegiatan kreatif pada pohon alternatif (Gambar


6), diharapkan dapat mewujudkan indikator adanya sistem database dalam
patroli pengamanan hutan. Dengan tercapainya indikator sasaran ini, maka
terciptanya manajemen patroli pengamanan yang optimal dapat diwujudkan.
Sehingga sasaran utama yakni adanya sistem patroli pengamanan di kawasan
hutan UPTD KPH Unit III SATAL-SITARO yang memadai mampu mencapai
akibat sasaran utama yaitu Optimalnya pengamanan kawasan hutan di wilayah
kerja UPTD KPH Unit III SATAL-SITARO.

16
Gambar 6. Hasil analisis pohon alternatif menggunakan tree analisis

C. Nilai-nilai Dasar PNS


PNS yang bertindak sebagai Aparatur Sipil Negara sepantasnya harus
memiliki nilai-nilai dasar, berdasarkan UUD Nomor 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara mengenai Fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu Bangsa. Core
Values PNS berperan sebagai panduan berpikir, bertutur dan berperilaku.
Adapun core values PNS ini diimplementasikan dalam kata “BerAKHLAK” yang
merupakan akronim dari: berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten,
harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif. Adapun nilai dasar profesi PNS Ber-
AKHLAK tersebut adalah sebagai berikut:

1. Berorientasi Pelayanan yaitu Keinginan memberikan pelayanan prima


demi kepuasan masyarakat. Indikator nilai dasar Berorientasi Pelayanan yaitu

17
memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, Ramah, cekatan, solutif,
dan dapat diandalkan, melakukan perbaikan tiada henti.

2. Akuntabel, yaitu Bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan. In-


dikator nilai dasar Akuntabel yaitu melaksanakan tugas dengan jujur, ber-
tanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi, menggunakan
kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan
efesien, tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

3. Kompeten yaitu Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Indikator


nilai dasar Kompeten yaitu meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain belajar, melaksanakan
tugas dengan kualitas terbaik.

4. Harmonis yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan. Indikator nilai da-
sar Harmonis yaitu menghargai setiap orang apapun latar belakangnya, suka
menolong orang ain, membangun lingkungan kerja yang kondusif.

5. Loyal yaitu Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan


negara. Indikator nilai dasar Loyal yaitu Memegang teguh Ideologi Pan-casila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI serta
pemerintahan yang Sah, menjaga nama baik sesame ASN, Pim-pinan, Instansi
dan Negara, menjaga rahasia jabatan dan rahasia negara.

6. Adaptif yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta


menghadapi perubahan. Indikator nilai dasar Adaptif yaitu cepat me-
nyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengem-bangkn
kreativitas, bertindak proaktif.

7. Kolaboratif yaitu membangun kerjasama yang sinergis. Indikator nilai dasar


yaitu memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi,
terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah, menggerak-kan
pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

18
D. Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS

Unit Kerja : Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi


Utara, UPTD KPH Unit III Sangihe, Talaud,
Sitaro.
Identifikasi Isu : 1. Penentuan lokasi patroli pengamanan
belum efektif dan efisien,
2. Monitoring dan evaluasi dalam setiap
pelaksanaan patroli pengamanan tidak berjalan
baik,
3. Belum adanya sistem database dalam
patroli pengamanan hutan.
Isu yang diangkat : Belum adanya sistem database dalam patroli
pengamanan di UPTD KPH Unit III Sangihe,
Talaud, Sitaro.
Gagasan Pemecahan : Adanya sistem database dalam patroli
Isu pengamanan hutan.

19
Tabel 2. Rancangan Aktualisasi

Kontribusi Penguatan
Ketertarikan Substansi
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi & Moto/Slogan
Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Melaksanakan Koordinasi dan Tersedianya: Berorientasi Pelayanan Kontribusi dalam Kegiatan ini
Sosialisasi konsultasi dengan • Dokumentasi • Sopan dalam visi: Masyarakat menguatkan
Terkait Manfaat Kepala UPTD KPH Kegiatan menyampaikan Berdaya, Terlibat Nilai: Hutan
Aplikasi SMART Unit III SATAL- • Notulensi hasil pendapat dan Sejahtera Lestari.
Patrol Resort SITARO koordinasi Akuntabel Dalam Mengelola
Base Manajemen • Datang Tepat Waktu Hutan.
di UPTD KPH Loyal
Unit III SATAL- • Memberikan Kontribusi dalam
SITARO penjelasan dengan misi:
lengkap • Memantapkan
• Menjaga kerahasiaan kuantitas dan
hasil konsultasi yang kualitas SDM
tidak boleh diketahui KPHL Unit III
pihak lain. yang tangguh,
berdaya saing
dan
professional.
• Memantapkan
sarana
prasarana
operasional
KPH.
Persiapan Alat dan Tersedianya: Akuntabel Kontribusi dalam Kegiatan ini
Bahan Sosialisasi • Aplikasi SMART • Mempersiapkan visi: Masyarakat menguatkan
Patrol Resort Base bahan presentasi Berdaya, Terlibat Nilai: Hutan
Manajemen dengan cermat dan dan Sejahtera Lestari.
• Bahan Presentasi efisien Dalam Mengelola
Adaptif Hutan.

20
• Menggunakan aplikasi
untuk menunjang Kontribusi dalam
kegiatan patroli misi:
pengamanan • Memantapkan
Kompeten kuantitas dan
• Mempelajari dan kualitas SDM
mendalami Aplikasi KPHL Unit III
SMART Resort Base yang tangguh,
Manajemen berdaya saing
dan
professional.
• Memantapkan
sarana
prasarana
operasional
KPH.
Publikasi kegiatan Tersedianya: Adaptif Kontribusi dalam Kegiatan ini
di media sosial • Desain bahan • Menggunakan media visi: Masyarakat menguatkan
UPTD KPH Unit III postingan di sosial untuk mebaagi Berdaya, Terlibat Nilai: Hutan
SATAL- Instagram informasi dan Sejahtera Lestari.
SITARO. Harmonis Dalam Mengelola
• Membagi informasi Hutan.
kepada teman sejawat
dan masyarakat Kontribusi dalam
Kolaboratif misi:
• Bekerjasama dengan • Memantapkan
tim media sosial kuantitas dan
kualitas SDM
KPHL Unit III
yang tangguh,
berdaya saing
dan
professional.
• Memantapkan
sarana

21
prasarana
operasional
KPH.
2 Desiminasi Persiapan Alat dan Tersedianya: Akuntabel Kontribusi dalam Kegiatan ini
Penggunaan Bahan Pemaparan • Bahan Presentasi • Mempersiapkan visi: Masyarakat menguatkan
Aplikasi SMART Aplikasi SMART • Aplikasi SMART bahan presentasi Berdaya, Terlibat Nilai: Hutan
Patrol Resort Resort Base Patrol Resort Base dengan cermat dan dan Sejahtera Lestari.
Base Manajemen Manajemen efisien Dalam Mengelola
Manajement Adaptif Hutan.
Pada Operator • Menggunakan aplikasi
UPTD KPH Unit untuk menunjang Kontribusi dalam
III SATAL- kegiatan patroli misi:
SITARO pengamanan • Memantapkan
Kompeten kuantitas dan
• Mempelajari dan kualitas SDM
mendalami Aplikasi KPHL Unit III
SMART Resort Base yang tangguh,
Manajemen berdaya saing
dan
professional.
• Memantapkan
sarana
prasarana
operasional
KPH.
Membuat Data Tersedianya: Akuntabel Kontribusi dalam Kegiatan ini
Model UPTD KPH • Data Model • Dengan cermat dan visi: Masyarakat menguatkan
Unit III SATAL- bertanggung jawab Berdaya, Terlibat Nilai: Hutan
SITARO mebuat data model dan Sejahtera Lestari.
Adaptif Dalam Mengelola
• Berinovasi dengan Hutan.
mebuat data model
khusus untuk UPTD Kontribusi dalam
KPH Unit III SATAL- misi:
SITARO

22
Kompeten • Memantapkan
• Menjadi media kuantitas dan
pembelajar buat kualitas SDM
teman sejawat KPHL Unit III
yang tangguh,
berdaya saing
dan
professional.
• Memantapkan
sarana
prasarana
operasional
KPH.
Latihan bersama Tersedianya: Berorientasi Pelayanan Kontribusi dalam Kegiatan ini
penggunaan • Data Model • Melayani pertanyaan visi: Masyarakat menguatkan
Aplikasi SAMRT • Surat Tugas para peserta dengan Berdaya, Terlibat Nilai: Hutan
Resort Base Penunjukan sopan dan Sejahtera Lestari.
Manajemen Operator Aplikasi Kolaboratif Dalam Mengelola
SMART Patrol • Bekerjasama dengan Hutan.
Resort Base teman sejawat dan
Manajemen saling membantu. Kontribusi dalam
• Dokumentasi Akutabel misi:
Kegiatan • Disiplin dalam latihan • Memantapkan
bersama kuantitas dan
kualitas SDM
KPHL Unit III
yang tangguh,
berdaya saing
dan
professional.
• Memantapkan
sarana
prasarana
operasional
KPH.

23
3 Membuat Diskusi Dengan Tersedianya: Berorientasi Pelayanan Kontribusi dalam Kegiatan ini
panduan Pimpinan • Dokumentasi • Sopan dalam visi: Masyarakat menguatkan
pengambilan Mengenai Kegiatan menyampaikan Berdaya, Terlibat Nilai: Hutan
data patroli Kebutuhan Data • Notulensi Hasil pendapat dan Sejahtera Lestari.
menggunakan yang Perlu Diambil Diskusi Akuntabel Dalam Mengelola
Aplikasi SMART Saat Patroli • Datang Tepat Waktu Hutan.
Resort Base Kolaboratif
Manajemen • Saling memberi Kontribusi dalam
masukan. misi:
• Memantapkan
kuantitas dan
kualitas SDM
KPHL Unit III
yang tangguh,
berdaya saing
dan
professional.
• Memantapkan
sarana
prasarana
operasional
KPH.
Merinci Kebutuhan Tersedianya: Adaptif Kontribusi dalam Kegiatan ini
Data Untuk • Daftar Jenis Data • Proaktif dalam bekerja visi: Masyarakat menguatkan
Kegiatan Patroli Kegiatan Patroli Akuntabel Berdaya, Terlibat Nilai: Hutan
Pengamanan Pengamanan • Melaksanakan tugas dan Sejahtera Lestari.
dengan penuh Dalam Mengelola
tanggung jawab Hutan.
Loyal
• Menjabarkan seluruh Kontribusi dalam
hasil diskusi dengan misi:
pimpinan • Memantapkan
kuantitas dan
kualitas SDM
KPHL Unit III

24
yang tangguh,
berdaya saing
dan
professional.
• Memantapkan
sarana
prasarana
operasional
KPH.
Menyampaikan Tersedianya: Harmonis Kontribusi dalam Kegiatan ini
Hasil Perincian • Poster Kebutuhan • Menyampaikan visi: Masyarakat menguatkan
Kebutuhan Data Jenis Data yang informasi pada rekan Berdaya, Terlibat Nilai: Hutan
Kepada Petugas Harus Diambil di sejawat dengan sopan dan Sejahtera Lestari.
Lapangan Lewat Lapangan. dan ramah Dalam Mengelola
Media Poster Adaptif Hutan.
• Kreatif dalam
mendesai poster Kontribusi dalam
Kompeten misi:
• Menjadi media • Memantapkan
pembelajaran buat kuantitas dan
teman sejawat kualitas SDM
KPHL Unit III
yang tangguh,
berdaya saing
dan
professional.
• Memantapkan
sarana
prasarana
operasional
KPH.
4 Membuat format Diskusi Dengan Tersedianya: Berorientasi Pelayanan Kontribusi dalam Kegiatan ini
pelaporan hasil Pimpinan • Dokumentasi • Sopan dalam visi: Masyarakat menguatkan
patroli berbasis Mengenai Kegiatan menyampaikan Berdaya, Terlibat Nilai: Hutan
Aplikasi SMART Kebutuhan Data pendapat dan Sejahtera Lestari.

25
Patrol Resort yang Perlu • Notulensi Hasil Akuntabel Dalam Mengelola
Base Manajemen Ditampilkan Dalam Diskusi • Datang Tepat Waktu Hutan.
Laporan Kolaboratif
• Saling menangapi Kontribusi dalam
secara objektif misi:
• Memantapkan
kuantitas dan
kualitas SDM
KPHL Unit III
yang tangguh,
berdaya saing
dan
professional.
• Memantapkan
sarana
prasarana
operasional
KPH.
Membuat Format Tersedianya: Akuntabel Kontribusi dalam Kegiatan ini
Laporan Dalam • Format Laporan • Cermat dalam visi: Masyarakat menguatkan
Aplikasi SMART SMART Patrol membuat format Berdaya, Terlibat Nilai: Hutan
Resort Base Resort Base laporan dan Sejahtera Lestari.
Manajemen Manajemen Adaptif Dalam Mengelola
• Melaksanakan tugas Hutan.
dengan proaktif
Kompeten Kontribusi dalam
• Melakukan efisiensi misi:
pelaporan • Memantapkan
kuantitas dan
kualitas SDM
KPHL Unit III
yang tangguh,
berdaya saing
dan
professional.

26
• Memantapkan
sarana
prasarana
operasional
KPH.
Membagi Format Tersedianya: Harmonis Kontribusi dalam Kegiatan ini
Pelaporan Sesuai • File Format • Menyampaikan visi: Masyarakat menguatkan
Hasil Perincian Pelaporan informasi pada rekan Berdaya, Terlibat Nilai: Hutan
Kebutuhan Data sejawat dengan sopan dan Sejahtera Lestari.
Kepada Operator dan ramah Dalam Mengelola
Adaptif Hutan.
• Proaktif dalam
berkomunikasi dengan Kontribusi dalam
operator misi:
Kompeten • Memantapkan
• Menjadi media kuantitas dan
pembelajaran buat kualitas SDM
teman sejawat KPHL Unit III
yang tangguh,
berdaya saing
dan
professional.
• Memantapkan
sarana
prasarana
operasional
KPH.

27
E. Jadwal Rencana Aktualisasi

Tabel 3. Jadwal Rencana Aktualisasi


Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan September Oktober Output
M.III M.IV M.I M.II
1 Melaksanakan • Dokumentasi Kegiatan
Sosialisasi Terkait Manfaat • Notulensi hasil
Aplikasi SMART Patrol koordinasi
Resort Base Manajemen di • Aplikasi SMART Patrol
UPTD KPH Unit III SATAL- Resort Base Manajemen
SITARO • Bahan Presentasi
• Desain bahan postingan
di Instagram
2 Desiminasi Penggunaan • Bahan Presentasi
Aplikasi SMART Patrol • Aplikasi SMART Patrol
Resort Base Manajement Resort Base Manajemen
Pada Operator UPTD KPH • Data Model
Unit III SATAL-SITARO • Surat Tugas Penunjukan
Operator Aplikasi
SMART Patrol

3 Membuat panduan • Dokumentasi Kegiatan


pengambilan data patroli • Notulensi Hasil Diskusi
menggunakan Aplikasi • Daftar Jenis Data
SMART Resort Base Kegiatan Patroli
Manajemen Pengamanan

4 Membuat format pelaporan • Dokumentasi Kegiatan


hasil patroli berbasis • Notulensi Hasil Diskusi
Aplikasi SMART Patrol • Format Laporan SMART
Resort Base Manajemen Patrol Resort Base
Manajemen
• File Format Pelaporan

28

Anda mungkin juga menyukai