Anda di halaman 1dari 48

ABILITY TO PAY

Wita Meutia, ST, MT


Nama : Wita Meutia, ST. MT
Pekerjaan : Staf Pengajar di Prodi Teknik Sipil, FT-Universitas Pancasila
E-mail : wita.meutia@univpancasila.ac.id

Pendidikan
2013 - 2015 : Magister Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat
2007 - 2013 : S1 Teknik Sipil, Universitas Riau

Pengalaman Pekerjaan
2016 – sekarang : Staf Pengajar di Prodi Teknik Sipil, FT-Universitas Pancasila
2020 : Anggota tim ahli dalam pekerjaan Kajian Lalu Lintas pada Ruas Jalan Tol Pondok Aren-Serpong
2017 : Anggota tim ahli dalam pekerjaan Penyusunan Bahan Konsultansi Teknik Pelaksanaan Jalan Daerah
2016 : Anggota tim ahli dalam pekerjaan Kajian dan Perencanaan Simpang Tak Sebidang (STS) X-1

Penelitian
2018: Model Sirkulasi Terminal Tipe A (Studi Kasus Terminal Indihiang, Tasikmalaya)
2018: Model Sirkulasi Terminal Tipe A (Studi Kasus Terminal Tirtonadi)
2019: Analisa Kinerja Fasilitas Pelayanan Stasiun Manggarai terhadap Kepuasan Penumpang
2020: Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Rute Berjalan Terbaik Mahasiswa (Studi Kasus Jalur Pedestrian Fakultas Teknik Universitas Pancasila)
2020: Dynamic System Modeling in the Selection of Regency Road Pavement Construction Types
2020: Analisis Persepsi Mahasiswa terhadap Jalur Pendestrian Kampus (Studi Kasus Jalur Pendestrian Universitas Pancasila)
2021: Persepsi Pejalan Kaki terhadap Fasilitas Penyebrangan
OUTLINE
Transportasi
Teori Permintaan
Tarif Transportasi
Ability to Pay
Teknik Survei
Contoh Penelitian ATP

PRESENTATION TITLE 3/11/2022 3


TRANSPORTASI

PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 4


TRANSPORTASI
• Transportasi : adalah suatu usaha atau cara atau aktivitas untuk memindahkan atau
mengangkut orang atau barang dari suatu tempat (Origin) ke tempat lain (Destination)
dengan aman, nyaman, lancar dan terjangkau.
• Agar orang atau barang dapat mencapai tujuan dalam kondisi tersebut maka perlu didukung
dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan yang bersangkutan.
• Untuk kebutuhan akan jasa transportasi ini maka harus dilihat siapa yang akan
menggunakan jasa ini, untuk apa dia ingin menggunakannya, bagaimana bentuk jasa yang
diinginkan serta berbagai pandangan yang mempengaruhi dan perlu diperhatikan.

5
TRANSPORTASI
Transportasi : adalah suatu usaha atau cara atau aktivitas untuk memindahkan
atau mengangkut orang atau barang dari suatu tempat (Origin) ke tempat lain
(Destination) dengan aman, nyaman, lancar dan terjangkau.

Rumah

Restoran
Kantor

Sekolah
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 6
Region A Region B
Product E Product A
Product E Product A

Peningkatan transportasi memperluas


No transport "jangkauan pasar" bisnis komersial
secara luar biasa; yakni lokasi menjadi
Product D Product B
Product D Product B lebih mudah diakses.

Product C
Product C
Region B
Region A Product A
Product E Product E

Product D

With Transport Product B

Product D
Product A

Product C

Product B
Spesialization Product C

7
PERTUMBUHAN EKONOMI

• Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
• Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi
suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

8
PERTUMBUHAN EKONOMI
• Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi :
• Sumber Daya Manusia (SDM), merupakan faktor yang penting dalam pembangunan.
SDM harus mempunyai kompetensi
• Sumber Daya Alam (SDA), sumber daya alam penting untuk proses pembangunan.
Tambang, mineral, hutan dll.
• Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, pola kerja dari manual dengan menggunakan mesin-
mesin canggih.
• Budaya, sebagai pembangkit atau pendorong pembangunan, ms sifat kerja keras, cerdas,
ulet, jujur, disiplin dll.
• Sumber Daya Modal, digunakan untuk mengolah SDA dan meningkatkan IPTEK, berupa
barang-barang modal untuk kelancaran pembangunan

9
FUNGSI TRANSPORTASI
Transportasi mempunyai fungsi ganda, yaitu:
o Mengangkut orang dan/atau barang dari suatu tempat (Origin) ke tempat lain (Destination)
dalam keadaan utuh atau baik,
o Mendorong pertumbuhan ekonomi karena ada nilai ekonomi yang terkandung dari mobilitas
ini.
Transportasi menghasilkan produk yang disebut jasa transportasi, dimana keperluan akan jasa
transportasi mengikuti perkembangan berbagai kegiatan yang terjadi disemua sektor ekonomi dan
kehidupan masyarakat.
Keperluan jasa transportasi akan meningkat sejalan dengan kegiatan ekonomi dan aktivitas
masyarakat (yang dikenal dengan mobilitas penduduk) juga meningkat, dan demikian sebaliknya.
Karena itu transportasi disebut juga sebagai derived demand.

10
FUNGSI TRANSPORTASI
o Untuk menunjang perkembangan ekonomi diperlukan keseimbangan antara penyediaan dan permintaan jasa
transportasi.

o Jika penyediaan jasa transportasi < permintaan maka akan terjadi kemacetan arus barang, yang akan
menimbulkan dampak negatif pada masyarakat, misalnya dalam hal ini harga akan melonjak.

o Sebaliknya jika penawaran > permintaan maka akan timbul persaingan yang tidak sehat, sehingga akan
mengakibatkan perusahaan angkutan merugi dan terpaksa menghentikan kegiatannya, yang pada akhirnya
penawaran jasa transportasi berkurang.

o Selanjutnya akan terjadi ketidak lancaran arus barang yang mengakibatkan harga melonjak.

o Untuk itulah jasa transportasi ini harus cukup tersedia untuk mendapatkan harga yang wajar dan terjangkau
pada daya beli masyarakat.

11
MANFAAT TRANSPORTASI

Place Utility : Time Utility

• Manfaat suatu barang/jasa yang dapat • Manfaat suatu barang/jasa yang dapat
dirasakan karena keberadaanya di tempat dirasakan karena keberadaanya di waktu
tertentu. tertentu.
Contoh: bahan pokok yang mudah busuk
Contoh: Batubara di Sumatera Selatan
(perishable goods), memerlukan jasa transportasi
terasa manfaatnya jika dibawa ke PLTU
untuk segera dimanfaatkan

12
MANFAAT TRANSPORTASI
Aspek Sosial
• Kemudahan bagi masyarakat untuk bepergian (sosial)

Aspek Ekonomi
• Meningkatkan kegiatan ekonomi, misalnya angkutan bahan baku dan
hasil produksi pabrik

Aspek Politik
• Menghubungkan daerah terpencil dan terisolir

Aspek Hankam
• Prasarana dan sarana transportasi dalam keadaan darurat dapat
digunakan untuk militer
13
KAJIAN TRANSPORTASI
Bidang Moda
• Umumnya melibatkan beberapa moda yang terkait

Multi Disiplin
• Melibatkan berbagai disiplin ilmu, mis : teknik, ekonomi, geografi, sosial politik, matematika, informatika dll

Multi Sektor
• Melibatkan berbagai instansi (lembaga) terkait, mis. LLAJ, BPN, Dinas Tata Kota, Dinas Pendapatan Daerah dll

Multi Masalah
• Permasalahan beragam dan mempunyai dimensi yang luas

PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 14


TRANSPORTASI

ORIGIN
Objek yang
DESTINATION
diangkut: Orang/
Barang

15
TEORI PERMINTAAN

PRESENTATION TITLE 16
2/11/20XX
o Permintaan adalah deskripsi dari semua jumlah
barang atau jasa yang ingin dibeli pembeli dengan
harga apapun.
o Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang
ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada
berbagai tingkat harga dan pada waktu tertentu.
o Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan
antara jumlah permintaan dan harga.

4/6/2022 17
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN
1. Harga Barang Itu Sendiri
2. Harga Barang Lain
3. Tingkat Pendapatan
4. Selera atau Kebiasaan
5. Jumlah Penduduk
6. Perkiraan Harga di Masa Mendatang
7. Usaha-Usaha Produsen meningkatkan Penjualan

PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 18


TARIF TRANSPORTASI

PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 19


TARIF JASA ANGKUTAN

• Tarif adalah harga jasa angkutan yang harus • Berdasarkan UU nomor 22 Tahun 2009, tarif
dibayar oleh pengguna jasa, baik melalui penumpang untuk angkutan orang dalam trayek
mekanisme perjanjian sewa menyewa, tawar terdiri dari tarif kelas ekonomi dan tarif kelas
menawar maupun ketetapan pemerintah. (Warpani, non ekonomi
2002)
• Tarif yang ideal adalah tarif yang serendah
mungkin, namun masih tetap menghasilkan
penerimaan yang jauh lebih besar dari biaya
operasi sehingga menghasilkan laba yang layak
bagi pengusaha

PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 20


TARIF
o Penetapan tarif kelas ekonomi dilakukan oleh:
• Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasrana lalu lintas dan angkutan orang
yang melayani trayek antar kota antar provinsi, angkutan perkotaan dan angkutan perdesaan yang
wilayah pelayanannya melampui wilayah provinsi

• Gubernur untuk angkutan orang yang melayani trayek antarkota dalam provinsi serta angkutan
perkotaan dan pedesaan yang melampaui batas satu kabupaten/kota dalam satu provinsi

• Bupati untuk angkutan kota yang melayani trayek antarkota dalam kabupaten serta angkutan
perotaan dan pedesaan yang wilayah pelayanannya dalam kabupaten

• Walikota untuk angkutan orang yang melayani trayek angkutan perkotaan yang wilayah
pelayanannya dalam kota.

o Penetapan tarif kelas non ekonomi dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.

21
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TARIF

1. Kelangsungan hidup dan pengembangan usaha jasa angkutan


2. Daya beli masyarakat pada umumnya
3. Tingkat bunga modal
4. Jangka waktu pengembalian modal
5. Biaya masyarakat (social cost) yang ditimbulkan karena operasi jasa angkutan

22
SEKTOR YANG BERPERAN TERHADAP TARIF

Pemerintah Operator Masyarakat


o Mengatur regulasi terkait tarif o Menyediakan jasa transportasi o Menggunakan jasa
transportasi
o Menentukan batas atas dan
batas bawah tarif o Terdiri dari berbagai macam
kemampuan ekonomi
o Mengontrol operator
o Menjamin terpenuhinya
transportasi masyarakat.

23
TARIF BATAS
Tarif Batas Bawah Tarif Batas Atas
o Tarif minimal o Tarif maksimal yang boleh ditetapkan
o Dipengaruhi oleh BOK o Dipengaruhi oleh Ability to Pay (ATP)
o Tujuan Menjegah terjadinya pengorbanan aspek o Tujuan: Agar tarif masih dapat terjangkau
keselamatan dalam rangka mencapai tarif
murah.

24
ABILITY TO PAY

PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 25


ABILITY TO PAY
o Ability To Pay (ATP) adalah kemampuan seseorang untuk membayar jasa
pelayanan yang diterimanya berdasarkan penghasilan yang dianggap ideal.
o Pendekatan yang digunakan dalam analisis ATP didasarkan pada alokasi biaya
untuk transportasi dan intensitas perjalanan pengguna.
o Besar ATP adalah rasio anggaran untuk untuk transportasi dengan intensitas
perjalanan. Besaran ini menunjukkan kemampuan masyarakat dalam membayar
ongkos perjalanan yang dilakukannya

26
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ABILITY TO PAY

o Besarnya penghasilan
o Total biaya transportasi
o Intensitas perjalanan
o Jumlah anggota keluarga

27
PERHITUNGAN ATP

• Menggunakan metode household budget.


𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙.𝑃𝑃𝑃𝑃.𝑃𝑃𝑃𝑃
𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟/𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇

ATPresp = ATP responden berdasarkan jenis pekerjaan (Rp/Resp/Trip)


Irs = Pendapatan responden per bulan (Rp/bulan)
Pp = Persentase pengeluaran untuk transportasi per bulan dari pengeluaran total responden
Pt = Persentase penggunaan jasa transportasi dari pengeluaran untuk transportasi
Trs = Total perjalanan per bulan per trip (Trip/Resp/bulan)
HUBUNGAN ATP DAN WTP

Kondisi ini menunjukkan, bahwa kemampuan membayar lebih


ATP besar dari pada keinginan membayar jasa tersebut. Ini terjadi bila
pengguna mempunyai penghasilan yang relatif tinggi tetapi
utilitas terhadap jasa tersebut relatif rendah, pengguna pada
WTP kondisi ini disebut choiced riders.

Kondisi ini merupakan kebalikan dari kondisi di atas, keinginan


pengguna untuk membayar jasa tersebut lebih besar dari pada
WTP kemampuan membayarnya. Hal ini memungkinkan terjadi bagi
pengguna yang mempunyai penghasilan yang relatif rendah tetapi
utilitas terhadap jasa tersebut sangat tinggi, sehingga keinginan
ATP pengguna untuk membayar jasa tersebut cenderung lebih
dipengaruhi oleh utilitas, pada kondisi ini pengguna disebut captive
riders.

Kondisi ini menunjukkan, bahwa antara kemampuan dan


ATP/WTP keinginan membayar jasa yang dikonsumsi pengguna tersebut
sama. Pada kondisi ini terjadi keseimbangan utilitas pengguna
dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar jasa tersebut.
HUBUNGAN ATP DAN WTP
Dalam penentuan tarif yang mengacu pada aspek pengguna, parameter yang ditinjau
adalah ATP dan WTP. Menentukan nilai tarif berdasarkan ATP dan WTP memiliki
prinsip sebagai berikut:
o ATP merupakan fungsi dari kemampuan membayar, sehingga nilai tarif yang
diberlakukan tidak boleh melebih nilai ATP kelompok masyarakat sasaran. Intervensi
pemerintah dalam bentuk subsidi langsung atau silang dibutuhkan pada kondisi dimana
nilai tarif berlaku lebih besar dari ATP, hingga didapat nilai tarif yang sama besarnya
dengan nilai ATP.
o WTP merupakan fungsi dari tingkat pelayanan angkutan umum, sehingga bila nilai
WTP masih berada dibawah ATP maka masih dimungkinkan melakukan peningkatan
nilai tarif dengan perbaikan tingkat pelayanan angkutan umum.

4/6/2022 30
ILUSTRASI KELELUASAAN PENENTUAN TARIF
BERDASARKAN ATP – WTP
1. Tidak melebihi nilai ATP.
2. Berada di antara nilai ATP dan WTP, bila akan dilakukan
penyesuaian tingkat pelayanan.
3. Bila tarif yang diajukan berada di bawah perhitungan tarif,
namun berada di atas ATP maka selisih tersebut dapat
dianggap sebagai beban subsidi yang harus ditanggung
pemerintah (regulator).
4. Bila perhitungan tarif, pada suatu jenis kendaraan, berada
jauh di bawah ATP dan WTP, maka terdapat keleluasaan
dalam penyesuaian tarif yang baru, yang selanjutnya dapat
dijadikan peluang penerapan subsidi silang, pada jenis
kendaraan lain yang kondisi perhitungan tarif di atas ATP.

Add a footer 4/6/2022 31


TEKNIK SURVEI

PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 32


TEKNIK SURVEI
Ketika kita melakukan suatu penelitian, secara tradisional kita mengamati atau
menanyakan apa yang sebenarnya individu lakukan. Dalam data tersebut karena
perilaku individu yang sebenarnya diketahui, yang biasanya diasumsikan bahwa
informasi yang dapat dipercaya dan dapat diperoleh dari kuesioner retrospektif, data
ini disebut data preferensi terungkap (Revealed Preference, RP).
Di sisi lain, dalam suatu kuesioner atau wawancara survei kita bertanya, "Jika Anda
menghadapi situasi tertentu, apa yang akan Anda lakukan?" Dalam data ini karena
reaksi yang diberikan oleh responden bukan merupakan perilaku yang sebenarnya,
tetapi hanya pernyataan preferensi, data tersebut disebut data Stated Preference (SP).
(Morikawa dan Ben-Akiva, 1992).

PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 33


PERBEDAAN RP DAN SP
Data RP Data SP
Informasi • Hasilnya merupakan perilaku • Tanggapan merupakan situasi yang
Preferensi sebenarnya hipotesa
• Perilaku konsisten dalam pasar • Kemungkinan perilaku tidak konsisten
sebenarnya dalam pasar sebenarnya
• Hasilnya adalah pilihan • Hasilnya adalah pemeringkatan, penilaian
dan pilihan
Alternatif Hanya alternatif eksisting Alternatif eksisting dan tidak eksisting
Atribut • Mengukur kesalahan • Tidak mengukur kesalahan
• Tingkatan atribut yang terbatas • Tingkatan atribut dapat diperluas
• Kemungkinan adanya korelasi diantara • Korelasi diantara atribut dapat dikontrol
atribut
Set Pemilihan Tidak jelas Jelas
Jumlah Respon Satu respon per responden Satu atau lebih respon per reponden

PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 34


DEFINITION

RP data

SP data

35
CONTOH KUESIONER ATP

36
CONTOH PENELITIAN ABILITY TO PAY

PRESENTATION TITLE 37
SURVEI ATP WTP
Evaluation of Airport Train Fare Based on Willingness to Pay
of Users (Case Study Soekarno-Hatta International Airport)
DISAIN DAN METODE PENELITIAN
ANALISIS : ATP

• Menggunakan metode household budget.


𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙.𝑃𝑃𝑃𝑃.𝑃𝑃𝑃𝑃
𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟/𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇

ATPresp = ATP responden berdasarkan jenis pekerjaan (Rp/Resp/Trip)


Irs = Pendapatan responden per bulan (Rp/bulan)
Pp = Persentase pendapatan untuk transportasi per bulan dari Pendapatan responden
Pt = Persentase untuk angkutan ke bandara dari Pendapatan untuk transportasi
Trs = Total panjang perjalanan per bulan per trip (Trip/Resp/bulan)

• Perhitungan ATP berdasarkan kategori:


• jenis pekerjaan
• maksud perjalanan
• Jenis perjalanan
• Nilai ATP secara umum
(keseluruhan) = Rp. 137,214
• Berdasarkan jenis pekerjaan:
• ATP pelajar/mahasiswa = Rp. 119,464
• ATP karyawan swasta = Rp. 141,511
• ATP wiraswasta = Rp. 136,860
• ATP PNS = Rp. 155,238

• Berdasarkan maksud perjalanan


pengguna : Ability to Pay pelajar/mahasiswa Ability to Pay karyawan swasta
• ATP pengguna (bisnis) = Rp. 148,186
• ATP pengguna (non bisnis) = Rp. 127,450

• Berdasarkan jenis perjalanan:


• ATP pengguna (keberangkatan) = Rp.
129,694
• ATP pengguna (kedatangan) = Rp. 144,448

Ability to Pay wiraswasta/pengusaha Ability to Pay PNS


• Skenario ATP dengan pendekatan
Rp. 200,000
household budget dan WTP dengan
pendekatan Discrete Choice Model
• Nilai ATP > tariff eksisting
Rp. 150,000
• WTP > tariff eksisting, sehingga kenaikan ATP = Rp. 137,214
tariff harus diikuti dengan peningkatan
kinerja layanan misalnya headway dan
Rp. 100,000
waktu perjalanan yang dipersingkat, dan
WTP = Rp. 83,969
peningkatan fasilitas lainnya seperti wifi Existing fare = Rp. 70,000
dalam kereta, dsb.
Rp. 50,000
Analisis Ability to Pay (ATP) dan
Wilingness to Pay (WTP) Pengguna Kereta
Api Bandara
(Dwi Novi Wulansari)

4/6/2022 42
Rumusan Masalah
Berapakah nilai Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP)
Pengguna Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta berdasarkan perilaku
perjalanan dari sisi calon penumpang (user).

TUJUAN PENELITIAN
Melakukan kajian Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP)
Pengguna Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta berdasarkan perilaku
perjalanan dari sisi calon penumpang (user).

43
BATASAN PENELITIAN
1. Calon pengguna kereta api bandara (user) dari penelitian ini adalah pengguna moda transportasi menuju
Bandara Soekarno-Hatta, yaitu pengguna kendaraan pribadi (mobil), taksi dan bus Damri.
2. Pelaku perjalanan calon pengguna (user) merupakan penumpang keberangkatan dan kedatangan Bandara
Soekarno-Hatta.
3. Metode yang digunakan untuk mendapatkan nilai ATP dan WTP adalah analisis pemilihan diskrit (Discrete
Choice Analysis).
4. Model pemilihan yang digunakan adalah Model Logit Binomial, dimana pemilihan dua moda yang diamati
adalah :
a. Kereta api bandara dan Bus Damri
b. Kereta api bandara dan taksi
c. Kereta api bandara dan kendaraan pribadi (mobil)

5. Estimasi parameter model menggunakan analisa Multiple Linear Regression.


6. Data survey kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh menggunakan teknik Stated Preference
(SP). 44
PENENTUAN RENTANG NILAI ATP - WTP
• Rentang nilai ATP berada pada probabilitas 0,5 sampai dengan probabilitas maksimum pemilihan KA
Bandara.
• Nilai WTP berada pada probabilitas 0,5 dari pemilihan KA Bandara. Dimana pada probabilitas ini kemungkinan
untuk memilih KA Bandara adalah sama dengan moda eksisting.

ATP

WTP
SENSITIVITAS TERHADAP ATRIBUT TARIF
Rekapitulasi
Pemilihan Moda ATP (Prob. KA Bandara) WTP (Prob. KA
Bandara)

KA Bandara – Bus Damri Rp.55.246 – 69.391 (0,5 – 0,9) Rp. 69.391 (0,5)

KA Bandara - Taksi Rp. 39.021 – 72.381 (0,5 – 0,9) RP. 72.381 (0,5)

KA Bandara - Mobil Rp. 34.976 – 72.000 (0,5 – 0,9) Rp. 72.000 (0,5)

Dari grafik sensitivitas terhadap atribut tarif dapat diketahui bahwa:


1. Kemiringan garis probabilitas menunjukkan arah negatif (menurun). Hal ini menunjukkan setiap kenaikkan
tarif akan mengakibatkan penurunan probabilitas pemilihan KA Bandara.
2. Garis probabilitas antara KA Bandara-Bus Damri mempunyai kelandaian yang lebih kecil (tajam)
dibandingkan KA Bandara-Taksi dan KA Bandara-Mobil. Hal ini menunjukkan model pemilihan antara KA
Bandara-Bus Damri lebih sensitif terhadap perubahan tarif.
THANK YOU

51

Anda mungkin juga menyukai