Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

MATERI PEMBELAJARAN MATEMATIKA STATISKA

DI SUSUN OLEH
NAMA : NAYARA SABITA PUTRI REZAKY
KELAS : XII IPS 2

SMA NEGERI 12 KOTA TANGERANG SELATAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah “ STATISKA ” yang
telah di tugaskan.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Guru mata pelajaran Matematika yaitu yang telah memberikan
dedikasi mengarahkan kami dalam pelaksanaan makalah ini.
Penyusunan makalah ini telah diusahakan sesuai dengan aturan penulisan
laporan yang telah di tetapkan baik tentang sistematika maupun isi laporan.
Mengenai isi makalah telah diupayakan sesuai dengan tujuan acara
praktikum dengan didasarkan pada berbagai sumber referensi yang relevan.
Akhirnya penulis berharap semogamakalah ini bisa memberikan sedikit
manfaat bagi siswa – siswi yang lain.

Tangerang Selatan, 08 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………….......... i

DAFTAR ISI ….………………………………………………………………………………..………… ii

CARA MEMBUAT DISTRIBUSI FREKUENSI, HISTORIGRAM,

POLIGON, OGIVE…………………………………………………………………………………….. 3

MEAN……………………………………………………………………………………………………… 8

MODUS…………………………………………………………………………………………………… 12

MEDIAN………………………………………………………………………………………………….. 14

KUARTIL………………………………………………………………………………………………….. 18

DESIL………………………………………………………………………………………………………. 20

PERSENTIL……………………..……………………………………………………………………….. 22

CALIBRI…………………………………………………………………………………………………… 24

SIMPANGAN BAKU………………………………………………………………………………… 27

SIMPANGAN RATA RATA……………………………………………………………………….. 29

ii
A. CARA MEMBUAT DISTRIBUSI FREKUENSI,
HISTORIGRAM, POLIGON, OGIVE

1. DISTRIBUSI FREKUENSI
Distribusi frekuensi adalah sebuah daftar tabel, atau diagram yang
menunjukan frekuensi berbagai kejadian dalam suatu sampel. Setiap
baris dalam tabel menunjukkan frekuensi atau jumlah terjadinya
nilai dalam kelompok atau interval tersebut.
Dalam menyusun sebuah distribusi frekuensi dilakukan beberapa
langkah yaitu ;
^ Mengurutkan data
^ Menentukan range atau jangkauan data
^ Menentukan jumlah kelas
^ Menentukan panjang interval kelas
^ Menentukan tepi bawah dan tepi atas kelas
^ Menentukan frekuensi dari setiap kelas

Berikut contoh soal


 Buatlah tabel distribusi frekuensi data dibawah ini;
NILA
I
58 48 42 58 69 72 58 63 52
51 76 51 70 58 55 60 45 50
48 53 65 58 61 55 62 61 48

Pembahasan soal :
Cara membuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut
- Jangkauan = data terbesar – data terkecil = 76 – 42 = 34
- Banyak kelas k = 1 + 3,3 Log N = 1 + 3,3
log 34 = 1 + 3,3 . 1,53 = 6,05 = 6
- Panjang interval kelas = Jangkauan = 34 = 5,67 = 6
Banyak kelas 6
- Batas bawah kleas pertama = data terkecil = 42

Berdasarkan perhitungan diatas, kita peroleh tabel sebaran


frekuensi sebagai berikut:

Interval Nilai Frekuensi


42 – 47 2
48 – 53 8
54 – 59 7
60 – 65 6
66 – 70 2
71 – 76 2
3
2. HISTOGRAM
Histogram adalah tampilan grafis dari tabulasi frekuensi yang
digambarkan dengan grafis batangan sebagai manifestasi data
binning. Tiap tampilan batang menunjukkan proporsi frekuensi pada
masing - masing deret kategori yang berdampingan dengan interval
yang tidak tumpang tindih.
Dalam menyusun sebuah distribusi frekuensi dilakukan beberapa
langkah yaitu ;
^ Mengumpulkan data pengukuran
^ Menentukan besarnya range
^ Menentukan Banyaknya Kelas Interval
^ Menentukan lebar kelas interval, batas kelas, dan nilai tengah
Kelas
^ Menentukan frekuensi dari setiap kelas interval
^ Membuat grafik histogram

 Berikut Contoh Soal


Perhatikan gambar di bawah ini

Bentuk ogive negative dari histogram diatas adalah

Pembahasan soal ;
Untuk membuat ogive kita ubah data histogram menjadi
tabel frekuensi kumulatif lebih dari seperti di bawah ini.

FREKUENSI KUMULATIF
INTERVAL FREKUENSI LEBIH DARI
LEBIH DARI
36 - 40 8 60 35,5
41 - 45 10 60 - 8 = 52 40,5
46 - 50 14 52 - 10 = 42 45,5
51 - 55 12 42 - 14 = 28 50,5
56 - 60 9 28 - 12 = 16 55,5
61 - 65 7 16 - 9 = 7 60,5
JUMLAH 60
4
Maka bentuk ogive negative sebagai berikut ;

3. POLIGON
Polygon adalah geometri yang membentuk luasan, sehingga
geometri ini umumnya digunakan untuk merepresentasikan objek-
objek yang memiliki luasan seperti: badan air, desa, bangunan, persil
tanah, petak sawah dan lain sebagainya. Pada dasarnya
geometri polygon terdiiri dari titik-titik pembentuk polyline. Poligen
merupakan bangun datar yang terdiri dari garis lurus yang bergabung
untuk membentuk rantai tertutup atau sirkuit.
Dalam penyusunan Poligon inilah yang harus di perhatikan;
^ Tentukan titik tengah interval
^ Menggambar poligon frekuensi data kelompok

 Berikut Contoh Soal


Dari tabel distribusi frekuensi berikut, buatlah diagram
polygon frekuensi

,
5
Pembahasan Soal
Nilai tittik tengah ke – 1 = (45 – 49) = 94 = 47
2 2
Perhatikan titik sebelum titik tengah kelas pertama dan
sesudah titik tengah kelas terakhir harus berada di sumbu x

4. OGIVE
Ogive adalah grafik yang digambarkan berdasarkan data yang
sudah disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kumulatif.
Tabel distribusi frekuensi kumulatif ada dua yaitu frekuensi
kumulatif “ Kurang Dari” dan “Lebih Dari”.
Dalam penyusunan Poligon inilah yang harus di perhatikan;
^ Buatlah tabel distribusi frekuensi kumulatif
^ Buatlah Ogive Positif berdasarkan tabel distribusi frekuensi
kumulatif kurang dari
^ Buatlah Ogive Negatif berdasarkan tabel distribusi frekuensi
kumulatif lebih dari

 Berikut Contoh Soal


Dari tabel distribusi frekuensi tersebut, buatlah grafik berupa
ogive
6
Pembahasan Soal
1. Membuat Tabel Distribusi terlebih dahulu

2. Membuat Ogive Positif berdasarkan tabel distribusi frekuensi


kumulatif kurang dari

3. Membuat Ogive Negatif berdasarkan tabel distribusi


frekuensi kumulatif lebih dari
7
B. MEAN

Mean adalah salah satu ukuran gejala pusat. Mean dapat dikatakan
sebagai wakil kumpulan data. Menentukan mean dapat dilakukan
dengan cara menjumlahkan seluruh nilai data, kemudian membaginya
dengan banyaknya data. Ada tiga cara menghitung rata-rata data
berkelompok, yaitu dengan menggunakan titik tengah, menggunakan
simpangan rata-rata sementara dan menggunakan kode (coding).
Rumus ketiga cara penghitungan rata-rata data berkelompok tersebut
adalah sebagai berikut;

1. Menggunakan cara titik tengah ( cara biasa )

2. Menggunakan simpangan rata rata sementara

3. Menggunakan Pengkodean ( coding )


8

Keterangan ;
¯x¯ = rata-rata hitung data berkelompok
x¯sx¯s = rata-rata sementara
fifi = frekuensi data kelas ke-i
xixi = nilai tengah kelas ke-i
cici = kode kelas ke-i
pp = panjang interval

 Berikut Contoh Soal


Sebanyak 21 orang pekerja dijadikan sampel dan dihitung tinggi
badannya. Data tinggi badan dibuat dalam bentuk kelas-kelas
interval. Hasil pengukuran tinggi badan adalah sebagai berikut.

TINGGI BADAN FREKUENSI (Fi)


151 - 155 3
156 - 160 4
161 - 165 4
166 - 170 5
171 - 175 3
176 - 180 2

Hitunglah rata-rata tinggi badan pekerja dengan menggunakan


titik tengah, simpangan rata-rata sementara dan cara koding!

Pembahasan Soal

1. Menggunakan cara biasa

TITIK TENGAH FREKUENSI


TINGGI BADAN
(Xi) (Fi) Fi . Xi
151 - 155 153 3 459
156 - 160 158 4 632
161 - 165 163 4 652
166 - 170 168 5 840
171 - 175 173 3 519
176 - 180 178 2 356
JUMLAH 21 3458

Dari tabel di atas diperoleh


9

Dengan begitu dapat kita hitung rata-rata data berkelompok


sebagai berikut.

2. Menggunakan cara simpangan


Sebelum menghitung rata-rata data berkelompok menggunakan
simpangan rata-rata sementara, kita terlebih dahulu menetapkan rata-
rata sementaranya. Misalkan rata-rata sementara yang kita tetapkan
adalah 160. Selanjutnya kita bisa membuat tabel penghitungan sebagai
berikut.

TITIK TENGAH FREKUENSI


TINGGI BADAN Fi . Di
(Xi) (Fi) 160 - xi
151 - 155 153 3 -7 -21
156 - 160 158 4 -2 -8
161 - 165 163 4 3 12
166 - 170 168 5 8 40
171 - 175 173 3 13 39
176 - 180 178 2 18 36
JUMLAH 21 98

Dari tabel diatas di peroleh

Hasil rata-rata hitung menggunakan simpangan rata-rata


adalah
3.

Menggunakan cara koding


Sama dengan menggunakan simpangan rata-rata sementara, sebelum
menghitung rata-rata dengan cara coding, kita juga harus menetapkan
rata-rata sementara. Namun rata-rata sementara yang kita tetapkan
harus sama dengan salah satu nilai tengah salah satu kelas interval.
10

Misalkan kita menetapkan rata-rata sementara adalah nilai tengah


kelas keempat, yaitu 168. Dengan begitu kita bisa membuat tabel dan
pengkodean seperti di bawah ini.

TITIK TENGAH FREKUENSI


TINGGI BADAN Fi . Ci
(Xi) (Fi) coding
151 - 155 153 3 -3 -9
156 - 160 158 4 -2 -8
161 - 165 163 4 -1 -4
166 - 170 168 5 0 0
171 - 175 173 3 1 3
176 - 180 178 2 2 4
JUMLAH 21 -14

Pengkodean dimulai dari angka 0 untuk kelas interval dimana rata-


rata sementara ditetapkan. Kemudian dengan kelas sebelumnya
berturut-turut menjadi angka negatif (-1, -2, -3 dan seterusnya)
menjauhi kelas rata-rata sementara. Berikutnya dengan kelas
sesudahnya berturut-turut pengkodeannya menjadi angka positif
(1,2 3 dan seterusnya) menjauhi kelas rata-rata sementara tersebut.

Dari tabel di atas diperoleh

Hasil rata-rata hitung menggunakan coding adalah sebagai berikut.

Dari ketiga cara mencari rata-rata data berkelompok di atas,


metode menggunakan titik tengah atau cara biasa merupakan
metode yang paling banyak digunakan karena proses
penghitungannya sangat mudah. Oleh karena itu untuk
penghitungan-penghitungan selanjutnya sangat disarankan untuk
menggunakan tersebut.
11
C. MODUS

Modus adalah nilai yang paling sering muncul. Dalam data kelompok yang
telah disajikan frekuensinya, modus suatu nilai yang memiliki frekuensi
paling besar.

Modus terbagi atas dua bentuk yaitu ,yaitu modus data tunggal dan modus
data kelompok. Pada saat anda ingin mencari nilai dari modus yang terdapat
pada data tunggal bisa di bilang cukup mudah untuk data pada umumnya,
namun sedangkan apabila anda mencari sebuah nilai pada modus data
kelompok bisa dibilang tidak begitu mudah seperti pada saat pencarian data
pada modus data tunggal, oleh karena itu kita perlu menggunakan sebuah
rumus tertentu untuk menemukannya.

1. Modus Data Tunggal


Data tunggal adlah suatu data mentah yang masih acak. Pada
umumnya data ini sudah bisa langsung digunakan jika hanya
menunjukkan jumlah data maksimal 30 buah. Data tunggal ini dalam
tingkat lanjutan akan diolah dalam bentuk tabel dan dalam bentuk
diagram statistika agar memudahkan membacanya.

^ Contoh soal

a. Hitunglah modus dari tinggi badan pada siswa kelas 11 yaitu: 142
145 143 148 144 142 146 148 147 146 145

Pembahasan soal

Dalam data di atas menybutkan bahwa nilai 142 muncul sebanyak 2


kali, 143 = 1, 144 = 1, 145 = 2, 146 = 2, 147 = 1, dan 148 = 2

Modus dari data di atas yaitu 142, 14, 146, dan 148.

b. Tentukan nilai modus dari data nilai matematika dari siswa kelas 9
adalah: 10, 9, 8, 7, 8, 9, 8, 6, 6, 7, 9, 8, 7, 9, 10, 9, 8, 7, 7, 6, 7, 8, 9,
10, 9, 8, 6, 7, 9, 10

Untuk data yang lebih dari 10 akan lebih mudah untuk diurutkan
terlebih dahulu. Dengan demikian anda akan bisa menentukan nilai
median sekaligus nilai modusnya. Walaupun seperti itu, anda hanya
perlu menghitung modus dahulu kali ini.

^ Pembahasan Soal
Data diurutkan menjadi:

6, 6, 6, 6, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 9, 9, 9, 9, 9, 9, 9, 9,
10,
10, 10, 10
12
Dari data yang telah diurutkan kita bisa lihat bahwa nialai yang sering
muncul adalah angka = 9. Artinya, berdasarkan dari nilai yang ada, bahwa
siswa kelas VI dengan nilai 9 lah yang paling banyak ditemukan.

2. Modus Data Kelompok


Dalam modus data kelompok di sini masih mudah untuk anda ketahui. Data
kelompok masih dalam data kelompok yang sederhana.

^ Contoh Soal
Perhatikan data kelompok pada tabel di bawah!

BERAT BADAN FREKUENSI


41 - 50 7
51 - 60 8
61 - 70 15
71 - 80 12
81 - 90 5
91 - 100 3

Modus dari data pada tabel tersebut adalah


^ Pembahasan soal

Berdasarkan keterangan yang diberikan pada soal dapat diperoleh informasi


bahwa kelas modus berada pada kelas 61–70.

 Frekuensi kelas modus: 15


 Batas bawah kelas modus: Tb = 61 – 0,5 = 60,5
 Selisih frekuensi kelas modus dengan sebelum kelas modus: d1 = 15 – 8 = 7
 Selisih frekuensi kelas modus dengan setelah kelas modus: d2 = 15 – 12 = 3
 Panjang kelas: ℓ = 50,5 – 40,5 = 60,5 – 50,5 = … = 10

Menghitung nilai modus:

modus dari data pada tabel tersebut adalah 67,5 kg.


13

D. MEDIAN

Median atau nilai tengah adalah pemusatan data yang membagi suatu
data menjadi setengah (50%) data terkecil dan terbesarnya.

Median adalah bilangan sentral dari suatu kumpulan dalam ukuran


pemusatan data. Dimana, atur titik data dari yang terkecil hingga
terbesar dan temukan nomor pusatnya. Maka, itulah mediannya. Akan
tetapi jika ada 2 angka di tengah, median adalah rata-rata dari 2 angka
tersebut.

 Cara Mencari Median


Data yang dicari mediannya itu ada 2 jenis yaitu median data tunggal
dan median data interval

1. Median data tunggal


Data tunggal adalah data satuan .Data tunggal terbagi menjadi 2 ,
data tunggal ganjil dan data tunggal genap

 Data tunggal ganjil


Untuk data berjumlah ganjil kita bisa lihat langsung datanya
dan ambil angka tengahnya

Jika ada bilangan ganjil, nilai mediannya merupakan bilangan yang ada
di tengah, dengan jumlah bilangan yang sama di bawah dan di atasnya.

^ Langkah – langkah menentukan median nilai ganjil:

1. Urutkan kelompok data data dari nilai terkecil nilai terbesar atau
sebaliknya.
2. Tentukan nilai tengahnya.
3. Jumlah data di sisi kiri dan dan kanan harus sama sehingga terdapat
satu angka tepat di tengahnya yang menjadi median kelompok data.
4. Rumus mencari median untuk data tunggal adalah sebagai berikut
14
X : data ke –

^ Contoh Soal:
Hitung median dari data berikut ini: 9,1,3,7,5

^ Pembahasan:
urutkan data dari terkecil sampai terbesar
1,3,5,7,9
data ke-1 : 1
data ke-2: 3
data ke-3: 5
data ke-4: 7
data ke-5: 9
kedua hitung banyak data (n)
n=5

ketiga masukkan dalan rumus

Me = X (n+1) / 2
Me = X ( 5+1) / 2
Me = X (6)/ 2
Me = X₃

data ke tiga adalah 5, maka mediannya adalah 5

 Median Data Berinterval / Data Berkelompok


Data berkelompok adalah data yang biasanya disajikan dalam
bentuk tabel frekuensi dan data tersebut sudah disusun atau
dikelompokan dalam kelas-kelas interval
secara matematis .

Median data berinterval dirumuskan sebagai berikut:


15
Keterangan ;
Tb = Tepi bawah kelas median – p
p = 0,5
n = jumlah frekuensi
f kum = jumlah frekuensi sebelum kelas median
fm = frekuensi sebelum kelas median
Jika nilai dinyatakan dalam bilangan bulat dan p= 0,05 jika nilai
dinyatakan dalam bilangan desimal 1 angka di belakang koma.

^ Contoh Soal
Sebuah pendataan dilakukan oleh sekelompok peneliti untuk
mengetahui tinggi badan siswa kelas 1. Hitunglah mean dari data
kelompok tinggi badan siswa kelas 1 SDN Bahagia Selalu jika
diperoleh data seperti berikut ini :

INTERVAL FREKUENSI
100 - 110 12
120 - 130 18
140 - 150 10

^ Pembahasan Soal
Pertama, kita jumlahkan semua frekuensi yang ada
jumlah frekuensi = 12 + 18 + 10 = 40

Kedua, tentukan kelas median :


kelas median adalah data yang mengandung ke-n/2
maka kelas media = 40/2= 2

Kelas median ditunjukkan oleh data ke- 20 dimana itu terletak di


kelompok ke-2 pada frekuensi ke 2 yang berjumlah frekuensi
adalah 30.
kelompok : ke-2

interval : 120-130
pada f sebelum f kelas median = 12
frekuensi sebelum kelas median (fkum)
fkum = 12
sementara frekuensi dimana kelas median berada di fm
fm= 18
jarak interval l = 10
16
Oleh karena datanya dinyatakan dalam bilangan bulat, maka tepi
bawah kelas mediannya adalah sebagai berikut.
nilai bawah dari kelompok ke-3
interval 120 – 130
adalah 120
Tb = 120- p
karena bilangan bulat maka p= 0,5
Tb = 120 – 0,5 = 119,5

Dengan demikian, mediannya dirumuskan sebagai berikut.


Me = Tb+ [ ½ n- fkum] l / fm

Me = 119,5 + [ ½ 20- 12 ]. 10 / 10

= 119,5 + [10 – 12 ,] 10 / 10
= 119,5 + (-2).10 / 10
= 119,5 – 20 / 10
= 119,5 – 2
= 117,5
Jadi, median dari data tersebut adalah 117,5
17
E. KUARTIL
Kuartil (K) adalah nilai-nilai yang membagi serangkaian data atau
suatu distribusi frekuensi menjadi empat (4) bagian yang sama. Ada
tiga Kuartil yaitu kuartil pertama (K1), kuartil kedua (K2), dan kuartil
ketiga (K3).

 Kuartil Data Tunggal


Untuk mencari Kuartil Data Tunggal (data yang tidak berkelompok),
pertama-tama kita perlu mengetahui rumus untuk mencari posisi
Kuartilnya yaitu Kuartil 1 (Q1), Kuartil 2 (Q2) dan Kuartil 3 (Q3).
Berikut ini adalah rumus untuk mencari posisi Kuartil tersebut.

Rumus Kuartil Data Tunggal

Kuartil Bawah Q1 = ¼ (n+1)


Kuartil Tengah Q2 = ½ (n+1)
Kuartil Atas Q3 = ¾ (n+1)

^ Contoh Soal
Jika ada data berjumlah 123, tentukanlah letak kuartilnya!

^ Pembahsan soal
Karena jumlah data ganjil dan jika n + 1 dapat dibagi habis dengan 4, maka
rumus yang digunakan dan cara menjawabnya sebagai berikut.
18

 Kuartil data kelompok

Pengertian data kelompok adalah data yang sudah disusun


dalam kelas interval tertentu. Data kelompok memiliki jumlah
data yang lebih banyak dari data tunggal dan disajikan dalam
tabel frekuensi. Kuartil pertama atau kuartil bawah disebut juga
sebagai Q1 adalah nilai tengah antara nilai terkecil. Kuartil
kedua atau Q₂ adalah median. Sedangkan kuartil ketiga atau
kuartil atas disebut sebagai Q3 adalah nilai tengah antara
median atau Q₂ dengan nilai terbesar.

Rumus kuartil data kelompok

Keterangan ;
i = kuartil ke-i
bbQi = batas bawah kelas kuartil ke i
n = banyaknya data
fkjs = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil ke-i
fQi = frekuensi kelas kuartil ke-i
p = panjang kelas

^ Contoh Soal
Dari data berjumlah 150, tentukanlah letak kuartilnya!

^ Pembahasan Soal
Karena jumlah data genap dan tidak bisa dibagi habis
dengan 4, maka rumus yang digunakan dan cara
menentukan kuartil data kelompok sebagai berikut
19

F. DESIL

Dalam statistik, desil adalah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh
distribusi frekuensi dari data yang diselidiki ke dalam 10 bagian yang sama
besar, yakni sebesar 1/10 N. Terdapat 9 buah titik desil. Berikut 2 cara
mementukan desil

 Desil Data Tunggal

Rumus desil data tunggal:

Ds = 1 x ((n+1) : 10) atau 2 x ((n+1) : 10) atau 3 x ((n+1) : 10) ... 10 x


((n+1) : 10)

^ Contoh Soal

Diketahui data: 9,10, 11, 6, 8, 7, 7, 8, 9, 10, 11.


Tentukanlah desil ke-2!

^ Pembahsan Soal

Data di urutkan: 4, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 9, 10, 11.

Letak desil ke-2 diurutan data ke-2(10+1)/10 = 22/10 = 2,2

D2 terletak pada urutan ke-2,2 sehingga

D2 = X2 + 0,2 (X3-X2)

D2 = 5 + 0,2 (5-5)

=5+0

=5

 Desil Data Kelompok

Rumus desil data kelompok:

Dsi = L + ((i/10N – Cf) x I) : fd

Keterangan:

D = Desil
L = Titik bawah
N = Banyak data
I = Desil 1, 2, 3 … 10
Cf = Frekuensi komulatif – sebelum kelas
Fd = Frekuensi kelas desil
I = Panjang kelas
20
^ Contoh Soal
INTERVAL FREKUENSI Tentukan desil
7 dari 87 - 108 2 data tabel
berikut! 109 - 130 6
131 - 152 10
153 - 174 4
175 - 196 3
JUMLAH 25

^ Pembahasan Soal

Ds 7 (desil 7)

N = 25

7/10N = 7/10 x 25 = 17,5

L = 131 – 0,5 = 130,5

Cf = 2 + 6 = 8

Fd = 10

I = 22

Ds 7 = L + ((7/10N – Cf) x I) : fd

= 130,5 + ((17,5 – 8) x 22) : 10

= 130,5 + (9,5 x 22) : 10

= 130,5 + 209 : 10

= 130,5 + 20,9

= 151,4
21

G. PERSENTIL

Dalam statistik, persentil adalah titik atau skor atau nilai yang membagi
seluruh distribusi frekuensi dari data yang diselidiki ke dalam 100 bagian
yang sama besar.

Titik itu adalah P1, P2, P3, P4, P5, P6, … P99. Nah, 99 titik persentil ini
membagi data ke dalam seratus bagian yang sama besar, yakni sebesar 1/
100N atau 1%. Berikut 2 cara mementukan persentil

 Persentil Data Tunggal

Rumus Persentil Data Tunggal

Ps = 1 x ((n+1) : 100) atau 2 x ((n+1) : 100) atau 3 x ((n+1) :


100) ... 99 x ((n+1) : 100)

^ Contoh Soal

Tentukan letak P20 dan nilainya dari data: 35, 40, 70, 80, 91,
50, 61, 25, 95!

^ Pembahasan Soal

Data diurutkan dari data terkecil hingga terbesar: 15, 35, 40, 50,
61, 70, 80, 91, Letak persentil 20 (P20) adalah + _____ = 2.

Jadi, persentil ke-20 terletak pada data ke-2, yaitu 35.

 Persentil Data Kelompok

Rumus Persentil Data Kelompok

Psi = L + ((i/100N – Cf) x I) : fd

Keterangan :
D = Presentil
L = Titik bawah
N = Banyak data
I = Persentil 1, 2, 3 … 100
Cf = Frekuensi komulatif – sebelum kelas
Fd = Frekuensi kelas presentil
I = Panjang kelas
22

INTERVAL FREKUENSI
^ Contoh Soal
87 - 108 2
109 - 130 6
Tentukan presentil 94 dari
131 - 152 10
data tabel berikut!
153 - 174 4
175 - 196 3
JUMLAH 25

^ Pembahasan Soal

Ps 94

N = 25

94/100N = 94/100 x 25 = 23,5

L = 175 – 0,5 = 174,5

Cf = 2 + 6 + 8 + 10 + 4 = 22

Fps = 3

I = 22

Ps94 = L + ((94/100N – Cf) x I) : fd

= 174,5 + ((23,5 – 22) x 22) : 3

= 174,5 + (1,5 x 22) : 3

= 174,5 + 33 : 3

= 174,5 + 11

= 185,5
23

H. RAGAM

Ragam adalah nilai statistik yang sering kali dipakai dalam menentukan
kedekatan sebaran data yang ada di dalam sampel dan seberapa dekat titik
data individu dengan mean atau rata-rata nilai dari sampel itu sendiri.

Ragam biasanya diajarkan pada ilmu statistik untuk mengukur tingkat


kesamaan atau kedekatan dalam suatu kelompok.

 Rumus Ragam Data Tunggal

Keterangan :
S2 = Ragam
Xi = nilai x ke – 1
_
X = nilai rata rata
N = jumlah data

^ Contoh Soal

Di suatu kelas terdiri dari 10 orang yang memiliki tinggi 152,


165, 173, 159, 164, 154, 174, 156, 168, dan 163.

^ Pembahasan

1. Menghitung nilai rata-rata dari nilai data yang ada. Nilai


rata-rata sama dengan jumlah dari setiap nilai yang ada
dalam kumpulan data dibagi dengan jumlah data tersebut.
24

2. Menghitung penyimpangan setiap data dari rata-ratanya.


Yaitu dengan cara mengurangi nilai dari nilai rata-rata.

3. Terakhir, simpangan setiap nilai data kita kuadratkan lalu


kita bagi dengan nilai rata-rata data. Nilai yang dihasilkan
disebut ragam.

Jadi, nilai ragam data tersebut adalah 54,7

 Rumus Data Kelompok

Keterangan :
S2 = Ragam
Fi = Frekuensi Kelompok
Xi = nilai x ke – 1
_
X = nilai rata rata
N = jumlah data

^ Contoh Soal

Tentukan ragam dari tabel berikut:

NILAI FREKUENSI
63 - 67 3
68 - 72 2
73 - 77 7
78 - 82 3
83 - 87 4
88 - 92 1
TOTAL 20

25

^ Pembahasan Soal

1. Tentukan nilai tengah dari setiap kelompok yang ada.


Selanjutnya hitung jumlah nilai kelompok dengan cara
nilai tengah dikalikan frekuensi.

2. Hitung nilai rata-rata dengan cara jumlah nilai


kelompok dibagi dengan total data tersebut.

3. Hitung simpangan setiap kelompok dengan cara


mengkalikan frekuensi dengan kuadrat nilai tengah
yang dikurang rata-rata data

4. Jumlah simpangan setiap kelompok dibagi dengan total


data disebut ragam.
26

I. SIMPANGAN BAKU

Dalam statistika dan probabilitas, simpangan baku atau deviasi


standar adalah ukuran sebaran statistik yang paling lazim. Singkatnya, ia
mengukur bagaimana nilai-nilai data tersebar. Bisa juga didefinisikan
sebagai, rata-rata jarak penyimpangan titik-titik data diukur dari nilai rata-
rata data tersebut.
Simpangan baku didefinisikan sebagai akar kuadrat varians. Simpangan
baku merupakan bilangan tak-negatif, dan memiliki satuan yang sama
dengan data. Misalnya jika suatu data diukur dalam satuan meter, maka
simpangan baku juga diukur dalam meter pula. Berikut ada 2 macam
Simpangan Baku

1. Simpangan Baku Populasi


Simpangan baku untuk populasi disimbolkan dengan σ (sigma) dan
didefinisikan dengan rumus:

2. Simpangan Baku Sampel

dimana adalah nilai data dari sampel dan adalah rata-rata dari sampel.

^ Contoh Soal
Seorang Pelajar telah mengikuti ulangan Matematika sebanyak 10 kali
dan dia mendapatkan nilai dari kesepuluh ulangan tersebut antara lain
nilai 91, 79, 80, 86, 75, 90, 88, 93, 100 dan 87. Berapakah Simpangan
Baku dari Nilai Ulangan Matematika seorang Pelajar tersebut ?

^ Pembahasan Soal
Nilai Rata – Rata = (91 + 79 + 80 + 86 + 75 + 90 + 88 + 93 + 100 +
87) / 10 = 859 / 10 = 85.9
27

Xi X - Xi ( X - Xi)2
91 5,1 26,01
79 -6,9 47,61
86 0,1 0,01
880 -5,9 34,81
75 -10,9 118,81
100 14,1 198,81
87 1,1 1,21
83 -2,9 8,41
90 4,1 16,81
88 2,1 4,41
85,9 456,9
28

J . SIMPANGAN RATA RATA

Simpangan rata-rata (mean deviation) merupakan nilai rata-rata dari harga


mutlak simpangan-simpangannya.
Nilai simpangan rata-rata adalah jumlah semua nilai mutlak simpangan
dibagi dengan banyaknya data. Simpangan rata-rata dibagi menjadi dua
yaitu simpangan rata-rata data tunggal dan data berkelompok.

1, Simpangan Rata – Rata Data Tunggal

^ Contoh Soal

Tentukan simpangan rata-rata dari data 21, 23, 9, 17, 14, 12 dengan mean
data 16!

^ Pembahasan Soal

Jadi simpangan rata-rata dari 21, 23, 9, 17, 14, 12 adalah 4,33.
29

Anda mungkin juga menyukai