Pajak Dan Subsidi Fungsi Linear
Pajak Dan Subsidi Fungsi Linear
Disusun Oleh:
Fakultas D3 Ekonomi
Tahun Ajaran 2014/2015
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
i
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PAJAK DAN SUBSIDI .......................................................... 2
A.1. Konsep Pajak ............................................................................... 2
A.2. Konsep Subsidi ............................................................................ 3
B. KONSEP PAJAK DAN SUBSIDI SECARA MATEMATIS 3
B.1. Konsep Pajak Secara Matematis ................................................. 3
B.2. Konsep Subsidi Secara Matematis .............................................. 8
C. Aplikasi Pajak dan Subsidi ................................................................. 11
C.1 Aplikasi pajak .............................................................................. 11
C.2 Aplikasi Subsidi ........................................................................... 15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN .................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pajak merupakan iuran wajib yang harus dibayar oleh wajib pajak
(baik orang atau badan hukum) kepada pemerintah tanpa adanya balas
jasa (kontraprestasi) secara langsung. Pajak yang dipungut (ditarik) oleh
pemerintah tersebut dapat bersifat pajak langsung dan tidak langsung.
Pajak langsung artinya bahwa pajak tersebut ditarik secara langsung dari
wajib pajak yaitu antara lain adalah pajak, penghasilan, pajak perseroan,
dan pajak kekayaan. Sedangkan pajak tidak langsung merupakan pajak
yang ditarik dari wajib pajak secara tidak langsung seperti pajak
penjualan, pajak tontonan,pajak penambahan nilai dan sebagainya.
System perpajakan yang dikenakan pemerintah terhadap suatu barang
dibedakan menjadi dua macam, yaitu pajak tetap (lump-sum tax) dan
pajak proporsional (proportional tax).
2
yang sejajar, sedangkan suatu barang yang terkena pajak proporsional
(proportional tax) akan mengakibatkan berputarnya kurva penawaran ke
kiri atas.
tY
+
T0
=
T
tY
=
T2 T1 = T 0 T = T0 + t Y
T0
T 0 : pajak otonom (autonomous tax)
0 Y t : proporsi pajak terhadap pendapatan
4
Pajak per Unit
Qs’ : P = f(Q) + t
P1
P3
P0
E1
} t
E
Qs : P = f(Q)
P2
Q
0 Q2 Q1 Q0
5
sebagian oleh konsumen dan sebagian lagi oleh produsen
(penjual). Besarnya beban pajak yang ditanggung oleh konsumen
(tk) untuk setiap unit barang yang dibeli adalah sebesar selisih
antara harga keseimbangan setelah pajak (P1) dengan harga
keseimbangan sebelum pajak (P0). Sedangkan besarnya pajak
yang ditanggng oleh produsen atau penjual (tp) untuk setiap unit
barang adalah sebesar selisih antara besarnya pajak yang
dikenakan per unit (t) dengan bagian pajak yang ditanggung oleh
konsumen (tk). Adapun pajak yang diterima oleh pemerintah (tg)
adalah sebesar jumlah barang yang terjual dikalikan dengan
besarnya pajak per unit barang yang bersangkutan.
Jadi untuk setiap unitnya, maka:
Pajak yang ditanggung konsumen (tk) = (P1 – P0)
Pajak yang ditanggung produsen (tp) =(t–tk) atau (tp) = t–(P1–P0)
Pajak yang diterima pemerintah (tg) = (t . Q1)
Dimana:
tk = pajak yang ditanggung oleh konsumen
tp = pajak yang ditanggung oleh produsen
tg = pajak yang diterima pemerintah
t = besarnya pajak per unit
P1 = harga keseimbangan setelah pajak
P0 = harga keseimbangan sebelum pajak
Q1 = kuantitas/jumlah keseimbangan setelah pajak
Sedangkan jumlah pjak yang ditanggung oleh konsumen ataupun
produsen adalah besarnya pajak per unit yang ditanggung oleh
konsumen atau produsen dikalikan dengan kuantitas
keseimbangan setelah pajak. Sehingga:
Jumlah pajak yang ditanggung konsumen adalah : tk = tk/u x Q1
Jumlah pajak yang ditanggung produsen adalah : tp = tp/u x Q1
Qs: P = f(Q)
r%
P1 E’
P0 E
Qd: P = f(Q)
Q
0 Q1 Q0 10 7
B.2. Konsep Subsidi Secara Matematis
Ps = P - s
Ps = (aQ + b) – s Ps = aQ + (b - s)
8
Ps: harga penawaran produsen sesudah ada subsidi
P: harga penawaran sebelum subsidi
s: besarnya subsidi per unit barang
Q
Q Qs
Gambar keseimbangan pasar sesudah subsidi
9
Sprod = {s – (P – Ps)Qs}
Subsidi produsen juga dapat dihitung dari selisih harga dari fungsi
penawaran pada jumlah keseimbangan barang sesudah subsidi
(Ps.Qs) dengan harga keseimbangan sebelum subsidi, dikalikan
dengan jumlah keseimbangan barang yang baru, sehingga
menjadi:
Disamping itu dapat pula dihitung dari selisih subsidi yang dibayar
pemerintah dengan yang telah dinikmati konsumen, yaitu:
Subsidi Proporsional
Ps = P - Sp
Ps = (1 - s)P Ps = (1 - s) (aQ + b)
11
P = 1/2Q + 4. Pajak penjualan atas barang tersebut adalah
Rp 3,- per unit. Ditanyakan :
12
d. besarnya pajak yang diterima pemerintah (tg)
tg= t. Q1= 3x2=6 pajak yang diterima pemerintah
e. gambar grafiknya adalah
P
Qs’: P = / Q +
10
E’ , ) Qs: P = 1/2Q + 4
8
6 E (4,6)
Qd: -Q + 10
Q
-14 -8 0 10
Jawab
D: P = 8 - 1/2x
8 – 1/2x = 2 + 2x
S: P = 2 + 2x 5/2x = 6
x = 2,4 maka P = 6,8
13
Jadi, titik keseimbangan pasar sebelum pajak adalah E
(2,4;6,8)
D: P = 8 - 1/2x
8 - 1/2x = 2,4 + 2,4x
S1: P = (2 + 2x)6/5 = 2,4 + 2,4x 2,9x = 5,6
x = 1,93 dan P = 7,03
Jadi titik keseimbangan pasar sesudah pajak adalah pada E
(1,93;7,03)
E1 S
P E
D
2
Q
-1 0 16 14
C.2 Aplikasi Subsidi
Diketahui fungsi penawaran Q = 4P dan fungsi permintaan
barang yang sama Q = -2P + 300, pemerintah memberikan
subsidi sebesar Rp 37,50. Tentukan harga dan jumlah
keseimbangan pasar yang baru, subsidi yang akan dinikmati
konsumen dan produsen serta subsidi yang harus diberikan
oleh pemerintah.
Jawab:
- Fungsi penawaran sebelum subsidi: Q = 4P
Menjadi: P = 0,25Q
- Fungsi penawaran sesudah subsidi: P = 0,25Q – 37,5
- Fungsi permintaan: Q = -2P + 300
Menjadi: P = -0,5Q + 150
- Keseimbangan baru menjadi:
PD = -0,50Q + 150
Ps = 0,25Q – 37,5
0 = -0,75Q + 187,5 Q = 250
P = 0,25Q – 37,5
= 0,25(250) – 37,5 P = 25
Jadi keseimbangan baru barang ‘X’ tercapai pada harga Rp 25,-
per unit dan jumlah barang sebanyak 250 unit, atau (250,25).
Apabila hasil keseimbangan pasar sebelum dan sesudah
subsidi tersebut di atas digambarkan akan Nampak seperti
gambar.
P
150
50 S1
25 D
Q
0 200 250 300
-37,5
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pajak merupakan iuran wajib yang harus dibayar oleh wajib pajak (baik
orang atau badan hukum) kepada pemerintah tanpa adanya balas jasa
(kontraprestasi) secara langsung. System perpajakan yang dikenakan
pemerintah terhadap suatu barang dibedakan menjadi dua macam,
yaitu pajak tetap (lump-sum tax) dan pajak proporsional (proportional
tax).
18
DAFTAR PUSTAKA
https://setyonugroho09.wordpress.com/category/matematika-bisnis-materi-
kuliah/ Tanggal 10 Oktober 2014, Pukul 12.41.
19